BAB II ISI PAB rev

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman semakin maju dan berkembang, IPTEK memberikan pengaruh besar bagi seluruh aspek kehidupan. Salah satunya adalah teknologi konstruksi yang sudah semakin maju dalam bidang teknik sipil. Dimana dapat kita lihat telah berdiri kokoh seperti gedung-gedung bertingkat, jalan, kereta api, jembatan, bandar udara, bangunan lepas pantai, Stadion, terowongan, dan lain-lain termasuk pembuatan patung. Adapun elemen konstruksi tersebut berupa kayu, besi, baja, beton, genting, kaca, dan sebagainya. Namun dewasa ini beton sering kita jumpai sebagai elemen konstruksi bangunan. Hal ini dikarenakan beton memiliki berbagai macam keuntungan, antara lain seperti: 1. Memiliki kekuatan yang tinggi, 2. Dapat dibentuk sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki, 3. Perawatan yang murah (Ekonomis), 4. Mudah dilaksanakan dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya, 5. Awet dan tahan terhadap cuaca serta api (durability). Beton merupakan bahan campuran (composite) yang disusun oleh elemen pembentuk struktur yang terdiri dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau 1

description

college

Transcript of BAB II ISI PAB rev

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zaman semakin maju dan berkembang, IPTEK memberikan pengaruh besar bagi seluruh aspek kehidupan. Salah satunya adalah teknologi konstruksi yang sudah semakin maju dalam bidang teknik sipil. Dimana dapat kita lihat telah berdiri kokoh seperti gedung-gedung bertingkat, jalan, kereta api, jembatan, bandar udara, bangunan lepas pantai, Stadion, terowongan, dan lain-lain termasuk pembuatan patung. Adapun elemen konstruksi tersebut berupa kayu, besi, baja, beton, genting, kaca, dan sebagainya. Namun dewasa ini beton sering kita jumpai sebagai elemen konstruksi bangunan. Hal ini dikarenakan beton memiliki berbagai macam keuntungan, antara lain seperti:1. Memiliki kekuatan yang tinggi,2. Dapat dibentuk sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki,3. Perawatan yang murah (Ekonomis),4. Mudah dilaksanakan dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya,5. Awet dan tahan terhadap cuaca serta api (durability).Beton merupakan bahan campuran (composite) yang disusun oleh elemen pembentuk struktur yang terdiri dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. Beberapa aspek yang dibahas dalam teknologi konstruksi beton adalah: Sejarah dan perkembangan teknologi beton, Agregat beton, Bahan tambahan beton dan Pemadatan dan perawatan beton (accuring).

Bahan tambah kimia merupakan salah satu bahan tambahan yang terkadang digunakan didalam membuat campuran beton. Oleh karena itu, makalah ini dibuat agar mahasiswa dapat mengerti kegunaan serta jenis-jenis dari bahan tambah kimia itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Bahan tambah kimia (Admixture)?2. Apa saja tipe-tipe Bahan Tambah Kimia (Admixture)?3. Apa tujuan digunakannya Bahan Tambah Kimia atau Admixture?1.3 Tujuan

Mengetahui definisi bahan tambah kimia atau Admixture

Mengenal tipe-tipe bahan tambah kimia (admixture)

Mengetahui kegunaan dari bahan tambah kimia (admixture)BAB II

PEMBAHASAN2.1. Definisi Bahan Tambah

Bahan tambah (admixture) adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton pada saat atau selama pencampuran beton berlangsung. Fungsi bahan ini adalah mengubah sifat-sifat beton agar menjadi lebih cocok untuk pekerjaan tertentu, atau untuk menghemat biaya.

Menurut ASTM C.125-1995:61,Standard Definition of Terminology Relating to Concrete and Concrete Agregates dan dalam ACI SP-19, Cement and Concrete Terminology,admixture didefinisikan sebagai material selain air, agregat dan semen hidrolik yang dicampur dengan beton atau mortar yang ditambahkan sebelum atau selama pengadukan berlangsung. Bahan tambah digunakan untuk memodifikasi sifat dan karakteristik dari beton misalnya untuk kemudahan pengerjaan atau untuk lain yaitu penghematan energi. Di Indonesia bahan tambah telah banyak digunakan. Bahan tambah yang digunakan harus memenuhi ketentuan yang diberikan SNI. Untuk bahan kimia, harus memenuhi ASTM C.494,Standard Specification for Chemical Admixture for Concrete.Bahan tambah biasanya diberikan dalam jumlah yang relatif sedikit, dan harus dengan pengawasan yang ketat agar tidak berlebihan yang justru akan dapat memperburuk sifat beton. Menurut ACI Comit 212.IR-81 (revised 1986), jenis bahan tambah beton dikelompokan menjadi 5 jenis yaitu:1. Accelerating

2. Air-entraining

3. Water reducer and set-controling

4. Finely devided mineral

5. Miscellaneos

2.2. Latar belakang penggunaan Bahan Tambah (admixture) untuk Campuran Beton

Untuk keperluan tertentu terkadang pada campuran beton masih ditambahkan bahan tambah berupa zat-zat kimia tambahan (chemical additive) dan mineral/material tambahan. Zat kimia tambahan tersebut biasanya berupa serbuk atau cairan yang secara kimiawi yang langsung mempengaruhi kondusi campuran beton. Sedangkan mineral/material tambahan yang berupa agregat yang mempunyai karakteristik tertentu. Penambahan zat-zat kimia atau mineral tambahan ini diaharapkan dapat merubah performa dan sifat-sifat campuran beton sesuai dengan kondisi dan tujuan yang diinginkan, serta dapat pula sebagai bahan pengganti sebagian dari material utama penyusun beton. Standar pemberian bahan tambahan beton ini pun sudah diatur dalam SNI S-18-1990-03 tentang Spesifikasi Bahan Tambahan pada Beton.

Penambahan bahan tambah dalam sebuah campuran beton atau mortar tidak mengubah komposisi yang besar dari bahan lainnya, karena penggunaan bahan tambah ini cenderung merupakan pengganti atau substitusi dari dalam campuran beton itu sendiri. Karena tujuannya memperbaiki atau mengubah sifat dan karakteristik tertentu dari beton atau mortar yang akan dihasilkan, maka kecenderungan perubahan komposisi dalam berat-volume tidak terasa secara langsung dibandingkan dengan komposisi awal beton tanpa bahan tembah.

2.3. Tujuan Menggunakan Bahan Tambah

Tujuan pengunaan bahan tambah menurut manual of conrete practice dalam admixture and conrete adalah sebagai berikut:2.2.1. Memodifikasi beton segar,mortar dan grouting

Menambah sifat mudah pengerjaan tanpa menambah kandungan air

Menghambat atau mempercepat waktu pengikatan awal campuran beton

Mengurangi atau mencegah penurunan atau perubahan volume

Mengurangi segregasi

Mengembangkan dan meningkatkan sifat penetrasi dan pemompaan beton segar

Mengurangi kehilangan nilai slump

2.2.2. Memodifikasi beton keras,mortar dan grouting

Menghambat dan mengurangi panas selama proses pengerasan awal(beton muda)

Mempercepat laju pengembangan kekuatan beton pada umur muda

Menambah kekuatan beton

Menambah sifat keawetan beton, ketahanan dari gangguan luar termasuk serangan garam-garam sulfat.

Mengurangi kapilaritas air

Mengurangi sifat permeabilitas

Mengontrol pengembangan yang disebabkan oleh reaksi alkali dari alcali termasuk alcali dalam agregat

Mengasilkan struktur beton yang baik

Menghasilkan warna tertentu pada beton atau mortar.

2.3.Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Bahan Tambah

Pengunaan bahan tambah harus dikonfirmasikan dengan standar yang berlaku, seperti SIN, ASTM atau ACI. Selain itu yang terpenting adalah memperhatikan petunjuk penggunaan bahan tambah tersebut, yang biasanya tertuang dalam manual bahannya.

Beberapa evaluasi yang perlu dilakukan jika menggunakan bahan tambah :

Penggunaan semen dengan tipe khusus.

Penggantian tipe semen atau sumber dari semen atau jumlah dari semen yang digunakan atau memodifikasi gradasi agregat, atau proporsi campuran yang diharapkan.

Penggunaan satu atau lebih bahan tambah

Banyak bahan tambah mengubah lebih dari sifat beton, sehingga justru merugikan.

Efek bahan tambah sangat nyata untuk mengubah karakteristik beton misalnya FAS, tipe dan gradasi agregat, tipe dan lama pengadukan.

2.4. Jenis Bahan Tambah

Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical admixture) dan bahan tambah yang bersifat mineral (additive).

Admixture ditambahkan saat pengadukan dan atau saat pelaksanaan pengecoran (placing), sehingga lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kinerja pelaksanaan. Sedangkan additive bersifat mineral ditambahkan pada saat pengadukan dilaksanakan, lebih bersifat penyemenan lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kinerja kekuatannya.

2.4.1. Bahan Tambah Kimia (Admixture)

Chemical admixture (ASTM C 494), yaitu bahan tambah cairan kimia yang ditambahkan untuk mengendalikan waktu pengerasan (memperlambat atau mempercepat), mereduksi kebutuhan air, menambah kemudahan pengerjaan beton, meningkatkan nilai slump dan sebagainya.Chemical admixture biasanya digunakan dalam jumlah yang sedikit pada campuran beton. Tujuan penggunaannya adalah untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu dari campuran.Penggunaan admixture harus mengikuti spesifikasi yang ditetapkan produsennya. Menurut standar ASTM. C. 494 (1995: .254) dan Pedoman Beton 1989 SKBI.1.4.53.1989 (Ulasan Pedoman Beton 1989: 29), jenis bahan tambah dibedakan menjadi tujuh tipe bahan tambah, yaitu :a. Tipe A Water-Reducing AdmixturesWater-Reducing Admixtures adalah bahan tambah yang mengurangi air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu.

Water-Reducing Admixtures digunakan dengan tujuan utama sebagai berikut :

mengurangi kadar air (fas) dengantidak mengurangi semen dan slump meningkatkan slump dengantidak mengurangi semen dan kadar air (fas)yang digunakan mengurangi semen yang digunakan dengantidak mengurangi slump dankadar air (fas)--harus memperhatikan ketentuan pemakaian semen minimum sesuai peraturanBahan tambah inipada umumnyamengurangi pemakaian air sebanyak 5% - 12% dari pemakaianpada desain mix beton normal.

Penggunaan bahan tambah ini harusmemperhatikan pengaruhnya pada waktu ikat (setting) beton segar yang pada umumnya akan menjadi lebih cepat dari beton normal. Pelaksanaan finishing harus dipersiapkandengan baik supaya tidak terlambat dimulai dan diselesaikan.

Dengan menggunakan jenis bahan tambah ini akan dapat dicapai tiga hal, yaitu: dapat menambah/meningkatkan workability. Dengan menambahkanWRA ke dalam beton maka dengan fas (kadar air dan semen) yang sama akan didapatkan beton dengan nilai slump yang lebih tinggi. Dengan slump yang lebih tinggi, maka beton segar akan lebih mudah dituang, diaduk dan dipadatkan. Karena jumlah semen dan air tidak dikurangi dan workability meningkat maka akan diperoleh kekuatan tekan beton keras yang lebih besar dibandingkan beton tanpa WRA. Menambah kekuatan tekan beton. Dengan mengurangi/memperkecil fas (jumlah air dikurangi, jumlah semen tetap) dan menambahkan WRA pada beton segar akan diperoleh beton dengan kekuatan yang lebih tinggi. Dari beberapa hasil penelitian ternyata dengan fas yang lebih rendah tetapi workability tinggi maka kuat tekan beton meningkat. Mengurangi biaya (ekonomis). Dengan menambahkan WRA dan mengurangi jumlah semen serta air, maka akan diperoleh beton yang memiliki workability sama dengan beton tanpa WRA dan kekuatan tekannya juga sama dengan beton tanpa WRA. Dengan demikian beton lebih ekonomis karena dengan kekuatan yang sama dibutuhkan jumlah semen yang lebih sedikit.

Water-Reducing Admixtures dapat berasal dari bahan organik ataupun campuran anorganik untuk beton tanpa udara (non-air-entrained) atau dengan udara dalam hal mengurangi kendungan air campuran. Selain itu bahan tambah ini dapat digunakan untuk memodifikasi waktu pengikatan beton atau mortar sebagai dampak perubahan factor air semen.

Bahan tambah ini biasa disebut water reducer atau plasticizer. Komposisi dari campuran bahan tambah ini diklasifikasikan secara umum menjadi 5 kelas, yaitu :

1) Asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam.

2) Modifikasi dan turunan asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam.

3) Hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya.

4) Modifikasi hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garam-garamnya.

5) Materi lain seperti :

a. Materi inorganic seperti seng, garam-garam, barak, pospat, klorida.b. Asam amino dan turunannya.c. Karbohidrat, polisakarin, dan gula asam.d. Campuran polimer, seperti eter, turunan melamic, neptan, silicon, hidrokarbon-sulfat.

Contoh produk plasticizer: Plastiment NS

Produk ini dikeluarkan oleh Sika, dengan bahan dasar polimer padat. Plastiment NS memenuhi standar ASTM C-494 Tipe A dan AASHTO M-194 Tipe A. Plastiment NS direkomendasikan untuk digunakan pada aplikasi beton kualitas tinggi dengan peningkatan kuat tekan awal dan waktu ikatan normal. Produk ini dapat mengurangi air sampai dengan 10% untuk memperoleh beton yang mudah dikerjakan dengan kuat tekan dan kuat lentur yang lebih tinggi. Dosis yang digunakan adalah 130 265 ml untuk tiap 100 kg semen. Plastocrete 161W

Merupakan produk Sika dengan bahan polimer dan telah memenuhi persyaratam ASTM C-494 Tipe A. Direkomendasikan untuk digunakan pada beton kualitas tinggi dengan workabilitas sangat baik dan waktu ikatan cepat. Plastocrete 161W memberikan hasil yang optimal apabila dikombinasikan dengan fly ash (abu terbang). Dosis yang digunakan adalah 195 650 ml/100 kg semen. Plastocrete 169

Produk Sika dengan tujuan ganda, yaitu sebagai reducer dan retarder. Produk ini telah memenuhi syarat ASTM C-494 Tipe A. Digunakan untuk beton normal dan memerlukan retarder. Tujuan ganda Plastocrete 169 sebagai water reducer normal dan set retarder memberikan fleksibilitas yang tinggi pada penggunaannya dan dapat dikombinasikan untuk meningkatkan kualitas maupun nilai ekonomis. Apabila digunakan untuk reducer, digunakan dosis 261-391 ml/100 kg semen. Apabila digunakan sebagai set retarder, dosis 390-520 ml/100 kg berat semen. Viscocrete 4100

Merupakan produk Sika yang digunakan sebagai high range water reducer dan superplasticizer. Produk ini telah memenuhi syarat ASTM C-494 Tipe A dan F. Bahan tambah ini dapat digunakan dengan dosis rendah untuk mengurangi air antara 10-15% dan apabila digunakan dengan dosis tinggi mampu mengurangi air hingga 40%. Produk ini dapat digunakan untuk Self Compacting Concrete (SCC) karena dapat memberikan workabilitas yang tinggi. Viscocrete 4100 tidak mengandung formaldehid dan kalsium klorida serta tidak menyebabkan korosi pada tulangan baja. Untuk tujuan umum dosis yang direkomendasikan sebanyak 195-520 ml/100 kg semen. Apabila diinginkan pengurangan air secara maksimum, dosisnya dapat mencapai 780 ml/100 kg semen.Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahan tambah ini adalah air yang dibutuhkan, kandungan air, konsistensi, bleeding, dan kehilangan air pada saat beton segar, laju pengerasan, kekuatan tekan dan lentur, ketahanan terhadap perubahan volume serta susut pada saat pengeringan. Berdasarkan hal tersebut, menjadi hal penting untuk melakukan pengujian sebelum pelaksanaan pencampuran terhadap bahan tambah tersebut.Pengaruh pada beton akibat penambahan bahan tambah ini ialah sebagai berikut. Kekuatan Tekan

Tegangan tekan beton bertambah karena adanya pengurangan air, hal ini dikarenakan faktor a/s (air semen) berkurang. Penambahan kekuatan diperkirakan 10%. Setting Time

Dengan adanya water reducing admixture, setting time dari campuran beton tidak berubah. Workability

Bila tidak ada perubahan faktor air semen (a/s), water reducing menambah workability beton. Untukslumpawal 25-75 mm dapat ditambah dengan 50-60 mm. Loss Slump Tingkat kecepatan penurunan slump beton yang berisiair water reducing admixtureumumnya sama atau lebih besar dari beton biasa. Dimana bila digunakanwater reducing admixture(WRA) akan menambah workability dan waktu pencampuran. Air Entrainment Dengan bahan dasar Lignosulphonate cenderung meningkatkan jumlah kadar udara tapi tidak melampaui 2%. Bahan dasarSalt hydroxy carboxylicdanPolysacharidestidak menambah kadar udara dan bahkan sering mengurangi kadar udara. Panas Hidrasi

Panas hidrasi tidak terpengaruh dengan adanya penggunaan WRA. volume change Perubahan bentuk (volume change) tidak terpengaruh dengan adanya WRA. Durability

Durabilitas tidak terpengaruh dengan adanya WRA kecuali airnya dikurangi yang menyebabkan beton lebih padat dan impermeabel.

b. Tipe B Retarding Admixtures

Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk menghambat waktu pengikatan beton. Penggunaanya untuk menunda waktu pengikatan beton (setting time) misalnya karen kondisi cuaca yang panas, atau memperpanjang waktu untuk pemadatan untuk menghindari cold joints dan menghindari dampak penurunan saat beton segar pada saat pengecoran dilaksanakan.

Bahan tambah dengan fungsi retarding digunakan dengan tujuan utama ialah untuk menunda waktu initial dan final setting dari adukan beton segar, dan mempertahankan workability beton pada cuaca panas.

Pada umumnya, Retarding Admixtures digunakan jika : pelaksanaan pengecoranmempunyai tingkat kesulitan cukup tinggi sehingga memerlukan waktu pelaksanaan yang lebih lama dari waktu setting beton normal lokasi batching plant yang cukup jauh kondisi lalu lintas yang dilalui oleh mobile mixer tidak lancar pengecoran dengan kondisi cuaca panas yang berpotensi mengakibatkan kehilangan kelembabanlebih cepat proses finishing yang memerlukan waktu yang lebih lama sehingga waktu setting beton yang lebih lama diperlukan

Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan waktu penutupan permukaan beton (sealing dan troweling) dimana waktu penutupan tidak boleh terburu-buru karena proses initial setting dan bleeding yang lebih lambat dari beton normal, supaya memastikan proses bleeding sudah sepenuhnya selesai sebelum dilakukan penutupan permukaan beton (sealing dan trowelling).

Efek dari penggunaan retarding admixture pada beton yang perlu diwaspadai, antara lain : beberapa retarder mempunyai sifat menimbulkan gelembung udara dalam beton beberapa retarder menyebabkan kehilangan slump yang lebih cepat walaupun menyebabkan waktu setting yang lebih lambat memperbesar resiko susut pengeringan dan rangkak yang lebih tinggi

c. Tipe C Accelerating Admixtures

Accelerating Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton. Bahan ini digunkan untuk mengurangi lamanya waktu pengeringan (hidrasi), dan mempercepat pencapaian kekuatan beton.Bahan tambah ini digunakan dengan tujuan utama yaitu untuk mendapatkan kekuatanawal yang lebih tinggi pada beton yang dikerjakan, misalkan jika elemen struktur beton yangdiperlukan untuk segera dibebanioleh pekerjaan berikutnya dalam kaitan dengan waktu pelaksanaan yang ketat.Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan kadar ion klorida terlarut dalam beton keras yang disyaratkan, tidak boleh terlewati -- karena beresiko menimbulkan korosi pada besi atau baja tulangan.Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan dengan seksama waktu setting yang lebih cepat dancuring yang dilakukan harus sesempurna mungkin untuk mencapai kekuatan awal yang diinginkan lebih tinggi.Secara umum, kelompok bahan tambah ini dibagi menjadi tiga,yaitu:

1) Larutan garam organic

2) Larutan campuran organic

3) Material miscellaneousYang termasuk jenis accelerator adalah : kalsium klorida, bromide, karbonat dan silikat. Pada daerah-daerah yang menyebabkan korosi tinggi tidak dianjurkan menggunakan accelerator jenis kalsium klorida. Dosis maksimum yang dapat ditambahkan pada beton adalah sebesar 2 % dari berat semen.

Admixture yang mempercepat proses pengerasan atau pertumbuhan kekuatan pada umur dini dari beton. Admixture ini sebenarnya tidak mempunyai efek tertentu terhadap setting time sekali pun demikian, dalam praktek, setting time juga berkurang.Yang biasa digunakan sebagai accelerator ialah Calcium Chlorida (CaCl2). CaCl2 dapat ditambahkan untuk digunakan bersama semen tipe III (rapid hardening) dan juga semen biasa/ Ordinary Portland Cement (tipe I). CaCl2 tidak boleh digunakan dengan semen yang mempunyai kandungan alumina yang tinggi. Jumlah CaCl2 yang ditambahkan pada campuran harus dikontrol secara hati-hati. Asumsi :Penambahan 1 % CaCl2 (terhadap massa semen) mempengaruhi kecepatan pengerasan seperti kenaikan temperatur sebesar 6C. Penambahan 1- 2% CaCl2 umumnya cukup. CaCl2 harus terdistribusi secara seragam pada campuran di larutkan pada air pencampur. Pengaruh CaCl2 ialah menurunkan daya tahan terhadap serangan sulfat terutama untuk campuran kurus (lean mix) dan meningkatkan resiko reaksi alkali agregat bagi agregat yang reaktif. Kemungkinan korosi tulangan pada beton bertulang menjadi besar dengan adanya ion chlorida pada campuran. Accelerator lain yang dapat digunakan dan tidak mempunyai resiko korosi tulangan pada beton bertulang menjadi besar ialah Calcium formate.d. Tipe D Water Reducing and Retarding AdmixturesWater Reducing and Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan awal.Water Reducing and Retarding Admixtures yaitu pengurang air dan pengontrol pengeringan. Bahan ini digunakan untuk menambah kekuatan beton. Bahan ini juga akan mengurangi kandungan semen yang sebanding dengan pengurangan kandungan air. Bahan ini hampir semuanya berwujud cair. Air yang terkandung dalam bahan akan menjadi bagian air campuran beton. Dalam perencanaan air ini harus ditambahkan sebagai berat air total dalam campura beton. Perlu diingat, perbandingan antara mortar dengan agregat kasar tidak boleh berubah. Perubahan kandungan air, atau udara atau semen, harus diatasi dengan perubahan kandungan agregat halus sehingga volume tidak berubah.e. Tipe E Water Reducing and Accelerating Admixtures

Water Reducing and Accelerating Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan konsistensi tertentu sekaligus mempercepat proses pengikatan awal dan pengerasan beton. Beton yang ditambah dengan bahan tambah jenis ini akan dihasilkan beton dengan waktu pengikatan yang cepat serta kadar air yang rendah tetapi tetap workable. Dengan menggunakan bahan ini diinginkan beton yang mempunyai kuat tekan tinggi dengan waktu pengikatan yang lebih cepat (beton mempunyai kekuatan awal yang tinggi).. Pengaruh penggunaan bahan tambah kimia ini pada beton ialah sebagai berikut: KekuatanPada saat accelerator mencapai peningkatan kekuatan awal beton, pengaruh kekuatan beton dapat diabaikan. Jika bahan water reducing dicampur accelerator, keuntungan kekuatan jangka panjang akan diapat berhubungan langsung dengan penurunan rasio air-semen (a/s). Setting Time.Setting timebeton yang mengandung accelerator lebih pendek daripada beton biasa yang tidak mengandung accelerator. Pengaruh kalsium klorida pada setting time lebih besar daripada kalsium format. Workability Baik kalsium klorida dan kalsium format memberikan sedikit peningkatan dalam workabilitas. Peningkatan yang lebih besar dalam workabilitas dapat diperoleh dengan kombinasi accelerator dengan bahan water reducing. Air EntrainmentHampir semua accelerator tidak mengandung derajat air entrainment. Bleeding.Penambahan Admixture accelerator pada betontidak mempengaruhi bleeding. Panas HidrasiAccelerator meningkatkan tingkatan panas yang dihasilkan dan memberikan kenaikan temperature yang lebih besar daripada campuran bahan biasa. Total panas hidrasi tidak mempengaruhi. Perubahan Volume. Kalsium klorida meningkatkancreepmaupundrying shrinkage. Kalsium format meningkatkan drying shrinkage tetapi data yang ada menunjukkan ada sedikit pengaruh padacreep. Durability. Kalsium klorida mempunyai kemampuan memecahkan pasivity alamiah yang diberikan beton dengan menggunakan semen portland, dengan demikian akan memperbesar korosi pada baja atau logam tertanam.Bahan tambah dengan fungsi water reducing + retarding digunakan dengan tujuan utama untuk menambah kekuatan beton karakteristik jangka panjang. Penggunaan bahan tambah ini pada umumnya tidak mengubah kadar semen dan komposisi agregat yang digunakan pada desain mix untuk beton normal yang direncanakan

f. Tipe F Water Reducing High Range AdmixturesWater Reducing High Range Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan kondisi tertentu, sebanyak 12% atau lebih.

Bahan tambah dengan fungsi HRWR (bahan tambah tipe F) digunakan untuk mendapatkan tingkat konsistensi yangdiinginkan atau ditetapkan spesifikasi dengan mengurangiberat air sebesar 12% atau lebih (sampai 40%). Tujuan dan penggunaannya sama dengan bahan tambah tipe A dengan pengurangan berat air>12%. HRWR (bahan tambah tipe F) pada umumnya diaplikasikan atau dicampurkan di lokasi pengececoran.

Dengan menmbahkan bahan ini ke dalam beton, dianjurkan untuk mengurangi jumlah air pengaduk dalam jumlah yang cukup tinggi sehingga diharapkan kekuatan beton yang dihasilkan tinggi dengan jumlah air sedikit, tetapi tingkat kemudahan pekerjaan (workability beton) juga lebih tinggi. Bahan tambah jenis ini berupa superplasticizer. Yang termasuk dalam jenis superplasticizer adalah: kondensi sulfonat melamine formaldehyde dengan kandungan klorida sebesar 0,005 %, sulfonat nafthalin formaldehyde, modifikasi lignosulphonat tanpa kandungan klorida. Jenis bahan ini dapat mengurangi jumlah air pada campuran beton dan meningkatkan slump beton sampai 208 mm. Dosis yang dianjurkan adalah 1 % - 2 % dari berat semen.Superplasticizeradalah zat-zat polymer organik yang dapat larut dalam air yang telah dipersatukan dengan menggunakan proses polymerisasi yang komplek untuk menghasilkan molekul-molekul panjang dari massa molekular yang tinggi. Molekul-molekul panjang ini akan membungkus diri mengelilingi partikel semen dan memberikan pengaruh negatif yang tinggi sehingga antar partikel semen akan saling menjauh dan menolak. Hal ini akan menimbulkan pendispersian partikel semen sehingga mengakibatkan keenceran adukan dan meningkatkan workabilitas. Perbaikan workabilitas ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan beton dengan workability yang tinggi atau menghasilkan beton dengan kuat tekan yang tinggi.Bahan ini merupakan sarana untuk menghasilkan beton mengalir tanpa terjadi pemisahan (segregasi/bleeding) yang umumnya terjadi pada beton dengan jumlah air yang besar, maka bahan ini berguna untuk pencetakan beton di tempat-tempat yang sulit seperti tempat pada penulangan yang rapat.Superplasticizerdapat memperbaiki workabilitas namun tidak terpengaruh besar dalam meningkatkan kuat tekan beton untuk faktor air semen yang diberikan. Namun kegunaansuperplasticizeruntuk beton mutu tinggi secara umum sangat berhubungan dengan pengurangan jumlah air dalam campuran beton. Pengurangan ini tergantung dari kandungan air yang digunakan, dosis dan tipe dari superplasticizer yang dipakai. (L.J. Parrot, 1998).Superplasticizertidak akan menjadikan encer dengan sempurna pada campuran beton, oleh karenanya campuran harus direncanakan untuk disesuaikan.Untuk meningkatkan workability campuran beton, penggunaan dosissuperplasticizersecara normal berkisar antara 1-3 liter tiap 1 meter kubik beton. Larutan superplasticizer terdiri dari 40% material aktif. Ketika superplasticizer digunakan untuk mengurangi jumlah air, dosis yang digunakan adalah lebih besar, 5 sampai 20 liter tiap 1 meter kubik beton. (Neville, 1995).

Menurut (Edward G Nawy, 1996). Superplasticizer dibedakan menjadi 4 jenis:1. Koondensasisulfonat melamin formaldehyde(SMF) dengan kandungan klorida sebesar 0,005%.2. Sulfonat nafthalin formaldehid(SNF) dengan kandungan klorida yang dapat diabaikan.3. Modifikasi lignosulfonattanpa kandungan klorida.4. Carboxyl acrylic ester copolymer.Keempat jenis bahan tambahan ini terbuat dari sulfonat organik dan disebut superplasticizer karena bahan ini dapat mengurangi air pada campuran beton sementara slump beton bertambah sampai 8 in (208 mm) atau lebih. Bahan-bahan ini digunakan untuk menghasilkan beton mengalir tanpa terjadinya pemisahan yang tidak diinginkan dan umumnya terjadi pada beton dengan jumlah air yang besar untuk meningkatkan kekuatan beton, karena memungkinkan pengurangan kadar air guna mempertahankan workabilitas yang sama.Jenis SMF dan SNF yang disebut garam sulfonik lebih sering digunakan karena lebih efektif dalam mendispersikan butiran semen, juga mengandung unsur-unsur yang memperlambat pengerasan.

g. Tipe G Water Reducing, High Range Retarding Admixtures

Water Reducing, High Range Retarding admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih sekaligus menghambat pengikatan dan pengerasan beton. Bahan ini merupakan gabungan superplasticizer dengan memperlambat waktu ikat beton. Bahan tambah kimia ini digunakan apabila pekerjaan sempit karena keterbatasan sumberdaya dan ruang kerja.Bahan tambah dengan fungsi HRWR + retarding digunakan untuk mendapatkan efek serupa dengan bahan tambah tipe D dengan pengurangan berat air yang digunakan sebesar 12% atau lebih (sampai 40%). Tujuan dan penggunaannya sama dengan bahan tambah tipe D. Pencampuran bahan tambah tipe G dapat dilakukan di batcing plant atau di lokasi proyek. Beberapa jenis superplasticizer mempunyai klasifikasi sebagai bahan tambah tipe G.2.5. Tujuan Penggunaan Bahan Tambah (admixture) untuk Campuran pada Beton

Berdasarkan tujuan yang diharapkan terdapat beberapa tujuan pengunaan zat kimia diantaranya yaitu:

a. Water Reduction. (Zat Kimia untuk mengurangi penggunaan air pada beton)

hal ini dimaksudkan agar diperoleh adukan dengan nilai fas yang tetap dengan kekentalan yang sama atau dengan fas tetap, tapi didapatkan adukan beton yang lebih encer. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh kuat tekan yang lebih tinggi, engan tidak mengurangi kekentalannya, atau diperoleh beton dengan kuat tekan yang sama, tapi adukan dibuat menjadi lebih encer agar lebih memudahkan dalam penuangan.

b. Redater (Zat kimia untuk memperlambat proses ikatan campuran beton)

Biasanya diperlukan untuk beton yang tidak dibuat dilokasi penuangan beton. Proses pengikatan campuran beton sekitar 1 jam. Sehingga apabila sejak beton dicampur sampai penuangan memerlukan waktu lebih dari 1 jam, maka perlu ditambahkan zat kimia ini. Zat tambahan ini berupa gula, sucrose, sodium glukonate, glucose, citric acis, dan tartaric acid.

c. Accelerators (zat kimia untk mempercepat ikatan dan pengerasa campuran beton)

Diperlukan untuk mempercepat proses pengerjaan konstruksi beton, pencampuran beton dilakukan di tempat atau dekat dengan penuangannya. Zat tambahan yang diperlukan adlah CaCl2, Ca(NO3)2 dan NaNO3. Namun demikian lebih dianjurkan menggunakan yang nitrat, karena penggunaan khlorida dapat mempercepat terjadinya karat pada penulangan.

Pada kenyataan di lapangan terkadang diperlukan kondisi kombinasi dari ketiga perilaku penambahan zat kimia tersebut yaitu untuk mengurangi penggunaan air dan memperlambat proses ikatan campuran beton, atau untuk menguarangi air dan mempercepat waktu pengikatan serta pengerasan campuran beton.

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahan tambah (admixture) adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton pada saat atau selama pencampuran beton berlangsung. Tipe-tipe bahan tambah kimia:

1) Tipe A : Water Reducing Admixture (WRA)

2) Tipe B : Retarding Admixture

3) Tipe C : Accelerating Admixtures

4) Tipe D : Water Reducing and Retarding Admixture

5) Tipe E : Water Reducing and Accelerating Admixture

6) Tipe F : Water Reducing, High Range Admixture

7) Tipe G : Water Reducing, High Range Retarding admixtures untuk mengendalikan waktu pengerasan (memperlambat atau mempercepat), mereduksi kebutuhan air, menambah kemudahan pengerjaan beton, meningkatkan nilai slump dan sebagainya.3.2 Saran Jangan menggunakan admixture bila tidak tahu tujuannya Admixture tidak akan membuat beton buruk menjadi beton baik Suatu admixture dapat merubah lebih dari satu sifat adukan beton

19