STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL-...

130
STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh Muhammad Lutfi NIM: 1113034000192 PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Transcript of STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL-...

Page 1: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL-

SYUHRAH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh

Muhammad Lutfi

NIM: 1113034000192

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis
Page 3: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis
Page 4: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis
Page 5: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

i

ABSTRAK

Muhammad Lutfi

Studi Kritik Sanad Matan Hadis Libas Al-Syuhrah

Problem yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini salah satunya adalah masih

terjadinya fenomena alam yang sering terjadi menghukumkan sesuatu hal tidak berlandaskan

pengetauhuan yang ilmiah. Hal ini bisa dilihat dalam banyak kasus di kalangan masyarakat

terlebih tanah air Indonesia betapa banyak orang hanya mengamalkan sesuatu hal hanya

dengan modal taqlid kepada generasi para sebelumnya. Hal ini bisa terjadi dengan dua

kemungkinan besar, yaitu faktor tradisi dan faktor tidak ingin tahu terhadap suatu kebenaran.

Dua faktor tersebut bila dikaitkan dengan hal ranah hukum ke-Islaman sangat membuka pintu

atas eksistensi sebuah hukum islam. Sebagaima hukum dan agama diamalkan karena apa-apa

yang terdapat di dalamnya sudah diuji secara ilmiah. Oleh karena demikian bila dua faktor

tersebut terus berkesenambungan tidak mustahil kedudukan sebuah hukum tidak dianggap

dan tidak memiliki pengaruh terhadap sebuah kebenaran.

Selain fakta di atas, juga masih menjadi fenomena betapa banyaknya para tokoh

agama selalu mengabaikan pemahaman terhadap satu ilmu secara komprehensif. Dengan

bahasa lain banyak masyarakat Islam terlebih cendikiawan masih berdalil dengan sebatas

teks-teks ayat atau hadis saja. Bila demikian terjadi fungsi sebuah kebenaran fakta sejarah

akan terabaikan dan melahirkan asumsi-asumsi hukum baru dimana tidak seperti demikian

pemahamannya pada dasarnya. Hal ini bisa dilihat seperti kasus teroris saat ini masih saja

membabi buta, para korban sama sekali tidak bersalah dan mereka mengatasnamakan agama

Islam berdalil dengan teks sebuah ayat ataupun sebuah hadis saja tanpa mengkaji lebih

dalam. Selain itu, betapa banyak ruang lingkup hukum agama yang sifatnya juga masih pro

dan kontra. Hal ini juga bisa saja terjadi atas pemahaman-pemahaman yang tidak

komprehensif sehingga menghasilkan pemahaman yang berbeda.

Melihat beberapa fenomena di atas skripsi ini ingin menjelaskan betapa pentingnya

dalam menghukumi sesutu hal harus dikaji dan dipelajari secara mendalam. Sebagaimana

dalam skiripsi ini dalam menghukumi sebuah teks hadis terkait libas al-syuhrah harus dengan

pemahaman yang komprehensif tidak hanya terpatok terhadap satu teks saja kemudian

dijadikan semenanya menjadi hukum. Pemahaman secara mendalam dalam hadis ini

maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis yang benar. Dengan

meletakkan kritik hadis akan menjawab kebenaran sebuah hadis apakah bersumber dari Nabi

Muhammad saw atau tidak. Begitu juga dengan pemahaman hadis yang benar (bisa dilihat

dari berbagai aspek sperti asbab al-wurud, pandangan para ulama hadis respon ayat al-Quran

atau akal bila dikorelasikan ataupun hal lainnya). Dengan modal dua hal ini menghukumkan

sesuatu hal akan mendapatkan porsi cukup komprehensif sehingga melahirkan hukum-hukum

yang akurat dan bisa untuk diamalkan menjadi pedoman hidup.

Page 6: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

ii

KATA PENGANTAR

احلمد للله رب العادلني وبه نستعني على أمور الدنيا والدين، احلمد هلل بنعمته تتم الصاحلات والصالة والسالم صحابه أالعادلني وعلى أله وذرياته و الدنيا و اءعلى حبيب الكرمي سينا حممد أشرف ادلرسلني الذي نور من السم

أمجعني.

Salah satu guru penulis, Kiai Ali Mustafa Yaqub sering menyampaikan dalam

halaqah al-Kutub al-Sittah dengan pesan “ وال متوتن إال وأنتم كاتبون``. Pesan dari Sang Guru

ini sebagai bentuk sugesti dan penyemangat kepada murid-muridnya agar senantiasa tidak

hanya kreatif dan berwawasan luas dalam argumentasi saja, akan tetapi produktif dalam

menulis karya-karya agar kelak sesudah wafat tetap dikenang jasanya. Sebagimana hal ini

ada dalam istilah “اخلط يبقى زمانا بعد صاحبه وكاتب اخلط حتت األض مدفون.” Masksudnya adalah

karya-karya tulis akan kekal sepanjang masa, sementara penulisnya hancur terkubur di

bawah tanah.

Dengan sugesti seperti ini, di awal pengantar ini penulis dengan segala kerendahan

hati, penulis mempersembahkan skripsi yang sederhana ini sebagai amal pribadi penulis

kepada Sang Pencipta. Juga sebagai bentuk cinta penulis kepada Baginda Rasul Muhammad

saw. sedikit banyak sudah mengkaji sabda-sabda-Nya semoga kelak mendapatkan syafa’at

beliau di hari kelak.

Disamping itu, semangat untuk menyusun skiripsi ini dilatarbelakangi masih

banyaknya ruang kajian-kajian hadis yang relevan untuk dikaji dan berkesinambungan untuk

dikembangkan. Karena sebuah hadis bisa dikatakan bersifat dinamis dan akan merespon

fenomena alam yang sedang dirasakan oleh kalangan masyarakat pada kondisi tertentu. Oleh

karena itu, penulis merasa masih penting untuk mengkaji dan menjaga eksistensi keilmuan

hadis ini agar selalu terjaga sampai masa-masa akan datang.

Dalam masa perjuangan sampai selesainya skiripsi ini, tentunya sangat banyak

kalangan yang berkontribusi, memotivasi, meberikan pencerahan, doa serta memberikan ide-

ide sehingga tercapainya skiripsi ini.

Page 7: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

iii

Terima kasih penulis haturkan kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Terima kasih Kepada Prof. Dr. Masri Mansoer, MA. selaku Dekan Fakultas

Ushuluddin.

3. Kepada Dr. Lilik Ummi Kaltsum selaku Ketua Program Jurusan Ilmu al-Quran

dan Tafsir.

4. Kepada Dr. Banun Binaningrum Dan Kak Hani M.Ag yang sudah membantu

penulis dalam bentuk administrasi sejak awal perjuangan skiripsi dimulai sampai

kepada jalan sidang munaqasah.

Secara khusus banyak terimakasih kepada Kiai Maulana, M.Ag yang sudah

membimbing penulis dalam proses penyelesaian tugas skiripsi ini. Terima kasih kepada

Bapak Dr. Mafri Amir, M.Ag selaku dosen pembimbing akademik penulis. Terima kasih atas

semua masukan dan ruang diskusi di tempat kediaman bapak sehingga skripsi ini bisa

terwujud.

Terima kasih penulis haturkan rasa terimakasih yang sangat mendalam kepada al-

marhum Ayahanda Abdullah Tanjung dan Ibunda Lamasih Pulungan sebagai kedua orang

tua kandung penulis. Merekalah malaikat yang Allah utus untuk menjaga dan membimbing

sejak dari buaiyan sampai terpisahnya urat nadi dalam jiwa. Mereka yang sudah berkorban

dengan begitu ikhlas tanpa mengaharapkan sedikit jasa dari seorang anaknya. Terimakasih

dari anakmu wahai Ayah dan Ibu. Semoga senantiasa Ayahanda dalam lindungan Allah swt

dan semoga Ibunda selalu diberi kesehatan dan kerberkahan hidup dunia dan akhirat. Dan

juga terima kasih kepada Keluarga Besar Marga Tanjung yang berada di Kampung Sibanggor

Julu khususnya berkat doa dan semangat meraka penulis bisa duduk sampai bangku kuliah,

semoga Allah membalas dan memberkati semuanya serta bisa menjadi generasi yang jaya

buat agama dan bangsa.

Rasa yang tiada tara penulis ucapkan rasa terima kasih banyak kepada Ayahanda H.

Deritary dan Keluarga Besar yang sudah membimbing dan membantu penulis baik secara

fisik maupun materi. Seorang panutan yang begitu ikhlas beramal tanpa melihat suku dan

kasta dan juga motivator sekaligus orang tua bagi penulis sendiri. Semoga Allah membalas

kebaikan dan kedermawanan Ayahanda dengan memberikan kesehatan dan keberkahan hidup

serta Keluarga Besar dunia dan kelak di akhirat.

Page 8: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

iv

Kepada seluruh jajaran Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru. Para Ayahanda

dan Ibunda Guru, sahabat seperjuangan berkat doa mereka mungkin jalan hidup penulis bisa

sampai di jenjang ini. Kepada Pondok Tahfidz Quran Nur ‘Aisyah Tanjung Morawa, Ust.

Anwar al-Hafidz, Ust. Yahya Hasibuhuan al-Hafidz, Ust. Zainal Abidin al-Hafidz. Ust.

Syamsul Yahya al-Hafidz, Ust. Sayuti al-Hafidz, Ust. Mar’i al-Hafidz. Terima kasih

kepada Ustdz Eswin dan Ibunda Beby berkat mereka semua penulis bisa menjadi keluarga

besar Pondok Nur ‘Aisyah. Terima kasih kepada sahabat semuanya Akhyar al-Hafidz, Suheri

al-Hafidz, Muhammad Khoir al-Hafidz dan semua sahabat Nur ‘Aisyah yang sudah

menemani dan berjuang suka dan duka semoga semuanya sehat dan bisa sukses di gerbang

paling jaya.

Terima kasih kepada Ust. Andi Rahman, MA. Ust. Sofin Sujito, Ust. ‘Ubaidillah, Ust.

Ali Hudaibi, Ust. Arrazy Hasyim, Ust. Zia al-Haramain dan Keluarga, Ust. Ali Wafa, Ust.

Hanif, Ust. Muhammad dan jajaran Para Ust. lainnya di Pondok Hadis Darussunnah Ciputat

yang sudah mengajarkan kepada penulis sabda-sabda kalam Nabi. Kepada Dewan musyrif,

Cak Badrut Tamam, Bang Ulin Nuha, Bang Jauzy, Bang Hakim al-Banna, Gus Zaim, Mas

Dimas, Bang Subhan, Lek Firdaus. Terima kasih kepada sahabat angkatan Avicenna dan

seluruh santri-santri dan para alumni Pondok Darussunnah tempat saya belajar dan tinggal

saat ini.

Terima kasih juga untuk kawan-kawan TH angkatan 2013. Terima kasih untuk

seluruh anggota kelompok KKN Dream: Adam Risman, Maulana Ikbal, Adit Prasetiya,

Muhammad Fadil, Ucup Tia Supriany, Adenia Mustika, Intan, Lubna Zahraty dan Ratih

Clara Santi. Kepada warga desa kelahiran Sibanggor Julu. Kepada semua yang pernah

bersentuhan dengan penulis tanpa mengurangi rasa hormat tidak menyebutkan satu persatu,

penulis ucapkan terima kasih banyak.

Ciputat, 31 Mei 2018

Muhammad Lutfi

Page 9: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

v

PEDOMAN TRANSLITERASI

Penelitian ini berpedoman pada model transliterasi “Romanisasi Standar Bahasara Arab”

(Romanization of Arabic) pertama kali diterbitkan oleh America Library Association (ALA)

dan Library Congress (LC) pada tahun 1991.

Letters of The Alphabet:

Intial Medial Final Alone Romanization

a ا ا ا ا

b ب ب ب ب

ts ث ث ث ث

j ج ج ج ج

{h ح ح ح ح

kh خ خ خ خ

d د د د د

dz ذ ذ ذ ذ

r ر ر ر ر

z ز ز ز ز

s س س س س

sy ش ش ش ش

Page 10: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

vi

}s ص ص ص ص

{d ض ض ض ض

}t ط ط ط ط

z ظ ظ ظ ظ

(ayn‘) ‘ ع ع ع ع

gh غ غ غ غ

f ف ف ف ف

q ق ق ق ق

k ك ك ك ك

l ل ل ل ل

m م م م م

n ن ن ن ن

h ه ه ه ه

w و و و و

` ء ء ء ء

y ي ي ي ي

Page 11: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

vii

Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal

atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

VOKAL TUNGGAL

TANDA VOKAL ARAB TANDA VOKAL LATIN KETERANGAN

a fathah

i kasrah

u d}ommah

VOKAL RANGKAP

TANDA VOKAL ARAB TANDA VOKAL LATIN KETERANGAN

ي ai a dan i

و au a dan u

Page 12: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

viii

VOKAL PANJANG

TANDA VOKAL

ARAB

TANDA VOKAL

LATIN

KETERANGAN

a> a dengan garis di atas ىا

i> i dengan garis di atas ىي

u> u dengan garis di atas ىو

KATA SANDANG

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu ال, dialihsakrakan menjadi huruf (I), baik diikuti huruf syamsiah

maupun huruf qamariah. Contoh al-rijal, al-diwan dll.

Syaddah (Tasydi>d)

Syaddah atau tasydi>d yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah ( ), dalam alih aksara ini dilambangkan huruf, yaitu dengan

menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak

berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang

yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiah. Misalnya, kata الضرورة tidak ditulis ad-

darurah melainkan al-darurah, dengan demikian seterusnya.

Ta Marbu>t{ah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbut{ah terdapat pada kata

yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf (h). Hal

sama juga berlaku jika ta marbut}ah tersebut diikuti oleh kata (na’t). Namun, jika

huruf ta marbuatah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut

dialihaksarakan menjadi huruf (t).

Page 13: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

ix

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................... 1

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah....................................................... 6

2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah................................................. 6

2. Perumusan Masalah................................................... 7

C. Tujuan Masalah..................................................................... 8

D. Mamfaat Penelitian................................................................ 8

E. Studi Pustaka.......................................................................... 9

F. Metodologi Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data................................................ 10

2. Pendekatan dan Metode Analisa........................................ 11

3. Teknik Penulisan................................................................ 12

G. Sistematika Pembahasan........................................................... 12

BAB II. METODE KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS

A. Pengertian Takhrij Hadis........................................................... 14

B. Metode Takrij al-Hadis .................................................................. 16

C. Lafaz Periwayatan dan Lafaz Jarh wa Ta’dil dalam Hadis........ 36

Page 14: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

x

BAB III. KRITIK SANAD HADIS LIBAS AL-SYUHRAH

A. I’tibar Sanad, urgensi dan tujuannya ............................................... 42

B. Takhrij Libas al-Syuhrah Riwayat Ahmad bin Hanbal...................... 43

C. Penelitian Tentang Jarh wa Ta’dil Para Periwayat Hadis

Libas al-Syuhrah Selain Dalam Riwayat Ahmad bin Hanbal............. 58

D. Kritik Sanad dan Matan Hadis

1. Penelitian Matan dengan Kualitas Sanad Hadis............................. 76

2. Penelitian Susunan Lafaz Matan Hadis yang Semakna.................. 77

3. Penelitian Kandungan Makna Matan Hadis dan Perbandingan

dengan Ayat al-Quran, Hadis dan Akal Sehat

a. Bertentangan dengan al-Quran................................................... 79

b. Bertentangan dengan Hadis yang Lebih Sahih........................... 80

c. Bertentangan dengan Akal......................................................... 82

E. Natijah.................................................................................................... 83

BAB IV. PEMAKNAAN LIBAS AL-SYUHRAH

A. Makna Libas al-Syuhrah Secara Bahasa............................................... 85

B. Pengertian Libas al-Syuhrah.................................................................. 85

C. Batasan Menutup Aurat Dalam Berpakaian Menurut Hadis.................. 86

D. Ragam Pakaian Pada Masa Nabi........................................................... 92

E. Pandangan Ulama Terkait Libas al-Syuhrah......................................... 94

F. Analisa Penulis Terhadap Pemahaman Libas al-Syuhrah...................... 96

Page 15: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

xi

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................ 98

B. Saran.......................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ketika berbicara sebuah hadis1, maka hal paling penting adalah bagaimana

dapat mempertanggung-jawabkan hadis tersebut dapat menjaga validitasnya dari

Nabi Muhammad saw.2 Tentu dalam hal ini para sahabat

3 yang pertama

mendengarkan hadis tersebut dari Nabi Muhammad saw. kemudian para Ta>bi’i >n4

dan para Ta>bi’ al-tabi’i >n sampai pada periwayat terakhir atau al-Mukharrij.5

Dalam penelitian ini, tema yang diangkat sebuah hadis Nabi Muhammad

saw. terkait dengan libas al-syuhrah sebagaimana akan disebutkan hadis yang

diteliti di bawah ini. Adapun hadis tersebut terdapat dalam Musnad Ahmad bin

1 Hadis secara bahasa adalah sesuatu yang baru, sedangkan menurut istilah adalah susuatu

yang di sandarkan kepada Nabi Muh{ammad saw. baik dari segi uacapan, perbuatan, pengakuan,

ataupun sifat Nabi. Mah{mu>d T}}ah{h}}a>n, Taisi>r Mustala>h}>> al-H{adi>ts, h. 14 2 Sejatinya hadis memiliki kedudukan dan fungsi sebagai objek kajian hadis. Nabi

sebagai pembawa risalah keislaman mempunyai tugas dari kenabiannya: menjelaskan Kitab Allah,

memberikan teladan, Nabi saw. wajib ditaati dan menetapkan hukum. Ali Mustafa Yaqub, Kritik

Hadis (Pustaka Firdaus Cetakan 2015), hal. 35-36. Atau bisa dilihat juga dalam karya ulama timur

tengah. Muhammad Mustafa A‟zami, Dira>sat fi> al-Hadi>ts al-Nabawi> wa Ta>ri>kh Tadwinih (Beirut:

Maktabah al-Islami 1980), h. 12-14 3 Sahabat secara bahasa semakna dengan Suhbah bermakna teman, sedangkan menurut

istilah sahabat adalah orang yang bertemu Nabi Muh}ammad saw. dalam keadaan muslim dan

meninggal dalam keadaan islam. Mah{mu>d Tah}h{a>n, Taisi}r Mustala>h al-Hadi>s, h. 164 4 Tabi‟in menurut bahasa jama‟ dari Tabi‟i atau Tabi‟un bermakna berjalan

dibelakangnya. Sedangkan menurut istilah orang yang bertemu dengan sahabat dalam keadaan

muslim dan meninggal dalam keadaan islam. Mah{mu>d Tah}h{a>n, Taisi}r Mustala>h} al-H{adi >s, h.167 5 Penjelasan ini bisa dilihat pada karya: Muh}ammad Syuhudi Isma’i>l, Kaedah kesahihan

sanad hadis telaah Kritis dan tinjauan dengan pendekatan ilmu sejarah (Pt Bulan bintang Jakarta 1995), h. 16

Page 17: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

2

Hanbal karya Ahmad bin Hanbal. Adapun hadis tersebut diriwayatkan oleh Ibnu

„Umar. Adapun teks hadis terebut sebagimana di bawah ini:

نث د ح اللهد ب اع ن ث د ح .1 نهب ان م ث ع ن ع ك ي رهاش ن ث اج ج اح ن ث به ن يع امهالش رهاجهه م ن ع ة ع ر به

ال ع ت و ك ار ب ت الل ه س ب ل ة ر ه ش ب و ث س بهل ن م:م سل ويههعل الل ىل ص اللهل و س ر ال ق :ال ق ر م ع نهب 6ه ت س ال ج او ر اجهه م ت ي ر د ق كو ي رهش ال ق .ةهام ي القهم و ي ة ل ذ م ب و ث

Menceritkan kepada kami Abdullah menceritakan kepadaku ayahku

menceritakan kepada kami H{ajja>j, menceritakan kepada kami Syari>k, dari

‘Utsma>n bin Abi> Zur’ah, dari Muha>jir al-Sya>mi>, dari Ibnu ‘Umar berkata:

Rasulullah saw. bersabda: siapa yang mengenakan pakaian syuhra, Allah akan

mengenakannya pakaian kehinaan pada hari kiamat. Syari>k berkata saya telah

melihat Muha>jir dan aku duduk bersamanya.

Melihat hadis di atas dapat diketahui bahwa sanad hadis tersebut adalah

dari nama Abdullah sampai dengan Ibnu „Umar. Sedangkan matan atau teks

hadisnya adalah م و ي ة ل ذ م ب و ث ال ع ت و ك ار ب ت الل ه س ب ل ة ر ه ش ب و ث س بهل ن م saja.

Sedangkan teks ه ت س ال ج او ر اجهه م ت ي ر د ق و merupakan matan hadis tambahan yang di

tambhakan oleh Syarik7.

Hadis di atas pada dasarnya menjelaskan terkait hukum orang yang yang

memakai pakaian syuhrah nanti akan dihinakan Allah pada hari kiamat.

6 Ah{mad bin H{anbal, Musnad Ah{mad bin H{anbal (Muassasah Qurtabah, Mesir), juz 2, h.

139 7 Dalam kajian ilmu hadis disebut hadis mudraj. Hadis Mudraj adalah hadis yang ada teks

tambahan dalam matan atau sanad yang bukan dari teks asalnya. Mah{mu>d T}>ah}h}an, Taisir Must}ala>h} Hadi>ts, h. 86

Page 18: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

3

Terkait dengan pakain syuhrah ini yang melatarbelakangi peneliti antara

lain; menurut penulis masih menjadi salah satu masalah fakta sosial adalah pada

umumya masyarakat muslim belum mengetahui mana jenis dan ragam pakaian

yang sudah digariskan oleh hadis agar dapat dipahami dan dijadikan sebagai

pedoman hidup. Banyak masyarakat memakai pakaian hanya berlandaskan

keinginan dan kemauan hasrat semata tanpa memperhatikan aturan berpakaian

sebagaimana sudah digariskan oleh agama. Dalam kehidupan keseharian betapa

banyak orang memakai pakaian hanya ingin dikenal kekayaannya, ingin dipuji

betapa indah yang dikenakannya, ingin merasa diunggulkan di hadapan manusia

dikarenakan memiliki model pakaian dengan harga yang begitu tinggi.

Selain itu, juga masih menjadi fakta dilapangan banyak kalangan

masyarakat ketika mengenakan suatu pakaian banyak dari mereka tidak

memperdulikan mana anggota badan yang harus ditutupi dan mana anggota badan

yang boleh diperindah dan diperlihatkan. Masih banyak di antara mereka

berpakaian hanya sebatas ingin terlihat cantik, indah, rapi dan dapat mengundang

perhatian banyak orang sehingga dia berpuas diri dan akhirnya memiliki rasa

sombong.

Oleh karena demikian, skiripsi ini akan merespon bagaimana hadis bisa

menjawab dan menjelaskan kedudukan sebuah pakaian dalam kehidupan agar bisa

berdampingan dengan baik antara kehidupan dengan landasan teori agama.

Page 19: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

4

Selain itu, hal yang sama juga pernah dirasakan oleh pedangdut tanah air

yang lagi viral sebelumnya. Inul Dartista tepatnya banyak haters yang

menghakiminya karena pernyataan terkait pakaian surban. Pedangdut itu

mengatakan di medsos bahwa pakain tersebut merupakan budaya dan tradisi

orang-orang bukan bagian dari hal wajib untuk kita laksanakan. Dari pernyataan

pedangdut tanah air ini banyak kalangan yang menentang dan mengecam

pernyataan Inul tersebut. Berbagai kalangan mengkritik pedas atas ucapannya.

Baik dari ormas dan masyarakat lainnya. Lebih menariknya yang menentang

pernyataan Inul ini dari kalangan yang paham tentang agama. Bagaimana hal

seperti ini bisa terjadi, menurut penulis, hal ini juga masih ada keterkaitannya

dengaan libas al-syuhrah walaupun dalam skiripsi ini bukan menjadi kajian

utamanya, namun masih ada korelasinya dimana betapa minimnya pengetahuan

masyarakat terkait tata cara dan norma serta pemahaman dalam mengenakan

pakaian sehingga mudah menghakimi seseorang tanpa ada landasan ilmiah.8

Pada dasarnya masyarakat seperti ini masih cukup fundamental dalam

pemahaman, dengan arti lain mereka biasanya terlalu husnuzzan tentang apa yang

disampaikan dari ustad dan pengikutnya selalu menggunakan pendekatan tradisi

8 Ini pernyataan Inul lebih kurang seperti ini intinya: Sorban dan jubah (gamis) bukanlah

pakaian Islam, tapi pakaian tradisi Arab, di Arab Saudi, bukan hnya ulama atau tokoh agama yg

memakai sorban, tapi mulai presiden, menteri, sopir taksi, resepsion hotel, penjaga toko, bnyk yg

memakai sorban. Hal ini ternyata jg disepakati oleh dua tokoh ulama kita, Imam Besar Masjid

Istiqlal KH Mustofa Ya‟qub dan KH Mustafa Bisri, atau Gus Mus. Bahwa Sorban dan Jubah

bukanlah baju muslim. Bahkan dgn nada kelakar, kedua kiai menyebutkan bahwa Abu Jahal dan

Abu Lahab juga memakai sorban dan jubah, tapi keduanya itu merupakan tokoh memusuhi Islam.

Lebih lanjut bisa di check di website https://seleb.fajar.co.id/2017/03/30/lagi-inul-daratista-bilang-

surban-dan-jubah-adalah-tradisi-arab

Page 20: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

5

salaf 9 di pesantren yaitu sami’na> wa ‘ata’na>.10

Semua hal yang berkaitan dengan

ilmu pengetahuan baik dari segi hukum agama, aqidah, muamalah hanya dengan

melaksanakan apa yang dikatakan oleh gurunya. Pada prinsipnya ini sebenarnya

adalah sifat dan keteladanan yang patut diapresiasi bukti bahwa seorang guru

mampu membina seorang murid, namun apabila fatwa atau pengetahuan tersebut

mengarah kepada hukum yang masih berbentuk khilafiah dan harus diperluas lagi

permasalahnnya misalnya, maka ini bisa saja akan menjadi dampak negatif pada

akhirnya bisa mengacu kepada permasalahan yang cukup serius dan perpecahan

dalam konteks ini terkait pakaian tersebut. Salah satu yang melatarbelakangi

peneliti tertarik untuk mengkaji dan meneliti topik ini oleh faktor-faktor tersebut.

Menurut peneliti hal ini masih cukup relevan untuk di teliti dengan spirit untuk

meluruskan hal-hal yang masih bersifat mutasyabihat.11

Terakhir, pada zaman sekarang dimana serba tersedia berbagai bentuk

fashion bahkan update terkait perkembangan dengan begitu cepat, sehingga orang

sangat gampang melihat perkembangan fashion yang terbaru dengan hanya

melihat di medsos atau bentuk elektronik lainnya. Sekarang kita melihat

banyaknya model pakaian berbagai motif dan style. Tidak sedikit orang yang

tertarik ingin memilikinya hanya dengan mesan di berbagai tempat. Berdasarkan

perkembangan zaman yang serba cepat ini, lantas apakah model-model pakaian

9 Salaf adalah satu istilah pesantren klasik yang masih menggunakan kurikulum kitab-

kitab kuning para Salaf la-Salihin 10

Sami’na> wa ‘ata;na> merupakan istilah yang di gunakan di pesantren dengan makna

mengikuti dan melaksanakan semua apa yang di katakan oleh seorang guru. 11

Mutasyabihat adalah lawan dari muhkamat ialah sesuatu hal yang masih samar di

pahami masih membutuhkan tafsir untuk menjelaskannya.

Page 21: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

6

tersebut yang begitu tinggi asetnya dianggap bagian dari agama atau hanya

sebatas mengikuti perkembangan zaman saja.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Judul besar yang diangkat dalam penelitian ini akan dibagi dalam

klasifikasi permasalahan:

Pertama, bagaimana pemahaman yang benar terkait aturan berpakaian

menurut hadis Nabi.? Sebagimana masih banyak hal masih menjadi risih dan

sering mengacu kepada intimidasi dan merendahakan individu, maka dengan

mengkaji penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangsih positif terhadap

pemikirin-pemikiran yang sifatnya masih taqlid tanpa memberikan data dan

kehujjahan yang bisa dianggap mutahir.

Kedua, bagaimana hadis bisa menjawab banyaknya ragam model pakaian

di saat ini, apakah nilai aset yang tinggi tersebut karena anjuran dari agama atau

hanya hal yang boleh-boleh saja diikuti atau diabaikan.?

Ketiga, bagaimana hadis bisa menjelaskan terkait libas al-syuhrah bila

dilihat dari sudut pandang batasan dan tuntunan berpakaian yang benar menurut

hadis-hadis Nabi.?

2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Page 22: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

7

Dari identifikasi permasalahan di atas, penelitian ini akan membatasi

kajian sanad dan pemahaman hadis libas al -syuhrah saja. Dari segi sanad

penelitian ini mengacu kepada buku “ Kaedah Kesahihan Sanad Hadis” karya

Syuhudi Ismail. Sedangkan dari segi matan, penelitian ini mengacu kepada buku

“Cara Benar Memahami Hadis” karya Ali Mustafa Yaqub. Pada segi sanadnya

nanti akan dijelaskan satu persatu periwayat hadis tersebut sampai kepada Nabi

saw. baik dari segi ketsiqahan, kedhabitan, ke’adalahan serta yang hal-hal yang

mempengaruhi kedudukan hadis tersebut. Dari segi pemahaman matan, akan

dijelaskan hadis ini dari berbagai aspek sehingga dapat dijadikan hujjah dengan

landasan yang komprehensif.

2. Perumusan Masalah

Sebagaimana sebelumnya sudah disinggung pada bagian latar belakang

masalah dan sub-sub permasalahan, pertanyan yang akan hadir adalah; 1)

Bagaimana kajian sanad hadis ini, apakah dapat dipertanggung-jawabkan sebagai

landasan hukum yang sah secara akademisi. Apakah semua periwayatnya bisa

dikategorikan sebagai periwayat yang adil dan tidak mengandung kefasiqan dan

hal lain yang bisa menjatuhkan posisi hadis tersebut? 2) Bagaimana hasil dari

penelitian ini bila dilihat dari segi kehujjahan, apakah setelah diteliti dengan

pendekatan sanad dan pemahaman hadis bisa dianggap sah sebagai landasan

hukum? 3) Apakah penelitian hadis masih membutuhkan kajian pemahaman

hadis, walaupun secara sanad sudah dianggap sahih? Keseluruhan pertanyaan di

atas akan terjawab dalam penelitian ini dengan memposisikan kajian hadis studi

kritik dan matan hadis.

Page 23: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

8

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menjadi jawaban positif terkait libas al-

syuhrah dengan menjelaskan pengertian serta pemahamannya. Sesudah meneliti

dan mengkaji permasalahan ini akan menjadi pedoman hidup dan mendapatkan

kedamaian serta penelitian ini akan menjadi landasan hukum. 2) dapat memahami

dengan benar terkait hadis Nabi dan bisa menghilangakan kesan istilah pakaian

agamis dan pakaian tidak agamis dalam mengenakan pakaian, dengan catatan

mencukupi syarat-syarat menutup aurat dan tatacara dalam berpakaian. 3) dapat

membedakan antara hadis berkategori sebagai hukum landasan syari‟at Islam dan

mana hadis yang masuk dalam kategori budaya dan perkara yang boleh

diamalalkan dan diabaikan.

D. Manfaat Penelitian

Secara akademik, penelitian ini akan melahirkan kontribusi dan

sumbangsih antara lain. 1) memberikan metode dalam kehujjahan satu hadis tidak

hanya dengan studi sanad saja, namun harus juga dengan pendekatan matan

meliputi sejarah budaya dan sosial. 2) hadis bisa diamalkan dengan pendekatan

sanad saja dengan syarat dapat di pahami dengan jelas hadis tersebut tanpa ada

kebingungan dan keraguan akan terjadinya pemahaman-pemahaman lain. 3) hadis

bisa dipahami antara wajib al-a’mal bin aula ghaira wajib al-a’mal bih.

Secara praksis, penelitian ini akan memberikan mamafaat antara lain: 1)

menambah ketertarikan dan semangat baru untuk mengkaji ilmu teristemewa

dalam kajian hadis dan ilmu must}ala>h{ al-hadi>ts. 2) sesudah penelitian ini selesai,

diharapkan akan menjadi landasan hukum yang sah dan diamalkan dalam

Page 24: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

9

kehidupan bermasyarakat. 3) hadis akan semakin terjaga kevalidannya dengan

adanya spririt kajian yang berkelanjutan sehingga tidak akan mudah hadis

dijadikan fatwa hukum tanpa dikaji secara mendalam terlebih dahulu.

E. Studi Pustaka

Penelitian pada sejatinya belum ada skripisi yang membahas tentang

penelitian ini hanya saja ada beberapa keterkaitan saja. Penulis hanya

mendapatkan satu buku yang membahas secara simple tentang libas al-syuhrah

ini. Buku tersebut adalah “Cara benar Memahami Hadis” karya Ali Mustafa

Yaqub. Dalam buku tersebut disebutkan secara sederhana tentang libas al-

syuhrah. Ali Mustafa Yaqub membahas terkait libas al-syuhrah ini pada tema

“Budaya Bangsa Arab Dalam Hadis” dalam pembahasan ini, beliau secara singkat

menjelaskan terkait ragam pakaian-pakaian yang bisa masuk menjadi ruang

lingkup libas al-syuhrah.

Selain buku di atas, penulis tidak menemukan penelitian yang mengkaji

tentang libas al-syuhrah lagi. Hanya saja dalam skiripsi ini karena meneliti dua

fokus kajian yaitu sanad dan matan saja, maka penulis merasa perlu

mencantumkan kitab-kitab tersebut yang menjadi rujukan utama terhadap fokus

penelitian ini. Dari sisi kajian sanad sebagaimana dilakukan dalam penelitian ini

adalah bukunya Muh{ammad Syuhudi Isma>’il yang berjudul Kaedah kesahihan

sanad hadis telaah Kritis dan tinjauan dengan pendekatan ilmu sejarah .12

Dalam

buku ini bisa dilihat betapa urgensinya sebuah sanad untuk menilai sebuah hadis.

12

Muh}ammad Syuhudi Isma’i>l, Kaedah kesahihan sanad hadis telaah Kritis dan

tinjauan dengan pendekatan ilmu sejarah (Pt Bulan bintang Jakarta 1995)

Page 25: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

10

Dalam buku ini beliau banyak menukil pernyatan-pernyatan ulama Salaf al-

Salihin akan pentingnya sebuah sanad dalam tataran kritik hadis seperti

Muh{ammad Ibnu Si>ri>n, Abu> ‘Amar al-Awza>’i >, Sufya>n al-Tsauri> dan ‘Abdullah

bin al-Mub>arak yang pada intinya menyatakan akan wajib dan pentingnya ada

sanad dalam sebuah hadis untuk mengetahui derajat hadis tersebut.13

Dari segi pemahaman hadis, peneliti merujuk kepada karya Ali Mustafa

Yaqub dalam bukunya Cara benar memahami hadis Pustaka Firdaus 2016

Jakarta. Dalam buku ini juga akan dijelaskan berbagai masalah kesahihan sanad

dan matan hadis dan ilmu-ilmu hadis lainnya. Selain itu juga hadis-hadis dan

argumentasi para ulama dalam menyikapi libas al-syuhrah.

F. Metodologi Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

Obyek utama penelitian skiripsi ini adalah Studi Kritik Sanad Hadis libas

al-syuhrah dengan pendekatan studi sanad dengan mengkaji periwayat setiap jalur

dan pemahaman hadis yang benar untuk memahami hadis ini dengan data yang

komprehensif. Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang tergolong kepada

penelitian takhrij hadis, yaitu mencari keberadaan atau sumber kitab asli dari

hadis yang diteliti. Sehingga hadis yang diteliti dapat diketahui dimana terdapat

dengan merujuk kepad kitab-kitab hadis sumber asli. Selain itu, penelitian ini juga

merupakan penelitian yang tergolong kepada penelitian kritik sanad. Pada bagian

ini akan dijelaskan terkait para periwayat hadis yang diteliti dengan menyebutkan

13 Bisa dilihat dalam tulisan Muhammad Syuhudi Ismail, Kaedah kesahihan sanad hadis

telaah Kritis dan tinjauan dengan pendekatan ilmu sejarah pada bagaian pendahuluan.

Page 26: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

11

semua periwayat serta mencari identitas mereka, apakah termasuk periwayat yang

tsiqah atau sebaliknya sehingga hadis yang diteliti nantinya dapat dihukumi

sebagai pedoman hidup.

Sesuai dengan jenis penelitiannya, teknik pengumpulan data dilakukan di

ruang-ruang perpustakaan baik pustaka kampus UIN Jakarta, pustaka umum

maupun pustaka pribadi, termasuk geogle book dan situs-situs lain yang

menyediakan tulisan dan buku-buku pdf serta maktab al-syamilah. Data-data yang

telah dikumpulkan dipilah berdasarkan tema-tema yang relevan. Tema itu

kemudian diklasifikasi berdasarkan mutu, jenis dan relevansinya dengan topik

penelitian ini untuk diteliti, dianalisis dan dimasukkan dalam topik bahasan.

Penelitian ini juga memungkinkan peneliti untuk melacak berbagai dokumen

beberapa tulisan, komentar, dan catatan yang terkait tentang judul penilitian ini.

Oleh karena itu penelitian ini akan melewati beberapa langkah pengumpulan data.

Langkah pertama dengan menyebutkan hadis dan penjelasan tentang

berpakaian ketika dihadapkan dengan berbagai kehidupan nyata dimasa para

ulama bahkan dimasa Nabi. Kemudian disebutkan tata cara berpakaian serta

aturan berpakaian dan pada akhir kesimpulannya penelitian ini akan menghasilkan

sebuah hukum sebagai hasil dari penelitian ini.

2. Pendekatan dan Metode Analisa

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

sejarah. Pendekatan ini sering dikenal dengan istilah analisis wacana yaitu

Page 27: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

12

pendekatan yang menempatkan teks sebagai representasi dari sebuah pemikiran

yang mampu mempengaruhi khalayak dan dapat diterima sebagai satu kebenaran.

3. Teknik Penulisan

Sedangkan dalam hal tehnik penulisan skripsi ini merujuk kepada pada

pedoman penulisan skiripsi dalam buku Pedoman Akademik Program Stara 1

2001/2002. Sedangkan untuk masalah transliterasi, penelitian ini berpedoman

pada Romanisasi Standar Bahasa Arab (Romanization of Aracbic).

G. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini akan dimulai dari bab satu adalah menjelaskan latar

belakang, perdebatan akademik, perdebatan yang meliputinya dan signifikan

penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah tujuan

penelitian, manfaat penelitian, studi pustaka, metode pengumpulan data,

pendekatan dan metode analisis, teknis penulisan dan sistematika pembahasan.

Bab kedua adalah metode kritik sanad dan matan hadis, sub

pembahasannya antara lain: pengertian takhrij hadis, metode takrij al-hadis dan

lafaz periwayatan dan lafaz jarh wa ta’dil dalam Hadis.

Bab ketiga adalah penelitian terkait dengan I’tibar Sanad, urgensi dan

tujuannya, takhrij libas al-syuhrah riwayat Ahmad bin Hanbal, penelitian tentang

jarh wa ta’dil para periwayat hadis libas al-syuhrah selain dalam riwayat Ahmad

bin Hanbal, kritik sanad dan matan hadis, penelitian matan dengan kualitas sanad

hadis: penelitian susunan lafaz matan hadis yang semakna, penelitian kandungan

Page 28: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

13

makna matan hadis dan perbandingan dengan ayat al-quran, hadis dan akal sehat:

bertentangan dengan al-quran, bertentangan dengan hadis yang lebih sahih,

bertentangan dengan akal dan natijah.

Bab keempat adalah pemaknaan libas al-syuhrah: makna libas al-syuhrah

secara bahasa, pengertian libas al-syuhrah, batasan menutup aurat dalam

berpakaian menurut hadis, ragam pakaian pada masa Nabi, pandangan Ulama

terkait libas al-syuhrah dan analisa penulis terhadap pemahaman libas al-syuhrah.

Bab kelima adalah kesimpulan, saran dan daftar pustaka. Kesimpulan

sebagai jawaban dari permasalahan-permasalahan di bagian bab sebelumnya.

Saran untuk membuka ruang untuk berbagai kalangan untuk memberikan

masukan sebagai solusi dan bentuk spirit keilmuan yang terus menerus untuk

perbaikan serta perkembangan keilmuan Islam. Daftar pustaka sebagai bentuk

rujukan dalam penelitian skiripsi ini.

Page 29: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

14

BAB II

METODE KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS

A. Pengertian Takhrij Hadis

Bila dimaknai secara teks kalimat adalah mengeluarkan sebuah hadis.

Takhrij Hadis secara etimologi adalah bentuk masdar ( kata benda) dari kata

kerja خرج yang bermakna nampak ataupun jelas.1 Mah}mu>d T}ah}h}a>n dalam Us{u>l

al-Takhrijnya mengatakan bahwa Takhrij Hadis adalalah himpunan dua masalah

yang bertentangan dalam satu keterkaitan.2

Takhrij hadis secara terminologi adalah indikasi petunjuk yang

menjelaskan keberadaan sebuah hadis berdasarkan sumber aslinya dengan

menyertakan dari sisi sanadnya (sanad disisni adalah status periwayat hadis yang

akan mempengaruhi suatu hadis).3Kitab sumber asli yang dimaksud dalam

defenisi ini adalah kitab-kitab induk yang mengandung bebarapa bagian

pembahasan di dalamnya. Pertama kitab hadis yang dikaryakan dengan seorang

periwayat dari Saikh dengan sanad yang bersambung sampai kepada Nabi

Muhammad saw. seperti Kutub al-Sittah, Muwat{t{a, Imam Malik, Musnad Ah{mad

1 H{a>tim bin ‘A>rif al-Syari>f, al-Takhri>j wa Dira>sat al-Asa>ni>d (cetakan Multaqa Ahl al-

Hadi>ts) juz 1, h. 2 2 Mahmud T{ah{h{a>n, Us{u>l al-Takhri>j wa Dira>sat al-Asa>ni>d (Maktabah al-Maa‟rif, Riyad

Tahun Cetak 1191 M), h. 7 3 Mahmud T{ah{h{a>n, Us{u>l al-Takhri>j wa Dira>sat al-Asa>ni>d (Maktabah al-Maa‟rif, Riyad

Tahun Cetak 1191 M), h. 10

Page 30: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

15

bin H{anbal, Mustadrak Imam al-Ha>kim, Musannaf bagi Imam al-Razza>q dan

kitab lainnya.

Kedua kitab yang hampir serupa kandungannya dengan kitab-kitab yang

pertama dimana hadis-hadisnya banyak mengambil dari al-Kutub al-Sittah,

seperti kitab al-Jama’ baina al-Sah{i>h}ain karya Imam al-H{umaidi>. Ketiga kitab-

kitab yang bukan kitab hadis namun banyak menyebutkan periwayat-periwayat

hadis dengan syarat penulis karya tersebut harus meriwatkannya tanpa menukil

dari kitab-kitab lain. Kitab ini bisa saja bervariasi seperti kitab tafsir, fiqh dan

kitab-kitab sejarah. Sebagai contoh kitab at-T{abari> karya tafsir Imam al-T>{abari>,

kitab al-Umm kitab fiqh karya Imam al-Sya>fi’i> dan kitab-kitab lainnya.4

Pada dasarnya Takhrij Hadis berkesimpulan pada sebuah kedudukan

sebuah hadis dimana disebutkan para periwayatnya dengan keadalahannya. Hal

ini sebagaimana disebutkan oleh Ibnu S{ala>h{ bahwa para Muh{addits ketika

membukukan sebuah karya hadis, maka ada dua hal yang penting harus

diperhatikan dalam penulisan karya tersebut: pertama adalah memilah dan

memposisikan hadis-hadis tersebut kedalam sub dan bab seperti bab fiqh dan

lainnya, hal yang kedua harus mencantumkan para periwayat hadis tersebut.5 Hal

sama juga dijelaskan oleh Imam al-Sakha>wi>6 dan al-Dzahabi>

7bahwa Takhrij

Hadis adalah penghimpunan hadis oleh seorang Muh>\{addits dengan menyertakan

4 Mah{mu>d T{ah{h{a>n, Us{u>l al-Takhri>j wa Dira>sat al-Asa>ni>d (Maktabah al-Maa‟rif, Riyad

Tahun Cetak 1191 M), h. 10-11 5 Ibnu S{ala>h, ‘Ulu>m al-Hadi>ts, h. 228

6 Al-Sakha>wi>, Fath{ al-Mughi>ts juz 2, h. 338

7 Bisa dilihat lebih lanjut pada pembahasan profil Ahmad bin ‘Ubaid bin ‘Isma >i>l al-

S{affa>r, al-Dzahabi>, Tazkirat al-Huffa>z, juz 3 h. 876

Page 31: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

16

sub bab, kitab dan lainnya serta menjabarkan hadis-hadis yang diriwayatkannya,

atau guru-gurunya ataupun para sahabat dan sahabatnya.

B. Metode Takrij al-Hadis

Posisi kitab suci al-Quran sangatlah jauh berbeda dengan kitab hadis. Al-

Quran sudah diakui secara mutawatir atas kebenarannya, sedangkan hadis belum

tentu seperti demikian. Hal ini juga sebagaimana telah dijelaskan oleh Syuhudi

Ismail bahwa “Menelusuri ayat al-Quran sangat berbeda dengan menelusuri hadis

Nabi. Untuk mencari sebuah ayat al-Quran cukup diperlukan sebuah kitab kamus

al-Quran, seperti kitab al-Mu’jam al-Mufahras li> alFa>z al-Quran al-Kari>m karya

Muh{ammad Fua>d bin ‘Abdul Ba >qi> dan mushaf al-Quran. Beda halnya ketika

menelusuri sebuah hadis tidak cukup hanya dengan kamus dan sebuah kitab

rujukan berupa kitab hadis yang disusun oleh mukharrij saja, karena hadis

terhimpun dalam banyak kitab. Oleh karena itu, sampai sekarang belum ada

kamus yang mampu memberikan petunjuk untuk mencari sebuah hadis yang

dimuat oleh seluruh kitab yang ada. Kamus hadis pada umumnya yang sudah

tersedia hanya terbatas untuk memberi petunjuk yang termuat di sejumlah kitab

saja dan dari sebagian kamus hadis itu ada yang tidak menjelaskan cara

penggunaannya‟‟.8

Pada dasarnya ketika menelusuri sebuah hadis sudah banyak ulama yang

telah membahasnya pada masa sebelumnya.9 Dalam metode takhrij ini, penulis

8 Syuhudi Ismail, Metode Penelitian Hadis (Jakarta: Bulan Bintang. 1992), hal. 43

9 Antara lain mislanya, dalam kitab Us{u>l al-Takhrijnya Mah{mu>d T{ah{h{a>n dijelaskan

dengan detail ketika seorang ingin mentakhrij atau menulusuri sebuah hadis kepada sumber

Page 32: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

17

hanya merujuk kepada buku Metode Penelitian Hadis Nabi karya Syuhudi Ismail.

Dalam buku tersebut disebutkan ada dua metode takhrij yang dapat dipakai dalam

menelusi sebuah hadis.10

Metode yang digunakan oleh Syuhudi Ismail tersebut

adalah;

a. Metode Takhrij al-Hadits bil-Lafzi

Dalam metode ini terkadang diketahui hanya sebagian matan saja. Bila

demikian, takhrij melalui penelusuran lebih mudah dilakukan. Dalam metode ini,

peneliti merujuk dan menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li> alfa>z al-

Hadit>s al-Nabaw>i.11

Pada dasarnya, metode ini bisa dibilang sangat simpel untuk mencari

keberadan sebuah hadis. Kitab ini ditulis oleh seorang orientalis yaitu Arnad Jhon

Wensinck seorang dosen satu Universitas di London yang diterjemahkan ke dalam

bahasa Arab oleh Muh{ammad Fu’a>d ‘Abdul Ba >qi>. Kitab ini disusun sebanyak 7

jilid, pertama dicetak tahun 1936 M dan kemudian cetakan setelah 33 tahun baru

hadir edisi cetakan kedua.

Kitab ini disusun dengan tiga jenis metode pendekatan ketika ingin

mencari keberadaan sebuah hadis. Pertama dengan pendekatan kata fi’il seperti

ma>d{i>, mud{a>ri’, dan amar. Kedua dengan pendekatan kata isim, seperti isim

aslinya ada langkah-langkah yang tepat untuk dilakukan. Dalam kitab tersebut disebutkan ada lima

poin penting yang harus peneliti lakukakan: Menelusuri hadis dengan pendekatan melacak

periwayat hadis melalui jalur para sahabat (periwayat pertama), menelusuri hadis dengan melacak

awal kata atau lafaz dari matan hadis (awal matan hadis), menelusi hadis dengan melacak salah

satu lafaz hadis yang terdapat dalam matan hadis, menelusi hadis dengan pedekatan tema hadis

dan menelusi hadis dengan melihat hal penting yang tersirat dalam sanad matan hadis.

10 Syuhudi Ismail, Metode Penelitian Hadis (Jakarta: Bulan Bintang. 1992), hal. 44

11 Syuhudi Ismail, Metode Penelitian Hadis (Jakarta: Bulan Bintang. 1992), hal. 44

Page 33: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

18

mufrad, tatsniah, jama’ dan bentuk-bentuk isim lainnya. Ketiga dengan

pendekatan isim musytaq. Jadi, pencari hadis bisa mencari hadis dengan bentuk

tiga pendekatan di atas.12

Kitab Wensinck ini memuat sembilan kitab hadis. Kitab tersebut adalah

al-Kutub al-Sittah (sah}i>h al-Bukha>ri>, Sah{i>h Muslim, Sunan Abi> Da>ud, Sunan al-

Turmidzi>, Sunan al-Nasa> `i>, Sunan Ibnu Ma>jah, Muwat{t{a’ Ma >lik’, Musnad

Ah{mad dan Musnad al-Da>miri>.13

Dalam kitab al-Mu’jam al-Mufahras li> alfa>z al-Hadit>s al-Nabawi> ada

rumus-rumus tertentu yang dibutuhkan untuk memahami keberadaan sebuah

hadis. Rumus tersebut antara lain:

. متبوع باسم الكتاب، فرقم الباب: اسم ادلؤلف )خ(، البخارى .

Kitab Sah{i>h al-Bukha>ri> karya al-Bukha>ri> rumusnya adalah huruf "خ " disusun

dengan nama kitab kemudian nomor bab

مسلم: اسم ادلؤلف )م(، متبوع باسم الكتاب، فرقم الباب )رقم الصفحة بالنسبة للمقدمة . فقط(

Kitab Sa>h{i>h Muslim karya Muslim rumusnya adalah huruf “م” disusun dengan

nama kitab kemudian nomor bab (nomor halaman sesuai pada bagian

pendahuluan saja)

أبو داد: اسم ادلؤلف )د(، متبوع باسم الكتاب، فرقم الباب. .Kitab Sunan Abu> Da>ud karya Abu> Da>ud rumusnya adalah huruf ‚د‛ disusun

dengan nama kitab kemudian nomor bab

12

Lebih detail bisa lebih lanjut dilihat pada bab yang ke tiga. Mah{mu>d T{ah>h>a{n, Us{u>l al-

Takhri>j Wa Dira>sat al-Asa>ni>d (Maktabah al-Maa‟rif, Riyad Tahun Cetak 1191 M), h. 82-85 13

Syuhudi Ismail, Metode Penelitian Hadis (Jakarta: Bulan Bintang. 1992), hal. 44

Page 34: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

19

.ذى: اسم ادلؤلف )ت(، متبوع باسم الكتاب، فرقم البابترم .4

Kitab Sunan Turmidzi> karya al-Tuzmidzi> rumusnya adalah huruf ‚ت‛ disusun

dengan nama kitab kemudia nomor bab

ادلؤلف )ن(، متبوع باسم الكتاب، فرقم الباب.النسائى: اسم .Kitab Sunan al-Nasa>‘i> karya al-Nasa>‘i> rumusnya huruf ‚ن‛ disusun dengan nama

kitab kemudian nomor bab

ابن ماجو: اسم ادلؤلف )جو(، متبوع باسم الكتاب، فرقم الباب. .Kitab Sunan Ibnu Ma>jah karya Ibnu Ma>jah rumusnya adalah huruf ‚جه‛ disusun

dengan nama kitab dengan kemudian nomor bab

الدارمى: اسم ادلؤلف )دى(، متبوع باسم الكتاب، فرقم الباب. .Kitab al-Da>rimi> karya al-Da>rimi> rumusnya adalah huruf ‚دى‛ disusun dengan

nama kitab kemudian nomor bab

سم "ادلوطأ" )ط(، متبوع باسم الكتاب، فرقم احلديثمالك: ا .Kitab al-Muwat{t{a‘ karya Imam Malik rumusnya adalah huruf ‚ط‛ disusun dengan

nama kitab kemudian nomor hadis

.أمحد بن حنبل: اسم ادلؤلف )حم(، متبوع برقم اجمللد، فرقم الصفحة .Kitab Musnad Ah{mad bin H{>anbal karya Ahmad bin Hanbal rumusnya adalah

huruf “حم" disusun dengan jilid atau juz kemudian nomor halaman.

Dalam metode ini, penulis menggunakan matan hadis:

14

Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li> alFa>z al-Hadi>ts al-Nabawi>, juz 7 pada bagian

akhir halaman. Atau juga dalam: Mah{mu>d T{ah>h>a{n, Us{u>l al-Takhri>j Wa Dira>sat al-Asa>ni>d

(Maktabah al-Maa‟rif, Riyad Tahun Cetak 1191 M), h. 84-86

Page 35: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

20

الشامي عن عن عثمان بن أيب زرعة عن مهاجر حدثنا عبد اهلل حدثين أيب ثنا حجاج ثنا شريك ابن عمر قال قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم من لبس ث وب شهرة ألبسو اللو ت ب ا ار وت

15. ث وب مذلة ي وم القيامة قال شريك وقد رأيت مهاجرا وجالستو .

1. Pencarian melalui lafal fi’il “ لبس”, peneliti menemukan hasilnya:

حم "، ، جو لباس لباس دثوما مثلو، ثوب مذل: من لبس ث وب شهرة ألبسو اللو ي وم القيامة ، ،

a. Sunan Abi Daud, kitab libas, nomor bab 4

b. Sunan Ibnu Majah, kitab libas, no bab 27

c. Musnad Ahmad bin Hanbal, jilid 2 halaman 92 dan 139

2. Pencarian melalui lafal “ ث وب”, hasilnya adalah:

: حم ، جو لباس ،و اهلل يوم القيامة... د لباس من لبس ثوب شهرة ألبس

a. Sunan Abi Daud, kitab libas no hadis 4

b. Sunan Ibnu Majah, kitab libas, nomor bab 24

c. Musnad Ahmad bin Hanbal, jilid 2 halaman 139

3. Pencarian melalui lafal ” شهرة” digunakan dari lafal شهر dan hasilnya

adalah:

، حم ،، جو لباس الثياب: د لباس من لبس ثوب شهرة، باب من لبس شهرة من

a. Sunan Abi Daud, kitab libas, no bab 4

b. Sunan Ibnu Majah, kitab libas, no bab 24

c. Musnad Ahmad bin Hanbal, jilid 2 halaman 92

15

Ah{mad bin H{anbal, Musnad Ah{mad bin H{anbal (Muassasah Qurtabah, Mesir), juz 2, h.

139

Page 36: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

21

4. Pencarian melalui lafal “ ألبسو”, hasilnya adalah tidak ada karena biasanya

lafal seperti ini harus dikembalikan dulu ke asal fi’ilnya yaitu س لب

sebagaimana hasilnya sudah dijelaskan pada no dua di atas.

5. Pencarian melalui lafal “مذلة”, digunakan dari fi’ilnya yaitu ذل dan hasilnya

adalah:

44جو لباس ،، د لباس ، ، ، , ألبسو اهلل... ثوب مذلة أو ثوبا من نار: حم

a. Musnad Ahmad bin Hanbal, jilid 6 halaman 420, jilid 2 halaman 92 dan

139

b. Sunan Abi Daud, kitab libas, no bab 4

c. Sunan Ibnu Majah, kitab libas, no bab 24

b. Metode Takhrij bi> al-Maud{u>’

Metode melalui topik ini sejatinya juga banyak kitab yang membahasnya.

Hanya saja, secara umum kitab-kitab tersebut tidak menyebutkan data-datanya

secara lengkap, dengan arti lain masih butuh kitab tersendiri untuk melacak hadis

tersebut.16

Peneliti dalam metode ini menggunakan kitab Mifta>h} Kunu>z al-Sunnah

karya A.J Wensinck. Pada dasarnya untuk menentukan tema dari suatu hadis yang

ingin ditelusuri tidaklah mudah, tidak sembarangan orang bisa melalui tahap

16

Syuhudi Ismail, Metode Penelitian Hadis (Jakarta: Bulan Bintang. 1992), hal. 47

Page 37: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

22

penelitian dengan metode ini. Dalam masalah ini sejatinya sangat dibutuhkan

kematangan dan kecermatan.17

Kitab ini memuat 14 kitab yaitu S{ah{i>h{ al-Bukha>ri>, S{ah{i>h{ Muslim, Sunan

Abi> Da>ud, Sunan al-Tirmidzi>, Sunan al-Nasa>’i>, Sunan Ibnu Ma>jah, Muwat{t{a’

Ma>lik’, Musnad Ah{mad dan Musnad al-Da>miri>, Musnad Zaid bin ‘Ali>, Musnad

Abi> Da>ud al-T{aya>lisi>, T{abaqa>t Ibnu Sa’ad, Si>rah Ibnu Hyisa>m, dan Magha>zi> al-

Wa>qidi>.18

Dalam kitab Mifta>h{ Kunu>z al-Sunnah karya A.J Wensinck ada rumus-rumus

tertentu untuk membantu memahami keberadaan sebuah hadis.

بخ: صحيح البخارى، وىو مقسم ا كتب وكل كتاب ا أبواب .Rumus “بخ" maksudnya adalah kitab al-Bukha>ri> dan disusun dengan urutan kitab

kemudian setiap kitab dibagi ke bab

مس: صحيح مسلم، وىو مقسم ا كتب وكل كتاب ا أحاديث .Rumus “مس" maksudnya adalah kitab S{ah{i>h{ Muslim dan disusun dengan urutan kitab,

setiap kitab dibagi ke nomor hadis

بد: سنن أىب داود، وىو مقسم ا كتب وكل كتاب ا أبواب .Rumus “بد” maksudnya adalah kitab Sunan Abi >Da>ud dan disusun dengan urutan

kitab, setiap kitab dibagi kepada bab

ىو مقسم ا كتب وكل كتاب ا أبوابتر: سنن الرتمذى, و .Rumus “تر" maksudnya adalah kitab Sunan al-Turmizdi> dan disusun dengan

urutan kitab, setiap kitab dibagi kepada bab

17

Mah{mu>d T{ah>h>a{n, Us{u>l al-Takhri>j Wa Dira>sat al-Asa>ni>d (Maktabah al-Maa‟rif, Riyad

Tahun Cetak 1191 M), h. 95 18

Syuhudi Ismail, Metode Penelitian Hadis (Jakarta: Bulan Bintang. 1992), hal. 47

Page 38: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

23

مج: سنن ابن ماجو، وىو مقسم ا كتب وكل كتاب ا أبواب .Rumus “مج" maksudnya adalah kitab Sunan Ibnu Ma>jah dan disusun dengan

urutan kitab, setiap kitab dibagi kepada bab

مى: سنن الدارمى، وىو مقسم ا كتب وكل كتاب ا أبواب .Rumus “مى" maksudnya adalah kitab Sunan al-Da>rimi> dan disusun dengan urutan

kitab, setiap kitab dibagi kepada bab

مقسم ا كتب وكل كتاب ا أحاديثما: موطأ مالك، وىو .Rumus “ما" maksudnya adalah kitab Muwat{t{a’ dan disusun dengan urutan kitab,

setiap kitab dibagi kepada nomor hadis

ز: مسند زيد بن على، أحاديثو مدودة، والرقم يدل على احلديث .Rumus “ز" maksudnya adalah kitab Musnad Zaid bin ‘Ali dan disusun hadisnya

banyak dan simbol nomor menunjukkan nomor hadis

عد: طبقات ابن سد، مقسم إ أجزاء، وبض األجزاء إ أقسام، والرقم يدل على . الصفحة

Rumus “عد" maksudnya adalah kitab T}abaqa>t ibnu Sa’ad dan disusun dengan

urutan juz, setiap bagian juz dibagi-bagi, dan simbol nomor menunjukkan

halaman

حم: مسند أمحد بن حنبل، مقسم ا أجزاء والرقم يدل على الصفحة من اجلزء .Rumus “حم" maksudnya adalah kitab Musnad Ahmad bin Hanbal dan disusun

dengan urutan juz, dan simbol nomor menunjukkan halaman juz

لسى، أحاديثو مدودة، والرقم يدل على احلديثط: مسند الطيا .Rumus “ط" maksudnya adalah kitab Musnad al-T{aya>lisi> dan disusun dengan hadis

yang beragam, dan simbol nomor menunjukkan hadis

ىش: سنة ابن ىشام، الرقم يدل على الصفحة .

Page 39: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

24

Rumus “هش" maksudnya adalah kitab Sirah ibnu Hisya>m dan simbol nomor

menunjukkan halaman

قد: مغازى الواقدى، الرقم يدل على الصفحة .Rumus “قد" maksudnya adalah kitab al-Magha>zi> al-Wa>qidi> dan simbol nomor

menunjukkan halaman

: كتاب .Rumus “ك" menunjukkan nama kitab

ب: باب .Rumus “ب" menunjukkan sebuah bab

ح: حديث .Rumus “ح" menunjukkan hadis

ص: صفحة .Rumus “ص” menunjukkan halaman

ج: جزء .Rumus “ج" menunjukkan juz

ق: قسم .Rumus “ق" menunjukkan satu bagian kelompok

قا: قابل ماقبلها مبا بدىا .Rumus “قا" menunjukkan adanya satu hadis antara sebelum dan sesudahnya

م م م: فوق الدد من جهة اليسار تدل على أن احلديث مكرر مرات .Rumus “م م م” menunjukkan hadis yang berulang-ulang

19رر بقدره ىف الصفحةسار يدل على أن احلديث مكجهة اليالرقم فوق الصغن الدد من .44

19

Wesnick, Miftah Kunuz al-Sunnah, h. 9

Page 40: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

25

Rumus angka kecil yang berada di atas nomor (bentuk kuatrat) menunjukkan atas

hadis yang berulang

Berdasarkan data yang peneliti lakukan dengan mengangkat tema “لباس” hasillnya

ada pada bab لبس ث وب الشهرة عقوبة من" ” dan hasilnya adalah:

ب تر:

قا ب مج:

، 66، 64، 69، 66، 66، 65، 66، 56، 55، 46، 45، 44، 44، 22، ثان ص 254أول ص حم:

قا 216، 444، 114، 111قا 155، 146، 129، 126، 121، 141، 164، 162، 161، 94، 11

، ثالث ص 521، 562، 496، 494، 469، 466، 456، 454، 426، 412، 469، 296، 296، 216

قا.426، 65، رابع ص 426، 44، 46، 29، 5

.، ، ، ط: ح

a. Sunan al-Tuzmidzi, kitab 35, bab 47

b. Sunan Ibnu Majah, antara sebelum dan sesudah kitab 32, bab 24

a. Musnad Ahmad bin Hanbal juz 1 halaman 352, juz 2 halaman 33,

42, 44, 45, 46, 55, 56, 60, 65, 66, 67, 69, 103, 104, 128, 131, 136,

139, 147, sebelum dan sesudah 155- 181, 182, 222, sebelum dan

sesudah 315- 386, 390, 397, 409, 413, 430, 454, 456, 467, 489,

492, 497, 503, 531, juz 3 halaman 5, 39, 40, 44, 437, juz 4 halaman

65, sebelum dan sesudah 237.

b. Musnad al-T{aya>lisi>, hadis 351, 1948, 2469, 2487

Di bawah ini akan dijelaskan hadis-hadis tersebut sesuai petunjuk dalam rumus.

Berdasarkan hasil dua metode di atas, hadis-hadis tersebut adalah:

Page 41: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

26

a. Kitab al-Mu’jam al-Mufahras li> alFa>z al-Hadit>s al-Nabawi>

Hadis-hadis yang ada dalam rumus kitab al-Mu’jam al-Mufahras li> alFa>z

al-Hadit>s al-Nabawi sebagai berikut:

1. Pencarian melalui lafal fi‟il “ لبس”, peneliti menemukan hasilnya:

حم "، ، جو لباس لباس دثوما مثلو، ثوب مذل: من لبس ث وب شهرة ألبسو اللو ي وم القيامة ، ،

a. Sunan Abi Daud, kitab libas, nomor bab 4

b. Sunan Ibnu Majah, kitab libas, nomor bab 27

c. Musnad Ahmad bin Hanbal, jilid 2 halaman 92 dan 13921

A. Hadis pada kitab Sunan Abi Daud, kitab libas, nomor bab 4 adalah:

ن ك ع ي ر عن ش -ى س ي ع ن ب يىن ا -ا ممد ن ث د ة ح وح ان و و ع ب ا أ ن ث د ى ح س ي د بن ع م ا م ن ث د ح ع ر ان بن أىب ز م ث ع

ن م » قال -قال ىف حديث شريك يرفو -عمر ى عن ابن ام ر الش اج ه ة عن ادل

« ار الن و ي ف ب ه ل ت ث » زاد عن أىب عوانة «. و ل ث م با و ث ة ام ي الق م و ي اهلل و س ب ل أ ة ر ه ش ب و ث س ب ل

B. Sunan Ibnu Majah, kitab libas, no bab 27

Hasil penelusuran, peneliti tidak menemukan hadis yang bersesuaian dalam bab

27.23

20

Bisa dilihat; Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahrah li al-Fadz al-Hadits al-Nabawi, juz 6,

h. 84 21

Bisa dilihat; Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li> al-Fad>z al-Hadit>s al-Nabawi>, juz 6,

h. 84 22

Kitab “libas” bab ke 4. Abu Daud, Sunan Abi> Da>ud (Beirut: Dar al-Kitab), juz 4, h. 77 23 Menurut peneliti ini kesalahan penulisan atau percetakan, karena dalam hasil penelusuran

dengan matan lainnya semua mengatakan ada pada bab 24 bukan bab 27. Adapun hadis pada

nomor bab 27 adalah:

Page 42: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

27

C. Musnad Ahmad bin Hanbal, jilid 2 halaman 92 dan 13924

Hadis pada kitab Musnad Ahmad bin Hanbal, jilid 2 halaman 92 dan 139 adalah

ان م ث ا شريك عن ع ن اشم ث ا ى ثين أيب ثن ا عبد اهلل حد ن ث د .ح ن ى ع ش ع ة وىو األ ر ي غ يىن بن ادل

ف ة ر ه ش ب و ث س ب ل ن قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم : م ر م ي عن بن ع ام ر الش اج ه م ة ام ي الق م و ي ة ل ذ م ب و ث اهلل و س ب ل ا أ الدني

ي ام الش ر اج ه م ن ع ة ع ر ز يب أ ن ب ان م ث ع ن ع ك ي ر ش ا ن ث اج ج ا ح ن ث يب أ ين ث د ح اهلل د ب ا ع ن ث د ح . ار ب ت اهلل و س ب ل أ ة ر ه ش ب و ث س ب ل ن م : م سل و يو عل اهلل ى ل ص اهلل ل و س ر ال ق :ال ق ر م ع ن ب ن ع ت و و ت س ال ج ا و ر اج ه م ت ي أ ر د ق ك و ي ر ش ال ق . ة ام ي الق م و ي ة ل ذ م ب و ث ا

2. Pencarian melalui lafal “ ث وب”, hasilnya adalah:

: ،، حم ،، جو لباسمن لبس ثوب شهرة ألبسو اهلل يوم القيامة... د لباس

a. Sunan Abi Daud, no hadis 4

b. Sunan Ibnu Majah, kitab libas, nomor bab 24

c. Musnad Ahmad bin Hanbal, jilid 2 halaman 13927

ال اس ق د اهلل بن الب ن عب ث ع ار اء عن عبد اهلل ابن احل ذ د احل ال ن خ ان ع ي ف ع عن س ي ا وك ن ث د د . ح ي بن مم ا عل ن ث د ح - 3614 ام ه اك ر ش ين ث ن م ال ب صلى اهلل عليو و سلم ق النب ل ن ل ان ك

النب صلى اهلل عليو و ل ن ل ان قال ك عن أنس دة تا ام عن ق ون عن ه ار د بن ى ي ا يز ن ث د ة . ح ب ي ش ر بن أيب و بك ب ا أ ن ث د ح - 3615 ن قبال سلم

Bisa dilihat: Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah (Beirut: Dar al-Fikr, Tahqiq: Muhammad Fuad „Abd

al-Baqi), juz 2, h. 1194

24 Bisa dilihat; Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li> alFa>z al-Hadit>s al-Nabawi>, juz 6, h.

84 25

Ah{mad bin H{anbal, Musnad Ah{mad bin H{anbal (Muassasah Qurtabah, Mesir), juz 2, h.

92 26

Ah{mad bin H{anbal, Musnad Ah{mad bin H{anbal (Muassasah Qurtabah, Mesir), juz 2, h. 139

Page 43: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

28

A. Sunan Abi Daud, no hadis 4. Hasilnya sudah disebutkan di atas karena

rumusnya sama.

B. Sunan Ibnu Majah, kitab libas, nomor bab 24. Hasilnya adalah:

ن ث د ح . م عن ه ان بن ج م ث ا ع ن ث د ي . ح اج ز الن ر ع بن م ي ك ا و ن ث د . ح ان ر ح د الب ي ز اس بن ي ب ا ال ض ر ع أ ة ر ه ش ب و ث س ب ل ن م صلى اهلل عليو و سلم قالب عن الن ر ذ يب ش عن أ ي ب بن ح ر ز

.و ض و ت م و ض ي ت ح و ن ع اهلل عبد بن ممد اثن حد - .

عن ةر ي ادلغ بن انم ث ع عن ةان و ع بوأ ان ث حد . بار و الش أيب بن كل ادل

ب و ث س ب ل نم : ) سلم و عليو اهلل صلى اهلل رسول قال قال عمر بن اهلل عبد عن راج ه ادل ( اار ن و ي ف ب ذل أ ث القيامة وم ي ة ذل م ب و ث اهلل و س ب ل أ الدنيا ف ة ر ه ش

C. Musnad Ahmad bin Hanbal, jilid 2 halaman 13930

. Hadisnya sudah

disebutkan di atas.

3. Pencarian melalui lafal ” شهرة” digunakan dari lafal شهر dan hasilnya

adalah:

، ،، حم ،، جو لباس من لبس ثوب شهرة، باب من لبس شهرة من الثياب: د لباس

a. Sunan Abi Daud, kitab libas, no bab 4

b. Sunan Ibnu Majah, kitab libas, no bab 24

c. Musnad Ahmad bin Hanbal, jilid 2 halaman 9231

27 Bisa dilihat; Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li> alFaz al-Hadit>s al-Nabawi>, juz 1, h.

310

28 Kitab “libas” bab ke 24. Muh}ammad bin Yazi>d Abu> ‘Abdullah al-Qazwaini>, Sunan

Ibnu Ma>jah (Beirut: Da>r al-Fikr, Tah{qi>q: Muah}ammad Fua>d ‘Abd al-Ba>qi>), juz 2, h. 1193 29

Kitab “libas” bab ke 24. Muh}ammad bin Yazi>d Abu> ‘Abdullah al-Qazwaini>, Sunan Ibnu Ma>jah (Beirut: Da>r al-Fikr, Tah{qi>q: Muah}ammad Fua>d ‘Abd al-Ba>qi>), juz 2, h. 1193

30 Bisa dilihat; Wensinck, l-Mu’jam al-Mufahras li> alFa>z al-Hadi>ts al-Nabawi>, juz 1, h.

310

Page 44: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

29

A. Sunan Abi Daud, kitab libas, no bab 4. Hadisnya sudah disebutkan pada

bagian atas karena rumusnya sama.

B. Sunan Ibnu Majah, kitab libas, no bab 24. Hadisnya sudah disebutkan pada

bagian atas karena rumusnya sama.

C. Musnad Ahmad bin Hanbal, jilid 2 halaman 92.32

Hadisnya sudah disebutkan

pada bagian atas karena rumusnya sama.

4. Pencarian melalui lafal “مذلة”, digunakan dari fi‟ilnya yaitu ذل dan hasilnya

adalah:

، جو ، د لباس ، ، ، , حم ألبسو اهلل... ثوب مذلة أو ثوبا من نار: لباس

a. Musnad Ahmad bin Hanbal, jilid 6 halaman 420, jilid 2

halaman 92 dan 139

b. Sunan Abi Daud, kitab libas, no bab 4

c. Sunan Ibnu Majah, kitab libas, no bab 2433

A. Musnad Ahmad bin Hanbal, jilid 6 halaman 420, jilid 2 halaman 92 dan

139. Pada bagian jilid 2 halaman 92 dan 129 sudah disebutkan hadisnya

pada bagian sebelumnya, sedangkan pada jilid 6 halaman 420 setelah

peneliti telusuri, hadis tersebut tidak sesuai. Peneliti berasumsi terjadi

karena dalam matan hadis yang diteliti ada dua hadis yang hampir sama

31

Bisa dilihat; Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li> alFa>z al-Hadit>s al-Nabawi>, juz 3, h.

207 32

Bisa dilihat; Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li> al-Fa>z al-Hadit>s al-Nabawi>, juz 3,

h. 207 33

Bisa dilihat; Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li> al-Fa>z al-Hadit>s al-Nabawi>, juz 2, h.

184

Page 45: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

30

hanya beda matan saja. Matan tema tersebut adalah “syuhrah dan matan

“alh{ari>r” saja, dua matan ini dampak hukumnya sangatlah berbeda.

Adapaun rumus yang menjelaskan ada pada bagian juz 6, h. 430 hadisnya

tidak sejalan dengan hadis yang diteliti. Hadis tersebut menjelaskan hadis

tentang pakaian sutra bukan pakaian syuhrah. Hadis tersebut tercantum

sebagaimana di bawah ini:

ان عن عثم و أم الت ر عن خ اب يك عن ج ا شر ثن ر ام ن ع ىن ب د ي و أس أيب ثنا ين ث د اهلل ح ا عبد ن ث د ح ف ر ي ر ب ح ثو بس ن ل ة عن النب صلى اهلل عليو و سلم قال : م ي ر ي و ة عن ج ي ر وي ي ج خ ل بن أ ي ف الط

ن نارا م ب و ث لة أو ذ ب م و اهلل تا ث بسو الدنيا أل

B. Sunan Abi Daud, kitab libas, no bab 4. Hadisnya sudah disebutkan pada

bagian atas karena rumusnya sama.

C. Sunan Ibnu Majah, kitab libas, no bab 24.35 Hadisnya sudah disebutkan

pada bagian atas karena rumusnya sama.

b. Kitab Mifta>h{ Kunu>z al-Sunnah

Berdasarkan data yang peneliti lakukan dengan mengangkat tema “لباس”

hasilnya ada pada bab عقوبة من لبس ث وب الشهرة" ” dan hasilnya adalah:

ب تر: . قا ب مج: .

34

Bisa dilihat: Ah{mad bin H{anbal, Musnad Ah{mad bin H{anbal (Muassasah Qurtabah,

Mesir), juz 6, h. 430 35

Bisa dilihat; Wensinck, l-Mu’jam al-Mufahras li> alFa>z al-Hadi>ts al-Nabaw>i, juz 2, h.

184

Page 46: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

31

، 69، 66، 66، 65، 66، 56، 55، 46، 45، 44، 44، 22، ثان ص 254حم: أول ص حم: .

، 111قا 155، 146، 129، 126، 121، 141، 164، 162، 161، 94، 11، 66، 64

، 469، 466، 456، 454، 426، 412، 469، 296، 296، 216قا 216، 444، 114

قا426، 65، رابع ص 426، 44، 46، 29، 5، ثالث ص 521، 562، 496، 494 .، ، ، ط: ح .

A. Sunan al-Tuzmi>dzi>, kitab 35, bab 47

Rumus yang terdapat dalam kitab Mifata>h{ Kunu>z al-Sunnah dengan

rumus “تر" yang menunjukkan pada kitab Sunan al-Turmi>dzi>. Peneliti tidak

menemukan hadis yang bersesuaian, peneliti sudah mengkroscek langsung ke

kitab aslinya. Sesuai petunjuk dalam rumus ini posisinya ada pada kitab 35

bab yang ke 47. Pada kitab yang ke 35 disebutkan adalah kitab tentang “al-

Syuhada`” dan disana hanya ada 4 bab saja. Bab pertama tentang para

syuhada terbaik, bab kedua tentang syahadat yang tidak diperbolehkan, bab

ketiga tentang syahadat palsu dan bab ke empat tentang tentang bab yang

sama (syahadat palsu).37

B. Sunan Ibnu Majah, anatara sebelum dan sesudah kitab 32, bab 24.

Hadisnya sudah disebutkan pada bagian sebelumnya. Rumus “قا” menunjukkan bahwa hadis tersebut ada juga hadis yang sama berada pada

bagian sebelum dan sesudahnya (ada 3 hadis yang semakna). Hadis tersebut

bisa dilihat di bawah ini:

37

Muhammad „abd al-Rahman bin „Abd al-Rahim al-Mubarakafuri, Tuhfah al-Ahwazi ( syarah

Sunan al-Turmizi Dar al-Hadits, 2001 M), juz 6, h. 164-172

Page 47: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

32

باب من لبس شهرة من الثياب( 24 )ا شريك أن ب ن نا يزيد بن ىارون . أ دث ح ان قال اسطي د بن عبد ادللك الو ة ومم اد ب ا ممد بن ع ن ث د ح 1 – 3606

قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم ر عن ابن عمر اج ة عن مه ع ر ز ان بن أيب عثم عن

ة ل ذ م ب و ث ة ام القي م و ي اهلل و س ألب ة ر ه ش ب و ث س ب ن ل م :

اجر ادله ة عنر ي ان بن ادلغ ة عن عثم ان و و ع ب ا أ دثن ب . ح وار يب الش د بن عبد ادللك بن أ ا مم ن ث د ح 2 - 3607 شهرة ف الدنيا ب و س ث ب ن ل م : اهلل صلى اهلل عليو و سلم ال رسول ال ق بن عمر ق اهلل د ب عن ع اار ن و في ب ذل أ ث ة ام ي الق يوم لة ب مذ و ث اهلل ألبسو

ر م عن ز ه ان بن ج ا عثم دثن ي . ح اج ز الن ر ع بن م ي ا وك دثن ان . ح ر ح د الب ي ز اس بن ي ا الب ن ث د ح 3 – 3608 و حت عن اهلل ض ر ع أ شهرة ب ثو س ب ن ل : ) م العن النب صلى اهلل عليو و سلم ق ذر ش عن أيب بي بن ح

( و ض و و مت ض ي

C. Musnad Ahmad bin Hanbal, juz 1 halaman 352, juz 2 halaman 33, 42, 44,

45, 46, 55, 56, 60, 65, 66, 67, 69, 103, 104, 128, 131, 136, 139, 147,

sebelum dan sesudah 155- 181, 182, 222, sebelum dan sesudah 315- 386,

390, 397, 409, 413, 430, 454, 456, 467, 489, 492, 497, 503, 531, juz 3

halaman 5, 39, 40, 44, 437, juz 4 halaman 65, sebelum dan sesudah 237.

Namun penulis hanya menemukan pada jilid 2 halaman 92 dan 139.

Sebagaimana hadisnya sudah disebutkan pada bagian sebelumnya.39

D. Musnad al-T{aya>lisi>, hadis 351, 1948, 2469, 248740

38

Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah (Beirut: Dar al-Fikr, Tahqiq: Muhammad Fuad „Abd

al-Baqi), juz 2, h. 1193 39

Menurut penulis ini bisa karena perbedaan tema sehingga hasil hadisnya berbeda-beda.

Sebagai penguat, sebagaiman dalam penelusuran lainnya hanya ada dalam jilid 2 halaman 92 dan

139 saja. 40

A.J Wensinck, Mifta>h{ Kunu>z al-Sunnah, hal. 476

Page 48: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

33

Penliti hanya mmenemukan hadis yang berdekatan secara tema saja.

Dengan arti lain dua tema tersebut hampir sama, namun berbeda

pembahasannya. Tema tersebut adalah: من لبس احلرير ف الدنيا مل يلبسو ف اآلخرة41

Pada hadis nomor 351 sebagaimana tercantum dalam rumus peneliti tidak

menemukan hadis yang bersesuaian. Peneliti menemukan hadis yang beda

dengan hadis yang diteliti.42

41

Sulaiman bin Da>ud, Musnad Abi> Da>ud al-T{aya>lisi> (Nasyir: Hajar lil-Taba‟ah: Tahqiq:

Muhammad bin Abd al-Muhsin al-Turki 1999 M), juz 6, h. 271 42

Hadis yang mucul pada kitab al-T>>}aya>lisi> nomor hadis 351 adalah:

ث نا محاد ث نا أبو داود ، قال : حد قبة ب حد ا أرعى غنما ل ن بن سلمة ، عن عاصم ، عن زر ، عن عبد اهلل ، قال : كنت غالما يافة فأتى علي رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم وأبو بكر وقد ف را من المشركن ف يط مبك لب تسقينا ؟ ق لت ق أيب م ال : يا غالم عندد ؟ ق من جذعة مل ي ن ز علي ها الفحل ب م فأت يت هما با فاعت قلها أبو بكر : إن مؤتن ولست بساقيكما قال : ف هل عند لت : ن

رة فحلب فيوأخذ رس ها ث شرب ىو وأبو بكر ث ول اهلل صلى اهلل عليو وسلم الضرع فدعا فحفل الضرع وأتاه أبو بكر بصخرة من قد أت يت ر ا كان ب سول اهلل صلى اهلل عليو وسلم ف قلت : علمين من ىذا القول الطيب سقيان ث قال للضرع : اقلص ، ف قلص ف لم

ن سو لم ، فأخذت من فيو سب ين القرآن ف قال رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم : إنك غالم م رة ما ي نازعين فيها أحد ي Sedangkan hadis nomor 1948 adalah:

ث نا ابن أيب ذئب ، عن نافع ، عن ابن عمر أن رجال قال : يا ث نا أبو داود ، قال : حد رسول اهلل ، ما ي لبس المحرم ؟ قال : ل حدمامة ، ول أسفل من ي لبس القميص ، ول ال هما إ لن ف لي لبس خفن ي قط ب ن ، ول السراويل ، ول اخلفن إل أن ل يد ن الك

.ي لبس ث وبا مسو ورس ول زعفران Sedangkan hadis nomor 2469 adalah:

ث نا أبو دا د ، عن أبيو ، عن أيب سلمة ، عن أيب ىري رة ، قال : قال رسول احد ث نا ابن س هلل صلى اهلل عليو وسلم : ود ، قال : حدثون ، وإن يك ف أمت من هم .أحد ف هو عمر قد كان فيمن خال من األمم ق ب لكم ناس يد

Sedangkan hadis nomor 2487 adalah زيز بن أيب سلمة ، عن عبد اهلل بن الفضل ، عن ث نا عبد ال ث نا أبو داود ، قال : حد أيب سلمة ، عن أيب ىري رة ، أن رسول اهلل حد

.عليو وسلم قال : ل ت فضلوا ب ن أنبياء اهلل ، أو ب ن األنبياء صلى اللو عليهم وسلم صلى اهلل Bisa dilihat: Sulaiman bin Da>ud, Musnad Abi> Da>ud al-T{aya>lisi> (Nasyir: Hajar lil-Taba‟ah: Tahqiq:

Muhammad bin Abd al-Muhsin al-Turki 1999 M), juz 1, h. 276. Sulaiman bin Da>ud, Musnad Abi>

Da>ud al-T{aya>lisi> (Nasyir: Hajar lil-Taba’ah: Tahqiq: Muhammad bin Abd al-Muhsin al-Turki

1999 M), juz 3 h. 373. Sulaiman bin Da>ud, Musnad Abi> Da>ud al-T{aya>lisi> (Nasyir: Hajar lil-

Taba’ah: Tahqiq: Muhammad bin Abd al-Muhsin al-Turki 1999 M), Juz 4. H. 106. Sulaiman bin

Daud, Musnad Abi> Da>ud al-T{aya>lisi> (Nasyir: Hajar lil-Taba’ah: Tahqiq: Muhammad bin Abd al-

Muhsin al-Turki 1999 M), Juz 4, h. 121 42

Sulaiman bin Da>ud, Musnad Abi> Da>ud al-T{aya>lisi> (Nasyir: Hajar lil-Taba‟ah: Tahqiq:

Muhammad bin Abd al-Muhsin al-Turki 1999 M), Juz 4. H. 106

Page 49: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

34

Berlandaskan data-data di atas dengan merujuk kepada dua kitab takhrij

hadis, yaitu kitab al-Mu’jam al-Mufahrahs li> alFa>z al-Hadit>s al-Nabawi> dan

Mifta>h} Kunu>z al-Sunnah dapat disimpulkan bahwa hadis yang diteliti (termasuk

hadis yang semakna) terdapat dalam kitab Ibnu Ma>jah, Musnad Ah{mad bin

H{anbal dan Sunan Abi> Da>ud. Dari jumlah jalur sanad dapat disimpulkan

berdasarkan data-data di atas bahwa hadis yang diteliti diriwayatkan oleh dua

sahabat saja secara marfu’, yaitu Ibnu „Umar dan Abi> Dzarr. Untuk lebih

memudahkan di bawah ini akan dibuat skema sanad dari tiap-tiap mukharrij.

Dalam hasil penelitian terkait libas al-syuhrah, terdapat empat matan hadis

yang beragam versi namun sejatinya tetap satu koridor tema yang sama yaitu

terkait pakian syuhrah. Adapun matan hadis tersebut adalah sebagai berikut:

a. Ibnu Majah meriwayatkan dengan dua jalur sanad, pertama dari Abi Dzarr

dan yang kedua dari dari Ibnu „Umar. Redaksi yang diriwayatkan dari Ibnu

Umar dengan menyatakan bahwa mereka yang mengenakan pakaian syuhrah

pada hari kiamat akan dihinakan oleh Allah dengan pakaian kehinaan dan

dinyalakan api di dalamnya. Sedangakan riwayat yang kedua dari Abi Dzarr

sedikit berbeda dengan redaksi yang diriwayatkan oleh Ibnu „Umar. Redaksi

dalam riwayat Abi Dzarr menyatakan bahwa siapa yang mengenakan pakaian

popularitas Allah akan mencapakkannya (kepada jurang kecelakaan) kapan

saja Allah berkehendak. Adapun redaksi hadisnya adalah:

Page 50: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

35

ن ث د ح . م ه ان بن ج م ث ا ع ن ث د ي . ح اج ز الن ر ع بن م ي ك ا و ن ث د . ح ان ر ح د الب ي ز اس بن ي ب ا ال ة ر ه ش ب و ث س ب ل ن م صلى اهلل عليو و سلم قالب عن الن ر ذ يب أ ش عن ي ب بن ح ر عن ز

.و ض و ت م و ض ي ت ح و ن ع اهلل ض ر ع أ عن ةادلغن بن انعثم عن ةان و ع وأب احدثن . بار و الش أيب بن ادللك عبد بن ممد ان دث ح .

بو ث بسل نم : ) سلم و عليو اهلل صلى اهلل رسول قال قال عمر بن اهلل عبد عن اجرادله ( اار ن و في ب ذل أ ث امة القي م و ي ذلة م بو ث اهلل سو ألب االدني ف ة ر ه ش

3. Pada Riwayat Ahmad bin Hanbal redaksinya hampir sama dengan redaksi

yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari jalur Ibnu „Umar. Hanya saja ada

satu riwayat lagi tambahan lafaz Allah Tabara wa Ta’ala dan ada redaksi

tersebut ditambah oleh Syarik pada bagian akhir matan. Adapun redaksi hadis

tersebut adalah:

ىش ع األ وىو ةادلغن بن يىن انعثم عن كي شر ان ث ماش ى ان ث أيب ين ث د ح اهلل د ب ع ان ث د ح . ب و ث س ب ل نم : وسلم عليو اهلل ىصل اهلل ل رسو قال الق عمر بن عن يام الش راج ه م عن ة ام ي الق م و ي ة ل ذ م ب و ث اهلل و بس ل أ اي ن الد ف ة ر ه ش

ر اج ه م ن ع ة ع ر ز يب أ ن ب ان م ث ع ن ع ك ي ر ا ش ن ث اج ج ا ح ن ث يب أ ين ث د ح اهلل د ب ا ع ن ث د ح . ة ر ه ش ب و ث س ب ل ن م : م سل و يو عل اهلل ى ل ص اهلل ل و س ر ال ق :ال ق ر م ع ن ب ن ي ع ام الش

ت و ار ب ت اهلل و س ب ل أ و ت س ال ج ا و ر اج ه م ت ي أ ر د ق ك و ي ر ش ال ق . ة ام ي الق م و ي ة ل ذ م ب و ث ا

4. Riwayat dari Abi Daud secara redaksi hampir sama juga dengan riwayat yang

diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Majah, hanya sedikit

43

Kitab “libas” bab ke 24. Muh}ammad bin Yazi>d Abu> ‘Abdullah al-Qazwaini>, Sunan Ibnu Ma>jah (Beirut: Da>r al-Fikr, Tah{qi>q: Muah}ammad Fua>d ‘Abd al-Ba>qi>), juz 2, h. 1193

44 Kitab “libas” bab ke 24. Muh}ammad bin Yazi>d Abu> ‘Abdullah al-Qazwaini>, Sunan

Ibnu Ma>jah (Beirut: Da>r al-Fikr, Tah{qi>q: Muah}ammad Fua>d ‘Abd al-Ba>qi>), juz 2, h. 1193

Page 51: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

36

perbedaan dalam riwayat ini yaitu adanya lafaz mislahu pada lafaz libas al-

syuhrah dan ada tambahan redaksi dari Abi> ‘Uwa>nah pada akhir sanad

dengan lafadz tsumma tulhabu fih al-nar. Adapun redaksi hadis tersebut

sebagai berikut:

ث نا ممد بن ع ث نا ممد حد ث نا أبو عوانة ح وحد عن شريك عن -يىن ابن عيسى -يسى حدهاجر الشامى عن ابن عمر

من » قال -قال ىف حديث شريك يرفو -عثمان بن أىب زرعة عن ادل

«ث ت لهب فيو النار » زاد عن أىب عوانة «. ث لو لبس ث وب شهرة ألبسو اهلل ي وم القيامة ث وبا م

Perbedaan- perbedaan lafaz disini hanya secara redaksi saja, dalam istilah

kajian hadis hal ini biasa disebut dengan periwayat dengan makna (riwayat bi al-

ma‟na). Redaksi seperti ini sejatinya lumrah terjadi di kalangan para periwayat

hadis karena setiap orang berbeda-beda pendengarannya ketika mendengarkan

periwayatan hadis akan tetapi pesan dari riwayat-riwayat tersebut sama.

C. Lafaz Periwayatan dan Lafaz Jarh wa Ta’dil dalam Hadis

Penelitian yang diteliti adalah dari kitab Musnad Ahmad bin Hanbal. Di

bawah ini akan dipaparkan tentang lafaz-lafaz periwayatan dan kualitas hadis

tersebut baik dari sisi ke‟adalahan dan kethsiqahannya sehingga dapat dihukumi

sebagai landasan hukum dari jalur yang diteliti. Sebelum melangkah kesana, perlu

diketahui beberapa catatan terlebih dahulu. Catatan tersebut adalah lafaz-lafaz

yang ada dalam periwayatan hadis dan lafaz-lafaz terkait ketsiqahan ataupun

kredibilitas seseorang yang akan mempengaruhi terhadap kualitas hadis.

Page 52: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

37

Menurut para ulama setidaknya ada delapan lafaz-lafaz yang digunakan dalam

periwayatan hadis. Antara lain sebagaimana di bawah ini:

1. Al-Sama’ min lafdz al-syakih yaitu penerimaan hadis dengan cara

mendengar langsung lafal hadis dari guru hadis (al-syaikh). Adapun antara

lafaznya antara lain:

(أخ، أر، أبنا مسنا، حدثين)ثىن، د ثين(، مست، حدثنا)ثنا، نا، دنا(، أخربنا )أنا، رنا،

Sebagai catatan simbol yang ada dalam tanda kurung maknanya adalah

penyingkatan lafal periwayatan dimana terkadang penulisan periwayatan

dalam hadis bisa disingkat sebagaima dalam kurung, seperi حدثين menjadi

د ثين atau ثىن dan begitu juga dengan bentuk penyebutan lainnya.

2. Al-Qira`ah ‘ala al-syaikh yaitu periwayat menghadapakan riwayat hadis

kepada guru hadis dengan cara periwayat itu sendiri yang membacanya

atau orang lain yang membacakannya dan dia mendengarkannya. Adapun

antara lafaz periwayatannya adalah:

.قرأت على فالن، قرأت على فالن وأنا أمسع فأقر بو

3. Al-Ijazah yaitu guru hadis memberikan izin kepada seorang untuk

meriwayatkan hadis yang ada padanya baik secara lisan maupun tulisan.

Adapaun antara lafaz periwayatannya adalah:

، انبأ ى إجازةخرب نا، حدثنا إجازة، أجاز

4. Al-Munawalah yaitu pemberian kitab hadis oleh guru hadis kepada

muridnya sambil berucap‟‟ Ini hadis yang telah saya dengar‟, atau „‟ Ini

hadis yang telah saya riwayatkan. Adapaun antara lafaz periwayatannya

adalah:

Page 53: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

38

ناولىن، ناولنا

5. Al-Mukatabah yaitu seorang guru hadis menuliskan hadis yang

diriwayatkannya untuk diberikan kepada orang tertentu. Adapun antara

lafaz periwayatannya adalah:

كتب إيل فالن، أخرب ى بو مكاتبة، أخرب ى بو كتابة

6. Al-I’lam yaitu guru hadis memberitahukan kepada muridnya hadis atau kitab

hadis yang telah diterimanya dari periwayatnya. Adapaun antara lafaz

periwayatannya adalah:

أعالهاأخبر

7. Al-Wasiyah yaitu seorang periwayat hadis mewasiyatkan kitab hadis yang

diriwayatkannya kepada orang lain. Adapaun antara lafaz periwayatannya

adalah:

أوصى إيل

8. Al-Wijadah yaitu sesorang dengan tidak melalui al-sam‟ atau ijazah mendapati

hadis yang ditulis oleh periwaytnya bisa jadi mendapati tulisan tersebut semasa

atau tidak, pernah bertemu atau tidak pernah meriwayatkan hadis dari penulis

dimaksud. Adapun antara lafaz periwayatannya adalah:

الن، كتاب فالن خبطو حدثنا، وجدت عن فوجدت خبط فالن حدثنا فالن، وجدت ىف

وجدت ىف كتاب ظننتو أنو خبط فالن.بلغىن عن فالن، وجدت نسخة من كتاب فالن،

45

Lebih lanjut bisa dilbaca dan dilihat. Syhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad

Hadis.(Bulan Bintang 1987 M), h. 56-73

Page 54: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

39

Adapun kualitas periwayatan paling tinggi adalah dengan al-sama’

sebagaimana sudah dijelaskan cara periwayatannya di atas. Kemudian

seterusnya sesuai urutan susuna di atas.

Adapun terkait kredibilitas periwayat baik sifat terpuji atau tercelanya akan

dijelaskan secara ringkas dibawah ini.

Dalam keadaan periwayat yang diteliti adalah terkait keadilan dan ke-dhabit-

annya. Terhadap para periwayat yang tidak berstatus sahabat Nabi. Ulama hadis

tidak mengistimewakannya. Jadi mereka tidak diperlakukan seperti sahabat Nabi

yang terbatas dari kritik di bidang keadilan.

Cara mengetahui keadilan periwayat berdasarkan kepada tiga pokok

permasalahan. Pertama, popularitas keutamaan periwayat yang bersangkutan di

kalangan ulama hadis. Kedua, penilaian dari para kritikus periwayat hadis. Ketiga,

penerapan kaedah al-jarh wa al-ta’dil. Sedangkan cara mengetahui ke-d}abit-an

periwayat ialah didasarkan pada:

1. kesaksian ulama hadis, 2. kesesuaian riwayatannya dengan riwayat

yang disampaikan oleh periwayat yang telah dikenal ke-d{abit-annya, 3.

Dan sekiranya pernah terjadi kekeliruan, maka kekeliruan yang

dilakukan oleh periwayat itu hanyalah sekali saja atau tidak sering

terjadi, maka yang memegang peranan penting dalam penetapan

Page 55: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

40

keadilan dan ke-d}abit-an periwayat adalah kesaksian ulama yaitu para

ulama kritik periwayat hadis.46

Para pengkritik hadis dalam men-jarh dan men-ta’dil tidak bisa juga mempunyai

syarat tertentu dalam hal tersebut. Berikut ini dikemukan secara garis besar

norma-norma seorang kritikus dalam jarh wa al-ta’dil:

1. Kritikus hadis tidak hanya mengemukakan sifat-sifat tercela yang

dimiliki oleh periwayat hadis, juga dengan menyebutkan sifat

terpujinya.

2. Sifat terpuji seorang kritikus hadis dapat berupa penjelasan secara

global.

3. Sifat-sifat tercela periwayat yang dikemukakan secara rinci tidak

dinyatakan secara berlebihan.47

Ibnu Hajar al-„Asqalani dan diikuti oleh al-Suyuti membagi kualitas keterpujian

para priwayat hadis menjadi enam peringkat. Perincian ini dianggap lebih

terperinci dari ulama-ulama sebelumnya seperti al-Razy, Ibnu Salah, al-Nawawi,

al-Dzahabi, al‟Iraqi dan al-Harawi. Adapun lafal dan perbandingan tingkatan

keterpujiannya sebagai berikut:

أوثق الناس . ثقة ثقة . ثقة .

46

Syhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad Hadis.(Bulan Bintang 1987 M), h. 193 47

Syhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad Hadis.(Bulan Bintang 1987 M), h. 195

Page 56: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

41

صدوق . لبأس بو )ليس بو بأس( . شيخ . صاحل احلديث . أرجو أن لبأس بو .

Sedangkan lafal dan perbandingan tingkatan ketercelaan periwayat sebagai

berikut:

أكذب احلديث . كذاب . مرتو احلديث . متهم بالكذب . ذاىب احلديث . ليساوى شيئا . ضيف جدا . ضيف احلديث . ليس بالقوى . احلديثلن .

Inilah beberapa uraian tentang lafal periwayatan serta tingkatan kualitas hadis dari

sisi ke‟adalahan dan kethsiqahannya sehingga nantinya dapat dihukumi sebagai

landasan hukum dari jalur yang diteliti.

48

Syhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad Hadis.(Bulan Bintang 1987 M), h. 200

Page 57: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

98

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian pada bab-bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan

dari penelitian ini sebagai berikut: Pakaian syuhrah adalah pakaian yang

diniatkan untuk menyombongkan diri, antara parakteknya adalah ingin

mencari ketenaran dengan mengenakan pakaian yang indah atau pakaian

yang lusuh ataupun pakaian mencolok yang dipakai untuk berbangga diri

atau bersombong di hadapan manusia.

Ragam pakaian yang ada pada zaman sekarang merupakan hal yang

boleh saja orang mengenakannya, dengan sarat mencukupi sarat-sarat

berpakaian. Sarat tersebut antara lain 1) pakaian tersebut harus menutup

aurat. 2) bentuknya longgar dan tidak sempit. 3) tidak transparan pada

kulit, seperti baju berbahan tipis ataupun terbuat dari bahan plastik. 4) dan

pakaian laki-laki tidak menyerupai pakain perempuan ataupun sebaliknya

dan tidak menyerupai pakaian orang kafir yang menjadi identitasnya.

Selain aturan atau sarat-sarat di atas, juga perlu dipahami dalam

berpakaian ada adab dalam berpakaian, antara lain adalah 1) tidak bersikap

sombong dalam berpakaian. 2) tidak memboroskan harta dalam

berpakaian. 3) dan tidak mengenakan pakaian untuk tujuan agar masyhur.

Hadis libas al-syuhrah secara sanad adalah hadis marfu’ yang berstatus

h}asan li> ghairih . Para ulama pada umumnya men-ta’dil semua periwayat

yang ada dalam hadis libas al-syuhrah ini.

Page 58: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

99

Pada penelitian pertama sejatinya ada satu periwayat yang banyak

kelalaiannya dalam periwayatan (Ghaflah) yaitu bernama Syarik. Oleh

sebab itu hadis tersebut jatuh derejatnya menjadi hadis daif (munkar).

Akan tetapi setelah melakukan i’tibar sanad, peneliti menemukan tiga

jalur sanad berstatus lebih kuat dari hadis tersebut yaitu melalui jalur Abi

Dzarr (syahid) dan jalur Ibnu ‘Umar melalui riwayat Ibnu Majah dan satu

jalur lagi melalui Ibnu ‘Umar dalam riwayat Abu Daud. Berdasarkan

kajian hadis sebagaimana dijelaskan pada sebelumnya, jika ada syahid atau

tabi’ (kolaborasi) maka hadis daif tersebut terangkat derejatnya menjadi

hadis h}asan li> ghairih. Oleh karena demikian, kesimpulan peneliti hadis ini

berstatus hadis h}asan li> gharih dan sah dijadikan sebagai hujjah.

Secara matan hadis ini juga tidak ada illat dan syuzuz, hadis ini

direspon baik dan banyak data yang mendukung dari aspek lain. Jadi bagi

peniliti, hadis ini relevan dan sah secara kehujjahan untuk diamalkan dan

dijadikan sebagai landasan hukum beragama dan hidup keseharian.

Walapaun hadis ini tidak sampai kepada Nabi Rasulullah secara runtutan

sanad atau dengan sebutan lain hadis ini adalah hadis marfu’, namun hadis

ini sudah mu’tabar dalam kajian ilmu hadis diyakini sah dan sahih karena

diriwayatkan oleh periwayat-periwayat yang tsiqah dan adil. Semua jenis

pakaian merupakan bagian dari budaya bukan dari agama.

B. Saran

1. Dalam menghukumi sebuah hadis tidak boleh melihat dengan teks

hadis saja kemudian dijadikan sebuah landasan hukum. Hal seperti ini

biasanya bisa memberikan spekulasi pemahaman-pemahaman yang

sifatnya parsial dan sering keliru. Selain itu juga akan memberikan

Page 59: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

100

dampak fatal seperti membawa dampak takfir, radikaslisme bahkan

terorisme sebagimana saat ini masih terjadi sepeti Bali, Tamrin dan

baru-baru ini di Surabaya.

2. Ketika mengakaji sebuah penelitian hadis harus menjadi catatan jangan

melepaskan pendekatan kritik sanad dan matan. Tidak sempurna

menyimpulkan sebuah penelitian dengan bertolak ukur kepada salah

satunya saja. Seperti menghukumi libas al-syuhrah hanya melihat

kepada kritik sanad saja. Oleh karena itu, sebaikanya dalam sebuah

penelitian tidak bisa dihukumi dengan kritik sanad saja, harus dengan

kritik matan juga agar bisa melihat secara kompleks permasalahan

penelitian tersebut. Kritik matan disini maknanya adalah kumpulan

masalah dari berbagai aspek, seperti aspek sejarah, tidak bertentangan

dengan al-Quran, hadis dan akal sehat. Kesimpulannya ketika

menghukumi sebuah hadis harus melihat banyak aspeknya sebagaima

hal ini dikaji dalam hadis pada kajian kritik matan hadis. Seperti dalam

penelitian ini bila melihat teks hadis saja belum bisa dipahami dengan

benar harus dengan pemahaman dan data-data lain.

3. Hal lainnya juga perlu menjadi catatan ketika menghukumi sebuah

hadis jangan berpatokan kepada satu hadis saja. Dengan arti lain harus

melihat dan menghimpun hadis-hadis lain juga yang semakna. Hal ini

ini biasa disebut dalam kajian hadis ilmu syahid dan tabi’. Karena

terkadang dalam sebuah hadis bisa hukumnya daif, namun ketika

melihat hadis lain ternyata ada hadis yang semakna dan hukum hadis

lebih bagus atau sama, maka hadis yang awalnya daif bisa terangkat

menjadi hadis hasan.

Page 60: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

101

4. Hadis tentang libas al-syuhrah dalam penelitian ini menggunakan

metode yang ditawarkan oleh Muhammad Syuhudi Ismail dalam

bukunya Metode Penelitian Hadis Nabi. Metode tersebut hanya

mengacu kepada dua metode, pertama metode melacak hadis dengan

lafaz hadis, kedua metode melacak hadis dengan metode tema hadis.

Setalah mengkaji dan meneliti dengan metode tersebut peneliti

berkesimpulan berdasarkan data yang sudah diteliti, hadis tersebut

(termasuk hadis bi al-ma’na) hanya diriwayatkan oleh tiga periwayat.

Pertama diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam kitab Sunan Ibnu Majah,

kedua diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnad

Ahmad bin Hanbal, ketiga diriwayatkan oleh Abu Daud dalam kitab

Sunan Abi Daud. Metode disini pada prinsipnya masih bersifat

argumentasi belum bisa dikatakan sebuah final untuk diteliti. Oleh

karena itu bisa saja hadis tentang penelitian ini masih bisa

dikembangkan dengan metode-metode yang ditawarkan para peneliti

lainnya sehingga bisa saja nanti mewujudkan hasil penelitian yang

berbeda.

Page 61: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

102

DAFTAR PUSTAKA

A’zami, Muhammad Mustafa. Dira>sat fi> al-Hadi>ts al-Nabawi> wa Ta>ri>kh Tadwinih, t.t.

______. Manhaj al-Naqd ‘Inda al-Muhaddithi>n. Riyadh: Syirkah al-Tiba’at al-‘Arabiah al-

Su’udiah, 1982.

Aba>di>, Abu> at-Tayyib Muh{ammad Syamsu al-H}aq al-‘Azi>m. ‘Aunu>l Ma’bu>d Syarah} Sunan,

t.t.

Al-Sharawarzi, Ibrahim Amin al-Jaf. Manhaj al-Muhaddithin fi Naqd al-riwayah

al-Tarikhiyyah li al-Quran al-Hijriyah al-Thalathah al’Ula. Dubay: Dar al-Qalam,

2014.

Abu> Syihbah, Muh{ammad. Difa’an al-Sunnah wa Rad Syubah al-Musytasyriqi>n wa

al-Kutta>b al-Mua’shiri>n. Kairo: Mathba’at al-Azhar, t.t.

‘Aba>di, Abu> at-Tayyib Muh{ammad Syamsu al-H}aq al-‘Azi>m. ‘Aunu>l Ma’bu>d Syarah} Sunan

Al-Sindi, Muh}ammad bin ‘Abdul Ha>di. Hasyiah as-Sindi ‘ala Sunan Ibnu Ma>jah. Juz

7, t.t.

Al-Badri, Abd al-Muh}sin bin H}ammad bin ‘Abd al-Muh}sin bin ‘Abdullah al-‘Ubba>d. Syarah

Sunan Abi> Da>ud. Juz 452, t.t.

Al-Syari>f, H{a>tim bin ‘A>rif. al-Takhri>j wa Dira>sat al-Asa>ni>d. Cet: Multaqa Ahl al-Hadi>t.

Juz 1, t.t.

Al-Dzahabi>, Ah{mad bin ‘Ubaid bin ‘Isma>i>l al-S{affa>r. Tazkirat al-Huffa>z. Juz 3, t.t.

Al-Sakha>wi>. Fath{ al-Mughi>ts. Juz 2, t.t.

Al-Qazwaini, Muh}ammad bin Yazi>d Abu> ‘Abdullah. Sunan Ibnu Ma>jah. Beirut: Da>r al-Fikr,

1193. Juz 2.

Al-Mubarakafuri, Muhammad ‘abd al-Rahman bin ‘Abd al-Rahim. Tuhfah al-Ahwazi

( Syarah Sunan al-Turmizi). Dar: al-Hadits, 2001. Juz 6.

Al-‘Asqala>ni, Ibnu H{ajar. Al-Is{a>bah fi> Ma’rifah al-S{ah{a>bah. Juz 2, t.t.

Page 62: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

103

_______. Tadzib al-Tahdzib. Beirut, 1984. Cet: Ke-1. Juz 4.

Al-Nu>ri, Abu> al-Ma>’at{i>. Mausu’a>t Aqwa>l al-Ima>m Ah{mad bin H{anbal. Juz 3, t.t.

Al-Mizzi>. Tahdzi>b al-Kama>l. Juz 19, t.t.

Al-Ra>zi, Abi> Muh}ammad ‘Abd al-Rah{ma>n bin Abi> H{a>tim Muh{ammad bin Idri>s bin al-

Mundzir al-Tami>mi> al-H{anz{ali>. Al-Jarh{ wa al-Ta’di>l. Beirut: Da>r al-Ih{ya>’ al-Tura>ts

al-‘Arabi>, 1952. Juz 11.

Al-Ala>i>, Abu> Sa’i>d. Al-Mukhtalat{i>n. Maktabah: al-Khana>ji> Bi al-Qa>hirah, 1996. Juz 1.

Al-Sauduni, Abu al-Fada` Zain al-Din Qasim Qadbaulagha. Al-Tsiqah mimman lam Yaqa’ fi

al-Kutub al-Sittah. 2011. Juz 2.

Abu> al-Fida>’, Isma’i>l bin ‘Umar bin Katsi>r al-Qurasyi>. Al-Bida>yah wa al-Niha>yah. Juz 11,

t.t.

Al-Sijista>ni, Abu> Da>ud Sulaiman bin al-Asy’a>ts. Sunan Abi Da>ud. Juz 4, t.t.

_______. Sunan Abi> Da>ud. Da>r an-Nasyar. Juz 9, t.t.

_______. Sunan Abi> Da>ud. Beirut: Dar

al-Kitab. Juz 4, t.t.

_______. Musnad Abi> Da>ud al-T{aya>lisi>. Nasyir: Hajar

lil-Taba’ah, 1999. Juz 6.

Al-Dimasyqi, Khair al-Di>n bin Mah}mu>d bin Muh{ammad bin ‘Ali> bin Fa>ris al-Zakasyi>.

Al-A’la>m. Da>r: al-‘Ilmi li al-Malayi>n. 2002. Cet: 15. Juz 3.

Al-Busti, Muh{ammad bin H{anbal bin Ah}mad Abu> H{a>tim al-Tami>mi>. Al-Tsiqa>t. Da>r: al-Fikr,

1975. Cet: Ke-1. Juz 7.

Al-Dimasyqi, Syams al-Di>n Abi> ‘Abdullah Muh{ammad bin Ah}mad al-Dzahabi>. Al-Ka>syif fi>

Ma’rifah Man Lahu Riwa>yat fi< al-Kutub al-Sittah. Juz 2, t.t.

_______. Miza>n al-I’tidal fi Naqd al-Rija>l. Juz 2, t.t.

_______. Ta>rikh al-Isla>m wa Wafiya>t al-Masya>hi>r wa al-‘A’la>m. Da>r: al-Gharb al-Isla>mi>,

2003. Juz 6.

Page 63: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

104

______. Siyar A’lam al-Nubala`. 1985. Juz 2.

______. Ta>rikh al-Isla>m wa Wafiya>t al-Masya>hi>r wa A’la>m. Da>r: al-Gharb al-Isla>mi,> 2003.

Juz 4.

Al-Dimasyqi, Khair al-Di>n bin Mah{mu>d bin Muh{ammad bin ‘Ali> bin Fa>ris al-Zakali>. > Al-

A’la>m. Da>r: al-‘Ilmi Li al-Mala>yi>n, 2002. Cet: ke-15 tahun.

Al-Jarja>n>i, Hamzah bin Yu>su>f Abu> al-Qa>sim. Ta>rikh Jarja>n. Beirut: ‘A>lim al-Kutub, 1981.

Juz 1.

Al-Ra>zi>, Abi> Muh}ammad ‘Abd al-Rah{ma>n bin Abi> H{a>tim Muh{ammad bin Idri>s bin al-

Mundzir al-Tami>mi> al-H{anz{ali>. Al-Jarh{ wa al-Ta’di>l. Beirut: Da>r al-Ih{ya>’ al-Tura>ts

al-‘Arabi>, 1952. Juz 11.

Al-Turmizi>, Abu> ‘I>sa> Muh{ammad bin ‘I> >>>>>><sa>. Sunan al-Turmizi>. Beirut: Da>r al-Gharb al-Isla>mi>,

1998. Juz 4.

Al-Naisabu>ri>, Abu> al-h{usain Muslim bin al-H{ajja>j bin Muslim al-Qusyairi>. Al-Ja>mi’ as-Sah}i>h

al-Musamma Sah}i>h Muslim. Beirut: Da>r al-Jail dan Dar al-afaq. Juz 6, t.t.

Al-Bukh>ari>, Abu> ‘Abdillah Muh{ammad bin Isma’i>l bin Ibra>hi>m bin al-Mughi>rah al-Ju’fi>. Al-

Ja>mi’ Musnad al-Sah}i>h al-Mukhtasar min Umu>r Rasu>l saw. wa Sunanihi wa

Ayya>mih. Da>r: Tuq al-Naja>h{, 1422. Juz 15.

Al-Munawi>, Muh{ammad Abdurrauf. Faidul Qadi>r Syarah{ al-Jami>’ as-Sagi>r min –Ah{adi>s al-

Basyi>r. Beirut: Libanon Da>r al-Kutub al-Ilmiah, 1994. Juz 4.

Al-‘Utsaimi>n, Muh{ammad bin Sa>lih bin Muh}ammad. Majmu>’ Fata>wa wa Rasai>l. Juz 5, t.t.

______. Fatawa Nur ‘ala al-Darb, t.t.

Al-Syahrazauri>. Muqaddimah Ibnu S{ala>h{. 2010.

Al-Nawa>wi>. Syarah} Sahi>h} Muslim. Juz 15, t.t.

Al-Naisa>bu>ri>, Abu> ‘Abdullah al-Ha>kim. Al-Mustadrak ‘ala al-Sah{ih{ain. Beirut: Da>r al-

Ma’rifah, Yusu>f al-Mar’asyali>. Juz 1, t.t.

Page 64: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

105

Fatawa al-Lajnah al-Da’imah –almajmu’ah al-ula li Lajnah al-Daimah li al-Buhuts al-‘Ilmiah

wa al-Ifta`, dihimpun oleh Ahmad bin Abd al-Razzaq al-Dawisy. Jilid 24, t.t.

Firdausy, Hilmy. Format Penulisan Kitab Sahih Abad 111 Hijriyah Merpertimbangkan Sahih

Ibnu Khuzaymah 2017 (skripsi).

H{anbali ibn Ah{mad. Musnad Ah{mad bin H{anbal. Muassasah Qurtabah, Mesir. Juz 2, t.t.

Himpunan al-Ba>hisin dibawah ‘Alawi> bin ‘Abd al-Qa>dir al-Saqa>f. Al-Mausu’ah al-Tarikhiah

wa Was{fuhu. Juz 2, t.t.

Majah, Ibnu. Sunan Ibnu Majah. Beirut: Dar al-Fikr. 1194. Juz 2.

_______. 1193. Juz 2

Rahman, Fatkhur. Ikhtisar Musatalah al-Hadis. Bandung: PT al-Ma’arif , 1974.

Suyu>t}i>, ‘Abd al-Ghani>, Fakhr al-H}asan al-Dahlawi>. Syarah} Sunan Ibnu Ma>jah. Al-Na>syir:

Qadimi> Kutub Khanah. Juz 1, t.t.

Shihab, Quraish Shihab. Jilbab Pakaian Wanita Muslimah Pandangan Ulama Masa Lalu &

Cendekiawan Kontemporer. Jakarta:Lentera Hati, 2009.

Syuhudi, Muhammad Syuhudi. Kaedah kesahihan sanad hadis telaah Kritis dan tinjauan

dengan pendekatan ilmu sejarah. Jakarta: Bulan bintang, 1995. Cet. Ke-2.

_______. Cara Praktis Mencari Hadis. Jakarta: Bulan Bintang, 1999. Cet. Ke-2.

_______. Metode Penelitian Hadis Nabi. Jakarta: Bulan Bintang, 1992. Cet. Ke-1.

Schacht, Joseph Schacht. An Intoducation to Islamic Law. New York: Oxford University

Press, 1964.

S{ala>h, Ibnu. ‘Ulu>m al-Hadi>ts, t.t.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Balai Pustaka,1989. Cet. Ke-2.

T{ah{h{a>n, Mah{mu>d. Us{u>l al-Takhri>j wa Dira>sat al-Asa>ni>d. Maktabah: al-Maa’rif, Riyad, 1191.

_______. Taisi>r Mustala>h}>> al-H{adi>ts, t.t.

Page 65: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

106

Wensinck. Al-Mu’jam al-Mufahras li> alFad>z al-Hadi>ts al-Nabawi>. Juz 7.

________. Mifta>h{ Kunu>z al-Sunnah, t.t.

Yaqub, Ali Mustafa. Kritik Hadis. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2015. Cet. Ke-7

_______. Cara Benar Memahami Hadis. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2016. Cet. Ke-2

Page 66: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

42

BAB III

KRITIK SANAD HADIS LIBAS AL-SYUHRAH

Menurut Syuhudi Ismail langkah-langkah metodologi dalam penelitian hadis ada

dengan tiga langkah:

1. Melakukan i‟tibar sanad hadis

2. Meneliti identitas dan metode periwayatan hadis

3. Mengambil kesimpulan

Sedangkan kajian utama yang harus dikaji dari sanad yang berkulitas sahih

adalah sanad dalam keadaan tersambung, periwayat hadis bersifat tsiqah, adil, dan

d{abt}, terhindar dari syuzuz (kejanggalan) dan terhindar dari „illat (cacat).1

A. I’tibar Sanad, Urgensi dan Tujuannya

I‟tibar merupakan masdar dari kata اعتبر. Menurut bahasa, arti i‟tibar

adalah peninjauan terhadap berbagai hal untuk mengetahui hal yang sejenisnya.

Sedangkan menurut istilah adalah menyertakan sanad-sanad lain dari sebuah hadis

yang dicari sehingga dapat diketahui apakah ada periwayat lain atau tidak dalam

hadis tersebut.2 Kesimpulan dari i‟tibar adalah mengetahui keadaan sanad hadis

1 Syuhudi Ismail, Metode Penelitian Hadis (Jakarta: Bulan Bintang. 1992), hal. 64

2 Syuhudi Ismail, Metode Penelitian Hadis , h. 51

Page 67: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

43

seluruhnya dilihat dari ada atau tidak adanya pendukung (corroboration) berupa

periwayat yang berstatus mutabi‟ 3atau syahid.

4

Ulama pada masa sebelumnya sudah mengkajinya, hanya saja mereka

berbeda penyebutan saja dalam istilah ini. Imam Muslim menyebutnya dengan

muqa>balah, Ibnu Ma’in dengan istilah mu’arad{ah, Mustafa A’zami dengan

istilah muqa>ranah, Hasan ‘Isa Abu Yasin dengan istilah muwa>zanah.5Dalam

melakukan i‟tibar ini nanti akan dicantumakan sanad-sanad hadis nama-nama

periwayat hadis serta metode periwayatan satu persatu.

B. Takhrij Libas al-Syuhrah Riwayat Ahmad bin Hanbal

Adapun hadis yang ditakhrij oleh penulis adalah hadis terkait libas al-syuhrah

yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dalam Musnad Ahmad bin Hanbal. Di

bawah ini akan dijelaskan terkait jarh dan ta‟dil setiap periwayat sehingga dapat

dihukumi status hadis tersebut. Namun sebelum kesana alangkah lebih baik

dibuatkan skema hadis tersebut untuk memudahkan dalam penelitian ini. Adapun

skema hadis tersebut adalah sebagai berikut:

3 Mutabi‟ (tawabi‟) adalah periwayat yang berstatus pendukung pada periwayat yang

bukan sahabat Nabi. Syahid (syawahid) adalah periwayat yang berstatus pendukung yang

berkedudukan sebagai dan untuk sahabat Nabi. Syuhudi Ismail, Metode Penelitian Hadis (Jakarta:

Bulan Bintang. 1992), hal. 50 4 Syuhudi Ismail, Metode Penelitian Hadis (Jakarta: Bulan Bintang. 1992), hal. 50

5 Must{afa> A’z{ami>, Manhaj al-Naqd ‘Inda al-Muhaddithi>n (Riyadh: Syirkah al-Tiba‟at al-

„Arabiah al-Su‟udiah, 1982), h. 67

Page 68: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

44

Skema Hadis Ahmad bin Hanbal

قال

عن

عن

عن

ثنا

ثنا ثنا

حدثنا

حدثنا

مهاجر الشامي

عثمان بن أيب زرعة

حجاج

النيب صلى اهلل عليو وسلم

أمحد بن حنبل

أيب

Untuk memperjelas dan ابن عمر

mempermudah proses kegiatan al-

I’tibar, diperlukan pembuatan skema

untuk seluruh sanad bagi hadis yang

akan diteliti. Dalam pembuatan

skema ada tiga yang perlu

diperhatikan,yakni (1) jalur sanad:

(2) nama-nama periwayat untuk

seluruh sanad; dan (3) metode

periwayatan yang digunakan oleh

masing-masing periwayat. Syuhudi

Ismail, Metode Penelitian Hadis

(Jakarta: Bulan Bintang. 1992), hal.

50

عبد اهلل

شريك

ىاشم

Page 69: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

45

Di bawah ini akan dijelaskan tentang jarh dan ta‟dil setiap periwayat yang ada

dalam kitab kitab Ahmad bin Hanbal sebagaimana di bawah ini:

Nama-Nama periwayat dalam Kitab Ah}mad bin H}anbal

1 Ah{mad bin H{anbal Periwayat ke 8

2 ‘Abdullah Periwayat ke 7

3 Abi (Bakar bin Habsyi) Periwayat ke 6

4 H{ajja>j dan Hasyim Periwayat ke 5

5 Syari>k Periwayat ke 4

6 ‘Utsma>n bin Abi> Zur’ah Periwayat ke 3

7 Muha>jir al-Sya>mi Periwayat ke 2

8 Ibnu ‘Umar Periwayat ke 1

1. Ibnu „Umar

Nama lengkapnya adalah ‘Abdullah bin ‘Umar bin Khatta>b al-Qurasyi> al-

‘Adwi>. Beliau adalah seorang sahabat tidak diragukan lagi keagungannya dan

pernah bertemu dengan Nabi Muhammad saw.6Ibnu „Umar wafat pada tahun

73 H. 7

2. Muha>jir

6 Ibnu H{ajar al-‘Asqala>ni>, al-Is{a>bah fi> Ma’rifah al-S{ah{a>bah, juz 2, h. 143

7 al ini juga disampaikan oleh Domrah bin Rabi‟ah dalam kitabnya Tariknya. Ibnu H{ajar

al-‘Asqa>lani>, al-Is{a>bah fi> Ma’rifah al-S{ah{a>bah, juz 2, h. 176

Page 70: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

46

Nama lengkap beliau adalah Muha>jir al-Sya>mi>. Guru beliau antara lain Ibnu

„Umar dan muridnya „Utsma>n bin al-Mughi>rah.8Selain itu murid beliau masih

banyak seperti: Bakr bin Wa>il, Sya>rik bin ‘Abdullah, Syu’bah bin al-H{ajja>j,

Abu> ‘Uwa>nah dll.9

Komentar Ulama:

1. S{a>lih{ bin Ah}mad bin H{anbal: terpercaya (ثقة)

2. Ah{mad bin Abi> Khaitsamah: terpercaya (ثقة)

3. Abu> H{a>tim dan Nasa>’i>: terpercaya (ثقة). .10

Dari data komentar para ulama sepakat memuji ke‟adalahan dan

kualitas kepribadian beliau tidak ada satupun ulama yang menjarhnya.

Berlandaskan data di atas dari sisi status kepribadian tidak diragukan lagi

ketsiqahan dan kedabitannya.

Dari sisi guru dan murid mereka adalah satu masa dan pernah

bertemu, hal ini bisa dilihat bahwa Muha>jir berguru kepada Ibnu „Umar.

Sehingga penggunaan periwayatan dalam sanad ini dengan lafaz “an” sah

dan ketersambungan sanadnya bisa dipertanggung-jawabkan.

3. „Utsma>n bin Abi> Zar’ah

8 Abu> al-Ma>’at{i> al-Nu>ri>, Mausu’a>t Aqwa>l al-Ima>m Ah{mad bin H{anbal, juz 3, h. 285

9 Al-Mizzi>, Tahdzi>b al-Kama>l, juz 19, h. 497

10 Al-Mizzi>, Tahdzi>b al-Kama>l, juz 19, h. 497

Page 71: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

47

Nama lengkapnya adalah ‘Utsma>n bin Abi> Zar’ah al-Tsaqafi>. Diantara

gurunya adalah „Ali> bin Rabi>a’ah, Muja>hid dll. Sedangkan diantara para

muridnya adalah ‘Abd al-Jabba>r bin al-‘Abba>s al-Syaba>mi>, Sya>rik dll.

Komentar Ulama:

1. Abu Bakar bin Abi> Khutsaimah: terpercaya (ثقة)

2. 'Abd al-Rah{ma>n: terpercaya (ثقة)

3. Abu> H{a>mid: terpercaya (ثقة). .11

Dari data komentar para ulama sepakat memuji ke‟adalahan dan

kualitas kepribadian beliau tidak ada satupun ulama yang menjarhnya.

Berdasarkan data di atas dari sisi status kepribadian tidak diragukan lagi

ketsiqahan dan kedabitannya sehingga ketersambungan sanadnya bisa

dipertanggung-jawabkan. .

4. Syari>k

Nama lengkapnya adalah Sya>rik bin ‘Abdullah bin Abi> Namr. Syarik

dilahirkan di kota Bukhara tepat di Khurasan. Ah}mad bin H}anbal mengatakan

beliau lahir pada tahun 95 H dan wafat pada tahun 177 H.12

Dalam al-Jarh{ Wa

11

Abi> Muh}ammad ‘Abd al-Rah{ma>n bin Abi> H{a>tim Muh{ammad bin Idri>s bin al-Mundzir

al-Tami>mi> al-H{anz{ali> al-Ra>zi>, al-Jarh{ wa al-Ta’di>l (Beirut: Da>r al-Ih{ya>’ al-Tura>ts al-‘Arabi> 1952

M), juz 11, h. 236 12

Al-Mizzi>, Tahdzi>b al-Kama>l, juz 12, h. 473

Page 72: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

48

al-Ta’di>lnya al-Ra>zi> disebutkan bahwa Sya>rik berguru kepada „Utsma>n bin

Abi Zar‟ah.13

Komentar ulama:

Al-Nasa>’i>: hafalannya tidak kuat

Ibnu H}ibba>n: terkadang salah

Ibn al-Ja>ru>d: hafalannya lemah14

‘Abd al-Muh{sin bin H{amid mengatakan: beliau ada periwayat yang s}aduq

banyak kesalahannya, hafalannya berubah (lemah) karena dia seorang qadi

pada saat itu. Namun imam al-Bukhari dan Muslim pernah meriwayatkan

hadis darinya.15

Dari sisi guru dan murid mereka adalah satu masa dan pernah

bertemu, hal ini bisa dilihat bahwa Sya>rik berguru kepada „Utsma>n bin Abi>

Zar’ah. Berdasarkan data di atas periwayatan beliau secara guru murid

bertemu namun dianggap periwayat yang daif karena lemahnya hafalannya.

5. Hajja>j dan Hyisa>m

Nama lengkapnya adalah Hajja>j al-Mas{i>s{i> dan Kuniah beliau adalah Abu>

Muh{ammad al-A’war bertempat di Baghdad kemudian pindah ke

13

Abi> Muh}ammad ‘Abd al-Rah{ma>n bin Abi> H{a>tim Muh{ammad bin Idri>s bin al-Mundzir

al-Tami>mi> al-H{anz{ali> al-Ra>zi>, al-Jarh{ Wa al-Ta’di>l (Beirut: Da>r al-Ih{ya>’ al-Tura>ts al-‘Arabi> 1952

M), juz 11, h. 236 14

Ibn H}ajar al-‘Asqala>ni>, Tahdzi>b al-Tahdzi>b, juz 4, h. 296 15

‘Abd al-Muh{sin bin H{amid ‘Abd al-Muh{sin bin ‘Abdullah bin H }amid al-‘Abbad al-

Badri>, Syarah{ Sunan Abi> Da>ud, juz 452, h. 4

Page 73: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

49

Masisah.16

Diantara guru beliau adalah Israil bin Yunus, H{ari>z bin ‘Utsma >n al-

Rahbi Syari>k bin ‘Abdullah al-Nakha’i> dll. Adapun murid beliau antara lain

Abu ‘Ubaidah Ahmad bin ‘Abdullah bin Abi al-Safar, Ah{mad bin Muh}ammad

bin H}anbal, A h}mad bin Mans}u>r al-Rama>di> dll.17

Komentar Ulama:

1. Al-Nasa>’i > mengatakan: terpercaya (ثقة)

2. ‘Ali > bin al-Madi>ni>: terpercaya (ثقة)

3. ‘Ali > bin H{usain bin H{ibba>n: hafalannya kuat (اثبت).18

Dari data komentara para ulama sepakat memuji ke‟adalahan dan

kualitas kepribadian beliau tidak ada satupun ulama yang menjarhnya.

Berdasarkan data di atas dari sisi status kepribadian tidak diragukan lagi

ketsiqahan dan ked}abitannya.

Dari sisi guru dan murid mereka adalah satu masa dan pernah

bertemu, hal ini bisa dilihat bahwa Hajja>j berguru kepada Abu> Sya>rik.

Sehingga penggunaan periwayatan dalam sanad ini dengan lafaz

“haddastana” sah sehingga ketersambungan sanadnya bisa dipertanggung-

jawabkan.

Sedangkan nama periwayat Hisya>m peneliti belum menemukan

identitasnya. Setelah berulang kali dibuka kitab-kitab rija<l al-hadit>s, peneliti

bertwaqquf (berhenti mencari). Dalam kitab-kitab tersebut disebutkan lebih

16

Abu> Sa’i>d al-Ala>i>, al-Mukhtalat{i>n (Maktabah al-Khana>ji> Bi al-Qa>hirah 1996 M,

Tahqiq: Fauzi> ‘Abd al-Mut}a>lib dan ‘Ali> al-Basi>t{ Mazi>d), juz 1, h. 19 17

Al-Mizzi>, Tahdzi>b al-Kama>l, juz 5, h. 451 18

Al-Mizzi>, Tahdzi>b al-Kama>l, juz 5, h. 451

Page 74: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

50

dari seribu yang menjelaskan terkait nama Hyisa>m dan tidak ada satupun

yang bersambung nama tersebut kepada gurunya yaitu Syari>k.

Namun dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa Hisya>m adalah orang

yang tsiqah dan bisa dipertanggung-jawabkan ketersambungan sanadnya. Hal

ini bisa dilihat dari lafaz periwayatan yang digunakan adalah ثنا, sebagaimana

sudah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa lafaz ini adalah singkatan dari

lafaz حدثنا , lafaz ini diyakini lafaz yang paling tinggi dalam periwayan hadis

sehingga kuat diyakini mereka benar-benar bertemu dalam periwatan

tersebut.

Selain itu, bisa juga dibuktikan bahwa gurunya (Syarik) dan juga

murid beliau (Bakar bin H>{absyi ) adalah dua orang yang cukup baik

kredibilitasnya dalam meriwayatkan hadis. Muridnya (Bakar bin Habib)

adalah orang yang tsiqah dan gurunya (Syarik) kurang baik hafalannya saja.

Menurut peneliti Syarik masih bisa dita‟dil (unggulkan) dengan alasan imam

al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadis darinya. Hanya saja kelemahan

Syarik hanya sebatas lemah hafalannya saja. Menurut peneliti Hasyim adalah

orang yang tsiqah dengan alasan beliau berguru kepada periwayat yang

Saduq dan memiliki murid yang tsiqah, sehingga periwayatan beliau bisa

katakan bersambung sanadnya.19

6. Abi (Bakar bin H>{absyi)

Nama lengkapanya adalah Bakar bin H{absyi al-Sahmi>. Beliau berasal dari

Bas{rah. Diantara gurunya adalah ibnu Habirah dan muridnya termasuk

anaknya sendiri yaitu ‘Abdullah bin Bakar.

19

Mengamalkan dan mengunggulkan sebuah hadis lebih utama daripada tidak

mengamalkannya. Hal ini sama dengan kajian jahr dan ta‟dil ketika keduanya bertolak belakang

maka ta‟dil lebih diunggulkan. Hal ini juga didukung oleh pendapatnya imam al-Nasa`i bahwa

pada umumnya ulama hadis tidak menerima teori yang mencela periwayat hadis. Syuhudi Ismail,

Metode Penelitian Hadis (Jakarta: Bulan Bintang. 1992), hal. 73-74

Page 75: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

51

Komentar ulama:

Yah{ya bin Ma’i>n mengatakan beliau adalah seorang yang tsiqah.20

Ibnu Hibban juga memasukkan nama Bakar bin H{absyi dalam kitab al-

Tsiqatnya, hal ini mengindikasikan bahwa beliau adalah orang yang tsiqah.21

Dari data komentar para ulama sepakat memuji ke‟adalahan dan kualitas

kepribadian beliau tidak ada satupun ulama yang menjarhnya. Berdasarkan

data di atas dari sisi status kepribadian tidak diragukan lagi ketsiqahan dan

ked}abitannya sehingga ketersambungan sanadnya bisa dipertanggung-

jawabkan.

7. ‘Abdullah bin Bakar

Nama lengkapnya adalah ‘Abdullah bin Bakar bin H {abi>b al-Bahili>. Kuniahnya

adalah Abu> Wahab al-Bas{ri> dan bertempat tinggal di Bagdat. Diantara

gurunya adalah Hatim bin Abi> S{aghirah, ayahnya Bakar bin Habib dll. Dan

antara muridnya adalah Ibra>hi>m bin Ya’qu >b al-Jauzjani>, Ah{mad bin H{anbal

dan lain-lain.

Komentar ulama:

1. H{anbal bin Ish{a>q: tsiqah

2. Abu> H{a>tim: S}alihun

20

Abu al-Fada` Zain al-Din Qasim Qadbaulagha al-Sauduni, al-Tsiqah mimman lam

Yaqa‟ fi al-Kutub al-Sittah (Tahqiq: Syadi bin Muhammad bin Salim alu al-Nu‟man 2011 M), juz

2, h. 77 21

Ibnu Hajar, Tadzib al-Tahdzib (Beirut: cetakan pertama 1984 M), juz 4, h. 118

Page 76: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

52

3. Muh{ammad bin Sa’ad: tsiqah22

Dari sisi guru dan murid mereka adalah satu masa dan pernah

bertemu, hal ini bisa dilihat bahwa „Abdullah bin Bakar berguru kepada

ayahnya Bakar bin Habib. Sehingga penggunaan periwayatan dalam sanad ini

dengan lafaz “haddatsani” bersambung dan bisa dipertanggung-jawabkan.

8. Ah}mad bin H}anbal

Nama lengkapnya adalah Ah}mad bin Muhammad bin H}anbal al-Syaibani>.

Lahir pada tahun 150 H dan wafat pada tahun 241 H.23

Gurunya antara lain

adalah Ah{mad bin Syubaib bin Sa‟id al-H{abt{i>, Ish{a>q bin yu>suf al-Arzaq,

Hajja>j bin Muh}ammad al-Mas{is{i dll. Sedangkan murid-muridnya antara lain

adalah al-Nasa>’i >, Ibra>hi>m bin Muh{ammad bin al-H{asan dll.24

Dari sisi guru dan murid mereka adalah satu masa dan pernah

bertemu, hal ini bisa dilihat bahwa Ahmad bin Hanbal berguru

kepada‟Abdullah bin Bakar. Sehingga penggunaan periwayatan dalam sanad

ini dengan lafaz “haddatsana” bersambung dan bisa dipertanggung-jawabkan.

Berdasarkan data-data di atas bisa dilihat semua periwayat hadis

adalah terjamin ke‟adalahan dan ketsiqahannya dari Ibnu „Umar sampai

Ah}mad bin H{anbal. Semua ulama sepakat atas hal tersebut kecuali periwayat

yang bernama Syarik saja. Syarik adalah seorang periwayat yang banyak lupa

22

Tahdzib al-Kamal, juz 14, h. 340-344 23

Isma’i>l bin ‘Umar bin Katsi>r al-Qurasyi> Abu> al-Fida>’, al-Bida>yah wa al-Niha>yah, juz

11, h. 29 24

Al-Mizzi>, Tahdzi>b al-Kama>l, juz 18, h. 334

Page 77: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

53

dan salah sebagimana disebutkan oleh „abdul Muhsin pada kitab syarah Sunan

Abi Daud. Berdasarkan kelemahan satu periwayat ini maka hukum hadis ini

tidak bisa sahih karena adanya periwayat yang lemah. Oleh karena itu hadis

tentang libas al-syuhrah yang diriwayatkan melalui jalur Ahmad bin Hanbal

ini berstatus hadis daif dengan kategori daif yang munkar‟.25

Oleh sebab demikian bila ingin mengangkat hadis tersebut menjadi

lebih tinggi derejatnya harus ada hadis lain yang bisa menjadi pendukung

hadis daif (munkar) tersebut sehingga hadis tersebut tetap bisa dijadikan

hukum ataupun landasan agama. Dalam kajian ilmu hadis hal seperti ini

disebut syahid atau tabi‟ dan dalam skiripsi ini akan dijelaskan lebih lanjut

pada bab selanjutnya tentang pembahasan tersebut.

Sebagaimana sudah dijelaskan pada bab sebelumnya hadis yang diteliti

berstatus hadis daif (munkar). Oleh karena demikian peneliti mencari hadis-hadis

lain yang bisa mendukung keberadaan hadis yang daif (munkar) ini sehingga

terangkat menjadi hadis yang berstatus lebih tinggi secara kualitas sanad hadis.

Hal ini bisa dilihat di berbagai kitab must}ala>h} al-hadit>s salah satunya pada karya

taisi>r must}ala>h} al-hadit>s karya Mah}mu>d T}ah}h}a>n. Disana disebutkan bahwa hadis

daif bisa terangkat menjadi hadis h}asan li> ghairih 26

dengan dua syarat. Pertama,

ada riwayat dari jalur yang lain dan jalur sanad tersebut sama kuat atau lebih kuat

25

Daif pada jalur sanad ini adalah daif yang munkar yaitu hadis yang terdapat pada

periwayatnya periwayat yang tersalah dan banyak kelupaannya. Mah{mu>d T{ah{h{a>n, Taisir

Must{alah{ Hadi>ts, h. 80 26

Hadis hasan li ghairihi adalah hadis daif yang naik derejatnya apabila ada jalur-jalur lain (pendukung) dan status daifnya bukan karena periwayatnya fasiq dan berdusta. Mah{mu>d

T}>ah}h}an, Taisir Must}ala>h} Hadi>ts, h. 43 Hadis Munkar adalah hadis yang terdapat di dalam sanadnya periwayat jelek hafalannya,

banyak kelalaiannya, atau keliatan sifat fasiqnya. Mah{mu>d T}>ah}h}an, Taisir Must}ala>h} Hadi>ts, h. 80

Page 78: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

54

dari hadis yang dikuatkan. Kedua, periwayat hadis daif tersebut berstatus kurang

bagus hafalan periwayatannya, terputus pada sanadnya atau bodoh

periwayatnya.27

Setelah menggunakan pendekatan dua metode pencarian hadis (pada bab

sebelumnya), penulis menemui jalur sanad lain yang satu tema dengan hadis yang

ditakhrij. Jalur hadis tersebut ada dalam riwayat Ibnu Majah (ada dua jalur yaitu

dari Abi Dzarr dan Ibnu „Umar) dalam dan riwayat Abu> Da>ud melalui jalur Ibnu

„Umar >. Adapun hasil pelacakan terhadap hadis tersebut sebagai berikut:

1. Riwayat Ibnu Ma>jah dalam Sunan Ibnu Ma>jah

م عن ه ان بن ج م ث ا ع ن ث د ي . ح اج ز الن ر ع بن م ي ك ا و ن ث د . ح ان ر ح د الب ي ز اس بن ي ب ا الع ن ث د ح .1 يب ش عن أ ي ب بن ح ر ز ض ر ع أ ة ر ه ش ب و ث س ب ل ن م صلى اهلل عليو و سلم قاليب عن الن ر

.و ع ض و ت م و ع ض ي ت ح و ن ع اهلل 28

Menceritakan kepada kami al-‘Abba>s bin Yazi>d al-Bah{ra>ni>,

menceritakan kepada kami Waki’> bin Mahraz al-Na>ji>, menceritakan kepada

kami ‘Utsma>n bin Jahm, dari Zurri bin H{ubaisy, dari Abi> Dzar, dari Nabi

Muh{ammad saw. bersabda: siapa yang mengenakan pakain popularitas Allah

akan memalingkannya, dan mencapkkannya (neraka) kapan Dia kehendaki.

27

Mah{mu>d T}>ah}h}an, Taisir Must}ala>h} Hadi>ts, h. 43 28

Muh}ammad bin Yazi>d Abu> ‘Abdullah al-Qazwaini>, Sunan Ibnu Ma>jah (Beirut: Da>r al-

Fikr, Tah{qi>q: Muah}ammad Fua>d ‘Abd al-Ba>qi>), juz 2, h. 1193

Page 79: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

55

ب د بن ع م ا م ن ث د ح .2 م ث ة عن ع ان و و ع ب ا أ ن ث د ب ح ار و الش يب ك بن أ ل د ال

ة عن ر ي غ ان بن ال

ب و ث اهلل و س ب ل نيا أ الد ف ة ر ه ش ب و ث س ب ل ن اهلل: م ر عن عبد اهلل بن عمر قال رسول اج ه ال29.اار ا ن ه ي ف و ب ل أ ث ة ام ي الق م و ي ة ل ذ م

Siapa yang mengenakan pakaian popularitas di dunia, maka Allah akan

memakaikan kepadanya pakaian kehinaan pada hari kiamat, lalu menyalakan api

neraka di dalamnya.

2. Riwayat Abu> Da>ud dalam Sunan Abi> Da>ud

ث ن ا أ بو ع و ان ة ، ح ث ن ا م م د ب ن ع يس ى ، ح د ح د ث ن ا م م د ي ع ن اب ن ع يس ى ، ع ن ش ر يك ، 30 وح د

ر الش ام ي ، ع ن اب ن عم ر ، ق ال ف ح د يث ش ر يك : ي ر ف عو -ع ن عث م ان ب ن أ يب زر ع ة ، ع ن ال مه اج ر ة أ ل ب س و الل و ي و م ا - ث ل و ز اد ع ن أ يب ع و ان ة ث ت ل ه ب ف يو الن ار ق ال : م ن ل ب س ث و ب شه ب ا م 31ل ق ي ام ة ث و

Menceritakan kepada kami Muh{ammad bin ‘Isa>, menceritakan kepada

kami Abu> ‘Uwa>nah, menceritakan kepada kami Muh{ammad (Ibnu ‘Isa>), dari

Syari>k, dari ‘Utsma>n bin Abi> Zur’ah, dari Muha>jir al-Sya>mi>, dari Ibnu ‘Umar,

berkata pada hadis Syari>k beliau memarfu‟kannya-Nabi bersabda: siapa yang

mengenakan pakaian popularitas Allah akan mengenakannya pada hari kiamat

dengan pakaian yang seumpamanya (hina) Abi ‘Uwa>nah menambahkan dengan

riwayat teks: kemudian dinyalakan api di dalamnya.

29

Muh{ammad bin Yazi>d Abu> ‘Abdullah al-Qazwaini>, Sunan Ibnu Ma>jah (Beirut,

Tah{qi>q: Muh{ammad Fua>d ‘Abd al-Ba>qi>), juz 2, h. 1192 30

Huruf yang ح antara nama Abu> ‘Uwa>nah dan Muh{ammad bin ‘I>>>sa> dan kata

h{addatsana> adalah singkatan dari kata al-tahwil min isnad ila isnad. Artinya adalah perpindahan

dari sanad yang satu ke sanad yang lain. Dengan demikian, sanad Abu ‘uwanah ada dua macam

(dua jalur sanad). Syuhudi Ismail, Metode Penelitian Hadis (Jakarta: Bulan Bintang. 1992), hal.

55 31

Abu> Da>ud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Sijista>ni>, Sunan Abi Da>ud, Tah}qi>q: Muh{ammad

Mah{yuddi>n ‘Abd al-H{a>mid, Juz 4, h. 43

Page 80: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

56

Kesimpulan penelitian, hadis ini adalah hadis ahad. Hadis ahad merupakan

hadis yang tidak sampai pada derejat hadis mutawatir. Dengan arti lain hadis yang

yang yang diriwayatkan oleh para ulama hadis namun jumlahnya tidak sampai

sebanding dengan periwayat hadis mutawatir. Hadis ahad dibagi kepada tiga

bagian, pertama hadis mashur, kedua hadis aziz, ketiga hadis gharib.Hadis mashur

adalah hadis yang diriwayatkan oleh 3 orang periwayat atau lebih. Hadis Aziz

merupakan hadis yang diriwayatkan dua orang periwayat. Sedangkan hadis gharib

adalah hadis yang diriwayatkan oleh seorang periwayat.32

Melihat pembagian hadis di atas, maka penelitian ini adalah hadi ahad

yang berstatus hadis masyhur. Dimana hadis yang diteliti hanya diriwayatkan

dalam tiga kita, (1) Ahmad bin Hanbal dalam Musnad bin H}anbal melalui jalur

Ibnu „Umar, (2) Ibnu Majah dalam kitab Sunan Ibnu Ma>jah melalui dua jalur,

pertama jalur Abi Dzarr dan kedua melalui jalur Ibnu „Umar, (3) Abu Daud dalam

kitab Sunan Abu Daud malalui jalaur Ibnu „Umar.

Untuk lebih memperjelas dan memudahkan proses kegiatan i‟tibar,

dibawah ini akan dibuat pemetaan skema sanad dari seluruh jalur sanad (hadis

semakna) dari hadis yang diteliti.

32

Mah}mu>d T}ah{h{a>n, Taisir Must{ala>h} H}adi>ts, h. 21-25

Page 81: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

57

Skema Seluruh Sanad Hadis

ابن عمر

مهاجر الشامى

عثمان بن اىب زرعة

شريك

ىاشم

أىب

دو أىب دا

ممد بن عيسى

أبو عوانة

ابن ماجة

لكممد بن عبد ال

عثمان بن الغرية

عباس بن يزيد البحراىن

وكيع بن مرز الناجى

عثمان بن جهم

زر بن حبيش

اىب ر

النيب صلى اهلل عليو وسلم

امحد بن حنبل

عبداهلل

حدثنا

ححح

حدثنا

حدثنا

عن

عن

عن

حدثنا

حدثنا

عن

عن

حدثنا

حدثنا

حدثنا

حدثنى

ثنا

عن

عن

عن

عن

قال

1. Garis panah adalah silsilah periwayat

rawi hadis

2. Kotak-kotak kecil adalah lafaz atau

Tahammul wal Ada’ periwayatan

hadis

3. Kotak bentuk panjang adalah silsilah

sanad dari mukharrij hingga Nabi

Muhammad

Untuk memperjelas dan mempermudah proses

kegiatan al-I’tibar, diperlukan pembuatan skema

untuk seluruh sanad bagi hadis yang akan diteliti.

Dalam pembuatan skema ada tiga yang perlu

diperhatikan,yakni (1) jalur sanad: (2) nama-nama

periwayat untuk seluruh sanad; dan (3) metode

periwayatan yang digunakan oleh masing-masing

periwayat. Syuhudi Ismail, Metode Penelitian

Hadis (Jakarta: Bulan Bintang. 1992), hal. 50

ممد يعىن ابن عيسى ثنا

حجاج حدثنا

Page 82: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

58

C. Penelitian Tentang Jarh wa Ta’dil Para Periwayat Hadis Libas al-

Syuhrah Selain Dalam Riwayat Ahmad bin Hanbal

Lafaz jarh menurut ulama hadis adalah sifat atau kepribadian sesorang

yang bisa menjatuhkan kemulian ke‟adalahan dan hafalannya. Dengan demikian

menjarh sesorang adalah mengutarakan sifat dan kepribadian seorang periwayat

sehingga hadis yang diriwayatkan bisa menjadi tertolak. Sedangkan ta‟dil adalah

memberikan pujian dan sanjungan atas ke‟adalahan kepada seorang periwayat.

Rawi yang adil disini adalah rawi yang bisa menjaga kepribadiannya dari sifat-

sifat buruk yang bisa mencederai moral dan agamanya.33

Jadi ilmu jarh dan ta‟dil

adalah komentar seseorang tentang hal baik atau hal buruk terhadap seorang

periwayat hadis yang akan mempengaruhi status hadis nantinya.

Keburukan atau sifat tidak terpuji oleh seorang periwayat sangatlah

banyak, namun bisa diklasifikasikan kepada beberapa bagian:

1. Bid‟ah (hal yang tidak ada dalam pedoman syari‟at Islam)

2. Mukhalafah (riwayat yang bertentangan dengan periwayat yang lebih

tsiqah)

3. Ghalat} (banyak kekeliruan dalam periwayatan)

4. Majhul al-hal (tidak diketahui keadaan seorang periwayat)

5. Da‟wa al-inqita‟ (diduga kuat sanadnya terputus)34

Sedangkan sahihnya sebuah hadis dapat diukur dengan empat syarat:

33

Fatkhur Rahman, Ikhtisar Musatalah al-Hadis (Bandung: PT al-Ma‟arif , 1974), h. 301 34

Fatkhur Rahman, Ikhtisar Musatalah al-Hadis, h. 308

Page 83: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

59

1. Sanad (transmisi) yang muttasil (berkesinambungan) dari rawi terakhir

sampai kepada Nabi

2. Rawi terdiri dari orang-orang yang memiliki sifat „adil dan d}abit}

3. Hadis tidak mengandung unsur syadz (hadis yang berlawanan dengan

hadis yang lebih tsiqah dari rawi pertama)

4. Hadis tersebut tidak mengandung „illat (cacat yang tersirat ada pada

rawi)35

Sedangkan keadilan seorang periwayat dapat ditinjau dari dua sisi,

ke‟adalahan seorang periwayat yang sudah diketahui secara umum,

seperti Anas bin Ma>lik, Sufya>n al-Tsauri>, Syu’bah, Sya>fi’i> dll. Kedua

dengan pujian adil oleh seorang yang adil.36

Untuk lebih lanjut di bawah ini

akan dijabarkan status para periwayat hadis tersebut kecuali periwayat

yang dalam kitab Ahmad bin Hanbal karena sudah dijabarkan pada bab

sebelumnya. Periwayat yang ada dalam kitab Ahmad bin Hanbal sudah

dijabarkan terlebih dahulu dengan alasan karena bagian pokok penelitin

dari skripsi ini. Karena dalam bab ini lebih terfokus melihat riwayat-

riwayat lain masih semakna yang akan bisa membantu dan mengangkat

derejat hadis tersebut menjadi lebih tinggi. Sehingga hadis tersebut akan

tetap terjaga kesahihannya dan tetap bisa menjadi hujjah dan hukum

agama.

35

Ali Musata Yaqub, Kritik Hadis (Pustaka Firdaus, 2015), h. 124-125 36

Fatkhur Rahman, Ikhtisar Musatalah al-Hadis, h. 309

Page 84: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

60

Nama-Nama periwayat dalam Kitab Sunan Ibnu Ma>jah (Jalur yang Pertama)

1 Ibnu Ma>jah Periwayat ke 6

2 ‘Abbas bin Yazi>d al-Bah{ra>ni> Periwayat ke 5

3 Waki’ bin Muh{riz al-Na>ji> Periwayat ke 4

4 ‘Utsma>n bin Jahm Periwayat ke 3

5 Zurri bin H{ubaisy Periwayat ke 2

6 Abi> Dzarr Periwayat ke 1

1. Abi> Dzarr

Nama lengkapnya adalah Jundub bin Juna>dah bin S{ufya>n bin ‘Ubaid bin Hara>m

bin Gifa>r.37

Beliau adalah seorang sahabat mulia yang berguru kepada Nabi

Muhammad saw. dan murid-murid beliau antara lain: Ibnu „Abbas, Anas bin

Malik, Zirru bin H>>{ubais dan dll. Beliau adalah sahabat tsiqah dan pernah menjadi

seorang mufti pada masa khilafah Abu> Bakar, ‘Umar, Ustma>n.

2. Zirru bin H{ubais

37

Hal ini dinyatakan oleh al-Dzahabi mengutip pernyataan imam al-Tayalisi. Syamsu al-

Din Abu „Abdullah Muhammad bin Ahmad bin „Ustman al-Zdahabi, Siyar A‟lam al-Nubala‟ (

Cetakan 1985 M) Tahqiq: Syu‟aib, juz 2 hal. 46

Page 85: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

61

Nama lengkapnya adalah Zirru bin H{ubais bin Aus al-Asadi. Beliau adalah

seorang Ta>bi’i >n yang tidak pernah melihat Nabi Muhammad saw. Beliau hidup

pada pada 120 H dan tinggal di Kufah.38

Komentar ulama:

1. Beliau adalah periwayat yang „Alim dengan al-Quran dan orang yang

mulia.39

2. Ibnu Sa‟ad mengatakan: beliau adalah seorang yang tsiqah dan

banyak hafal hadis.

3. „A>s{im mengatakan: Ibnu Mas’u>d belajar kepada Zurri tentang orang-

orang Arab

4. Ish}a>q: tsiqah40

Dari data komentar para ulama sepakat memuji ke‟adalahan dan kualitas

kepribadian beliau tidak ada satupun ulama yang menjarhnya. Berdasarkan data di

atas dari sisi status kepribadian tidak diragukan lagi ketsiqahan dan

kedabitannya.

Dari sisi guru dan murid mereka adalah satu masa dan pernah bertemu, hal

ini bisa dilihat bahwa Zirru bin H{ubais berguru kepada Abi> Dzarr. Sehingga

38

Khair al-Di>n bin Mah}mu>d bin Muh{ammad bin ‘Ali > bin Fa>ris al-Zakasyi> al-Dimasyqi>,

al-A’la>m (Da>r al-‘Ilmi li al-Malayi>n, Cetakan 15 tahun 2002 M), juz 3, h. 43 39

Khair al-Di>n bin Mah{mu>d bin Muh{ammad bin ‘Ali > bin Fa>ris al-Zakasyi al-Dimasyqi>,

al-A’la>m (Da>r al-‘Ilmi li al-Malayi>n, Cetakan 15 tahun 2002 M), juz 3, h. 43 40

Syams al-Di>n Abu> ‘Abdullah Muh {ammad bin Ah {mad bin ‘Utsma>n al-Dzahabi>, Siya>r A’la>m al-Nubala>’ (Muassasah al-Risa>lah, Cetakan Tahun 1985 M), juz 4, h. 166

Page 86: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

62

penggunaan periwayatan dalam sanad ini dengan lafaz “an” bersambung dan bisa

dipertanggung-jawabkan.

3. ‘Utsma>n bin Jahm

Namanya adalah „Utsma>n bin al-Mughi>rah al-H}ijri. Ibnu H{ibba>n mengatakan

bahwa Utsma>n bin Jahm mempunyai guru Zurri bin H{ubais dan memeliki murid

Waki’ bin Mahraz al-N>aji>41

Peneliti tidak menemukan tentang jarh dan ta‟dilnya setelah berusaha,

peneliti akhirnya bertawaqquf. Akan tetapi peneliti berasumsi bahwa ‘Utsma>n bin

Jahm orang yang tsiqah, hal ini bisa dilihat bahwa guru beliau adalah orang yang

tsiqah, selain itu murid ‘Utsma>n bin Jahm juga bukan periwayat yang kena jarh.

Hal ini satu bukti penguat bahwa ‘Utsma>n bin Jahm adalah seorang periwayat

yang tsiqah.

Dari sisi guru dan murid mereka bisa dipertanggung-jawabkan dengan satu

masa dan pernah bertemu, hal ini bisa dilihat bahwa ‘Utsma >n bin Jahm berguru

kepada Zirru bin H{ubais. Sehingga penggunaan periwayatan dalam sanad ini

dengan lafaz “an” bersambung dan bisa dipertanggung-jawabkan.

4. Waki>’ bin Muhriz al-N>a>ji>

Nama lengkapnya adalah Waki>’ bin Muhriz al-N>a>ji> al-Sya>mi> al-Bas{ri>. Beliau

tinggal di kota Basrah. Diantara guru-guru beliau adalah Zaid al-A‟mmi, Utsma>n

41

Muh{ammad bin H{anbal bin Ah}mad Abu> H{a>tim al-Tami>mi> al-Busti>, al-Tsiqa>t, (Da>r

al-Fikr Cetakan pertama Tahun 1975 M Tah{qi>q: Syaraf al-Di>n), juz 7, h. 202

Page 87: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

63

bin al-Jahm dan‘Ubba>d bin Mans{u>r. Muridnya antara lain Muhammad bin Abi>

Bakr al-Maqdisi>, Nas{r al-Jahd{ami>, ‘Abbas bin Yazi>d al-Bah{ra.ni> dll.

Komentar Ulama:

1. Abu> H{a>tim: Periwayat البأس بو

2. Al-bukha>ri>: periwayat 42عجيب

3. Al-Dzahabi>: 43صدوق

Dari data komentar para ulama sepakat memuji ke‟adalahan dan kualitas

kepribadian beliau tidak ada satupun ulama yang menjarhnya hanya saja Abu>

H}a>tim mengatakan labkasa bih dengan indikasi beliau adalah periwayat yang

tidak bermasalah dan alasan yang kedua bahwa periwayat Waki>’ bin Muhriz al-

N>a>ji> lebih banyak ulama yang memujinya sehingga ta’dil kepada beliau lebih

diunggulkan. Berdasarkan data di atas dari sisi status kepribadian tidak diragukan

lagi ketsiqahan dan ked{abit}annya.

Dari sisi guru dan murid mereka adalah satu masa dan pernah bertemu, hal

ini bisa dilihat bahwa Waki>’ bin Muh }riz al-N>a>ji> berguru kepada ‘Utsma >n bin

Jahm. Sehingga penggunaan periwayatan dalam sanad ini dengan lafaz

“haddatsana” bersambung dan bisa dipertanggung-jawabkan.

5. ’Abbas bin Yazi>d al-Bah{ra>ni>

Nama lengkapnya adalah „Abbas bin Yazi>d al-Bah>ra>ni al-Bas{ri> lebih mashur

dengan sebutan „Abbasaih{in (sebutan orang yang banyak hafal hadis).44

42

Syams al-Di>n Abu> ‘Abdullah Muh{ammad bin Ah{mad bin ‘Utsma>n al-Dzahabi>, Ta>rikh al-Isla>m wa Wafiya>t al-Masya>hi>r wa A’la>m (Da>r al-Gharb al-Isla>mi> Tahun 2003 M, Tah}qi>q:

Basysya>r ‘Awwa>d Ma’ru>f), juz 4, h. 996 43

Syams al-Di>n Abi> ‘Abdullah Muh{ammad bin Ah}mad al-Dzahabi> al-Dimasyqi>, al-Ka>syif fi> Ma’rifah Man Lahu Riwa>yat fi< al-Kutub al-Sittah, juz 2, h. 350

Page 88: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

64

Diantara guru beliau adalah Ibnu „Uyainah, Yazi>d bin Zari’, Bashar bin al-

Fad}al, Gundar, „Abd al-Kha>liq dan lain-lain, muridnya Abu> A’bd al-Rah{ma>n al-

Silmi dan beliau adalah orang yang jujur. 45

Selain itu juga murid beliau adalah

Ibnu Maja>h, Ibnu Makhla>d, Abi> h}a>tim dan lain-lain. Beliau wafat pada tahun 258

M.46

Komentar Ulama terkait kepribadian beliau:

1. Abu> H{a>tim al-Ra>zi> mengatakan beliau adalah seorang jujur (صدوق)47

2. Al-Dzhabi> mengatakan beliau adalah seorang yang banyak hafal hadis

( ) كان صاحب حديث حافظا

3. Al-Da>ruq{uthni> mengatakan beliau adalah: terpercaya dan dipercaya

.(ثقة مأمون)48

Dari data komentar para ulama sepakat memuji ke‟adalahan dan kualitas

kepribadian beliau tidak ada satupun ulama yang menjarhnya. Berdasarkan data di

atas dari sisi status kepribadian tidak diragukan lagi ketsiqahan dan ked}abit}annya.

Dari sisi guru dan murid mereka adalah satu masa dan pernah bertemu, hal

ini bisa dilihat bahwa ’Abba>s bin Yazi>d al-Bah{ra>ni> berguru kepada Waki>’ bin

44

Khair al-Di>n bin Mah{mu>d bin Muh{ammad bin ‘Ali> bin Fa>ris al-Zakali> al-Dimasyqi>, al-A’la>m (Da>r al-‘Ilmi Li al-Mala>yi>n, Cetakan 15 tahun 2002 M), h. 368

45 Abu> Ha>ti>m al-Ra>zi>, al-Jarh Wa al-Ta’di>l (Beirut: Da>r al-Ih{ya>’ al-Tura>ts al-‘Arabi>

1952 M), juz 6, h. 217 46

Syams al-Di>n Abi> ‘Abdullah Muh{ammad bin Ah}mad al-Dzahabi> al-Dimasyqi>, al-Ka>syif Fi> Ma’rifat Man Lahu Riwa>yat Fi< al-Kutub al-Sittah, juz 1, h. 537

47 Abu> Ha>ti>m al-Ra>zi>, al-Jarh{ wa al-Ta’di>l (Beirut: Da>r al-Ih{ya>’ al-Tura>ts al-‘Arabi>

1952 M), juz 6, h. 217 48

Syams al-Di>n Abi> ‘Abdullah Muh{ammad bin Ah}mad al-Dzahabi> al-Dimasyqi>, Miza>n al-I’tidal fi Naqd al-Rija>l, Tah}qi>q: ‘Ali> Muh}ammad Mu’awwa >d dan ‘Adil Ah {mad ‘Abd al-

Mauju>d, juz 2, h. 387

Page 89: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

65

Muh}riz al-N>a>ji> . Sehingga penggunaan periwayatan dalam sanad ini dengan lafaz

“haddatsana” bersambung dan bisa dipertanggung-jawabkan.

6. Ibnu Maja>h

Ibnu Maja>h adalah seorang tokoh Muhaddits mahsur dan juga seorang Mufassir

dan tokoh sejarah. Nama lengkap beliau adalah Abu> ‘Abdullah Muh }ammad bin

Yazi>>d al-Qazwaini>. Ibnu Ma>jah lahir pada tahun 209 H dan memeliki karya tulis

yang sangat banyak sehingga beliau wafat pada tahun 273 H.49

Diantara guru beliau adalah Muh}ammad bin ‘Abdullah bin Numair,

Ibra>hi>m al-Mundziri> al-Hazami, ‘Abba >s bin Yazi>d al-Bah}ra>ni> dan lain-lain.

Adapun diantara muridnya adalah Muh}ammad bin ‘I >sa> al-Abhari, Abu> H}asan al-

Qat{t{an, Ah}mad bin Ru>h} al-Baghda>di> dan lain-lain.

Komentar para Ulama:

1. Abu> Ya’la > al-Khali>li> mengatakan: terpercaya dan hujjah ( ثقة كبير عليه

(متفك عليه محتج به

2. Abu> H}asan al-Qat{t{an: Penulis sunan yang memuat 4000 hadits.50

Dari data komentara para ulama sepakat memuji ke‟adalahan dan kualitas

kepribadian beliau tidak ada satupun ulama yang menjarhnya. Berdasarkan data di

atas dari sisi status kepribadian tidak diragukan lagi ketsiqahan dan kedabitannya.

49

Al-Dzahabi>, Tadzkira>t al-H{uffa>dz, juz 2, h. 636 50

Al- Dzahabi>, Tadzkira>t al-H{uffa>dz, juz 2, h. 636

Page 90: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

66

Dari sisi guru dan murid mereka adalah satu masa dan pernah bertemu, hal

ini bisa dilihat bahwa Ibnu Maja>h berguru kepada ’Abba>s bin Yazi>d al-Bah{ra>ni> .

Sehingga penggunaan periwayatan dalam sanad ini dengan lafaz “haddatsana”

bersambung dan bisa dipertanggung-jawabkan.

Nama-Nama periwayat Sunan Ibnu Majah (Jalur yang Kedua)

1 Ibnu Ma>jah Periwayat ke 6

2 Muh{ammad bin ‘Abd al-Ma>lik

bin Abi> al-Syawa>rif

Periwayat ke 5

3 Abu> ‘Uwa>nah Periwayat ke 4

4 ‘Utsma>n bin al-Mughi>rah Periwayat ke 3

5 Al-Muha>jir Periwayat ke 2

6 ‘Abdullah bin ‘Umar Periwayat ke 1

1. Ibnu ‘Umar

Nama lengkapnya adalah „Abdullah bin „Umar bin Khat}t}a>b al-Qurasyi> al-‘Adwi.

Beliau adalah seorang sahabat yang agung yang pernah bertemu dengan Nabi

Muhammad saw.51

Ibnu „Umar wafat pada tahun 73 H.52

51

Ibnu H{ajar al-‘Asqala>ni>, al-Is{a>bah fi> Ma’rifah al-S{ah{a>bah, juz 2, h. 143 52

Hal ini juga disampaikan oleh Domrah bin Rabi‟ah dalam kitabnya Tariknya. Ibnu

H{ajar al-‘Asqa>lani>, al-Is{a>bah fi> Ma’rifah al-S{ah{a>bah, juz 2, h. 176

Page 91: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

67

2. Muha>jir

Nama lengkap beliau adalah Muha>jir al-Sya>mi>. Guru beliau antara lain Ibnu

„Umar dan muridnya „Utsma>n bin al-Mughi>rah.53

Selain itu murid beliau masih

banyak seperti: Bakar bin Wa>il, Syari>k bin ‘Abdullah, Syu’bah bin al-H}ajja>j, Abu

‘Uwa>nah dan lain-lain.54

Komentar Ulama:

1. S{a>lih{ bin Ah}mad bin H}anbal: terpercaya (ثقة)

2. Ah{mad bin Abi> Khutsaimah: terpercaya (ثقة)

3. Abu> H}a>tim dan Nasa>’i>: terpercaya (ثقة). .55

Dari data komentar para ulama sepakat memuji ke‟adalahan dan kualitas

kepribadian beliau tidak ada satupun ulama yang menjarhnya hanya saja.

Berdasarkan data di atas dari sisi status kepribadian tidak diragukan lagi

ketsiqahan dan kedabitannya.

Dari sisi guru dan murid mereka adalah satu masa dan pernah bertemu, hal

ini bisa dilihat bahwa Muha>jir berguru kepada Ibnu „Umar. Sehingga penggunaan

periwayatan dalam sanad ini dengan lafaz “an” bersambung dan bisa

dipertanggung-jawabkan.

3. ‘Utsma>n bin al-Mughi>rah

53

Abu> al-Ma>’at{i> al-Nu>ri>, Mausu’a>t Aqwa>l al-Ima>m Ah{mad bin H{anbal, juz 3, h. 285 54

Al-Mizzi>, Tahdzi>b al-Kama>l, juz 19, h. 497 55

Al-Mizzi>, Tahdzi>b al-Kama>l, juz 19, h. 497

Page 92: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

68

Nama lengkapnya adalah ‘Utsman bin al-Mughi>rah al-Tsaqafi> al-Kufi. Diantara

guru beliau adalah Zaid bin Wahb al-Jahni, Sa‟id bin Jubair, Muhajir al-Syami,

Abi Laila al-Kindi dan lain-lain. Adapun diantara murid beliau adalah Hasan al-

Tsauri, Sufyan al-Tsauri, Bakr bin Wail dan lain-lain.56

Komentar Ulama:

1. Abu Hatim: terpercaya (ثقة)

2. Nasai: terpercaya (ثقة)

3. Ibnu Hibban: terpercaya (ثقة)

4. Salih bin Ahmad bin Hanbal: terpercaya (ثقة)

5. Ahmad bin Abi Khaitsamah: terpercaya (ثقة). 57

Dari data komentar para ulama sepakat memuji ke‟adalahan dan kualitas

kepribadian beliau tidak ada satupun ulama yang menjarhnya. Berdasarkan data di

atas dari sisi status kepribadian tidak diragukan lagi ketsiqahan dan ked}abit}annya.

Dari sisi guru dan murid mereka adalah satu masa dan pernah bertemu, hal

ini bisa dilihat bahwa ‘Utsma >n bin al-Mughi>rah berguru kepada Muha>jir.

Sehingga penggunaan periwayatan dalam sanad ini dengan lafaz “an”

bersambung dan bisa dipertanggung-jawabkan.

4. Abu> ‘Uwa >nah

Nama lengkapnya adalah Abu> ‘Uwa>nah al-Waddah bin ‘Abdullah. Abu> al-Aswad

mengatakan beliau wafat pada tahun 170 H. 58

56

Al-Mizzi>, Tahdzi>b al-Kama>l, juz 19, h. 497 57

Al-Mizzi>, Tahdzi>b al-Kama>l, juz 19, h. 497

Page 93: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

69

Dari sisi guru dan murid mereka adalah satu masa dan pernah bertemu, hal

ini bisa dilihat bahwa Abu> ‘Uwa>nah berguru kepada „Utsma>n bin al-Mughi>rah.

Sehingga penggunaan periwayatan dalam sanad ini dengan lafaz “an”

bersambung dan bisa dipertanggung-jawabkan.

5. Muh{ammad bin Abd al-Ma>lik bin Abi> al-Syawa>rif

Nama lengkapnya adalah Muh}ammad bin ‘Abd al-Mulk bin Abi> al-Syawa>rif Abu>

‘Abdullah al-Umawi. Diantara guru beliau adalah „abd al-‘Azi >z bin al-Mukhta>r,

Abu> ‘Uwa>nah, Yazi >d bin Zari’ dan lain-lain59

. Adapun muridnya Muslim,

Turmidzi Nasa>’i >, Ibnu Maja>h dll. Beliau wafat pada tahun 244 H. 60

Komentar Ulama:

1. Abu ‘Ali > Abd al-Rah}ma>n bin Yah{ya> bin Kha>qa>n: orang yang budi baik

pekerti ( إال خيراما بلغني عنه )

2. S{alih bin Muh{ammad al-Asadi al-H}a>fidz: jujur (شيخ جليل صدوق )

3. Nasa>’i >: orang tidak bermasalah (ال بأس به). .61

Dari data komentara para ulama sepakat memuji ke‟adalahan dan kualitas

kepribadian beliau tidak ada satupun ulama yang menjarhnya hanya saja al-Nasa>’i >

mengatakan labkasa bih dengan indikasi beliau adalah periwayat yang tidak

58

Hamzah bin Yu>su>f Abu> al-Qa>sim al-Jarja>n>i, Ta>rikh Jarja>n, (Beirut: ‘A>lim al-Kutub

Cetakan 1981, Tah}qi>q: Muh}ammad ‘Abd al-Mu’i>d) juz 1, h. 481 59

Al-Mizzi>, Tahdzi>b al-Kama>l Ma’a Hawa>syi>hi (Basysya>r ‘Awwa>d Ma’ru>f 1980 M), juz

26, h. 19 60

Syamsu al-Di>n Abi> ‘Abdullah Muh{ammad bin Ah}mad al-Dzahabi> al-Dimasyqi>, al-Ka>syif Fi> Ma’rifat Man Lahu Riwa>yat fi< al-Kutub al-Sittah, juz 2 hal 196

61 Al-Mizzi>, Tahdzi>b al-Kama>l Ma’a Hawa>syi>hi (Basysya>r ‘Awwa>d Ma’ru>f 1980 M), juz

26, h. 19

Page 94: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

70

bermasalah dan ulama lebih banyak memujinya sehingga lebih unggul sifat

ta‟dilnya. Berdasarkan data di atas dari sisi status kepribadian tidak diragukan lagi

ketsiqahan dan ked{abit{annya.

Dari sisi guru dan murid mereka adalah satu masa dan pernah bertemu, hal

ini bisa dilihat bahwa Muh}ammad bin Abd al-Ma>lik bin Abi> al-Syawa>rif berguru

kepada Abu> ‘Uwa >nah. Sehingga penggunaan periwayatan dalam sanad ini dengan

lafaz “haddastana” sah keontetikan dan bisa dipertanggung-jawabkan.

Dari sisi tahun wafat juga antara Muh}ammad bin Abd al-Ma>lik bin Abi>

al-Syawa>rif dan Abu> ‘Uwa>nah bisa diyakini mereka masih bertemu, karena jarak

kedua tidak terlalu lama yaitu antara tahun 170 H dan 244 H, jadi dari sisi tahun

wafat juga mereka bisa dipertanggung-jawabkan sehingga sanad ini bersambung

dan bisa dipertanggung-jawabkan.

6. Ibnu Ma>jah

Dari sisi guru dan murid mereka adalah satu masa dan pernah bertemu, hal

ini bisa dilihat bahwa Ibnu Ma>jah berguru kepada Muh}ammad bin Abd al-Ma>lik

bin Abi> al-Syawa>rif. Sehingga penggunaan periwayatan dalam sanad ini dengan

lafaz “haddatsana” bersambung dan bisa dipertanggung-jawabkan.

Page 95: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

71

Nama-Nama periwayat dalam Kitab Sunan Abi> Da>ud

1 Abu> Da>ud Periwayat ke 8

2 Muh}ammad bin ‘I >sa> Periwayat ke 7

3 Abu> ‘Uwa>nah Periwayat ke 6

4 Muh}ammad (Ibnu ‘>Isa>) Periwayat ke 5

5 Syari>k Periwayat ke 4

6 ‘Utsma >n bin Abi> Zur’ah Periwayat ke 3

7 Muha>jir al-Sya>mi> Periwayat ke 2

8 Ibnu ‘Umar Periwayat ke 1

1. Ibnu ‘Umar

Penjabarannya terkait kepribadiannya sudah dijelaskan pada bagaian sebelumya.

2. Muha>jir al-Sya>mi>

Penjabarannya terkait kepribadiannya sudah dijelaskan pada bagian sebelumya.

3. Syari>k

Penjabarannya terkait kepribadiannya sudah dijelaskan pada bagian sebelumya.

4. Muh}ammad bin ‘I>sa>

Nama lengkapnya adalah Muh}ammad bin ‘I >sa> dan kuniahnya Abu> Ja’far al-

Baghdadi> al-At{a>r al-Afwa>hi> al-Abrasy dan wafat pada tahun 68 H. Guru-gurunya

antara lain adalah Yazi>d bin Ha>ru>n, Hajja>j bin Muh{ammad, Yah}ya> bin Bakar dan

Page 96: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

72

lain-lain. Adapun antara muridnya adalah Muh}ammad bin Makhlad, Abu>

‘Uwa>nah, ‘Isma>’i>l al-S}affa>r, Muh}ammad bin Ja’far al-Mat}i>ri>. .62

Al-Dzahabi>

mengakatan beliau adalah orang yang tsiqah.63

Dari data komentar al-Dzahabi> memuji ke‟adalahan dan kualitas

kepribadian beliau tidak ada ulama yang menjarhnya. Berdasarkan data di atas

dari sisi status kepribadian tidak diragukan lagi ketsiqahan dan ked}abit}annya

sehingga ketersambungan sanad tersebut bisa dipertanggung-jawabkan.

5. Abu> ‘Uwa>nah

Penjabarannya terkait kepribadiannya sudah dijelaskan pada bagian sebelumya.

6. Muh}ammad bin ‘I>sa>

Nama lengkapnya adalah Muh}ammad bin ‘I>sa> bin al-T{abba>’, kuniahnya adalah al-

H}a>fidz Abu> Ja’far al-Baghda>di> dan lahir 150 H. Diantara guru beliau adalah

Ma>lik, Juwairiyah bin Asma>’, Sya>rik, H}ammad bin Zaid, Abu> ‘Uwa>nah, Farj bin

Fud{a>lah dan lain-lain. Murid beliau antara lain adalah Abu> H{a>tim, ‘Abd al-Kari>m,

Muh}ammad bin Yu>suf bin T}abba>’ dan lain-lain.

Komentar Ulama:

1. Abu> H}a>tim: tsiqatun ma‟mun

2. Abu> da>ud: ahli fiqh

62

Al-Dzahabi>, Ta>rikh al-Isla>m wa Wafiya>t al-Masya>hi>r wa al-‘A’la>m (Da>r al-Gharb al-

Isla>mi> 2003 M. Tahqiq: Basysya>r ‘Awwa>d Ma’bu>d), juz 6, h. 421 63

Al-Dzahabi>, Ta>rikh al-Isla>m wa Wafiya>t al-Masya>hi>r wa al-‘A’la>m (Da>r al-Gharb al-

Isla>mi 2003 M. Tahqiq: Basysya>r ‘Awwa>d Ma’bu>d), juz 6, h. 421

Page 97: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

73

3. Al-Nasa>’i >: tsiqah.64

Dari data komentar para ulama sepakat memuji ke‟adalahan dan kualitas

kepribadian beliau tidak ada satupun ulama yang menjarhnya. Berdasarkan data di

atas dari sisi status kepribadian tidak diragukan lagi ketsiqahan dan ked}abit}annya.

Dari sisi guru dan murid mereka adalah satu masa dan pernah bertemu, hal

ini bisa dilihat bahwa Muh}ammad bin ‘I>sa> kepada Abu> ‘Uwa>nah. Sehingga

penggunaan periwayatan dalam sanad ini dengan lafaz “haddatsana” bersambung

bisa dipertanggung-jawabkan.

7. Abu> da>ud

Nama lengkapnya adalah Sulaima>n bin al-Asy’ats al-Sijista>ni>. Beliau seorang ahli

hadis yang sudah mashur dan tidak jarang lagi kalangan telinga pelajar hadis. Abu>

Da>ud ahli hadis yang sering hijrah seperti ke Baghda>d, al-Hijaz, Sya>m dan Mesir.

Dan beliau wafat 204 H.65

Komentar Ulama:

1. Abu>> Bakar al-Khali>l: ahli takhrij dan wara‟

2. Ibrahim: laki-laki lembut hati

3. Ulama lain: ahli hadis terkait sanad dan illat.

64

Al-Dzahabi>, Ta>rikh al-Isla>m wa Wafiya>t al-Masya>hi>r wa al-‘A’la>m (Beirut: Da>r al-

Gharb al-Isla>mi> Libanon 1978 M. Tah}qi>q: ‘Umar ‘Abd al-Sala>m Tadmiri), juz 16, h. 375

65

Himpunan al-Ba>hisin dibawah ‘Alawi> bin ‘Abd al-Qa>dir al-Saqa>f, al-Mausu’ah al-Tarikhiah wa Was{fuhu, juz 2, h. 346.

Page 98: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

74

Dari data komentar para ulama sepakat memuji ke‟adalahan dan kualitas

kepribadian beliau tidak ada satupun ulama yang menjarhnya. Berdasarkan data di

atas dari sisi status kepribadian tidak diragukan lagi ketsiqahan dan ked}abit}annya.

Dari sisi tahun wafat juga antara Muh}ammad bin Abd al-Ma>lik bin Abi>

al-Syawa>rif dan Abu> ‘Uwa>nah bisa diyakini mereka masih bertemu, karena jarak

kedua tidak terlalu lama yaitu antara tahun 150 H dan 204 H, jadi dari sisi tahun

wafat juga mereka bisa dipertanggung-jawabkan sehingga ketersambungan

sanadnya bisa dipertanggung-jawabkan.

Dengan melihat para periwayat di atas dapat disimpulkan bahwa riwayat

Ibnu Majah melalui jalur Abi Dzarr dan Ibnu „Umar berstatus hadis sahih karena

tidak ada satupun periwayat yang kena jarh. Semua ulama sepakat memuji

keadilan dan ke-adalahan mereka.Sedangkan dari riwayat Abi Daud bisa

disimpulkan bahwa status hadis tersebut hadis daif karena adanya periwayat yang

bernama Syarik yang lemah hafalannya.

Oleh sebab itu, maka hadis yang diriwayatkan Ahmad bin Hanbal yang

berstatus daif pada awalnya menjadi terangkat hukumnya menjadi hadis hasan li

gharih dengan alasan adanya hadis pendukung yang lebih sahih dari hadis daif

tersebut. Hadis tersebut adalah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah melalui

jalur Abi Dzarr dan Ibnu „Umar. Hal ini sebagaimana sudah dijelaskan pada

sebelumnya bahwa hadis daif bisa terangkat menjadi hasan dengan syarat ada

hadis lain yang berstatus sama hukumnya atau lebih tinggi derejatnya. Maka

Page 99: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

75

kesimpulan penulis hadis yang berkaitan dengan libas al-syuhrah ini adalah hadis

hasan li gharih.

D. Kritik Sanad dan Matan Hadis

Dalam kajian sanad sangat penting untuk diteliti karena tanpa diketahui

sanad yang sahih sebuah hadis pasti akan dipertanyakan. Hal ini sangat banyak

dijelaskan oleh ulama betapa urgensinya kajian sanad, salah satunya pernyataan

dari „Abdullah bin al-Muba>rak “ bahwa sanad adalah bagian dari agama. Ketika

sanad tidak ada, niscaya siapa saja dapat menyatakan apa yang dikehendakinya

dan juga beliau mengatakan bahwa yang memisahkan antara kami golongan (yang

tidak dipercaya riwayatnya) adalah sanad.66

Kajian sanad sejatinya sudah dilakukan pada masa sesudah Nabi saw.

Ketika terbunuhnya „Utsma>n bin ‘Affa >n pada tahun 36 H dan al-Husein bin „Ali

pada tahun 61 H banyak lahir kelompok-kelompok politik dalam tubuh Islam.

Para kelompok tersebut untuk meligitimasi sebuah tujuan mereka banyak mencari

hadis sebagai pendukung. Bila mereka tidak menemukan, maka mereka akan

memalsukan hadis. Berawal dari kasus ini para ulama kiritikus hadis dalam

menyeleksi sebuah hadis tidak dari matan (materi) saja, namun juga dengan

meneliti identitas periwayat hadis tersebut (sanad).67

Sebuah hadis dikatakan dengan predikat hadis sahih(liza>hirih) apabila

keberadaan sanad dan matannya dapat dipertanggung-jawabkan juga

66

Muh}ammad Syuhudi Isma’i>l, Kaedah kesahihan sanad hadis telaah Kritis dan

tinjauan dengan pendekatan ilmu sejarah (Pt Bulan bintang Jakarta 1995), h. 7 67

Ali Mustafa Yaqub, Kritik hadis (Pustaka Firdaus 2015), h. 4

Page 100: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

76

kesahihannya.68

Dalam peneletian ini ada beberapa langkah untuk mengatahui hal

tersebut.

1. Meneliti kualitas sanad hadis

2. Meneliti susunan matan hadis yang semakna

3. Meneliti kandungan matan hadis

Pada penelitian ini secara sanad sudah dijelaskan dengan terperinci pada

bagian sebelumnya. Dalam bagian ini akan diteliti pada bagian matan. Sejatinya

sebuah matan hadis dikatakan sahih apabila terhindar dari syuzuz dan „illat. Untuk

lebih jelas akan dijelaskan pada bagian berikut:

1. Meneliti Matan dengan Kualitas Sanad

Dari segi sanad dengan melihat dan mempertimbangkan kepada status

periwayat hadis dari segi ketsiqahan dan kea‟dalahnnya, maka hadis ini yang

diriwayatkan (mukharrij) oleh Imam Ibnu Majah dengan dua jalur riwayat, Imam

Ahmad bin Hanbal dalam Musnad Ahmadnya dan Imam Abu Daud dalam Sunan

Abi Daudnya. Sejauh penelitian yang sudah dilakukan sebagaimana

pemaparannya bisa dilihat pada bagian penjelasan sebelumnya maka dari segi

sanad hadis ini dinisbahkan kepada Nabi Muhammad saw dengan status hadis

Marfu>’ dan hukum sanad menjadi h}asan li> gharih karena didukung riwayat Ibnu

Majah yang dianggap lebih baik kualitasnya sebagaimana sudah dijelaskan pada

bagian sebelumnya.

68

Muh}ammad Syuhudi Isma’i>l, Kaedah kesahihan sanad hadis telaah Kritis dan

tinjauan dengan pendekatan ilmu sejarah (Pt Bulan bintang Jakarta 1995), h. 6

Page 101: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

77

2. Meneliti susunan matan hadis yang semakna

Kritik matan sejatinya sudah ada pada masa sahabat, hal ini bisa kita lihat

ketika sayyidatina „Aisyah ketika wafatnya „Umar bin al-Khattab. Kemudia Ibnu

„Abbas mengatakan kepada „Aisyah menjelang nafas terakhir „Umar agar tidak

ada seorangpun dari keluarga yang menangisinya, karena „Umar pernah

mendengar Nabi saw. bersabda, “ Mayat itu akan disiksa karena ia ditangisi

keluarganya.”

Mendenagar ucapan itu „Aisyah langsung berkomentar,” semoga Allah

merahmati „Umar. Rasulullah saw. tidak pernah bersabda bahwa mayat itu akan

disiksa karena ia ditangisi keluaragnya. Beliau hanya bersabda,” Sesungguhnya

Allah akan menambah siksa mayat orang kafir yang ditangisi keluarganya.” Kata

„Aisyah selanjutnya,” Cukuplah bagi kalian sebuah ayat yang mengatakan bahwa

sesorang tidak akan menanggung dosa orang lain. (al-An‟am: 164).69

Dalam hal ini „Aisyah sudah melakukan kritik matan (naqd matn al-

hadits) dengan membandingakan hadis dengan ayat al-Quran.

Dalam hasil penelitian terkait libas al-syuhrah ini terdapat empat matan

hadis yang beragam versi namun sejatinya tetap satu koridor tema yang sama

yaitu terkait pakian syuhrah.

a. Ibnu Majah meriwayatkan dengan dua jalur sanad, pertama dari Ibnu „Umar

dan yang kedua dari dari Abi Dzarr. Redaksi yang diriwayatkan dari Ibnu

Umar dengan menyatakan bahwa mereka yang mengenakan pakaian syuhrah

69

Ali Mustafa Yaqub, Kritik hadis (Pustaka Firdaus 2015), h. 2-3

Page 102: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

78

pada hari kiamat akan dihinakan oleh Allah dengan pakaian kehinaan dan

dinyalakan api di dalamnya. Sedangakan riwayat yang kedua dari Abi Dzarr

sedikit berbeda dengan redaksi yang diriwayatkan oleh Ibnu „Umar. Redaksi

dalam riwayat Abi Dzarr menyatakan bahwa siapa yang mengenakan pakaian

popularitas Allah akan mencapakkannya (kepada jurang kecelakaan) kapan

saja Allah berkehendak.

b. Pada Riwayat Ahmad bin Hanbal redaksinya hampir sama dengan redaksi

yang diriwayatkan oleh Ibnu Majar dari jalur Ibnu „Umar hanya saja dalam

riwayat ini ada tambahan lafaz Allah Tabara wa Ta‟ala dan ada redaksi yang

ditambah oleh Syarik pada bagian akhir matan.

c. Riwayat dari Abi Daud secara redaksi hampir sama juga dengan riwayat yang

diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Majah, hanya sedikit

perbedaan dalam riwayat ini yaitu adanya lafaz mislahu pada lafaz libas al-

syuhrah dan ada tambahan redaksi dari Abi „Uwanah pada akhir sanad yaitu

tsumma tulhabu fih al-nar.

Perbedaan- perbedaan lafaz disini hanya secara redaksi saja, dalam istilah

kajian hadis hal ini biasa disebut dengan periwayat dengan makna (riwayat bi al-

ma‟na). Redaksi seperti ini sejatinya lumrah terjadi di kalangan para periwayat

hadis karena setiap orang berbeda-beda pendengarannya ketika mendengarkan

periwayatan hadis akan tetapi pesan dari riwayat-riwayat tersebut sama.

Sebagaimana dalam penelitian ini memberikan pesan bahwa orang-orang yang

mengenakan pakaian syuhrah akan dihinakan Allah dengan pakaian kehinaan

kelak pada hari kiamat.

Page 103: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

79

3. Penelitian Kandungan Makna Matan Hadis dan Perbandingan dengan

Ayat al-Quran, Hadis dan Akal Sehat

Selain hadis itu, hadis dianggap sebagai sahih dengan syarat tidak

bertentangan dengan al-Quran, hadis yang lebih sahih dan aqal yang sehat.

a. Bertentangan dengan al-Quran

Hadis libas al-syuhrah bila dilihat dari segi pandang al-Quran sangatlah

sejalan. Hal ini bisa dilihat dari pesan-pesan al-Quran al-Karim. Banyak ditemui

ayat yang menjelaskan perintah berpakaian yang bagus dan tidak ada unsur israf

ataupun berlebih-lebihan dalam berpakaian. Hal ini bisa dilihat dalam firman

Allah:

إ

Wahai Bani Adam pakailah perhiasa (pakaian) kalian setiap memasuki

masjid, makan dan minumlah kalian dan berlebih-lebihan, sesunggahnya Allah

tidak suka orang-orang yang berlebih-lebihan.70

Dari ayat ini bisa dilihat tuntutan dalam hal sesuatu tidak boleh ada unsur

berlebih-lebihan karena bagian dari sifat tidak terpuji dan Allah sangat tidak

menyukainya.

70

Surat al-A’ra>f ayat 31

Page 104: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

80

b. Bertentangan dengan Hadis yang lebih Sahih

Bila dibandingan dengan hadis-hadis lain yang masih ada kaitan dengan

penelitian ini akan ada beberapa hadis sahih. Kesimpulananya hadis tersebut

sangat sejalan tidak ada bertentangan antara satu hadis dengan hadis lain. Diantara

hadis tersebut adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abd al-Rahman yang

menjelaskan tentang larangan memakai pakaian sutra karena akan dipakai pada

hari kiamat (dalam pandangan peneliti ini bagian dari pakaian kemewahan pada

hari kiamat).

Rasulullah pernah bersabda tentang hal ini:

ع ال م ق ب ى الذ ة ي نن ا ف و ب ر ش ت ال ال ق ف ال و ب ى الذ ا ف و ب ر ش ت ال ا ال و ر ي ر ا ال و س ب ل ت ال و ة ض ال ة ر خ ا ف م ك ل ا و ي ن الد ف م ا ل م ه إن ف اج ب ي الد

Rasulullah saw bersabda: jangan kalian minum pada bejana yang

terbuat dari emas. Mu‟adz menambahkan Nabi bersabda: dan janganlah kalian

jangan kalian minum pada bejana yang terbuat dari emas dan perak dan

janganlah kalian memakai pakaian sutra karena pakaian tersebut akan

dipakaikan pada hari kiamat.71

71

Hadis ini sahih dan terdapat dalam sarat kesahihan Imam al-Bukha>ri> dan Imam

Muslim. Hadis ini lengakapnya adalah:

قال أبو عبد الرمحن قال أيب قال معا ثنا بن عون عن جماىد عن عبد الرمحن بن أيب ليلى قال خرجت مع واد فاستسقى فاتاه دىقان بإناء من فضة قال فرماه بو ف وجهو قال قلنا اسكتوا اسكتوا حذية إىل بعض ىذا الس

وأنا إن سألناه مل حيدثنا قال فسكتنا قال فلما كان بعد لك قال أتدرون مل رميت بو ف وجهو قال قلنا ال قال لذىب قال معا ال تشربوا ف الذىب إن كنت هنيتو قال فذكر النيب صلى اهلل عليو و سلم قال ال تشربوا ف ننية ا

.وال ف الضة وال تلبسوا الرير وال الديباج فإهنما لم ف الدنيا ولكم ف اخرة

Page 105: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

81

Hadis yang lain juga menjalaskan bahwa dalam berpakaian harus memiliki

jiwa bersyukur sudah diberikannya penutup badan. Hal ini bisa menjadi

kesimpulan peneliti bahwa manusia harus memiliki rasa rendah hati, tidak

sombong dalam konteks berpakain, tidak ada niat untuk memakai pakain dengan

tujuan dipuji dan tersohor dikalangan manusia, karena ini dilarang agama dan

bagian dari kesombongan. Hal ini bisa dilihat dari pesan hadis Nabi Muhammad

saw:

ث ن ا ع ب د الص م د ب ن ال ض ل ال ب ل ان الص ي ر ف ، ب ر و ، ح د ر ب ن م م د ب ن مح د ث ن ا ب ك ي ح د ث ن ا خ ، ح د ث ن ا أ بو م ث ن ا س ع يد ب ن أ يب أ ي وب ، ح د ر ئ ، ح د ر حوم ع ب د أ بو ع ب د الر مح ن ع ب د اهلل ب ن ي ز يد ال مق

ي الل و ع ن و ، ع ن أ ب يو ب ن أ ن س ر ض ل ب ن مع ا يم ب ن م ي مون ، ع ن س ه ، أ ن الن يب ص ل ى الل و ع ل ي و الر ح ا ، و ر ز ق ن يو م ن غ ري ح و د ل ل و ال ذ ي أ ط ع م ن ى ذ ل م ن و ال و س ل م ق ال : م ن أ ك ل ط ع ام ا ف ق ال : ال م

ن ب و ، و م ن ل ب س ث و ب ر ل و م ا ت ق د م م ن ا م ن غ ري ح و ل ق و ة ، غ د ل ل و ال ذ ي ك س ان ى ذ ا ف ق ال : ال م ن ب و ر ل و م ا ت ق د م م ن م ن ، و ال ق و ة غ

Mencerikan kepada kami Bakar bin Muhammad bin Hamda>n al-S{aira>fi> di

Marwa> menceritakan kepada kami Abd al-S{amad bin al-Fad{l al-Balkhi>

menceritakan kepada kami Abd al-Rah{ma>n ‘Abdullah bin Yazi>d al-Muqri>

menceritakan kepada kami Sa’i>d bin Abi> Ayyu>b menceritakan kepada kami Abu>

Marh{u>m ‘Abd al-Rah{i>m bin Maimu>n dari Sahal bin Mu’a>dz bin Anas Ra dari

Ayahnya bahwasanya Nabi saw. pernah bersabda: barang siapa makan, maka

kami dia berkata: segala puji bagi Allah yang sudah memberikan makan

kepadaku dan memberikan rezeki tanpa ada daya dan upaya dariku, maka Allah

Ahmad bin Hanbal, Musnad al-Imam Ah{mad bin H{anbal (Na>syir: Muassasah Qurt{ubah), juz 5, h,

397

Page 106: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

82

akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu, dan barang siapa yang

mengenakan pakain maka dia berkata: segala puji bagi Allah yang sudah

memberikan pakain kepadaku tanpa ada daya dan upaya dariku, maka Allah akan

mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.72

c. Bertentangan dengan Akal

Hadis ini bila disandingakan dengan akal yang sehat sangat tidak

bertentangan, Hadis yang diteliti ini pada dasarnya ini menyatakan larangan

mengenakan untuk memakai pakain popularitas. Pakaian syuhrah disini adalah

pakaian yang tidak lumrah dipakai oleh kalangan masyarakat pada suatu tempat.

Seperti contoh sederhana di Indonesia sudah menjadi budaya memakai kopiah

hitam sebagai lambang dan simbol jadi ketika hadir pakaian lain seperti surban,

topi turbus (penutup kepala di Turki, Maroko) atau model lainnya akan menjadi

menyalahi kebudayaan tersebut. Maka kehadiran pakaian semacam tadi akan bisa

menjadi pakaian syuhrah karena dianggap tidak budaya asli Indoensia.

Oleh sebab itu, karena merasa ketika mengenakan yang berbeda dengan

kebiasaan orang pada umunya akan terlihat berbeda dan gampang dikenali oleh

orang yang pada akhirnya akan merasa sombong dan ingin rasa dipuji di hadapan

para manusia. Maka hal ini akan bisa menjadi sesuatu yang dilarang oleh agama

karena sifat-sifat seperti ini bagian sifat mazmumah dan dibenci agama. Hal yang

kedua adalah dalam kehidupan ini diperintahkan oleh agama agar berpola hidup

72

Hadis ini adalah sasih sebagaimana ada dalam sarat-sarat dalam kesahihan al-Bukha>ri>.

Abu> ‘Abdullah al-Ha>kim al-Naisa>bu>ri>, al-Mustadrak ‘ala al-Sah{ih{ain ( Beirut: Da>r al-Ma’rifah,

Yusu>f al-Mar’asyali>), juz 1, h. 507

Page 107: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

83

sederhana tidak berlebih-lebihan dalam segala hal, karena hal tersebut termasuk

sifat syetan yang akan membuat kepada kebutaan dunia. Hal ini sebagaimana

ulama sampaikan “ khoiru al-umur ausatuha” dan agama melarang israf dalam

sesuatu hal, karena dianggap dari sifat mubazzir dan sifat tersebut bagian dari

sifat syetan dan syetan adalah musuh yang harus diperangi. Hal ini dijelaskan

banyak dalam al-Quran seperti pada Surat al-Isra` ayat 27.

E. Natijah

Hadis libas al-syuhrah secara sanad adalah hadis marfu>’ yang berstatus

h}asan li> ghairih. Para ulama pada umumnya menta‟dil semua periwayat yang ada

dalam hadis libas al-syuhrah ini. Hanya saja ada satu periwayat yang banyak

kelalaiannya dalam periwayatan (Ghaflah) yaitu Syarik. Oleh sebab itu hadis

tersebut jatuh derejatnya menjadi hadis daif. Akan tetapi setelah melakukan

i‟tibar sanad, peneliti menemukan jalur sanad berstatus lebih kuat dari hadis

tersebut yaitu melalui jalur Abi Dzarr dan jalur Ibnu „Umar (syahid) melalui

riwayat Ibnu Majah. Berdasarkan kajian hadis sebagaimana dijelaskan pada

sebelumnya, jika ada syahid atau tabi‟ maka hadis daif tersebut terangkat

derejatnya menjadi hadis hasan li ghairih. Kesimpulan peneliti hadis ini berstatus

hadis h}asan li> gharih dan sah dijadikan sebagai amal dan hujjah.

Secara matan hadis ini juga tidak ada illat dan syuzuz, hadis ini direspon

baik dan banyak data yang mendukung dari aspek lain. Jadi bagi peniliti, hadis ini

relevan dan sah secara kehujjahan untuk diamalkan dan dijadikan sebagai

landasan hukum beragama dan hidup keseharian. Walaupun hadis ini tidak sampai

Page 108: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

84

kepada Nabi Rasulullah secara runtutan sanad atau dengan sebutan lain hadis ini

adalah hadis marfu‟73

, namun hadis ini sudah mu‟tabar dalam kajian ilmu hadis

diyakini sah dan sahih karena diriwayatkan oleh periwayat-periwayat yang tsiqah

dan adil.

73

Hadis marfu’ adalah hadis yang disandarkan kepada Nabi Muh {ammad saw. secara

khusus. Al-Syahrazauri>, Muqaddimah Ibnu S{ala>h{ (Tahqiq: ‘Abdullah al-Minsya>wi> 2010 M), h. 72

Page 109: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

85

BAB IV

PEMAKNAAN LIBAS AL-SYUHRAH

A. Makna Libas al-Syuhrah Secara Bahasa

Libas al-Syuhrah terdiri dari dua kata yang memiliki arti umum, dalam Bahasa Arab

disebut susunan idhafah. Dalam Kamus Bahasa Arab libas adalah bentuk masdar dari kata

kerja dari labisa yang mengandung arti memakai atau mengenakan. Sebagaimana dalam al-

Quran ولباس التقىي artinya mengenakan atau memakai dengan pakaian ketaqwaan. Sedangkan

maknanya adalah reputasi atau kemashuran. Libas as-Syuhrah secara harfiah اشتهار atau شهرة

.artinya megenakan ataupun memakai pakaian kemashuran لبس ثىب شهرة

B. Pengertian Libas al-Syuhrah

Libas al-syuhrah banyak didefenisikan oleh para ulama diantaranya:

1. Ibnu Atsi>r berkata: al-syuhrah maknanya menampakkan sesuatu, jadi pemahaman pakaian

syuhrah adalah pakaian yang berbeda di antara manusia karena berbeda warnanya dengan

warna pakaian kebanyakan orang, sehingga orang-orang menatap dirinya lantas dia merasa

‘ujub (bangga diri) dan bersombong dengan pakaiannya itu. 1

2. Di dalam syarahnya, al-Sindi mengatakan: pakaian syuhrah adalah pakaian yang

dimaksudkan agar terkenal (masyhur) di tengah-tengah banyak orang. Sama saja, baik

pakaian itu mahal yang dipakai untuk kebanggaan duniawi dan kemewahannya atau pun

pakain itu murah (sangat sederhana) yang dipakai untuk memperlihatkan kezuhudan dan riya’

(pujian).2

1 Abu> al-Tayyib Muh{ammad Syamsu al-H}aq al-‘Azi>m ‘Aba>di, ‘Aunu>l Ma’bu>d Syarah} Sunan Abi>

Da>ud (Tahqiq: Abdurrahaman Muh}ammad Usma>n, Da>r an-Nasyar) juz 9 hal. 1035 2 Muh}ammad bin ‘Abdul Ha>di al-Sindi, Hasyiah al-Sindi ‘ala Sunan Ibnu Ma>jah, juz 7, h. 23

Page 110: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

86

3. ‘Abd al-Muh{sin bin H}amma>d al-‘Ubba>d mengatakan pakaian syuhrah adalah pakaian yang

membuat seseorang menjadi tersohor sehingga membuatnya menjadi istimewa dalam

pandangan orang dan menjadikannya merasa sombong karena kemewahan dan nilai tinggi

pakain tersebut.3

C. Batasan Menutup Aurat Dalam Berpakaian Menurut Hadis

Menutup aurat dalam Islam hukumnya wajib baik laki-laki maupun perempuan.

Dalam Kamus Bahasa Arab kata aurat bermakna aib, cacat, tercela ataupun segala perkara

yang dirasa malu. Dalam Islam ketika berbicara tentang aurat selalu dikaitkan dengan bentuk

tanzir dengan sugesti bisa menghindari membuka-buka aurat dihadapan orang lain. Sama

halnya dengan aib tidak pantas dibicarakan atau dipublikasikan. Islam melarang

membicarakan aib orang lain. Karena barang siapa yang mengumbar aib orang lain, maka

Allah akan mengumbar aibnya juga pada hari kiamat. Dan barang siapa yang menutupi aib

orang lain, maka Allah akan menutupi aibnya.4

Sejatinya Islam tidak pernah memerintahkan kepada kaum muslimin agar

mengenakan jenis pakaian tertentu, dengan motif ataupun bentuk model tertentu. Islam hanya

menyuruh mereka untuk mengenakan hijab secara islami. Hijab disini bermakna pakaian

yang memenuhi syarat-syarat di bawah ini:

1. Pakaian tersebut harus menutup aurat

2. Bentuknya longgar, tidak sempit

3 Abd al-Muh}sin bin H}ammad bin ‘Abd al-Muh}sin bin ‘Abdullah al-‘Ubba>d al-Badri, Syarah Sunan

Abi> Da>ud, juz 452, h. 3 4 Pesan ini bersumber dari hadis nabi yang diriwatkan oleh Imam Muslim. Teks hadis lengkapnya:

ث نا يي بن ث نا الليث عن عقيل عن ابن شهاب أن سالما أخب ره أن عبد اللو بن عمر رض حد ل اللو بكي حد ي اللو عن هما أخب ره أن رسل اللو المسلم أخل المسلم ل ي ف رج اللو عنو كربة من ظلمو ول يسلمو ومن كان ف حاجة أخيو كان اللو ف حاجتو ومن ف رج عن مسلم كربة عليو وسلم قا

كربات ي لم القيامة ومن ست ر مسلما ست ره اللو ي لم القيامة Al-Bukha>ri>, S{ah{i>h{ al-Bukha>ri> (Da>r T{u>q al-Naja>h{, Tah}qi>q: Muh{ammad Zuher bin Na>s{ir 1422 H), juz 3, h. 128

Page 111: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

87

3. Tidak transparan pada kulit, seperti baju berbahan tipis ataupun terbuat dari bahan

plastik

4. Pakaian laki-laki tidak menyerupai pakain perempuan ataupun sebaliknya dan tidak

menyerupai pakaian orang kafir yang menjadi identitasnya5

Inilah kriteria hijab secara islami, apabila syarat-syarat di atas terpenuhi seorang

muslim bebas dalam memilih bentuk dan model pakaiannya. Dan hal ini perlu diketahui

sebelum empat syarat di atas, juga pakaian tersebut tidak terbuat dari benda yang diharamkan

seperti sutra bagi kaum pria ataupun hal lainnya yang sudah ada nash yang

mengharamkannya. Inilah syarat yang harus dilaksanakan seorang muslim untuk memenuhi

kewajibannya dalam berpakaian. Adapun selain syarat wajib di atas, hal lain juga wajib

dilaksanakan dalam berpakaian yaitu adab ketika mengenakan berpakaian. Adab dalam

berpakain ini setidaknya bisa diklasifikasikan menjadi tiga bagian sebagaimana dibawah ini:

1. Tidak bersikap sombong dalam berpakain, dalilnya sudah sarih dalam al-Quran6

2. Tidak memboroskan harta dalam berpakaian, sudah sarih penjelaskannya dalam al-

Quran7

3. Tidak mengenakan pakaian untuk tujuan popularitas, dalilnya hadis nabi sebagaimana

dalam penelitian skiripsi ini.8

5 Ali Mustafa Yaqub, Cara Benar Memahami Hadis (Pustaka Firdaus Jakarta, 2016), h. 91-92

6ر ذلك من آيات اللو لعلهم يذكرون يا بن آدم قد أن زلنا عليكم لباسا ي لاري سلآتكم وريشا ولباس الت قلى ذلك خي

Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kalian pakaian untuk menutup aurat

kalian dan perhiasan bagi kalian. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-

tanda kekuasaan Allah. Mudah-mudahan mereka ingat. Surat al-A’raf ayat 26

7ل يب المسرفي يا بن آدم خذوا زينتكم عند كل مسجد وكللا واشربلا ول تسرفلا إنو

Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaian kalian yang indah pada setiap kalian ke masjid (Tempat ibadah) dan

makanlah serta minumlah oleh kalian dan jangan pula kalian berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak suka

akan orang-orang yang berlebih-lebihan. Surat al-A’raf ayat 31

8 Hadis adalah:

Page 112: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

88

Kesimpulan dari paparan di atas bisa dilihat dalam berpakaian harus melalui syarat-syarat dan

adab di atas agar sah dikatakan berhijab dan berpakaian secara Islami.

Adapun syarat-syarat perintah berhijab dalam berpakaian secara Islami di atas adalah

berdasarkan kesimpulan para ulama yang bersumber dari hadis-hadis Nabi Muhammad saw.

1. Perintah berpakaian harus menutup aurat

Aurat lelaki menurut para ulama adalah dari pusat hingga ke lutut sedangkan aurat wanita

adalah seluruh anggota badan, kecuali wajah dan dua telapak tangan. Hal ini bisa dilihat

sebagaimana perintah Nabi Muhammad saw dalam hadisnya:

Aurat laki adalah antara pusat dan lutut:

9العلرة من ركبتو إل السرة تت ما فإن

Antara pusar sampai lutut adalah bagian dari aurat

Sedangkan aurat perempuan adalah seluruh badan kecuali muka dan dua tapak tangan

sebagaimana dalam firman Allah swt.:

ها وقل للمؤمنات ي غضضن من أبصارىن ويفظن ف روجهن ول ي بدين زينت هن إل ما ظهر وليضربن بمرىن من أو آباء ب عللتهن أو أب نائهن أو أب ناء ب عللتهن أو ول ي بدين زينت هن إل لب عللتهن أو آبائهن عل جيلبن

ربة من الر إخلانن أو بن إخلانن أو بن أخلاتن أو نسائهن أو ما ملكت أيان هن أو ال أو تابعي غي أول ال جا

لم : حدثنا عبد اهلل حدثن أيب ثنا حجاج ثنا شريك عن عثمان بن أيب زرعة عن مهاجر الشامي عن بن عمر قا قا رسل اهلل ل اهلل عليو و س قا شريك وقد رأيت مهاجرا وجالستو من لبس ثلب شهرة ألبسو اهلل تبارك وتعال ثلب مذلة يلم القيامة

Dan penjelasan ini bisa dilihat: Ali Mustafa Yaqub, Cara benar memahami Hadis (Pustaka Firdaus

Jakarta 2016M), h. 92 9 Ini juga diikuti oleh mazhab Syafi’i. Hadis ini lebih lengkapnya adalah:

د بن م ث نا مم ث نا النضر بن شيل أخب رنا أبل حزة الصي رف حد ث نا أحد بن منصلر زاج ، حد ث نا عمرو بن شعيب عن لد ، حد وىل سلار بن داود ، حد رسل اهلل ل اهلل علي قا ه قا ن هم ف المضاجع و أبيو عن جد يانكم بالصالة لسبع واضربلىم علي ها لعشر وف رقلا ب ي ب إذا زوج أحدكم و وسلم مروا

السرة إل ركبتو من العلرة عبده أمتو أو أجيه ، فال ت نظر األمة إل شيء من علرتو فإن ما تت Bisa dilihat: Daruqutni, Sunan al-Dar Qutni, juz 1, h. 430

Page 113: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

89

وتلبلا إل اللو ول يضربن بأرجلهن لي علم ما يفي من زينتهن الطفل الذين ل يظهروا عل علرات النساء يعا أيو المؤمنلن لعلكم ت فلحلن 10ج

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan

kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa)

nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan

janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka,

atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau

saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-

putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang

mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap

wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka

memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan

bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu

beruntung.

Melalui ayat ini memberikan pemahaman bahwa perempuan tidak boleh

menampakkan anggota badan yang ada dalam tubuhnya kecuali yang zahir saja, yaitu muka

dan dua tapak tangan. Hal ini membuktikan bahwa seluruh tubuh mereka adalau aurat kecuali

muka dan dua tapak tangan, pendapat ini juga diperkuat dan diikuti oleh mazhab Syafi’i.

2. Bentuknya longgar dan tidak sempit

Maksud longgar dan tidak sempit dalam hal ini adalah pakaian yang bisa membentuk

tubuh pada bagian dalam sehingga terlihat dan terbentuk jika dipandang dari luar. Hal seperti

ini akan bisa melahirkan syahwat pada orang yang melihatnya. Perbuatan seperti ini sangat

dilarang oleh agama karena sama saja halnya dengan menampakkan aurat secara tidak

langsung. Karena dalam agama tidak dibolehkan melihat aurat seseorang kecuali mahram

atau orang yang sudah digarisbawahi oleh agama. Hal ini bisa dililhat dari ucapan Nabi

Muhammad saw diriwayatkan oleh Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab shahihnya:

10

Hal ini menunjukkan bahwa aurat wanita adalah seluruh badannya, kecuali muka dan kedua telapak

tangan sebagaimana ini juga dikuatkan oleh mazhab Syafi’i. Surat al-Nur ayat 31

Page 114: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

90

ث نا ث نا شيبة أيب بن بكر أبل حد عثمان بن الضحاك عن الباب بن زيد حد عبد عن أسلم بن زيد أخب رن قا أن : أبيو عن الدري سعيد أيب بن الرحن وسلم عليو اللو ل اللو رسل ول الرجل لرة ع إل الرجل ي نظر ل قا 11اللاحد الث لب ف المرأة إل المرأة ت فضي ول واحد ث لب ف الرجل إل الرجل ي فضي ول المرأة علرة إل المرأة

Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiallahu anhu bahwa Rasulallah shallallahu alaihi wasallam

bersabda, “Seorang laki-laki tidak boleh melihat aurat laki-laki lain, dan begitu

juga seorang perempuan tidak boleh melihat aurat perempuan lain, dan tidak boleh seorang

laki-laki bercampur dengan laki-laki lain dalam satu pakaian, dan begitu juga perempuan

dengan perempuan lain bercampur dalam satu pakaian.

3. Tidak transparan pada kulit, misalnya baju berbahan tipis dan bisa dilihat bentuknya.

Hal ini bisa dilihat dari ucapan Nabi Muhammad saw. bahwa ada dua golongan ahli

neraka mereka tidak masuk syurga dan tidak dapat mencium baunya walaupun bau syurga itu

dapat dicium dari jarak yang jauh.

فان من أىل ن ل اهلل عليو وسلم : رسل اهلل : قا ر ل أرها: ق لم معهم الناعن أيب ىري رة رضي اهلل عنو قان كأسنمة البخت سياط كأذناب الب قر يضرب لن با الناس، ونساء كاسيات عاريات ميالت مائالت، رؤوسه

رة كذا وكذاالمائلة، ل يدخلن النة ول يدن ريها، وإ 12.ن ريها لي لجد من مسي

Dari Abu Hurairah,Rasulullah saw. bersabda: ada dua golongan ahli neraka yang belum

pernah aku lihat ialah, satu golongan memegang cemeti seperti ekor lembu yang digunakan

untuk memukul manusia dan satu golongan lagi wanita yang memakai pakaian tetapi

telanjang dan meliuk-liukkan badan juga kepalanya seperti bonggol unta yang tunduk.

Mereka tidak masuk syurga dan tidak dapat mencium baunya walaupun bau syurga itu dapat

dicium dari jarak yang jauh.

11

Muslim, Sahih Muslim, juz 2, h. 238 12

Abu> al-h{usain Muslim bin al-H{ajja>j bin Muslim al-Qusyairi> al-Naisabu>ri>, al-Ja>mi’ al-Sah}i>h al-

Musamma Sah}i>h Muslim (Beirut: Da>r al-Jail dan Dar al-afaq), juz 6, h. 168

Page 115: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

91

4. Pakian laki-laki tidak menyerupai pakain perempuan atau sebaliknya dan tidak

menyerupai pakaian orang kafir yang menjadi identitasnya.

Hal ini jelas sudah diketahui bahwa fitrah laki-laki dan perempuan sangat berbeda terlebih

dalam konteks berpakaian. Penjelasan ini sebagaimana sudah dijelaskan oleh Nabi

Muhammad saw:

ل اهلل عليو وسلم المتشبهي م : لعن رسل اهلل هما قا بالنساء عن ابن عباس رضي اللو عن ن الرجا

13والمتشب هات من النساء بالرجا

Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah Saw bersabda: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

melaknat kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum

pria.

Salain itu, juga pakaian yang dikenakan jangan sampai menyerupai pakaian non muslim

berupa identitasnya. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw. diriwayatkan

imam Muslim.

ث نا ث نا ، المث ن بن ممد حد ثن ، ىشام بن معاذ حد ثن ، يي عن ، أيب حد لارث،ا بن إب راىيم بن ممد حدر أن ، أخب ره ، معدان ابن أن ، أخب ره ، العاص بن عمرو بن اهلل عبد أن ، أخب ره ، ن في بن جب ي رأى: قا

، معصفرين ث لب ي علي وسلم عليو اللو ل اهلل رسل 14 .ت لبسها فال الكفار ثياب من ىذه إن : ف قا

Menceritakan kepada kamu Muhammad bin al-Mutsanna, menceritakan kepada kami Mu’adz

bin Hisyam, menceritakan kepadaku ayahku, dari Yahya, menceritakan kepadaku

Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits bahwasanya Ibnu Ma’dan menceritakan kepadanya

bahwasanya Jubeir bin Nufair menceritakan bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar bin al-‘As berkata:

13

Abu> ‘Abdillah Muh{ammad bin Isma’i>l bin Ibra>hi>m bin al-Mughi>rah al-Ju’fi> al-bukh>ar>i, al-Ja>mi’

Musnad al-Sah}i>h al-Mukhtasar min Umu>r Rasu>l saw. wa Sunanihi wa Ayya>mih (Da>r Tuq al-Naja>h{ 1422 H.

Tah}qi>q: Muhammad Zuhair bin Nasir an-Nasir), juz 15, h. 6 14

Muslim, S}ah}i>h{ Muslim (Beirut: Da>r al-Jail, Tah{qi>q: Majmu’ah min al-Muhaqqiqi>n 1334 H), juz 6,

h. 143

Page 116: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

92

Rasulallah shallallahu alaihi wasallam meihatku mengenakan dua kain berwarna merah

(karena dicelup dengan tanaman usfur) lalu beliau shallallahu alaihi wasallam

bersabda,’Sesungguhnya itu adalah pakaian orang-orang kafir maka janganlah engkau

kenakan.

Inilah syarat yang harus dilaksanakan seorang muslim untuk memenuhi kewajibannya

dalam berpakaian.

D. Ragam Pakaian Pada Masa Nabi

Pakaian adalah perangkat dan kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia

sebagai makhluk yang beradab dan berbudaya dimuka bumi. Di zaman Nabi saw dilahirkan,

pola berpakaian manusia telah menempatkan manusia ke dalam kotak-kotak sosial. Mereka

mengatur orang-orang miskin untuk mengenakan jenis dan model pakaian yang tertentu.

Sementara para pemuka kaum dan penguasa mengenakan pakaian yang mewah yang

berbahan dari sutra dengan ujung bagian bawah menyeret-nyeret tanah saat berjalan kesana

kemari.

Nabi Muhammad saw, lantas diutus kepada seluruh kaum untuk membenahi

mentalitas mereka, salah satunya dengan mengoreksi pola berpakaian manusia. Bila tata cara

berpakaian untuk wanita diatur secara rinci dalam al-Qur’an dan hadits Qouliyyah (lisan),

adab berpakaian untuk laki-laki dicontohkan langsung dalam kehidupan sehari-hari oleh

Baginda Rasul.15

Adapun jenis dan ragam pakaian bila dilihat pada masa Nabi, jenis pakaian bangsa Arab

beragam-ragam dan sangatlah banyak. Antara lain adalah:

1. Izar, pakaian sejenis kawin bawahan sejenis sarung

15

Bisa dilihat pada situs: http://jangkriktshirt.blogspot.co.id/2016/05/cara-berpakaian-pada-zaman-

rasulullah.html

Page 117: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

93

2. Qamish, pakaian gamis atau kameja

3. Sirwal, pakain celana panjang

4. Tubban, pakaian celana pendek

5. Qubba, pakaian sejenis pakaian luar

6. Tsaub, pakain biasa

7. Rida, pakaian kain atasan sejenis selendang

8. Burmus, pakaian sejenis mantel yang bertudung kepala

9. Kisa, pakaian biasa

10. Hullah: pakaian sejenis setelan

11. Imamah, pakaian surban

12. Qalansuah, pakaian penututup kepala sejenis peci dll.16

Beragam jenis pakaian pada masa Nabi Muhammad saw. sebagaimana disebutkan di

atas menunjukkan bahwa dalam hal berpakaian tidak ada kewajiban harus berpakaian dengan

jenis pakaian tertentu. Sejatinya pakaian bukanlah dari perkara agama melainkan hanya

sebuah budaya bangsa Arab, dimana semua orang sah-sah saja memilih dan mengabaikannya.

Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya ragam pakaian pada masa Nabi Muhammad saw.

dan tidak satupun diketahui dalam literatur keilmuan terlebih dalam hadis bahwa Nabi

Muhammad saw. menjelaskan wajibnya mengenakan pakaian tertentu.

16

Ali Mustafa Yaqub, Cara benar memahami Hadis (Pustaka Firdaus Jakarta 2016M) hal. 88

Page 118: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

94

E. Pandangan Ulama Terkait Libas al-Syuhrah

Segaimana sudah dijelakan pada bab sebelumnya terkait defenisi libas al-syuhrah.

Pada kesimpulannya libas al-syuhrah merupakan pakaian yang diniatkan untuk mencari

ketenaran, baik pakaian yang indah atau pakaian yang lusuh sehingga orang mencirikan

dirinya dengan pakaiannya tersebut, atau pakaian mencolok yang dipakai untuk berbangga

diri atau bersombong di hadapan manusia. Pada pembahasan di bawah ini akan dijelaskan

beberapa pandangan ulama terkait libas-al-syuhrah.

1. Al-Muna>wi>

Beliau mengatakan bahwa memakai pakaian yang murah bisa tercela pada kondisi

tertentu dan bisa terpuji pada kondisi lainnya. Tercela bila dimaksudkan untuk

mendapatkan popularitas (syuhrah) dan kesombongan, dan terpuji bila dimaksudkan

sebagai ketawadhu’an dan kesederhanaan. Sebagaimana memakai pakaian yang

mahal bisa tercela apabila dimaksudkan untuk kesombongan dan kebanggaan, dan

bisa terpuji bila dimaksudkan untuk keindahan dan mewujudkan (syukur) atas nikmat-

Nya.17

2. Muh{ammad bin S{a>lih bin Muh{ammad al-‘Utsaimi >n

Pakaian syuhrah merupakan pakaian yang menjadikan pemakainya menjadi terkenal

(mashur) sehingga dikatakan pakain ini adalah pakaian fulan. Maka pakaian syuhrah

bisa terjadi dengan pakaian yang rendah dan murah dan bisa terjadi dengan pakaian

yang tinggi ataupun mahal. Karena itu ada sebagian ulama yang mengatakan, bahwa

orang miskin yang memakai pakaian orang-orang kaya maka baginya berarti memakai

pakaian syuhrah dan orang yang kaya memakai pakaian orang miskin maka berarti ia

17

Muh{ammad Abdurrauf al-Muna>wi>, Faidul Qadi>r Syarah{ al-Jami>’ as-Sagi>r min –Ah{adi>s al-Basyi>r (Da>r al-Kutub al-Ilmiah, Beirut: Libanon tahun cetak 1994 M) Juz 4, h. 52

Page 119: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

95

memakai pakaian syuhrah. Setiap orang seharusnya memakai pakain yang sesuai

dengan keadaannya.18

3. Ibnu Ruslan

Beliau menjelaskan pakaian syuhrah merupakan pakain yang dilarang oleh agama.

Hal ini dikarenakan seseorang memakain pakaian tersebut di dunia dengan tujuan

agar orang mengaguminya kemudia dia merasa bangga dengan pakaiannya tersebut.

Oleh sebab itu pada hari kiamat Allah akan memakaikan pakain kehinaan dan

memberi hukuman sesuai amal perbuatannya.19

4. ‘Abd al-Muh{sin bin H}amma>d al-‘Ubba>d

Beliau mengakatan dengan mengenakan pakaian syuhrah seseorang menjadi memiliki

popularitas hidup. Pada hari kelak akan dihukum dia dengan sebab mengenakan

pakaian tersebut ataupun akan dihukum dengan pakaian yang sejenisnya. Karena

dengan mengenakan pakaian tersebut prinsipnya akan mewujudkan sifat takabbur

atau berbangga diri.20

5. Suyu>t}i>, ‘Abd al-Ghani> dan Fakhr al-H}asan al-Dahlawi>

Pemahaman atas hadis libas al-syuhrah adalah adanya niat ingin berbangga diri atau

sifat sombong ketika mengenakan pakaian tersebut. Atau menjadikannya terlihat

zuhud sehingga dikenal orang zuhud. Atau mengenakan pakaian tersebut dengan niat

supaya terlihat seorang yang faqih padahal dia orang bodoh. Atau mengenakan

pakaian tersebut dengan niat mencemoohkan dan mentertawakan orang lain. Atau

mengenakan pakaian tersebut agar terlihat seorang yang beribadah.21

18

Muh{ammad bin Sa>lih bin Muh}ammad al-‘Usaimin, Majmu>’ Fata>wa wa Rasai>l (Tahqiq: Fahad bin

Na>sir bin Ibra>hi>m as-Sulaima>n), juz 5 h. 190 19

Abu> al-T}ayyib Muh{h}amamad Syam al-H{aq al-‘Azi >m A>ba>di>, Syarah Sunan Abi Daud (Da>r: al-

Maktabah al-Salafiah, Tah{qi>q: ‘Abd al-Rah{man Muh{ammad ‘Utsma >n 1968 M), juz 9, h. 1035 20

‘Abd al-Muh}sin al-‘Ubba >d, Syarah} Sunan Abi> Da>ud, juz 22, h. 499 21

Suyu>t}i>, ‘Abd al-Ghani>, Fakhr al-H}asan al-Dahlawi>, Syarah} Sunan Ibnu Ma>jah (al-Na>syir: Qadimi>

Kutub Khanah), juz i, h. 257

Page 120: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

96

Dari pandangan para ulama di atas bisa diambil kesimpulan tentang pemahaman libas

al-syuhrah dengan beberapa poin. Pertama hukum mengenakan pakaian tersebut dilarang

oleh agama karena adanya niat tertentu. Kedua sebab dilarangnya mengenakan pakaian

tersebut dengan tujuan ingin terlihat istemewa dan diperhatikan di kalangan manusia, baik

prakteknya dengan mengenakan pakaian kekayaan atau pakaian kemiskinan. Ketiga orang-

orang yang mengenakan pakaian tersebut akan dihinakan Allah pada hari kiamat kelak.22

F. Analisa Penulis Terhadap Pemahaman Libas al-Syuhrah

Melihat penjelasan terkait libas al-syuhrah pada bagian sebelumnya, baik dipandang

dari sudut bahasa, pengertian dan pandangan para ulama. Penulis akan memberikan beberapa

analisa dari pemahaman terkait libas al-syurah tersebut. Pertama dari aspek bahasa, libas al-

syuhrah merupakan mengenakan pakaian masyhur, pakaian reputasi yang bisa mengangkat

nama baik seseorang. Sedangkan dari pengertian dari libas al-syuhrah itu sendiri bisa diambil

beberapa pesan, setidaknya dalam mengenakan pakaian ada bebarapa motiv sendiri dari

sipemakai pakaian tersebut. Di antara motiv tersebut adalah 1) ingin berbangga diri 2) ingin

terkenal 3) dan ingin menyombongkan diri. Sedangkan dari sudut pemahaman ulama tidak

jauh esensinya hampir sama dengan pengertian libas al-syuhrah. Antara lain adalah:

22

Terkait hal ini juga masuk pembahasan terkait pandangan para ulama bagaimana pemahaman yang

benar tentang pakaian surban dan jubah. Antara mereka adalah: Pandangan Ali Mustafa Yaqub. Menurut beliau

pakaian surban bukan bagian dari agama dan bukan merupakan suatu kewajiban secara syar’i, melainkan hanya

bagian dari adat dan kebiasaan bangsa Arab. Kedua, menurut Komisi Tetap Untuk Penelitian dan Fatwa (Arab

Saudi): Memakai surban bukan bagian dari ibadah. Pakaian surban dikenakan Nabi Muhammad saw. karena

merupakan adat kaumnya. Tidak ada satupun dalil yang sahih mengenai keutamaan surban walapaun Nabi

Muhammad saw. mengenakannya. Sebaiknya orang memakai pakaian biasa dipakai oleh penduduk negerinya

selama itu tidak diharamkan. Ketiga, menurut Pandangan Muh}ammad bin S}a>lih} al-‘Utsaimi>n Hadis mengatakan

bahwa Nabi Muhammad saw. mengatakan shalat dengan mengenakan surban lebih baik dari empat puluh kali

shalat tanpa mengenakan surban. Menurut pandangan beliau hadis ini merupakan hadis batil, palsu dan

didustakan kepada Rasullah saw. Surban sama seperti halnya dengan pakaian lain mengikuti kebiasaan

masyarakat. Jika berada di tengah masyarakat yang terbiasa mengenakan surban maka boleh mengenakan

surban. Bila berada di tengan masyarakat yang tidak mengenakan surban, hanya menutup kepala saja ataupun

mengenakan bentuk lain untuk menutupi kepala, maka langkah yang benar mengikuti sebagaimana kebiasaan

mereka. Bisa dilihat: Ali Mustafa Yaqub, Cara benar memahami Hadis (Pustaka Firdaus Jakarta 2016M) h. 91-

97

Page 121: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

97

a. Al-Muna>wi>, berpakaian ingin menyombongkan diri

b. Muh{ammad bin S{a>lih bin Muh{ammad al-‘Utsaimi>n, berpakaian ingin menjadi

tersohor dan terkenal

c. Ibnu Ruslan, berpakaian agar dikagumi orang lain

d. ‘Abd al-Muh{sin bin H}ammadal-‘Ubba>d, berpakaian ingin menyombongkan diri

e. Suyu>t}i>, ‘Abd al-Ghani> dan Fakhr al-H}asan al-Dahlawi>, berpakaian dengan tujuan

menyombongkan diri

Dari pandangan para ulama di atas bisa diambil kesimpulan tentang pemahaman libas

al-syuhrah dengan beberapa poin. Pertama, hukum mengenakan pakaian tersebut dilarang

oleh agama karena adanya niat tertentu seperti ingin menjadi terkenal, sombong dan

dikagumi. Kedua, dengan melihat dari pandangan ulama, mayoritas dari mereka sepakat

tujuan dari libas al-syuhrah ini adalah ingin menyombongkan diri. Sehingga menurut penulis,

skiripsi yang menyatakan orang yang memakai pakaian syuhrah akan dihinakan Allah pada

hari kiamat faktor utamanya adalah karena orang memakai pakaian tersebut ingin

menyombongkan dirinya sendiri. Bila demikian halnya, agama sangat melarangnya. Agama

Islam mencintai sifat rendah hati dan membenci sifat sombong hati. Ketiga, sebab

dilarangnya mengenakan pakaian tersebut sama adanya dengan tujuan ingin terlihat

istemewa, diperhatikan di kalangan manusia, ataupun prakteknya dengan mengenakan

pakaian kekayaan atau pakaian kemiskinan dengan tujuan menyombongkon diri hukumnya

adalah haram.

Page 122: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

98

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian pada bab-bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan

dari penelitian ini sebagai berikut: Pakaian syuhrah adalah pakaian yang

diniatkan untuk menyombongkan diri, antara parakteknya adalah ingin

mencari ketenaran dengan mengenakan pakaian yang indah atau pakaian

yang lusuh ataupun pakaian mencolok yang dipakai untuk berbangga diri

atau bersombong di hadapan manusia.

Ragam pakaian yang ada pada zaman sekarang merupakan hal yang

boleh saja orang mengenakannya, dengan sarat mencukupi sarat-sarat

berpakaian. Sarat tersebut antara lain 1) pakaian tersebut harus menutup

aurat. 2) bentuknya longgar dan tidak sempit. 3) tidak transparan pada

kulit, seperti baju berbahan tipis ataupun terbuat dari bahan plastik. 4) dan

pakaian laki-laki tidak menyerupai pakain perempuan ataupun sebaliknya

dan tidak menyerupai pakaian orang kafir yang menjadi identitasnya.

Selain aturan atau sarat-sarat di atas, juga perlu dipahami dalam

berpakaian ada adab dalam berpakaian, antara lain adalah 1) tidak bersikap

sombong dalam berpakaian. 2) tidak memboroskan harta dalam

berpakaian. 3) dan tidak mengenakan pakaian untuk tujuan agar masyhur.

Hadis libas al-syuhrah secara sanad adalah hadis marfu’ yang berstatus

h}asan li> ghairih . Para ulama pada umumnya men-ta’dil semua periwayat

yang ada dalam hadis libas al-syuhrah ini.

Page 123: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

99

Pada penelitian pertama sejatinya ada satu periwayat yang banyak

kelalaiannya dalam periwayatan (Ghaflah) yaitu bernama Syarik. Oleh

sebab itu hadis tersebut jatuh derejatnya menjadi hadis daif (munkar).

Akan tetapi setelah melakukan i’tibar sanad, peneliti menemukan tiga

jalur sanad berstatus lebih kuat dari hadis tersebut yaitu melalui jalur Abi

Dzarr (syahid) dan jalur Ibnu ‘Umar melalui riwayat Ibnu Majah dan satu

jalur lagi melalui Ibnu ‘Umar dalam riwayat Abu Daud. Berdasarkan

kajian hadis sebagaimana dijelaskan pada sebelumnya, jika ada syahid atau

tabi’ (kolaborasi) maka hadis daif tersebut terangkat derejatnya menjadi

hadis h}asan li> ghairih. Oleh karena demikian, kesimpulan peneliti hadis ini

berstatus hadis h}asan li> gharih dan sah dijadikan sebagai hujjah.

Secara matan hadis ini juga tidak ada illat dan syuzuz, hadis ini

direspon baik dan banyak data yang mendukung dari aspek lain. Jadi bagi

peniliti, hadis ini relevan dan sah secara kehujjahan untuk diamalkan dan

dijadikan sebagai landasan hukum beragama dan hidup keseharian.

Walapaun hadis ini tidak sampai kepada Nabi Rasulullah secara runtutan

sanad atau dengan sebutan lain hadis ini adalah hadis marfu’, namun hadis

ini sudah mu’tabar dalam kajian ilmu hadis diyakini sah dan sahih karena

diriwayatkan oleh periwayat-periwayat yang tsiqah dan adil. Semua jenis

pakaian merupakan bagian dari budaya bukan dari agama.

B. Saran

1. Dalam menghukumi sebuah hadis tidak boleh melihat dengan teks

hadis saja kemudian dijadikan sebuah landasan hukum. Hal seperti ini

biasanya bisa memberikan spekulasi pemahaman-pemahaman yang

sifatnya parsial dan sering keliru. Selain itu juga akan memberikan

Page 124: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

100

dampak fatal seperti membawa dampak takfir, radikaslisme bahkan

terorisme sebagimana saat ini masih terjadi sepeti Bali, Tamrin dan

baru-baru ini di Surabaya.

2. Ketika mengakaji sebuah penelitian hadis harus menjadi catatan jangan

melepaskan pendekatan kritik sanad dan matan. Tidak sempurna

menyimpulkan sebuah penelitian dengan bertolak ukur kepada salah

satunya saja. Seperti menghukumi libas al-syuhrah hanya melihat

kepada kritik sanad saja. Oleh karena itu, sebaikanya dalam sebuah

penelitian tidak bisa dihukumi dengan kritik sanad saja, harus dengan

kritik matan juga agar bisa melihat secara kompleks permasalahan

penelitian tersebut. Kritik matan disini maknanya adalah kumpulan

masalah dari berbagai aspek, seperti aspek sejarah, tidak bertentangan

dengan al-Quran, hadis dan akal sehat. Kesimpulannya ketika

menghukumi sebuah hadis harus melihat banyak aspeknya sebagaima

hal ini dikaji dalam hadis pada kajian kritik matan hadis. Seperti dalam

penelitian ini bila melihat teks hadis saja belum bisa dipahami dengan

benar harus dengan pemahaman dan data-data lain.

3. Hal lainnya juga perlu menjadi catatan ketika menghukumi sebuah

hadis jangan berpatokan kepada satu hadis saja. Dengan arti lain harus

melihat dan menghimpun hadis-hadis lain juga yang semakna. Hal ini

ini biasa disebut dalam kajian hadis ilmu syahid dan tabi’. Karena

terkadang dalam sebuah hadis bisa hukumnya daif, namun ketika

melihat hadis lain ternyata ada hadis yang semakna dan hukum hadis

lebih bagus atau sama, maka hadis yang awalnya daif bisa terangkat

menjadi hadis hasan.

Page 125: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

101

4. Hadis tentang libas al-syuhrah dalam penelitian ini menggunakan

metode yang ditawarkan oleh Muhammad Syuhudi Ismail dalam

bukunya Metode Penelitian Hadis Nabi. Metode tersebut hanya

mengacu kepada dua metode, pertama metode melacak hadis dengan

lafaz hadis, kedua metode melacak hadis dengan metode tema hadis.

Setalah mengkaji dan meneliti dengan metode tersebut peneliti

berkesimpulan berdasarkan data yang sudah diteliti, hadis tersebut

(termasuk hadis bi al-ma’na) hanya diriwayatkan oleh tiga periwayat.

Pertama diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam kitab Sunan Ibnu Majah,

kedua diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnad

Ahmad bin Hanbal, ketiga diriwayatkan oleh Abu Daud dalam kitab

Sunan Abi Daud. Metode disini pada prinsipnya masih bersifat

argumentasi belum bisa dikatakan sebuah final untuk diteliti. Oleh

karena itu bisa saja hadis tentang penelitian ini masih bisa

dikembangkan dengan metode-metode yang ditawarkan para peneliti

lainnya sehingga bisa saja nanti mewujudkan hasil penelitian yang

berbeda.

Page 126: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

102

DAFTAR PUSTAKA

A’zami, Muhammad Mustafa. Dira>sat fi> al-Hadi>ts al-Nabawi> wa Ta>ri>kh Tadwinih, t.t.

______. Manhaj al-Naqd ‘Inda al-Muhaddithi>n. Riyadh: Syirkah al-Tiba’at al-‘Arabiah al-

Su’udiah, 1982.

Aba>di>, Abu> at-Tayyib Muh{ammad Syamsu al-H}aq al-‘Azi>m. ‘Aunu>l Ma’bu>d Syarah} Sunan,

t.t.

Al-Sharawarzi, Ibrahim Amin al-Jaf. Manhaj al-Muhaddithin fi Naqd al-riwayah

al-Tarikhiyyah li al-Quran al-Hijriyah al-Thalathah al’Ula. Dubay: Dar al-Qalam,

2014.

Abu> Syihbah, Muh{ammad. Difa’an al-Sunnah wa Rad Syubah al-Musytasyriqi>n wa

al-Kutta>b al-Mua’shiri>n. Kairo: Mathba’at al-Azhar, t.t.

‘Aba>di, Abu> at-Tayyib Muh{ammad Syamsu al-H}aq al-‘Azi>m. ‘Aunu>l Ma’bu>d Syarah} Sunan

Al-Sindi, Muh}ammad bin ‘Abdul Ha>di. Hasyiah as-Sindi ‘ala Sunan Ibnu Ma>jah. Juz

7, t.t.

Al-Badri, Abd al-Muh}sin bin H}ammad bin ‘Abd al-Muh}sin bin ‘Abdullah al-‘Ubba>d. Syarah

Sunan Abi> Da>ud. Juz 452, t.t.

Al-Syari>f, H{a>tim bin ‘A>rif. al-Takhri>j wa Dira>sat al-Asa>ni>d. Cet: Multaqa Ahl al-Hadi>t.

Juz 1, t.t.

Al-Dzahabi>, Ah{mad bin ‘Ubaid bin ‘Isma>i>l al-S{affa>r. Tazkirat al-Huffa>z. Juz 3, t.t.

Al-Sakha>wi>. Fath{ al-Mughi>ts. Juz 2, t.t.

Al-Qazwaini, Muh}ammad bin Yazi>d Abu> ‘Abdullah. Sunan Ibnu Ma>jah. Beirut: Da>r al-Fikr,

1193. Juz 2.

Al-Mubarakafuri, Muhammad ‘abd al-Rahman bin ‘Abd al-Rahim. Tuhfah al-Ahwazi

( Syarah Sunan al-Turmizi). Dar: al-Hadits, 2001. Juz 6.

Al-‘Asqala>ni, Ibnu H{ajar. Al-Is{a>bah fi> Ma’rifah al-S{ah{a>bah. Juz 2, t.t.

Page 127: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

103

_______. Tadzib al-Tahdzib. Beirut, 1984. Cet: Ke-1. Juz 4.

Al-Nu>ri, Abu> al-Ma>’at{i>. Mausu’a>t Aqwa>l al-Ima>m Ah{mad bin H{anbal. Juz 3, t.t.

Al-Mizzi>. Tahdzi>b al-Kama>l. Juz 19, t.t.

Al-Ra>zi, Abi> Muh}ammad ‘Abd al-Rah{ma>n bin Abi> H{a>tim Muh{ammad bin Idri>s bin al-

Mundzir al-Tami>mi> al-H{anz{ali>. Al-Jarh{ wa al-Ta’di>l. Beirut: Da>r al-Ih{ya>’ al-Tura>ts

al-‘Arabi>, 1952. Juz 11.

Al-Ala>i>, Abu> Sa’i>d. Al-Mukhtalat{i>n. Maktabah: al-Khana>ji> Bi al-Qa>hirah, 1996. Juz 1.

Al-Sauduni, Abu al-Fada` Zain al-Din Qasim Qadbaulagha. Al-Tsiqah mimman lam Yaqa’ fi

al-Kutub al-Sittah. 2011. Juz 2.

Abu> al-Fida>’, Isma’i>l bin ‘Umar bin Katsi>r al-Qurasyi>. Al-Bida>yah wa al-Niha>yah. Juz 11,

t.t.

Al-Sijista>ni, Abu> Da>ud Sulaiman bin al-Asy’a>ts. Sunan Abi Da>ud. Juz 4, t.t.

_______. Sunan Abi> Da>ud. Da>r an-Nasyar. Juz 9, t.t.

_______. Sunan Abi> Da>ud. Beirut: Dar

al-Kitab. Juz 4, t.t.

_______. Musnad Abi> Da>ud al-T{aya>lisi>. Nasyir: Hajar

lil-Taba’ah, 1999. Juz 6.

Al-Dimasyqi, Khair al-Di>n bin Mah}mu>d bin Muh{ammad bin ‘Ali> bin Fa>ris al-Zakasyi>.

Al-A’la>m. Da>r: al-‘Ilmi li al-Malayi>n. 2002. Cet: 15. Juz 3.

Al-Busti, Muh{ammad bin H{anbal bin Ah}mad Abu> H{a>tim al-Tami>mi>. Al-Tsiqa>t. Da>r: al-Fikr,

1975. Cet: Ke-1. Juz 7.

Al-Dimasyqi, Syams al-Di>n Abi> ‘Abdullah Muh{ammad bin Ah}mad al-Dzahabi>. Al-Ka>syif fi>

Ma’rifah Man Lahu Riwa>yat fi< al-Kutub al-Sittah. Juz 2, t.t.

_______. Miza>n al-I’tidal fi Naqd al-Rija>l. Juz 2, t.t.

_______. Ta>rikh al-Isla>m wa Wafiya>t al-Masya>hi>r wa al-‘A’la>m. Da>r: al-Gharb al-Isla>mi>,

2003. Juz 6.

Page 128: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

104

______. Siyar A’lam al-Nubala`. 1985. Juz 2.

______. Ta>rikh al-Isla>m wa Wafiya>t al-Masya>hi>r wa A’la>m. Da>r: al-Gharb al-Isla>mi,> 2003.

Juz 4.

Al-Dimasyqi, Khair al-Di>n bin Mah{mu>d bin Muh{ammad bin ‘Ali> bin Fa>ris al-Zakali>. > Al-

A’la>m. Da>r: al-‘Ilmi Li al-Mala>yi>n, 2002. Cet: ke-15 tahun.

Al-Jarja>n>i, Hamzah bin Yu>su>f Abu> al-Qa>sim. Ta>rikh Jarja>n. Beirut: ‘A>lim al-Kutub, 1981.

Juz 1.

Al-Ra>zi>, Abi> Muh}ammad ‘Abd al-Rah{ma>n bin Abi> H{a>tim Muh{ammad bin Idri>s bin al-

Mundzir al-Tami>mi> al-H{anz{ali>. Al-Jarh{ wa al-Ta’di>l. Beirut: Da>r al-Ih{ya>’ al-Tura>ts

al-‘Arabi>, 1952. Juz 11.

Al-Turmizi>, Abu> ‘I>sa> Muh{ammad bin ‘I> >>>>>><sa>. Sunan al-Turmizi>. Beirut: Da>r al-Gharb al-Isla>mi>,

1998. Juz 4.

Al-Naisabu>ri>, Abu> al-h{usain Muslim bin al-H{ajja>j bin Muslim al-Qusyairi>. Al-Ja>mi’ as-Sah}i>h

al-Musamma Sah}i>h Muslim. Beirut: Da>r al-Jail dan Dar al-afaq. Juz 6, t.t.

Al-Bukh>ari>, Abu> ‘Abdillah Muh{ammad bin Isma’i>l bin Ibra>hi>m bin al-Mughi>rah al-Ju’fi>. Al-

Ja>mi’ Musnad al-Sah}i>h al-Mukhtasar min Umu>r Rasu>l saw. wa Sunanihi wa

Ayya>mih. Da>r: Tuq al-Naja>h{, 1422. Juz 15.

Al-Munawi>, Muh{ammad Abdurrauf. Faidul Qadi>r Syarah{ al-Jami>’ as-Sagi>r min –Ah{adi>s al-

Basyi>r. Beirut: Libanon Da>r al-Kutub al-Ilmiah, 1994. Juz 4.

Al-‘Utsaimi>n, Muh{ammad bin Sa>lih bin Muh}ammad. Majmu>’ Fata>wa wa Rasai>l. Juz 5, t.t.

______. Fatawa Nur ‘ala al-Darb, t.t.

Al-Syahrazauri>. Muqaddimah Ibnu S{ala>h{. 2010.

Al-Nawa>wi>. Syarah} Sahi>h} Muslim. Juz 15, t.t.

Al-Naisa>bu>ri>, Abu> ‘Abdullah al-Ha>kim. Al-Mustadrak ‘ala al-Sah{ih{ain. Beirut: Da>r al-

Ma’rifah, Yusu>f al-Mar’asyali>. Juz 1, t.t.

Page 129: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

105

Fatawa al-Lajnah al-Da’imah –almajmu’ah al-ula li Lajnah al-Daimah li al-Buhuts al-‘Ilmiah

wa al-Ifta`, dihimpun oleh Ahmad bin Abd al-Razzaq al-Dawisy. Jilid 24, t.t.

Firdausy, Hilmy. Format Penulisan Kitab Sahih Abad 111 Hijriyah Merpertimbangkan Sahih

Ibnu Khuzaymah 2017 (skripsi).

H{anbali ibn Ah{mad. Musnad Ah{mad bin H{anbal. Muassasah Qurtabah, Mesir. Juz 2, t.t.

Himpunan al-Ba>hisin dibawah ‘Alawi> bin ‘Abd al-Qa>dir al-Saqa>f. Al-Mausu’ah al-Tarikhiah

wa Was{fuhu. Juz 2, t.t.

Majah, Ibnu. Sunan Ibnu Majah. Beirut: Dar al-Fikr. 1194. Juz 2.

_______. 1193. Juz 2

Rahman, Fatkhur. Ikhtisar Musatalah al-Hadis. Bandung: PT al-Ma’arif , 1974.

Suyu>t}i>, ‘Abd al-Ghani>, Fakhr al-H}asan al-Dahlawi>. Syarah} Sunan Ibnu Ma>jah. Al-Na>syir:

Qadimi> Kutub Khanah. Juz 1, t.t.

Shihab, Quraish Shihab. Jilbab Pakaian Wanita Muslimah Pandangan Ulama Masa Lalu &

Cendekiawan Kontemporer. Jakarta:Lentera Hati, 2009.

Syuhudi, Muhammad Syuhudi. Kaedah kesahihan sanad hadis telaah Kritis dan tinjauan

dengan pendekatan ilmu sejarah. Jakarta: Bulan bintang, 1995. Cet. Ke-2.

_______. Cara Praktis Mencari Hadis. Jakarta: Bulan Bintang, 1999. Cet. Ke-2.

_______. Metode Penelitian Hadis Nabi. Jakarta: Bulan Bintang, 1992. Cet. Ke-1.

Schacht, Joseph Schacht. An Intoducation to Islamic Law. New York: Oxford University

Press, 1964.

S{ala>h, Ibnu. ‘Ulu>m al-Hadi>ts, t.t.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Balai Pustaka,1989. Cet. Ke-2.

T{ah{h{a>n, Mah{mu>d. Us{u>l al-Takhri>j wa Dira>sat al-Asa>ni>d. Maktabah: al-Maa’rif, Riyad, 1191.

_______. Taisi>r Mustala>h}>> al-H{adi>ts, t.t.

Page 130: STUDI KRITIK SANAD MATAN HADIS LIBAS AL- SYUHRAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40544/1/MUHAMMAD... · maksudnya adalah kritik sanad dan matan serta pemahaman hadis

106

Wensinck. Al-Mu’jam al-Mufahras li> alFad>z al-Hadi>ts al-Nabawi>. Juz 7.

________. Mifta>h{ Kunu>z al-Sunnah, t.t.

Yaqub, Ali Mustafa. Kritik Hadis. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2015. Cet. Ke-7

_______. Cara Benar Memahami Hadis. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2016. Cet. Ke-2