Modul Mahasiswa Geriatri

13
SISTEM GERIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN BUKU PEGANGAN MAHASISWA MODUL Semester Akhir Tahun Ketiga Tahun Akademik 2009-2010 Disusun Oleh : dr. Femi Syahriani, SpPD. dr. Wasis Udaya, SpPD. SISTEM GERIATRI Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2010

description

modul

Transcript of Modul Mahasiswa Geriatri

  • SISTEM GERIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

    BUKU PEGANGAN MAHASISWA

    MODUL

    Semester Akhir Tahun Ketiga

    Tahun Akademik 2009-2010

    Disusun Oleh :

    dr. Femi Syahriani, SpPD. dr. Wasis Udaya, SpPD.

    SISTEM GERIATRI Fakultas Kedokteran

    Universitas Hasanuddin 2010

  • TUGAS MAHASISWA

    1. Setelah membaca dengan teliti skenario di atas anda harus mendiskusikan kasus tersebut pada satu kelompok diskusi terdiri dari 12 15 orang, dipimpin oleh seorang ketua dan seorang penulis yang dipilih oleh anda sendiri. Ketua dan sekretaris ini sebaiknya berganti-ganti pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh seorang tutor atau dilakukan secara mandiri oleh kelompok.

    2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, majalah, slide, tape atau video, dan internet, untuk mencari informasi tambahan.

    3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor) , melakukan curah pendapat bebas antar anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi dalam menyelesaikan masalah.

    4. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam (tanpa pakar).

    5. Mengikut kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas atau tidak ditemukan jawabannya.

    6. Melakukan latihan dilaboratorium keterampilan klinik dan praktikum di laboratorium parasitologi, mikrobiologi,p Patologi klinik dan patologi anatomi .

    PROSES PEMECAHAN MASALAH Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat, mahasiswa diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam skenario ini, yaitu dengan mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah di bawah ini: 1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam scenario di atas 2. Identifikasi problem dasar scenario diatas dengan, dengan membuat beberapa pertanyaan

    penting. 3. Analisa problem-problem tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas. 4. Klasifikasikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas. 5. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingindi capai oleh mahasiswa atas kasus tersebut diatas. 6. Cari informasi tambahan tentang kasus diatas dari luar kelompok tatap muka. Langkah 6

    dilakukan dengan belajar mandiri. 7. Laporkan hasil diskusi dan sistesis informasi-informasi yang baru ditemukan.

    Langkah 7 dilakukan dalm kelompok diskusi dengan tutor.

    Penjelasan : Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulangi, dan selanjutnya dilakukan lagi langkah 7. Kedua langkah diatas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi dirasa cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan dalam bentuk diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal yang belum jelas

  • JADWAL KEGIATAN

    Sebelum dilakukan pertemuan antara kelompok mahasiswa dan tutor, mahasiswa dibagi menjadi kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 15-17 orang tiap kelompok. 1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah untuk penjelasan dan

    tanya jawab. Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.

    2. Pertemuan kedua : diskusi tutorial 1 dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor Tujuan : * Memilih ketua dan sekretaris kelompok, * Brain-storming untuk proses 1 5, * Pembagian tugas

    3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial 2 seperti pada tutorial 1. Tujuan: untuk melaporkan informasi baru yang diperoleh dari pembelajaran mandiri dan melakukan klassifikasi, analisa dan sintese dari semua informasi.

    4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru yang diperlukan,

    5. Diskusi mandiri; dengan proses sama dengan diskusi tutorial. Bila informasi telah cukup, diskusi mandiri digunakan untuk membuat laporan penyajian dan laporan tertulis. Diskusi mandiri bisa dilakukan berulang-ulang diluar jadwal.

    6. Pertemuan keempat: diskusi panel dan tanya pakar. Tujuan: untuk melaporkan hasil analisa dan sintese informasi yang ditemukan untuk menyelesaikan masalah pada skenario. Bila ada masalah yang belum jelas atau kesalahan persepsi, bisa diselesaikan oleh para pakar yang hadir pada pertemuan ini. Laporan penyajian dibuat oleh kelompok dalam bentuk sesuai urutan yang tercantum pada buku kerja.

    7. Masing-masing mahasiwa kemudian diberi tugas untuk menuliskan laporan tentang salah satu penyakit yang memberikan gambaran seperti pada skenario yang didiskusikan pada kelompoknya. Laporan ditulis dalam bentuk laporan penyajian dan laporan lengkap.

    8. Pertemuan terakhir: laporan kasus dilakukan dalam kelas besar oleh masing-masing mahasiswa. Catatan : Laporan penyajian kelompok serta semua laporan hasil diskusi kelompok serta

    laporan kasus masing-masing mahasiswa diserahkan satu rangkap ke koordinator PBL MEU melalui ketua kelompok.

    Semua laporan akan diperiksa dan dinilai oleh pakarnya masing-masing, dan dikembalikan ke mahasiswa melalui koordinator untuk perbaikan.

    Setelah diperbaiki, dua rangkap masing-masing laporan diserahkan ke koordinator PBL MEU

    Semua mahasiswa wajib menyalin laporan dari kelompok dan mahasiswa lain untuk dipakai sebagai salah satu bahan ujian.

  • TIME TABLE PERTEMUAN

    I II III IV V VI VII Pertemuan I (Penjelasan)

    Pertemuan Mandiri (Brain

    Stroming)

    Tutorial I Pengum-

    pulan informasi Analisa &

    sintese

    Mandiri

    Praktikum CSL

    Kuliah kosultasi

    Tutorial II (Laporan

    & Diskusi)

    Pertemuan Terakhir

    (Laporan)

    STRATEGI PEMBELAJARAN 1. Diskusi kelompok yang diarahkan oleh tutor

    2. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor

    3. Konsultasi pada nara sumber yang ahli (pakar) pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam

    4. Kuliah khusus dalam kelas

    5. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, majalah, slide, tape, atau internet.

    BAHAN BACAAN & SUMBER INFORMASI LAIN

    A. Buku Ajar dan Jurnal Anatomi Histologi Biokimia Patologi Anatomi Mikrobiologi

    1. Baron, JD; Peterson, LR; Finegold, SM: Bailey & Scotts Diagnostic Microbioloy, 9th edition, Mosby, Sydney, 1994.

    2. Brooks, GF; Butel, JS; Morse, SA: Jawezt, Melnick, & Adelbergs Medical Microbiology, 23rd Edition, International Edition, McGraw-Hill, Kuala Lumpur, 2004.

    3. Cohen, J., et all: Infectious Diseases, Volume 1, 2nd Edition, Mosby, Sydney, 2004. 4. Ryan, KJ; Ray CG: Sherris Medical Microbiology, an Introduction to Infectious

    Diseases, 4th Edition, McGraw-Hill, Singapore, 2004.

  • 5. Joklik, WK; Willett, HP; Amos, DB; Wilfret, CM: Zinsser Microbiology, 20th Edition, Appleton & Lange, Connecticut, 1992.

    6. Virella, G.: Microbiology and Infectious Diseases, 3rd Edition, Wlliams & Wilkins, Tokyo, 1997.

    2. Geriatri

    1. Brocklehurst JC, Allen SC. Urinary Incontinence. Geriatric Medicine for Student. 3rd ed. Churchill Livingstone; 1987. 73-91.

    2. Boedhi-Darmojo R. Teori Proses Menua. Dalam : Buku Ajar Geriatri. Ed 2, Edit oleh R.Boedhi-Darmojo & Hadi Martono. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000; 3-12.

    3. Cordts GA. Urinary Incontinence. In: Forciea MA, et al. Editors. Geriatric Secrets. Philadelphia: Hanley & Belfus Inc; 1996. 185-93.

    4. Fonda D. Management of The Incontinent Elderly Patient. In: Update in Geriatric Medicine

    5. Kane RL, Ouslander JG, Abrass IB. Essential of Clinical Geriatrics. New York. McGraw-Hill; 1994. 145-96.

    6. Konety B, Tewari Pasien, Narayan P : Urinary Incontinence. In: Lonergan ET. Editor. Geriatrics. Stamford Conecticut: Appleton & Lange. 1996. 489-96.

    7. Lapitan MCM. The Role of The Pelvic Floor in Urinary Incontonence and Other Urological Conditions. Medical Progress. 1999; 26 : 27-32.

    8. Lim PHC. Overactive Bladder. Medical Progress. 2000; 27: 17-23. 9. Setiati S. Pedoman Pelaksanaan Inkontinensia Urin Pada Pasien Geriatri. Dalam:

    Pedoman Pengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri. Editor Soejono CH, Setiati S, Wiwie MSN, Silaswati S. Pusat Informasi da Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2000: 85-102.

    10. Pranarka K. Inkontinensia. Dalam : Buku Ajar Geriatri. Ed 2, Edit oleh R.Boedhi-Darmojo & Hadi Martono. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2000; 177-188.

    A. Diktat dan hand-out B. Sumber lain : VCD, Film, Internet, Slide, Tape

  • C. DAFTAR PUSTAKA Boedhi-Darmojo R. Teori Proses Menua. Dalam : Buku Ajar Geriatri. Ed 2, Edit oleh R.Boedhi-Darmojo & Hadi Martono. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000; 3-12.

    Campbell JA, Borrie MJ, Spears GF. Risk Factor for Falls in A Community Based Prospective Study of People 70 years and Older. J Gerontology Medical Sciences, 44:M112-117, 1987.

    Isbagio H. Perbedaan antara osteoporosis dengan gangguan muskuloskeletal lainnya. Dalam : Naskah Lengkap Simposium Diagnostik dan Penatalaksanaan Terpadu Osteoporosis. FKUI, Jakarta, 1994.

    Kane RL, Ouslander JG, Abrass IB. Instability and Falls. In : Kane RL ed; Essentials of Clinical Geriatrics. 3rd ed. Mc Graww-Hill Inc, New York, 1994; 197-219.

    Kane RL, Ouslander JG, Abrass IB. Clinical Implications of The Aging Process. In : Kane RL, Ouslander JG, Abrass IB (eds). Essentials of Clinical Geriatrics. New York. Mc Graw-Hill, 1994 ; 3-17.

    Setiati S. Proses Menua dan Implikasi Kliniknya. Dalam : Pedoman Pengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri. Ed 1. Edit : Soejono CH, Setiati S, Wiwie MS, Silaswati S. Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2000 ; 6-15.

    Soejono CH. Instabilitas dan Jatuh. Dalam : Pedoman Pengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri. Ed 1. Edit : Soejono CH, Setiati S, Wiwie MS, Silaswati S. Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2000 ; 109-114.

    Tinetti MR. Falls. In : Hazzard WR, Andres R, Bierman EL, Blass JP ed ; Principles of Geriatric Medicine and Gerontology, 2nd ed. Mc Graww-Hill Inc, New York, 1992; 1192-1199.

    Van der Cammen TJM, Rai GS, Extonsmith AN. Instability and Falls. In : Manual of Geriatrics Care. Churchill-Livingstone, Edinburg, 1991.

    Williams ME. Approach to Managing the Elderly Patient. In : Hazzard WR, Bierman EL, Blass JP, et al (eds). Principles of Geriatric Medicine and Gerotology. New York. Mc Graw-Hill Inc, 1999 ; 249-253.

  • SISTEM GERIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

    BUKU PEGANGAN TUTOR

    MODUL J A T U HJ A T U HJ A T U HJ A T U H

    Semester Akhir Tahun Ketiga

    Tahun Akademik 2009-2010

    Disusun Oleh :

    dr. Femi Syahriani, SpPD. dr. Wasis Udaya, SpPD.

    SISTEM GERIATRI Fakultas Kedokteran

    Universitas Hasanuddin 2010

  • MODUL JATUH

    PENDAHULUAN

    Modul Jatuh diberikan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin semester VI yang mengambil mata kuliah Sistem Geriatri. Sistem. Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dari modul ini disajikan pada permulaan buku modul ini agar tutor dan mahasiswa dapat mengerti secara menyeluruh tentang konsep dasar mekanisme penyakit yang akan didiskusikan.

    Modul bisa terdiri dari satu skenario yang menunjukkan beberapa tanda & gejala klinik serta faktor-faktor risiko yang bisa ditemukan pada beberapa penyakit/keadaan. Diskusi bukan hanya difokuskan pada inti permasalahan tetapi juga akan dibicarakan semua hal yang ada hubungannya dengan hal tersebut. Mahasiswa harus mampu menjelaskan semua aspek tentang proses terjadinya dan penyebab seseorang bisa terjatuh serta faktor-faktor risiko jatuh yang sering dialami oleh pasien Geriatri/Usia Lanjut yaitu tentang faktor-faktor yang berperan di dalamnya baik faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik.

    Diskusi kelompok harus mengikuti 7 langkah pemecahan masalah yang akan diberikan pada petunjuk selanjutnya.

    Sebelum menggunakan buku ini, tutor dan mahasiswa harus membaca TIU dan TIK sehingga diharapkan diskusi tidak menyimpang dari tujuan, dan dapat dicapai kompetensi minimal yang diharapkan. Peran tutor dalam mengarahkan tutorial sangat penting. Bahan untuk diskusi bisa diperoleh dari bahan bacaan yang tercantum pada akhir setiap unit. Kemungkinan seorang ahli dapat memberikan kuliah dalam pertemuan konsultasi antara kelompok mahasiswa peserta diskusi dengan ahli yang bersangkutan yang bisa diatur dengan dosen yang bersangkutan.

    Penyusun mengharapkan buku modul ini dapat membantu mahasiswa dalam memecahkan masalah proses terjadinya jatuh sampai dengan penanganan serta pencegahan jatuh yang berulang pada pasien Geriatri/Usia Lanjut.

    Makassar , Februari 2010 Penyusun

    SISTEM GERIATRI

  • MODUL JATUH

    TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Umum (TIU)

    Setelah selesai mempelajari modul ini, maka mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang definisi, proses terjadinya jatuh, serta faktor-faktor risiko yang berperan yang sering terjadi pada pasien Geriatri/Usia Lanjut, baik faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik.

    Kasus Jatuh 1

    Seorang perempuan umur 73 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada pangkal paha kanan dan pinggang sehingga mengganggu bila berjalan. Keadaan ini dialami sejak 3 hari yang lalu. Sebelumnya penderita jatuh terduduk di dalam kamar mandi. Postur tubuh penderita bungkuk sejak setahun terakhir. Penderita saat ini mendapat terapi kencing manis, tekanan darah tinggi dan rematik. Pernah mengalami serangan stroke 4 tahun yang lalu.

    Kasus Jatuh 2

    Laki-laki 69 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan kedua tungkai tak dapat digerakkan. Sebelumnya penderita jatuh terduduk akibat terpleset. Menurut penderita, dia tidak melihat adanya genangan air di depannya sehingga menyebabkan dia terpleset. Sejak seminggu penderita terdengar batuk-batuk dan agak sesak napas serta nafsu makan sangat berkurang tetapi tidak demam. Penderita selama ini mengidap dan minum obat penyakit kencing manis dan tekanan darah tinggi.

  • SISTEM BLOK TUMBUH KEMBANG & GERIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

    BUKU PEGANGAN MAHASISWA

    MODUL GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN

    PERKEMBANGAN PADA BALITA

    Semester Akhir Tahun Ketiga

    Tahun Akademik 2009-2010

    Disusun Oleh :

    Prof.dr.Ny Djauhariah A Madjid SpA(K) dr.Martira M Maddeppungeng SpA

    SISTEM GERIATRI Fakultas Kedokteran

    Universitas Hasanuddin 2010

  • PENDAHULUAN

    Modul gangguan pertumbuhan untuk mahasiswa yang mengambil sistem Tumbuh Kembang-Geriatri pada semester genap tahun ajaran 2009-2010.

    Dengan modul gangguan tumbuh kembang, mahasiswa dapat lebih memahami pertumbuhan perkembangan anak sejak lahir sampai akhir masa remaja, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anak dan pentingnya melakukan monitoring pertumbuhan agar dapat terdeteksi secara dini gangguan pertumbuhan anak.

    Proses pembelajaran pada PBL meliputi kegiatan seperti pertemuan dengan tutor, belajar mandiri dengan mencari informas / teori baik dari ahli, buku-buku, jurnal diperpustakaan maupun melalui internet dan membuat serta menyajikan laporan hasil diskusi dari kegiatan PBL ini.

    Besar harapan kami kiranya dengan kegiatan PBL ini mahasiswa dapat lebih aktif untuk mencari jawaban dan berusaha memecahkan masalah-masalah yang kemungkinan dapat ditemukan dalam masyarakat.

    Makassar, Desember 2009

    SISTEM GERIATRI

  • MODUL GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

    PADA BALITA

    TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

    Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa dapat menjelaskan pertumbuhan, perkembangan, menilai pertumbuhan perkembangan anak normal menentukan status gizi. Merencanakan vaksinasi anak dan mendeteksi gangguan/penyimpangan perkembangan.

    SKENARIO : GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA BALITA

    A anak laki-laki datang ke puskesmas tanggal 5 Desember 2009 karena demam 1 hari. Anak lahir tanggal 25 Februari 2009 ditolong oleh Bidan, bayi lahir dengan pernafasan megap-megap, tonus lemah, BB 3000 gram, PB 49 cm, LK 35 cm. BB 6500 gram, PB 70 CM Penimbangan 2 bulan terakhir berturut-turut beratnya 6100 gram dan 6300 gram, lingkar kepala 44 cm, saat ini anak sehari-hari makan nasi dengan sayur, lauk pauk tahu tempe kadang telur.

    Mulai umur 3 bulan sudah diberi susu formula, pisang, bubur bayi karena sering menangis. Imunisasi BCG 2 bulan, polio 4 kali, hepatitis B umur 40 hari dan 3 bulan, DPT umur 2 bulan dan 6 bulan. Bayi sudah bisa tengkurap bolak balik, belum bisa duduk dan berdiri sendiri. Bayi mengoceh kadang-kadang, tangan belum bisa memegang kerincingan. Anak bereaksi terhadap suara, dan menengok kearah sumber suara, belum bisa makan biskuit sendiri, tak tahu main cilukba. Ibu pendidikan SD. Mainan yang ada di rumah : kerincingan, boneka, dan sepeda roda tiga.Ibunya tak banyak bicara.

  • BAHAN BACAAN DAN SUMBER-SUMBER LAIN

    1. Soetjihningsih. Tumbuh kembang anak. Ranuh G Ed. Jakarta :EGC, 1995. 2. Sularyo TS. Pertumbuhan linier anak dan upaya pemantauanya dengan minat

    perawakan pendek/terlalu pendek. Dalam: Rukman Y, Batubara Yose, Tridjaja B, Eds. Masalah penyimpangan pertumnbuhan somatik pada anak dan remaja. PKB ilmu kesehatan anak XXVIII, Jakarta 1993.

    3. Tanuwidjaya S. Konsep tumbuh dan kembang. Dalam : Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IG. Eds. Tumbuh kembang anak dan remaja. Jakarta. Sagung Seto, 2002,1-13.

    4. Needlmn RD. Growth and development. Dalam : Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, Eds. Nelson textbook pediatrics 17 th, Philadelphia,WB Saunders 2004:23-65

    5. Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini Tumbuh Kembang Anak di tingkat pelayanan dasar. Depkes RI 2005

    6. Tumbuh kembang-pedsos. Dalam : Pusponegoro HD, Hadinegoro SR, Firmanda D, Tridjaja B, Eds.Standar Pelayanan Medis kesehatan anak Edisi1: IDAI; 2004. 367-369.

    7. Levine DA. Growth and development. Dalam : Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, Eds. Nelson textbook pediatrics 5 th, Philadelphia: Saunders 2004;23-65

    8. Soedjatmiko. Stimulasi dini untuk bayi dan balita. Dalam : Pulungan AB, Hendarto A, Hegar B, Oswari H. Eds. Continuing Profesional Development Nutrition Growth-development. IDAI Jaya 2006, 27-46.