ODS Presbiopi

12
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA (UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA) Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk – Jakarta Barat KEPANITERAAN KLINIK MINI C-EX ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA RS MARDI RAHAYU, KUDUS, JAWA TENGAH Nama : Rismeiniar Yuniar Pattisina Nim : 112012145 Tanda Tangan .................. .................. ........ Dr Pembimbing : Dr. Rosalia, Sp.M .................. .................. ......... I. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. ES Umur : 47 tahun Agama : Kristen Alamat : Sumber Indah I No. 5 Perum, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus Pekerjaan : Swasta Tanggal pemeriksaan : 29 Mei 2013 Pemeriksa : Rismeiniar Moderator : Dr. Rosalia, Sp.M 1

Transcript of ODS Presbiopi

Page 1: ODS Presbiopi

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)

Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk – Jakarta Barat

KEPANITERAAN KLINIK

MINI C-EX ILMU PENYAKIT MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

RS MARDI RAHAYU, KUDUS, JAWA TENGAH

Nama : Rismeiniar Yuniar Pattisina

Nim : 112012145

Tanda Tangan

............................................

Dr Pembimbing : Dr. Rosalia, Sp.M .............................................

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. ES

Umur : 47 tahun

Agama : Kristen

Alamat : Sumber Indah I No. 5 Perum, Kecamatan Mejobo,

Kabupaten Kudus

Pekerjaan : Swasta

Tanggal pemeriksaan : 29 Mei 2013

Pemeriksa : Rismeiniar

Moderator : Dr. Rosalia, Sp.M

II. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

Autoanamnesis pada tanggal 29 Mei 2013, jam 14.30 WIB, di Poliklinik Mata RS

Mardi Rahayu

Keluhan utama

Buram jika membaca dekat sejak 1 tahun yang lalu.

Keluhan tambahan

1

Page 2: ODS Presbiopi

Mata cepat lelah jika membaca

Riwayat penyakit sekarang

Sejak 1 tahun yang lalu, pasien menyadari pandangannya buram jika membaca

dekat, terutama untuk membaca tulisan yang kecil. Jika dipaksakan, mata akan

terasa lelah sehingga pasien harus menjauhkan bacaannya supaya menjadi jelas

untuk dibaca. Jika melihat tulisan jauh tidak terlihat buram atau pun berbayang.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah menggunakan kacamata sebelumnya, Tidak ada riwayat

trauma pada mata ataupun pada kepala.

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat kedua orang tua menggunakan kacamata (+)

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Tanda Vital

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Nadi : 84x/menit

Respiration rate : 20x/menit

Suhu : 36,5°C

Kepala : Normocephal

Telinga : Normotia, serumen (-), secret (-)

Hidung : Deviasi septum (-), secret (-)

Tenggorokkan : Tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis

Thoraks,

Jantung : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)

Paru : SN vesikuler, wheezing (-), ronki (-)

Abdomen : Nyeri tekan (-), bising usus (+) 6x/menit, supel.

Ekstremitas : Akral hangat, udem -/-.

STATUS OPHTHALMOLOGIS

2

Page 3: ODS Presbiopi

OD PEMERIKSAAN OS

20/20

20/40

Visus jauh

Visus dekat ( Jaeger)

20/20

20/40

Emetrop

Add S + 1,75

Koreksi visus jauh

Koreksi visus dekat

Emetrop

Add S + 1,75

Gerak bola mata normal

Enopthalmus (-)

Exopthalmus (-)

Strabismus (-)

Bulbus Oculi

Gerak bola mata normal

Enopthalmus (-)

Exopthalmus (-)

Strabismus (-)

Nyeri tekan (-)

Edema (-)

Hiperemis (-)

Blefarospasme (-)

Lagopthalmus (-)

Ektropion (-)

Entropion (-)

Palpebra

Nyeri tekan (-)

Edema (-)

Hiperemis (-)

Blefarospasme (-)

Lagopthalmus (-)

Ektropin (-)

Entropion (-)

Tampak hiperemis (-)

Edem (-)

Injeksi konjungtiva (-)

Injeksi siliar (-)

Bangunan patologis (-)

Infiltrat (-)

Kemosis (-)

Sekret serosa (-)

Conjuctiva

Tampak hiperemis (-)

Edem (-)

Injeksi konjungtiva (-)

Injeksi siliar (-)

Bangunan patologis (-)

Infiltrat (-)

Kemosis (-)

Sekret serosa (-)

Normal, warna putih Sclera Normal, warna putih

Bulat, jernih Bulat, jernih

3

OD OS

Page 4: ODS Presbiopi

Edem (-)

Infiltrat (-)

Sikatrik (-)

Kornea Edem (-)

Infiltrat (-)

Sikatrik (-)

Jernih

Kedalaman cukup

Hipopion (-)

Hifema (-)

Camera Oculi Anterior

Jernih

Kedalaman cukup

Hipopion (-)

Hifema (-)

Kripta (-)

Warna coklat

Edema (-)

Sinekia (-)

Atrofi (-)

Iris

Kripta (-)

Warna coklat

Edema (-)

Sinekia (-)

Atrofi (-)

Reguler

Letak sentral

Diameter 3 mm

Refleks pupil L/TL : (+/+)

Pupil

Reguler

Letak sentral

Diameter 3 mm

Refleks pupil L/TL : (+/+)

Jernih Lensa Jernih

Positif Fundus Refleks Positif

Kesan normal Retina Kesan normal

Normal Tekanan Intra Okuler

Digital

Normal

Normal Sistem Lakrimasi Normal

Koreksi kaca mata dengan pemeriksaan subjektif untuk penglihatan dekat

Dextra: Sinistra:

S : + 1,75 S : + 1,75

IV. RESUME

Subjektif

Pasien usia 47 tahun merasa pandangannya buram jika membaca dekat, terutama

untuk membaca tulisan yang kecil. Jika dipaksakan, mata akan terasa lelah

sehingga pasien harus menjauhkan bacaannya supaya menjadi jelas untuk dibaca.

Jika melihat tulisan jauh tidak terlihat berbayang.

4

Page 5: ODS Presbiopi

Objektif

Pemeriksaan visus jauh:

VOD : 20/20 VOS : 20/20

Koreksi : ODS Emetrop

Pemeriksaan visus dekat:

VOD : 20/40 VOS : 20/40

Koreksi : ODS Add S +1,75

V. DIAGNOSIS BANDING

ODS Presbiopia

ODS Hipermetropia

ODS Astigmatisme hipermetropia simplex

ODS Astigmatisme hipermetropia compositus

VI. DIAGNOSIS KERJA

ODS Presbiopia

Dasar diagnosis:

- Subjektif

Pasien usia 47 tahun

Buram jika melihat dekat, jika dipaksakan mata akan terasa lelah

Harus menjauhkan objek yang dibaca supaya lebih jelas

Tidak ada pandangan yang berbayang

- Objektif

Pemeriksaan visus jauh:

VOD : 20/20 VOS : 20/20

Koreksi : ODS Emetrop

Pemeriksaan visus dekat:

VOD : 20/40 VOS : 20/40:

Koreksi : ODS Add S +1,75

Koreksi kacamata dengan pemeriksaan subjektif untuk visus dekat

Dextra: Sinistra:

S : + 1,75 S : + 1,75

5

Page 6: ODS Presbiopi

VII. PENATALAKSANAAN

Resep kacamata menggunakan lensa sferis

Kanan Kiri

S C Ax Prism S C Ax Prism

Jauh - - - - - - - -

Dekat + 1,75 - - - + 1,75 - - -

VIII. PROGNOSIS

OD OS

Ad Vitam Ad bonam Ad bonam

Ad Functionam Dubia ad bonam Dubia ad bonam

Ad Sanationam Dubia ad bonam Dubia ad bonam

Ad Cosmetikum Ad bonam Ad bonam

IX. USUL

Pemeriksaan tonometri untuk mengetahui tekanan intraokuler

Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa kadar glukosa darah

X. SARAN

Rutin memeriksa visus, + 2-3 tahun

Gunakan kacamata hanya untuk membaca

TINJAUAN PUSTAKA

Presbiopia

6

Page 7: ODS Presbiopi

Definisi

Presbiopia merupakan kondisi mata dimana lensa kristalin kehilangan fleksibilitasnya

sehingga membuatnya tidak dapat fokus pada benda yang dekat. Presbiopia adalah suatu

bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai

dengan makin meningkatnya umur.

Presbiopia merupakan bagian alami dari penuaan mata. Presbiopia ini bukan merupakan

penyakit dan tidak dapat dicegah. Presbiopia atau mata tua yang disebabkan karena daya

akomodasi lensa mata tidak bekerja dengan baik akibatnya lensa mata tidak dapat

memfokuskan cahaya ke titik kuning dengan tepat sehingga mata tidak bisa melihat yang

dekat. Presbiopia adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya

kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur. Daya akomodasi

adalah kemampuan lensa mata untuk mencembung dan memipih. Biasanya terjadi diatas usia

40 tahun, dan setelah umur itu, umumnya seseorang akan membutuhkan kaca mata baca

untuk  mengkoreksi presbiopianya.

Epidemiologi

Prevalensi presbiopia lebih tinggi pada populasi dengan usia harapan hidup yang tinggi.

Karena presbiopia berhubungan dengan usia, prevalensinya berhubungan langsung dengan

orang-orang lanjut usia dalam populasinya.

Walaupun sulit untuk melakukan perkiraan insiden presbiopia karena onsetnya  yang lambat,

tetapi bisa dilihat bahwa insiden tertinggi presbiopia terjadi pada usia 42 hingga 44 tahun.

Studi di Amerika pada tahun 1955 menunjukkan 106 juta orang di Amerika mempunyai

kelainan presbiopia.

Faktor resiko utama bagi presbiopia adalah usia, walaupun kondisi lain seperti trauma,

penyakit sistemik, penyakit kardiovaskular, dan efek samping obat juga bisa menyebabkan

presbiopia dini.

Etiologi

Gangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat:

7

Page 8: ODS Presbiopi

- Kelemahan otot akomodasi

- Lensa mata yang tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa

Patofisiologi

Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi mata karena

adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa

menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih keras (sklerosis)

dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung. Dengan demikian kemampuan melihat

dekat makin berkurang.

Manifestasi Klinik

o Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia lebih dari 40 tahun, akan

memberikan keluhan setelah membaca yaitu berupa mata lelah, berair dan sering terasa

pedas.

o Karena daya akomodasi berkurang maka titik dekat mata makin menjauh dan pada

awalnya akan kesulitan pada waktu membaca dekat huruf dengan cetakan kecil.

o Dalam upayanya untuk membaca lebih jelas maka penderita cenderung menegakkan

punggungnya atau menjauhkan obyek yang dibacanya sehingga mencapai titik dekatnya

dengan demikian obyek dapat dibaca lebih jelas.

o Presbiopia timbul pada umur 45 tahun untuk ras Kaukasia dan 35 tahun untuk ras

lainnya.

Penatalaksanaan

Diberikan penambahan lensa sferis positif sesuai pedoman umur yaitu umur 40 tahun (umur

rata – rata) diberikan tambahan sferis + 1.00 dan setiap 5 tahun diatasnya ditambahkan lagi

sferis + 0.50. Lensa sferis (+) yang ditambahkan dapat diberikan dalam berbagai cara:

1. kacamata baca untuk melihat dekat saja

2. kacamata bifokal untuk sekaligus mengoreksi kelainan yang lain

3. kacamata trifokus mengoreksi penglihatan jauh di segmen atas, penglihatan

sedang di segmen tengah, dan penglihatan dekat di segmen bawah

8

Page 9: ODS Presbiopi

4. Kacamata progressive mengoreksi penglihatan dekat, sedang, dan jauh, tetapi

dengan perubahan daya lensa yang progresif dan bukan bertingkat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Daniel V. Vaughan, Taylor A, Paul R. Anatomi dan embriologi mata. Dalam:

Ophthalmologi umum. Jakarta: Widya Medika; 2002.

2. Ilyas S. Dalam: Ilmu penyakit mata. Edisi ke-3. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia; 2010.

3. Ilyas S, Mailangkay H, Taim H, Saman R, Simarmata M, Widodo P, dkk. Ilmu

penyakit mata. Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto; 2002.

4. James, Bruce, Chris C, Anthony B. Lecture notes oftalmologi. Jakarta: Erlangga;

2005.

5. Ilyas S. Kelainan refraksi dan koreksi penglihatan. Jakarta: Penerbit FKUI. 2004.

9