Outdoor PHBS

15
LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DAN PENYULUHAN KESEHATAN MENGENAI PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI PUSKESMAS LAMPULO BANDA ACEH 1. Latar Belakang Program perilaku hidup bersih sehat (PHBS) adalah upaya memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi, dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap serta perilaku hidup bersih sehat, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian masyarakat diharapkan dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri melalui penerapan hidup sehat dengan menjaga serta meningkatkan status kesehatannya. Salah satu tatanan PHBS adalah di lingkungan sekolah, dimana sekolah merupakan tempat kedua bagi anak berinteraksi setelah keluarga. Sementara itu populasi anak dalam suatu komunitas sangat besar antara 40%-50%. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009, Indonesia memiliki sekitar 79,4 juta anak usia 8- 18 tahun. Namun upaya menjaga kesehatan mereka masih menjadi tantangan bagi semua pihak, sehingga promosi kesehatan terkait PHBS di institusi pendidikan merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai

description

Family Medicine

Transcript of Outdoor PHBS

LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DAN PENYULUHAN KESEHATAN MENGENAI PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI PUSKESMAS LAMPULO BANDA ACEH

1. Latar BelakangProgram perilaku hidup bersih sehat (PHBS) adalah upaya memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi, dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap serta perilaku hidup bersih sehat, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian masyarakat diharapkan dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri melalui penerapan hidup sehat dengan menjaga serta meningkatkan status kesehatannya.Salah satu tatanan PHBS adalah di lingkungan sekolah, dimana sekolah merupakan tempat kedua bagi anak berinteraksi setelah keluarga. Sementara itu populasi anak dalam suatu komunitas sangat besar antara 40%-50%. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009, Indonesia memiliki sekitar 79,4 juta anak usia 8-18 tahun. Namun upaya menjaga kesehatan mereka masih menjadi tantangan bagi semua pihak, sehingga promosi kesehatan terkait PHBS di institusi pendidikan merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit. Institusi pendidikan dianggap sebagai tempat yang strategis sebagai tempat untuk mempromosikan kesehatan sekolah karena munculnya berbagai penyakit yang menyerang anak usia sekolah umumnya berkaitan dengan rendahnya PHBS yang dapat menyebabkan angka kejadian penyakit semakin meningkat dari tahun ke tahun sehingga menjadi kejadian luar biasa (KLB).PHBS di sekolah meliputi 8 indikator yang keseluruhan akan mempengaruhi status kesehatan anak sekolah. Salah satu indikator PHBS yang tidak bisa dipisahkan dari aktivitas anak sekolah setiap hari adalah perilaku membuang sampah pada tempatnya. Konsumsi makanan oleh anak di sekolah akan menyisakan limbah berupa sampah yang apabila tidak dikelola dengan baik dapat mencemari lingkungan bahkan memunculkan vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, kecoa, serta tikus yang menimbulkan berbagai macam penyakit antara lain diare, kecacingan, DBD, dan lain sebagainya. Badan kesehatan dunia atau WHO menyatakan setiap tahun 100.000 anak meninggal dunia akibat diare dan data dari Departemen Kesehatan tahun 2005 menyatakan prevalensi kecacingan pada anak sekolah mencapai 40%-60% kasus.

2. Tempat: Aula SD Negeri 65 LampuloWaktu: Selasa, 17 Maret 2015Peserta: Siswa-siswi di SD Negeri 65 Lampulo

3. Metode penyuluhanDilakukan penyuluhan kepada siswa-siswi di SD Negeri 65 Lampulo. Terlebih dahulu disampaikan secara ringkas tentang PHBS, kemudian tanya jawab dengan peserta penyuluhan.

4. Penjelasan masalah kesehatanPengertian PHBS di SekolahPHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) di sekolah adalah upaya untuk memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya , serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.Tujuan PHBS di SekolahPerilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah mempunyai tujuan yakni:Tujuan Umum:Memperdayakan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau, dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.

Tujuan Khusus:a. Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah.b. Meningkatkan peran serta aktif setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah ber PHBS di sekolah.c. Memandirikan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah ber PHBS.Manfaat PHBS di SekolahManfaat bagi siswa:a. Meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakitb. Meningkatkan semangat belajarc. Meningkatkan produktivitas belajard. Menurunkan angka absensi karena sakitManfaat bagi warga sekolah:a. Meningkatnya semangat belajar siswa berdampak positif terhadap pencapaian target dan tujuanb. Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh orangtuac. Meningkatnya citra sekolah yang positifManfaat bagi sekolah:a. Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di sekolahb. Adanya dukungan buku pedoman dan media promosi PHBS di sekolahManfaat bagi masyarakat:a.Mempunyai lingkungan sekolah yang sehatb.Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh sekolahManfaat bagi pemerintah provinsi/kabupaten/kota:a.Sekolah yang sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang baikb.Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di sekolah

Sasaran PHBS di Sekolaha. Siswa Peserta Didikb. Warga Sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Karyawan Sekolah, Komite Sekolah, dan Orangtua Siswa)c. Masyarakat Lingkungan Sekolah (penjaga kantin, satpam, dll)Strata PHBS di SekolahStrata PratamaStrata MadyaStrata Utama

1.Memelihara rambut agar bersih dan rapih2.Memakai pakaian bersih dan rapihPerilaku di strata pertama ditambah:8. Memberantas jentik nyamukPerilaku di stratamadya ditambah:13.Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

3.Memelihara kuku agar selalu pendek dan bersih9.Menggunakan jamban yang bersih dan sehat14.Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan

4.Memakai sepatu bersih dan rapih10.Menggunakan air bersih

5.Berolahraga teratur dan terukur11.Mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun

6.Tidak merokok di sekolah12.Membuang sampah ke tempat sampah yang terpilah (sampah basah, sampah kering, sampah berbahaya)

7.Tidak menggunakan NAPZA

Indikator PHBS di Sekolaha. Memelihara Rambut Agar Bersih dan RapihMencuci rambut secara teratur dan menyisirnya sehingga terlihat rapih. Rambut yang bersih adalah rambut yang tidak kusam, tidak berbau, dan tidak berkutu. Memeriksa kebersihan dan kerapihan rambut dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.b. Memakai Pakaian Bersih dan RapihMemakai baju yang tidak ada kotorannya, tidak berbau, dan rapih. Pakaian yang bersih dan rapih diperoleh dengan mencuci baju setelah dipakai dan dirapikan dengan disetrika. Memeriksa baju yang dipakai dapat dilakukanoleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.c. Memelihara Kuku Agar Selalu Pendek dan BersihMemotong kuku sebatas ujung jari tangan secara teratur dan membersihkannya sehingga tidak hitam/kotor. Memeriksa kuku secra rutin dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.d. Memakai Sepatu Bersih dan RapihMemakai sepatu yang tidak ada kotoran menempel pada sepatu, rapih misalnya ditalikan bagi sepatu yang bertali. Sepatu bersih diperoleh bila sepatu dibersihkan setiap kali sepatu kotor. Memeriksa sepatu yang dipakai siswa dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.e. Berolahraga Teratur dan TerukurSiswa/Guru/Masyarakat sekolah lainnya melakukan olahraga/aktivitas fisik secara teratur minimal tiga kali seminggu selang sehari. Olahraga teratur dapat memelihara kesehatan fisik dan mental serta meningkatkan kebugaran tubuh sehingga tubuh tetap sehat dan tidak mudah jatuh sakit. Olahraga dapat dilakukan di halaman secara bersama-sama, di ruangan olahraga khusus (bila tersedia), dan juga di ruangan kerja bagi guru/ karayawan sekolah berupa senam ringan dikala istirahat sejenak dari kesibukan kerja. Sekolah diharapkan membuat jadwal teratur untuk berolahraga bersama serta menyediakan alat/sarana untuk berolahraga.f. Tidak Merokok di SekolahAnak sekolah/guru/masyarakat sekolah tidak merokok di lingkungan sekolah. Merokok berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang yang berada di sekitar perokok. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan 4000 bahan kimia berbahaya diantaranya: Nikotin (menyebabkan ketagihan dan kerusakan jantung serta pembuluh darah); Tar (menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker) dan CO (menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen sehingga sel-sel tubuh akan mati). Tidak merokok di sekolah dapat menghindarkan anak sekolah/guru/masyarkat sekolah dari kemungkinan terkena penyakit-penyakit tersebut diatas. Sekolah diharapkan membuat peraturan dilarang merokok di lingkungan sekolah. Siswa/guru/masyarakat sekolah bisa saling mengawasi diantara mereka untuk tidak merokok di lingkungan sekolah dan diharapkan mengembangkan kawasan tanpa rokok/kawasan bebas asap rokok.g. Tidak Menggunakan NAPZAAnak sekolah/guru/masyarkat sekolah tidak menggunakan NAPZA (Narkotika Psikotropika Zat Adiktif). Penggunaan NAPZA membahayakan kesehatan fisik maupun psikis pemakainya.h. Memberantas Jentik NyamukUpaya untuk memberantas jentik di lingkungan sekolah yang dibuktikan dengan tidak ditemukan jentik nyamuk pada: tempat-tempat penampungan air, bak mandi, gentong air, vas bunga, pot bunga/alas pot bunga, wadah pembuangan air dispenser, wadah pembuangan air kulkas, dan barang-barang bekas/tempat yang bisa menampung air yang ada di sekolah. Memberantas jentik di lingkungan sekolah dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan: menguras dan menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas, dan menghindari gigitan nyamuk. Dengan lingkungan bebas jentik diharapkan dapat mencegah terkena penyakit akibat gigitan nyamuk seperti demam berdarah, cikungunya, malaria, dan kaki gajah. Sekolah diharapkan dapat membuat pengaturan untuk melaksanakan PSN minimal satu minggu sekali.i. Menggunakan Jamban yang Bersih dan SehatAnak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan jamban/WC/kakus leher angsa dengan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir saat buang air besar dan buang air kecil. Menggunakan jamban yang bersih setiap buang air kecil ataupun buang air besar dapat menjaga lingkungan di sekitar sekolah menjadi bersih, sehat, dan tidak berbau. Disamping itu tidak mencemari sumber air yang ada disekitar lingkungan sekolah serta menghindari datangnya lalat atau serangga yang dapat menularkan penyakit seperti: diare, disentri, tipus, kecacingan, dan penyakit lainnya. Sekolah diharapkan menyediakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan dalam jumlah yang cukup untuk seluruh siswa serta terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan. Perbandingan jamban dengan pemakai adalah 1:30 untuk laki-laki dan 1:20 untuk perempuan.j. Menggunakan Air BersihAnak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari di lingkungan sekolah. Sekolah diharapkan menyediakan sumber air yang bisa berasal dari air sumur terlindung, air pompa, mata air terlindung, penampungan air hujan, air ledeng, dan air dalam kemasan (sumber air berasal dari smur pompa, sumur, mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah/WC). Air diharapkan tersedia dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan dan tersedia setiap saat.k. Mencuci Tangan dengan Air Mengalir dan Memakai SabunSekolah/guru/masyarakat sekolah selalu mencuci tangan sebelum makan, sesudah buang air besar/sesudah buang air kecil, sesudah beraktivitas, dan atau setiap kali tangan kotor dengan memakai sabun dan air bersih yang mengalir. Air bersih yang mengalir akan membuang kuman-kuman yang ada pada tangan yang kotor, sedangkan sabun selain membersihkan kotoran juga dapat membunuh kuman yang ada di tangan. Diharapkan tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman serta dapat mencegah terjadinya penularan penyakit seperti: diare, disentri, kolera, tipus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan flu burung.l. Membuang Sampah ke Tempat Sampah yang TerpilahAnak sekolah/guru/masyarakat sekolah membuang sampah ke tempat sampah yang tersedia. Diharapkan tersedia tempat sampah yang terpilah antara sampah organik, non-organik, dan sampah bahan berbahaya. Sampah selain kotor dan tidak sedap dipandang juga mengandung berbagai kuman penyakit. Membiasakan membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia akan sangat membantu anak sekolah/guru/masyarakat sekolah terhindar dari berbagai kuman penyakit.

m. Mengkonsumsi Jajanan Sehat dari Kantin SekolahAnak sekolah/guru/masyarakat sekolah mengkonsumsi jajanan sehat dari kantin/warung sekolah atau bekal yang dibawa dari rumah. Sebaiknya sekolah menyediakan warung sekolah sehat dengan makanan yang mengandung gizi seimbang dan bervariasi, sehingga membuat tubuh sehat dan kuat, angka absensi anak sekolah menurun, dan proses belajar berjalan dengan baik.n. Menimbang Berat Badan dan Mengukur Tinggi Badan Setiap BulanSiswa ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap bulan agar diketahui tingkat pertumbuhannya. Hasil penimbangan dan pengukuran dibandingkan dengan standar berat badan dan tinggi badan sehingga diketahui apakah pertumbuhan siswa normal atau tidak normal.

5. Tanya jawab dengan pesertaa. Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun?Jawab: Air yang tidak bersih mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan, pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal ditangan.b. Bagaimana cara mencuci tangan yang benar?Jawab: Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung tangan Setelah itu keringkan dengan lap bersih

6. Penutupa. PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Antara lain : Mandi dua kali sehari dengan sabun mandi. Menggosok gigi sehabis makan dan waktu akan tidur. Buang air besar dijamban/WC Mencuci tangan setelah buang air besar & sebelum makan dengan sabun Membuang sampah ditempat sampah Mengganti pakaian sekali sehari dan pakaian jangan terlalu sempit Pakaian dicuci sampai bersih dengan sabun cuci Memotong kuku setiap minggu Mencuci rambut minimal dua kali seminggu atau setiap kali rambut kotor Tidur dengan waktu yang cukup

Banda Aceh, Maret 2015

Pembimbing IPembimbing II

dr.Roosmy dr. Taufik RidwanNip. 19641116 200112 2 001Nip. 19790605 201406 1 001

Diketahui,Kepala UPTD Puskesmas Lampulo

Hayatun Rahmi, SKMNip. 19670730 198803 2 002

DOKUMENTASI KEGIATAN