o a BPTP Bali k a -...

2
Kakao Sabun Lemak Kakao Pengemasan sabun Hasil perhitungan analisis pengolahan sabun lemak kakao bentuk oval dengan menggunakan bahan baku lemak kakao (sesuai formula) untuk satu kali proses pengolahan memerlukan biaya sebesar Rp 63.480, dengan produksi 16 biji (@61 gr). Harga pokok per biji Rp. 3.967,50, sedangkan harga jual sebesar Rp 5.200. Sehingga penerimaan yang diperoleh bila mengolah lemak kakao menjadi sabun (sesuai formula) sebesar Rp 83.200 dengan keuntungan sebesar Rp 19.720. R/C ratio pengolahan sabun sebesar 1,31, Hal ini menunjukkan bahwa pengolahan sabun lemak kakao bentuk bulat, secara perhitungan ekonomi layak untuk dilanjutkan. Kelayakan Usaha Sabun dapat digunakan setelah disimpan 1 bulan Dibuat Oleh: Jl. Bypass Ngurah Rai, Pesanggaran, Denpasar Selatan, Denpasar 80222 Telp/ Fax : 0361 720498 email: [email protected] website: www.bali.litbang.deptan.go.id CP: Tim Pasca Panen BPTP Bali Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian BPTP Bali Teknik Pembuatan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian - Bali Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian

Transcript of o a BPTP Bali k a -...

Page 1: o a BPTP Bali k a - bali.litbang.pertanian.go.idbali.litbang.pertanian.go.id/ind/images/sabun.pdf · bahan tambahan yang biasa digunakan dalam pembuatan sabun adalah cocoa butter

Kak

ao

Sabun Lemak Kakao

Pengemasan sabun

Hasil perhitungan analisis pengolahan sabun lemak kakao bentuk oval dengan menggunakan bahan baku lemak kakao (sesuai formula) untuk satu kali proses pengolahan memerlukan biaya sebesar Rp 63.480, dengan produksi 16 biji (@61 gr). Harga pokok per biji Rp. 3.967,50, sedangkan harga jual sebesar Rp 5.200. Sehingga penerimaan yang diperoleh bila mengolah lemak kakao menjadi sabun (sesuai formula) sebesar Rp 83.200 dengan keuntungan sebesar Rp 19.720. R/C ratio pengolahan sabun sebesar 1,31, Hal ini menunjukkan bahwa pengolahan sabun lemak kakao bentuk bulat, secara perhitungan ekonomi layak untuk dilanjutkan.

Kelayakan Usaha

Sabun dapat digunakan setelah disimpan 1 bulan

Dibuat Oleh:

Jl. Bypass Ngurah Rai, Pesanggaran, Denpasar Selatan, Denpasar 80222Telp/ Fax : 0361 720498

email: [email protected]: www.bali.litbang.deptan.go.id

CP: Tim Pasca Panen BPTP Bali

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) BaliBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Kementerian Pertanian

BPTP Bali

Teknik Pembuatan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian - BaliBadan Penelitian dan Pengembangan PertanianKementerian Pertanian

Page 2: o a BPTP Bali k a - bali.litbang.pertanian.go.idbali.litbang.pertanian.go.id/ind/images/sabun.pdf · bahan tambahan yang biasa digunakan dalam pembuatan sabun adalah cocoa butter

Selama ini produk kosmetik yang beredar dipasar lebih banyak dibuat dari bahan-bahan kimia yang diformulasikan dengan bahan lain. Produk kosmetik yang banyak dicari konsumen adalah sabun herbal. Salah satu bahan tambahan yang biasa digunakan dalam pembuatan sabun adalah cocoa butter atau lemak kakao. Lemak kakao atau cocoa butter merupakan lemak nabati alami yang mempunyai sifat unik, yaitu tetap cair pada suhu di bawah titik bekunya. Lemak kakao mempunyai warna putih kekuningan dan berbau khas cokelat.

Bubuk dan lemak kakao merupakan hasil pengolahan biji cokelat kering. Pemanfaatannya untuk makanan dan minuman. Disamping itu dapat juga digunakan sebagai bahan dasar pada produk kosmetik.

Bubuk dan lemak kakao dapat digunakan sebagai bahan produk kosmetik. Lemak kakao dapat diolah menjadi sabun dan bubuk cokelat dapat dipakai sebagai lulur badan dan makser wajah. Pemanfaatan bubuk dan lemak kakao pada produk kosmetik merupakan salah satu alternatif pemanfaatan hasil olahan biji cokelat kering dengan harapan dapat meningkatkan nilai tambah, membuka peluang usaha pengolahan produk kosmetik berbahan dasar kakao skala industri rumah tangga.

Bahan-bahan yang dipergunakan pada kegiatan ini adalah lemak kakao, minyak kelapa, minyak kelapa sawit, kaustik soda, air, bubuk cokelat, minyak essensial/pewangi dan susu bubuk putih full cream.

Peralatan yang dibutuhkan pada pengolahan produk kosmetik ini adalah timbangan digital, panci stainless, kompor gas, termometer, mixer, cetakan sabun, kain handuk tebal, pisau stainless, wadah-wadah gelas, pipet tetes, sendok, plastik wrapping, kotak-kotak kemasan sabun, serta label kemasan.

Formula pembuatan sabun lemak kakao adalah:Minyak kelapa Sawit = 400 grLemak cokelat = 300NaOH (kaustik Soda) = 112 grAir = 268 grPewangi = 20 ml

Proses Saponifikasi

B

A: Lemak Kakao Padat B: Biji Kakao

A Petunjuk membuat larutan alkali/larutan lye (air + NaOH) :

1. Gunakan baju lengan panjang, kaca mata pelindung, masker dan sarung tangan karet. Prinsip kehati-hatian sangat diperlukan karena cairan ini bisa mengakibatkan kebutaan apabila terkena mata, atau mengakibatkan rasa terbakar apabila kulit. Sediakan pula cairan cuka, hal ini untuk mengantisipasi apabila kulit terkena cairan alkali.

2. Lakukan diruang terbuka atau tempat yang mempunyai udara bebas. Jangan menghirup udara yang keluar dari larutan ini.

3. Selalu memasukkan NaOH ke dalam air (dengan pelan) dan bukan sebaliknya. Jika dilakukan sebaliknya, akan mengakibatkan letupan yang sangat berbahaya bagi kulit dan mata.

Proses Pencetakan Sabun

Alat dan Bahan

Latar Belakang

Metode Pembuatan

Harga Bahan1. Minyak Sawit : 1 Kg = Rp 13.0002. Lemak Kakao : 1 Kg = Rp 60.0003. NaOH (Kaostik Soda) : 1 Kg = Rp 12.0004. Pewangi (Melati) : 1 ml = Rp 500

Cara pembuatan sabun lemak kakao (Cold Process

Method = CP)a. Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pengolahan

sabun berbasis lemak kakao ditimbang (Sesuai formula)b. Air dan kaustik soda (larutan lye) dilarutkan terlebih

dahulu, sementara lemak kakao dan minyak dipanaskan osampai mencapai suhu 45-50 C

c. Setelah keduanya mencapai suhu yang hampir sama, maka larutan lye dituangkan ke dalam minyak, diaduk sampai mencapai trace, Catatan : yang dimaksud dengan “trace” adalah kondisi di mana larutan sabun mengental akibat pangadukan (bentuknya menyerupai mayones atau fla). Cara untuk mengetahui apakah proses saponifikasi sudah terjadi : dengan menggunakan sendok, ambil sedikit sabun. Bila sabun yang menempel pada sendok langsung mengering atau tidak menetes maka reaksi saponifikasi sudah terjadi

d. Setelah diberi pewarna dan pewangi, maka sabun siap untuk dituangkan ke dalam cetakan selanjutnya tutup dengan kain atau handuk tebal dan didiamkan selama 24-48 jam untuk menetralkan alkali

e. Setelah itu sabun dikeluarkan dari cetakan, dipotong-potong sesuai selera dan diamkan selama 4-6 minggu (curing process) setelah curing process selesai, sabun siap untuk digunakan atau dikemas.