STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

145
STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL-`IBÂD ILÂ SABÎL AL-RASYÂD (Karya: Syaikh Zain al-Dîn al-Malîbârî) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I.) Oleh ABDUL AZIZ NIM: 102034024846 PROGRAM STUDI TAFSIR-HADIS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H./2010 M.

Transcript of STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

Page 1: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAHKITAB IRSYÂD AL-`IBÂD ILÂ SABÎL AL-RASYÂD

(Karya: Syaikh Zain al-Dîn al-Malîbârî)

SkripsiDiajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I.)

OlehABDUL AZIZ

NIM: 102034024846

PROGRAM STUDI TAFSIR-HADISFAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1431 H./2010 M.

Page 2: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...
Page 3: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...
Page 4: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...
Page 5: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

i

ABSTRAK

Abdul AzizSTUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL-`IBÂD ILÂ SABÎL AL-RASYÂD (Karya: Syaikh Zain al-Dîn al-Malîbârî)

Hadis merupakan sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-Qur´an.Kebenaran al-Qur´an tidak perlu diragukan lagi. Sedangkan hadis, masih perludikaji lagi apakah benar bersumber dari Nabi, dikarenakan jauhnya dari masaNabi sebagai sumber hadis, dan semakin bertambahnya jumlah periwayat hadis.Pada waktu Nabi masih hidup ketika ada berita yang meragukan, dapat ditanyakankepada Nabi langsung, sehingga dapat ditemukan jawabannya. Namun, setelahNabi wafat, tidak dapat dilakukan. Untuk melakukan pengecekan berita yangbersumber dari Nabi, para sahabat terkadang mempertanyakan sahabat lain,apakah ia mendengar berita itu dari Nabi. Mengingat hadis sebagai sumber hukumIslam setelah al-Qur´an dan semakin banyak bertebaran hadis palsu, makanpenelitian hadis menjadi penting. Tanpa dilakukan penelitian, maka hadis Nabiakan bercampur aduk dengan yang bukan hadis, dan ajaran Islam dipenuhiolehberbagai hal yang menyesatkan umat.

Dalam skripsi ini yang menjadi objek penelitian tentang bab gîbah kitabIrsyâd al‘-Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd. Dikarenakan kitab ini banyak dikaji dipesantren-pesantren salaf (tradisional) di Indonesia, dan juga didalam kitab inibanyak dikutip hadis-hadis tanpa disebutkan kualitasnya, sehingga perludilakukan penelitian.

Studi kualitas sanad hadis atau dikenal dengan takhrîj hadits merupakansebuah metode untuk mengetahui kualitas hadis, apakah sampai kepada Nabi atautidak. Kegiatan studi sanad dimulai dari mencari teks-teks hadis beserta rinciansanadnya, mencari biografi/ rijal hadis nya, yang mencakup tahun lahir wafatnya,persambungan guru muridnya, penilaian ulama tentang jarh ta’dilnya. Kemudiandiambil kesimpulan bisa diterima atau tidak riwayatnya. Setelah diteliti tiapperiwayat hadis, maka disimpulkan hadis-hadis yang ada dalam Kitab Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd tersebut masuk kategori sahih, hasan,ataupun da’if.

Page 6: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan syukur kehadirat Allah Swt., yang telah

memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dengan izin-Nya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan salam semoga selalu tercurah

kepada Nabi Besar Muhammad Saw., yang menjadi panutan bagi semua umat.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis merasakan berbagai hambatan dan

kesulitan. Akan tetapi, munculnya berbagai hambatan dan kesulitan terasa ringan

berkat bantuan dan dorongan berbagai pihak. Alhamdulillah, berkat bimbingan,

bantuan orang yang terlibat dan orang-orang yang berada di sekitar penulis

akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan.

Dengan penuh rasa syukur, pada kesempatan ini ucapan terima kasih

penulis yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bpk. Prof. Dr. Zainun Kamaluddin Fakih, M.A., Dekan Fakultas Ushuluddin,

beserta jajarannya.

2. Bpk. Dr. Bustamin, M.Si., Ketua Jurusan Tafsir-Hadis,

3. Bpk. Muhamad Rifki Fatkhi, M.A., Sekretaris Jurusan Tafsir-Hadis, atas

bimbingan dan bantuan referensinya.

4. Bpk. Dr. M. Isa H.A. Salam M.Ag., pembimbing skripsi penulis, yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing skripsi ini.

5. Seluruh staft dan dosen di Fakultas Ushuluddin, terutama dosen-dosen di

Jurusan Tafsir-Hadis yang telah berbagi ilmu kepada penulis. Semoga ilmu

yang telah diajarkan dan yang telah penulis terima bermanfaat di dunia dan

akhirat.

Page 7: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

iii

6. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Fakultas Ushuluddin, Perpustakaan

Utama UIN Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan Iman Jama’.

7. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Drs. H. Dudu Abdullah dan Ibunda

(Almh.) Sabitah, yang telah mendidik dan mengasuh dengan segala jerih

payah kasih sayangnya, dan selalu mendo‘akan dengan penuh keikhlasan dan

kesabaran hingga penulis dapat menempuh jenjang pendidikan dasar sampai

pendidikan tinggi.

8. Keluarga penulis, kakak; (Alm.) Muhamad Yusup, Khoerani, Ahmad Taufik

S.H.I., Nita Hendratika S.Psi., Adik: M. Sholahuddin, keponakan: M. Fauzan,

Sepupu: Husni Mubarak , atas dorongan dan do’anya.

9. Ahmad Sungkawa (Mang Cucu) dan Bi Pipah yang selalu memotivasi penulis,

dan Gibran yang selalu menghibur.

10. Keluarga besar Aki Zenal-Ema Omoh.

11. Umi, Najwa, Andri, atas do‘a dan dorongannya, dan telah memberikan

kehangatan di keluarga.

12. Yusup Panojer yang telah membantu penulis masuk UIN lewat jalur PMDK.

13. Kawan-kawan seperjuangan MAN Sukamanah angkatan 1999, Eva Noviana

B., Rika Afsari, Ratnasari, Imam Gumelar R., dan juga FOSIL KAHAZEFA.

14. Yayan Bunyamin (Amin) dan Ahmad Ubaidillah Hasbillah, yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk membantu menjelaskan, saat penulis

kesulitan mencari maksud-maksud tertentu yang dibahas dalam skripsi ini.

15. Ustadz-Ustadzah Pondok Pesantren Al-Ma‘mur Rancabolang Wargakerta

Sukarame Kab. Tasikmalaya.

Page 8: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

iv

16. Kawan-kawan HIMALAYA (Himpunan Mahasiswa Tasikmalaya), tempat

penulis belajar berorganisasi sekaligus tempat bercanda dan bersenda gurau

khususnya: Kang Ahfaz, Akmal, Eno, Cucu, Asep Muhsin, Asep TM,

Dadan, Ana Mulyana, Nita Muti‘ah, Indra, Tatang, Dekus, Luthfi, Adi, dan

yang lainnya, yang selalu mendo‘akan dan memotivasi penulis.

17. Kawan-kawan LSI (Lembaga Survei Indonesia), Area Jawa Barat & Jakarta-

Banten, Kang Zezen, Ridwan, Nurbadruddin (Uun), Abre, Soleh.

18. Ba Marlin di PPIM (Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat).

19. Kawan-kawan TH-B 2002, Jalal, Sofwan, Asep BT, Saefuddin, Husen.

20. Semua pihak yang tidak tertulis, yang selalu mendengarkan keluh-kesahku

dan memberikan saran-saran dalam pembuatan skripsi ini.

Tulisan ini jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi, bahasa, penulisan

dan sebagainya. Oleh sebab itu, dengan keterbukaan hati, penulis menerima kritik

dan saran yang membangun.

Terakhir hanya kepada Allah penulis pasrahkan, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat adanya, dan juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penulisan skripsi ini, semoga Allah membalas dengan yang lebih baik. Amin.

Jakarta, 2 Juni 2010

Penulis

Page 9: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... iKATA PENGANTAR ................................................................................... iiDAFTAR ISI................................................................................................... vPEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................. vi

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah............................................................... 1B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................... 7C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 8D. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 8E. Metode Penelitian ......................................................................... 9F. Sistematika Penulisan ................................................................... 11

BAB II SEKILAS TENTANG KITAB IRSYÂD AL-‘IBAD ILÂ SABÎLAL-RASYÂDA. Biografi Pengarang

1. Sketsa Kehidupannya .............................................................. 122. Karya-karyanya ....................................................................... 14

B. Tinjauan Kitab Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd1. Format Kitab ........................................................................... 152. Metode Penulisan Kitab .......................................................... 163. Isi Kitab................................................................................... 174. Kandungan Hadis .................................................................... 18

BAB III ANALISA HADIS-HADIS BAB GÎBAHA. Hadis Kesatu ............................................................................... 23B. Hadis Kedua ................................................................................ 42C. Hadis Ketiga................................................................................ 57D. Hadis Keempat ............................................................................ 62E. Hadis Kelima............................................................................... 71F. Hadis Keenam ............................................................................. 78G. Hadis Ketujuh ............................................................................. 88H. Hadis Kedelapan ......................................................................... 102I. Hadis Kesembilan ....................................................................... 111

BAB IV PENUTUPA. Kesimpulan .................................................................................. 123B. Saran-saran ................................................................................... 124

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 125LAMPIRAN ................................................................................................... 129

Page 10: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI

Di bawah ini daftar huruf Arab dan transliterasinya dalam huruf latin,

sesuai Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis dan Disertasi, (Jakarta:

CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, h. 46-51).

Padanan Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

ا tidak dilambangkanب b beت ts Te dan esث s esج j jeح h ha dengan garis di bawahخ kh ka dan haد d deذ dz de dan zetر r erز z zetس s esش sy es dan yeص s es dengan garis di bawahض d de dengan garis di bawahط t te dengan garis di bawahظ z zet dengan garis di bawahع ‘ koma terbalik diatas hadap kananغ gh ge dan haف f efق q kiك k kaل l elم m emن n enو w weھـ h haء ` apostrofي y ye

VokalVokal dalam Bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari

vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.untuk Vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Page 11: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

vii

Vokal Tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan -- ◌- a fathah -- ◌- i kasrah -- ◌- u dammah

Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keteranganي-◌ -- ai a dan iو-◌ -- au a dan u

Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keteranganــا â a dengan topi di atas

ــــــي î i dengan topi di atasـــــــو û u dengan topi di atas

Kata SandangKata sandang yang dalam Bahasa Arab dilambangkan dengan huruf )ال( ,

dialih-aksarakan menjadi huruf “l” (el), baik diikuti huruf syamsiyyah maupunhuruf qamariyyah. Contoh الشمسية = al-syamsiyyah, القمرية = al-qamariyyah.

Syaddah (Tasydîd)Dalam alih-aksara, tasydîd dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan

menggandakan huruf yang diberi tanda tasydîd itu. Tetapi hal ini tidak berlakujika huruf yang menerima tasydîd itu terletak setelah kata sandang yang diikutihuruf-huruf samsiyyah maupun qamariyyah. misalnya, kata الضرورة tidak ditulisad-darûrah melainkan al-darûrah, demikian seterusnya.

g. Ta MarbûtahJika ta marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf

tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/. begitu juga jika ta marbûtah tersebutdiikuti kata sifat (na‘t). Namun jika ta marbûtah diikuti kata benda (ism), makahuruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/.contoh: طريقة = tarîqah, اجلامعة اإل سالمية = al-Jâmi‘ah al-Islâmiyah, وحداة الوجود = Wahdât

al-Wujûd.

h. Huruf KapitalHuruf kapital digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Jika nama didahulukan oleh kata sandang,maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan

huruf awal atau kata sandangnya . Contoh البخاري = al-Bukhâri, bukan Al-Bukhârî.

Page 12: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hadis ataupun sunnah merupakan sumber ajaran yang kedua setelah al-

Qur‘ân. Al-Qur`an dan hadis satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan. Al-Qur`an

memuat ajaran-ajaran yang masih global, sedangkan hadis merupakan penjelasan

terhadap kandungan al-Qur`an. Tanpa menggunakan hadis, ajaran Islam tidak

dapat dimengerti dan diamalkan. Dapatkah melakukan salat, zakat, puasa, haji,

tanpa ada tuntunan yang rinci dari hadis? Jelas semuanya tidak mungkin.

Kedudukan hadis/sunnah sebagai sumber ajaran Islam didasarkan pada

ayat-ayat al-Qur`an, di antaranya sebagai berikut:

)٤:٥٩/ النساء(

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu, kemudian jika kamu berlainanpendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur`an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah danhari kemudian, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baikakibatnya”. (al-Nisâ`/4: 59)1

..........)٤:٦٤/ النساء(

“Dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul, melainkan untukditaati dengan izin Allah”…. (al-Nisâ`/4: 64).2

1 Departemen Agama (Depag) RI. Al-Qur`an dan Terjemahnya, (Bandung: CV GemaRisalah Press. tt). h. 128.

2 Departemen Agama (Depag) RI. Al-Qur`an dan Terjemahnya, h. 129.

Page 13: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

2

.)٤:۸۰/ النساء(

“Barang siapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telahmentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), makakami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka”. (al-Nisâ`/4: 80).3

......

..........)٧:٥٩/ احلشر(

….“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Danapa yang dilarangnya maka tinggalkanlah”….. (al-Hasyr/ 59: 7).4

)املائد)٩٢: ٥/ ة

“Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwasesungguhnya kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanatAllah) dengan terang”. (al-Mâ`idah/5: 92).5

Dengan petunjuk ayat-ayat di atas, maka jelaslah bahwa hadis atau sunnah

Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam di samping al-Qur`an. Orang

yang menolak hadis sebagai salah satu sumber ajaran Islam berarti orang itu

menolak petunjuk-petunjuk al-Qur`an .6

Hadis pada umumnya oleh para ulama diartikan seperti sunnah sebagai

“segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad Saw., baik ucapan,

3 Departemen Agama (Depag) RI. Al-Qur`an dan Terjemahnya, h. 132.4 Departemen Agama (Depag) RI. Al-Qur`an dan Terjemahnya, h. 916.5 Departemen Agama (Depag) RI. Al-Qur`an dan Terjemahnya, h. 177.6 M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h.

9. Lihat Ali Mustafa Yaqub, Kritik Hadis, h. 37.

1

Page 14: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

3

perbuatan dan taqrîr7 (ketetapan), maupun sifat fisik dan psikis, baik sebelum

beliau menjadi Nabi maupun sesudahnya”.8

Dari segi periwayatannya hadis Nabi berbeda dengan al-Qur`an, ayat-ayat

al-Qur`an diriwayatkan secara mutawatir,9 sedangkan untuk hadis Nabi, sebagian

periwayatannya berlangsung secara mutawatir, dan sebagian lagi berlangsung

secara ahad.10 Karena itu orisinalitas al-Qur`an tidak perlu disangsikan lagi

sehingga tidak perlu dilakukan penelitian. Akan halnya dengan hadis Nabi yang

berkategori ahad, masih butuh bahkan harus dilakukan penelitian. Dengan

penelitian akan diketahui apakah hadis yang bersangkutan dapat dipertanggung

jawabkan periwayatannya, berasal dari Nabi atau tidak?

Pada waktu Nabi masih hidup ketika ada berita yang meragukan, dapat

ditanyakan kepada Nabi langsung, sehingga dapat ditemukan jawabannya.

Namun, setelah Nabi wafat, tidak dapat dilakukan. Untuk melakukan pengecekan

berita yang bersumber dari Nabi, para sahabat terkadang mempertanyakan sahabat

lain apakah ia mendengar berita itu dari Nabi. Sebagai contoh, ketika Umar

mendapatkan berita dari tetangganya bahwa Nabi telah menceraikan istri-istrinya,

‘Umar langsung menghadap Nabi. Tetapi setelah ditanyakan kepada Nabi,

7 Taqrîr adalah segala sesuatu yang muncul dari sementara sahabat yang diakuikeberadaannya oleh Nabi SAW., baik berupa ucapan maupun perbuatan dengan cara diam tanpapengingkaran atau persetujuan dan keterusterangan beliau menganggapnya baik bahkanmenguatkannya. Lihat Muhammad 'Ajaj Al-Khathib, Ushul Al-Hadits Pokok-pokok Ilmu Hadits.Penerjemah H.M. Qodirun Nur dan Ahmad Musyafiq (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1998), h. 3-4.

8 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1994), h. 121.9 Mutawatir adalah berita yang diriwayatkan oleh orang banyak pada setiap tingkat

periwayat, mulai dari tingkat sahabat sampai mukharrij, yang menurut ukuran rasio dan kebiasaan,mustahil yang jumlahnya banyak itu bersepakat terlebih dahulu untuk berdusta. Lihat Ismail,Metodologi Penelitian Hadis Nabi, h. 3.

10 Ahad adalah hadis yang periwayatnya tidak mencapai tingkat mutawatir. Lihat Ismail,Metodologi Penelitian Hadis Nabi, h. 3.

Page 15: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

4

ternyata Nabi hanya bersumpah untuk tidak mengumpuli istri-istrinya selama satu

bulan.11

Semakin jauh dari masa Nabi sebagai sumber hadis, semakin bertambah

jumlah periwayat hadis dari Nabi. Kesenjangan antara wafatnya Nabi dengan

pembukuan hadis, menyebabkan maraknya upaya-upaya pemalsuan hadis.12

Pada mulanya faktor yang mendorong seseorang melakukan pemalsuan

hadis adalah kepentingan politik. Pada masa itu, telah terjadi pertentangan politik

antara ‘Alî bin Abî Tâlib dan Mu‘âwiyah bin Abî Sufyân. Para pendukung

masing-masing tokoh melakukan berbagai upaya untuk memenangkan perjuangan

mereka. Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh sebagian dari mereka itu ialah

pembuatan hadis-hadis palsu.13

Para ulama mencatat sekurang-kurangnya ada enam motivasi pemalsuan

hadis,14 yaitu:

1. Motivasi politik

2. Pendekatan kepada Allah

3. Menodai Islam

4. Menjilat penguasa

5. Mencari rezeki

6. Mencari popularitas

Selain itu ada juga karena panatisme terhadap madzhab.

Mengingat bahwa hadis sebagai sumber ajara Islam setelah al-Qur`ân, dan

semakin banyak bertebaran hadis-hadis palsu, maka penelitian terhadap hadis

11 Ali Mustafa Yaqub, Kritik Hadis, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), h.1-2.12 Usman Sya’roni, Otentisitas Hadis Menurut Ahli Hadis dan Kaum Sufi, (Jakarta: Pustaka

Firdaus), h. 16.13 Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, h. 13.14 Yaqub. Kritik Hadis, h. 82.

Page 16: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

5

menjadi sangat penting. Tanpa dilakukan penelitian, maka hadis Nabi akan

bercampur aduk dengan yang bukan hadis, dan ajaran Islam akan dipenuhi oleh

berbagai hal yang menyesatkan umat.

Selain itu, penelitian kualitas hadis perlu dilakukan, bukan berarti

meragukan hadis Nabi Saw., tetapi melihat keterbatasan periwayat hadis sebagai

manusia, yang adakalanya melakukan kesalahan, baik karena lupa maupun karena

didorong oleh kepentingan tertentu. Keberadaan periwayat hadis sangat

menentukan kualitas hadis, baik kualitas sanad maupun kualitas matan.15

Tujuan pokok penelitian hadis adalah untuk mengetahui kualitas hadis.

Kualitas hadis sangat perlu diketahui dalam hubungannya dengan kehujahan

hadis, apakah dapat diterima (maqbûl) atau ditolak (mardûd).

Dalam meneliti dan mengkaji suatu hadis para ulama menerapkan dua

metode yaitu: pertama, kritik sanad atau kritik ekstern (naqd sanad/naqd al-

khârijî) yang berkaitan dengan sanad atau rangkaian periwayat. Yang kedua kritik

matan atau kritik intern (naqd al-matn/naqd al-Dâkhilî). Dan yang pertama, kritik

sanad dikenal dengan istilah takhrîj hadis.

Para ulama ahli hadis merumuskan kriteria-kriteria baik yang berkaitan

dengan matan maupun silsilah periwayatan (sanad), bahwa hadis yang dinyatakan

sahih apabila ia diriwayatkan dengan sanad yang bersambung kepada Nabi Saw.,

sanad itu terdiri dari periwayat yang ‘adil (memiliki integritas moral), dabt

(memiliki kapasitas intelektual), sementara dalam sanad atau matannya tidak

terdapat ‘illah (kecacatan samar), dan sudzudz (berlawanan dengan hadis lain

yang lebih unggul kualitasnya).

15 Bustamin dan M. Isa H.A. Salam, Metodologi Kritik Hadis (Jakarta: Rajawali Pers 2004).h. 3-4.

Page 17: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

6

Allah Swt. telah melarang berbuat gîbah (menggunjing) atau

menceritakan keburukan orang lain, sebagaimana yang dijelaskan dalam surah al-

Hujurât/49: 12 berikut:

)۱۲:٤۹/احلجرات(“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari

prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa danjanganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlahsebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salahseorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepadaAllah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”.(al-Hujurât/49: 12).16

Ayat tersebut menyatakan hanya sebatas larangan menggunjing (gîbah),

tanpa menjelaskan apa itu gîbah dan bagaimana akibatnya apabila melakukannya.

Sebagaimana diketahui bahwa salah satu pungsi hadis, yaitu menjelaskan al-

Qur`ân yang masih global. Dalam sebuah kitab karya Syaikh Zain al-Dîn al-

Malîbârî bernama kitab Irsyâd al-Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd, yang cukup terkenal

dikalangan pesantren salaf (tradisional), terdapat pembahasan mengenai gîbah.

Dalam pembahasan tersebut terdapat beberapa hadis Nabi, yang berkaitan dengan

gîbah. Namun, apakah hadis-hadis tersebut dapat dijadikan hujjah?.

Dalam mengutip hadis-hadis Nabi Syaikh Zain al-Dîn al-Malîbârî tidak

mencantumkan sanad secara lengkap dan tidak mencantumkan kualitas hadisnya.

Hal tersebut dapatlah dimengerti karena kitab Irsyâd al-‘Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd

bukanlah kitab asli yang bersanad.

16 Departemen Agama (Depag) RI. Al-Qur`an dan Terjemahnya, h. 847.

Page 18: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

7

Melihat keadaan tersebut, penulis ingin meneliti hadis-hadis bab gîbah

yang ada pada kitab Irsyâd al-‘Ibâd, yaitu dengan melakukan kritik sanad atau

takhrîj hadis. Karena dengan ilmu ini, kita dapat mengetahui apakah suatu hadis

itu benar-benar datang dari Nabi Saw.? Dan siapa saja yang ikut terlibat dalam

rangkaian periwayatan hadis itu sampai kepada Nabi?

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas itulah yang menarik

perhatian dan alasan penulis untuk menulis skripsi dengan judul: “Studi Kualitas

Sanad Hadis Bab Gîbah; Kitab Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Mengkaji dan meneliti kitab Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd berarti

tidak terlepas dari penelitian hadis-hadis yang terdapat dalam kitab tersebut. Hadis

yang terkandung di dalamnya dikelompokkan pada 44 bab, jika penulis

melakukan penelitian seluruhnya akan memakan waktu dan halaman yang

banyak. Maka, dalam penelitian ini penulis hanya akan meneliti hadis-hadis bab

gîbah.

Supaya lebih terarah dalam pembahasan skripsi ini, penulis merasa perlu

memberikan pembatasan dalam penelitian, yaitu:

1. Hadis-hadis yang akan diteliti sanadnya adalah hadis-hadis yang

terdapat dalam bab gîbah yang berjumlah 9 hadis.

2. Teks hadis yang digunakan dalam penelitian ini bersumber pada Kitab

Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd.

Page 19: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

8

Atas dasar permasalahan tersebut di atas, maka dirumuskan masalah

pokok, bagaimana kualitas hadis-hadis gîbah dalam kitab Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl

al-Rasyâd?.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan skripsi ini yaitu:

1. Untuk mengetahui sanad atau jalur periwayatan, identitas periwayat,

dan metode periwayatan hadis-hadis bab gîbah.

2. Untuk mengetahui kualitas hadis-hadis bab gîbah.

3. Guna melengkapi salah satu persyaratan pada program S1 Fakultas

Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dalam meraih gelar S.Th.I. (Sarjana Theologi Islam).

D. Tinjauan Pustaka

Penulis menelusuri skripsi yang membahas tentang gîbah dan Kitab Irsyâd

al‘-Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd, terutama yang terdapat di Fakultas Ushuluddin.

Penelusuran membuahkan hasil di antaranya:

1. Nur Hayati, dengan judul skripsi: “Takhrij Hadis-Hadis Fadilah Hari ‘Asyûra”

Dalam Kitab Irsyâd al-‘Ibâd dan kitab Tanbîh al-Ghâfilîn.

2. Eneng Maria Ulfah, dengan Judul: “Etika Menjaga Lisan dalam al-Qur`ân

Surat al-Nisâ ayat 114 dan al-Hujurât ayat 11”.

Page 20: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

9

3. Siti Fatimah, dengan judul: “Etika Pergaulan umat Islam dalam al-Qur`ân

(Tinjauan Surat al-Hujurât ayat 6-13).

4. Ahmad Fadhlah, dengan judul: Kajian Hadis-hadis sumpah palsu dalam kitab

Irsyâd al‘-Ibâd Syaikh Zain al-Dîn al-Malîbârî.

5. Suryadinata, dengan judul: Infotaiment dan Ghibah: Studi Atas Sanad dan

Matan Hadis larangan Ghibah.

Dari hasil penelusuran tersebut, skripsi yang ditulis oleh Nur Hayati dan

Ahmad Fadhlah, sama dalam kitabnya, sedangkan pembahasannya berbeda. Yang

ditulis oleh Eneng Maria Ulfah, Siti Fatimah, jelas berbeda karena mereka

bertolak dari ayat al-Qur`an. Yang ditulis Suryadinata menyamakan Infotainment

dengan gîbah. Sedangkan penulis akan meneliti sembilan hadis yang ada pada bab

gîbah. Dan penulis hanya meneliti sanad-sanadnya, tanpa memberikan penjelasan

mengenai matannya.

E. Metode Penelitian

Dalam melakukan pengkajian dan penelitian hadis-hadis yang terdapat

dalam Kitab Irsyâd al-‘Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd, penulis sepenuhnya melakukan

telaah kepustakaan (library research). Sumber utama penelitian adalah Kitab

Irsyâd al-‘Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd.

Kitab yang menjadi rujukan utama penulis dalam penelitian adalah kitab-

kitab matan, di antaranya adalah: Kitab Sahîh al-Bukhârî, Sahîh Muslim, Sunan

Abî Dâwud, Sunan al-Tirmidzî, Sunan al-Nasâ`î, Sunan Ibn Mâjah, Sunan al-

Dârimî, Muwatta Mâlik, Musnad Ahmad, Maudû’at, dan kitab lainnya.

Page 21: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

10

Dalam penelusuran periwayat hadis penulis melakukan inventarisasi

melalui Kitab Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl karya al-Mizi, Tahdzîb al-

Tahdzîb karya Ibn Hajar al-‘Asqalânî, Mîzân al-‘Itidâl karya Abu Abdullah

Muhammad Ahmad al-Dzahabi, Lisân al-Mîzân karya Ahmad ibn ‘Ali Ibn Hajar

al-‘Asqalânî, al-Jarh wa al-Ta‘dîl karya ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim al-Râzî,

Siyaru A‘lâm al-Nubalâ karya Abdullah Muhammad Ahmad al-Dzahabî, dan

kitab lainnya.

Pembahasan dalam skripsi ini bersifat deskriptif analitis, yaitu melalui

pengumpulan data dan beberapa pendapat ulama dan pakar, untuk kemudian

diteliti dan dianalisa sehingga menjadi sebuah kesimpulan. Dan penulis

menggunakan metode induktif, yaitu proses berfikir yang bertolak dari satu atau

sejumlah data secara khusus kemudian diambil kesimpulan secara generalisasi.

Proses pengambilan sumber dan pengolahannya yang dilakukan penulis

secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Men-takhrîj hadis dengan menggunakan dua cara, yaitu: Pertama,

melalui awal matan dengan menggunakan Kitab al-Jâmi‘ al-Sagir fî

Ahâdîts al-Basyîr wa al-Nadzîr karya Jalâl al-Dîn ‘Abd al-Rahman bin

Abi Bakr al- Suyûtî dan kitab Mausû‘ah Atrâf al-Hadîts al-Nabawî al-

Syarîf karya Abû Hajir Muhammad al-Sa‘îd bin Basyunî Zaglûl.

Kedua, melalui kata-kata mufradat dalam matan hadis dengan

menggunakan kitab al-Mu‘jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-

Nabawi karya A.J. Wensinck dan J.P. Mensing.

2. Melakukan i’tibar (menyertakan sanad-sanad yang lain), agar terlihat

secara jelas rangkaian sanad, nama-nama periwayat sehingga akan

Page 22: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

11

terlihat ada atau tidaknya pendukung yang berstatus muttabi‘ dan

syahid.

3. Kritik sanad, yaitu menelusuri data setiap periwayat, menilai

keadaanya, hubungan guru dan murid.

4. Dalam menilai kualitas para periwayat hadis, penulis akan

menyandarkan pada komentar ulama hadis, seperti: Abû Hatim, Ibnu

Hajar, al-Dzahabî, Ibnu Hibbân.

5. Jika terdapat perbedaan pendapat dalam sebuah penilaian, maka

penulis akan mengikuti kaidah al-jarh wa al-ta’dîl yang sudah

disepakati oleh jumhur muhadditsîn.

Adapun dalam penulisan skripsi ini penulis mengacu pada buku Pedoman

Akademik Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2006/2007, dan Pedomam Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi) terbitan CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan II tahun

2007.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis membaginya dalam empat bab, dimana

setiap babnya mempunyai spesifikasi dan penekanan mengenai topik tertentu,

yaitu:

Bab pertama pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah yang

menjadi pokok dalam skripsi ini, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan

penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

Page 23: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

12

Bab kedua merupakan pembahasan mengenai Kitab Irsyâd al-`Ibâd ilâ

Sabîl al-Rasyâd, yang meliputi biografi singkat Zain al-Dîn al-Malîbârî, format

kitab, metode penulisan kitab, serta kandungan hadis.

Bab ketiga pembahasan kualitas hadis-hadis bab gîbah yang terdapat

dalam kitab Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd karya Zain al-Dîn al-Malîbârî,

sebanyak 9 hadis.

Bab keempat merupakan penutup, yang meliputi kesimpulan dan saran-

saran.

Page 24: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

BAB IISEKILAS TENTANG KITAB IRSYÂD AL-‘IBÂD ILÂ SABÎL AL-RASYÂD

A. Biografi Pengarang

1. Sketsa kehidupannya

Nama lengkap pengarang kitab ini adalah al-Syaikh Zain al-Dîn ibn

‘Abd al-‘Azîz bin Zain al-Dîn al-Malîbârî.1 Penggunaan nisbah al-Malîbârî

adalah menjelaskan bahwa Zain al-Dîn berasal dari Malibar, sebuah kota

yang berada di India selatan.

Tidak dapat diketahui secara pasti, kapan Syaikh Zain al-Dîn al-

Malîbârî dilahirkan. Umar Rida Khalalah dalam karya besarnya hanya

mampu menginformasikan tahun wafatnya, yaitu pada tahun 1579 M/ 987

H.2 dan di makamkan di pinggiran kota Ponani, India.

Dengan adanya informasi tahun wafatnya, paling tidak diprediksi

tahun kelahirannya. Yakni, bila standar manusia berkisar 63 tahun misalnya,

maka dapat diperkirakan bahwa beliau diperkirakan lahir tahun 924 H atau

1514 M. Dilihat dari konteks masa hidup Syaikh Zain al-Dîn al-Malîbârî,

abad ke-16 Masehi, maka dapat dipastikan bahwa beliau mengalami masa

pemerintahan dinasti Mughal India, mulai Babur (1504-1530), Hamayun

(1530-1604), dan Akbar Agung (1556-1604).3

Syekh Zain al-Dîn merupakan keturunan bangsa Arab. Ia dikenal

pula dengan nama Makhdum Thangal. Julukan ini dikaitkan dengan daerah

1 Khairi al-Dîn al-Ziraklî, al-‘Alâm Qamûs Tarâjum, Li Asyhûr al-Rijâl wa al-Nisâ` min al-‘Arabî wa al-Musta‘ribîn al-Mustasyriqîn, Juz 3 (Beirût: Dâr al-‘Ilmi li al-Malâyîn, 1989), h. 64.

2 Umar Ridâ Kahâlah, Mu‘jam al-Mu`allifîn, jilid 1 (Beirût: Mu`asasah al-Risâlah, 1993), h.741.

3 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2005). h. 147-149.

12

Page 25: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

13

tempat dirinya tinggal. Ada yang menyebutnya dengan nama Zain al-Dîn

Makhdum, atau Zain al-Dîn Thangal atau Makhdum Thangal. Julukan ini

mencerminkan keutamaan dan penghormatan masyarakat setempat kepada

dirinya.4

Masjid Agung Ponani atau Funani, adalah masjid Agung yang

pertama kali dibangun oleh Makhdum Thangal. Tidak seperti masjid masa

kini, Masjid Agung Ponani ini menggabungkan arsitektur lokal dengan

arsitektur Hindu. Hal ini dikarenakan, Islam masuk ke India yang dibawa

oleh pedagang Arab yang datang melalui laut dan diterima oleh raja-raja

Hindu setempat. Makam Syaikh Zain al-Dîn al-Malîbari terletak di samping

masjid.5Tak hanya arsitektur masjid, masyarakat Muslim di India ini juga

mengadopsi gaya bangunan, pakaian dan makanan dengan menyesuaikan

pada kondisi yang ada.

Seperti kebanyakan ulama lainnya, Syaikh Zain al-Dîn al-Malîbârî

juga dikenal sebagai ulama yang sangat tegas, kritis, konsisten, dan memiliki

pendirian yang teguh. Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat

kerajaan, dan diplomat.

Syaikh Zain al-Dîn hidup dalam keluarga tradisi agamis dan berasal

dari keturunan terhormat dan disegani. Hal ini dibuktikan, bahwa kakeknya

yang bernama Zain al-Dîn Ibn ‘Ali merupakan ulama besar yang banyak

menghasilkan karya tulis, diantaranya sangat populer dalam tradisi

4 http://www.alkisah.web.id/search?max-results=100, diakses tanggal 25 Mei 2010, jam10.19 WIB.

5 http://www.aswaja.net/aswaja-blogger/1010 , diakses tanggal 25 Mei 2010, jam 10.19WIB.

Page 26: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

14

tasawuf.6Syaikh Zain al-Dîn al-Malîbârî, selain dikenal sebagai ulama fikih

(Syafi‘i), ia juga dikenal sebagai ahli tasawuf, sejarah dan sastra.

2. Karya-karyanya

Di antara karya yang dihasilkannya:

1. Fath al-Mu’în (pintu pertolongan), adalah syarah (komentar) atas kitab

Qurrat al-‘Ain Hidayat al-Azkiyâ ilâ Tarîq al-Auliyâ.

2. Irsyâd al-Ibâd ilâ Sabîli al-Rasyâd. Dan kitab ini telah di-syarh-i atau

dikomentari oleh Syaikh Ihsan Jampes dengan judul: Manâhij al-

Imdâd, terbit pada tahun 1940 setebal + 1088 halaman, mengulas

tentang tasawuf.7

3. Tuhfat al-Mujâhidîn.

4. Mukhtasar fî Ahâdîts Dzikr al-Maut.

5. Ihkam Ahkam al-Nikâh.

Kitab Irsyâd al-‘Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd, telah diterjemahkan ke

dalam bahasa Jawa oleh Misbah b. Zain al-Mustafa.8Dan untuk

memudahkan para pembaca yang tidak bisa membaca kitab kuning yang

tidak berbaris, sudah ada usaha penerjemahan Irsyâd al-‘Ibâd ilâ Sabîl al-

Rasyâd oleh H. Mahrus Ali9 dan H. Salim Bahreisy.10

6 Al-Ziraklî, al-‘Alâm Qamûs Tarâjum, Li Asyhûr al-Rijâl wa al-Nisâ` min al-‘Arabî wa al-Musta‘ribîn al-Mustasyriqîn, h. 64.

7 Syaikh Ihsan Jampes, Irsyâd al-Ikhwân fî Bayân al-Hukm al-Qahwah al-Dukhân.Penerjemah Ali Murtadho dan Mahbub Dje (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2009), h. xxiii.

8 Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam diIndonesia (Bandung: Mizan. 1995). h. 165.

9 Zain al-Dîn Ibn ‘Abd al-‘Azîz bin Zain al-Dîn al-Malîbârî, Irsyâd al‘-Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd. Penerjemah H. Mahrus Ali. (Surabaya: Mahkota,t.t.).

10 Al-Malîbârî, Irsyâd al‘-Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd. Penerjemah H. Salim Bahreisy.(Surabaya: Darussagaf-PP Alawy, t.t.).

Page 27: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

15

B. Tijauan Kitab Irsyâd al-Ibâd ilâ Sabîli al-Rasyâd

1. Format Kitab

Pada umumnya Kitab Kuning yang berbahasa Arab klasik yang

dipelajari di Pesantren di Indonesia adalah kitab komentar (syarh, Indonesia

Jawa : syarah) atau komentar atas komentar (hasyiah) atas teks yang lebih

tua (matn, matan). Edisi cetakan dari karya-karya klasik ini biasanya

menempatkan teks yang di-syarah-i atau di-hasyiah-i dicetak di tepi

halamannya, sehingga keduanya dapat dipelajari sekaligus.11

Akan tetapi berbeda dengan Kitab Irsyâd al-‘Ibâd ilâ Sabîl al-

Rasyâd. Secara format penulisan, sama dengan kitab kuning lainnya.

sedangkan dari segi isinya, Kitab Irsyâd al-‘Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd

bukanlah kitab syarh atau penulisan kembali. Tetapi merupakan kitab

ringkasan (mukhtasar)/ kutipan dari dua buah kitab, yaitu Kitab al-Zawâjir

dan Mursyid al-Tullâb. Sedangkan pinggirnya merupakan ringkasan

(mukhtasar) Ahâdîts Dzikr al-Maut. 12

Kitab Irsyâd al-‘Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd layaknya kitab klasik yang

paling umum di pakai di pesantren sedikit lebih kecil dari kertas kuarto,

dengan ukuran 18x26 cm., 128 halaman, dan tidak di jilid. Kitab ini

mempunyai ciri khas khusus yaitu desain sampul dan warnanya yang polos,

terdiri dari dua warna dan tidak mengikuti perkembangan dunia percetakan.

Selain itu, hampir seluruh sampul kitab kuning tidak dihiasi dengan back

ground gambar yang melukiskan ide dasar isi buku. Pada umumnya di

11 Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam diIndonesia, h. 141.

12 Al-Malîbârî, Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd (Surabaya: Dâr Ihyâ` al-Kitab al-‘Arabiyah, t.t.), h. 2.

Page 28: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

16

pesantren tradisional, kitab seperti ini dinamai dengan kitab kuning, karena

memang kitab seperti ini di cetak di atas kertas berwarna kuning. Lembaran-

lembaran (koras-koras) tak terjilid dibungkus kulit sampul, sehingga para

santri dapat membawa hanya beberapa halaman yang kebetulan sedang

dipelajari saja. Ini adalah karakteristik fisik lain yang umumnya

mengandung makna simbolik, ia membuat kitab tersebut tampak lebih

klasik. Kitab yang ditulis pengarang modern, penerjemah atau pensyarah

modern tidak pernah dibuat mengikuti format ini. Banyak pemakai kitab

klasik yang sangat mengaitkan karakteristik ini dengan kitab klasik, dan

penerbit mengikuti saja selera konsumennya. Sebagian penerbit bahkan

mencetak kitab di atas kertas berwarna kuning (yang diproduksi khusus

untuk mereka, oleh beberapa perusahaan Indonesia) karena tampaknya kitab

berwarna kuning ini juga menjadi lebih klasik di pikiran para pemakainya.13

2. Metode penulisan kitab

Masing-masing kitab klasik berbeda satu sama lain dalam hal

penyajian. Bila dilihat dari segi makna dapat dibagi menjadi:14

1. Kitab Kuning yang berbentuk penawaran atau penyajian secara naratif

seperti: Sejarah, tafsir, syarah hadis dan lain-lain.

2. Menyajikan kaidah-kaidah keilmuan seperti: Nahwu, balagah, mustalah,

mantiq, dan lain-lain.

13 Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam diIndonesia, h. 142.

14 Ahmad Fadhlah,”Kajian Hadis-hadis Sumpah palsu Dalam Kitab Irsyâd al-‘IbâdKaryaSyaikh Zain al-Dîn al-Malîbârî,” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 17.

Page 29: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

17

3. Tersusun secara panjang lebar dengan argumentasi ilmiah seperti:

filsafat, tasawuf, dan lain-lain.

Syaikh Zain al-Dîn al-Malîbârî mengambil bentuk yang pertama,

menulis dengan metode penawaran atau penyajian secara naratif dengan

bahasa yang mudah dipahami.

Bila di teliti lebih jauh lagi akan tampak bahwa Syaikh Zain al-Dîn

selain mengemukakan pokok-pokok pikirannya, beliau juga mengemukakan

dalil-dalil yang beliau sampaikan. Selain dalil ‘aqli yang sederhana beliau

juga menyertakan dalil naqli dari al-Qur`ân dan Hadis. Namun demikian

penggunaan dalil-dalil ‘aqli tersebut tidak mencapai taraf argumentatif, yang

bertentangan dengan matan, karena Syaikh Zain al-Dîn memperlakukan

matan sebagai acuan standar. Sehingga, pendapat yang ia kemukakan paling

tidak dapat memberikan batasan antara pendapatnya dengan pendapat

matan.

Sebagai contoh: pembahasan tentang gîbah, Syaikh Zain al-Dîn

memulai pembahasan dari ayat-ayat al-Qur`ân, kemudian mengungkapkan

beberapa hadis Nabi Saw., yang kualitasnya tidak diketahui. Kemudian

mengungkapkan pendapat ulama, hikayat, dan diakhiri dengan peringatan

atau komentar beliau.

3. Isi Kitab

Dalam muqaddimah-nya (Kitab Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd),

kitab ini merupakan ringkasan dari kitab al-Zawâjir dan Mursyid al-Tullâb,

karya guru besar pelita agama Syihâb al-Dîn Ahmad bin Hajar al-Haitamî

Page 30: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

18

dan kakek kami Zain al-Dîn al-Ma‘barî. Kemudian saya tambahkan

didalamnya hadis-hadis dan masalah fikih serta hikayat-hikayat (cerita) dan

nasehat-nasehat. Diberi nama Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd (penuntun

manusia ke jalan yang baik), sambil mengharap dari Allah yang maha murah

semoga memimpin kami, dan semua manusia ke jalan yang bahagia dan

kekal, sungguh ia maha pemurah lagi pengasih.15

Bila ditelusuri point-point yang terdapat didalamnya maka dapat

digolongkan kitab ini sebagai kitab fikih sekaligus kitab akhlak. Dikatakan

demikian, karena didalamnya dibahas tentang bidang-bidang ibadat,

mu’amalat, dan akhlak yang meliputi tentang nasihat-nasihat. Seluruh

pembahasannya dikelompokkan pada 44 bab. Pada tiap bab terdapat

beberapa buah hadis.

4. Kandungan Hadis

Hadis-hadis yang ada dalam kitab Irsyâd al-‘Ibâd, hanya

mencantumkan riwayatnya saja, atau mukharrij-nya. Hal tersebut dapatlah

kita mengerti karena kitab Irsyâd al-‘Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd bukanlah

kitab asli yang bersanad. Begitu juga dengan kualitasnya tidak dapat

diketahui tanpa dilakukannya penelitian. hadis-hadis yang ada di kitab

Irsyâd al-‘Ibâd ada yang marfû, dan ada juga yang mauqûf. Hadisnya

kurang lebih berjumlah 1078.

Kitab Irsyâd al-`Ibâd dalam penempatan bab perbab sudah

mengalami kemajuan. Terlihat dari sistematika penyusunan bab, kitab

15 Al-Malîbârî, Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd, h. 2.

Page 31: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

19

tersebut mengelompokkan beberapa permasalahan yang identik atau

berkaitan. Berikut ini adalah pembahasan dalam kitab Irsyâd al‘-Ibâd:

Pendahuluan:

1. Bab : Iman (11 hadis).

Pasal : Murtad (2 hadis).

2. Bab : Ilmu (24 hadis).

3. Bab : Wudu‘ (5 hadis).

Pasal : Hukum wudu‘, Sunnat wudu‘, makruh dalam wudu‘.

4. Bab : Mandi (12 hadis).

Pasal : Perkara yang mewajibkan mandi besar.

5. Bab : Keutamaan salat wajib (22 hadis).

Pasal : Haram mengakhirkan salat dari waktu yang ditentukan (6 hadis),

Hukum-hukum salat, wajibnya salat, sunat-sunat dalam salat (14

hadis), hal yang dimakruhkan dalam salat (2 hadis), yang

membatalkan salat (6 hadis), bacaan dzikir ba‘da salat (19 hadis).

6. Bab : Salat Sunat (52 hadis).

7. Bab : Salat Jama‘ah (29 hadis).

Pasal : Syarat-syarat menjadi ma‘mum.

8. Bab : Salat Jum‘at (36 hadis).

Pasal : Syarat sahnya salat Jum‘at.

9. Bab : Pakaian dan perhiasan yang diharamkan bagi kaum lelaki dan

menyerupai dengan orang perempuan (14 hadis).

10. Bab : Menjenguk orang sakit (15 hadis).

11. Bab : Merintih karena kematian dan mendengarkannya (12 hadis)

Page 32: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

20

Pasal : Bacaan untuk keselamatan dari siksa (12 hadis), Tentang sabar

terhadap musibah (9 hadis), menghibur orang yang berduka

cita/ta‘ziyah (3 hadis), ziyarah kubur (11 hadis).

12. Bab : Zakat (12 hadis).

Pasal : Zakat emas, sedekah sunat (29 hadis), jamuan tamu (4 hadis),

zuhud (9 hadis), keutamaan fakir (11 hadis), mengungkit sedekah

(19 hadis).

13. Bab : Puasa (18 hadis)

Pasal : Hukum puasa (10 hadis), kelebihan sepuluh hari terakhir dan

lailât al-Qadr, ‘itikaf dan bangun malam pada malam hari rayat ‘îd

al-Fitri dan ‘îd al-Adhâ (13 hadis) Puasa sunat (23 hadis), penutup

keutamaan hari Asyura` (4 hadis).

14. Bab : Haji (6 hadis).

Pasal : Hukum-hukum haji, Fadilah kota Mekkah (11 hadis), Ziarah ke

kuburan Nabi Saw. dan fadilah ziarah ke Kota Madinah (7 hadis).

15. Bab : Keutamaan membaca al-Qur`ân (11 hadis).

Pasal : Keutamaan sebagian surat dan ayat-ayat al-Qur`ân yang didasari

dengan hadis-hadis (34 hadis).

16. Bab : Bacaan dzikir diwaktu pagi dan petang (23 hadis).

17. Bab : Bacaan ketika akan tidur dan bangun daripadanya (13 hadis).

18. Bab : Bacaan untuk sebagian keadaan (7 hadis)

19. Bab : Dzikir yang tidak terbatas pada waktu (18 hadis).

20. Bab : Keutamaan membaca Salawat pada Nabi Saw. (15 hadis).

21. Bab : Syirik yang kecil yaitu riya (14 hadis).

Page 33: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

21

22. Bab : Sombong dan ‘ujub/membanggakan diri atas suatu perbuatan

yang dilakukan (7 hadis). Penutup: Keutamaan tawâdu‘ (10 hadis)

23. Bab : Dengki dan iri hati (7 hadis).

24. Bab : Marah (7 hadis).

25. Bab : Gîbah (9 hadis).

26. Bab : Namîmah/ Mengadu domba (7 hadis).

27. Bab : Dusta (10 hadis).

28. Bab : ‘Amar ma‘rûf nahyi al-Munkar (7 hadis).

29. Bab : Kasb/ kerja (14 hadis).

Pasal : Rukun jual beli, tentang riba (7 hadis), menimbun barang dan

memisahkan antara anak dan ibu (7 hadis), tipuan dalam jual beli

(4 hadis), menjual barang dengan sumpah palsu (4 hadis),

mengurangi sukatan timbangan dan ukuran (2 hadis), lapang dada

dalam jual beli dan memaafkan orang yang menyesal (4 hadis),

hutang piutang dan mekanismenya (11 hadis), penutup memberi

waktu pada orang yang tidak punya (5 hadis).

30. Bab : Mencela bea cukai yang melakukan pungli (9 hadis).

31. Bab : Dâlim/Penganiayaan (18 hadis)

Pasal : Makan harta anak yatim (3 hadis), penutup memelihara anak

yatim dan janda (9 hadis), khiyanat (8 hadis).

32. Bab : Wasiat (4 hadis).

33. Bab : Nikah ( 15 hadis).

Page 34: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

22

Pasal : Rukun nikah (2 hadis), hal yang terjadi antara suami dan istri (3

hadis), suami atau istri menolak hal yang lain (10 hadis), nusyûz

(15 hadis), pembagian bermalam (4 hadis).

34. Bab : Memutuskan hubungan antara sesama muslim/boikot (5 hadis)

35. Bab : Durhaka terhadap kedua orangtua (9 hadis)

Penutup : Berbakti kepada kedua orangtua (7 hadis).

36. Bab : Memutuskan hubungan kekerabatan (6 hadis), Penutup (9 hadis).

Pasal : Hak budak sahaya (12 hadis), hak-hak tetangga (16 hadis).

37. Bab : Pembunuhan (14 hadis).

38. Bab : Jihad (28 hadis)

Pasal : berjalan di jalan Allah (8 hadis), Lari dari medan perang (6

hadis), gulûl/khianat/korupsi (9 hadis).

39. Bab : Perdukunan, mengadu nasib, tebak menebak, tenung (sihir), ilmu

nujum dan mencari nasib dengan burung (9 hadis).

40. Bab : Zina (14 hadis), Penutup: tentang zina mata, tangan dan

meneyendiri dengan wanita bukan mahram/ajnabiyah (16 hadis).

Pasal : Liwat atau pelacur laki-laki dengan laki-laki (9 hadis), penutup

al-Sihâq atau pelacur wanita dengan wanita (2 hadis), Menuduh

berzina orang yang sopan dengan zina atau liwât (3 hadis).

41. Bab : Minum khamr (20 hadis), penutup tentang makan ganja (2 hadis)

42. Bab : Sumpah Palsu (5 hadis).

43. Bab : Saksi Palsu (4 hadis).

44. Bab : Taubat (10 hadis).

Penutup : Khauf atau Takut kepada Allah (11 hadis), dan Raja‘ (8 hadis).

Page 35: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

23

Page 36: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

BAB IIIANALISA HADIS-HADIS BAB GÎBAH

A. Hadis Pertama (Pengampunan yang menggîbah)

هق والطبـ اال ق وأيب سعيد نـيا عن جابر بن أيب الد إ رىن وأ بـو الشيخ و وأخرج البـيـف ي ك ه ل ل ي ا ق ن الز ن م د ش أ ة ب ي الغ ن إ ف ة ب ي الغ و م ا ك ي إ م ل س و ه ي ل اهللا ع ىل اهللا ص ل و س ر ال ق ىت ح ه ل ر ف غ يـ ال ة ب ي الغ ب ح ا ص ن إ و ه ي ل ع اهللا ب و تـ ي فـ ب و تـ يـ و ين ز يـ د ق ل ج الر◌ ن◌ إ ال ق 1.ه ب ا ح ص ه ل ر ف غ يـ

Artinya:“Diriwayatkan oleh Baihaqî, al-Tabranî, Abû al-Syaikh, Ibn Abî

Dunyâ, dari Jâbir dan Abî Sa’îd. Berhati-hatilah kamu, jangan sampaimenyebut kejelekan orang lain. Sebab sesungguhnya menyebut kejelekanorang lain lebih sulit diampuni dosanya daripada zina. Ada orang bertanyakepada beliau: “sesungguhnya seorang lelaki terkadang berzina, lantas (diabertaubat) dan Allah menerima taubatnya. Dan sesungguhnya orang yangmenyebut kejelekan orang lain tidak akan diampuni dosanya sehinggaorang yang disebut kejelekannya mengampuni pada orang yangmenebarkan kejelekan itu”.

Pelacakan hadis dilakukan melalui kata-kata isim dan fi‘il yang ada dalam

matan hadis, melalui Kitab Mu‘jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabawî,

tidak ditemukan hadis tersebut. Selanjutnya pelacakan dilakukan melalui awal

matan. Melalui kitab al-Jâmi‘ al-Sagîr hadis tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Abî

al-Dunyâ dalam dzam al-gîbah dan Abû al-Syaikh dalam al-Taubîkh, keduanya

dari Jâbir dan Abî Sa‘îd.2Melalui Kitab Mausû’ah Atrâf al-Hadîts al-Nabawî al-

Syarîf, ditemukan data sebagai berikut:

1 Zain al-Dîn ibn ‘Abd al-‘Azîz bin Zain al-Dîn al-Malîbârî, Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd, bâb al-gîbah, (Surabaya: Dâr Ihyâ` al-Kitab al-‘Arabiyah, t.t.), h. 72.

2 Jalâl al-Dîn ‘Abd al-Rahmân bin Abî Bakr al-Suyûtî, al-Jâmi‘ al-Sagîr fî Ahâdîts al-Basyîr wa al-Nadzîr, Juz 1, hadis no. 2919, (Beirût: Dâr al-Fikr tt), h. 450.

23

Page 37: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

24

3والغيبة فإن الغيبة أشد من الزناإياكم

)إحتاف السادة املتقني للزبيدى(۷/٥۳۳إحتاف

)املغىن عن محل األصفار للعراقى(۳/۱۳٨عر

)مجع اجلوامع السيوطى(٩۱۳٦جوامع

علل احلد يث البن ايب حامت الرازى۱٨٥۳علل

1. Teks hadis

Riwayat al-Tabrânî

ن ع د،م حم ن ب اطب س أ ان ثـ ،ي ر اب ق امل بو يـ أ بن ىي حي ان ثـ ،ني ع أ ربنف ع ج ن ب د م احم ن ثـ د ح اهللاد ب ع ن ب ر اب ج ن ع . ةر ض ن يب أ ن ع ى،ر ي ر اجل د ي ع س ن ع ،ري ث ك ن ب اد ب ع ن ع ،ين اس ر اخل أ ج ر يب أ ،)ان الز ن م د ش أ ة ب ي الغ : (م ل س و ه ي ل ع اهللاىل ص اهللال و س ر ال ق : اال ق ،ي ر د اخل د ي ع س يب أ و ) اهللا(ر ف غ يـ ال بة ي الغ ب اح ص ن◌ إ و ه ي ل ع اهللا ب و تـ ي فـ ،ب و تـ يـ مث ين ز يـ ل ج الر : ال ق ؟ف ي ك و ل ي ق 4.ه ب ح اص ه ل ر ف غ يـ ىت ح ،ه ل

Riwayat Ibnu Abî al-Dunyâ

، ري ث ك ن ب اد ب ع ن ، ع اين اس ر اخل ءاج ر يب أ ن ، ع اط ب س ا أ ن ثـ د ، ح ب و يـ بن أ ي ا حي ن ثـ د ح اهللا ول س ر ال ق . اال ا ق م ه نـ اهللا ع ي ض ، ر د ي ع س يب أ ، و ر اب ج ن ة، ع ر ض ن يب أ ن ، ع ي ر ي ر ن اجل ع اهللا ب و تـ ي فـ ين ز يـ د ق ل ج الر ن ا، إ ن الز ن م د ش أ ة ب ي الغ ن إ ، ف ة ب ي الغ و م اك ي إ : (م ل س و ه ي ل اهللا ع لى ص 5.)ه ب ا ح ص ه ل ر ف غ يـ ىت ، ح ه ل ر ف غ يـ ، ال ة ب ي الغ ب اح ص ن إ ، و ه ي ل ع

Riwayat Abû Syaikh al-Asbihânî

ن س ن بن احل مح الر د ب ا ع ن ثـ د ح و )1...(بن ني س ا احل ن ، ثـ ل ي ب الن م اص ع يب ا ابن أ ن ر بـ خ أ ا ، ن د م بن حم اط ب س ا أ ن ثـ : او ال ق اد ن ا ه ن ، ثـ ى از الر ىي حي و بـ ا أ ن ثـ د ح و اح ب الص ن ب ن س ا احل ن : ال ق يب أ اهللا و د ب ع ن ب ر اب ج ن ة، ع ر ض ن يب أ ن ي، ع ر ي ر اجل ن ، ع ري ث بن ك اد ب ع ن ، ع اين اس ر اخل اء ج ر و بـ أ

؟ نا الز ن م د ش أ ة ب ي الغ ن إ ، ف ة ب ي الغ و م اك ي إ : (م ل س و ه ي ل اهللا ع لى ص اهللال و س ر ال ق : اال ق د ي ع س

3 Abu Hajir Muhamad al-Sa‘îd bin Basyunî Zaglûl, Mausû‘ah Atrâf al-Hadîts al-Nabawî al-Syarîf, Juz 4(Beirut: Dâr al-Fikr. 1989), h. 144.

4 Abî al-Qâsim Sulaimân bin Ahmad al-Tabrânî, al-Mu‘jam al-Ausât, jilid 6, hadis no 6590,(Kairo: Dâr al-Hadîts, 1996), h. 430.

5 Abî Bakr ‘Abdullah bin Muhamad bin ‘Ubaid Ibnu Abî al-Dunyâ, al-Samt wa Adâb al-Lisân, bâb dzam al-gîbah wa dzamihâ, hadis no. 164, (T.tp.: Dâr al-Kutub al-‘Arabî, 1997), h.118-119.

24

Page 38: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

25

ر ف غ يـ ىت ، ح ه ل ر ف غ يـ ال ة ب ي الغ ب اح ص ن إ ، و ه ي ل اهللا ع ب و تـ ي فـ ب و تـ يـ مث ين ز يـ ل ج الر ن إ : ال ق 6).ه ل

Riwayat al-Baihaqî

و بـ أ نا ين ال د ي م الص ي اه ر بـ اق بن إ ح س د بن إ مح أ نا أ ظ اف اهللا احل د ب ع و بـ أ ا نر بـ خ أ م بن ي اه ر بـ إ نا ك ر با اهللا بن امل د ب ع د م حم و بـ أ نا أ ي ا حب ن اهللا الص د ب ل بن ع ي اع مس إ ب و ق ع يـ ا ن و : ال ق د م بن حم اط ب س أ نا ي ل اه ة الب ع ز قـ ن ب ن س احل نا ي اد د غ يل البـ الغسي ار ص ن األ اق ح س إ ) ح(ي ر ي ر ن اجل ع د ي ع س ن ع ري ث ك ن ب ا د ب ع ن ع اين اس ر اخل اء ج ر و بـ أ

نا ] ي ائ ط الب [ة ي ح يب بن أ م س ا بن الق د م ر حم ك ب و بـ أ نا أ ظ اف اهللا احل د ب ع و بـ أ نا ر بـ خ أ و ا ب ع ن ع اين اس ر اخل اء ج ر و بـ أ نا د م بن حم اط ب س أ نا اش د خ ن ب د م حم نا ل ق ع م ن وب ر م ع ن ب د مح أ ل قا ال اهللا قا د ب ع ن ب ر اب ج و د ي ع س يب أ ن ة ع ر ض ن يب ن أ ع ي ر ي ر ن اجل ع د ي ع س ن ع ري ث ك ن ب د :م ل س و ه ي ل اهللا ع لى اهللا ص ل و س ر

). الغيبة أشد من الزنا (اهللا وكيف الغيبة أشد من الزنا؟ يارسول : قالواويف رواية محزة فـيتـوب فـيـغفر له وإن . تـوب اهللا عليه إن الرجل ليـزين فـيتـوب فـي : قال

صاحب الغيبة ال يـغفر له حىت يـغفرها له صاحبه ليس يف رواية إسحاق ذكر جابر بن عبد 7.اهللا ذكره عن أيب سعيد وحده

د نا العباس بن نا عيس بن حمم النـيسابـوري ...أبـو أخبـرنا أبـو عبد اهللا احلافظ أنا يل أبـو حا مت عن سلمة عن ابن املبارك عن عبد اهللا مصعب نا أمحد بن حممد بن مج

الغيبة أشد من : (السجزي عن رجل عن أنس بن مالك عن النيب صل اهللا عليه وسلم قال 8.)الزنا فإن صا حب الزنا يـتـوب وصاحب الغيبة ليس له تـوبـته

Sedangkan dalam kitab al-Jâmi‘ Lisyu‘ab al-Îmân bukan النیسابوري...أبو

akan tetapi ,أبو العباس السیارى yang pertama dianggap salah.9

6 Abû Muhamad, ‘Abdullah bin Muhamad bin Ja‘far bin Hayyân ◌Abû al-Syaikh al-Asbahâni, al-Taubîkh wa al-Tanbîkh, cet. Pertama, bâb al-nahyu ‘an al-gîbah wa mâ jâ`a fîhi,hadis no. 168, (Beirût: Ihyâ al-Turâts al-Islâmî, 1987), h. 203.

7 Abî Bakr Ahmad bin al-Husain al-Baihaqî, Su‘abu al-Îmân, juz 5, bab Fî Tahrîm A‘râdal-Nâs, hadis no. 6741, (Beirut: Dâr al-Kitâb al-‘Ilmiyah, t.t.), h. 306.

8 Al-Baihaqî, Su‘abu al-Îmân, juz 5, bab fî tahrîm a‘râd al-nâs, hadis no. 6742, h. 306.9 Al-Baihaqî, Al-Jâmi‘ Lisyu‘b al-Îmân, juz 9, (Riyad: Maktabah al-Rasyîd, 2003). h. 100.

Page 39: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

26

2. Al-I‘tibâr al-Sanad

Al-I‘tibâr yaitu menyertakan sanad-sanad yang lain, untuk dapat

mengetahui apakah ada periwayat lain ataukah tidak ada untuk bagian sanad

dari sanad hadis dimaksud.10

Dengan dilakukannya al-I‘tibâr, maka akan terlihat dengan jelas seluruh

jalur sanad hadis yang diteliti, demikian juga nama, dan metode

periwayatnya. Jadi, kegunaan al-I‘tibâr adalah untuk mengetahui keadaan

hadis seluruhnya dilihat dari ada tidaknya pendukung (corroboration)

berupa periwayat yang berstatus mutabi‘ 11atau syahid.12Supaya lebih jelas

untuk melihat ada tidaknya periwayat yang berstatus mutabi‘ atau syahid,

maka perlu dibuatkan skema/ bagan hadis sebagai berikut:

10 M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992),h. 50, mengutif dari Ibnu al-Salâh dan al-Sakhâwî.

11 Periwayat yang berstatus pendukung pada periwayat bukan sahabat.12 Periwayat yang berstatus pendukung yang berkedudukan sebagai dan untuk sahabat

Nabi Saw. M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, h. 50.

Page 40: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

27

Page 41: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

28

3. Penelitian Sanad

a. Sanad Ibnu Abî al-Dunyâ

Hadis kesatu, hadis yang diteliti yaitu, hadis yang mukharrijnya

Ibnu Abî al-Dunyâ.

Penelitian para periwayat hadis dimulai dari periwayat terakhir atau

mukharrij hadis.

Ibnu Abî al-Dunyâ (208-281 H.)

Nama lengkapnya: ‘Abdullah bin Muhamad bin ‘Ubaid bin

Sufyân bin Qais al-Qursyî al-Umawî, Abû Bakar Ibnu Abî al-Dunyâ, al-

Bagdâd al-Hâfiz.13

Gurunya: Ahmad bin Jamîl al-Marwazî, Zuhair bin Harb, Abî

Dâwud Sulaimân al-Asy‘ats, Muhamad bin Ismâ‘îl al-Bukhârî, Hannâd

al-Syarî, Yahyâ Ibn Ayûb al-Maqâbirî, Yahyâ Ibnu Yûsuf al-Zâmî.

Muridnya: Ibnu Mâjah al-Tafsîr, ‘Abd al-Rahmân bin Abî Hâtim

al-Râzî, Abû al-Husain ‘Utsmân bin Muhamad bin ‘Allân al-Dzahabî.

Pendapat ulama hadis:

1. ‘Abd al-Rahmân bin Abî Hâtim:14 Saya menulis hadis darinya

beserta ayahku, kemudian bertanya tentangnya: صدوق

2. Al-Khâtib: beliau seorang pendidik yang baik para putra khalîfah.

3. Ahmad bin Kâmil: Ibnu Abî al-Dunyâ seorang pendidik yang handal.

13 Syihâb al-Dîn Ahmad bin ‘Alî bin Hajar al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 4,(Beirût: Dar al-Fikr, 1995), h. 473. Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fiAsmâ`i al-Rijâl, jilid 16, (Beirût: Mu`asasah al-Risâlah, 1989), h. 72.

14 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim Muhamad Idrîs bin al-Mundzir al-Tamîmî al-Hanzalî al-Râzi, al-Jarh wa al-Tadîl Jilid 2, (Beirût: Dâr al-Kitab al-‘Ilmiyah,1953), h. 163.

Page 42: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

29

4. Berkata yang lainnya: Apabila datang seseorang pada Ibnu Abî al-

Dunyâ, dia bisa menghibur dan sedih/ menyentuh, dalam satu waktu,

untuk meluaskan ilmu dan penjelasan/ berita.15

5. Ismâ‘îl bin Ishâq al-Qâdî: Semoga Allah merahmati Abâ Bakr,

meninggal besertanya ‘ilmu yang banyak.

6. Dia lahir tahun 208 H. Ibnu al-Munâdî, dan yang lainnya: Beliau

meninggal tahun 281 H, bulan Jumadil Awal.

Terdapat pertemuan antara guru dan murid, pendapat para ulama

menilai positif (al-ta‘dîl). Beliau menerima hadis dengan cara .(حدثنا)

Yahyâ bin Ayûb al-Maqâbirî (157-233/243 H.)

Nama lengkapnya: Al-Imâm al-‘Âlim al-Qudwah al-Hâfiz,

Yahyâ bin Ayûb al-Maqâbirî, Abû Zakariyâ al-Bagdâdî al-‘Âbidi.16

Gurunya: Khalaf bin Khalîfah, Ismâ‘îl bin ‘Ûlayyah, ‘Abdullah

Ibn al-Mubârak, ‘Alî Ibn al-Ja‘ad, Wakî‘ bin al-Jarâh.

Muridnya: Muslim, Abû Dâwud, Ahmad bin Hanbal Abû Bakar

‘Abdullah bin Muhamad bin Abî al-Dunyâ, Abû Hâtim al-Râzî.

Pendapat ulama hadis:

1. Abû al-Hasan al-Maimûnî, dari Ahmad bin Hanbal: Lelaki Saleh

orang yang mempunyai ketenangan.

2. ‘Alî Ibn al-Madînî, Abû Hâtim:17 صدوق

3. Abû Syu‘aib al-Harrânî: Yahyâ bin Ayûb al-Maqâbirî orang terpilih

yang rajin beribadah kepada Allah.

15 Al-Dzahabî, Siyaru ‘Alâm al-Nubalâ`, jilid 13, h. 400.16 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ, jilid 11, (Beirût: Mu`asasah al-Risâlah, 1996), h.

386. Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fi Asmâ` al-Rijâl, jilid 31, h. 338.17 ‘Abd al-Rahmân bin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 9, h. 543.

Page 43: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

30

4. Mûsâ bin Hârun bin ‘Abdillah: Suraij bin Yûnus, dan Yahyâ bin

Ayûb keduanya Saleh.

5. Beliau lahir tahun 157 H. meninggal pada bulan Rabi‘ul Awwal,

malam Ahad, tahun 233 H/ 243 H. di Bagdad.

Terdapat pertemuan dengan muridnya, pendapat para ulama

menilai positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara tahdîts .(حدثنا)

Asbât bin Muhamad (W. 200H.)

Nama lengkapnya: Asbât bin Muhamad bin ‘Abd al-Rahmân bin

Khâlid bin Maisarah, al-Qurasyî, Abû Muhamad bin Abî ‘Amr al-Kûfî.18

Gurunya: Sa‘îd bin Abî ‘Arûbah, Sufyân al-Tsaurî, Abî Sinân

Sa‘îd bin Sinân al-Syaibânî, Sulaimân al-Taimî.

Muridnya : Ahmad bin Hanbal, Ahmad bin Muhamad bin Yahyâ

bin Sa‘îd al-Qattân, Hannâd al-Sarî.

Pendapat ulama hadis:19

1. ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal: bertanya pada ayahnya tentang

siapa yang lebih dicintai, dari Asbât, Sa‘îd atau al-Khaffâf? Asbât

lebih dicintai, beliau mendengarnya waktu di Kufah.

2. Abû Bakr bin Abî Khaitsamah, dari Yahya Ibnu Ma‘în : ثقة

3. Abû Hâtim: صالح

4. Al-Nasâ`î: لیس بھ بأس

5. Ya‘qûb bin Syaibah: orang Kufah yang ثقة dari golongan ,صدوق

Quraisy, meninggal di Kufah bulan Muharam tahun 200 H.

18 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 9, h. 355.19 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 9, h. 355-356. Al-Mizi, Tahdzîb al-Kamâl fî

Asmâ` al-Rijâl, jilid 2, h. 356-357.

Page 44: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

31

Para ulama menilainya positif (al-Ta‘dîl), menerima hadis

dengan cara ‘an‘anah .(عن)

Abû Raja` al-Khurasânî

Nama lengkapnya: ‘Abdullah bin Wâqid al-Hârits bin ‘Abdullah

bin Arqam bin Ziyâd bin Mutarraf bin al-Nu‘mân bin Salamah bin

Tsa‘labah bin al-Du`ali bin Hanîfah al-Hanafî, Abû Raja` al-Khurasânî.20

Gurunya: ‘Ibbâd bin Katsîr al-Tsaqafî al-Basrî, ‘Abdullah bin

‘Utsmân bin Khutsaim, Muhamad bin Mâlik al-Jûzânî.

Muridnya: Asbât bin Muhamad al-Qurasyî, Ishâq bin Mansûr

al-Salûlî, Ismâ‘îl bin Abân al-Warrâq, Bisyr bin al-Walîd al-Kindî.

Pendapat ulama hadis:21

1. Ahmad bin Hanbal dan Yahyâ Ibnu Ma‘în: ثقة

2. Abû Zur‘ah: :Diakhir mengatakan .لم یكن بھ بأس ثقة

3. Al-Nasâ`î: ال بأس بھ

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya, para ulama

menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara ‘an‘anah

.(عن)

‘Ibbâd bin Katsîr al-Tsaqafî al-Basrî (W. 150 H.)

Nama lengkapnya: ‘Ibbâd bin Katsîr al-Tsaqafî al-Basrî22

Gurunya: Idrîs bin Sinân, Tsâbit al-Bunânî, Sa‘îd al-Jurairî, Sufyân al-

Tsaurî, Mâlik bin Dînar, Hisyam bin‘Urwah.

Muridnya: Isma‘îl bin ‘Ayyâsy, Sa‘îd bin Râsyid, Abû Raja`

‘Abdullah bin Wâqid al-Harawî, Muhamad bin Yûsuf al-Firyâbî.

20 Al-Mizi, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ`i al-Rijâl, jilid 16, h. 254.21 Al-Mizi, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ`i al-Rijâl, jilid 16, h. 255-256.22 Al-Mizi, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ`i al-Rijâl, jilid 14, h. 145.

Page 45: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

32

Pendapat ulama hadis:23

1. ‘Abbâs al-Daurî: ثلیس بشیئ، ضعیف الحدی

2. Ahmad bin Sa‘ad , dari Yahyâ Ibnu Ma‘în: ال یكتب حدیثھ

3. Al-Dârimî, dari Yahyâ: لیس بشیئ في الحدیث dia lelaki saleh.

4. Al-Bukhârî: .تركوه tinggal di Mekah.

5. Al-Nasâ`î:24 متروك الحدیث

6. Al-Dâruqutnî: .ضعیف

7. Meninggal di Makkah tahun 150 H.

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya, namun penilaian

para ulama menilainya negatif (al-jarh), menerima hadis dengan

‘an‘anah .(عن) Maka periwayatannya tidak dapat diterima.

Sa‘îd al-Jurairî (W. 144 H.)

Nama lengkapnya: al-Imâm, al-Muhaddits, al-Tsiqah, Sa‘îd bin

Iyâs al-Jurairî, Abû Mas‘ûd al-Basrî. 25

Gurunya: Tsumâmah bin Hazn al-Qusyairî, Jabr bin Habîb, al-

Hasan Basrî, Abî Nadrah al-Mundzir bin Mâlik bin Qut‘ah al-‘Abdî.

Muridnya Hammâd bin Zaid, Hammâd bin Salamah, Sufyân al-

Tsaurî, ‘Abdullah Ibn al-Mubârak, Muhamad bin Dînâr.

Pendapat ulama hadis :26

1. Abû Tâlib: Ahli Hadis dari Basrah.

2. Abbâs al-Dûrî: dari Yahyâ Ibnu Ma‘în : ثقة

23 Al-Mizi, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ`i al-Rijâl, jilid 14, h. 147-148. ‘Abd al-Rahmân binAbî Hâtim, al-Jarh wa al-Tadîl, jilid 6, h. 84-85. Syams al-Dîn bin Ahmad al-Dzahabî. Mîzân al-I‘tidâl, jilid 4, (Beirût: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1995), h. 35.

24 Abî ‘Abd al-Rahmân Ahmad bin Syu‘aib Al-Nasâ`î, Al-Du‘afâ wa al-Matrûkîn ( Beirût:Dâr al-Fikr, 1987), h. 172.

25 Al-Dzahabî, Siyaru ‘Alâm al-Nubalâ`, jilid 16, h. 153. Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl, jilid10 h. 338.

26 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl, jilid 10 h. 340-341.

Page 46: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

33

3. Abû Hâtim: Hafalannya berubah sebelum meninggal, maka tulis

darinya yang lama, dia صالح , dan سن الحدیثح .27

4. Yahyâ bin Sa‘îd al-Qattân, dari Kahmas: Kami mengingkari al-

Jurairî pada masa tuanya (sekitar tahun 132 H.).

5. Yahyâ bin Ma‘în, dari Muhammad bin Abî ‘Addî: Kami tidak

berbohong kepada Allah, saya mendengar al-Jurairî, ia mukhtalit

28(kacau/ rusak hafalannya).

6. Al-Nasâ`î: .tetapi diingkarinya pada masa tuanya ,ثقة

7. Muhamad bin Sa‘ad: beliau meninggal tahun 144 H.

Terdapat pertemuan dengan gurunya, penilaian ulama positif (al-

ta‘dîl), tetapi diakhir umurnya/ pada masa tuanya dia ikhtilat (kacau

hafalannya), menerima hadis dengan ‘an‘anah .(عن)

Abî Nadrah (W. 197/198 H.)

Nama lengkapnya: al-Mundzir bin Mâlik bin Qit‘ah, al-Imâm al-

Muhaddits al-Tsiqah, Abû Nadrah al-‘Abdî al-‘Awaqî al-Basrî.29

Gurunya: Anas bin Mâlik, Jâbir bin ‘Abdullah, ‘Abdullah bin

‘Abbâs, ‘Alî bin Abî Tâlib, Abî Sa,îd al-Khudrî, Abî Hurairah.

Muridnya: Humaid al-Tawîl, Sa‘îd bin Iyâs al-Jurairî,

Sulaimân al-Taimî, Qatâdah bin Di‘âmah, Kahmas bin al-Hasan.

Pendapat ulama hadis:30

1. Yahya Ibn Ma‘în, Abû Zur‘ah, dan al-Nasâ` î: ثقة

2. Muhamad bin Sa‘ad: ثقة كثیر الحدیث

27 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 4, h. 1.28 Salâh al-Dîn Abû Sa‘îd al-‘Alâ`, al-Mukhtalitîn (Kairo: al-Khânajî, t.t.), h. 37.29 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 4 h. 529-530.30 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 4 h. 530-531. Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl,

jilid 28, h. 510-511.

Page 47: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

34

3. Ibnu Hibbân memasukkannya dalam Kitab al-Tsiqât. Ia dituduh

sesat, ia orang yang fasih di antara manusia, lumpuh di akhir

hidupnya.

4. Meninggal tahun 197/198 H.

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya. Para ulama

berbeda pendapat dalam menilainya. Menerima hadis dengan cara

‘an‘anah .(عن)

Abû Sa‘îd al-Khudrî (Sahabat W63/74 H.)

Jâbir bin ‘Abdillah (Sahabat W. 74H.)

Untuk tingkatan sahabat tidak diteliti rijal hadisnya. Karena

penulis mengikuti pendapat para ulama hadis bahwa para sahabat adil

dalam meriwayatkan hadis.

Analisa Sanad

Setelah diteliti satu persatu periwayat hadis, hadis kesatu melalui

Jâbir dan Abî Sa‘îd sanadnya bersambung. Akan tetapi terdapat periwayat

yang dinilai da‘îf, bahkan matrûk pada ‘Ibbâd bin Katsîr al-Tsaqafî.

Sehingga dihukumi da‘îf. Dengan demikian hadis pertama yang melalui

Jâbir bin ‘Abdillah dan Abî Sa‘îd da‘îf.

Page 48: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

35

b. Sanad Al-Baihaqî

Dikarenakan hadis yang melalui Jâbir bin ‘Abdillah dan Abî Sa‘îd

da‘îf, maka penulis mencoba meneliti yang melalui jalur Anas bin Mâlik.

Al-Baihaqî (384-458 H.)

Nama lengkapnya: al-Imâm al-Hâfiz al-‘Allâmah al-Jalîl, al-

Usûlî al-Zâhid al-Wara‘, Syaikh‘ Khurasân, Sâhib al-Tasânif: Abû Bakar

Ahmad bin al- Husain bin ‘Alî bin ‘Abdillah bin Mûsâ al-Baihaqî al-

Naisâbûrî.31

Lahir 384 H. pada bulan Sya‘ban, dan meninggal pada hari ke sepuluh

bulan Jumâdi al-Awal tahun 458 H.32

Gurunya: al-Hâkim Abî ‘Abdullah al-Hâfiz, ‘Abdillah bin

Yûsuf al-Asbihânî, Ishâq bin Muhamad bin Yûsuf al-Sûsî.

Pendapat ulama hadis:33

1. Al-Hâfiz ‘Abd al-Gâfir bin ‘Ismâ‘îl dalam târîkhnya: al-Baihaqî

adalah seorang tokoh ulama ternama, beliau juga terkenal sebagai

orang yang zuhud dan wara‘.

2. Al-Qudat Abû ‘Ali Isma‘il bin al-Baihaqî: Dia adalah seorang teman

kita yang saleh dan paling banyak bacaannya.

3. Al-Sam‘ânî:34 Dia imam yang paham, hâfiz, yang mengumpulkan

ilmu hadis dan fiqih.

31 Abî Bakr Ahmad bin al-Husain bin ‘Alî al-Baihaqî, al-Sunan al-Sagîr, jilid 1, (Beirut:Dâr al-Kitab al-‘Ilmiyah,1992), h. 3.lihat Abû ‘Abdillah Syams al-Dîn Muhamad al-Dzahabî.Tadzkirat al-Huffâz, jilid 3, (Beirût: Dar al-Kitab al-‘Ilmiyah, t.t.), h. 1132., lihat al-Dzahabî.Siyaru ‘Alâm al-Nubalâ`i, jilid 18, h. 163-164.

32 Syams al-Dîn Ahmad bin Muhamad bin Abî Bakr bin Khalkân, Wafiyât al-A‘yân, jilid 1,(Beirût: Dâr Sâdr, t.t.), h. 76.

33 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ` jilid 18, h. 167.34 Abî Sa‘ad ‘Abd al-Karîm bin Muhamad bin Mansûr al-Tamîmî al-Sam‘ânî, al-Ansâb,

jilid 2, (Kairo: Maktabah Ibnu Taimiyah, 1980), h. 381.

Page 49: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

36

Terdapat pertemuan dengan gurunya, para ulama menilainya

positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara takhbir (أخبرنا)

Abû ‘Abdillah al-Hâfiz (L. 321 H.)

Nama lengkapnya: Muhamad bin ‘Abdullah bin Muhamad bin

Hamdûwiyah bin Nu’aim bin al-Hâkim, al-Imâm al-Hâfiz, al-Nâqidu al-

‘Alâmah, Syaikh al-Muhadditsîn, Abû Abdillah bin al-Bayyi‘ al-Dabbî

al-Tahmânî al-Naisâbûrî, al-Syâfi‘î, yang mempunyai tulisan. 35

Beliau dilahirkan pada hari senin ketiga, pada bulan Rabî‘ al-Awal, pada

tahun 321 H. di Naisaburi.

Gurunya: ‘Abd Bâqi bin Qâni‘, Muhamad bin Mu`ammal al-

Mâsarjisî, Muhamad bin Ya‘qûb al-Asam, Abî ‘Alî al-Husain bin ‘Alî

al-Naisâbûrî al-Hafiz.

Muridnya: Muhamad bin Ahmad bin Ya‘qûb, Abû Dzar al-

Harawî, Abû Ya‘lâ al-Khalîlî, Abû Bakr al-Baihaqî, Abû Sâlih al-

Mu`adzin.

Pendapat ulama hadis:

1. Ibn Tâhir: saya bertanya kepada Sa‘ad bin ‘Alî al-Hâfiz, tentang

empat orang ahli hadis yang unggul, kalian tahu? Beliau berkata:

Siapa? Saya menjawab: al-Daruqutnî, ‘Abd al-Ganî, Ibn Mandah, al-

Hâkim. Beliau kemudian menjawab: al-Dâruqutnî adalah orang yang

paling mengerti dalam ‘ilal, ‘Abd al-Ganî orang yang paling

mengerti tentang nasab, Ibn Mandah orang yang paling mengerti dan

35 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`i, jilid 17, h. 162-163.

Page 50: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

37

banyak hadisnya, sedangkan al-Hâkim orang yang paling baik

karyanya.

2. Al-Sam‘ânî: dia yang unggul dalam ilmu dan ma‘rifat, hafal, dan

faham. Padanya ilmu-ilmu hadis, dan yang lainnya, bagus

karangannya. 36

3. Al-Bagdâdî: ثقة 37

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya, para ulama

menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara takhbir .(أنا)

Al-Sayyârî (262-344 H.)

Nama lengkapnya: al-Imâm al-Zâhid Syaikh, Abû al-‘Abbâs al-

Qâsim bin Abî al-Qâsim bin ‘Abdullah bin Mahdî bin Mu‘âwiyah al-

Sayyârî al-Marwazî.38

Gurunya: Abî al-Muwajjah al-Marwazî, Ahmad bin ‘Ibbâd,

Sahiba Muhamad bin Mûsâ al-Fargânî. Muhamad bin Jâbir.

Muridnya: ‘Abd al-Wâhid bin ‘Alî, Abû ‘Abdillah al-Hâkim/

Abû ‘Abdillah al-Bayyi‘ al-Hâfizâni, Abû ‘Abdullah bin Mandah.

Dia menampakkan madzhab Jabariyah, dan mengajaknya.

Lahir tahun 262 H., meninggal tahun 344 H.

Terdapat pertemuan dengan muridnya, tidak ditemukan penilaian

terhadapnya, menerima hadis dengan cara takhbir .(نا)

36 Al-Sam‘ânî, al-Ansâb, jilid 2, h. 370.37 Abî Bakr Ahmad bin ‘Alî bin Tsâbit al-Khâtîb al-Bagdâdî. Târikh Madînah al-Salâm,

Jilid 3, (Beirût: Dâr al-Garab al-Islâmî, 2001), h. 510.38 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 15, h. 500-501. Al-Sam‘ânî, al-Ansâb, jilid 7,

h. 212-213.

Page 51: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

38

‘Îsâ bin Muhamad

Nama lengkapnya: Al-‘Allâmah, Imâm al-Lugah, Abû al-‘Abbâs,

‘Îsâ bin Muhamad al-Tahmânî al-Marwazî, al-Kâtib.39

Gurunya: Ishâq Râhawaih, ‘Alî bin Hujr, Jamâ‘ah. Muridnya:

Ahmad bin al-Khadir, Yahyâ bin Muhamad al-‘Anbarî, ‘Umr bin ‘Allak.

Beliau seorang pemimpin dari al-Marwijah.

Pendapat ulama: Menurut al-Bagdâdî 40ثقة

Al-‘Abbâs bin Mus‘ab

‘Abbâs bin Mus‘ab al-Marwazî. Meriwayatkan dari dua orang

Iraq dan penduduk asli, dia salah seorang pelajar yang mengambil dari

orang yang menguasai ilmu sejarah dan keturunan. Dia meninggal dalam

usia muda, belum sempat menulis/mengarang sesuatu. Muridnya anak

saudaranya Ahmad bin Muhamad bin Mus‘ab bin Bisyr di Marwa,

Muhamad bin Syujâ‘ dan Abî Hamzah.41

Tidak ada data pertemuan antara murid dan guru. juga tidak

diketahui tahun lahir dan wafatnya (masa hidupnya). Menerima hadis

dengan cara takhbir .(نا)

Ahmad bin Muhamad bin Jamîl Abû Hâtim

Tidak ditemukan dalam berbagai kitab rijâl dan târîkh, (majhûl).

39 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 13, h. 571. Al-Bagdâdî. Târikh Madînah al-Salâm, Jilid 11 h. 171. (Kairo: Dâr al-Fikr, t.t.), h. 171.

40 Al-Bagdâdî. Târikh Madînah al-Salâm, Jilid 11 h. 171.41 Abî Hâtim Muhamad bin Hibân bin Ahmad al-Tamîmî al-Bustî, al-Tsiqât, jilid 8

(Beirût: Dâr al-Kitab al-‘Ilmiyah,1953), h. 514.

Page 52: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

39

Salamah (W. 196 H.)

Nama lengkapnya: Salamah bin Sulaiman al-Marwazî, Abû

Sulaimân, dikatakan pula Abû Ayûb al-Mu`adâb. al-Hâfiz.42

Gurunya: ‘Abdullah Ibn al-Mubârak, Abî Hamzah al-Sukarî.

Muridnya: Ahmad Abî Rajâ` al-Harawî, Ahmad Bin Sa’îd Al-Ribatî,

Abû Muhamad Ahmad Bin ’Isâ al-Khaffâf.

Pendapat ulama hadis:

1. Abû Hâtim: Orang tangan kanan/kesayangan Ibnu al-Mubâraq.43

2. Ahmad bin Mansûr al-Marwazî: Salamah bin Sulaimân

meriwayatkan sekitar 10.000 hadis.

3. Al-Nasâ`î: ثقة , ◌◌Al-Dzahabî:44 ثقة حافظ

4. Muhamad bin al-Laits: Wafat tahun 196 H.

Terdapat pertemuan dengan gurunya, para ulama menilainya

positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara ‘an‘anah .(عن)

Ibn al-Mubârak (118-181 H.)

Namanya: ‘Abdullah bin Mubârak bin Wâdih al-Hanzalî al-

Tamîmî, Abû ‘Abd al-Rahmân al-Marwazî.45

Gurunya: Ismâ‘îl bin ‘Ayyâsy, Hammâd bin Salamah, Sufyân al-

Tsaurî, Sulaiman al-A‘masyi, Ma’mar bin Rasyid.

Muridnya: Baqiyyah bin Walîd, al-Hakam bin Mûsâ al-Qantârî,

Salamah bin Sulaiman al-Marwazî, ‘Abd al-Razzâq bin Hammâm.

42 Al-Dzahabî, Siyaru ‘Alâm al-Nubalâ`, jilid 9, h. 433.43 ‘Abd al-Rahmân bin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 4, h. 163.44 Syams al-Dîn Abî ‘Abdullah Muhamad Ahmad al-Dzahabî al-Dimasyqî, al-Kâsyif fî

Ma‘rifati man lahu Riwâyat fî al-Kutub al-Sittah, jilid 1, (Jedah: Mu`asasah ‘Ulûm al-Qur`ân, t.t.),h. 453.

45 Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 4, h. 457.

Page 53: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

40

Pendapat ulama:46

1. Ibnu Mahdî: Para Imam ada 4, yaitu: Sufyân al-Tasurî, Mâlik bin

Ânas, Hâmâd bin Zaid, Ibnu al-Mubârak.

2. ‘Abbâs bin Mus‘ab: Pengumpul hadis, ahli fikih, ahli bahasa ‘Arab,

pemberani, ahli perdagangan, dermawan.

3. Mûsâ bin Ismâ`îl dari Sallâm bin Abî Mutî‘: Tidak ada

bandingannya di Masyriq seperti Ibnu al-Mubârak.

4. Ibnu al-Jandbud dari Ibnu Ma‘în: Dia cerdik, teguh, siqah, berilmu,

sahih hadisnya, dan dalam kitabnya terdapat 20.000/ 21.000 hadis.

5. Lahir tahun 118 H. Meninggal tahun 181 H., pada usia 63 tahun.

Terdapat pertemuan dengan muridnya, pendapat para ulama

menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara .عن

‘Abdullah al-Sajzî

Nama lengkapnya: Ubaidillah bin ‘Abdullah al-Sajzî, Abû al-

Haitsam. Gurunya: Abî Ishâq al-Sab‘î. Muridnya: al-Fadl bin Mûsâ al-

Sainânî, Abû al-Rabî‘ al-Zahrânî, Hisyâm bin ‘Abdullah al-Râzî.47

Tidak ditemukan data persambungan guru dan murid, juga masa

hidupnya. Menerima hadis dengan cara ‘an‘anah .(عن)

Rajul

Mubham, artinya: sulit untuk melacaknya karena identitasnya tidak

jelas.

Anas bin Mâlik (Sahabat W. 93 H.)

46 Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 4, h. 458-460.47 Ibnu Hibbân, al-Tsiqât, jilid 7., h. 147. ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-

Ta‘dîl, jilid 5, h. 322.

Page 54: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

41

Analisa Sanad

Setelah diteliti satu persatu periwayat hadis, hadis kesatu melalui

Anas bin Mâlik da‘îf. Karena ada seorang periwayat yang mubham,

yaitu: rajulun, dan majhûl yaitu: Ahmad bin Muhamad bin Jamîl Abû

Hâtim. Dan juga ‘Abbâs bin Mus‘ab dan Abdullah al-Sajzî, tidak ada

data pertemuan dengan guru dan muridnya, begitu juga dengan tahun

lahir wafatnya, tidak diketahui.

Page 55: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

42

B. Hadis kedua (Menggîbah disamakan dengan riba/zina)

ا ب الر ىب ر أ ن إ ف ال ق م ل ع أ ه ل و س ر و وا اهللاال ق اهللا د ن ع ىب الر ىب ر أ ن و ر د ت ى أ ل ع يـ و بـ أ و ن ي ذ ال و م ل س و ه ي ل ع ى اهللا ل ص اهللا ل و س ر أ ر قـ مث م ل س م ئ ر ا م رض ع ل ال ح ت س إ اهللا د◌ ن ع 48.ان يـ ب ا م مث إ ا و ن ا ت ه بـ احتملو إد ق ا فـ و بـ س ا إكت م ري غ ب ا ت ن م ؤ امل و ني ن م ؤ امل ن و ذ ؤ يـ

Artinya:“Diriwayatkan Abû Ya’lâ Tahukah kamu riba yang paling berat di

sisi Allah?” Para sahabat berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebihmengetahui”. Rasul bersabda: “sesungguhnya riba yang paling berat di sisiAllah adalah menginjak-injak kehormatan seorang muslim. Kemudianbeliau membaca: “dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu`minperempuan dengan hal yang tidak pernah mereka lakukan, maka sungguhmereka telah berbuat dusta dan dosa yang nyata”.

Syaikh Zain al-Dîn menyebutkan hadis tersebut di Abû Ya‘lâ. Pelacakan

hadis dilakukan melalui kata-kata isim dan fi‘il yang ada dalam matan hadis,

melalui Kitab Mu‘jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabawî, tidak ditemukan

hadis tersebut. Selanjutnya pelacakan dilakukan melalui awal matan. Melalui

kitab al-Jâmi‘ al-Sagîr ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam musnadnya dan Abî

Dâwud, keduanya dari Sa’îd bin Zaid.49 Sedangkan melalui melalui kitab

Mausû’ah Atrâf al-Hadîts al-Nabawî al-Syarîf, ditemukan data sebagai berikut:50

االستطالة فى عرض المسلم بغير حق ان من اربى الربا سنن أىب داود٤۸۷٦د

مشكاة املصابيح للتربيزي٥۰٤٥مشكاةالرتغيب والرتهيب للمنذرى۳:۲٤۰ترغيب

فتح البارى البن حجر۱۰:٤۷۰فتحاحتاف السادة املتقني للزبيدى٨:٥۳۷احتافالتو سل لأل لباين۷۸توسل

رء على أخيه ان من اربى الربا تفضيل الممجع اجلوامع السيوطى۷۱٦۹جوامع

ان من اربى الربا خرق المرء عرض أخيه

48 Al-Malîbârî. Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd,bâb al-Gîbah, h. 72.49 Al-Suyûtî, al-Jâmi‘ al-Sagîr fî Ahâdîts al-Basyîr wa al-Nadzîr, Juz 1, h. 378.50 Zaglûl, Mausû‘ah Atrâf al-Hadîts al-Nabawî al-Syarîf, jilid 6, Hal 629.

Page 56: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

43

املوضوعات البن اجلوزى۲٤٦: ۲موضوعات1. Teks hadis

Riwayat Abû Dâwud

ثـنا عبد الل ثـنا شعيب حد ثـنا أبو اليمان حد ثـنا حممد بن عوف حد ه بن أىب حدثـنا نـوفل بن مساحق عن سعيد بن زيد عن النىب ص قال إن م ل س و يه ل ى اهللا ع ل حسني حد

51.ىف عرض المسلم بغري حق أرىب الربا االستطالة من

Riwayat Ahmad bin Hanbal.

ال ق حدني س ح يب أ ن ب ن مح الر د ب ع ن اهللا ب د ب ع ن ب ع ي ع ا ش ن أ ب نـ أ ن م الي و بـ ا أ ن ثـ د ح ى ائ ر تـ اء و ه ف الس ه ارى ب مت و اء ا م ل الع ه ى ب اه ب ت ل م ل الع م ل ع تـ ال ين ا ب ي ول ق يـ ان ك ان م ق ل ن أ ين غ ل بـ ثـنا نـوفل بن مساحق عن سعيد بن زيد عن النيب ه ر ك ذ ف س ال ج امل يف ه ب صلى الله وقال حد

وإن هذه الرحم شجنة .عليه وسلم أنه قال من أرىب الربا االستطالة يف عرض مسلم بغري حق 52من الرمحن فمن قطعها حرم الله عليه اجلنة

Riwayat Abî Ya‘lâ al-Mausilî

ثـنا معاوية بن هشام، عن عمـران بـن أ ثـنا أبو كريب، حد يب أ ن بـا ن عـ, ي كـامل س نـحدى زن◌ تـدرون مـا أ : صـحابه قـال رسـول اهللا صـلى اهللا عليـه وسـلم أل : ، عن عائشة قالت ة ك ي ل م إن أرىب الربــــا عنــــد اهللا عــــز وجــــل : اللــــه ورســــوله أعلــــم، قــــال : ا عنــــد اهللا عــــز وجــــل ؟ قــــالوازنــــال

ــرأ ، 53اســتحالل عــرض امــرئ مســلم والــذين يـــؤذون المــؤمنني والمؤمنــات بغــري مااكتســبوا: مث قـ). ۵٨:األحزاب(.ان يـ ب ا م مث إ ا و ا ن ت ه بـ و ل م ت اح د ق فـ

Riwayat al-Baihaqî

ن ى ب س و ا م ن خ ض ر فـ ن ب د ي ع س ن ب د مح أ ر ك ب و بـ ا أ ن أ ف س و يـ ن ب د م حم و بـ ا أ ن ر بـ خ أ اهللا د ب ع ن ع س ن أ ن ب ار م ا ع ن ح ا ض و ن ب ي حي ة م ل س و بـ أ ا ن ى م ر اجل د م حم ن ب د ي ع ا س ن ن س احل ا ح ص م أل◌ ل س و ه ي ل ى اهللا ع ل ص اهللا ل و س ر ال ق ت ال ق ة ش ا ئ ع ن ع ة ك ي ل م يب أ ن ب اهللا د ي بـ ع ن ب : ه ب

51 Sulaimân bin al-Asy‘ats al-Sijstânî Abî Dâwud, Sunan Abî Dâwud, kitab al-adab bâb fîal-gîbah, Jilid 4, hadis no. 4876, (Beirut: Dâr al-Fikr, 1994), h. 291.

52 Ahmad bin Hanbal, Musnad, jilid 1 h. 190.53 Ahmad bin ‘Alî bin al-Matsnâ al-Tamîmî al-Mausilî, Musnad Abî Yâ‘lâ al-Mausîlî, cet

pertama, jilid 8, hadis no. 333-4689, (Damasqus: Dâr al-Tsaqafah al-‘Arabiyah, 1986), h. 145.

Page 57: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

44

. م ل ع أ ه ل و س ر اهللا و : واال ق ) ا؟ب الر ىب ر ا أ م ين و ر بـ خ أ (:مث قـرأ 54عرض املسلم ل ال ح ت س ا ل ج و ز ع اهللا د ن ا ع ب الر ىب ر أ ن إ ف : ال ق

: األحزاب(.ان يـ ب ا م مث إ ا و ا ن ت ه بـ و ل م ت اح د ق فـ مااكتسبواوالذين يـؤذون المؤمنني والمؤمنات بغري ۵٨.(

Perlu diketahui terdapat perbedaan nama yang diriwayatkan al-

Baihaqî (عمار بن أنس ) dan Abî Ya‘lâ al-Mausilî dan ,(عمران بن أنس المكي )

setelah dicek di kitab rijal,yang betul yaitu .عمران بن أنس المكي

Sedangkan dalam nama یحي بن وا ضح أبو سلمة , dalam sanad al-Baihaqî,

setelah dicek ke dalam kitab rijal hadis adalah أبو تمیلة یحیى بن وا ضح

Supaya lebih mudah melakukan penelitian, perlu dibuatkan skema/ bagan

sanad hadis sebagai berikut:

54 Al-Baihaqî, Su‘abu al-Îmân, juz 5, bâb fî tahrîm a‘râd al-Nâs, hadis no. 6711, h. 298.

Page 58: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

45

Page 59: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

46

1.a. Penelitian Sanad

Abû Ya‘lâ (210-307 H.)

Nama lengkapnya: al-Imâm al-Hâfiz, Syaikh al-Islâm, Abû

Ya‘lâ, Ahmad bin ‘Alî bin al-Matsnâ Ibn Yahya bin ‘Îsâ bin Hilâl al-

Tamîmî al-Mausilî, Muhaddits al-Mausil. Lahir Syawwal ketiga tahun

210 H.55

Gurunya: Ahmad bin Hâtim al-Tawîl, Ahmad bin ‘Îsâ al-Tustarî,

Yahyâ bin Ma‘în, Abî Kuraib Muhamad bin al-‘Ilâ.

Pendapat ulama:56

1. Al-Sulamî: Saya bertanya pada al-Dâraqutnî tentangnya: ثقة مأمون

2. Al-Hâfiz ‘Abd al-Gânî al-Azdî: Abû Yâ‘lâ salah seorang yang siqah,

paling teguh, menurut pendapat Abî Hanifah.

3. Abû ‘Abdillah al-Hâkim: Beliau ثقة مأمون

4. Ibnu Mandah: dia salah seorang yang siqah meninggal tahun 307 H.

5. Al-Hâfiz ‘Abd al-Ganî al-Azdî: Dia salah seorang yang ,ثقة أثبات

menurut pendapat Abû Hanîfah.

Penilaian para ulama positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan

takhbir .(أخبرنا)

Abu Kuraib (W. 248 H.)

Nama lengkapnya: Muhamad Ibn al-‘Ilâ bin Kuraib al-Hamdânî,

Abû Kuraib al-Kûfî.57

Gurunya: Ishâq bin Sulaimân al-Râzî, Ishâq bin Mansûr al-Salûlî,

Mu’âwiyah bin Hisyâm al-Qassâr, ‘Abdullah Ibnu al-Mubârak.

55 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubala`, jilid 14, h. 174.56 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubala`, jilid 14, h. 177-179.57 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl, jilid 26, h. 243.

Page 60: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

47

Muridnya: Abû Ya‘lâ al-Mausilî, ‘Abdullah Ahmad bin Hanbal,

‘Abdullah Ibn Muhamad Ibn Abî al-Dunyâ.

Pendapat ulama:58

1. ‘Abd al-Rahmân bin Abî Hâtim dari ayahnya: وقصد 59

2. Abû ‘Alî al-Naisâbûrî: Saya mendengar Abâ al-‘Abbâs bin ‘Uqdah:

beliau mengedepankan dalam hafalan dan Ma‘rifah pada guru-

gurunya, lalu berkata: Abû Kuraib di Kufah mempunyai hafalan

300.000 hadis.

3. Mûsâ bin Ishâq al-Ansârî: saya mendengar darinya 100.000 hadis.

4. Al-Nasâ`î: ال بأس بھ kemudian berkata lagi: ثقة

5. Al-Bukhârî: beliau meninggal bulan Jumadil Akhir tahun 248 H.

Tedapat pertemuan dengan guru dan muridnya, penilaian para

ulama terhadapnya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara

tahdîts .(حدثنا)

Mu‘âwiyah bin Hisyâm (W. 204-205 H.)

Nama lengkapnya: Mu‘âwiyah bin Hisyâm al-Qassâr, Abû al-

Hasan al-Kûfî.60

Gurunya: Khâlid bin Ilyâs, Sufyân al-Tsaurî, ‘Imrân bin Anas al-

Makkî, Mâlik bin Anas, ‘Ammâr bin Zuraiq.

Muridnya: Ahmad bin Hanbal, Abû Kuraib Muhamad bin al-

‘Ilâ`, Abû Bakr ‘Abdullah bin Muhamad bin Abî Syaibah.

Pendapat ulama:61

58 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl, jilid 26, h. 246-248. Al-‘Asqalânî, Tahdzîbal-Tahdzîb, jilid 7, h. 362-363. Al-Dzahabî, Tadzkirat al-Huffâz, jilid 2, h. 497-498.

59 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 8 h. 52.60 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ`î al-Rijâl, jilid 28, h. 218-219. Al-‘Asqalânî, Tahdzîb

al-Tahdzîb, jilid 2, h. 253.

Page 61: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

48

1. Al-Dârimî dari Yahyâ Ibnu Ma‘în:62 .صالح، ولیس بذاك

2. ‘Abd al-Rahmân bin Abî Hâtim:63 وقصد

3. Abû ‘Ubaid al-Ajurî, dari Abî Dâwud: ثقة

4. Ibnu Hibbân menceritakannya dalam kitab al-Tsiqât, dan

mengatakan ia meninggal tahun 204/205 H., terkadang dia salah.

5. Ibnu Syâhîn dalam al-Tsiqât: berkata ‘Utsmân bin Abî Syaibah :

Mu‘âwiyah bin Hisyâm .رجل صدوق، ولیس بحجة

6. Al-‘Asqalânî64 dan Al-Sâjî: صدوق akan tetapi ragu.

7. Ahmad bin Hanbal: Banyak salah.

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya, Para ulama

berbeda pendapat dalam menilainya. dalam menilai Mu‘âwiyah bin

Hisyâm, kaidah yang digunakan al-jarh muqaddam ‘alâ ta‘dîl, sehingga

riwayatnya lemah (da‘îf). Menerima hadis dengan cara ‘an‘anah )عن( .

‘Imrân bin Anas al-Makkî

Nama lengkapnya: ‘Imrân bin Anas, Abû Anas al-Makkî65

Gurunya: ‘Abdullah bin Abî Mulaikah, ‘Atâ bin Abî Rabâh.

Muridnya: Mus’ab bin al-Miqdâm, Mu’âwiyah bin Hisyâm,

Abû Tumailah Yahya Ibn Wâdih.

Pendapat ulama:66

61 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ`î al-Rijâl, jilid 28, h. 220. Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 2, h. 253.

62 Abî Hafs ‘Amr bin Ahmad bin ‘Utsmân al-Ma‘rûf Ibnu Syâhîn, Târikh Asmâ` al-Tsiqât(Beirût: Dâr Kutub al-‘Ilmiyah, 1986), h. 303.

63 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 8, h. 385.64 Syihâb al-Dîn Ahmad bin ‘Alî bin Hajar al-‘Asqalânî, Taqrîb al-Tahdzîb, jilid 1, (Beirût:

Dâr al-Fikr, 1995). H. 593.65 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ`î al-Rijâl, jilid 22, h. 307. Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-

Tahdzîb, jilid 6, h. 231.66 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ`î al-Rijâl, jilid 22, h. 308. Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-

Tahdzîb, jilid 6, h. 231. Al-Dzahabî, Mîzân al-I‘tidâl, jilid 5, h. 283.

Page 62: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

49

1. Al-Bukhârî: منكر الحدیث

2. Al-‘Uqailî: ال یتا بع على حدیثھ

3. Ibnu Hibbân: ‘Imrân bin Abî Anas یخطئ 67

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya, penilaian ulama

negatif (al-jarh), menerima hadis dengan cara ‘an‘anah .(عن)

Ibnu Abî Mulaikah (W. 117 H.)

Nama lengkapnya: ‘Abdullah bin ‘Ubaidillah Ibn Abî Mulaikah,

Zuhair bin ‘Abdullah bin Zud‘ân bin ‘Amr bin Kâ‘b bin Sa‘d bin

Tamîm bin Murrah bin Ka‘ab bin Lu`ay. Al-Imâm al-Hujjah al-Hâfiz

Abû Bakr Abû Muhamad al-Qursyî al-Taimî al-Makkî. Lahir pada

masa Khilafah ‘Ali atau sebelumnya. 68

Gurunya: ‘Â`isyah Ummul Mu`minîn, ‘Ubaid bin ‘Umair al-

Laitsî, ‘Utsman bin ‘Abd al-Rahmân al-Taimî, Ibn ‘Abbâs. Kakkenya

Abî Mulaikah.

Muridnya: Ayûb al-Sakhtiyânî, ‘Utsmân bin ‘Abd al-Rahmân al-

Taimî, ‘Imrân bin Anas al-Makî, ‘Amru bin Dînâr.

Pendapat ulama:69

1. Al- ‘Ijlî, Abû Zur‘ah, dan Abû Hâtim: Orang Mekah yang ثقة 70

2. Al-‘Asqalânî berkata: dalam kitab al-Bukhârî, Ibn Abî Mulaikah

berkata: “Saya melihat 30 orang sahabat”.

3. Al-Bukhârî dan yang lainnya: Meninggal tahun 117 H.

67 Ibnu Hibbân, al-Tsiqât, jilid 7, h. 240.68 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ` jilid 5, h. 88. Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ`î

al-Rijâl, jilid 15, h. 256.69 Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 4, h. 386.70 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 5, h. 100.

Page 63: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

50

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya, para ulama

menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara ‘an‘anah

.(عن)

‘Âisyah (Sahabat/Isteri Nabi Saw. W. 57 H.)

b. Analisa Sanad

Setelah diteliti satu persatu sanad hadis kedua melalui ‘Âisyah

da‘îf, karena ada perawi yang dinilai negatif (al-jarh), yaitu Mu‘âwiyah

bin Hisyâm dan‘Imrân bin Anas al-Makkî.

2.a. Penelitian sanad

Abû Dâwud (W. 275 H.)

Nama lengkapnya: Sulaimân bin al-Asy‘ats bin Syaddâd bin

‘Amr bin ‘Âmir, terkadang disebut ‘Imrân, Abû Dâwud al-Sijistânî, al-

Hâfiz.71

Gurunya: Ahmad bin Hanbal, ‘Utsmân bin Muhamad bin Abî

Syaibah, ‘Alî Ibnu al-Madînî, Musaddad bin Musarhad

Muridnya: Abû ‘Îsâ al-Tirmidzî, Abû ‘Abd al-Rahmân al-Nasâ`î,

Zakariya al-Sâjî, Abû Bakr ‘Abdullah bin Muhamad bin Abî Dunyâ.

Pendapat ulama:72

1. Abû Bakr al-Khalâl: Dia adalah imam terkemuka dijamannya.

2. Ahmad bin Muhamad Yâsîn al-Harawî: Dia salah seorang hafiz

dalam hadis.

71 Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 3, h. 457. Al-Dzahabî, Tadzkirat al-Huffâz, jilid 2,h. 591.

72 Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 3, h. 458-459.

Page 64: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

51

3. Al-Hâkim: Dia Imam ahli hadis dijamannya, yang tidak kontroversi.

4. Abû ‘Abdillah bin Mandah: Orang-orang yang pandai mentakhrij

dan mampu membedakan sahih dari yang cacat ada empat, yaitu: al-

Bukhârî, Muslim, Abû Dâwud, dan al-Nasâ`î.

5. Abû ‘Ubaid al-Ajrî: Meninggal pada bulan Syawal tahun 275 H.

Para ulama menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan

cara tahdîts .(حدثنا)

Ahmad bin Hanbal (164-241 H.)

Nama lengkapnya: Ahmad bin Muhamad Hanbal bin Hilal bin

Asad al-Syaibanî, Abû ‘Abdillah al-Marwazî al-Bagdâdî.73

dilahirkan di Bagdad pada tanggal 1 Rabiul Awal tahun 164 H.

Gurunya: ‘Abdurrahmân bin Mahdi, Yahya ibn Sa‘îd al-

Qattân. ‘Abd al-Samad bin ‘Abd al-Wârits, Sufyân bin ‘Uyainah,

Abî al-Mugîrah ‘Abdul Qudûs bin al-Hijâj al-Khaulânî al-Himsî.

Muridnya: al-Bukhari, Muslim, Abû Dawud, ‘Abdullah Ahmad

bin Hanbal, ‘Alî ibn al-Madînî, Abû Bakr Ibnu Abî al-Dunyâ.

Pendapat ulama:74

1. Al-‘Ijli: ثقة ثبت

2. Al-‘Abâs al-‘Anbarî: حجة

3. Al-Dzahabî: Cukuplah (kita menunjuk) Imam Ahmad sebagai

pemuka ahli fikih, hadis, orang-orang yang ikhlas dan wara‘.

4. Imam Ahmad wafat di Baghdad tahun 241 H., dalam usia 77 tahun.

73 Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 1, h. 97.74 Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 1, h. 98-100.

Page 65: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

52

Para ulama menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan

cara tahdîts )ناحدث(

Muhamad bin ‘Auf bin Ja‘far (W. 272 H.)

Nama lengkapnya: Al-Imâm, al-Hâfiz, al-Mujawwad,

Muhaddits Hims, Muhamad bin ‘Auf bin Sufyân bin al-Tâ`î , Abû Ja‘far,

Abû ‘Abdillah.75

Gurunya: Âdam bin Abî ‘Ayyâs, Abû al-Yamân al-Hakam bin

Nâfi‘, Sa‘îd bin Abî Maryam, ‘Abd al-Qudûs bin al-Hijâj al-Khaulânî.

Muridnya: Abû Dâwud, al-Nasâ`î, Salam bin Mu‘âdz al-

Tamîmî, Abû Hâtim al-Râjî, Yahya bin Muhamad bin Sâ‘id.

Pendapat ulama:76

1. Abû Hâtim: صدوق 77

2. Ibnu ‘Adî: dia yang mengetahui hadis di Syam yang sahih dan da‘îf.

3. Al-Nasâ`î: ثقة

4. Ahmad bin Hanbal: di Syam selama 40 tahun, tidak ada yang

sepertinya.

5. Ibnu al-Munâdî: Ibnu ‘Auf meninggal pada pertengahan 272 H.

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya, para ulama

menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara tahdîts )حد ثنا(

Abû al-Yamân Al-Hakam bin Nâfi‘ al-Bahrânî (137-211/212 H.)

Nama lengkapnya: Al-Hakam bin Nâfi‘ al-Bahrânî, Abû al-

Yamân al-Himsî.78

75 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`i, jilid 12, h. 613.76 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl, jilid 22, h.239-240. Al-Dzahabî, Siyaru

A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 12, h. 615.77 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 8, h. 52.

Page 66: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

53

Beliau lahir pada waktu perang hudud tahun 137, mencari ilmu 50 tahun.

Gurunya: Artah bin al-Mundzir, Ismâ‘îl bin ‘Ayyâs, Syu‘aib bin

Abî Hamzah, Safwân bin ‘Amr, ‘Ufair bin Ma‘dân.

Muridnya: al-Bukhârî, Ahmad bin Muhamad bin Hanbal, ‘Alî

Ibn al-Madînî, Muhammad bin ‘Auf al-Tâ`î al-Himsî.

Pendapat ulama:79

1. Saya bertanya tentang Abî al-Yamân, ayahku berkata: beliau dinamai

Kâtib (sekretaris) Ismâ‘îl bin ‘Âyyâsy seperti Abû Sâlih Kâtib al-

Laits, beliau صدوقثقةنبیل . 80

2. Ahmad ‘Abdullah al-‘Ijlî: البأس بھ

3. Muhamad bin ‘Abdullah bin ‘Ammâr al-Mausilî: ثقة

4. Beliau meninggal bulan Dzulhijjah di Hims tahun 211/212 H.

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya, para ulama

menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara tahdîts حدثنا

dan أنبأنا

Syu‘aib bin Abî Hamzah (W. 162/163 H.)

Nama lengkapnya: Al-Imâm, al-Tsiqah, al-Mutqin, al-Hâfiz,

Syu‘aib bin Abî Hamzah, namanya Dînâr, al-Qurasyî al-Umawî, Abû

Basyr al-Himsî.81

Gurunya: Zaid bin Aslam, ‘Abdullah bin ‘Abd al-Rahmân bin

Abî Husain, Ishâq bin ‘Abdullah bin Abî Farwah.

78 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 10, h. 319.79 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl, jilid 7, h. 153-154.80 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 3, h. 129.81 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 7 h. 187.

Page 67: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

54

Muridnya: anaknya Bisyr Syu‘aib bin Abî Hamzah, Baqiyyah bin

al-Walîd, Abû al-Yamân al-Hakam bin Nâfi‘ al-Bahrânî.

Pendapat ulama:82

1. Muhamad bin ‘Alî al-Jûzjânî, dari Ahmad bin Hanbal: ثبت صالح الحدیث

2. ‘Yahya ibn Ma‘in, Ahmad bin ‘Abdullah al-‘Ijlî, Ya‘qûb bin

Syaibah, Abû Hâtim, dan al-Nasâ`î: ثقة

3. ‘Abbâs dari Yahyâ bin Ma‘în: Orang-orang yang teguh menurut al-

Zuhrî: Mâlik, Ma‘mar, ‘Uqail, Yûnus, Syuaib bin Abî Hamzah, dan

Ibnu ‘Uyainah.

4. Meninggal tahun 162/163 H.

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya, para ulama

menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara tahdîts (حدثنا)

dan ‘an‘anah .(عن)

‘Abdullah bin ‘Abd al-Rahmân bin Abî Husain al-Makî

Nama lengkapnya: ‘Abdullah bin ‘Abd al-Rahmân bin Abî

Husain bin al-Hârits ‘Âmir bin Naufal bin ‘Abd Munâf al-Qurasyî al-

Naufalî al-Makî.83

Gurunya: al-Hârits bin Jamîlah, al-Hasan al-Basrî, Mujâhid,

Naufal bin Musâhiq, Nâfi bin Jubair bin Mut‘im, Makhûl al-Syâmî.

Muridnya: Ismâ‘îl bin ‘Ayyâsy, Sufyân bin ‘Uyainah, Syu‘aib

bin Abî Hamzah, Zaid bin Abî Unaisah, Ja‘fâr bin Sulaimân al-Dab‘î.

Pendapat ulama:84

82 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ`î al-Rijâl, jilid 12, h. 517-520.83 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ`î al-Rijâl, jilid 15, h. 205-206.84 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ`î al-Rijâl, jilid 15, h. 207.

Page 68: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

55

1. ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dari ayahnya, dan Abû Zur‘ah dan

al-Nasâ`î: ثقة

2. Abû Hâtim:85 صالح

3. Muhamad bin Sa‘ad: كان ثقة، قلیل الحدیث

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya, para ulama

menilainya positif (al-Ta‘dîl), menerima hadis dengan cara tahdîts

.(حدثنا)

Naufal bin Musâhiq (W. 74 H.)

Nama lengkapnya: Naufal bin Musâhiq bin ‘Abdullah al-Akbar

bin Makhramah ibn ‘Abd al-‘Uzzî bin Abî Qais bin ‘Abdûl bin Nasr bin

Mâlik bin Hisl Ibn ‘Âmr bin Lu`ay al-Qurasyî al-‘Âmirî, terkadang

disebut Abû Sa‘îd, terkadang disebut Abû Musâhiq.86

Gurunya: Sa‘îd bin Zaid bin ‘Amr bin Nufail, ‘Utsmân ibn

Hunaif, ‘Umar ibn al-Khattâb, Ummi Salamah istri Nabi S.a.w.

Muridnya: Sâlim Abû al-Nadr, Sâlih bin Kaisân, ‘Abdullah bin

‘Abd al-Rahmân bin Abî Husain al-Makî, Umar bin Abd al-‘Azîz.

Pendapat ulama:87

1. Muhamad bin Sa‘ad menceritakannya orang Madinah pada

tingkatan kedua, seorang hakim di Madinah.

2. Al-Nasâ`î: ثقة

3. Ibn Hibbân memasukkannya dalam kitab al-Tsiqât, meninggal pada

masa ‘Abd al-Mâlik bin Marwan tahun 74 H.

85 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 5 h. 97.86 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl, jilid 30, h. 67-68.87 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl, jilid 30, h. 68-69

Page 69: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

56

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya, para ulama

menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara ‘an‘anah

)عن( .

b. Analisa Sanad

Setelah diteliti satu persatu periwayat hadis, hadis kedua melalui

Sa‘îd bin Zaid bersambung sanadnya, dan para periwayatnya tsiqah.

sehingga hadis kedua melalui Sa‘îd bin Zaid, dihukumi sahîh lidzâtihi.

dikarenakan hadis kedua melalui Sa‘îd bin Zaid sahîh, maka

hadis yang melalui ‘Âisyah derajatnya naik dari da‘îf menjadi hasan

ligairihi.

Page 70: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

57

C. Hadis ketiga (Pengertian Gîbah)

ا مب اك خ أ ك ر ك ذ ال ق م ل ع ا ه ل و س ر و هللا اا و ال ق ة ب ي ا الغ م ن و ر د ت أ د او د و بـ ا و م ل س م و مل◌ ن ا و ه ت ب ت غ ا د ق فـ ل و ق ا تـ م ه ي ف ا ن ك ن ا ال ق ل و قـ ا أ م ي خ أ يف ان ك ن إ ت ي أ ر فـ أ ل ي ق ه ر ك ي 88.ه ت ه بـ د ق فـ ه ي ف ن ك ي

Artinya:“Diriwayatkan Muslim dan Abû Dâwud “Apakah kamu

mengetahui apakah arti megumpat itu? “para sahabat berkata: Allah danRasul-Nya lebih mengetahui. Rasul bersabda: mengumpat adalah kamumenyebut sesuatu yang tidak disenangi oleh saudaramu. Ada orangbertanya: bila betul apa yang saya katakan itu terdapat pada saudaraku?Rasul bersabda: bila betul apa yang kamu katakan itu terdapat padanyamaka kamu mengumpatnya. Bila apa yang kamu katakan itu tidak terdapatpadanya maka kamu berbuat kebohongan padanya”.

Pelacakan hadis melaui Mu‘jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabawi

lewat kata kerja (fi‘il), melalui kata :غیب

:غتا بٳ

89فقد اغتبتھ) ما تقول( فإ ن كا ن فیھ

٣٨٤،٣٨٦،٤٥٨، ٢٣٠. ٢حم٦رقا ق .دى٢٣بر . ت،٧٠بر .م

Melalui kata بھت

90بھت, بھت

وان لم یكن فیھ ما تقول فقد فیھ فقد بھتھ

٦دى رقاق ٢٣بر: ت٣٥أد ب :د۷٠بر: م٣٨٤،٣٨٦،٤٥٨، ٢٣٠. ٢:حم

Melalui kata غیبة

91غیبة

قال اتد رون م الغیبة

ماالغیبھ) ص(قیل لھ م الغیبھ یا رسول هللا أ ن رجال سأ ل رسول هللا: قیل یا رسول هللا م الغیبة

٣٨٤،٣٨٦. ٢:حم١٠كال م :ط٦رقا ق :دى٢٣بر :ت، ۷٠بر :م

88 Al-Malîbârî. Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd,bab al-Gîbah, h. 72.89 Wensinck dan Mensing, Mu‘jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabawî, Jilid 5, h. 29.90 Wensinck dan Mensing, Mu‘jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabawî, Jilid 1, h. 26.91 Wensinck dan Mensing, Mu‘jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabawî, Jilid 5, h. 30.

Page 71: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

58

Sedangkan pelacakan melalui awal matan, lewat Kitab al-Jâmi‘ al-Sâgîr

tidak ditemukan. Melalui Kitab Mausû’ah Atrâf al-Hadîts al-Nabawî al-Syarîf,

ditemukan data sebagai berikut:

92أتدرون ما الغيبة؟ ذكرك أخاك بما يكره

)السنن الكربى للبيهقى( ٢٤٧-١٠هق

٢٢٩-٦بغوى

)األداب املفرد للبخارى(٤٢٥خد

)شرح السنة للبغوى(١٣٨-١٣سنة

)فتح البارى البن حجر(٤٦٩- ١٠فتح

)مشكاة املصابيح للتربيزى(٤٨٣٨مشكاة

1. Teks hadis

Riwayat Muslim

ثـنا حيىي بن أيوب وقـتـيبة وابن حجر قالوا ثـنا إمساعيل، عن العالء، عن أبيه، : حد حدالله : قالوا)) أتدرون ما الغيبة؟: ((قال م ل س و ه ي ل اهللا ع لى ل الله ص أن رسو ؛عن أىب هريـرة

: أفـرأيت إن كان ىف أخى ما أقول؟ قال : قيل )) ذكرك أخاك مبا يكره : ((ورسوله أعلم، قال 93.))قد اغتبته، وإن مل يكن فيه، فـقد بـهته إن كان فيه ما تـقول، فـ ((

Teks hadis Ahmad bin Hanbal

ء حيد ث ال الع ت ع مس ال ة ق ب ع ا ش ن ر ثـ ف ع ج ن ب د م ا حم ن ثـ ىب ا ين ث د ح اهللا د ب ا ع ن ثـ د ح ا اهللا و ال ق ال ق ة ب ي ا الغ م ن و ر د ت ل ه ال ق م ل س و ه ي ل ى اهللا ع ل ص ىب الن ن ع ة ر يـ ر ه ىب ا ن ع ه ي ب ا ن ع

92 Zaglûl, Mausû‘ah Atrâf al-Hadîts al-Nabawî al-Syarîf, jilid 1, Hal 71.93 Abî al-Husain bin al-Hajjâj bin Muslim al-Qusyairî al-Naisâbûrî, Sahîh Muslim,

cetakan pertama, kitâb al-Adab bâb Tahrîm al-Gîbah, hadis no. 6593-70-2589, (Riyad: Dâru al-Salâm, 1998), h. 1132.

Page 72: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

59

يعىن ه ل ل و قـ ا ا ى م خ ا ىف ان ك ن ا ت ي أ ر أ ال ق ه ي ف س ي ا ل مب اك خ ا ك ر ك ذ ال ق م ل ع ا ه ل و س ر و 94.ه ت ه بـ د ق فـ ل و ق ا تـ م ه ي ف ن ك ي مل ن ا و ه ت ب ت اغ د ق فـ ل و ق ا تـ م ه ي ف ان ك ن ا ال ق

ء ال ا الع ن ثـ د م ح ي اه ر بـ ن بن ا مح الر د ب ا ع ن ان ثـ ف ع ان ثـ د ح ىب ا ين ث د ح اهللا د ب ا ع ن ثـ د ح ل اهللا و س ار ي ة ب ي ا الغ م ه ل ل ي نه ق ا م ل س و ه ي ل ى اهللا ع ل اهللا ص ل و س ر ن ع ة ر يـ ر ه ىب ا ن ع ه ي ب ا ن ع ان ك ن ا ال ل اهللا ق و س ى ر ا ل و قـ ا ا ى م خ ا ىف ان ك ن ا ت ي أ ر فـ أ ال ق ه ر ك ا ي مب اك خ ا ك ر ك ذ ال ق

95.ه ت ه بـ د ق فـ ل و ق ا تـ م ه ي فـ ن ك ي مل ن ا و ه ت ب ت اغ د ق فـ ل و ق ا تـ م ك ي خ ا ىف

ء ال ا الع ن ثـ ال ق مي اه ر بـ ن بن ا مح الر د ب ا ع ن ان ثـ ف ع ان ثـ د ح ىب ا ين ث د اهللا ح د ب ا ع ن ثـ د ح ا م ل نه قا ا م ل س و ه ي ل ى اهللا ع ل ل اهللا ص و س ر ن ع ة ر يـ ر ه يب أ ن ع ه ي ب ا ن محن ع د الر ب بن ع

ز ع اهللا ه ع فـ اال ر اهللا د اح ع اض و ا تـ م االعزاو و ط ع يـ ال ج ر اهللا ار اذ م و ال م ن م ة ق د ص ت ص ق نـ ول س ار ي ة ب ي غ ا ال م ه ل ل ي ق ه ن ا م ل س و ه ي ل ى اهللا ع ل ول اهللا ص س ر ن ل ج و

ن ا ال سول اهللا ق ر ى ا ل و قـ ا ا ى م خ ا ىف ان ك ن ا ت ي أ ر فـ أ ال ق ه ر ك ا ي مب اك خ ا ك ر ك ذ ال اهللا ق ىف ان ك ن ا ت ي أ ر فـ أ ه ت ه بـ د ق فـ ل و ق ا تـ م ه ي ف ن ك ي مل ن ا و ه ت ب ت د اغ ق فـ ل و ق ا تـ م ك ي خ ا ىف ن اك ا م ه ي ف ن ك ي مل ن ا و ه ت ب ت د اغ ق فـ ل و ق ا تـ م ك ي خ ا ىف ان ك ن ا ال ل اهللا ق و س ر ى ا ل و قـ ا ا ى م خ ا 96.ه ت ه بـ د ق فـ ل و ق تـ

ء ال الع ت ع مس ال ة ق ب ع ا ش ن ثـ ال ر ق ف ع د بن ج م ا حم ن ثـ د ح ىب ا ين ث د ح اهللا د ب ا ع ن ثـ د ح ن و ر د ت ل ه ال ق م ل س و ه ي ل ى اهللا ع ل ل اهللا ص و س ر ال ق ال ق ه ن أ ة ر يـ ر ه ىب ا ن ع ه ي ب ا ن حيد ث ع

ى خ ا ىف ان ك ن ا ت ي أ ر أ ال ق ه ي ف س ي ا ل مب اك خ ا ك ر ك ذ ال ق م ل ع ا ه ل و س ر وا اهللا و ال ق ال ق ة ب ي غ ا ال م 97.ه ت ه بـ د ق فـ ل و ق ا تـ م ه ي ف ن ك ي مل ن ا و ه ت ب ت اغ ل و ق ا تـ م ه ي ف ان ك ن ا ال ق ه ل ل و قـ ا ا م

Riwayat al-Dârimî

94 Ahmad bin Hanbal, Musnad, jilid 2, cetakan kelima, (Beirût: al-Maktab al-Islâmî,1985), h.230.

95 Ahmad bin Hanbal, Musnad, jilid 2, h.384.96 Ahmad bin Hanbal, Musnad, jilid 2, h.386.97 Ahmad bin Hanbal, Musnad, jilid 2, h.458.

Page 73: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

60

ة ر يـ ر ه يب أ ن ع ه ي ب أ ن ع ء ال الع ن ع د م حم ن ب ز ي ز الع د ب ع ن ع اد بن مح م ي ع نـ أخربنا(ان ك ن وإ ل ي ق . ه ر ك ا ي مب اك خ أ ك ر ك ذ ل قا ة ب ي االغ م ه ل ل ي ق ه ن أ م ل س و ه ي ل اهللا ع لى ص ىب الن ن ع 98.ه ت ه بـ د ق فـ ه ي ف ن ك ي مل ن إ و ه ت ب ت اغ د ق فـ ه ي ف ان ك ن إ ف ال ق . ل و قـ ا أ م ي خ أ يف ه ي ف

Riwayat Abî Daud

ثـنا عبد الل ثـنا عبد العزيز، يـعىن ابن حممد، عن العالء حد ه بن مسلمة القعنىب، حد:قيل ،)ذكرك أخاك مبا يكره (قال ؟يا رسول الله ما الغيبة (:عن أىب هريـرة أنه قيل ،عن أبيه وإن مل يكن ،كان فيه ما تـقول فـقد اغتبته )إن (فإن :قال ؟إن كان ىف أخى ما أقول أفـرأيت

99.فيه ما تـقول فـقد بـهته

Riwayat al-Tirmidzi

الــرمحن عــن أبيــه عــن د بــع ن بــء ال ن العــعــد مــبــن حم ز يـــز الع د بــع نا ث د ، حــة بــي تـ ا قـ نــثـ د حــان كـن إ ت يـأ ر أ : ال قـ. ه ر كـا ي مبـاك خـأ ك ر كـذ : ل ؟ قـا ة بـي ا الغ اهللا مـل و سـر يـا ل يـق : أيب هريـرة قال

100.ه ت ه بـ د ق فـ ل و ق ا تـ م ه ي ف ن ك ي مل ن إ ، و ه ت ب ت اغ د ق فـ ل و ق تـ ما ه ي ف ان ك ن إ : ل ؟ قا ل و قـ ا أ م ه ي ف

2. Analisa Sanad

Untuk hadis ketiga, rijâl hadisnya tidak diteliti. Karena hadis ketiga

diriwayatkan oleh al-Bukhârî dan Muslim. Sebagaimana telah disepakati

para ulama, bahwa riwayat al-Bukhârî dan Muslim dalam kitab sahihnya,

adalah sahih.

98 ‘Abdullah bin ‘Abd al-Rahmân bin al-Fadl bin Bahrâm Ibnu ‘Abd al-Samad al-Tamîmîal-Samarqandî al-Dârimî, Sunan al-Dârimî, bâb mâ Jâ`a fî al-gîbah, jilid 2 (Beirut: Dar al-Fikr,t.t.), h. 299.

99 Abî Dâwud, Sunan Abî Dâwud, kitab al-adab bâb fî al-gîbah, Jilid 4, hadis no. 4874, h.290.

100 Muhamad bin ‘Îsâ bin Sûrah bin Mûsâ bin al-Dahhâk Abû ‘Îsâ al-Tirmidzî, Sunan al-Tirmidzî, jilid 4, Kitâb al-Bir wa al-Salah, bâb mâ Jâ`a fî al-gîbah, hadis no. 1941, (Beirut: Daral-Fikr, t.t.), h. 375.

Page 74: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

61

D. Hadis keempat (Perumpamaan menggîbah)

Page 75: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

62

ه ي ل ع اهللا ل ص يب لن ل ت ل قـ : ت ال ق ت ال ا ق م ه نـ ع اهللا ي ض ر ة ش◌ ائ ع ن ع د و ا د و بـ أ و اء مب ت ج ز م و ل ة م ل ك ت ل قـ د ق ل : ال ا، ق ه ر ص ق ىن ع ا تـ ذ ك ا و ذ ك ة ي ف ص ن م ك ب س ح : م ل س و 101.ه ت ج ز م ل ر ح الب

Artinya:“Diriwayatkan Abû Dâwud dari ‘Aisyah R.a. pernah berkata

kepada Nabi saw, “Cukup bagimu untuk tertarik kepada Safiyah lantaranitunya (pendeknya), lantas Nabi bersabda: Sungguh kamu telah berkatasuatu kalimat, bila kamu campur dengan air laut niscaya dapatmembusukkan baunya”.

Selain merujuk pada kitab yang disebutkan penulis kitab, yaitu Abû

Dâwud, pelacakan hadis dilakukan lewat kata kerja (fi‘il), yaitu ج , melalui

Mu‘jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabawi, ditemukan data sebagai berikut

:

102لمزج, مزجت, البحر لمزجتھ) ماء(مزج بھا بماء , بكلمة لو مزجت, مزجت كلمة, لقد قلت

١٨٩. ٦: حم،٥١قیامة: ت،٣٥ب اد: د

Sedangkan pelacakan awal matan, melalui kitab Jamî‘ al-Sagîr tidak

ditemukan. Melalui Kitab Mausû’ah Atrâf al-Hadîts al-Nabawî al-Syarîf,

ditemukan data sebagai berikut:

103لقد قلت كلمة لو مزجت بماء البحر

)سنن أبى داود(٤٨٧٦: د

)الترغیب والترھیب للمنذرى(٣:٥٠٥ترغیب

)األذكار النوویة(٣٠٠أذكار

1. Teks Hadis

101 Al-Malîbârî. Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd,âb al-Gîbah, h. 72.102 Wensinck dan Mensing, Mu‘jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabawî, Jilid 6, h.

206.103 Zaglûl, Mausû‘ah Atrâf al-Hadîts al-Nabawî al-Syarîf, Juz 6, h. 629.

Page 76: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

63

Riwayat Abû Daud

ثـنا مسـدد ثـنا حيـىي ،حـد ثىن علـى بـن األقمـر ،عـن سـفيان ،حـد ،عـن أىب حذيـفــة ،حـدـر ،حسـبك مـن صـفية كـذا وكـذا:قـلت للنىب صلى اهللا عليه وسـلم(:عن عائشة قالت قـال غيـ

د تـعىن ، )لمزجتـه )البحـر لـو مزجـت مبـاء (لقد قـلت كلمة لـو مـزج :فـقال ،قصرية مسد104.)ما أحب أىن حكيت إنسانا وأن ىل كذا وكذا:فـقال ،وحكيت له إنسانا)قالت (:قال

Riwayat Ahmad bin Hanbal

ثـنا ثين أىب ثـنـــا حـــد عـــت ســـفيان حيـــدث قـــاعبـــد اهللا حـــد ثـنا عبـــد الـــرمحن قـــال مس ل حـــدأيب حذيـفـة وكـان مـن أصـحاب عبـد اللـه وكـان طلحـة حيـدث عنـه نا علي بن األ قمر عن ث◌

رجـال ين حكيـت فـقـال مـا يسـرين ا له عليه وسـلم رجـال عن عائشة قالت حكيت للنيب صلى الفـقلت يا رسـول اللـه إن صـفية امـرأة وقـال بيـده كأنـه يـعـين قصـرية فـقـال ن يل كذا وكذا قالت وأ

.105

Riwayat al-Tirmidzî

ا ن ثـ د ح : ال اق ي د ه م ن ب ن مح الر د ب ع و د ي ع س ن ب ىي ا حي ن ثـ د ، ح ار ش ب ن ب د م ا حم ن ثـ د ح ن ، ع د و ع س م ن ب اهللا د ب ع اب ح ص أ ن م ان ك ، و ة ف يـ ذ ح يب أ ن ع ر م ق األ ن ب ي ل ع ن ع ان ي ف س ال ج ر ة ي ك ح ين أ ين ر س ا ي م : (ال ق فـ ال ج ر م ل س و ه ي ل ى اهللا ع ل ص يب لن ل ت ي ك ح : (ت ال ق ة ش ائ ع ا ه نـ أ ا ك ذ ك ا ه ه د ي ب ت ال ق و ة أ ر ام ة ي ف ص ن اهللا، إ ل و س ا ر ي : ت ل ق فـ . ت ال ق ). اذ ك ا و ذ ك يل ن أ و 106.)ج ز م ل ر ح الب اء ا م لقد مزجت بكلمة لو مزجت : (ال ق ، فـ ة ر يـ ص ق ين ع تـ

Riwayat Abû Syaikh al-Asbihâni

علي بن ن ، ع ان ي ف س ن ع د ي ع س ن ب ي ا حي ، ن ي م د ق ا امل ن ، ثـ م اص ع يب أ ن ا اب ن ر بـ خ أ : ال ق فـ . اذ ك ا و ذ ة ك ي ف ص ن م ك ب س ل اهللا، ح و س ا ر ي ت ال ق : ت ال ق األقمر، عن عائشة

ين ر ا س م : فـقال . وحكيت إنسانا: ر مزج، قالت ح الب اء ا م ج ز م و ل ة م ل ك ب ت م ل ك ت ك ن إ (107.)اذ ك ا و ذ ك يل ن أ ا و د ح أ ة ي ك ح ين أ

Riwayat al-Baihaqî

104 Abî Dâwud, Sunan Abî Dâwud, kitab al-Adab bâb Fî al-Gîbah, Jilid 4, hadis no. 4875, h.291.

105 Ahmad bin Hanbal, Musnad, jilid 6, h.189.106 Abû ‘Îsâ al-Tirmidzî, Sunan al-Tirmidzî, jilid 4, kitâb sifat al-qiyâmah wa al-raqâiq wa

al-wara‘ ,hadis no. 2510, h. 225-226.107 ◌Abû al-Syaikh al-Asbahâni, al-Taubîkh wa al-Tanbîkh, bâb sifat al-gîbah, hadis no.

184, h. 214.

Page 77: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

64

ا اق ن ح س ا ن ب د م حم ن ب ن س ا احل ن رىء أ ق امل ي ل مد بن ع بن حم ي ل ع ن س احل و بـ ا أ ن ر بـ خ أ ن ان ع ي ف س ن ع ي د ه م ن ن ب مح الر د ب ا ع ن ر ك ب يب أ ن ب د م ا حم ن ي ا ض الق ب و ق ع يـ ن ب ف س و يـ عليه اهللالى ص اهللا ل و س ر ل ت ي ك ح ت ال ق ة ش ا ئ ع ن ع ة ف يـ ذ ح يب أ ن ع ر م ق األ ن ب ي ل ع

إن صفية إمرأة : ت ل قـ . اذ ك ا و ذ ك يل ن إ و ال ج ر ت ي ك ح ين أ ين ر س ا ي م : وسلم رجال فـقال رةه ل من إىل أ وأشارت . يـعين قصيـ

108.: فـقال

Untuk mempermudah melakukan penelitian, sebaiknya dibuatkan skema/

bagan sanad hadis sebagai berikut:

108 Al-Baihaqî, Su‘abu al-Îmân, juz 5, bâb fî tahrîm a‘râd al-Nâs, hadis no. 6721, h. 301.

Page 78: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

65

Page 79: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

66

2. Penelitian Sanad

Hadis yang akan diteliti yaitu riwayat Abî Dâwud, dengan alasan

Syaikh Zain al-Dîn mengutip dari Abî Dâwud dalam kitabnya.

Dimulai dari mukharrijnya atau periwayat terakhir.

Abû Dâwud109

Musaddad bin Musarhad (W. 228 H.)

Nama lengkapnya: Musaddad bin Musarhad bin Musarbal al-Bisrî

al-Asadî, Abû al-Hasan. al-Hâfiz al-Imâm al-Hujjah.110

Gurunya: Mahdi bin Maimûn, Hammâd bin Zaid, Fudail bin ‘Iyâd,

Wakî‘, Yahyâ al-Qattân, Juwairiyah bin Asmâ‘.

Muridnya: al-Bukhârî, Abû Dâwud, Abû Hâtim, Abû Zur‘ah, Abû

Ishâq al-Jaujânî, al-Tirmidzî, al-Nasâ`î, Yûsuf Ya‘qûb al-Qâdî.

Pendapat ulama:111

1. Abû Zur‘ah: Ahmad bin Hanbal berkata kepada saya: Musaddad صدوق

maka tulislah darinya jangan melebihi.

2. Ja‘far bi Abî ‘Utsmân: Ibn Ma‘in berkata: tentang siapa yang menulis

hadis di Basrah? Tuliskan dari Musaddad, dia itu: ثقة ثقة

3. Muhamad bin Hârûn al-Falâs dari Ibn Ma‘în: صدوق

4. Al-‘Ijlî, Al-Nasâ`î, Ibn Abî Hâtim:112 ثقة , Al-‘Asqalânî: 113ثقة حافظ

5. Al-Bukhârî: Musaddad bin Musarhad meninggal tahun 228 H.

109 Sudah dibahas di halaman 51.110 Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 8, h. 130. al-Dzahabî. Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`,

jilid 10, h. 591.111 Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 8, h. 131. al-Dzahabî. Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`,

jilid 10, h. 592-593. al-Mizi. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl. Jilid 27, h.446-447.112 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 8, h. 438.113 Al-‘Asqalânî, Taqrîb al-Tahdzîb, jilid 2, h. 579.

Page 80: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

67

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya, para ulama

menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara tahdîts .(حدثنا)

Yahyâ bin Sa‘îd al-Qattân (120-198 H.)

Nama lengkapnya: Yahyâ bin Sa‘îd bin Furûkh al-Qattân al-Tamîmî,

Abû Sa‘îd al-Basrî al-Ahwal al-Hâfiz. Al-Imâm al-Kabîr. 114

Lahir tahun 120 H., meninggal tahun 198 H. pada bulan Safar.

Gurunya: Sulaimân al-Taimî, Humaid al-Tawîl, Yahyâ bin Sa‘îd al-

Ansârî, Hisyâm bin ‘Urwah, Sufyân al-Tsaurî, ‘Imrân al-Qasîr.

Muridnya: Ahmad bin Hanbâl, Musaddad bin Musarhad,

Muhamad bin Abî Bakr al-Muqaddamî, Muhamad bin Basysyâr

Bundâr.

Pendapat ulama:115

1. Muhamad bin Sa‘ad: مأمونا، رفیعا حجةثقة

2. Abû Zur‘ah, Abû Hâtim: الثقة الحفاظ

3. Al-Nasâ`î: ثقة ثبة مرضي

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya, para ulama

menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara ‘an‘anah .(عن)

Sufyân (W. 161 H.)

Nama lengkapnya: Sufyân bin Sa‘îd Masrûq al-Tsaurî, Abû

Abdullah al-Kûfî.116

Gurunya: Hisyâm bin ‘urwah, Muhamad bin al-Munkadir, Ismâ‘îl

bin Umayyah, Aslam al-Minqarî, ‘Alî Ibn al-Aqmari.

114 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 9, h. 175.115 Al-Mizi, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl. Jilid 31, h. 338-341. Al-‘Asqalânî, Tahdzîb

al-Tahdzîb, jilid 4, h. 235-237.116 Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 3, h. 397-398.

Page 81: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

68

Muridnya: ‘Abd al-Rahmân bin Mahdî, ‘Alî Ibn al-Ja‘ad, ‘Abd al-

Razzâq bin Hammâm, Yahya bin Sa‘îd al-Qattân.

Pendapat ulama:117

1. ‘Abdullah ibn al-Mubârak: Saya telah menulis hadis dari seratus, bahkan

seribu syaikh, saya menulisnya, tetapi yang lebih utama dari Sufyân.

2. Sufyân bin ‘Uyainah: Ashâb al-Hadîs (yang mempunyai hadis) ada 3:

Ibn ‘Abbâs, al-Sya‘bî, dan al-Tsaurî dijamannya.

3. Al-Hâfiz Abû Bakr al-Khatîb: Sufyân adalah pemimpin kaum muslimin

yang mengetahui ilmu-ilmu agama dan menebarkan keharuman ilmu

hadis, kekuatan hafalan, keluasan tentang ma‘rifat, wara‘, dan zuhud.

4. Menurut Muhamad bin Sa‘ad: Ulama sepakat bahwa Sufyân wafat di

Basrah pada tahun 161 H.

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya, para ulama

menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara tahdîts .(حدثنى)

‘Alî Ibn al-Aqmari

Nama lengkapnya: ‘Alî Ibnu al-Aqmari bin ‘Amr bin al-Hârits bin

Mu‘âwiyah ‘Amr bin al-Hârits bin Rabî‘ah bin ‘Abdillah bin Wadâ‘ah al-

Hamdânî al-Wâdi‘î, Abû al-Wâzi‘î, al-Kûfî, Kultsûm bin al- Aqmari.118

Gurunya: Usâmah bin Syarîk, Mu‘âwiyah bin Abî Suyân, Yazîd bin

Abî Kabsyah, Abî Hudzaifah Salamah bin Suhaibah.

Muridnya: al-Hasan bin Sâlih bin Hay, Raqabah bin Musqalah,

Sufyân al-Tsaurî, Sulaimân al-A‘masyi.

117 Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 3, h. 399-400.118 Al-Mizi, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl. Jilid 20, h. 323. Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-

Tahdzîb, jilid 5, h. 649.

Page 82: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

69

Pendapat ulama:119

1. Al-‘Ijlî, Ya‘qûb bin Sufyân, al-Nasâ`î, Ibn Khirâsy, al-Daraqutnî: ثقة

2. Ibn Abî Maryam dari Yahyâ Ibn Ma‘în: حجة .ثقة، Abû Hâtim: ثقة، صدوق

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya, para ulama

menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara ‘an‘anah .(عن)

Abî Hudzaifah Salamah bin Suhaib

Nama lengkapnya: Salamah bin Suhaib, terkadang disebut Ibn

Suhaibah, terkadang Ibn Suhbah, terkadang Ibn Subhan, terkadang Ibn

Usaihib al-Hamdânî al-Arhabî, Abû Hudzaifah al-Kûfî.

Gurunya : Hudzaifah bin al-Yamân, ‘Abdullah bin Mas‘ûd, ‘Alî bin

Abî Tâlib, ‘Â`isyah Ummul Mu`minîn.

Muridnya: Khaitsamah bin ‘Abd al-Rahmân, ‘Alî ibn al-Aqmari,

Abû Ishâq al-Sab‘î.120

Pendapat ulama:121

1. Ibnu Hibbân memasukkannya dalam kitab al-Tsiqât.

2. Ya‘qûb bin Sufyân: ثقة

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya, para ulama

menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara ‘an‘anah .(عن)

‘Âisyah R.a (Sahabat/ Istri Nabi Saw.)

119 Al-Mizi, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl. Jilid 20, h. 324. Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 5, h. 650.

120 Al-Mizi, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl. Jilid 11, h. 291.121 Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 3, h. 434.

Page 83: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

70

3. Analisa Sanad

Setelah diteliti satu persatu periwayat hadis, sanadnya bersambung,

juga para perawinya siqah, sehingga hadis ini dihukumi sahih.

Akan tetapi melihat riwayat Syaikh Asbihâni menyalahi riwayat

yang lain, maka dihukumi (syadz). Sedangkan yang lainnya mahfudz.

Mungkin juga kesalahan penulisan atau percetakan.

Page 84: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

71

G. Hadis ke 5 (Larangan Mengejek seseorang)

قالت قـلت المرأة مرة وأناعند رسو ل اهللا صلى اهللا عليه وسلم إن مسية نـيا عن وابن أيب الد 122.من حلم فـقال الفظى الفظى أى ارمى مايف فيك فـلفظت مضغة أى قطعة يل هذه الطويـلة الذ

Artinya:“Diriwayatkan Ibn Abî al-Dunyâ dari Sumayyah bekata: Aku

pernah berkata sekali kepada seorang perempuan, sesungguhnyaperempuan ini panjang pancung pakaiannya, pada saat itu disisi Rasul,lantas Rasul bersabda: Muntahkan, muntahkan apa yang dimulutmu, lantasaku memuntahkan sepotong daging.”

Selain merujuk pada kitab yang diriwayatkan penulis kitab, pelacakan

hadis dilakukan lewat kata kerja (fi‘il), melalui kitab Mausû’ah Atrâf al-Hadîts al-

Nabawî al-Syarîf, ditemukan data sebagai berikut:

123)فلفظت(الفظي

المغنى عن حمل األصفار للعراقى: ٣:١٤١عر،تحاف السادة المتقینٳ:٧:٥٤١إتحاف

الدور المنثورللسیوطى: ٣:١٤١منثور

Sedangkan pelacakan melalui awal matan (Kitab al-Jâmi‘ al-Sagîr) tidak

ditemukan. Dan Juga melalui kata-kata kata-kata isim dan fi‘il yang ada dalam

matan hadis, melalui Kitab Mu‘jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabawi,

tidak ditemukan hadis tersebut.

1. Teks hadisRiwayat Ibnu Abî al-Dunyâ

ثـنا عبـيد اهللا العتكي، حد ثـنا موسى بن إمساعيل، حد ثـ مسعت : نا اهلنـيد ابن القاسم قال حدها تـقول : غبطة بنت خالد قالت عت عائشة رضي اهللا عنـ أحد أحدا، فإين قـلت ال ال يـغتاب منكن : مس

) الفظي .... الفظي : (فـقال طويـلة الذيل هذه ل إن : لم مرأة، مرة◌، وانا عند النيب، صلى اهللا عليه وس 124.فـلفضت بضعة من حلم

Riwayat al-Kharâitî

122 Al-Malîbârî. Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd,bâb al-gîbah, h. 72.123 Zaglûl, Mausû’ah Atrâf al-Hadîts, jilid 2, h.139.124 Ibnu Abî al-Dunyâ, al-Samt wa Adâb al-Lisân, bab tafsîr al-gîbah, hadis no. 215, h. 137-

138.

Page 85: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

72

ثـناأبـو بكرالــ ثين رابطــة ابـنــة خالــد قالــت حــد عــت : وزن ثـنــا التبـــوذكى ثنــا اهلنـيــد بــن القاســم حــد مسها تـقول ت صلى اهللا عليه وسـلم فمـر ال يـغتب بـعضكم بـعضا، فـإين كنت عند النيب : عاعشة رمحة اهللا عليـ

125.من حلم ة ع ض فـلفظت ب " إلفظي : "اهللا عليه وسلم ، فـقال نيب طويـلة الذيل إنـها ل : فـقلت إمرأة

Untuk mempermudah melakukan penelitian, sebaiknya dibuatkan skema/

bagan sanad hadis sebagai berikut:

125 Abû Bakr, Muhamad bin Ja‘far bin Muhamad bin Sahl bin Syâkir, al-Sâmirî al-Kharâ`itî. Masâwi`u al-Akhlâq wa Madzmûmahâ, cetakan pertama, bâb Mâ Jâ`a Fî al-Gîbah minal-Karâhah, hadis no. 201, (Jedah: Maktabah al-Sawâdî Liltauzî‘, 1992), h. 100-101.

Page 86: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

73

2. Penelitian Sanad

Page 87: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

74

Ibn Abî al-Dunyâ126

‘Ubaidillah al-‘Atakî

Nama lengkapnya: ‘Ubaidillah bin ‘Abdullah, Abû al-‘Atakî al-

Marwazî al-Sanjî.127

Gurunya: al-Hasan Basrî, Sa‘îd bin Jubair, ‘Utsmân bin ‘Abdullah

bin Surâqah, ‘Atâ bin Abî Rabâh, ‘Umar bin ‘Abdul ‘Azîz.

Muridnya: Ishâq bin Najîkh al-Malatî, Zaid bin al-Hubâb, ‘Abdullah

bin Abî Ja‘far al-Râzî, al-Fadl bin Mûsâ, Abû Tumailah Yahya bin Wâdih.

Pendapat ulama:128

1. Ibnu al-Dauraqî, dari Yahyâ Ibnu Ma‘în: ثقة

2. Al-Bukhârî: .عنده مناكر

3. Ibnu Abî Hâtim dari ayahnya: ,Dia dimunkarkan oleh al-Bukhârî .صالح

dan dimasukkan dalam Kitâb al-Du‘afâ, dia masih bia diambil/terangkat

dari golongan da‘îf.129

4. Abû Ja‘far al-‘Uqailî: .ال یتابع عال حدیثھ

5. Ibnu ‘Adî: عندى ال بأس بھ

6. Al-Nasâ`î: ثقة dan diakhir mengatakan 130ضعیف

7. Al-Ajrî dari Abî Dâwud: لیس بھ بأس

8. Al-Hâkim Abû Ahmad: لیس بالقوي عندھم

9. Al-Hâkim Abû ‘Abdullah: ثقة، یجمع حدیثھ

10. Al-Baihaqî: ال یحتج بھ

126 Sudah dibahas di halaman 28.127 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fi Asmâ` al-Rijâl, jilid 5, h. 80.128 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fi Asmâ` al-Rijâl, jilid 15, h. 81-82. Al-‘Asqalanî, Tahdzîb

al-Tahdzîb, jilid 5, h. 389.129 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim al-Râzî, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 5, h. 322.130 Al-Nasâ`î, al-Du‘afâ wa al-Matrûkîn, h. 155.

Page 88: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

75

Tidak diketahui persambungan guru dan muridnya, begitu juga tahun

lahir dan wafatnya, menerima hadis dengan cara tahdîts .(حدثنا)

Para ulama berbeda pendapat dalam menilainya. dalam menilai ‘Ubaidillah

al-‘Atakî, kaidah yang digunakan al-jarh muqaddam ‘alâ ta‘dîl, sehingga

riwayatnya lemah (da‘îf).

Mûsâ bin Ismâ‘îl (W. 213 H.)

Nama lengkapnya: Mûsâ bin Ismâ‘îl al-Minqârî, Abû Salamah al-

Tabûdzakî al-Basrî.131

Gurunya: Abân bin Yazîd al-‘Attâr, Hammâd bin Salamah, Hamzah

bin Najîh, Hibbân bin Yasâr, ‘Abdul Wârits bin Sa‘îd, Hunaid al-Qâsim.

Muridnya: al-Bukhârî, Abû Dâwud, Ahmad bin Mansûr al-Ramâdî,

Abû Hâtim bin Idrîs al-Râzî, Yahya Ibnu Ma‘în, Ya‘qûb bin Sufyân.

Pendapat ulama:132

1. Al-Husain bin al-Hasan al-Râzî: dari Yahyâ Ibn Ma‘în: ثقة مأمون

2. Abû Hâtim dari Abâ al-Walîd al-Tayalisî: ثقة صدوق

3. Muhamad bin Sa‘ad: beliau ثقة banyak meriwayatkan hadis.

4. ‘Abbâs al-Dûrî dari Ibnu Ma‘în: Saya tidak duduk dengan syaikh,

kecuali menceritakan lelaki (al-Tabûdzakî) ini, berkata Ibnu Ma‘în:

Saya mengitung hadis yang ditulisnya sebanyak 35.000.

5. Al-Bukhârî: beliau meninggal tahun 213 H.

Terdapat pertemuan dengan gurunya, para ulama menilainya positif (al-

ta‘dîl), menerima hadis dengan cara tahdîts .(حدثنا)

131 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fi Asmâ`i al-Rijâl, jilid 29, h. 21-22.132 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fi Asmâ`i al-Rijâl, jilid 29, h. 24-26. ‘Abd al-Rahman bin

Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 8, h. 136.

Page 89: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

76

Hunaid al-Qasîm

Nama lengkapnya: Hunaid al-Qasîm bin ‘Abd al-Rahmân bin Mâ‘iz

al-Bakâ`î.133

Gurunya: al-‘Adâ` bin Khâlid bin Hûdah, al-Ja‘îd bin ‘Abd al-

Rahman,‘Âmir bin ‘Abdullah bin al-Zubair, al-Qâsim bin Ibnu ‘Abdullah.

Muridnya: Mûsâ bin Ismâ‘îl.

Terdapat pertemuan dengan muridnya, tidak ditemukan penilaian

para ulama. dikarenakan tidak ada komentar al-jarh dan al-ta‘dîl, maka

dalam menilai Hunaid al-Qasîm, kembali kepada sifat asal manusia yaitu:

baik. maka ia dinilai al-ta‘dîl. Menerima hadis dengan cara حدثنى dan سمعت

Gibtah binti Khālid/ Râbitah

Setelah ditelusuri dalam kitab rijâl hadis, ternyata nama tersebut

tidak ditemukan (majhul), dilihat dari murid-murid yang pernah berguru

kepada ‘Āisah, tidak ada nama Gibtah binti Khālid/ Râbitah, begitu juga

tidak ditemukan sebagai guru Hunaid al-Qasîm.

‘Â`isyah R.a. (Sahabat/Isri Nabi Saw. W. 57 H.)

C. Analisa Sanad

133 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim al-Râzî, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 9, h. 121. Abî HâtimMuhamad bin Hibbân bin Ahmad al-Tamîmî al-Bustî, al-Tsiqât, jilid 5, h. 515. Abî ‘AbdullahIsmâ‘îl bin Ibrâhîm al-Ja‘fî al-Bukhârî, al-Târikh al-Kabîr, jilid 4/2 (Beirût: Dâr al-Fikr, t.t.), h.249.

Page 90: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

77

Setelah diteliti satu persatu periwayat hadis, dapat disimpulkan

bahwa hadis kelima riwayat Ibnu Abî al-Dunyâ da‘îf, karena terdapat

periwayat yang lemah, yaitu pada ‘Ubaidillah al-‘Atakî, dan terdapat

periwayat yang tidak diketahui identitasnya (majhûl), yaitu: Gibtah binti

Khālid/ Râbitah. Begitu juga dengan riwayat al-Khârâ`itî da‘îf, karena

bersambung pada Gibtah binti Khālid/ Râbitah.

F. Hadis ke 6 (Siksaan bagi yang suka menggîbah)

Page 91: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

78

ه ل ك ه ل ال ق يـ فـ ة ا م ي الق م و يـ ه ي ل إ ب ر ا ق ي نـ الد ىف ه ي خ أ م حل ل ك أ ن م خ ي الش و بـ أ ◌ و 134.ج ض ي و ه ل ك ي و ه ل أ ك ي ا فـ ح ه ت ل ك ا أ م ا ك ت ي م

Artinya:“Diriwayatkan Abû al-Syaikh. Barangsiapa yang memakan daging

saudaranya didunia (mengumpatnya) maka pada hari kiamat dihidangkankepadanya dan dikatakan kepadanya: “makanlah bangkai saudaramusebagaimana kamu dahulu memakannya dalam keadaan hidup, lalu diamemakannya. Wajahnya muram dan menjerit”.

Syaik Zain al-Dîn mengutip dari Abû Syaikh. Pelacakan hadis dilakukan

melalui kata-kata isim dan fi‘il yang ada dalam matan hadis, melalui Kitab

Mu‘jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabawi, tidak ditemukan hadis tersebut.

Selanjutnya pelacakan dilakukan melalui awal matan. Melalui kitab al-Jâmi‘ al-

Sagîr, juga tidak ditemukan. Sedangkan melalui kitab Mausû‘ah Atrâf al-Hadîts al-

Nabawî al-Syarîf ditemukan petunjuk sebagai berikut: 135

لیھ لحمھ في االخرةإخیھ فى الد نیا قرب أكل لحمأمن

تحاف السادة المتقینٳ: ٧/٥٣٦حافتٳ

لیھ یوم القیا مةٳخیھ فى الد نیا قرب أكل لحم أمن

مجمع الجوائد: ٨:٩٢مجمع،الترغیب والترھیب: ٣:٥٠٨ترغیب

خیھ فى الد نیا قرب لھ لحمھ في االخرة أكل لحم أمن

الدور المنثور للسیوطى٦:٩٥منثور

لیھ یوم القیا مة فیقا ل لھ كلھ میتاٳخیھ فى الد نیا قرب ٲكل لحم من أ

، فتح البارأل بن حجر: ١٠:٤٧٠فتح، مجمع الجوائد: ٨:٩٢مجمع

ملى اال سفار للعراقىالمغنى عن ح: ٣:١٤٠عر، بن كثیرٳتفسیر : ٧:٣٦٤كثیر

1. Teks hadis

134 Al-Malîbârî. Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd,bab al-Gîbah, h. 72.135 Zaglûl, Mausû‘ah Atrâf al-Hadîts al-Nabawî al-Syarîf, jilid 8, Hal 38-39.

Page 92: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

79

Riwayat Abû Syaikh al-Asbihâni

ا ، ن ي ز د الر ي ز د بن ي م ا حم ي، ن ر و الد اس ب ا الع ي، ن ل د بن ع م اق بن حم ح س ا إ ن ثـ د ح يب ن لان أ ة ر يـ ر ه يب أ ن ، ع راس ي ن ى ب س و م ن اق، ع ح س د بن إ م حم ين ث د ح : ال ق ري ك ب ن ب س ن و يـ

: ة ام ي الق م و يـ ه ل ل ي ق : اي نـ الد يف ل ج الر اب ت غ يـ ل ج الر ان ك اذ إ : (ال ق م ل س و ه ي ل اهللا ع لى ص 136.)ه ل ك ي و ح ي ص ي و ل ك أ ي ل ه ن إ ف . ات ي م ه ل ك ف :اح ه م حل ت ل ك ا أ م ك

Riwayat Ibnu Abî al-Dunyâ.د بن م حم ن ، ع اين ر ة احل م ل س ن ب د م ا حم ن ثـ د ، ح ي م الز ف س و يـ ن ب ي ا حي ن ثـ د ح

م حل ل ك أ ن م : ال ، ق ه ن اهللا ع ى ض ، ر ة ر يـ ر ه يب أ ن ع محمد بن موسى بن يسار،ن اق، ع ح س إ ه ل ك أ ي ا فـ ح ه ت ل ك ا أ م ا، ك ت ي م ه ل ك : ه ل ل ي ق ، ف ة ر خ اآليف ه م حل ه ي ل إ ب ر ا، قـ ي نـ الد يف ه ي خ أ 137.ه ل ك ي و ج ض ي و

Riwayat al-Tabrânî

: ال ، ق ين ي س م ل ان الس د ع د بن م م بن حم د م الص د ب ا ع ن ثـ د ح : ال د، ق مح ا أ ن ثـ د ح ال ق : ال ق ة ر يـ ر ه يب أ ن ع . ار س ي ن ب ى س و م ن اق ، ع ح س د بن إ م حم ن ، ع ة م ل دبن س م ا حم ن ثـ د ح ، ة ام ي الق م و يـ ه ي ل إ ب ر ا قـ ي نـ الد يف ه ي خ أ م حل ل ك أ ن م : (م ل س و ه ي ل اهللا ع لى اهللا ص ل و س ر 138).ح ي ص ي و ه ل ك ي و ه ل ك أ ي ا، فـ ت ي م ه ت ل ك ا أ م ا ك ي ح ه ل ك ه ل ال ق يـ فـ

136 ◌Abû al-Syaikh al-Asbahâni, al-Taubîkh wa al-Tanbîkh, bab dzikru mâ A‘addâ Allâhli Ahli al-Gîbah, hadis no. 205, h. 226-227.

137 Ibnu Abî al-Dunyâ, al-Samt wa Adâb al-Lisân, bab Dzam al-Gîbah wa Dzamihâ, hadisno. 178, h. 125

138 Al-Tabrânî, al-Mu‘jam al-Ausât, jilid 2, hadis no 1677, h. 208.

Page 93: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

80

2. Penelitian Sanad

Page 94: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

81

Abû Syaikh al-Asbihâni (274-369 H.)

Nama lengkapnya: Al-Imâm al-Hâfiz al-Sâdiq, Muhaddits Asbihân,

Abû Muhamad, ‘Abdullah bin Muhamad bin Ja‘far bin Hayyân, dikenal

dengan Abî Syaikh.139Lahir tahun 274 H.

Gurunya: Abî Khalîfah al-Jumahî, ‘Abdân, Abî Ya‘lâ al-Mausilî, Abî

al-Qâsim al-Bagâwî, Abî Bakr bin Abî ‘Âsim.

Muridnya: Ibnu Mandah, Ibnu Mardawiyah, Abû Sa‘ad al-Mâlînî,

Abû Sa‘îd al-Naqqâs, Abû Nu‘aim al-Hâfiz.

Pendapat ulama :140

1. Abû al-Qâsim al-Sûdzarjânî dan Ibnu Mardawiyah: , pengarang

tafsir dan banyak kitab pada bidang hukum dan yang lainnya.

2. Abû Bakar al-Khâtîb: Abû Syaikh متقنا،ثبتا، حافظا

3. Abû Nu‘aim: Salah seorang yang tinggi ilmunya, pengarang pada bidang

hukum dan tafsir, dan mengambil faidah dari guru-gurunya, dan beliau

mengarang selama tujuh tahun, dan ia ثقة

4. Abû Nu‘aim: Beliau meningal akhir bulan Muharam pada tahun 369 H.

Para ulama menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan

cara tahdîts .(حدثنا)

Ishâq bin Muhamad bin ‘Alî (W. 311 H.)

Ishâq bin Muhamad bin ‘Alî bin Sa‘îd al-Madînî dari Mâwâlî al-

Ansâr Abû Ya‘qûb, meninggal Akhir bulan Ramadan tahun 311 H.

meriwayatkan dari Humaid bin Mas‘adah, ‘Amrû bin ‘Alî, mendengar kitab

‘ilal dari Yahyâ bin Ma‘în dari ‘Abbâs al-Dûrî.

139 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 16, h. 276.140 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 16, h. 278-279.

Page 95: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

82

Terdapat pertemuan dengan gurunya, menerima hadis dengan cara نا

Al-‘Abbâs al-Dûrî (185-271 H.)

Nama lengkapnya: al-Imâm al-Hâfiz al-Tsiqat al-Nâqd, Abû al-Fadl,

‘Abbâs bin Muhamad bin Hâtim bin Wâqid al-Dûrî, al-Bagdâdî.141

Gurunya: Ahmad bin Hanbal, Sulaimân bin Dâwud al-Tayâlisî

‘Ubaidillah bin Mûsâ, ‘Affân bin Muslim, Yahyâ Ibnu Ma‘în.

Muridnya: al-Arba‘ah, Ja‘far al-Firyâbî, Ibnu Abî al-Dunyâ,

‘Abdullah bin Muhamad al-Bagawî, ‘Abd al-Rahmân bin Abî Hâtim.

Pendapat ulama:142

1. ‘Abd al-Rahmân bin Abî Hâtim al-Râzî:143 صدوق

2. Al-Nasâ`î dan Maslamah: ثقة

3. Al-Asam: saya tidak melihat syaikh-syaikh yang lebih baik dalam hadis

daripadanya.

4. Yahyâ Ibnu Ma‘în: یقنا و صاحبناصد .

5. Beliau memulainya ketika umur 17 tahun, kemudian dia menguasai

hadis, dan menjadi huffaz di jamannya.

6. Lahir tahun 185 H. Meninggal hari Selasa bulan Safar tahun 271 H.

Para ulama menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan

cara نا

Muhamad bin Yazîd al-Râzî

141 Al-Dzahabî, Siyaru A`lâm al-Nubalâ`, jilid 12, h. 522.142 Al-Dzahabî, Siyaru A`lâm al-Nubalâ`, jilid 12, h. 523-524. Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl

fi Asmâ` al-Rijâl, jilid 14, h.247-248. Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 4, h. 218-219.143 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 6, h. 216.

Page 96: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

83

Setelah ditelusuri dalam kitab rijâl hadis dan târikh, ternyata nama

tersebut tidak ditemukan (majhûl). dilihat dari guru-guru ‘Abbâs al-Dûrî,

dan juga murid-murid Yûnus bin Bukair, tidak ada nama Muhamad bin

Yazîd al-Râzî.

Yûnus bin Bukair (W. 199 H.)

Nama lengkapnya: Al-Imâm, al-Hâfiz, al-Sadûq, Yûnus bin Bukair

bin Wâsil al-Syaibânî, Abû Bakr, Abû Bukair, al-Jammâl al-Kûfî. 144

Gurunya: Abî Ishâq Ibrâhîm bin Yazîd al-Kûfî, Asbât Ibnu Nasr al-

Hamdânî, Muhamad bin Ishâq bin Yasâr, Yûnus bin Abî Ishâq al-Sab‘î.

Muridnya: Ahmad bin Muhamad Ibnu Yahyâ bin Sa‘îd al-Qattân,

Ishâq bin Mûsâ al-Ansârî, Abû Khaitsamah, Yahyâ Ibnu Ma‘în.

Pendapat ulama:145

1. Yahyâ Ibnu Ma‘în: صدوقا

2. Mudr bin Muhamad al-Asadî dan ‘Utsmân bin Sa‘îd al-Dârimî, dari

Yahyâ Ibnu Ma‘în, Muhamad bin ‘Abdullah bin Numair, dan ‘Ubaid bin

Ya‘îsy: قةث

3. Utsmân bin Sa‘îd: لیس بھ بأس

4. Abû Hâtim146: محلة الصدق

5. Al-Nasâ`î: diakhir mengatakan Ibnu Hibbân dan yang

lainnya memperkuat pernyataan al-Nasâ`î.

144 Al-Dzahabî, Siyaru A`lâm al-Nubalâ`, jilid 9, h. 245.145 Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 9, h. 456. Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fi Asmâ`i

al-Rijâl, jilid 32, h. 495-497. Al-Dzahabî, Siyaru A`lâm al-Nubalâ`, jilid 9, h. 246-248.146 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 9, h. 236.

Page 97: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

84

6. Al-Ajrî dari Abî Dâwud: Bagiku dia tidak bisa dijadikan hujjah, dia

mengambil dari Ibnu Ishâq, maka Ibnu Ishâq mengantarkannya pada

berbagai hadis. Dia mendengar dari Ibnu Ishâq dengan pemikiran.

7. Ahmad bin ‘Abdullah al-‘Ijlî: Yûnus bin Bukair , ayahnya

dibawah lindungan Ja‘far, dan sebagian orang melemahkannya.

8. ‘Abd al-Rahmân bin Abî Hâtim:147 ditanyakan pada Abû Zur‘ah apa

yang kau ingkari/ tidak kau sukai darinya? Berkata Abû Zur‘ah: adapun

dalam masalah hadis saya tidak mengetahuinya.

9. Abû Ishâq al-Jûzajânî: perlu ditegaskan kembali dalam urusannya.

10. ‘Alî Ibnu al-Madînî: Saya menulis darinya, tetapi saya tidak

meriwayatkan darinya. Muhamad bin ‘Utsmân bin Abî Syaibah: Saya

berkata pada Yahyâ al-Himmânî: saya tidak menghalalkan riwayat dari

Yûnus.

11. Beliau meninggal tahun 199 H.

Terdapat pertemuan dengan gurunya, para ulama berbeda pendapat

dalam menilainya, menerima hadis dengan cara tahdîts ( ). dalam

menilai Yûnus, penulis menggunakan kaidah: al-ta‘dîl muqaddam ‘alâ al-

jarh. sehinga periwayatan Yûnus bisa diterima.

Muhamad bin Ishâq (W.150/151/152/153 H.)

Nama lengkapnya: Muhamad bin Ishâq bin Yasâr bin Khiyâr,

terkadang disebut Ibnu Kûtsân, al-Madanî, Abû Bakr, terkadang disebut

Abû ‘Abdillah al-Qurasyî al-Muttalibî, al-‘Allâmah al-Hâfiz.148

147 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 9, h. 236.148 Al-Dzahabî, Siyaru A`lâm al-Nubalâ`, jilid 7, h. 33.

Page 98: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

85

Gurunya: Abân bin Sâlih, Abân bin ‘Utsmân bin ‘Affân, Hafs

‘Ubaidillah bin Anas , Humaid al-Tawîl, pamannya Mûsâ bin Yasâr.

Muridnya: Sufyân bin ‘Uyainah, Muhamad bin Salamah al-

Harrânî, Sufyân al-Tsaurî, Yûnus bin Bukair al-Syaibânî.

Pendapat ulama:

1. Muhamad bin Ishâq banyak tadlis dan para Imam mengetahuinya.149

2. Ya‘qûb bin Syaibah: Saya mendengar Ibnu Numair dan menceritakan

Ibnu Ishâq, Jika meriwayatkan dari seseorang yang mendengar darinya

orang-orang yang dikenal, maka hadisnya hasan sadûq, dan jika datang

darinya hadis dari orang-orang yang tidak diketahui (majhûl) maka

hadisnya batal.

3. Al-Bukhârî: Saya melihat ‘Alî bin ‘Abdillah berhujjah dengan hadis

Ibnu Ishâq.

4. Muhamad bin ‘Utsmân bin Abî Syaibah: saya bertanya pada ‘Alî tentang

Muhamad bin Ishâq, berkata ‘Alî: صالح وسط

5. Syu‘bah: Muhamad bin Ishâq pemimpin ahli hadis dalam hafalan.

6. ‘Abbâs al-Dûrî dari Ibnu Ma‘în: ثقة ولیس بحجة

7. Al-‘Ijlî: orang madinah yang ثقة Al-Nasâ`î: لیس بالقوى

8. Ibnu Abî Khaitsamah: saya mendengar Ibnu Ma‘în berkata: Muhamad

bin Ishâq ditanya sekali lagi: berkata ditanya sekali

lagi: .لیس بالقوى Al-Maimûnî dari Ibnu Ma‘în ضعیف

149 Jalâl al-Dîn al-Suyûtî, Asmâ` al-Mudallisîn (Beirût: Dâr al-Jîl, 1992), h. 81.

Page 99: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

86

9. Mâlik: tetapi menurut ‘Alî Ibnu al-Madînî bahwa

Muhamad bin Ishâq Sâlih dan Imâm Mâlik tidak pernah bergaul

dengannya, dan tidak mengenalnya.150

10. Muhamad bin Ishâq terkenal tadlîs dari orang-orang yang lemah dan

majhûl. Ibnu Hajar, membagi tingkatan tadlîs pada 5 tingkatan, dan

Muhamad bin Ishâq termasuk pada kelompok yang keempat.151

11. Al-‘Asqalânî: dan disangka Syi‘ah dan Qadariyah.152 Al-

‘Asqalânî membagi tadlis pada lima tingkat, Muhamad bin Ishâq

dimasukkan pada tingkat keempat.

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya, terdapat perbedaan

para ulama dalam menilainya, menerima hadis dengan cara ‘an‘anah ( ).

Dalam hal ini penulis menyimpulkan riwayat dari Muhamad bin Ishâq tidak

dapat diterima.

Mûsâ bin Yasâr

Nama lengkapnya: Mûsâ bin Yasâr al-Qurasyî al-Muttalibî al-

Madanî. Pamannya Muhamad bin Ishâq bin Yasâr.153

Gurunya: Abî Hurairah. Muridnya: Dâwud bin Qais al-Farrâ`,

‘Ubaidillah bin ‘Umr, Muhamad bin Ishâq bin Yasâr, Abû Ma‘syar Najîh

bin ‘Abd al-Rahmân al-Madanî.

Pendapat ulama:

1. ‘Abbâs al-Dûrî, dari Yahyâ Ibnu Ma‘în: قةث

150 Mahmud Ali Fayyad, Metodologi Penetapan Kesahihan Hadis. Penerjemah A.Zarkasyi Chumaidy (Bandung: Pustaka Setia, 1998), h. 137.

151 Ibn Hajar al-‘Asqalânî, Tabaqât al-Mudallisîn: Ta‘rîf Ahl al-Taqdîs Bimarâtib al-Mausûfîn Bi al-Tadlîs, ( T.tp.: Maktabah al-Minâ`, t.t.), h. 51.

152 Al-‘Asqalânî, Taqrîb al-Taqrîb, jilid 2, h. 502.153 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fi Asmâ`i al-Rijâl, jilid 29, h. 168. Al-‘Asqalânî. Tahdzîb

al-Tahdzîb, jilid 8, h. 432. Al-Dzahabî, Siyaru A`lâm al-Nubalâ`, jilid 5, h. 106. ‘Abd al-Rahmanbin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 8, h. 168.

Page 100: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

87

2. Ibnu Hibbân memasukkannya dalam Kitab al-Tsiqât.

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya. Penilaian ulama

terhadapnya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara ‘an‘anah .(عن)

3. Analisa Sanad

Setelah diteliti satu persatu rawi hadis, hadis keenam riwayat

Abû al-Syaikh al-Asbihânî da‘îf, karena dalam sanadnya ada periwayat

yang majhûl, yaitu Muhamad bin Yazîd al-Râzi. dan salah satu

perawinya ada yang mudallis, yaitu: Muhamad bin Ishâq, sehingga tidak

riwayatnya tidak dapat diterima. Dikarenakan riwayat Ibnu Abî al-

Dunyâ dan al-Thabrâni juga bersambung pada Muhamad bin Ishâq,

maka riwayat Ibnu Abî al-Dunyâ dan al-Thabrânî juga da‘îf.

Page 101: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

88

G. Hadis ke 7 (Siksaan bagi yang tidak menolong terhadap orang yang diumpat)

ذ أ ه ر ص ن ع ي ط ت س ي و ه و ه ر ص ن يـ م ل فـ م ل س امل ه و خ أ ه د ن ع ب ي ت غ إن ا م ي نـ الد يب أ ن ب إو 154.ة ر خ اآلا و ي نـ الد اهللا ىف ه ل

Artinya:“Diriwayatkan Ibn Abî al-Dunyâ Barangsiapa yang saudaranya

yang muslim disebut kejelekannya, lantas tidak menolongnya, padahal diamampu untuk melakukannya, maka Allah merendahkannya diduniamaupun di akhirat”.

Selain merujuk pada kitab yang disebutkan penulis kitab, pelacakan hadis

dilakukan melalui kata-kata isim dan fi‘il yang ada dalam matan hadis, melalui

Kitab Mu‘jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabawi, tidak ditemukan hadis

tersebut. Selanjutnya pelacakan dilakukan melalui awal matan. Melalui kitab al-

Jâmi‘ al-Sagîr hadis ini diriwayatkan oleh Ibn Abî al-Dunyâ dalam Dzam al-

Gîbah dari Anas.155Sedangkan melalui Kitab Mausû’ah Atrâf al-Hadîts al-

Nabawî al-Syarîf, ditemukan data sebagai berikut:156

غتیب عنده أخوه المسلمٳمن

البن حجرالمطلب العالیة٢٧٠٦مطالب ، مشكاة المصابیح٤٩٨٠مشكاة

غتیب عنده أخوه المسلم فلم ینصره ٳمن

اتحاف السادة المتقین للزبیدى٧:٥٤٥إتحاف، الترغیب والترھیب للمنذرى٣:٥١٨ترغیب

الكامل الضعفاء البن عدى١:٣٧٧عدى، لعلى القارىاألسرارالمرفوعة٣٢٢سرارٲ

غتیب عنده أخوه المسلم وھو یقدر على ٳمن

السنة للبغوىشرح ١٣:١٧سنة

A. Teks hadis

Riwayat al-Jurjânî

ى ر و الثـ ر و م ع م ن ع اق ز الر د ب ا ع ن ر بـ خ اد أ مح ن ب ا إ ن ثـ د م ح ي اه ر بـ د بن إ م د بن حم مح ا أ ن ثـ د ح ،م ل س امل ه و خ أ ه د ن ع ب ي ت غ إن م : (ال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم ق س ن أ ن ع ان ب أ ن ع

154 Al-Malîbârî. Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd ,b ◌âb al-gîbah, h. 72.155 Al-Suyûtî, al-Jâmi‘ al-Sagîr fî Ahâdîts al-Basyîr wa al-Nadzîr, Juz 2, hadis no. 8489,

h. 577.156 Zaglûl, Mausû‘ah Atrâf al-Hadîts al-Nabawî al-Syarîf, jilid 8, Hal 121.

Page 102: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

89

،ه ر ص ن فـ ه ت ر ص ن اع ط ت س ف اهللا يف الد نـيا وآلخرة فـلم يـنصره، أدركه اهللا يف الد نـيا ه ر ص ن 157.)وآلخرة

Riwayat al-Bagawî

د ي ا مح ، ن اين ي الر ر ف ع ج و بـ ا أ ، ن ا ين ع م ر الس و ص ن م و بـ ا أ ن ، أ ي ح ي ل امل د اح الو د ب ا ع ن ر بـ خ أ ن ب س ن أ ن ع : اش ي ع يب أ ن ب ان ب أ ن ، ع ش◌ اي ع ن ل ب ي ع مس ا إ ، ن اس ي إ يب أ ن ب م د ا آ، ن ة ي و جن بن ز

ر د ق يـ و ه ، و م ل س امل ه و خ أ ه د ن ع ب ي ت غ إن م : (ل و ق يـ م ل س و ه ي ل اهللا ع لى ص يب الن ت ع مس : ال ق ك ال م 158.)ة ر خ آلا و ي نـ الد اهللا يف ه ر ص ، ن ه ر ص ن ، فـ ه ر ص ى ن ل ع

بد ا ع◌ ، ن ي اد م ا الر ، ن ار ف ل الص ي اع مس ا إ ن ر بـ خ ، أ ان ر ش ب ن ب ا ا ن ، أ ي ا حل ا الص ن ر بـ خ أ و 159.ه ل ث م ه اد ن س إ ب ان ب أ ن ع ي ر و الثـ و ر م ع ا م ن ، أ ق ز الر

Riwayat Ibnu Abî al-Dunyâ

ن ة، ع م ل س ن ب اد مح ن ، ع ف و ع ن ب د ه ا فـ ن ثـ د ، ح اق ح س إ و بـ أ د اش ر ن م ب ي اه ر بـ إ ين ث د ح نيب، صلى ن ال، ع ه ن اهللا ع ي ض ك، ر ال س بن م ن ن أ ، ع س ن أ ن ء ب ال ن الع ع ة ر ص الب ل ه أ ن خ م ي ش

ه ك ر د أ ه ر ص ن ع ي ط ت س ي و ه ، و ه ر ص ن يـ م ل فـ ،م ل س امل ه و خ أ ه د ن ع ب ي ت غ إن م : (اهللا عليه وسلم، قال 160.)ة ر خ آلا و ي نـ الد اهللا يف

Riwayat al-Bukhârî (al-Adâb al-Mufrad)

ن ، ع ث ار احل ن ب ري ث ك ن ، ع ح ال ص ن ب ة ي و ا ع م ين ث د ح : ال ق ح ال ص ن اهللا ب د ب ا ع ن ثـ د ح ، ه ر ص ن ، فـ ن م ؤ م ه د ن ع ب ي ت إغن م ((: ل و ق يـ د ب ع م أ ن إ ت ع ، مس ي ام ن الش مح الر د ب ع ن ب م اس الق الد ا يف ه از ج ،ه ر ص ن يـ م ل ، فـ ن م ؤ م ه د ن ع ب ي ت غ إن م و . ة ر خ آلا و ي نـ الد ا يف ر يـ اخ اه ز ج . ه اب ت اغ د ق ، فـ م ل ع ا يـ م ه ي ف ال ق ن إ : ن م ؤ م اب ي ت ن اغ ا م ش ة م ق ل د ح أ م ق تـ ا ال م و . اش ة ر خ آلا و ي نـ 161.))ه ت ه بـ د ق ، فـ م ل ع يـ ا ال مب ه ي ف ال ق ن إ و

157 Abî Ahmad ‘Abdullah bin ‘Adî al-Jurjânî, al-Kâmil fî al-Du‘afâ` al-Rijâl, juz1,cetakan ke 3, (Beirût: Dâr al-Fikr, 1988), h. 385-386.

158 Muhamad al-Husain bin Mas‘ûd al-Bagawî, Syarh al-Sunnah, juz 7 kitâb al-Bir wa al-Salah, bâb al-dzâb ‘an al-Muslimîn, hadis no. 2424, (Beirut: Dâr al-Kitab al-‘Ilmiyah, t.t.), h. 495.

159 Al-Bagawî, Syarh al-Sunnah, juz 7 kitâb al-Bir wa al-Salah, bâb al-dzâb ‘an al-Muslimîn, hadis no. 2425, h. 495.

160 Ibnu Abî al-Dunyâ, Al-Samt wa Adâb al-Lisân, Bâb Dzâb al-Muslim ‘an ‘Irdi Akhîhi,hadis no. 243, h. 149.

161 Muhamad bin Ismâ‘îl al-Bukhârî. Al-Adâb al-Mufrad, hadis no 734, (Beirût: Dâr al-Kitab al-‘Ilmiyah, t.t.), h. 219.

Page 103: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

90

Page 104: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

91

B. Penelitian Sanad

Ibn Abî al-Dunyâ162

Ibrâhîm bin Râsad Abû Ishâq

Ibrâhîm bin Râsyad al-Adamî al-Basrî, Syaikh Muhamad bin Makhlad.

Al-Khatib mensiqahkannya. Dan Ibnu ‘Adî meragukannya.163

Gurunya: Muhamad bin Sâbiq, Muhamad bin Khâlid Ibnu ‘Atsmah,

Abî ‘Âsim, Yahyâ bin Hamâd, Abî Zaid al-Nahwî, Muhamad bin Bilâl,

Husain bin Hafs, Muhamad bin ‘Ar‘arah. Kami menuliskan darinya di

Bagdad, dia .صدوق164

Ibnu Hibbân dalam al-Tsiqât: Ibrâhîm bin Râsyad al-Adamî al-Basrî,

menerima hadis di Bagdad, meriwayatkan dari: Abî ‘Âsim, al-Ansârî, dia

sering ikut Majelis Yahyâ bin Ma‘în, kemudian meriwayatkan ke orang-orang

‘Iraq.165

Terdapat perbedaan para ulama dalam menilainya (al-jarh dan al-

ta‘dîl), dalam hal ini kaidah yang digunakan: al-ta‘dîl muqaddam ‘alâ al-jarh.

menerima hadis dengan cara tahdîts .(حدثنا)

Fahad bin ‘Auf

Nama lengkapnya: Zaid bin ‘Auf, dikatakan Fahad bin ‘Auf, laqab

Basrî. Kunyahnya Abî Rabî‘ah.166

Gurunya: Hamâd bin Salamah, Syarîk. Muridnya Abû Hâtim,

Muhamad Bin al-Junaid.

162 Sudah dibahas di halaman 28.163 Syams al-Dîn Muhamad bin Ahmad al-Dzahabî, Mîzân al-I‘tidâl fî Naqtadi al-Rijâl,

jilid 1, ( Beirût: Dâr al-Kutudb al-‘Ilmiyah, 1995), h. 149. Ahmad bin ‘Alî bin Hajar al-‘Asqalânî,Lisân al-Mîzân, jilid 1, (Beirût : Makatabah al-Matbû‘ah al-Islâmiyyah, 2002), h. 277.

164 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 2, h. 99.165 Ibnu Hibbân, al-Tsiqât, jilid 8, h. 84166 Al-‘Asqalânî, Lisân al-Mîzân, jilid 6, h. 362.

Page 105: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

92

Pendapat ulama:167

1. Ibnu al-Madîniî: .كذاب Abû Zur‘ah: disangka maling hadis. Meninggal hari

Senin ke 4 bulan Muharam tahun 219.

2. Muslim dan al-Fallâs meniggalkannya. Al-‘Ijlî: dia orang yang

meriwayatkan dari Fudail. البأس بھ

3. Meriwayatkan kepada kami Muhamad bin ‘Alî, meriwayatkan ‘Utsmân

bin Sa‘îd berkata Saya berkata pada Yahyâ tentang Abû Rabî‘ah, berkata

Yahya: Saya tidak mendapat ilmu darinya, saya tidak mengenalnya, maka

saya tidak menulis darinya, yakni: Zaid bin ‘Auf al-Basrî.

4. ‘Amru bin ‘Alî: Abû Rabî‘ah teman Abî ‘Awânah, متروك الحدیث

5. ‘Affân memberitakan pada kami, berkata: suatu hari Fahad berkata pada

saya, saya menemukan kitab yang terdapat hadis dari ‘Abî ‘Awanah.

6. Dari al-Junaid, dari al-Bukhârî berkata: Abû Rabî‘ah Zaid bin ‘Auf

dikatakan Fahad bin ‘Auf, ditinggalkan ‘Ali dan yang lainnya.

7. Ibnu ‘Adî: Abû Rabî‘ah banyak riwayatnya dari Abû ‘Awânah, dia

terkenal di orang-orang Basrah dia sendiri menerima langsung dari Abî

‘Awanah dan yang lainnya.

Terdapat pertemuan dengan gurunya. Para ulama berbeda pendapat

dalam menilainya. dalam hal ini, kaidah yang digunakan al-jarh muqaddam

‘alâ al-ta‘dîl. Menerima hadis dengan cara ‘an‘anah .(عن)

Hammâd bin Salamah (W. 167 H.)

Nama lengkapnya: Hammâd bin Salamah bin Dînâr al-Basrî, Abû

Salamah. Syaikh al-Islâm. 168

167 Al-‘Asqalânî, Lisân al-Mîzân, jilid 6, h. 362. Al-Dzahabî, Mîzân al-I‘tidâl, jilid 5, h.444. Al-Jurjânî, al-Kâmil fî al-Du‘afâ` al-Rijâl, juz 3, h. 210-211

Page 106: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

93

Gurunya: Ibnu Abî Mulaikah, Tsâbit al-Bunânî, ayahnya Salamah bin

Dînâr, Muhamad Ishâq bin Yasâr, Qatâdah.

Muridnya: Âdam bin Abî Iyâs, Ishâq bin Mansûr al-Salûlî, ‘Abdullah

Ibnu al-Mubârak, ‘Affân bin Muslim, Yahyâ bin Sa‘îd al-Qattân.

Pendapat ulama:169

1. Ahmad berkata: Hammâd bin Salamah adalah orang yang paling teguh

lebih teguh daripada Ma‘mar. Dia juga berkata tentang dua Hamâd, tidak

seorangpun dari keduanya, kecuali siqah.

2. Abû Talib: Hammâd adalah orang yang paling tahu dan sah tentang hadis

Humaid.

3. Ishâq bin Mansûr dari Ibnu Main: ثقة Al-Dzahabî: salah duga.170 ,ثقة

4. Ibnu al-Madînî: Tak ada orang yang teguh lebih teguh daripada Hammâd.

5. Hajjaj bin al-Minhal berkata: Kami meriwayatkan dari Hammâd bin

Salamah, dia termasuk Imam/pemuka Agama.

6. Sulaimân bin Harb : Meninggal bulan Dzulhijjah tahun 167 H.

Penilaian para ulama terhadapnya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis

dengan cara ‘an‘anah .(عن)

Syaikh min Ahlil Basrah (mubham)

Al-‘Alâ` bin Anas (Majhûl)

Setelah melacak di berbagai kitab rijâl hadis, dan juga kitab tarikh,

tidak ditemukan nama al-‘Alâ` bin Anas (majhûl). Menerima hadis dengan

cara ‘an‘anah .(عن)

168 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 7, h. 444.169 Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 2, h. 424-425.170 Al-Dzahabî, Mîzân al-I‘tidâl fî Naqtadi al-Rijâl, jilid 2, h. 360.

Page 107: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

94

C. Analisa Sanad

Setelah diteliti satu persatu periwayat hadis ketujuh melalui riwayat

Ibnu Abî al-Dunyâ da‘îf. Dikarenakan dalam sanadnya terdapat periwayat

yang dinilai negatif (al-jarh), yaitu: Zaid bin ‘Auf atau Fahad bin ‘Auf . Dan

juga terdapat periwayat yang mubhâm, yaitu: Syaikh min Ahlil Basrah, dan

periwayat yang majhûl (tidak diketahui identitasnya), yaitu: Al-‘Alâ` bin

Anas.

B. Penelitian Sanad

Al- Bagawî (W. 516 H.)

Nama lengkapnya: Al-Syaikh al-Islâm, al-‘Allâmah al-Qudwah al-

Hâfiz, Syaikh al-Islâm, Muhyi al-Sunah, Abû Muhamad al-Husain bin Mas‘ûd

bin Muhamad al-Farâ` al-Bagawî al-Syâfi‘î al-Mufassir.171

Gurunya: Abî ‘Amr ‘Abd al-Wâhid bin Ahmad al-Malîhî, Ya‘qûb

bin Ahmad al-Sairafî, Hassan al-Manî‘î, Ahmad bin Abî Nasr al-Kûfânî.

Muridnya: Abû Mansûr Muhamad bin As‘ad al-‘Attârî, Abû al-Futûh

Muhamad bin Muhamad al-Tâ`î.

Pendapat ulama:172

1. Al-Bagawî laqab Muhyi al-Sunah, sayyid imam, yang berilmu, zuhd

menganggap cukup yang ada, makan roti saja, kemudian dikritik dengan

itu semua, maka dia menambahkan minyak zaitun, bapaknya dia

pengembala keledai dan menjualnya, diberkati dalam mengarang, diberi

rijki atas penerimaan yang sempurna (diterima tulisannnya), karena

171 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 19, h. 439.172 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 19, h. 441-442.

Page 108: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

95

bermaksud baik, dan niat benar, berlomba-lomba para ulama dalam

menghasilkannya, tidak mengajar kecuali dalam keadaan suci,

pakaiannnya pertengahan/ biasa-biasa saja, mengenakan baju tenun/

tekstil, sorban kecil sesuai dengan yang dilakukan salaf, dalam keadaan

apapun beliau faham mendalam ilmu tafsir sejak lama, luas dalam fikih.

Semoga Allah merahmatinya.

2. Meninggal di kota Marwa al-Rûdz bagian kota di Khurasan, pada bulan

Syawal tahun 516 H, dan dikuburkan disamping gurunya al-Qâdî Husain,

usianya 77 tahun, semoga Allah merahmatinya.

Terdapat pertemuan dengan gurunya, penialian ulama terhadapnya positif

(al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara takhbir .(أخبرنا)

‘Abd al-Wâhid al-Malîhî (W. 463 H.)

Nama lengkapnya: al-Syaikh al-Sadûq, Musnid Hirâh, Abû ‘Amr ‘Abd

al-Wâhid bin Ahmad bin Abî al-Qâsim bin Muhamad bin Dâwud Abî Hâtim

al- Malîhî al-Harawî.173

Gurunya: Abâ Muhamad al-Makhladî, Abâ al-Husain al-Khaffâf, ‘Abd

al-Rahmân bin Abî Syuraih, Muhamad bin Muhamad bin Sam‘ân, Jamâ‘ah.

Muridnya: Muhyi al-Sunnah Abû Muhamad al-Bagawî, Khalaf bin

‘Atâ al-Mâwardî, Ismâ‘îl bin Mansûr al-Maqrâ`î.

Pendapat ulama:

1. Al-Mu`tamin al-Sâjî: ثقة صا لح

2. Al-Husain bin Muhamad al-Kutbî: Meninggal pada bulan Jumâdi al-

Âkhir, tahun 463 H.

173 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 18, h. 255.

Page 109: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

96

Terdapat pertemuan dengan muridnya, penilaian ulama terhadapnya

positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara takhbir .(أنا)

Abû Mansûr al-Sam‘anî (L. 426 H.)

Nama lengkapnya: al-Imâm al-‘Allâmah, Muftî Khurâsan, Syaikh al-

Syafi‘iyah, Abû al-Muzaffar Mansûr Ibnu Muhamad bin ‘Abd al-Jabâr bin

Ahmad al-Tamîmî, al-Sam‘anî, al-Marwazî, al-Hanafî, al-Syâfi‘î.174

Lahir tahun 426 H.

Gurunya: Abâ Gânim Ahmad bin ‘Alî al-Kurâ‘î, Abâ Bakr bin ‘Abd

al-Samad al-Turabî, Tâifah, ‘Abd al-Samad bin al-Ma`mûn, Tabaqtah.

Muridnya: anak-anaknya, ‘Amru bin Muhamad al-Sarkhasî, Ismâ‘îl

bin Muhamad al-Taimî, Abû Nasr al-Gâzî, Abû Sa‘ad bin al-Bagdâdî.

Pendapat ulama:175

1. Dalam tulisan Abû Ja‘far: Saya mendengar Imam al-Haramain berkata:

andaikan fikih itu baju yang terlipat, maka Abû al-Muzaffar al-Sam‘anî

lukisannya.

2. Al-Imâm Abû ‘Alî bin al-Saffâr: Jika saling berpandangan dengan Abâ al-

Muzaffar, seperti saya melihat dari pemimpin tabi‘in, dari apa yang saya

lihat dari bekas kesalehan.

3. Abû Sa,ad dari Abû al-Wafâ` ‘Abdullah bin Muhamad dari Abû Bakr

berkata: Tidaklah aku menghafal sesuatu kemudian melupakannya.

Para ulama menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara

tahdîts .(نا)

174 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 19, h. 114.175 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 19, h. 118-119.

Page 110: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

97

Abû Ja‘far al-Rayânî (180-247/248/251 H.)

Nama lengkapnya: al-Hâfiz al-Muhaddits, Abû Ja‘far Muhamad bin

Ahmad bin Abî ‘Aun al-Nusawî al-Rayânî.176

Gurunya: ‘Alî bin Hujr, Ahmad bin Ibrâhîm al-Dauraqî, Ibrâhîm bin

Sa‘îd al-Jauharî, Humaid bin Zanjawiyah.

Muridnya: Yahyâ bin Mansûr al-Qâdî, Sulaimân al-Tabranî, Muhamad

Ibnu Muhamad bin Sam‘ân, Abû Ahmad bin ‘Adî.

Pendapat ulama: al-Khâtib mensiqahkannya.

Humaid bin Zanjawiyah

Nama lengkapnya: al-Imâm al-Hâfiz al-Kabîr, Humaid bin Makhlad

bin Qutaibah bin ‘Abdullah al-Azdî, Abû Ahmad Zanjawiyah al-Nasâ`î.177

Gurunya: Sulaimân bin Harb, Abî ‘Âsim al-Dahhâk bin Makhlad, ‘Alî

Ibnu al-Madînî, Abî Nu‘aim, Muhamad bin Yûsuf al-Firyabî.

Muridnya: Abû Dâwud, al-Nasâ'î, ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal,

Abû Ja‘far Muhamad bin Ahmad bin ‘Abd al-Jabâr al-Rayânî.

Pendapat ulama:178

1. Dia salah seorang imam yang mujawwad (orang baik).

2. Al-Nasâ`î: ثقة Abû Bakr al-Khatîb: ثقة ثبتاحجة Abû Hâtim: صدوق 179

3. Lahir pada waktu perang Hudud tahun 180 H., meninggal tahun 247 H.

4. Abû al-Qâsim dalam Syuyûkh al-Nabal: meninggal tahun 251/248 H.

176 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 14, h. 433-434.177 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 12, h. 19.178 Al-Mizi, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl, jilid 7, h. 392-393. Al-Dzahabî, Siyaru

A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 12, h.20-21. Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 2, h. 462.179 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 3, h. 223.

Page 111: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

98

5. Diakhir umurnya menyebarkan ilmunya sampai ke Mesir, kemudian

keluar, kemudian meninggal, pada usia 51 tahun. Dia Sahih pada saat

wafatnya.

Terdapat pertemuan dengan muridnya, para ulama menilainya positif

(al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara tahdîts .(نا)

Âdam bin Abî Iyâs (W. 220/221 H.)

Nama lengkapnya: ‘Abd al-Rahmân bin Muhamad, terkadang disebut

Nâhiyah bin Syu‘aib al-Khurasânî al-Marrûdzî, Abû al-Hasan al-‘Asqalânî.180

Gurunya: Isra`îl bin Yûnus, Ismâ‘îl bin ‘Ayyâsy, Baqiyyah bin al-

Walîd, Hammâd binSalamah, ‘Abdullah Ibnu al-Mubârak.

Muridnya: al-Bukhârî, al-Dârimî, anaknya Abû Zur‘ah ‘Abd al-

Rahmân bin ‘Amru al-Dimasyqî, Abû Hâtim al-Râzî.

Pendapat ulama: 181

1. Abû Dâwud: ثقة

2. Ibnu Ma‘în: ثقة , terkadang meriwayatkan dari orang-orang yang da‘îf.

3. Abû Hâtim: ثقة مأمون ahli ibadah, orang pilihan dari para hamba Allah.

4. Al-Nasâ`î: .ال بأس بھ

5. Meninggal pada masa Khilafah Abî Ishâq bin Hârûn, pada bulan Jumadil

Akhir tahun 220 H. Abû Zur‘ah al-Dimasyqî meninggal tahun 221 H.

Para ulama menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara

tahdîts .(نا)

180 Al-Mizi, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl, jilid 2, h. 301. al-‘Asqalânî. Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 1, h. 116.

181 Al-Mizi, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl, jilid 2, h. 304-307. Al-‘Asqalânî,Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 1, h. 116-117.

Page 112: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

99

Ismâ‘îl bin ‘Ayyâsy (L. 108 H.)

Nama lengkapnya: al-Hâfiz al-Imâm Muhaddits al-Syâm, Ismâ‘îl bin

‘Ayyâsy bin Sulaim al-‘Ansî, Abû ‘Utbah al-Himsî.182

Lahir tahun 108.

Gurunya: Zaid bin Aslam, al-Hajjâj bin Artah al-Kûfî, Sufyân al-

Tsaurî, Sulaimân al-‘Amasyî, Sâlih bin Kaisân, Safwân bin ‘Umar al-Saksakî.

Muridnya: Sufyân al-Tsaurî, ‘Abd al-Razzâq bin Hammâm, ‘Abdul

Wahhâb bin Najdah al-Hautî, Hannâd al-Syarî, Yahyâ Ibnu Ma‘în.

Pendapat ulama: 183

1. Ahmad bin Sa‘ad bin Abî Maryam dari ‘Alî Ibnu al-Madînî: dua orang

yang memiliki hadis di negerinya yaitu: Ismâ‘îl bin ‘Ayyâsy dan

‘Abdullah bin Lahî‘ah.

2. Al-Fadl bin Ziyâd dari Ahmad bin Hanbal: tidak seorang pun yang lebih

layak meriwayatkan hadis orang-orang Syam daripada Ismâ‘îl bin

‘Ayyâsy dan al-Walîd bin Muslim.

3. Sulaimân bin Ahmad al-Wâsitî: Saya mendengar Yazîd bin Hârûn berkata:

Saya tidak melihat orang Syam juga Iraq yang lebih hafal daripada Ismâ‘il

bin ‘Ayyâsy.

4. Utsmân bin Sa‘îd al-Dârimî dari Yahyâ bin Ma‘în: أرجو أن ال یكون بھ بأس

5. Al-Nasâ`î:184 ضعیف

6. Ismâ‘îl bin ‘Ayyâsy ثقة dan diakhir لیس بھ بأس

7. Abû Dâwud: Saya bertanya pada Ahmad bin Hanbal tentang Ismâ‘îl bin

‘Ayyâsy berkata Ahmad: dia tidak meriwayatkan dari guru-gurunya. Abû

182 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 8, h. 312.183 Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 1, h. 332-335.184 Al-Nasâ`î, al-Du‘afâ wa al-Matrûkîn, h. 49.

Page 113: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

100

Dâwud berkata: apakah guru-gurunya orang Syam? Betul. Adapun yang

diriwayatkan dari selain orang Syam maka munkar.

8. Ismâ‘îl bin ‘Ayyâsy dianggap mudallis oleh Ibnu Hibbân. Dikelompokkan

pada mudallis kelompok ketiga oleh Ibnu Hajar.185

Para ulama berbeda pendapat dalam menilainya. Menerima hadis

dengan cara ‘an‘anah .(عن)

Abân bin Abî ‘Ayyâsy (W. 138 H.)

Nama lengkapnya: Abân bin Abî ‘Ayyâsy. Fairûz, terkadang Dînâr,

Maulâ ‘Abd al-Qais, al-‘Abdî, Abû Ismâ‘îl al-Basrî.186

Gurunya: Anas bin Mâlik, ‘Ata` bin Abî Rabâh, Muslim bin Yasâr,

Sa‘îd bin Jubair, Abî Nadrah al-‘Abdî.

Muridnya: Hammâd bin Salamah, Sufyân al-Tsaurî, Fudail bin ‘Iyâd,

Ma‘mar bin Râsyid, Abû Hanîfah al-Nu‘mân bin Tsâbit, Yazid bin Hârûn.

Pendapat ulama:187

1. ‘Amru bin ‘Alî: متروك الحدیث، رجل صالح diakhir mengatakan jangan

meriwayatkan darinya.

2. Ahmad bin Hanbal: Jangan menulis darinya, dia itu منكر الحدیث

3. Mu‘âwiyah bin Sâlih dari Yahyâ bin Ma‘în: ضعیف

4. Abû Bakr bin Abî Khaitsamah dari Yahyâ: لیس حدیثھ بشیئ

5. Abû Hâtim al-Râzî: متروك الحدیث، رجال صالحا akan tetapi dia mendapat

cobaan rusak hafalannya.

185 Ibn Hajar al-‘Asqalânî, Tabaqât al-Mudallisîn: Ta‘rîf Ahl al-Taqdîs Bimarâtib al-Mausûfîn Bi al-Tadlîs, h. 51.

186 Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 1, h. 122. Al-Mizi, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ`al-Rijâl, jilid 2, h. 19.

187 Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 1, h. 123-124. Al-Mizi, Tahdzîb al-Kamâl fîAsmâ` al-Rijâl, jilid 2, h. 20-22.

Page 114: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

101

6. Al-Nasâ`î: 188 متروك الحدیث di akhir mengatakan: لیس بثقة، وال یكتب حدیثھ

7. Mâlik bin Dînâr: Abân bin Abî ‘Ayyâsy bagus bacannya.

8. Ayûb: Kami tidak mengenalnya kecuali dengan kebaikan.

9. Abân bin Abî ‘Ayyâsy meninggal awal Rajab tahun 138 H.

Terdapat pertemuan dengan gurunya. Para ulama berbeda pendapat

dalam menilainya. Dalam hal ini kaidah yang digunakan adalah: al-jarh

muqaddam al-ta‘dîl. Maka riwayat Abân bin Abî ‘Ayyâsy tidak dapat

diterima. menerima hadis dengan cara ‘an‘anah .(عن)

Anas bin Mâlik (Sahabat W. 93 H.)

C. Analisa Sanad

Setelah diteliti satu persatu periwayat hadis, hadis ketujuh riwayat Al-

Bagawî, melalui jalur ‘Abd al-Wâhid al-Malîhî da‘îf. Karena terdapat rawi

yaitu Abân bin Abî ‘Ayyâsy yang dinilai matrûk dan munkar.

Dikarenakan riwayat Al-Bagawî yang melalui al-Sâlihî, dan juga riwayat al-

Jurjâni melalui Abân bin Abî ‘Ayyâsy, maka riwayat inipun da‘îf.

188 Al-Nasâ`î, al-Du‘afâ wa al-Matrûkîn, h. 45. Al-‘Asqalânî, Taqrîb al-Tahdzîb, jilid 1,h. 24.

Page 115: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

102

H. Hadis Kedelapan (Perumpamaan menggîbah)

ح ي ر ت ع ف تـ ار ف م ل س و ه ي ل ع ى اهللا ل ص يب الن ع ا م ن ك ال ق اهللا د ب ع ن ب ر اب ج ن د ع مح أ و ؤ امل ن و ابـ ت غ يـ ن ي ذ ال ح ي ر ه ذ ه ح ي الر ه ا هذ م ن و ر تـ أ م ل س و ه ي ل ع ى اهللا ل ص ال ق فـ ة ن ت ن م 189.ني ن م

Artinya:“Diriwayatkan Ahmad dari Jâbir bin Abdillah, Kami pernah

bersama Nabi Saw., lantas ada bau busuk yang melambung ke angkasa.Nabi saw bersabda: “tahukah kamu bau busuk apakah ini? Ini adalah baubusuk orang-orang yang mengumpat orang-orang mu`min”.

Pelacakan hadis dilakukan melalui kitab Mu‘jam al-Mufahras li Alfâz al-

Hadîts al-Nabawî. Melalui kata ریح ditemukan data sebagai berikut:

190ین یغتا بون المؤ من ینھذه ریح الذ

٣:٣٥١حم

Sedangkan pelacakan melalui awal matan sebagai berikut:

191أ تدرون ما ھذه؟ الریح ھذه ر یح الذین یغتا بون

٩٦: ٦، منثور ٥٢٨: ٧، إتحاف ٩١: ٨، مجمع ٣٦٣: ٧كثیر ،٥١١: ٣ترغیب ،٣٥١: ٣حم

1. Teks Hadis

anbalHmad binhRiwayat A

يب أ ىل و م ل اص ا و ن ثـ د ح ىب ا ىن ث د د ح م الص د ب ا ع ن ثـ د ح ىب ا ين ث د اهللا ح د ب ا ع ن ثـ د ح ع ا م ن ك : ال ق . اهللاد ب ع ن ب ر ا ب ج ن ع ع اف ن ن ب ة ح ل ط ن ة ع ط ف ر ع ن ب د ا ل خ ىن ث د ح ة ن يـ يـ ع : م ل س و ه ي ل اهللا ع لى ول اهللا ص س ر ال ق فـ . ة ن ت ن م ة ف يـ ج ح ي ر ت ع ف تـ ار ف م ل س و ه ي ل اهللا ع لى ص يب الن 192.)ني ن م ؤ امل ن و ا بـ ت غ يـ ن ي الذ ح ي الر ه ا هذ م ن و ر د ت أ (

189 Al-Malîbârî. Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd,bâb al-Gîbah, h. 73.190 Wensinck dan Mensing, Mu‘jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabawî, Jilid 5, h.

29.191 Zaglûl, Mausû’ah Atrâf al-Hadîts, jilid 1, h. 72.192 Ahmad bin Hanbal, Musnad, jilid 3, h.351.

Page 116: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

103

Riwayat Ibnu Abî al-Dunyâ

ل اص و ين ث د ح و : ل اق يب أ ين ث د ، ح ث ار الو د ب د بن ع م الص د ب ا ع ن ثـ د ة، ح م ث ي ا خ ن ثـ د ح اهللا، د ب ع ن ب ر ا ب ج ن ، ع ع اف ن ن ب ة ح ل ط ن ة، ع ط ف ر ع ن ب د ا ل خ ين ث د ح : ال ق ة ن يـ يـ ع يب أ ىل و م ، ة ن ت ن م ح ي ا ر ن ل ت ع ف تـ ار ، ف م ل س و ه ي ل اهللا ع لى ص ل اهللا و س ر ع ا م ن ك : ال ا ق م ه نـ اهللا ع ي ض ر ن و ابـ ت غ يـ ن ي الذ ح ي ر ه ؟ هذ ح ي الر ه ا هذ م ن و ر د ت أ : م ل س و ه ي ل اهللا ع لى ل اهللا ص و س ر ال ق فـ 193.ني ن وءم امل

Riwayat Abû Syaikh al-Asbihâni

ن ب ك ال ان م س غ و بـ ا أ ان، ن م ث د بن ع مح ا أ ىي، ن جي د ر ن البـ و ار د بن ه مح ا أ ن ثـ د ح اهللا لى ص يب الن ع ا م ن ك : ال ق ر اب ن ج ان، ع ي ف س يب ن أ ، ع ش م ع ن األ ل، ع ي ائ ر س ا إ ل، ن ي اع مس إ ا م و قـ ن إ : (ال ل اهللا؟ ق و س ا ر ح ي ي الر ه ا هذ م : ان ل ق ، فـ ة ن ت ن م ح ي ر ت ا ج ه فـ ر ف س يف م ل س و ه ي ل ع 194.)م ه و ابـ ت اغ ف ني ن م ؤ امل ن ا م م و قـ م ه د ن ع ر ك ذ ني ق اف ن امل ن م

ل اص و ن ، ع يب أ ين ث د ح : ال د ق م الص د ب ع ان ة، ثـ ب ال ق و بـ ا أ ن ، ثـ ل ه س ن ب ر م ا ع ن ثـ د ح ا ن ك : ال اهللا ق د ب بن ع ر اب ج ن ع ع اف ن ن ة ب ح ل ط ن ة ع ط ف ر ع ن ب د ال خ ن ، ع ة ن يـ يـ ع ىب أ ىل و م 195.ه و حن ر ك ذ ف ة ن ت ن م ح ي ر ت ج اه فـ م ل س و ه ي ل اهللا ع لى ص ل اهللا و س ر اب ب لى ع

بن ك ال ا م ن م، ثـ ي اه ر بـ ن بن إ س د بن احل م ا حم ن ب، ثـ و يـ اس بن أ ب د بن الع م ا حم ن ثـ د ح اهللا و ل س ر ع ا م ن ك : ال ق ر اب ج ن ان، ع ي ف س يب ن أ ، ع ش م ع ن األ ل، ع ي ائ ر س ا إ ل، ن ي اع مس إ

ن ا م م و قـ ن ، إ ح ي الر ه هذ ت اج ا ه من إ : (ال ق فـ . ة ن ت ن م ح ي ر ت ا ج ه فـ م ل س و ه ي ل اهللا ع لى ص 196.)مه و ابـ ت غ اف ني ن م ؤ امل ن ا م م و ا قـ و ر ك ، ذ ني ق اف ن امل

، يب ا أ د، ن م الص د ب ا ع ن بن أشكيب، ثـ ني س احل ن ب د م حم اس، نا ب د بن الع م ا حم ن ثـ د ح :ال ، ق ر ا ب ج ن ، ع ع ف ان ن ة ب ح ل ط ن ة ع ط ف ر ع ن ب د ا ل خ ن ع ،ة ن يـ يـ ع يب أ ىل و م ل اص و ن ع 197.)ه ل ثـ م ر ك ذ ف م ل س و ه ي ل اهللا ع لى ص ل اهللا و س ر ع ا م ن ك (

193 Ibnu Abî al-Dunyâ, al-Samt wa Adâb al-Lisân, bâb Tafsîr al-Gîbah, hadis no. 215, h.138.

194 Abû al-Syaikh al-Asbihâni, al-Taubîkh wa al-Tanbîkh, bâb al-nahyu ‘an al-gîbah wamâ jâ`a fîhi, hadis no. 175. h. 208.

195 Abû al-Syaikh al-Asbihâni, al-Taubîkh wa al-Tanbîkh, bâb al-nahyu ‘an al-gîbahwamâ jâ`a fîhi, hadis no. 176, h. 209.

196 Abû al-Syaikh al-Asbihâni, al-Taubîkh wa al-Tanbîkh, bâb dzikru mâ a‘addâ Allâhliahli al-gîbah, hadis no. 203. h. 226.

197 Abû al-Syaikh al-Asbîhâni, al-Taubîkh wa al-Tanbîkh, bâb dzikru mâ a‘addâ Allâhliahli al-îbah, hadis no. 204. h. 226.

Page 117: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

104

Riwayat al-Bukhârî (Kitab al-Adâb al-Mufrad)

ين دث ح : ال ق ة ن يـ يـ ع يب أ ىل و م ل اص و ن ، ع ث ار الو د ب ا ع ن ثـ د ح : ال ق ر م ع م و بـ ا أ ن ثـ د ح ى ل ص اهللا ل و س ر ع ا م ن ك : ال اهللا ق د ب ع ن ب ر اب ج ن ، ع ع اف ن ن ب ة ح ل ط ن ، ع ة ط ف ر ع ن ب د ال خ

ن و ابـ ت غ يـ ن ي ذ ال ح ي ر ه ؟ هذ ه اهذ م ن و ر د ت أ (ال ق فـ ة ن ت ن م ة ث ي ب خ ح ي ر ت ع ف تـ ار و م ل س و ه ي ل اهللا ع 198).ني ن م ؤ امل

ن ان ع ي ف س يب أ ن ان، ع م ي ل س ن اض، ع ي ع ن ب ل ي ض ا ف ن ثـ د ح : ال ق د د س ا م ن ثـ د ح اهللا ل و س ر ال ق ، فـ م ل س و ه ي ل هللا ع الى ص ل اهللا و س ر د ه ع لى ع ة ن ت ن م ح ي ر ت اج ه : ال ر ق اب ج ح ي الر ه هذ ت ث ع ب فـ . ني م ل س امل ن ام اس ن أ وااب ت اغ ني ق اف ن امل ن ا م اس ن ن إ (م ل س و ه ي ل اهللا ع لى ص 199.)ك لذل

Riwayat al-Baihaqî

ب ا ل ط يب بن أ ىي ا حي ب ن و ق ع يـ ن د ب م حم اس ب الع و بـ ا أ ن ظ ا ف اهللا احل د ب ع و بـ ا أ ن ر بـ خ أ يب الن ع ا م ن ك : ال ق ر اب ج ن ان ع ي ف س يب أ ن ، ع ش م ع ن األ ل ع ي ائ ر إس ن رع و ص ن م ن اق ب ح س ا ا ن أ

. ال :او ال ا؟ ق ا هذ م ن و ر د ت أ : ال ق فـ . ة ن ت ن م ح ي ر ت ا ج ه فـ م ل س و ه ي ل اهللا ع لى ص 200.ني ن م ؤ امل ن ا م اس ن أ او ابـ ت اغ ني ق اف ن امل ن م م و قـ : ال ق

ilîsMau-Riwayat Abî Ya‘lâ alثـناإس د ح ثـناإسحاق بن منصور، حد رائيل، عن األعمش، عن أيب ثـناإبن منري، حد

ة ن ت ن م ح ي ر ت ا ج ه فـ يف غزاة ،م ل س و ه ي ل هللا ع الى ص اهللا ل و س ر كنا مع :سفيان، عن جابر قال 201)).مه و ابـ ت غ اف ااس ن أ روا هؤآلء قـوم من املنافقني ذك : (م ل س و ه ي ل هللا ع الى ص فـقال النيب

198 Muhamad bin Ismâ‘îl al-Bukhârî. l-Adâb al-Mufrad, hadis no 732, h. 219.199 Muhamad bin Ismâ‘îl al-Bukhârî. Al-Adâb al-Mufrad, hadis no 733, h. 219.200 Al-Baihaqî, Su‘abu al-Îmân, jilid 5, h. 303.201 Abî Yâ‘lâ al-Mausîlî, Musnad Abî Yâ‘lâ al-Mausîlî, hadis no. 546-2310, h. 202.

Page 118: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

105

Page 119: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

106

2. Penelitian Sanad

Hadis kedelapan yang akan diteliti sanadnya, yaitu: hadis yang

diriwayatkan Imam Ahmad bin Hanbal.

Ahmad bin Hanbal202

‘Abd al-Samad bin ‘Abd al-Wârits (W.206/207 H.)

Nama lengkapnya: ‘Abd al-Samad bin ‘Abd al-Wârits bin Sa‘îd bin

Dzakwân al-Tamîmî al-‘Anbarî. Al-Imâm al-Hâfiz al-Tsiqah.203

Gurunya: Hammâd bin Salamah, Hayân, Sulaimân bin al-Mugîrah,

Syu‘bah bin al-Hajjâj, ayahnya ‘Abd al-Wârits bin Sa‘îd.

Muridnya: Ahmad bin Hanbal, al-Dârimî, Abû Khaitsamah Zuhair

bin Harb, ‘Alî bin al-Husain bin Isykâb, Yahyâ bin Ma‘în.

Pendapat ulama:204

1. Abû Ahmad: صالح الحد یث, صدوق

2. Ibnu Hibbân: Meninggal tahun 206 atau 207 H.

3. Anaknya Abd al-Wârits dan Muhamad bin Sa‘ad: ia wafat tahun 207 H.

4. Ibnu Sa‘ad: ن شاء هللاٳثقة

5. Al-Hâkim: ثقة مأمون

6. Ibnu Qânî‘: ثقة یخطئ

7. ‘Alî Ibnu al-Madînî: ‘Abd al-Samad ثبت menurut Syu‘bah.

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya. Para ulama

menilainya positif (al-ta‘dîl). Menerima hadis dengan cara tahdîts (حدثنى)

dan .(نا)

202 Sudah dibahas di halaman 52.203 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 9, h. 516-517.204 Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 5, h. 230.

Page 120: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

107

‘Abd al-Wârits bin Sa‘îd (120-180 H.)

Nama lengkapnya: ‘Abd al-Wârits bin Sa‘îd bin Dakwân al-Imâm,

al-Tsabt, al-Hâfiz. Abû ‘Ubaidah al-‘Anbarî al-Basrî, al-Tanûrî. 205

Lahir tahun 120 H.

Gurunya: Ayûb al-Sakhtiyânî, Sulaimân al-Taimî, Laits bin Sulaim,

Wâsil Maulâ Abî ‘Uyainah, Yahyâ bin Abî Ishâq al-Hadramî.

Muridnya: Abû Ma‘mar ‘Abdullah bin ‘Amru al-Maq‘adi,

Sufyân al-Tsaurî, anaknya ‘Abd al-Samad bin ‘Abd al-Wârits.

Pendapat ulama:206

1. Abû Zur‘ah: ةثق Abû Hâtim: ثقة صدوق Al-Nasâ`î: ثقة ثبت

2. Muhamad bin Sa‘ad: meninggal di Basrah bulan Muharam ,كان ثقة حجة

tahun 180 H.

3. Ahmad: ‘Abd al-Wârits lebih sahih hadisnya daripada Husain al-

Mu‘alim, beliau orang yang salih dalam hadis.

4. Mu‘âwiyah bin Sâlih: berkata pada Yahyâ bin Ma‘în: Siapa yang paling

teguh di Basrah? ‘Abd al-Wârits dan jama‘ah yang disebutkannya.

5. Ibnu Ma‘în: ثقة sesungguhnya saya melihatnya sebagai qadariyah dan dia

menampakkannya.

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya. Para ulama berbeda

pendapat dalam menilainya. Menerima hadis dengan cara ، عنحدثن ،حدثنى

Wâsil

Nama lengkapnya: Wâsil Maulâ Abî ‘Uyainah bin Abî Safrah, al-

Azdî al-Basrî.207

205 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 8, h. 300.206 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 8, h. 301-304. Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-

Tahdzîb, jilid 5, h. 343-344. Al-Mizi, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl, jilid 18, h. 481-483.

Page 121: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

108

Gurunya: al-Hasan al-Basrî, Hafs bin ‘Âmr, Khâlid bin ‘Urfutah,

al-Dahâk Ibnu Muzâhim, Yahyâ bin ‘Uqail al-Khuzâ‘î, Abî al-Zubair.

Muridnya: Ahmad bin Mûsa al-Khuzâ‘î, Hamâd bin Zaid, Khâlid bin

‘Abdullah al-Wâsitî, ‘Abd al-Wârits bin Sa‘îd, Ma’mar bin Râsyid.

Pendapat ulama:208

1. Yahyâ bin Ma‘în dan al-‘Ijlî: ثقة

2. Abû Hâtim209: .صالح الحد یث

3. Al-Bazzâr: لیس بالقوي dan diambil hadisnya.

4. Ibnu Hibbân memasukkannya dalam Kitab al-Tsiqât.

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya. Para ulama

menilainya positif (al-ta‘dîl). Menerima hadis dengan cara tahdîts حدثنى dan

‘an‘anah .(عن)

Khâlid bin ‘Urfutah

Gurunya: al-Hasan al-Basrî, Abî Sufyân Talhah bin Nâfi‘, Habîb

bin Sâlim. Muridnya: Abû Basyr, Qatâdah, Wâsil Maulâ Abî ‘Uyainah.210

Pendapat ulama:

1. Ibnu Hibbân memasukkannya dalam Kitab al-Tsiqât.

2. Abû Hâtim211 dan Abû Bakr al-Bazâr dalam musnadnya majhûl.

3. Abû Hâtim menambahkan: Saya tidak mengetahui seorang namapun

Khâlid bin ‘Urfutah kecuali Sahabat.

207 Al-Mizi, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl, jilid 30, h. 408-409.208 Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 9, h. 117-118. Al-Mizi, Tahdzîb al-Kamâl fî

Asmâ` al-Rijâl, jilid 30, h. 408-410.209 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 9, h. 30.210 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fi Asmâ al-Rijâl, jilid 8, h. 130. Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-

Tahdzîb, jilid 2, h. 525.211 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 3, h. 340.

Page 122: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

109

4. Al-Bukhârî meriwayatkan darinya hadis dalam kitab al-Adâb, dan Abû

Dawud, dan al-Nasâ`î, dan nyata derajat paling tinggi padanya.

5. Dari Khâlid, Abû Dâwud dan al-Nasâ`î meriwayatkan suatu hadis

tentang sesuatu yang terjadi pada tetangga istrinya.

6. Al-‘Asqalânî212 مقبول

7. Al-Dzahabî213: یعرفال

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya. menerima hadis

dengan cara ‘an‘anah .(عن) Riwayatnya bisa diterima. sedangkan penilaian

majhûl menurut Abî Hâtim dan Abû Bakr al-Bazâr adalah majhûl hâl.

Talhah bin Nâfi‘/Abî Sufyân

Nama lengkapnya: Talhah bin Nâfi‘ al-Qurasyî, Abû Sufyân al-

Wâsitî, al-Makkî al-Iskâf.

Gurunya: Anas bin Mâlik, Jâbir bin ‘Abdillah, al-Hasan al-Basri,

‘Abdullah bin ‘Abbâs, ‘Abdullah bin Zubair, ‘Ubaid bin ‘Umair.

Muridnya: Ja‘far bin Abî Wahsyiyyah, Khâlid bin ‘Urfutah, ‘Atâ

al-Khurasânî, Sulaimân al-A‘masyi, Muhamad bin Ishâq.

Pendapat ulama:214

1. ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dari ayahnya: لیس بھ بأس

2. Abû Bakr bin Abî Khaitsamah dari Yahyâ bin Ma‘în: الشيء

3. Al-Nasâ`î: .لیس بھ بأس

4. Ahmad bin ‘Adî: al-A‘masyî ,ال بأس بھ meriwayatkan darinya hadis

mustaqîmah.

212 Al-‘Asqalânî, Taqrîb al-Taqrîb, jilid 1, h. 151.213 Al-Dzahabî, Mîzân al-I‘tidâl fî Naqtadi al-Rijâl, jilid 2, h. 419.214 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fi Asmâ al-Rijâl, jilid 13, h. 439-440. Al-‘Asqalânî,

Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 4, h. 119-120. ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid4 h. 475. Al-Dzahabî, Mîzân al-I‘tidâl, jilid 3, h. 369.

Page 123: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

110

5. Al-Bukhârî: Musaddad dari Abî Mu‘âwiyah, dari al-‘Amasyi dari Abî

Sufyân: Kami bertetangga dengan Jâbir di Makkah 6 bulan.

6. Ibnu al-Madînî: banyak yang men-da‘îf-kan dalam hadisnya.

7. Muslim menjadikannya hujjah, dan al-Bukhârî mengeluarkan hadisnya

bersamaan dengan yang lain.

8. Al-Hâkim menceritakannya sebagai mudallis.215

9. Al-Dzahabî216, al-‘Asqalânî: صدوق 217

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya. Para ulama berbeda

pendapat dalam menilainya. Dalam hal ini kaidah yang digunakan al-ta‘dîl

muqaddam ‘alâ al-jarh. sehingga periwayatnnya bisa diterima. Menerima

hadis dengan cara ‘an‘anah .(عن)

Jâbir bin ‘Abdillah (Sahabat W. 73 H.)

3. Analisa Sanad

Setelah diteliti satu persatu periwayat hadis kedelapan riwayat

Ahmad bin Hanbal sanadnya bersambung. Akan tetapi terdapat periwayat

yang kurang sempurna ke-dabt-nya, yaitu: Talhah bin Nâfi‘ dan Khâlid bin

‘Urfutah. Sehingga hadis ini dihukumi hasan.

215 Al-Suyûtî, Asma` al-Mudallisîn, h. 63.216 Al-Dzahabî, Siyaru ‘Alâm al-Nubalâ, jilid 6, h. 226-227.217 Al-‘Asqalânî, Taqrîb al-Taqrîb, jilid 1, h. 264.

Page 124: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

111

I. Hadis ke 9 ( Keadaan/ Siksaan yang meggîbah)

لة أسرى بنىب اهللا صلى ار فإذا قـوم اهللا عليه وسلم نظر ىف الن عن ابن عباس قال ليـ218.الناس ذ ين يأ كلون حلو م ؤالء ال قال ه ؤالء يا جربيل يأ كلون اجليف قال من ه

Artinya:“Dari Ibnu `Abbâs berkata: Pada malam Nabi Saw diisrakan, lalu

melihat ke neraka, tahu-tahu ada kaum yang asik memakan bangkai. Nabibertanya: Siapakah mereka wahai jibril? Jibril berkata: mereka itu adalahorang-orang yang memakan daging orang (mengumpat di dunia)”.

Pelacakan hadis dilakukan melalui kata benda (isim), dan fi‘il melalui

Mu‘jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabawî, ditemukan data sebagai

berikut:

أكل

219ین یأ كلون لحوم الناسھؤالء الذقال

٣٥د أدب

جیف

220فإذا قوم یأكلون الجیف

١.٢٥٧حم

و لحام, ج لحوم,لحم

221ین یأ كلون لحوم الناسھؤالء الذ

١.٢٥٧٣.٢٢٤حم٣٥ب اد.د

Sedangkan melalui awal matan lewat Kitab al-Jâmi‘ al-Sagîr,dan Kitab Mausû’ah

Atrâf al-Hadîts al-Nabawî al-Syarîf, tidak ditemukan hadis tersebut.

1. Teks Hadis

218 Al-Malîbârî. Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd, bâb al-gîbah, h. 73.219 Wensinck dan Mensing, Mu‘jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabawî, Jilid 1, h.

72.220 Wensinck dan Mensing, Mu‘jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabawî, Jilid 1, h.

405.221 Wensinck dan Mensing, Mu‘jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabawî, Jilid 6, h.

107.

Page 125: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

112

Riwayat Ahmad bin Hanbal

بوس حد ثنا عبداهللا حد ثين اىب ثنا عثمان بن حممد ومسعته أنا منه ثنا جرير عن قان م ع م س ف ة ن اجل ل خ د اهللا صلى اهللا عليه وسلم و يب ن ب ى ر س ا ة ل يـ عن ابيه عن ابن عباس قال ل

صلى اهللا عليه وسلم اهللا يب ن ال ق فـ ن ذ ؤ امل ل ال ا ب هذ ال ا ق ذ ا ه م ل ي رب ج اي ال ا ق س ج ا و ه ب ا ن ج م ل س و ه ي ل ى اهللا ع ل ى ص س و م ه ي ق ل فـ ال ا ق ذ ك ا و ذ ك ه ل ت ي ا ر ل ال ب ح ل فـ أ د ق اس الن ىل ا اء ج ني ح أ و ه ي نـ ذ أ ع م ه ر ع س ط ب س ل ي و ط م آد ل ج ر و ه و ال ق فـ ال ق ى م األ ىب ا الن ب ب ح ر م ال ق و ه ب ب ح ر فـ

عيسى ه ي ق ل ى فـ ض م ف ال م ق ال ا لس ه ي ل ع ى س و ا م هذ ال ق ل ي رب ا ج ا ي هذ ن م ال ق فو قهدها فـ ه ب ب ح ر فـ ب ي ه م ل ي ل ج خ ي ش ه ي ق ل ى فـ ض م ف ال ا عيسى ق هذ ال ق ل ي رب ا ج ا ي هذ ن م ال ق و ه ع ج ر فـ ار الن ىف ر ظ ن فـ ال م ق ي اه ر بـ ا ك و بـ ا أ هذ ال ق ل ي رب ا ج ا ي هذ ن م ال ق ه ي ل ع م ل س ب م ه ل ك و ه ي ل ع م ل س و ى أ ر و اس الن م و حل ن و ل ك أ ي ن ي ذ ال ء ال هؤ ال ق ل ي رب ا ج ي ء هؤ ال ن م ال ق فـ ف ي جل ان و ل ا ك ي م و ا قـ ذ ا ف ا م ل فـ ال ق ة اق الن ر ا ق ا ع هذ ال ق ل ي رب ا ج ا ي هذ ن م ال ته ق ي أ ا ر ذ اا ش ع اش د ع ج ق ر ز أ ر مح أ ال ج ر ا ذ ا ف ال ا ق ذ ا يصلى فالتفت مث التفت ف ام ى ق ص ق اال د ج س امل م ل س و ه ي ل اهللا ع لى ص ىب الن ل خ د ىف ال م الش ن ع ر خ اال و ني م الي ن ا ع مه د ح أ ني ح د ق ب ىء ج ف ر ص ن ا ه ع م ن و ل ص ي ن و ع مج أ ن و يـ ب الن ت ب ص أ ح د ق ل ا ه ع م ان ى ك ذ ال ال ق فـ ه ن م ب ر ش ف نب لل ا ذ خ ا ف ل س ع ر خ اال ىف و نب ا ل مه د ح أ 222.ة ر ط ف ل ا

ن مح د الر ب ع د و ع ن س د ب اش ر ىن ث د ان ح و ف ا ص ن ة ثـ ر يـ غ بوامل ا ا ن ثـ ىب ا ين ث د اهللا ح د ب ا ع ن ثـ د ح ل ج و ز ع ىب ر ىب ج ر ا ع م ل م ل س و ه ي ل اهللا ع لى ول اهللا ص س ر ال ق ال ك ق ال م ن ب س ن ا ن ع ري بـ ج ن ب ل ي رب ا ج ي ء ال هؤ ن م ت ل ق فـ م ه و ر د ص و م ه ه و ج و ن و ش م خي اس حن ن م ار ف ظ أ م هل م و ق ب ت ر ر م 223.م ه اض ر ع ا ىف ن و ع ق يـ و اس الن م و حل ن و ل ك أ ي ن ي الذ ء ال هؤ ال ق

Riwayat Abî Daud

ن ب د اش ر ين ث د ح : ال ان ق و ف ا ص ن ثـ د ح : اال ة ق ر يـ غ مل او بـ أ و ة ي ق ا ب ن ر بـ خ ى أ ف ص امل ن ب ا ا ن ثـ د ح ام ل : (م ل س و ه ي ل اهللا ع لى اهللا ص ل و س ر ال ق : ال ق ك ال بن م س ن أ ن ع ري بـ ج ن ن ب مح الر د ب ع د و ع س

، م ه ر و د ص و م ه ه و ج و ن و ش م خي اس حن ن م ار ف ظ أ م هل م و ق ب ت ر ر م ) عرج يب ريب (عرج يب 224).م ه اض ر ع أ يف ن و ع ق يـ و اس الن م و حل ن و ل ك أ ي ن ي ذ ال ء ال هؤ : ال ؟ ق ل ي رب اج ي ء ال هؤ ن م : ت ل ق فـ

222 Ahmad bin Hanbal. Musnad, jilid 1, h. 257.223 Ahmad bin Hanbal. Musnad, jilid 3, h. 224.224 Abî Dâwud, Sunan Abî Dâwud, kitab al-adab bâb fî al-gîbah, Jilid 4, hadis no. 4878,

h. 291.

Page 126: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

113

225.ىف ص امل ن ب ا ال ا ق م ك ة ر يـ غ امل يب أ ن ع ) ي ح ي ل ي الس (ين ي ح ل يـ ى الس س ي ا ع ن ثـ د ح

Riwayat Abû Syaikh al-Asbahânî

ان بن و ف ص ن ، ع اج ج س بن احل و د الق د ب ا ع ن ، ثـ ي ط و ا احل ن ثـ د ، ح م اص ع يب أ ن ب ا ناا ب نـ أ لى اهللا ص ل و س ر ال ق : ال ق ك ال م ن ب س ن أ ن ع ري بـ ج ن ن ب مح الر د ب ع د و ع س ن ب د اش ر ن و، ع ر م ع

و د ص و م ه ه و ج و ن و ش م خي اس حن ن م ار ف ظ أ م هل : ام و قـ أ ب ت ر ر م : يب ي ر س أ ة ل يـ ل : (م ل س و ه ي ل اهللا ع يف ن و ع ق يـ و اس الن م و حل ن و ل ك أ ي ن ي ذ ال ء ال هؤ : ال ؟ ق ل ي رب ا ج ي ء ال هؤ ن م : ت ل ق فـ . م ه ر 226)م ه اض ر ع أ

Riwayat Ibnu Abî Dunyâ

ان بن و ف ص ن ، ع ة ر يـ غ امل و بـ س أ و د الق د ب ا ع ن ثـ د ، ح اب ت ع يب د بن أ م حم ر ك ب و بـ أ ين ث د ح ل و س ر ال ق : ال ق ه ن اهللا ع ي ض ، ر ك ال م ن ب س ن أ ن ، ع ري ف بن نـ ري ب ن بن ج مح د الر ب ع ن و، ع ر م ع

، م ه ري اف ظ أ ب م ه ه و ج و ن و ش م خي م و ى قـ ل ، ع ىب ي ر س أ ة ل يـ ل ت ر ر م (: م ل س و ه ي ل اهللا ع لى اهللا ص 227).م ه اض ر ع أ يف ويـقعون ،اس الن ن و ا بـ ت غ يـ ن ي ذ ال ء آلهؤ : ال ؟ ق ء آلهؤ ن م : لي رب ج اي ت ل ق فـ

ور م ع ن ان ب و ف ا ص ن ثـ د ة، ح ر يـ غ وامل ب س ا و د د الق ب ا ع ن ثـ د ي، ح د ه م ن ب ني س ا ح ن ثـ د ح ي ض ، ر ك ال بن م س ن أ ن ، ع ري ف نـ ن ب ري بـ ن بن ج مح الر د ب ع د و ع بن س د اش ر ين ث د ي، ح ك س ك الس

ن م ار ف ظ أ م هل م و ق ب ت ر ر م ىب ج ر ا ع م ل : (م ل س و ه ي ل اهللا ع لى ل اهللا ص و س ر ال ق : ل قا ه ن اهللا ع ن و ل ك أ ي ين الذ ء ال هؤ : ال ؟ ق ل ي رب ا ج ي ء ال هؤ ن م : ت ل ق ، فـ م ه ر و د ص و م ه ه و ج و ن و ش م ، خي اس حن 228).م ه اض ر ع أ يف ن و ع ق يـ ، و اس الن م و حل

225 Abî Dâwud, Sunan Abî Dâwud, kitab al-adab bâb fî al-gîbah, Jilid 4, hadis no. 4879,h. 291.

226 Abî Syaikh al-Asbahânî. al-Taubîkh wa Tanbîh, bâb dzikrumâ a‘adda Allâh li ahli al-gîbah, hadis no. 201, h. 224.

227 Ibnu Abî al-Dunyâ. Al-Samt wa Adâ al-Lisân, bâb dzam al-gîbah wa dzamihâ, hadisno. 165, h. 119.

228 Ibnu Abî al-Dunyâ. Al-Samt wa Adâ al-Lisân, bâb dzam al-kadzab, hadis no. 572, h.119.

Page 127: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

114

1.a. Penelitian Sanad

Ahmad bin Hanbal229

229 Sudah dibahas di halaman 52.

Page 128: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

115

‘Utsmân bin Muhamad

Nama lengkapnya: ‘Utsmân bin Muhamad bin Ibrâhîm, Abî

Syaibah.230

Gurunya: Jarîr bid ‘Abdul Hamîd, Sufyân bin ‘Uyainah, ‘Abd al-

Salâm bin Harb, ‘Affân bin Muslim,‘Abdullah bin al-Mubârak.

Muridnya: Bukharî, Muslim, Abû Dâwûd, Ibnu Mâjah, ‘Abdullah

bin Ahmad bin Hanbal, Ibn Abî Dunyâ, Abû Ya‘lâ al-Mausilî.

Pendapat ulama:231

1. Fadlika al-Râzî: Saya bertanya pada Ibnu Ma‘în tentang Muhamad bin

Humaid al-Razî, berkata: dan bertanya lagi tentang ‘Utsmân bin Abî

Syaibah, berkata: kemudian saya berkata: Siapa yang paling dicintai

Ibnu Humaid atau ‘Utsmân? Berkata Ibnu Ma‘în : ثقتین أمینین مأمونین

2. Ibnu Abî Syaibah: ‘Utsmân dan ‘Abdullah tidak ada

keraguan pada keduanya. ‘Abd al-Rahmân bin Abî Hâtim: .صدوق

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya, para ulama

menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara tahdîts .(ثنا)

Jarîr (107-188 H.)

Nama lengkapnya: Al-Imâm al-Hâfiz al-Qâdî. Jarîr bin ‘Abd al-

Hamîd bin Qurt al-Dabbiyyu, Abû Abdullah al-Râzî al-Qâdî.232

Gurunya: Sulaiman al-‘Amasyî, Qâbûs bin Abî Zabyân, Yahyâ

bin Sa'id al-Ansari.

230 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl, jilid 19, h. 478. Al-‘Asqalânî, Tahdzîbal-Tahdzîb, jilid 5, h. 510-511.

231 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl, jilid 19, h. 481-483. Al-‘Asqalânî,Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 5, h. 511-512.

232 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 9, h. 9.

Page 129: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

116

Muridnya: Sulaiman bin Harb, Ibrâhîm bin Syammâs, ‘Utsmân

bin Muhamad bin Abî Syaibah, ‘Ali Ibn al-Madînî, Sufyân al-Tsaurî

Pendapat ulama:233

1. Ibnu ‘Amâr al-Mausilî: حجة kitabnya sahih.

2. Al-Nasâ`î dan al-Ijlî: ثقة

3. ‘Abd al-Rahmân bin Yûsup bin Khirâsy: صدوق

4. Abû al-Qasim al-Lalkâî: .(kesiqahannya telah disepakati) .مجمع على ثقتھ

5. Al-Baihaqî234 pada al-Sunan: diakhir umurnya Jarîr mengalami

keruksakan pada hafalannya.

6. Hanbal bin Ishâq: Jarîr lahir tahun 107 H., dan meninggal tahun 188 H.

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya, para ulama

menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara ‘an‘anah .(عن)

Qâbûs

Nama lengkapnya: Qâbûs bin Abî Zabyân al-Janbî al-Kûfî.235

Gurunya: Bapaknya Abî Zabyân al-Janbî. Muridnya: Jarîr bin ‘Abdul

Hamîd, Sufyân al-Tsaurî, Hajjâj bin Artah, Abû Hanîfah al-Nu‘mân bin

Tsâbit, ‘Abîdah bin Humaid, Zuhair bin Mu‘âwiyah.

Pendapat ulama:236

1. Abû Dâwud: Ahmad bin Hanbal berkata: Qabûs tidak memiliki

ketelitian yang baik.

2. Yahyâ bin Ma‘în dan Ya‘qûb bin Sufyân: Qâbus ثقة

233 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 9, h. 17. Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fîAsmâ` al-Rijâl, jilid 4, h. 549-551. Al-‘Asqalânî. Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 2, h. 4143.

234 Al-‘Alâ`i, al-Mukhtalitîn, h. 17.235 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl, jilid 23, h. 327. Al-‘Asqalânî, Tahdzîb

al-Tahdzîb, jilid 6 , h. 434.236 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl, jilid 23, h. 328-329. Al-‘Asqalânî,

Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 6, h. 434-435.

Page 130: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

117

3. ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dari ayahnya: dan orang-

orang meriwayatkan darinya. Dan dari Ibnu Ma‘în: یثضعیف الحد

4. Al-Bukhârî: Ahmad bin ‘Abdullah dari Jarîr bin ‘Abd al-Hamîd: Saya

menemuinya setelah ruksak.

5. Ahmad bin Sa‘ad bin Abî Maryam, dari Yahyâ bin Maîn

akan tetapi Ibnu Abî Lailâ menghukumnya.

6. Abû Hâtim237: یكتب حدیثھ، وال یحتج بھ ضعیف الحدیث، لین،

7. Al-Nasâ`î: ، ضعیف238لیس بالقوي

8. Abû Ahmad Ibn ‘Adî: أرجو أنھ ال بأس بھ

9. Ibnu Sa‘ad: فیھ ضعف وال یحتج بھ

10. Al-‘Ijlî: orang Kufah البأس بھ

11. Al-Barqânî dari al-Dâruqutnî: ضعیف، ولكن ال یترك

12. Wafat pada masa Khilafah Marwan bin Muhamad/ Khilafah Abî al-

‘Abâs.

13. Al-‘Asqalânî: فیھ لین 239

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya. Para ulama

berbeda pendapat dalam menilainya. Menerima hadis dengan cara

‘an‘anah ( ). Dalam menilai Qâbus penulis menggunakan kaidah: al-

ta‘dîl muqaddam ‘alâ al-jarh. sehingga periwayatan Qâbus masih bisa

diterima.

Abîhi (Husain bin Jundub al-Janbî) (W. 89 H.)

Nama lengkapnya: Husain bin Jundab bin ‘Amru bin al-Hârits bin

Wahsyî bin Mâlik bin Rabî‘ah bin Munabbih bin Yazîd/ Abû Zabyân.240

237 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 7, h. 145.238 Al-Nasâ`î, al-Du‘afâ wa al-Matrûkîn, h. 201.239 Al-‘Asqalânî, Taqrîb al-Taqrîb, jilid 2, h. 479.

Page 131: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

118

Gurunya: ‘Abdullah Ibn ‘Abbâs, Salmân al-Fârisî, Usamah bin

Zaid. Muridnya: Salamah bin Kuhail, Sulaimân al-A‘masyi, Habîb bin

Hassân, Qâbûs bin Abî Zabyân, Simâk bin Harb.

Pendapat ulama:241

1. Yahyâ Ibn Main, Ahmad bin ‘Abdullâh al-‘Ijlî, Abû Zur‘ah, al-Nasâ`î,

al-Dâraqutnî: ثقة

2. Abû Bakr bin Abî ‘Âsim: meninggal tahun 89 H. Abû ‘Ubaid al-

Qâsim bin Sallâm, Muhamad bin Sa‘ad, ‘Amru bin ‘Alî: meninggal

tahun 90 H.

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya. Para ulama

menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara ‘an‘nah .(عن)

b. Analisa Sanad

Setelah diteliti satu persatu periwayat hadis kesembilan, riwayat

Ahmad bin Hânbal melalui Ibnu ‘Abbâs, sanadnya bersambung. Akan

tetapi terdapat periwayat yang kurang sempurna dabt-nya yaitu: Jarîr bin

‘Abd al-Hamîd dan Qâbûs bin Abî Zabyân, sehingga hadis ini dihukumi

hasan.

2.a. Kegiatan penelitian Sanad

‘Abd al-Qudûs (130-212 H.)

Nama lengkapnya: al-Imâm al-Muhaddits al-Sâduq, Musnid Hims,

‘Abdul Qudûs bin al-Hijâj al-Khaulânî, Abû al-Mugîrah al-Syâmî al-

Himsî.242

240 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl, jilid 6, h. 514.241 Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 2, h. 346.

Page 132: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

119

Lahir pada perang Hudud tahun 130 H.

Gurunya: Safwân bin ‘Amr al-Saksakî, Artah bin al-Mundar,

Harîz bin ‘Utsmân al-Rahabî, ‘Abd al-Rahmân bin Tsâbit bin Tsaubân.

Muridnya: Ahmad bin Hanbal, ‘Abdul Wahhâb bin Najdah al-

Hautî, Husain bin Mahdî, Muhamad bin Musaffâ al-Himsî.

Pendapat ulama:243

1. Abû Hâtim244: صدوقا

2. Al-‘Ijlî, al-Dâruqutnî: ثقة

3. Al-Nasâ`î: لیس بھ بأس

4. Al-Bukhârî: meninggal tahun 212 H.

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya. Para ulama

menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara tahdîts )ثنا ).

Safwân (W. 155/158 H.)

Nama lengkapnya: al-Imâm al-Muhaddits al-Hâfiz Safwân bin

‘Amr bin Harm al-Saksakî. Muhaddits Hims beserta Harîz bin ‘Utsmân.245

Gurunya: Jubair bin Nufair al-Hadramî, Râsyid Ibn Sa‘ad,

‘Utsmân bin Jâbir, ‘Abd al-Rahmân bin Jubair bin Nufair al-Hadramî.

Muridnya: Ismâ‘îl bin ‘Ayyâs, Baqiyyah bin Walîd, Abû al-

Mugîrah ‘Abdul Qudûs bin al-Hajjâj, ‘Îsâ bin Yûnus.

Pernyataan kritikus hadis:246

1. ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, dari ayahnya: لیس بھ بأس

242 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 10, h. 223.243 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 10, h. 224-225. Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl

fî Asmâ` al-Rijâl, jilid 18, h. 239. Al-‘Asqalânî. Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 5, h. 272.244 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 6, h. 56.245 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 6, h. 380.246 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl, jilid 13, h. 204-205. Al-‘Asqalânî,

Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 4, h. 54.

Page 133: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

120

2. ‘Amr bin ‘Alî: ثبت في الحد یث

3. ‘Ahmad ‘Abdullah al-‘Ijlî, Duhaim, al- Nasâ`î, Ibn al-Mubârak: ثقة

4. Abû Hâtim247: ثقة، البأ س بھ

5. Muhamad bin Sa’ad: ثقة مأمونا

6. Abû Zur‘ah al-Dimasyqî: Saya bertanya pada pada ‘Abd al-Rahmân

bin Ibrâhîm: Siapa orang yang tsabt (teguh) di Hims? Berkata ‘Abd al-

Rahmân: Safwân, Buhair, Harîz, Tsaur, dan Artah.

7. Meninggal tahun 155/158 H.

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya. Para ulama

menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara tahdîts .(حدثنى)

Râsyid (W. 108/113 H.)

Nama lengkapnya: Râsyid Ibn Sa‘ad al-Maqrâî, terkadang disebut

al-Hubrânî al-Himsî. Al-Faqîh Muhaddits.248

Gurunya: Anas bin Mâlik, Mu‘âwiyah bin Abî Sufyân, ‘Amru bin

al-‘Âs, Ya‘lâ bin Murrah, Sa‘ad bin Abî Waqqâs.

Muridnya: ‘Umar bin Ju‘tsûm, Habîb bin Sâlih, Safwân bin ‘Amr,

‘Alî bin Abî Talhah, Mu‘âwiyah bin Sâlih al-Hadramî, Harîz bin ‘Utsmân.

Pendapat ulama:249

1. ‘Utsmân bin Saîd al-Dârimî dari Yahyâ Ibn Ma’în, Abû Hâtim, Ahmad

bin ‘Abdullah al-‘Ijlî, Ya‘qûb bin Syaibah, dan al-Nasâ`î: ثقة

2. Abû Bakr al-Atsram dari Ahmad bin Hanbâl, Al-Dâruqutnî: ال بأس بھ

3. Al-Hâkim: Sesungguhnya al-Dâraqutnî menda‘îfkan Râsyid bin Sa‘ad.

247 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 4, h. 422-423.248 Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 4, h. 490.249 Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 3, h. 51. Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ`

al-Rijâl, jilid 9, h. 10-11. Al-Dzahabî, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ`, jilid 4, h. 490.

Page 134: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

121

4. Al-Mufaddal bin Gassân al-Gallâbî: Râsyid bin Sa‘ad al-Maqrâ`î dari

Himyar, orang yang paling teguh dari Syam.

5. Muhamad bin Sa‘ad: dia orang Hims meninggal pada tahun 108 H.

Menurut sebagian tahun 113 H.

6. Al-‘Asqalânî:250 ثقة كثیر األرسال

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya. Para ulama

berbeda pendapat dalam menilainya. Kebanyakan menilainya positif (al-

ta‘dîl), menerima hadis dengan cara ‘an‘anah .(عن)

‘Abd al-Rahmân bin Jubair (W. 118 H.)

Nama lengkapnya: ‘Abd al-Rahmân bin Jubair bin Nufair al-

Hadramî, Abû Humaid. Disebut juga Abû Humair al-Himsî.251

Gurunya: Anas bin Mâlik, Tsaubân, ayahnya Jubair bin Nufair,

Khâlid bin Ma‘dân.

Muridnya: Ismâ‘îl bin ‘Ayyâsy, Tsaur bin Yazîd, Zuhair bin Sâlim

al-‘Absî, Safwân bin ‘Amr, Mâlik al-Hadramî.

Pendapat ulama:252

1. Abû Zur‘ah dan Nasâ`î, al-‘Asqalânî253: ثقة

2. Abû Hâtim254: صا لح الحد یث

3. Muhamad bin Sa‘ad: dan sebagian manusia mengingkari hadisnya,

dan meninggal pada tahun 118 H. pada masa khilâfah Hisyâm.

250 Al-‘Asqalânî. Taqrîb al-Taqrîb, jilid 1, h. 168.251 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl, jilid 17, h. 26-27.252 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ` al-Rijâl, jilid 17, h. 27-28. Al-Dzahabî, Mîzân al-

I‘tidâl fî Naqtadi al-Rijâl, jilid 4, h. 268. ◌◌Al-‘Asqalânî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 5, h. 67.253 ◌◌Al-‘Asqalânî, Taqrîb al-Taqrîb, jilid 2, h. 332.254 ‘Abd al-Rahman bin Abî Hâtim, al-Jarh wa al-Ta‘dîl, jilid 5, h. 221.

Page 135: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

122

Terdapat pertemuan dengan guru dan muridnya. Para ulama

menilainya positif (al-ta‘dîl), menerima hadis dengan cara ‘an‘anah .(عن)

Anas bin Mâlik (Sahabat W. 93 H.))

b. Analisa Sanad

Setelah diteliti satu persatu sanad hadis kedelapan riwayat Ahmad

bin Hanbal melalui Anas bin Mâlik sanadnya bersambung. begitu juga

para periwayatnya siqah, sehingga dihukumi sahîh.

dengan demikian riwayat Ahmad bin Hanbal melalui Ibnu ‘Abbâs

naik derajatnya dari hasan menjadi sahîh ligairihi.

Page 136: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

BAB IVPENUTUP

A. Kesimpulan

Dari sembilan hadis yang penulis teliti, kualitas hadis bab gîbah dalam

kitab Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd adalah 4 sahih, 4 da‘îf, dan 1 hasan .

Dengan rincian sebagai berikut:

1. Hadis kesatu riwayat Jâbir dan Abî Sa‘îd da‘îf. Begitu juga riwayat Anas

bin Mâlik da‘îf.

2. Hadis kedua riwayat ‘Ā`isyah (Abû Ya‘lâ al-Mausilî dan Al-Baihaqî)

da‘îf. Sedangkan riwayat Sa‘îd bin Zaid (Abû Dâwud dan Ahmad bin

Hanbal) sahîh. maka hadis melalui ‘Ā`isyah naik derajatnya menjadi

hasan ligairihi.

3. Hadis ketiga tidak diteliti sanadnya. Karena hadis ketiga terdapat dalam

riwayat al-Bukhârî dan Muslim. Penulis mengikuti pendapat ijma‘ ulama

yang menyatakan bahwa riwayat al-Bukhârî dan Muslim dalam kitab

sahihnya adalah sahîh.

4. Hadis keempat riwayat Abû Dâwud sahîh.

5. Hadis kelima da‘îf (Ibn Abî al-Dunyâ dan al-Kharâitî).

6. Hadis keenam da‘îf.

7. Hadis ketujuh riwayat Ibnu Abî al-Dunyâ da‘îf. Begitu juga dengan

riwayat al-Bagawî dan al-Jurjânî da‘îf.

8. Hadis kedelapan riwayat Ahmad bin Hanbal hasan.

9. Hadis kesembilan riwayat Ahmad bin Hanbal melalui Ibnu ‘Abbâs hasan.

Sedangkan melalui riwayat Abas bin Mâlik sahîh. Dengan demikian

123

Page 137: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

124

riwayat Ahmad bin Hanbal melalui Ibnu ‘Abbâs derajatnya menjadi sahîh

ligairihi.

Namun demikian, bukan berarti kesimpulan yang penulis hasilkan ini

sebagai kesimpulan final. Walau bagaimanapun, kesimpulan yang penulis

hasilkan merupakan kesimpulan yang bersifat subjektif. Dalam artian bahwa

kesimpulan yang subjektif memungkinkan adanya ketidaksepakatan dari orang

lain, yang melihat dari perspektif lain. Wa Allâh A‘lam.

B. Saran-saran

1. Dalam melakukan kegiatan penelitian hadis, hendaknya memperhatikan

kaidah-kaidah yang telah ditetapkan ulama hadis, juga diperlukan

kesabaran, ketekunan, dan ketelitian.

2. Hendaknya umat Islam lebih hati-hati dalam mengutip/mengungkapkan

hadis yang belum jelas kualitasnya.

3. Dalam skripsi ini penulis hanya menilai kualitas hadis sanadnya saja, dan

penulis berharap ada yang meneliti kembali matannya.

4. Perlunya pengembangan sistematika penelitian hadis di Jurusan Tafsir-

Hadis, supaya Mahasiswa dapat lebih mudah memahami hadis baik dari

segi sanadnya, ataupun matannya.

5. Penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya,

dan umumnya bagi pembaca.

Page 138: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

DAFTAR PUSTAKA

‘Alâ`, Salâh al-Dîn Abû Sa‘îd. Al-Mukhtalitîn. Kairo: al-Khânajî, t.t.

Asbihâni, Abû Muhamad, ‘Abdullah bin Muhamad bin Ja‘far bin Hayyân ◌Abûal-Syaikh, al-Taubîkh wa al-Tanbîkh. Beirût: Ihyâ al-Turâts, 1987.

‘Asqalânî, Syihâb al-Dîn Ahmad bin ‘Alî bin Hajar. Tahdzîb al-Tahdzîb. Beirût:Dar al-Fikr, 1995.

-----------, Lisân al-Mîzân. Beirût: Maktabah al-Matbû‘ah al-Islâmiyyah, 2002.

-----------, Taqrîb al-Taqrîb. Beirût: Dar al-Fikr, 1995.

-------------, Tabaqât al-Mudallisîn: Ta‘rîf Ahl al-Taqdîs Bimarâtib al-Mausûfîn Bial-Tadlîs, T.tp.: Maktabah al-Minâ`, t.t.

Asy‘ats, Imam al-Hâfiz Daud Sulaiman. Sunan Abi Dâwud. Beirut: Dâr al-Fikr.1994.

Al-Bagawî, Muhamad al-Husain bin Mas‘ûd. Syarh al-Sunnah. Beirut: Dâr al-Kitab al-‘Ilmiyah, t.t.

Al-Bagdâdî, Abî Bakr Ahmad bin ‘Alî bin Tsâbit al-Khâtîb. Târikh Madînah al-Salâm. Beirût: Dâr al-Garab al-Islâmî, 2001.

Al-Bagdâdî, Syihâb al-Dîn Abî ‘Abdillah Yâqût bin ‘Abdillah al-Hamawî al-Rûmî. Mu‘jam al-Buldân. Beirût: Dâr al-Sâdr, 1977.

Al-Baihaqî, Abî Bakr Ahmad bin al-Husain bin ‘Alî. al-Sunan al-Sagîr. Beirut:Dâr Al-Kitab al-‘Ilmiyah,1992.

-------------, Su‘abu al-Îmân. Beirut: Dâr al-Kitâb al-‘Ilmiyah, t.t.

-------------, Al-Jâmi‘ Lisyu‘b al-Îmân, Riyad: Maktabah al-Rasyîd, 2003.

Bruinessen, Martin Van. Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat: Tradisi-tradisiIslam di Indonesia. Bandung: Mizan. 1995.

Bukhârî, Abî ‘Abdullah Ismâ‘îl bin Ibrâhîm al-Ja‘fî. Al-Târikh al-Kabîr. Beirût:Dâr al-Fikr, t.t.

---------, Al-Adâb al-Mufrad. Beirût: Dâr al-Kitab al-‘Ilmiyah, t.t.

Bustamin dan Salam, M. Isa H.A. Metodologi Kritik Hadis. Jakarta: Rajawali Pers2004.

125

Page 139: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

126

Bustî. Abî Hâtim Muhamad bin Hibân bin Ahmad al-Tamîmî. Al-Tsiqât,Haiderabâd al-Dakan: Majlis Dâirah al-Ma‘rifah, 1982.

Dârimî, ‘Abdullah bin ‘Abd al-Rahmân bin al-Fadl bin Bahrâm Ibnu ‘Abd al-Samad al-Tamîmî al-Samarqandî Sunan al-Dârimî. Beirut: Dar al-Fikr, t.t.

Departemen Agama (Depag) RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CVGema Risalah Press. tt.

Dunyâ, Abî Bakr ‘Abdullah bin Muhamad bin ‘Ubaid Ibnu Abî. Al-Samt wa Adâbal-Lisân. (T.tp: Dâr al-Kutub al-‘Arabî, 1997.

Al-Dzahabî, Syams al-Dîn Abî ‘Abdullah Muhamad Ahmad al-Dimasyqî. al-Kâsyif fî Ma‘rifati man lahu Riwâyat fî al-Kutub al-Sitah, Jedah:Mu`asasah ‘Ulûm al-Qur`ân, t.t.

--------------, Tadzkirat al-Huffâz. Beirût: Dar al-Kitab al-‘Ilmiyah, t.t.

--------------, Siyaru A‘lâm al-Nubalâ. Beirût: Mu`asasah al-Risâlah, 1996.

--------------, Mîzân al-I‘tidâl fî Naqtadi al-Rijâl. Beirût: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyah,1995.

Fadhlah, Ahmad. ”Kajian Hadis-hadis Sumpah palsu Dalam Kitab Irsyâd al-‘Ibâd Karya Syaikh Zain al-Dîn al-Malîbârî.” Skripsi S1 FakultasUshuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta, 2008.

Fayyad, Mahmud Ali. Metodologi Penetapan Kesahihan Hadis. Penerjemah A.Zarkasyi Chumaidy Bandung: Pustaka Setia, 1998.

Hanbal, Imam Ahmad ibn. Musnad al-Imam Ahmad ibn Hanbal. Beirut: al-Islamî.1985.

Ismail, M. Syuhudi. Cara Praktis Mencari Hadis. Jakarta: Bulan Bintang, 1991.

--------, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis: Telaah Kritis dan Tinjauan denganPendekatan Ilmu Sejarah. Jakarta: Bulan Bintang, 2005.

--------, Metodologi Penelitian Hadis Nabi. Jakarta: Bulan Bintang, 1992.

Jampes, Syaikh Ihsan. Irsyâd al-Ikhwân fî Bayân al-Hukm al-Qahwah al-Dukhân.Penerjemah Ali Murtadho dan Mahbub Dje Yogyakarta: PustakaPesantren, 2009.

Jurjânî, Abî Ahmad ‘Abdullah bin ‘Adî. Al-Kâmil fî al-Du‘afâ` al-Rijâl. Beirût:Dâr al-Fikr, 1988.

Page 140: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

127

Kahâlah, Umar Ridâ. Mu‘jam al-Mu`allifîn. Beirût: Mu`asasah al-Risâlah, 1993.

Khalkân, Syamsuddîn Ahmad bin Muhamad bin Abî Bakr bin Wafiyât al-A‘yân,Beirût: Dâr Sâdr, t.t.

Kharâ`itî, Abû Bakr, Muhamad bin Ja‘far bin Muhamad bin Sahl bin Syâkir, al-Sâmirî. Masâwi`u al-Akhlâq wa Madzmûmahâ. Jedah: Maktabah al-Sawâdî Liltauzî‘, 1992.

Khathib, Muhammad `Ajaj, Ushul Al-Hadits Pokok-pokok Ilmu Hadits.Penerjemah H.M. Qodirun Nur dan Ahmad Musyafiq. Jakarta: GayaMedia Pratama, 1998.

Al-Malîbârî, al-Syaikh Zain al-Dîn Ibn ‘Abd al-‘Azîz bin Zain al-Dîn. Irsyâd al-`Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd. Surabaya: Dâr Ihyâ` al-Kitab al-‘Arabiyah. tt.

--------------, Irsyâd al‘-Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd. Penerjemah H. Mahrus Ali.Surabaya: Mahkota.tt.

--------------, Irsyâd al‘-Ibâd ilâ Sabîl al-Rasyâd. Penerjemah H. Salim Bahreisy.Surabaya: Darussagaf-PP ALAWY,t.t.

Mausilî. Ahmad bin ‘Alî bin al-Matsnâ al-Tamîmî, Musnad Abî Yâ‘lâ al-MausîlîDamasqus: Dâr al-Tsaqafah al-‘Arabiyah, 1986.

Mizî, Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf. Tahdzîb al-Kamâl fi Asmâ`i al-Rijâl.Beirût: Mu`asasah al-Risâlah, 1989.

Muslim, Abî al-Husain bin al-Hajjâj al-Qusyairî al-Naisâbûrî, Sahîh Muslim,Riyad: Dâru al-Salâm, 1998.

Nasâ`î, Abî ‘Abd al-Rahmân Ahmad bin Syu‘aib. Al-Du‘afâ wa al-MatrûkînBeirût: Dâr al-Fikr, 1987.

Al-Qur`ân al-Karîm.

Rahman, Fathur. Ikhtisar Mushtalahul Hadits. Bandung: PT Alma‘arif , tt.

Al-Râzi, Abî Muhamad ‘Abd al-Rahmân bin Abî Hâtim Muhamad Idrîs bin al-Mundzir al-Tamîmî al-Hanzalî. Al-Jarh wa al-Tadîl. India, Hyderabad al-Dakan: Majlis Dâirah al-Ma‘ârif al-‘Usmâniyah. 1953.

---------, Al-Jarh wa al-Tadîl. Beirût: Dâr al-Kitab al-‘Ilmiyah,1953.

Al-Sâlih, Subhi. Ulûm al-Hadîts wa Mustalahuhu. Penerjemah Tim PustakaFirdaus. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997.

Page 141: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

128

Sam‘ânî, Abî Sa‘ad ‘Abd al-Karîm bin Muhamad bin Mansûr al-Tamîmî al-Ansâb. Kairo: Maktabah Ibnu Taimiyah, 1980.

Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Qur`ân, Bandung: Mizan, 1994.

Sijstânî, Sulaimân bin al-Asy‘ats Abî Dâwud, Sunan Abî Dâwud. Beirut: Dâru al-Fikr, 1994.

al-Suyûtî, Jalâl al-Dîn ‘Abd al-Rahman bin Abi Bakr. al-Jâmi‘ al-Sagir fî Ahâdîtsal-Basyîr wa al-Nadzîr. Beirut: Dâr al-Fikr tt.

-----------, Asmâ` al-Mudallisîn. Beirût: Dâr al-Jîl, 1992.

Sya’roni, Usman. Otentisitas Hadis Menurut Ahli Hadis dan Kaum Sufi, Jakarta:Pustaka Firdaus, 2002.

Tabrânî, Abî al-Qâsim Sulaimân bin Ahmad. Al-Mu‘jam al-Ausât, Kairo: Dâr al-Hadîts, 1996.

Tirmidzî, Muhamad bin ‘Îsâ bin Sûrah bin Mûsâ bin al-Dahhâk Abû ‘Îsâ Sunanal-Tirmidzî. Beirut: Dar al-Fikr, t.t.

Wensinck, A.J. dan Mensing, J.P. Mu‘jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabawi. Leiden: E.J Briil. 1936.

Yaqub, Ali Mustafa. Kritik Hadis, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000.

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005.

Zaglûl, Abu Hajir Muhamad al-Sa‘îd bin Basyunî. Mausû‘ah Atrâf al-Hadîts al-Nabawî al-Syarîf. Beirut: Dâr al-Fikr. 1989.

Al-Ziraklî, Khairi al-Dîn. Al-A‘lâm Qamûs Tarâjum, Li Asyhûr al-Rijâl wa al-Nisâ` min al-‘Arabî wa al-Musta‘ribîn al-Mustasyriqîn. Beirût: Dâr al-‘Ilmi li al-Malâyîn, 1989.

Internet:

http://www.alkisah.web.id/search?max-results=100

http://www.aswaja.net/aswaja-blogger/1010

Page 142: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...

LAMPIRAN

Page 143: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...
Page 144: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...
Page 145: STUDI KUALITAS SANAD HADIS BAB GÎBAH KITAB IRSYÂD AL ...