BAB II BAJA - REV.1, 8-12-12

26
BAB II BAJA PROFIL 2.1. PENDAHULUAN Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium), vanadium, dan tungsten. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility). Sedangkan baja profil itu sendiri adalah baja yang telah mengalami proses pembentukan menjadi suatu bentuk profil-profil tertentu sesuai dengan kebutuhan. 2.2. BAHAN DASAR PENYUSUN 2.2.1. Bijih Besi (Iron Ore) Besi di alam berada dalam bentuk Oksidasi, Sulfide, Karbonat, Silikat yang dinamakan bijih besi. Bijih besi yang banyak diolah adalah yang berbentuk oksida yang mengandung unsur/senyawa lain yang disebut sebagai pengotoran, yaitu : Hematid, Fe2O3 yang bercampur dengan sedikit belerang , phosphor, dll. Gambar 2.1. Bijih

description

bahan penyusun, spesifikasi dan aplikasi profil baja

Transcript of BAB II BAJA - REV.1, 8-12-12

Page 1: BAB II BAJA - REV.1, 8-12-12

BAB IIBAJA PROFIL

2.1. PENDAHULUAN

Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium), vanadium, dan tungsten. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).

Sedangkan baja profil itu sendiri adalah baja yang telah mengalami proses pembentukan menjadi suatu bentuk profil-profil tertentu sesuai dengan kebutuhan.

2.2. BAHAN DASAR PENYUSUN

2.2.1. Bijih Besi (Iron Ore)Besi di alam berada dalam

bentuk Oksidasi, Sulfide, Karbonat, Silikat yang dinamakan bijih besi. Bijih besi yang banyak diolah adalah yang berbentuk oksida yang mengandung unsur/senyawa lain yang disebut sebagai pengotoran, yaitu : Hematid, Fe2O3 yang

bercampur dengan sedikit belerang , phosphor, dll.

Limanit, 2 Fe2O3 3 H2O, dengan sejumlah phosphor dan pengotoran lainnya.

Magnetit, Fe2O4, dengan sejumlah belerang , silikat, seng, dll. Siderit, FeCO3, dengan pengotoran berupa silica, alumina, magnesium,

dll.

2.2.2. Kokas (Coke)

Coke merupakan bahan bakar untuk furnace yang terbuat dari coal dengan proses tertentu.

Gambar 2.1. Bijih Besi

Gambar 2.2. Kokas

Page 2: BAB II BAJA - REV.1, 8-12-12

2.2.3. Batu Kapur (Limestone)

Digunakan untuk mencampur bijih besi dan kokas yang sudah menjadi sinter (serbuk logam) untuk dipanaskan menjadi besi cair.

2.3. PROSES PEMBUATAN

2.3.1. Dapur Tinggi

Untuk memperoleh besi dari bijih besi dilakukan proses reduksi dengan menggunakan bahan reduktor yang kuat (biasanya karbon) dan fluks dengan pemanasan. Fluks berfungsi sebagai bahan pengikat kotoran sehiingga kotoran mudah mencair dan menjadi terak. Cara yang selama ini banyak digunakan adalah dengan reduksi bertingkat yang dilakukan dalam dapur

tinggi (Blast Furnace).

Dapur tinggi terbuat dari susunan batu tahan api yang diperkuat dengan tiang-tiang baja, Dalam dapur tinggi akan terjadi proses reduksi bijih besi menjadi besi kasar (besi mentah). Selain itu juga reaksi-reaksi kimia yang menyertai proses reduksi tersebut. Dapur tinggi berukuran tinggi 30 m garis tengan maksimum 7 m, garis tengah puncak 4,5 m, garis tengah bawah 4m. Dapur tinggi didirikan diatas fondasi yang diperkuat oleh tiang-tiang baja. Bagian dalam dapur tinggi dilapisi batu tahan api yang mempunyai sifat tahan terhdap suhu tinggi dan merupakan penyekat panas. Pada bagian atas dapur terdapat corot pengisi yang bekerja bergantian sehingga kehilangan gas dapur tinggi dapat dicegah. Serta dilengkapi dengan alat pemanas udara dan alat pemisah debu.

Bahan-bahan yang dimasukkan pada dapur tinggi : bijih besi, kokas, dan batu kapur. Bahan ini disimpan dedekat dapur tinggi supaya pengisiannya mudah. Bahan-bahan diangkut ke puncak dapur tinggi dengan alat pengangkut selapis demi selapis secara terus-menerus. Bahan-bahan pengisi dapur tinggi ini akan mengalami proses fisika dan kimia sebagai berikut :1. Mula-mula dilakukan pemanasan pendahuluan, didalam dapur tinggi

gas-gas hasil pembakaran yang suhunya masih panas akan naik ke atas sambil memanaskan bahan-bahan yang disikan., sehingga air dan zat-zat

Gambar 2.3. Blast Furnace

Page 3: BAB II BAJA - REV.1, 8-12-12

yang mudah menguap dalam zat-zat pengisi akan segera menguap

hingga bahan-bahan mencadi cukup kering. 2. Langkah berikutnya adalah proses reduksi, dalam dapur tinggi yang

bertemperatur antara 800C sd 1400C , akan terjadi serangkaian reaksi-reaksi kimia antara lain reaksi reduksi bijih besi, reaksi pembakaran kokas, dan peruraian batu kapor. Karena pengaruh udara panas kokas akan terbakar menurut reaksi

C+CO---------------CO2 Gas CO yang terjadi akan mereduksi bijih besi menurut reaksi sebagai berikut :

CO2+ C ----------------2CO Gas CO yang terjadi akan mereduksi bijih besi menurut reaksi berikut : Fe3O4 +CO ----------- 3FeO+CO2 Fe2O3 + CO ---------- 2 FeO + CO2 Kedua reaksi tersebut dinamakan reaksi tidak langsung. Pada daerah reduksi juga terjadi peruraian batu kapur dan mungkin juga peruraian MgCO3 ataupun FeCO3 yang mungkin terdapat dalam batu kapur tersebut menurut reaksi berikut :

CaCO3 ----------------- CaO + CO2 MgCO3 --------------- MgO +CO2

FeCO3 ------------------ FeO + CO2 Gas CO2 hasil dari peruraian ini akan bersinggungan dan bereaksi dengan lapisan kokas menurut reaksi berikut : CO2 + C ----------------- 2CO

3. Langkah berikutnya adalah proses peleburan, Pada temperature 1400C sd 1600C akan terjadi peleburan hasil reduksi tak langsung dan juga

Gambar 2.4.1. Proses Produksi Baja

Page 4: BAB II BAJA - REV.1, 8-12-12

terjadi pembentukan terak. Disamping itu juga akan terjadi reduksi

langsung FeO oleh kokas. Reaksi kimia yang terjadi pada daerah ini adalah sebagai berikut.

Reaksi langsung FO + C -------------------------------Fe + CO

Pembentukan terak CaO + SiO2 ---------------------- Ca SiO3

Kalau bijih besi mengandung mangan MnO + SiO2 -----------------MnSiO3

2.3.2. Penggilingan Dengan Pemanasan (Hot-Rolling)

Hot-Rolling adalah proses pembentukan utama di mana bongkahan baja yang merah menyala secara besar-besaran digelindingkan di antara beberapa kelompok penggiling. Penampang melintang dari bongkahan yang biasanya dicetak dari baja yang baru dibuat dan biasanya berukuran sekitar 0,5 m x 0,5 m persegi, yang akibat proses penggilingan ukuran penampang melintang dikurangi menjadi lebih kecil dan menjadi bentuk yang tepat dan khusus.

Batasan bentuk penampang melintang yang dihasilkan sangat besar dan masing-masing bentuk memerlukan penggilingan akhir tersendiri. Bentuk penampang melintang I dan H biasanya digunakan untuk elemenelemen besar yang membentuk balok dan kolom pada rangka struktur.

Bentuk kanal dan siku cocok untuk elemen-elemen kecil seperti lapisan tumpuan sekunder dan sub-elemen pada rangka segitiga. Bentuk penampang persegi, bulat, dan persegi empat yang berlubang dihasilkan

Gambar 2.4.2. Proses Produksi Baja

Page 5: BAB II BAJA - REV.1, 8-12-12

dalam batasan ukuran yang luas dan digunakan seperti halnya pelat datar dan batang solid dengan berbagai ketebalan. Perincian ukuran dan geometri yang dimiliki seluruh penampang standar didaftarkan dalam tabel penampang yang dibuat oleh pabrik baja.

Page 6: BAB II BAJA - REV.1, 8-12-12

2.3.3. Pembentukan Dengan Pendinginan (Cold-Forming)

Cold-Forming adalah metoda lain yang digunakan untuk membuat komponen-komponen baja dalam jumlah yang besar. Dalam proses ini, lembaran baja tipis datar yang telah dihasilkan dari proses peng-gilingan dengan pemanasan dilipat atau dibengkokkan dalam keadaan dingin untuk membentuk penampang melintang struktur (Gambar 6.3 ?). Elemen-elemen yang dihasilkan dari proses ini mempunyai karakteristik yang serupa dengan penampang yang dihasilkan dari proses penggilingan dengan pemanasan. Sisi paralel elemen-elemen tersebut memiliki penampang yang tetap, tetapi ketebalan logam tersebut berkurang sehingga elemen-elemen tersebut lebih ringan, dan tentunya memiliki kapasitas muat beban yang lebih rendah. Bagaimanapun, proses-proses tersebut memungkinkan pembuatan bentuk penampang yang sulit. Satu hal lain yang membedakan proses-proses tersebut adalah bahwa peralatan yang digunakan untuk proses pencetakan dengan pendinginan lebih sederhana dan dapat digunakan untuk menghasilkan penampang melintang yang bentuknya disesuaikan untuk penggunaan yang khusus.

Karena penampang yang dibentuk dengan pendinginan memiliki kapasitas muat yang rendah, maka penampang ini terutama digunakan untuk elemen sekunder pada struktur atap, seperti purlin, dan untuk sistem lapisan tumpuan. Potensi elemen-elemen tersebut untuk perkembangan di masa yang akan datang sangat besar. Komponen struktur baja dapat juga dihasilkan dengan pencetakan, yang dalam kasus yang sangat kompleks memungkinkan pembuatan bentuk penampang yang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, teknik ini bermasalah ketika digunakan untuk komponen struktur, yang disebabkan oleh kesulitan untuk menjamin mutu cetakan yang baik dan sama di keseluruhan bagian.

Fungsi struktur merupakan faktor utama dalam penentuan konfigurasi struktur. Berdasarkan konfigurasi struktur dan beban rencana, setiap elemen atau komponen dipilih untuk menyangga dan menyalurkan beban pada keseluruhan struktur dengan baik. Batang baja dipilih sesuai standar yang ditentukan oleh American Institute of Steel Construction (AISC) juga diberikan oleh American Society of Testing and Materials (ASTM). Pengelasan memungkinkan penggabungan plat dan/atau profil lain untuk mendapatkan suatu profil yang dibutuhkan oleh perencana atau arsitek.

Gambar 2.5. Baja Profil Canai Panas

Gambar 2.6 Baja Profil cold-forming

Page 7: BAB II BAJA - REV.1, 8-12-12

Penampang yang dibuat dengan penggilingan panas, seperti diperlihatkan pada Gambar 2.7. Penampang yang paling banyak dipakai ialah profil sayap lebar (wide-flange) [Gambar 2.7(a)] yang dibentuk dengan penggilingan panas dalam pabrik baja. Ukuran profil sayap lebar ditunjukkan oleh tinggi nominal dan berat per kaki (ft), seperti W18 X 97  mempunyai tinggi 18 in (menurut AISC Manual tinggi sesungguhnya = 18,59 in) dan berat 97 pon per kaki. (Dalam satuan SI, penampang W18 X 97 disebut sebagai W460 x 142 yang tingginya 460 mm dan massanya 142 kg/m).

Balok Standar Amerika [Gambar 2.7(b)] yang biasanya disebut balok I memiliki sayap (flange) yang pendek dan meruncing, serta badan yang tebal dibanding dengan profil sayap lebar. Balok I jarang dipakai dewasa ini karena bahan yang berlebihan pada badannya dan kekakuan lateralnya relatif kecil (akibat sayap yang pendek). Kanal [Gambar 2.7(c)] dan siku [Gambar 2.7(d)] sering dipakai baik secara tersendiri atau digabungkan dengan penampang lain. Kanal misalnya ditunjukkan dengan C12 X 20,7, yang berarti tingginya 1.2 in dan beratnya 20,7 pon per kaki. Siku diidentifikasi oleh panjang kaki (yang panjang ditulis lebih dahulu) dan tebalnya, seperti, L6 X 4 X 3 Profil T struktural [Gambar 2.7(e)] dibuat dengan membelah dua profil sayap lebar atau balok I dan biasanya digunakan sebagai batang pada rangka batang (truss). Profil T misaInya diidentifikasi sebagai WT5 X 44, dengan 5 adalah tinggi nominal dan 44 adalah berat per kaki; profil T ini didapat dari W10 X 88, Penampang pipa [Gambar 2.7(f)] dibedakan atas “standar”, “sangat kuat”, dan “dua kali sangat kuat” sesuai dengan tebalnya dan juga dibedakan atas diameternya; misalnya, diameter 10 in-dua kali sangat kuat menunjukkan. ukuran pipa tertentu. Boks struktural [Gambar 2.7(g)] dipakai bila dibutuhkan penampilan arsitektur yang menarik dengan baja ekspos. Boks ditunjukkan dengan dimensi luar dan tebalnya, seperti boks struktural 8 X 6 X 1/4.

Gambar 2.7 Standar tipe penampang profil baja canai panas

Page 8: BAB II BAJA - REV.1, 8-12-12

2.4. SPESIFIKASI

2.4.1. Jenis-jenis Profil2.4.1.1. Balok Profil Dengan Flens Sempit

Tinggi profil : 80 s.d 600 mmLebar flens : 0,5 h s.d 0,36 hLereng flens : 14 %Panjang balok : s.d 16 m

2.4.1.2. Balok Profil Dengan Flens Lebar

Tinggi profil : 100 s.d 1000 mmLebar flens : 100 s.d 1000 mmPanjang balok : s.d 16 m

2.4.1.3. Baja Profil Kanal

Tinggi profil (h) : 80 s.d 400 mmLebar flens (b) : 0,56 h s.d 0,27 hKemiringan flens : 8 % h < 300 mm

5% h > 320 mmPanjang : s.d 16 m

2.4.1.4. Baja Profil Siku Sama Kaki Dan Tidak Sama Kaki

Page 9: BAB II BAJA - REV.1, 8-12-12

Tinggi profil (b) : 40 s.d 200 mmLebar flens (b) : 40 s.d 200 mmTebal profil (d) : b/ 10 mmPanjang : s.d 12 m

Tinggi profil (h) : 60 s.d 200 mmLebar flens (b) : 30 s.d 100 mmTebal profil (d) : h/ 10 : b/10 mmPanjang : s.d 12 m

2.4.1.5. Baja Profil Berbentuk T Baja T dengan rusuk tinggi

Tinggi profil (h) : 15 s.d 180 mmLebar flens (b) : 15 s.d 180 mmTebal profil (d) : 3

s.d 18 mmKemiringan : 2 %Panjang : s.d 12 m

Baja T dengan kaki lebarTinggi profil (h)

: 30 s.d 100 mmLebar flens (b)

: 60 s.d 200

mm (b= 2h)Tebal profil (d): 5,5 s.d 16 mmKemiringan : 2 % dan 4%Panjang : s.d 12 m

2.4.1.6. Baja Tabung

Diameter : 38 s.d 457 mm

Page 10: BAB II BAJA - REV.1, 8-12-12

Panjang : s.d 7 m

2.4.2. Dimensi dan Toleransi

2.4.2.1. Panjang

Tabel 2.1 Ukuran Panjang dan Toleransi

No Ukuran Panjang Toleransi

1 s/d 6 m 0, + 40 mm

2 di atas 6 m Setiap pertambahan panjang 1 m maka dari toleransi nilai positip tersebut di atas ditambah 5 mm

Page 11: BAB II BAJA - REV.1, 8-12-12

2.4.2.2. Berat

Tabel 2.2 Toleransi Berat Perkelompok

NoTebal sayap t2

(mm)Toleransi berat

(%)

1 s/d 10 ± 5

2 di atas 10 ± 4

Catatan1. Kelompok harus terdiri dari ukuran yang sama2. Jumlah batang dari tiap kelompok minimum 10 atau berat

tiap kelompok minimum 1 ton

2.4.3. Komposisi Kimia

Tabel 2.3 Komposisi Kimia

KelasKomposisi kimia (%)

C Mn P S

Bj.P 34(SS 34)Bj.P 41 (SS 41)

- - maks. 0,050 maks. 0,050

Bj.P 50(SS 50)Bj.P 55(SS 55)

maks. 0,30 maks. 1,60 maks. 0,040 maks. 0,040

2.4.4. Syarat Penandaan

Tabel 2.4 Warna Penandaan

Kelas baja Kode warna

Bj.P 34 (SS. 34) hijau

Bj.P 41 (SS. 41) kuning

Bj.P 50 (SS. 50) biru

Bj.P 55 (SS. 55) abu-abu

Page 12: BAB II BAJA - REV.1, 8-12-12

2.4.5. Sifat Mekanis

Tabel 2.5 Sifat Mekanis

Kelas baja

Batas ulur minimum

Kgf/mm² (N/mm²) tebal baja (mm)

Kuat tarik kgf/mm² (N/mm²)

Ukuran tebal baja

(mm)

Nomor batang uji

Regangan minimum

(%)

Uji lengkung

Sudut lengkung

Diameter pelengkung

Nomor batang

uji t ≥ 16 16 < t ≤ 20

Bj.P 34 (SS 34)

21 (205)

20 (195)

34 – 44(330 – 430)

t ≤ 5 5 < t ≤ 16 16 < t ≤ 20

No. 5 No. 1A No. 1A

26 21 26

180º 0,5 t No. 1

Bj.P 41 (SS 41)

25 (245)

24 (235)

41 – 52 (400 – 510)

t ≤ 5 5 < t ≤ 16 16 < t ≤ 20

No. 5 No. 1A No. 1A

21 17 21

180º 1,5 x t No. 1

Bj.P 50 (SS 50)

29 (285)

28 (275)

50 – 60 (400 – 510)

t ≤ 5 5 < t ≤ 16 16 < t ≤ 20

No. 5 No. 1A No. 1A

191519

180º 2 x t No. 1

Bj.P 50 (SS 50)

41 (400)

40 (390)

55 min (540)

t ≤ 5 5 < t ≤ 16 16 < t ≤ 20

No. 5 No. 1A No. 1A

21 17 21

180º 2 x t No. 1

Page 13: BAB II BAJA - REV.1, 8-12-12

Gambar 2.8 Baut Anker

2.1. PEMAKAIAN MATERIAL

2.1.1. Penerapan Secara Garis Besar

2.1.1.1. Balok Profil Dengan Flens Sempit dan Flens LebarProfil IWF terutama digunakan sebagai elemen struktur balok dan kolom, top & bottom chord member pada truss, kantilever kanopi. Semakin tinggi profil ini, maka semakin ekonomis untuk banyak aplikasi. Banyak digunakan untuk gording, kolom, balok-balok lantai dan lain-lain. Balok profil dengan flens lebar ini banyak digunakan untuk kolom- kolom, rangka jembatan dan balok jembatan. Istilah lain: IWF, WF, H-Beam, UB, UC, balok H, balok I, balok W.

2.1.1.2. Baja Profil KanalProfil C atau kanal mempunyai karakteristik flens pendek, yang mempunyai kemiringan permukaan dalam sekitar 1 : 6. Aplikasinya biasanya digunakan sebagai penampang tersusun, bracing tie, ataupun elemen dari bukan rangka (frame opening), purlin (balok dudukan penutup atap), girts (elemen yang memegang penutup dinding misalnya metal sheet, dll), member pada truss, rangka komponen arsitektural. Profil ini banyak digunakan untuk gording-gording rangka kuda-kuda maupun kolom-kolom, dll.

2.1.1.3. Baja Profil Siku Sama Kaki Dan Tidak Sama KakiProfil siku atau profil L adalah profil yang sangat cocok untuk digunakan sebagai bracing dan batang tarik. Profil ini biasa digunakan secara gabungan, yang lebih dikenal sebagai profil siku ganda. Profil ini sangat baik untuk digunakan pada struktur truss. Profil ini banyak digunakan untuk rangka kuda-kuda, batang-batang tersusun, dll

2.1.1.4. Baja Profil Berbentuk TProfil ini banyak digunakan untuk konstruksi kuda-kuda, balok lantai, balok kantilever (kanopi).

2.1.1.5. Baja TabungProfil jenis ini banyak digunakan pada konstruksi-konstruksi modern

2.1.2. Penerapan Pada Komponen Struktur

2.1.2.1. Baut jangkar (anchor bolts)

Baut jangkar dipasang pada pondasi beton dengan cara dicor/ditanam ke dalam pondasi (Gambar 2.8). Baut-baut ini direncanakan untuk “memegang” pelat bantalan yang tersambung

Page 14: BAB II BAJA - REV.1, 8-12-12

Gambar 2.9 Sambungan Pelat Dasar Kolom

Gambar 2.10 Pelat Bantalan kolomGambar 2.11 Leveling Pelat Bantalan

kolom baja, yang mana merupakan komponen pertama dari kerangka baja struktur yang dipasang. Baut-baut jangkar ini harus

dipasang dengan sangat hati-hati, agar supaya pema-sangan pelat bantalan kolom tersebut dapat tepat dipasang pada pondasi bangunan. Pelat bantalan kolom baja (Gambar 2.10) adalah pelat yang terbuat dari bahan baja dengan ketebalan yang bervariasi, dimana lubang-lubang baut yang terdapat padanya dibuat dengan cara pengeboran dengan mesin bor ataupun pembuatan lubang dengan menggunakan las oxyacetilene. Lubang baut dibuat sedikit lebih besar dari diameter batang baut, sehingga akan memungkinkan penyesuaian posisi pelat bantalan. Pelat baja siku yang berfungsi untuk mengikat kolom baja dipasang pada pelat bantalan dengan cara dibaut ataupun dilas sesuai dengan ukuran kolom yang akan dipasang.

2.1.2.2. Pelat Bantalan (Bearing Plates)

Setelah pelat bantalan terpasang se suai dengan posisi yang dikehendaki, selanjutnya untuk mempermudah pengaturan posisi ketinggian dan kerataan pelat bantalan, maka perlu dipasang ganjal (shim pack) yang berbentuk persegi, yang terletak diantara pondasi dan pelat bantalan, pada keempat sudut pelat bantalan (Gambar 2.11).

Ganjal tersebut terbuat dari pelat baja dengan ketebalan ¾ inci sampai dengan 1 1/6 inci (lebih kurang 20 mm sampai dengan 30 mm) dengan ukuran penampang bujursangkar 3 inci (7,5 cm)

Page 15: BAB II BAJA - REV.1, 8-12-12

sampai dengan 4 inci (10 cm) dari ketebalan 1 1/6 sampai ¾ inci, yang berguna untuk membawa semuabantalan pelat ke level yang benar. Pelat bantalan pertama dilevel secara individu dengan mengatur ke-tebalan pelat pengganjal (shim pack). Pekerjaan ini mungkin diselesaikan dengan menggunakan waterpass 60 cm di sekitar atas dari pelat bantalan dan diukur diagonal dari pelat bantalan.

Setelah menyelesaikan pekerjaan mengukur kedataran, semua pelat bantalan harus disetel naik atau turun ke ketinggian yang dibutuhkan oleh struktur yang akan dipasang. Semua pelat bantalan harus dibuat segaris dari segala arah dengan satu dan lainnya. Mungkin ini akan diselesaikan dengan alat ukur tanah yang disebut leveling. Setelah pelat bantalan disetel semuanya, ruang antara pelat bantalan dan permukaan beton dari pondasi harus diisi dengan bahan yang keras, tidak susut, bahan yang kompak yang disebut GROUT. Ketika grout menjadi keras proses berikutnya adalah mema sang kolom-kolom.

2.1.2.3. Kolom

Komponen wide flange, mempunyai penampang yang bujur sangkar bila memungkinkan, adalah bahan yang sering dipakai untuk kolom. Diameter yang besar dari pipa juga seringkali digunakan, walaupun cukup sulit untuk menyambung kolom dari pipa. Kolom-kolom dapat difabrikasi dengan las atau baut.

Jika struktur bangunan lebih dari satu lantai, ini membutuhkan menyambung satu kolom dengan kolom lainnya. Jika ini dibutuhkan, panjang kolom harus sedemikian sehingga sambungan adalah 1 ½ sampai 2 kaki (45 sd 60 cm) diatas kedua dan lantai berikutnya. Ini akan menjamin sambungan dalam kondisi baik diatas sambungan balok anak atau balok induk. Sambungan kolom biasanya disambung dengan pelat sambungan yang dibaut, di-rivet atau dilas ke flens kolom, atau dalam kasus tertentu disambungkan ke webnya.

2.1.2.4. Girder (Balok Induk)

Page 16: BAB II BAJA - REV.1, 8-12-12

Gambar 2.12 Balok Girder Diatas Kolom-Kolom

Gambar 2.13 Bentuk Penampang Kolom Gabungan

Girder adalah komponen horizontal utama dari kerangka baja struktur. Mereka membentang dari kolom ke kolom dan disambungkan ke bagian Mereka membentang dari kolom ke kolom dan disambungkan ke bagian atas kolom dengan sambungan pelat. Satu metoda alternatif sambungan adalah dengan menggunakan sam-bungan dudukan. Balok induk (girder) disambungkan ke bagian flens dari kolom dengan menggunakan siku-siku. Fungsi dari girder adalah untuk mendukung balok-balok lantai.

Page 17: BAB II BAJA - REV.1, 8-12-12

2.1.2.5. Beams (Balok Anak)

Beam pada umumnya lebih kecil dari girder dan biasanya disambungkan ke girder sebagai komponen menengah atau ke kolom. Sambungan balok anak/ beam ke kolom adalah sama dengan sambungan balok girder ke kolom. Beam biasanya berfungsi untuk membawa beban lantai ke bbalok girder yang dianggap sebagai beban vertikal. Sejak penampang balok beam tidak sebesar balok girder, ada beberapa metoda alternatif untuk penyambungan balok beam ke balok girder. Paling sederhana menyambung beam diantara flens atas dan bawah dari girder. Jika membutuhkan bagian atas atau bawah flens girder dan beam sama rata, maka bagian atas atau bawah flens perlu dipotong.

2.1.2.6. Bar Joist

Bar joist dibuat ringan, sistim bentang an panjang digunakan untuk mendukung lantai dan atap. Bar joist pada umumnya dipasang dengan arah yang sama dengan balok dan mungkin bisa menggantikan kebutuhan akan balok. Bar joist yang sudah setengah jadi direncanakan untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan beban yang khusus dan bisa didapat dari perusahaan komersial.

2.1.2.7. Trusses (Kuda-kuda)

Kuda-kuda baja pada prinsipnya sama dengan bar joist yakni mereka melayani tujuan sama dan kelihatan ada kesamaan sedikit. Kuda-kuda bagaimanapun juga jauh lebih berat dan difabrikasi hampir seluruhnya dari bahan baja struktur, biasanya siku-siku dan T. Tidak seperti bar joist , kuda-kuda dapat dibuat untuk menye-suaikan diri dengan bentuk hampir semua sistim atap dan lebih lebih berguna dibandingkan dengan bar joist.

Permukaan dudukan dari kuda-kuda adalah kolom. Kuda-kuda mempunyai bentangan untuk seluruh bangunan, dari luar kolom sampai luar kolom. Setelah kuda-kuda selesai dipasang, harus dipasang penguat antar kuda-kuda dengan penguat diagonal.

Gambar 2.14 Dudukan Bar Joist

Page 18: BAB II BAJA - REV.1, 8-12-12

Gambar 2.15 Gording

2.1.2.8. Purlins, Girts dan Eave Struts

(Gording, Balok dinding dan Ring balok) Balok gording biasanya ringan dan berbentuk baja chanel dan

digunakan untuk peletakan atap bangunan. Balok gording menerima atap baja atau jenis yang lain dan dipasang dengan kaki chanel menghadap ke bawah atau menurun dengan kemiringan atap. Gording yang dipasang pada bubungan dari kuda-kuda atap dan disebut ridge struts. Balok gording diletakkan saling membelakangi dan diikat dengan baut. Pada sisi dinding struktur sering dike rangka dengan balok dinding (girts). Komponen struktur ini dipasang pada kolom-kolom dengan posisi horisontal. Balok dinding juga terbuat dari baja chanel, dan pada umumnya mempunyai ukuran dan bentuk yang sama dengan balok gording. Bahan dinding direkatkan langsung ke balok dinding. Komponen lain yang sama dengan balok gording dan balok dinding disebut balok dinding (cave strut). Komponen ini dipasang pada kolom dan ujung kaki kuda-kuda.

Gambar 2.16 Balok Dinding Gambar 2.17 Eave Struts

Gambar 2.16 Ridge Struts

Gambar 2.16 Balok Dinding Gambar 2.17 Eave Struts

Gambar 2.16 Ridge Struts