Mola Hidatidosa

download Mola Hidatidosa

of 9

description

mola hidatidosa

Transcript of Mola Hidatidosa

Mola Hidatidosa

1. Definisi Mola Hidatidosa Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan. Molahidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus korialis langka, vaskularisasi dan edematous, janin biasanya meninggal akan tetapi vilus-vilus yang membesar dan edematous itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus sebuah anggur. Molahidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana hampir seluruh vili korialisnya mengalami perubahan hidrofobik. Molahidatidosa merupakan kehamilan yang secara genetik tidak normal yang muncul dalam bentuk kelainan perkembangan plasenta. Molahidatidosa adalah penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas plasenta atau calon placenta dan disertai dengan degenerasi kistik vili dan perubahan hidropik. Hamil anggur atau molahidatidosa adalah kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan bakal janin sehingga terbentuk jaringan permukaan membran (vili-vili) mirip gerombolan buah anggur.

Sedangkan menurut beberapa ahli pengertian mola hidatidosa adalah sebagai berikut :1. Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan. (Mochtar, Rustam, dkk, 1998 : 23). 2. Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus korialis langka, vaskularisasi dan edematus. Janin biasanya meninggal akan tetapi villus-villus yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah anggur. (Wiknjosastro, Hanifa, dkk, 2002 : 339). 3. Mola hidatidosa adalah perubahan abnormal dari villi korionik menjadi sejumlah kista yang menyerupai anggur yang dipenuhi dengan cairan. Embrio mati dan mola tumbuh dengan cepat, membesarnya uterus dan menghasilkan sejumlah besar human chorionic gonadotropin (hCG) (Hamilton, C. Mary, 1995 : 104). 4. Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal di mana hampir seluruh villi kariolisnya mengalami perubahan hidrofobik. (Mansjoer, Arif, dkk, 2001 : 265). 5. Mola hidatidosa adalah kelainan villi chorialis yang terdiri dari berbagai tingkat proliferasi tropoblast dan edema stroma villi. (Jack A. Pritchard, dkk, 1991 : 514). 6. Mola hidatidosa adalah pembengkakan kistik, hidropik, daripada villi choriales, disertai proliperasi hiperplastik dan anaplastik epitel chorion. Tidak terbentuk fetus ( Soekojo, Saleh, 1973 : 325). 7. Mola hidatidosa adalah perubahan abnormal dari villi korionik menjadi sejumlah kista yang menyerupai anggur yang dipenuhi dengan cairan. Embrio mati dan mola tumbuh dengan cepat, membesarnya uterus dan menghasilkan sejumlah besar human chorionic gonadotropin (hCG) (Hamilton, C. Mary, 1995 : 104).

2. Etiologi Mola HidatidosaPenyebab molahidatidosa belum diketahui secara pasti, namun ada faktor-faktor penyebabnya adalah :a. Faktor ovum Pembuahan sel telur dimana intinya telah hilang atau tidak aktif lagi oleh sebuah sel sperma.b. Imunoselektif dari trofoblas Perkembangan molahidatidosa diperkirakan disebabkan oleh kesalahan respon imun ibu terhadap invasi oleh trofoblas. Akibatnya vili mengalami distensi kaya nutrient. Pembuluh darah primitive di dalam vilus tidak terbentuk dengan baik sehingga embrio kelaparan, mati, dan diabsorpsi, sedangkan trofoblas terus tumbuh dan pada keadaan tertentu mengadakan invasi kejaringan ibu.c. Usia Faktor usia yang dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat terjadi kehamilan mola. Prekuensi molahidatidosa pada kehamilan yang terjadi pada awal atau akhir usia subur relatif tinggi. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pada usia berapa pun dalam usia subur dapat terjadi kehamilan mola.d. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah Dalam masa kehamilan keperluan akan zat-zat gizi meningkat. Hal ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin, dengan keadaan sosial ekonomi yang rendah maka untuk memenuhi zat-zat gizi yang diperlukan tubuh kurang sehingga mengakibatkan gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan janinnya.e. Paritas tinggi Pada ibu yang berparitas tinggi, cenderung beresiko terjadi kehamilan molahidatidosa karena trauma kelahiran atau penyimpangan transmisi secara genetik yang dapat diidentifikasikan dengan penggunaan stimulandrulasi seperti klomifen atau menotropiris (pergonal). Namun juga tidak dapat dipungkiri pada primipara pun dapat terjadi kehamilan molahidatidosa.f. Defisiensi protein Protein adalah zat untuk membangun jaringan-jaringan bagian tubuh sehubungan dengan pertumbuhan janin, pertumbuhan rahim dan buah dada ibu, keperluan akan zat protein pada waktu hamil sangat meningkat apabila kekurangan protein dalam makanan mengakibatkan pertumbuhan pada janin tidak sempurna.g. Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas Infeksi mikroba dapat mengenai semua orang termasuk wanita hamil. Masuk atau adanya mikroba dalam tubuh manusia tidak selalu menimbulkan penyakit ( desease ). Hal ini sangat tergantung dari jumlah mikroba ( kuman atau virus ) yang termasuk virulensinya seta daya tahan tubuh.h. Riwayat kehamilan mola sebelumnya Kekambuhan molahidatidosa dijumpai pada sekitar 1-2% kasus. Dalam suatu kejadian terhadap 12 penelitian yang total mencangkup hampir 5000 Kelahiran, frekwensi mola adalah 1,3%. Dalam suatu ulasan tentang molahidatidosa berulang tapi pasangan yang berbeda bisa disimpulkan bahwa mungkin terdapat masalah oosit primer .

3. Patofisiologi Mola Hidatidosa Setelah ovum dibuahi, terjadi pembagian dari sel tersebut. Tidak lama kemudian terbentuk biastokista yang mempunyai lumen dan dinding luar. Dinding ini terjadi atas sel-sel ekstoderm yang kemudian menjadi tropoblash. Sebagian vili berubah menjadi gelembung berisi cairan jernih ,biasa tidak ada janin. Gelembung-gelambung atau tesikel ukurannya bervariasi mulai dari yang mudah dilihat, sampai beberapa sentimeter,bergantung dalam beberapa kelompok dari tangkai yang tipis. Masa tersebut dapat tumbuh cukup besar sehingga memenuhi cavum uteri. Pembesaran uterus sering tidak sesuai dan melebihi usia kehamilan. Pada beberapa khusus, sebagian pertumbuhan dan perkembangan villi korealis berjalan normal sehingga janin dapat tumbuh dan berkembang bahkan sampai aterm. Keadaan ini disebut mola parsial. Ada beberapa kasus pertumbuhan dan perkembangan villi korealis berjalan normal sehingga janin dapat tumbuh dan berkembang.

a. Teori Missed Abortion Mudigan mati pada kehamilan tiga sampai lima minggu,karena terjadi gangguan peredaran darah, sehingga terjadi penemuan cairan dalam jaringan masenkim dari villi dan akhirnya terbentuk gelembung-gelembung.b. Teori Neoplasma dari park Bahwa yang normal adalah sel trofoblast yang mempunyai fungsi abnormal pula,dimana terjadi cairan yang berlebihan dalam villi sehingga timbul gelembung, hal ini menyebabkan peredaran gangguan peredaran darah dan kematian mudigan.4. Klasifikasi Mola hidatidosa dapat terbagi menjadi :1. Mola hidatidosa komplet (klasik), jika tidak ditemukan janin. Villi korion berubah menjadi massa vesikel dengan ukuran bervariasi dari sulit terlihat sehingga diameter beberapa centimeter. Histologinya memiliki karakteristik yaitu : 1) Tidak ada pembuluh pada vili yang membengkak 2) Prolifersi dari epitel trofoblas dengan bermacam-macam ukuran 3) Tidak adanya janin atau amnionSecara kasat mata jaringan mola hidatidosa komplit tampak seperti seonggok buah anggur. Mola hidatidosa merupakan hasil pembuahan dari sel telur ( Ovum ) yang kehilangan intinya atau intinya tidak aktif. Fertilisasi terjadi oleh satu sperma yang mempunyai kromosom 23 X, yang kemudian setelah masing masing kromosom membelah terbentuklah sel dengan kromosom 46 XX, dengan demikian sebagian besar mola komplit sifatnya androgenik , homozigot dan berjenis kelamin wanita.Walaupun lebih jarang dapat pula fertilisasi terjadi oleh 2 sperma, yang menghasilkan sel anak 46 XX atau 46 XY. Pada kedua kejadian di atas konseptus adalah keturunan pathenogenome paternal yang seluruhnya meru-pakanallograft. Jaringan mola komplita secara histologis tidak menampakkan pertumbuhan villi dan pembuluh pembuluh darah; bahkan terjadi pembentukan cisterna villosa, disertai hiperplasia baik dari sel sel sinsisiotrofoblas maupun dari sel sel sitotrofoblas. Tidak tampak embryo karena sudah mengalami kematian pada masa dini akibat tidak terbentuknya sirkulasi plasenta.Percobaan pada tikus yangsecara immunologis defisien menunjukkan bahwa berbeda dengan korio-karsinoma;mola hidatidosa komplitdan mola invasiv sifatnya tidak ganas.Namun molahidatidosa komplitmempunyai potensi yang lebih besar untuk berkembang menjadi koriokarsinoma dibandingkan dengan kehamilan normal. Pernah dilaporkan pula adanya kehamilan kembar yang salah satunya mola komplit (46 XX) dan yang lain berupa janin yang normal (46 XY) . Janin dapat mengalami abortus namun kadang kadang berkembang sampai aterm.Bila ada kehamilan kembar yang salah satunya adalah mola penting sekali untuk membedakannya apakah itu suatu mola komplit atau mola parsial ; karena prognosis kearah terjadinya keganasan lebih kecil pada mola parsial.2. Mola hidatidosa inkomplet (parsial), jika disertai janin atau bagian janin. Masih tampak gelembung yang disertai janin atau bagian dari janin. Umumnya janin masih hidup dalam bulan pertama. Tetapi ada juga yang hidup sampai aterm. Pada pemeriksaan histopatologik tampak di beberapa tempat villi yang edema dengan sel trofoblas yang tidak begitu berproliferasi, sedangkan tempat lain masih banyak yang normal. Pada suatu penelitian ditemukan bahwa gambaran karyotipi dari mola parsialis bisa normal ,triploidi atau trisomi seringkali 69 ,XXX atau 69 XXY. Ditemukan juga adanya fetus dan pembengkakan pada villi yang sifatnya tidak menyeluruh. Penelitian berikutnya secara sitogenetik menunjukkan bahwa hiperplasia trofoblas`dan pembentukan sisterna pada mola parsialis hanya ditemukan pada konseptus yang triploid.Secara biokimiawi dan sitogenetik ditemukan adanya gen maternal pada mola parsialis sehingga terjadinya adalah diandri (terdiri atas satu set kromosom maternal dan dua set kromosom paternal). Gambaran histologisd yang khas pada mola parsialis adalah adanya crinkling atau scalloping dan ditemukannya stromal trophoblastic inclusion Hiperplasia trofoblas umumnya terjadi pada sinsisiotrofoblas dan jarang terjadi pada sitotrofo-blas.Walaupun ada janin , umumnya mengalami kematian pada trimester pertama. Koriokarsinoma lebih jarang terjadi pasca mola parsialis dibandingkan dengan pasca mola komplit.5. Tanda gejalaa. Amenorrhoe dan adanya tanda-tanda kehamilan disertai perdarahan. Perdarahan ini bias intermitten sedikit-sedikit atau sekaligus banyak sehingga menyebabkan syok atau kematian. Karena perdarahan ini maka umumnya penderita mola hidatidosa masuk rumah sakit dalam keadaan anemia.b. Perdarahan pervaginam dari bercak sampai perdarahan berat. merupakan gejala utama dari mola hidatidosa, sifat perdarahan bisa intermiten selama berapa minggu sampai beberapa bulan sehingga dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.c. Uterus sering membesar lebih cepat dari biasanya tidak sesuai dengan usia kehamilan.d. Tidak dirasakan tanda tanda adanya gerakan janin maupun ballotemente. Hiperemesis, Pasien dapat mengalami mual dan muntah cukup berat.f. Preklampsi dan eklampsi sebelum minggu ke 24g. Keluar jaringan mola seperti buah anggur, yang merupakan diagnosa pastig. Tirotoksikosis

6. Pemeriksaan a. Klinis1) Berdasarkan anamnesis(a) terdapat gejala hamil muda(b) kadang kala ada tanda toxemia gravidarum(c) terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur warna merah tua atau kecoklatan.(d) Pembesaran uterus tidak sesuai ( lebih besar ) dari usia kehamilan seharusnya.(e) Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan ( tidak selalu ada).2) Pemeriksaan fisik(a) Inspeksi : muka dan kadang-kadang badan kelihatan kekuningan yang disebut muka mola (mola face) (b) Palpasi : Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, teraba lembek, tidak teraba bagian-bagian janin dan ballotement dan gerakan janin.(c) Auskultasi : tidak terdengar bunyi denyut jantung janin (d) Pemeriksaan dalam : Memastikan besarnya uterus, uterus terasa lembek, terdapat perdarahan dalam kanalis servikalis

b. LaboratoriumPengukuran kadar Hormon Karionik Ganadotropin (HCG) yang tinggi maka uji biologik dan imunologik (Galli Mainini dan Plano test) akan positif setelah titrasi (pengeceran) : Galli Mainini 1/300 (+) maka suspek molahidatidosa.

c. Radiologik1) Plain foto abdomen-pelvis : tidak ditemukan tulang janin 2) USG : ditemukan gambaran snow strom atau gambaran seperti badai salju.

d. Uji Sonde (cara Acosta-sison)Tidak rutin dikerjakan. Biasanya dilakukan sebagai tindakan awal curretage.

e. HistopatologikDari gelembung-gelembung yang keluar, dikirim ke Lab. Patologi Anatomi

7. Diagnosis bandinga. Kehamilan ganda b. Abortus iminens c. Hidroamnion d. Kario Karsinoma

8. Komplikasi a. Perdarahan yang hebat sampai syok b. Perdarahan berulang-ulang yang dapat menyebabkan anemia c. Infeksi sekunder d. Perforasi karena tindakan atau keganasan

9. Penatalaksanaana. Evakuasi1) Perbaiki keadaan umum. 2) Bila mola sudah keluar spontan dilakukan kuret atau kuret isap atau bila Kanalis servikalis belum terbuka dipasang laminaria dan 12 jam kemudian dilakukan kuret. 3) Memberikan obat-obatan Antibiotik, uterotonika dan perbaiki keadaan umum penderita. 4) 7-10 hari setelah kerokan pertama, dilakukan kerokan ke dua untuk membersihkan sisa-sisa jaringan. 5) Histeriktomi total dilakukan pada mola resiko tinggi usia lebih dari 30 tahun, Paritas 4 atau lebih, dan uterus yang sangat besar yaitu setinggi pusat atau lebih.

b. Pengawasan Lanjutan1) Ibu dianjurkan untuk tidak hamil dan dianjurkan memakai kontrasepsi oral pil. 2) Mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun :(a) Setiap minggu pada Triwulan pertama(b) Setiap 2 minggu pada Triwulan kedua(c) Setiap bulan pada 6 bulan berikutnya(d) Setiap 2 bulan pada tahun berikutnya, dan selanjutnya setiap 3 bulan.3) Setiap pemeriksaan ulang perlu diperhatikan :(a) Gejala Klinis : Keadaan umum, perdarahan (b) Pemeriksaan dalam : Keadaan Serviks dan uterus bertambah kecil atau tidak(c) LaboratoriumReaksi biologis dan imunologis :(1) 1x seminggu sampai hasil negatif(2) 1x2 minggu selama Triwulan selanjutnya(3) 1x sebulan dalam 6 bulan selanjutnya(4) 1x3 bulan selama tahun berikutnya(5) Kalau hasil reaksi titer masih (+) maka harus dicurigai adanya keganasan(d) Sitostatika ProfilaksisMetoreksat 3x 5mg selama 5 hari