obat glaukoma

2
1. Obat Tetes Beta Adrenergic Obat tetes penghambat beta ini berfungsi melawan zat atau substansi yang menyumbat mata dan mengurangi produksi cairan beranda depan (aqueous humor). Jenis obat yang sering digunakan adalah timolol (Timoptic), levobunolol (Betagan), carteolol (Ocupress), dan metipranolol (Optipranolol). Obat ini biasanya dipakai 1 sampai 2 kali sehari. Efek samping pemakaiannya adalah penyakit asma menjadi memburuk, detak jantung menjadi rendah, tekanan darah menurun, lemah dan impotensi. Obat betaxolol adalah antagonis beta adrenergik yang menyebabkan efek samping lebih rendah untuk resiko jantung dan paru-paru dibandingkan obat lain. 2. Prostaglandin Analog Dapat juga digunakan obat prostaglandin analog yang mempunyai sifat kimia seperti hormon prostaglandin. Obat ini berfungsi untuk meningkatkan aliran drainase mata yang dipakai 1 kali sehari. Walaupun efek samping obat ini lebih ringan dibanding obat lain, tetapi dapat merubah warna selaput pelangi mata dan menyebabkan mata menjadi merah-kemerahan. Jenis obat prostaglandin adalah latanoprost(Xalatan), travoprost (Travatan) , dan bimatoprost (Lumigan) . 3. Adrenergik Agonist Obat tetes mata yang lain adalah adrenergik agonist yang berfungsi untuk mengurangi produksi cairan oleh mata dan meningkatkan aliran drainase. Contoh obatnya adalah brimonidine atau alphagan, epinephrine, dipivefrin (Propine) dan apraclonidine (Iopidine). Efek samping obat ini adalah timbulnya reaksi alergi lokal pada mata. 4. Carbonic Anhydrase Inhibitor Obat carbonic anhydrase inhibitor berperan untuk mengurangi produksi cairan dalam mata. Jenis obat ini adalah dorzolamide (Trusopt) dan brinzolamide (Azopt) yang digunakan 2-3 kali sehari. Obat ini juga tersedia dalam bentuk tablet atau pil yang berfungsi secara sistematis mengurangi cairan yang dihasilkan tubuh termasuk untuk mata. Jenis pil yang biasa diminum adalah acetazolamide (Diamox) dan methazolamide (Neptazane). Namun penggunaan pil ini dibatasi oleh efek samping yang mungkin terjadi seperti

description

glaukoma

Transcript of obat glaukoma

Page 1: obat glaukoma

1. Obat Tetes Beta Adrenergic

Obat tetes penghambat beta ini berfungsi melawan zat atau substansi yang menyumbat mata dan mengurangi produksi cairan beranda depan (aqueous humor). Jenis obat yang sering digunakan adalah timolol (Timoptic), levobunolol (Betagan), carteolol (Ocupress), dan metipranolol (Optipranolol). Obat ini biasanya dipakai 1 sampai 2 kali sehari. Efek samping pemakaiannya adalah penyakit asma menjadi memburuk, detak jantung menjadi rendah, tekanan darah menurun, lemah dan impotensi. Obat betaxolol adalah antagonis beta adrenergik yang menyebabkan efek samping lebih rendah untuk resiko jantung dan paru-paru dibandingkan obat lain.

2. Prostaglandin AnalogDapat juga digunakan obat prostaglandin analog yang mempunyai sifat kimia seperti hormon prostaglandin. Obat ini berfungsi untuk meningkatkan aliran drainase mata yang dipakai 1 kali sehari. Walaupun efek samping obat ini lebih ringan dibanding obat lain, tetapi dapat merubah warna selaput pelangi mata dan menyebabkan mata menjadi merah-kemerahan. Jenis obat prostaglandin adalah latanoprost(Xalatan), travoprost (Travatan), dan bimatoprost (Lumigan).

3. Adrenergik AgonistObat tetes mata yang lain adalah adrenergik agonist yang berfungsi untuk mengurangi produksi cairan oleh mata dan meningkatkan aliran drainase. Contoh obatnya adalah brimonidine atau alphagan, epinephrine, dipivefrin (Propine) dan apraclonidine (Iopidine). Efek samping obat ini adalah timbulnya reaksi alergi lokal pada mata.

4. Carbonic Anhydrase InhibitorObat carbonic anhydrase inhibitor berperan untuk mengurangi produksi cairan dalam mata. Jenis obat ini adalah dorzolamide (Trusopt) dan brinzolamide (Azopt) yang digunakan 2-3 kali sehari. Obat ini juga tersedia dalam bentuk tablet atau pil yang berfungsi secara sistematis mengurangi cairan yang dihasilkan tubuh termasuk untuk mata. Jenis pil yang biasa diminum adalah acetazolamide (Diamox) dan methazolamide (Neptazane). Namun penggunaan pil ini dibatasi oleh efek samping yang mungkin terjadi seperti tubuh kekurangan zat potassium, batu ginjal, lengan dan kaki terasa kaku atau kesemutan, lemah dan mual.

5. Obat Parasimpatomimetik (Miotik)Obat tetes ini fungsinya adalah untuk menyempitkan pupil yang berperan untuk meningkatkan cairan beranda depan yang dihasilkan mata. Obat parasimpatomimetik dulu sering digunakan untuk mengobati penyakit glaukoma mata namun kehadiran obat penghambat beta (beta blocker) dan prostaglandin membuat obat ini jarang digunakan. Selain itu obat tetes ini harus digunakan sebanyak 3-4 kali sehari dan menghasilkan efek samping seperti pupil mata mengecil, pandangan kabur, sakit di bagian alis, dan meningkatkan resiko mengidap penyakit ablasio retina (retinal detachment). Saat ini obat pilokarbin digunakan untuk menjaga pupil mata tetap kecil yang dipadukan dengan metode laser irodotomy.

6. Obat OsmotikObat ini digunakan untuk mengobati penyakit glaukoma akut dimana tekanan pada bola mata sangat tinggi. Jenis obat osmotic adalah isosorbid yang diberikan melalui mulut dan mannitol

Page 2: obat glaukoma

(osmitrol) melalui pembuluh nadi. Obat ini harus digunakan hati-hati dan sesuai resep dokter karena menimbulkan efek samping seperti mual, terjadi akumulasi cairan dalam paru-paru atau jantung, pendarahan pada otak dan masalah ginjal. Obat ini juga dilarang digunakan pasien dengan penyakit diabetes, hantung, ginjal dan hati.

Dokter spesialis mata (ophthalmologist) sering memberikan resep obat tetes mata lebih dari 1 jenis kepada pasien yang memang membutuhkannya seperti kombinasi obat timolol dan dorzol. Beberapa obat lain masih dalam proses persetujuan FDA. Meskipun ganja atau mariyuana dipercaya mampu mengurangi tekanan intraokular pada mata, obat tetes mata masih menunjukkan efek kesembuhan dan kemanjuran pasien dengan sedikit resiko sistemik atau efek samping yang terjadi.