Oleh · · 2017-03-31DAN TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN Pembentukan Tim dilaksanakan setelah atau...
Transcript of Oleh · · 2017-03-31DAN TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN Pembentukan Tim dilaksanakan setelah atau...
Oleh :
Direktur Jenderal Planologi Kehutanan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Disampaikan pada acara :
Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam
Jakarta, 22 April 2015
Data dan Informasi Kawasan Hutan
A. KAWASAN HUTAN (daratan)
3
NO PROVINSI NOMOR SK TANGGAL
HUTAN KONSERVASI
HUTAN LINDUNG
HUTAN PRODUKSI TOTAL PROSENTASE
(%)
(HA) (HA) (HA) (HA)
1 Bengkulu 784/Menhut-II/2012 27/12/2012 462.985 250.750 210.916 924.631 46
2 Lampung 256/Kpts-II/2000 23/08/2000 462.030 317.615 225.090 1.004.735 30
3 Banten 419/Kpts-II/1999 15/06/1999 112.991 12.359 76.437 201.787 22
62,30%
I. RealisasiPercepatanPenetapan =61.434.612,94ha (50,86%),terdiri dari:
• SuratKeputusan 810 buah.• PetaLampiran12.795 lembar.
II. RealisasiPenetapan sebelum 2009=13.819.510,12ha(11,44%),terdiri dari:
• SuratKeputusan830 buah.• PetaLampiran 830 lembar.
III. TotalPenetapan =75.254.123,06ha(62,30%),terdiri dari:
• SuratKeputusan1.640buah.• PetaLampiran 13.625 lembar.
Tata Batas 219.206 km (77,64%)
Tata Batas 276.836 km (98,06%)
Tata Batas 316.836 km (>100%)
Penetapan 120.783.631 Ha (100%)
Penetapan 75.254.123 Ha (62,30%)
Penetapan 13.819.510 Ha (11,44%)
62,30%
Realisasi Nasional Percepatan Tata Batas dan Penetapan Kawasan Hutan
Tahun
%
Gap Tata Batas dengan Penetapan s/d 2009
1. Pelepasan Kawasan Hutan
NO PROVINSI UNIT Total Luas (Ha)
1 Bengkulu 11 57.581,25
2 Lampung 8 83.964,15
3 Banten ‐ ‐
Grand Total 19 141.545,40
Keterangan :Tidak ada yang dalam tahap persetujuan prinsip.
B. PERIZINAN
a. IUP/KK yang terindikasi pada Hutan Konservasi
7
NO PROVINSI JENIS IZIN
OPERASI PRODUKSI SURVEY/EKSPLORASI GRAND TOTAL
Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha)
1 BENGKULU IUP 9 1.311,10 14 3.833,45 23 5.144,55
2 LAMPUNGIUP 1 3,47 - - 1 3,47
KK 1 16,80 - - 1 16,80
4 BANTEN IUP 1 11,20 5 830,35 6 841,55
TOTAL 12 1.342,57 19 4.663,80 31 6.006,37
2. Pertambangan
8
NO PROVINSI JENIS IZIN
OPERASI PRODUKSI SURVEY/EKSPLORASI GRAND TOTAL
Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha)
1 BENGKULU IUP 3 934,94 16 112.668,02 19 113.600,96
2 LAMPUNGIUP 7 387,19 4 518,59 11 905,78
KK 1 8.835,89 1 35.55 2 9.777,22
4 BANTEN IUP 1 10,61 1 304,94 2 315,55
TOTAL 12 10.168,63 22 113.491,55 34 124.599,51
b. IUP/KK yang terindikasi pada Hutan Lindung
Kementerian Kehutanan telah mengirim surat kepada Gubernur, Bupati dan Walikota diseluruh Indonesia (kecuali Bali, DKI. Jakarta dan Kalimantan Utara) menyampaikansebagai berikut:
1. Hasil analisis melalui overlay data Izin di Bidang Pertambangan dengan PenunjukanKawasan Hutan per Provinsi
2. Berdasarkan pasal 38 ayat (1) UU No 41 Tahun 1999 jo. UU No 19 Tahun 2004,Penggunaan Kawasan Hutan untuk kepentingan pembangunan diluar kehutananhanya dapat dilakukan di dalam kawasan Hutan Produksi dan Hutan Lindung.Selanjutnya pada kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangandengan pola penambangan terbuka
3. Penambangan dengan pola penambangan terbuka pada kawasan Hutan Lindung(HL) hanya dikecualikan bagi 13 Izin di Bidang Pertambangan sesuai KeputusanPresiden No 41 Tahun 2004 tanggal 12 Mei 2004
4. Berdasarkan data dan ketentuan tersebut, dimohon kiranya Gubernur/Bupati/Walikota dapat mencermati kembali dan melakukan langkah-langkah sesuaikewenangannya untuk menghindari terjadinya planggaran hukum
9
c. Tindak Lanjut Hasil Analisis Spasial Izin BidangPertambangan dengan Kawasan Hutan
NOMOR PROVINSI NOMOR SURAT TANGGAL
1 Bengkulu S.706/VII-PKH/2014 10 Juli 2014
2 Lampung S.707/VII-PKH/2014 10 Juli 2014
4 Banten S.708/VII-PKH/2014 10 Juli 2014
10
Surat Ditjen Planologi KehutananKepada Gubernur/Bupati/Walikota
Respon Atas Surat Direktur Jenderal Planologi Kehutanan
NO PENGIRIM NOMOR/TGLSURAT KEPADA RINGKASAN SURAT
1 Bupati Bengkulu Utara
522/1211/DISHUTBUN tgl 30/09/2014
Direktorat JenderalPlanologiKehutanan
Penyampaian Langkah-langkahyang telah dan akan ditempuhterhadap Izin Pertambanganyang terindikasi berada DalamKawasan Hutan
2 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lampung Tengah
522/235/D.5/2014 tgl 10/12/2014
Direktorat JenderalPlanologiKehutanan
Menyampaikan bahwa IzinEkplorasi PT Tiuh Mas telahberakhir pada tanggal 20 Oktober 2012 dan tidakdiperpanjang
11
12
NO PENGIRIM NOMOR SURAT KEPADA RINGKASAN SURAT
3 Bupati Lebak 540/1232-Distamben/2014 Tgl. 10/10/2014
Direktorat JenderalPlanologi Kehutanan
1. Melaporkan hasil sinkronisasi dan surveilapangan terhadap IUP-IUP yang bersangkutan
2. Menyatakan bahwa akan segera merevisiIUP-IUP yang terindikasi berada di KawasanHutan Konservasi dan Lindung
3. Permohonan Peta Kawasan Hutan ProvinsiBanten untuk melakukan analisis terkaitkeberadaan IUP di Kawasan HutanKonservasi dan Lindung
4 Bupati Lebak 540/118-Distamben/2015 Tgl. 28/01/2015
Direktur PenggunaanKawasan Hutan DitjenPlanologi Kehutanan
Menyampaikan bahwa 2 IUP telah dicabutsedangkan beberapa IUP yang lain telahdirevisi, Bupati Lebak memohon agar dikonfirmasi kembali lokasi IUP di Lebakterhadap Kawasan Hutan
Respon Atas Surat Direktur Jenderal Planologi Kehutanan(Lanjutan...)
Peranan Kementerian LHK dalam GNPSDAKementerian LHK1. Menyiapkan data dan informasi yang
mendukung terlaksananya kegiatan 2. Melaksanakan rencana aksi dan
pelaporan Kementerian LHK3. Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan rencana aksipemerintah provinsi dan kabupaten/kotadan tindak lanjutnya.
4. Melakukan monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut atas hasil kewajiban pelakuusaha sesuai dengan kewenanganpemberian izin
Pemerintah Provinsi1. Menyiapkan data dan informasi yang
mendukung terlaksananya kegiatan 2. Melaksanakan rencana aksi dan
pelaporan pemerintah provinsi 3. Melakukan koordinasi pelaporan
terhadap rencana aksi pemerintah kabupaten/kota
4. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana aksi kabupaten/kota.
5. Melakukan monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut atas hasil kewajiban pelaku usaha sesuai dengan kewenangan pemberian izin
Rencana Aksi Pemerintah Daerah Sektor Kehutanan
I. Penyelesaian Pengukuhan Kawasan Hutan, Penataan Ruang dan Wilayah Administratif
No. Renaksi
I.11 Membentuk Tim IP4T dengan daerah dan mengumpulkaninformasi penguasaan tanah dalam kawasan hutan (termasuk petapenggunaan lahan, peta masy. Adat)
I.15 Melakukan evaluasi hak‐hak atas tanah masyarakat dalamkawasan hutan
I.28 Melakukan pengumpulan data dan informasi penggunaankawasan hutan untuk kepentingan non kehutanan danpemenuhan kewajibaannya
I.29 Melakukan penertiban dan penegakan hukum terhadappenggunaan kawasan hutan yang tidak sesuai prosedur dan tidakmemenuhi kewajiban
II. Penataan Perizinan Kehutanan dan Perkebunan
No. Renaksi
II.30 Melakukan pengumpulan data dan informasi pelaksanaan semuakewajiban keuangan dan kewajiban lainya dari pemegang izin
II.31 Melakukan rekonsiliasi data perizinan: 1) produksi, 2) wilayahkonsesi, 3) kepemilikan saham, 4) kewajiban keuangan (PNBP danPajak), 5) perlindungan lingkungan hidup.
II.36 Melakukan pengumpulan data dan informasi pelaksanaan semuakewajiban keuangan dan kewajiban lainya dari pemegang izinusaha perkebunan
II.37 Melakukan rekonsiliasi dan evaluasi usaha perkebunan: 1) produksi tiap komoditas, 2) areal usaha dan hak atas tanah, 3) kepemilikan saham, 4) kewajiban keuangan (PNBP dan Pajak), 5) perlindungan lingkungan hidup.
III. Perluasan Wilayah Kelola Masyarakat
No. Renaksi
III.42 Melakukan pengumpulan informasi dan evaluasi terhadappengelolaan hutan tingkat tapak dan oleh masyarakat (KPH, usulan pencadangan HKm, HD, dan HTR)
III.47 Melakukan pengajuan izin HKm, HD, dan HTR
IV. Penyelesaian Konflik Kawasan Hutan
No. Renaksi
IV.52 Menyediakan desk penyelesaian dan membangun basis data informasi tentang konflik sumber daya alam (termasuk melibatkanKPH)
IV.53 Menyusun regulasimengenai mekanisme penanganan konflik SDA
VI. Membangun Sistem Pengendalian Anti Korupsi
No. Renaksi
VI.61 Inventarisasi data dan informasi daerah yang diperlukan dalam sistem informasi untuk perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan di sektor kehutanan
VI.62 Melakukan pemutakhiran terhadap Neraca Sumber Daya Hutanberdasarkan data dan informasi inventarisasi hutan, perizinan, penatausahaan hasil hutan, peredaran kayu, dan pembarankewajiban keuangan
VI.73 Menyediakan informasi SDH dan Perkebunan bagi publik sesuaidengan UU KIP
MEKANISME PELAPORAN
Mekanisme dan Jadwal Pelaporan
K/L Pusat
• 10 Juni• 10 Desember
PemerintahDaerah
• 10 Maret• 10 Juni• 10 Desember
CSO• 10 Juni• 10 Desember
PemdaKPK
(Tembusan ke Kemen LHK)
PEMBELAJARAN MONEV GNPSDA DI MEDAN
Pemerintah Aceh telah menjabarkan 6 sasaran GNPSDA dan Rencana Aksi dengan Langkah‐langkah
kegiatan yang akan dilakukan sebagai berikut :
RENCANA AKSI PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN
MEMBENTUK TIM INVENTARISASI PENGUASAAN, PEMILIKAN, PENGGUNAAN
DAN PEMANFAATAN TANAH (I 4PT)
MEMBENTUK TIM INVENTARISASI PENGUASAAN, PEMILIKAN,
PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH (IP4T)
MELAKUKAN EVALUASI HAK-HAK ATAS TANAH MASYARAKAT DALAM
KAWASAN HUTAN
MELAKUKAN PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI PENGGUNAAN KAWASAN
DAN PEMENUHAN KEWAJIBANNYA
MELAKUKAN PENERTIBAN DAN PENEGAKAN HUKUM TERHADAP
PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN PROSEDUR DAN TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN
Pembentukan Tim dilaksanakan setelah atau bersamaan denganproses pengukuhan batas kawasan hutan pasca RTRWA .
Mendorong dilaksankannya evaluasi serta penyelesaian Hak-hak masyarakat di dalam kawasan hutan pada saat PenataanBatas Kawasan Hutan.
Melakukan Sinkronisasi dan Rekonsiliasi data Izin PenggunaanKawasan Hutan di Aceh dengan Kementrian Lingkungan Hidupdan Kehutanan, selanjutnya bersama-sama melakukanpenilaian/evaluasi pemenuhan kewajiban, sebagaimana tertuangdalam Izin atau proses perizinan yang telah dikeluarkan.
Meningkatkan koordinasi dengan institusi Penegak Hukum,Pemerintah Kab/Kota dan Pengelola Hutan ditingkat Tapak untukmelakukan penertiban dan penegakan hukum secara terpaduterhadap Penggunaan Kawasan Hutan yang tidak sesuaiprosedur.
Pemerintah Aceh akan mendorong Percepatan Penyelesaian Pengukuhan KawasanHutan dengan prioritas pada Batas Kawasan Hutan yang mengalamai perubahanperuntukan dalam pola ruang hutan Aceh (RTRWA) guna memberikan kepastian hukumpengguna lahannya.Kewenangan penataan batas kawasan berada di Kementerian Kehutanan.
RENCANA AKSI PENATAAN PERIZINAN KEHUTANAN
• Melakukan pengumpulan dan rekonsiliasi data perizinan danpelaksanaan semua kewajiban keuangan dan kewajibanlainnya dari pemegang izin;
• Mendorong Institusi yang menangani Kehutanan di Kab/Kota,serta KPH untuk melakukan pembinaan, pengawasan danpengendalian terhadap Pemegang Izin Usaha PemanfaatanHasil Hutan Kayu;
• Menyampaikan data dan informasi pendukung yang terkaitdengan kinerja Pemegang Izin ke Kementrian LingkunganHidup dan Kehutanan;
• Merekomendasikan Kepada pemberi izin (Kemen LHK) untukmelakukan evaluasi terhadap areal kerja, kinerja dankomitmen pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil HutanKayu, dan memberikan tindakan tegas untuk setiappelanggaran terjadi.
PERLUASAN WILAYAH KELOLA MASYARAKAT
a. Mengumpulkan data dan informasiyang terkait dengan wilayah kelolamasyarakat:• Proses dan status tahapan perizinan;• Aktifitas lapangan; dan• Kendala permasalahan pengelolaan
kawasan.b. Sosialisasi program pengelolaan hutan
bersama masyarakat, untukmeningkatkan minat masyarakat secaraaktif dan partisipatif;
c. Mendorong pengembangan skemapelibatan masyarakat dalampengelolaan hutan yang lebih efektifdan efisien (kemitraan);
PENYELESAIAN KONFLIK KAWASAN HUTAN
‐ Membantu melakukan prosesidentifikasi terhadap penggunaan lahanyang di indikasikan berpotensi konflikdengan batas kawasan hutan denganmengacu pada Surat Keputusan MenteriKehutanan No. SK. 865/Menhut‐II/2014tentang Kawasan Hutan dan KonservasiProvinsi Aceh;
‐ Melaksanakan sosialisasi Batas KawasanHutan ke pada para pihak terkait.
PENGUATAN INSTRUMEN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PERLINDUNGAN HUTAN
• Sedang disusun Peraturan Gubernur tentang Pencegahan, PengendalianKebakaran Hutan dan Lahan dan Peraturan Gubernur tentang Izin Lokasiuntuk Kegiatan yang berbasis lahan di Aceh;
• Substansi yang diatur di dalam draft Pergub tersebut salah satunyamengacu pada ketentuan Peraturan Perundangan Lingkungan Hidup;
• Pergub tersebut akan menjadi instrumen yang mensinergikan sistemkoordinasi, kewenangan dan tata hubungan kerja dalam Penanganan danPengendalian Kebakaran Hutan dan Penyelenggaraan Izin Lokasi;
• Pembentukan lembaga pengelolaan hutan di tingkat tapak (KPH) sebanyak7 unit melalui Pergub No. 20 Tahun 2013, dengan dileniasi wilayahdidasarkan Daerah Aliran Sungai (DAS), menjadi kelembagaan yang efektifdan efisien dalam mengintegrasikan kegiatan perlindungan hutan berbasisdaya dukung ekosistem hulu dan hilir;
• Kawasan Hutan dikeloladengan didasarkan padaDAS: Kawasan Hutanmerupakan kesatuanekosistem, satu rencana,dan dengan satu sistempengelolaan;
• Pengelolaan KawasanHutan: Melibatkan parapemangku kepentingan,terkoordinasi, menyeluruhdan berkelanjutan;
• Adaptif terhadap kondisispesifik dan perubahankondisi yang dinamis sesuaidengan karakteristik DAS.
Pengelolaan Hutan Aceh Berdasarkan DAS
MEMBANGUN SISTEM PENGENDALIAN ANTI KORUPSI
• Peningkatan efektifitas dan efisiensi sistem penyelenggaraan perizinankehutanan melalui Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Aceh;
• Menyusun Dokumen Neraca Sumber Daya Hutan (NSDH), sebagai sisteminformasi untuk perencanaan, pengelolaan dan pengawasan;Penyusunan Neraca Sumber Daya Hutan sudah dilaksanakan sejak tahun2012, dan updating di tahun 2014;
• Mendorong percepatan operasional lembaga pengelola hutan di tingkattapak (KPH) untuk meningkatkan sistem pengawasan dan pengendalianterhadap kawasan hutan termasuk pemegang izin kehutanan di lapangan;
• Untuk menjamin keterbukaan informasi publik telah dibentuk TimSekretariat Pengelola Pelayanan Informasi dan Dokumentasi pada institusiyang menangani kehutanan di Aceh (Tahun 2014).
TERIMA KASIH
Banyak pohon, banyak rejeki
29