Nia Vardini_1210423001_IV A_tugas Biokonservasi III

7
Gambar 1 : Morfologi tanaman Musa sp ( Sumber gambar: Google.com) Pisang merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat digemari masyarakat, dan menjadi salah satu komoditas tanaman buah yang mulai dikebunkan selain mangga, durian, rambutan, manggis, jeruk, nenas dan pepaya. Tanaman pisang (Musa spp) telah diproklamirkan sejak sebelum masehi (SM). Nama Musa diambil dari nama seorang dokter bernama Antonius Musa pada zaman Kaisar Romawi Octavianus Augustus (63 SM – 14 M), beliau selalu menganjurkan pada kaisarnya untuk makan pisang setiap harinya agar tetap kuat, sehat, dan segar (Mudjajanto, ES & Lilik K.2008). Tanaman pisang dapat dikatakan sebagai tanaman serbaguna, mulai dari akar, batang (bonggol), batang semu (pelepah), daun, bunga, buah sampai kulitnyapun dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Buah pisang kaya akan sumber vitamin dan karbohidrat serta

Transcript of Nia Vardini_1210423001_IV A_tugas Biokonservasi III

Page 1: Nia Vardini_1210423001_IV A_tugas Biokonservasi III

Gambar 1 : Morfologi tanaman Musa sp ( Sumber gambar: Google.com)

Pisang merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat digemari

masyarakat, dan menjadi salah satu komoditas tanaman buah yang mulai

dikebunkan selain mangga, durian, rambutan, manggis, jeruk, nenas dan pepaya.

Tanaman pisang (Musa spp) telah diproklamirkan sejak sebelum masehi (SM).

Nama Musa diambil dari nama seorang dokter bernama Antonius Musa pada

zaman Kaisar Romawi Octavianus Augustus (63 SM – 14 M), beliau selalu

menganjurkan pada kaisarnya untuk makan pisang setiap harinya agar tetap kuat,

sehat, dan segar (Mudjajanto, ES & Lilik K.2008).

Tanaman pisang dapat dikatakan sebagai tanaman serbaguna, mulai dari

akar, batang (bonggol), batang semu (pelepah), daun, bunga, buah sampai

kulitnyapun dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Buah pisang kaya akan

sumber vitamin dan karbohidrat serta sangat digemari orang karena enak dimakan

baik sebagai buah meja atau melalui pengolahan terlebih dahulu. Di Indonesia,

pisang masih biasa ditanam oleh masyarakat sebagai tanaman pekarangan ataupun

perkebunan dalam skala kecil, pemeliharaan serta pemanfaatannyapun kurang

maksimal. Untuk itu perlu ada suatu pendekatan khusus, agar tanaman pisang

dikenal manfaatnya secara luas oleh masyarakat (Prihatini dkk,1999: 94).

Pengalian pemanfaat suatu tumbuhan dalam kehidupan sehari hari

merupakan suatu ilmu botani yang lazim dikenal dengan Etnobotani. Etnobotani

bagian dari etnoekologi yang memprioritaskan tumbuhan dalam bidang kajiannya

(Martin, 1995). Menurut Tamin dan Arbain (1995), ilmu etnobotani berkisar pada

Page 2: Nia Vardini_1210423001_IV A_tugas Biokonservasi III

pemanfaatan tumbuhan untuk kemaslahatan orang sekitarnya, pada aplikasinya

mampumeningkatkan daya hidup manusia. Pengkajian terhadap manfaat jenis-

jenis pisang telah dilakukan didaerah Jawa Timur oleh Setyowati,N dan Nurul S

(2009), didapatkan hasil yang sangat bervariasi. Hampir semua bagian tanaman

dapat digunakan baik sebagai pangan maupun kearifan budaya lokal.

Kota Bengkulu merupakan salah satu sentra produksi pisang yang

potensial di Indonesia (Manggurai, 2006:1). Akan tetapi sampai saat ini data serta

informasi ilmiah mengenai jenis-jenis pisang dan pemanfaatannya secara

keseluruhan di Provinsi Bengkulu masih belum lengkap. Desa Sri Kuncoro,adalah

desa dengan masyarakat yang umumnya bersuku Jawa. Suku Jawa biasanya

dikenal dengan kearifannya terhadap pemanfaatan tumbuhan yang

beranekaragam.

Pemanfaatan pisang berdasarkan entobotani yang telah diterapkan pada

Desa Sri Kuncoro. Menurut Munadjim (1983) yaitu Bonggol tanaman pisang

untuk keperluan tungkumemasak dalam acara-acara besar, pesta perkawinan,

khinatan dan lain-lain, terutama untuk ukuran bonggol yang besar seperti bonggol

pisang kepok kuning . air yang ada dalam bonggol tanaman pisang, khususnya

pisang kepok dan pisang biji/awak, dapat digunakan sebagai obat anti sakit perut,

disentri , pendarahan dalam usus, obat amandel, dan penyubur rambut.

Batang semu biasa dimanfaatkan sebagai pelindung semaian tanaman

seperti cabe, terung dan bayam , cacahan batang semu dijadikan pakan ternak

seperti sapi dan kambing, serta sebagai tanggul tanah miring. Batang semu pisang

mas merupakan jenis pisang buah yang sering digunakan dalam acara pernikahan

dan khitanan sebagai tancapan bunga mayang. Selain pisang mas, batang semu

pisang serindit juga dipilih karena selain ukurannya yang relatif sedang, namun

juga lunak jika dibandingkan dengan batang semu jenis pisang buah lainnya.

Sementara untuk keperluan menahan lahan miring/tanggul memilih batang semu

pisang kepok kuning karena ukurannya cukup besar, kuat dan panjang. Meskipun

demikian, batang-batang semu dari jenis pisang buah yang lain juga bisa

digunakan sesuai dengan keperluan yang diinginkan. Batang pisang juga bisa

dimanfaatkan sebagai alas untuk memandikan mayat, pembungkus bibit, tancapan

wayang (Ahmad Supriyadi dan Suyanti, 2008).

Tangkai daun tanaman pisang dimanfaatkan masyarakat untuk keperluan

Page 3: Nia Vardini_1210423001_IV A_tugas Biokonservasi III

tali merumput, pisang batu yang setengah kering sebagai tali merumput, karena

cukup kuat dan licin. Getah dapat dipakai untuk obat luka. Daun pisang biasa

dimanfaatkan oleh masyarakat desa Sri Kuncoro sebagaipembungkus makanan

seperti lepat, lontong, nagasari, pecel, tape, tempe, lemper dan koci. Umumnya

daun yang digunakan adalah daun pisang jantan dan daun pisang kepok karena

memiliki helaian daun yang lebar, kuat, tebal dan tidak mudah sobek jika

dibandingkan dengan daun pisang buah lainnya. Namun sebenarnya daun-daun

pisang buah lainnya masih bisa dimanfaatkan untuk pembungkus makanan, sesuai

dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri.

Daun pisang yang masih tergulung ternyata dapat digunakan untuk

mengurangi tapal dingin pada kulit yang bengkak atau lecet, disentri, haid terlalu

banyak, mimisan dan perdarahan lainnya, radang tenggorok, radang otak

(epidemic encephalitis), keputihan (leukore), batuk, sakit dada seperti bronkhitis,

dan rambut tipis daun-daun yang sudah tua atau rusak/terkoyak digunakan sebagai

pakan ternak seperti kambing, kerbau atau sapai, karena banyak mengandung

unsur yang dibutuhkan oleh hewan, selain pakan ternak juga bisa dijadikan

sebagai bahan pembuatan kompos (Ahmad Supriyadi danSuyanti, 2008).

Menurut pernyataan Soetanto (2003) bahwa buah pisang yang cocok untuk

membuat keripik pisang yaitu pisang kepok dan pisang tanduk. Selain bisa

dimakan langsung atau diolah terlebih dahulu, buah pisang batu ternyata juga bisa

dijadikan sebagai tepung pisang. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tepung

pisang batu yang diberikan pada tikus dapat mencegah timbulnya tukak lambung

(ulcus peptic) jika tikus tersebut diberikan aspirin. Hal tersebut bisa terjadi akibat

meningkatnya sekresi lendir (mucus) di lambung. Sehingga disarankan untuk

penderita tukak lambung dan asam lambung berlebihan, jangan memakan buah

pisang yang telah masak. Kulit buah pisang ternyata juga memiliki manfaat yang

luar biasa. Kulit buah pisang dapat diekstrak menjadi pektin. Berdasarkan

penelitian di Taiwan bahwa Kulit pisang mengandung vitamin B6 dan serotonin

yang dapat diekstrak dan dimanfaatkan untuk kesehatan mata (menjaga retina

mata dari kerusakan akibat cahaya berlebih) (Ahmad Supriyadi danSuyanti,

2008 : hal 24-26).

Page 4: Nia Vardini_1210423001_IV A_tugas Biokonservasi III

Daftar Pustaka

Martin, G.J. 1998. Etnobotani: Sebuah Manual Pemeliharaan Manusia dan

Tumbuhan. Edisi Bahasa Melayu Terjemahan Maryati Mohamed, Natural

History Publications (Borneo)Sdn. BHd, Kinibalu. Sabah. Malaysia.

Munadjim. 1988. Teknologi Pengolahan Pisang. PT Gramedia. Jakarta.

Mudjajanto, Eddy Setyo & Lilik Kustiyah.2008.Membuat Aneka Olahan

Pisang (Peluang Bisnis yang Menjanjikan).Agromedia Pustaka:Jakarta

Prihatini, Diah.Saptarini Nuswamarhaeni, Endang Puspita Pohan.1999.Mengenal

Buah Unggul Indonesia. Penebar Swadaya: Jakarta)

Setyowati, Ninik dan Sumiasri,Nurul.2009.Pemanfaatan jenis-jenis Pisang di

daerah Jawa Timur. Hasil penelitian disajikan dalam Seminar Nasional

Etnobotani IV, Cibinong Science Center-LIPI, Pusat Penelitian Biologi

Bidang Botani, Cibinong , 18 Mei 2009.

Suyanti dan Ahmadsupriyadi. 2008. Pisang:Budidaya, Pengolahan, dan Prospek

Pasar. Penebar Swadaya. Jakarta.

Soetanto, N. Edy.2003.Teknologi Tepat Guna Membuat Keripik

Pisang.Kanisius:Yogyakarta

Tamin, R. dan Arbain,D, 1995. Biodiversity dan Survey Etnobotani. Makalah

Lokakarya. Isolasi Senyawa Berkhasiat. Kerjasama Heds-FMIPA

Universitas Andalas.