MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam...

91
MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam Musnad Ahmad Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) Oleh : IBRAHIM ZAKI BIN LONG NIM: 108034000045 PROGRAM STUDI TAFSIR-HADIS FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H./2009 M.

Transcript of MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam...

Page 1: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

MUNAFIK MENURUT HADIS:

Kritik Sanad Dan Matan Dalam Musnad Ahmad

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)

Oleh :

IBRAHIM ZAKI BIN LONG

NIM: 108034000045

PROGRAM STUDI TAFSIR-HADIS FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1430 H./2009 M.

Page 2: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

MUNAFIK MENURUT HADIS:

Kritik Sanad Dan Matan Dalam Musnad Ahmad

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)

Oleh :

IBRAHIM ZAKI BIN LONG

NIM: 108034000045

PROGRAM STUDI TAFSIR-HADIS FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1430 H./2009 M.

Page 3: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

MUNAFIK MENURUT HADIS:

Kritik Sanad Dan Matan Dalam Musnad Ahmad

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)

Oleh:

IBRAHIM ZAKI BIN LONG

NIM: 108034000045

Di Bawah Bimbingan:

DR. BUSTAMIN M.Si

NIP: 19630701 199803 1 003

PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1430 H/2009 M

Page 4: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad

Dan Matan Dalam Musnad Ahmad” telah diujikan dalam sidang Munaqasyah

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat “UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” pada tanggal

27 Juli 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Program Strata Satu (S1) Pada Jurusan Tafsir Hadis.

Jakarta, 27 Juli 2009

Sidang Munaqasyah

Page 5: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang Maha Pengasih lagi

Maha Penyayang, kepada-Nya kami berlindung dari kejahatan nafsu dan

kejelekan amal perbuatan kami, selawat dan salam atas junjungan mulia Nabi

Muhammad Saw. serta seluruh keluarganya, para sahabatnya dan siapa pun yang

setia dengan sunnahnya. Amma ba‟du.

Dengan rasa syukur ke hadrat Ilahi atas pertolongan dan petunjuk-Nya

dalam memberi kesempatan untuk menghirup udara di Indonesia dan menjadi

salah seorang mahasiswa di Universitas yang terkenal di Jakarta, maka penulis

membentangkan skripsi yang berjudul Munafik Menurut Hadis: Kritik Sanad dan

Matan, penulis menyusun dalam rangka memenuhi dan melengkapi pensyaratan

untuk mencapai gelar sarjana (S1) pada jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuludd in

dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis juga menyedari atas usaha sama dari berbagai pihak, pada

kesempatan yang ada kali ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Pihak Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan kesempatan untuk menyelesaikan S1.

2. Negara Republik Indonesia yang telah memberikan izin tinggal.

3. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. M. Amin Nurdin, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 6: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

ii

5. Dr. Bustamin, M.Si, selaku Pembimbing skripsi ini, yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga, fikiran, serta tunjuk ajar kepada penulis, juga

selaku ketua Jurusan Tafsir Hadis dan Dr. Edwin Syarif, M.A., selaku

Sekretaris Jurusan Tafsir Hadis.

6. Seluruh dosen dan staf pengajar pada program studi Tafsir Hadis (TH) atas

segala ilmu yang dicurahkan.

7. Seluruh pengelola dan karyawan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat,

Akademik Pusat, dan Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Pimpinan, staf dan karyawan di Perpustakaan Utama, Fakultas Ushuluddin

dan Filsafat serta Perpustakaan Iman Jama‟ dan sekitar Indonesia yang

telah memberi fasilitas kepada penulis.

9. Salam kerinduan kepada seluruh saudara-mara penulis. Terutama

ayahanda Haji Long bin Ibrahim dan ibunda tersayang Fatimah binti

Hassan, juga saudara penulis yang dicintai Kak Yati, Kak Ros, Kak

Umiey, Kak Zai, Abang Azahar, Abang Azwan, Abang Shah, Adik Nor

dan Adik Syafie. Serta anak kecil Fadhilah dan Haikal.

10. Dato‟ Tuan Guru Haji Harun Taib selaku pengerusi Ahli Majlis Mesyuarat

KUDQI dan seluruh Ahli Majlis Mesyuarat KUDQI. Pihak Kolej

Universitas Darul Quran Islamiyyah yang telah memberi kesempatan

untuk menuntut ilmu yang bermanfaat dari asatizah dan ustazah, juga

dapat mengenal erti persahabatan dari mahasiswa KUDQI, MPMKUDQI

dan HESIS. Serta staf-staf dan asatizah dan ustazah di Maa‟had Darul

Qur‟an (MDQ) Rusila Marang.

Page 7: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

iii

11. Teman-teman seperjuangan Mohd. Sheifullah, Hilman, Faiz, Saiful, Najib,

Mohd. Zahid, Tuan Izuddin, Ahmad Baha, Fakhri, Yunus, Sufian, Fawwaz

Hadi, Mohd. Zaki, Hafiz, Razman, Kamal, Akram, Shafie, Ismayuddin,

Tarmizi, Amir dan juga para ustazah yang berada di Asrama Putri UIN.

Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang telah diberikan oleh

Ust. Mawardhi, Ust. Mustafa, Ust. Harun, Ust. Baihaki, Ust. Hadi, Ust.

Faizal, Ust. Aminuddin dan Ust. Khairi . Tidak lupa juga sahabat-sahabat

dari APID, KIDU, IPA yang telah bersama kecimpung dalam menegakkan

kalimat Allah.

12. Terakhir, jutaan terima kasih kepada teman-teman di Malaysia terutama

Khasie, Ibrahim dan Muslimat yang tidak dapat hadir berjuang bersama,

juga kepada semua pihak yang mungkin penulis tidak dapat sebutkan satu

persatu, insyaAllah, semoga amal kebaikan mereka dapat balasan yang

layak di sisi Allah Swt..

Semoga Allah Swt. menjadikan usaha kecil ini sebagai amal yang

berpanjangan dan bermanfaat bagi pembaca.

“Siru „ala barakatillah”

Jakarta, 26 Juli 2009

Ibrahim Zaki bin Long

Page 8: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

iv

PEDOMAN TRANSLITERASI

a. Padanan Aksara

Huruf

Arab

Huruf

Latin Keterangan

tidak dilambangkan

b be

t te

ts te dan es

j je

h ha dengan garis di bawah

kh ka dan ha

d de

dz de dan zet

r er

z zet

s es

sy es dan ye

s es dengan garis di bawah

d de dengan garis di bawah

t te dengan garis di bawah

z zet dengan garis di bawah

„ koma terbalik diatas hadap kanan

gh ge dan ha

f ef

q ki

k ka

l el

m em

n en

w we

h ha

` apostrof

y ye

Page 9: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

v

b. Vokal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

a fathah

i kasra

u dammah

Adapun Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ai a dan i

au a dan u و

c. Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

â a dengan topi di atas

î i dengan topi di atas ــــــي

û u dengan topi di atas ـــــــو

d. Kata Sandang

Kata sandang yang dalam Bahasa Arab dilambangkan dengan huruf ,

dialih-aksarakan menjadi huruf “l” (el), baik diikuti huruf syamsiyyah maupun

huruf qamariyyah. Contoh = al-syamsiyyah, = al-qamariyyah.

e. Tasydîd

Dalam alih-aksara, tasydîd dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan

menggandakan huruf yang diberi tanda tasydîd itu. Tetapi hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tasydîd itu terletak setelah kata sandang yang diikuti

huruf-huruf samsiyyah.

f. Ta Marbûtah

Jika ta marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/. begitu juga jika ta marbûtah tersebut

diikuti kata sifat (na„t). Namun jika ta marbûtah diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/.

g. Huruf Kapital

Huruf kapital digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Jika nama didahulukan oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan

huruf awal atau kata sandangnya . Contoh = al-Bukhâri.

Page 10: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i PEDOMAN TRANSLITERASI .............................................................. iv

DAFTAR ISI ............................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 01

A. Latar Belakang Masalah ................................................ 01

B. Identifikasi, Pembatasan Masalah

dan Perumusannya .......................................................... 08

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................... 10

D. Tinjauan Kepustakaan .....................................................11

E. Metodologi Penelitian .................................................... 12

F. Sistematika Penulisan .................................................... 14

BAB II IMAM AHMAD DAN KITAB MUSNADNYA ............... 15

A. Biografi Imam Ahmad .................................................... 15

B. Sistematika Penulisan Musnad ....................................... 21

C. Metode Periwayatan Dalam Musnad .............................. 23

D. Tanggapan Ulama Atas Musnad Ahmad ........................ 25

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG MUNAFIK .............. 29

A. Pengertian Munafik .........................................................29

B. Tingkatan-tingkatan Munafik ..........................................31

C. Karakteristik Munafik Dalam Musnad Ahmad ...............37

Page 11: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

vii

BAB IV KRITIK HADIS ................................................................. 42

A. Kritik Sanad ................................................................. 43

B. Kritik Matan ................................................................. 52

C. Fiqh al-Hadîts ............................................................... 59

BAB V PENUTUP .......................................................................... 66

A. Kesimpulan .................................................................... 67

B. Saran-saran ......................................................................67

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 68

Page 12: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Hadits1 merupakan sumber yang terpenting setelah al-Qur‟ân al-

Karîm2 dan kajian penelitian hadis adalah kajian yang kritis dalam agama

Islam, ini karena hadis merupakan sumber hukum yang kedua setelah al-Qur‟an.

Sejak sekian lama kaum muslimin telah mengenal dan telah menjadi kebiasaan

dalam ilmu pengetahuan warisan mereka dan telah menganggap bahwa sunnah

merupakan sumber tasyrî‟ Islam yang kedua.3

Hadis Nabi Saw. bersumber dari wahyu Allah Ta‟ala, atau ijtihâd dari

Rasulullah Saw. sendiri, hanya saja tidak ada pengakuan bahwa beliau

melakukan ijtihâd yang salah, dengan demikian, rujukan al-Sunnah adalah wahyu.

Al-Qur‟an adalah wahyu al-Matlû (yang terbaca) sedangkan al-Sunnah

merupakan wahyu Ghair al-Matlû (yang tidak terbaca).4

1 al-Hadits merupakan sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. baik

berupa perkataan, perbuatan, pernyataan dan sebagainya”. Lihat Fatchur Rahman, Ikhtisâr

Musthalâh al-Hadits, (Bandung: Pt Al-Ma‟arif 1974), cet. ke-1, h. 20 2 Al-Quran adalah kalâmullah, sebagai mukjizat yang diturunkan kepada nabi

Muhammad Saw. dengan perantaraan Malaikat Jibrîl „Alaihis-salâm dalam bahasa arab yang

ditulis di dalam mushaf-mushaf, dianggap sebagai ibadah bagi orang-orang yang membacanya,

yang dinyatakannya secara mutawâtir, diawali surat al-Fâtihah dan diakhiri surat an-Nâs. Lihat

Tim Sembilan , Tasir Maudhui Al-Muntaha Jilid 1, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren 2004), cet.

ke-1, h. 6 3 Yusuf al-Qardhawi, Sunnah, Ilmu Pengetahuan Dan Peradaban, penerjemah Abad

Badruzzaman, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana 2001), Cet. ke-1. h. 1 4 Pertama, wahyu yang terbaca yang disusun secara rapi dan mengandung n ilai mu‟jizat,

itulah al-Qur‟an, kedua, wahyu yang diriwayatkan yang diambil tanpa susunan yang mengandung

nilai mu‟jizat, tidak terbaca meskipun terbaca dalam solat. Lihat Muhammad „Ajjaj al-Khâtib,

Ushul al-Hadits, Penerjemah H.M Qadirun Nur Ahmad Musyafiq, (Jakarta: Gaya Media Pratama

2007), cet. ke-4, h. 21

Page 13: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

2

Penerimaan hadis sebagai sumber ajaran dan hukum Islam, adalah

realisasi iman kepada Rasulullah Saw. dan dua kalimat syahadah yang diikrarkan

oleh setiap muslim. Selain itu, hadis berfungsi sebagai penjelas kepada ayat-

ayat al-Qur‟an yang bersifat umum. Sebagaimana yang tercantum dalam Q .S

an-Nahl /16: 64.

Cukup banyak ayat al-Qur‟an yang memerintahkan orang-orang yang

beriman untuk patuh dan mengikuti petunjuk-petunjuk Nabi Muhammad Saw..

Sebagian dari ayat-ayat al-Qur‟an itu adalah sebagai yang tertera dalam Q.S an-

Nûr/ 24: 54

“Katakanlah: "Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika

kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata

apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan

menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.”

Dari terjemahan ayat al-Qur‟an di atas, maka jelaslah bahwa setiap

suruhan Nabi Muhammad terdapat perintah taat kepada Allah swt., dan di dalam

al-Qur‟an selalu diiringi dengan perintah taat kepada Rasul-Nya, Allah swt.

berfirman supaya umat manusia mengungkapkan iman mereka supaya dapat

membedakan dengan kaum kafir. Demikian pula mengenai peringatan karena

durhaka kepada Allah, sering disejajarkan dengan ancaman karena durhaka

Page 14: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

3

kepada Rasulullah Saw. bentuk-bentuk ayat seperti ini menunjukkan betapa

pentingnya kewajiban taat kepada semua yang disampaikan oleh Rasulullah Saw.5

Al-Qur‟an dan hadis ibarat jantung yang memompa darah peradaban

Islam. Secara hirarkis kedudukan hadis terletak di bawah al-Qur‟an. Hadis

sebagai penjelas kepada al-Qur‟an, perbedaan lain yang sangat substansial bahwa

al-Qur‟an dinukil secara Mutawâtir6 karena dijamin kebenarannya. Sedangkan

hadis tidak demikian, kebanyakan hadis merupakan khabar ahad7 sehingga

memerlukan kepada kaedah takhrîj8 hadis untuk memastikan kesahihannya. 9

Meskipun hadis dan al-Qur‟an adalah sama-sama sumber ajaran Islam

dan dipandang sebagai wahyu yang berasal dari Allah swt., keduanya adalah

tidak sama. Al-Qur‟an diterima oleh para sahabat dengan mutawâtir, telah

dikumpul, ditulis dan dibukukan pada zaman Khalifah „Utsman ibn „Affan.10

5 H. Mudasir, Ilmu Hadis, (Bandung: Pustaka Setia 2005), cet. ke-1, h. 70

6 Hadis yang diriwayatkan daripada perawi yang ramai pada setiap peringkat sahabat,

tabi‟in dan tabi‟ tabi‟in yang mustahil pada kebiasaannya untuk mereka sepakat berdusta mencipta

atau mengubah hadis tersebut. Lihat Qurratul A in binti Fatah Yasin, Ilmu Mustholah

Hadits,(Kuala Lumpur: ISP Shahab Trading 2006), cet. ke-1, h. 106. 7 Hadits Ahad adalah yang diriwayatkan oleh seorang perawi atau lebih tetapi bilangan

yang melebihi satu itu tidak mencapai bilangan perawi dalam hadits mutawâtir (hadis yang

diriwayat oleh seorang sahaja). Lihat Qurratul Ain b inti Fatah Yasin, Ilmu Mustholah Hadits, h.

112. 8 Takhrîj ialah petunjuk jalan ke tempat letak hadis pada sumber-sumbernya yang orisinal

yang takhrîj-nya berikut sanadnya kemudian menjelaskan martabatnya jika diperlukan. Lihat

Mahmud al-Thohhan, Dasar-Dasar Ilmu Takhrij Dan Studi Sanad , penerjemah. Masykur Hakim,

H.A. Agil Husin, (Semarang: Dina Utama 1995) cet. ke-1, h. 18 9 Manna‟ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al -Quran, penerjemah. Mudzakir S.A (Bogor:

Pt Pustaka Litera Antarnusa 2007). Cet ke-10, h. 26 10

Perhatian sahabat pada masa ini terfokus pada usaha memelihara dan menyebarkan al-

Qur‟an. In i terbukti dengan dilakukan pembukuan al-Qur‟an pada masa Abu Bakr atas saran Umar

al-Khattab. Usaha pembukuan ini pula dilakukan pada masa Utsmân ibn Affân, sehingga

melahirkan mushaf al-Usmani. Satu disimpan di Madinah dan dinamai mushaf al-Imam dan empat

buah lagi di Mekah, Basrah, Siria dan Kûfah. Lihat H. Mudasir, Ilmu Hadis, h. 96 dan lihat juga

Rosihon Anwar, Ilmu Tafsir, (Bandung: Pustaka Setia 2005), cet ke-3, h. 42-44.

Page 15: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

4

Adapun sebagian besar hadis Nabi Saw. tidak diriwayatkan secara

mutawâtir dan pembukuannya tidak resmi pada zaman sahabat,11 pembukuan

hadis dilakukan pada zaman khalifah Bani Umayyah yaitu khalifah „Umar „Abdul

„Aziz (61-101 H).12 Ini karena khalifah merasakan kepentingan dan kebutuhan

umat untuk menghindar dari hadis-hadis palsu yang dilakukan oleh kaum Syîah,

Mu‟âwiyyah dan kaum Zhindîq,13 walaupun pada zaman Khulafa‟ al-Râsyidîn ada

yang mengusulkan untuk membukukan al-Qur‟ân al-Karîm namun khalifah

ketika itu merasa takut akan bercampur dengan al-Qur‟an.14

Pada awal pemerintahan Khalifah Mesir „Umar „Abdul „Aziz ibn Marwân

ibn al-Hakam al-Amawi, muncul lagi ide untuk membukukan hadis, karena ia

11

Ketika mendapati bahwa terdapat dikalangan sahabat yang telah menulis hadis

Rasulullah Saw.. Bag inda Saw. telah menyatakan larangan terhadap mereka, justru itu, para

sahabat menggunakan ingatan mereka untuk mengingat hadis. Namun begitu, ada juga sahabat

yang meminta izin untuk menulis untuk membuat koleksi pribadi seperti Zaid ibn Thabit, „Amru

ibn „As, Jabir ibn Abdillah ibnu „Amr al-Anshari, Abu Hurairah ad-Dausi, Abu Syah Umar ibn

Sa‟ad dan dan ada pula yang tidak diberi izin dari Nabi saw seperti Abu Sa‟id al-Khudri. Lihat

Muhammad „Ajjaj al-Khâtib, Ushul al-Hadits, Penerjemah H.M Qadirun Nur Ahmad Musyafiq. h.

131-135. 12

Nama lengkapnya adalah Umar ibn Abdul Aziz ibn Marwan ibn Hakam ibn Abil „Ash,

lahir di Helwan, Mesir pada tahun 61 H. Beliau dibai‟at pada 99 H, yang merupakan khalifah yang

ke VIII Bani Umayyah. Lihat Muhammad Sa‟id Mursi, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang

Sejarah, penerjemah Khoiru l Amru dan Achmad Faozan (Jakarta:Pustaka Al-Kautsar 2005). cet.

ke-4, h. 400. 13

Timbulnya puak-puak ini adalah pada masa perebutan Khalifah oleh Mu‟awiyah dan

Ali pada Peristiwa Tahkim („Ali dan Mu‟âwiyyah) kaum Zhindiq berkembang di Basrah. Hammad

ibn Zaid mengatakan bahwa hadis yang dibuat kaum Zhindik berjumlah 12.000 hadis. Lihat Dr

Munzier Suparta, Ilmu Hadis, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2008), cet. ke-1, h. 184-185. 14

Umar al-Khattab pernah berpikir untuk menghimpun sunnah, tetapi tidak lama

kemudian beliau mengurungkan pikiran itu. Diriwayatkan dari „Urwah ibn Zubair bahwa Umar

hendak menulis sunnah, lalu beliau meminta saran dari sahabat -sahabat yang lain. Mereka

mengusulkan agar tetap menulis. Kemudian Umar istikhârah selama satu bulan. Suatu pagi, Allah

swt. memberikan kejelasan bagi beliau. Lalu Umar berkata, “sesungguhnya aku hendak menulis

sunnah, dan aku teringat akan kaum sebelum kalian yang menulis kitab -kitab selain kitabullah.

Dan sesekali tidak akan mencampurkan kitabullah dengan sesuatu pun .” Lihat Muhammad „Ajjaj

al-Khâtib, Ushul al-Hadits, Penerjemah H.M Qadirun Nur Ahmad Musyafiq. h. 137-139

Page 16: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

5

merasa hadis sangatlah penting untuk umat seterusnya. Lalu pembukuannya

dilakukan dengan menggunakan ilmu hadis yang dipelajarinya dari kecil.15

Sebelumnya, dalam sejarah Islam klasik, hadis cukup kuat dalam

pegangan sahabat ketika berada bersama Nabi Saw., namun begitu, terdapat juga

kaum yang tidak mempercayai akan kerasulan Muhammad, yaitu mereka yang

terdiri dari kalangan kafir Quraisy dan setengah Yahudi yang berada di

Madinah,16 selain itu, terdapat juga kelompok yang bernama kaum munafik yang

merupakan kaum yang paling bahaya dan digelar juga dengan gelaran musuh

dalam selimut.

Munafik adalah sifat dalaman yang bagian luarnya adalah Islam dan

dalamnya merupakan keingkaran serta penipuan.17 munâfiq adalah orang yang

menampakkan sesuatu yang sejalan dengan kebenaran di depan orang banyak,

padahal kondisi batinnya atau perbuatan yang sebenarnya tidak demikian.

Kepercayaan atau perbuatannya itu disebut nifâq.18

Mereka muncul pada saat Nabi Muhammad Saw. berhijrah ke Madinah

dan mulai diketahui saat peristiwa perang Bani Musthaliq dan al-Muraisi.19

15

Muhammad „Ajjaj al-Khâtib, Ushul al-Hadits, Penerjemah H.M Qadirun Nur Ahmad

Musyafiq. h. 195 16

Yahudi di Madinah terdiri dari 3 golongan iaitu Yahudi Qainuqa, Yahudi Nadhir dan

Yahudi Quarizhah. Lihat Syafiyyur Rahman al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, Penerjemah

Kathur Suhardi, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar 2009), cet ke-2, h. 201 17

Kumpulan Bahasa Arab, al-Mu‟jam Al-Wajiz, (Mesir: Tarb iyyah wa al-Ta‟lim 2004),

h. 628 18

Ibrahim ibn Muhammad ibn Abdullah al-Buraiqan, Pengantar Ilmu Studi Aqidah

Islam, penerjemah Muhammad Anis Matta, (Jakarta: Litbang Pusat Studi Islam Al-Manar). h . 220 19

Setelah Nabi menyelasaikan urusan Bani Musthaliq, orang dan hewan-hewan mereka

telah mendekati al-Muraisi, saat itu, bertemulah al-Ghufâri (Muhâjirin) dan al-Juhli (Ansâr)

mereka saling membangkitkan hal kejah ilan mereka dahulu dan meneriakkan fanatis me sehingga

terjadi peristiwa besar dan sempena turunnya ayat al-Qur‟an dari surah al-Munâfiqûn ayat 1-8.

Page 17: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

6

Setelah Negara Islam dirasmikan di Madinah, keberhasilan dan kekuatan dakwah

Islam inilah yang menjadi pemicu munculnya golongan munafik. Mereka mulai

menerima Islam, namun di dalam hati mereka menyimpan dendam pada Islam.

Keberadaan orang munafik di antara umat Islam, memang dirasakan

bagaikan duri dalam daging yang menusuk tubuh, dengan memiliki dua karakter

yang berlawanan, mereka selalu melakukan propaganda dan provokasi terhadap

segala macam bentuk perjuangan, agar tujuan mereka untuk memecah-belah

umat Islam dapat tercapai.

Dalam menjalani realita kehidupan kaum munafik yang selalu berubah

karakternya, terutama dalam interaksi sesama manusia, yaitu dalam percakapan

atau perbualan mereka. Oleh karena itu, manusia yang lainnya dapat mengetahui

sosok pribadi mereka melalui sifat bicaranya, yaitu dengan memperhatikan

kesesuaian antara apa yang diucapkan dengan apa yang diyakini dalam hatinya.

Biasanya dilakukan karena seseorang memiliki suatu kepentingan yang ingin

dicapai. Karakter seperti ini, seringkali muncul dalam kehidupan masyarakat.

Munafik, sebuah sifat yang merupakan virus yang dapat menyebar dan

merusak sendi-sendi kehidupan seperti berdusta, menyebut-nyebut pemberian,

ejekan, cemohan, julukan jelek, memotong perbicaraan, menghina, mencerca

keturunan, mencaci zaman, bersaksi palsu, mengunjing, mengadu domba dan

banyak lagi. Adapun di antara sifat-sifat munafik tadi adalah suatu sifat yang telah

dikhawatirkan nabi yaitu sifat munafik yang paling bahaya yaitu orang-orang

Lihat Ali Muhammad Al-Bajawi, Untaian Kisah dalam al-Qur‟an, penerjemah Abdul Hamid

(Jakarta: Daru l Haq 2007). cet. ke-1 h. 451.

Page 18: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

7

munafik yang pandai dalam bertutur. Seperti sabda Nabi Saw. dalam Musnad

Ahmad dan Tabrâni (Mu‟jam al-Kabîr) yang diriwayatkan oleh „Umar al-Khattâb:

20

“Yazid memberitahu kepada kami, Dailam ibn Ghazwan

menceritakan, Maimun al-Kurdi memberitahu kepada kami. bahwa Abi

Ustman al-Nahdi berkata aku berada di suatu majlis di bawah mimbar

ketika Umar r.a. berkhutbah kepada manusia, maka berkatalah beliau

bahwa aku mendengar Rasulullah bersabda “bahwa Sesungguhnya sesuatu

yang paling aku khawatirkan atas umatku adalah setiap orang munafik

yang pandai bersilat lidah”

Dari fenomena-fenomena yang berlaku di atas, maka penulis merasa

tertarik untuk meneliti Hadis Nabi Saw. Penulis akan membahas sebuah Hadis

dengan menggunakan metode takhrîj al-hadits, diiringi dengan buku-buku yang

akan menjadi rujukan, guna memudahkan dalam pencarian hadisnya. Dengan itu,

penulis akan meneliti kualitas dan kandungan hadis tersebut yang akan dituangkan

dalam skripsi ini dengan judul: Munafik Menurut Hadis: Kritik Sanad Dan

Matan Dalam Musnad Ahmad.

B. Identifikasi, Pembatasan Masalah dan Perumusannya

1. Identifikasi:

a. Identifikasi Tentang Materi

20

Ahmad ibn Hanbal Abu „Abdullah al-Syaibâni, Musnad al-Imâm Ahmad ibn Hanbal,

jilid 1, h. 44

Page 19: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

8

Sebelum membicarakan lebih lanjut, sangatlah penting untuk

mengetahui serba sedikit tentang karakteristik orang munafik, seperti

yang dinyatakan dalam al-Qur‟an21 demi terhindar dari sifat-sifat yang

dilarang Allah Swt.. Sifat-sifat munafik dalam al-Qur‟an di antaranya:

1. Berdusta dalam perkataan (QS.al-Baqarah/2:8-10) (QS.al-

Taubah/9: 77)

2. Berdalih setelah dinasihati dan suka berbuat kerusakan (QS.al-

Baqarah/2: 11&12)

3. Menganggap kaum muslimin bodoh (Q.S al-Baqarah/2:13)

4. Berperilaku ganda (Q.S al-Baqarah/2:14&15)

5. Suka mencela dan mengejek (Q.S al-Taubah/9:79)

6. Bersumpah palsu (Q.S al-Munâfiqun/63: 1&2) (Q.S al-

Nahl/16:94)

b. Identifikasi Tentang Sumber

Al-Qur‟an dan hadis merupakan suatu yang tidak bisa dipisahkan

dalam kajian ini, maka penulis mencoba untuk mengkaji dengan

mendalam mengenai sifat-sifat munafik yang terkandung dalam Hadis.

Demikian sifat al-Munâfiqûn yang terdapat dalam Musnad Ahmad ibn

Hanbal:

21

Di sinilah terlihat jelas hikmah dan keadilan Allah ket ika menyebut sifat -sifat manusia

pada awal surat al-Baqarah, dimana sifat-sifat orang mukmin hanya disebutkan dalam empat ayat

(QS 2:2-5) sementara sifat-sifat orang kafir d iterangkan dalam dua ayat (QS 2: 6-7). Namun,

begitu berbicara tentang sifat-sifat orang munafik, A llah menjelaskannya secara detail dan

terperinci dalam tiga belas ayat (QS 2: 8-20). Lihat Ahzami Sami‟un Jazu li, Seri Tafsir Tematik

Fiqh al-Qur‟an, (Kg. Melayu Kecil: Kilau Intan 2005), Cet. ke-1. H. 148

Page 20: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

9

1. Mengkhianati seseorang, sering berdusta ketika berbicara,

mengingkari janji dan melakukan perbuatan keji terhadap musuh

(H.R. Ahmad, Jilid 2, h. 189)

2. Memakan harta rampasan, tidak pergi ke masjid dan mencela umat

Islam (H.R. Ahmad, Jilid 2, h. 293)

3. Shalat yang paling berat adalah shalat Subuh dan Isya‟ (H.R.

Ahmad, Jilid 2, h. 473)

4. Bermuka-dua (H.R. Ahmad, Jilid 2, h. 307)

5. Berkata-kata dengan berdalilkan al-Qur‟an (H.R. Ahmad, Jilid 1, h.

181)

6. Orang yang paling dibencinya adalah orang arab (H.R. Ahmad,

Jilid 1, h. 181)

7. Berdebat mengenai al-Qur‟an (H.R. Ahmad, Jilid 4, h. 155)

2. Pembatasan:

Dari penyataan sifat-sifat munafik yang dikeluarkan di atas, adalah

berdasarkan kepada kitab Musnad Ahmad. Begitu banyak persoalan yang

muncul tatkala berbicara mengenai hadis Nabi Saw., hal itu merupakan

suatu indikasi akan menariknya pembahasan ini. Karena hadis yang akan

dikaji adalah merupakan sifat yang paling bahaya diantara semua s ifat-

sifat di atas seperti hadis munafik yang paling bahaya yang terdapat dalam

Musnad Ahmad dan Tabrâni (Mu‟jam al-Kabîr).

Dari permasalahan yang melatarbelakangi pembahasan ini, maka penulis

membatasi penelitian berkenaan dengan hadis ini, yaitu meneliti dari segi

Page 21: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

10

sanad dan matan. Serta penulis akan mencoba untuk mengeluarkan sebanyak

mungkin sifat-sifat munafik yang terdapat di dalam hadis Musnad Ahmad.

Dalam penelitian sanad, penulis tidak akan mengkritisi seluruh sanad

dan matan hadis dari mukhârrij yang ada, tetapi penulis lebih mengutamakan

sanad dan matan hadis dari kitab Musnad Ahmad ibn Hanbal melalui jalur

Abu Sa‟id dan Yazîd ibn Hârun.

3. Perumusan:

Dari pembatasan masalah tersebut, penulis dapat merumuskan masalah

yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: Bagaimana

kualitas dan kandungan hadis tentang munafik yang paling bahaya?.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dan manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah;

1. Tujuan Penelitian:

Mengetahui otentitas, kualitas dan kandungan pokok hadis

munafik yang paling bahaya dengan cara men-takhrij, sehingga ada

kejelasan kedudukan hadis tersebut apakah sahih, hasan atau da‟if.

2. Manfaat Penelitian:

Memberi sumbangan ilmiah dalam memperkayakan khazanah

kepustakaan Islam, khususnya dalam bidang hadis.

Juga sebagai tugas akhir, guna memperoleh gelar Sarjana (S1)

dalam bidang Tafsir Hadis di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta.

Page 22: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

11

D. Tinjauan Kepustakaan

Ketika penulis bicara mengenai munafik, Penulis mendapati banyak sekali

buku-buku mengenai cerita dan sifat-sifatnya, sumber utama penulis adalah al-

Qur‟an, tafsir, kitab hadis terutama Musnad Ahmad juga syarah hadis, adapun

kitab-kitab yang lain hanya mendukung judul skripsi ini seperti penulis

menggunakan kamus, kitab sirah nabawiyyah, kisah-kisah dalam al-Qur‟an dan

banyak lagi. Materi yang sebenarnya penulis bangkitkan dalam skripsi ini adalah

munafik dan lisan. Sehubungan dengan itu, karya-karya tersebut berupa buku-

buku ilmiyah, dan skripsi. Diantaranya adalah:

1. Skripsi Muhammad Fikri, Konsep Munafik dalam al-Qur‟an dan

Relavansinya dengan Kehidupan Modern: Sebuah Kajian Tematik.

Dikeluarkan pada 2007.

2. Abu bakar al-Faryabi, Sifat al-Nifaq wa Dzammu al-Munafiqin, penerbit

beirut: Dar al-Kutub „Ilmiyyah 1987. Buku ini penulis gunakan bagi

mencari hadis-hadis mengenai munafik karena Faryabi memuatkan 112

hadis dari sekian kitab seperti dari kitab shahih, sunan, musnad, sya‟bu

iman dan banyak lagi.

3. Hamdi Ahmad Ibrahim, Karakter Orang-Orang Munafik, Penerjemah Abu

Barzani, dalam pembagian sifat munafik, penulis menggunakan buku

Hamdi untuk memberi penjelasan mengenai nifaq al-i‟tiqâdi.

4. Penulis mendapat penjelasan yang panjang mengenai munafik dan sifat-

sifatnya dari karya Fuad Kauma, Tiga Puluh Lima Karakter Munafik dan

„Aidh Abdullah al-Qarni, Bahaya Kemunafikan di Tengah Kita.

Page 23: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

12

5. Sa‟id ibn Ali ibn Wahf al-Qahthani menjelaskan mengenai lidah dalam

karyanya yang berjudul Bahaya Lidah: Penyakit Lisan dan Terapinya,

penerjemah: Haryono dan Aris Munandar.

6. Sa‟id Hawa, Intisari Ihya „Ulumuddin Al-Ghazali: Mensucikan Jiwa.

Karya ini merupakan terapi yang paling berkesan buat penulis dan karena

itu penulis meletakkan terapi atau obat setelah disebut bahaya munafik dan

lisan- lisan mereka.

E. Metodologi Penelitian

1. Sumber data:

Skripsi ini disusun dengan metode library research (penelitian

kepustakaan) yaitu mencari dan mengumpulkan berbagai literatur yang

relevan dengan pokok permasalahan. Dengan itu, penulis menggunakan

sumber primer dari kitab al-Qur‟an, kitab-kitab hadis seperti al-Musnad

Ahmad, al-Sahîhain dan kitab Sunan, penulis juga menggunakan kitab-kitab

Rijâl al-Hadîts dan kitab-kitab Takhrîj al-Hadîts.

Penulis menggunakan sumber sekunder untuk mendukung dalam

skripsi ini sebagai bahan pelengkap, seperti buku-buku mengenai munafik,

menjaga tutur kata, kitab tauhid dan banyak lagi.

2. Metode pembahasan:

Dalam skripsi ini, penulis mengunakan metode deskriptif analitis,

yaitu mendeskripsikan data yang ada, dan pendapat para ulama muhadditsîn,

kemudian menganalisanya secara terperinci sehingga nampak jelas akan

rinciannya atas persoalan yang berhubungan dengan pokok permasalahan.

Page 24: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

13

Dalam kegiatan takhrîj al-hadits, penulis akan men-takhrîj sanad

hadis dengan menggunakan kitab takhrîj, diantaranya yang disusun oleh

Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu al-Fadhl al-„Asqâlani yaitu Tahdzib al-

Tahdzib, Imam Syamsuddin Muhammad ibn Ahmad ibn Uthman al-Dzahabi

yaitu Siyâr A‟lâm al-Nubalâ‟ dan Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi

dengan kitabnya Tahdzîb al-Kamâl.

Dalam kegiatan takhrîj matan hadits, penulis akan menggunakan

metodologi penelitian matan hadis yang dikemukakan oleh M. Syuhudi

Ismail dan kegiatan mencari matannya pula, penulis akan mencari dengan

dua cara yaitu: pertama, dengan melakukan penelusuran hadis melalui matan,

dan yang kedua, dengan melalui kata-kata dalam matan. Untuk keperluan itu,

penulis akan menggunakan kitab Mausû‟ah al-Athrâf al-Hadits al-Nabawi

al-Syarîf yang telah dikarang oleh Abu Hajar Muhammad al-Sa‟id ibn Basuni

Za‟lûl. Sedangkan untuk kegiatan yang kedua, penulis menggunakan al-

Mu‟jam al-Mufahras lil alfâz al-Hadits al-Nabawi yang dikarang oleh A. J.

Weinsinck.

3. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini penulis mengacu kepada

kepada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” yang diterbitkan oleh

CeQDA 2007, cetakan ke-2.

Page 25: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

14

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan membagikannya dalam lima

bab, di mana setiap sub bab mempunyai spesifikasi dan penekanan mengenai

topik tertentu, yaitu:

Pada bab pertama, penulis akan memberikan pendahuluan yang meliputi

latar belakang masalah yang akan dibahaskan, identifikasi tentang materi dan

identifikasi tentang sumber serta pembatasan masalah dan perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab kedua adalah merupakan pembahasan mengenai biografi atau sosok

Imam Ahmad, sistematika Musnad-nya, metode periwayatan dalam Musnad

Ahmad serta respon para ulama atas Musnad Ahmad.

Pada bab ketiga, penulis akan menjelaskan makna dan pengertian

munafik dari segi perkataan dan istilah, tingkatan- tingkatan orang munafik juga

menyentuh karakteristik atau sikap manusia yang bersifat munafik dalam

Musnad Ahmad.

Bab keempat penulis akan memaparkan kegiatan takhrîj hadits tentang

munafik yang paling bahaya yang sesuai dengan menjadi kritik sanad dan

matan bagi mengetahui kualitas hadis munafik yang paling bahaya tersebut,

juga dibahaskan kandungan matan hadis yaitu Fiqh al-Hadits.

Penulis akan menyimpulkan masalah, pembahasan dan kualitasnya dalam

bab kelima yaitu penutup, di bawah tajuk kesimpulan dan saran-saran.

Page 26: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

15

BAB II

IMAM AHMAD DAN KITAB MUSNADNYA

A. Biografi Imam Ahmad ibn Hanbal

Nama lengkap beliau adalah Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal ibn

Hilâl ibn Asad ibn Idris ibn Abdullah ibn Hayyan ibn Abdullah ibn Anas

ibn „Aûf ibn Qâsit ibn Mâzin ibn Syaibân ibn Dzahl Tsa'labah ibn „Akâbah

ibn Sa'ab ibn „Ali ibn Bakr ibn Wâil ibn Qâsith ibn Hanab ibn Afsa ibn

Da‟mî ibn Jadîlah ibn Asad ibn Rabi'ah ibn Nizâr ibn Ma'ad ibn „Adnân

al-Syaibâni al-Marwazi.22 Jika diperhatikan, bahwa beliau sejalur dengan

Nabi Muhammad Saw. karena saudara Rabi'ah yaitu Muzhar ibn Nizar adalah

keturunan Nabi Muhammad Saw..23

Imam Ahmad lahir di kota Baghdad24 pada bulan Rabi'ul Akhir

tahun 164 H (November 780M), pada masa Khalifah Muhammad al-Mahdî

dari Bani „Abbasiyyah ke III.25

Ayahnya bernama Muhammad ibn Hanbal, wafat pada umur 30 tahun,

Ayah beliau adalah seorang komandan pasukan di Khurasan di bawah kendali

22

Lihat Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl, (Beirut :

Muassasah al-Risalah 1980). cet. ke-1, Jilid 1, h. 442 23

Lihat Syafiyyur Rahman al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, Penerjemah Kathur

Suhardi, h. 37 24

Lahir di Marw, saat ini bernama Mary di Turkmenistan, utara Afghanistan dan utara

Iran. Lihat http://Wikipedia Indonesia/ Imam_Hambali.htm/ Imam Hambali/ d iakses tanggal 13

Mei 2009 jam 12.00 WIB. 25

Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu al-Fadhl al-‟Asqalâni, Tahdzîb at-Tahdzîb, (Beirut: Dar

al-Fikr 1984M/1404H), cet. ke-1. Jilid 1, h. 62

Page 27: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

16

kerajaan „Abbasiyah. Kakeknya adalah mantan Gubernur Sarkhas di masa

Kerajaan Bani Umayyah, dan juga menjadi da'i yang kritis.26

Kebanyakan ilmu yang dipelajari Imam Ahmad adalah di Baghdad,

setelah itu beliau telah mengembara ke negeri-negeri untuk menuntut ilmu

sehingga memasuki Kûfah, Basrah, Mekah, Madînah, Yamân, Syâm dan

semenanjung Arab.27

Sejak kecil Imam Ahmad tinggal dalam keadaan yatim dan miskin,

namun berkat bimbingan ibunya Safiyyah28 yang solehah, beliau mampu menjadi

manusia yang mencintai ilmu. Dalam suasana serba kekurangan, tekad beliau

dalam menuntut ilmu dan mendatangi guru-guru yang lebih alim tidak pernah

berhenti. Sehingga beliau harus berkirim surat kepada ulama-ulama hadis di

beberapa negeri.29

Imam Ahmad ibn Hanbal berguru kepada banyak ulama sehinggalah

beliau menjadi ahli hadis dan ahli fiqh, jumlahnya lebih dari dua ratus delapan

puluh orang yang tersebar di berbagai negeri. Misalnya, guru Imam Ahmad dari

kalangan ahli hadis adalah Yahya ibn Sa'id al-Qatân, Abdurrahman ibn Mahdî,

Yazid ibn Hârun, Sufyân ibn „Uyainah dan Abu Daud al-Thayâlisi. Dari kalangan

26

Inayah Rohmaniah, Studi Kitab Hadis, (Yokyakarta: Teras 2003), cet. ke-1, h. 25 27

Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl, Jilid 1, h. 442 28

Ibunya bernama Safiyyah binti Maimunah ibn Abd al-Malik ibn Sawadah ibn Hindur

al-Syaibâni. Berasal dari Bani „Amir. Lihat Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu al-Fadhl al-‟Asqalâni,

al-Musnad li Imâm Ahmad ibn Hanbal, (Beirut: Dar al-Fikr 1991), cet. ke-1, Jilid 1, h. 5 29

Ilmu yang pertama kali dikuasai adalah Al Qur‟an hingga beliau hafal pada usia 15

tahun, beliau juga mahir baca-tulis dengan sempurna hingga dikenal sebagai orang yang terindah

tulisannya. Lalu beliau mulai konsentrasi belajar ilmu hadits di awal umur 15 tahun itu pula.

Beliau telah mempelajari hadis sejak kecil dan untuk mempelajari Hadits ini beliau pernah pindah

atau merantau ke Syâm (Sy iria), Hijâz, Yamân dan negara-negara lainnya sehingga beliau akh irnya

menjadi tokoh ulama yang bertakwa, soleh, dan zuhud. Lihat Fatchur Rahman, Ikhtisâr Musthalâh

al-Hadits, h. 373

Page 28: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

17

ahli fiqh adalah Waki' ibn Jârah, Muhammad ibn Idris asy-Syafi'i dan Abu Yûsuf

(sahabat Abu Hanifah).30

Beliau menikah pada saat umurnya 40 tahun. Buat pertama kalinya

dengan „Aisyah binti Fadl dan dengannya dikarunia seorang putra bernama

Salih, setelah isterinya meninggal, ia menikah lagi dengan Raihanah, menurut

sumber lain namanya Aura‟, dikarunia seorang putra bernama Abdullah.

Kemudian isterinya juga meninggal, beliau menikah lagi dengan seorang hamba

perempuan yang bernama Husinah dan dianugerahi lima anak, yaitu Zainab,

Hasan, Husin, Muhammad dan Sa‟îd.31

Pada zaman kehidupan Imam Ahmad, kemasyhuran Imam Ahmad

disebabkan penolakannya terhadap dogma-dogma agama dan politik yang

disebarkan oleh Khalifah „Abbasiyyah yang menurut Ahmad tidak berdasarkan

pada al-Qur‟an dan hadis, maka dengan itu, Imam Ahmad terjerumus dalam

Mihnah, yang secara harfiyah berarti pengadilan atau penganiayaan. Zaman itu

dinamakan fîtnah khalqi al-Qur‟ân (fitnah aqidah yang menyatakan al-Qur‟an

adalah makhluk).32

30

Dan gurunya yang lain adalah Ismail ibn Ja‟far, Abbad ibn Abbad al-Ataky, Umar ibn

Abdillah ibn Khalid, Husyaim ibn Basyir ibn Qasim ibn Dinar As-Sulami, Ismail ibn Ulayyah,

Abdurrazaq, Ibrahim ibn Ma‟qil, Basyir ibn al-Mufadal, Ismail ibn „Aliyah, Jarir ibn Abdul

Hamid, Abdullah ibn Namiri, Ali ibn „Iyash al-Hamsyi Mu‟tamar ibn Sulaiman. Lihat Ahmad ibn

Ali ibn Hajar Abu al-Fadhl al-‟Asqalâni, Tahdzîb at-Tahdzîb, h. 62. 31

Setelah mempunyai beberapa orang putra yang di antaranya bernama „Abdullah,

Imam Ahmad lebih sering dipanggil Abu Abdullah. Akan tetapi, berkenaan dengan

mazhabnya, maka kaum muslimin lebih menyebutnya sebagai Mazhab Hanbali dan sama sekali

tidak menisbahkannya dengan gelaran tersebut. Lihat Imam Syamsuddin Muhammad ibn Ahmad

ibn Uthman al-Dzahabi, Siyâr A‟lâm al-Nubalâ‟, (Qahirah: Dar al-Hadits 2006). cet. ke-1. Jilid 11,

h. 185 32

Inayah Rohmaniah, Studi Kitab Hadis, h. 37-39

Page 29: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

18

Ketika Khalifah al-Ma‟mun memegang jabatan sebagai Khalifah, untuk

meneruskan jabatan ayahnya Hârun ar-Rasyid, saat itu aliran Mu‟tazilah33 sedang

meraih kegemilangannya. Kelompok ini mengajak khalifah untuk bergabung

dengannya. Al-Ma‟mun menjadikan aliran mu‟tazilah sebagai mazhab utama

Negara. Maka kelompok mu„tazilah secara khusus mendapat sokongan dari

penguasa, terutama dari Khalifah al-Ma‟mun.34

Berangkat dari pengingkaran itulah, pada tahun 212 H, Khalifah al-

Ma‟mun kemudian memaksa kaum muslimin untuk meyakini kemakhlukan al-

Quran. Imam Ahmad terus melakukan penolakan bersama dengan temannya

Muhammad ibn Nuh al-Jundiy. Akhirnya, keduanya ditangkap dan dilaporkan

kepada khalifah, namun saat dalam perjalanan terdengarlah jeritan atas kematian

al-Ma‟mun pada sepertiga malam terakhir.35

Sepeninggal al-Ma‟mun (w. 218), sistem kekhalifahan berpindah ke

tangan putranya, al-Mu'tasim. Beliau telah mendapat wasiat dari al-Ma‟mun agar

meneruskan pendapat kemakhlukan al-Qur'an tersebut, lalu membawa tawanan

ke Baghdad sehingga tawanan disiksa dan dirantai kaki. Sehinggalah teman

Imam Ahmad yaitu Muhammad ibn Nuh al-Jundiy wafat dalam perjalanan ini,

33

Mu‟tazilah diambil dari kata I‟tazala. Adalah faham yang membawa persoalan-

persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis dengan banyak memakai akal dalam

setiap pembahasannya, kaum yang mengikuti daham ini desebut dengan kaum rasional Islam. Dan

mereka adalah kelompok yang menyatakan al-Qur‟an adalah makhluk dan terlepas dari sifat-sifat

Allah. Lihat Harun Nasution, Teologi Islam, (Jakarta: UI Pers 2008), cet ke-5, h. 40. 34

Ahmad Ibnu Abi Duad adalah ketua pimpinan kelompok mu‟tazilah dan telah

mempengaruhi al-Ma‟mun untuk membenarkan dan menyebarkan pendapat-pendapat mereka,

di antaranya pendapat yang mengingkari sifat-sifat Allah, termasuk sifat kalam (berbicara).

Lihat Muhammad Sa‟id Mursi, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, penerjemah Khoirul

Amru dan Achmad Faozan, h. 343 35

Muhammad Sa‟id Mursi, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah , penerjemah

Khoirul Amru dan Achmad Faozan, h. 343

Page 30: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

19

sesampai mereka di Baghdad pada bulan Ramadhan. Setelah itu Ahmad

dimasukkan ke penjara antara 28 hingga 30 bulan.36

Pada 25 Ramadhan 241 H, Khalifah Mu'tasim bertaubat dan

memerintahkan supaya Ahmad ibn Hanbal dibebaskan. Setelah itu, umat Islam

dan Khalifah sangat bahagia. Imam Ahmad ibn Hanbal memaafkan kesemua

mereka yang menganiayanya kecuali anggota kumpulan mu‟tazilah yang

berfahaman sesat.37 Imam Ahmad ibn Hanbal hanya dilepaskan setelah 2 tahun

selepas itu. Tetapi beliau dilarang mengajar dan menyebarkan ilmu Allah.

Larangan ini terus berlanjut sehingga pemerintahan Khalifah al-Watsîq purta al-

Mu'tasim.38

Khalifah al-Watsîq melarang Imam Ahmad keluar berkumpul bersama

orang-orang. Akhirnya, Imam Ahmad bersembunyi di rumahnya, tidak keluar

untuk keluar mengajar atau menghadiri shalat jamaah selama kurang lebih 5

tahun, yaitu sampai al-Watsîq meninggal tahun 232 H.39

Sesudah al-Watsîq wafat, al-Mutawakkil naik menggantikannya. Setelah 2

tahun masa pemerintahannya, peraturan tentang kemakhlukan al-Qur'an masih

diteruskan. Kemudian pada tahun 234 H, dia menghentikan peraturan tersebut.

Beliau mengumumkan ke seluruh wilayah kerajaannya mengenai larangan atas

pendapat tentang kemakhlukan al-Qur'an dan ancaman hukuman mati bagi yang

36

Muhammad Sa‟id Mursi, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah , penerjemah

Khoirul Amru dan Achmad Faozan, h. 345 37

Muhammad Sa‟id Mursi, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah , penerjemah

Khoirul Amru dan Achmad Faozan, h. 345 38

http://Wikipedia Indonesia/ Imam_Hambali.htm/ Imam Hambali/ diakses tanggal 13

Mei 2009 jam 12.00 WIB. 39

www.muslim.or.id/ imam-ahmad-b in-hanbal.pdf/ Imam Ahmad bin Hanbal/ diakses

tanggal 13 Mei 2009 jam 13.00 WIB.

Page 31: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

20

melibatkan diri dalam hal itu. Beliau juga memerintahkan kepada para ahli hadis

untuk menyampaikan hadis-hadis tentang sifat-sifat Allah.40

Imam Ahmad lama dikucilkan dari masyarakat, namun berkat keteguhan

dan kesabarannya, ia mendapat penghargaan dan kepujian dari sultan. Ajarannya

semakin ramai diikuti orang dan mazhabnya tersebar di seputar „Iraq dan Syâm.

Tidak lama kemudian beliau meninggal karena rasa sakit dan luka parah yang

peroleh dari penjara. Beliau wafat pada hari Jumat, 12 Rabi'ul Awal 241 H/855

M di Baghdad pada umur 77 tahun dan dikebumikan di Marwaz. Pada hari itu

tidak kurang dari 140.000 Muslimin dan Muslimat yang hendak mensolatkannya

dan 20.000 orang Yahudi, Nasrani dan Majusi41 yang telah masuk Islam.42

Sebelum Imam Ahmad meninggal, beliau sempat sakit selama 9 hari dan

sakitnya semakin parah sehari sebelum dipanggil kehadrat Ilahi. Kepergian Imam

Ahmad membawa duka yang dalam bagi umat Islam pada waktu itu karena

keberadaanya sangat memberi arti dan dibutuhkan umat Islam. Menurut sejarah,

belum pernah terjadi jenazah disolatkan orang sebanyak itu kecuali Ibnu

Taimiyah43 dan Ahmad ibn Hanbal.44 Semoga Allah senantiasa memberikan

rahmat atas keduanya. Amin.

40

www.muslim.or.id/ imam-ahmad-b in-hanbal.pdf/ Imam Ahmad bin Hanbal/ diakses

tanggal 13 Mei 2009 jam 13.00 WIB. 41

Agama Majusi adalah agama yang menyembah api, agama ini pernah berkembang di

kalangan orang-orang Iraq dan Bahrain serta di wilayah pesisir Teluk Arab. Lihat Syafiyyur

Rahman al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, Penerjemah Kathur Suhardi, h. 28 42

Fatchur Rahman, Iktisâr Musthalâh al-Hadits, h 375. 43

Nama lengkapnya Ahmad Halim ibn Abdussalam ibn Abdullah ibn Taimiyah (661-728

H). Lihat Muhammad Sa‟id Mursi, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah , penerjemah

Khoirul Amru dan Achmad Faozan, h. 364. 44

Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu al-Fadhl al-‟Asqalâni, al-Musnad li Al-imam Ahmad ibn

Hanbal, (Beirut: Dar al-Fikr 1991M), Jilid 1. h. 1

Page 32: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

21

B. Sistematika Kitabnya

Al-Musnad ialah kitab-kitab hadis yang disusun para pengarangnya

bersandar pada nama-nama sahabat. Mereka menghimpun hadis-hadis tiap

sahabat secara kritis. Musnad yang disusun para ahli hadis cukup banyak. Dalam

“al-Risâlah al-Mutathârifah”, al-Kattany menyebut terdapat 82 musnad.45

Salah satu karya besar Imam Ahmad adalah al-Musnad yang memuat

40.000 hadis. Di samping beliau mengatakannya sebagai kumpulan hadits-hadits

sahih dan layak dijadikan hujjah, karya tersebut juga mendapat pengakuan yang

hebat dari para ahlu al-hadits.46

Di dalam al-Musnad terdapat 14 musnad. Imam Ahmad menyusun

kitabnya dengan cara yang menyalahi cara penyusun-penyusun kitab hadis yang

lain, seperti yang dilakukan oleh Sunan al-Sittah. Imam Ahmad menyusun

kitabnya menurut nama sahabat sebagai yang biasa dilakukan oleh pengarang-

pengarang al-Musnad, seperti contohnya: hadis yang diriwayatkan oleh Abu

Bakar al-Siddiq, kemudian dikumpulkan dalam satu bab walaupun berbeda

judul atau tema hadisnya dan dinamakan dengan Musnad Abu Bakar. Ahmad

menyebutkan tiap-tiap sahabat itu, hadis-hadisnya dengan sanad yang sempurna,

45

Kitab Musnad seperti dikatakan pengarang bahwa terdapat lebih dari seratus Musnad

yang ada, dan diantaranya adalah Musnad Ahmad ibn Hanbal, al-humaidy, at-Thayâlisy, al-

Umawi, al-Asadî, Nu‟aim ibn Hammâd, al-Absi, Abu Khaitsamah, Abu Ya‟ala, „Abd Ibn Humaid

dan lain-lain lagi. Lihat Mahmud al-Thohhan, Dasar-Dasar Ilmu Takhrij Dan Studi Sanad ,

penerjemah Masykur Hakim, H.A. Agil Husin, h. 41 46

Selain al Musnad karya beliau yang lain adalah : (1) Tafsîr al-Qur'ân, (2) An-Nâsikh

wa al-Mansûkh, (3) Al-Muqaddam wa Al-Muakhar fi al-Qur‟ân, (4) ‟Ashribah, (5) al-Zuhd, (6) al-

Rad „ala al-Zanâdiqa wa al-Jahmiyâ, (7) Naf‟u al-Tashbîh, (8) al-Imâmah, (10) al-Risâlah fi al-

Salat, (11) Fadhâil al-Sahâbat, (12) al-Asmâ wa Kunna, (13) al-Muwâdabah „ala Talab al-Hadis,

(14) Hadits Syu‟bah, (15) Al-Tarikh, (16) Al Manâsik al-Kabîr, (17) Al-Mânasik al-Saghir, (18)

Thâ'atu Rasûl, (19) Al-'Ilal wa Ma‟rifat al-Rijâl, (20) Al-Wara' dan (21) Al-Salah. Lihat Kamil

Muhammad Uwaidhah, Ahmad Ibn Hanbal Imam Ahl Sunnah wa al Jamâ‟ah , (Beirut: Dar al Fikr

1992) h. 69

Page 33: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

22

jumlah isinya lebih dari 30.000 hadis yang dipilih dari 750.000 hadis yang

dipandang sahih dan kuat menurut hasil ijtihâd dan penelitiannya. Imam Ahmad

men-takhrij hadis-hadis yang disebutkan dalam Musnad-nya dari hampir 800

sahabat, ada juga hadis-hadis yang sudah di-takhrîj-kan oleh para pemilik Sunan

al-Sittah, ada pula yang belum di-takhrîj-kan.47

Menurut Fatchur Rahman, bahwa kitab ini berisi 40.000 buah hadis, yang

10.000 dari jumlah itu merupakan hadis ulangan. Sesuai dengan masanya, maka

kitab hadis tersebut belum diatur bab per bab, sehingga seorang ulama ahli

hadis yang terkenal di Mesir, Ahmad Muhammad Syakîr berusaha menyusun

daftar isi kitab musnad tersebut.48

Menurut penelitian para ulama hadis, bahwa hadis-hadis yang terdapat

dalam al-Musnad adalah mengandung hadis sahih, hasan dan da‟if. Di dalamnya

terdapat hadis-hadis sahih yang diriwayatkan dan yang tidak diriwayatkan oleh

penyusun Enam (Sunan al-Sittah), dan terdapat di dalamnya pula hadis hasan dan

hadis da‟if yang boleh dijadikan hujjah.49

Sistematika demikian itu masih jarang digunakan dalam susunan kitab

hadis. Oleh karena itu, ia merupakan keistimewaan sistematika Musnad Ahmad

dalam mencari dan mengetahui Fiqh Sahâbi.50

47

Muhammad „Ajjaj al-Khâtib, Ushul al-Hadits, Penerjemah H.M Qadirun Nur Ahmad

Musyafiq, h. 292 48

Fatchur Rahman, Ikhtisâr Musthalâh al-Hadits, h. 375 49

Al-Imam as-Suyuthi berkata: “Segala hadis yang terdapat dalam Musnad Ahmad, maka

hadis itu dapat diterima, karena sesungguhnya hadis yang didha‟ifkan yang terdapat di dalamnya

adalah mendekati hasan”. Lihat Muhammad „Ajjaj al-Khâtib, Ushul al-Hadits, Penerjemah H.M

Qadirun Nur Ahmad Musyafiq, h. 292 dan lihat T.M Hasbi al-Shiddieqy, Pokok-Pokok Ilmu

Dirayah Hadits Jilid 1, (Jakarta: Bulan Bintang 1976). H 204 50

Muhammad Abu Zahra, Tarikh al-Madzâhib al-Islâmiyyah, (Beirut: Dar al-Fikr 1966),

h. 527

Page 34: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

23

Menurut penelitian penulis, bahwa Imam Ahmad menyusun kitabnya

dengan membagi sub bab seperti berikut:

1. Musnad al-„Asyarah al-Mubasyîrina bi al-Jannah.

2. Musnad Khulafâ‟ al-Râsyidin

3. Musnad Sahabat Ba‟da al-„Asyarah.

4. Musnad Ahl al-Bait.

5. Musnad Bani Hâsyim.

6. Musnad al-Muktsirîna mina al-Sahâbat.

7. Bâqi Musnad al-Muktsirîn

8. Musnad al-Makiyyin.

9. Musnad al-Madaniyyin.

10. Musnad al-Syâmiyyin.

11. Musnad al-Kûfiyyin.

12. Musnad Basriyyin.

13. Musnad al-Ansâr.

14. Musnad al-Qabâ‟il.51

C. Metode Periwayatan Dalam Musnad

Periwayatan52 hadis bermula dari hasil kesaksian sahabat Nabi terhadap

sabda, perbuatan dan pengakuan atau hal ihwal Nabi Muhammad Saw.. Apa yang

51

Lihat Ahmad ibn A li ibn Hajar Abu al-Fadhl al-‟Asqalâni, al-Musnad li al-Imâm

Ahmad ibn Hanbal, jilid 1, h. 11

Page 35: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

24

disaksikan oleh sahabat itu lalu disampaikan kepada orang lain, orang lain

menerima riwayat hadis itu mungkin saja berstatus sahabat, al-Muhadhramîn53

atau tâbi‟in. Mereka pula menyampaikan hadis tersebut kepada tâbi‟ tâbi‟in.

Demikian seterusnya, sehinggalah hadis itu sampai kepada periwayat yang

melakukan penghimpunan hadis. 54

Sebagai ahli hadis, Imam Ahmad memiliki syarat tersendiri dalam

menentukan hadis yang dijadikan hujjah olehnya. Menurut Ahmad Muhammad

Syakir, syarat rawi yang hadisnya bisa diterima yaitu hadis yang diriwayatkan

oleh orang-orang yang jujur, taat pada agama, tidak berkhianat dan yang terakhir

mengamalkan hadis yang diriwayatkan. Menurutnya lagi, hadis yang tidak

muttasil sanad-nya55 pada Nabi Muhammad meskipun diriwayatkan oleh perawi

tsiqah termasuk kategori hadis da‟if. 56 Adapun menurut Ibnu Taimiyah dalam

Minhâj al-Sunnah, syarat pegangan Imam Ahmad yang paling kuat adalah tidak

memuatkan dalam musnad-nya para perawi yang diketahui lemah ingatan dan

52

Menurut istilah ilmu hadis, yang dimaksudkan dengan al-riwayat ialah kegiatan

penerimaan dan penyampaian hadis, serta penyandaran hadis itu kepada rangkaian para

periwayatnnya dengan bentuk-bentuk tertentu. Sebagaimana M.Syuhudi menyatakan, terdapat tiga

unsur yang harus dipenuhi dalam periwayatan hadis, yakni: 1- keg iatan menerima hadis dari

periwayat hadis. 2- kegiatan menyampaikan hadis kepada orang lain. 3- susunan rangkaian

tersebut perlu disebutkan Lihat Muhammad Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis,

(Jakarta: Bulan Bintang 1991), cet. ke-3, h. 24 53

al-Muhadhramîn : adalah orang yang mendapati masa jahiliyyah dan masa nabi saw

dan masuk Islam namun tidak sempat melihat. Lihat Muhammad „Ajjaj al-Khâtib, Ushul al-

Hadits, Penerjemah H.M Qadirun Nur Ahmad Musyafiq, h. 402 54

Muhammad Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis, h. 37 55

Sanadnya bersambung-sambung tidak putus yang dimaksud adalah sanad yang selamat

dari keguguran. Dengan kata lain, bahwa tiap-tiap rawi dapat saling bertemu dan menerima

langsung dari guru yang memberikannya. Lihat Qurratul A ien, Ilmu Musthalâh Hadits, h. 241 56

Ahmad Muhammad Syakir, Thalâi‟ al Musnad, (Cairo : Maktabah al-Turas Islami, tt),

Jilid 1, h. 18

Page 36: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

25

yang kadzab. Oleh karena itu, Ahmad membuang hadis-hadis yang tidak sesuai

dengan syaratnya untuk penyempurnaan musnad-nya.57

Imam Ahmad bersungguh-sungguh dalam menghimpun hadis Nabi Saw..

Beliau tidak akan men-takhrij kecuali bagi orang-orang yang beliau sangat

percayai. Beliau juga sangat cermat terhadap matan-matan dalam kitab beliau,

seperti ketegasan beliau terhadap perawi-perawinya. Oleh karena itu, layak bagi

beliau untuk berkata kepada putra beliau “Jagalah musnad ini karena kelak ia

akan menjadi imam bagi masyarakat”.58

D. Tanggapan Ulama Atas Musnad Ahmad

Banyak ulama yang telah memberi tanggapan, perhatian dan apresiasi

terhadap kitab al-Musnad. Seorang ulama ahli hadis yang terkenal di Mesir,

Ahmad Muhammad Syakîr berusaha menyusun daftar isi kitab musnad tersebut

dengan nama Fihris Musnad Ahmad.59 Di samping itu, Ahmad Muhammad Syakîr

juga memberi kritikan yang sangat bagus, berharga dan menyanggah beberapa

kerancuan seputar kitab itu. Dari kitab yang beliau tahqiq-kan telah dicetak 15 juz

yang besarnya masing-masing sekitar sepertiga kitab aslinya, hanya saja sebelum

selesai, beliau telah terlebih dahulu menghadap kehadrat Ilahi. 60 Muhammad Abu

57

Badri Khaeruman, Otentisitas Hadis, Studi Kritis atas Kajian Hadis Kontemporer, ,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2004), h.191 58

Muhammad „Ajjaj al-Khâtib, Ushul al-Hadits, Penerjemah H.M Qadirun Nur Ahmad

Musyafiq, h. 292 59

Fatchur Rahman, Iktisâr Musthalâh al-Hadits, h. 375 60

Muhammad „Ajjaj al-Khâtib, Ushul al-Hadits, Penerjemah H.M Qadirun Nur Ahmad

Musyafiq, h. 292

Page 37: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

26

Zahra memuji keistimewaan Musnad Ahmad karena Imam Ahmad menyusun

Musnad-nya dengan urutan Fiqh Sahâbi.61

Pada Awalnya, Abdullah ibn Ahmad telah memberi daftar urut kitab

musnad milik ayahnya, dan Imam Ahmad belum sempat memperbaikinya karena

telah dipanggil kehadrat ilahi terlebih dahulu. Adapun yang menyusun

berdasarkan daftar urut hijâiyyah (abjad) adalah al-Hafidz Abu Bakr Muhammad

Abdillah al-Maqaddasi al-Hanbali.62

Imam Ahmad menyusun hadis Nabi berdasarkan tempat. Oleh karena itu,

setiap orang yang ingin mengetahui hadis dari musnad tertentu, ia perlu

memeriksa pada daftar isi setiap jilid sehingga ia mengetahui di mana letaknya.

Mereka (para pengelola Perpustakaan Islam dan Penerbit Beirut) melengkapi

daftar isi nama-nama sahabat berdasarkan urutan huruf ensiklopedi. Di depan

nama setiap sahabat terdapat nomor jilid dan halaman. Mereka menyebutkan

bahwa Nashiruddin al-Bani (1333H-1420H) telah menyiapkan daftar isi ini untuk

dirinya secara pribadi agar mudah merujuknya pada musnad-musnad. Nama

kitabnya adalah Muhtawa Burhân bi Asmâ‟ al-Sahâbat al-Marwî „Anhum fi

Musnad Ahmad.63

Usaha yang dilakukan oleh Ahmad Muhammad Syakîr juga dilakukan oleh

Ahmad ibn Abdirrahman al-Bana, yang lebih dikenal dengan nama al-Sa‟ati,

salah seorang ulama Mesir abad ke-14 Hijriah. Beliau menyusun secara sistematis

berdasarkan bab, seperti bagian tauhîd dan usul al-din, lalu di bagi lagi menjadi

61

Muhammad Abu Zahra, Tarikh al-Madzâhib al-Islamiyyah, h. 527. 62

Badri Khaeruman, Otentisitas Hadis, Studi Kritis atas Kajian Hadis Kontemporer,

h.191 63

Mahmud al-Thohhan, Dasar-Dasar Ilmu Takhrij Dan Studi Sanad, penerjemah

Masykur Hakim, H.A. Agil Husin, h. 41.

Page 38: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

27

kitab tauhîd, bab-bab dan fasal- fasal. Beliau menguraikan sebagian hadis yang

perlu diuraikan, meng-takhrîj hadis-hadisnya dan mengisyaratkan tambahan-

tambahan dari Abdullah ibn Ahmad. Beliau membagi 1 kitab kepada 2 jilid dan

pada belakang kitabnya pula ditambah fihris. Beliau menamakan karyanya

dengan al-Fath ar-Rabbâni li Tartîb Musnad Ahmad ibn Hanbal al-Syaibâni.

Kemudian disyarahkan dalam kitab lain yang dinamakan dengan Bulugh al-

Amâni min Asrâr al-Fath ar-Rabbâni. Setelah itu, karyanya telah diterbitkan

sebanyak 7 jilid.64

Dari analisis yang telah dibuat bahwa Hamdi Abdul Majîd telah menyusun

kitab tersebut dengan daftar isi (fihris) dari alif sampai seterusnya, kitab ini telah

dicetak ulang sehingga dua kali. 65 Jalaluddin al-Suyûti juga menyusun kitab

Musnad Ahmad serta telah menambah syarahan yang panjang seperti memuatkan

penilaian dan persamaan hadis Imam Ahmad dengan kitab yang lain seperti

Bukhâri, Muslim, Fathul Bâri, Muawatta‟ dan sebagainya.66

Ghulam ibn Tsa‟labah (w. 345H) telah mengumpulkan lafaz- lafaz yang

gharib serta memaknainya. Ibn al-Mulaqqin al-Syafi‟i (w. 804 H) membuat

ringkasan dari Musnad tersebut dan al-Sindy (w. 1199 H) membuat syarahnya.67

Ibnu Hajar al-„Asqalâni menyusun kitab Musnad Ahmad dengan

menambah biografi Imam Ahmad, syarat-syarat Ahmad dalam menyusun

Musnad, keistimewaan Musnad dan sebagainya. Kitab ini pertama kali dicetak

64

Lihat Muhammad „Ajjaj al-Khâtib, Ushul al-Hadits, Penerjemah H.M Qadirun Nur

Ahmad Musyafiq, h. 292 65

Lihat Hamdi Abdul Majid, Mursyidu al-Mukhtâr ila ma fî Musnad al-Imâm Ahmad ibn

Hanbal min al-Ahâdits wa al-Atsâr, (Beirut:Maktabah Nahdhah Arabiyyah 1987), cet. ke-2, h. 7 66

Jalaluddin Abdul Rahman ibn Abu Bakar al- Suyûti, „Uqûdu al-Zabarjad ala al-

Musnad al-Imâm Ahmad, (Beirut: Dar al-Kutub Ilmiyyah 1987), cet. ke-1, h. 2 67

Inayah Rohmaniah, Studi Kitab Hadis , h. 34

Page 39: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

28

tanpa “Muntakhâb Kanzil „Ummal”. Oleh karena itu, tulisan di da lam kitabnya

besar dan amat jelas untuk membacanya. 68

Akhirnya kitab Musnad Ahmad dicetak sebanyak 6 jilid. Pada garis

marginnya kiri-kanan dicetak kitab “Muntakhâb Kanzil „Ummal Fi Sunanil Aqwâl

wa al-Af‟âl”, yang diterbitkan di Cairo Mesir tahun 1313 H, karangan „Ali Ibn

Hisyamuddin, yang dikenal dengan nama al-Muttaqi.69

Dari hasil penelitian penulis, bahwa perhatian orang ramai dalam

memahami hadis Musnad Ahmad menjadi suatu usaha bagi pihak penerjemah

yaitu Fathur Rahman Abdul Majid, Ahmad Khatib dan Ahmad Rasyid Wahab

telah melakukan penerjemahan ke atas kitab ini dengan judul Musnad Imam

Ahmad. Kitab ini telah diterbitkan sebanyak 10 jilid oleh Pustaka Azam pada

tahun 2006.

Begitu bicara mengenai Imam Ahmad, sebenarnya kepribadiannya sebagai

ahli hadis dan imam mazhab menjadi pengaruh yang kuat kepada ulama-ulama

kemudian untuk mengembangkan al-Musnad karangannya tersebut.

68

Lihat Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu al-Fadhl al-‟Asqalâni, al-Musnad li Imâm Ahmad

ibn Hanbal, h. 5-13 69

Mahmud al-Thohhan, Dasar-dasar Ilmu Takhrij Dan Studi Sanad , penerjemah

Masykur Hakim, H.A. Agil Husin, h. 43

Page 40: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

29

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG MUNAFIK

A. Pengertian Munafik

Kata munâfiq adalah isim fâ‟il yang berasal dari ومىبفقخ - وفبقب - يىبفق- وبفق

berarti buat-buat atau pura-pura70 dan kata masdarnya pula nifâq berarti kepura-

puraan yaitu keluar dari keimanan secara diam-diam.71 Di dalam kamus al-

Mu‟jam al-Wajiz menyatakan demikian bahwa munafik berasal dari kata nâfaqa

berarti menzahirkan apa yang berlainan dari batin. 72

Adapun pengertian munafik bisa diartikan dengan kata Nafiqa Lil Yarbû‟

yaitu keluar dari lubang persembunyian binatang seperti tikus,73 (وفق ىييشثىع)

dalam hal ini, antara lubang tikus dan kemunafikan memang sejajar. Jika

dilihat dari sifatnya, bagian atas (luar) liang tikus tertutup dengan tanah,

sedangkan bagian bawah berlubang. Demikian pula kemunafikan yang bagian

luarnya adalah Islam dan dalamnya merupakan keingkaran serta penipuan. 74

Pengertian munafik secara terminologi menurut Syari‟at Islam, munafik

adalah orang yang menampakkan sesuatu yang sejalan dengan kebenaran di

depan orang banyak, padahal kondisi batinnya atau perbuatan yang

70

Muhammad Idris Abdul Rauf al-Marbawi, Qâmus Idrîs al-Marbawi, (Kuala Lumpur:

Dar al-Fikr 2006), cet. ke-3, h. 336 71

Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir, Kamus Arab Indonesia , (Yogyakarta:

Pondok Pasentren al-Munawwir 1984), h. 1548 72

Kumpulan Bahasa Arab, al-Mu‟jam Al-Wajiz , h. 628 73

Husin ibn Awang, Qâmûs al-Tulâb, (Kuala Lumpur: Dar al-Fikr 1994), cet. ke-1, h.

1041 74

M. Quraisy Shihab dan dkk, Ensiklopedia al-Qur‟an: Kajian Kosa Kata Dan Tafsirnya ,

(Jakarta: Internusa 1997), h. 277

Page 41: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

30

sebenarnya tidak demikian. Kepercayaan atau perbuatannya itu disebut

nifâq.75

Dari kata nifâq tersebut, maka al-Raghib al-Asfahâni mengatakan bahwa

seorang munafik, bisa terlihat bahwa ia masuk Islam dari pintu satu dan

keluar dari pintu lainnya.76 Dalam Syarah Usul I‟tikad Ahl Sunnah wa al-

Jama‟ah mengatakan bahwa nifâq itu adalah kekufuran yaitu mengkufurkan Allah

dan menzahirkan keimanan secara terang-terangan.77 Hal demikian, sama sekali

dengan firman Allah swt. dalam Q.S al-Taubah /9: 67

“..... Sesungguhnya orang munafik itulah orang-orang fâsiq78 ”

Maka dengan itu, penulis mengartikan bahwa kemunafikan dimasukkan

dalam kategori kekafiran karena pada hakikatnya, prilaku orang munafik adalah

kekafiran yang terselubung. Orang-orang munafik pada dasarnya adalah mereka

yang ingkar kepada Allah, kepada RasulNya dan ajaran-ajaran Rasulullah,

kendatipun secara lahir mereka memakai baju mukmin.

Karakter-karakter orang munafik menurut hadis yang terdapat dalam

Musnad Ahmad adalah sebagaimana yang akan dibicarakan di bawah;

75

Ibrahim bin Muhammad b in Abdullah al-Buraiqan, Pengantar Ilmu Studi Aqidah

Islam, penerjemah: Muhammad Anis Matta), h. 220 76

al-Raghib al-Asfahâni, Mu‟jam Mufradat Alfaz al-Qur‟an, Beirut: Dar al-Fikr 1986), h.

253 77

Habbatullah ibn al-Hasan ibn Mansur, Syarah Usul I‟tikad Ahl Sunnah wa al-Jama‟ah

min al-Kitâb wa al-Sunnah wa Ijma‟ Sahâbat, (Riyadh: Dar al-Tibah 1983, tt), h. 169 78

Fâsiq berarti keluar dari agama dan syariat. Dari keterangan di atas bisa dipahami

bahwa nifâq dalam terminologi agama adalah mena mpakkan Islam dan menyembunyikan

kekufuran . lihat Ahzami Sami‟un Jazuli, Seri Tafsir Tematik Fiqh al-Qur‟an, (Kg. Melayu Kecil:

Kilau Intan 2005), cet. ke-1, h. 148.

Page 42: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

31

B. Tingkatan-tingkatan Munafik

Ulama banyak membahas tentang tingkatan-tingkatan munafik. Dalam

pandangan syariat Islam, munafik ada dua macam, yaitu munafik i‟tiqad dan

munafik „amal.

1. Al-Nifâq al-I‟tiqâdi:

Pandangan syariat menyatakan bahwa al-nifâq al-i‟tiqâdi yaitu mereka

yang menonjolkan keislamannya tetapi pada hakekatnya dia tidak percaya

kepada Allah dan Rasul-Nya. Seperti Abdullah bin Ubay dan kawan-

kawannya.79 Mereka termasuk ke dalam golongan kafir, bahkan lebih

jahat. Dan orang-orang itulah yang dijanjikan Allah tempatnya di tingkatan

paling bawah sekali dalam neraka. 80

Menurut Sa‟id Hawa, al-nifâq al-nazhari (Konsepsional) yaitu: bahwa

keyakinannya tentang hakekat Islam bertentangan dengan pernyataan

keimanannya kepada Islam. 81

Menurut Hamdi Ahmad Ibrahim dalam bukunya Karakter Orang-

Orang Munafik, bahwa al-nifâq al-i‟tiqâdi itu ada delapan perkara, yaitu:

1. Mereka mengucapkan dua kalimat syahadat sebagaimana firman

Allah Ta‟ala dalam Q.S.al-Munâfiqûn/63:1, dan Q.S.al-

Baqarah/2:8-9.

79

Di antara kawannya adalah yang membina Masjid Dhirar yaitu 80

Imam al-Bukhari, Shahih Bukhari jilid 1, (Klang: Book Centre), cet. Ke-6, h. 26. Lihat

juga Ahzami Sami‟un Jazu li, Seri Ta fsir Tematik Fiqh al-Qur‟an, h. 149. 81

Sa‟id Hawa, Intisari Ihya „Ulumuddin Al-Ghazali, Mensucikan Jiwa, (Jakarta: Robbani

Press 2008), cet. k-13,h. 182.

Page 43: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

32

2. Mereka memproklamirkan dirinya senantiasa taat terhadap al-

Qur‟an dan al-Sunnah, padahal sebenarnya menentang dan

bermaksud jahat terhadap keduanya, sebagaimana firman Allah

Ta‟ala dalam Q.S.al-Nisa‟/4: 81, dan Q.S. al-Nûr/24: 27.

3. Mereka melaksanakan shalat namun disertai dengan riya‟, mereka

mendirikan shalat dengan bermalas-malasan, mereka suka

mengakhirkan shalat samapai waktunya habis, mereka

mempercepatkan shalat bagaikan burung gagak mencocok dengan

paruhnya dan mereka tidak suka menghadiri shalat jemaah di

masjid. Mereka tidak berzikir kepada Allah melainkan sedikit. Hal

ini sebagaimana Allah telah berfirman dalam Q.S.al-Nisa‟/4: 142.

4. Mereka suka bersedekah tetapi karena terpaksa dan di dorong

dengan sifat riya‟, sebagaimana firman Allah dalam Q.S.al-

Taubah/9: 54, dan Q.S. al-Taubah/9: 98.

5. Mereka suka membaca al-Qur‟an, sebagaimana Nabi bersabda:

“Kebanyakan orang-orang munafik dari ummatku adalah para

pembaca al-Qur‟an”. (HR. Ahmad, Jilid 2: 175)

6. Mereka suka menghadiri majlis-majlis ta‟lim, akan tetapi mereka

tidak mengerti sedikit pun yang disampaikan da‟i, justru mereka

suka memperolok dan mengejek apa yang didengarnya.

Sebagaimana firman Allah dalam Q.S.Muhammad/47: 16, dan

Q.S.al-Taubah /9: 127.

Page 44: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

33

7. Orang-orang munafik itu senang membangun masjid tetapi mereka

menjadikannya sebagai markas tempat mereka mengadakan makar

dan mengatur strategi untuk memerangi Allah dan Rasulnya. Hal

ini seperti yang ditegaskan dalam Q.S. al-Taubah /9: 107.

8. Sikap lahiriyah mereka mencegah orang lain sehingga mengira

mereka sebagai orang-orang yang bertaqwa dan berilmu

pengetahuan. Hal ini dinyatakan dalam sabda Nabi Saw. dalam

Musnad Ahmad: “Sesungguhnya sesuatu yang paling aku

khawatirkan atas umatku adalah setiap orang munafik yang

pandai bersilat lidah”.82

2. Al-Nifâq al-„Amali:

Pandangan syariat menyatakan bahwa al-nifâq al-„amali adalah

munafik yang tidak membawa kepada kekafiran yaitu tidak akan

menyebabkan seseorang itu keluar dari Islam, tetapi hanya saja pelakunya

divonis sebagai orang yang berdosa dan amat merugikan diri serta merusakkan

pergaulan.83

Menurut Sa‟id Hawa, al-nifâq al-„amali (Perbuatan): yaitu yang

memiliki akhlaq orang-orang munafik dalam memberikan loyalitas kepada

82

Hamdi Ahmad Ibrahim, Karakter Orang-Orang Munafik , Penerjemah Abu Barzan i

(Jakarta: Pustaka al-Kautsar 1995), cet. ke-1, h. 15-20 83

Imam al-Bukhari, Shahih Bukhari jilid 1, h. 26. Lihat juga Ahzami Sami‟un Jazu li, Seri

Tafsir Tematik Fiqh al-Qur‟an, h. 149.

Page 45: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

34

orang-orang kafir, berkasih sayang kepada mereka, mendukung perjuangan

mereka, menyalahi janji, membiasakan dusta atau berkhianat dan curang. 84

Bentuk yang pertama tadi adalah mereka orang munafik menyerupai kafir

karena mereka telah mempermainkan keimanannya. Mereka mengatakan dengan

lisannya telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, padahal mereka hanya

memperolok saja. Karena di hati mereka sesungguhnya telah mengingkari Islam.

Padahal hakekat keimanannya itu adalah keyakinan yang letaknya di hati. Mereka

telah berdusta dengan lisannya, sehingga syahadah yang mereka ikrarkan sia-sia

dan sesungguhnya mereka tidak beriman karena perbuatan tersebut. Dalam hal ini,

kemunafikan yang dianggap keluar dari keimanan secara total adalah mencakup

kemunafikan yang besar yang menyangkut „aqidah (keyakinan), di mana

pelakunya akan menampakkan keislaman serta menyembunyikan kekufuran.

Adapun bentuk yang kedua yaitu kemunafikan dalam bentuk perbuatan,

meskipun kemunafikan „amaliah ini tidak sesuai menyebabkan pelaku-pelakunya

keluar dari keimanan secara total tetapi merupakan lorong menuju kekufuran.

Dalam bentuk ini, menurut „Aidh Abdullah al-Qarni terdapat 30 sifat-sifat yang

menunjukkan prilakunya akan menyebabkan terus kepada kemunafikan, yaitu

seperti berikut:

1. Dusta

2. Ingkar janji

3. Melampau batas jika berselisih

4. Tidak menepati janji

84

Sa‟id Hawa, Intisari Ihya „Ulumuddin Al-Ghazali, Mensucikan Jiwa, h. 182.

Page 46: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

35

5. Malas dalam beribadah

6. Lalai dalam beribadah

7. Riya‟ dalam beribadah

8. Tergesa-gesa dalam sembahyang

9. Melecehkan terhadap sosok para saleh

10. Mempermainkan al-qur‟an dan al-sunnah

11. Berlidung di balik sumpah

12. Terpaksa dalam berinfak

13. Meremehkan muslim dan mengunggulkan kafir

14. Membesarkan yang kecil dan mengecilkan yang besar

15. Berpaling dari takdir

16. Mengumpat orang-orang saleh

17. Meninggalkan sembahyang berjemaah

18. Merusak dengan dalih kebaikan

19. Penampilan luar bertolak-belakang dengan yang tersembunyi dalam hati

20. Pengecut terhadap ancaman

21. Mengajukan alasan dusta

22. Memasyarakatkan kemungkaran dan melarang perbuatan makruf

23. Enggan menyumbang kebaikan

24. Melupakan allah karena sedikit berzikir

25. Mendustakan tawaran allah

26. Sibuk memperindahkan penampilan luar melupakan hakikat batin

27. Agitatif dan congkak

Page 47: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

36

28. Tidak memahami agama

29. Malu terhadap manusia, tidak malu dengan Allah ketika bermaksiat

30. Bergembira ria dengan musibah dan merasa sedih dengan rahmat yang

menimpa kaum muslimin85

Menurut perhatian penulis, penulis setuju dengan menyatakan kesemua 30

sifat perbuatan tadi termasuk dalam bagian kedua, andai saja manusia yang

mengaku iman kepada Allah dan melakukan hal demikian, maka itu termasuk

dalam nifaq „amaliah. Sebenarnya keyakinan orang munafik itu bisa dilihat

dengan perbuatannya karena perbuatan akan mengikuti gerak hati seseorang.

Lalu, segala perbuatan orang munafik adalah perbuatan nifaq i‟tiqadi. Demikian

hal ini telah dinyatakan dengan panjang di dalam al-Qur‟an dan lebih terperinci

lagi terdapat dalam hadis. Penulis akan melampirkan 30 sifat di atas secara

terperinci pada bagian belakang. Adapun akibat dari perbuatan mereka tadi, maka

mereka tidak akan terlepas dari azab Allah Swt., yaitu: Mereka ditempatkan di

Neraka paling bawah (Q.S.al-Nisa‟/4: 145), mereka dilaknati dan mendapat azab

yang kekal (Q.S. al-Taubah/9: 68), mereka diazab Allah dengan azab yang pedih

di dunia dan akhirat (Q.S. al-Taubah/9: 74).

Ayat al-Qur‟an di atas cukup jelas menerangkan bahwa orang yang

melakukan sifat-sifat munafik di atas akan menuju ke neraka. Namun begitu, jika

mereka tidak memiliki al-nifâq al-i‟tiqâdi maka mereka tidak akan keluar dari

keimanan kepada Allah dan Allah akan membalas atas segala perbuatan yang

buruk.

85

„Aidh Abdullah al-Qarni, Bahaya Kemunafikan di Tengah Kita , Penerjemah H.

Nandang Burhanudin, (Jakarta: Qisthi Press 2003), cet. ke-1, h. XIII

Page 48: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

37

C. Karakteristik Munafik Dalam Musnad Ahmad

Di dalam al-Qur‟an banyak sekali membicarakan mengenai orang-

orang munafik, terutama dalam surah-surah panjang yang diturunkan di Madinah.

Dalam Surat al-Baqarah, yaitu surah kedua dalam susunan al-Qur‟an, terdapat

kisah mengenai sifat-sifat orang yang muttaqin dalam empat ayat, orang kafir dua

ayat, namun orang munafik dibicarakan tingkah lakunya yang buruk itu dalam

tiga belas ayat. Surat-surat ali-Imrân, an-Nisâ‟, al-Anfâl, at-Taubah, al-Ahzâb, al-

Hadîd, al-„Ankabût, al-Fath, al-Tahrîm yang penuh berisi keterangan tentang

perangai, kelakuan, kedengkian, pengecut dan kekecilan jiwa orang munafik.86

Munafik adalah suatu sifat yang paling populer yang telah disebut

oleh Rasulullah Saw. dengan 3 tanda. Penulis telah melacak dalam al-Musnad

bahwa Imam Ahmad menyebut 4 hadis yang menyatakan hal yang persis

demikian.87 Dalam sunan sittah juga meriwayatkan dari sahabat yang sama yaitu

Abu Hurairah. Namun demikian, dalam Sunan Ibn Majah saja yang tidak

menyebut 3 tanda munafik.

86

HAMKA, Tafsir al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas 2008), Cet. ke-2, Jilid XXVIII,

h. 202 87

Riwayat dari al-Walid ibn al-Qasim, Sulaiman abu al-Rabi‟, Ishaq ibn „isa dan Hasan.

Lihat Ahmad Ibnu Hanbal Abu „Abdullah asy-Syaibâni, Musnad al-Imam Ahmad ibn Hanbal,

(Beirut: Dar al-Fikr 1987), cet. ke-2, Jilid 2. h. 200, 357, 397 dan 536 88

Ahmad Ibnu Hanbal Abu „Abdullah asy-Syaibâni, Musnad al-Imam Ahmad ibn

Hanbal, Jilid 2. h. 357

Page 49: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

38

Sulaiman Abu al-Rabi‟ memberitahu kami, ia berkata, Ismail bin Ja‟far memberitahu kami, ia berkata, Nafi‟ bin Malik bin Abi Amir Abu Suhail memberitahu kami, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi

Saw., beliau bersabda: “Tanda-tanda orang munafik itu tiga, yaitu: apabila berbicara ia dusta, jika berjanji ia menginkari dan jika dipercaya ia

khianat.”

Adapun sifat munafik yang disebut Rasulullah Saw. dengan 4 perkara.

Penulis mengkaji bahwa Sahih al-Bukhâri mengeluarkan 3 hadis yang serupa

tapi berlainan perawi, adapun Sahih Muslim, Sunan al-Turmudzi, Abi Daud dan

al-Nasâi hanya meriwayatkan satu hadis dan semuanya berlainan perawi dan

cara periwayatan mereka dengan gaya bahasa tersendiri. Namun dari penilaian

penulis mendapati bahwa semua ahli hadis meriwayatkan dari sahabat yang sama

yaitu Abdullah „Amr.

1. Mengkhianati seseorang, sering berdusta ketika berbicara, mengingkari

janji dan melakukan perbuatan keji terhadap musuh

89

Muhammad ibn Ja‟far memberitahu kami, telah bercerita Syu‟bah dari Sulaiman dan Ibn Numair, ia berkata, al-A‟masy memberitahu kami, dari

Abdillah bin Murrah, dari Masyruq dari Abdullah bin „Amr, sesungguhnya Nabi Saw. bersabda: “barang siapa yang di dalam dirinya terdapat empat perkara sebagai berikut, maka dia adalah orang munafik. Sedangkan siapa

yang didalam dirinya terdapat satu perkara diantara empat perkara itu, maka ia menyandang satu sifat dari kemunafikan, sampai dia

89

Ahmad Ibnu Hanbal Abu „Abdullah asy-Syaibâni, Musnad al-Imam Ahmad ibn

Hanbal, Jilid 2. h. 189

Page 50: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

39

meninggalkannya. Keempat perkara itu ialah: apabila ia jika berbicara ia dusta, jika berjanji ia mengingkari, dipercaya ia khianat, dan jika bermusuhan ia berbuat keji.”

2. Memakan harta rampasan, tidak pergi ke masjid dan mencela umat Islam

90

Yazid menceritakan kepada kami, bahwa Abdullah Ibn Malik al-

Jumahi mengkhabarkan dari Ishaq ibn Bakar ibn Abi al-Furat dari Sa‟id ibn Abi Sa‟id al-Mukbiri dari ayahnya dari Abi Hurairah dari Nabi Saw. telah berkata “Bahwa bagi orang-orang munafik ada tanda-

tandanya, mereka berkenalan setelah itu kutuk, dan memberi makan dengan harta rampasan perang yang dicuri dan mereka tidak mendekati

masjid kecuali berteduh dan mereka tidak pergi salat kecuali membelakanginya dengan sombong.”

3. Shalat yang paling berat adalah shalat Subuh dan Isya

Waki‟ berkata kepada kami, al-A‟masy menceritakan dari Abi Salih

dari Abi Hurairah berkata, berkata Rasulullah Saw. “sukakah kamu

90

Ahmad ibn Hanbal Abu „Abdullah asy-Syaibâni, Musnad al-Imâm Ahmad ibn Hanbal,

jilid 2, h. 293 91

Ahmad ibn Hanbal Abu „Abdullah asy-Syaibâni, Musnad al-Imâm Ahmad ibn Hanbal,

jilid 2, h. 472

Page 51: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

40

apabila kamu pulang ke rumahmu lantas kamu mendapati 3 ekor unta yang sedang bunting dan gemuk-gemuk?. Maka 3 ayat yang di bacakan dalam sembahyang lebih baik dari 3 ekor unta yang bunting

itu, sesungguhnya sembahyang yang paling berat bagi orang munafik adalah sembahyang isya‟ dan subuh, jika sekiranya mereka tahu

fadhilat kedua sembahyang itu, nescaya mereka akan menunaikannya walaupun dalam keadaan merangkak.”

4. Bermuka Dua

92

Hasyim menceritakan kami, Laits memberitahu Yazid ibn Abi

Habib dari „irak dari Abi Hurairah bahwa sesungguhnya telah mendengar Rasulullah Saw. berkata “bahwa seburuk-buruk manusia

adalah orang yang bermuka dua, dia datang kepada mereka dengan

satu wajah dan pada mereka dengan wajah yang lain.”

5. Berkata-kata Dengan Berdalilkan al-Qur‟an

93

Abu Mu‟awiyah menceritakan, al-A‟masy mengkhabarkan dari Khaitsamah dari Suwaid ibn Ghaflah berkata, berkata Ali Ra. Apabila

kamu menceritakan hadis Rasulullah akan satu hadis maka lembutlah

92

Ahmad ibn Hanbal Abu „Abdullah asy-Syaibâni, Musnad al-Imâm Ahmad ibn Hanbal,

jilid 2, h. 307 93

Ahmad ibn Hanbal Abu „Abdullah asy-Syaibâni, Musnad al-Imâm Ahmad ibn Hanbal,

jilid 1, h. 181

Page 52: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

41

satu bagian yang tinggi dari langit yang paling suka kepadaku dari berkata bohong, dan apabila dari selainnya, maka sesungguhnya aku lah lelaki pertama memeranginya dan peperangan itu adalah tipu daya,

aku mendengar Rasulullah bersabda “Akan datang suatu kaum di akhir zaman di mana para pemuda pada saat itu berakal buruk mereka

berkata dengan ayat-ayat al-Qur‟an, tidaklah imannya melebihi kecuali sekedar pada bibir mulut, barang siapa menjumpai mereka, bunuhlah mereka, maka sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu ganjaran

di hari Kiamat nanti.”

6. Orang yang paling dibencinya adalah orang arab

94

Abdullah menceritakan kami, Ismâ‟îl Abu Ma‟mar memberitahu kami, Ismâ‟îl ibn „Iyâsh menceritakan dari Zaid ibn Jabirah dari Daud

ibn al-Husain dari Abdullah ibn Abi Rafi‟ dari Ali Ra. Berkata, berkata Rasulullah Saw. “tidaklah orang yang paling membenci orang arab melainkan orang-orang munafik.”

7. Berdebat mengenai al-Qur‟an

95

Zaid ibn al-Hubbab menceritakan kami, abu al-Samhi memberitahu Abu Qabil bahwa sesungguhnya Uqbah ibn „amir

mendengar beliau bersabda, bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda “Sesungguhnya aku paling takut terjadi ke atas umatku 2 perkara, yaitu al-Qur‟an dan buruh (tukang batu bata), adapun para

buruh mencari tanah yang subur dan mengerjakannya dengan mengikuti syahwat, dan mereka sering meninggalkan solat, adapun al-

Qur‟an maka orang-orang munafik mempelajarinya hanya untuk berdebat melawan orang beriman.”

94

Ahmad ibn Hanbal Abu „Abdullah asy-Syaibâni, Musnad al-Imâm Ahmad ibn Hanbal,

jilid 1, h. 181 95

Ahmad ibn Hanbal Abu „Abdullah asy-Syaibâni, Musnad al-Imâm Ahmad ibn Hanbal,

jilid 4, h. 155

Page 53: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

42

BAB IV

KRITIK HADIS

A. Kritik Sanad

a) Hadis Pertama:

a. Ahmad

1. Nama lengkapnya adalah Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal ibn

Hilâl ibn Asad al-Syaibâni al-Marwazi.97

2. Di antara gurunya adalah Sufyan ibn „Isa al-Zuhri, Yahya ibn Sa'id

al-Qatân, Abdurrahman ibn Mahdî, Yazîd ibn Hârun, Sufyân ibn

„Uyainah dan Abu Daud al-Thayâlisi98

3. Tabaqat ke sepuluh Kibaru Akhzain Tabi‟ Tâbi‟in

4. Salih ibn Ahmad ibn Hanbal berkata bahwa ayahnya yaitu Ahmad

lahir di kota Baghdad pada bulan Rabi'ul Akhir tahun 16499 dan

wafat pada 25 Ramadhan 241 H.100

96

Ahmad ibn Hanbal Abu „Abdullah al-Syaibâni, Musnad al-Imâm Ahmad ibn Hanbal,

jilid 1, h. 44 97

Lihat Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl, Jilid 1, h. 442 98

Lihat Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu al-Fadhl al-„Asqâlani, Tahdzib at-Tahdzib, jilid 1,

h. 62 99

Lihat Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl, Jilid 1, h. 445

Page 54: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

43

5. Sifat cela dan keadilannya menurut ulama hadis

Ibn Hajar : imâm, tsiqat, hafiz dan hujjat.

Ibn Salih al-„Ajli : tsiqat tsabit fi al-hadits101

Ibn Abi Hâtim : imâm dan hujjat.

Nasâi: tsiqat ma‟mûn.

Ibn Ma‟kûla: orang yang paling tahu tentang sahabat dan tâbi‟in.

Al-Khalili: orang yang lebih tahu dalam kurunnya.

Ibn Hibbân: beliau adalah penghafal yang kuat ingatan.

Ibn Sa‟di: tsiqat thabit sudûq katsir. 102

Al-Dzahabî: imâm.103

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Ahmad adalah

Tsiqat. Dan menurut dari data tarikh kelahiran dan kematiannya, perawi ini

bersambung sanadnya dengan Abdullah (w.290), Ahmad (164-241) dan Yazîd

Ibn Harun (117-206).

b. Yazîd Ibn Hârun

1. Nama lengkapnya adalah Yazîd ibn Hârun ibn Zadzi Abu Khalid al-

Wasiti al-Salmi, datuknya Zadzan maula Ummu „Asim.104

100

Lihat Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl, Jilid 1, h. 466 101

Lihat Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl, Jilid 1, h. 453 102

Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu al-Fadhl al-„Asqâlani, Tahdzib at-Tahdzib, jilid 1, h.75 103

Imam Syamsuddin Muhammad ibn Ahmad ibn Uthman al-Dzahabi, Siyâr A‟lâm al-

Nubalâ‟, (Qahirah : Dar al-Hadits 2006), cet. ke-1, jilid 11, h.179 104

Lihat Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl, Jilid 32, h. 261

Page 55: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

44

2. Di antara gurunya adalah Aswad ibn Syaibân, Ismâil ibn Muslim,

Jarîr ibn Hâzim, Ismâil ibn „Iyash, Hamâd ibn Zaid, Supyân al-

Tsauri, Yahya ibn Sa‟id, dan Dailam ibn Ghazwân.105

3. Tabaqat kesembilan dari Sighâru Atbâ‟u Tâbi‟in.

4. Ya‟qub ibn Supyan mengatakan bahwa Yazid dilahirkan pada 117 H

dan wafat pada 206 H pada hari selasa bulan Rabi‟ al-Akhir pada

pemerintahan Khalifah al-Ma‟mun , adapun Muhammad ibn Sa‟id

berkata 118 H. „Ali ibn Syu‟ib mengatakan bahwa beliau telah

menghafal hadis sebanyak 1024 hadis dengan sanad dan yang tidak

tercela. Muhammad ibn Qudâmah berkata beliau telah menghafal

hadis sebanyak 1025 hadis dengan sanad.106

5. Sifat cela dan keadilannya menurut ulama hadis

Yahya ibn Mu‟în : tsiqat

„Ali ibn al-Madini :beliau daripada golongan tsiqat

Al-„Ajli : tsiqat dan tetap dengan hadis

Abu Hâtim al-Razi : tsiqat dan Imâm Sudûq

Yahya ibn Yahya al-Naisâburi: beliau di kalangan penghafaz107

Al-Dzahabî: seorang yang berpengetahuan108

Al-Za‟farâni: tidaklah aku lihat orang yang lebih baik darinya

105

Lihat Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl, Jilid 32, h.268. 106

Lihat Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl, Jilid 32, h. 262-

268. Lihat juga Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim Abu Abdullah al-Bukhari al-Ja‟fi, al-Tarikh al-

Kabir, (Beirut: Dar al-Fikr 1977) Jilid 8, h. 368. Lihat juga Muhammad ibn Hibban ibn Ahmad

Abu Hatim al-Tamimi al-Basti, al-Tsiqah, (Beirut: Dar al-Fikr 1975), cet. ke-1, jilid 7, h. 632. 107

Lihat Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl, Jilid 32, h. 269. 108

Imam Syamsuddin Muhammad ibn Ahmad ibn Uthman al-Dzahabi, Siyâr A‟lâm al-

Nubalâ‟, jilid 9, h.369

Page 56: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

44

Ziyad ibn Ayyub : Hafiz

Ya‟qub ibn Syaibah: tsiqat

Ibn Qâni‟: Tsiqat Ma‟mûn

Ibn Hajar : Tsiqat dan sempurna dalam ibadat109

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Yazîd Ibn Harun

adalah Tsiqat, menurut dari data tarikh kelahiran dan kematiannya, perawi ini

bersambung sanadnya dengan Ahmad ibn Hanbal (164-241), Yazîd Ibn Harun

(117-206), dan Dailam ibn Ghazwân (w.235).

c. Dailam Ibn Ghazwân

1. Nama lengkapnya adalah Dailam ibn Ghazwân Al-Ba‟di, Abu Ghalib

al-Barra‟ al-Basri.

2. Di antara gurunya adalah Hakim ibn Jahl, Abdullah ibn „Amru ibn

„Ash, Tsabit al-Banâni dan Maimûn al-Kurdi.110

3. Tabaqat ke delapan dari Wusto Atbâ‟u Tâbi‟in.

4. Abdullah al-Baghwi menyatakan bahwa Dailam dan al-Qawâriri

adalah wafat pada tahun yang sama yaitu 235 H.111

5. Sifat cela dan keadilannya menurut ulama hadis

Yahya bin Mu‟în : Tsiqat

Abu Dâud al-Sajastâni : Tidak mengapa dengannya112

Abu Hâtim ar-Radzi : Tidak Mengapa Dengannya

109

Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu al-Fadhl al-„Asqâlani, Tahdzib at-Tahdzib, Jilid 11, h.

368 110

Lihat Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl, Jilid 8, h. 502 111

Imam Syamsuddin Muhammad ibn Ahmad ibn Uthman al-Dzahabi, Siyâr A‟lâm al-

Nubalâ‟, Jilid 11, h.445 112

Lihat Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl, Jilid 8, h. 502

Page 57: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

45

Ibnu Hibbân : Tsiqat

Al-Barraz : Guru Yang Saleh

Ibn Hajar : Sudûq113

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Dailam ibn

Ghazwân adalah Sudûq. Menurut dari data perawi, perawi ini bersambung

sanadnya dengan Yazîd Ibn Harun (117-206), Dailam ibn Ghazwân (w.235),

dan Maimûn al-Kurdî sebagaimana yang telah disebutkan dalam Tahdzîb al-

Kamâl.

d. Maimûn al-Kurdî

1. Nama lengkapnya adalah Maimûn al-Kurdi, gelarannya Abu Basir,

dan dikatakan Abu Nasir ibn Ma‟kulâ.114

2. Gurunya adalah Abu Utsmân Al-Nahdi Al-Kûfi, ayahnya dan Nabi

Muhammad Saw..115

3. Tabaqat keenam dari Sighâru Tâbi‟in.

4. Penulis tidak menemukan biodata lengkap periwayat di atas.

5. Sifat cela dan keadilannya menurut ulama hadis

Yahya bin Mu‟în : Saleh, Tidak Mengapa Dengannya

Abu Daud : Tsiqat

Ibnu Hibbân : Tsiqat116

Ibnu Hajar: Maqbûl117

113

Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu al-Fadhl al-„Asqâlani, Tahdzib at-Tahdzib, Jilid 3, h.

215 114

Lihat Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl, Jilid 29, h. 236 115

Lihat Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl, Jilid 29, h. 236 116

Lihat Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl, Jilid 29, h. 236

Page 58: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

46

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Maimûn al-Kurdi

adalah maqbûl. Menurut dari data perawi, perawi ini bersambung sanadnya

dengan Dailam ibn Ghazwân (w. 235) Maimûn al-Kurdî dan Abu „Ustmân Al-

Nahdî (w. 95) dikarenakan atas pertalian guru dan murid yang telah

disebutkan dalam Tahdzîb al-Kamâl.

e. Abu „Utsmân Al-Nahdî Al-Kûfi

1. Nama lengkapnya adalah Abdur Rahmân ibn Mâl ibn „Amru ibn „Adi

ibn Wahâb ibn Rabî‟ah ibn Sa‟ad ibn Huzaifah ibn Ka‟ab ibn Rifa‟at

ibn Mâlik ibn Nahdi ibn Laits ibn Sûdi ibn Aslam ibn al-Hâf ibn

Qadhâ‟at, Abu „Ustmân Al-Nahdî Al-Kûfi.118

2. Diantara gurunya adalah Ubai ibn Ka‟ab, Usâmat ibn Zaid, Bilâl ibn

Rabâh, Huzaifat ibn Yamân, Jabîr ibn Abdullah, Zaid ibn Arqâm,

„Umar al-Khattab, „Ali, Talhah, ibn Mas‟ûd dan ramai lagi.119

3. Tabaqat kedua dari Kibâru Tâbi‟in.

4. Berkata „Amru ibn „Ali bahwa beliau wafat pada umur 75, pada tahun

95 H. Ibnu al-Barra‟ menyatakan bahwa beliau berasal dari Kûfah,

setelah meninggalkan agama Jahiliyah, beliau berhijrah ke Madinah

setelah kematian Khalifah Abu Bakr.120

5. Sifat cela dan keadilannya menurut ulama hadis

„Ali al-Madini: Tsiqat

117

Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu al-Fadhl al-„Asqâlani, Tahdzib at-Tahdzib, Jilid 10, h.

395 118

Lihat Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl, Jilid 17, h. 425 119

Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu al-Fadhl al-„Asqâlani, Tahdzib at-Tahdzib, Jilid 6, h.

249 120

Lihat Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl, Jilid 17, h. 429

Page 59: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

47

Abu Hâtim ar-Radzi : Tsiqat

Abu Zur‟ah: Tsiqat

Muhammad ibn Sa‟ad: Tsiqat

Ibnu Kharâsyi: Tsiqat121

Nasâi: Tsiqat

Ibnu Hibbân : Tsiqat

Abu Dâud: tâbi‟in yang besar

Ibnu Hâjar: Tsiqat Tsabit 122

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Abu „Ustmân Al-

Nahdi adalah Tsiqat. Menurut dari data perawi, perawi ini bersambung

sanadnya dengan Maimûn al-Kurdî, Abu „Ustmân Al-Nahdî Al-Kûfi (w. 95)

dan „Umar ibn al-Khattâb (w.23) disebabkan atas pertalian guru dan murid

yang telah disebutkan dalam Tahdzîb al-Kamâl.

f. „Umar ibn al-Khattab

1. Nama lengkapnya adalah „Umar ibn al-Khattab ibn Nafil ibn Abdul

„Azi ibn Riyâh Ibn Tahtâniah ibn Abdullah ibn Qarti ibn Rizah ibn

„Adi ibn Ka‟ab ibn Luai ibn Ghalib al-Qarsyi al-„Adawi. Yang digelar

al-Fâruq. 123

121

Lihat Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl, Jilid 17, h. 428

dan 429 122

Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu al-Fadhl al-„Asqâlani, Tahdzib at-Tahdzib, Jilid 6, h.

278 123

Ahmad bin Ali b in Hajar Abu al-Fadhl A l-„Asqâlani, Al-Isabah fi Tamyîzi al-Sahâbat,

(Beirut: Dar al-Jail 1412), cet. ke-1, jilid 4, h. 588

Page 60: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

48

2. Guru-gurunya adalah Ubai ibn Ka‟ab, Abu Bakr Al-Siddiq dan Nabi

Muhammad Saw..124

3. Tabaqat pertama dari Sahâbat.

4. Beliau lahir 4 tahun sebelum Nabi lahir dan meninggal dunia pada

tahun 23 H. Menjadi salah seorang dari 10 orang yang dijanjikan

masuk surga.125

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati dengan berpandukan

Jumhur Ulama, bahwa „Umar ibn al-Khattab adalah „Adil. Menurut dari data

tarikh kelahiran dan kematiannya, perawi ini bersambung sanadnya dengan

Abu „Ustmân Al-Nahdî Al-Kûfi (w.95), „Umar ibn al-Khattâb (w.23) dan Nabi

Muhammad (w.11).

b) Hadis Kedua:

a. Ahmad

(sudah dikritisi pada lembar 44)

124

Ahmad bin A li bin Hajar Abu al-Fadhl A l-„Asqâlani, Al-Isabah fi Tamyîzi al- Sahâbat,

jilid 4, h. 601 125

Ahmad bin A li bin Hajar Abu al-Fadhl A l-„Asqâlani, Al-Isabah fi Tamyîzi al- Sahâbat,

jilid 4, h. 588 126

Ahmad ibn Hanbal Abu „Abdullah asy-Syaibâni, Musnad al-Imâm Ahmad ibn Hanbal,

jilid 1, h. 22

Page 61: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

49

b. Abu Sa‟id

1. Nama lengkapnya adalah Abdur Rahman Ibn Abdullah Ibn Ubaid Al-

Basrî, Abu Sa‟id Maula Bani Hâsyim. Yang digelar dengan

Jurdaqah.127

2. Di antara gurunya adalah Hamad ibn Salamah, „Ikrimah ibn „Amir al-

Yamami, Yahya ibn Abi Sulaimân, Ishaq ibn „Uthman, Salam ibn

Sulaimân dan Dailam Bin Ghazwân.128

3. Tabaqat kesembilan dari Sighâru Atbâ‟u Tâbi‟in.

4. Penulis tidak menemukan data lengkap beliau mengenai kelahirannya,

adapun tarikh wafatnya al-Bukhâri daripada Harun al-Asy‟ats

mengatakan bahwa Abu Sa‟id telah wafat pada 197 H.129

5. Sifat cela dan keadilannya menurut ulama hadis

Abu Hatim al-Razi : tidak mengapa dengannya

Al-Tabrâni : tsiqat.130

Abu al-Qasim al-Baghwi: tsiqat.

Yahya ibn mu‟în : tsiqat

Ibn Hajar : Sudûq131

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Abu Sa‟id adalah

Sudûq, menurut dari data tarikh kelahiran dan kematiannya, perawi ini

127

Lihat Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl, Jilid 17, h. 217 128

Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu al-Fadhl al-„Asqâlani, Tahdzib at-Tahdzib, Jilid 6, h.

190 129

Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu al-Fadhl al-„Asqâlani, Tahdzib at-Tahdzib, Jilid 6, h.

190 130

Lihat Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl, Jilid 17, h. 217 131

Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu al-Fadhl al-„Asqâlani, Tahdzib at-Tahdzib, Jilid 6, h.

209

Page 62: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

50

bersambung sanadnya dengan Ahmad ibn Hanbal (164-241), Abu Sa‟id

(w.197), dan Dailam ibn Ghazwân (w.235).

c. Dhailam Bin Ghazwân

(sudah dikritisi pada lembar 47)

d. Maimûn al-Kurdi

(sudah dikritisi pada lembar 48)

e. Abu „Ustmân

(sudah dikritisi pada lembar 49)

f. „Umar ibn al-Khattâb

(sudah dikritisi pada lembar 50)

Menurut penelitian penulis, bahwa ulama hadis telah mengkritisi para

sanad yang terdapat dalam hadis-hadis tersebut. Maka, penulis mendapati

kesemua perawi dalam kedua hadis di atas bisa dikatakan tsiqat, walaupun

terdapat perawi yang sudûq dan maqbûl tapi masalah itu tidak dapat

mempengaruhi kualitas hadis. Untuk menjelaskan lagi dalam pembahasan

mengenai sanad hadis ini, maka penulis mengambil perhatian untuk melampirkan

jalur skema sanad pada halaman akan datang.

B. Kritik Matan

Dalam menentukan keshahihan atau kehujjahan sesuatu hadis itu, tidak

cukup dengan hanya meneneliti sanad, maka dengan itu matan juga memiliki

kepentingan yang sama. Karena menurut ulama hadis, sesuatu hadis barulah

Page 63: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

51

dinyatakan berkualitas sahih apabila sanad dan matan hadis itu sama-sama

berkualitas sahih.132

Di antara kriteria kesahihan matan hadis, menurut para muhadditsin cukup

beragam. Salah satu versi yang dikemukakan oleh al-Khatib al-Baghdâdi, bahwa

suatu matan hadis dapat dinyatakan maqbûl (diterima) apabila memenuhi unsur-

unsur berikut:

(1) Tidak bertentangan dengan akal sehat.

(2) Tidak bertentangan dengan hukum al-Qur‟an yang telah muhkam.

(3) Tidak bertentangan dengan hadis yang mutawâtir.

(4) Tidak bertentangan dengan amalan yang telah menjadi kesepakatan

ulama‟ masa lalu (ulama‟ salaf).

(5) Tidak bertentangan dengan dalil yang telah pasti.

(6) Tidak bertentangan dengan hadis ahad yang kualitas ke-sahih-annya

lebih kuat.133

Menurut Salâhudin ibn Ahmad al-Adlabi, bahwa kritik matan itu adalah

sebanding dengan kritik intern menurut para ahli sejarah. Unsur-unsur terpenting

dalam kritik matan ini adalah “kritik negative untuk kemurnian” dan “ kritik

negative untuk ketelitian”. Model pertama digunakan sebagai upaya untuk

meneliti munculnya pemalsuan oleh periwayat, sedangkan kritik model kedua

dimaksudkan untuk meneliti adanya kekeliruan yang mereka lakukan.

132

M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadits Nabi (Jakarta: Bulan Bintang,

2007), h. 115. 133

Bustamin dan M. Isa A. Salam, Metodologi Kritik Hadits (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2004), h. 62-63.

Page 64: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

52

(1) Kritik terhadap riwayat-riwayat yang bertentangan dengan al-Qur‟an,

yaitu riwayat-riwayat tentang ketuhanan, kenabian, tafsir, balasan dan

akhirat.

(2) Kritik terhadap riwayat-riwayat yang bertentangan dengan hadis sahih

dan sirah nabawiyah yang sahih.

(3) Kritik terhadap riwayat-riwayat yang bertentangan dengan akal, indera

dan sejarah.

(4) Kritik terhadap hadis-hadis yang tidak menyerupai perkataan nabi.134

Adapun metodologi penelitian matan hadis yang dikemukakan

Muhammad Syuhudi pula mengemukakan metodologinnya seperti dibawah:

(1) meneliti matan dengan melihat kualitas sanadnya.

(2) meneliti matan yang semakna.

(3) meneliti kandungan matan hadis.135

Dari kesekian metodologi para ulama mengkritik matan hadis yang penulis

telah paparkan, maka penulis akan menggunakan langkah- langkah metodologi

penelitian matan hadis yang dikemukakan Muhammad Syuhudi.

a. Meneliti Matan Dengan Melihat Kualitas Sanadnya

Dari hasil penelitian sanad yang telah dilakukan bahwa penulis telah

mendapati pada hadis di atas telah diriwayatkan dalam keadaan

bersambung dan periwayatannya bersifat tsiqat, walaupun ada juga yang

134

Salahudin ibn Ahmad al-Adlabi, Metodologi Kritik Matan Hadis, Penerjemah H.M.

Qadirun Nur Ahmad Musyafiq, (Jakarta: Gaya Media Pratama 2004), cet. ke-1, h. 19 135

M. Syuhudi Is mail, Metodologi Penelitian Hadits Nabi, h. 121-122.

Page 65: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

53

bersifat maqbûl dan sudûq, maka hal ini tidak dapat mempengaruhi

keshahihan hadis tersebut.

b. Meneliti Matan Yang Semakna

Susunan matan hadis untuk kedua sanad dari kedua mukharrij tersebut,

memiliki persamaan makna dan tidak ada persamaan dari sudut lafaz. Hal

ini menunjukkan bahwa hadis yang diteliti telah diriwayatkan secara

makna (riwayat bi al-Ma‟na).

Untuk kajian yang lebih terperinci lagi, makanya penulis akan mencari

sebanyak mungkin hadis yang bisa sama dengan materi hadis di atas

seperti hadis yang menyangkut arti, suruhan atau larangan atas materi

hadis yaitu yang berkait rapat dengan munafik dan lisan:

Hadis Mengandung Makna Sebagian Nifak Adalah Lisan

“Santun dalam bicara dan rasa malu adalah dua bagian dari iman, sedangkan lancang dan buka-bukaan dua bagian dari nifak.”

136

Ahmad ibn Hanbal Abu „Abdullah asy-Syaibâni, Musnad al-Imâm Ahmad ibn Hanbal,

jilid 5, h. 269

Page 66: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

54

“Janganlah kalian banyak bicara tanpa dibarengi zikir kepada

Allah. Banyak bicara tanpa zikir kepada Allah akan membuat hati menjadi keras. Sesungguhnya orang yang paling jauh dari Allah

adalah orang yang berhati keras.”

Hadis Mengandung Makna Menjaga Lisan

138

“Sesungguhnya Allah mengampuni umatku dari apa yang digodakan atau dibisikkan oleh nafsunya selama ini belum

dilakukan atau diucapkan.”

139

“Salah satu tanda kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan segala sesuatu yang tidak berguna”

137

Muhammad b in Isa Abu Isa al-Tirmidzi al-Salmi, al-Jami‟ al-Sahih Sunan al-

Tirmidzi, (Beirut: Dar al-Ihya‟ al-Turats al-Arab iy,tt), jilid 4, h. 607 138

Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim Abu Abdullah Al-Bukhari al-Ja‟fi, al-Jami‟u al-

Sahih, (Beirut : Dar Ibn Katsir 1987), cet. Ke-3, jilid 6, h. 2454 139

Al-Turmidzi al-Salmi, Muhammad bin Isa Abu Isa, al-Jami‟ al-Sahih Sunan al-Turmidzi, (Beirut: Dar al-Ihya‟ al-Turats al-Arabiy, tt) jilid 4, h. 558

Page 67: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

55

“Kuasailah lisanmu atas dirimu dan hendaknya rumahmu

memberi kelonggaran kepadamu dan menangislah atas kesalahanmu.”

“Sesungguhnya aku hanyalah manusia biasa, dan

sesungguhnya kalian akan membawa pertikaian kalian kepadaku. Bisa jadi sebagian kalian lebih cakap berargumentasi daripada sebagian yang lain. Maka, akan ku putuskan baginya menurut apa

yang aku dengar. Barangsiapa kuputuskan baginya akan kebenaran seorang muslim, maka itu sebenarnya kobaran api neraka. Maka,

terserah dia mengambilnya atau meninggalkannya.”

140

Ahmad ibn Hanbal Abu „Abdullah asy-Syaibâni, Musnad al-Imâm Ahmad ibn Hanbal,

jilid 5, h. 259 141

Muhammad ibn Is mail ibn Ibrahim Abu Abdullah Al-Bukhari al-Ja‟fi, al-Jami‟u al-

Sahih, jilid 2, h. 867 142

Ahmad ibn Hanbal Abu „Abdullah asy-Syaibâni, Musnad al-Imâm Ahmad ibn Hanbal,

jilid 5, h. 323

Page 68: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

56

“Berjaminlah dengan aku 6 perkara, maka aku akan menjamin diri kamu dengan jaminan syurga. Bercakap benarlah apabila kamu bercerita, tepatilah janji apabila berjanji, bersungguhlah dalam

menjaga amanah, jagalah faraj mu, hindarilah pandangamu dan tahanlah tanganmu.”

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, hendaklah dia berkata baik atau diam.”

Balasan Orang Yang Tidak Menjaga Lisan

“Hendaklah kamu selalu berlaku jujur, karena berlaku jujur

membimbing kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan berusaha

mempertahankan atau mencari kejujuran, maka dia dicatat Allah sebagai „Sadîq‟ (orang-orang yang jujur). Dan hindarilah kamu akan dusta, karena sesungguhnya dusta itu membimbing kepada

kejahatan dan kejahatan membawa ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan mempertahankan kedustaan, maka dicatat Allah Ta‟ala sebagai „Kadzab‟ (si pembohong).”

143

Ahmad ibn Hanbal Abu „Abdullah asy-Syaibâni, Musnad al-Imâm Ahmad ibn Hanbal,

jilid 2, h. 267 144

Ahmad Ibnu Hanbal, Musnad al-Imam Ahmad ibn Hanbal, Jilid 1, h. 384

Page 69: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

57

“Sungguh seseorang mengucapkan perkataan yang

dianggapnya tidak masalah (dosa), dia akan terperosok karenanya ke dalam neraka sejauh perjalanan 70 tahun.”

C. Fiqh al-Hadits

1. Sifat Munafik Pada Zaman Rasulullah

Risalah Muhammad Saw. telah nampak dan menyerang perasaan,

membelah hati dan mendidih di dalam jiwa. Jalan risalahnya telah sampai di

berbagai tempat dan berita tentangnya pun telah tersiar di berbagai kawasan.

Dalam kelompok yang dibahas penulis, adalah salah satu dari 3

golongan146, dan golongan yang ketiga yaitu golongan munafik, golongan

yang mengaku bahwa mereka beriman tetapi sebenarnya mereka tidak

beriman. Sebenarnya pengakuan mereka itu tidaklah benar. Mereka mengakui

demikian itu untuk mempermainkan dan mengelabui mata orang Islam.

Sewaktu Rasulullah Saw. berhijrah dari Mekah ke Madinah, banyak penduduk

Madinah yang telah masuk Islam seperti kabilah Aus, Khazraj dan beberapa

orang Yahudi. Ketika itu, golongan munafik belum diketahui.147

145

Ahmad ibnu Hanbal, Musnad al-Imâm Ahmad ibn Hanbal, Jilid 2, h. 236 146

Ada tiga kelompok musuh yang menentang risalah Muhammad, Kelompok musuh

tersebut adalah orang-orang musyrik Quraisy Makkah, orang-orang Yahudi Madinah dan orang -

orang munafik yang ada antara Islam dan kafir. Lihat Ali Muhammad Al-Bajawi, Untaian Kisah

dalam al-Qur‟an, penerjemah Abdul Hamid, h. 451. 147

HAMKA, Tafsir al-Azhar, Jilid XXVIII, h. 203

Page 70: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

58

Tetapi sesudah Perang Badar tahun kedua hijrah, yang membawa

kemenangan bagi kaum muslimin, mulailah timbul dan nampak dengan

terang-terangan sifat golongan munafik ini.148 Dari sekian arti munafik yang

telah dibahas, mereka ini bisa dikatakan orang munafik yang menipu Allah

dan menipu Rasul-Nya, karena mereka memperlihatkan iman, kasih sayang

akan tetapi menyembunyikan permusuhan dalam hati juga jiwa. Sebenarnya

mereka bukanlah menipu Allah, Rasul-Nya dan para mukminin tetapi mereka

menipu diri mereka sendiri.

Sifat-sifat munafik banyak sekali yang telah disebutkan penulis pada

bagian sebelumnya yang terdapat dalam tafsir dan hadis, terutama dalam

koreksian hadis dari Musnad Ahmad. Maka dengan demikian, timbullah hadis

Nabi yang menyatakan demikian:

“Yang paling aku takuti menimpa kepada umatku adalah setiap

munafik yang pandai berbicara”

Menurut pada asbâb wurûd hadis ini, bahwa pada suatu hari, khalifah

memanggil al-Ahnaf yaitu seorang penghulu penduduk Bashrah yang terkenal

dengan kepandaian dan kefasihan berbicara: “hai Ahnaf, tahukah kamu

mengapa aku menahanmu?”, jawabnya: “Tidak”. Kemudian Khalifah berkata:

“Sebab aku menahanmu adalah karena Rasulullah pernah bersabda: “Yang

148

Pemimpin kaum munafik adalah Abdullah bin Ubay, seorang pemimpin di Madinah

dari kabilah Khazraj, anak dari seorang yang pernah menjadi pemimpin atas suka A us dan Khazraj

dan oleh pengikut-pengikutnya ia dijad ikan calon raja d i Madinah. Lihat Ali Muhammad Al-

Bajawi, Untaian Kisah dalam al-Qur‟an, penerjemah Abdul Hamid, h. 452. 149

Ahmad ibn Hanbal Abu „Abdullah asy-Syaibâni, Musnad al-Imâm Ahmad ibn Hanbal,

jilid 1, h. 44

Page 71: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

59

paling aku takuti terjadi kepada umatku ialah munafik yang pandai berbicara”.

Dan aku takut engkau termasuk di antara mereka. Namun Alhamdulillah

wahai al-Ahnaf, engkau tidak demikian”.150

Nah, dari hadis ini, yang dikatakan orang munafik itu adalah orang yang

pandai berbicara yaitu orang yang berpengetahuan dan pandai dalam

mengolah ucapan di kalangan manusia ramai, tetapi hati mereka jahil dan

akidahnya adalah fasik, mereka menipu manusia dengan menggunakan

keahlian bicara mereka sehingga menyebabkan sebagian besar manusia

tergelincir dari kebenaran. Dari lisan juga kebanyakan manusia yang pandai

dalam ilmu tapi menutup mulutnya dari kebenaran.151

Orang munafik adalah orang yang hatinya tidak beriman, biasanya orang

tersebut pandai berbicara. Ia sering memberi fatwa kepada orang lain dengan

fatwa yang batil, menyesatkan namun disadur dan disalut demikian rupa

sehingga menimbulkan kesan seolah-olah dia orang yang baik. Orang-orang

munafik pada zaman Rasulullah bergaul dengan kaum Muslimin, untuk

menyelidiki rahasia-rahasia mereka dengan cara diam-diam dan kemudian

menyampaikan rahasia-rahasia itu kepada musuh-musuh Islam. Mereka

menyebarkan permusuhan dan fitnah-fitnah untuk melemahkan barisan kaum

Muslimin. Tetapi Allah berfirman bahwa mereka adalah perusak-perusak akan

tetapi mereka tidak sadar.152

150

Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi ad-Damsyiqi, Asbabul Wurûd, penerjemah H M.

Suwarta Wijaya dan Zafru llah Salim, (Jakarta: Kalam Mulia 2008), cet. ke-10, h. 67 151

Abdul Rauf al-Manawi, Faidhu al-Qadir Syarah al-Jami‟us Syarir, (Mesir: Maktabah

al-Tijariah al-Kubra 1935), cet. ke-1, jilid 1, h. 287 152

Tafsir al-Baqarah/2: 12; lihat HAMKA, Tafsir al-Azhar, Jilid I, h. 168

Page 72: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

60

Mereka juga dikatakan kafir karena tingkah lakunya yang mempermainkan

keimanan, perlu diketahui bahwa di antara syarat orang yang beriman adalah

meyakini di dalam hati bahwa tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad

adalah pesuruh Allah. Jika lisannya mengucapkan kalimat syahadat,

sedangkan hatinya mengingkari dan mendustakannya, ia tetap dihukumi kafir

karena letak iman itu dalam hati bukan di mulut. Jika letak iman itu di mulut,

berarti iman orang yang bisu itu tidak sah. Oleh karena itu, Allah menilai

keimanan seseorang dari yang terlintas di dalam hatinya, bukan dari

pernyataan mulutnya. Allah berfirman dalam Q.S an-Nisa‟/4: 142.

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan

membalas tipuan mereka”.153

Bertolak dari sini, lisan mengandung dua bahaya yang besar yaitu: (1)

mengucapkan perkara yang batil. (2) tidak mengungkapkan kebenaran. Orang

yang tidak menegakkan kebenaran sama dengan setan bisu, orang yang suka

pamer dan orang yang bermuka dua adalah orang yang durhaka kepada Allah.

Adapun orang yang mengucapkan yang batil adalah setan yang sedang

berbicara dan orang yang durhaka kepada Allah.154

2. Munafik Zaman Modern

Orang munafik adalah orang yang hatinya tidak beriman, biasanya orang

tersebut pandai berbicara. Ia sering memberi fatwa kepada orang lain dengan

153

Fuad Kauma, Tiga Puluh Lima Karakter Munafik , (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1999),

cet ke-2, h.261 154

Sa‟id ibn Ali ibn Wahf al-Qahthani, Bahaya Lidah-Penyakit Lisan dan Terapinya,

penerjemah: Haryono dan Aris Munandar, (Jogjakarta: Media Hidayah 2003), cet. ke-1, h. 13

Page 73: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

61

fatwa yang batil, menyesatkan namun disadur dan disalut demikian rupa

sehingga menimbulkan kesan seolah-olah dia orang yang baik. Akan tetapi,

ada perkara yang sehubungan dengan hadis yang dikaji penulis atau yang

paling dekat adalah yang berkait rapat dengan sifat pandai berbicara adalah

pemimpin, karena orang yang pandai berbicara dan suka membuat janji-janji

manis adalah pemimpin seperti sabda Nabi:

155

“Tidaklah seorang hamba yang diserahi Allah untuk memimpin rakyat lalu ia meninggal dunia pada saat ia sedang menipu rakyatnya

melainkan Allah mengharamkannya masuk syurga.”

Menurut hadis di atas, bahwa pemimpin yang penipu tidak akan terlepas

dari pembalasan Allah Swt. baik Allah membalasnya di dunia ataupun di

akhirat sana, sehinggakan Allah mengharamkan mereka masuk surga-Nya.

Orang-orang munafik juga banyak berasal dari kalangan penulis,

budayawan, kyai-kyai dan cendikiawan yang berbaju muslim, coba renungkan

ayat Q.S al-Munâfiqûn/63:4. “Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh

mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu

mendengarkan perkataan mereka”. Ibnu Qayyim pernah berkata: “Seseorang

terkadang kagum mendengar perkataan mereka karena manis-manis dan

155

Ibnu hajar al-‟asqalani, Terjemah lengkap Bulughul Maram, penerjemah Abdul

Rosyad Siddiq (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana 2009), cet ke-2, h. 684.

Page 74: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

62

lemah lembut tutur katanya. Bahkan mereka tidak segan-segan menjadikan

Allah sebagai saksi atas kedustaan yang terselubung dalam hati mereka. Anda

akan melihat sikap mereka ketika menghadapi kebenaran, mereka tidur lelap,

tetapi jika membela kebatilan mereka maju terus pantang mundur”. 156

3. Pengaruh Sifat Munafik Pada Kaum Beriman

Lisan adalah laksana sebuah pedang bermata dua. Lisan bisa dipergunakan

untuk bertakwa kepada Allah seperti membaca al-Qur‟an, mengajak untuk

menjalankan kebaikan dan mencegah perbuatan mungkar serta menolong

orang yang dianiayai. Dan itu adalah perbuatan yang diperintahkan Allah

kepada setiap muslim. Lisan juga bisa dipergunakan untuk mengikuti

kehendak setan seperti dipergunakan memecah belah kaum muslimin,

berdusta, menyebut-nyebut pemberian, ejekan, cemohan, julukan jelek,

memotong perbicaraan, menghina, mencerca keturunan, mencaci zaman,

bersaksi palsu, mengunjing, mengadu domba, melanggar kehormatan orang

lain dan perbuatan-perbuatan yang diharamkan Allah dan RasulNya. 157

Sifat munafik menjelaskan lagi keburukan dusta atau sikap berpura-pura

itu dan akibatnya adalah dendam, iri hati dan ragu-ragu yang termasuk dalam

penyakit jiwa. Penyakit ini akan bertambah parah, bilamana disertai dengan

perbuatan nyata. Misalnya rasa sedih pada seseorang akan bertambah dalam,

apabila disertai dengan perbuatan nyata, seperti menangis, meronta-ronta dan

156

Hamdi Ahmad Ibrahim, Karakter Orang-Orang Munafik , Penerjemah Abu Barzani, h.

21 157

Sa‟id ibn Ali ibn Wahf al-Qahthani, Bahaya Lidah-Penyakit Lisan dan Terapinya,

penerjemah: Haryono dan Aris Munandar, h. 13

Page 75: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

63

sebagainya. Iri dan dengki tambah mendalam karena melihat kokohnya Islam

hari demi hari. Akibat pendustaan mereka, yaitu mengaku beriman kepada

Allah dan hari kesudahan dan tipu daya mereka terhadap Allah, mereka akan

menderita azab yang pedih.

Dari Abdullah ibn Mu‟adz ra. diringkaskan dari hadis yang panjang dalam

Sunan Tirmidzi yaitu:

“Maukah kalian kukabarkan pokok dari segala sesuatu?” aku mengatakan: “tentu wahai Rasulullah”, beliau kemudian memegang

lisannya kemudian bersabda: “jagalah ini”, aku berkata: “apakah kita akan disiksa dikarenakan perkataan kita?”, Nabi bersabda: “celakalah kamu, bukankah karena hasil suatu ucapan dapat menyebabkan

kebanyakan orang dicampakkan ke dalam neraka.”

4. Pengajaran

Dari kesekian hadis dan perbahasan di atas, menegaskan bahwa betapa

bahayanya penyakit lisan, hanya sekedar ucapan, keislaman seseorang bisa

menjadi batal. Contohnya murtad disebabkan berdoa kepada selain Allah,

meminta bantuan dan bernazar kepada selain-Nya, mencaci atau mendustakan

Allah, Rasul-Nya dan ajaran-ajaran Rasulullah. Meremehkan pahala dan siksa

Allah, menyifati Allah dengan sifat kekurangan, mempercayai ada petunjuk

158

Abu „Isa menyatakan bahwa hadis ini adalah hadis hasan shahih. Lihat Muhammad

bin Isa Abu Isa al-Tirmidzi al-Salmi, al-Jami‟ al-Shoheh Sunan al-Tirmidzi, jilid 5, h. 11

Page 76: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

64

atau hukum selain dari ajaran Rasulullah, membenarkan sekte-sekte orang

musyrik atau membolehkan keluar dari syariat Muhammad saw.159

“Sesungguhnya orang-orang mukmin, jika seorang hamba

melakukan kesalahan, maka hatinya akan diberi satu titik hitam, jika terus melakukan dosa, titik-titk hitam akan semakin menebal sehingga

menutupi hatiya.”

Yang akhirnya, lisan itu merupakan satu anugrah161 yang harus disyukuri

karena Allah menciptakannya untuk menguji manusia agar menjaga

kehormatan, dan karena lisan akan menghasilkan kata-kata yang baik dan

buruk, ibarat kata-kata adalah umpama pedang, yang tajamnya bisa

membunuh lawan, seperti syair A. Samad Said “Jika terlajak perahu boleh

diundur lagi, tapi jika terlajak kata, buruk padahnya.”

159

Sa‟id ibn Ali ibn Wahf al-Qahthani, Bahaya Lidah-Penyakit Lisan dan Terapinya,

penerjemah: Haryono dan Aris Munandar, h. 149 160

Muhammad b in Yazid Abu Abdullah al-Quzwaini, Sunan Ibnu Majah, (Beirut: Dar al-

Fikr,tt). Jilid 2, h. 1418 161

“Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah

bibir”.(Q.S: al-Balad/90: 8 dan 9)

Page 77: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari kesekian hal yang menyangkut sanad dan matan yang telah dibahas

dalam bab keempat yang lepas, setelah melihat banyak kritikan dari ulama dan

kesimpulan dari penulis bahwa hadis yang dikaji adalah sahih dengan kualitas

sanad dan matannya. Serta hadis ini bisa dijadikan hujjah karena terdapat tanda-

tanda yang menunjukkan hadis ini termasuk dalam kriteria sahih.

Penulis menyimpulkan bahwa kandungan hadis tersebut termasuk dalam

nifaq „amali karena orang munafik yang melakukan demikian yaitu pandai

bertutur dalam bicara, dan oleh karena bicara mereka juga, akibatnya banyak

mengandung buruk, cela dan pengaruh yang datang darinya.

B. Saran-saran

Makanya, dengan mengetahui sifat munafik yang berkaitan dengan

perbicaraan mereka yang suka menipu, kita sebagai manusia yang alpa, mungkin

saja secara tidak sengaja tertimpa dengan sifat tersebut, samada dalam sadar atau

tidak sadar, sentiasalah kita muhasabah.

1. Terapi yang paling baik dan berkesan adalah dengan harus segera

melakukan dzikir, membaca al-Qur‟an dan mudzakarah dengan orang-

orang yang lebih tahu, karena berbagai keguncangan hati bisa

membuat orang menjadi shidiq atau zindiq (kafir). Dengan konsentrasi

Page 78: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

67

menghadap Allah. Mudzakarah dengan orang-orang yang beriman dan

pertemuan dengan mereka dapat membuatnya menjadi shadiq,

sedangkan pergaulannya dengan orang-orang jahat dan rusak bisa

membuatnya menjadi zhindiq.

2. Ia juga harus tanggap terhadap berbagai kemaksiatan yang lahir dan

batin, yang besar dan yang kecil karena seringkali ketaatan membawa

ketaatan yang lain sedangkan kemaksiatan seringkali membawa

kepada kemaksiatan yang lain. Di antara maksiat yang harus lebih

diwaspadai adalah kemaksiatan yang tidak terasa, seperti berbagai

kemaksiatan hati dan lisan, karena seringkali manusia mendengki, ujub

terhadap diri sendiri atau sombong tetapi ia tidak menyedarinya

sebagaimana ia sering terjerumus ke dalam perbuatan dusta,

mengumpat, adu domba dan sebagainya.

Akhirnya, kepada Allah swt. penulis berharap agar skripsi ini menjadi

setitik sumber pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis khususnya dan

umumnya bagi pembaca serta kaum muslimin.

Page 79: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

68

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an al-Karim

A. J. Weinsinck, al-Mu‟jam al-Mufahras lil alfâz al-Hadits al-Nabawi, Leiden:

E.J. Brill 1936, tt

Abdul Majid, Hamdi, Mursyidu al-Mukhtâr ila ma fî Musnad al-Imâm Ahmad ibn

Hanbal min al-Ahâdits wa al-Atsâr, Beirut:Maktabah Nahdhah Arabiyyah

1987, cet. ke-2

Abu Zahra, Muhammad, Tarikh al-Madzâhib al-Islâmiyyah, Beirut: Dar al-Fikr

1966, tt

Al-Adlabi, Salahudin ibn Ahmad, Metodologi Kritik Matan Hadis, Penerjemah

H.M. Qadirun Nur Ahmad Musyafiq, Jakarta: Gaya Media Pratama 2004,

cet. ke-1

Anwar, Rosihon, Ilmu Tafsir, Bandung: Pustaka Setia 2005, cet ke-3

Al-Asfahâni, al-Raghib, Mu‟jam Mufradat Alfaz al-Qur‟an, Beirut: Dar al-Fikr

1986, tt

Al-Asqalâni, Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu al-Fadhl, al-Musnad li Imâm Ahmad

ibn Hanbal, Beirut: Dar al-Fikr 1991, cet. ke-1

....................., al-Isâbah fi Tamyîzi al-Sahâbat, Beirut: Dar al-Jail 1412, cet. ke-1

..................., Tahdzib al-Tahdzib, Beirut: Dar al-Fikr 1984, cet. ke-1

..................., Terjemah lengkap Bulughul Maram, penerjemah Abdul Rosyad

Siddiq, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana 2009, cet ke-2

Awang, Husin, Qâmûs al-Tulâb, Kuala Lumpur: Dar al-Fikr 1994, cet. ke-1

Al-Bajawi, Ali Muhammad, Untaian Kisah dalam al-Qur‟an, penerjemah Abdul Hamid Jakarta: Darul Haq 2007. cet. ke-1

Al-Basuni Za‟lul, Abu Hajar Muhammad al-Said, Mausû‟ah al-Athrâf al-Hadits

al-Nabawi al-Syarîf, Beirut: Dar al-Fikr 1989, cet. ke-1

Al-Bukhari, Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim Abu Abdullah, al-Tarikh al-

Kabir, Beirut: Dar al-Fikr 1977,tt

..................., al-Jami‟u al-Sahih, Beirut: Dar Ibn Katsir 1987, cet. Ke-3

..................., Shahih Bukhari jilid 1, Klang: Book Centre, cet. Ke-6

Page 80: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

69

Al-Buraiqan, Ibrahim ibn Muhammad ibn Abdullah, Pengantar Ilmu Studi Aqidah Islam, penerjemah Muhammad Anis Matta, Jakarta: Litbang Pusat Studi Islam Al-Manar, tt.

Bustamin, dan Salam, M. Isa H.A. Metodologi Kritik Hadis, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada 2004. cet. ke-1.

Al-Damsyiqi, Ibnu Hamzah, Asbabul Wurud, penerjemah H M. Suwarta Wijaya

dan Zafrullah Salim, Jakarta: Kalam Mulia 2008, cet. ke-10

Al-Dzahabi, Imam Syamsuddin Muhammad ibn Ahmad ibn Utsman, Siyâr A‟lâm

al-Nubalâ‟, Qahirah: Dar al-Hadits 2006, cet. ke-1

Fatah Yasin, Qurratul Ain, Ilmu Mustholah Hadith, Kuala Lumpur: ISP Shahab Trading 2006, cet. ke-1

Fatchur Rahman, Iktisâr Musthalâh al-Hadits, Bandung: Pt Al-Ma‟arif 1974, cet.

ke-1

H. Mudasir, Ilmu Hadis, (Bandung: Pustaka Setia 2005), cet. ke-1

HAMKA, Tafsir al-Azhar, Jakarta: Pustaka Panjimas 2008, cet. ke-2

Hasan, Habbatullah, Syarah Usul I‟tikad Ahl Sunnah wa al-Jama‟ah min al-Kitâb

wa al-Sunnah wa Ijma‟ Sahâbat, Riyadh: Dar al-Tibah 1983, tt,

Hawa, Sa‟id, Intisari Ihya „Ulumuddin Al-Ghazali, Mensucikan Jiwa, Jakarta:

Robbani Press 2008, cet. k-13

Ibrahim, Hamdi Ahmad, Karakter Orang-Orang Munafik, Penerjemah Abu Barzani, Jakarta: Pustaka al-Kautsar 1995, cet. ke-1

Ismail, M. Syuhudi, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis, Jakarta: Bulan Bintang

1991, cet. ke-3

....................., Metodologi Penelitian Hadits Nabi Jakarta: Bulan Bintang, 2007, tt

Jazuli, Ahzami Sami‟un, Seri Tafsir Tematik Fiqh al-Qur‟an, Kg. Melayu Kecil:

Kilau Intan 2005, cet. ke-1

Kauma, Fuad, Tiga Puluh Lima Karakter Munafik , (Yogyakarta: Mitra Pustaka,

1999), cet ke-2

Khaeruman, Badri, Otentisitas Hadis, Studi Kritis atas Kajian Hadis

Kontemporer, Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2004, tt

Al-Khâtib, Muhammad „Ajjaj, Ushul al-Hadits, Penerjemah H.M Qadirun Nur Ahmad Musyafiq, Jakarta: Gaya Media Pratama 2007, cet. ke-4

Tim Pengumpul, al-Mu‟jam Al-Wajiz, Mesir: Tarbiyyah wa al-Ta‟lim 2004, tt

Page 81: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

70

Al-Manawi, Abdul Rauf, Faidhu al-Qadir Syarah al-Jami‟us Syarîr, Mesir:

Maktabah al-Tijariah al-Kubra 1935, cet. ke-1

Al-Marbawi, Muhammad Idris Abdul Rauf, Qâmus Idrîs al-Marbawi, Kuala

Lumpur: Dar al-Fikr 2006, cet. ke-3

Al-Mizzi, Jamal al-Din Abi al-Hajjaj Yusuf, Tahdzib al-Kamal, Beirut: Muassasah al-Risalah 1980. cet. ke-1

Al-Mubarakfuri, Syeikh Syafiyyur Rahman, Sirah Nabawiyah, Penerjemah Kathur Suhardi, Jakarta: Pustaka al-Kautsar 2009, cet ke-2

Al-Munawwir, Ahmad Warson, al-Munawwir: Kamus Arab Indonesia,

Yogyakarta: Pondok Pasentren al-Munawwir 1984, tt

Mursi, Muhammad Sa‟id, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah,penerjemah Khoirul Amru dan Achmad Faozan, Jakarta:Pustaka Al-Kautsar 1426H/2005M, cet. Ke-4

Nasution, Harun, Teologi Islam, Jakarta: UI Pers 2008, cet. ke-5

Al-Qahthani, Sa‟id ibn Ali ibn Wahf, Bahaya Lidah-Penyakit Lisan dan

Terapinya, penerjemah: Haryono dan Aris Munandar, Jogjakarta: Media Hidayah 2003, cet. ke-1

Al-Qardhawi, Yusuf, Sunnah, Ilmu Pengetahuan Dan Peradaban, penerjemah

Abad Badruzzaman, Yogyakarta: PT Tiara Wacana 2001, cet. ke-1

Al-Qarni, „Aidh Abdullah, Bahaya Kemunafikan di Tengah Kita, Penerjemah H. Nandang Burhanudin, Jakarta: Qisthi Press 2003, cet. ke-1

Al-Qattan, Manna Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, penerjemah. Mudzakir S.A,

Bogor: Pt Pustaka Litera Antarnusa 2007. cet ke-10

Al-Quzwaini, Muhammad bin Yazid Abu Abdullah, Sunan Ibnu Majah, Beirut: Dar al-Fikr,tt.

Rifa‟i, Zuhdi, Mengenal Ilmu Hadis, Percetakan Negara: al-Ghuraba 2009. cet.

ke-1,

Rohmaniah, Inayah, Studi Kitab Hadis, yokyakarta: Teras 2003, cet. ke-1

Al-Shiddieqy, T.M Hasbi, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadits Jilid 1, Jakarta:

Bulan Bintang 1976, tt

Shihab, M. Quraish, dkk, Ensiklopedia al-Qur‟an: Kajian Kosa Kata Dan

Tafsirnya, Jakarta: Internusa 1997, tt

Suparta, Munzier, Ilmu Hadis, Jakarta: Raja Grafindo Persada 2008, cet. ke-1

Al-Suyûtî, Jalaluddin Abdul Rahman ibn Abu Bakar, „Uqûdu al-Zabarjad ala al-Musnad al-Imâm Ahmad, Beirut: Dar al-Kutub Ilmiyyah 1987, cet. ke-1

Page 82: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

71

Al-Syaibâni, Ahmad ibn Hanbal Abu „Abdullah, Musnad al-Imâm Ahmad ibn

Hanbal, Beirut: Dar Fikr 1987, cet. ke-2

Syakir, Ahmad Muhammad, Thalâi‟ al-Musnad, Cairo: Maktabah al-Turas Islami,

tt

Al-Tamimi, Muhammad ibn Hibban ibn Ahmad Abu Hatim, al-Thiqah, Beirut:

Dar al-Fikr 1975, cet. ke-1

Al-Thohhan, Mahmud, Dasar-Dasar Ilmu Takhrij Dan Studi Sanad, penerjemah. Masykur Hakim, H.A. Agil Husin, Semarang: Dina Utama 1995, cet. ke-1

Tim Sembilan, Tasir Maudhui al-Muntaha Jilid 1, Yogyakarta: Pustaka Pesantren 2004, cet. ke-1

Turmidzi, Muhammad bin Isa Abu Isa, al-Jami‟ al-Sahih Sunan al-Turmidzi,

(Beirut: Dar al-Ihya‟ al-Turats al-Arabiy, tt

Uwaidhah, Kamil Muhammad, Ahmad Ibn Hanbal Imam Ahl Sunnah wa al

Jamâ‟ah, Beirut: Dar al Fikr 1992, tt

Sumber Rujukan Internet:

http://Wikipedia Indonesia/ Imam_Hambali.htm/ Imam Hambali/ diakses tanggal 13 Mei 2009 jam 12.00 WIB.

www.muslim.or.id/ imam-ahmad-bin-hanbal.pdf/ Imam Ahmad bin Hanbal/ diakses tanggal 13 Mei 2009 jam 13.00 WIB.

Page 83: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

LAMPIRAN 1 Skema Sanad

Page 84: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

LAMPIRAN II

Bahaya Kemunafikan Di Tengah Kita

Aidh Abdullah al-Qarni

1. Dusta

Menurut Ibnu Taimiyah: “Dusta merupakan salah satu rukun kekufuran,

Allah Swt. telah menyebut dalam al-Qur‟an mengenai nifak yang selalu diikuti

dengan kata dusta. Oleh itu, jika menyebutkan kata dusta, dia menyebutkan kata

nifak” Seperti dalam (Q.S Munâfiqûn/63:1)

Jika berdusta didorong canda atau keseriusan atau berdusta karena alasan

tertentu atau dalih untuk mengelak, maka ini bagian dari nifak.

“Celaka bagi orang yang berbincang-bincang, dia berdusta, karena ingin

mentertawakannya, celakalah ia..celakalah ia..” Hr Ahmad

2. Ingkar Janji

Berdasarkan hadis Nabi Saw. “jika berjanji mengingkari”. Siapa yang

telah berjanji dengan seseorang muslim dan jika mereka mengingkarinya

makanya mereka telah jatuh dalam kekotoran nifak. “Tidak ada iman bagi orang

yang tidak menunaikan amanat dan tidak ada agama pada orang yang tidak

menepati janji”. Hr Ahmad

Allah berfirman dalam (Q.S al-Baqarah/2:27) “mereka adalah orang-

orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan

memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk menghubungkannya dan

membuat kerusakan di muka bumi mereka itulah orang-orang yang rugi”.

3. Melampau Batas Jika Berselisih

Berdasarkan hadis Nabi Saw. “jika berselisih, melewati batas”. Menurut para

ulama, siapa yang berselisih antara manusia kemudian melewati batas, maka

dipastikan dalam hatinya telah terjangkiti penyakit nifak.

4. Tidak Menepati Janji

Siapa pun yang tidak menepati janji tepat waktu dan tidak disiplin, maka

keduanya tanda nifak. Hal ini Nampak dalam ketidak disiplinan kaum muslimin

untuk menepati janji antara mereka. Siapa saja yang berjanji kepadamu dalam

jam, hari atau tempat lalu dia mengingkari janjinya tanpa ada halangan atau uzur,

maka ketahuilah dalam dirinya terdapat cabang nifak.

Salah seorang sosok shalih jika berjanji kepada saudaranya selalu berkata:

InsyaAllah, antara kita tidak ada janji, jika saya bisa, saya akan hadir, jika tidak

maka mohon maaf”.

Page 85: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

5. Malas Dalam Beribadah

Dalam hari mereka ada was was syaitan karena syetan mau beranak pinak

dalam hati manusia. Jika munafik, mereka membebani kaki-kaki dengan rantai

sehingga berat ke mesjid. Maka waspadalah. Ini tidak berarti bahwa orang yang

melaksanakan shalat akan terhindar dari nifak. Mengingat kaum munafik dulu

juga melaksanakan shalat bersama rasul tapi shalat mereka dipenuhi kemalasan

dan kehampaan. Mereka tidak melakukannya dengan kekuatan dan hidup. Seperti

dalam (Q.S. an-Nisa‟:142).

وإرا قبمىا إىى اىصالح قبمىا مسبىى

“Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas”.

6. Riya‟ Dalam Beribadah

Tanda orang munafik adalah riya‟. Ia beramal dan berbicara demi

mengejar prestise di kalangan manusia. Semoga kita dibersihkan Allah dari unsur

riya‟ dan sum‟ah, mengingat keduanya merupakan penyakit yang berbahaya. Jika

seseorang terjangkiti maka amalannya akan rusak. Riya bisa merasuki apa saja,

seluruh ibadah, mulai dari memberi nafkah, shalat, zikir, puasa dan lain- lain.

“Yang paling aku takuti menimpa kalian adalah syirik kecil, para sahanbat

bertanya apakah itu, nabi menjawab riya‟.”Hr Ahmad.

يشاءون اىىبس وال يزمشون اىيه إال قييال

“Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah

mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali”. (Q.S. an-Nisa‟:142).

7. Lalai Dalam Beribadah

Dalam al-Qur‟an (Q.S. an-Nisa‟:142) Allah menjelaskan bahwa mereka

menyebut Allah kecuali sedikit sekali. Akan tetapi Allah tidak menyebut bahwa

mereka tidak menyebut Allah, tapi “mereka zikir, hanya saja zikirnya itu sangat

sedikit”. Mereka berzikir dan bertasbih, sedang lisan dan hatinya mati, tidak

semangat untuk berzikir. Maka bagi seorang muslim haruslah berbuat seperti

hadis Nabi Saw.:

ال يزاه ىسبول سطجب مه رمش اهلل

“Sentiasalah lisanmu subur dengan zikir kepada Allah.” Hr Ahmad

8. Tergesa-gesa Dalam Sembahyang

Mereka shalat dalam keadaan tergesa-gesa. Maka tidak ada tumakninah,

tertib, sedikit berzikir dalam shalat, gersangnya hati, tidak tertanamnya

keagungan, kehebatan dan kedudukan Allah dalam hatinya. Semua itu adalah

tanda-tanda munafik. Dalam hadi Nabi Saw. menyebut: “Hingga matahari

menguning, barulah ia bangkit dan shalat 4 rakaat secepat kilat, ia tidak berzikir

kpd Allah kecuali sedikit.” Hr muslim

Page 86: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

9. Melecehkan Terhadap Sosok Para Saleh

Dalam kehidupan, kita akan temukan sosok-sosok munafik dalam berbagai

kesempatan yang disibukkan untuk mencemooh manusia-manusia shalih. Maka

terlontarlah istilah ayau sebutan ekstrimis, kaku dan lain- lainnya. Mereka sama

sekali tidak merenyuh untuk mengomentari perbuatan Yahudi dan Kristen, tidak

pula mencemooh Komunis atau orang-orang zindik, yang menyibukkan benaknya

dari pagi hingga pagi lagi, hanyalah untuk mempermalukan orang-orang soleh

yang taat beribadat kepada Allah.

10. Mempermainkan al-Qur‟an dan al-Sunnah

Allah berfirman:

ال تعتزسوا قذ مفشتم ثعذ إيمبونم ...قو أثبىيه وآيبته وسسىىه مىتم تستهزئىن

"Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu

berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah

beriman”. (Q.S al-Taubah: 55,56)

Ayat ini diturunkan kepada kaum munafik yang melaksanakan shalat,

puasa, berjihad bersama Rasulullah, tapi mereka berada di majlis Rasul dengan

dua wajah. Mereka berani berkata, “kami tidak temukan sosok seperti para

pembaca al-Qur‟an maksunya para sahabat yang sangat besar perutnya dan

sangat bodoh ketika bertemu”.

Maka Allah menurunkan ayat di atas bagi menyatakan kekufuran mereka.

membuka kebusukan dan keburukan mereka.

11. Berlindung Di Balik Sumpah

Perbuatan sumpah adalah merupakan penjaga atau pelindung buat mereka. Bagi

mereka sangat mudah untuk mengucapkan sumpah padahal mereka hanyalah

seorang penipu. Allah berfirman:

اتخزوا أيمبوهم جىخ فصذوا عه سجيو اىيه فيهم عزاة مهيه

“Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka

halangi (manusia) dari jalan Allah; karena itu mereka mendapat azab yang

menghinakan”. (Q.S al-Mujadilah:16).

12. Terpaksa Dalam Berinfak

Mungkin saja dalam kehidupa, kita sering melihat sosok munafik yang

berinfak, bersedekah, menyumbangkan apa pun untuk membangun masjid dan

lain- lain. Akan tetapi mereka hanya berinfak karena dorongan lain, seperti

mengejar kemasyhuran, menyaingi teman, mencari prestise di kalangan

masyarakat.

13. Meremehkan Muslim dan Mengunggulkan Kafir

Di antara tanda munafik adalah mereka banyak mengeluh dan berkata:

“uhhh... orang kafir lebih kuat daripada orang Islam”. Atau, “mampu nggak ya

Page 87: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

oran Islam mengalahkan musuh-musuh yang memiliki senjata-senjata mutakhir,

bom-bom nuklir dan bom atom? Pati nggak bisa deh”.

Umat Islam selalu berada dalam kondisi lemah, miskin dan tak ada

kekuatan, hal ini sentiasa dijadikan senjata kaum munafik untuk mematahkan

semangat orang Islam. Seringkali kita saksikan orang munafik dari Barat

menceritakan keagungan Negara mereka dan menjadi protipe kaum kafir dan

penjajah asing. Mereka melemahkan kaum muslimin dengan berbagai cara. Allah

berfirman:

إن يىصشمم اىيه فال غبىت ىنم

“Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan

kamu” (Q.S Ali Imran: 160)

14. Membesarkan Yang Kecil Dan Mengecilkan Yang Besar

Oran munafik biasanya sering membesar-besarkan kejadian. Jika terjadi

hal yang mudah dia mempersulitkan dan memperbesarkan, jika mendengar satu

orang mujahid terbunuh, komentarnya “saya mendengar 100 orang mujahid

terbunuh”. As-Sya‟bi berkata: “Jika kita buat 99 kebaikan maka dengan 1

kesalahan saja, dia dapat melupakan kita”. Allah berfirman:

ىئه ىم يىته اىمىبفقىن واىزيه في قيىثهم مشض واىمشجفىن في اىمذيىخ ىىغشيىل ثهم ثم ال يجبوسوول فيهب إال

قييال

“Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik, orang- orang yang

berpenyakit dalam hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di

Madinah (dari menyakitimu), niscaya Kami perintahkan kamu (untuk memerangi)

mereka, kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan

dalam waktu yang sebentar”. (Q.S al-Ahzab: 60).

15. Berpaling Dari Takdir

Ketika kaum muslimin berangkat ke medan Uhud, kaum munafik malah

mengompori, “jangan pergi dan jangan berperang. Duduklah bersama kami”.

Kaum muslimin tidak mengacuhkan ocehannya dan tetap pergi berperang. Di

antara kaum muslimin ada yang syahid fi sabilillah di medan perang. Kaum

munafik berkata: mereka nggak mau dengar nasihat dan wasiat kami, malah

mereka tidak mengacuhkan kami, andai saja mereka mendengarkan kami, niscaya

mereka tidak akan tebunuh”. Allah berfirman:

قتيىا قو فبدسءوا عه أوفسنم اىمىد إن مىتم صبدقيه اىزيه قبىىا ألخىاوهم وقعذوا ىى أطبعىوب مب قتيىا

“Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak

turut pergi berperang: "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak

terbunuh. Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-

orang yang benar." " (Q.S Ali Imran: 168)

Mereka berpendapat: “siapa pun yang mati, baik di rumah kaca atau

dengan pedang, sama saja. Yang ini mati dan yang itu juga mati”.

Page 88: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

16. Mengumpat Orang-Orang Saleh

Setelah mereka bertemu dengan orang shaleh lalu mereka mengumpat,

mengejek, melecehkan kehormatan dengan ghibah sesama mereka.

سيقىمم ثأىسىخ حذاد أشحخ عيى اىخيش

“mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk

berbuat kebaikan”. (Q.S al-Ahzab:19)

17. Meninggalkan Sembahyang Berjemaah

mereka dilihat secara zahir adalah mempunyai kesihatan, kuat, banyak

waktu dan tidak ada syar‟i, lalu dia mendengaar azan akan tetapi tidak berangkat

ke masjid. Maka ketahuilah mereka adalah dalam golongan munafik.

“Tidak ada yg meninggalkan solat jemaah melainkan munafik yang telah

diketahui kenifakannya.” Hr muslim

18. Merusak Dengan Dalih Kebaikan

Dalam kehidupan, kita bisa lihat orang-orang senantiasa menebarkan

namimah di kalangan masyarakat, atau ia bersaksi dusta, atau saling membunuh

antara saudara dengan saudaranya, antara ayah dengan anaknya, menyebar

kekalutan. Ia laksana bara api yang membakar rumah-rumah dan menghancurkan

masyarakat.

Jika di tanya kenapa melakukan ini, maka di jawabnya bahwa demi Allah

mereka melakukannya demi kebaikan. Padahal mereka hanyalah menginginkan

kerusakan.

أال إوهم هم اىمفسذون وىنه ال يشعشون وإرا قيو ىهم ال تفسذوا في األسض قبىىا إومب وحه مصيحىن

“Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di

muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang

mengadakan perbaikan." Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang

yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar”.(Q.S al-Baqarah:11-12)

19. Penampilan Luar Bertolak-Belakang Dengan Yang Tersembunyi

Dalam Hati

Secara lahiriah mereka membenarkan kerasulan Nabi Muhammad, namun

Allah mendustakan apa yang tersembunyi dalam hati mereka.

إرا جبءك اىمىبفقىن قبىىا وشهذ إول ىشسىه اىيه واىيه يعيم إول ىشسىىه واىيه يشهذ إن اىمىبفقيه ىنبرثىن

“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami

mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah." Dan Allah

mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah

mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang

pendusta”.(Q.S al munafiqun: 1)

20. Maukan Kenikmatan Tapi Mental Pengecut

Page 89: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

Kenikmatan dalam tabiat munafik hanya terfokus pada makan dan minum

saja, tiada niat untuk mentaat yaitu kenikmatan iman. Mereka sama sekali tidak

memikirkan dakwah Islam, menghancurkan kerusakan atau beramar makruf nahi

mungkar. Semuanya sirna dalam benak mereka. Akan tetapi mereka sangat takut

dengan ancaman atau bencana yang dating dari Allah. Ketika perang, gunung

berapi meletus, tanah runtuh dan sebagainya.

يحسجىن مو صيحخ عييهم

“mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka”.(Q.S al

munafiqun: 4)

21. Mengajukan Alasan Dusta

Dalam kitab-kitab sirah yang di ceritakan bahwa Jadd bin Qais ketika

Rasul bersabda kepadanya: “yuk keluar berjihad”..lalu mereka berkata, “Ya

rasul, saya ini pria yang rentan terkena fitnah saya mengkhawatirkan

pendengaran dan penglihatan saya”.

ومىهم مه يقىه ائزن ىي وال تفتىي أال في اىفتىخ سقطىا

“Di antara mereka ada orang yang berkata: "Berilah saya keizinan (tidak pergi

berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah."

Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah”. (Q.S al-Taubah: 49)

22. Memasyarakatkan Kemungkaran Dan Melarang Perbuatan Makruf

Mereka senantiasa mendukung kemungkaran dan menghalangi perbuatan

ma‟ruf. Mereka sangat gencar menebar perbuatan –perbuatan keji di kalangan

orang-orang beriman, misalnya aktif mensosialisasikan anti hijab bagi kaum

perempuan.

Mereka aktif memasyarakatkan nyanyian-nyanyian, majalah porno,

narkoba dan perbuatan mungkar lainnya. Otomatis setiap perkara makruf mereka

menjadi penghalang utama dan benteng penentang kebaikan. Karena mereka

menginginkan kebaikan semakin terpinggir, ilmu semakin sedikit dan

terbenamnya dakwah dalam hiruk pikuk budaya permisif mereka.

اىمىبفقىن واىمىبفقبد ثعضهم مه ثعض يأمشون ثبىمىنش ويىهىن عه اىمعشوف

“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang

lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang

berbuat yang ma'ruf”. (Q.S al-Taubah: 67)

23. Pelit Karena Enggang Menyumbangkan Kebaikan

Orang-orang munafik sangat bakhil dalam hal-hal kebajikan. Mereka

menggenggam tangan mereka dan tidak mahu bersedekah atau menginfakkan

sebahagian harta mereka untuk kebaikan, padahal mereka orang yang mampu dan

cukup.

ويقجضىن أيذيهم وسىا اىيه فىسيهم إن اىمىبفقيه هم اىفبسقىن

Page 90: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

“dan mereka menggenggamkan tangannya (berlaku kikir). Mereka telah lupa

kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang

munafik itu adalah orang-orang yang fasik”. (Q.S al-Taubah: 67)

24. Melupakan Allah Karena Sedikit Berzikir

Segala sesuatu berkaitan duniawi akan diingat selalu, kecuali Allah s.w.t.

Oleh sebab itu, mereka sentiasa ingat kepada keluarga, anak-anak, nyanyian-

nyanyian, bernafsu serakah dan segala sesuatu yang berhubung dengan duniawi

yang keterlaluan. Dalam fikiran dan batin mereka tidak pernah terlintas untuk

mengingati (zikir) kepada Allah s.w.t. kecuali sebagai penyamaran semata-mata.

استحىر عييهم اىشيطبن فأوسبهم رمش اىيه

“Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat

Allah”. (Q.S al-Mujadilah: 19)

25. Mendustakan Tawaran Allah

Firman Allah:

وإر يقىه اىمىبفقىن واىزيه في قيىثهم مشض مب وعذوب اىيه وسسىىه إال غشوسا

“dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit

dalam hatinya berkata :"Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami

melainkan tipu daya." (Q.S al-Ahzab: 12)

Sebab turun ayat ini adalah ketika Rasul menggali parit dan menyatakan

tawaran untuk kisra dan kaisar, lalu orang munafik mencemoh dan

mentertawakannya.

26. Sibuk Memperindahkan Penampilan Luar Melupakan Hakikat Batin

Penenampilan luar mereka sangat menawan akan tetapi, batinya diliputi

mental khianat, perusak dan rapuh.

وإرا سأيتهم تعججل أجسبمهم وإن يقىىىا تسمع ىقىىهم مأوهم خشت مسىذح

“dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu

kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka

adalah seakan-akan kayu yang tersandar”. (Q.S al munafiqun: 4)

27. Agitatif Dan Congkak

Sosok yang selalu menampakkan dirinya bijaksana, paham, cendekia, alim,

murabbi dan kemas, padahal hakekatnya mereka tidak demikian.

وإن يقىىىا تسمع ىقىىهم

“dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka”.(Q.S al

munafiqun: 4)

Page 91: MUNAFIK MENURUT HADIS: Kritik Sanad Dan Matan Dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26328/3/IBRAHIM... · Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

28. Tidak Memahami Agama

Orang-orang munafik tidak sama sekali memahami perkara-perkara

agama. Dia tahu bagaimana mengenderai kereta dan mengerti perihal enjinnya.

Dia juga mengetahui hal-hal remeh-temeh dan pengetahuan yang tidak pernah

memberi manfaat kepadanya meskipun tidak mendatangkan mudarat baginya.

Akan tetapi apabila ditanyakan tentang persoalan agama mereka seringkali

mengelak atau tidak boleh menjawab.

وىنه اىمىبفقيه ال يفقهىن

“tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami”. (Q.S al munafiqun: 7)

29. Malu Terhadap Manusia, Tidak Malu Dengan Allah Ketika

Bermaksiat

Orang munafik menganggap ringan perkara-perkara terhadap Allah s.w.t.

MenentangNya dengan melakukan pelbagai kemungkaran dan kemaksiatan secara

sembunyi-sembunyi. Akan tetapi ketika dia berada di tengah-tengah manusia, dia

menunjukkan sebaliknya; berpura-pura taat kepada Allah. Mereka menganggap

remeh dengan penglihatan Allah, padahal Allah mengetahui segalanya.

يستخفىن مه اىىبس وال يستخفىن مه اىيه وهى معهم إر يجيتىن مب ال يشضى مه اىقىه ومبن اىيه ثمب يعميىن

محيطب

“mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah,

padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan

keputusan rahasia yang Allah tidak redlai. Dan adalah Allah Maha Meliputi

(ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan”. (Q.S an-Nisa‟: 108)

30. Bergembira Ria Dengan Musibah Dan Merasa Sedih Dengan Rahmat

Yang Menimpa Kaum Muslimin

Firman Allah:

إن تصجل حسىخ تسؤهم وإن تصجل مصيجخ يقىىىا قذ أخزوب أمشوب مه قجو ويتىىىا وهم فشحىن

“Jika kamu mendapat suatu kebaikan, mereka menjadi tidak senang karenanya;

dan jika kamu ditimpa oleh sesuatu bencana, mereka berkata: "Sesungguhnya

kami sebelumnya telah memperhatikan urusan kami (tidak pergi perang)" dan

mereka berpaling dengan rasa gembira”.(Q.S al-Taubah: 50)

Orang munafik apabila mendengar berita bahawa seorang yang soleh

ditimpa musibah dia akan berasa gembira lalu menyebar luaskan berita tersebut

dengan perasaan gembira. "Hanya Allahlah tempat memohon pertolongan. Kami

telah mendengar bahawa si fulan telah ditimpa musibah begini dan begitu, semoga

Allah memberi kesabaran kepada dia dan kita."Padahal di dalam hatinya cukup

merasa senang dan bangga di atas penderitaan orang beriman tersebut."