Buku Kemitraan

download Buku Kemitraan

of 178

description

buku

Transcript of Buku Kemitraan

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    1/178

    Formatted:Font: It

    Formatted:Right

    K ONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    KEMITRAAN

    DALAM HUBUNGAN

    DOKTER PASIEN

    KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

    Indonesian Medical Council

    Jakarta 2006

    Deleted:Untuk cetak I

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Font: (D

    Formatted:Font: (D

    Formatted:Font: (D

    Formatted:Centered

    line: 0 pt

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Centered

    line: 0 pt

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Indones

    Formatted:Font: 28 p

    Deleted:

    Deleted:

    K

    Deleted:Draf Pokja B

    Perbaikan tangga

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:Editor:

    .................

    Deleted:

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    2/178

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    3/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien ii

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Centered

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Font: 10

    Formatted

    Formatted:Right

    KATA PENGANTAR

    Peran dokter/dokter gigi dalam membantu masyarakat untuk dapat

    mengupayakan kesembuhan sudah dikenal lama. Pelayanan medis yang

    dilakukan oleh dokter/dokter gigi perlu dipahami secara baik oleh masy

    agar pemanfaatannya tepat dan harapannya pun sesuai antara yan

    diinginkan dengan fakta ketersediaan pelayanan. Kondisi dan situ

    pemberian pelayanan medis mengalami banyak perubahan. Cara

    pengobatan tidak lagi sepenuhnya seperti dulu, yang membuat hubunga

    dokter pasien pun mengalami perubahan. Kemajuan dalam ilmu dan

    teknologi kedokteran dan perkembangan masyarakat mempengaru

    terjadinya perubahan tersebut.

    Pendidikan dokter/dokter gigi semakin meningkat jenjangnya, tida

    menghasilkan dokter/dokter gigi umum melainkan sampai pada tingkat

    spesialis. Kondisi ini membuat pembidangan dan pembagian tugas

    wewenang, kewajiban dokter/dokter gigi menjadi semakin kompl

    Masyarakat perlu diberi informasi mengenai pengertian, pembidangan

    batasan wewenang dan tanggung jawab dalam pelayanan medis. Pasien da

    keluarganya serta lingkungan di sekitarnya perlu memahami, kasus m

    yang bisa ditangani oleh dokter/dokter gigi umum dan dokter/dokt

    spesialis dan subspesialis, sesuai ketentuan dari Departemen Kesehatan

    BukuKemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasienini disusun dalam rangka

    sosialisasi kepada masyarakat mengenai pelayanan medis yang diberi

    oleh dokter/dokter gigi. Melalui buku ini diharapkan masyarakat dapa

    memahami berbagai hal yang berkaitan dengan pemanfaatan pelayanan

    medis oleh dokter/dokter gigi. Perlindungan kepada masyarakat pengpelayanan medis oleh dokter/dokter gigi diamanatkan oleh Undang-Undang

    Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, antara lain den

    membentuk Konsil Kedokteran Indonesia. Salah satu upaya perlindu

    tersebut adalah dengan memberikan informasi kepada masyarakat sehin

    dapat dicapai pemberdayaan masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan

    medis oleh dokter/dokter gigi.

    Penyusunan buku ini melibatkan berbagai unsur, yaitu dari kala

    kedokteran dan kedokteran gigidanmasyarakat pengguna pelayanan medis

    yang diberikan oleh dokter/dokter gigi. Konsep awal yang disusun ke

    dibahas bersama dalam kelompok kecil, kemudian disampaikan pada

    berbagai pertemuan dalam rangka disiminasi dan sosialisasi guna

    mendapatkan masukan/tanggapan/komentar, juga kritik dan saran.

    Melalui buku ini diharapkan masyarakat dapat memahami secara tepat

    mengenai dokter/dokter gigi dan pelayanannya, baik umum maupun spesi

    dan subspesialis. Penjelasan mengenai pelayanan medis yang diberika

    dokter/dokter gigi dilengkapi dengan uraian mengenai pendidikan,

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Line spaci

    13 pt

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: It

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted: Page Br

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:RI

    Deleted:

    Deleted:,

    Deleted:e

    Deleted:

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    4/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien iii

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Centered

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Border: T

    solid line, Auto

    Bottom: (Single

    pt Line width)

    Formatted:Font: 10

    Formatted:Right

    Formatted:Swedish (

    kewenangan, sarana pelayanan kesehatan, sistem rujukan, pembiayaan

    hasil yang diharapkan, termasuk hal-hal yang perlu diperhatikan d

    dilakukan seandainya hasil pelayanan medis tidak sesuai yang diharap

    Buku ini juga mengemukakan hak-hak dan kewajiban kedua pihak yang

    terlibat dalam pelayanan medis, yaitu hak dan kewajiban pasien serta h

    dan kewaijban dokter/dokter gigi.

    Sikap yang diharapkan dapat ditampilkan masyarakat sebagai pengguna

    pelayanan medis oleh dokter/dokter gigi adalah mengetahui cara memi

    dokter/dokter gigi, memahami tentang hak dan kewajiban kedua piha

    mampu mengemukakan pendapat atau menyampaikan keluhan dan

    memaparkan keadaannya, serta terbuka dalam menuturkan harapan dan

    kondisi/situasinya dalam memperoleh kesembuhan.

    Penjelasan kepada masyarakat pengguna pelayanan medis ini dilengk

    dengan terapan undang-undang yang mewajibkan dokter/dokter gig

    berpraktik untuk memiliki Surat Tanda Registrasi yang diterbitkan oleKedokteran Indonesia dan Surat Izin Praktik yang diterbitkan ol

    Kesehatan Kabupaten/Kota.

    Buku ini tentu saja tidak dapat memuat semua informasi yang diperluka

    untuk dapat memahami pelayanan medis yang diberikan oleh dokter/dok

    gigi. Sifatnya lebih sebagai acuan bagi semua pihak dalam memposisika

    secara tepat dan benar mengenai pelayanan medis dokter/dokter gigi.

    ini hanya merupakan salah satu di antara sekian banyak informasi

    disampaikan kepada masyarakat berkaitan dengan terapan Undang-Undang

    Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran. Informasi lebih

    disampaikan melalui brosur, lembar lipat, lembar balik, poster,fillerdi media

    cetak dan elektronik, dan lain-lainnya. Konsil Kedokteran

    mengharapkan tanggapan/komentar/kritik/saran dari semua pihak.

    Ucapan terima kasih dan penghargaan selayaknya disampaikan kepada

    semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penerbitan buku ini

    Semoga keinginan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan m

    dokter/dokter gigi dapat tercapai, seiring dengan pemberdayaan masya

    penggunanya. Kemitraan dokter pasien dalam upaya pencegahan,

    perawatan, pengobatan, dan pemulihan kesehatan adalah kunci da

    keberhasilan dalam memberikan pelayanan medis. Keyakinan bahwa upaya

    manusia hanyalah sebatas usaha dan yang bisa memberikan kesembuhan

    adalah Tuhan Yang Maha Kuasa akan mengantar dokter dan pasien pada

    sikap yang realistis. Mudah-mudahan buku ini dapat memberikan manfa

    bagi masyarakat dan semua pihak yang terkait dalam pelayanan medis oleh

    dokter/dokter gigi.

    Jakarta, November2006

    Tim Penyusun

    Formatted:Line spaci

    13 pt

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: Bo

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: Bo

    Formatted:Font: 11

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:(STR)

    Deleted:(KKI)

    Deleted:(SIP)

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:, September

    Deleted:nulis

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    5/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien iv

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Centered

    Formatted:Right

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Font: 10

    Formatted

    SAMBUTAN

    KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

    Konsil Kedokteran Indonesia dibentuk berdasarkan Undang-Undan

    29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran. Di antara tugas yang

    dibebankan kepada KKI adalah menjaga kualitas pelayanan medis yang

    diberikan oleh dokter/dokter gigi sebagai upaya perlindungan k

    masyarakat penggunanya. Salah satu dari pelaksanaan tugas terseb

    dilaksanakan dalam bentuk penerbitan bukuKemitraan Dalam Hubungan

    Dokter-Pasienyang dapat dijadikan acuan oleh masyarakat dan semua pihak

    yang terkait dengan pelayanan medis oleh dokter/dokter gigi. Dari pen

    yang diuraikan dalam buku ini diharapkan masyarakat dapat memilih

    dokter/dokter gigi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya, ta

    harus dilakukannya ketika mendapatkan pelayanan medis dari dokter/d

    gigi, dan bekerja sama dalam upaya penyembuhannya.

    Mengacu pada buku ini masyarakat diharapkan dapat memahami perlunya

    memilih dokter/dokter gigi yang memiliki Surat Tanda Registrasi(STR)dan

    Surat Izin Praktik (SIP). Perlindungan terhadap pasien dapat diberik

    undang undang karena dipenuhinya persyaratan untuk pembuktian ada

    tidaknya pelanggaran. STR memang dimaksudkan untuk menertibkan pra

    dokter/dokter gigi yang semakin beragam. Kemampuan ilmiah dan sika

    peduli pada pasien merupakan pertimbangan KKI dalam memberikan STR

    kepada dokter/dokter gigi. Berdasarkan STR inilah kemudian SIP diber

    kepada dokter/dokter gigi dan dengan demikian praktik yang dilakuka

    dianggap sah. KKI melakukan pengawasan secara bersinambung agar

    kualitas pelayanannya benar-benar terjaga.

    Pengawasan oleh KKI juga meliputi pembinaan terhadap penyelenggaraan

    praktik kedokteran dalam rangka mempertahankan profesionalism

    peningkatan mutu pelayanan medis, dengan cara pembinaan prakt

    dokter/dokter gigi dan perumusan pendidikan kedokteran berkelanju

    ini merupakan salah satu dari rangkaian buku pedoman yang diterbitka

    Dua lainnya adalah buku pedomanPembinaan Konsil Kedokteran dan Konsil

    Kedokteran Gigi dan buku pedomanPendidikan Kedokteran Berkelanjutan

    Bagi Dokter dan Dokter Gigi.

    Landasan utama pelayanan medis adalah pemahaman tentang perlunya

    melakukan tindakan medis secara benar, berdasarkan ilmu pengetahuan

    teknologi kedokteran dan kompetensi perkembangan keahlian

    memahami tuntutan masyarakat. Prinsip pelayanan medis selalu menga

    pada standar serta upaya menjaga kualitas. Upaya ini jelas memerlukan kersama dengan semua pihak terkait, seperti organisasi profesi, in

    pemerintah yang menjadi penanggung jawab program, lembaga pendidik

    dan komponen masyarakat lainnya.

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font co

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font co

    Formatted:Font co

    Formatted:Font: Bo

    Formatted:Font co

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted:Font co

    Formatted

    Formatted

    Formatted:Font co

    Formatted

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:(STR)

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    6/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien v

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Centered

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Font: 10

    Formatted:Right

    Formatted

    Perubahan model sistem pelayanan, dari yang semula tak terstrukt

    (unstructured) menuju ke sistem yang terstruktur(structured) memudahkan

    kontrol dan pengendaliannya. Sebelum berlakunya Undang-Undan

    29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran memang belum ada

    badan/lembaga/institusi yang secara terstruktur dan terintegrasi

    fungsi, tugas dan wewenang untuk membina dan mengawasi prakti

    kedokteran/kedokteran gigi yang terkait dengan masalah penin

    kualitas, penanganan masalah yang ditimbulkan oleh adanya pelang

    etik, disiplin, dan pidana.

    Penerbitan buku-buku tentang pelayanan medis dokter/dokter gigi o

    beserta perangkat lainsebagaipelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 29

    Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran merupakan pelaksanaan kegia

    yang meletakkan dasar-dasar pembinaan dan pengawasan praktik

    kedokteran dan kedokteran gigi. Selain itu juga memberi kepastian h

    bagi masyarakat dan profesi dokter, dokter gigi. Berdasarkan maksud

    tujuannya maka KKI membentuk Kelompok Kerja dan melibatkan secara akti

    para nara sumber yang kompeten di bidangnya.

    Disiminasi konsep yang disusun oleh Kelompok Kerja telah dilakukan den

    melibatkan 20 propinsi untuk mendapatkan masukan guna kelengka

    buku-buku tersebut. KKI juga menyelenggarakan pertemuan dalam rangk

    sosialisasi buku ini dengan melibatkan organisasi profesi, insti

    instansi pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat terkait. Pemanfaa

    buku-buku tersebut yang diterbitkan oleh KKI ini, apakah benar-benar

    menjawab kebutuhan semua pihak dalam pelayanan medis oleh

    dokter/dokter gigi, tentunya akan sangat ditentukan oleh pembaca. KK

    menyediakan diri untuk semua tanggapan/masukan, termasuk kritik

    saran, agar tujuan penerbitannya dapat optimal. Komentar, kritik, sa

    disampaikan langsung kepada KKI melalui surat, faksimile, atauemail.

    Kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan buku ini disampaikan

    ucapan terima kasih dan penghargaan. Semoga upaya peningkatan kuali

    pelayanan medis sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang dap

    terus menerus dikembangkan dan karenanya dapat mencapai hasil yan

    diharapkan bersama. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa

    melimpahkan rahmat dan karunia-NYA.

    Jakarta, November 2006

    K ETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

    HARDI YUSA, dr, Sp.OG, MARS

    Formatted

    Formatted

    Formatted:Font co

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font co

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted

    Formatted:Line spaci

    13 pt

    Formatted

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:yang merupak

    Deleted:

    Deleted:e

    Deleted:

    Deleted:i

    Deleted:

    Deleted:(naskah in

    penyusun, agar dis

    pemberi sambutan)

    Deleted:K

    Deleted:Jakarta, Se

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    7/178

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    8/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 1

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Centered

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Right

    Formatted:Swedish (

    Formatted

    Formatted:Font: 10

    KEPUTUSAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

    NOMOR 19/KKI/KEP/IX/2006

    TENTANG

    BUKU KEMITRAAN DALAM HUBUNGAN DOKTER - PASIEN

    KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

    Menimbang : a. bahwa salah satu tujuan pengaturan praktik

    kedokteran adalah untuk memberikan perlindungan

    kepada pasien dalam menggunakan pelayanan

    medis yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi

    sebagaimana dijamin oleh Undang-Undang Nomor

    29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;

    b. bahwa dalam rangka upaya pemberdayaan

    masyarakat guna memanfaatkan pelayanan medis

    secara tepat, telah disusun Buku Kemitraan dalam

    Hubungan Dokter-Pasien;

    c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

    dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu

    menetapkan Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia

    tentang Buku Kemitraan dalam Hubungan Dokter-

    Pasien;

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang

    Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 3495);

    2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang

    Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan

    lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: (D

    pt

    Formatted:Indones

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:19/KKI/KEP/I

    Deleted:..........

    Deleted:

    Deleted:

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    9/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 2

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Centered

    Formatted:Right

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Swedish (

    Formatted

    Formatted:Font: 10

    M E M U T U S K A N :

    Menetapkan :

    Kesatu : KEPUTUSAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

    TENTANG BUKU KEMITRAAN DALAM HUBUNGAN

    DOKTER-PASIEN.

    Kedua : Buku Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien

    sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

    Ketiga : Buku Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien

    sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua dapat

    digunakan sebagai acuan bagi semua pihak dalam

    penyelenggaraan praktik kedokteran di Indonesia.

    Keempat : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal di tetapkan.

    Ditetapkan di Jakarta

    pada tanggal 21 September 2006

    KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

    HARDI YUSA, dr, Sp.OG, MARS

    KETUA

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted

    Formatted

    Formatted

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    (Sweden)

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted

    Formatted

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Deleted:Konsil Ked

    Indonesia

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:21 September

    Deleted:H.

    Deleted:

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    10/178

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    11/178

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    12/178

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    13/178

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    14/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 7

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Centered

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Right

    Formatted:Swedish (

    Formatted

    Formatted:Font: 10

    memperoleh standar tertinggi yang dapat dicapai atas kesehatan fisik

    mental. Cara memperoleh kesehatan adalah dengan menerapkan pola hidu

    sehat seperti makanan seimbang, perumahan layak huni, air dan udar

    bersih dan olahraga serta gaya hidup teratur. Selain itu juga melakuk

    pencegahan, pengobatan, dan pengendalian segala penyakit menular dan

    tidak menular, penyakit lain yang berhubungan denganperlaku dan

    pekerjaansebagaimana tertuang dalamPasal 12 Konvenan Internasional

    tentang Hak-Hak Ekonomi Sosial dan Budaya dan Pembukaan Konstit

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    Ilmu Kedokteran adalahsalah satu unsur yang penting dalam upaya

    mejingkatkankesehatanmanusia, khususnya kesehatan perorangan.Dalam

    pengabdiannya untuk kemanusiaan,ilmu kedokteran digunakan untukL

    a.Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit

    b.Pengurangan gejala nyeri dan penderitaan

    c. Pengobatan penyakit

    d. Penyempurnaan fisiologis dan mempertahankan kondisi keseh

    tertentu(compromise status)seseorang

    e. Pendidikan pasien sesuai kondisi dan perkiraan atau prognosisn

    f.Penmulihan setelah pasien sembuh dari penyakitnya.

    Beragamnya tujuan kedokteran tersebut mudah menimbulkan perseps

    berbeda antara pasien dengan dokter karena terdapat perbedaan

    pengalaman dan pengetahuan. Seorang pasien yang sama dalam kondi

    berbeda, atau seorang pasien diperiksa oleh dokter yang sama namun pa

    waktu berbeda, dapat menimbulkan tujuan kedokteran yang berlainan. H

    terjadi karena pada hakikatnya kondisi pasien tidak senantiasa tet

    waktu ke waktu. Tubuh pasien senantiasa berubah ke arah membaik maupun

    memburuk, bahkan dalam penyakit akut atau gawat, perubahan tersebut

    dalam bilangan detik.

    Demikian pula penyakit yang sama pada orang yang berbeda dapat

    menampilkan gejala yang berbeda. Terapi yang sama untuk penyakit yang

    sama yang diderita orang yang berbeda, dapat memberikan hasil yang

    berbeda.

    Apapun kodrat alamiah penyakitnya, salah satu unsur terpenting kesuks

    atau kegagalan pengobatan adalah ketersediaan dan jangkauan (ak

    penyelenggara pelayanan medis (dokter, dokter gigi dan tenaga keseh

    lainnya)bermututerhadap pasiennya. Sarana pelayanan kesehatan (balai

    pengobatan, klinik, puskesmas, rumah sakit dan praktik pribadi dokte

    kurang tersedia, tidak terjangkau secara geografis kewilayahan ma

    biaya, sering kali menimbulkan adanya pengobatan alternatif

    komplementer oleh bukan dokter. Keinginan pasien dan atau keluar

    untuk mendapatkan pengobatan alternatif dan komplementer sah-sah

    Dalam hal ini dipahami bahwa masyarakat memang memiliki kebiasaan

    Formatted

    Formatted:Font: It

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted

    Deleted:Sasaran kes

    masyarakat adalah u

    pengurangan tin

    kematian ibu dan an

    Deleted:/endemik

    Deleted:serta menci

    Deleted:uang dalam

    Deleted:p

    Deleted:penggerak u

    Deleted:t

    Deleted:T

    Deleted:ujuan kedo

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:t

    Deleted:

    Deleted:dan konsel

    Deleted:

    Deleted:ghindaran

    Deleted:ng

    Deleted:

    Deleted:Pada galibko

    Deleted:

    Deleted:Penyakit in

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    15/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 8

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Centered

    Formatted:Border: T

    solid line, Auto

    Bottom: (Single

    pt Line width)

    Formatted:Font: 10

    Formatted:Right

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Swedish (

    mengobati sendiri penyakitnya(self-therapy),baik yang berlangsung di awal

    penyakit maupun di tahap (stadium) lanjut/akhir dari penyakitnya.

    Ilmu kedokteransecara ilmiahdibangun berdasarkan landasan ilmu fisika,

    kimia dan biologi serta matematika, khususnya dalam mengerti dan

    memahami tubuh manusia.Gerakan, panas (demam) dan suara

    sebagaimana teknologi ultrasonografi (USG) atau sinar sebagaim

    rontgen merupakan aplikasi fisika yang akrab dalam dunia kedokte

    Kolesterol darah atau gula urin merupakan aplikasi ilmu kimia un

    mendeteksi kelainan atau penyakit. Biakan kuman melalui dahak unt

    mendeteksi kuman merupakan penerapan ilmu biologi. Sedangka

    perhitungan keampuhan obat dalam ribuan manusia coba dalam penelit

    kedokteran merupakan aplikasi matematika.

    Dalam hal pengobatan, kedokteran juga memanfaatkan ilmu klinik

    epidemiologi yang membingkai data pasien-pasien yang sembuh atau gaga

    sebelumnya sehingga para dokter belajar dari pengalaman empirik terse

    Penerapan ini dikenal sebagai kedokteran berbasis bukti(evidence based

    medicine)yang disokong oleh perkembangan ilmu dan teknologi kedokt

    untuk menciptakan pedoman-pedoman klinik yang baku. Pelayan

    kedokteran modern menyerap banyak tenaga profesi yang dalam praktik

    menjadikan kedokteran sebagai sistem kompleks yang saling bergan

    satu dengan lainnya. Hal inilah yang ketika diterapkan ke dalam satu k

    konkret, yakni terhadap diri pasien yang keadaan kesehatannya senantia

    berubah setiap saat,menempatkankedokteran sebagai ilmu empirik yang

    tidak selalu pasti, walaupun didasarkan pada ilmu-ilmu pengetahuan alam

    tersebut. Pada hakikatnya, kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran tak a

    mampu menentukan jalan kehidupan seseorang manusia sebagai hamb

    Tuhan Yang Maha Esa dengan segala keunikannya. Ini yang merupakan

    dasar dari ketidakpastian medis, sesuatu yang melekat pada kehebatan

    teknologi kedokteran, betapapun canggihnya.

    Formatted:Font: 11

    Auto

    Formatted:Font: 11

    Auto

    Formatted:Font: 11

    Deleted:h

    Deleted:gkrit

    Deleted:menimbulka

    Deleted:Catatan Ibu Huzna Z

    halaman 9 apakah

    disebutkan juga kel

    gigi

    redaksi paragr

    dipermudah bahasan

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    16/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 9

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Centered

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Right

    Formatted:Swedish (

    Formatted

    Formatted:Font: 10

    BAB II

    HUBUNGAN DOKTER PASIEN

    1. Esensi Hubungan Dokter - Pasien

    Pasien (klien pelayanan medik) adalah orang yang memerlukan pertol

    dokter karena penyakitnya dan dokter adalah orang yang dimin

    pertolongan karena kemampuan profesinya yang dianggap mampu

    mengobati penyakit. Hubungan terjadi ketika dokter bersedia menerim

    itu sebagai pasiennya. Hubungan antara orang yang memerluka

    pertolongan dan orang yang diharapkan memberikan pertolonga

    umumnya bersifat tidak seimbang. Dokter pada posisi yang lebih kuat da

    pasien berada pada posisi yang lebih lemah. Dalam hubungan yang

    demikian, dokter diharapkan akan bersikap bijaksana dan ti

    memanfaatkan kelemahan pasien sebagai keuntungan bagi dirinya senSelain itu dokter juga mempunyai kewajiban moral untuk menghormati

    pasiennya sebagai manusia.

    Ketika dalam hubungan itu disertai dengan permintaan dokter un

    mendapatkan imbalan jasa dari klien (pasien) dan klien (pasien) b

    memenuhinya, maka terjadilah hubungan yang disbeut sebagai hubunga

    kontraktual. Dalam hubungan kontraktual terdapat kewajiban dan h

    kedua belah pihak yang harus saling dihormati, serta tanggung jawab jik

    yang tidak memenuhi kesepakatan tersebut.

    Karena sifat hubungan yang tidak seimbang tersebut maka fakto

    kepercayaan memegang peranan penting. Pihak klien (pasien) akan ber

    bersikap jujur dalam mengungkapkan berbagai hal yang ingin diketahui

    dokter, termasuk hal yang bersifat pribadi, dan dokter akan bersikadalam upaya yang akan dilakukannya untuk menolong klien (pasien).

    itu dokter juga harus dapat dipercaya bahwa ia tidak akan menyimpan semua

    rahasia klien (pasien) serta tidak akan mengungkapkan rahasia itu k

    siapapun juga tanpa persetujuan klien (pasien) kecuali atas perintah u

    undang. Saling percaya dan saling dapat dipercaya ini angat penting (k

    dalam menjaga hubungan yang akan memungkinkan dokter mencar

    penyelesaian bagi keluhan klien (pasien)nya. Dalam hubungan dokter

    yang tidak seimbang tersebut, maka pola komunikasi antara keduanya da

    bersifat

    1. Aktif-Pasif

    Dalam pola komunikasi akti-pasif ini dokter bersifat aktif dan

    bersifat pasif dan hanya menjawab ketika ditanya atau berbuat setela

    diperintahkan oleh dokter. Termasuk dalam makan atau menggunakan o

    yang diberikan dokter. Di sini ada kecenderungan bahwa dokter a

    Formatted

    Formatted

    Formatted

    Formatted:Indent: F

    Space Before: 7.5 p

    At least 13 pt

    Formatted

    Formatted

    Formatted

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted

    Formatted

    Formatted:Font co

    Formatted

    Formatted

    Deleted:(Bab II belu

    karena email dari B

    diterima dr Agus P, s

    Agus P juga belum dik

    Deleted:(tambah sat

    tentang hubunga

    dari segi hukum)

    Deleted:Dokter adal

    mempunyai keahlian

    Deleted:

    Deleted:Selain itu da

    Deleted:

    Deleted:1

    , yaitu:

    Deleted:Activity- pas

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    17/178

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    18/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 11

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Centered

    Formatted:Right

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Swedish (

    Formatted

    Formatted:Font: 10

    - Pengabdian yang berkelanjutan untuk mempertahankan kompeten

    pengetahuan dan keterampilan teknis medis.

    Profesionalisme merupakan janji publik bahwa dokter akan terus

    dipercaya sebagai penolong pasien. Di dalamnya terdapat kontrak so

    untuk memegang teguh komitmen terhadap kepentingan terbaik pasien, ju

    dan menghormati hak hak pasien dalam menjalankan praktiknya sebagai

    upaya altruistik (tanpa pamrih).Profesionalisme memperhatikan

    keseimbangan antara harapan kesembuhan pasien, yang merupakan

    kuasa Tuhan, dengan upaya maksimal yang dilakukan dokter sebagai

    penolong pasien.Dengan demikian, profesionalisme adalah pupuk upaya

    kerjasama antara pasien dokter menuju kesembuhan pasien.

    2. Aspek Hukum Hubungan Dokter-Pasien

    Dokter dan pasien adalah dua subjek hukum yang terkait dalam hukumkedokteran. Keduanya membentuk baik hubungan medik maupun hubungan

    hukum. Hubungan medik dan hubungan hukum antara dokter dan pasien

    adalah hubungan yang objeknya pemeliharaan kesehatan pada umumnya

    dan pelayanan kesehatan pada khususnya.

    Dalam melaksanakan hubungan antara dokter dan pasien, pelaksan

    hubungan antara keduanya selalu diatur dengan peraturan-peraturan

    agar terjadi keharmonisan dalam pelaksanaannya. Seperti diket

    hubungan tanpa peraturan akan menyebabkan ketidak harmonisan

    kesimpangsiuran.

    Dalam perkembangannya, hubungan hukum antara dokter dan pasien ad

    dua macam, yaitu :

    a. Hubungan Karena Kontrak (Transaksi Terapeutik)

    Karena adanya perkembangan yang menuntut hubungan dokter pasien

    bukan lagi merupakan hubungan yang bersifat paternalistik tetapi me

    hubungan yang didasari pada kedudukan yang seimbang/partner, maka

    hubungan itu menjadi hubungan kontraktual. Hubungan kontrakt

    karena para pihak yaitu dokter dan pasien masing-masing diyaki

    mempunyai kebebasan dan mempunyai kedudukan yang setara. Kedua

    belah pihak lalu mengadakan suatu perikatan atau perjanjian dimana

    masing-masing pihak harus melaksanakan peranan atau fungsinya

    terhadap yang lain. Peranan tersebut bisa berupa hak dan kewajiban.

    Hubungan karena kontrak umumnya terjadi melalui suatu perjanj

    Dalam kontrak terapeutik, hubungan itu dimulai dengan tanya jawab

    (anamnesis) antara dokter dengan pasien, kemudian diikuti denganpemeriksaan fisik, kadang-kadang dokter membutuhkan pemeriksaa

    diagnostik untuk menunjang dan membantu menegakkan diagnos

    yang antara lain berupa pemeriksaan radiologi atau pemeriksa

    laboratorium, sebelum akhirnya dokter menegakkan suatu diagn

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: At l

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: (D

    pt, Font color: A

    Formatted:Line spaci

    13 pt

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: (D

    pt, Bold, Font co

    Formatted:Line spaci

    13 pt, Tabs: 18 pt, Lef

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: (D

    pt, Font color: A

    Formatted

    Formatted

    Formatted:Indent: F

    Line spacing: At l

    Formatted

    Formatted:Justified

    line: 0 pt, Line spa

    pt

    Formatted:Font: (D

    pt, Font color: A

    Deleted:

    Deleted:e

    Deleted:(sebagai ha

    dengan keluhuran

    Deleted:

    Deleted:y

    Deleted:y

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    19/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 12

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Centered

    Formatted:Right

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Border: T

    solid line, Auto

    Bottom: (Single

    pt Line width)

    Formatted:Font: 10

    Formatted:Swedish (

    Diagnosis ini dapat merupakan suatu working diagnosisatau diagnosis

    sementara, bisa juga merupakan diagnosis yang definitif. Setel

    dokter biasanya merencanakan suatu terapi dengan memberikan res

    obat atau suntikan atau operasi atau tindakan lain dan disertai n

    nasihat yang perlu diikuti agar kesembuhan dapat segera dicapai ole

    pasien. Dalam proses pelaksanaan hubungan dokter-pasien ters

    sejak tanya jawab sampai dengan perencanaan terapi, dokter melakuk

    pencatatan dalam suatuMedical Records (Rekam Medis). Pembuatan

    rekam medis ini merupakan kewajiban dokter sesuai dengan stand

    profesi medis.

    Dalam upaya menegakkan diagnosis atau melaksanakan terapi, dokt

    biasanya melakukan suatu tindakan medik. Tindakan medik tersebut a

    kalanya atau sering dirasa menyakitkan atau menimbulkan rasa ti

    menyenangkan. Secara material, suatu tindakan medik itu sifatnya

    bertentangan dengan hukum apabila memenuhi syarat-syarat sebag

    berikut :

    Mempunyai indikasi medis, untuk mencapai suatu tujuan yang

    konkret.

    Dilakukan menurut aturan-aturan yang berlaku di dalam ilm

    kedokteran. Kedua syarat ini dapat juga disebut sebagai bertinda

    secaralege artis.

    Harus sudah mendapat persetujuan dulu dari pasien.

    Secara yuridis sering dipermasalahkan, apakah tindakan medik yang

    tidak mengenakkan/menyakitkan itu dapat dimasukkan dalam pengerti

    penganiayaan yang merupakan konsep dalam hukum pidana. Akan tetapi

    dengan dipenuhinya ketiga syarat tersebut di atas hal ini menjadi da

    tindakan medik yang telah sesuai dengan hukum. Sebenarnya kualifikyuridis mengenai tindakan medik ini tidak hanya mempunyai arti ba

    hukum pidana saja, melainkan juga bagi hukum perdata dan hukum

    administratif. Dalam hukum administratif, masalahnya berkenaan

    lain dengan kewenangan yuridis untuk melakukan tindakan medik. D

    yang berpraktik harus mempunyai izin praktik yang sah. Ditinjau dari segi

    hukum perdata, tindakan medik merupakan pelaksanaan suatu perikata

    antara dokter dengan pasien.

    Dalam ilmu hukum dikenal dua jenis perjanjian, yaitu:

    Resultaatsverbintenis,yang berdasarkan hasil kerja.

    Inspanningverbintenis,yang berdasarkan usaha yang maksimal.

    Pada umumnya, secara hukum hubungan dokter-pasien merupakansuatu hubungan ikhtiar atau usaha maksimal. Dokter tidak menjanj

    kesembuhan, akan tetapi berikhtiar sekuatnya agar pasien sembuh

    Meskipun demikian, mungkin ada hubungan hasil kerja pada keadaan

    Formatted:Indent: L

    Hanging: 17.25 pt

    4.5 pt, After: 0 pt, L

    least 13 pt, Bullete

    Aligned at: 35.45 p

    53.45 pt + Indent at

    Not at 53.45 pt

    Formatted:Font: (D

    pt, Font color: A

    Formatted:Font: (D

    pt, Font color: A

    Formatted:Font: (D

    pt, Font color: A

    Formatted:Indent: L

    First line: 0 pt, Li

    13 pt

    Formatted:Font: (D

    pt, Font color: A

    Formatted:Font: (D

    pt, Font color: A

    Deleted:i

    Deleted:e

    Deleted:j

    Deleted:e

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    20/178

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    21/178

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    22/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 15

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Centered

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Font: 10

    Formatted:Right

    Formatted:Swedish (

    Formatted

    Apabila objek perjanjian medis ditinjau dari sudut pandang il

    kedokteran maka kita dapat merincinya melalui upaya yang umum

    dilakukan dalam suatu pelayanan kesehatan bisa dimulai dari usah

    promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

    Jadi variasitujuanperjanjian medis dapat merupakan :

    1. Medical check-up

    Upaya ini bertujuan untuk mengetahui apakah seseorang berada

    dalam kondisi sehat atau cenderung mengalami suatu kelainan dal

    taraf dini. Hal ini berkaitan dengan usaha promotif yang ber

    memelihara atau meningkatkan kesehatan secara umum.

    2. Imunisasi

    Tindakan ini ditunjukkan untuk mencegah terhadap suatu penya

    tertentu bagi seseorang yang mempunyai risiko terkena. Misalnya

    anggota keluarga dari pasien yang menderita Hepatitis B, dianjursekali untuk mendapatkan vaksinasi Hepatitis B. Usaha preventif

    bersifat spesifik untuk mencegah penularan penyakit Hepatitis B.

    3. Keluarga Berencana

    Keluarga berencana adal;ah upaya untuk mengatur jarak kehamilan

    yangsatu dengan yang berikutnya, atau untuk mengatur kapan

    seseorang ingin atau tidak ingin mempunyai anak. Upaya ini le

    bersifat preventif dan dilakukan oleh orang yang sehat dan sa

    Tujuan lain dari keluarga berencana adalah menjaga kesehata

    perempuan. Meskipun yang datang dalam keadaan sehat, adakalanya

    perlu dilakukan pemeriksaan awal untuk memastikan apakah ada

    halangan untuk menggunakan alat keluarga berencana terten

    Sebenarnya pengertian pelayanan keluarga berencana jug

    mencakup pemberian pertolongan bagi mereka yang (sudah) ingi

    mempunyai anak.

    Usaha Penyembuhan Penyakit

    Sifat tindakan di sini adalah kuratif, untuk menyembuhkan peny

    yang akut atau relatif belum terlalu lama diderita.

    4. Meringankan Penderitaan

    Tidak semua penyakit dapat disembuhkan atau dapat segera

    diketahui diagnosisnya sementara pasien dalam keadaan menderi

    dan cemas. Untuk itu diperlukan upaya memperingan penderitaan

    (gejala).Umumnya dokter memberikan obat-obat yang simptomatissifatnya, hanya menghilangkan gejala saja, karena penyeba

    penyakitnya belum dapat diatasi. Misalnya obat-obat penghilang r

    nyeri.

    Formatted

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: (D

    pt, Font color: A

    Formatted

    Formatted:Font: (D

    pt, Font color: A

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted

    Formatted

    Formatted

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: (D

    pt, Font color: A

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Deleted:obje

    Deleted:k

    Deleted:a

    Deleted:

    Deleted:e

    Deleted:

    Deleted:Pasangan s

    Deleted:

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    23/178

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    24/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 17

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Centered

    Formatted:Font: 10

    Formatted:Right

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Swedish (

    Formatted

    Untuk tindakan selanjutnya tergantung pada persetujuan pasien

    bersangkutan.

    3. Kesetaraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien

    Demi mewujudkan keseimbangan dalam membina hubungan dokter pasien

    maka diperlukan komunikasi yang setara dari kedua belah pihak. Artinya

    dokter maupun pasien memiliki hak yang sama untuk mengutarakan maksu

    dan harapannya.Hubungan dokter pasien bukanlah hubungan atasan

    bawahan. Tidak ada yangsuperiordaninferiordiantaranya. Oleh karena itu

    dokter tidak boleh memperlakukan pasien sebagai objek dari pekerjaannya.

    Kesetaraan hubungan ini sangat berpengaruh dalam proses pertuka

    informasi antara dokter pasien.Dokter diharapkan memberikan peluang

    kepadapasien untuk mengutarakan dan menerima informasi dengan j

    dan bebas sehingga terbinalah komunikasi yang efektif dan efisienSelain

    mengubah paradigma para dokter, perludilakukan juga penyuluhan atau

    edukasi pada masyarakat agar menjadi pasien yang cerdas. Hal ini

    diharapkan nantinya dapat mengangkat posisi pasien setara dengan do

    Ada beberapa tipe dokter yang berkaitan dengan pemberianpelayanan

    medis, khususnya yang berpengaruh terhadapkomunikasinya dengan

    pasien, antara lain :

    1.Dokter yang enggan menjawab walau pasien bertanya

    Tipe inidapat dikatakantidak kooperatif. Mungkin pasien akan sulit

    menaruh kepercayaankepada dokter.Kalau memang menghendaki

    berkomunikasi dengan dokter, dalam nuansa hubungan kemitr

    hindari dokter tipe ini dan cari dokter lain yang lebih komunikatif

    2.Dokter yang bersedia menjawab apabila ditanya dan hanya

    menjawab sebatas pertanyaan pasien

    Tipe iniumumnya ditemui dalam hubungan dengan pasien yang dianggap

    dokter memang bisa diajak membahas bersama, antara lainpasien yang

    berpendidikan cukup. Dokter tipe ini mungkin tidak banyak membuka

    peluang kepada pasien untuk bertanya kalau ia menganggap pendidikan

    pasien yang rendah akan kurang optimal dalam bertanya ataumenerima

    penjelasan yang akanberpengaruh pada upaya penyembuhan.

    3.Dokter yang bersedia menjawab pertanyaan pasien,mau bertanya

    serta menambahkan informasi informasi lain yang sesuai den

    tujuan kesehatan pasien

    Tipe ini adalahgambaran sikap dokteryangdiharapkan dalam

    pengembangan nuansa kemitraan dalam hubungan dokter-pasien. D

    dikatakan bahwa inilah tipeideal bagi pasiendari semua karakter,yaitu

    dari yangpendidikannya terbatas maupun yang berpendidikan tinggi.

    Dokter tipe inibiasanyasabar mendengarkan dan pandai menggali

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted

    Formatted:Line spaci

    13 pt

    Formatted:Font: (D

    pt, Bold

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Deleted:

    Deleted:2.Kesetaraa

    Deleted:, y

    Deleted:

    Deleted:Oleh sebab it

    Deleted:

    Deleted:r kita juga

    Deleted:

    Deleted:Namun sebel

    Deleted:

    Deleted:jelas sehin

    Deleted:

    Deleted:lebih banya

    Deleted:

    Deleted:rajin

    Deleted:baik bagi yan

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    25/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 18

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Centered

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Font: 10

    Formatted:Right

    Formatted

    informasi dari pasien serta memberitahukan kembali apa apa yang

    penting diketahui pasien. Selain itu, doktertipeinijugapandai berempati

    sehingga pasien menaruh kepercayaan penuhkepada dokter dalam

    upaya penyembuhan penyakitnya.

    Mengingat adanya berbagai tipe dokter yang berkaitan dengan karakte

    pasien diharapkan dapatbersikap kritis terhadap dokter dengan caramenjadi

    pasien yang cerdas.

    A. Menjadi Pasien yang Cerdas

    Di negara negara maju umumnya pasien dianjurkan untuk

    mempersiapkan diri sebelum berkunjung ke dokter dengan mengis

    formulir riwayat kesehatan (health story),sejujur jujurnya.Kesiapan

    masyarakat memungkinkan untuk meminta mereka memanfaatkan

    formulir yang bisa didapat dari suatu situs di internet. Formulir tersebut

    memuat sederetan pertanyaan,antara lain :

    1.Kondisi kesehatan diri dan riwayat penyakit keluarga misaln

    jantung, diabetes, darah tinggi, kanker, dan lain-lain.

    2.Kebiasaan hidup sehari hari seperti olahraga, diet, merokok, mi

    minuman beralkohol, dan lain-lain.

    3.Masih mengkonsumsi obat obatan tertentu (jantung, diabetes

    lain-lain).

    4.Pernah mengalami operasi.

    5.Kehamilan.

    6.Melampirkan dokumen hasil pemeriksaan yang pernah dilakukan

    sebelumnya (pada masa lalu),misalnya hasil laboratorium, foto

    rontgen, MRI, dan lain-lain.

    Selain berperan dalam menentukan diagnosisdan obat obatan, formulir

    riwayat kesehatan tersebut merupakan informasi awal yang penting u

    diketahui dokter sebelum pasien menceritakan penyakit yang sekara

    dideritanya. Di samping itu pasien juga diharapkan mempersiapkan

    pertanyaan sehubungan dengan informasi yang ingin diketahu

    dokter. Pertanyaan pertanyaan tersebut, antara lain:

    Mengapasampaisakit dan apa penyebab penyakitnya?

    Bagaimana penyakit tersebut bisa didapatnya? Penularan, keturun

    dan apakah akan diturunkan atau menular kepada anggota keluarga

    yang lain?

    Berapa lama sebenarnya penyakit ini timbul pada tubuhnya?

    Bagaimana proses pengobatannya,aparencana dokter dalam upaya

    penyembuhan?

    Apakah bisa sembuh? Atau akan permanen/menetap pada tubuhnya

    atau bahkan memburuk?

    Formatted:Line spaci

    13 pt

    Formatted

    Formatted:Line spaci

    13 pt, Tabs: 18 pt, Lef

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted

    Formatted:Font co

    Formatted

    Deleted:sang Dokt

    memiliki risiko pa

    terjadi hal hal yan

    Deleted:

    Sayangnya tidak se

    berlaku seperti dok

    Oleh karena itu pen

    untuk dapat an

    Deleted:

    Deleted:(Smart Patie)

    Deleted:, seperti Ame

    Deleted:ll .

    Deleted:ll

    Deleted:.

    Deleted:ll

    Deleted:

    Deleted:a misalnya

    Deleted:dia

    Deleted:pasien

    Deleted:.

    Deleted:pasien

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    26/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 19

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Centered

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Font: 10

    Formatted

    Formatted:Right

    Jika harus dilakukan operasi apa baik/buruknya, risiko, dan

    bagaimana bila menolak?

    Lembar pertanyaan mengenai riwayat kesehatan seperti itu biasan

    disediakan oleh dokter atau klinik atau rumah sakit yang bisa disedi

    di ruang tunggu atau di bagian informasi/penerimaan pasien.Selain

    formulir riwayat kesehatan, para dokter dan rumah sakitada yang

    menyediakan brosur, lembar lipat, bukletatau bahkan pemutaran video

    seputar informasi berbagai penyakit serta layanan kesehatan yang

    diletakkandi ruang tunggu.Penyediaan media komunikasi dan lembar

    isian ini dapat dimanfaatkan untuklebihmembuka wawasan pasien.

    Dalam hal ini perlu dipahami bahwa pemanfaatan data dan informasi

    tersebut harus proporsional dan tidak boleh dimanfaatkan sebag

    untuk mendiagnosis sendiri. Pasien harus menyadari bahwa kon

    tetap diperlukan untuk memahami informasi yang diperoleh dari lu

    ruang praktik dokter.

    Di zaman kemajuan teknologi komunikasi seperti sekarang, pasiebisa

    mendapat informasi tentang para dokter, keahlian masing masin

    riwayat pendidikan serta pekerjaan, kesuksesan dan kegagalan ya

    pernah dilakukan sepanjang kariernya sebagai dokter.Situs tersebut

    disediakan oleh lembaga yang meregristrasi dokter sehingga pasien

    memilih dan menentukan secaratepat, dokter yang sesuai dengan

    keinginannya, berkaitan dengan penyembuhandan kenyamanannya.

    Dalam hal ini perlu diperhatikan pula bahwapemilihan tersebutperlu

    memperhatikan ketentuan yang berlaku untukjenjang pelayanan, dari

    mulai dokter (umum) hingga dokter spesialis atau subspesialis.

    Pelayanan informasi melalui situs internet belum seperti di negar

    maju. Situsyang dapat diakses masyarakat untuk mendapatkan formulir

    formulir dan informasi dokter seperti yang telah disebutkan di atamasih

    sangat terbatas.

    Menjadi pasien yang cerdas(smart patient)adalah sikap yang diharapkan

    dari masyarakat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikansebelum

    memeriksakan diri ke dokter :

    - Apa keluhan yang diderita.

    - Berapa lama penyakit tersebut sudah diderita.

    - Bagian tubuh mana saja yang sakit.

    - Apa ada perubahan kebiasaan? (buang air besar/kecil, perubahan

    berat badan yang signifikan, perubahan aktivitas/pekerjaan).

    - Riwayat penyakit, penyakit anggota keluarga lain (ayah, ibu, an

    dan anggota keluarga atau orang lainyang serumah).

    - Obat-obatan bebas yang sudah dikonsumsi atau resep dari doktersebelumnya, serta pertanyaan lain yang penting sehubungan den

    keluhan dan kelanjutan dari informasi di atas.

    - Membawa dokumen dokumen pemeriksaan terdahulu (hasil

    laboratorium, foto rontgen, MRI, dan lain-lain)

    Formatted:Indent: L

    Space Before: 7.5 p

    At least 13 pt

    Formatted:Font: It

    Formatted

    Deleted:e

    Deleted:

    Deleted:Sebaiknya do

    atau rumah sakit ru

    Indonesia juga me

    riwayat kesehatan d

    mereka seperti layak

    Serikat. juga br

    mereka Sehingga pa

    Deleted:

    Deleted:Sebaliknya

    Deleted:

    Deleted:dengan ,

    Deleted:

    Deleted:.

    Deleted:

    Deleted:Meskipun ki

    Deleted:

    Deleted:,

    Deleted:

    Deleted:pasien yang

    Deleted:pasien.

    Deleted:nya

    Deleted:seperti

    Deleted:ll

    Deleted:

    Deleted:ll

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    27/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 20

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Centered

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Font: 10

    Formatted:Right

    Formatted

    Setelah memeriksa pasien, dokter memberikan nasihat berupa anjuran

    atau larangan di mana pasien tersebutdiharapkan dapatmentaatinya

    agar mencapai hasil yang optimal. Nasihat tersebut, antara lain:

    1.Mengkonsumsi obat sesuai aturan.

    2.Menghentikan atau mengurangi suatu aktivitas.

    3.Menghentikan atau mengurangi konsumsi jenis makanan tert

    termasuk merokok dan alkohol.

    4.Menganjurkan berolahraga secara teratur.

    5.Menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan tertentu.

    6.Menganjurkan untuk memeriksakan diri secara rutin bagi pend

    penyakit tertentu (jantung, diabetes, dan lain-lain).

    7.Mengingatkan untuk memanfaatkan fasilitas askes atau asura

    lainnya.

    8. Menginformasikan tentang rencana pengobatan termasuk

    kembali atau tidak; atau perlu dirujuk ke dokter ahli atau rumah saki

    lain yang tepat persyaratannya.

    Dalam memberikan nasihat tersebut, diharapkan dokter dapat

    menunjukkan sikap yang mencerminkan profesonalismenya, anta

    1.Menyikapi dengan bijaksana perbedaan tiap pasien, keterbatasa

    pengetahuan dan kemampuan sosial-ekonominya.

    2.Bersikap ramah kepada pasien danmeyakinkan bahwaia sungguh

    sungguh berupaya agarpasiensegera sembuh serta mengingatkan

    bahwa upaya penyembuhan adalah upaya bersama.

    3. Menjelaskan kepada pasien tentang rencana tindakan medik ya

    diharapkannya dapat diikuti oleh pasien.Bagi pasien dokter gigi,

    misalnya, dokter menginformasikan tentangberapa kali kedatangan

    dalam penyelesaian perawatan gigi,misalnya pada perawatan saraf

    gigi.Penjelasan tersebut akan membantupasiendalam

    memperkirakan waktu dan dana yang dibutuhkan.

    Sikap pasien yang diharapkan tampil untuk dapat mengembangkan

    kemitraan dalam hubungan dokter-pasien:

    1.Menjelaskandan bertanya kepada dokter tentanghal-halyang

    berkaitan dengan penyakit yang dideritanyasecarajujur.

    2.Menghindari komunikasi yang bertele-tele, seperti membicarakan hal

    yang tidak ada sangkut pautnya dengan penyakit yang diderita saat

    itu. Pasien perlu menyadari bahwa kesediaan waktubagidokter

    dalam memberikan pelayanan medis adakalanya sangatterbatas.

    Pasien juga perlu memikirkanpasien-pasien lainyang sedang

    menunggu giliran untuk berkonsultasi dengan dokter.

    3.Menyadaribahwa dokter juga manusia biasa yang terbatas

    kemampuannya dalam upayanya menyembuhkan. Doktertidak

    menjamin kesembuhan karenakepastian hanya milik Tuhan Yang

    Maha Esa.

    Formatted:Font co

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted

    Formatted

    Formatted

    Formatted

    Formatted

    Formatted

    Formatted

    Formatted

    Deleted:

    Deleted:e wajib unt

    Deleted:e

    Deleted:misalnya

    Deleted:ll.

    Deleted:pasien

    Deleted:dokter ber

    Deleted:

    Deleted:dan berdoa

    Deleted:perlu di y

    Deleted:

    Deleted:Sehingga b

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:Beberapa hal

    Deleted:Bercerita l

    Deleted:H ber , men

    Deleted:Patut kita in

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    28/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 21

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Centered

    Formatted:Right

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Font: 10

    Formatted:Border: T

    solid line, Auto

    Bottom: (Single

    pt Line width)

    4.Menghargai dokter yang mempunyai hak untuk beristirahat, tidak

    mungkin terus menerus menjalankanpekerjaannya, apalagi pekerjaan

    dokter dapat dikategorikan sebagai tugas dengan tingkat stres y

    tinggi. Perlu dipahami pula bahwa dokter mempunyai hakuntuk

    kehidupan pribadi dan keluarganya. Pemahaman ini diharapkan

    menyadarkan pasien untuktidak sewaktu-waktu, diluar jam praktik,

    meminta dokter untuk selalusiap melayani pasien.

    5.Memperhatikan situasi ketika bermaksud menjelaskan tentan

    keluhan atau kondisi penyakit. Amati dulu, apakah dokter sedan

    dalam situasi yang memungkinkan untuk diajak bicara.Bercerita di

    awal kedatangan, saat bertemu dokter mungkin lebih

    baik/menguntungkan/efektif kalau dibandingkan denganmelakukan

    percakapan pada saat dokter menulis resep. Mungkindokter

    memerlukan konsentrasi penuh pada saat menulis resepagar obat

    yang diberikan tepat dalam jenis dan jumlah.

    6.Memberi tahu dokter kalau adakondisi alergi terhadap obat/makanan

    tertentu.

    7.Menanyakan halyang ingindiketahui sekitar prospek kesembuhan

    penyakit dan lain-lain,sesuai kondisi dan situasinya.

    8. Mematuhianjuran dan larangan dokteratas kesadaran bahwa semua

    itu dilakukan sebagai upaya memperoleh kesembuhan.

    9. Mengucapkan terima kasih kepada doktermeskipunsudah memberi

    imbalan.

    10.Memilihdokter yang tidak ramai pasiennya agar cukup waktu untuk

    berkomunikasi, kalau memang sangat mengharapkan dapat

    berkomunikasi dan percaya bahwa dokter tersebut dapat membantu

    mengusahakan kesembuhan.

    11. Memahami bahwa pasien mempunyai hak untuk mencari pendapat

    kedua apabila hasil konsultasi dengan dokter dianggap tida

    memuaskan.

    12. Memberitahu dokter tentang kondisi diri, misalnya ibu yang se

    hamil namun kehamilannya belum tampak jelas, agarkondisi

    kehamilandanobat-obatan yang akan diberikanmendapat perhatian

    sebagaimana mestinya sehinggacukup aman bagiibu dan bayi yang

    dikandungnya.

    13. Menanyakan kemungkinan memilih obat lain yang lebih sesu

    dengan kemampuan ekonomi (obat dengan harga yang lebih

    terjangkau).

    14.Menanyakantentang kemungkinan adanya efek samping dari obat

    yang diberikan dokter, baik karena kondisi kesehatan umumn

    maupun berkaitan dengan keluhan yang dialaminya. Contoh:efek

    sampingobat yang diberikan kepada pasien penyakit nyeri lambung

    (maag).

    15. Menanyakancara mengkonsumsi obatyang diberikan, misalnya bisa

    kapan saja atau harussebelum/sesudah makan; saat bangun pagi

    atau ketika hendak tidur malam.

    Formatted:Font: It

    Deleted:H karena m

    rutinitas yang mel

    , sehingga e

    Deleted:lah pada dan

    karena ,

    Deleted:Informasi

    anda

    Deleted:Bertanyala

    anda dengan meng

    dokter yang terbat

    Deleted:Patuhilah se

    baik

    Deleted:U walau an

    Deleted:Upayakan ber

    Deleted:Pada pasien

    tersebut sehingga

    Deleted:Tanyakan a

    pilihan untuk oba

    harganya relatif l

    Deleted:Ta apakah o

    tersebut akan mempu

    Deleted:Bagaimana

    Deleted:

    Deleted:misalnya)

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    29/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 22

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Centered

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Font: 10

    Formatted

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Right

    16. Memahami bahwakeputusan tindakan medis adalah hak pasien.

    Dokter/dokter gigidan pasienperlumenyadari perannya masing masing

    sehingga risiko yang tidak diinginkan dapat diperkecil. Perubahan dalam

    hubungan dokter dengan pasien sudah harus dilakukan dengan ra

    penuh tanggung jawab oleh dokter dan pasien. Di sisi lain,perbaikan

    manajemen pelayanan kesehatan menjadi tanggung jawab pemerintah.

    B. Hal Hal yang Perlu Dibicarakan Pasien dengan Dokter

    Dalam perkembangan zamanseperti sekarangini,diharapkan bahwa

    pasien tidak lagi bersikap menyerahkan sepenuhnya,begitu saja,kepada

    dokter yang memeriksa/mengobatinya. Pasienperlu melibatkan diri scara

    aktifdalam proses pemeriksaan dan tindakan pengobatan.Sikap seperti

    yang dipaparkan berikut ini sangat diharapkan dari pasien:Meminta penjelasan tentang pelayanan medis yang dapat diberikan

    tempat pelayanan yang dikunjungi.

    Meminta kejelasan tentang tarif yang harus dibayar untuk pelayan

    kesehatan yang digunakan.

    Memaparkan keadaan kepada dokter yang memeriksa, termasuk

    menceritakan awal dirasakannya keluhan tersebut dan berbag

    kemungkinan yang bisa dikaitkan dengan keluhan.

    Menyampaikan informasi tentang hal-hal/tindakan yang s

    dilakukan sehubungan dengan keluhan tersebut.

    Meminta penjelasan kepada dokter untuk hal-hal yang tidak dipaham

    ketika dokter memberikan informasi mengenai keadaan dan

    situasinya.

    Meminta penjelasan mengenai prognosis penyakit.Meminta penjelasan tentang pilihan lain dari yang dianjurkan

    berkaitan dengan proses pemeriksaan/pengobatan.

    Mengajukan cara lain dari yang disarankan karena menganggap l

    sesuai dengan kemampuannya, atau lebih memungkinkan daripada

    kalau mengikuti pemeriksaan dan atau pengobatan yang ditawarka

    dokter.

    Meminta berkas atau membuat fotokopi dari data pemeriksaan (has

    pemeriksaan laboratorium, rontgen, dan sebagainya)

    menyimpannya sebagai arsip pribadi yang sewaktu-waktu dapat

    digunakanuntuk mencari opini lain, bahkan berpindah ke tempat

    pelayanan medis/dokter lain.

    Meminta penjelasan tentang kemungkinan lain dari cara ya

    dianjurkan dokter, berkaitan dengan proses pemeriksaan/pengserta mengajukan pilihan lain dari yang disarankan berdasa

    kemampuannya

    Formatted:Line spaci

    13 pt

    Formatted:Indent: L

    Line spacing: At l

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Line spaci

    13 pt, Tabs: 18 pt, Lef

    Formatted:Indent: L

    Space Before: 7.5 p

    At least 13 pt

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Line spaci

    13 pt

    Deleted:Dan ingat

    Deleted:,

    Deleted:,

    Deleted:harus

    Deleted:e

    Deleted:minimalisi

    Deleted:baikan

    Deleted:, namun

    Deleted:biarlah

    Deleted:

    Deleted:pasien tida

    Deleted:perlu

    Deleted:terlibat

    Deleted:Untuk itu pas

    untuk melakukan ha

    Deleted:nya

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    30/178

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    31/178

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    32/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 25

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Centered

    Formatted

    Formatted:Right

    Formatted:Font: 10

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Swedish (

    dapat dirinci dari sifatnya, apakah mengakibatkan kelumpuhan at

    kebutaan; kemungkinan timbulnya, sering atau jarang; taraf kese

    apakah kelumpuhan total atau parsial; waktu timbulnya, apakah segera

    setelah tindakan dilakukan atau lebih lama lagi. Pihak yang berkewaj

    memberikan informasi tergantung dari sifat tindakan medik, invasi

    Dokter boleh mendelegasikan pemberian informasi ini kepada dokt

    atau perawat dengan syarat-syarat tertentu.

    Mengenai yang berhak memberikan persetujuan, secara yuridis adal

    pasien sendiri, kecuali bila ia tidak cakap hukum atau dalam keadaan

    tertentu. Dalam hal pasien gawat darurat atau tidak sadar, dokter bo

    melakukan tindakan atas dasar penyelamatan jiwa, tanpa perluinformed

    consent.Leenenmengemukakan suatu konstruksi hukum yang disebut fiksi

    hukum dimana seseorang dalam keadaan tidak sadar akan menyetujui apa

    yang ada pada umumnya disetujui oleh para pasien yang berada dalam suatu

    situasi dan kondisi yang sama. Tindakan medik pada pasien tidak sadar b

    dikaitkan dengan Pasal 1354 KUHPerdata, yaituzaakwaarneming atau

    perwakilan sukarela.

    Rumah sakit umumnya sudah menyediakan formulir persetujuan tindak

    kedokteran/kedokteran gigiyang harus ditandatangani oleh pasien. Dengan

    persetujuan tersebut berarti pasienmenyatakantelah memahami tindakan

    medik yang akan dilakukan terhadapnya serta berbagai kemungkinanrisiko

    yang dapat terjadi pada tindakan tersebutserta mengetahui alternatif lain . Ia

    juga telah setuju untuk memilih tindakan medik tersebut. Tetapi apabila

    tindakan medis yang dilakukan tidak sesuai dengan standar pelayanan

    dan atau standar prosedur operasional, pasien tetap dapat menggu

    apabila terjadi cedera atau kerugian sebagai akibat dari kesalahan a

    kelalaian dokter. Sebaiknya, pasien hanya menandatanganisetelah

    memahami segala sesuatunya dan dapat membuat keputusan secara jernih.

    Adakalanya pasien atau keluarganya, bila disodorkan formulir pers

    tindakankedokteran/kedokteran gigi,langsung menandatangani begitu saja

    tanpa membaca isinya dan mendiskusikannya terlebih dahulu. Jad

    sebenarnyapasientidak tahu apapun mengenai tindakan/operasi yang akan

    dilakukan meskipun sudah tanda tangan. Sikap ini sangat tidak dihar

    dari pasien.

    Khusus untuk persetujuantindakan kedokteran/kedokteran gigi yang

    tercantum pada UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasa

    45 ayat (1),(2), (3) dan (4), berbunyi:

    (1)Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilak

    oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetuju

    (2)Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelahpasien mendapat penjelasan secara lengkap.

    (3)Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangn

    mencakup:

    a.Diagnosis dan tata cara tindakan medis;

    Formatted:Font: 11

    Font color: Aut

    Formatted:Line spaci

    13 pt

    Formatted:Font: 11

    Font color: Aut

    Formatted:Line spaci

    13 pt

    Formatted:Indent: L

    spacing: At least

    numbered + Level: 1

    Style: 1, 2, 3, + Sta

    Alignment: Left + A

    Tab after: 36 pt + In

    Tabs: Not at 36 pt

    Deleted:medis

    Deleted:Di dalam for

    dituliskan juga in

    penyakitnya, tind

    operasi yang akan

    dan risiko tindak

    penanganannya,

    kemungkinan yan

    misalnya suatu ope

    atau terjadi kompli

    Deleted:nerima

    Deleted:dan membeba

    dari tanggung jawa

    Deleted:nya

    Deleted:

    Deleted:ia

    Deleted:medis,

    Deleted:nya

    Deleted:mereka

    Deleted:tindakan

    Deleted:medis

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    33/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 26

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Centered

    Formatted:Border: T

    solid line, Auto

    Bottom: (Single

    pt Line width)

    Formatted:Font: 10

    Formatted:Right

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Swedish (

    b.Tujuan tindakan medis yang dilakukan;

    c.Alternatif tindakan lain dan risikonya;

    d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan

    e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.

    (4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan bai

    secara tertulis maupun lisan.

    Dalam kaitan ini ada beberapa prinsip yang harus dipahami pasien, bi

    berhadapan dengan dokter/dokter gigi, yaitu:

    1.Pasien mempunyai hak atas tubuhnya dan dokter berkewajiban

    menghormati hak tersebut.

    2.Pasien berhak mendapatkanInformed Consent: kesetujuan pasien

    terhadap tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya, sete

    memperoleh informasi yang memadai tentang tindakan tersebut. (P

    berhak mendapatkan informasi atas tindakan medis yang dilakuk

    terhadap dirinya).3.Yang berhak memberikan persetujuan adalah pasien itu sendiri.

    4.Untuk pasien yang belum dewasa, tidak sadar, atau mengalami gangguan

    jiwa, persetujuan dapat diberikan oleh wali/pengampunya.

    5.Persetujuan tertulis diperoleh untuk tindakan medis yang invas

    yang dapat mengubah atau mempengaruhi bentuk dan atau fungsi tubuh

    atau organ tubuh, atau memerlukan pembedahan.

    6.Persetujuan tertulis ditandatangani oleh pasien atau jika tidak

    oleh wali/pengampunya.

    7.Formulir untukinformed consent diakhiri dengan pernyataan bahwa

    pasien sudah memahami segala informasi yang diberikan dan setuj

    terhadap tindakan yang direncanakan.

    8. Surat persetujuan tersebut tidak boleh dikaitkan dengan kesedi

    membayar.9. Tanda setuju tersebut tidak membebaskan dokter dari tuntutan ji

    kemudian berbuat kelalaian atau kesalahan.

    Sudah seharusnya dokter yang akan melakukan tindakan berat seper

    operasi, menerangkan segala sesuatu mengenai proses opera

    perawatannya, pengobatan pasca operasi, serta kemungkinan lain

    mungkin terjadi sewaktu operasi dilakukan serta hal-hal lain yang m

    terjadi pasca operasi. Hal ini sebenarnya menguntungkan kedua belah

    dokter dan pasien, karena bila terjadi sesuatu di luar kemampuan dokte

    tidak sesuai dengan dugaan atau harapan pasien maka karena sudah

    mendapatkan informasi sebelumnya, pasien tidak akan mengguga

    Pemberian lembar persetujuan tindakankedokteran/kedokteran gigi,

    penjelasannya,danpenandatanganan merupakan proses yang seharusnyaberjalan atas dasar pemahaman dan kesadaran pasien dan atau

    keluarganya. Dengan demikian dapat dihindarkan reaksi yang salah a

    pemahaman yang keliru.

    Formatted:Line spaci

    13 pt

    Formatted:Line spaci

    13 pt

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Indent: L

    spacing: At least

    numbered + Level: 2

    Style: 1, 2, 3, + Sta

    Alignment: Left + A

    Tab after: 72 pt + In

    Tabs: 9 pt, List tab +

    Deleted:

    Deleted:nya

    Deleted:medis,

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    34/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 27

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Centered

    Formatted:Font: 10

    Formatted:Right

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Border: T

    solid line, Auto

    Bottom: (Single

    pt Line width)

    Pada tindakan operasi, misalnya, pasien dan keluarga sebaiknya men

    keterangan/penjelasan mengenai seluk beluk operasi, mulai dari pra o

    proses operasi serta pasca operasi. Pasien dan keluarganya pe

    memahami bahwa untuk suatu tindakan operasi misalnya, diperlukan ko

    yang prima dari pasien, sehingga kadang-kadang operasi tidak dap

    dilakukan langsung, tapi harus menunggu sampai kondisi pasien bai

    lebih memungkinkan. Pasien yang tidak mendapatkan penjelasan a

    berpikir bahwa dokter atau rumah sakit memang sengaja menunda-nun

    operasi, supaya pasien bisa tinggal lebih lama dan karenany

    menguntungkan dokter dan rumah sakitnya. Pasien juga perlu mendapa

    keterangan mengenai proses operasi, mulai dari obat yang harus dim

    proses anestesi dan seterusnya. Pada anestesi misalnya dapat saja te

    alergi obat, atau kesalahan obat, sehingga berakibat cacat, lumpuh ata

    kematian. Hal ini sebaiknya dipahami oleh pasien dan keluarganya.

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: At l

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    35/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 28

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Centered

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Font: 10

    Formatted

    Formatted:Right

    BAB III

    HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN

    1. Hak Pasien

    Hak pasien sebenarnya merupakan hak yang asasi yang bersumber dari hak

    dasar individual dalam bidang kesehatan,The Right of SelfDetermination.

    Meskipun sama fundamentalnya, hak atas pelayanan kesehatan serin

    dianggap lebih mendasar. Dalam hal ini negara berkewajiban unt

    menyelenggarakan pemenuhan layanan kesehatan tersebut, sehin

    masyarakat dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan layanan kesehatan

    yang terjangkau, berkualitas, dan tersedia di seluruh wilayah Indones

    Selanjutnya, di dalam praktik kedokteran terjadilah hubungan pasien

    yang esensi hubungannya adalah saling menghargai dan salimempercayai. Tetapi, hubungan ini, tidak seimbang. Secara relatif pa

    berada pada posisi yang lebih lemah. Kekurangmampuan pasien untuk

    membela kepentingannya, yang dalam hal ini disebabkan ketidaktahu

    pasien pada masalah pengobatan, menyebabkan timbulnya kebutuhan unt

    mempermasalahkan hak-hak pasien dalam menghadapi para profesiona

    kesehatan.

    Hubungan yang terjadi biasanya lebih bersifat paternalistik, dimana pasien

    selalu mengikuti apa yang dikatakan dokter/dokter gigi, tanpa ber

    apapun. Sebenarnya dokter adalahpartner pasien dalam hal mencari

    kesembuhan penyakitnya dan kedudukan keduanya sama secara hukum.

    Pasien dan dokter sama-sama mempunyai hak dan kewajiban tertentu.

    Dimulai pada bulan September 1981, pada Musyawarah ke-34 Asosiasi

    Kedokteran Sedunia(World Medical Association)di Lisabon, untuk pertama

    kalinya dideklarasikan hak-hak pasien, yang meliputi hak untuk mem

    dokter secara bebas, hak untuk dirawat oleh dokter yang memiliki kebeba

    dalam membuat keputusan klinis dan etis tanpa pengaruh dari luar, hak un

    menerima atau menolak pengobatan setelah menerima informasi y

    adekuat, hak untuk mengharapkan bahwa dokternya akan merahasiakan

    rincian kesehatan dan pribadinya, hak untuk mati secara bermartaba

    hak untuk menerima atau menolak layanan moral dan spiritual.

    Di Indonesia, semula baru sebagian kecil masyarakat yang mengetahui h

    haknya sebagai pasien dan hanya diberlakukan secaravoluntary sebagai

    kode etik dokter dan belum ada jaminan hukumnya. Kemudian pada tahun

    1992, hak-hak pasien dimasukkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun1992 tentang Kesehatan. Hal ini dirasakan perlu karena selama ini pas,

    bila berhubungan dengan dokter, benar-benar harus mempercayakan se

    nasibnyakepada dokter tersebut. Dalam arti bila terjadi suatu kesalahan

    Formatted:Line spaci

    13 pt

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Indent: L

    Space Before: 4.5 p

    Line spacing: At l

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Deleted:s

    Deleted:,

    Deleted:

    Deleted:Dulu, sewakt

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    36/178

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    37/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 30

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Centered

    Formatted:Right

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Swedish (

    Formatted

    Formatted:Font: 10

    d. risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan

    e. prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.

    Hak untuk meminta pendapat kedua, yaitu memberikan keleluasaan pada

    pasien untuk meminta pendapat dokter/dokter gigi lain bila dia merasa

    ataupun belum yakin dengan diagnosisdokter yang pertama.

    Hak untukmendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis,

    diperlukan untuk menjaga; supaya pasien benar-benar mendapatka

    pelayanan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan penyakitnya, (mis

    apabila perlu mendapatkan pelayanan rontgen maka perlu dirontgen)

    boleh dihilangkan ataupun sebaliknya tidak terjadinya pelayanan

    berlebihan yang sebenarnya tidak diperlukan (tidak perlu dirontgen

    rontgen).

    Pasien juga berhak menolak tindakan medis tertentu. Disini adalah

    kewajiban dokter/dokter gigi untuk menjelaskankepada pasien bila dia

    menolak, maka akan ada risiko-risiko penyakit yang akan dialamin

    pasien tetap menolak, dan terjadi sesuatu (misalnya pasien menin

    maka dokter tidak dapat disalahkan membuat kelalaian, karena sudah

    menjelaskan sebelumnya.

    Isi rekam medis adalah hak pasien, sehingga memudahkan pasien bila nan

    akan berobat ke dokter lain ataupun memerlukan perawatan untuk peny

    yang lain.

    Yang juga penting sebenarnya adalah hak pasien untuk mendapatkan gan

    rugi yang ada pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang

    Kesehatan tapi tidak ada pada Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004

    tentang PraktikK edokteran. Bila memang kerugian pasien terjadi (misaln

    cacat, bertambah parah penyakitnya, ataupun meninggal) terbukti aki

    kesalahan dan kelalaian dokter, maka sudah seharusnya pasien

    mendapatkan ganti rugi yang dapat disepakati bersama sesuai dengan

    kerugian yang diderita.

    Selain keduaundang-undang tersebut di atas, Surat Edaran Direktorat

    Jenderal Pelayanan Medis (Ditjen Yanmed) Depkes RI No

    YM.02.04.3.5.2504, merumuskan hak-hak pasien rumah sakit dengan leb

    rinci, dengan tambahan-tambahan keterangan yang menekankan pad

    pasien untuk mendapatkan informasi yang lengkap mengenai selu

    pelayanan rumah sakit, serta hak pasien untuk mendapatkan pelayana

    rumah sakit yang bermutu dan manusiawi (termasuk seluruh pelayana

    dokter dan tenaga medis yang bekerja di sana).

    Hak pasien rumah sakit yang belum tercakup pada keduaundang-undang di

    atas, antara lain adalah:

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Line spaci

    13 pt

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Space Befo

    After: 0 pt, Line spa

    pt

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Deleted:a

    Deleted:untuk

    Deleted:

    Deleted:

    Deleted:k

    Deleted:Walaupun s

    pasien kehilangan

    susah untuk menil

    Deleted:U

    Deleted:U

    Deleted:

    Deleted:U

    Deleted:U

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    38/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 31

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Centered

    Formatted:Swedish (

    Formatted

    Formatted:Right

    Formatted:Font: 10

    Formatted:Swedish (

    1. Hak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya d

    mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sen

    sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.

    2. Hak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.

    3. Hak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutn

    selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.

    4. Hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di

    rumah sakit.

    5. Hak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sa

    terhadap dirinya.

    6. Hak menerima atau menolak bimbingan moril atau spiritual.

    Ada juga hak pasien lainnya yang dakui olehWorld Health Organization

    (WHO), namun belum tercermin dalamundang-undang dan peraturan yang

    berlaku di Indonesia, antara lain:

    1. Mendapatkan pelayanan medis tanpa mengalami diskriminasi

    berdasarkan ras, suku, warna kulit, asal, agama, bahasa, jenis kel

    kemampuan fisik, orientasi seksual, aliran politik, pekerjaan, d

    dana untuk membayar;

    2. Menerima atau menolak untuk dilibatkan dalam penelitian, dan

    bersedia ia berhak memperoleh informasi yang jelas tentang penel

    tersebut;

    3. Mendapat penjelasan tentang tagihan biaya yang harus dia bayar.

    2. Kewajiban Pasien Dalam Pelayanan Medis

    Selain hak, pasien juga mempunyai kewajiban yang harus dipenuhinya

    Dokter tidak dapat disalahkan bila pasien tidak bersikap jujur dan m

    menceritakan seluruh penyakit dan apa yang dirasakannya. Bila pas

    sudah pernah berobat ke dokter lain, misalnya, dia juga harus menceri

    perawatan apa dan obat apa yang dia dapatkan sebelumnya. Bahkan pasien

    sebaiknya juga menceritakan sejarah penyakitnya pada dokter (misaln

    atau ayahnya berpenyakit darah tinggi, jantung, ginjal, diabetes

    penyakit lainnya, sehingga dokter dapat mendiagnosispenyakit secara lebih

    tepat).

    Pasal 53 UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran mengatur

    tentang kewajiban pasien, yaitu:

    Pasien dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai

    kewajiban :

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Indent: L

    spacing: At least

    numbered + Level: 1

    Style: 1, 2, 3, + Sta

    Alignment: Left + A

    Tab after: 36 pt + In

    Tabs: Not at 36 pt

    Formatted:Font: 11

    (Sweden)

    Formatted:Line spaci

    13 pt

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Line spaci

    13 pt

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Indent: L

    spacing: At least

    numbered + Level: 1

    Style: 1, 2, 3, + Sta

    Alignment: Left + A

    Tab after: 36 pt + In

    Tabs: Not at 36 pt

    Deleted:U

    Deleted:U

    Deleted:a

    Deleted:

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    39/178

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    40/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 33

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Centered

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Font: 10

    Formatted

    Formatted:Right

    HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER

    Dalam melakukan praktik kedokteran, dokter memiliki hak dan kewaji

    dalam hubungannya dengan pasien. Hak dan kewajiban yang esensial di

    di dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokter

    Selain itu masih ada hak dan kewajiban umum lainnya yang mengikat dokte

    Suatu tindakan yang dilakukan dokter secara material tidak bersifat me

    hukum, apabila memenuhi syarat-syarat berikut secara kumulatif: tindak

    mempunyai indikasi medik dengan tujuan perawatan yang sifatnya konet;

    dan dilakukan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku di dalam bi

    ilmu kedokteran; serta diizinkan oleh pasien. Dua norma yang pertam

    karenasifattindakan tersebut sebagaitindakan medis. Adanya izin pasien

    merupakan hak dari pasien. Hak tersebut menyebabkan timbulnya kelompo

    norma-norma yang lain yaitu norma untukmenghormati hak-hak pasien

    sebagai individu dan norma yang mengatur agar pelayanan kesehatan daberfungsi di dalam masyarakat untuk kepentinganorang banyak, dalam hal

    ini pasien sebagai anggota masyarakat

    1. Hak Dokter

    a.Memperoleh perlindungan hukum sepanjang ia melakukan prakti

    kedokteran sesuai dengan standar profesi dan standar pros

    operasional.

    Standar profesi menurut Penjelasan Pasal 50 Undang-Undang Nomor 29

    Tahun 2004 adalah batasan kemampuan (knowledge, skill dan

    professional attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu

    untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat sec

    mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi. PB IDI, PB PDGI dan pa

    pakar berpendapat bahwa standar profesi tersebut terdiri dari stan

    pendidikan, standar kompetensi, standar pelayanan dan pedo

    perilaku sesuai dengan kode etik kedokteran dan kedokteran gigi.

    Menurut Penjelasan Pasal 50 UndangUndang Nomor 29 tahun 2004,

    standar prosedur operasional adalah suatu perangkat instruksi

    langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja r

    tertentu. Standar Prosedur Operasional memberikan langkah yang

    dan terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk melaksana

    berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sara

    pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi.

    Dokter yang melakukan praktik sesuai dengan standar tidak dapa

    disalahkan dan bertanggungjawab secara hukum atas kerugian ata

    cidera yang diderita pasien karena kerugian dan cidera tersebut bukan

    diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian dokter. Perlu diketahui

    cedera atau kerugian yang diderita pasien dapat saja terjadi karen

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Auto

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Font color: Aut

    Formatted:Font co

    Formatted:Font: 11

    Font color: Aut

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Line spaci

    13 pt, No bullets o

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Deleted:(Dicantum

    dan drg)

    Deleted:i

    Deleted:

    Deleted:u

    Deleted:t

    Deleted:-

    Deleted:u

    Deleted:e

    Deleted:e

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    41/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 34

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Centered

    Formatted

    Formatted:Right

    Formatted:Font: 10

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Swedish (

    perjalanan penyakitnya sendiri atau karena risiko medis yang d

    diterima (acceptable) dan telah disetujui pasien dalaminformed consent.

    b.Melakukan praktik kedokteran sesuai dengan standar profesi dan s

    prosedur operasional.

    Dokter diberi hak untuk menolak permintaan pasien atau keluarga

    yang dianggapnya melanggar standar profesi dan atau standar pros

    operasional.

    c.Memperoleh informasi yang jujur dan lengkap dari pasien ata

    keluarganya.

    Dokter tidak hanya memerlukan informasi kesehatan dari pasie

    melainkan juga informasi pendukung yang berkaitan dengan ide

    pasien dan faktor-faktor kontribusi yang berpengaruh terhadap te

    penyakit dan penyembuhan penyakit.

    d. Menerima imbalan jasa

    Hak atas imbalan jasa adalah hak yang timbul sebagai akibat hubungan

    dokter dengan pasien, yang pemenuhannya merupakan kewajiban

    pasien. Dalam keadaan darurat atau dalam kondisi tertentu, pasien t

    dapat dilayani dokter tanpa mempertimbangkan aspek finansial.

    Selain itu dokter juga memiliki hak-hak yang berasal dari hak aza

    manusia, seperti:

    - hak atas privasinya

    - hak untuk diperlakukan secara layak

    - hak untuk beristirahat

    - hak untuk secara bebas memilih pekerjaan

    - hak untuk terbebas dariintervensi,ancaman dan kekerasan, dan lain-

    lainsewaktu menolong pasien.

    2. Kewajiban Dokter Dalam Memberikan Pelayanan Medis

    Kewajiban dokter pada dasarnya terdiri dari:

    a.kewajiban yang timbul akibat pekerjaan profesinya atau sifat laya

    medisnya yang diatur dalam sumpah dokter, etika kedokteran dan

    berbagai standardan pedoman

    b.kewajiban menghormati hak pasien, dan

    c.kewajiban yang berhubungan dengan fungsi sosial pemelihar

    kesehatan.

    Beberapa kewajiban dokter tersebut adalah:

    a.Memberi pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan stand

    prosedur operasional, serta kebutuhan pasien.

    Formatted:Line spaci

    13 pt

    Formatted:Indent: L

    spacing: At least

    Level: 1 + Numberin

    + Start at: 1 + Alig

    Aligned at: 18 pt + Ta

    + Indent at: 36 pt,

    pt

    Formatted:Line spaci

    13 pt

    Formatted:Indent: L

    spacing: At least

    Level: 1 + Numberin

    + Start at: 1 + Alig

    Aligned at: 18 pt + Ta

    + Indent at: 36 pt,

    pt

    Formatted:Indent: L

    spacing: At least

    Level: 1 + Numberin

    + Start at: 1 + Alig

    Aligned at: 18 pt + Ta

    + Indent at: 36 pt,

    pt

    Formatted:Line spaci

    13 pt

    Formatted:Font co

    Formatted

    Formatted:Font: 11

    Formatted

    Formatted:Line spaci

    13 pt, Tabs: 18 pt, Lef

    Formatted:Line spaci

    13 pt

    Formatted

    Deleted:.

  • 5/28/2018 Buku Kemitraan

    42/178

    KONSIL KEDOKTERAN

    INDONESIA

    Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien 35

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Space Befo

    Line spacing: sin

    Formatted:Font: 9 pt

    Formatted:Line spaci

    Formatted:Centered

    Formatted:Swedish (

    Formatted:Font: 10

    Formatted:Right

    Formatted

    Formatted:Swedish (

    Standar Pelayanan menurut