NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

35
1 NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (STUDI KASUS PADA PT. SEMEN INDONESIA) Oleh : Arya Nusantara Dosen Pembimbing : Dr. Erwin Saraswati, Ak., CPMA., CSRS., CA. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Jl. MT. Haryono 165, Malang Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peningkatan atau penurunan nilai tambah CSR pada PT. Semen Indonesia tbk dalam rentang waktu lima tahun (2010-2014). Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dan berjenis studi kasus. Data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) berupa laporan keuangan dan laporan berkelanjutan. Nilai tambah diukur melalui pendekatan EVA untuk mengetahui kinerja CSR perusahaan dengan konsep triple bottom line pada CSR yaitu profit, people, planet. Laporan keuangan sebagai sumber perhitungan EVA pada dimensi profit sedangkan laporan berkelanjutan sebagai sumber perhitungan EVA pada dimensi people dan planet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan CSR selalu menciptakan nilai tambah (value added) pada PT. Semen Indonesia tbk. Fenomena yang terjadi adalah nilai yang timbul tidak selalu meningkat pada setiap tahunnya. Nilai dari EVA profit cenderung turun di tahun terakhir pelaporan sedangkan nilai dari EVA people cenderung meningkat setiap tahunnya dan nilai dari EVA planet cenderung fluktuatif setiap tahunnya. Secara rata-rata nilai keseluruhan dari EVA meningkat pada tahun 2010 hingga 2013 dan mengalami penurunan pada tahun 2014. Penurunan nilai ini disebabkan penciptaan nilai pada dimensi profit dan planet mengalami penurunan pada tahun 2014. Kata kunci : Nilai tambah, penciptaan nilai, triple bottom line, Corporate Social Responsibility, EVA. LATAR BELAKANG Saat ini tingkat kompetisi antar perusahaan bersifat jangka panjang dan penuh resiko. Perusahaan yang kompetitif hendaknya selalu menyadari akan

Transcript of NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

Page 1: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

1

NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(STUDI KASUS PADA PT. SEMEN INDONESIA)

Oleh :

Arya Nusantara

Dosen Pembimbing :

Dr. Erwin Saraswati, Ak., CPMA., CSRS., CA.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya,

Jl. MT. Haryono 165, Malang

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peningkatan atau penurunan

nilai tambah CSR pada PT. Semen Indonesia tbk dalam rentang waktu lima tahun

(2010-2014). Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dan berjenis

studi kasus. Data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) berupa laporan

keuangan dan laporan berkelanjutan. Nilai tambah diukur melalui pendekatan

EVA untuk mengetahui kinerja CSR perusahaan dengan konsep triple bottom line

pada CSR yaitu profit, people, planet. Laporan keuangan sebagai sumber

perhitungan EVA pada dimensi profit sedangkan laporan berkelanjutan sebagai

sumber perhitungan EVA pada dimensi people dan planet. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penerapan CSR selalu menciptakan nilai tambah (value

added) pada PT. Semen Indonesia tbk. Fenomena yang terjadi adalah nilai yang

timbul tidak selalu meningkat pada setiap tahunnya. Nilai dari EVA profit

cenderung turun di tahun terakhir pelaporan sedangkan nilai dari EVA people

cenderung meningkat setiap tahunnya dan nilai dari EVA planet cenderung

fluktuatif setiap tahunnya. Secara rata-rata nilai keseluruhan dari EVA meningkat

pada tahun 2010 hingga 2013 dan mengalami penurunan pada tahun 2014.

Penurunan nilai ini disebabkan penciptaan nilai pada dimensi profit dan planet

mengalami penurunan pada tahun 2014.

Kata kunci : Nilai tambah, penciptaan nilai, triple bottom line, Corporate

Social Responsibility, EVA.

LATAR BELAKANG

Saat ini tingkat kompetisi antar perusahaan bersifat jangka panjang dan

penuh resiko. Perusahaan yang kompetitif hendaknya selalu menyadari akan

Page 2: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

2

pentingnya sebuah nilai untuk diteruskan kedepannya. Perusahaan harus

memahami cara untuk membuat kegiatan ekonomi terus berkelanjutan (Lloret,

2015). Secara konseptual, keberlanjutan perusahaan berasal dari konsep yang

lebih luas dari pembangunan berkelanjutan dan paralel dengan Corporate Social

Responsibility (CSR) (Montiel dalam Lloret, 2015). Ketergantungan dan

kerentanan tersebut merupakan buah dari kompetisi yang semakin kuat antar

perusahaan. Berdasarkan penelitian Kim (2003) CSR memang terbukti memilki

dampak positif terhadap performa bisnis dan keuangan.

Menurut Elkington (1997) Konsep CSR tersebut dapat diukur melalui tiga

aspek yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu

profit, people dan planet (3P) yang menggambarkan hubungan antara keuntungan,

sumberdaya manusia dan lingkungan. Konsep inilah yang dinamakan dengan

triple bottom line. Dalam istilah praktis, triple bottom line berarti memperluas

kerangka pelaporan tradisional untuk mempertimbangkan kinerja ekologi dan

sosial sebagai tambahan kinerja keuangan. Hubungan fundamental antara CSR

dengan triple bottom line adalah wujud kepedulian perusahaan terhadap ekonomi,

sosial, dan lingkungan yang didasari tiga prinsip dasar yang meliputi profit,

people dan planet (3P) (Anatan, 2010). Ketiga nilai tersebut harus diciptakan

secara paralel untuk menjaga nilai perusahaan.

Nilai tersebut sangat berguna bagi perusahaan dan pemegang saham,

karena pemegang saham merupakan komponen utama dalam nilai suatu

perusahaan. Nilai dari pemegang saham dapat diciptakan melalui manfaat

kompetitif (competitive advantage) yang berkelanjutan. Manfaat kompetitif yang

berkelanjutan ini merujuk pada usaha perusahaan untuk mengamankan investasi

Page 3: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

3

dan berusaha meningkatkan pengembalian investor sebanyak mungkin dengan

resiko sekecil mungkin (Bender, 2014).

Dalam usaha menjaga, serta meningkatkan nilai perusahaan dan investor,

salah satu metode yang paling tepat digunakan adalah Economic Value Added

(EVA) yang dikembangkan oleh Stern Stewart pada era tahun 70-an (Kim, 2003).

Copeland (1988) mengungkapkan bahwa pendekatan yang paling populer pada

beberapa tahun belakangan adalah pendekatan yang dikembangkan Stern Stewart

dari New York yang disebut EVA. Metode atau pendekatan ini memiliki fokus

untuk mendapatkan return pada modal yang diinvestasikan pada perusahaan dan

dibandingkan dengan weighted average cost of capital (WACC) bagi perusahaan.

Manfaat menggunakan metode ini adalah nilai perusahaan dan investor dapat

menjadi sangat terukur dalam satu periode dan mengajarkan perusahaan bahwa

modal dalam bentuk apapun adalah sangat berharga. EVA dapat juga dihitung

dalam dimensi profit, people dan planet (3P) (Kim, 2003). Dengan dinilainya

ketiga dimensi tersebut, maka EVA dapat mengungkapkan secara utuh nilai yang

telah dihasilkan melalui aktivitas CSR pada perusahaan.

Salah satu perusahaan di Indonesia yang telah mengaplikasikan CSR

adalah PT. Semen Indonesia tbk. Perusahaan ini merupakan perusahan yang

termasuk dalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Perusahaan ini sedikit

banyak telah memberikan dampak negatif bagi lingkungan karena menghasilkan

limbah berupa debu dan partikel. Pada tahun 2013, salah satu pabrik pengolahan

yang berada di Tuban, Jawa Timur mengalami demonstrasi dari warga sekitar

dikarenakan polusi debu yang berlebihan (Tempo.com, Senin 9 September 2013).

Berita terbaru adalah meningkatnya angka kematian sebanyak 31 orang selama

Page 4: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

4

bulan Januari hingga April di Tuban, Jawa Timur. Salah satu penyebabnya adalah

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), (detikx.com, Jumat 29 April 2016).

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini, apakah terjadi peningkatan atau penurunan nilai tambah dari

aktivitas CSR pada PT. Semen Indonesia dalam rentang waktu 5 tahun (2010 -

2014).

TINJAUAN PUSTAKA

Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility atau CSR merupakan mekanisme bagi

suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap

lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders,

yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004).

Menurut ISO 26000 mengenai Guidance on Social Responsibility memberikan

defenisi CSR adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak

dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan

lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang

sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat,

mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang

ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional, serta terintegrasi dengan

organisasi secara menyeluruh. Gray et al (1987) mendefinisikan CSR sebagai

proses komunikasi sosial dan lingkungan dari organisasi ekonomi terhadap

kelompok tertentu di masyarakat, yang melibatkan tanggung jawab organisasi

Page 5: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

5

(terutama perusahaan), di luar tanggung jawab keuangan kepada pemilik modal,

khususnya pemegang saham.

Triple Bottom Line

Konsep Triple Bottom Line ini dipopulerkan oleh John Elkington pada

tahun 1997. Konsep ini merumuskan bahwa keberlangsungan dan pertumbuhan

perusahaan tidak semata-mata bergantung pada laba usaha (profit), melainkan

juga tindakan nyata yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungan (planet), dan

keadilan (people) (Elkington,1997). Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak

lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu

aspek ekonomi yang direfleksikan dalam kondisi finansialnya saja, namun juga

harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungan (Wibisono 2007).

Nilai Tambah

Pengaplikasian CSR diharapkan memiliki nilai tambah tersendiri bagi

perusahaan, yaitu stakeholder dan shareholder. Menurut Collins (1994), definisi

nilai tambah adalah perbedaan antara nilai dari output suatu perusahaan, yaitu

total pendapatan yang diterima dari penjualan output tersebut, dan biaya masukan

dari bahan-bahan mentah, komponen-komponen atau jasa-jasa yang dibeli untuk

memproduksi komponen tersebut.

Ernst and Young dalam Anatan (2010), mengemukakan bahwa salah satu

program kerja yang dapat dilakukan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan

CSR yaitu Program peningkatan “share value” bagi shareholder, karena

shareholder merupakan prioritas bagi perusahaan. Shareholder atau investor

merupakan salah satu komponen dalam investasi perusahaan. Investor disini

memiliki peranan penting pula dalam menciptakan sebuah nilai. Menurut Bender

Page 6: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

6

(2014), nilai dari investor merupakan cerminan dari pengembalian yang

dibutuhkan (required returns) dari pasar modal, dan berkebalikan pada

penempatan nilai keuangan pada sekuritas perusahaan di pasar.

Economic Value Added (EVA)

Metode Nilai Tambah Ekonomis pertama kali dikembangkan oleh Stewart

& Stern seorang analis keuangan dari perusahaan Stern Stewart & Co. pada tahun

1993. Model Nilai Tambah Ekonomis menawarkan parameter yang cukup objektif

karena berangkat dari konsep biaya modal (cost of capital) yakni mengurangi laba

dengan beban biaya modal (Young dan O’byrne, 2001), dimana beban biaya

modal ini mencerminkan tingkat resiko perusahaan. Beban biaya modal ini juga

mencerminkan tingkat kompensasi atau return yang diharapkan investor atas

sejumlah investasi yang ditanamkan di perusahaan. Hasil perhitungan Nilai

Tambah Ekonomis yang positif merefleksikan tingkat return yang lebih tinggi

daripada tingkat biaya modal. Seperti beberapa pengertian EVA diatas, pada

mulanya EVA dikembangkan untuk menghitung nilai tambah dari aspek ekonomi

saja atau dalam hal profit saja. Kim (2003) menyatakan bahwa nilai dapat

diciptakan atau dihancurkan bila EVA naik atau turun, nilai EVA dirumuskan

sebagai berikut :

EVA = (ROCE – WACC) * CE

Pada perusahaan yang memiliki utang dan ekuitas, metode yang digunakan untuk

menghitung CoC (Cost of Capital) adalah weighted average cost of capital

(WACC) (Binus Accounting, 2015).

EVA = (ROCE – WACC) * CE

Keterangan :

Page 7: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

7

ROCE : Return On Capital Employed

WACC : Weight Average Cost of capital

CE : Capital Employed

Terciptanya nilai atau tidak yang ditentukan dengan pendekatan EVA,

menurut Widayanto (1993) menggunakan indikator sebagai berikut :

a. Apabila EVA > 0, nilai EVA positif yang menunjukkan telah terjadi

proses nilai tambah pada perusahaan. Bearti ada nilai ekonomis lebih,

setelah perusahaan membayarkan semua kewajiban pada para penyandang

dana atau kreditur sesuai ekspektasinya.

b. Apabila EVA = 0, menunjukkan posisi impas atau break Event Point.

Berati tidak ada nilai ekonomis lebih, tetapi perusahaan mampu

membayarkan semua kewajibannya pada pada para penyandang dana atau

kreditur sesuai ekspektasinya.

c. Apabila EVA < 0, nilai EVA negative dan menunjukkan tidak terjadi

proses nilai tambah. Berarti perusahaan tidak mampu membayarkan

kewajiban pada para penyandang dana atau kreditur sebagaimana nilai

yang diharapkan ekspektasi return saham tidak dapat tercapai.

CSR yang telah menggunakan Triple Bottom Line, memiliki dimensi people dan

planet yang belum terjelaskan pada konsep dasar perhitungan EVA. Kim (2003)

mengembangkan penelitian yang menghubungkan antara aspek 3P dari CSR yaitu

profit, people and planet dengan perhitungan menggunakan metode EVA.

Performa ekonomi menjadi dapat dikuantifikasikan dalam satu dimensi utuh CSR

yaitu 3P dengan metode sebagai berikut :

People, dalam hal ini adalah pegawai menggunakan rumus

Page 8: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

8

EVA = (VA/FTE – C/FTE) * FTE

Alternatif perhitungan dimensi people untuk mengukur performa

ekonomi dari usatu perusahaan adalah menggunakan Added Value

per Employee (AVPE) yang disebutkan oleh Harrington (1996),

EVA = Salaries, wages, employee welfare and Director's and

commissioners' bonuses / number of employee

Planet, dalam hal ini adalah penggunaan bahan baku menggunakan

rumus

EVA = (VA/TON – C/TON) * TON

Perhitungannya analog dengan dimensi People, namun objeknya

adalah bahan baku, maka dapat digunakan rumus yang setara yaitu

EVA = raw materials used / number or total of raw materials

Melalui tambahan perhitungan EVA pada dimensi people dan planet, maka unsur

CSR yaitu 3P telah terpenuhi dan dapat dikuantifikasikan untuk keperluan

pengujian performa ekonomi.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Ditinjau dari objek yang diselidiki maka penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif yang menggambarkan mengenai kondisi perusahan yang

dalam hal ini adalah PT. Semen Indonesia tbk dengan melakukan analisis nilai

tambah ekonomis atau Economic Value Added (EVA) terhadap CSR yang

diterapkan oleh perusahaan. Surakhmad (2004) menyatakan pengertian penelitian

deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang yang

Page 9: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

9

bersifat menuturkan dan menafsirkan data yang ada. Menurut Sugiyono (2012)

penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat

perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Selanjutnya Nasution

(2003) menyebutkan bentuk desain penelitian yang mendukung tujuan penelitian,

baik eksploratoris, eksperimental, maupun deskriptif. Diantaranya adalah dengan

desain survey, case study, dan eksperimen. Dalam hal ini, peneliti menggunakan

jenis penelitian case study (studi kasus).

Penelitian studi kasus, menurut Daymon dan Holloway (2008) adalah

pengujian intensif, menggunakan berbagai sumber bukti (data kualitatif,

kuantitatif, atau keduanya) terhadap satu entitas tunggal yang dibatasi oleh ruang

dan waktu. Penelitian ini membahas dan menganalisis masalah berdasarkan

kondisi laporan keuangan dan laporan berkelanjutan pada objek penelitian. Data

yang diperoleh selama penelitian akan diolah, dianalisis, diproses lebih lanjut

dengan dasar teori yang ada dan telah dipelajari. Selain itu, tujuan dari penelitian

ini adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran yang sistematis dan faktual

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti

Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah laporan keuangan dan laporan berkelanjutan

selama tahun 2010 sampai dengan 2014 dari PT Semen Indonesia Tbk, yang

berlokasi di Jalan Veteran (gedung kantor pusat SG), Gresik 61122, Jawa Timur,

Indonesia. Perusahaan ini telah go public, sehingga penulis dapat memperoleh

data dari pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Brawijaya Malang.

Jenis dan Sumber Data

Page 10: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

10

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini bersifat data kualitatif dan

kuantitatif. Menurut Kuncoro (2003) dalam Rafika (2011), data kualitatif

merupakan data yang yang tidak dapat diukur dalam suatu skala numeric (angka).

Data kualitatif berupa uraian kata, kalimat, skema dan gambar, misalnya laporan

berkelanjutan perusahaan. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang dapat

diukur dalam skala numeric, berupa angka – angka, misal data laporan posisi

keuangan dan arus kas perusahaan, dalam hal ini pada PT. Semen Indonesia tbk.

Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah

data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung melainkan melalui perantara. Menurut Sekaran (2006), data sekunder

mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Data

sekunder yang digunakan oleh peneliti berupa laporan keuangan dari PT. Semen

Indonesia tbk yang diakses dari Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas

Brawijaya dan Sustainability reporting atau laporan berkelanjutan yang dapat

diakses langsung pada halaman website PT. Semen Indonesia tbk. Penulis juga

menggunakan jurnal yang diperoleh dari media elektronik sehingga dapat

dijadikan sebagai literatur tambahan untuk melengkapi landasan teori dan

mengukur kriteria-kriteria penelitian.

Metode Analisis Data

Analisis data adalah cara atau langkah-langkah untuk mengelola data

primer maupun data sekunder yang bermanfaat bagi penelitian guna mencapai

tujuan akhir penelitian. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode kuantitatif yaitu analisis terhadap data yang berbentuk angka atau

bilangan dengan metode perbandingan yang berupa perhitungan baik matematis

Page 11: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

11

maupun statistik yang dilakukan pada perhitungan atau rumus-rumus relevan

(Husein Umar, 2004). Data yang diolah menggunakan pendekatan EVA memiliki

tiga dimensi sudut pandang yaitu profit, people dan planet. Dimensi profit dapat

dihitung berdasarkan pada laporan keuangan yaitu dengan menghitung nilai EVA

pada laporan keuangan PT. Semen Indonesia tbk. Dimensi people dan planet

dapat dihitung berdasarkan laporan berkelanjutan dan laporan keuangan dari PT.

Semen Indonesia tbk

Adapun peneliti dalam menghitung nilai dari EVA dimensi profit

menggunakan urutan analisis data sebagai berikut:

1. Menghitung Return On Capital Employed (ROCE)

Return On Capital Employed (ROCE) adalah rasio yang menunjukkan

efisiensi dan profitabilitas dari investasi modal perusahaan. Untuk

menghitung besarnya ROCE dapat digunakan rumus sebagai berikut :

a) Menghitung EBIT (Earnings Before Income And Tax)

EBIT merupakan jumlah dari laba usaha, biaya keuangan dan

beban pajak penghasilan. EBIT memiliki rumus sebagai berikut :

EBIT = laba usaha + biaya keuangan + beban pajak penghasilan

2. Menghitung Weight Average Cost of capital (WACC)

WACC merupakan rata-rata tertimbang dari cost of capital. Menurut

Hilton (2009) WACC memiliki perhitungan sebagai berikut :

WACC = [(D x rd) (1-tax) + (E x re)]

Menghitung komponen WACC, memiliki langkah sebagai berikut :

Page 12: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

12

a) Menghitung tingkat modal (D)

Tingkat modal merupakan pembagian dari total kewajiban dan

total kewajiban dan ekuitas.

b) Menghitung nilai biaya hutang atau cost of debt (rd)

Cost of Debt merupakan hasil bagi antara beban bunga dan total

kewajiban tidak lancar.

c) Menghitung tingkat modal per ekuitas (E)

Tingkat modal per ekuitas merupakan hasil bagi dari total ekuitas

dengan total kewajiban dan ekuitas.

d) Menghitung biaya ekuitas atau cost of equity (re)

Cost of equity merupakan laba usaha yang dibagi dengan total

ekuitas.

e) Menghitung tingkat pajak (tax)

Tingkat pajak merupakan pembagian dari beban pajak dengan laba

bersih sebelum pajak.

Page 13: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

13

3. Menghitung Capital Employed (CE)

Capital Employed (CE) memiliki rumus perhitungan sebagai berikut,

CE = aset tetap + investasi (aset) + working capital

Untuk menghitung CE langkah awal yang harus dilakukan adalah

menghitung working capita (WC). Working capital merupakan

komponen perhitungan CE yang tidak dapat langsung ditemui pada

laporan

keuangan. Rumus menghitung working capital adalah :

WC = aset lancar – kewajiban lancar

Setelah mendapatkan nilai dari EVA dimensi profit, maka selanjutnya

adalah menghitung EVA dimensi people dan planet. Perhitungan yang digunakan

adalah sebagai berikut:

1. Menghitung EVA dimensi people

2. Menghitung EVA dimensi planet

Apabila nilai dari ketiga dimensi dari EVA sudah ditemukan, maka nilai

dapat dinyatakan dalam tiga macam kriteria. Kriteria EVA yang dikemukakan

Widayanto (1993) adalah :

Page 14: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

14

a. Apabila EVA > 0, nilai EVA positif yang menunjukkan telah terjadi

proses nilai tambah pada perusahaan. Bearti ada nilai ekonomis

lebih, setelah perusahaan membayarkan semua kewajiban pada para

penyandang dana atau kreditur sesuai ekspektasinya.

b. Apabila EVA = 0, menunjukkan posisi impas atau break Event Point.

Berati tidak ada nilai ekonomis lebih, tetapi perusahaan mampu

membayarkan semua kewajibannya pada pada para penyandang dana

atau kreditur sesuai ekspektasinya.

c. Apabila EVA < 0, nilai EVA negative dan menunjukkan tidak terjadi

proses nilai tambah. Berarti perusahaan tidak mampu membayarkan

kewajiban pada para penyandang dana atau kreditur sebagaimana

nilai yang diharapkan ekspektasi return saham tidak dapat tercapai.

Langkah terakhir adalah kompilasi nilai EVA dari ketiga dimensi selama

tahun 2010 – 2014. Kompilasi ini didukung dengan mengubah angka-angka atau

nilai EVA kedalam bentuk statistik sederhana yang dapat menggambarkan

kenaikan atau penurunan nilai EVA selama lima tahun dan memberikan deskripsi

sesuai dengan hasil penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perhitungan EVA

Aspek EVA yang dihitung dalam penelitian ini meliputi tiga unsur utama

yaitu EVA untuk profit atau modal, EVA untuk people atau tenaga kerja dan EVA

untuk planet atau bahan baku.

Page 15: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

15

Perhitungan EVA untuk Dimensi Profiit

Perhitungan EVA profit merujuk pada rumus :

EVA = (ROCE-WACC) * CE

Keterangan :

ROCE : Return On Capital Employed

WACC : Weight Average Cost of capital

CE : Capital Employed

1. Menghitung Return On Capital Employed (ROCE)

Return On Capital Employed (ROCE) adalah rasio yang menunjukkan efisiensi

dan profitabilitas dari investasi modal perusahaan. Dengan kata lain, ROCE

merupakan indikator seberapa baiknya perusahaan dalam memanfaatkan modal

untuk menghasilkan pendapatan.

Perhitungan ROCE

Tahun EBIT

Selisih Antara Total Aset

Dan Kewajiban Lancar ROCE

2010 5,599,555,115 13,045,480,327 0.429233

2011 6,054,412,059 16,772,465,572 0.360973

2012 7,647,130,761 21,753,879,149 0.35153

2013 8,826,669,514 25,495,253,555 0.346208

2014 8,990,873,777 29,041,396,905 0.309588

Sumber : olahan penulis

Dari hasil perhitungan, nilai ROCE tertinggi pada tahun 2010 kemudian

mengalami penurunan di setiap tahunnya. Walaupun nilai EBIT meningkat, faktor

pembagi yaitu aset dan kewajiban jangka pendek meningkat dengan lebih cepat

sehingga mengalami penurunan nilai ROCE setiap tahunnya.

2. Menghitung Weight Average Cost of capital (WACC)

Page 16: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

16

Perhitungan biaya modal secara keseluruhan (overall cost of capital) bertujuan

utamanya untuk menentukan biaya modal dalam hal penganggaran modal (capital

budgeting). Konsep ini mengarah pada Weighted Average Cost of Capital

(WACC), yaitu batas untuk mengevaluasi apakah usaha dari perusahaan memiliki

tingkat pengembalian yang lebih baik (Nuzula, 2010). WACC merupakan rata-

rata tertimbang dari cost of capital. WACC dapat dihitung sebagai berikut :

WACC = [(D x rd) (1-tax) + (E x re)]

Perhitungan WACC

Tahun D Rd

Tax E re WACC

2010 0.219961 0.00696 1 0.2251946 0.780039 0.301416 0.236302

2011 0.256668 0.007183 1 0.222925432 0.743332 0.270629 0.2026

2012 0.316573 0.0084 1 0.216433259 0.683427 0.271218 0.187441

2013 0.291915 0.010366 1 0.226302132 0.708085 0.245565 0.176222

2014 0.271377 0.019897 1 0.213966826 0.728623 0.222921 0.16667

Sumber : olahan penulis

Nilai WACC mengalami penurunan pada setiap tahunnya. Hal ini

mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang terus

menurun pada setiap tahunnya. Nilai WACC yang menurun juga mengindikasikan

turunnya biaya modal selama lima tahun penggunaan laporan berkelanjutan.

3. Menghitung Capital Employed (CE)

Untuk menghitung CE langkah awal yang harus dilakukan adalah menghitung

working capital. Working capital merupakan komponen perhitungan CE yang

tidak dapat langsung ditemui pada laporan keuangan. Working capital merupakan

selisih dari aset lancar dan kewajiban lancar.

Page 17: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

17

Perhitungan Working Capital (WC)

Tahun Aset Lancar Kewajiban Lancar WC

2010 7,345,867,929 2,517,518,619 4,828,349,310

2011 7,646,144,851 2,889,137,195 4,757,007,656

2012 8,231,297,105 4,825,204,637 3,406,092,468

2013 9,972,110,370 5,297,630,537 4,674,479,833

2014 11,648,544,675 5,273,269,122 6,375,275,553

Sumber : olahan penulis

Setelah mendapatkan working capital maka CE dapat dihitung dengan

menjumlahkan jumlah dari aset tetap, investasi dari sudut aset, dan working

capital.

Perhitungan Capital Employed (CE)

Tahun Aset Tetap

Investasi

(Aset)

Working

Capital CE

2010 7,662,560,326 115,720,673 4,828,349,310 12,606,630,309

2011 11,640,692,117 253,083,974 4,757,007,656 16,650,783,747

2012 16,794,115,433 236,362,922 3,406,092,468 20,436,570,823

2013 18,862,518,157 104,835,223 4,674,479,833 23,641,833,213

2014 20,221,066,650 91,872,422 6,375,275,553 26,688,214,625

Sumber : olahan penulis

Nilai CE mengalami peningkatan setiap tahunnya. Nilai CE dipengaruhi oleh tiga

variable sekaligus, dimana aset tetap yang nilainya selalu naik dalam lima tahun.

Sedangkan nilai investasi pada aset dan working capital fluktuatif. Nilai investasi

pada aset meningkat selama tahun 2010-2012, dan turun pada tahun 2013-2014.

Nilai dari working capital cenderung menurun pada tahun 2010-2012 kemudian

meningkat pada tahun 2013-2014. Nilai dari CE dapat terus meningkat setiap

tahunnya dikarenakan peningkatan nilai aset tetap yang cukup tinggi sebagai salah

satu variabel yang mempengaruhi.

4. Menghitung Economic Value Added (EVA)

Page 18: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

18

Economic Value Added memiliki beberapa versi dalam perhitungannya. Menurut

Kim (2003), rumus perhitungannya adalah selisih dari ROCE dengan CoC

(WACC) yang dikalikan dengan CE. Nilai-nilai dari masing masing variabel telah

didapatkan pada perhitungan diatas, sehingga perhitungan EVA sebagai berikut,

EVA = (ROCE-WACC) * CE

Tabel 4.12

Perhitungan EVA Profit

Tahun ROCE WACC CE EVA Profit

2010 0.42923334 0.236302 12,606,630,309 2,432,208,355

2011 0.36097329 0.2026 16,650,783,747 2,637,038,311

2012 0.35152952 0.187441 20,436,570,823 3,353,396,900

2013 0.34620834 0.176222 23,641,833,213 4,018,781,957

2014 0.3095882 0.16667 26,688,214,625 3,814,240,258

Sumber : olahan penulis

Nilai dari EVA dalam dimensi profit mengalami peningkatan pada tahun 2010-

2013, kemudian turun pada tahun 2014. Berdasarkan analisis data yang tersedia,

nilai EVA profit pada tahun 2014 menurun dikarenakan nilai ROCE dan WACC

yang menurun dibandingkan empat tahun sebelumnya, dan bahkan menyentuh

nilai terendah selama lima tahun.

Perhitungan EVA untuk Dimensi People

Pada dimensi people indikator utama perhitungannya adalah karyawan

yang bekerja di dalam PT. Semen Indonesia tbk. Perhitungan EVA people

merujuk pada rumus EVA = Gaji, Upah, Kesejahteraan Karyawan / jumlah

karyawan. Jumlah karyawan pada PT. Semen Indonesia tbk mengalami

peningkatan setiap tahunnya.

Page 19: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

19

Total Jumlah Karyawan

Tahun Jumlah Karyawan

2010 5345

2011 5463

2012 5703

2013 6223

2014 6336

Sumber : sustainability reporting PT. Semen Indonesia tbk (2010-2014)

Menurut Laporan Berkelanjutan Semen Indonesia (2014), peningkatan

jumlah karyawan ini disebabkan adanya perekrutan pekerja baru untuk

operasional pabrik-pabrik baru maupun fasilitas pendukung lainnya yang

dioperasikan. Setelah mengetahui jumlah karyawan setiap tahunnya, EVA people

dapat dihitung seperti pada tabel dibawah ini.

Perhitungan EVA People

Tahun

Gaji, Upah, Kesejahteraan

Karyawan

Jumlah

Karyawan EVA people

2010 93,288,595 5345 17,453.43

2011 106,513,002 5463 19,497.16

2012 129,367,991 5703 22,684.2

2013 164,737,051 6223 26,472.29

2014 171,595,096 6336 27,082.56

Sumber : olahan penulis

Nilai dari EVA people meningkat setiap tahunnya. Nilai dari EVA people

berbanding lurus dengan gaji, upah, dan kesejahteraan karyawan. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan bertambahnya jumlah karyawan, masih dapat

diimbangi dengan gaji, upah, kesejahteraan karyawan yang cukup sehingga dapat

menghasilkan nilai tambah setiap tahunnya

Perhitungan EVA untuk Dimensi Planet

Page 20: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

20

Dimensi yang terakhir adalah dimensi planet yang dalam pengukurannya

menggunakan dasar bahan baku atau raw materials. Perhitungan mengenai EVA

planet ini memiliki beberapa versi dalam perhitungannya. Kim (2003),

menggunakan petunjuk perhitungan EVA planet dengan selisih nilai tambah

dengan biaya pada setiap ton bahan baku yang digunakan dikalikan dengan tonase

bahan baku yang digunakan. Rumus ini analog dengan perhitungan EVA people.

Disini penulis menggunakan asumsi perhitungan yang analog dengan EVA

people, sehingga rumus dari EVA planet adalah sebagai berikut :

EVA = Bahan Baku Digunakan / total bahan baku

Bahan baku yang digunakan dapat ditemukan pada laporan keuangan PT. Semen

Indonesia tbk dan total bahan baku yang tersedia setiap tahunnya dapat dilihat

pada laporan berkelanjutan PT. Semen Indonesia tbk. Perhitungan EVA planet

adalah sebagai berikut,

Perhitungan EVA Planet

Tahun

Bahan Baku

Digunakan

Total Bahan

Baku

EVA

Planet

2010 486.322.937 11.311.365.000 0.042994

2011 588.274.205 12.826.422.000 0.045864

2012 568.358.826 15.812.559.000 0.035944

2013 1.047.595.098 15.225.474.000 0.068805

2014 873.555.873 16.104.675.111 0.054242

Sumber : olahan penulis

Menurut Laporan Berkelanjutan Semen Indonesia (2014), secara umum

pemakaian material sebagai bahan baku produksi di pabrik semen milik PT.

Semen Indonesia dan entitas anak perusahaan pada lima tahun terakhir,

mengalami peningkatan dibanding periode sebelumnya. Hal ini disebabkan

bertambahnya kapasitas dan volume produksi. Nilai dari EVA planet mengalami

Page 21: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

21

peningkatan pada tahun 2010 dan 2011, namun menurun pada tahun 2012. Pada

tahun 2013 nilai EVA planet naik secara drastis dari tahun sebelumnya dan

menurun pada tahun 2014. Nilai EVA dari dimensi planet cenderung fluktiatif

dikarenakan jumlah bahan baku yang digunakan juga mengalami peningkatan dan

penurunan, sedangkan total bahan baku selalu bertambah pada setiap tahunnya.

Hasil dan Analisis perhitungan EVA

Nilai dari ketiga dimensi EVA PT. Semen Indonesia tbk telah didapatkan

pada perhitungan diatas. Nilai dari ketiga dimensi tersebut selalu positif selama

tahun 2010-2014 dimana perusahaan telah menggunakan jenis pelaporan

berkelanjutan untuk melaporkan aspek-aspek non keuangan perusahaan. Nilai

EVA yang positif atau lebih besar dari nol disini mengindikasikan telah terjadi

proses nilai tambah pada perusahaan (Widayanto, 1993).

Nilai tambah dari dimensi profit mengalami peningkatan pada tahun 2010

hingga tahun 2013 dan mengalami penurunan pada tahun 2014. Nilai EVA

menurun dikarenakan penurunan nilai ROCE dan WACC sekaligus.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, nilai ROCE menurun 0.04 poin

sedangkan nilai WACC menurun sebesar 0.01 poin. Hal ini tidak seimbang

melihat pada tahun tahun sebelumnya perubahan nilai ROCE dibanding dengan

WACC berkisar diantara nilai 0.01 poin. Penurunan ROCE ini merupakan sumber

utama dimana nilai dari EVA profit pada tahun 2014 menurun. Nilai ROCE

menurun dikarenakan faktor pembagi EBIT yaitu selisih antara total aset dan

kewajiban lancar yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar

29,041,396,905 pada tahun 2014.

Page 22: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

22

Penciptaan nilai (EVA) dari dimensi profit

sumber : olahan penulis

Nilai EVA pada dimensi people terus mengalami peningkatan pada setiap

tahunnya. Nilai EVA yang dihasilkan berbanding lurus dengan gaji, upah, dan

kesejahteraan karyawan yang selalu meningkat. Jumlah karyawan yang selalu

meningkat, namun tidak terlalu signifikan dibandingkan peningkatan nilai gaji,

upah, dan kesejahteraan karyawan juga menjadi faktor penting terciptanya nilai

pada EVA dimensi people.

Penciptaan nilai (EVA) dari dimensi people

sumber : olahan penulis

Dimensi terakhir yang dihitng menggunakan rumus EVA adalah dimensi

planet. Dimensi ini selalu menciptakan nilai namun cenderung tidak stabil selama

0,00

1.000.000.000,00

2.000.000.000,00

3.000.000.000,00

4.000.000.000,00

5.000.000.000,00

2010 2011 2012 2013 2014

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

2010 2011 2012 2013 2014

Page 23: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

23

lima tahun. Selama dua tahun pertama yaitu tahun 2010 dan 2011 nilai yang

tercipta mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 nilai menurun, dan meningkat

secara drastis pada tahun 2013. Disusul dengan penurunan pada tahun 2014. Nilai

EVA planet sebenarnya berbanding lurus dengan bahan baku yang digunakan

perusahaan, sedangkan nilai dari total bahan baku terus meningkat. Bahan baku

yang meningkat dan tidak disertai dengan penggunaan bahan baku yang seimbang

menjadi faktor utama ketidak stabilan nilai yang dihasilkan pada dimensi planet.

Penciptaan nilai (EVA) dari dimensi planet

sumber : olahan penulis

Pengukuran nilai menggunakan EVA menghasilkan tiga nilai dari CSR

yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, sehingga hubungan dan

keterkaitan nilai tersebut sangat penting. Ketiga dimensi dari CSR (3P) yang

dihitung menggunakan EVA dapat divisualisasikan menggunakan ruang 3

dimensi atau vektor seperti dibawah ini :

0

0,02

0,04

0,06

0,08

2010 2011 2012 2013 2014

Page 24: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

24

Penciptaan nilai (EVA) dari dimensi profit, people, dan planet

sumber : olahan penulis

Setiap hubungan dari penciptaan nilai EVA profit, people, planet membentuk

hubungan berbentuk segitiga yang diperbandingkan selama lima tahun yaitu tahun

2010 – 2014. Tahun 2010 merupakan tahun pertama penelitian dimana nilai EVA

dalam segitiga berwarna biru nampak paling kecil dibandingkan tahun

sesudahnya, dikarenakan nilai dari ketiga dimensi CSR yang masih rendah.

Setelah itu pencitpaan nilai terus berkembang hingga tahun 2013 yang

ditunjukkan segitiga berwana hijau. Namun penciptaan nilai turun pada tahun

2014 yang digambarkan dengan segitiga berwarna kuning. Untuk memudahkan

analisis maka ketiga nilai tersebut dapat diambil nilai rata-rata nya sebagai berikut

biru : 2010

merah : 2011

jingga : 2012

hijau : 2013

kuning : 2014

Page 25: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

25

Rata-Rata Nilai EVA

Tahun EVA profit

EVA

people EVA planet rata-rata EVA

2010 2,432 208,355 17,453.43 0.042994187 810,741,936.05

2011 2,637 038,311 19,497.16 0.045864248 879,019,269.55

2012 3,353,396,900 22,684.20 0.035943507 1,117,806,528.24

2013 4,018,781,957 26,472.29 0.068805418 1,339,602,809.89

2014 3,814,240,258 27,082.56 0.054242378 1,271,422,446.97

Sumber : olahan penulis

Rata – rata nilai EVA mengalami peningkatan hingga tahun 2013, dan menurun

pada tahun 2014. Hal ini sebanding dengan grafik vektor segitiga diatas. Dalam

diagram batang, rata – rata nilai EVA adalah sebagai berikut :

Rata-Rata Nilai EVA

Sumber : olahan penulis

Dari grafik diatas setelah dilakukan penghitungan rata-rata memang terbukti

bahwa terdapat penurunan nilai secara keseluruhan pada tahun 2014. Faktor utama

penurunan nilai ini adalah terletak pada dimensi profit dan planet. Kedua dimensi

tersebut mengalami penurunan pada tahun 2014 sedangkan dimensi people

meningkat namun tidak signifikan. Selain itu nilai yang tercipta pada tahun 2013

sangatlah tinggi, perusahaan tidak dapat mempertahankan nilai tersebut pada

tahun 2014.

0,00

500.000.000,00

1.000.000.000,00

1.500.000.000,00

2010 2011 2012 2013 2014

Page 26: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

26

Rata – rata nilai EVA yang cenderung memiliki tren peningkatan setiap

tahunnya, ditunjang dengan dana dan kegiatan tanggung jawab sosial terhadap

masyarakat dan lingkungan. PT. Semen Indonesia tbk. sendiri membentuk suatu

unit kegiatan tanggung jawab sosial yaitu Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan (PKBL). Tujuan utama program ini adalah membawa kesejahteraan

bagi masyarakat, terutama masyarakat yang berada di sekitar lokasi operasional.

Tanggung jawab tersebut semakin nyata, karena sebagai badan usaha milik negara

(BUMN) maka masing-masing Perseroan dituntut melaksanakan tanggung jawab

sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR). Berikut adalah realisasi

dana program kemitraan yang disalurkan oleh PT. Semen Indonesia tbk. yang

mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Realisasi Penyaluran Dana Program Kemitraan

*dalam juta rupiah

Sumber : olahan penulis

Tahun 2010 atau starting point dari CSR PT. Semen Indonesia tbk. ini,

perusahaan memiliki Program Kemitraan (PK) berupa pemberian pinjaman lunak

0

100

200

300

400

500

600

2010 2011 2012 2013 2014

Page 27: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

27

bagi pelaku usaha kecil, menengah dan koperasi (UKMK). Bina Lingkungan (BL)

diwujudkan dengan pemberian bantuan pembangunan sarana/prasarana publik dan

infrastruktur lainnya, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat yang meliputi

bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.

Tahun 2011 PT. Semen Indonesia juga tetap melaksanakan pemberian

pinjaman lunak bagi UKMK. Pada progral bina lingkungan, perusahaan

memberikan fokusan yang lebih terperinci sesuai dengan Peraturan Menteri

Negara BUMN No.Per-05/MBU/2007 yang mengatur sektor-sektor bina

lingkungan yaitu sektor bencana alam, pendidikan, kesehatan, sarana dan prasaran

umum, sarana ibadah dan pelestarian alam. Perusahaan telah mewujudkan antara

lain menyalurkan dana bina lingkungan untuk korban lumpur lapindo di Sidoarjo,

pemberian beasiswa, pengobatan gratis, pembangunan sumur bor di dusun Koro,

kabupaten Tuban serta memberi perhatian khusus terhadap seni hadrah yang

berhubungan dengan keagamaan sehingga terselenggara Festival Seni Hadrah Al

Banjari pada tahun 2011 di Kota Gresik.

Tahun 2012 kegiatan PKBL pada PT. Semen Indonesia relatif hampir

sama dengan tahun 2011. Perusahaan terus berupaya meningkatkan kinerja

tanggung jawab sosialnya pada sektor sektor yang telah ditetapkan oleh

pemerintah. Selain itu ada alokasi dana khusus pada sektor bina lingkungan yang

disebut BUMN Peduli. BUMN Peduli hingga saat ini terealisasi dalam bentuk

beasiswa bagi pelajar dan dapat dinikmati seluruh pelajar yang tidak terbatas

wilayah sekitar perusahaan saja.

Page 28: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

28

Memasuki tahun 2013, PT. Semen Indonesia tbk memulai sesuatu yang

baru dengan melaksanakan peningkatan kegiatan PKBL. Tahun 2013 perusahaan

memantapkan program kemitraannya yaitu Wirausaha Muda Kokoh (WMK)

dengan sasaran generasi muda di sekitar pabrik semen Tuban dan Gresik. Melalui

program ini perusahaan berkeinginan untuk melahirkan pemuda yang berdaya

saing tinggi dalam berwirausaha. Pada bagian bina lingkungan perusahaan juga

telah meningkatkan bentuk bantuannya hingga daerah luar pabrik, antara lain

adalah memberikan bantuan pada korban erupsi gunung kelud dan gunung

sinabung, korban banjir pada sungai bengawan solo, dan lain sebagainya.

Tahun terakhir PT. Semen Indonesia tbk. menerbitkan laporan

berkelanjutan, perusahaan telah memetakan kegiatan utama CSR pada

perusahaan. Perusahaan memiliki tiga poin utama yaitu pelayanan pada

masyarakat, hubungan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat yang

diharapkan dapat mengembangkan lingkungan sosial dan ekonomi dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa :

1. Untuk menghitung nilai tambah ketiga dimensi CSR yaitu profit, people dan

planet, digunakan pendekatan EVA. Pendekatan ini terbukti dapat memetakan

tercipta atau tidaknya nilai dari perusahaan. PT. Semen Indonesia tbk. selalu

dapat menciptakan nilai pada pemegang saham beserta lingkungannya

(stakeholders and shareholders).

Page 29: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

29

2. Ditinjau dari pendekatan EVA pada dimensi profit, perusahaan selalu

menciptakan nilai pada tahun 2010 hingga 2014. Penciptaan nilai tersebut terus

naik hingga tahun 2013, namun pada tahun 2014 nilai menurun. Penurunan ini

menurut hasil analisis perhitungan disebabkan oleh menurunnya nilai Return

On Capital Employed (ROCE) dan Weight Average Cost of capital (WACC).

ROCE merupakan suatu perhitungan yang didesain untuk menunjukkan

efisiensi dan profitabilitas dari investasi modal perusahaan. Apabila nilai dari

ROCE menurun, maka dapat dikatakan bahwa indikator seberapa baiknya

perusahaan dalam memanfaatkan modal untuk menghasilkan pendapatan

menurun. Sedangkan WACC merupakan batas untuk mengevaluasi apakah

usaha dari perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang lebih baik. Dengan

menurunnya WACC pada tahun 2014 maka dapat disimpulkan tingkat

pengembalian perusahaan tidak lebih baik daripada tahun 2013.

3. Hasil analisis dari penciptaan nilai pada dimensi people menunjukkan tren

positif dimana nilai selalu terbentuk setiap tahunnya dan selalu mengalami

peningkatan pada setiap tahunnya.. Perusahaan merekrut karyawan baru untuk

alasan operasional. Nilai ini diimbangi dengan peningkatan nilai Gaji, Upah,

Kesejahteraan Karyawan. Sehingga penciptaan nilai tetap dapat terjaga setiap

tahunnya.

4. Dimensi terakhir yang dihitung dengan pendekatan EVA adalah planet.

Dimensi ini selalu menciptakan nilai pada tiap tahunnya, namun nilai yang

diciptakan cenderung naik turun. Nilai EVA meningkat pada tahun 2010 dan

2011 nilai dari EVA menurun pada tahun 2012 sebesar. Pada tahun 2013 nilai

meroket hingga dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Kemudian turun

Page 30: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

30

kembali pada tahun 2014. Nilai EVA pada dimensi ini sangat ditentukan oleh

total bahan baku dan bahan baku yang digunakan. Setiap tahunnya total bahan

baku selalu meningkat, begitu pula dengan bahan baku yang digunakan.

Namun peningkatan bahan baku yang digunakan tidak dapat mengimbangi

pengingkatan total bahan baku sehingga terjadi semacam overlapping pada

total bahan baku. Pada tahun 2013 nilai EVA sangat tinggi dikarenakan bahan

baku yang digunakan memang sangat tinggi, hampir dua kali lipat dari tahun

sebelumnya. Kesimpulan utama yang dapat ditarik adalah belum maksimalnya

penggunaan bahan baku dibandingkan total bahan baku yang diadakan oleh

perusahaan.

5. Hasil analisis nilai tambah dari CSR PT. Semen Indonesia tbk. menunjukkan

hasil yang positif dimana perusahaan selalu menciptakan nilai setiap tahunnya.

Dilihat dari tahun 2010 hingga tahun 2014, perusahaan menciptakan nilai

terbesar pada tahu 2013 pada ketiga dimensi secara rata – rata. Perusahaan

menciptakan nilai terendah pada tahun 2010 pada rata – rata ketiga dimensi

CSR. Kesimpulannya perusahaan mengalami puncak nilai dari kegiatan CSR

pada tahun 2013.

6. Rata – rata peningkatan dalam penciptaan nilai juga diikuti dengan peningkatan

realisasi dana dan kegiatan dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dari

PT. Semen Indonesia tbk. setiap tahunnya selama tahun 2010 – 2014.

Keterbatasan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian nilai tambah pada CSR PT. Semen Indonesia

tbk., peneliti memberikan kendala atau keterbatasan serta saran yang dapat

Page 31: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

31

digunakan oleh pihak – pihak terkait yang mungkin dapat menjadi pertimbangan,

yaitu:

1. Kendala yang dihadapi oleh penulis adalah keterbatasan pada sumber data.

Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari BEI. Sehingga

beberapa bagian perhitungan seperti beban bunga pada cost of debt dan

komponen perhitungan pada cost of equity tidak mendapatkan angka yang

akurat. Kendala ini menyebabkan perhitungan khususnya Weighted Average

Cost of Capital (WACC) dalam penelitian ini tidak terlalu akurat atau dapat

dikatakan masih merupakan perhitungan kasar.

2. Ada baiknya pada penelitian selanjutnya peneliti menggunakan data primer

dengan langsung melakukan studi kasus pada lokasi objek penelitian sehingga

data lebih akurat dan perhitungan khususnya Weighted Average Cost of

Capital (WACC) dapat semakin mendekati nilai yang sesungguhnya tercipta.

Selain itu penulis mengalami keterbatasan dalam melihat kenyataan di

lapangan dari hasil penciptaan nilai yang terjadi.

3. Penelitian diharapkan tidak berhenti pada penelitian ini saja. Peneliti

selanjutnya hendaknya lebih mengeksplorasi kembali bagaimana cara

pendekatan dan metode yang paling tepat untuk menggambarkan penciptaan

nilai perusahaan.

Page 32: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

32

DAFTAR PUSTAKA

Adany, Dyah Pratita. 2015. Return On Capital Employed (ROCE). Surabaya. Drs.

J. Tanzil & Associates : http://www.jtanzilco.com/blog/detail/40/slug/return-

on-capital-employed-roce

Anatan, Lina. 2010. Corporate Social Responsibility (CSR): Tinjauan Teoritis dan

Praktik di Indonesia. Jakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen

Maranatha

Anggraini, Fr.R,R. (2006). Pengungkapan informasi sosial dan faktor-faktor yang

mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan

tahunan (Studi empiris pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi 9.

Bender, Ruth. 2014. Corporate Financial Strategy. Fourth Edition. New York.

Routledge.

Brigham, Eugene F. dan Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,

alih bahasa Ali Akbar Yulianto, Buku satu, Edisi sepuluh. Jakarta. Salemba

Empat.

Bursa Efek Indonesia. 2012. www.idx.com, diakses 10 Mei 2012.

Cheng, Megawati dan Yulius Logi Christiawan. 2011. Pengaruh Pengungkapan

Corporate Social Responsibility terhadap Abnormal Return. Jurnal

Akuntansi dan Keuangan, 13(3), Mei 2011, h: 24-36.

Christoper Pass and Bryan Lowes, Collins. 1994. Kamus Lengkap Ekonomi. Edisi

Kedua. Jakarta. Erlangga.

Copeland, Thomas E, dan J. Fred Weston. 1988. Financial Theory a Corporate

Policy. Third Edition. New York : The Dryden Press.

Darwin, Ali. 2004. Corporate Social Responsibility (CSR), Standards &

Reporting. Seminar Nasional Universitas Katolik Soegijapranata.

Darwin, Ali. 2006. Akuntabilitas, Kebutuhan, Pelaporan dan Pengungkapan CSR

bagi Perusahaan di Indonesia. Economics Business & Accounting Review.

Edisi 3, September. FE UI.

David, Fred R. 2011. Strategic Management, Concepts And Cases. 13th edition.

Pearson Education, Inc., publishing as Prentice Hall, One Lake Street, Upper

Saddle River, New Jersey 07458

Page 33: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

33

Daymon, Christine., dan Immy Holloway. 2008. Metode-metode Riset Kualitatif :

Dalam Public Relations dan Marketing Communications. Yogyakarta.

Bentang.

Elkington, John. 1997. “Cannibals with Forks: the Triple Bottom Line of 21st

Century Business”. Capstone.

Fama, Eugene F. 1978. “The Effects of a Firm’s Investment and Financing

Decisions on the Welfare of Its Security Holders”. The American Economic

Review. 272-284.

Gray R, Kouhy R and Lavers S. 1995. Corporate social and environmental

reporting: A review of the literature and a longitudinal study of UK

disclosure. Accounting, Auditing & Accountability Journal 8 (2): 78-101

Hansen Don R, Maryanne M. Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Edisi 8.

Jakarta. Salemba Empat.

Hilton, Ronald. 2009. Managerial Accounting. Penerbit : Singapore, McGraw-

Hill, 2009 dan dicetak ulang oleh Salemba Empat, 2009.

http://accounting.binus.ac.id. 2015 . Mengkaji Kelayakan Bisnis Menggunakan

Cost Of Capital.

Harahap, Sofyan Syafri. 1999. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi

pertama Cetakan Kedua. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Husein Umar. 2004. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Cetakan

ke 6. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2009. Metodologi Penelitian untuk

Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Kim, Rene dan Erik Van Dam. 2003. The Added Value of Corporate Social

Responsibility. Leeuwarden, Netherland. Triple Value Strategy Consulting.

Lako, Andreas. 2015. Integrated Reporting More Than Just Financial Number,

Konferensi Mahasiswa Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Atma Jaya Yogyakarta, 13 Maret.

Lloret, Antonio. 2015. Modeling corporate sustainability strategy. Mexico.

Journal of Business Research, Elsevier.

Nasution, S. 2004. Metode Research. Jakarta. Bumi Aksara.

Page 34: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

34

Nurlela dan Islahudin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap

Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai

Variabel Moderating. Simposium Nasional Akuntansi XI.

Nuzula, Nila Firdausi. 2010. Biaya Modal (Cost of Capital). Malang. Bahan Ajar :

Manajemen Keuangan II. Universitas Brawijaya Malang.

Prastowo, Joko & Huda, Miftahul. 2011. Corporate Social Responsibility, Kunci

Meraih Kemuliaan Bisnis. Yogyakarta. Samudera Biru

Rafika. 2011. Pengukuran Kinerja Keuangan Dengan Analisis Rasio dan EVA

pada PT. Holcim Indonesia PT. Semen Gresik (Persero) tbk. Malang.

Universitas Brawijaya Malang.

Rahardjo, Budi. 2009. Laporan Keuangan Perusahaan. Yogyakarta. Gajah Mada

University Press.

Rosiana, Gusti Ayu Made Ervina, Gede Juliarsa, Maria M. Ratna Sari. 2013.

Pengaruh Pengungkapan Csr Terhadap Nilai Perusahaan Dengan

Profitabilitas Sebagai Variabel Pemoderasi. Bali. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana 5.3 (2013):723-738. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Edisi 4. Buku 1.

Jakarta: Salemba Empat.

Sembiring, E.R. 2005Karakteristik perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab

sosial: study empiris pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.

Simposium Nasional Akuntansi 8.

Setiawan Doddy, Suwardi Eko, dan Titisari Kartika H. 2010. Corporate Social

Responsibility (Csr) Dan Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional

Akuntansi 13.

S. R. Soemarso. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Kelima. Jakarta :

Salemba Empat.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta.

Surakhmad, Winarno. 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik.

Bandung. Tarsito.

Suripto. 2011. Model Penciptaan Nilai Tambah Ekonomis dan Nilai Perusahaan.

Jurnal Keuangan da Perbankan, vol. 15, no. 3 September 2015.

Page 35: NILAI TAMBAH DARI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

35

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Fascho

Publishing.Gresik.

Widayanto, Gatot. 1993. EVA/NITAMI : Suatu Terobosan Baru Dalam

Pengukuran Kinerja Perusahaan. Usahawan, Desember 93, XXII (12).

Young, S. David and Stephen F. O’Byrne. 2001. EVA dan Manajemen

Berdasarkan Nilai (Panduan Praktis Untuk Implementasi). Terjemahan oleh

Lusy Widjaja, 2001. Jakarta. Salemba Empat.