ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS...

82
ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS KENDARAAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) Oleh: M. Ghozali NIM: 1110034000127 PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Transcript of ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS...

Page 1: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT

DI ATAS KENDARAAN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)

Oleh:

M. Ghozali

NIM: 1110034000127

PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan
Page 3: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan
Page 4: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

iii

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah diuji pada sidang terbuka pada:

Hari, tanggal : Kamis, 21 Mei 2015

Pukul : 10.00-11.30 WIB

Pembimbing : Dr. Bustamin, M.Si

Ketua Sidang : Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA

Sekretaris : Dra. Banun Binaningrum, M.Pd.

Tim Penguji : 1. Rifqi Muhammad Fathi, MA

2. Hasanuddin Sinaga, MA

Page 5: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan
Page 6: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

v

ABSTRAK

M. Ghozali

Analisis Sanad Dan Matan Hadis Salat Di Kendaraan

Dalam ajaran Islam Hadis merupakan sumber utama setelah al-

Qur’an yang selalu dijadikan landasan bahkan pedoman dalam kehidupan

sehari-hari baik perkataan, perbuatan ataupun tindakan terutama yang

berkaitan dengan ibadah. Umat Islam dalam melakukan ibadah tentu saja

harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk

melaksanakan ibadah tersebut agar tidak sia-sia dan dapat diterima di sisi

Allah SWT. Salah satu ibadah yang pokok diantaranya ialah salat,

seorang muslim wajib melaksanakan ibadah ini walaupun bagaimana

keadaannya dan dimanapun posisinya. Namun, dalam keadaan dan posisi

tertentu seseorang sering merasa ragu dan kebingungan untuk

melaksanakan kewajibannya yaitu seperti melakukan salat di atas

kendaraan.

Pada penelitian ini penulis akan melakukan analisa terhadap Hadis

an r a an n an a a a a n araan un u n a u

bagaimana kualitas Hadis tersebut. Namun, dalam penelitian ini penulis

membatasi Hadis yang akan diteliti yaitu dua Hadis yang masing-masing

terdapat dalam kitab Sunan al-Tirmidzî dan ahîh al-Bukhârî.

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan terhadap unsur-unsur

yang terdapat dalam Hadis yang berkaitan dengan salat di atas kendaraan,

ditemukanlah kriteria-kriteria yang menunjukan kualitas masing-masing

Hadis tersebut. Salah satu perawi pada sanad hadis yang terdapat dalam

kitab Sunan al-Tirmidzî memiliki tingkat intelektual yang kurang dalam

abitannya sehingga Hadis tersebut berstatus Hasan. Sementara untuk

Hadis yang terdapat dalam kitab ahîh al-Bukhârî berkualitas Sahih

kerena masing-masing perawi memiliki kredibilitas tinggi dan moralitas

yang baik.

Page 7: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji milik Allah yang maha pengasih dan juga penyayang,

sehingga atas taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir kuliah (Skripsi)

Nabi Muhammad yang telah banyak memberikan inspirasi kepada umat

manusia khususnya kepada penulis yang telah menjadikan beliau sebagai

inspirasi untuk mengkaji Hadis yang saya beri judul “ANALI I

SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATA KENDARAAN”

Penelitian ini dilakukan guna memperoleh gelar sarjana Theologi

Islam dari Fakultas Ushuluddin. Saya menyadari selama proses

penggarapan Skripsi ini banyak pihak yang memberikan bantuan,

, iv i, , ’ Maka pada kesempatan ini Saya

ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosada, MA. Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta beserta seluruh sivitas Akademika.

2. Bapak Prof. Dr. Masri Mansoer, M.Ag. Dekan Fakultas Ushuluddin

Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

pelayanan berbagai fasilitas kepada penulis.

3. Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA. Ketua Jurusan Tafsir Hadis

Fakultas Ushuluddin, dan Ibu Banun Binaningrum, M.Pd. Sekertaris

Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuludin, yang selalu menyempatkan

waktunya untuk memberikan berbagai keperluan yang berkaitan

dengan skripsi penulis.

Page 8: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

vii

4. Bapak Dr. Bustamin, M.Si. Selaku dosen pembimbing yang selalu

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis

dalam menyelesaikan tugas ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ushuludin khususnya Jurusan Tafsir Hadis

yang tanpa henti memberikan pengajaran serta pemahaman.

6. Bapak dan Ibu petugas Perpustakan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, dan perpustakaan Fakultas Ushuludin yang telah memberikan

pelayanan kepada penulis dalam mencari referensi.

7. Ayah Ib , y ’ b

harta dan raganya untuk kelancaran saya. Adik dan kakak tercinta

yang selalu mendukung dan membantu penulis.

8. Keluarga besar Yayasan Nurul Huda yang telah memberikan

dukungan dan perhatian.

9. Keluarga besar Yayasan al-Atiqiyah, terutama kepada abi Wawan

yang telah memberikan saran-saran kepada penulis.

10. Kyai Bahrudin selaku pimpinan pondok pesantren Darul Hikam yang

senantiasa memberikan nasihat dan pepatah.

11. Teman-teman seperjuangan Tafsir Hadis. Saudara Dani Kamaludin,

ahmad al-Faruqi, Afwan, Aceng, Lail, Angga, Mabrur. Teman KKN

LANGIT 13, teman-teman di pondok Darul Hikam serta seluruh

kerabat yang selalu memberikan motivasi dan bantuan untuk

kesuksesan dan kelancaran penulis.

Page 9: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

viii

Penulis mengakui karya ini jauh untuk dikatakan sempurna,

tetapi penulis mengharapkan semoga karya tulis ini bermanfaat baik

untuk penulis pribadi maupun para pembaca.

Jakarta, 26-03-2015.

M. Ghozali

Page 10: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

ix

TRANSLITERASI

Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalih huruf dari abjad yang satu ke

abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin disini ialah huruf-huruf Arab dengan

huruf-huruf latin beserta perangkatnya. Pedoman transliterasi dalam skripsi ini

meliputi:

a. Konsonan

NO Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا 1

B Be ب 2

T Te ت 3

Ts Te dan Es ث 4

J Je ج 5

H dengan garis di bawah ح 6

Kh Ka dan Ha خ 7

D De د 8

Dz De dan Ze ذ 9

R Er ر 10

Z Zet ز 11

S Es س 12

Sy Es dan ye ش 13

Es dengan garis di bawah ص 14

De dengan garis di bawah ض 15

Te dengan garis di bawah ط 16

Page 11: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

x

Zet dengan garis di bawah ظ 17

Koma terbalik di atas ‘ ع 18

Gh Ge dan Ha غ 19

F Ef ف 20

Q Ki ق 21

K Ka ك 22

L El ل 23

M Em م 24

N En ن 25

W We و 26

H Ha ه 27

Apostrof ` ء 28

Y Ye ي 29

b. Vokal

Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A

I Kasrah

U

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai

berikut:

Page 12: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

xi

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangam

ي Ai a dan i

و Au a dan u

Sedangkan untuk vokal panjang ketentuan alih aksaranya ialah apabila A

panjang ditulis dengan â ( a dengan topi di atas), I panjang ditulis dengan î

( I dengan topi di atas), U panjang ditulis dengan û ( u dengan topi di atas).

Page 13: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ i

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ............................................................ iii

ABSTRAK .................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah ................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8

D. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 9

E. Metode Penelitian............................................................................... 10

F. Sistematika Penelitian ........................................................................ 11

BAB II SEKILAS TENTANG SALAT

A. Pengertian Salat dan Kedudukannya Dalam Islam ............................ 13

B. Cara Melaksanakan Salat Di Atas Kendaraan ................................... 17

C. Pendapat Ulama Terhadap Salat Di Atas Kendaraan ........................ 22

BAB III ANALISIS HADIS MENGENAI SALAT DI ATAS

KENDARAAN

A. Kritik Sanad Hadis ............................................................................. 26

1. Teks dan Terjemahan Hadis .......................................................... 26

2. Takhrij Hadis ................................................................................. 27

3. I’tibar Hadis ................................................................................... 32

4. Penelitian Sanad Jalur al-Bukhârî .................................................. 33

Page 14: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

xiii

5. Penelitian Sanad Jalur al-Tirmidzî ................................................. 46

6. Natijah ........................................................................................... 56

B. Kritik Matan Hadis ............................................................................. 56

1. Perbandingan Hadis dengan al-Qur’an .......................................... 57

2. Perbandingan dengan Riwayat Lain .............................................. 58

3. Komentar Ulama ............................................................................ 60

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 62

B. Saran ................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 63

LAMPIRAN

BOIGRAFI PENULIS

Page 15: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hadis atau yang disebut juga dengan sunah, sebagai sumber ajaran

Islam yang berisi pernyataan, pengamalan, pengakuan, dan hal ihwal Nabi

Saw yang beredar pada masa Nabi Muhammad saw. hingga wafatnya,

disepakati sebagai sumber ajaran Islam setelah al-Qur‟an dan isinya

menjadi hujjah (sumber otoritas) keagamaan. Oleh karena itu, umat Islam

pada masa Nabi Muhammad saw. dan pengikut jejaknya, menggunakan

Hadis sebagai hujah keagamaan yang diikuti dengan mengamalkan isinya

dengan penuh semangat, kepatuhan dan ketulusan. Dalam praktek,

disamping menjadikan al-Qur‟an sebagai hujah keagamaan, mereka juga

menjadikan Hadis sebagai hujah yang serupa secara seimbang, karena

keduanya sama diyakini berasal dari wahyu Allah.1

Seorang muslim yang mengakui Allah sebagai tuhan-Nya dan Nabi

Muhammad sebagai utusan-Nya sepatutnya dan selayaknya ia selalu

mengikuti ataupun menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah dan

juga Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya. Serta menjadikan al-Qur‟an

dan Hadis sebagai pedoman ataupun rujukan umat manusia yang

mendapati perselisihan paham, pendapat, dan permasalahan hidup

lainnya. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Nisa ayat 59 :

1 Erfan Soebahar, Menguak Fakta Keabsahan Sunah. (Bogor: Kencana, 2003), h. 3.

Page 16: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

2

زعتم فإن ءاخر الٱ وٱلي وم بٱلل ت ؤمنون كنتم إن وٱلرسول ٱلل إل ف ردوه شىء ف ت نلك ر ذ لا تأوي وأحسن خي

“kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka

kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika

kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang

demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.

Berdasarkan ayat di atas, jelaslah bahwa Allah memerintahkan

umat manusia agar mengambalikan segala urusan dalam kehidupannya

kepada al-Qur‟an dan juga Hadis yang menjadi sumber pokok dalam

ajaran Islam.

Namun, sejalan dengan perjalanan waktu umat manusia

menghadapi berbagai permasalahan yang harus disikapi dan dijalankan

dengan baik. Bagi umat Islam, permasalahan yang timbul kapan dan

dimanapun harus dikembalikan kepada pegangan hidup mereka yang telah

ditetapkan yaitu al-Qur‟an dan Hadis. Pada satu sisi, al-Qur‟an maupun

Hadis dianggap pedoman yang siap kapan saja untuk dijadikan rujukan

terhadap semua permasalahan yang dihadapi. Namun, dalam tataran

prakteknya, tidak semudah mengemukakannya dalam teori semata.

Banyak ayat maupun Hadis yang mempunyai makna ganda, yang

disebabkan tingginya nilai sastra yang dimiliki oleh kedua teks tersebut.

Sehingga tidak boleh tidak, perlu usaha yang mendalam dan serius untuk

menggali dalil-dalil tersebut agar menjadi pedoman praktis untuk

dilaksanakan dengan mudah dan meyakinkan kebenarannya.2

2Abdul Wahid, Hadis Nabi dan Problematika Masa Kini. (Banda Aceh: al-Raniry Press,

20007), h. 1.

Page 17: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

3

Aspek lain yang juga harus diperhatikan adalah menyangkut

eksistensi Rasulullah dalam berbagai posisi dan fungsinya. Adakalanya

sebagai manusia biasa, sebagai pribadi, suami, utusan Allah, kepala

Negara, pemimpin masyarakat, panglima perang, dan sebagai hakim

pemutus perkara. Sebab keberadaan ini menjadi acuan pemahaman Hadis

berkaitan dengan posisi dan peran apa yang sedang Rasulullah jalankan.

Oleh karenanya penting sekali mendudukan pemahaman Hadis pada

tempat yang proporsional, kapan dipahami secara tekstual, konstektual,

universial, temporal, situasional maupun lokal. Bagaimanapun,

pemahaman yang kaku dan statis akan menutup eksistensi Islam yang

âlih li kulli zamân wa makân.3

Salah satu dari pembahasan yang dijelaskan Hadis adalah berkaitan

dengan ibadah-ibadah yang wajib ataupun sunah. Salat adalah merupakan

ibadah wajib yang akan pertama kali dipertimbangkan oleh Allah terhadap

seorang muslim. Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah Hadis

berikut.

بن حرب حدث نا حاد بن سلمة عن داود بن أب ىند عن زرارة بن أوف أخب رنا سليمان اس بو الببد عن تيم الداري قال قال رسول الل صلى الل عليو وسلم إن أول ما ي

قال الل ت بال تو كاملةا كتبت لو كاملةا وإن كان فيها ن قصان ل د ص ة فإن وج ل الص و ث الزكاة ث ئكتو انظروا ىل لببدي من تطوع فأكملوا لو ما ن قص من فريضت ل لم 4ك عمال على حس ذل لال

“Sungguhnya pertama kali yang akan dihisab dari seorang hamba

adalah salat, jika salatnya sempurna maka akan ditulis sempurna untuknya.

3 Muhammad Solikhin, Hadis Asli Hadis Palsu (T. tp: Garudawaca, t.t.), h. 11.

4 Al-Dârimî, Sunan al-Dârimî, juz 1 (Beirut: Dâr al-Kitâb al-„Arabî, 1407), h. 361.

Page 18: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

4

Apabila padanya terdapat kekurangan, maka Allah Ta'ala berfirman

kepada para malaikat-Nya: Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki amalan

sunah? Lalu sempurnakan apa yang kurang sempurna dari ibadah

wajibnya. Kemudian zakat, kemudian amalan-amalan lain juga seperti itu

perhitungannya.”

Selain itu salat juga merupakan syarat mencapai keselamatan dan

penyangga iman seseorang. Ia juga sebagai penghubung antara hamba dan

Tuhannya. Salat adalah penyejuk mata pelipur hati. Begitu mulia dan luhur

nilainya, sehingga salat itu pertama kali diwajibkan pada malam isra’

mi’raj, seolah-olah hal ini menunjuk pada hakikat salat dan seakan-akan

roh kita naik ketika salat menghadap Sang Maha pencipta untuk

memperoleh tambahan iman dan takwa.5

Perintah untuk menegakan salat banyak disebutkan di dalam al-

Qur‟an, antara lain:

فأقيموا اطمأن نتم فإذا جنوبكم وعلى وق بوداا قياماا الل فاذكروا ة ل الص قضيتم فإذا موقوتاا كتاباا المؤمني على كانت ة الصل إن ة الصل

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah

Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian

apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah salat itu (sebagaimana

biasa). Sesungguhnya salat itu adalah fardu yang ditentukan waktunya atas

orang-orang yang beriman”.

Oleh sebab itu, sebagai seorang muslim wajib untuk melaksanakan

ibadah salat baik dilaksanakan dalam keadaan apapun, bagaimanapun,

dan dimanapun. Namun dalam prakteknya sering sekali banyak

ditemukan persoalan tentang salat bahkan bingung ketika waktu salat

telah datang sedangkan posisi seseorang masih di dalam kendaraan umum

5 Syekh Musthafa Masyur, Berjumpa Allah Lewat Salat (Jakarta: Gema Insani Press,

2002), h. 19.

Page 19: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

5

dan diperkirakan akan sampai setelah waktu salat tersebut berakhir.

Apalagi ditambah persoalan perjalanan saat ini yaitu macet yang akan

menghambat seluruh pengguna jalan dalam melakukan aktivitasnya.

Persoalan semacam ini sebenarnya pernah dialami saya ketika hendak

berangkat dari Ciputat menuju Sukabumi. Ketika itu berangkat setelah

salat ashar pukul 16.00 WIB. Dengan menggunakan kendaraan umum,

dikarenakan kondisi jalanan macet sampailah saya pada saat waktu salat

magrib telah berakhir yaitu pukul 19.30 WIB.

Permasalahan yang terjadi dikalangan masyarakat adalah mengenai

perbedaaan pandangan dalam memahami keterangan-keterangan makna

yang terkandung Hadis. Hadis salat di kendaraan inilah salah satu contoh

dari banyaknya Hadis yang sering banyak diperbincangkan terkait makna

Hadis yang akan diamalkan dalam kehidupan sosial. Sebagian orang atau

bahkan setingkat ulama meyakini dan memahami Hadis salat di kendaraan

boleh dilakukan asalkan bukan salat fardu kemana pun arah kendaraan

tersebut melaju, semantara yang lainnya memahami Hadis salat di

kendaraan tersebut boleh dilakukan walaupun pada keadaan salat wajib.

Berdasarkan persoalan ataupun permasalahan di atas penulis

tertarik untuk menelusuri persoalan tentang salat di kendaraan dengan

melalui pendekatan Hadis sebagai sumber pokok umat Islam setelah al-

Qur‟an. Namun dalam penelitian ini penulis tidak terlalu fokus untuk

mencari boleh atau tidaknya salat wajib atau sunah dilakukan di

kendaraan, tetapi lebih fokus terhadap unsur-unsur yang ada pada Hadis

itu sendiri. Adapun salah satu Hadis yang berkaitan dengan salat

Page 20: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

6

dikendaraan yaitu sebagaimana yang diriwayatkan sunan al-Darimi yang

berbunyi sebagai berikut.

عن ، عمر بن للا عب يد عن ، األحر خالد أبو حدث نا: قال ، وكيع بن سفيان حدث نا ، راحلتو أو ، ببريه إل صلى وسلم عليو الل صلى النب أن ، عمر ابن عن ، نافع 6.بو ت وجهت ما حيث راحلتو على يصلي وكان

Hadis-Hadis di atas masing-masing memiliki unsur-unsur yang

terdapat pada Hadis yaitu sanad dan matan. Sanad Hadis yang berarti

merupakan sebuah rangkaian periwayatan dari sedangkan matan adalah

cerita dari sanad ataupun isi dari Hadis tersebut, matan menurut ilmu

Hadis adalah penghujung sanad yakni sabda Nabi Muhammad Saw yang

disebutkan setelah akhir sanad Hadis.7 Sanad merupakan persoalan

pertama yang berkaitan langsung dengan Hadis, dalam arti persoalannya

lebih tertuju pada penelusuran sanad-sanad Hadis, siapa perawinya,

bagaimana jati dirinya, bagaimana moralitasnya dan lain sebagainya. Di

samping itu, persoalan lainnya yang tidak kalah pentingnya dalam proses

isnâd adalah penelusuran kemampuan rawi dalam proses menerima dan

meriwayatkan Hadis apakah ia seorang yang sungguh-sungguh dalam

bermajelis sama‟ atau lebih banyak lalai sehingga terjadi banyak

kekeliruan dalam menyampaikan Hadis dari gurunya.8 Inilah yang akan

6 Muhammad bin „Îsa Abû „Îsa al-Tirmidzî, Sunan al- Tirmidzî, ( Beirut: Dâr al-Gharib

al- Islamî, 1998), h. 456 7 Bustamin, dan Isa Salam, Metode Kritik Hadis. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004),

h. 59. 8 M. Abdurrahman, dan Elan Sumarna, Metode Kritik Hadis. (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2011), h. 244.

Page 21: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

7

menjadi kajian penulis dalam membahas Hadis tentang salat di kendaraan

berdasarkan analisis sanad dan juga matan.

B. Identifikasi Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berawal dari penjelasan latar belakang di atas, maka diperlukanlah

suatu pembatasan masalah. Dengan tujuan agar pembahasan terfokus pada

penelitian yang akan dikaji dan lebih terarah. Oleh sebab itu penulis akan

memberikan batasan terhadap penelitian yang akan dikaji dengan

membatasi Hadis sebagai berikut :

Pembatasan yang pertama, penulis hanya akan menganalis atau

melakukan kritik terhadap Hadis salat di kendaraan sedangkan untuk

hukum yang berkaitan dengan salat di kendaraan penulis tidak akan terlalu

membahasnya. Kedua, penulis akan meneliti Hadis-Hadis yang berkaitan

dengan salat di kendaraan.

Pembatasan yang ketiga, dari sekian banyak Hadis yang berkaitan

dengan salat di kendaraan maka saya batasi jumlah Hadis tentang salat di

kendaraan yang akan dianalisa dari segi sanad dan matan hanya dua Hadis

saja karena keterbatasan waktu dan akan menghasilkan halaman yang

sangat banyak. Hadis-hadis tersebut terdapat dalam kitab Sahih al-Bukhari

dan Sunan al-Tirmidzi, dengan alasan bahwa setiap hadis di mana pun ia

Page 22: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

8

dimuat dan setinggi apa pun ia diapresiasi harus diteliti sebelum diberikan

penelitian ilmiah apa pun terhadap keterpercayaannya.9

2. Rumusan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin melakukan penelitian

bagaimana kualitas Hadis tentang salat di atas kendaraan?

C. Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan dan kegunaan dilakukannya penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk memberikan pengertian secara ilmiah terhadap Hadis salat

dikendaraan.

b. Untuk mengetahui kualitas sanad dan matan Hadis salat di

kendaraan.

c. Untuk menggambarkan Hadis-Hadis tentang salat di kendaraan.

d. Untuk menguraikan unsur-unsur Hadis yang menjadi hal terpenting

dalam menentukan kualitas Hadis.

2. Kegunaan Penelitian ini adalah

a. untuk memberikan wawasan pengetahuan dan referensi tambahan

terhadap kajian Hadis khususnya tentang Hadis salat di kendaraan.

9 Kamarudin Amin, Menguji kembali Keakuratan Metode Kritik Hadis. ( Jakarta:

Hikmah, 2009), h. 190.

Page 23: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

9

b. Memberikan gambaran pemahaman Hadis salat kendaraan yang

dilihat berdasarkan unsur-unsur yang terdapat pada Hadis yaitu

sanad dan matan.

c. Secara Akademik, Penelitian ini diharapkan mampu memberikan

sumbangsih pemikiran dalam khazanah pemikiran Islam khususnya

dalam bidang Hadis.

d. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Strata-1 bidang Theologi

Islam pada program study Tafsir Hadis di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Tinjauan Pustaka

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah yang membahas tentang

Salat telah banyak dilakukan oleh para peneliti dari berbagai kajian

disiplin ilmu. Diantara karya ilmiah yang penulis temukan adalah sebagai

berikut :

a. Skripsi pada Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Sunan

Kali Jaga Yogyakarta tahun 2001 karya M. Rizal Efendi Hasibuan

dengan judul PENGALAMAN SALAT FARDHU SOPIR DAN

KERNET BIS PT.ALS ( ANTAR LINTAS SUMATRA) CABANG

YOGYAKARTA. Dalam skripsi ini M. Rizal Efendi Hasibuan

menjelaskan permasalahan ibadah salat yang dilakukan sopir dan

kernet yang setiap harinya berada di perjalanan. Peneliti ini

melihatnya dengan berdasarkan faktor pendukung serta faktor

Page 24: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

10

penghambat terhadap kewajiban salat 5 waktu seorang sopir dan

kernet bis tersebut.

b. Skripsi pada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Jakarta

tahun 2009 karya Mahbubah dengan judul KUALITAS HADIS-HADIS

QADA SALAT (KAJIAN SANAD MATAN). Dalam skripsinya

Mahbubah melakukan penelitian terhadap salat qada dengan

pendekatan ilmu Hadis yang menjelaskan kualitas Hadis. Melalui

penelitiannya Mahbubah menyatakan bahwa Hadis qada salat adalah

merupakan Hadis yang memiliki kualitas ahad masyhur yang a h

dengan alasan bahwa Hadis tersebut memiliki sanad yang bersambung

serta rawinya yang abit.

Berdasarkan karya-karya ilmiah yang telah dilakukan para peneliti

mengenai salat dari berbagai macam-macam pendekatannya, maka saya

tertarik untuk meneliti pembahasan salat dilakukan di kendaraan melalui

disiplin ilmu Hadis.

E. Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode

pencarian data-data yang biasa disebut library research berupa buku,

artikel, majalah, baik yang bersifat primer ataupun sekunder diantaranya

yaitu tahdzîb al-tahdzîb karya Ibn Hajar al-Asqalânî, Karya Jamâludin

Abî al-Hajjâj Yûsuf al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, Mu’jam

al-Mufahras li alfâd al-Hadîts al-Nabawi karya Arnold John Wensinck.

Page 25: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

11

Adapun langkah-langkah ataupun cara pengumpulan data yang ditempuh

penulis dalam melakukan analisis data adalah sebagai berikut :

Pertama, Metode takhrij Hadis, dengan menggunakan kitab

Mu’jam al-Mufahras li alfâd al-Hadîts al-Nabawi karya Arnold John

Wensinck dan kitab al-Mausû’a al-Atraf karya Abu Hajar Muhammad

al-Saʻîd ibn Basyûnî Zaghlûl.

Kedua, Melakukan penelitian sanad Hadis dari data yang diambil

dari kitab dan Hadis kemudian menentukan kedudukan Hadis melalui

penelitian kepribadian para perawi Hadis.

Ketiga, Melakukan kritik matan Hadis dengan cara

membandingkan Hadis dengan al-Qur‟an dan Hadis dengan Hadis.

Dalam metode penulisan skripsi ini penulis merujuk pada buku

pedoman akademik tahun 2010-2011.

F. Sistematika Penelitian

Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini penulis menyusun

berdasarkan bab perbab, agar mendapatkan gambaran yang jelas dalam

skripsi ini.yaitu dengan susunan sebagai berikut:

Bab satu, sebagai pendahuluan yang merupakan gambaran umum

tentang keseluruhan isi skripsi yang dimulai dengan latar belakang

masalah yang dilanjutkan rumusan masalah, lalu tujuan dan kegunaan

penelitian, metode penelitian, dan sistematika penelitian.

Page 26: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

12

Bab dua, membahas sekilas tentang salat yang meliputi

pembahasan pengertian salat dan kedudukannya dalam Islam serta penulis

juga akan menjelaskan bagaimana salat di kendaraan dilakukan (tata cara

salat di kendaraan), selain dari pada itu dalam bab ini pun dijelaskan

pendapat-pendapat para ulama memandang seputar Hadis salat di

kendaraan.

Bab tiga, membahas seputar proses analisis penulis terhadap

Hadis-Hadis salat di kendaraan dengan melalui takhrij Hadis. Langkah

pertama penulis menyajikan teks dan terjemah Hadis kemudian

dilanjutkan dengan kegiatan penelitian Hadis yang dilakukan dengan

menelusuri sanad Hadis, i’tibar Hadis, serta melakukan kritik sanad.

Selain dari itu, pada bab ini juga dilakukan penelusuran terhadap matan

Hadis dengan cara mencari awal matan Hadis, melalui kata-kata yang

terdapat pada matan Hadis, pencarian melalui tema Hadis, meneliti

kandungan matan Hadis, pendapat ulama terhadap makna Hadis, serta

memberikan verifikasi terhadap Hadis.

Bab empat, merupakan bab terakhir dari penelitian ini yang akan

diakhiri dengan penutup meliputi kesimpulan, saran. Dan untuk

melengkapi skripsi serta bukti penelitian, penulis cantumkan lampiran-

lampiran.

Page 27: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

13

BAB II

SEKILAS TENTANG SALAT

A. Pengertian Salat Dan Kedudukannya Dalam Islam

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, salat adalah merupakan perbuatan

menghadap kepada Allah sepenuh jiwa raga untuk berdoa, memuji,

memuliakan, dan memohon rahmat-Nya sebagai ibadah dengan melakukan

beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri

dengan salam sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh hukum

Islam1. Sedangkan pengertian salat menurut bahasa Arab adalah merupakan

kata yang diambil dari kata ييصل – صلى yang memiliki arti do‟a2.

Berkaitan dengan pengertian Salat yang berarti do‟a, al-Qur‟an menjelaskan

dalam surat al-Taubah ayat 103 sebagai berikut :

يع والل لم سكن صالتك إن عليهم وصل عليم س“Dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)

ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha

mengetahui.”

Berdasarkan ayat di atas, kata dan berdo‟alah untuk “ عليهم وصل

mereka” artinya mintakan ampun untuk mereka dari dosa-dosa yang telah

mereka lakukan. Begitu juga dengan kata لم سكن صالتك إن “

Sesungguhnya do‟a kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka,”

1 Peter salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, ( Jakarta: Modern English Press,

2002), h. 1313. 2 A.W. Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, ( Surabaya: Pustaka

Progressif, 1997), h. 792.

Page 28: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

14

artinya, itu menjadi penenang hati mereka karena Allah telah mengampuni

dosa mereka dan menerima taubat mereka.3

Sedangkan pengertian salat secara istilah ialah perkataan maupun

perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam

berdasarkan syarat-syarat dan waktu yang telah ditetapkan. Allah telah

menetapkan waktu-waktu salat fardu yang lima waktu. Sebagaimana dalam

firman-Nya :

موقوتا كتابا المؤمني على كانت الص الة إن

“Sesungguhnya salat itu adalah fardu yang ditentukan waktunya atas

orang-orang yang beriman”. (Qs. Al-Nisâ ayat 103).

Jelaslah bahwa salat menjadi salah satu ibadah yang waktunya telah

ditentukan. Bahkan memiliki keutamaan yang luar biasa bagi siapa saja

yang melaksanakan salat tepat pada waktunya. Sebagaimana yang

dijelaskan dalam Hadis berikut ini :

ث نا ث نا: قال امللك، عبد بن ىشام الوليد أبو حد زار بن الوليد قال شعبة، حد : العي عت : قال أخب رن ث نا: ي قول الش يبان ، عمرو أبا س دار إل وأشار الد ار ىذه صاحب حد

، عبد ؟ إل أحب العمل أي :وسل م عليو للا صل ى الن ب سألت : قال الل : قال الل ف اجلهاد : قال أي؟ ث : قال الوالدين بر ث : قال أي؟ ث : قال وقتها، على الص الة

ثن : قال الل سبيل لزادن است زدتو ولو بن ، حد Salat juga merupakan perwujudan dari rasa kelemahan seorang

manusia dan rasa membutuhkan seorang hamba terhadap Tuhan dalam

membentuk perkataan dan perbuatan sekaligus, sebagai perwujudan

ketaatan seorang hamba terhadap perintah dan kewajiban dari Tuhan, dan

3 Ibn jarîr al- abarî, Tafsir - abarî, Penerjemah Anshari Taslim, dkk (Jakarta: Pustaka

Azzam, 2009), h. 202. 4Ibn Hajar al-Asqalani, al-Bârî, juz 2 (Beirut: Dâr al-Ma‟rifah, 1379), h. 9.

Page 29: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

15

sebagai sarana yang di dalamnya seorang hamba meminta ketabahan untuk

menghadapi berbagai kesulitan dan ujian yang dialami di dunia ini, dan

sebagai perwujudan pernyataan memuji kebesaran dan kemulian Allah.5

Salat adalah kewajiban yang konstan dan absolut, untuk hamba

sahaya dan kaum merdeka, untuk si kaya dan si miskin, untuk orang yang

sehat dan sakit, dan untuk yang bepergian ataupun yang tidak bepergian.

Kewajiban ini tidak gugur bagi siapa saja yang sudah sampai pada usia

baligh, dalam keadaan bagaimanapun juga, tidak seperti puasa, zakat, dan

haji, yang diwajibkan dengan beberapa syarat dan sifat, dalam waktu

tertentu dan dengan batas yang tertentu pula. 6

Begitu pentingnya salat untuk dilakukan dalam kondisi apapun

seperti pada kondisi perang, pada saat dalam perjalanan, atau pada saat

dalam kondisi yang aman. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Nisâ

berikut ini:

أن خفتم إن ٱلص لوة من ت قصروا أن جناح عليكم ف ليس ٱلرض ف ضرب تم وإذا فرين إن كفرو ٱل ذين ي فتنكم فيهم كنت وإذا ﴾﴿ م بينا عدوا لكم كانوا ٱلكهم طائفة ف لت قم ٱلص لوة لم فأقمت ن ف ليكونوا سجدوا فإذا أسلحت هم وليأخذوا م عك م

ود وأسلحت هم حذرىم وليأخذوا معك ف ليصل وا يصل وا ل أخرى طائفة ولتأت ورائكم منلة عليكم ف يميلون عتكم وأمت أسلحتكم عن ت غفلون لو كفروا ٱل ذين حدة م ي جناح ول و

حذركم وخذوا أسلحتكم تضعوا أن م رضى كنتم أو م طر من أذى بكم كان إن عليكم فرين أعد ٱلل إن ما ٱلل فٱذكروا ٱلص لوة قضيتم فإذا ﴾﴿ م هينا عذابا للك قي

ٱلمؤمني على كانت ٱلص لوة إن ٱلص لوة فأقيموا ٱطمأننتم فإذا جنوبكم وعلى وق عودابا ﴾﴿ م وقوتا كت

5 Ahmad Thib Raya dan Musdah Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibadah Dalam Islam,

(Bogor: Kencana, 2003), .h. 175. 6 Alhasani al-Nadwi, Sadur Zainudin, Empat Sendi Agama Islam: Salat , Zakat, Puasa,

Haji. (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h. 21.

Page 30: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

16

“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah

mengapa kamu mengqasar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang

orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang

nyata bagimu.” (Al-Nisâ ayat 101)

“Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu)

lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, Maka

hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) besertamu dan

menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang Salat besertamu)

sujud (telah menyempurnakan serakaat), Maka hendaklah mereka pindah

dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang

golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah

mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang

senjata. orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu

dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. dan

tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat

sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap

siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang

menghinakan bagi orang-orang kafir itu”. (Al-Nisâ ayat 102).

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah

di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila

kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa).

Sesungguhnya salat itu adalah fardu yang ditentukan waktunya atas orang-

orang yang beriman”. (Al-Nisâ ayat 103).

Jika menelusuri kitab suci yang diturunkan Allah dan sunnah Nabi

maka kita akan menemukan adanya perhatian yang begitu besar terhadap

masalah salat . Bapak para Nabi, Ibrahim .as. berdo‟a kepada tuhannya agar

Allah menjadikan dirinya dan keturunannya termasuk orang yang

mendirikan salat, dan menjadikan salat sebagai ungkapan pujian terhadap

Ismail. Ditemukan pula di dalamnya bahwa perintah yang pertama kali

ditujukan Allah kepada Nabi Musa adalah perintah mendirikan salat dan

berwasiat kepada Musa dan saudaranya Harun untuk melaksanakannya.

Wasiat serupa disampaikan Luqman kepada anaknya.7

7 Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahab Sayyid Hawass, Fiqh Ibadah,

Penerjemah Kamran As‟at Irsyadi, Ahsan Taqwim dan al-Hakam Faishal, ( Jakarta: Amzah,

2010), h. 150.

Page 31: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

17

Diantara ayat-ayat al-Qur‟an yang berkaitan dengan kedudukan salat

dalam Islam yang telah dijelaskan di atas ialah sebagai berikut :

دعاء وت قب ل رب نا ذري ت ومن ة الص ال مقيم اجعلن رب

“Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang

tetap mendirikan salat , Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.” (Q.S.

Ibrahim ayat 40)

مرضيا ربو عند وكان والز كاة بالص الة أىلو يأمر وكان

“Dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan menunaikan

zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.” (Q.S. Maryam

ayat 55)

لذكري الص الة وأقم فاعبدن أنا إل إلو ل الل أنا إن ن

“Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain

Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah salat untuk mengingat aku.” (Q.S.

Thaha ayat 14).

Demikianlah hakikat salat menurut pandangan agama. Salat

mempunyai pengaruh yang sangat besar di dalam mendidik jiwa dan

membina akhlak. Sungguh, pada setiap bagian salat terkandung keutamaan-

keutamaan akhlak yang bermanfaat untuk melahirkan sifat-sifat terpuji.8

B. Cara Melaksanakan Salat Di Kendaraan

Tata cara salat yang sempurna dari segala aspeknya ialah mendirikan

salat sejalan dengan salat yang diparaktekkan oleh Rasulullah Saw.9

Melaksanakan salat pada saat berada di kendaraan adalah

dibolehkan. Seperti mengerjakan salat dalam kapal laut, kereta, dan pesawat

terbang hukumnya sah dan tidak dihukumi makruh. Dalam kondisi seperti

ini, salat boleh dilakukan semampunya (tidak harus dilakukan secara

sempurna seperti dalam kondisi normal).10

8 Syeikh Abdurrahman al-Jaziri, Kitab Salat Fikih Empat Madhab Mudah Memahami

Fikih dengan Metode Skema, diterjemahkan Syarif Hademasyah dan Luqman Junaidi, (Jakarta:

Hikmah, 2010), h. 4. 9 Sa‟id bin Ali bin Wahf al-Qahtani, Salat Rasulullah, (Sukoharjo: Media zikir,t.t.), h. 11.

10 Sayyid Sabiq , Fiqih Sunah, (Pena Pundi Aksara: 2009), h. 563.

Page 32: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

18

Ibn Umar meriwayatkan bahwa Nabi saw. ditanya perihal salat di

atas kapal laut, beliau bersabda:

ث نا ث نا ، أصلو من الب رب هاري سهل بن موسى بن مم د بكر أبو حد ، فافا بن بشر حد ث نا ث نا ، ن عيم أبو حد الن ب سئل عمر ابن عن مهران بن ميمون عن ب رقان بن جعفر حد الغرق تاف أن إل قائما صل قال الس فينة ف الص الة عن وسلم عليو للا صلى

Berdasarkan Hadis di atas, bahwa pada suatu hari Rasulullah pernah

ditanya tentang salat di atas kapal laut maka Nabi menjawab atas pertanyaan

tersebut. Nabi berkata salat lah di dalamnya (kapal laut) dengan cara berdiri

kecuali apabila kamu takut tenggelam.

Adapun mengenai cara melakukan salat di atas kendaraan,

Rasulullah memberikan petunjuk tentang tata caranya, sebagai berikut:

Sebisa mungkin menghadap kiblat. Jika tidak memungkinkan, maka

menghadapnya mengikuti arah laju kendaraan. Sebagaimana Hadis yang

diriwayatkan salim berikut ini:

ث نا ث نا صالح بن أحد حد أبيو عن سال عن شهاب ابن عن يونس أخب رن وىب ابن حد ويوتر ت وج و وجو أى الر احلة على يسبح وسلم عليو للا صلى- الل رسول كان قال

ها ر علي ها المكتوبة يصلى ل أن و غي .علي

Yang dimaksud dengan kata يسبح pada Hadis di atas adalah orang

yang melaksanakan salat sunah12

, maka apabila seseorang mengerjakan

salat sunnah dikerjakan di atas kendaraan diperbolehkan untuk tidak

menghadap kiblat apabila memang tidak memungkinkan. Berdasarkan

11

Abû Dâud Sulaeman bin As‟as al-Sajsastani, Sunan Abû Dâud, (Beirut: Dâr al-Kitab al

Arabi), juz 1, h. 473. 12

Abû al- ayyib Muhammad Syamsu al-Haq al-„A m, ‟Aun al-M ’bud, juz 4 (Madinah:

Al-maktabah al-salafiyah, 1968), h. 91.

Page 33: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

19

Hadis yang diriwayatkan Ibn Umar mengatakan bahwa ketika itu pernah

melihat Nabi Muhammad salat di atas keledai dan beliau menghadapkan

wajahnya ke khaibar. Berikut Hadis yang diriwayatkan ibn Umar:

ث نا بن سعيد عن المازن يي بن عمرو عن مالك على ق رأت قال يي بن يي حد وىو حار على يصلى وسلم عليو للا صلى الل رسول رأيت قال عمر ابن عن يسار و .خيب ر إل موج

Diusahakan berdiri. Jika tidak bisa, disesuaikan dengan kondisi yang

ada. Salah satu dasar Hadis yang membolehkannya adalah Hadis yang

berikut ini :

ث نا ث نا ، ح اد بن إب راىيم حد ث نا ، يزيد بن عب اس حد ث نا ، عامر أبو حد بن إب راىيم حد ر ط امل ر ذ ع ب ة اع ج ر ف الس ف ة ل اح الر ىل ع ة ال الص الباسور وقال بذا حسي عن طهمان

ة البل و Berdiri dalam salat adalah merupakan salah satu dari rukun salat

yang harus dipenuhi, tetapi pada kondisi tertentu seseorang yang hendak

salat diperbolehkan untuk tidak berdiri apabila memang benar-benar tidak

dapat memungkinkan untuk melaksanakannya seperti pada saat seseorang

yang berada di atas kendaraan yang ditungganginya sementara dia tidak

mungkin mampu salat sambil berdiri atau turun dari kendaraannya sehingga

tidak dapat salat secara sempurna dikarenakan takut akan bahaya yang akan

menimpanya, seperti adanya hujan atau banjir di sekitar kendaraannya

ataupun bahaya lainnya.15

13

Abû al-Husain Muslim al-Qusyairî al-Naisâbûrî, Sahîh Muslim, juz 2 (Beirut: Dâr Afâq

al-Jadîdah, t.t.), h. 149. 14

Abî al-Hasan „Ali bin Umar al-Dâruqu nî, Sunan al-Dâruqutnî, juz 2 (T.tp: Mu`assasah

al-Risâlah, t.t.), h. 219. 15

Muhamad Anis Sumanji, 125 Masalah , (Solo: Tiga Serangkai, 2008), h. 162.

Page 34: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

20

Demikian juga Hadis yang diriwayatkan oleh ibn Umar dalam kitab

al-Bukhârî, sebagai berikut.

ث نا ث نا ، المقد مي بكر أب بن مم د حد عمر ابن عن ، نافع عن للا عب يد عن معتمر حد ها ف يصلي راحلتو ي عرض كان أن و وسلم عليو للا صلى الن ب عن ، إذا أف رأيت ق لت إلي

لو الر حل اىذ يأخذ كان قال الركاب ىب ت ، ره مؤخ قال أو ، آخرتو إل ف يصلي ف ي عد 6.ي فعلو ، عنو الل رضي ، عمر ابن وكان

Dibolehkan kita mengerjakan salat fardu di atas kendaraan, apabila

kendaraan itu menghadap kiblat. Walaupun kendaraan itu sedang berjalan,

seperti kapal dan lain-lainnya. Dan apabila salat tidak dapat dilakukan

sambil berdiri, karena keadaan kendaraan tidak mengizinkan, maka

dibolehkan kita mengerjakan sambil duduk.

Kendaraan yang dapat disamakan dengan kapal adalah kereta api,

motor, trem dan yang semisalnya. Karena itu, Apabila seorang mengerjakan

salat dalam kendaraaan, hendaklah menghadap qiblat dan berdiri, selama

masih ada kemungkinan untuk berdiri itu. Apabila kapal menghadap ke

timur, hendaklah orang yang salat itu memutarkan badannya kearah barat.

Tetapi jika tidak mungkin memutarkan badan, dibolehkan ia menghadap

kemana saja kendaraan itu menghadap. Ruku‟ dan sujud dilakukan menurut

kemungkinan.17

للا صل ى للا رسول أن : عمر بن للا عبد عن دينار بن للا عبد عن مالك عن وحدثن دينار بن للا عبد قال بو ت وج هت حيث السفر ف راحلتو على يصلي كان سلم و عليو أنس رأيت قال سعيد بن يي عن مالك عن وحدثن ذلك يفعل عمر بن للا عبد وكان

16

Muhammad bin Ismâ‟il bin `Ibrâh m bin al-Mugîrah al Bukhârî, al-Jâmi’ - h, juz

1 (Kairo: Dâr al-Sya‟ab, 1987), h. 135. 17

Hasbi as Shidiqi, Pedoman , ( Jakarta: Ikapi, 1983), h. 457 dan 458.

Page 35: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

21

إمياء ويسجد يركع القبلة غي إل مت وج و وىو حار على يصلي وىو السفر ف مالك بن 8شيء على وجهو يضع أن غي من بن ي ث ك ن ع يخ ل الب اح م الر ن ب ر م ع ان ث د ح ار و س بن ة اب ب ش ان ث د ح ىوس م بن ي ي ان ث د ح ج ن ع و ي ب أ ن ع ة ر م ن ب ىل ع ي ن ب ان م ث ع ن ب ور م ع ن ع ادي ز ب الن ع م واان ك مه ن أ : ه د

ن م اء م الس وار ط م ف الة الص ت ر ض ح و ق ي ض م ل إ واه ت ان ف ي س م ف م ل س و و ي ل ع للا ىل ص و ت ل اح ر ىل ع (و ى و ) م ل س و و ي ل ع للا ىل ص للا ل و س ر ن ذ أ ف م ه ن م ل ف س أ ن م ةل الب و مه ق و ف ن م ض ف خ أ ود ج الس ل ع ي اء مي إ ئ م و ي م ب ىل ص ف و ت ل اح ر ىل ع م د ق ت ف ( ام ق أ و أ ) ام ق أ و 9ع و ك الر

Apabila kesempatan bersuci dengan cara berwudhu tidak dapat

memungkinkan untuk mengerjakannya, karena di atas kendaraan yang

sedang berjalan atau tidak ada air untuk berwudhu, maka dapat diganti

dengan tayamum.20

Bila juga tidak memungkinkan berwudhu di atas kendaraan maka

dapat dilakukan dengan cara bertayamum. Cara tayamum yakni dengan

menepuk-nepuk tangan kepada dinding, kaca, atau kursi kendaraan. Lalu

usapkan kewajah kemudian yang satu mengusap sampai pergelangan.

C. Pendapat Ulama Tentang Salat di Kendaraan

Dengan semakin banyaknya masyarakat, semakin banyak juga

permasalahan yang mereka alami dalam upaya untuk memenuhi kewajiban

salat . Salah satu dari sekian banyak permasalahan tentang salat tersebut

adalah salat di atas kendaraan. Oleh sebab itu penulis ingin mengutip

pendapat para ulama terhadap salat yang dilakukan di atas kendaraan.

18

Mâlik bin `Anas Abû Abdullah al-Asbahî, Mu a` al-Imâm Mâlik, juz 1 (Mesir: Dâr

Ihyâ, 1951), h. 151. 19

Muhammad bin „Îsa Abû „Îsa al-Tirmidzî, Sunan al- Tirmidzî, juz 2 (Beirut: Dâr Ihyâ,

t.t.), h. 266. 20

Zakiah Drajat, Menjadikan Hidup Bermakna, ( Jakarta: Ruhama, 1996), h. 84.

Page 36: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

22

1. Seorang yang melakukan salat di atas kendaraan, karena sulitnya kondisi

untuk dapat melakukan secara sempurna, maka kondisi tersebutlah yang

menyebabkan terjadinya izin untuk melakukan beberapa kekurangan,

dan syariat telah mengetahui hal tersebut, dengan kata lain syariat

merestui terjadinya kekurangan itu, oleh sebab itu syariat tidak

memerintahkan pelakunya untuk mengulangi salat nya kembali, baik

dengan cara mengqadha atau lainnya21

2. Menurut imam al-Nawawi, salat yang dilakukan di atas kendaraan

diperbolehkan dengan syarat ketika dalam perjalanannya tidak bertujuan

untuk maksiat. Seperti perjalanan yang bertujuan untuk mencuri,

membunuh seseorang, berzina, dan maksiat-maksiat lainnya maka

ibadah salat yang dilakukannya itu tidak sah. Imam Nawawi

mengatakan bahwa salat yang boleh dilakukan di atas kendaraan adalah

salat sunah serta diberikannya kemudahan jika tidak ditemukannya air

untuk bersuci maka dibolehkan utuk bertayamum.

3. Imam Syafi‟i berpendapat, salat di atas kendaraan hukumnya tidak boleh

akan tetapi pada kondisi kendaraan yang kita tumpangi berhenti

sehingga kita memungkinkan untuk ruku, dan sujud maka salat nya sah

untuk dilaksanakan. Adapun salat sunah yang dilakukan di atas

kendaraan maka diperbolehkan salat sekira ia menghadap kendaraannya

melaju, karena seorang tersebut tidak mampu untuk menghadap kiblat.

Begitu pula ketika seorang musafir yang dalam perjalanannya ia tidak

dapat melakukan ruku dan juga sujud secara sempurna maka

21

Syarif Hidayatullah Husain, Salat Dalam Madzhab Ahlul Bait (Jakarta: Lentera, 2007),

hal. 267.

Page 37: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

23

diperbolehkan untuk melakukannya dengan isyarat seperti melakukan

sujud lebih rendah dari pada ruku. Pada hakikatnya tidak diperbolehkan

salat selain menghadap kiblat baik muqim atau musafir kecuali pada

posisi khauf.22

Bila melakukan sebagian salat dalam kondisi sangat takut

dengan melewatkan sebagian kewajibannya, seperti menghadap kiblat,

lalu merasa aman di tengah salat , maka ia menyempurnakanya dengan

melengkapi kewajiban-kewajibannya. Bila sedang mengendarai

kendaraan dengan tidak menghadap kiblat, maka ia turun lalu

menghadap ke arah kiblat dan melanjutkan salat nya, karena salat yang

telah dilakukan sebelum merasa aman tetap sah, sehingga boleh

melanjutkannya (dengan cara salat orang yang merasa aman).

Sebagaimana halnya bila tidak ada kewajiban salat yang dilewatkan.

Bila tidak menghadap kiblat ketika turun dari tunggangan atau

meninggalkan sebagian kewajiban setelah merasa aman, maka salat nya

rusak. Bila memulai salat dengan rasa aman dan menyempurnakan

syarat dan wajibnya, lalu muncul rasa sangat takut, maka ia

menyempurnakannya dengan cara yang di perlukan. Misalnya ia sedang

salat sambil berdiri di atas tanah dan menghadap kiblat, lalu ia merasa

perlu menunggangi kendaraan dan membelakangi kiblat, maka ia

menyempurnakan salat nya dengan cara yang diperlukannya itu.23

Sedangkan imam Maliki berpendapat bahwa salat di atas kendaraan

dapat dilakukan dalam kondisi takut akan bahaya apabila seseorang

22

Muhammad bin `Idrîs al-Syâfi‟i, al-Umm, (Beirut: Dâr al-Ma‟rifah, 1393), h. 97. 23

Ibn Qudamah, Al-Mugni, penerjemah Amir Hamzah, ( Jakarta: Pustaka Azam, 2007),

h. 197 dan 198.

Page 38: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

24

turun dari kendaraan, takut dari ancaman hewan buas, takut akan

bahaya musuh.

4. Barang siapa yang berada di atas kapal sementara ia mampu untuk

menepi sehingga dapat memungkinkan melakukan salat dengan cara

berdiri ruku dan juga sujud maka salat di atas kapal diperbolehkan

karena telah terpenuhinya syarat-syarat tersebut. Dan apabila syaratnya

tidak terpenuhi seperti diharuskannya berdiri ketika salat karena berdiri

dalam salat merupakan salah satu dari rukun salat maka hal demikian

tidak lah sah melakukannya.24

5. Berkaitan dengan salat di kendaraan, Penafsiran imam Qurtubi terhadap

ayat 239 dari surat al-Baqarah25

menjelaskan bahwa salat yang berada

dalam posisi takut akan adanya ancaman bahaya terhadap nyawanya

maka terdapat keringanan bagi seseorang yang hendak melakukan

ibadah salat pada saat posisi takut tersebut. Diantara keringanan yang

diperoleh ialah orang yang dalam perjalanan, serta orang yang berada di

atas kendaraan yang keselamatannya terancam. Sehingga dalam praktek

salat nya ia diperbolehkan dengan melakukan isyarat seperti ketika tidak

mampu melakukan ruku ataupun sujud maka dapat dilakukan dengan

cara menggerakan kepalanya serta diperbolehkan menghadapkan

kepalanya kemana saja dia menghadap apabila memang tidak

memungkinkan untuk menghadap kiblat.26

24

Al-Hanâfi, Al-Ikhtâr i T ’ îl Mukhtâr, juz 1 (Beirut: Dâr al-Kitab Alamiyah, 2005), h.

83. 25

كما عل مكم ما ل تكونوا ت علمون فإن خفتم فرجال أو ركبانا فإذا أمنتم فاذكروا الل 26 Al-Qur ubî, al-Jâmi’ i A kâmi al Qur’ n, juz 3 (Kairo: Dâr al-Kitab, 1964), h. 223.

Page 39: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

25

6. Apabila seseorang yang bepergian atau berada diatas kendaraan dan

tidak mampu turun dari kendaraannya untuk menunaikan salat

disebabkan takut akan adanya kekacauan, atau ada bencana disekitarnya

maka diperbolehkan untuk ruku dan sujud kemana saja dia

menghadap.27

27

Badrudîn al-`Ain al-Hanafi, Umdah al-Qârî Syarah h al- Bukhori, Juz 10, (Beirut:

al-Munîriyah, t.t.), h. 224.

Page 40: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

26

BAB III

ANALISIS HADIS MENGENAI SALAT DI ATAS KENDARAAN

A. Kritik Sanad Hadis

1. Teks Dan Terjemah Hadis

Diantara sekian banyak Hadis yang menjelaskan salat di atas

kendaraan ialah salah satu diantaranya terdapat dalam kitab al-

Bukhârî pada bab menghadap kiblat bagaimanapun keadaannya dan

dalam kitab Sunan al-Tirmidzî pada bab melakukan Salat di atas

kendaraannya (unta).

ث نا ث نا: قال إب راىيم، بن مسلم حد ، عبد أب بن ىشام حد ث نا: قال الل أب بن يي حد، عبد بن جابر عن الرحن، عبد بن ممد عن كثري، صلى الل رسول كان »: قال الل

فاست قبل ن زل الفريضة أراد فإذا ت وجهت حيث راحلتو، على يصلي وسلم عليو للا لة «القب

“Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrâhîm rk t :

T l h m n rit k n k p k mi is m in ill h rk t : T l h

m n rit k n k p k mi in K ts r ri Mu mm in

„ urr hm n ri J ir in „ ill h rk t : Rasulullah Saw. Salat di

atas kendaraan dalam perjalanannya kemana pun kendaraan itu

menghadap namun apabila beliau hendak salat wajib maka beliau turun

dari kendaraan dan menghadap kiblat.”

ث نا ث نا: قال ، وكيع بن سفيان حد عن ، عمر بن للا عب يد عن ، األحر خالد أبو حد ، راحلتو أو ، بعريه إل صلى وسلم عليو الل صلى النب أن ، عمر ابن عن ، نافع .بو ت وجهت ما حيث راحلتو على يصلي وكان

“Telah menceritakan K p k mi Suf n in W ki‟ rk t :

Telah menceritakan kepada kami Abu Khalid al-Ahmar dari Ubaidillah bin

Um r in N fi‟ ri i n „Umar. Nabi Muhammad Saw. Salat di atas unta

1Muh mm in Ism ‟il in `I r h m in al-Mugîrah al Bukhârî, -Bukhârî, Juz

1, (Kairo: Dâr al-S ‟ 1987) h. 110. 2 Muh mm in „Îs û „Îs l-Tirmidzî, Sunan al- Tirmidzî, juz 1 ( Beirut: Dâr al-

Gharib al- Islamî, 1998), h. 456

Page 41: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

27

atau kendaraannya, dan beliau salat di atas kendaraannya menghadap

k m n s j k n r nn m ngh p.”

2. Takhrij Hadis 3

Dalam melakukan penelitian terhadap sebuah Hadis , kegiatan takhrij

merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan karena sangat penting untuk

dapat mengetahui teks sebuah Hadis terhimpun.

Untuk mengetahui kejelasan Hadis beserta sumber-sumbernya, ada

beberapa metode takhrij yang dapat dipergunakan oleh mereka yang akan

menelusurinya. Metode-metode takhrij ini diupayakan oleh para Ulama

dengan maksud untuk mempermudah mencari Hadis-Hadis. Para ulama

telah banyak mengkodifikasikan Hadis-Hadis dengan mengaturnya dalam

susunan yang berbeda satu dengan yang lainnya, sekalipun semuanya

menyebutkan perawi Hadis yang meriwayatkannya. Perbedaan cara-cara

mengumpulkan inilah yang akhirnya menimbulkan ilmu Takhrij. Diantara

mereka ada yang menyusunnya sesuai dengan urutan abjad hijâiyah (alif,

ba, ta, tsa, dan seterusnya). Disamping itu ada pula yang menyusunnya

sesuai dengan tema Hadis , seperti salat , zakat, tafsir dan lain-lain. Juga

ada yang disusun menurut nama-nama perawi terakhir. A k l n p r i

t r khir itu s ahabat bila Hadis nya il adakalanya tabi’in bila Hadis

itu mursal. Hadis tersebut ada yang ditulis lengkap ada pula yang hanya

potongannya saja. Ada pula yang menyusunnya menurut kriteria-kriteria

Hadis, seperti Hadis qudsi, Hadis mutawattir, Hadis u’, dan lain-

3 Takhrij Hadis ialah suatu proses menunjukan tempat Hadis pada sumbernya, dimana

Hadis tersebut telah diriwayatkan lengkap dengan sanadnya.

Page 42: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

28

lain. Serta ada pula Hadis yang tersusun menurut lafal-lafal yang terdapat

dalam matan.

Sesuai dengan cara Ulama mengumpulkan Hadis-Hadis, dapat lah

disimpulkan bahwa metode-metode takhrij Hadis dalam lima macam

metode:

1. Takhrij menurut lafal pertama Hadis.

2. Takhrij menurut lafal-lafal yang terdapat dalam matan.

3. Takhrij menurut perawi terakhir.

4. Takhrij menurut tema Hadis.

5. Takhrij menurut klasifikasi jenis Hadis.4

Adapun pendapat lain menyatakan ada empat cara atau metode

takhrij Hadis. Pertama, takhrij Hadis melalui lafal atau kata yang terdapat

dalam matan Hadis. Kedua, takhrij Hadis melalui tema. Ketiga, takhrij

Hadis melalui awal matan Hadis, dan keempat takhrij Hadis melalui

periwayat Hadis pada tingkat sahabat.5

Berikut takhrij Hadis yang penulis lakukan dalam penelitian ini

dengan cara melacak melalui kata-kata yang terdapat dalam matan Hadis .

Kata yang menjadi penelusuran pertama penulis adalah رحل. Sehingga

ditemukan kata tersebut yang relevan dengan kajian penulis yaitu sebagai

berikut:

ان النب صلي ا هلل عليو و سلم صلي ايل بعري ة او رحلتو

4Abu Muhammad Abdul Mahdi bin Abdul Qadir bin abdul Hadi, Metode takhrij Hadis

( Semarang: Dina Utama, t.t.), h. 14. 5 Bustamin, Dasar-Dasar Ilmu Hadis ( Jakarta: Ushul Press, 2009), h . 191.

Page 43: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

29

صالة ت ۸۹صالة خ ۷صالة م ۰صالة د

صالة دي سفر ط

٤٤ حم

Selain matan وان النب صلي ا هلل عليو و سلم صلي ايل بعري ة او رحلت

Ditemukan juga matan lain yang juga sesuai dari penelusuran kata رحل pada kitab ’j yaitu sebagai berikut:

كان النب يصلي علي رحلتو ٤ ٤ العمل يف الصالة ٤ ۸٤-٤۷ تقصري الصالة٤ وترصالة خ

٤ ۹حج مغازي

٤ مساجد ۷-٤٤ مسافرين۹صالة م ٤۸ ۹سفر د

تفسري سورة وتر ٤ صالة ت قيام اليل قبلو٤ صالة ن

۷اقامو جو ٤ ۹صالة دى ٤ سفر ط

حم Metode takhrij kedua adalah dengan cara mencari awal matan

Hadis sebagai berikut:

6 A. J. Wensinck, Concordance et Indices de la Tradition Musumane, diterjemahkan

kedalam bahasa Arab oleh Muh mm Fu‟ „ ul Baqi, al-M ’j -Mufahras li alfâz al-

Hadîts al-Nabawî, Juz 2, (Leiden, 1936), h. 233.

Page 44: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

30

كان يصلي علي رحلتو حيثما تو جهت بو

۰خ

٤۷ رقم م صالة املسافرين ب

ت

٤۸ ٤۸ ش

كان يصلي علي رحلتو السفر حيثما تو جهت بو

٤ ٤ ن

٤۷:حم

۸:ش

:جمم

۹سفع

۰: عر

۸: ۹حلو

۸: خط

Adapun diantara Hadis-Hadis di atas yang penulis temukan pada

kitab Hadis yang enam yaitu sebagai berikut:

ثن صلى الل رسول أن عمر بن الل عبد عن ، دينار بن الل عبد عن ، مالك عن وحد .بو ت وجهت حيث السفر يف راحلتو على يصلي كان وسلم عليو للا

“Telah menceritakan kepadaku dari Mâlik dari Abdullah bin Dînar

ri ull h in „Um r. R sulull h S . T l h m l kuk n salat di atas

7Mâlik bin `Anas Abû Abdullah al-Asbahî, M -Imâm Mâlik, juz 1 ( Mesir: Dâr

Ihyâ, 1951), h. 151.

Page 45: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

31

kendaraan dalam perjalanannya kemana pun kendaraan tersebut

m ngh p”.

ث ناه ث نا شيبة أب بن بكر أبو حد ابن عن نافع عن الل عب يد عن األحر خالد أبو حد .بو ت وجهت حيث راحلتو على يصلى كان -وسلم عليو للا صلى- النب أن عمر

“T l h m n rit k n k p k mi û kr in S i h t l h

m n rit k n k p k mi û Kh li l- m r ri „U i ill h ri

N fi‟ ri i n „Um r h R sulull h S . T l h m l kuk n salat di atas

kendaraannya kemana pun k n r n t rs ut m ngh p”.

ث نا ث نا: قال ، وكيع بن سفيان حد عن ، عمر بن للا عب يد عن ، األحر خالد أبو حد ، راحلتو أو ، بعريه إل صلى وسلم عليو الل صلى النب أن ، عمر ابن عن ، نافع .بو ت وجهت ما حيث راحلتو على يصلي وكان

“Telah menceritakan K p k mi Suf n in W ki‟ rk t :

Telah menceritakan kepada kami Abu Khalid Al-ahmar dari Ubaidillah bin

Um r in N fi‟ ri i n Um r. N i Muhammad Saw. Salat di atas unta

atau kendaraannya, dan beliau salat di atas kendaraannya menghadap

k m n s j k n r nn m ngh p.”

كان : قال عمر ابن عن ، دينار بن للا عبد عن ، مالك عن ، سعيد بن ق ت يبة أخب رنا بو ت وجهت حيثما السفر يف راحلتو على يصلي وسلم عليو للا صلى للا رسول

“T l h m n rit k n k p k mi Qut i h in S ‟ ri M lik

ri ull h in D n r ri I n „Um r: R sulull h S . Salat di atas

kendaraannya dalam perjalanan kemanapun kendaraaan tersebut

m ngh p”.

ث نا ث نا: قال إب راىيم، بن مسلم حد ، عبد أب بن ىشام حد ث نا: قال الل أب بن يي حد، عبد بن جابر عن الرحن، عبد بن ممد عن كثري، صلى الل رسول كان »: قال الل

فاست قبل ن زل الفريضة أراد فإذا ت وجهت حيث راحلتو، على يصلي وسلم عليو للا لة «القب

8Abû al-Husain Muslim al-Qusyairî al-Naisâbûrî, Sahîh Muslim, ( Beirut: al-Afâq, t.t.),

juz 2, h. 149. 9 Al-Tirmidzî, Sunan al- Tirmidzî, juz 1, h. 456.

10 hm in S u‟ û ul R hm n l-Nasâi`, al-Mujtabî min al-Sunan, ju 1

l ppo: M kt l-M û‟ t l-Islamiyyah, 1986), h. 244. 11Muh mm in Ism ‟il in `I r h m in l-Mugîrah al Bukhârî, ahîh al-Bukhâri, juz

1 (Kairo: Dâr al-S ‟ 1987) h. 110.

Page 46: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

32

“T l h m n rit k n k p k mi Muslim in I r h m rk t :

T l h m n rit k n k p k mi is m in ill h rk t : T l h

m n rit k n k p k mi in K ts r ri Mu mm in

„ urr hm n ri J ir in „ ill h rk t : R sulull h Saw. Salat di

atas kendaraan dalam perjalanannya kemanapun kendaraan itu menghadap

namun apabila beliau hendak salat wajib maka beliau turun dari kendaraan

n m ngh p ki l t.”

ث نا ث نا ، شيبة أب ابن حد : قال ، جابر عن ، الزب ري أب عن ، سفيان عن ، وكيع حد على يصلي وىو فجئت : قال ، حاجة يف وسلم عليو للا صلى للا رسول ب عثن

الركوع من أخفض والسجود ، المشرق نو راحلتو “T l h m n rit k n k p k mi I n Syaibah menceritakan

k p k mi W k ‟ ri Suf n ri Zu ir ri J ir rk t :

mengutus kepadaku Rasulullah Saw. Dalam kebutuhan. Berkata: maka

Aku menghampiri dan beliau sedang salat di atas kendaraannya

menghadap ke arah Masyriq dan beliau melakukan sujud lebih rendah dari

rukû‟.”

3. I’ b r Hadis

Langkah i’ b r sanad Hadis dalam istilah ilmu Hadis

didefinisikan sebagai penelusuran yang menyertakan jalur atau sanad-

sanad Hadis tertentu yang tampak hanya diketahui satu rawi saja, agar

diketahui apakah ada rawi lainnya dalam riwayat Hadis tersebut baik ia

meriwayatkan secara i atau ’nawi, dalam jalur itu sendiri atau dari

jalur sahabat lain, atau tidak ditemukan sama sekali dalam riwayat

tersebut jalur lain yang meriwayatkan baik secara maupun ’nawi.13

Dengan dilakukannya al-i’ b r, maka akan terlihat dengan jelas

seluruh jalur sanad Hadis yang diteliti, demikian juga nama-nama

periwayatnya, dan metode periwayatan yang digunakan oleh masing-

12

Abû Dâu Sul im n in s‟ s al-Sajsastani, Sunan Abû Dâud, juz 2 (T.tp: Dâr Fikr,

t.t.), h. 9. 13

s n s ‟ ri Melacak Hadis Nabi Saw cara cepat mencari Hadis dari manual

hingga digital, editor Muhammad Nur ichwan, (Semarang: Rasail, 2006), h. 21.

Page 47: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

33

masing periwayat yang bersangkutan. Jadi, kegunaan i’ b r adalah untuk

mengetahui keadaan sanad Hadis seluruhnya dilihat dari ada atau tidaknya

pendukung berupa periwayat yang berstatus mutabi’ atau syahid. Yang

dimaksud mutabi ’ ialah periwayat yang berstatus pendukung pada

periwayat yang bukan sahabat Nabi . Sementara syahid ialah periwayat

yang berstatus pendukung yang berkedudukan sebagai dan untuk sahabat

Nabi.14

Untuk mengetahui masing-masing periwayat yang terdapat pada

Hadis-Hadis yang telah penulis temukan melalui Takhrij Hadis di atas,

maka penulis akan menjelaskan para periwayat Hadis baik yang berstatus

mutabi’ atau syahid berikut ini:

a. Jalur M I M ditemukan periwayat bernama Mâlik, yang

dimaksud adalah Mâlik bin Anas.

b. Jalur Muslim it muk n p ri t rn m N fi‟ yang dimaksud

adalah N fi‟ M ul Abdullah bin `Umar bin al-Kh l-Qursyî al-

„ .

c. Jalur al-Nasâi` ditemukan periwayat Mâlik, yang dimaksud adalah

Mâlik bin Anas.

d. J lur û D u it muk n p ri t W k ‟ ng im ksu l h

W k ‟ in l J rr . j lur ini jug t r p t p ri t rn m

Suf n ng im ksu l h Suf n in S ‟ in M srûq l-saurî.

4. Penelitian Sanad Jalur al-Bukhârî

14

M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi , ( Jakarta: Bulan Bintang,

1992), h. 52.

Page 48: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

34

Selain seorang periwayat Hadis, al-Bukhârî juga merupakan

mukharij Hadis yaitu yang menghimpun Hadis-Hadis. Maka Berdasarkan

sanad Hadis yang terdapat pada jalur al-Bukhârî tentang pembahasan

Hadis di atas ialah terdiri dari beberapa periwayat Hadis yaitu Jâbir bin

Abdullah, Muhammad bin Abdurr hm n in S u n in bî

Katsir al- â`i, Hisyâm bin Abdullah ad-Dastû`î, Muslim ibn Ibrâhîm al-

`Azdî al-Farâhidî, dan Bukhârî. Untuk mengetahui sil-silah jalur dari

masing-masing periwayat, penulis akan kemukakan hal tersebut sebagai

berikut:

a. Jâbir bin Abdullah

Jâbir bin Abdullah memiliki nama lengkap yaitu Jâbir bin

Abdullah bin „ mr in ram bin Salamah atau yang lebih dikenal

dengan panggilan kuniyah nya Abu Abdullah, namun telah terjadi

perbedaan dalam kuniyah yang dimiliki Jâbir bin Abdullah ada yang

menyebutnya Abu Abdurrahman ada juga yang mengatakan Abu

Abdullah tetapi julukan Abu Abdullah yang paling sahîh.15

Jâbir bin Abdullah adalah merupakan salah seorang diantara tujuh

puluh orang Ans r yang berbaiat kepada Rasullah dalam baiat Aqabah II,

Ketika Rasulullah memilih beberapa orang wakil diantara utusan itu,

Abdullah bin Amr juga terpilih sebagai salah seorang dari wakil-wakil

mereka. Ia diangkat oleh Rasul sebagai wakil bagi kaum bani Salamah.

Setelah ia kembali ke Madinah, ia mempersembahkan jiwa, harta dan

keluarganya untuk kepentingan Islam. Setelah Rasulullah hijrah ke

15

I nu „ u l-Bâr, -I ’ b M ’r - b, juz 1 (Beirut: Dâr al-Jîl, 1412), h.

221.

Page 49: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

35

Madinah, Abu Jabir menemukan nasib bahagianya dengan selalu bersama

Nabi baik siang maupun malam.16

Beliau wafat pada tahun 78 Hijriah di

kota Madinah.17

Guru-guru beliau diantaranya ialah:

No Nama Guru

1 Nabi Muhammad

2 Khâlid bin Wâlîd

3 lh h in „Ubaidillah

4 „ ull h in `Unais

5 „ m r in âsar

Adapun murid-murid yang berguru pada Jâbir bin Abdullah

diantaranya ialah:

No Nama Murid

1 Muhamad bin Abdurrahmân bin Saubân

2 `Ibrâhîm bin Hâris al-Taimî

3 Muhammad bin Abbâd bin J ‟f r

4 Muhammad bin Muslim bin Syihâb al-zuhrî

5 M mû in L l- ns r 18

16

Khalid Muhammad Khalid, Biografi 60 Sahabat Nabi (Jakarta: Ummul Qura, 2012),

h. 466. 17

Ibnu Hajar al-Asqalanî, -I b - b , juz 1 (Beirut: Dâr al-Jîl,

1412), h. 434. 18

Jamâludin Abî al-Hajjâj Yûsuf al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, juz 4

(Beirut: Mu`assasah al-Risâlah, 1983), h. 444.

Page 50: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

36

b. Muhammad bin Abdurrahmân

Muh mm in urr hm n m rup k n s or ng T i‟in ng

memiliki nama lengkap Muhammad bin Abdurrahman bin Sauban al-

Qurasyî al-„Âmirî Abu Abdullah al-Madanî. Sesuai dengan nama yang

dimilikinya, beliau dikenal dengan kuni h n u „ ull h dan

Madinah merupakan negeri semasa hidupnya19

. Ulama Hadis seperti

bin abî katsir meriwayatkan Hadis dari beliau yang terdapat pada

jalur al-Bukhârî dalam pembahasan tentang bab salat, salat qasar, dan

dalam pembahasan keutamaan salat.

Guru-guru beliau diantaranya:

No Nama Guru

1 Jâbir bin Abdullah

2 Abî Mu i‟ in „Auf

3 ` had bani Rif ‟ h in ris

4 S lm n in S akhr

5 Abdullah bin Abbâs

Murid-murid yang pernah meriwayatkan dari beliau diantaranya ialah:

No Nama Murid

1 bin `Abî Katsîr

19

Syihab al-Dîn Ahmad ibn „ l ibn Hajar al-„ sq lȃn Tahdzîb al-Tahdzîb, juz 3 (T.tp:

Mu`assasah al-Risâlah, t.t.), h. 624.

Page 51: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

37

2 ris in urr mân

3 Muhammad bin Zâ`idah al-Laisî

4 bin Sa‟i l-Ans r

5 Yazîd bin Abdullah bin al-Hâdi20

Berkaitan dengan penilaian para ulama terhadap periwayatan yang

dilakukan Muh mm in urr m n in Saubân, Penulis kutip

beberapa komentar Ulama diantaranya:

Muh mm in S ‟ û ur‟ h n Nasâ`I berkata bahwa beliau

adalah seorang yang tsiqah.21

Melihat berdasarkan hubungan guru dan murid dalam periwayatan

hadis yang terjadi antara Jâbir bin Abdullah dan Muhammad bin

Abdurrahmân, menunjukan bahwa adanya ketersambungan sanad. Dalam

hal ini Muhammad bin Abdurrahmân menggunakan kata عن untuk

menghubungkan periwayatannya kepada Jâbir bin Abdullah. Selain dari

pada itu komentar ulama yang diberikan terhadap Muhammad bin

Abdurrahmân menunjukan bahwa beliau adalah seorang yang b dan

juga „adil. Kota Madinah yang merupakan negeri semasa hidup Jâbir bin

Abdullah dan Muhammad bin Abdurrahmân, maka dimungkinkan

keduanya pernah bertemu.

20

Al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, Juz 25, h. 597. 21

Al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, Juz 25, h. 598.

Page 52: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

38

c. ya bin Abî Katsîr

in bî Katsîr m miliki n m l ngk p itu in bî

K sir l- â`i Abu Nasr al-Yamâmi n S lih l-Mutawakil merupakan

nama ayahnya22

. Sesuai dengan nama lengkap yang dimilikinya beliau

dikenal dengan kuniyah nya Abu Nasr sedangkan Yamamah merupakan

negeri semasa hidupnya. r Ul m m ri tk n h in

Abî Katsîr wafat pada tahun 129 hijriah sementara yang lainnya

berpendapat beliau wafat pada tahun 132 hijriah, namun pendapat

pertama yang lebih sâhih23

.

Guru-guru beliau diantaranya:

No Nama Guru

1 Jâbir bin Abdullah

2

3 ul m in Sin n

4 `Uqbah bin Abdul Ghâfar

5 Muhamad bin Ibrâhîm bin Hârits al-Taimî

Adapun murid-murid beliau yang pernah berguru padanya atau

yang pernah meriwayatkan Hadis kepada beliau diantaranya:

22

Al-„ sq lȃn Tahdzîb al-Tahdzîb, Juz 4, h. 383. 23

Al-Dzahabî, r ’ ȃm al-Nubala , (T.tp: Muassasah al-Risâlah, 1985), Juz 1, h. 28.

Page 53: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

39

No Nama Murid

1 Hisyâm al-Dastûî

2 ` û in „Ut h Qâdî al-Yamâmah

3 is m in ss n

4 Abdullah bin ibn `Abî Kasîr

5 „Ikrim h in „ mm r l-Yamâmî24

Komentar ulama terhadap bin `Abî Katsîr Diantaranya:

Al-„Ijl berkata Bahwa beliau periwayat tsiqah, Abû Hatim Berkata

bahwa beliau adalah seorang Imam yang tidak menceritakan Hadis

kecuali seorang yang tsiqah n mun û J ‟f r l-“uq ili r ng n

ul m ng l in li u rkom nt r h bin `Abî Katsîr

merupakan seorang yang pernah berkata dusta (Tadlîs).25

Dalam hal ini

û J ‟f r l-„Uqaili tidak memberikan penjelasan dalam memberikan

penilaian Jarh terhadap bin `Abî Katsîr yang menurutnya pernah

berkata dusta.

Melihat berdasarkan hubungan guru dan murid dalam periwayatan

Hadis yang terjadi antara Jâbir bin Abdullah n Muh mm in

urr hm n in bî Katsîr m nunjuk n h n

k t rs m ung n s n . D l m h l ini in bî Katsîr

menggunakan kata عن untuk menghubungkan periwayatannya kepada

Muhammad bin Abdurrahmân. Selain dari pada itu komentar ulama yang

24

Al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, Juz 31, h. 505. 25

Al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, Juz 31, h. 509.

Page 54: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

40

diberikan terhadap in bî Katsîr menunjukan bahwa beliau

adalah seorang yang b dan juga adil, walaupun ada sebagian ulama

yang mengatakan bahwa beliau sorang yang tidak jujur.

d. Hisyâm bin Abdullah

Hisyâm bin Abdullah memiliki nama lengkap yaitu Hisyâm bin

`abî ull h l-D stû` û k r l- is ri. Dan ayah beliau bernama

Sanbar al-Raba tetapi beliau sering dikenal dengan al-Dastû`î karena dia

merupakan pedagang pakaian yang didatangkan dari Dastû`î26

. Sesuai

dengan nama lengkap yang dimiliki Hisyâm bin Abdullah maka beliau

dikenal dengan kuniyah nya Abu Bakar, sedangkan Basrah merupakan

nama negeri semasa hidupnya. Abû al- l n „ mrû l-Fallas berkata,

bahwa Hisyâm bin Abdullah wafat pada tahun 154 Hijriah27

.

Diantara Guru-guru yang pernah beliau timba ilmunya dalam hubungan

periwayatan Hadis ialah sebagai berikut:

No Nama Guru

1 bin `abî Katsîr

2 `Ayûb al-Sakhtiyânî

3 „Âmir in ul W hi l- l

4 urr m n l-Sarrâj

5 Abdul Karîm `Abî `Umayah

26

Al-„ sq lȃn Tahdzîb al-Tahdzîb, Juz 4, h. 272.

27 Al-Dzahabî, r ’ ȃ -Nubala, juz 7, h. 172.

Page 55: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

41

Adapun murid-murid beliau yang pernah meriwayatkan Hadis

padanya ialah sebagai berikut:

No Nama Murid

1 Muslim ibn Ibrâhîm

2 ` h r in S ‟ l-Sammân

3 `Ishâq bin Yûsuf al-`Azraq

4 Abdullah bin Hisyâm al-Dastû`î

5 `Ism ‟il in „Ul h28

Komentar para ulama terhadap Hisyâm bin `Abî Abdillah

diantaranya:

`Abû isyâm al-Rif ‟ ri Wak ‟ m n rit k n k p k mi

Hisyâm al-Dastû`î bahwa ia adalah seorang tsabtân yang berarti memiliki

hujjah yang kuat.

`Abû âtim berkata dari `Abî Ghassân al-Tustarî Yûsuf bin Mûsa

aku mendengar bahwa `Abâ Dâud berkata bahwa Hisyâm al-Dastû`î

adalah seorang `amîr al-mu`minîn29

dalam Hadis.30

M lih t r s rk n hu ung n guru n muri l m p ri t n

h is ng t rj i nt r is m in ull h n in bî Katsîr,

menunjukan bahwa adanya ketersambungan sanad. Dalam hal ini Hisyâm

bin Abdullah menggunakan kata ث نا حد untuk menghubungkan

28

Al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, Juz 30, h. 216. 29

`Amîr al-mu`minîn yaitu merupakan golongan orang yang berperingkat tinggi dalam

Hadis. 30

Al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, Juz 30, h. 220.

Page 56: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

42

periwayatannya kepada in bî Katsîr, bentuk redaksi kata yang

digunakan untuk penyandarannya merupakan redaksi kata yang termasuk

kategori tingkatan yang tinggi. Selain dari pada itu komentar ulama yang

diberikan terhadap Muhammad bin Abdurrahmân menunjukan bahwa

beliau adalah seorang yang b dan juga adil yang bisa tetapkan

sebagai dasar hukum.

e. Muslim bin Ibrâhîm al-`Azdî al-Farâhidî

Muslim bin Ibrâhîm memiliki nama l ngk p itu Muslim in

I r h m l-` l-F r hi u „ mru l- is ri. S su i ng n n m

lengkap yang dimilikinya maka beliau dikenal dengan kuniyah nya Abu

„ mru s ngk n l- is ri ik itk n ng n negeri semasa hidupnya

yaitu Basrah. Muslim bin I r h m f t p ul n s f r itu p

tahun 222 Hijriah31.

Guru-guru beliau yang pernah jumpai dalam periwayatan Hadis

diantaranya:

No Nama Guru

1 Hisyâm al-Dastû`î.

2 Hârûn bin Mûsa al-Nahawî

3 Al-Minh l in „Is l-„

4 Muqâtil bin Sulaimân

31 Al-Dzahabî, r ’ ȃ -Nubala, Juz 19, h. 296.

Page 57: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

43

5 Muh mm in R s i l-M k ûl

Adapun murid-murid beliau diantaranya ialah:

No Nama Murid

1 Al-Bukhârî

2 `Abû Dâwud

3 `Abû Muslim `Ibrâhîm bin Abdullah al-Kajjî

4 ` m in l- s n in Khir s

5 ` m in Mûs l-Sâmî32

Komentar Ulama terhadap Muslim ibn Ibrâhîm al-`Azdî al-

Farâhidî: Berkata Abû Bakar bin Abî Khaits m h ri in Mu‟ n

bahwa beliau merupakan periwayat yang tsiqah terpercaya33

.

Melihat berdasarkan hubungan guru dan murid dalam periwayatan

Hadis yang terjadi antara Hisyâm bin Abdullah dan Muslim bin Ibrâhîm,

menunjukan bahwa adanya ketersambungan sanad. Dalam hal ini

Muslim bin Ibrâhîm menggunakan kata ث نا حد untuk menghubungkan

periwayatannya kepada Hisyâm bin Abdullah, bentuk redaksi kata yang

digunakan untuk penyandarannya merupakan redaksi kata yang termasuk

kategori tingkatan yang tinggi. Selain dari pada itu komentar ulama yang

diberikan terhadap Muhammad bin Abdurrahmân menunjukan bahwa

32

Al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, Juz 27, h. 487 dan 489. 33

Al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, Juz 27, h. 490.

Page 58: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

44

beliau adalah seorang yang b dan juga ‘adil. Kota Basrah yang

merupakan negeri semasa hidup Muslim bin Ibrâhîm dan Hisyâm bin

Abdullah, maka dimungkinkan keduanya pernah bertemu. Begitu pula

dilihat berdasarkan jarak tahun wafat keduanya yang tidak berjauhan.

f. Imam al-Bukhârî

Imam al-Bukhârî memiliki nama lengkap yaitu Muhammad bin

Ism ‟il bin `Ibrâhîm bin al-Mugîrah bin Badzdizabah Abû Abdullah al-

Bukhârî34

. Sesuai dengan nama lengkap yang dimilikinya maka beliau

lebih dikenal dengan kota kelahirannya di kota Bukhârâ yaitu lahir pada

tahun 194 H.35

Imam al-Bukhârî semasa hidupnya telah melakukan

perjalanan ilmiah nya ke berbagai daerah untuk mempelajari berbagai

macam ilmu termasuk Hadis khusus nya. Diantara daerah-daerah yang

pernah beliau singgahi yaitu Bukhârâ, Khurâsân, Iraq, Mesir, Hijaz,

Syam36

. Karena kecerdasan dan hafalan nya terhadap Hadis maka Imam

Bukhârî t rk n l ng n k r n ng p ling monum nt l itu kit

S h h al-Bukhârî. Selain itu masih banyak lagi karya beliau dalam

menulis kitab antara lain:

Kitab al-„Il l

Kitab al-Kunâ

Kit l-T r kh l-S gh r

34

Al-„ sq lȃn Tahdzîb al-Tahdzîb, Juz 3, h. 508. 35

Bustamin dan Hasanudin, Membahas Kitab Hadis, (Ciputat, UIN Syarif Hidayatullah,

2010), h. 11. 36

Al-„ sq lȃn Tahdzîb al-Tahdzîb, juz, 24, h. 431.

Page 59: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

45

Kit l-T r kh l- us

Kitab al-Târîkh al-Kabîr

Guru-Guru Beliau diantaranya sebagai berikut:

No Nama Guru

1 `I r h m in m h l-Zubair

2 `Ibrâhîm bin al-Mundzar

3 m in n l

4 m in l-

5 Adam bin Abî Iyâs al-„ sq l nî

Murid-murid Beliau diantaranya sebagai berikut:

No Nama Murid

1 Al-Tirmidzî

2 `I r h m in `Is q l-Harb

3 û mi ` m

4 ` m in Sahl bin Mâlik

5 Ish q in m 37

37

Al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, Juz 24, h. 431 dan 434.

Page 60: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

46

Komentar-komentar Ulama terhadap Imam al-Bukhârî diantaranya

sebagai berikut:

rk t ` m in Sayyâr al-Marwazî bahwa Imam Bukhârî

adalah merupakan periwayat Hadis yang memiliki pengetahuan dan

hafalan Hadis yang bagus38

.

5. Penelitian Sanad Jalur al-Tirmidzî

Sama halnya dengan Imam al-Bukhari, Tirmidzî juga merupakan

periwayat Hadis dan banyak menghimpun Hadis. Maka berdasarkan

sanad yang terdapat pada jalur al-Tirmidzî tentang pembahasan Hadis di

atas ialah terdiri dari Ibn Um r N fi‟ U aidillah bin `Um r ` û

Kh li l-` m r Suf n in W k ‟ n Tirmidzî. Untuk mengetahui

sil-silah jalur dari masing-masing periwayat, penulis akan kemukakan hal

tersebut sebagai berikut:

a. Ibn „Umar

Abdullah bin Umar bin Khatab al-Qursyiu al-„ i u beliau

adalah merupakan pribadi yang tangguh dan selalu dekat kepada Allah.

S t ull h in Um r t l h rusi s nj i r i r “ ku t l h

berbaiat kepada Rasulullah dan sampai saat ini, aku tidak pernah

mengingkari janji itu. Aku tidak pernah berbaiat kepada pengobar fitnah

dan tidak pula membangunkan orang mukmin dari tidurnya.

K lim t t rs ut m rup k n r ngkum n k hi up n s or ng l ki-

l ki s l h ng ik runi i usi p nj ng hingg m l ihi 80 tahun, dan

telah memulai hubungan dengan Rasulullah dan islam sejak berusia 13

38

Al-„ sq lȃn Tahdzîb al-Tahdzîb, Juz 3, h. 508.

Page 61: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

47

tahun, yaitu ketika ia ingin menyertai ayahandanya dalam perang badar,

dengan harapan mendapatkan tempat dalam deretan para pejuang,

seandainya tidak ditolak oleh Rasulullah karena usianya yang masih

terlalu muda.39

Beliau wafat pada tahun 73 hijriah40

.

Adapun Murid-murid atau yang pernah meriwayatkan Hadis dari

ibn Umar diantaranya ialah:

No Nama Murid

1 N f ’ - -Qursyî

2 Muhammad bin al-Muntasyir

3 Marwân bin Sâlim al-M q ff ‟

4 Muslim bin `Abî Maryam

5 Mûsa bin Dihqân41

b. Nâfi‟

N fi‟ m miliki n m l ngk p itu N fi‟ Abdullah bin `Umar bin

al-Kh l-Qurasyî al-„ dawî Abû Abdullah al-Madani42

. Sesuai

dengan nama l ngk p ng imilikin N fi‟ ik n l ng n kuniyah

nya u „ ull h sedangkan Madani merupakan nama kota yang

dikaitkan dengan nama negeri semasa hidupnya yaitu Madinah. Menurut

pendapat yang N fi‟ f t p t hun 117 ijri h43

.

39

Khalid Muhammad Khalid, Biografi 60 Sahabat Nabi, hal. 104. 40

Al-Asqalanî, -I b - b , juz 4, h. 181. 41

Al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, Juz 15, h. 334. 42

Al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, Juz 29, h. 298. 43

Al-Dzahabî, r ’ ȃm al-Nubala, Juz 9, h. 119.

Page 62: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

48

Diantara guru-guru yang pernah beliau jumpai dalam periwayatan

Hadis adalah sebagai berikut:

No Nama Guru

1 ‘

2 I r h m in ull h in M ‟ in „ s

3 R fi‟ in Kh j

4 S ‟ i n `Abî Hindun

5 sl m M ul „Um r i n Kh

Adapun murid-murid beliau diantaranya ialah:

No Nama Murid

1 Ubai ‘ -‘ î

2 Abdul Wâhid bin Qais al-Sulamî

3 „ ul k r m ` û `um h l- s r

4 „ ul K r m in M lik l-Jazarî

5 ul „ in „Um r i n „ ul „ 44

Diantara sekian banyak ulama berkomentar terhadap N fi‟, penulis

cantumkan perkataan ulama berikut ini. Berkata al-„Ijlî: tsiqah, berkata

Ibn Khirâsy: tsiqah, dan berkata al-N s ‟ : tsiqah45

Melihat berdasarkan hubungan guru dan murid dalam periwayatan

44

Al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, Juz 29, h. 299. 45

Al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, Juz 29, h. 304.

Page 63: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

49

H is ng t rj i nt r N fi‟ n I nu Um r m nunjuk n h

n k t rs m ung n s n . D l m h l ini N fi‟ m nggun k n k t

untuk menghubungkan periwayatannya kepada Ibnu Umar. Selain عن

dari pada itu komentar ulama yang diberikan terhadap N fi‟ menunjukan

bahwa beliau adalah seorang yang b dan juga ‘adil.

c. Ubaidillah bin „Umar

Ubaidillah bin „Umar memiliki nama lengkap yaitu Ubaidillah bin

`Um r in fs bin „Âs im bin „Um r in Kh l-Qursyî al-„ al-

„Um r û „Usm n l-Madanî46

. Sesuai dengan nama lengkap yang

dimilikinya maka beliau dikenal dengan kuniyah n itu u „Usm n,

sedangkan al-Madanî dikaitkan dengan nama negeri semasa hidup nya

yaitu kota Madinah. Menurut al-Haitsamu bin al-„ i i h

Ubai ill h in „Um r wafat pada tahun 147 Hijriah47

.

Guru-Guru beliau diantaranya sebagai berikut:

No Nama Guru

1 N f ’ ‘

2 Muhammad bin Munkadir

3 Muhammad bin bin Habbân

4 is m in „Ur h

5 Yazîd bin Rûmâna

46

Al-„ sq lȃn Tahdzîb al-Tahdzîb, juz 3, h. 22. 47

Al-Dzahabî, r ’ ȃ -Nubala, Juz 11, h. 375.

Page 64: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

50

Murid-murid beliau diantaranya ialah sebagai berikut:

No Nama Murid

1 `A -

2 Abu `Ishâq al-Fazârî

3 in S ‟ l-Q n

4 in S ‟ l-Umwî

5 bin Zakariyâ bin `Abî Zâ`idah48

Berkata Abdullah bin m in anbal: Berkata bin

M ‟ n: U aidillah bin „Um r t rm suk or ng ng tsiqah. Berkata `Abû

âtim: rt n p ku mad bin Hanbal dari Malik, Ubaidillah bin

Umar, Berkata: Ubaidillah seorang yang memiliki hujjah yang kuat,

seorang hafid, dan juga banyak meriwayatkan Hadis .49

Melihat berdasarkan hubungan guru dan murid dalam periwayatan

Hadis yang terjadi antara N fi‟ n Ubaidillah bin „Umar, menunjukan

bahwa adanya ketersambungan sanad. Dalam hal ini Ubaidillah bin

„Umar menggunakan kata عن untuk menghubungkan periwayatannya

kepada N fi‟ . Selain dari pada itu komentar ulama yang diberikan

terhadap Ubaidillah bin „Umar menunjukan bahwa beliau adalah seorang

yang b dan juga ‘adil. Kota Madinah yang merupakan negeri semasa

hidup N fi‟ n Ubaidillah bin „Umar, maka dimungkinkan keduanya

pernah bertemu.

48

Al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, Juz 19, h. 125. 49

Al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, Juz 19, h. 128.

Page 65: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

51

d. `Abû Khâlid al-` mar

` û Kh li l-` m r m miliki n m l ngk p itu Sulaimân in

ayyân al-`Azdî, `Abû Khâlid al-` mar al-Kûfî al-J ‟f r 50

. Sesuai

dengan nama lengkap yang dimilikinya maka beliau dikenal dengan

kuniyah nya yaitu Abu Khalid. Sedangkan al-Kûfî merupakan nama yang

dikaitkan dengan negeri semasa hidupnya yaitu negeri Kuffah. Beliau

wafat pada tahun 189 Hijriah51

.

Guru-guru beliau diantaranya ialah sebagai berikut:

No Nama Guru

1 Ubai ‘Umar

2 Abdul Malik bin Juraij

3 ul m in J ‟f r

4 ull h in „ un

5 „Usm n in k m

Murid-murid beliau diantaranya ialah sebagai berikut:

No Nama Murid

1 f î’ -

2 `Ishâq bin Râhawiyah

3 Adam bin `Abî `Iyâs

4 m in tim l- l

50

Al-„ sq lȃn Tahdzîb al-Tahdzîb, Juz 2, h. 89. 51

Al-Dzahabî, r ’ ȃ -Nubala, Juz 17, h. 17.

Page 66: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

52

5 m in „Imr n l-`Akhnasî52

Berkata „Abbâs al-Duwarî, dari bin Mu‟in: , dan

b rk t m in S ‟d bin `Abî Maryam, dari bin Mu‟ n:

tsiqah.53

Melihat berdasarkan hubungan guru dan murid dalam periwayatan

Hadis yang terjadi antara ` û Kh li l-` m r dan Ubaidillah bin

„Umar , menunjukan bahwa adanya ketersambungan sanad. Dalam hal ini

` û Kh li l-` m r menggunakan kata عن untuk menghubungkan

periwayatannya kepada Ubaidillah bin `Umar. Selain dari pada itu

komentar ulama yang diberikan terhadap ` û Kh li l-` m r

menunjukan bahwa beliau adalah seorang yang abit dan juga ‘adil.

e. Sufyân bin Wakî‟

Sufyân bin Wakî‟ memiliki nama lengkap yaitu Suf n in W k ‟

bin al-Jarrâ al-Ru`sî, ` û Mu mm l-Kûfî54

. Sesuai dengan nama

l ngk p ng imilikin Suf n in W k ‟ l ih ik n l ng n

kuniyah nya Abû Muhammad. Sedangkan al- Kûfî merupakan nama

yang dikaitkan dengan negeri semasa hidupnya yaitu negeri Kuffah.

Suf n in W k ‟ f t pada bulan Rabiul Akhir pada tahun 247

Hijriah55

.

Guru-guru beliau diantaranya ialah sebagai berikut:

52

Al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, Juz 11, 395. 53

Al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, Juz 11, 396. 54

Al-„ sq lȃn Tahdzîb al-Tahdzîb, Juz 2, h. 62. 55

Al-Dzahabî, r ’ ȃ -Nubala, Juz 12, h. 153.

Page 67: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

53

No Nama Guru

1 `Abî Khâlid Sulai -`Ahmar

2 Sulaim in „Îsa al-Qârî

3 I r h m in „U ainah

4 Ism ‟il in Muh m in Ju h

5 Abdullah bin Idrîs

Murid-murid beliau diantaranya ialah sebagai berikut:

No Nama Murid

1 Al-Tirmidzî

2 Ibn Mâjah

3 `A û J ‟f r m in s n

4 ` û „ l hm i nu Muh mm

5 ` û hm Ism ‟il in Mûs 56

Berkata Ibnu `abî Hatim: Telah memberikan syarat kepada Sufyân

in W k ‟ yaitu untuk merubah tulisannya, karena telah terdapat

kecacatan dalam Hadis Suf n in W k ‟. û Zur‟ h berkata: La

Yastaghala bihi, kâna Yuttahamu bi al-Kadzab.57

56

Al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, Juz 11, 201. 57

Al-Dzahabî, r ’ ȃ -Nubala, Juz 12, h. 152.

Page 68: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

54

Melihat berdasarkan hubungan guru dan murid dalam periwayatan

Hadis yang terjadi antara Suf n in W k ‟ n ` û Kh li l-` m r,

menunjukan bahwa adanya ketersambungan sanad. Dalam hal ini Sufyân

in W k ‟ menggunakan kata ث نا untuk menghubungkan حد

periwayatannya kepada ` û Kh li l-` mar. Namun komentar ulama

yang diberikan terhadap Suf n in W k ‟ berbeda dengan periwayat

lainnya yang menunjukan bahwa beliau adalah seorang yang layyin dan

juga Kadzab. Kota Kuffah yang merupakan negeri semasa hidup Sufyân

in W k ‟ n ` û Kh li l-` m r m k imungkink n k u n

pernah bertemu. Melalui penilaian ulama yang memberikan kata-kata

jarh maka terdapat kecacatan yang dapat mempengaruhi kualitas hadis

yang disebabkan seorang perawinya tertuduh dusta.

f. Al-Tirmidzî

Imam al-Tirmidzî memiliki nama lengkap yaitu Muhammad bin

„Is in s ur h in Mûsȃ i n l-Dahhak al-Sulamî58

. Sesuai dengan nama

lengkap yang dimilikinya, dikenal dengan sebutan nama yang dikaitkan

dengan nama kota semasa hidupnya yaitu Tirmiz. Al-Tirmidzî dilahirkan

pada tahun 209 Hijriah59

. Selama hidupnya Imam al-Tirmidzî telah

melakukan perjalanan ilmiah untuk mempelajari berbagai ilmu

khususnya Hadis. Diantara kota-kota yang pernah beliau singgahi dalam

perjalanan ilmiah nya yaitu kota Khurasan, Iraq, dan Haramain. Imam al-

58

Al-„ sq lȃn Tahdzîb al-Tahdzîb, Juz 3, h. 668. 59

Endang Soetari, Ilmu Hadis Kajian Riwayah dan Dirayah, (Bandung: Mimbar Pustaka,

2005), h. 312.

Page 69: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

55

Tirmidzî meninggal pada tanggal 13 Rajab di kota Tirmiz pada tahun

279 H.60

Guru-guru beliau diantaranya:

No Nama Guru

1 Muhammad bin Abdullah bin Numair al-Kûfî

2 Muhammad bin Ghailân

3 Yusuf bin Isa

4 Qut i h in S ‟i

5 Abu Mus`ab al-Zuhri

Murid-murid beliau diantaranya sebagai berikut:

No Nama Murid

1 û k r ` m in `Ism ‟ l in „Âmir l-Samarqandî

2 û mi in „ ull h in D u l-Marwazî

3 m in ûsuf l-Nasafî

4 û l- rits s in m i h

5 Hammâd bin Syâkir61

Ibn Hibbân dalam kitab al-Tsiqât memberikan penilaian kepada al-

Tirmidzi bahwa ia merupakan seorang yang memiliki hafalan dan banyak

mempelajari Hadis.62

60

Al-Dzahabî, r ’ ȃ -Nubala , Juz 25, h. 275. 61

Al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, Juz 26, h. 251. 62

Al-Mizzî, Tahdzîb al-Kamâl fî asmâ al-Rijâl, Juz 26, h. 252.

Page 70: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

56

6. Natijah

Berdasarkan penelitian sanad yang dilakukan dengan cara melihat

kepribadian masing-masing perawi yang terdapat dalam jalur al-Bukhari

serta penilaian para ulama Hadis, maka dapat saya simpulkan bahwa

riwayat Hadis tersebut merupakan Hadis yang bersambung sanadnya

yang juga didukung para ulama Hadis yang memberikan penilaian positif

terhadap para perawi sehingga hadisnya termasuk dalam kriteria

keshahihan Hadis. Sementara untuk Jalur al-Tirmidzi Walaupun masing-

masing dari perawinya saling berkaitan atau memiliki sanad yang

bersambung, tetapi salah satu diantara perawinya terdapat kecacatan yang

mengurangi kualitas sebuah Hadis.

B. Kritik matan Hadis

Sebagaimana disinggung sebelumnya bahwa selain sanad Hadis ,

aspek yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan keabsahan suatu Hadis

adalah matan. Dengan kata lain, Hadis yang telah ditetapkan ahih

secara sanad, tidak dengan serta merta melegitimasi kes hihan Hadis

seutuhnya. Hal ini disebabkan adanya kemungkinan Hadis tersebut tidak

s hih secara matan. Terlebih yang bersangkutan berkenaan dengan

masalah hukum. Adapun metodologi yang biasa untuk melacak

kes hihan matan Hadis antara lain ialah dengan menampilkan lain

(baik berupa al-Qur‟ n m upun Hadis ) yang satu tema dengan Hadis

yang sedang diteliti. Selain itu, pendekatan rasional juga sering

digunakan guna menelaah otentisitas dan otoritas Hadis dilihat dari segi

tekstual dan kontekstual. Kritik matan ini dirasa perlu karena tidak

Page 71: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

57

menutup kemungkinan adanya Hadis yang secara saad dan

sepintas Nampak tidak memiliki masalah, namun setelah dilakukan

penelitian ternyata ditemukan kejanggalan-kejanggalan berupa

pertentangan dengan lain yang lebih otoritatif seperti al-Qur‟ n

maupun Hadis lain yang lebih kuat, atau jika tidak kendati Hadis

tersebut secara sanad namun akal kita tidak dapat menjangkau sisi-

sisi rasionalitas dari Hadis itu sendiri. Hal ini menyebabkan

berkurangnya otoritas Hadis atau bahkan bisa saja meruntuhkan

otentisitas Hadis itu sendiri.

Berdasarkan hal di atas, penulis merasa perlu untuk

mengetengahkan beberapa pendekatan guna mengkritisi validitas Hadis

dilihat dari aspek matan yang memiliki beberapa macam aspek yaitu

tidak bertentangan dengan akal sehat, tidak bertentangan dengan al-

Qur‟ n ti k rt nt ng n ng n is Mutawatir, tidak bertentangan

dengan amalan yang telah disepakati ulama, tidak bertentangan denggan

dalil yang telah pasti, dan tidak bertentangan dengan Hadis ahad.63

Adapun pedekatan yang penulis gunakan antara lain:

1. Perbandingan Hadis dengan al-Qur‟ n

Selain melakukan penelitian terhadap sanad Hadis yang berkaitan

dengan topik Hadis yang sama, penulis juga akan mencoba melakukan

perbandingan dengan ayat al-qur‟ n ng rk it n ng n salat di atas

kendaraan sebagai langkah awal dalam penelitian matan Hadis karena

63

Bustamin, Isa H.A Salam, Metode kritik Hadis. ( Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2004), h. 63.

Page 72: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

58

salah satu dari fungsi Hadis terhadap al-qur‟ n itu untuk Tabyin.

Adapun ayat al-Qur‟ n ng p nulis ntumk n s g i p r n ing n

dengan Hadis yaitu yang terkandung dalam surat al-Baqarah ayat 115

berikut ini:

عليم واسع الل إن الل وجو ف ثم ت ولوا فأي نما والمغرب المشرق ولل

“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun

kamu menghadap di situlah wajah Allah.64

Sesungguhnya Allah Maha

Luas (rahmat-Nya) lagi Maha mengetahui”.

Dari banyaknya penafsiran yang dikatakan para ulama terhadap

ayat di atas, terdapat penafsiran ayat al-Qur‟ n ng rk it n ng n

Hadis yang sedang penulis teliti tentang salat di atas kendaraan yaitu

pendapat yang mengatakan bahwa ayat 115 pada surat al-baqarah

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai izin dari Allah untuk

melakukan salat sunah dengan menghadapkan wajahnya ke arah mana

saja, dalam safarnya, atau dalam keadaan perang, ketakutan yang amat

sangat, atau ketika bertemu dengan pasukan, dan pemberitahuan bahwa ke

arah manapun mereka menghadapkan wajahnya, maka disanalah wajah

Allah, dengan firman-Nya:

عليم ع واس الل إن الل وجو ف ثم ت ولوا فأي نما“Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah”.

Riwayat yang menjelaskan hal tersebut ialah sebagai berikut:

ثن ث نا القواريرى عمر بن الل عب يد وحد أب بن الملك عبد عن سعيد بن يي حدث نا قال سليمان عليو للا صلى- الل رسول كان قال عمر ابن عن جب ري بن سعيد حد

64

Disitulah wajah Allah maksudnya; kekuasaan Allah meliputi seluruh alam; sebab itu di

mana saja manusia berada, Allah mengetahui perbuatannya, karena ia selalu berhadapan dengan

Allah

Page 73: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

59

- قال - وجهو كان حيث راحلتو على المدينة إل مكة من مقبل وىو يصلى -وسلم (الل وجو ف ثم ت ولوا فأي نما) ن زلت وفيو

Abu Kuraib menceritakan kepada kami, katanya, Abdul Malik

m n rit k n k p k mi ri S ‟i in Zu ir ri I n Um r h i

Salat dengan menghadap ke arah sebagaimana tungganganya

menghadap.65

2. Perbandingan Dengan Riwayat lain

Setelah penulis melakukan penelitian terhadap kemungkinan ada

riwayat lain yang berbicara tentang topik yang sama dengan Hadis yang

sedang penulis teliti, penulis menemukan beberapa Hadis yang terhimpun

dalam beberapa kitab induk Hadis seperti Muslim, Sunan Abî

Dawud, Sunan al-Nasâi, dan M ’ I M . Periwayatan-

periwayatan melalui jalur lain ini bisa masuk kategori syahid dan

b ’ . Dalam literatur ilmu Hadis , keberadaan I’ b r sangat berguna

untuk menopang posisi Hadis baik dari segi otentisitas maupun otoritas

Hadis yang sedang diteliti. Dengan bahasa lain, keberadaan syahid dan

b ’ ini menegaskan kekuatan Hadis dalam hal validitasnya

sehingga membuat Hadis tersebut layak untuk dipergunakan baik sebagai

landasan hukum maupun landasan beribadah. Adapun redaksi lain yang

berupa syahid dan b ’ tersebut ialah sebagai berikut:

65I n j r r l- r r - b r Penerjemah, Ahsan Askan, editor Besus Hidayat

amin, ( Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), h. 420.

Page 74: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

60

ثن صلى الل رسول أن عمر بن الل عبد عن ، دينار بن الل عبد عن ، مالك عن وحد بو ت وجهت حيث السفر يف راحلتو على يصلي كان وسلم عليو للا

“Telah menceritakan kepadaku dari Mâlik dari Abdullah bin Dînar

ri ull h in „Um r. R sulull h S . T l h m l kuk n salat di atas

kendaraan dalam perjalanannya kemana pun kendaraan tersebut

m ngh p”.

ث ناه ث نا شيبة أب بن بكر أبو حد ابن عن نافع عن الل عب يد عن األحر خالد أبو حد بو ت وجهت حيث راحلتو على يصلى كان -وسلم عليو للا صلى- النب أن عمر

“T l h m n rit k n k p k mi û kr in S i h t l h

m n rit k n k p k mi û Kh li l- m r ri „U i ill h ri

N fi‟ ri i n „Um r h R sulull h S . T l h m l kuk n salat di atas

k n r nn k m n pun k n r n t rs ut m ngh p”.

كان : قال عمر ابن عن ، دينار بن للا عبد عن ، مالك عن ، سعيد بن ق ت يبة أخب رنا بو ت وجهت حيثما السفر يف راحلتو على يصلي وسلم عليو للا صلى للا رسول

“T l h m n rit k n k p k mi Qut i h in S ‟ ri M lik

ri ull h in D n r ri I n „Um r: R sulull h S . Salat di atas

kendaraannya dalam perjalanan kemana pun kendaraaan tersebut

m ngh p”.

ث نا ث نا ، شيبة أب ابن حد : قال ، جابر عن ، الزب ري أب عن ، سفيان عن ، وكيع حد على يصلي وىو فجئت : قال ، حاجة يف وسلم عليو للا صلى للا رسول ب عثن

الركوع من أخفض والسجود ، المشرق نو راحلتو “T l h m n rit k n k p k mi I n S i h m n rit k n

k p k mi W k ‟ ri Suf n ri Zu ir ri J ir rk t :

mengutus kepadaku Rasulullah Saw. Dalam kebutuhan. Berkata: maka

Aku mengampiri dan beliau sedang salat di atas kendaraannya menghadap

k r h M s riq n li u m l kuk n suju l ih r n h ri rukû‟.”

Dari beberapa Hadis yang telah penulis cantumkan di atas dengan

berbagai varian redaksi juga periwayat yang berbeda-beda baik dari jalur

66

Mâlik bin `Anas , M -Imâm Mâlik, juz 1, h. 151 67

Abû al-Husain Muslim al-Qusyairî al-Naisâbûrî, h Muslim, juz 2, h. 149. 68

Al-Nasâi`, al-Mujtabî min al-Sunan, Juz 1, 244. 69

Abû Dâud, Sunan Abû Dâud, juz 2, h. 9.

Page 75: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

61

sahabat maupun periwayat setelahnya, penulis berkesimpulan bahwa tidak

ada satu pun riwayat Hadis yang berseberangan dengan Hadis yang

sedang penulis teliti. Lebih jauh dari itu keberadaan Hadis -Hadis diatas

sebagaimana telah penulis singgung sebelumnya justru semakin

menguatkan otentisitas Hadis ini sebagai salah satu sumber hukum

diperbolehkannya Salat meski tidak menghadap kiblat ketika posisi kita

dalam kendaraan, dengan catatan Salat yang dilakukan adalah Salat

sunah.

3. Komentar Ulama Terhadap Hadis Salat Di Atas Kendaraan

Menurut Imam al-S fi‟i dalam kitab nya al-Umm Menyatakan

bahwa ketika seseorang hendak melakukan Salat sunah di atas kendaraan

maka lakukanlah Salat tersebut kemanapun hendak menghadap dan

apabila seseorang yang berada diperjalanan akan melaksanakan Salat

sunah d iatas kendaraan kemana pun kendaraan itu menghadap dan Salat

sunah dapat dilakukan pada jenis kendaraan apapun. Dan apabila hendak

melakukan ruku ataupun sujud maka lakukanlah dengan isyarat, yaitu

dengan cara melakukan sujud lebih rendah dari pada ruku.70

Ibnu Battal Mengatakan bahwa Ulama sepakat untuk mensyaratkan

turun dari kendaraan untuk melaksanakan Salat fardu, dan seseorang tidak

diperbolehkan melaksanakan Salat fardu di atas hewan tunggangannya.71

70 Muhammad bin `Idrîs al-S fi‟i al-Umm, Juz 1, (Beirut: Dâr al-M ‟rif h 1393), h.

97. 71

Ibn Hajar al-Asqalani, al-Bârî, penerjemah Gazzirah Abdi Ummah ( Jakarta:

Pustaka Azzam, 2008), h. 152.

Page 76: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

62

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam penelitian ini penulis mengkaji dua Hadis yang berkenaan

dengan salat di atas kendaraan yang terdapat dalam dua kitab Hadis

yaitu Sunan al-Tirmdzî dan h al-Bukhârî. Maka berdasarkan

penelitian melalui kritik sanad dan matan, penulis berkesimpulan

bahwa Hadis salat di atas kendaraan yang terhimpun dalam ahîh al-

Bukhârî berkualitas h karena telah memenuhi kriteria kaidah

kesahihan Hadis baik secara sanad juga matan. Sehingga Hadis

tersebut dapat diamalkan untuk menjadi landasan dilakukannya salat

di atas kendaraan, akan tetapi salat tersebut ialah salat sunah.

Sedangkan untuk Hadis yang terhimpun dalam Sunan al-Tirmidzî,

penulis berkesimpulan bahwa Hadis tersebut tergolong kepada Hadis

yang berkualitas aif, karena penulis menemukan dalam penelitian

sanad terdapat perawi yang layyin (lemah) serta memiliki kecacatan

dalam kepribadiannya.

B. Saran

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh untuk

dikatakan sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kepada

pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang kiranya membantu

dalam kesempurnaan karya tulis ini agar lebih bermanfaat bagi

penulis khususnya serta kepada orang lain umumnya.

Page 77: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

63

Penulis menyarankan pula agar kajian ini untuk dikaji dalam sudut

pandang yang berbeda misalkan, Hadis salat di atas kendaraan dilihat

berdasarkan tekstual dan konstektualitas Hadis, dan beberapa sudut

pandang lainnya yang dapat dilakukan oleh mereka yang memiliki

perhatian khusus terhadap kajian Hadis-Hadis.

Page 78: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

64

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hadi, Abu Muhammad Abdul Mahdi bin Abdul Qadir bin, Metode

Takhrij Hadits. Semarang: Dina Utama, t.t.

Abdurrahman, M dan Sumarna, Elan. Metode Kritik Hadits. Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2011.

Abû Abdullah, Mâlik bin `Anas, -Imâm Mâlik. Mesir: Dâr Ihyâ, 1951.

Al Bukhârî, Muhammad bin Ismâ’il bin `Ibrâhîm bin al-Mugîrah, h al-

Bukhârî. Kairo: Dâr al-Sya’ab, 1987.

Al-‘Asqalȃnî,Syihab al-Dîn Ahmad ibn ‘AlîibnHajarTahdzîb al-Tahdzîb.T. tp:

Mu`assasah al-Risâlah, t.t.

Al-‘A îmAbâdî, Abûal- ayyib Syamsual-Haq. ’Aunal- ’b d. Madinah: Al-

Maktabah al-salafiyah, t.t.

Al-Asqalani, IbnHajar al-Bârî, penerjemahGazzirahAbdiUmmah

Jakarta:PustakaAzzam, 2008.

Al-Asqalanî, IbnuHajar - b - b . Beirut: Dâr al-Jîl, 1412.

Al-Asqalani,IbnHajar. al-Bârî. T. tp: Dâr Ma’rifat, 1379.

Al- âruqu nîAbî al-Hasan ‘Ali bin Umar. Sunan al-Dâruqutnî. T. tp: Mu`assasah

al-Risâlah, t.t.

Al-Dzahabî, rA’ ȃ -Nubala. T. tp: Muassasah al-Risâlah, 1985.

Al-Hanâfi, Al- k t r ’ k t r.Beirut: Dâr al-KitabAlamiyah, 2005.

Al-Hanafi, Badrudîn al-`Ain, d - r r - Bukhori. Beirut: al-

Munîriyah, t.t.

Al-Jaziri,Syeikh

Abdurrahman. t b t k t d b d k d

MetodeSkema. diterjemahkanSyarifHademasyahdanLuqmanJunaidi. Jakarta:

Hikmah, 2010.

Al-Mizzî, JamâludinAbî al-HajjâjYûsufTahdzîbal-Kamâlfîasmâ al-Rijâl.Beirut:

Mu`assasah al-Risâlah, 1983.

Page 79: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

65

Al-Nadwi,Al-hasani, Zainudin,Sadur. t d A t k t

Puasa, Haji.Jakarta: RinekaCipta, 1992.

Al-Naisâbûrî, Abû al-Husain Muslim al-Qusyaerî.Sahîh Muslim. Beirut: DârAfâq

al-Jadîdah, t.t.

Al-Nasâi`, Ahmad bin Syu’ebAbû Abdul Rahmân, al-Mujtabî min al-Sunan,(

Aleppo: Maktabal-Ma bû’ât al-Islamiyyah, 1986.

Al-Qahtani,Sa’id bin Ali bin Wahf. t . Sukoharjo: Media zikir, t.t.

Al-Qurtubi, al-J ’ A k r’ .Mesir: Dâr al-Kitab, 1964.

Al-Sajsastani, AbûDâud Sulaeman. SunanAbûDâud. Beirut: Dâral-Kitab al Arabi,

t.t.

Al-Syâfi’i, Muhammad bin `Idrîs.al-Umm. Beirut: Dâr al-Ma’rifah, 1393.

Al- abarî,IbnJarîr. r - b r PenerjemahAnshariTaslim, dkk. Jakarta:

PustakaAzzam, 2009.

Al- abarî, IbnJarîr. r - b r Penerjemah, AhsanAskan, editor

BesusHidayat Amin. Jakarta:PustakaAzzam, 2007.

Al-Tirmidzî, Muhammad bin ‘ÎsaAbû ‘Îsa, Sunan al- Tirmidzî. Beirut: Dâr al-

Gharib al- Islamî, 1998.

AnisSumanji, Muhammad. t. Solo: TigaSerangkai, 2008.

As-Shidiqi, Hasbi. d t. Jakarta: Ikapi, 1983.

Asy’ari,Hasan, MelacakHaditsNabi Saw caracepatmencariHaditsdari manual

hingga digital. editor Muhammad Nurichwan. Semarang: Rasail, 2006.

BustamindanHasanudin, MembahasKitabHadis. Ciputat: UIN

SyarifHidayatullah, 2010.

Bustamin, dan Salam, Isa. MetodeKritikHadits.Jakarta: Raja GrafindoPersada,

2004.

Bustamin, Dasar-DasarIlmuHadits. Jakarta:Ushul Press, 2009.

Drajat,Zakiah. t d k d r k a. Jakarta: Ruhama, 1996.

Husain, SyarifHidayatullah. t d bA t, (Jakarta: Lentera,

2007.

Page 80: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

66

IbnQudamah, Al-Mugni, penerjemah Amir Hamzah, Jakarta: PustakaAzam,

2007.

Ibnu ‘Abdu al-Bâr.A - t ’ b ’r t -A b. Beirut: Dâr al-Jaîl, 1412.

Ismail, M. Syuhudi.MetodologiPenelitianHaditsNabi. Jakarta:BulanBintang,

1992.

Khalid, Khalid Muhammad.Biografi 60 SahabatNabi.Jakarta: UmmulQura, 2012.

Masyur,SyekhMusthafa. r A t t.Jakarta, GemaInsaniPress,

2002.

Muhammad Azzam,Abdul AzizdanSayyidHawass,Abdul Wahab.FiqhIbadah,

Penerjemah Kamran As’atIrsyadi, AhsanTaqwimdan al-HakamFaishal.

Jakarta: Amzah, 2010.

Munawwir,A.W.Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap.Surabaya:

PustakaProgressif, 1997.

Raya, Ahmad ThibdanMulia, Musdah.MenyelamiSelukBelukIbadahDalam

Islam.Bogor: Kencana, 2003.

Sabiq, Sayyid. FiqihSunah. T.tp: Pena PundiAksara: 2009.

Salim, Peter. KamusBahasa Indonesia Kontemporer.Jakarta: Modern English

Press, 2002.

Soebahar, Erfan. MenguakFaktaKeabsahanSunah. Bogor: Kencana, 2003.

Soetari, Endang.

IlmuHaditsKajianRiwayahdanDirayah.Bandung:MimbarPustaka, 2005.

S olikhin, Muhammad.HaditsAsliHaditsPalsu. T. tp: Garudawaca, t.t.

Wahid, Abdul. HaditsNabidanProblematikaMasaKini.Banda Aceh: al-Raniry

Press, 20007.

Wensinck, A. J Concordance et Indices de la Tradition Musumane,

diterjemahkankedalambahasa Arab oleh Muhammad Fu’ad ‘Abdul Baqi, al-

’ -Mufahras li alfâz al-Hadîts al-Nabawî, Jilid IV, E.J. Brill,

Leiden, 1936.

Page 81: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

SKEMA SANAD

Nabi

Jâbir bin Abdillah

( Wafat 78 H).

ammad

ya bin Abî Katsîr

( Wafat 129 H).

Hisyâm bin Abî Abdillah

( Wafat 154 H).

Muslim bin Ibrâhîm

( Wafat 222 H).

Al-Bukhâri

256

Ibn Umar.

( Wafat 73 H).

Nâf ’

( Wafat 117 H).

Ubaidillah

( Wafat 147 H).

-

( Wafat 189 H).

S fy W kî’

( Wafat 247 H).

Al-Tirmidzi

( Wafat 279 H).

Abdullah bin Dînâr.

( Wafat 127 H).

Mâlik.

( Wafat 179 H).

Abû Bakr bin Abî

Syaibah.

( Wafat 235 H).

Muslim

261

Qutaibah.

(Wafat 240 H).

al-Nasâi`

( Wafat 303 H).

Abî Zubair

( Wafat 126 H).

Sufyân

(Wafat 161 H).

W kî’

(Wafat 196 H).

Ibn Abî Syaibah

(Wafat 239 H).

Abû Dâud

275

Page 82: ANALISIS SANAD DAN MATAN HADIS SALAT DI ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28075/1/M... · harus memiliki pengetahuan tentang aturan dan tata cara untuk melaksanakan

BIOGRAFI PENULIS

Muhammad Ghozali dilahirkan di Sukabumi, Jawa Barat, pada

tanggal 12 maret 1993. Setelah menyelesaikan Sekolah Dasar Negeri

(2004) ia melanjutkan pendidikannya ke Madrasah Tsanawiyah Nurul

Huda Cidadap, Sukabumi, Jawa Barat (tamat 2007). Pada tahun 2010 ia

menyelesaikan Sekolah Menengah Atas dan kegiatan mengajinya di

Yayasan Pendidikan Islam al-Atiqiyah Sukabumi, Jawa Barat. Ia

merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Demi mewujudkan cita-cita

serta harapan keluarganya, ia melanjutkan pendidikannya ketingkat yang

lebih tinggi. Pada tahun 2010 ia masuk Universitas Syarif Hidayatullah

Jakarta di Fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir Hadis, untuk membantu

pemahan dan pemikiran di kampus ia pun masuk ke pondok pesantren

Darul Hikam yang berada di sekitar kampus pada tahun yang sama.