MP BAB II rev

11
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengertian metode pembelajaran a. Metode Metode secara etimologi berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya melalui dan hodos yang artinya jalan atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. (Nur uhbiyati, 1999:99). b. Pembelajaran Menurut emar Hamalik 2001:57 menyatakan bahwa pembelajaran adalaha suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsure-unsur manusia, material, fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapain tujuan pembelajaran. 1) Ciri-ciri pembelajaran Adapun ciri-ciri pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2003:65) adalah : a) Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu renna khusus. b) Kesalingtergantungan antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam keseluruhan.

Transcript of MP BAB II rev

BAB IILANDASAN TEORIA. Kajian Teori1. Pengertian metode pembelajarana. MetodeMetode secara etimologi berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya melalui dan hodos yang artinya jalan atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. (Nur uhbiyati, 1999:99).

b. PembelajaranMenurut emar Hamalik 2001:57 menyatakan bahwa pembelajaran adalaha suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsure-unsur manusia, material, fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapain tujuan pembelajaran.1) Ciri-ciri pembelajaranAdapun ciri-ciri pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2003:65) adalah :a) Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu renna khusus.b) Kesalingtergantungan antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam keseluruhan.c) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai tujuan utama.

2) Unsur-unsur pembelajaran.Dalam system pembelajaran meliputi 2 unsur yaitu manusia dan material Oemar Hamalik, 2003:57a. Unsur manusiai. MuridMurid adalah suatu komponen dalam pembelajaran, disamping factor guru, tujuan, metode pengajaran sebagai salah satu komponen maka dapat dikatakan bahwa murid adalah komponen yang terpenting diantara komponen yang lain.ii. Kepala sekolahKepala sekolah dapat menjadi salah satu unsure system pembelajaran, karena berkaitan dengan prosedur rencana dan pelaksanaan pengajaranb. Unsur materiali. Kurikulumii. Sarana dan prasarana pendidikan

3) Komponen PembelajaranAminudin Rasyad 2003:15 komponen system pembelajaran terdiri dari komponen integral dan tidak integral.a) Komponen Integralb) Komponen tidak Integral4) Macam-macam metode pembelajaranBagi guru PAI yang ingin berhasil didalam tugasnya sebagai pendidik agama harus mengetahui cara-cara mengajar, yaitu dapat memilih cara penyampaian materi yang cocok dengan situasi yang dihadapi. Pada dasarnya metode sangat efektif dalam membina kepribadian anak didik dalam memotivasi mereka sehingga aplikasi metode ini memungkinkan untuk membuka hati dan pikiran mereka untuk menerima materi yang diajarkan.Macam-macam metode sebagai berikut :a) Metode diskusiMetode diskusi adalah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah. (J.Hasibun dan Moedjiono, 1995:20).b) Metode ceramahCeramah adalah sebuah metode mengajar yang diberikan oleh guru kepada siswa pada waktu tertentu dan tempat tertentu dengan menggunakan bahasa lisan untuk memberikan pengertian terhadap sesuatu masalah. (Zakiah Darajat, 2001:289).Dari dua pengertian metode dan pembelajaran maka dapat disimpulkan metode pembelajaran ialah suatu jalan atau cara yang dilakukan guru untuk mengajar sehingga tercapainya tujuan belajar-mengajar.2. Pengertian minat siswaa. MinatSetiap aktivitas manusia yang timbul disebabkan oleh adanya minat yang terdapat dalam dirinya. Minat merupakan sifat yang relatif tetap pada diri seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tak mungkin melakukan sesuatu.Menurut WJS. Poerwadarminta (1982:650) Secara etimologi pengertian minat adalah perhatian, kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu keinginan. Sedangkan secara istilah pengertian minat menurut Hilgard sebagaimana yang dikutip oleh Slameto adalah sebagai berikut: "Interest is persisting tendency to pay attention to end enjoy some activity and content".Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Slameto(1991:59) .Sardiman, A.M., berpendapat bahwa minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Menurut Bernard dalam Sardiman AM(1992:2). minat timbul tidak secara tiba-tiba / spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar.Menurut LL. Pasaribu dan Simanjuntak(1983:20) bahwa minat adalah suatu motif yang menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan sesuatu yang menariknya.W.S. Winkel(1983:30) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek merasa tertarik pada bidang / hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam hal itu.Dalam bahasa Inggris minat bisa dikenal dengan istilah "interest", sehingga teori terkenal dalam pendidikan yang mengatakan bahwa "pendidikan harus didasarkan pada minat si anak, harus selalu berangkat dari minat mereka itu, dan berusaha mengembangkan minat baru pada fondasi pendidikan" dikenal dengan istilah "doctrine of interest". AR. Henry Sitanggang(1994:215).Minat menurut pendapat Elizabeth B. Hurlock(1985:420) adalah: Interest sources motivation which drive people to do what they want to do. Artinya minat adalah sumber motivasi yang mengarahkan seseorang untuk berbuat apa yang mereka kehendaki.1) Unsur-unsur minatBertitik tolak dari pengertian minat sebagaimana diuraikan di atas maka minat dapat diambil unsur-unsurnya meliputi :a. Perasaan SenangMenurut Doyle Fryer yang dikutip dalam Wayan Nur Kancana(1986:229), minat adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek / aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu. Perasaan senang ini merupakan faktor psikis yang non intelektual, yang khusus mempengaruhi terhadap semangat belajar, dengan melalui semangat perasaannya, siswa lebih berminat karena adanya perasaan senang.Perasaan merupakan faktor psikis yang non intelektual, yang khusus berpengaruh terhadap semangat/gairah belajar. Dengan melalui perasaannya siswa mengadakan penilaian yang agak spontan terhadap pengalaman-pengalaman belajar di sekolah. Penilaian yang positif akan terungkap dalam perasaan senang (rasa puas, rasa gembira, rasa simpati, dan lain sebagainya), penilaian yang negatif akan terungkap dalam perasaan tidak senang (rasa segan, rasa benci, rasa takut, dan lain sebagainya). Rasa-rasa itu akan main peranan sebagai unsur/aspek afektif dalam pembentukan suatu sikap. Penilaian yang agak spontan dan tanpa banyak refleksi melalui perasaan ini dapat diperkuat dengan menemukan alasan-alasan rasional yang mendukung penilaian itu. Alasan-alasan rasional yang berdasarkan refleksi itu akan main peranan sebagai unsur/aspek kognitif dalam pembentukan suatu sikap. Dengan demikian terhadap hubungan erat antara perasaan siswa dan sikap siswa terhadap pengalaman-pengalaman belajar di sekolah, baik secara menyeluruh maupun mengenai mata pelajaran tertentu.Perasaan senang akan menimbulkan minat pula, yang diperkuat lagi oleh sikap yang positif. Yang mana di antara hal-hal itu timbul lebih dahulu, sukar ditentukan secara pasti. Mungkin pada umumnya berlaku urutan psikologis sebagai berikut: perasaan senang sikap positif minat. Kiranya terdapat hubungan yang erat antara bermotivasi intrinsik berminat berperasaan senang, sikap yang positif terhadap belajar di sekolah pasti main peranan besar dalam menghubung-hubungkan ketiga hal itu, meskipun sukar untuk menunjukkan fungsi dari sikap itu secara pasti (semacam lem yang menyatukan).Yang jelas ialah perasaan tidak senang menghambat dalam belajar karena tidak melahirkan sikap yang positif dan tidak menunjang minat dalam belajar, motivasi yang intrinsik juga sukar berkembang. Dengan demikian suatu sumber bagi gairah/semangat belajar yang seharusnya ada, menjadi tidak ada.Ada siswa yang dihinggapi rasa takut (misalnya dimarahi oleh orang tua atau oleh guru) dan rasa cemas (misalnya mendapat nilai kurang). Rasa-rasa semacam itu dapat mendorong dalam belajar, asal tidak keterlaluan. Rasa takut dan rasa cemas yang mendalam membuat siswa tidak tenang, gelisah dan guru, kalut dalam berpikir dan berperasaan tidak senang. W.S. Winkel(1985:30-31).Orang yang mempunyai perasaan senang terhadap mata pelajaran tentu segala sesuatu usaha akan dilakukan untuk mendapat hasil yang terbaik dan juga bersemangat dalam mengikuti pelajaran, dalam hal ini adalah mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.b. Perasaan TertarikSeorang anak merasa tertarik pada mata pelajaran apabila sesuai dengan pengalaman-pengalaman yang didapatkan sebelumnya dan mempunyai sangkut paut dengan dirinya.Kurt Singer(1987:79) mengatakan bahwa sejak semula dunia ini menunjukkan suatu karakter yang bersifat mengajak bagi seorang anak, artinya dunia ini memperlihatkan dirinya dengan cara yang menarik dan memikat.Seorang yang mempunyai perasaan tertarik pada suatu pelajaran ia akan cenderung terus untuk melakukan pendekatan terhadap pelajaran tersebut dan sebaliknya bila ia tidak mempunyai rasa tertarik maka ia akan berusaha menghindar dari pelajaran tersebut.Jadi siswa yang tidak mempunyai rasa tertarik pada pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, ia akan selalu menghindar dari pelajaran tersebut dan juga berusaha menghindar dari tugas-tugasnya. Tapi sebaliknya apabila seorang siswa mempunyai rasa tertarik pada suatu pelajaran, ia akan selalu senang hati dalam mengikuti pelajaran tersebut.c. PerhatianMenurut Agus Sujanto(1985:89), perhatian adalah konsentrasi atau aktivitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian dan sebagainya dengan menyampaikan yang lain baik daripada itu.Perhatian dan minat dalam kaitannya dengan belajar Sejarah Kebudayaan Islam mempunyai hubungan erat sekali, siswa yang menaruh minat terhadap bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam biasanya cenderung untuk memperhatikan semua materi yang diajarkan dengan tujuan agar tercapai apa yang dicita-citakan yaitu mendapatkan hasil yang baik dan optimal.d. Motif Menurut Sumardi Suryabrata(1993:70), motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.Sedangkan menurut W.A. Gerungan (1998:43), motif merupakan dorongan, keinginan, hasrat dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya, untuk melakukan sesuatu.Bahan pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang diperlukan bagi anak, hendaknya disajikan dalam bentuk yang sesuai dengan tingkah kemampuan berfikir anak dan bahan pengajaran itu seharusnya disampaikan dalam bentuk anak yang lebih aktif, agar anak banyak terlibat dalam proses belajar sehingga dapat membangkitkan motif lebih berjangka panjang.

b. BelajarBelajar pada dasarnya merupakan proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.Sedangkan menurut Oemar Hamalik (1996:21) berpendapat bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan / perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara atau latihan-latihan.Slamet(1987:2) mengatakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.W.S. Winkel (1983:36) mengatakan bahwa belajar pada manusia adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang menghasilkan perubahan, perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Perubahan itu bersifat konstant dan berbekas.