Konsep bekasi social responsibility

37
Apa yang hendak dipresentasikan ? Sekilas tentang Kota Bekasi Persoalan yang dihadapi dalam Pembangunan Kota Bekasi Peran Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dalam berkontribusi terhadap Pembangunan Kota Bekasi melalui Kegiatan CSR Konsep Pemerintah Kota Bekasi dalam Mengelola dan Memfasilitasi Implementasi CSR oleh DUDI di Kota Bekasi

description

Bekasi Social Responsibility (BSR) dibentuk dengan Peraturan Walikota Bekasi Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Manajemen Institusi Bekasi Social Responsibility. Kelembagan BSR sebagai wujud lembaga non pemerintah yang berdiri sendiri yang merupakan wadah komunikasi dan interaksi antara Pemerintah, Korporasi, dan Masyarakat di Kota Bekasi. Presentasi dibuat untuk melayani permintaan Studi Banding tentang CSR ke BSR.

Transcript of Konsep bekasi social responsibility

Page 1: Konsep bekasi social responsibility

Apa yang hendak dipresentasikan ?

• Sekilas tentang Kota Bekasi

• Persoalan yang dihadapi dalam Pembangunan Kota Bekasi

• Peran Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dalam

berkontribusi terhadap Pembangunan Kota Bekasi melalui

Kegiatan CSR

• Konsep Pemerintah Kota Bekasi dalam Mengelola dan

Memfasilitasi Implementasi CSR oleh DUDI di Kota Bekasi

Page 2: Konsep bekasi social responsibility

Sekilas tentang Kota Bekasi

Page 3: Konsep bekasi social responsibility

Demografi : • Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010.

Jumlah Penduduk Kota Bekasi angka sementara adalah 2.336.498 orang (1.182.496 laki-laki dan 1.153.993 perempuan), dengan luas wilayah 210,49 km2, maka tingkat kepadatan penduduk Kota Bekasi sebesar 11.100 jiwa per km2.

• Wilayah yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Bekasi Timur (18.387 jiwa/km2 ), paling rendah Kecamatan Bantargebang (5.631 jiwa/km2).

• Penyebaran penduduk kota Bekasi masih didominasi di 4 Kecamatan , yakni : Kecamatan Bekasi Utara = 310.198 orang (13,28%), Kecamatan Bekasi Barat = 270.569 orang (11,58%), Kecamatan Bekasi Timur = 248.046 orang (10,62%), dan Kecamatan Pondokgede = 246.413 orang (10,55%).

• Dari hasil SP 2010 diketahui Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kota Bekasi = 3,48 % per tahun. LPP tertinggi adalah Kecamatan Mustikajaya (8,43 % per tahun) dan LPP terendah adalah Kecamatan Bekasi Timur (1,33 % per tahun).

Pemerintahan : • Wilayah administrasi pemerintahan Kota Bekasi terbagi

menjadi 12 kecamatan (Bekasi Timur, Bekasi Barat, Bekasi Selatan, Bekasi Utara, Pondokgede, Bantargebang, Medan Satria, Rawalumbu, Jatisampurna, Jatiasih, Pondok Melati, dan Mustika Jaya) dengan 56 kelurahan.

Wilayah administrasi pemerintahan dan demografi Kota Bekasi

Page 4: Konsep bekasi social responsibility

Indeks dan Komponen IPM 2003 2004 2005 2006 2007

Indeks Pembangunan manusia 73.49 74.95 74.48 75.65 75.81

Indeks Pendidikan /IP 88.63 89.61 90.03 90.08 90.11

Indeks Kesehatan /IK 72.50 73.97 74.15 74.52 74.98

Indeks Daya Beli /IDB 59.32 61.29 61.54 62.34 62.34

Catatan : Pada Tahun 2007 Kota Bekasi menempati peringkat ketiga IPM di Provinsi Jawa Barat di bawah Kota Depok dan Kota Bandung.

Perkembangan indeks pembangunan manusia (IPM) Kota Bekasi

Page 5: Konsep bekasi social responsibility

No. Periode Visi Pembangunan

Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi (Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1996)

1. Pembangunan Kota Bekasi

Periode 1998-2003 “Unggul dalam Jasa dan Perdagangan bernuansa

Ihsan” 2. Pembangunan Kota Bekasi

Periode 2003-2008

3. Pembangunan Kota Bekasi

Periode 2008-2013 “Bekasi Cerdas, Sehat, dan

Ihsan”

Perkembangan Orientasi Pembangunan Kota Bekasi

Visi ini diarahkan untuk menggambarkan perwujudan karakter warga kota yang tangguh. Karakter yang dapat menyelaraskan diri dengan dinamika pertumbuhan dan perkembangan sebuah kota, sekaligus juga karakter warga kota yang tangguh dalam menghadapi persoalan-persoalan kehidupan yang kompleks, menyangkut ketersediaan lapangan pekerjaan, gangguan ketertiban sosial, gaya hidup, dan degradasi nilai-nilai moral dan spiritual masyarakat.

Page 6: Konsep bekasi social responsibility

Perwujudan Kondisi “Cerdas” di Kota Bekasi

Page 7: Konsep bekasi social responsibility

Perwujudan Kondisi “Sehat” di Kota Bekasi

Page 8: Konsep bekasi social responsibility

Perwujudan Kondisi “Ihsan” di Kota Bekasi

Page 9: Konsep bekasi social responsibility

M I S I

1. Mengembangkan kehidupan sosial warga melalui penataan sistem layanan pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial lainnya.

2. Mengembangkan kehidupan ekonomi warga melalui pengembangan wirausaha yang produktif dan komoditi unggulan daerah.

3. Membangun sarana dan prasarana kota yang serasi bagi perikehidupan warga dan pertumbuhan usaha.

4. Menyelenggarakan tata pemerintahan yang baik yang dilandasi prinsip “good governance”.

5. Mengembangkan dan mengelola implementasi sistem perencanaan tata kota dan sistem perencanaan pembangunan Kota Bekasi secara optimal untuk menjamin keserasian pengembangan wilayah, daya dukung lingkungan, dan antisipasi efek perubahan iklim global.

6. Mengembangkan kualitas kehidupan beragama dan kerukunan hidup beragama.

7. Mengelola dinamika kehidupan perkotaan melalui penguatan ketahanan sosial, budaya, dan keamanan, daya tarik investasi, dan kerjasama antar daerah/wilayah.

Misi Pembangunan Kota Bekasi Periode 2008-2013

Page 10: Konsep bekasi social responsibility

Persoalan yang dihadapi dalam

Pembangunan Kota Bekasi (fokus : pendidikan, kesehatan, dan kebersihan)

Page 11: Konsep bekasi social responsibility

1.500.000

1.600.000

1.700.000

1.800.000

1.900.000

2.000.000

2.100.000

2.200.000

2.300.000

2.400.000

2.500.000

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2010

Jumlah Penduduk Kota Bekasi (orang)

Jumlah Penduduk Kota Bekasi (orang)

Hasil analisis terhadap pertambahan jumlah penduduk Kota Bekasi yang semakin meningkat karena 4 (empat) hal, yakni : pertumbuhan alami, migrasi (karena daya tarik urbanisasi), penduduk pasangan muda, dan angka harapan hidup semakin tinggi.

Pertambahan penduduk yang cepat, selain memberikan insentif terhadap “pasar” (berupa peningkatan “demand”), namun juga akan menimbulkan dampak terhadap persoalan sosial, ekonomi, dan penyediaan/pemeliharaan sarana publik di Kota Bekasi, serta sejumlah persoalan kehidupan lainnya.

Pertumbuhan Penduduk Kota Bekasi Tahun 2002-2010

Page 12: Konsep bekasi social responsibility

Perluasan akses untuk memperoleh kesempatan

pendidikan formal pada jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan

SMA/MA/SMK dalam jangka panjang masih merupakan

pekerjaan penting (terutama SMK), baik karena faktor

pertumbuhan penduduk pada kelompok usia sekolah (7-15

tahun) maupun karena migrasi penduduk.

SDN dan SD Swasta (Lulus 34.081)

SMPN

(Daya Tampung = 12.760)

(Lulus 25.867)

SMAN (Daya Tampung =

4.800)

(Daya Tampung = 1.632)

SMKN

Walaupun terdapat pilihan sekolah swasta (pada jenjang SD,

SMP, SMA/SMK) namun pilihan dan minat masyarakat yang

berharap dapat “menyekolahkan anaknya di sekolah

negeri” semakin meningkat, yang mendesak pemerintah

untuk memperluas pelayanan melalui sekolah negeri. Situasi Tahun 2010

Situasi yang mendesak Pemerintah Kota Bekasi untuk memperluas pelayanan pendidikan dasar dan menengah

Page 13: Konsep bekasi social responsibility

Pembiayaan Subsidi Pendidikan

Melalui APBD Kota Bekasi Laboratorium

Bangunan/Ruang/

Manajemen

Buku Ajar/Pustaka

Guru dan

Tenaga

Kependidikan

PBM/KBM Siswa

Alokasi APBD Kota Bekasi untuk pelayanan pendidikan dasar dan menengah

(Tahun 2010 belanja total untuk

subsidi siswa : Rp 120.383.856.000)

Page 14: Konsep bekasi social responsibility

RSUD Kota Bekasi

PUSKESMAS

Pembiayaan Subsidi Kesehatan

Melalui APBD Kota Bekasi

Fokus Pengembangan PUSKESMAS : Pengadaan Alat Kesehatan Pengadaan Meubelair dan Perlengkapan Kantor Pengadaan kendaraan roda 4 (Ambulance) Lanjutan pembangunan gedung Puskesmas

Alokasi APBD Kota Bekasi untuk pelayanan kesehatan masyarakat

Defisit anggaran pelayanan kesehatan Tahun 2010 : Pelayanan Gakin di RSUD = Rp 1,314 M Kegiatan Pelayanan RSUD = Rp 8,658 M Kegiatan Penunjang Pelayanan RSUD = Rp 2,807 M Jamkesda untuk Gakin = Rp 1,5 M

Page 15: Konsep bekasi social responsibility

Pembiayaan pengelolaan kota

yang bersih dan nyaman

Melalui APBD Kota Bekasi

Alokasi APBD Kota Bekasi untuk pengelolaan kota yang bersih dan nyaman

Defisit anggaran pelayanan pengelolaan sampah Tahun 2010 : Pengelolaan TPA Sumur Batu = Rp 1,350 M Penyelenggaraan Pengangkutan Sampah = Rp 1,541 M

Page 16: Konsep bekasi social responsibility

Peran Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dalam berkontribusi terhadap Pembangunan Kota Bekasi melalui Kegiatan CSR

(Corporate Social Responsibility) Tema CSR Internasional :

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) menuju Kemitraan dalam Pembangunan Berkelanjutan

Page 17: Konsep bekasi social responsibility

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG

PERSEROAN TERBATAS BAB V

TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN Pasal 74

1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Landasan Hukum Implementasi CSR di Indonesia

Page 18: Konsep bekasi social responsibility

Pemahaman tentang perlunya CSR

• Sejak lama para pimpinan dan pekerja perusahaan percaya bahwa satu-satunya tanggung jawab utama

adalah membuat keuntungan bagi pemodalnya. Timbul asumsi bahwa memasukkan konsep

tanggung jawab lain bagi perusahaan merupakan kesalahan. Dengan meningkatnya tanggung jawab,

maka perusahaan akan dibebani biaya produksi yang lebih tinggi dan hal ini akan berakibat pada

menurunnya upah dan atau naiknya harga jual produk. Kedua hal ini, menurut pemilik modal,

bertentangan dengan kepentingan perusahaan dan juga masyarakat luas.

• Namun demikian, sejak 1960-an telah nampak banyak masalah sosial dan lingkungan yang

disebabkan oleh operasi perusahaan, sebagaimana yang diungkapkan Profesor Alyson Warhurst dari

Warwick Business School. Pertanyaan penting yang diajukan adalah siapa yang seharusnya

bertanggung jawab? Jawaban terbanyak diajukan perusahaan adalah pemerintah. Mengapa demikian?

Karena, dari sudut pandang perusahaan, sepanjang perusahaan telah menjalankan kerangka legal

terutama perijinan dan pembayaran pajak, maka perusahaan telah memenuhi kewajibannya. Dengan

demikian, apapun yang menjadi konsekuensi dari perilaku perusahaan yang legal haruslah menjadi

tanggung jawab pemerintah.

• Analisis yang lebih objektif atas berbagai masalah sosial dan lingkungan itu ternyata menghasilkan

jawaban yang berbeda sama sekali. Regulasi formal yang dibuat oleh pemerintah ternyata tidak

pernah cukup untuk menangani masalah yang timbul. Karenanya, perusahaan haruslah

mengadopsi kenyataan bahwa ada dua bentuk perijinan yang harus dipatuhi oleh perusahaan agar

dapat beroperasi dengan aman, yaitu ijin legal dari pemerintah dan ijin sosial dari masyarakat.

Untuk memperoleh ijin sosial itu lah perusahaan harus melakukan kegiatan sosialnya.

Sumber Tulisan : Lingkar Studi CSR Indonesia (2011) dan ISO 26000:2010

Page 19: Konsep bekasi social responsibility

Pemahaman tentang perlunya CSR

• Menurut Alyson Warhurst : tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) adalah upaya yang

dilakukan oleh perusahaan untuk memperhitungkan dampak sosial dan lingkungan

akibat operasinya melalui tindakan proaktif pencegahan pencemaran dan penilaian

dampak sosial, sehingga dampak negatif dapat diantisipasi dan dihindari, sementara

dampak positif dapat dioptimumkan.

• Spirit yang sama juga ditunjukkan oleh ISO 26000:2010 : yang menurut pendiri CSR Asia,

Richard Welford, akan menjadi standar terkait CSR yang paling penting setidaknya dalam

satu dekade ke depan, yang mendefinisikan tanggung jawab sosial sebagai

“Responsibility of an organization for the impacts of its decisions and activities on

society and the environment, through transparent and ethical behaviour that

contributes to sustainable development, health and the welfare of society; takes into

account the expectations of stakeholders; is in compliance with applicable law and

consistent with international norms of behaviour; and is integrated throughout the

organization and practiced in its relationships.”

Sumber Tulisan : Lingkar Studi CSR Indonesia (2011) dan ISO 26000:2010

Page 20: Konsep bekasi social responsibility

13 Kesalahan Umum Soal CSR

1. CD (community development) adalah CSR

2. Amal (charity) sama dengan CSR

3. CSR hanya mencakup aspek sosial

4. Organisasi CSR cuma tempelan

5. CSR hanya untuk perusahaan besar

6. Memisahkan CSR dari bisnis inti perusahaan

7. CSR untuk diri sendiri, bukan sepanjang supply chain

8. Setelah produk sampai konsumen, tak ada lagi CSR

9. CSR cuma tambahan biaya belaka

10. CSR dibiayai secara after-profit

11. CSR adalah pemolesan citra perusahaan

12. Menganggap bahwa CSR sepenuhnya voluntari atau sukarela

13. Mempraktikkan CSR dalam ranah eksternal

Sumber Tulisan : Lingkar Studi CSR Indonesia (2011) dan ISO 26000:2010

Page 21: Konsep bekasi social responsibility

CD itu identik dengan CSR. Kesalahan paling umum dijumpai mungkin adalah menyamakan CD

(community development atau pengembangan masyarakat) dengan CSR. Pengembangan

masyarakat sebetulnya adalah upaya sistematis untuk meningkatkan kekuatan kelompok-kelompok

masyarakat yang kurang beruntung (disadvantaged groups) agar menjadi lebih dekat kepada

kemandirian. Jadi, CD sangatlah menyasar kelompok masyarakat yang spesifik, yaitu mereka yang

mengalami masalah. Perusahaan jelas punya kepentingan besar untuk melakukan CD, karena

kelompok ini adalah yang paling rentan terhadap dampak negatif operasi, sekaligus paling jauh

aksesnya dari dampak positifnya. Kalau tidak secara khusus perusahaan membuat kelompok ini

menjadi sasaran, maka ketimpangan akan semakin terjadi dan disharmoni hubungan pasti akan

terjadi suatu saat.

Hanya saja, menyamakan CD dengan CSR adalah kesalahan besar. CD hanyalah bagian kecil dari

CSR. CSR punya cakupan yang sangat luas, yaitu tanggung jawab terhadap seluruh pemangku

kepentingan, seperti yang ditunjukkan oleh ISO 26000: 2010. Sementara CD “hanya” menyasar

kelompok kepentingan sangat spesifik, yaitu kelompok masyarakat rentan. Di masyarakat sendiri,

ada berbagai pemangku kepentingan di luar mereka yang rentan, belum lagi organisasi masyarakat

sipil, kelompok bisnis maupun lembaga-lembaga pemerintah. Dapat disimpulkan bahwa CD adalah

bagian dari CSR, dan merupakan salah satu yang sangat penting mengingat di Indonesia kelompok

masyarakat rentan jumlahnya masih sangat besar. Mereka benar-benar membutuhkan perhatian

perusahaan, karena mereka biasanya paling kecil aksesnya terhadap dampak positif perusahaan,

sementara paling menderita kalau berhadapan dengan dampak negatif perusahaan.

Page 22: Konsep bekasi social responsibility

Peran Pemerintah Kota Bekasi dalam Sosialisasi CSR

• Secara sendiri-sendiri, mungkin banyak perusahaan telah melakukan aktivitas

sosialnya, baik yang masih bersifat filantropis maupun yang sudah mengadopsi konsep

tanggung jawab sosial perusahaan secara penuh. Karenanya, Pemerintah Kota Bekasi

memiliki kepentingan untuk mempromosikan konsep yang lebih terpadu tersebut di

kalangan perusahaan. Jika konsep dapat diterima dan dijalankan, maka sumbangan sektor

swasta dalam pembangunan di Kota Bekasi akan menjadi semakin besar.

• Pemerintah Kota Bekasi juga memiliki kepentingan untuk mengetahui seberapa besar

aktivitas CSR perusahaan, apa saja ragam kegiatan yang dilaksanakan, serta di wilayah

mana saja kegiatan itu dilaksanakan. Jika informasi CSR yang telah dilakukan oleh

masing-masing perusahaan dapat dihimpun, maka Pemerintah Kota Bekasi akan mampu

menjalankan fungsi koordinasi program tanggung jawab sosial perusahaan di wilayah

Kota Bekasi secara efektif. Dengan demikian, program-program tersebut akan mampu

menjadi bagian yang penting dalam seluruh skema pembangunan di Kota Bekasi.

Sumber Tulisan : Lingkar Studi CSR Indonesia (2011) dan ISO 26000:2010

Page 23: Konsep bekasi social responsibility

Peran Pemerintah Kota Bekasi dalam Sosialisasi CSR

• Secara umum, Pemerintah Kota Bekasi memiliki visi dalam pengelolaan CSR sebagai

berikut:

“Mewujudkan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan sebagai kontribusi signifikan

atas pembangunan berkelanjutan di Kota Bekasi”

• Misi dalam pengelolaan CSR sebagai berikut sebagai berikut:

1. Mempromosikan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan sebagai bentuk penghindaran dan

minimisasi dampak negatif serta maksimisasi dampak positif operasi perusahaan.

2. Membangun Kemitraan Tiga Sektor (pemerintah, swasta, dan kelompok masyarakat sipil)

sebagai kelembagaan dalam pelaksanaan program-program tanggung Jawab Sosial Perusahaan

yang beroperasi di Kota Bekasi.

3. Menciptakan sinergi program dan sumberdaya pembangunan yang dilaksanakan secara

bersama-sama oleh pemerintah, swasta, dan kelompok masyarakat sipil.

• Dengan rumusan visi dan misi tersebut dalam pengelolaan CSR, maka potensi korupsi

dan berbagai bentuk moral hazard lainnya, dalam memanfaatkan CSR dapat dikurangi

dan dihindari.

Sumber Tulisan : Lingkar Studi CSR Indonesia (2011) dan ISO 26000:2010

Page 24: Konsep bekasi social responsibility

Konsep Pemerintah Kota Bekasi dalam Mengelola dan Memfasilitasi Implementasi CSR oleh DUDI di Kota Bekasi

Page 25: Konsep bekasi social responsibility

Pelembagaan

“Bekasi Social Responsibility” (BSR)

• Bekasi Social Responsibility (BSR) dibentuk dengan Peraturan Walikota Bekasi Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi dan Manajemen Institusi Bekasi Social Responsibility.

• Kelembagan BSR sebagai wujud lembaga non pemerintah yang berdiri sendiri yang merupakan wadah komunikasi

dan interaksi antara Pemerintah, Korporasi, dan Masyarakat di Kota Bekasi.

• BSR bertugas :

1. Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan dalam penyelenggaraan Corporate Social

Responsibilty (CSR) di Kota Bekasi;

2. Melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan CSR di Kota Bekasi;

3. Melaksanakan pelaporan program/kegiatan dalam rangka penyelenggaraan CSR di Kota Bekasi.

• Ruang lingkup melalui BSR diarahkan melalui 4 (empat) program utama, yakni :

1. Pembangunan prasarana/sarana dan lingkungan perkotaan;

2. Pemberdayaan ekonomi dan ketenagakerjaan;

3. Pengembangan pendidikan, kesehatan, dan kebudayaan;

4. Tanggap darurat dan bencana.

• BSR berfungsi sebagai koordinator dalam menyelaraskan program/kegiatan tanggung jawab sosial korporasi dari

Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Penanaman Modal Asing (PMA), dan

Penanaman Modal Domestik (PMDN) yang beroperasi di Kota Bekasi.

Pelembagaan “Bekasi Social Responsibility” (BSR)

Page 26: Konsep bekasi social responsibility

Pengurus

“Bekasi Social Responsibility” (BSR)

• Pengurus BSR periode pertama telah ditetapkan dengan Keputusan Walikota Nomor 050/Kep.151- Bappeda/V/2009 tentang Penetapan Pengurus Bekasi Social Responsibility (BSR) Periode Tahun 2009-2012.

– Ketua : H. Abdul Manan (Tokoh Masyarakat)

– Wakil Ketua : Purnomo Narmiadi, SH. MM. (Ketua APINDO)

– Pelaksana Harian : Arifin Dimyati, SH. (PT. Bakrie Pipe)

– Wakil Pelaksana Harian : Ir. Yusuf Blegur (Masyarakat)

– Sekretaris : Ir. Haris Budiyono, MT. (UNISMA)

• Sekretariat : – Armiaty (Dinas Sosial Kota Bekasi)

– Elly Supono (PT. Sucaco)

– Rusmana (PT. Bridgestone Tire Indonesia)

– Samsudin Karim (PT. Dayani Garment)

– dan sejumlah pelaku usaha lainnya di Kota Bekasi

Pelembagaan “Bekasi Social Responsibility” (BSR)

Page 27: Konsep bekasi social responsibility

Fungsi Utama BSR

1. Melakukan Edukasi dan Sosialisasi CSR. (Educating)

2. Melayani dan memfasilitasi korporasi untuk mengaktualisasikan CSR. (Facilitating)

3. Mendata, mencatat , mendokumentasikan, dan publikasi seluruh kegiatan CSR/Comdev yang dilakukan korporasi. (Recording and Publicating)

4. Melakukan mediasi/konsultansi/counselling yang diperlukan korporasi dalam implementasi CSR. (Consulting)

5. Memberikan apresiasi/penghargaan terhadap korporasi yang telah menjalankan CSR secara nyata dan efektif, serta memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. (Appreciating)

Pelembagaan “Bekasi Social Responsibility” (BSR)

Page 28: Konsep bekasi social responsibility

Bekasi Sehat

Bekasi Peduli Bekasi Mitra

Bekasi Cerdas

Bekasi Hijau

Bekasi Ihsan

Bekasi Tanggap

7 (Tujuh) Program BSR

1. Bekasi Cerdas

2. Bekasi Sehat

3. Bekasi Ihsan

4. Bekasi Hijau

5. Bekasi Mitra

6. Bekasi Peduli

7. Bekasi Tanggap

Pelembagaan “Bekasi Social Responsibility” (BSR)

Page 29: Konsep bekasi social responsibility

Korporasi

Korporasi

Korporasi

Masyarakat B S R

B S R Masyarakat

B S R Masyarakat

3 (Tiga) Model Kinerja BSR

BSR Mencatat dan Mempublikasikan

BSR Memfasilitasi Penggunaan Dana CSR

BSR Menawarkan Kegiatan CSR

Pelembagaan “Bekasi Social Responsibility” (BSR)

Page 30: Konsep bekasi social responsibility

Mengadakan Rapat Rutin Mingguan BSR Melakukan Koordinasi dengan Aparatur Pemkot Bekasi

Penawaran Kegiatan CSR kepada Perusahaan Menerima amanah dana CSR dan Melaksanakan Kegiatan CSR

Sekilas Aktivitas Kelembagaan “Bekasi Social Responsibility” (BSR)

Page 31: Konsep bekasi social responsibility

Kontribusi CSR PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN

Melalui BSR dalam Pengadaan Baktor 15 Unit untuk Memelihara Kebersihan

di Lingkungan Kelurahan Se-Kota Bekasi (Desember, 2009)

Sekilas Aktivitas Kelembagaan “Bekasi Social Responsibility” (BSR)

Page 32: Konsep bekasi social responsibility

Sebelum dilaksanakan kegiatan

Setelah dilaksanakan kegiatan

Kontribusi CSR PT ARNOTT Indonesia

Melalui BSR

dalam Menata Taman di Persimpangan Jalan

Rawa Panjang Kota Bekasi

(November 2009 – Januari 2010)

Sekilas Aktivitas Kelembagaan “Bekasi Social Responsibility” (BSR)

Page 33: Konsep bekasi social responsibility

Pelaksanaan Kegiatan Normalisasi Saluran/Kali dengan Melibatkan Warga

Laporan “Pilot Project Normalisasi Saluran/Kali” (dengan memanfaatkan CSR PT SUCACO) di RW 20 dan RW 21 Kelurahan Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi Minggu, 7 Februari 2010

Sekilas Aktivitas Kelembagaan “Bekasi Social Responsibility” (BSR)

Page 34: Konsep bekasi social responsibility

Seminar : “Kontribusi Korporasi dalam Upaya Mengembangkan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan

di Kota Bekasi”, Tempat : SMKN 1 Kota Bekasi, Tanggal 8 Desember 2009

Three Party Partnership : Dewan Pendidikan, Bekasi Social Responsibility, dan Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Tempat :

SMKN 1 Kota Bekasi, (8-15 Desember 2009)

Dewan Pendidikan Dinas Pendidikan Bekasi Social Responsibility

Sekilas Aktivitas Kelembagaan “Bekasi Social Responsibility” (BSR)

Page 35: Konsep bekasi social responsibility

Salah satu pengurus DP (mewakili DP, BSR, dan APINDO Kota Bekasi) menyerahkan kontribusi CSR APINDO KOTA BEKASI dalam Memberikan Bantuan Dana bagi Siswa untuk Melunasi Tunggakan SPP agar dapat Mengikuti Ujian Nasional Tahun 2010 (15 Februari 2010)

Sekilas Aktivitas Kelembagaan “Bekasi Social Responsibility” (BSR)

Page 36: Konsep bekasi social responsibility

Penyerahan kontribusi CSR APINDO KOTA BEKASI kepada Nurul Arifah, Kelas XII MMA (Multi Media), SMK N 1, disksikan oleh Kepala Sekolah SMK N 1 Kota Bekasi. (15 Februari 2010)

Sekilas Aktivitas Kelembagaan “Bekasi Social Responsibility” (BSR)

Page 37: Konsep bekasi social responsibility

No. Kegiatan Penjelasan Kegiatan Indikator

1. Coffee morning antara Walikota dengan Pengusaha/ Direksi perusahaan.

Memfasilitasi hubungan harmonis antara walikota/wakil walikota dengan para direktur korporasi dalam mendayagunakan potensi CSR di Kota Bekasi secara efektif.

Para direksi perusahaan, memahami program kerja walikota dan persoalan yang dihadapi Kota Bekasi (terutama Pendidikan, Kesehatan, dan Kebersihan) dan bersedia membantu melalui implementasi kegiatan CSR. Recording dan koordinasi kegiatan CSR. Implementasi kegiatan CSR.

2. Melanjutkan Road Show Ke dunia usaha/ korporasi besar dan sosialisasi kelembagaan kepada publik.

Tindak lanjut fasilitasi hubungan harmonis antara walikota dengan para direktur korporasi dalam mendayagunakan potensi CSR di Kota Bekasi per wilayah

Waktu : 10 hari Jumlah peserta : 9 (sembilan) pengurus. Proposal kegiatan (30 eksemplar)

3. Membentuk kelembagaan “CSR Award”

BSR dengan SKPD terkait membentuk kelembagaan “CSR Award” untuk menyelenggarakan pekan pameran kegiatan CSR dan pemberian Award kepada perusahaan di Kota Bekasi

Tersosialisasikannya kegiatan CSR kepada publik. Terbangunnya mekanisme penghargaan kepada perusahaan atas kinerja implementasi CSR.

4. Pilot Project Kegiatan CSR

Menyelenggarakan kegiatan pilot project CSR

Terlaksananya kegiatan CSR yang relevan di Kota Bekasi.

Rencana Kegiatan BSR Tahun 2011

Sekilas Aktivitas Kelembagaan “Bekasi Social Responsibility” (BSR)