MP ASI.docx

22
“ Makanan Pendamping ASI “ A. Definisi Makanan Pendamping ASI (MP ASI) Makanan bayi dan anak usia 6-24 bulan terdiri dari ASI dan MP ASI. Istilah untuk MP ASI bermacam-macam yakni makanan pelengkap, makanan tambahan, makanan padat, makanan sapihan, weaning food atau makanan peralihan. Istilah tersebut memiliki arti yang sama yaitu menunjukkan bahwa pemberian ASI maupun pengganti ASI (PASI) berangsur berubah secara bertahap sampai anak mampu makan makanan keluarga atau orang dewasa. MP ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi yang diberikan pada bayi atau anak berumur 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Tujuan pengenalan MP ASI bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi tapi juga untuk memperkenalkan pola makan keluarga kepada bayi. Makanan pendamping ASI (MP ASI) dini adalah makanan/ minuman yang diberikan pada bayi sebelum berusia 6 bulan. B. Tujuan Pemberian MP ASI ASI memenuhi seluruh kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan sampai berumur 6 bulan. Menjelang umur 6 5

Transcript of MP ASI.docx

Page 1: MP ASI.docx

“ Makanan Pendamping ASI “

A. Definisi Makanan Pendamping ASI (MP ASI)

Makanan bayi dan anak usia 6-24 bulan terdiri dari ASI dan MP ASI.

Istilah untuk MP ASI bermacam-macam yakni makanan pelengkap,

makanan tambahan, makanan padat, makanan sapihan, weaning food atau

makanan peralihan. Istilah tersebut memiliki arti yang sama yaitu

menunjukkan bahwa pemberian ASI maupun pengganti ASI (PASI)

berangsur berubah secara bertahap sampai anak mampu makan makanan

keluarga atau orang dewasa.

MP ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi yang

diberikan pada bayi atau anak berumur 6-24 bulan untuk memenuhi

kebutuhan gizinya. Tujuan pengenalan MP ASI bukan hanya untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi bayi tapi juga untuk memperkenalkan pola

makan keluarga kepada bayi. Makanan pendamping ASI (MP ASI) dini

adalah makanan/ minuman yang diberikan pada bayi sebelum berusia 6

bulan.

B. Tujuan Pemberian MP ASI

ASI memenuhi seluruh kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi yang

diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan sampai berumur 6 bulan.

Menjelang umur 6 bulan, bayi tidak lagi mendapat cukup energi dan zat

gizi dari ASI. Kebutuhan zat gizi semakin bertambah sesuai dengan

peningkatan umur bayi atau anak karena proses tumbuh kembang. ASI

hanya memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan gizi bayi setelah usia 6 bulan,

sehingga bayi mulai membutuhkan MP ASI.

Tujuan pemberian MP ASI adalah untuk menambah energi dan zat-zat

gizi yang diperlukan bayi. Pemberian MP ASI bermanfaat untuk mencapai

pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, menghindari terjadinya

kekurangan zat gizi baik makro maupun mikro, memelihara kesehatan,

mencegah penyakit dan mempercepat pemulihan bila sakit, membantu

5

Page 2: MP ASI.docx

perkembangan jasmani, rohani, psikomotor, mendidik kebiasaan yang baik

tentang makanan dan memperkenalkan bermacam-macam bahan makanan

yang sesuai dengan keadaan fisiologis bayi. Pemberian MP ASI juga

bermanfaat untuk menyesuaikan kemampuan alat cerna dalam menerima

makanan tambahan dan merupakan salah satu proses pendidikan di mana

bayi belajar untuk mengunyah dan menelan makanan padat, serta

membiasakan selera-selera baru sebagai masa peralihan dari ASI ke

makanan keluarga.

Otot dan saraf di dalam mulut bayi setelah berumur 6 bulan sudah

berkembang untuk mengunyah, menggigit dan menelan makanan dengan

baik, mulai tumbuh gigi, suka memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya

dan berminat terhadap rasa yang baru. Sistem percernaannya sudah relatif

sempurna dan siap menerima MP ASI. Enzim pemecah protein seperti

asam lambung, pepsin, lipase, enzim amilase dan sebagainya juga telah

diproduksi sempurna pada saat bayi berumur 6 bulan.

WHO/UNICEF dalam Global Strategy for Infant and Young Child

Feeding merekomendasikan 4 hal penting yang harus dilakukan pada bayi

yaitu sebagai berikut.

1. Memberikan ASI kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah

bayi lahir

2. Memberikan hanya ASI saja atau pemberian ASI secara eksklusif

sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan

3. Memberikan MP ASI sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan

4. Meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih

C. Syarat MP ASI yang Baik

Makanan untuk anak usia 6-24 bulan harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut.

1. Memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi sesuai dengan umur

2. Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang

Page 3: MP ASI.docx

3. Bentuk dan porsi makanan disesuaikan dengan daya terima, toleransi

dan keadaan anak sehingga mudah dicerna

4. Tidak tercemar patogen misalnya bakteri atau organisme lain

penyebab penyakit

5. Tidak mengandung bahan kimia atau logam berbahaya

MP ASI yang baik adalah makanan yang mengandung sejumlah kalori

atau energi (karbohidrat, protein dan lemak), vitamin, mineral dan serat untuk

pertumbuhan dan energi bayi, disukai oleh bayi, mudah disiapkan dan harga

yang terjangkau, sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia

secara lokal. Makanan harus bersih dan aman, terhindar dari pencemaran

mikroorganisme dan logam, serta tidak kadaluarsa.

D. Kebutuhan Gizi Anak Usia 0-24 Bulan

Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup

untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar,

kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan

dan tinggi badan.

Kebutuhan energi dan protein bayi dan balita relatif besar jika

dibandingkan dengan orang dewasa sebab pada usia tersebut

pertumbuhannya masih sangat pesat. Tidak ada perbedaan yang signifikan

antara anak perempuan dan laki-laki dalam hal kebutuhan energi dan

protein. Kecukupan akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya

usia, namun untuk protein, angka kebutuhannya bergantung pada mutu

protein. Semakin baik mutu protein, semakin rendah angka kebutuhannya.

Mutu protein bergantung pada susunan asam amino yang membentuknya,

terutama asam amino esensial.

Tabel 1. Jumlah Kebutuhan Zat Gizi yang Dianjurkan untuk Anak

Indonesia

Page 4: MP ASI.docx

Sumber: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004

Konsumsi pangan anak bayi dan balita harus cukup dan seimbang

karena anak balita sedang mengalami proses pertumbuhan dan

perkembangan yang pesat. Kebutuhan gizi bayi usia 6-12 bulan adalah 650

kkal dan 16 gram protein. Kandungan gizi ASI adalah 400 kkal dan 10

gram protein, maka kebutuhan yang diperoleh dari MP ASI adalah 250

kkal dan 6 gram protein. Kebutuhan gizi bayi usia 12 – 24 bulan adalah

sekitar 850 kkal dan 20 gram protein. Kandungan gizi ASI adalah sekitar

350 kkal dan 8 gram protein, maka kebutuhan yang diperoleh dari MP ASI

adalah sekitar 500 kkal dan 12 gram protein.4 Karbohidrat diperlukan

sebagai sumber energi dan sekitar 60-70% energi total dianjurkan berasal

dari karbohidrat.

MP ASI hendaknya mengandung protein bermutu tinggi dengan

jumlah yang mencukupi. Bahan makanan hewani seperti telur, daging,

susu dan ikan mengandung protein yang lebih tinggi dibandingkan bahan

makanan nabati seperti kacang-kacangan dan biji-bijian. Semakin

bertambah usia bayi maka protein yang dibutuhkan semakin meningkat.

Setelah menginjak usia satu tahun bayi membutuhkan protein sekitar dua

kali lipat pada masa sebelumnya.

Page 5: MP ASI.docx

MP ASI yang baik harus menyediakan energi yang cukup tinggi. Hal

ini dapat tercapai dengan melakukan penambahan lemak dan gula. Lemak

dapat diberikan sampai kandungannya dapat menyediakan energi sebanyak

25%. Lemak nabati dan asam lemak tak jenuh baik untuk diberikan pada

bayi. Lemak merupakan sumber energi dengan konsentrasi tinggi. Lemak

berfungsi sebagai sumber asam lemak esensial, pelarut vitamin A, D, E,

dan K, serta memberi rasa gurih dan sedap pada makanan.

Vitamin yang dibutuhkan terdiri dari vitamin yang larut dalam lemak

dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak adalah

vitamin A, D, E, dan K, sedangkan yang larut dalam air adalah vitamin

vitamin C, B1, Riboflavin, Niasin, B6, B12, asam folat, dan vitamin lain

yang tergolong vitamin B kompleks. Mineral dibutuhkan untuk memenuhi

kebutuhan gizi bayi. Unsur Fe (besi) dan I (iodium) merupakan 2 jenis

mineral bayi yang jarang terpenuhi sehingga mengakibatkan anemia dan

gondok. Setelah bayi berumur 6 bulan, bayi harus mulai diberikan

makanan yang mengandung zat besi (sereal, daging, sayuran hijau), yang

dapat menjamin pasokan zat besi yang mencukupi untuk pertumbuhan

yang sehat. Jenis mineral lainnya yang dibutuhkan bayi seperti kalsium,

fosfor dan seng.

Pada umumnya bayi yang baru lahir mempunyai jadwal makan yang

tidak teratur, bayi bisa makan sebanyak 6-12 kali atau lebih dalam 24 jam

tanpa jadwal yang teratur. Menyusui bayi dapat dilakukan setiap 3 jam

alasannya karena lambung bayi akan kosong dalam waktu 3 jam sehabis

menyusui. Sejalan dengan bertambahnya usia, jarak antara waktu

menyusui menjadi lebih lama, karena kapasitas lambungnya membesar

dan produksi susu ibu meningkat.

E. Pola Pemberian MP ASI

Pola pemberian MP ASI harus disesuaikan dengan tahap

perkembangan dan pertumbuhan bayi dan anak usia 6-24 bulan.

Pengenalan dan pemberian MP ASI dilakukan secara bertahap baik jenis,

tekstur, frekuensi maupun jumlahnya. Pemberian MP ASI harus

Page 6: MP ASI.docx

memperhatikan kesiapan bayi antara lain keterampilan mengecap dan

mengunyah serta penerimaan rasa dan bau serta kemampuan pencernaan

bayi atau anak.

MP ASI pertama sebaiknya adalah golongan beras dan serealia karena

berdaya alergi rendah. Secara berangsur-angsur diperkenalkan sayuran

yang dikukus dan dihaluskan, buah yang dihaluskan. Jika bayi dapat

menerima dengan baik maka dapat diberikan sumber protein (tahu, tempe,

daging ayam, hati ayam atau daging sapi) yang dikukus dan dihaluskan.

Setelah bayi mampu mengkoordinasikan lidahnya dengan baik secara

bertahap bubur dibuat lebih kental (dikurangi campuran airnya), kemudian

menjadi lebih kasar (disaring) dengan tambahan bahan lain yang dicincang

halus kemudian dicincang kasar dan akhirnya bayi siap menerima

makanan yang dikonsumsi keluarga. Bentuk MP ASI yang diberikan

kepada balita disesuaikan dengan umur seperti yang tampak pada tabel

berikut.

Tabel 2. Pola Pemberian MP ASI pada Balita

Page 7: MP ASI.docx

Sumber : Kementrian Kesehatan RI, 2011

Menurut Depkes tahun 2009 dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak,

pemberian makanan pada bayi dan anak umur 0-24 bulan yang baik dan

benar adalah sebagai berikut.

1. Umur 0-6 bulan

Berikan ASI sesering mungkin setiap kali bayi menginginkan

sedikitnya 8 kali sehari. Jangan berikan makanan atau minuman lain

selain ASI (ASI eksklusif).

2. Umur 6-8 bulan

ASI tetap diberikan dan mulai dikenalkan MP ASI dalam bentuk

lumat dimulai dari bubur susu sampai bubur tim lunak, diberikan 2

kali sehari dan jumlahnya disesuaikan dengan umur bayi. Makanan

selingan diberikan 2 kali sehari di antara waktu makan seperti bubur

kacang hijau, biskuit, pisang, nagasari dan sebagainya serta buah-

buahan seperti air jeruk manis atau air tomat saring.

Tabel 3. Contoh MP ASI untuk Usia 6-8 Bulan

Umur Contoh MP ASI

6 bulan Pagi : bubur susu 3 sendok makan

Sore : bubur susu 3 sendok makan

7 – 8 bulan Pagi : bubur tim lumat 2/3 gelas ukuran 250 cc

Page 8: MP ASI.docx

Siang : bubur tim lumat 2/3 gelas ukuran 250 cc

Malam : bubur tim lumat 2/3 gelas ukuran 250 cc

Sumber : Depkes RI, 2010

3. Umur 9-12 bulan

ASI tetap diberikan dan dapat mulai diberikan MP ASI yang lebih

padat contohnya bubur nasi, nasi tim dan nasi lembek sebanyak 3 kali

sehari yaitu pagi, siang dan malam dengan jumlah kira-kira ¾ gelas

ukuran 250 cc. Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu

makan seperti bubur kacang hijau, biskuit, pisang, nagasari dan

sebagainya serta buah-buahan seperti air jeruk manis atau air tomat

saring.

4. Umur 12-24 bulan

Pemberian ASI tetap diteruskan sampai usia 2 tahun. Mulai umur 1

tahun dapat diberikan makanan orang dewasa berupa nasi lembek 3

kali sehari masing-masing 1/3 piring dewasa ditambah telur, ayam,

ikan, tempe, tahu, daging sapi, wortel, bayam atau kacang hijau.

Makanan selingan serta buah atau perasan buah diberikan 2 kali

sehari.

Tabel 4. Jadwal Pemberian Makanan Balita Usia 0-24 Bulan

(Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia/ IDAI)

Page 9: MP ASI.docx

Sumber: Sembiring T, 2009

F. Penilaian Konsumsi Makanan

Penilaian konsumsi makanan dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan

makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada

tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan, serta faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut. Beberapa metode

pengukuran konsumsi makanan untuk individu anatara lain :

1. Metode food recall 24 jam

Metode ini dilakukan dengan menanyakan jenis dan jumlah bahan

makanan yang dikonsumsi responden pada periode 24 jam yang lalu.

Dimulai sejak ia bangun pagi sampai istirahat malam hari. Metode ini

cenderung bersifat kualitatif sehingga jumlah konsumsi makanan individu

ditanyakan secara teliti. Metode ini digunakan untuk mengatur rata-rata

Page 10: MP ASI.docx

konsumsi pangan dan zat gizi pada kelompok besar. Daya ingat responden

dan kesungguhan serta kesabaran dari pewawancara sangat menentukan

keberhasilan metode recall 24 jam ini.

2. Metode estimated food records

Metode ini digunakan untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi.

Responden diminta mencatat semua yang ia makan dan minum setiap kali

sebelum makan. Menimbang dalam ukuran berat pada periode tertentu,

termasuk cara persiapan dan pengelolaan makanan. Metode ini dapat

memberikan informasi konsumsi yang mendekati sebenarnya tentang

jumlah energi dan zat gizi yang dikonsumsi oleh individu.

3. Metode penimbangan makanan (food weighing)

Responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang

dikonsumsi selama 1 hari. Penimbangan makanan ini biasanya

berlangsung beberapa hari tergantung dati tujuan, dana penelitian, dan

tenaga yang tersedia.

4. Metode riwayat makanan

Metode ini bersifat kualitatif karena memberikan gambaran pola

kunsumsi berdasarkan pengamatan dalam waktu yang cukup lama (bias 1

minggu, 1 bulan, 1 tahun). Metode ini terdiri dari 3 komponen yaitu :

wawancara, frekuensi jumlah bahan makanan, pencatatan konsumsi.

5. Metode frekuensi makanan (food frequensi)

Metode ini untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah

bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu. Meliputi hari,

minggu, bulan, atau tahun, sehingga diperoleh gambaran pola konsumsi

makanan secara kualitatif. Kuesioner frekuensi makanan memuat tentang

daftar bahan makanan dan frekuensi penggunaan makanan tersebut pada

periode tertentu.

G. Dampak Pemberian MP ASI Dini dan Terlambat

Pemberian MP ASI yang terlalu dini pada bayi yaitu sebelum umur 6

bulan akan menimbulkan risiko sebagai berikut :

Page 11: MP ASI.docx

a. Gangguan Menyusui. Makanan tersebut dapat menggantikan ASI.

Anak akan minum ASI lebih sedikit dan produksi ASI ibu berkurang.

b. Faktor perlindungan yang diperoleh dari ASI lebih sedikit sehingga

resiko infeksi meningkat.

c. Kenaikan berat badan terlalu cepat yang dapat menyebabkan obesitas.

d. Risiko diare meningkat karena MP ASI tidak sebersih ASI dan mudah

terkontaminasi.

e. Mengganggu fungsi usus yang masih belum berkembang dengan baik.

f. Beban ginjal meningkat. Pada bayi usia dini, organ ginjal belum

berfungsi sempurna sehingga makanan yang banyak mengandung

natrium klorida akan meningkatkan beban ginjal dan kemungkinan

akan terjadi hiperosmolaritas.

g. Alergi terhadap makanan karena sistem imunitas belum berfungsi

sempurna misalnya alergi terhadap ikan, telur, sayuran atau sereal.

MP ASI yang terlambat diberikan yaitu di atas usia 6 bulan juga tidak

baik karena akan meningkatkan resiko sebagai berikut :

a. Berat badan bayi tidak bertambah dan sebaliknya akan menjadi

kurang gizi.

b. Akan lebih sulit membujuk bayi mulai makan makanan padat pada

usia lebih tua.

c. Bayi yang tidak dilatih makan pada umur 6 bulan biasanya tidak mau

makan makanan lain selain ASI, susu formula, atau minuman cair

sesudah berumur 1 tahun. Keadaan ini akan menyebabkan bayi

kekurangan gizi.

Hasil penelitian Defni pada tahun 2001 di Sulawesi Selatan

mendapatkan bahwa sebanyak 65% ibu sudah memperkenalkan MP ASI

sebelum waktunya yaitu kurang dari 4 bulan. Pisang merupakan jenis MP

ASI yang paling banyak diberikan (76,9%) dan sisanya sebesar 23,1%

memberikan bubur instan. Beberapa alasan yang dikemukakan ialah

adanya anggapan bahwa bayi yang masih menangis karena masih lapar,

bayi tidak menolak/ memuntahkan MP ASI yang diberikan, sudah menjadi

Page 12: MP ASI.docx

kebiasaan dalam keluarga dan masyarakat sekitar juga melakukan hal yang

sama. Menurut mereka, dengan diberikan makanan sejak dini, bayi

menjadi lebih cepat kenyang dan menjadi lebih kuat.

H. Faktor yang Mempengaruhi Pola Pemberian MP ASI

Beberapa faktor yang mempengaruhi pola pemberian MP ASI antara

lain sebagai berikut.

a. Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.9 Pengetahuan ibu

adalah faktor yang penting dalam pemberian makanan tambahan pada

bayi karena dengan pengetahuan yang baik, ibu tahu kapan waktu

pemberian makanan yang tepat. Pengetahuan dapat diperoleh dari

informasi yang disampaikan orang lain, media cetak, media

elektronik, atau penyuluhan-penyuluhan. Pengetahuan didukung oleh

pendidikan karena pendidikan merupakan suatu proses untuk

mengembangkan semua aspek kepribadian manusia meliputi

pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan sehingga terjadi

perubahan perilaku yang positif. Ketidaktahuan tentang akibat

pemberian makanan pendamping ASI dini dan cara pemberian nya

serta kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung maupun

tidak langsung menjadi penyebab masalah gizi kurang pada anak,

khususnya pada anak dibawah 2 tahun.

Penelitian Titis tahun 2010 di Demak mendapatkan adanya

hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan pola pemberian

makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-8 bulan.9 Penelitian oleh

Dewanti, tahun 2009 di Semarang mendapatkan bahwa jika

pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI meningkat maka

perubahan berat badan balita usia 6-24 bulan semakin baik.

b. Pendidikan

Page 13: MP ASI.docx

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor penting dalam

tumbuh kembang anak. Makin tinggi tingkat pendidikan, maka makin

baik tingkat ketahanan pangan keluarga dan pola pengasuhan anak.

Ibu akan mengerti waktu yang tepat memberikan MP ASI bagi bayi

serta mengerti dampak yang ditimbulkan jika makanan tersebut

diberikan terlalu dini. Ibu yang berpendidikan akan memahami

informasi dengan baik terutama tentang cara pengasuhan anak yang

baik, pemberian makan yang baik, cara menjaga kesehatan anak dan

sebagainya. Ibu juga akan lebih mudah mengerti penjelasan yang

diberikan oleh petugas kesehatan melalui penyuluhan, dan tidak akan

terpengaruh dengan informasi yang tidak jelas.

c. Status Pekerjaan Ibu

Status sosial ekonomi berhubungan erat dengan pekerjaan dan

pendapatan orang tua yang bepengaruh terhadap konsumsi energi. Ibu

yang bekerja akan berpengaruh terhadap pola asuh anak, ibu menjadi

kurang perhatian dan kurang dekat dengan anak karena sebagian besar

waktu ibu digunakan untuk bekerja diluar rumah. Pemberian ASI juga

semakin berkurang.

Pemberian MP ASI terlalu dini bisa terjadi karena orang tua

khususnya ibu terlalu sibuk bekerja diluar rumah dan pengasuhan

anak diserahkan kepada orang lain. Banyak sekali orang tua yang

memberikan MP ASI sebelum usia 6 bulan. Umumnya banyak ibu

yang beranggapan bahwa anak akan tidur nyenyak bila diberi

makanan.

d. Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi keluarga sangat berpengaruh terhadap

pemberian MP ASI yang baik kepada anak. Keadaan sosial ekonomi

keluarga yang rendah menyebabkan keluarga tidak mampu

menyediakan MP ASI yang memadai bagi anak. Keluarga yang

mempunyai tingkat sosial ekonomi yang baik akan dapat memberikan

MP ASI yang berkualitas kepada anaknya karena daya beli keluarga

Page 14: MP ASI.docx

yang baik sehingga ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga akan

mencukupi kebutuhan.

e. Sosial Budaya

Keadaan budaya yang dimaksud adalah mengenai budaya makan

di masyarakat mengenai pantang-pantangan makan, dan makanan

yang boleh maupun tidak boleh dimakan oleh anak. Di samping itu

ada juga budaya yang sudah turun temurun berlaku dimasyarakat,

yaitu budaya untuk memberikan makanan pendamping ASI dini

kepada anak, yaitu mulai usia 3 bulan anak sudah diberikan makanan

berupa pisang lumat kepada bayinya. Perilaku seperti ini merupakan

perilaku turun temurun yang dilihat ibu balita dari ibunya. Budaya

seperti ini merupakan unsur budaya yang salah karena pemberian MP

ASI terlalu dini kepada bayi dapat mempengaruhi pencernaan bayi.

f. Keluarga dan Masyarakat

Beberapa anggapan dan kebiasaan di keluarga ataupun

masyarakat juga turut mempengaruhi pemberian MP ASI dini.

Anggapan masyarakat seperti orang tua terdahulu antara lain bahwa

anak mereka yang diberi MP ASI pada umur 2 bulan sampai sekarang

dapat hidup sehat. Alasan lain ialah masih banyak promosi makanan

bayi yang belum mengindahkan prisnsip pemberian ASI eksklusif

sampai 6 bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. Ilmu Gizi. Jakarta: Rineka Cipta, 2002. h. 1

Depkes RI. Pelatihan Konseling Makanan Pendamping AIR Susu Ibu,

Direktorat Gizi Masyarakat, Jakarta, 2011.

Depkes RI. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu

(MP ASI) lokal tahun 2006. Jakarta, 2006.

Krisnatuti Diah, Menyiapkan Makanan Pendamping ASI, Puspa Swara,

Jakarta 2008.

Page 15: MP ASI.docx

Soenardi Tuti. Gizi Seimbang untuk Anak dan Balita dalam Hidup Sehat Gizi

Seimbang dalam Siklus Kehidupan Manusia. Gramedia; Jakarta: 2006

Weni, K. 2009. ASI, menyusui dan sadari. Edisi I. Yogjakarta : Nuha

Medika.