Suku Di Indonesia NIA

download Suku Di Indonesia NIA

of 28

description

share

Transcript of Suku Di Indonesia NIA

Suku di indonesiaSuku JawaAdalah suku terbesar dari segi populasi di Indonesia, diperkirakan jumlahnya mencapai 85-100 juta jiwa (baik asli maupun keturunan). Suku ini terpusat utamanya di Propinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Jogjakarta dan Jawa Timur. Sedangkan persebaran lainnya ada di pantai utara Jawa Barat dan Banten (dari Pesisir Serang sampai Cirebon), Propinsi-propinsi bagian selatan Sumatera seperti Bengkulu (25%), Sumatera Selatan dan yang terbesar di Propinsi Lampung (lebih dari 60%). Kemudian pula mempunyai persentase diatas 20% di Sumatera Utara, 600 ribu orang di Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat (dengan konsentrasi terbesar di Kabupaten Dharmasraya sebanyak 25%) Daerah-daerah transmigrasi di berbagai wilayah di Kalimantan, Sulawesi hingga Papua. Sedang di Jakartapun jumlahnya cukup besar. Pendek kata, hampir setiap wilayah Indonesia dapat dijumpai orang Jawa (baik asli maupun keturunan).Selain di Indonesia, orang Jawa (dan keturunannya) juga tersebar di Malaysia (dengan konsentrasi terbesar di Negara bagian Johor), Singapura, Kaledonia Baru, Suriname (15% penduduk), Belanda, Curacao, Aruba dan Saint Laurent du Maroni di Guiana Prancis.Suku SundaTerbesar kedua, namun persebarannya tidak semerata suku-suku lainnya. Terkonsentrasi utamanya di propinsi Jawa Barat dimana mereka mayoritas (kecuali kawasan pantura). Kelompok juga tersebar di berbagai kota di Indonesia dalam jumlah tertentu. Di propinsi Banten, mereka menempati kawasan pedalaman hingga pantai selatan, sedangkan di propinsi Jawa Tengah, mereka dominan di bagian barat kabupaten Cilacap dan Brebes dengan batas wilayah Kali Pemali di Brebes (Sunda di sisi barat dan Jawa disisi timur) diantara Bantarkawung dan Bumiayu.Suku Melayu (Pesisir)Suku ini tersebar dari Aceh Tamiang, pesisir timur Sumatera Utara (dari pesisir Langkat hingga pesisir Labuhan Batu), Riau (kawasan Kampar, Rokan Hulu, Indragiri Hulu dan Pekanbaru didominasi orang Minangkabau), Kepulauan Riau, Jambi (terutama kota Jambi, Muaro Jambi, Batanghari hingga Tanjung Jabung di pantai), pesisir Bengkulu (utamanya kota Bengkulu), Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, pesisir Kalimantan Barat (dari Sambas sampai Ketapang).Orang Melayu yang bernenekmoyang dari Pontianak, Pahang dan Trengganupun terkonsentrasi di kawasan Loloan, Kabupaten Jembrana, Bali.Memiliki dialek Melayu masing-masing yang lambat laun tergantikan oleh Bahasa Indonesia (yang notabene juga berakar dari Melayu).Suku Bugis-Mandar-MakassarSuku perantau dan pelaut ini terpusat di Propinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Sektor perdagangan di Indonesia Timurpun mereka kuasai. Mereka juga memiliki persentase besar di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Kalimantan Selatan, terutama di kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu yang memiliki persentase suku Bugis Mandar terbesar. Sedangkan di Kalimantan Timur, kelompok Bugis umumnya berasal dari Wajo yang dipercaya sebagai pendiri kota Samarinda. Di Kalimantan Timur ini mereka tinggal di pesisir pantai hingga tepian sungai Mahakam di kawasan Melak. Kampung-kampung Bugis juga dapat ditemui di Propinsi Bali.Banyak warga Melayu Malaysia yang leluhurnya berasal dari suku Bugis, termasuk raja-rajanya.Suku Bugispun juga ditemukan di pulau Sumatera, terutama di daerah Indragiri Hilir (Riau Daratan) dan propinsi Kepulauan Riau serta dalam persentase lebih kecil di Propinsi Jambi dan Kalimantan Barat.Suku MaduraDiperkirakan jumlahnya mencapai lebih dari 10 juta jiwa. Terkonsentrasi di Pulau Madura, kepulauan-kepulauan disekitarnya, kepulauan Kangean, Masalembo dan Tapal kuda Jawa Timur. Jumlah yang sangat besar juga dijumpai di Surabaya dan Malang. Selain itu mereka juga menyebar hingga Pulau Kalimantan, utamanya di Kalimantan Barat (kini mereka terpusat di Pontianak dan sekitarnya), Kalimantan Tengah (Sampit dan sekitarnya, namun kini karena konflik mereka dilarang kembali), Kalimantan Selatan dan Timur (utamanya di Banjarmasin dan Samarinda).Suku MinangkabauSuku ini terbagi atas sub-sub suku yang cukup besar. Berasal dari Sumatera Barat (kecuali kepulauan Mentawai), Propinsi Riau (Kampar, Pekanbaru, Rokan Hulu, Pelalawan, Kuantan Singingi, Indragiri Hulu), Propinsi Jambi (Kerinci dan kota-kota besar di Jambi), pesisir barat Sumatera Utara (mulai Mandailing Natal hingga Sibolga), dan Nanggroe Aceh Darussalam (terutama di Aceh Selatan, Aceh Barat Daya dan Nagan Raya dimana mereka disebutaneuk jamee)Suku Minang juga tinggal di berbagai kota besar di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Mereka juga mendominasi perekonomian di kawasan Sumatera, dan terkenal dengan bisnis warung Padangnya. Suku ini juga membentuk Negeri Sembilan di Malaysia, dan masih bertali-talian dengan Sumatera Barat.Suku Batak (termasuk Karo, Simalungun, Pakpak, Mandailing, Angkola dan Toba)Suku ini mendominasi wilayah propinsi Sumatera Utara. Namun yang paling menonjol kebatakannya adalah orang dari Toba. Sedangkan kelompok Karo dan lainnya lebih suka disebut dengan nama sukunya masing-masing. Jadi saya satukan sajapersebaran suku-suku ini juga meluas di Indonesia, sedang di Sumatera sendiri sebagai pusatnya adalah sebagai berikut :Batak Toba:Tersebar di kawasan sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir, kota-kota besar di Indonesia, dan propinsi Riau, terutama dikawasan sekitar Dumai, Pekanbaru, Rokan Hulu dan Hilir.Karo:Konsentrasi berada di Kabupaten Karo sebagai induk, Deli Serdang, Langkat, Serdang Bedagai. Juga dijumpai di Aceh Tenggara, NAD terutama di Kutacane dan sekitarnya.Simalungun: Terpusat di Kabupaten Simalungun dan sekitarnyaPakpak:Tinggal utamanya di Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat, dan Aceh SingkilAngkola-Mandailing: Tinggal dikawasan Tapanuli Selatan dan Mandailing Na

SUKU BATAKSejarahOrang Batak adalah penuturbahasa Austronesianamun tidak diketahui kapan nenek moyang orang Batak pertama kali bermukim di Tapanuli dan Sumatera Timur. Bahasa dan bukti-bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang yang berbahasa Austronesia dariTaiwantelah berpindah ke wilayahFilipinadanIndonesiasekitar 2.500 tahun lalu, yaitu pada zaman batu muda (Neolitikum).[2]Karena hingga sekarang belum ada artefakNeolitikum(Zaman Batu Muda) yang ditemukan di wilayah Batak maka dapat diduga bahwa nenek moyang Batak baru bermigrasi ke Sumatera Utara pada zaman logam. Pada abad ke-6, pedagang-pedagangTamilasalIndiamendirikan kota dagangBarus, di pesisir barat Sumatera Utara. Mereka berdagang kapur Barus yang diusahakan oleh petani-petani di pedalaman. Kapur Barus dari tanah Batak bermutu tinggi sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor di samping kemenyan. Pada abad ke-10, Barus diserang olehSriwijaya. Hal ini menyebabkan terusirnya pedagang-pedagang Tamil dari pesisir Sumatera[3]. Pada masa-masa berikutnya, perdagangan kapur Barus mulai banyak dikuasai olehpedagang Minangkabauyang mendirikan koloni di pesisir barat dan timur Sumatera Utara. Koloni-koloni mereka terbentang dari Barus,Sorkam, hinggaNatal[4]. Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.Mayoritas orang Batak menganut agama Kristen dan sisanya beragama Islam. Tetapi ada pula yang menganut agama Malim dan juga menganut kepercayaan animisme (disebut Sipelebegu atau Parbegu), walaupun kini jumlah penganut kedua ajaran ini sudah semakin berkurang.Identitas BatakR.W Liddlemengatakan, bahwa sebelum abad ke-20 di Sumatra bagian utara tidak terdapat kelompok etnis sebagai satuan sosial yang koheren. Menurutnya sampai abad ke-19, interaksi sosial di daerah itu hanya terbatas pada hubungan antar individu, antar kelompok kekerabatan, atau antar kampung. Dan hampir tidak ada kesadaran untuk menjadi bagian dari satuan-satuan sosial dan politik yang lebih besar.[5]Pendapat lain mengemukakan, bahwa munculnya kesadaran mengenai sebuah keluarga besar Batak baru terjadi pada zaman kolonial.[6]Dalam disertasinyaJ. Pardedemengemukakan bahwa istilah "Tanah Batak" dan "rakyat Batak" diciptakan oleh pihak asing. Sebaliknya,Siti Omas Manurung, seorang istri dari putra pendeta Batak Toba menyatakan, bahwa sebelum kedatangan Belanda, semua orang baikKaromaupunSimalungunmengakui dirinya sebagai Batak, dan Belandalah yang telah membuat terpisahnya kelompok-kelompok tersebut. Sebuah mitos yang memiliki berbagai macam versi menyatakan, bahwaPusuk Buhit, salah satu puncak di baratDanau Toba, adalah tempat "kelahiran" bangsa Batak. Selain itu mitos-mitos tersebut juga menyatakan bahwa nenek moyang orang Batak berasal dariSamosir.Terbentuknya masyarakat Batak yang tersusun dari berbagai macam marga, sebagian disebabkan karena adanya migrasi keluarga-keluarga dari wilayah lain di Sumatra. Penelitian penting tentang tradisi Karo dilakukan olehJ.H Neumann, berdasarkan sastra lisan dan transkripsi dua naskah setempat, yaituPustaka KembarendanPustaka Ginting. MenurutPustaka Kembaren, daerah asal marga Kembaren dariPagaruyungdi Minangkabau. Orang Tamil diperkirakan juga menjadi unsur pembentuk masyarakat Karo. Hal ini terlihat dari banyaknya nama marga Karo yang diturunkan dariBahasa Tamil. Orang-orang Tamil yang menjadi pedagang di pantai barat, lari ke pedalaman Sumatera akibat serangan pasukan Minangkabau yang datang pada abad ke-14 untuk menguasai Barus.[7]Penyebaran agama

Kabupaten-kabupaten di Sumatera Utara yang diwarnai, memiliki mayoritas penduduk Batak.Masuknya IslamDalam kunjungannya pada tahun 1292,Marco Polomelaporkan bahwa masyarakat Batak sebagai orang-orang "liar" dan tidak pernah terpengaruh oleh agama-agama dari luar. MeskipunIbn Battuta, mengunjungi Sumatera Utara pada tahun 1345 dan mengislamkanSultan Al-Malik Al-Dhahir, masyarakat Batak tidak pernah mengenal Islam sebelum disebarkan oleh pedagang Minangkabau. Bersamaan dengan usaha dagangnya, banyak pedagang Minangkabau yang melakukan kawin-mawin dengan perempuan Batak. Hal ini secara perlahan telah meningkatakan pemeluk Islam di tengah-tengah masyarakat Batak.[8]Pada masaPerang Paderidi awal abad ke-19, pasukan Minangkabau menyerang tanah Batak dan melakukan pengislaman besar-besaran atas masyarakat Mandailing dan Angkola. Namun penyerangan Paderi atas wilayah Toba, tidak dapat mengislamkan masyarakat tersebut, yang pada akhirnya mereka menganut agamaKristen ProtestandanKristen Katolik.[9]Kerajaan Acehdi utara, juga banyak berperan dalam mengislamkan masyarakat Karo dan Pakpak. Sementara Simalungun banyak terkena pengaruh Islam dari masyarakat Melayu di pesisir Sumatera TimurMisionaris KristenLihat pula:Sejarah masuknya Kekristenan ke suku BatakPada tahun 1824, dua misionaris Baptist asalInggris,Richard BurtondanNathaniel Wardberjalan kaki dariSibolgamenuju pedalaman Batak.[10]Setelah tiga hari berjalan, mereka sampai di dataran tinggiSilindungdan menetap selama dua minggu di pedalaman. Dari penjelajahan ini, mereka melakukan observasi dan pengamatan langsung atas kehidupan masyarakat Batak. Pada tahun 1834, kegiatan ini diikuti olehHenry LymandanSamuel MunsondariDewan Komisaris Amerika untuk Misi Luar Negeri.[11]Pada tahun 1850,Dewan Injil BelandamenugaskanHerman Neubronner van der Tuukuntuk menerbitkan buku tata bahasa dan kamus bahasa Batak - Belanda.Hal ini bertujuan untuk memudahkan misi-misi kelompok Kristen Belanda dan Jerman berbicara dengan masyarakat Toba dan Simalungun yang menjadi sasaran pengkristenan mereka.[12].Misionaris pertama asalJermantiba di lembah sekitar Danau Toba pada tahun 1861, dan sebuah misi pengkristenan dijalankan pada tahun 1881 oleh Dr.Ludwig Ingwer Nommensen. Kitab Perjanjian Baru untuk pertama kalinya diterjemahkan ke bahasa Batak Toba oleh Nommensen pada tahun 1869 dan penerjemahan Kitab Perjanjian Lama diselesaikan olehP. H. Johannsenpada tahun 1891. Teks terjemahan tersebut dicetak dalam huruf latin diMedanpada tahun 1893. MenurutH. O. Voorma, terjemahan ini tidak mudah dibaca, agak kaku, dan terdengar aneh dalam bahasa Batak.[13]SelanjutnyaMisi Katolik di Tanah Batakterhitung sejak Pastor Misionaris pertama yakniPastor Sybrandus van Rossum, OFM.Capmasuk ke jantung Tanah Batak, yakniBaligetanggal 5 Desember 1934.Masyarakat Toba dan sebagian Karo menyerap agama Kristen dengan cepat, dan pada awal abad ke-20 telah menjadikan Kristen sebagai identitas budaya[14]. Pada masa ini merupakan periode kebangkitan kolonialismeHindia-Belanda, dimana banyak orang Batak sudah tidak melakukan perlawanan lagi dengan pemerintahan kolonial. Perlawanan secara gerilya yang dilakukan oleh orang-orang Batak Toba berakhir pada tahun 1907, setelah pemimpin kharismatik mereka,Sisingamangaraja XIIwafat.[15]Gereja HKBPGerejaHuria Kristen Batak Protestan(HKBP) telah berdiri diBaligepada bulan September 1917. Pada akhir tahun 1920-an, sebuah sekolah perawat memberikan pelatihan perawatan kepada bidan-bidan disana. Kemudian pada tahun 1941, Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) didirikan.[16]Gereja Katolik di Tanah BatakMisi Katolik masuk ke Tanah Batak setelahZending Protestanberada di sana selama 73 tahun.Daerah-daerah yang padat penduduknya serta daerah-daerah yang subur sudah menjadi "milik"Protestan.Menurut Sybrandus van Rossum dalam tulisannya berjudul "Matahari Terbit di Balige" bahwa pada tahun 1935 orang Batak yang sudah dibaptis di Protestan mencapai lebih kurang 450.000 orang.Lembaga pendidikan dan kesehatan sudah berada di tanganZending.Zending juga sudah memiliki kader-kader yang tangguh baik dalam masyarakat maupun dalam pemerintahan.Dalam situasi seperti itulah Misi Katolik masuk keTanah Batak.Kepercayaan

Sebuah kalender Batak yang terbuat dari tulang, dari abad ke-20. Dimiliki oleh Museum Anak di Indianapolis.Sebelum suku Batak Toba menganut agamaKristen Protestan, mereka memiliki sistem kepercayaan dan religi tentangMulajadi na Bolonyang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaan-Nya terwujud dalamDebata Natolu.Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak Toba mengenal tiga konsep, yaitu: Tondi: adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberi nyawa kepada manusia. Tondi di dapat sejak seseorang di dalam kandungan.Bila tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan sakit atau meninggal, maka diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya. Sahala: adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula. Begu: adalah tondi orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama dengan tingkah laku manusia, hanya muncul pada waktu malam.Demikianlah religi dan kepercayaan suku Batak yang ada dalam pustaha.Meskipun sudah menganut agama Kristen dan berpendidikan tinggi, namun orang Batak belum mau meninggalkan religi dan kepercayaan yang sudah tertanam di dalam hati sanubari mereka.Salam Khas BatakTiap puak Batak memiliki salam khasnya masing masing. Meskipun suku Batak terkenal dengan salam Horasnya, namun masih ada dua salam lagi yang kurang populer di masyarakat yakni Mejuah juah dan Njuah juah. Horas sendiri masih memiliki penyebutan masing masing berdasarkan puak yang menggunakannya1. Pakpak Njuah-juah Mo Banta Karina!2 Dengan "Mejuah-juah Kami Krina!"3. Toba Horas Jala Gabe Ma Di Hita Saluhutna!4 Simalungun "Horas ancaman Haganupan, Salam Habonaran Do Bona!"5. Mandailing dan Angkola Horas Tondi Madingin Pir Ma Tondi Matogu, Sayur Matua Bulung!KekerabatanKekerabatan adalah menyangkut hubungan hukum antar orang dalam pergaulan hidup.Ada dua bentuk kekerabatan bagi suku Batak, yakni berdasarkan garis keturunan (genealogi) dan berdasarkan sosiologis, sementara kekerabatan teritorial tidak ada.Bentuk kekerabatan berdasarkan garis keturunan (genealogi) terlihat dari silsilahmargamulai dariSi Raja Batak, dimana semua suku bangsa Batak memilikimarga. Sedangkan kekerabatan berdasarkan sosiologis terjadi melalui perjanjian (padan antar marga tertentu) maupun karena perkawinan. Dalam tradisi Batak, yang menjadi kesatuan Adat adalah ikatan sedarah dalam marga, kemudian Marga. Artinya misalnya Harahap, kesatuan adatnya adalah Marga Harahap vs Marga lainnya. Berhubung bahwa Adat Batak/Tradisi Batak sifatnya dinamis yang seringkali disesuaikan dengan waktu dan tempat berpengaruh terhadap perbedaan corak tradisi antar daerah.Adanya falsafah dalam perumpamaan dalam bahasa Batak Toba yang berbunyi:Jonok dongan partubu jonokan do dongan parhundul.merupakan suatu filosofi agar kita senantiasa menjaga hubungan baik dengan tetangga, karena merekalah teman terdekat.Namun dalam pelaksanaan adat, yang pertama dicari adalah yang satu marga, meskipun pada dasarnya tetangga tidak bisa dilupakan dalam pelaksanaan Adat.

Rumah Adat Batak TobaFilsafat dan sistem kemasyarakatanMasyarakat Batak memiliki falsafah, azas sekaligus sebagai struktur dan sistem dalam kemasyarakatannya yakni yang dalam Bahasa Batak Toba disebutDalihan na Tolu. Berikut penyebutan Dalihan Natolu menurut keenam puak Batak1 Dalihan Na Tolu (Toba) Somba Marhula prediksi Manat Mardongan Tubu Elek Marboru2 Dalian Na Tolu (Mandailing Dan Angkola) Hormat Marmora Elek Maranak Markahanggi Manat Boru3 Tolu Sahundulan (Simalungun) Martondong Ningon Hormat, Sombah Marsanina Ningon Pakkei, Manat Marboru Ningon Elek, Pakkei4 Rakut Sitelu (Karo) nembah Man Kalimbubu Mehamat Man Sembuyak Nami-nami Man Anak Beru5. Daliken Sitelu (Pakpak) Sembah Merkula-kula Manat Merdengan Tubuh Elek Marberru Hulahula/Mora adalah pihak keluarga dari isteri. Hula-hula ini menempati posisi yang paling dihormati dalam pergaulan dan adat-istiadat Batak (semua sub-suku Batak) sehingga kepada semua orang Batak dipesankan harus hormat kepada Hulahula (Somba marhula-hula). Dongan Tubu/Hahanggi disebut juga Dongan Sabutuha adalah saudara laki-laki satu marga. Arti harfiahnya lahir dari perut yang sama. Mereka ini seperti batang pohon yang saling berdekatan, saling menopang, walaupun karena saking dekatnya kadang-kadang saling gesek. Namun, pertikaian tidak membuat hubungan satu marga bisa terpisah. Diumpamakan seperti air yang dibelah dengan pisau, kendati dibelah tetapi tetap bersatu. Namun kepada semua orang Batak (berbudaya Batak) dipesankan harus bijaksana kepada saudara semarga. Diistilahkan, manat mardongan tubu. Boru/Anak Boru adalah pihak keluarga yang mengambil isteri dari suatu marga (keluarga lain). Boru ini menempati posisi paling rendah sebagai 'parhobas' atau pelayan, baik dalam pergaulan sehari-hari maupun (terutama) dalam setiap upacara adat. Namun walaupun berfungsi sebagai pelayan bukan berarti bisa diperlakukan dengan semena-mena. Melainkan pihak boru harus diambil hatinya, dibujuk, diistilahkan: Elek marboru.Namun bukan berarti ada kasta dalam sistem kekerabatan Batak. Sistem kekerabatan Dalihan na Tolu adalah bersifat kontekstual. Sesuai konteksnya, semua masyarakat Batak pasti pernah menjadi Hulahula, juga sebagai Dongan Tubu, juga sebagai Boru. Jadi setiap orang harus menempatkan posisinya secara kontekstual.Sehingga dalam tata kekerabatan, semua orang Batak harus berperilaku 'raja'.Raja dalam tata kekerabatan Batak bukan berarti orang yang berkuasa, tetapi orang yang berperilaku baik sesuai dengan tata krama dalam sistem kekerabatan Batak.Maka dalam setiap pembicaraan adat selalu disebut Raja ni hulahula, Raja no Dongan Tubu dan Raja ni Boru.Kanibalisme Ritual[sunting|sunting]

Pejuang BatakRitual kanibalisme telah terdokumentasi dengan baik di kalangan orang Batak, yang bertujuan untuk memperkuattondipemakan itu. Secara khusus, darah, jantung, telapak tangan, dan telapak kaki dianggap sebagai kayatondi.Dalam memoirMarco Poloyang sempat datang berekspedisi dipesisir timur Sumatera dari bulan April sampai September 1292, ia menyebutkan bahwa ia berjumpa dengan orang yang menceritakan akan adanya masyarakyat pedalaman yang disebut sebagai "pemakan manusia".[17]Dari sumber-sumber sekunder, Marco Polo mencatat cerita tentang ritual kanibalisme di antara masyarakat "Battas". Walau Marco Polo hanya tinggal di wilayah pesisir, dan tidak pernah pergi langsung ke pedalaman untuk memverifikasi cerita tersebut, namun dia bisa menceritakan ritual tersebut.Niccol Da Conti(1395-1469), seorangVenesiayang menghabiskan sebagian besar tahun 1421 di Sumatra, dalam perjalanan panjangnya untuk misi perdagangan diAsia Tenggara(1414-1439), mencatat kehidupan masyarakat. Dia menulis sebuah deskripsi singkat tentang penduduk Batak: "Dalam bagian pulau, disebut Batech kanibal hidup berperang terus-menerus kepada tetangga mereka ".[18][19]Thomas Stamford Rafflespada 1820 mempelajari Batak dan ritual mereka, serta undang-undang mengenai konsumsi daging manusia, menulis secara detail tentang pelanggaran yang dibenarkan.[20]Raffles menyatakan bahwa: "Suatu hal yang biasa dimana orang-orang memakan orang tua mereka ketika terlalu tua untuk bekerja, dan untuk kejahatan tertentu penjahat akan dimakan hidup-hidup ".." daging dimakan mentah atau dipanggang, dengan kapur, garam dan sedikit nasi ".[21]Para dokter Jerman dan ahli geografi Franz Wilhelm Junghuhn, mengunjungi tanah Batak pada tahun 1840-1841. Junghuhn mengatakan tentang ritual kanibalisme di antara orang Batak (yang ia sebut "Battaer"). Junghuhn menceritakan bagaimana setelah penerbangan berbahaya dan lapar, ia tiba di sebuah desa yang ramah. Makanan yang ditawarkan oleh tuan rumahnya adalah daging dari dua tahanan yang telah disembelih sehari sebelumnya.[22]Namun hal ini terkadang dibesar-besarkan dengan maksud menakut-nakuti orang/pihak yang bermaksud menjajah dan/atau sesekali agar mendapatkan pekerjaan yang dibayar baik sebagai tukang pundak bagi pedagang maupun sebagai tentara bayaran bagi suku-suku pesisir yang diganggu oleh bajak laut.[23]Oscar von Kessel mengunjungiSilindungpada tahun 1840-an, dan pada tahun 1844 mungkin orang Eropa pertama yang mengamati ritual kanibalisme Batak di mana suatu pezina dihukum dan dimakan hidup. Menariknya, terdapat deskripsi paralel dari Marsden untuk beberapa hal penting, von Kessel menyatakan bahwa kanibalisme dianggap oleh orang Batak sebagai perbuatan berdasarkan hukum dan aplikasinya dibatasi untuk pelanggaran yang sangat sempit yakni pencurian, perzinaan, mata-mata, atau pengkhianatan. Garam, cabe merah, dan lemon harus diberikan oleh keluarga korban sebagai tanda bahwa mereka menerima putusan masyarakat dan tidak memikirkan balas dendam.[24]Ida Pfeiffermengunjungi Batak pada bulan Agustus 1852, dan meskipun dia tidak mengamati kanibalisme apapun, dia diberitahu bahwa: "Tahanan perang diikat pada sebuah pohon dan dipenggal sekaligus, tetapi darah secara hati-hati diawetkan untuk minuman, dan kadang-kadang dibuat menjadi semacam puding dengan nasi. Tubuh kemudian didistribusikan; telinga, hidung, dan telapak kaki adalah milik eksklusif raja, selain klaim atas sebagian lainnya. Telapak tangan, telapak kaki, daging kepala, jantung, serta hati, dibuat menjadi hidangan khas. Daging pada umumnya dipanggang serta dimakan dengan garam. Para perempuan tidak diizinkan untuk mengambil bagian dalam makan malam publik besar ".[25]Pada 1890, pemerintah kolonial Belanda melarang kanibalisme di wilayah kendali mereka.[26]Rumor kanibalisme Batak bertahan hingga awal abad ke-20, dan nampaknya kemungkinan bahwa adat tersebut telah jarang dilakukan sejak tahun 1816. Hal ini dikarenakan besarnya pengaruh agama pendatang dalam masyarakat Batak.[27]TaromboArtikel utama untuk bagian ini adalah:TaromboSilsilah atau Tarombo merupakan suatu hal yang sangat penting bagi orang Batak. Bagi mereka yang tidak mengetahui silsilahnya akan dianggap sebagai orang Batak kesasar (nalilu). Orang Batak diwajibkan mengetahui silsilahnya minimal nenek moyangnya yang menurunkan marganya dan teman semarganya (dongan tubu). Hal ini diperlukan agar mengetahui letak kekerabatannya (partuturanna) dalam suatu klan atau marga.KontroversiSebagian orangKaro,Angkola, danMandailingtidak menyebut dirinya sebagai bagian dari suku Batak. Wacana itu muncul disebabkan karena pada umumnya kategori "Batak" dipandang rendah oleh bangsa-bangsa lain. Selain itu, perbedaan agama juga menyebabkan sebagian orang Tapanuli tidak ingin disebut sebagai Batak. Di pesisir timur laut Sumatera, khususnya diKota Medan, perpecahan ini sangat terasa. Terutama dalam hal pemilihan pemimpin politik dan perebutan sumber-sumber ekonomi. Sumber lainnya menyatakan kata Batak ini berasal dari rencana Gubernur Jenderal Raffles yang membuat etnik Kristen yang berada antara Kesultanan Aceh dan Kerajaan Islam Minangkabau, di wilayah Barus Pedalaman, yang dinamakan Batak. Generalisasi kata Batak terhadap etnik Mandailing (Angkola) dan Karo, umumnya tak dapat diterima oleh keturunan asli wilayah itu. Demikian juga di Angkola, yang terdapat banyak pengungsi muslim yang berasal dari wilayah sekitar Danau Toba dan Samosir, akibat pelaksanaan dari pembuatan afdeeling Bataklanden oleh pemerintah Hindia Belanda, yang melarang penduduk muslim bermukim di wilayah tersebut.Konflik terbesar adalah pertentangan antara masyarakat bagian utara Tapanuli dengan selatan Tapanuli, mengenai identitas Batak dan Mandailing. Bagian utara menuntut identitas Batak untuk sebagain besar penduduk Tapanuli, bahkan juga wilayah-wilayah di luarnya. Sedangkan bagian selatan menolak identitas Batak, dengan bertumpu pada unsur-unsur budaya dan sumber-sumber dari Barat. Penolakan masyarakat Mandailing yang tidak ingin disebut sebagai bagian dari etnis Batak, sempat mencuat ke permukaan dalam Kasus Syarikat Tapanuli (1919-1922), Kasus Pekuburan Sungai Mati (1922),[28]dan Kasus Pembentukan Propinsi Tapanuli (2008-2009).Dalam sensus penduduk tahun 1930 dan 2000, pemerintah mengklasifikasikan Simalungun, Karo, Toba, Mandailing, Pakpak dan Angkola sebagai etnis Batak.[29]

BATAKLatar Belakang Batak adalah salah satu suku yang ada di Indonesia dan juga merupakan ciptaaan TuhanYang Maha Kuasa bukan merupakan ciptaaan mahluk halus atau jelmaannya. Pada jaman dahulu memang kebanyakan dalam kehidupan orang Batak dipenuhi dengan dunia hitam berbaumistik tetapi itu adalah bentuk dari belum terkabarnya berita tentang kekristenan di tanahbatak!!! Coba seandainya Yesus Kristus lahir ditanah batak 2000 tahun lalu mungkin batak bukan begitu adanya pada dahulu kala, apakah itu harus kita perdebatkan???. Budaya memanglahir dari pikiran manusia sebagai mahluk ciptaaan Tuhan yang paling mulia tetapi kalau kitakaji secara positif apa jadinya orang batak sampai abat ke 18 apabila tidak ada satu tatanan atauaturan (adat) yang berlaku umum yang menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, yahmungkin batak sangat sembraut, tidak ada pesta adat kawin dsb, Apabila kita bercerita dengan orang tua atau yang banyak tahu tentang jaman dahulu,boleh dikatakan Tuhan paling dekat dengan orang batak dimana orang berjanji tidak bolehingkar, orang batak sangat taat pada orang tua, tidak boleh hidup dengan sembarangan atau salahsatu contoh yang paling konkrit adalah PARPADANAN dari marga marga yang sampai sekarangbelum dilanggar, walaupun masih banyak sisi negatif dalam dunia hitam hadatuon, dimanabanyak orang saling berlomba memperkuat ilmu sampai sampai makan orang untuk hadatuonilmu hitamitu, memang tidak bisa dipungkiri. Mengapa pada masa itu terjadi demikian ?,menurut pendapat saya bahwa orang batak itu orang yang jiwa ingin tau yang tinggi, dan ingindihormati, dengan apa yang menjadi tolak ukur pada jaman itu?, Salah satunya mungkin hadatuon karena hadatuon tsb lah ilmu yang paling tinggi pada jaman itu karena belum ada ilmu Kedokteran, Fisika, Biologi, atau Matematika yang sampai pada orang batak pada saat itu, danbila kita lihat sekarang orang berlomba sekolah sampai mengerjar gelar S1,S2,S3 bahkan adayang mencari gelar dengan membeli karena pada saat sekarang yang paling tinggi dalam penilaian orang batak adalah parbinotoanpengetahuan Adat adalah tata cara orang batak dalam melakukan interaksi dengan orang lain dimana sudah diatur dengan kesepakatan kesepakatan nenek moyang orang batak, kalau kawin adatnya begini, kalau mamasuki jabu adatnya begitu dll dengan konsep dalihan natolu yang menjadimotor dari semua pesta adat orang batak. Pada jaman dahulu memang dalam setiap pesta dilakukan dengan mistik karena pada jaman itu itulah yang sangat dipercayai orang dengan melakukan pertama, maniti ari na dengan, dengan memanggil datu bolon.

BAB 2. PEMBAHASAN

1.MATA PENCARIAN Mata Pencarian Hidup Sebagian masyarakat batak bercocok tanam di irigasi dan ladang. Orang batak untuksebagian besar, masih mengarap tanahnya menurut adat kuno. Diladang atau disawa-sawah, padihanya di tanam dan di panen sekali setahun. Dalam bercocok tanam orang batak selalu bergotoroyong baik saat bertanam maupun saat panen tiba.Di samping bercocok tanam, pertenakan jugamerupakan suatu mata pencaharian yang penting bagi orang batak umumnya. Hewan yang biasaditernakan ialah kerbau, babi, bebek, ayam, dan kambing.Di daerah pinggiran danau toba,biasanya masyarakat Batak menagkap ikan dengan perahu lesung. Penangkapn ikandilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, seperti bulan Juni sampai Agustus. Hasil tangkapanikan di jual kepasar.2.SISTEM KEKERABATAN Sistem Kekerabatan orang Suku Batak pada umumnya berupa Patrilineal.Patrilineal yaitu kelompok kekerabatan yang kelompok terkecilnya adalah keluarga batak (keluarga inti) yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.- adat menatap virilokal (patrilokal)Sistem perkawinanPerkawinan yang dianggap ideal di Suku Batak adalah perkawinan antara seseorang laki-laki dengan anak perempuan saudara laki-laki ibunya/perkawinan antara orang-orang rimpal (Marpariban)Perkawinan pantangan :Laki-laki Batak pantang kawin dengan wanita dari marganya sendiri dan juga dengan anak perempuan dari saudara perempuan ayah.Laki-laki Batak juga dilarang melakukan perkawinan Patri Parallel Cauosin.Perkawinan umum : Secara umum perkawinan bersifat eksogam sehingga mengenal marga pemberi gadis ( hula-hula ) dan marga penerima gadis ( Boru ). Sistem perkawinan ini disebut Connubium Asi Metris (Connobium sepihak). Hula-hula memiliki posisi lebih tinggi dari pada Baru . Selain perkawinan tersebut di atas ada adat perkawinan Levirat (lakoman) dan adat perkawinan Sororat . Macam Lakoman: Lakoman Tiaken: Si Janda kawin dengan saudara almarhum suaminya.Lakoman Ngalihken Senina: Si Janda kawin dengan saudara tiri almarhum suaminya.Lakoman Ku Nandena: Si Janda kawin dengan anak saudara almarhum suaminya.3.KEPERCAYAAN AGAMA Sebelum masuknya pengaruh agama Hindu, Islam, dan Kristen ke tanah Batak, orang Batak pada awalnya belum mengenal nama dan istilah 'dewa-dewa'. Kepercayaan orang Batak dahulu (kuno) adalah kepercayaan kepada arwah leluhur serta kepercayaan kepada benda-benda mati. Benda-benda mati terpercaya memiliki Tondi (roh) misalnya: gunung, pohon, batu, dll yang kalau dianggap keramat dijadikan tempat yang sakral (tempat sembahan). Orang Batak percaya kepada arwah leluhur yang dapat menyebabkan beberapa penyakit atau malapetaka bagi manusia. Penghormatan dan penyembahan dilakukan kepada arwah leluhur akan mendatangkan keselamatan, kesejahteraan bagi orang tersebut maupun pada keturunan. Kekuatan inilah yang paling ditakuti dalam kehidupan orang Batak di dunia ini dan yang sangat dekat sekali dengan aktifitas manusia.Sebelum orang Batak mengenal tokoh dewa-dewa orang India dan istilah 'Debata', sombaon yang paling besar orang Batak (kuno) disebut ' Ompu Na Bolon '(Kakek / Nenek Yang Maha Besar). Ompu Nabolon (pada awalnya) bukan salah satu dewa atau tuhan tetapi dia adalah yang telah dahulu dilahirkan sebagai nenek moyang orang Batak yang memiliki kemampuan luar biasa dan juga menciptakan adat bagi manusia. Tapi setelah masuknya kepercayaan dan istilah luar khususnya agama Hindu; Ompu Nabolon ini dijadikan sebagai dewa yang dipuja orang Batak kuno sebagai nenek / kakek yang memiliki kemampuan luar biasa. Untuk menekankan bahwa 'Ompu Nabolon' ini sebagai kakek / nenek yang terdahulu dan yang pertama menciptakan adat bagi manusia, Ompu Nabolon menjadi ' Mulai Jadi Nabolon 'atau' Tuan Mula Jadi Nabolon '. Karena kata Tuan, Mula, Jadi berarti yang dihormati, pertama dan yang diciptakan merupakan kata-kata asing yang belum pernah dikenal oleh orang Batak kuno. Selanjutnya untuk menegaskan pendewaan bahwa Ompu Nabolon atau Mula Jadi Nabolon adalah salah satu dewa terbesar orang Batak ditambahkanlah di depan Nabolon atau Mula Jadi Nabolon itu kata 'Debata' yang berarti dewa (= jamak) sehingga menjadi 'Debata Mula Jadi Nabolon'.Jadi jelaslah, istilah debata pada awalnya hanya dipakai untuk penegasan bahwa pribadi yang disembah masuk dalam golongan dewa. Dapat juga dilihat pada tokoh-tokoh kepercayaan Batak lainnya yang dianggap sebagai dewa mendapat penambahan kata Debata di depan nama pribadi yang disembah. Misalnya Debata Batara Guru, Debata Soripada, Debata Asi-Asi, Debata Natarida (Tulang atau paman dan orang tua), dll. Tetapi setelah masuknya Kekristenan (yang pada awalnya hanya sebatas strategi pelayanan) kata debata semakin populer karena nama debata dijadikan sebagai nama pribadi Maha Pencipta.Dari Kata Dewata menjadi DebataSeperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kata atau istilah debata berasal dari bahasa Sansekerta (India) yang mengalami penyesuaian dialek Batak. Karena dalam dialek Batak tidak mengenal huruf c, y, dan w sehingga dewata berubah menjadi debata atau nama Carles dipanggil Sarles, hancit (sakit) dipanggil menjadi hansit.4.ADAT ISTIADAT Adat adalah bagian dari pada Kebudayaan, berbicara kebudayaan dari suatu bangsa atau suku bangsa maka adat kebiasaan suku bangsa tersebut yang akan menjadi perhatian, atau dengan katalain bahwa adat lah yang menonjol didalam mempelajari atau mengetahui kebudayaan satu suku bangsa, meskipun aspek lain tidak kalah penting nya seperti kepercayaan, keseniaan,kesusasteraan dan lain-lain .Dahulu kala keseluruhan aspek kehidupan orang Batak diatur oleh dan didalam adat. Gunanyaialah untuk menciptakan keterarturan didalam masyarakat. Kegiatan sehari-hari didalamhubungan sesama orang Batak selalu diukur dan diatur berdasarkan adat. Namun keterbukaan akan suku bangsa lain dan membawa budayanya misalnya melalui asimilasidan akulturasi (proses percampuran dua budaya atau lebih) , dan agama yang melarang untuk terlibat dalam adat mempengaruhi sikap pada adat dan tradisi membuat cenderung semakingoyang. Artinya muncul sikap tidak lagi membutuhkan adat istiadat warisan nenek moyang,meskipun masih banyak yang mematuhi dan melaksana-kan adat bahkan dibeberapa suku Batak masih membutuhkannya didalam pengaturan masyarakat, dan kenyataan dapat diharapkansebagai suatu alat pemeliharaan moral.Orang Batak mengenal 3 (tiga) tingkatan adat yaitu:1- Adat Inti, adalah seluruh kehidupan yang terjadi (in illo tempore) pada awal penciptaandunia oleh Dewata Mulajadi Na Bolon. Sifat adat ini konservatif (tidak berubah).2- Adat Na taradat,adat yang secara nyata dimiliki oleh kelompok desa, negeri, persekutuanagama, maupun masyarakat. Ciri adat ini adalah praktis dan flexibel, setia pada adat inti atau tradisi nenek moyang. Adat ini juga selalu akomodatif dan lugas menerima unsur dari luar,setelah disesuaikan dengan tuntunan adat yang asalnya dari Dewata.3- Adat Na niadathon, yaitu segala adat yang sama sekalibaru dan menolak adat inti dan adat nataradat, adat na diadatkan ini merupakan adat yang menolak kepercayaan hubungan adat denganTuhan, bahkan merupakan konsep agama baru (Kristen, Islam dll)yang dipandang sebagai adat,yang justru bertentangan dengan agama asli Batak atau tradisi nenek moyang. (Sinaga 1983).Berdasarkan ketiga tingkatan adat tersebut diatas. Adat yang sekarang dilakoni orang Batak adalah Adat tingkat kedua. Namun dibeberapa bagaian kelompok Batak sudah mendekati tingkat ketiga. Meskipun ini terjadi sadar atau tidak sadar dilakukanOleh karena itu Adat kebiasaan atau Adat Batak, sesuatu yang sangat penting didalamkehidupan bermasyarakat bagi suku Batak maka perlu dikhayati makana petuah petuah dibawahini :Adat do ugari, Sinihathon ni mulajadi. Siradotan manipat ari , salaon di si ulubalang arai. Ia adat ido ugari, Ale guru saingganon . Radotan manipat ari , Salaon di ahason. Artinya:Adat ialah aturan, ditetapkan oleh Tuhan yang dituruti sepanjang hari tampak dalamkehidupan. Maksudnya: bahwa Adat itu adalah hukum tidak tertulis yang di siratkan oleh Tuhan yang MahaKuasa kepada nenek moyang terdahulu sehingga merupakan suatu ikatan bagi yangmenganutnya.

Jikalau adat itu sudah merupakan hukum maka sesuai dengan prinsip-prinsip hukum akan berlaku kepadanya, seperti pelanggaran terhadap adat tersebut maka akan dikenakan sanksi adatkepada sipelanggar sesuai dengan aturan main, seperti hukum acaranya. Namun karena adatBatak itu tidak tertulis karena dia merupakan adat kebiasaan yang turun-temurun. Dankeputusannya tidak tertulis atau ter arsip namun jika eksekusi telah terlaksana akan bergulir kesegala penjuru dan diwariskan turun temurun hasil keputusan adat sehingga terkadangmerupakan pengikat yang kuat atas keputusan adat tersebut.yang terasa terasa sampai kini .Jadi adat adalah aturan hukum yang mengatur kehidupan manusia sehingga bisa menciptakanketerarturan, ketentraman dan keharmonisan, dan adat ditrapkan didalam kehidupan sehari-harioleh orang Batak, terutama didalam sistem kekarabatan dengan pedoman prinsip Dalihan Natolu,disamping aturan adat yang lain.Adat salah satu dari budaya, dan penguraian tentang adat sangat komplek, karena didalam semuaaspek kehidupan bermasyarakat orang Batak selalu terikat didalam tata cara yang telah diatur sejak nenek moyang orang Batak, oleh karena itu ukuran terhormat suatu keluarga selalu diukur dari kemampuan keluarga tersebut mengimplementasi-kannya (adat) didalam bermasyarakat. Namun suatu hal yang tidak dapat dimungkiri bahwa perilaku pelaksanaan adat (budaya) Batak sudah banyak disusupi dengan unsur-unsur dari luar termasuk pengaruh dari Agama yang banyak merobah pola berpikir suku bangsa Batak. Meskipun demikian pada saat-saat sitruasi sulitumumnya masyarakat tradisional akan kembali pada nilai-nilai budaya Tradisional, hal ini nampak jelas pada suku Batak, bagai manapun ketat aturan yang dikeluarkan gereja dalam pelaksanaan adat, sadar atau tidak sadar pelaksanaan adat tradisional dilakukan juga, seperti margondang dengan Gondang sabangunan (bukan dengan alat musik modern).5.KESENIANNYA Seni Tari yaitu Tari Tor-tor (bersifat magis); Tari serampang dua belas (bersifat hiburan). Alat Musik tradisional : Gong; Saga-saga. Hasil kerajinan tenun dari suku batak adalah kain ulos. Kain ini selalu ditampilkan dalam upacara perkawinan, mendirikan rumah, upacara kematian, penyerahan harta warisan, menyambut tamu yang dihormati dan upacara menari Tor-tor. Kain adat sesuai dengan sistem keyakinan yang diwariskan nenek moyang .6.BAHASA Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari, orang Batak menggunakan beberapa logat, adalah: (1) Logat Karo yang dipakai oleh orang Karo; (2) Logat Pakpak yang dipakai oleh Pakpak; (3) Logat Simalungun yang dipakai oleh Simalungun; (4) Logat Toba yang dipakai oleh orang Toba, Angkola dan Mandailing

BAB 3.PENUTUPAN1.KESIMPULAN Suku / masyarakat Batak hidup di daerah Sumatra Utara. Sebagian masyarakat yang tinggal di daerah ini adalah masyarakat Batak. Suku Batak pertama sekali mendiami daerah karodan daerah danau Toba. Sebagian masyarakat batak bercocok tanam di irigasi dan pertanian. Dismping bercocok tanam, pertenakan juga merupakan suatu mata pencaharian yang penting bagi orang batak umumnya. Di daerah pinggiran danau toba, biasanya masyarakat Batak menangkap ikan dengan perahu lesung. Masyarakat Batak pada umumnya beragama kristen dan hanya sedikit yang memeluk agama Islam. Meskipun demikian masyarakat perdesaan suku Batak tetap memepertahankan agama aslinya. Orang batak percaya bahwa, yang menciptakan alam semesta ini adalah debata (ompung) mulai jadi na bolon. Dia tinggal diatas langit dan memiliki nama-nama seseui tugasnya. Walau terjadi unifikasi hukum nasional buat seluruh masyarakat Indonesia, namun budaya Batak tetap akan dijaga. Walau Sisinga Mangaraja telah gugur namun filosofi hidup Dalihan Na Tolu tidak pernah hilang. Dan pola Kebudayaan Batak sejak abad XIV sampai sekarang tidak pernah dapat ditumbangkan oleh kebudayaan asing. Zaman bisa berubah, teknologi bisa semakin maju, arus globalisasi dapat semakin deras tapi kebudayaan Batak tetap harusdi lestarikan. Budaya Batak akan tetap bertahan dan berkembang dalam perubahan multi dimensi. B. Saran Kebudayaan yang dimiliki suku Batak ini menjadi salah satu kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang harus tetap dijaga kelestariannya. Dengan membuat makalah suku Batak ini diharapkan dapat lebih mengetahui lebih jauh tentang kebudayaan suku Batak tersebut dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan yang pada kelanjutannya dapat bermanfaat dalam dunia kependidikan.

SUNDASuku Sundaadalah kelompoketnisyang berasal dari bagian barat pulauJawa,Indonesia, dengan istilahTatar Pasundanyang mencakup wilayah administrasi provinsiJawa Barat,Banten,Jakarta,Lampungdan wilayah baratJawa Tengah(Banyumasan). Suku Sunda merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia. Sekurang-kurangnya 15,2% penduduk Indonesia merupakan orang Sunda. JikaSuku Bantendikategorikan sebagai sub suku Sunda maka 17,8% penduduk Indonesia merupakan orang Sunda. Mayoritas orang Sunda beragamaIslam, akan tetapi ada juga sebagian kecil yang beragamakristen,Hindu, danSunda Wiwitan/Jati Sunda. AgamaSunda Wiwitanmasih bertahan di beberapa komunitas pedesaan suku Sunda, seperti di Kuningan dan masyarakatsuku Baduydi LebakBantenyang berkerabat dekat dan dapat dikategorikan sebagai suku Sunda.Jati diri yang mempersatukan orang Sunda adalahbahasanyadan budayanya. Orang Sunda dikenal memiliki sifat optimistis, ramah, sopan, dan riang.[2]OrangPortugismencatat dalamSuma Orientalbahwa orang sunda bersifat jujur dan pemberani. Orang sunda juga adalah yang pertama kali melakukan hubungan diplomatik secara sejajar dengan bangsa lain. Sang HyangSurawisesaatau Raja Samian adalah raja pertama di Nusantara yang melakukan hubungan diplomatik dengan Bangsa lain pada abad ke 15 dengan orang Portugis diMalaka. Hasil dari diplomasinya dituangkan dalamPrasasti Perjanjian Sunda-Portugal. Beberapa tokoh Sunda juga menjabat Menteri dan pernah menjadi wakil Presiden pada kabinet RI.Disamping prestasi dalam bidang politik (khususnya pada awal masa kemerdekaan Indonesia) dan ekonomi, prestasi yang cukup membanggakan adalah pada bidang budaya yaitu banyaknya penyanyi, musisi, aktor dan aktris dari etnis Sunda, yang memiliki prestasi di tingkat nasional, maupun internasional.[3]EtimologiMenurut Rouffaer (1905: 16) menyatakan bahwa kata Sunda berasal dari akar kata sund atau kata suddha dalam bahasa Sansekerta yang mempunyai pengertian bersinar, terang, berkilau, putih (Williams, 1872: 1128, Eringa, 1949: 289). Dalam bahasa Jawa Kuno (Kawi) dan bahasa Bali pun terdapat kata Sunda, dengan pengertian: bersih, suci, murni, tak tercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat, waspada (Anandakusuma, 1986: 185-186; Mardiwarsito, 1990: 569-570; Winter, 1928: 219). Orang Sunda meyakini bahwa memiliki etos atau karakter Kasundaan, sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Karakter Sunda yang dimaksud adalahcageur(sehat),bageur(baik),bener(benar),singer(mawas diri), danpinter(cerdas). Karakter ini telah dijalankan oleh masyarakat yang bermukim di Jawa bagian barat sejak zaman kerajaanKerajaan Salakanagara,Kerajaan Tarumanagara,Kerajaan Sunda-Galuh,Kerajaan Pajajaranhingga sekarang.Nama Sunda mulai digunakan oleh rajaPurnawarmanpada tahun 397 untuk menyebut ibukotaKerajaan Tarumanagarayang didirikannya.Untuk mengembalikan pamor Tarumanagara yang semakin menurun, pada tahun 670, Tarusbawa, penguasa Tarumanagara yang ke-13, mengganti nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda.Kemudian peristiwa ini dijadikan alasan oleh Kerajaan Galuh untuk memisahkan negaranya dari kekuasaan Tarusbawa.Dalam posisi lemah dan ingin menghindarkan perang saudara, Tarusbawa menerima tuntutan raja Galuh.Akhirnya daerah Tarumanagara dipecah menjadi dua negara, yaituKerajaan SundadanKerajaan GaluhdenganSungai Citarumsebagai batasnya.

Pandangan HidupSelain agama yang dijadikan pandangan hidup, orang Sunda juga memiliki pandangan hidup yang diwariskan oleh nenek moyangnya.Pandangan hidup tersebut tidak bertentangan dengan agama yang dianutnya karena secara tersurat dan tersirat dikandung juga dalam ajaran agamanya, khususnya ajaran agama Islam.Pandangan hidup orang Sunda yang diwariskan dari nenek moyangnya dapat diamati pada ungkapan tradisional sebagai berikut:"Hana Nguni biarkan Mangke, tan tan hana hana Nguni Mangke, aya aya tu menjadi ayeuna beuheula, hanteu menjadi beuheula hanteu tu ayeuna. Hana hana Watang bodoh, bodoh tan tan hana hana Watang. Hana ma tu catangna tunggulna menyenangkan."Artinya:Ada dahulu ada sekarang, bila tak ada dahulu tak akan ada sekarang, karena ada masa silam maka ada masa kini, bila tak ada masa silam takan ada masa kini. Ada tunggak tentu ada batang, bila tak ada tunggak tak akan ada batang, bila ada tunggulnya tentu ada batangnya.[4]Ungkapan tradisional tersebut tidak jauh dengan amanatBung Karnodalam pidato HUT Proklamasi 1996: Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.Hubungan antara sesama manusiaHubungan antara manusia dengan sesama manusia dalam masyarakat Sunda pada dasarnya harus dilandasi oleh sikapsilih asih, silih asah, dan silih asuh, artinya harus saling mengasihi, saling mengasah atau mengajari, dan saling mengasuh sehingga tercipta suasana kehidupan masyarakat yang diwarnai keakraban, kerukunan, kedamaian, ketentraman, dan kekeluargaan, seperti tampak pada ungkapan-ungkapan berikut ini: Kawas gula eujeung peueutyang artinya hidup harus rukun saling menyayangi, tidak pernah berselisih. Mulah marebutkeun balung tanpa eusiyang artinya jangan memperebutkan hal yang tidak ada gunanya. Mulah ngaliarkeun taleus ateulyang artinya jangan menyebarkan hal yang dapat menimbulkan kerugian atau keresahan. Mulah nyolok panon buncelikyang artinya jangan berbuat sesuatu di hadapan orang lain dengan maksud mempermalukan. Buruk-buruk papan jatiyang artinya berapapun besar kesalahan saudara atau sahabat, mereka tetap saudara kita, orang tua tentu dapat mengampuninya.Hubungan antara manusia dengan negara dan bangsanyaHubungan antara manusia dengan negara dan bangsanya, menurut pandangan hidup orang Sunda, hendaknya didasari oleh sikap yang menjunjung tinggi hukum, membela negara, dan menyuarakan hati nurani rakyat.Pada dasarnya, tujuan hukum yang berupa hasrat untuk mengembalikan rasa keadilan, yang bersifat menjaga kondisi, dan menjaga solidaritas sosial dalam masyarakat.Masalah ini dalam masyarakat Sunda terpancar dalam ungkapan-ungkapan: Kudu nyanghulu ka hukum, nunjang ka nagara, mupakat ka balareya(harus menjunjung tinggi hukum, berpijak kepada ketentuan negara, dan bermupakat kepada kehendak rakyat. Bengkung ngariung bongkok ngaronyok(bersama-sama dalam suka dan duka). Nyuhunkeun bobot pangayon timbang Taraju(memohon pertimbangan dan kebijaksanaan yang seadil-adilnya, memohon ampun)

BahasaArtikel utama untuk bagian ini adalah:Bahasa SundaDalam percakapan sehari-hari, etnis Sunda banyak menggunakan bahasa Sunda.Namun kini telah banyak masyarakat Sunda terutama yang tinggal di perkotaan tidak lagi menggunakan bahasa Sunda dalam bertutur kata.[5]Seperti yang terjadi di pusat-pusat keramaian kotaBandung,Bogor, danTangerang, dimana banyak masyarakat yang tidak lagi menggunakan bahasa Sunda.Ada beberapadialekdalam bahasa Sunda, mulai dari dialek Sunda-Banten, hingga dialek Sunda-Jawa Tengahan yang mulai tercampur bahasa Jawa.Para ahli bahasa biasanya membedakan enam dialek berbeda.Dialek-dialek ini adalah: Dialek Barat (Bahasa Sunda Banten) Dialek Utara Dialek Selatan (Priangan) Dialek Tengah Timur Dialek Timur Laut (Bahasa Sunda Cirebon) Dialek TenggaraDialek Barat dipertuturkan di daerah Banten dan Lampung. Dialek Utara mencakup daerah Sunda utara termasuk kota Bogor dan beberapa daerah Pantura. Lalu dialek Selatan adalah dialek Priangan yang mencakup kota Bandung dan sekitarnya. Sementara itu dialek Tengah Timur adalah dialek di Kabupaten Majalengka dan Indramayu. Dialek Timur Laut adalah dialek di sekitar Cirebon dan Kuningan, juga di beberapa kecamatan di Kabupaten Brebes dan Tegal, Jawa Tengah. Dan akhirnya dialek Tenggara adalah dialek sekitar Ciamis, juga di beberapa kecamatan di Kabupaten Cilacap dan Banyumas, Jawa Tengah.KesenianSeni tariSeni tari utama dalam Suku Sunda adalahtari jaipongan, tari merak, dan tari topeng.Tanah Sunda (Pasundan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan menarik,Jaiponganadalah salah satu seni budaya yang terkenal dari daerah ini. Jaipongan atau Tari Jaipong sebetulnya merupakan tarian yang sudah moderen karena merupakan modifikasi atau pengembangan dari tari tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu. Tari Jaipong ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula, yaitudegung. Musik ini merupakan kumpulan beragam alat musik sepertigendang,gong,saron,kacapi, dsb. Degung bisa diibaratkan 'Orkestra' dalam musik Eropa/Amerika. Ciri khas dari Tari Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak, dimana alat musik kendang terdengar paling menonjol selama mengiringi tarian. Tarian ini biasanya dibawakan oleh seorang, berpasangan atau berkelompok. Sebagai tarian yang menarik, Jaipong sering dipentaskan pada acara-acara hiburan, selamatan atau pesta pernikahan.FilmTanah Sunda terkenal dengan kesenian Wayang Golek-nya.Wayang Golek adalah pementasan sandiwara boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara merangkap pengisi suara yang disebut Dalang.Seorang Dalang memiliki keahlian dalam menirukan berbagai suara manusia.Seperti halnya Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musik Degung lengkap dengan Sindennya.Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara hiburan, pesta pernikahan atau acara lainnya.Waktu pementasannya pun unik, yaitu pada malam hari (biasanya semalam suntuk) dimulai sekitar pukul 20.00 - 21.00 sampai pukul 04.00 pagi.Cerita yang dibawakan berkisar pada pergulatan antara kebaikan dan kejahatan (tokoh baik melawan tokoh jahat).Cerita film yang populer saat ini banyak diilhami oleh budaya Hindu dari India, seperti Ramayana atau Perang Baratayudha.Tokoh-tokoh dalam cerita mengambil nama-nama dari tanah India.Dalam Wayang Golek, ada 'tokoh' yang sangat dinantikan pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan Purnakawan, seperti Cepot, Dawala, dan Gareng.Tokoh-tokoh ini digemari karena mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan peran lucu (seperti pelawak) dan sering memancing gelak tawa penonton.Seorang Dalang yang pintar akan memainkan tokoh tersebut dengan variasi yang sangat menarik.Musik kontemporerSelain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya.Dalam memainkan Degung biasanya ada seorang penyanyi yang membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada dan alunan yang khas.Penyanyi ini biasanya seorang wanita yang bernama Sinden.Tidak sembarangan orang dapat menyanyikan lagu yang dibawakan Sinden karena nada dan ritme-nya cukup sulit untuk ditiru dan dipelajari.Dibawah ini salah salah satu musik / lagu daerah Sunda:Bubuy Bulan Es Lilin Manuk Dadali Tokecang Warung Pojok1. CalungCalung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe dari angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan mepukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).2. AngklungAngklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian lokal.

Rumah Adat

Rumah tradisional Sunda suhunan Julang Ngapak di Papandak, GarutSecara tradisional rumah orang Sunda berbentuk panggung dengan ketinggian 0,5 m - 0,8 m atau 1 meter di atas permukaan tanah. Pada rumah-rumah yang sudah tua usianya, tinggi kolong ada yang mencapai 1,8 meter. Kolong ini sendiri umumnya digunakan untuk tempat mengikat binatang-binatang peliharaan seperti sapi, kuda, atau untuk menyimpan alat-alat pertanian seperti cangkul, bajak, garu dan sebagainya. Untuk naik ke rumah disediakan tangga yang disebut Golodog yang terbuat dari kayu atau bambu, yang biasanya terdiri tidak lebih dari tiga anak tangga. Golodog berfungsi juga untuk membersihkan kaki sebelum naik ke dalam rumah.Rumah adat Sunda sebenarnya memiliki nama yang berbeda-beda bergantung pada bentuk atap dan pintu rumahnya. Secara tradisional ada atap yang bernama suhunan Jolopong, Tagong Anjing, Badak Heuay, Perahu Kemureb, Jubleg Nangkub, Capit Gunting, dan Buka Pongpok. Dari kesemuanya itu, Jolopong adalah bentuk yang paling sederhana dan banyak dijumpai di daerah-daerah cagar budaya atau di desa-desa.Jolopong memiliki dua bidang atap yang dipisahkan oleh jalur suhunan di tengah bangunan rumah. Batang suhunan sama panjangnya dan sejajar dengan kedua sisi bawah bidang atap yang sebelah menyebelah, sedangkan lainnya lebih pendek dibanding dengan suhunan dan memotong tegak lurus di kedua ujung suhunan itu.Interior yang dimiliki Jolopong pun sangat efisien. Ruang Jolopong terdiri atas ruang depan yang disebut emper atau tepas; ruangan tengah disebut tengah imah atau patengahan; ruangan samping disebut pangkeng (kamar); dan ruangan belakang yang terdiri atas dapur yang disebut pawon dan tempat menyimpan beras yang disebut padaringan. Ruangan yang disebut emper berfungsi untuk menerima tamu. Dulu, ruangan ini dibiarkan kosong tanpa perkakas atau perabot rumah tangga seperti meja, kursi, ataupun bale-bale tempat duduk. Jika tamu datang barulah yang empunya rumah menggelarkan tikar untuk duduk tamu. Seiring waktu, kini sudah disediakan meja dan kursi bahkan peralatan lainnya. Ruang balandongan berfungsi untuk menambah kesejukan bagi penghuni rumah. Untuk ruang tidur, digunakan Pangkeng. Ruangan sejenis pangkeng ialah jobong atau gudang yang digunakan untuk menyimpan barang atau alat-alat rumah tangga. Ruangan tengah digunakan sebagai tempat berkumpulnya keluarga dan sering digunakan untuk melaksanakan upacara atau selamatan dan ruang belakang (dapur) digunakan untuk memasak.Ditilik dari segi filosofis, rumah tradisional milik masyarakat Jawa Barat ini memiliki pemahaman yang sangat mengagumkan. Secara umum, nama suhunan rumah adat orang Sunda ditujukan untuk menghormati alam sekelilingnya. Hampir di setiap bangunan rumah adat Sunda sangat jarang ditemukan paku besi maupun alat bangunan modern lainnya. Untuk penguat antar tiang digunakan paseuk (dari bambu) atau tali dari ijuk ataupun sabut kelapa, sedangkan bagian atap sebagai penutup rumah menggunakan ijuk, daun kelapa, atau daun rumia, karena rumah adat Sunda sangat jarang menggunakan genting. Hal menarik lainnya adalah mengenai material yang digunakan oleh rumah itu sendiri. Pemakaian material bilik yang tipis dan lantai panggung dari papan kayu atau palupuh tentu tidak mungkin dipakai untuk tempat perlindungan di komunitas dengan peradaban barbar. Rumah untuk komunitas orang Sunda bukan sebagai benteng perlindungan dari musuh manusia, tapi semata dari alam berupa hujan, angin, terik matahari dan binatang.Sistem Kekerabatan

Akad nikah adat Sunda di depan penghulu dan saksi.Sistem keluarga dalam suku Sunda bersifat bilateral, garis keturunan ditarik dari pihak bapak dan ibu.Dalam keluarga Sunda, bapak yang bertindak sebagai kepala keluarga.Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peran agama Islam yang sangat mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi kehidupan suku Sunda.Dalam suku Sunda dikenal adanya pancakaki yaitu sebagai istilah untuk menunjukkan hubungan kekerabatan.Dicontohkannya, pertama, saudara yang berhubungan langsung, ke bawah, dan vertikal.Yaitu anak, euncu (cucu), buyut (piut), bao, canggahwareng atau janggawareng, udeg-udeg, kaitsiwur atau gantungsiwur.Kedua, saudara yang berhubungan tidak langsung dan horizontal seperti anak paman, bibi, atau uwak, anak saudara kakek atau nenek, anak saudara piut.Ketiga, saudara yang berhubungan tidak langsung dan langsung serta vertikal seperti keponakan anak kakak, keponakan anak adik, dan seterusnya.Dalam bahasa Sunda dikenal pula kosa kata sajarah dan sarsilah (salsilah, silsilah) yang maknanya kurang lebih sama dengan kosa kata sejarah dan silsilah dalam bahasa Indonesia.Makna sajarah adalah susun galur / garis keturunan.Masakan KhasArtikel utama untuk bagian ini adalah:Masakan SundaBeberapa jenis makanan jajanan tradisional Indonesia yang berasal dari tanah sunda, seperti sayur asem, sayur lodeh, pepes, lalaban, dll.ProfesiMayoritas masyarakat Sunda berprofesi sebagai petani, dan berladang, ini disebabkan tanah Sunda yang subur.[6]Sampai abad ke-19, banyak dari masyarakat Sunda yang berladang secara berpindah-pindah.Selain bertani, masyarakat Sunda seringkali memilih untuk menjadi pengusaha dan pedagang sebagai mata pencariannya, meskipun kebanyakan berupa wirausaha kecil-kecilan yang sederhana, seperti menjadi penjaja makanan keliling, membukawarungatau rumah makan, membuka toko barang kelontong dan kebutuhan sehari-hari, atau membuka usaha cukur rambut, di daerah perkotaan ada pula yang membuka usaha percetakan, distro, cafe, rental mobil dan jual beli kendaraan bekas. Profesi pedagang keliling banyak pula dilakoni oleh masyarakat Sunda, terutama asalTasikmalayadanGarut.Chairul TanjungdanEddy Kusnadi Sariaatmadjamerupakan contoh-contoh pengusaha berdarah Sunda yang berhasil. Chairul Tanjung dan Eddy Kusnadi Sariaatmadja bahkan masuk ke dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia yang dirilis majalah Forbes pada tanggal 29 November 2012.Profesi lainnya yang banyak dilakoni oleh orang Sunda adalah sebagaipegawai negeri, penyanyi, seniman, dokter, diplomat dan pengusaha.

KOTA SURABAYAKota Surabayaadalah ibu kotaProvinsi Jawa Timur,Indonesiasekaligus menjadi kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelahJakarta. Kota Surabaya juga merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia bagian timur. Kota ini terletak 789 km sebelah timur Jakarta, atau 426 km sebelah barat laut Denpasar, Bali. Surabaya terletak di tepi pantai utara pulau Jawa dan berhadapan denganSelat MadurasertaLaut Jawa.Surabaya memiliki luas sekitar 333,063km dengan penduduknya berjumlah 2.813.847 jiwa (2014). Daerah metropolitan Surabaya yaituGerbangkertosusilayang berpenduduk sekitar 10 juta jiwa, adalah metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelahJabodetabek. Surabaya dilayani olehBandar Udara Internasional Juanda,Pelabuhan Tanjung Perak, danPelabuhan Ujung.Surabaya terkenal dengan sebutanKota Pahlawankarena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Kata Surabaya konon berasal dari cerita mitos pertempuran antarasura(ikan hiu) danbaya(buaya) dan akhirnya menjadi kotaSurabaya.SejarahSebelum kedatangan Belanda

Lambang kota Surabaya pada masaHindia Belanda(1934).Surabaya dulunya merupakan gerbangKerajaan Majapahit, yakni di muaraKali Mas.Bahkan hari jadi Kota Surabaya ditetapkan sebagai tanggal31 Mei1293.Hari itu sebenarnya adalah hari kemenangan pasukan Majapahit yang dipimpinRaden Wijayaterhadap pasukanpemerintah MongolutusanKubilai Khan.Pasukan Mongol yang datang dari laut digambarkan sebagai ikan SURO (ikan hiu / berani) dan pasukan Raden Wijaya yang datang dari darat digambarkan sebagai BOYO (buaya / bahaya), jadi secara harfiah diartikan berani menghadapi bahaya yang datang mengancam.Maka hari kemenangan itu diperingati sebagai hari jadi Surabaya.Pada abad ke-15,Islammulai menyebar dengan pesat di daerah Surabaya. Salah satu anggotaWali Songo,Sunan Ampel, mendirikanmasjiddanpesantrendi daerah Ampel. Tahun1530, Surabaya menjadi bagian dariKerajaan Demak.Menyusul runtuhnya Demak, Surabaya menjadi sasaran penaklukanKesultanan Mataram, diserbuPanembahan Senopatitahun1598, diserang besar-besaran olehPanembahan Seda ing Krapyaktahun1610, diserangSultan Agungtahun1614.Pemblokan aliransungai BrantasolehSultan Agungakhirnya memaksa Surabaya menyerah.Suatu tulisanVOCtahun 1620 menggambarkan Surabaya sebagai negara yang kaya dan berkuasa.Panjang lingkarannya sekitar 5mijlenBelanda(sekitar 37 km), dikelilingi kanal dan diperkuat meriam.Tahun tersebut, untuk melawan Mataram, tentaranya sebesar 30 000 prajurit[1].Tahun1675,TrunojoyodariMaduramerebut Surabaya, namun akhirnya didepakVOCpada tahun1677.Dalam perjanjian antaraPaku Buwono IIdanVOCpada tanggal11 November1743, Surabaya diserahkan penguasaannya kepada VOC.Zaman Hindia Belanda

Peta Surabaya dari buku panduan perjalanan dari Inggris tahun 1897.Pada zamanHindia Belanda, Surabaya berstatus sebagai ibu kota Karesidenan Surabaya, yang wilayahnya juga mencakup daerah yang kini wilayah KabupatenGresik,Sidoarjo,Mojokerto, danJombang. Pada tahun1905, Surabaya mendapat statusKotamadya(Gemeente). Pada tahun1926, Surabaya ditetapkan sebagai ibu kota provinsi Jawa Timur. Sejak itu Surabaya berkembang menjadi kota modern terbesar kedua di Hindia-Belanda setelahBatavia.Sebelum tahun1900, pusat kota Surabaya hanya berkisar di sekitarJembatan Merahsaja. Sampai tahun 1920-an, tumbuh pemukiman baru seperti daerahDarmo,Gubeng,Sawahan, danKetabang. Pada tahun1917dibangun fasilitas pelabuhan modern di Surabaya.Tanggal3 Februari1942,Jepangmenjatuhkan bom di Surabaya. Pada bulanMaret1942, Jepang berhasil merebut Surabaya. Surabaya kemudian menjadi sasaran serangan udara Sekutu pada tanggal17 Mei1944.Pertempuran mempertahankan SurabayaArtikel utama untuk bagian ini adalah:Peristiwa 10 NovemberSetelahPerang Dunia IIusai, pada25 Oktober1945, 6000 pasukanInggris-Indiayaitu Brigade 49, Divisi 23 yang dipimpin Brigadir JenderalAulbertin Walter Sothern Mallabymendarat di Surabaya dengan perintah utama melucuti tentaraJepang, tentara dan milisi Indonesia. Mereka juga bertugas mengurus bekas tawanan perang dan memulangkan tentara Jepang. Pasukan Jepang menyerahkan semua senjata mereka, tetapi milisi dan lebih dari 20000 pasukan Indonesia menolak.

Tentara Britania menembaki 'sniper' dalam pertempuran di Surabaya26 Oktober1945, tercapai persetujuan antara BapakSuryo,Gubernur Jawa Timurdengan BrigjenMallabybahwa pasukan Indonesia dan milisi tidak harus menyerahkan senjata mereka. Sayangnya terjadi salah pengertian antara pasukan Inggris diSurabayadengan markas tentara Inggris diJakartayang dipimpin Letnan JenderalSir Philip Christison.27 Oktober1945, jam 11.00 siang, pesawat Dakota AU Inggris dari Jakarta menjatuhkan selebaran di Surabaya yang memerintahkan semua tentara Indonesia dan milisi untuk menyerahkan senjata. Para pimpinan tentara dan milisi Indonesia marah waktu membaca selebaran ini dan menganggap Brigjen Mallaby tidak menepati perjanjian tanggal26 Oktober1945.28 Oktober1945, pasukan Indonesia dan milisi menggempur pasukan Inggris di Surabaya. Untuk menghindari kekalahan di Surabaya, Brigjen Mallaby meminta agar Presiden RISukarnodan panglima pasukan Inggris Divisi 23, Mayor JenderalDouglas Cyril Hawthornuntuk pergi ke Surabaya dan mengusahakan perdamaian.29 Oktober1945, PresidenSoekarno, WapresMohammad Hattadan Menteri PeneranganAmir Syarifuddin Harahapbersama Mayjen Hawthorn pergi ke Surabaya untuk berkonsultasi.Pada siang hari,30 Oktober1945, dicapai persetujuan yang ditanda-tangani oleh Presiden RI Soekarno dan Panglima Divisi 23 Mayjen Hawthorn.Isi perjanjian tersebut adalah diadakan perhentian tembak menembak dan pasukan Inggris akan ditarik mundur dari Surabaya secepatnya.Mayjen Hawthorn dan ke 3 pimpinan RI meninggalkan Surabaya dan kembali ke Jakarta.Pada sore hari,30 Oktober1945, Brigjen Mallaby berkeliling ke berbagai pos pasukan Inggris di Surabaya untuk memberitahukan soal persetujuan tersebut. Saat mendekati pos pasukan Inggris di gedung Internatio, dekat Jembatan merah, mobil Brigjen Mallaby dikepung oleh milisi yang sebelumnya telah mengepung gedung Internatio.Karena mengira komandannya akan diserang oleh milisi, pasukan Inggris kompi D yang dipimpin Mayor Venu K. Gopal melepaskan tembakan ke atas untuk membubarkan para milisi. Para milisi mengira mereka diserang / ditembaki tentara Inggris dari dalam gedung Internatio dan balas menembak. Seorang perwira Inggris, Kapten R.C. Smith melemparkan granat ke arah milisi Indonesia, tetapi meleset dan malah jatuh tepat di mobil Brigjen Mallaby.Granat meledak dan mobil terbakar. Akibatnya Brigjen Mallaby dan sopirnya tewas. Laporan awal yang diberikan pasukan Inggris di Surabaya ke markas besar pasukan Inggris di Jakarta menyebutkan Brigjen Mallaby tewas ditembak oleh milisi Indonesia.Letjen Sir Philip Christison marah besar mendengar kabar kematian Brigjen Mallaby dan mengerahkan 24000 pasukan tambahan untuk menguasai Surabaya.9 November1945, Inggris menyebarkan ultimatum agar semua senjata tentara Indonesia dan milisi segera diserahkan ke tentara Inggris, tetapi ultimatum ini tidak diindahkan.10 November1945, Inggris mulai membom Surabaya dan perang sengit berlangsung terus menerus selama 10 hari. Dua pesawat Inggris ditembak jatuh pasukan RI dan salah seorang penumpang Brigadir Jendral Robert Guy Loder-Symonds terluka parah dan meninggal keesokan harinya.20 November1945, Inggris berhasil menguasai Surabaya dengan korban ribuan orang prajurit tewas. Lebih dari 20000 tentara Indonesia, milisi dan penduduk Surabaya tewas. Seluruh kota Surabaya hancur lebur.Pertempuran ini merupakan salah satu pertempuran paling berdarah yang dialami pasukan Inggris pada dekade 1940an. Pertempuran ini menunjukkan kesungguhan Bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dan mengusir penjajah.Karena sengitnya pertempuran dan besarnya korban jiwa, setelah pertempuran ini, jumlah pasukan Inggris di Indonesia mulai dikurangi secara bertahap dan digantikan oleh pasukan Belanda. Pertempuran tanggal10 November1945tersebut hingga sekarang dikenang dan diperingati sebagaiHari Pahlawan.

GeografisSurabaya terletak di tepi pantai utara provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berbatasan denganSelat Maduradi Utara dan Timur,Kabupaten Sidoarjodi Selatan, sertaKabupaten Gresikdi Barat. Surabaya berada pada dataran rendah, ketinggian antara 3 - 6 m di atas permukaan laut kecuali di bagian Selatan terdapat 2 bukit landai yaitu di daerah Lidah dan Gayungan ketinggiannya antara 25 - 50 m di atas permukaan laut dan di bagian barat sedikit bergelombang. Surabaya terdapat muaraKali Mas, yakni satu dari dua pecahanSungai Brantas.Pemerintahan

Balai Kota SurabayaKantorWali KotaSurabayaKota Surabaya dipimpin oleh seorang wali kota dan wakil wali kota. Sejak2005, wali kota dan wakilnya dipilih langsung oleh warga kota dalampilkada, setelah sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD kota. Wali Kota Surabaya yang pertama pada masa Indonesia merdeka adalahDoel Arnowo(1950-1952), dikenal dengan panggilanCak Doel. Sebelum menjabat wali kota, Cak Doel menjabat sebagai wakil gubernur Jawa Timur.[3]Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya saat ini adalahTri RismaharinidanWisnu Sakti Buanayang berasal dariPDI Perjuangan.Secara konstitusional, DPRD Kota Surabaya merupakan perwakilan rakyat yang dipilih langsung oleh rakyat Surabaya pada pemilu legislatif setiap lima tahun sekali. Anggota DPRD Kota Surabaya periode 2014-2019 adalah 50 orang yang didominasi olehPDI Perjuangan(15 kursi),Partai Demokrat(6 kursi), danPartai Gerindra(5 kursi)[4].[5]Penduduk

Ludruk Irama Budaya, salah satu grup kesenianludrukdi SurabayaMenurutSensusPenduduk Tahun 2010, Kota Surabaya memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.765.908 jiwa.[6]Dengan wilayah seluas 333,063 km,[7]maka kepadatan penduduk Kota Surabaya adalah sebesar 8.304 jiwa per km.Suku bangsaSuku Jawaadalah suku bangsa mayoritas di Surabaya. Dibanding dengan masyarakat Jawa pada umumnya, Suku Jawa di Surabaya memiliki temperamen yang sedikit lebihkerasdanegaliter. Salah satu penyebabnya adalah jauhnya Surabaya darikratonyang dipandang sebagaipusatbudaya Jawa.Meskipun Jawa adalah suku mayoritas (83,68%), tetapi Surabaya juga menjadi tempat tinggal berbagai suku bangsa di Indonesia, termasuksuku Madura(7,5%),Tionghoa(7,25%),Arab(2,04%), dan sisanya merupakan suku bangsa lain sepertiBali,Batak,Bugis,Manado,Minangkabau[8],Dayak,Toraja, Ambon, danAcehatau warga asing.Sebagai pusat pendidikan, Surabaya juga menjadi tempat tinggal mahasiswa dari berbagai daerah dari seluruh Indonesia, bahkan di antara mereka juga membentuk wadah komunitas tersendiri. Sebagai pusat komersial regional, banyak warga asing (ekspatriat) yang tinggal di daerah Surabaya, terutama di daerah Surabaya Barat.Agama

Interior ruang utamaMasjid Al AkbarSurabaya.AgamaIslamadalah agama mayoritas penduduk Surabaya. Surabaya merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam yang paling awal di tanah Jawa dan merupakan basis wargaNahdatul Ulamayang beraliran moderat.Masjid Ampeldidirikan pada abad ke-15 olehSunan Ampel, salah satu pionerWalisongo.Agama lain yang dianut sebagian warga adalahKristen Protestan,Katolik,Hindu,Buddha, danKonghucu.Meskipun Islam merupakan mayoritas di Surabaya kerukunan umat beragama saling menghormati, menghargai dan saling menolong untuk sesamanya cukuplah besar, niat masyarakat Surabaya dalam menjalankan ibadahnya, hal ini bisa dilihat bangunanMasjid Agung Surabayayang merupakan masjid terbesar kedua di Indonesia setelahMasjid Istiqlal, Jakarta.Di kota ini juga berdiriGereja Bethanyyang merupakan salah satu gereja terbesar diIndonesia, dan gedung Graha Bethany di daerah Nginden, Surabaya yang merupakan salah satu gedung gereja terbesar di Asia Tenggara. Tidak hanya itu saja banyaknya yayasan-yayasan sosial yang berazaskan agama juga banyak, mereka bekerja sama dalam kegiatan bakti sosial. Bahkan ada satu wadah Kerukunan Umat Beragama di Surabaya yang sering Exist dalam menyikapi suatu problem sosial manusia agar tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang akan merusak persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia pada umumnya serta masyarakat Jawa Timur khususnya.Agama lainnya adalah agama Yahudi. Umumnya mereka adalah imigran Yahudi dari Baghdad & Yahudi asal Belanda. Ini semakin diperjelas dengan adanya makam khusus orang Yahudi di daerah Kembang Kuning, Surabaya.BahasaSurabaya memilikidialekkhasBahasa Jawayang dikenal denganBoso Suroboyoan. Dialek ini dituturkan di daerah Surabaya dan sekitarnya, dan memiliki pengaruh di bagian timur Provinsi Jawa Timur. Dialek ini dikenal egaliter, blak-blakan, dan tidak mengenal ragam tingkatan bahasa seperti Bahasa Jawa standar pada umumnya. Masyarakat Surabaya dikenal cukupfanatikdanbanggaterhadap bahasanya. Tetapi oleh peradaban yang sudah maju dan banyaknya pendatang yang datang ke Surabaya yang telah mencampuradukkan bahasa Suroboyo, Jawa Ngoko dan Madura, bahasa asli Suroboyo sudah punah. Contoh Njegog:Belok, Ndherok:Berhenti, Gog:Paklek/Om, Maklik:Bulek/tante.Perekonomian

Area CBD Surabaya Pusat di malam hari.

Kawasan pusat bisnis di Jalan Basuki Rahmat (Tunjungan).Sebagai kota metropolitan, Surabaya menjadi pusat kegiatan ekonomi, keuangan, dan bisnis di daerah Jawa Timur dan sekitarnya. Surabaya dan kawasan sekitarnya merupakan kawasan yang paling pesat pembangunan ekonominya di Jawa Timur dan salah satu yang paling maju di Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 7,5% per tahun. Surabaya juga merupakan salah satu kota terpenting dalam menopang perekonomian Indonesia bersama dengan Jakarta, Medan, Bandung, Makassar, dan kota besar lainnya. Sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang jasa, industri, dan perdagangan. Banyak perusahaan multinasional besar yang berkantor pusat di Surabaya, sepertiPT Sampoerna Tbk, Maspion, Wing's Group, Unilever, Pakuwon Group, Jawa Pos Group danPT PAL. Pusat perkantoran dan highrise building (CBD) berada di sekitar Jalan Tunjungan, Basuki Rahmat, Darmo, Mayjen Sungkono, HR. Muhammad, dan Ahmad Yani. Kawasan industri di Surabaya di antaranyaSurabaya Industrial Estate Rungkut(SIER), Karangpilang dan Margomulyo. Surabaya juga merupakan kota pelabuhan terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Pelabuhan terpenting di Surabaya adalahPelabuhan Tanjung Perakyang merupakan pelabuhan perdagangan, peti kemas, dan penumpang terbesar kedua di Indonesia setelahPelabuhan Tanjung Priokdi Jakarta. Di Surabaya juga terdapat Pelabuhan Teluk Lamong yang beroperasi bulan Agustus 2014 dan merupakan pelabuhan terbesar kedua di Surabaya setelah Pelabuhan Tanjung Perak dan akan menjadigreen portpertama di Indonesia. Pelabuhan Teluk Lamong akan menjadi pelabuhan penyangga bagi Pelabuhan Tanjung Perak.Retail

Ciputra World SurabayaSurabaya memiliki 21 pusat perbelanjaan modern (mall) yang menjadikannya sebagai pusat retail terpenting di kawasan Indonesia bagian timur.Pusat perbelanjaan modern ternama di antaranya adalahCiputra World Surabaya,Tunjungan Plaza,Pakuwon Trade Centerdan Supermall Pakuwon Indah (berada dalam satu gedung), Lenmarc, EastCoast Center (mal bernuansa marina yang ada di Pakuwon City, Surabaya Timur),Galaxy Mall, Golden City Mall, Bubutan Golden Junction (BG Junction), Royal Plaza, City of Tomorrow (Cito), Surabaya Town Square (sutos), Hi Tech Mall, Grand City Mall, Maspion Square, MEX Building, Pasar Atum Mall, ITC Surabaya, Plaza Marina (dahulu Sinar Fontana), dan Plaza Surabaya yang oleh masyarakat Surabaya lebih dikenal dengan Delta Plaza, serta The Empire Palace, yang merupakan wedding mall pertama di Indonesia, dan pusat perbelanjaan modern lainnya yang tersebar di Surabaya.Sedangkan pusat perbelanjaan tradisional ternama di antaranyaPasar Turi, Pasar Atum, Kapas Krampung Plaza, dan Darmo Trade Center (DTC) yang dulunya adalah Pasar Wonokromo, serta pasar-pasar tradisional lainnya yang juga tersebar di Surabaya.Setiap tahun pada bulan Mei (tanggal 1 sampai 31 Mei), pemerintah kota yang bekerjasama dengan mall-mall, menyelenggarakan even Surabaya Shopping Festival (SSF), yaitu diskon besar-besaran pada setiap pusat perbelanjaan / mall yang ada di Surabaya.Beberapa pusat perbelanjaan yang ada di Surabaya adalah: Tunjungan Plaza, mall terbesar di Surabaya.Ada anchor tenant seperti Hero Supermarket, ACE Hardware, Matahari, Sogo Department Store, Gap, Banana Republic, Giordano, Zara, Bioskop Tunjungan XXI, Bioskop Tunjungan 21, dll. Grand City Surabaya, merupakan salah satu mall termewah di Surabaya. Terdapat anchor tenant seperti Hero Supermarket, Gramedia, Best Denki, The Grand Palace Dept. Store, Burberry, Gucci, Bebe, Mont Blanc, Bioskop Grand City XXI, dll. Ciputra World Surabaya, salah satu mall terbaik di Surabaya.Ada anchor tenant seperti Hypermart, Metro Department Store, Gramedia, Bioskop Ciputra World XXI, Fun World, Best Denki, Adidas, Emporio Armani, Versace, Mango, dll. Galaxy Mall Surabaya, salah satu mall teramai di Surabaya.Ada anchor tenant seperti Centro Department Store, Sogo Department Store, Timezone, Ranch Market, Celebrity Fitness, Bioskop Galaxy XXI, La Senza, Nokia, dll. Supermal Pakuwon Indah, salah satu mall di Surabaya.Ada anchor tenant seperti Matahari, Hypermart, supermal XXI, ACE Home Center, Informa, Best Denki, Gramedia, Giordano, dll. LenMarc Mall Surabaya Town Square (Sutos) EastCoast Pusat Plaza Surabaya Golden City Mall The Empire Palace Bubutan Emas Junction Royal Plaza City of Tomorrow (Cito) Maspion Square, ITC Surabaya Plaza Marina Balai Plaza (Kazaa) Darmo Trade Center (DTC) Rumah Surabaya (PGS) Pasar Turi Pasar Atum & Pasar Atum Mall Pasar Genteng dan pusat belanja lainnyaBudaya

KartoloCS merupakan grup kesenianludrukternama asal Surabaya.Surabaya dikenal memiliki kesenian khas: Ludruk, adalah seni pertunjukan drama yang menceritakan kehidupan rakyat sehari-hari. Tari Remo, adalah tarian selamat datang yang umumnya dipersembahkan untuk tamu istimewa Kidungan, adalah pantun yang dilagukan, dan mengandung unsur humorSelain kesenian khas di atas, budaya panggilanarek(sebutan khas Surabaya) diterjemahkan sebagaiCakuntuk laki-laki danNinguntuk wanita.Sebagai upaya untuk melestarikan budaya, setiap satu tahun sekali diadakan pemilihan Cak & Ning Surabaya.Cak & Ning Surabaya dan para finalis terpilih merupakan duta wisata dan ikon generasi muda kota Surabaya.Setiap setahun sekali diadakanFestival Cak Durasim(FCD), yakni sebuah festival seni untuk melestarikan budaya Surabaya dan Jawa Timur pada umumnya.Festival Cak Durasim ini biasanya diadakan di Gedung Cak Durasim, Surabaya.Selain itu ada juga Festival Seni Surabaya (FSS) yang mengangkat segala macam bentuk kesenian misalnya teater, tari, musik, seminar sastra, pameran lukisan.Pengisi acara biasanya selain dari kelompok seni di Surabaya juga berasal dari luar Surabaya.Diramaikan pula pemutaran film layar tancap, pameran kaos oblong dan lain sebagainya.diadakan setiap satu tahun sekali di bulan Juni bertempat di Balai PemudaLingkunganTaman

Taman Surya di malam hari.Surabaya merupakan salah satu kota terbersih di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan adanya taman-taman kota yang rindang di hampir setiap sudut kota yang dilengkapi dengan air mancur yang indah. Taman kota di Surabaya di antaranya Taman Mundu, Taman Bungkul, Taman Undaan, Taman Surya, Taman Pelangi, Taman Jayengrono dan sebagainya. Salah satu taman di Surabaya,Taman Bungkul, pada tahun 2013 mendapat penghargaanThe Asian Townscape Award 2013dari Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai taman terbaik di Asia karena fasilitasnya yang sangat lengkap dan terpadu yaitu mulai kawasan ekonomi (sentra PKL), kawasan terbuka hijau, taman, kawasan disabilitas, internet (Wi-Fi) gratis, serta penataan taman yang baik dan tanaman-tanamannya yang indah.PenghargaanSurabaya sangat berprestasi dalam bidang lingkungan. Kota ini telah meraih sebanyak empat kali piala adipura yaitu tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 kategori kota metropolitan. Surabaya juga pernah meraih penghargaan "kota terbaik partisipasinya se-Asia Pasifik" oleh Citynet atas keberhasilan dan partisipasi warganya dalam mengelola lingkungan. Namun, terlepas dari itu, tidak sedikit kawasan di Surabaya yang masih terlihat kurang tertata, terutama di daerah Surabaya Selatan dan Surabaya Utara. Hal ini menjadi perhatian pemerintah kota untuk menata kembali lingkungan kawasan tersebut.SURABYA 2Surabaya, siapa yang tidak kenal dengan kota berjulukan Kota Pahlawan ini. Surabaya memiliki beragam keunikan yang dapat segera menarik bagi siapa saja. Selain sebagai kota sejarah, Surabaya juga dikenal sebagai metropolitan kedua setelah Jakarta. Maka kehidupan tradisional daerah dan modernitas, terlihat nyata di kota ini, membentuk kebudayaan yang unik dan tentu saja menarik. Selain itu, kota yang telah berdiri sejak kurang lebih tahun 1200 ini, termasuk dalam deretan kota tertua di Indonesia. Bagaimana sih sejarah terbentuknya kota Surabaya? Yuk kita cari tahu bersama;Periode Majapahit-Hindu (1300)

Ini periode awal pembentukan Surabaya, karena menurut berbagai literatur, salah satunya hipotesis Von Faber, Surabaya sudah berdiri tahun 1275 M oleh Raja Kertanegara. Pendirian kota ini, dimaksudkan sebagai tempat pemukiman baru bagi prajuritnya yang berhasil menumpas pemberontakan. Di Awal berdirinya, Surabaya bernama Ujung Galuh.Setelah pasukan Raden Wijaya berhasil menghancurkan dan mengusit pasukan Tar-tar dari kaisar Mongolia, pada 31 Mei 1293 maka ditetapkanlah sebagai hari berdirinya Ujung Galuh. Yang dalam prasasti Trowulan I, 1358 M bernama Churabhaya (Surabaya) wilayahnya masih berupa desa ditepian sungai Brantas (salah satu tempat penyeberangan penting sepanjang sungai Brantas)Lepas dari Majapahit, dari tahun 1483-1542 Surabaya menjadi bagian dari wilayah kerajaan Demak. Namun sesudahnya, kurang lebih 30 tahun Surabaya ada di bawah kekuasaan Madura. berlanjut antara 1570 sampai 1587 Surabaya ada di bawah penguasaan dinasti Pajang.

Periode Islam (1600)

Perdagangan rempah-rempah mulai ramai di Surabaya, antara tahun 1612, banyak pedagang Portugis yang bertransaksi rempah dengan pedagang pribumi. Setelah tahun 1625 Surabaya jatuh ke tangan kerajaan Mataram. Namun tahun 1967 Surabaya mengalami kekacauan akibat serangan para bajak laut yang berasal dari Makasar . Dan hadirlah Trunojoyo, seorang pangeran dari Mataram (suku Madura) yang memberontak terhadap Raja Mataram. Dengan pertolongan orang-orang Makasar Trunojoyo berhasil menguasai Madura dan Surabaya. Setelah penguasaannya, Surabaya dikenal sebagai pelabuhan transit dan tempat penyimpanan barang dan sumber bumi dari daerah subur, yaitu delta Brantas.Pada tahun 1677 Benteng Trunojoyo dapat dikuasai Kompeni atas pimpinan Cornelis Speelman. Namun di tahun 1706, Surabaya kembali menjadi ajang pertempuran antara Kompeni dibawah pimpinan Govert Knol dan pasukan Untung Surapati. Yang diakhiri dengan penandatanganan surat persetujuan antara Paku Buwono II dari kerajaan Mataram dan Gubernur Jenderal Van Imhoff, yang isinya menyatakan bahwa menyerahkan haknya atas pantai utara Pulau Jawa dan Madura (termasuk diantaranya Surabaya) kepada pihak VOC yang telah memberikan bantuan hingga ia berhasil menguasai di kerajaan Mataram.Tahun 1808-1811 Surabaya di bawah pemerintahan l Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels Surabaya dibangun menjadi kota dagang sekaligus kota benteng layaknya eropa kecilTahun 1811-1816 Surabaya berada dibawah kekuasaan Inggris yang dijabat oleh Raffles. Setelah itu Surabaya kembali dikuasai Belanda. Tahun 1830-1850, berbentuk sebagai kota benteng ditandai dengan benteng Prins Hendrik yang dibangun di muara Kalimas. Pada tahun 1870, Surabaya menjadi kota modern yang wilayahnya semakin berkembang ke selatan.Periode 1900

Dimulai di tahun 1906, tepatnya tanggal 1 April, Surabaya ditetapkan sebagai kotamadya (gemeente) berdasarkan peraturan 1 Maret 1906. Sejak saat itu semua pemerintahan dijalankan oleh Dewan Kota (Gemeente Raad), dibawah pimpinan Asisten Residen AR. Lutter yang merangkap sebagai walikota sementara.Periode Kemerdekaan

Periode kemerdekaan dimulai dari 1942 sampai tahun 1945 yang saat itu kota Surabaya ada dibawah penguasaan Jepang, dan selama 3 tahun tersebut, keadaan kota tampak tidak mengalami perkembangan sedikitpun, masih sama seperti sebelumnya. Di tahun 1945 itulah, semangat arek-arek Surabaya untuk melawan penjajah mulai berkobar, hingga terjadi perang besar di Surabaya. Namun tak lama berselang, Belanda menyebarkan pamflet pengumuman bahwa Sekutu/Belanda akan mendarat di Surabaya melalui udara, dan orang- orang Belanda yang ada di Surabaya mengibarkan bendera Belanda di Orange Hotel pada tanggal 19 September 1945, hingga memicu kemarahan arek-arek Surabaya dan melakukan tindakan perobekan Merah putih biru menjadi Merah Putih. Dalam insiden itu, Mr. Ploegman tewas.Setelah rentetan peristiwa yang terjadi dari masa ke masa di Surabaya itu, Surabaya kini berkembang menjadi kota metropolitan yang modern, namun tidak meninggalkan tradisinya. Dan tanggal 31 Mei ditetapkan menjadi Hari Jadi Kota Surabaya, sampai saat ini.SBY KOTA PAHLAWANSurabaya, siapa yang tidak kenal dengan kota berjulukan Kota Pahlawan ini. Surabaya memiliki beragam keunikan yang dapat segera menarik bagi siapa saja. Selain sebagai kota sejarah, Surabaya juga dikenal sebagai metropolitan kedua setelah Jakarta. Maka kehidupan tradisional daerah dan modernitas, terlihat nyata di kota ini, membentuk kebudayaan yang unik dan tentu saja menarik. Selain itu, kota yang telah berdiri sejak kurang lebih tahun 1200 ini, termasuk dalam deretan kota tertua di Indonesia. Bagaimana sih sejarah terbentuknya kota Surabaya? Yuk kita cari tahu bersama;Periode Majapahit-Hindu (1300)

Ini periode awal pembentukan Surabaya, karena menurut berbagai literatur, salah satunya hipotesis Von Faber, Surabaya sudah berdiri tahun 1275 M oleh Raja Kertanegara. Pendirian kota ini, dimaksudkan sebagai tempat pemukiman baru bagi prajuritnya yang berhasil menumpas pemberontakan. Di Awal berdirinya, Surabaya bernama Ujung Galuh.Setelah pasukan Raden Wijaya berhasil menghancurkan dan mengusit pasukan Tar-tar dari kaisar Mongolia, pada 31 Mei 1293 maka ditetapkanlah sebagai hari berdirinya Ujung Galuh. Yang dalam prasasti Trowulan I, 1358 M bernama Churabhaya (Surabaya) wilayahnya masih berupa desa ditepian sungai Brantas (salah satu tempat penyeberangan penting sepanjang sungai Brantas)Lepas dari Majapahit, dari tahun 1483-1542 Surabaya menjadi bagian dari wilayah kerajaan Demak. Namun sesudahnya, kurang lebih 30 tahun Surabaya ada di bawah kekuasaan Madura. berlanjut antara 1570 sampai 1587 Surabaya ada di bawah penguasaan dinasti Pajang.

Periode Islam (1600)

Perdagangan rempah-rempah mulai ramai di Surabaya, antara tahun 1612, banyak pedagang Portugis yang bertransaksi rempah dengan pedagang pribumi. Setelah tahun 1625 Surabaya jatuh ke tangan kerajaan Mataram. Namun tahun 1967 Surabaya mengalami kekacauan akibat serangan para bajak laut yang berasal dari Makasar . Dan hadirlah Trunojoyo, seorang pangeran dari Mataram (suku Madura) yang memberontak terhadap Raja Mataram. Dengan pertolongan orang-orang Makasar Trunojoyo berhasil menguasai Madura dan Surabaya. Setelah penguasaannya, Surabaya dikenal sebagai pelabuhan transit dan tempat penyimpanan barang dan sumber bumi dari daerah subur, yaitu delta Brantas.Pada tahun 1677 Benteng Trunojoyo dapat dikuasai Kompeni atas pimpinan Cornelis Speelman. Namun di tahun 1706, Surabaya kembali menjadi ajang pertempuran antara Kompeni dibawah pimpinan Govert Knol dan pasukan Untung Surapati. Yang diakhiri dengan penandatanganan surat persetujuan antara Paku Buwono II dari kerajaan Mataram dan Gubernur Jenderal Van Imhoff, yang isinya menyatakan bahwa menyerahkan haknya atas pantai utara Pulau Jawa dan Madura (termasuk diantaranya Surabaya) kepada pihak VOC yang telah memberikan bantuan hingga ia berhasil menguasai di kerajaan Mataram.Tahun 1808-1811 Surabaya di bawah pemerintahan l Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels Surabaya dibangun menjadi kota dagang sekaligus kota benteng layaknya eropa kecilTahun 1811-1816 Surabaya berada dibawah kekuasaan Inggris yang dijabat oleh Raffles. Setelah itu Surabaya kembali dikuasai Belanda. Tahun 1830-1850, berbentuk sebagai kota benteng ditandai dengan benteng Prins Hendrik yang dibangun di muara Kalimas. Pada tahun 1870, Surabaya menjadi kota modern yang wilayahnya semakin berkembang ke selatan.Periode 1900

Dimulai di tahun 1906, tepatnya tanggal 1 April, Surabaya ditetapkan sebagai kotamadya (gemeente) berdasarkan peraturan 1 Maret 1906. Sejak saat itu semua pemerintahan dijalankan oleh Dewan Kota (Gemeente Raad), dibawah pimpinan Asisten Residen AR. Lutter yang merangkap sebagai walikota sementara.Periode Kemerdekaan

Periode kemerdekaan dimulai dari 1942 sampai tahun 1945 yang saat itu kota Surabaya ada dibawah penguasaan Jepang, dan selama 3 tahun tersebut, keadaan kota tampak tidak mengalami perkembangan sedikitpun, masih sama seperti sebelumnya. Di tahun 1945 itulah, semangat arek-arek Surabaya untuk melawan penjajah mulai berkobar, hingga terjadi perang besar di Surabaya. Namun tak lama berselang, Belanda menyebarkan pamflet pengumuman bahwa Sekutu/Belanda akan mendarat di Surabaya melalui udara, dan orang- orang Belanda yang ada di Surabaya mengibarkan bendera Belanda di Orange Hotel pada tanggal 19 September 1945, hingga memicu kemarahan arek-arek Surabaya dan melakukan tindakan perobekan Merah putih biru menjadi Merah Putih. Dalam insiden itu, Mr. Ploegman tewas.Setelah rentetan peristiwa yang terjadi dari masa ke masa di Surabaya itu, Surabaya kini berkembang menjadi kota metropolitan yang modern, namun tidak meninggalkan tradisinya. Dan tanggal 31 Mei ditetapkan menjadi Hari Jadi Kota Surabaya, sampai saat ini.KOTA PAHLAWAN 2KOTA PAHLAWAN, adalah julukan utama Kota Surabaya. Julukan Kota Pahlawan untuk Surabaya itu dianugerahkan langsung oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Ir.H.Soekarno, tanggal 10 November 1950. Penganugerahan julukan Kota Pahlawan kepada Surabaya merupakan wujud sejarah bagaimana Arek-arek Suroboyo mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang sudah diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945. Terjadinya berbagai rentetan peristiwa yang mencapai puncaknya dalam pertempuran heroik 10 November 1945.Untuk menandai Surabaya sebagai Kota Pahlawan, Presiden Soekarno juga memancangkan bukti monumental di kota ini, yakni didirikannya sebuah tugu yang bernama Tugu Pahlawan.Surabaya memang banyak julukan dan predikat selain Kota Pahlawan. Surabaya pernah berjuluk kota Indamardi. Singkatan dari: Industri, Perdagangan, Maritim dan Pendidikan. Singkatan Indamardi kemudian dipopolarkan lagi menjadi Budi Pamarinda, kepanjangannya:Budaya, Pendidikan, Pariwisata, Maritim, Industri dan Perdagangan. Jadi, antara Indamardi dengan Budi Pamarinda sebenarnya sama. Hanya, penekanan Budaya dan Pariwisata lebih ditonjolkan, sehingga kedudukan budaya dan pariwisata di Kota Surabaya, sejajar dengan Indamardi.Selama ini, budaya hanya dijadikan sebagai bagian dari pendidikan. Masalah budaya di Surabaya mungkin banyak yang terabaikan, sehingga diperlukan adanya penekanan pada kata budaya. Adanya penonjolan kata budaya dalam selogan kota ini, maka unsur budaya perlu digali lebih mendalam dan dikembangkan.Begitu pula halnya dengan pariwisata, selama ini dunia usaha kepariwisataan di Surabaya dija