Obgyn
-
Upload
fatwa-m-sh -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of Obgyn
uterotonica jenis lain dianjurkan apabila setelah pemberian oxytocin dan
kompresi bimanual gagal menghentikan perdarahan, pilihan berikutnya
adalah ergotamine.4
Gambar 6. Kompresi Bimanual Interna dan Eksternal
- Retensio plasenta
Bila plasenta tetap tertinggal dalam uterus setengah jam setelah anak lahir
disebut sebagai retensio plasenta. Plasenta yang sukar dilepaskan dengan
penanganan aktif kala tiga bisa disebabkan oleh adhesi yang kuat antara
plasenta dan uterus. Pada retensio plasenta, sepanjang plasenta belum
terlepas, maka tidak akan menimbulkan perdarahan. Sebagian plasenta
yang sudah lepas dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak
(perdarahan kala tiga) dan harus diantisipasi dengan melakukan plasenta
manual, meskipun kala plasenta belum lewat setengah jam.5,6
Gambar 7. Meregang tali pusat dengan jari-jari membentuk kerucut
1
Gambar 8. Ujung jari menelusuri tali pusat, tangan kiri diletakkan di atas fundus
Gambar 9. Mengeluarkan plasenta.
- Sisa Plasenta
Sebagian kecil dari plasenta yang tertinggal dalam uterus disebut sisa
plasenta. Apabila kontraksi uterus jelek atau kembali lembek setelah
kompresi bimanual ataupun massase dihentikan, bersamaan pemberian
uterotonica lakukan eksplorasi ke dalam rahim dengan cara manual/digital
atau kuret. Beberapa ahli menganjurkan eksplorasi secepatnya, akan tetapi
hal ini sulit dilakukan tanpa general anestesi kecuali pasien jatuh dalam
syok. Jangan hentikan pemberian uterotonica selama dilakukan eksplorasi.
Setelah eksplorasi lakukan massase dan kompresi bimanual ulang tanpa
menghentikan pemberian uterotonica.8
2
Pemberian antibiotik spectrum luas setelah tindakan eksplorasi dan manual
removal. Apabila perdarahan masih berlanjut dan kontraksi uterus tidak
baik bisa dipertimbangkan untuk dilakukan laparatomi. Pemasangan
tamponade uterovaginal juga cukup berguna untuk menghentikan
perdarahan selama persiapan operasi.6,8
Gambar 10. Eksplorasi ke dalam rahim
- Gangguan Pembekuan Darah
Jika manual eksplorasi telah menyingkirkan adanya ruptur uteri, sisa
plasenta dan perlukaan jalan lahir disertai kontraksi uterus yang baik mak
kecurigaan penyebab perdarahan adalah gangguan pembekuan darah.
Lanjutkan dengan pemberian product darah pengganti (trombosit,
fibrinogen).4
- Trauma Jalan Lahir
Perlukaan jalan lahir sebagai penyebab pedarahan apabila uterus sudah
berkontraksi dengan baik tapi perdarahan terus berlanjut. Lakukan
eksplorasi jalan lahir untuk mencari perlukaan jalan lahir dengan
penerangan yang cukup. Lakukan reparasi penjahitan setelah diketahui
sumber perdarahan, pastikan penjahitan dimulai diatas puncak luka dan
berakhir dibawah dasar luka. Lakukan evaluasi perdarahan setelah
penjahitan selesai. Hematoma jalan lahir bagian bawah biasanya terjadi
apabila terjadi laserasi pembuluh darah dibawah mukosa,
penetalaksanaannya bisa dilakukan insisi dan drainase. Apabila hematom
3
sangat besar curiga sumber hematoma karena pecahnya arteri, cari dan
lakukan ligasi untuk menghentikan perdarahan.3,8
b. Penggantian Perkiraan Kehilangan Darah
Pemahaman akan kebutuhan pasien terhadap terapi komponen cairan dan
darah penting untuk menyediakan perawatan yang adekuat bagi pasien
perdarahan. Perkiraan penggantian kehilangan darah dimulai dengan
resusitasi cairan. Cairan kristaloid yang hangat dengan rasio perbandingan 3:1
sebagai therapy inisial penting untuk menstabilisasi pasien dengan
perdarahan.3
c. Penatalaksanaan Medikamentosa
- Oksitosin
Merupakan profilaksis pertama, pemberian pada menit pertama setelah
persalinan 10 IU/mL atau 5 IU bolus perlahan.
- Ergometrin / Metilergometrin
0,2 mg IM pada menit pertama setelah persalinan.
- Misoprostol
600 mirkrogram oral pada menit pertama setelah persalinan, bila
oksitosin tidak tersedia.4
Tabel 2. Obat-obatan Uterotonika
ObatCara Kerja dan Keefektifitasan Efek Samping
Oksitosin(ekstrak hipofisis anterior)
- Onset: 2- 3 menit
- Lama kerja: 15- 30 menit
- Belum diketahui kontraindikasinya untuk pemakaian pasca persalinan
- Tidak ada/minimal efek samping- Jika untuk induksi persalinan, jangan gunakan
oksitosin sebelum 6 jam setelah pemberian dosis misoprostol
Misoprostol(E1 analog prostaglan
din)
- Onset: 3-5 menit)
- Konsentrasi tertinggi dalam darah pada 18- 34 menit
- Lama kerja 75 menit
- Belum diketahui kontraidikasinya untuk pemakaian pasca persalinan
- Efek samping: menggigil dan kenaikan suhu tubuh sementara
4
Syntome trin (kombinasi dari 5IU oksitosin dan 0,5 mg ergometrin)
- Kombinasi kerja cepat oksitosin dan kerja ergometrin yang terus-menerus
- Kontraindikasinya sama dengan ergometrin (pada wanita yang mempunyai riw.hipertensi, preeklamsi, eklamsi, penyakit jantung, dan plasenta inkarserata)
- Hanya digunakan pada pasca persalinan- Efek samping: mual, muntah, sakit kepala, dan
TD meningkat
Ergometrin (Preparat Ergot)
- Onset: 6- 7 menit (IM)
- Lama Kerja: 2- 4 jam
- Kontraindikasi pada wanita yang mempunyai riw.hipertensi, preeklamsi, eklamsi, penyakit jantung, dan r. retensi plasenta .
- Hanya digunakan pada pasca persalinan- Menyebabkan kontraksi kuat uterus-resiko
plasenta inkarserata- Efek samping: mual, muntah, sakit kepala, dan
hipertensi.- Jangan digunakan bila obat sudah berubah warna
Tabel 3. Pemakaian Oksitosin pada Penanganan Aktif Kala III
Dosis dan RuteIM = 10 unitWanita yang terpasang jalur IV = 10 IU IM atau 5 IU bolus perlahan
Yang Harus Diperhatikan dan Kontraindikasi
Sebelum pemberian oksitosin, pastikan tidak ada bayi kedua. Bila sudah diberi oksitosin, namun ternyata ada bayi kedua, kemungkinan bayi kedua terperangkap di uterus sangat kecil resikonya
Tabel 4. Pemakaian Oksitosin pada Manajemen Perdarahan Postpartum
Dosis dan RuteIV = infus 20 unit dalam 1 L cairan infus dengan 60 tetes per menitIM = 10 unit
Dosis LanjutanIV = infus 20 unit dalam 1 L cairan infus dengan 40 tetes per menit
Dosis Maximum Tidak lebih dari 3 L cairan infus+oksitosin
Yang Harus Diperhatikan dan Kontraindikasi
Jangan diberikan dalam bolus
Tabel 5. Pemakaian Misoprostol pada Manajemen Perdarahan Postpartum
Dosis Maksimum dan RuteRectal = dosis singel 1000 mcgOral = dosis singel 600 mcgSublingual = dosis singel 800 mcg
Dosis Lanjutan Belum diketahui
5
Yang Harus Diperhatikan dan Kontraindikasi
(-)
e. Terapi Pembedahan
- Laparatomi
Pemilihan jenis irisan vertical ataupun horizontal (Pfannenstiel) adalah
tergantung operator. Begitu masuk bersihkan darah bebas untuk
memudahkan mengeksplorasi uterus dan jaringan sekitarnya untuk
mencari tempat ruptur uteri ataupun hematoma. Reparasi tergantung tebal
tipisnya ruptur. Pastikan reparasi benar-benar menghentikan perdarahan
dan tidak ada perdarahan dalam karena hanya akan menyebabkan
perdarahan keluar lewat vagina. Pemasangan drainase apabila perlu.
Apabila setelah pembedahan ditemukan uterus intak dan tidak ada
perlukaan ataupun rupture lakukan kompresi bimanual disertai pemberian
uterotonica.7
- Ligasi arteri
Ligasi arteri uterine
Prosedur sederhana dan efektif menghentikan perdarahan yang
berasal dari uterus karena uteri ini mensuplai 90% darah yang
mengalir ke uterus. Tidak ada gangguan aliran menstruasi dan
kesuburan.
Ligasi arteri ovarii
Mudah dilakukan tapi kurang sebanding dengan hasil yang diberikan
Ligasi arteri iliaca interna
Efektif mengurangi perdarahan yany bersumber dari semua traktus
genetalia dengan mengurangi tekanan darah dan circulasi darah
sekitar pelvis. Apabila tidak berhasil menghentikan perdarahan,
pilihan berikutnya adalah histerektomi.7
6
Gambar 11. Ligasi Arteri Uterina
- Histerektomi
Merupakan tindakan curative dalam menghentikan perdarahan yang
berasal dari uterus. Total histerektomi dianggap lebih baik dalam kasus
ini walaupun subtotal histerektomi lebih mudah dilakukan, hal ini
disebabkan subtotal histerektomi tidak begitu efektif menghentikan
perdarahan apabila berasal dari segmen bawah rahim, servix,fornix
vagina.6
7
BAB III
KESIMPULAN
Perdarahan postpartum sering bersifat akut, dramatik, underestimated dan
merupakan sebab utama kematian maternal. Pendekatan resiko diperlukan untuk
mengantisipasi kemungkinan kejadiannya. Penanganan perdarahan postpartum
ditujukan pada 3 hal yakni pencegahan, penghentian perdarahan dan mengatasi
syok. Penanganan aktif kala III persalinan merupakan tindakan preventif yang
harus diterapkan pada setiap persalinan. Oksitosin dan metilergonovin merupakan
obat lini pertama baik dalam upaya pencegahan maupun pengobatan. Misoprostol
dengan dosis 600- 1000 μg dapat dipakai bila obat lini pertama gagal. Restorasi
cairan melalui dua jalur infus dengan venokateter ukuran besar adalah tindakan
pertama mengatasi syok hemoragik. Larutan kristaloid sebanyak 3 kali estimasi
jumlah darah yang hilang dapat mempertahankan perfusi jaringan. Dalam keadaan
yang sangat mendesak (perdarahan mencapai 40% volume darah) dan masih
berlangsung pemberian darah yang sesuai tanpa crossmatching adalah tindakan
live safing yang dapat dibenarkan. Tindakan bedah dilakukan bila usaha
menhentikan perdarahan secara medis tdak berhasil. Tindakan tersebut adalah
kompresi bimanual, tamponade, jahitan B Lynche, histerektomi dan tamponade
intraabdominal.
8
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro, H. 2008. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.
2. Cunningham F G, Gant NF. 2011. Williams Obstetri. Volume 2. Penerbit
Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
3. Chandra PK. 2013. Perdarahan Postpartum. Fakultas Kedokteran Universitas
Trisakti: Jakarta.
4. Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetris. Edisi Kedua. EGC: Jakarta.
5. Mansjoer, A, et al. 2002. Kapita Selekta Kedokteran: Perdarahan Pasca
Persalinan. Edisi ke tiga. Media Aesculapius FKUI: Jakarta.
6. The International Federation of Gynecology and Obstetrics. Prevention and
Treatment of Postpartum Hemorrhage in Low Resourse Settings. FIGO
Guidelines. International Journal Gynecology and Obstetrics 2012; 117:
108-118
7. World Health Organization. 2012. WHO recommendations for the preventiom
and treatment of postpartum haemorrhage. WHO Guidelines.
8. United Stated Agency International Development. Fact Sheets: Uterotonic
Drugs for the Prevention and Treatment of Postpartum Hemorhage.
Prevention of Postpartum Hemorrhage Initiative 2008: 1-10
9