Obat Anti Glaukoma - M. Yudi Rakhmadi

6
Obat Anti Glaukoma Supresi Pembentukan Humor Akueus Penghambatan adrenergic beta adalah obat sekarang paling luas digunakan untuk terapi glaucoma. Obat-obat ini dapat digunakan tersendiri atau dikombinasi dengan obat lain. Timolol meleat 0,25% dan 0,5%, betaksolol 0,25% dan 0,5%, levobunolol 0,25% dan 0,5%, dan metipranolol 0,3% merupakan preparat-preparat yang sekarang tersedia.kontraindikasi utama pemakaian obat-obat ini adalah penyakit obstruksi jalan napas menahun terutama asma dan defek hantaran jantung. Untuk betaksolol, selektif relatif reseptor β1 dan afinitas keseluruhan terhadap semua reseptor β yang rendah menurunkan walaupun tidak menghilangkan risiko efek samping sistemik ini. Depresi, dan rasa lelah dapat timbul pada pemakaian obat beta topical. Apraklonidin adalah suatu agonis adrenergic α2 baru yang menurunkan pembentukan humor akueus tanpa efek pada aliran keluar. Epinefrin dan dipivefrin memiliki efek pada pembentukan humor akueus. Inhibitor karbonat anhidrase sestemik asetazolamid adalah yang paling banyak digunakan, tetapi terdapat alternatif yaitu diklorfenamid dan metazolamid digunakan untuk glaucoma kronik apabila terapi topical tidak memberikan hasil memuaskan dan pada glaucoma akut dimana tekanan intraocular yang sangat tinggi perlu segera dikontrol. Obat-obat ini mampu menekan pembentukan humor akueus sebesar 40-60%, asetazolamid dapat diberikan peroral dalam dosis 125-250mg sampai tiga kali sehari atau sebagai diamox sequels 500mg sehari atau dua kali sehari, atau dapat diberikan secara intravena (500mg). inhibitor karbonat andhidrase menimbulkan efek samping sistemik mayor yang membatasi penggunaan obat-obat ini untuk terapi jangka panjang. Fasilitas aliran keluar humor akueus Obat parasimpatomimetik meningkatkan aliran keluar humor akueus dengan bekerja pada jalinan trabekular melalui kontraksi otot siliaris. Obat pilihan adalah pilokarpin, larutan 0,5-6% yang

Transcript of Obat Anti Glaukoma - M. Yudi Rakhmadi

Page 1: Obat Anti Glaukoma - M. Yudi Rakhmadi

Obat Anti Glaukoma

Supresi Pembentukan Humor Akueus

Penghambatan adrenergic beta adalah obat sekarang paling luas digunakan untuk terapi glaucoma. Obat-obat ini dapat digunakan tersendiri atau dikombinasi dengan obat lain. Timolol meleat 0,25% dan 0,5%, betaksolol 0,25% dan 0,5%, levobunolol 0,25% dan 0,5%, dan metipranolol 0,3% merupakan preparat-preparat yang sekarang tersedia.kontraindikasi utama pemakaian obat-obat ini adalah penyakit obstruksi jalan napas menahun terutama asma dan defek hantaran jantung. Untuk betaksolol, selektif relatif reseptor β1 dan afinitas keseluruhan terhadap semua reseptor β yang rendah menurunkan walaupun tidak menghilangkan risiko efek samping sistemik ini. Depresi, dan rasa lelah dapat timbul pada pemakaian obat beta topical.

Apraklonidin adalah suatu agonis adrenergic α2 baru yang menurunkan pembentukan humor akueus tanpa efek pada aliran keluar. Epinefrin dan dipivefrin memiliki efek pada pembentukan humor akueus.

Inhibitor karbonat anhidrase sestemik asetazolamid adalah yang paling banyak digunakan, tetapi terdapat alternatif yaitu diklorfenamid dan metazolamid digunakan untuk glaucoma kronik apabila terapi topical tidak memberikan hasil memuaskan dan pada glaucoma akut dimana tekanan intraocular yang sangat tinggi perlu segera dikontrol. Obat-obat ini mampu menekan pembentukan humor akueus sebesar 40-60%, asetazolamid dapat diberikan peroral dalam dosis 125-250mg sampai tiga kali sehari atau sebagai diamox sequels 500mg sehari atau dua kali sehari, atau dapat diberikan secara intravena (500mg). inhibitor karbonat andhidrase menimbulkan efek samping sistemik mayor yang membatasi penggunaan obat-obat ini untuk terapi jangka panjang.

Fasilitas aliran keluar humor akueus

Obat parasimpatomimetik meningkatkan aliran keluar humor akueus dengan bekerja pada jalinan trabekular melalui kontraksi otot siliaris. Obat pilihan adalah pilokarpin, larutan 0,5-6% yang ditetekan beberapa kali sehari, atau gel 4% yang diteteskan sebelum tidur. Karbakol 0,75-3% adalah obat kolinergik alternative. Obat-obat antikolinesterase ireversibel merupakan obat parasimpatomimetik yang bekerja paling lama. Obat-obat ini adalah demekarium bromide 0,125% dan 0,25%, dan ekotiopat iodida, 0,03-0,25%, yang umumnya dibatasi untuk pasien afakik atau pseudofakik karena mempunyai potensi kataraktogenik.

Semua obat parasimpatomimetik menimbulkan miosis disertai meredupnya penglihatan, terutama pada pasien dengan katarak, dan spasme akomondasi yang mungkin mengganggu pada pasien muda. Ablasio retina adalah kejadian yang jarang tetapi serius.

Epinefrin 0,25-2% diteteskan sekali atau dua kali sehari, meningkatnya aliran keluar humor akueus dan sedikit banyak disertai penurunan pembentukan humor akueus. Terdapat sejumlah efek samping ocular eksternal, termasuk vasodilatasi konjungtiva reflex, endapan adrenokrom, konjungtivitis folikularis, dan

Page 2: Obat Anti Glaukoma - M. Yudi Rakhmadi

reaksi alerg. Efek samping intraocular yang dapat terjadi adalah edema macula steroid pada afakik dan vasokontriksi ujung saraf optikus. Dipiverin adalah suatu prodrug epinefrin yang metabolisasi secara intraocular menjadi bentuk aktifnya. Epinefrin dan dipivefrin jangan digunakan untuk mata dengan sudut kamera anterior sempit.

Penurunan volume korpus vitreum

Obat-obat hiperosmotik menyebabkan darah menjadi hipertonik sehingga air tertarik keluar dari korpus vitreum dan terjadi penciutan korpus vitreum. Selain ini, juga terjadi penurunan produksi humor akueus. Penurunan volume korpus vitreum bermanfaat dalam pengobatan glaucoma sudut tertutup akut dan glaucoma maligna yang menyebabkan pergeseran lensa kristalina kedepan dan menyebabkan penutupan sudut.

Gliserin(gliserol) oral, 1 mL/kg berat dalam suatu larutan 50% dingin dicampur dengan sari lemon, adalah obat paling sering digunakan, tetapi pemakaiannya pada pengidap diabetes harus hati-hati. Pilihan lain adalah isosorbin oral dan urea atau manitol intravena

Miotik, midriatik dan sikloplegik

Kontriksi pupil sangat penting dalam penatalaksanaan glaucoma sudut tertutup akut primer dan pendesakan sudut pada iris plateau. Dilatasi pupil penting dalam pengobatan penutupan sudut akibat iris bombe karena sinekia posterior.

Apabila penutupan sudut disebabkan oleh pergeseran lensa ke anterior, sikloplegi (siklopentolat dan atropin) dapat digunakan untuk melemaskan otot siliaris sehingga mengencangkan apparatus zonularis dalam usaha untuk menarik lensa ke belakang.

Page 3: Obat Anti Glaukoma - M. Yudi Rakhmadi

DAFTAR PUSTAKA

1. Sidarta.I,dkk: Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran.sagung seto

2002

2. Ilyas, Sidharta, Penuntun ilmu penyakit mata, Edisi 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia

3. Vaughan, Daniel G. Oftalmologi umum, Edisi 14.Jakarta: Widya Medika, 2000

Page 4: Obat Anti Glaukoma - M. Yudi Rakhmadi

Tugas Mata

Obat Anti Glaukoma

Oleh :

M. Yudi Rakhmadi 110 2003 191

Pembimbing :

Dr. Aryanti, SpM

SMF ILMU PENYAKIT MATA

RSUD Dr. Hi. ABDUL MOELOEK

BANDAR LAMPUNG

April 2010