tukarpendapat.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH. Diajukan untuk ... PEMBAHASAN 6...
-
Upload
phungthuan -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of tukarpendapat.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH. Diajukan untuk ... PEMBAHASAN 6...
“TAHRIJ HADITS dan PENELITIAN SANAD”
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Hadits Semester IJurusan PAI.
Dosen Pembimbing : Drs. M. Nawawi M.Ag
Nama Kelompok :
1. Ahmad Rifqi2. Ahmad Syahruddin3. Alfinatul Farihah4. Amirul Mu’minin
Program studi pendidikan agama islam(PAI)SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
QOMARUDDINGRESIK
2011 - 2012
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam karena berkat taufiq dan
hidayah serta inayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
dengan judul “TAHRIJ HADITS dan PENELITIAN SANAD”. Penulisan ini
bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Ulumul Hadits.
Makalah ini ditulis berdasarkan beberapa panduan yang kami jadikan
sebagai rujukan dalam mengerjakan makalah ini. Namun kami merasa referensi
yang kami gunakan masih kurang,apabila ada kesalahan kami mohon maaf.
Tidak lupa kami selaku penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Drs. As’ad Thoha M.Ag selaku ketua STAI Qomaruddin
2. Bapak Drs. M. Nawawi, M.Ag Selaku dosen pembimbing
3. Orang tua yang senantiasa memberikan motivasi dan do’a.
Kami menyadari bahwa makalah ini mempunyai banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik serta masukan dari pembaca
untuk menyempurnakan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi pembaca. Amin.
Akhir kata, kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah
ini kami sampaikan terima kasih.
Gresik, 2 Februari 2012
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... 1
KATA PENGANTAR................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................. 3
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 5
B. Rumusan Masalah................................................................. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan............................................. 5
BAB II : PEMBAHASAN....................................................................... 6
A. Hadits-hadits Tentang Takhiyatul Masjid ............................. 6
B. Sanad-sanad Hadits................................................................ 8
C. Sejarah Para Perawi Hadits.................................................... 13
D. Kuantitas dan Kualitas Hadits................................................ 16
BAB III :PENUTUP ................................................................................ 20
A. Simpulan .............................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan sejarah perjalanan hadits, ternyata tidak semua yang disebut
hadists itu, benar-benar berasal dari Nabi, apalagi kita mengetahui hadits palsu itu
berkeliaran dipermukaan bumi ini, baik yang dibuat secara sengaja oleh umat
Islam sendiri, karena alasan politik, perbedaan mazhab dan cinta kebaikan serta
bodoh agama, atau dibuat oleh kelompok yang tidak menyukai kehadiran Islam.
Kenyataan seperti ini, bertolak belakang dari pemikiran semula yang mengira
bahwa semua hadits itu segala sesuatu yang di nisbahkan kepada Nabi yang
fungsinya sebagai rujukan dalam memahami dan melaksanakan ajaran Islam,
begitu juga apa yang dinisbahkan kepada sahabatpun disebut hadits, bahkan yang
disandarkan kepada tabi’in, maka persoalannya mana hadits yang bisa diterima
sebagai dalil agama karena diduga keras berasal dari Nabi, dan mana yang tidak
bisa sebagai hujjah karena hadits itu palsu, persoalan-persolan seperti itu selalu
membias dan menghantui pemikiran kaum muslimin, maka mulai ada titik terang,
ketika ahli hadits bangkit dengan memunculkan apa yang dinamakan dengan
kutubat-takhrij.
Ilmu at-takhrij pada awal perkembangan sumber hukum Islam tidaklah
begitu urgen karena penguasaan para ulama terhadap sumber-sumber as-Sunnah
begitu luas, sehingga mereka tidak terlalu sulit jika disebutkan suatu hadits untuk
mengetahuinya dalam kitab kitab as-Sunnah, maka tidak mengherankan, jika ilmu
tahrij al-hadits tidak dikenal dan tidak untuk dipelajari, bahkan belum dibutuhkan
karena, mereka mempunyai pengetahuan syari’at yang luas dan ingatan yang kuat
terhadap sumber hukum yang langsung datang dari Rasulullah Muhammad saw .
Sebagaimana diungkapkan oleh. Muh. Zuhri 2003: 149) bahwa: Para ulama
terdahulu tidak membutuhkan metode takhrij al-Hadits, karena pengetahuan
mereka terhadap sumber-sumber syari’at sangat luas dan ingatan mereka sangat
kuat, ketika membutuhkan sebuah hadits sebagai dalil, dalam sekejap mereka
dapat menemukannya, di kitab mana hadits itu berada. Kemudian kalau ada hadits
4
yang belum dibukukan ,mereka mudah menemukan, diriwayatkan oleh siapa
hadits yang dimaksud dan melalui jalur mana saja, karenanya ada beberapa
penulis ilmu tertentu memasukan hadits didalamnya melelalui jalur yang di
ketahuinya tanpa merujuk kitab tertentu.
Maka dari itu disini kami mencoba mempraktekkan metode takhrij al-
Hadits,dan kami akan membahas hadits tentang shalat tahkiyatul masjid.
B. Rumusan Masalah
1. Siapa Saja Yang Meriwayatkan Hadits Tentang Shalat Takhiyatul
Masjid?
2. Bagaimana Sanadnya?
3. Bagaimana Sejarah Para Perawinya?
4. Bagaimana Kualitas dan Kantitas Hadits Tersebut?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Untuk Mengetahui Siapa Saja Yang Meriwayatkan Hadits Tentang
Shalat Takhiyatul Masjid.
2. Untuk Mengetahui Sanadnya.
3. Untuk Mengetahui Sejarah Para Perawinya.
4. Untuk Mengetahui Kualitas dan Kantitas Hadits Tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
5
A. Hadits tentang takhiyatul masjid
) ركعتين فليركع المسجد دخل اذا باب( البخارى صحيح
( حدثنا47) : أخبرنا قال يوسف بن الله عبدبير بن الله عبد بن عامر عن مالك عمرو عن الز
رقى سليم بن ـلمي قتادة أبي عن الز أن السم عليه الله رسول احدكم دخل : }اذا قال وسل
يجلس{ أن قبل ركعتين فليركع المسجد
Ket : dari kitab “ Shohihul Bukhari”, Juz:1,Hal:445
الة فى ماجاء ( باب19)( دخول عند الص) المسجد
داود ابى سنن
6
ــك، حدثنا القعـنبي، حدثنا ــامر عن مال ــد بن ع عبــر بن الله بي بن عمــر عن الز ليم رقى ســ عن الــزم عليه الله صلى الله رسول ان قتاده أبى وسلل المسجد احدكم جاء : اذا قال جدتين فليصــ ســيجلس. ان قبل من
Ket : dari kitab “ Sunan abi dawud”, Juz:1,Hal:233
كعتين باب( ) المسجد دخل اذا الرالدرامى سنن وفليح أنس بن مالك ثنا حسان بن يحيى أخبرنا
بير الله عبد عامربن عن سليمان بن عن الز بن عمر الله رسول أن قتادة ابي عن سليمم عليه الله صلى احدكم جاء : اذا قال وسل
يجلس. أن قبل ركعتين فليركع المسجد
Ket : dari kitab “ Sunanud darami”, Juz:1,Hal:323
7
وكراهة بركعتين، المسجد تحية استحاب باب( جميع في مشروعة وانها صالتها، قبل الجلوس
) األوقات.مسلم. صحيح
حدثنا بن وقتيبة قعنب بن مسلمة بن الله عبد = تحويل حمالك. : حدثنا سعيد: قال
مالك، على : قرأت قال يحيى، بن يحيى وحدثنا بن عمر عن زبير، بن الله عبد بن عامر عن
رقى، سليم الله رسول أن قتادة، أبي عن الزم عليه الله صلى احدكم دخل : اذا قال وسل
يجلس. أن قبل ركعتين فليركع المسجد
Ket : dari kitab “ Shohihul Muslim”, Juz:1,Hal:514
8
B. Skema Sanad Hadits
1. Sanad Al-Bukhari
9
الله رسول
قتادة أبي ـلمي الس
سليم بن عمرو رقى الز
بن الله عبد بن عامر بير الز
مالك
بن الله عبد يوسف
صحيحالبخارى
2. Sanad sunan Abi dawud
10
الله رسول
قتادة أبي ـلمي الس
بن عمرو رقى سليم الز
بن الله عبد بن عامر بير الز
مالك
القعـنبي
ابى سننداود
3. Sanad sunan Ad-Darimiy
11
الله رسول
قتادة أبي ـلمي الس
سليم بن عمرو رقى الز
عبد عامربن بير الله الز
بن مالك أنس
بن فليح سليمان
سننالدرامى
بن يحيى حسان
4. Sanad Imam Muslim
12
الله رسول
قتادة أبي ـلمي الس
سليم بن عمرو رقى الز
عبد عامربن بير الله الز
بن الله عبد مسلمة
بن يحيى يحيى
صحيحمسلم
مالك
بن قتيبة سعيد
5. Gabungan sanad
13
الله رسول
بن فليح سليمان
بن الله عبد يوسف
بن يحيى حسان
القعـنبي
صحيحالبخارى
سننالدرام
سننداود ابى
قتادة أبي ـلمي الس
سليم بن عمرو رقى الز
عبد عامربن بير الله الز
بن الله عبد مسلمة
يحيى يحيى بن
صحيحمسلم
مالك
بن قتيبة سعيد
C. Sejarah Para Perawi
a. Imam Muslim
Nama lengkap Imam Muslim adalah Muslim bin hajjaj bin muslim Al-
Qusyairy abu khusain nisabury, Al-Khafaidh. Beliau lahir pada tahun 204 H – 261
H.
Guru-gurunya
Al-Qa’naby, Ahmad bin yunus, Ismail bin abi uwais, Dawud bin amr
adhobi, Yahya bin yahya An-Nisabury, Haitsam bin kharija, Said bin
Mansur, Syaiban bin farukh, dll.
Murid-muridnya
Abu fadhl ahmad bin salimah, Ibrahim bin abi thalib, Ibnu khuzaimah,
Abu Muhammad bin abi khatim, Ibrahim bin Muhammad bin khamzah,
dll.
Komentar beberapa ulama’
Ada beberapa komentar dari para ulama’ tentang Imam muslim
diantaranya adalah Maslamah bin qasim yang berkata bahwa Imam
muslim dipercaya memiliki kemampuan di atas rata-rata dari para imam
lainnya, dan Imam abi khatim juga berkata bahwa Imam muslim
dipandang sebagai orang yang tsiqah (dipercaya) dari hafidh lain yang
memiliki kemampuan tentang hadits.
Ket : dari kitab “ Tahdhibuttahdhib”, Juz:10,Hal:114
b. Imam Yahya bin yahya
Nama lengkap Imam Yahya bin yahya adalah Yahya bin yahya bin bukair bin
Abdurrahman bin yahya bin hammad attamimi Al-handzah, Abu zakariyah An-
Nisabury. Beliau lahir pada tahun 142 H – 214 H.
Guru-gurunya
Malik, Sulaiman bin bilal, Hammadain, Humaid bin Abdurrahman
arrawasi, Abi akhos, Abi qadamah al harits bin ubaid, Jarir bin abdul
hamid, Ismail bin ja’far, Ismad bin ‘iyas, dll.
Murid-muridnya
Al-Bukhari, Imam Muslim, An-Nasa’iy, At-Turmudzy, dll.
14
Komentar beberapa ulama’
Ada beberapa pendapat dari para ulama’ di antaranya Imam Nasa’iy yang
berpendapat bahwa Yahya bin yahya Tsiqah tsabatun (Tetapnya
kepercayaan), Sedangkan Ahmad bin sayar berpendapat bahwa Yahya bin
yahya Tsiqah (dipercaya) dan haditsnya baik, di pendapat lainnya mereka
berpendapat bahwa Yahya bin yahya adalah “kepercayaan bagi orang yang
dipercaya”.
Ket : dari kitab “Tahdhibuttahdhib” ,Juz:11,Hal:257
c. Imam Malik
Nama lengkap Imam Malik adalah Malik bin anas bin malik bin abi amir bin
amr bin harits ghaiman bin hutsail asl ashbahi. Beliau lahir pada tahun 93 H –
179 H (tinggal di Madinah).
Guru-gurunya
Amir bin abdillah bin zubair bin awam, Naim bin Abdullah al mujmar,
Zaid bin aslam, Nafi’mauli ibnu amr, Hamid attawil, Sa’id al muqbiri, Abi
hazim salma bin dinar.
Murid-muridnya
Yahya bin said al anshari, Az-Zuhri, Yazid bin Abdullah, Imam syafi’i,
dll.
Komentar beberapa ulama’
Imam Syafi’i berkata bahwa Imam malik itu adalah hujjadullah bagi
makhluk Allah (Orang-orang setelah tabi’in), Sedangkan Ibnu Habban
berpendapat bahwa Imam malik adalah orang yang terkenal dari tokoh
para ulama’ fiqih di madinah yang memiliki kefahaman atau pengetahuan
agama yang baik dan memutuskan masalah-masalah ibadah.
Ket : dari kitab “Tahdhibuttahdhib” ,Juz:10,Hal:5
d. Amir bin Abdullah bin zubair
15
Nama lengkapnya adalah Amir bin abdillah bin zubair bin awam Al-Qurasyi Al-
Asadi. Beliau wafat pada tahun 124 H.
Guru-gurunya
Anas bin malik, Shalih bin khawat bin jubair, Abdullah bin zubair, Amru
bin sulaim zuraqy, Auf bin kharits bin thafil, Radhi’ ‘Aisyah, Abu bakar
bin Abdurrahman bin kharits bin hisyam, dll.
Murid-muridnya
Sa’id bin muslim bin banak, Utsman bin abi sulaiman, Fulaikh bin
sulaiman, Malik bin anas, Suhail bin abi shalikh, Umar bin Abdullah bin
zubair, dll.
Komentar beberapa ulama’
Menurut Abdullah bin ahmad bin hanbal dari ayahnya berpendapat bahwa
Amir bin abdillah adalah “dipercaya dari orang-orang yang dipercaya”,
Sedangkan menurut Ishak bin manshur dari yahya bin ma’in, abu hatim
dan nasa’i berpendapat bahwa Amir bin abdillah adalah orang Tsiqah
(dipercaya).
Ket : dari kitab “Tahdhibul kamil fi asmairrijal” ,Juz:9,Hal:366
e. Amr bin sulaim
Nama lengkapnya adalah Amr bin sulaim bin khaldah bin makhladah bin amir
bin zuraik Al-Anshary Az-Zuraqy. Beliau wafat pada tahun 104 H.
Guru-gurunya
Abi qatadah al-anshary, Abi huraira, Abi said, Abi hamid saidi, Ibnu amr,
Ibnu zubair, Said bin musaib, Aslim bin amr al-madini, Abdurrahman bin
said, dll.
Murid-muridnya
Abu bakar bin Muhammad bin amr bin hamz, Muhammad bin yahya bin
habban, Abdullah bin abi salmah Al-Majasyun, Amir bin abdillah bin
zubair, dll.
Komentar beberapa ulama’
16
Ibnu said berkata bahwa Amr bin sulaim itu “Tsiqah qalilan” (sedikit
dipercaya), dan Ibnu khirasy berkata bahwa Amr bin sulaim itu dipercaya
akan tetapi dalam haditsnya terdapat percampuran, Sedangkan ‘ajali
berkata bahwa Amr bin sulaim adalah orang yang dipercaya.
Ket : dari kitab “Tahdhibuttahdhib” ,Juz:8,Hal:38
f. Abu Qatadah Al-anshary assulami
Nama lengkapnya adalah Harits bin rib’i bin baldah, bin khunas bin sinan bin
ubaid bin ‘adibin bin ghanam bin ka’ab bin salamah assulami al-madani. Beliau
wafat pada tahun 504 H.
Guru-gurunya
Rasulullah SAW, Mu’adz bin jabal, Umar bin khattab, dll.
Murid-muridnya
Abdullah bin rabbah Al-Anshary, Ma’bad bin ka’ab bin malik, Abu
salmah bin Abdurrahman bin auf, Abu Muhammad nafi’ bin abbas bin Al-
Aqra’, Anas bin malik, Jabir bin abdillah, Abdullah bin rabbah al-anshari,
dll.
Komentar beberapa ulama’
Beberapa ulama’ berpendapat bahwa Abu qatadah merupakan seorang
sahabat Nabi Muhammad dan sahabat tersebut adalah orang yang adil.
Ket : dari kitab “Tahdhibuttahdhib” ,Juz:12,Hal:183
D. Kuantitas dan Kualitas Hadits
a. Kuantitas
Sebagaimana tergambar pada skema sanad di depan, hadits tentang shalat
tahiyatul masjid, yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Sunan abu dawud, Sunan
Ad-Darimiy,Imam Muslim, sejak perawi pertama sampai perawi terahir
17
melibatkan tidak kurang dari 15 ( lima belas) orang perawi. Pada thabaqat
pertama (perawi pertama) terdapat 1 (satu) orang perawi, yaitu Abu qatadah.
Pada thabaqat kedua dan ketiga terdiri dari satu perawi saja yaitu: Imam
Amir bin sulaim dan Amr bin Abdullah bin zubair. Sedangkan pada thabaqat ke
empat terdapat dua perawi yaitu Imam Malik bin anas dan falih bin sulaiman.
Pada thabaqat ke lima terdiri dari enam perawi yaitu : Yahya bin hasan,
Abdullah bin yunus, Al-Qa’naby, Abdullah bin maslamah, Qutaibah, dan Yahya
bin yahya. Sedangkan pada thabaqat para mukharrij terdapat 4 (empat) orang
perawi yaitu Al-Bukhari, Imam Muslim, Ad-Darimiy, dan Abu dawud.
Memperhatikan jumlah para perawi pada tiap-tiap thabaqat; mulai dari
thabaqat pertama sampai pada thabaqat ke lima dan thabaqat mukhatrrij, maka
sanad hadits tentang shalat tahiyatul masjid tersebut dapat dikategorikan sebagai
sanad yang ahad. Adapun dilihat dari skema di atas sanad tersebut dapat di
golongkan sebagai sanad yang ahad ghorib.
b. Kualitas
Untuk melengkapi dan menyempurnakan penelitian ini, diperlukan penjelasan
rinci tentang deskripsi kualitas masing-masing sanad yang ada pada setiap
mukharrij. Di bawah ini akan dikemukakan hasil analisis hubungan setiap rawi
dengan rawi terdekat sebelumnya, serta kualitas pribadi masing-masing perawi
sebagai berikut:
Hadits ke empat diriwayatkan Imam Muslim (w. 261 H) melalui:
Yahya bin yahya (w. 214 H), dari
Malik bin Anas (w. 179 H), dari
Amir bin Abdullah bin zubair (w. 124 H), dari
Amr bin sulaim (w. 104 H), dari
Abi Qatadah (w. 54 H), dari
Rasulullah saw.
18
Dari sisi persambungan sanad , hadits yang diriwayatkan melalui
rangkaian perawi di atas dapat disimpulkan sebagai muttashil. Hal ini dapat
dibuktikan bahwa masing-masing perawi dengan perawi terdekat sebelumnya
pernah hidup satu generasi dan terbukti ada pertemuan, karena mereka memiliki
hubungan guru dan murid.
Sedangkan dari sisi kredibilitas (dhabit dan adil) para perawi yang tergabung
dalam sanad tersebut, dapat disimpulkan memenuhi syarat tsiqat, sebagaimana
penuturan para sejarawan (ulama muhaditsin) tentang para perawi yang terlibat
dalam transmisi sanad Imam Muslim tersebut. Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa sanad Imam Muslim melalui Yahya bin yahya sampai Abu
Qatadah dan Rasulullah sebagai sanad yang memenuhi syarat shahih li dzatihi.
19
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Jika dilihat dari segi persyaratan hadits, maka hadits-hadits tentang shalat
sunnah tahiyatul masjid yang diriwayatkan Al-Bukhari, Abu dawud, Ad-
Darimiy, dan Imam Muslim dapat di golongkan sebagai hadits Ahad,
dikarenakan jumlah perawi tiap thabaqat (lapisan) pertama sampai terakhir
kebanyakan terdiri dari satu orang perawi saja, seperti pada thabaqat
pertama,kedua,dan ketiga yang terdiri dari satu perawi.
2. Dari hasil penelusuran terhadap biografi para perawi yang tergabung dalam
sanad hadits, secara umum dapat dinyatakan memenuhi persyaratan sanad
yang shahih. Para perawi yang tergabung dalam hadits terbukti sebagai orang-
orang yang memenuhi syarat tsiqat, dan sanad masing-masing terbukti
muttashil. Dengan demikian, maka secara umum dapat dinyatakan bahwa
masing-masing sanadnya memunihi persyaratan shahih li dzatihi.
3. Dan jika dilihat dari kuantitas dan kualitasnya maka dapat disimpulkan bahwa
hadits-hadits ini dapat dijadikan sebagai hujjah dan landasan beramal ibadah
karena hadits ini tergolong hadits shahih lidzatihi.
20
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Rahman fatchur, Ikhtisar Mushthalahu’l Hadits, PT Alma’arif,
Bandung: 1974.
Kitab “Shohihul Bukhari”,Juz:1,Hal:445.
Kitab “Sunan abi dawud”,Juz:1,Hal:233.
Kitab “Sunanud darami”,Juz:1,Hal:323.
Kitab “Shohihul Muslim”,Juz:1,Hal:514.
Kitab “Tahdhibuttahdhib”,Juz:10,Hal:114.
Kitab “Tahdhibuttahdhib”,Juz:11,Hal:257.
Kitab “Tahdhibuttahdhib”,Juz:10,Hal:5.
Kitab “Tahdhibul kamil fi asmairrijal”,Juz:9,Hal:366.
Kitab “Tahdhibuttahdhib”,Juz:8,Hal:38.
Kitab “Tahdhibuttahdhib”,Juz:12,Hal:183.
21