[Modul 6_Senin 1_10111072].pdf

download [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf

of 18

Transcript of [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf

  • 8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf

    1/18

    LAPORAN PRAKTIKUM FLUIDA RESERVOIR TM-2108

    PERCOBAAN MODUL VI

    ANALISA KUANTITATIF AIR

    Nama : Rina Yuliana

    NIM : 10111072

    Shift : Senin 1

    Tanggal Praktikum : 28 Oktober 2013

    Tanggal Laporan : 4 November 2013

    Dosen : Dr. Ir. Taufan Marhaendrajana

    Asisten : Theoza Nopranda 12210064

    Bangkit Dewantara Ridwan 12210047

    LABORATORIUM PETROFISIKA

    PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

    FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2013

  • 8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf

    2/18

    ANALISA KUANTITATIF AIR

    I. Tujuan

    1. Menentukan specific gravity dari air formasi.

    2.

    Menentukan jumlah kandungan ion-ion dalam air formasi.

    3. Dapat memperkirakan terbentuknya scale oleh air formasi.

    II. Teori Dasar

    Air formasi merupakan air yang berada bersama-sama dalam deposit petroleum sehingga air

    formasi ini akan ikut terbawa saat suatu deposit petroleum diproduksi. Ar formasi (brine) ini

    mengandung padatan terlarut, terutama NaCl. Kandungan padatan terlarutnya sangat bervariasi,

    dari yang sangat rendah 200 ppm hingga sangat tinggi 300.000 ppm. Pada umumnya kandungan

    padatan terlarut pada air formasi jauh lebih tinggi dibandingkan kandungan padatan terlarut pada

    air laut. Jenis kation yang umum dijumpai dalam air formasi diantaranya adalah Na2+, Ca2+, Mg2+.

    Dan anion yang umum dijumpai adalah Cl , sulfat (SO42-) dan bikarbonat (HCO3

    -). Karena

    padatan terlarutnya tinggi, maka air formasi ini memiliki specific gravity yang lebih besar

    daripada specific gravity air biasa.

    Scale merupakan endapan mineral yang terproduksi bersama air formai karena reaksi kimia

    dan kondisi lingkungan yang mendukung. Kondisi yang mendukung terjadinya scale adalah

    perubahan tekanan dan temperature, larutan lewat jenuh (supersaturated solution), terjadinya

    perubahan derajat keasaman (pH), serta bercampurnya air formasi dari lapisan yang berbeda.

    Scale ini biasanya terbentuk di formasi produktif, zona perforasi, peralatan produksi bawah

    permukaan seperti gravel pack, screen liner, working barrel dan tubing produksi, pipa alir

    permukaan dan peralatan produksi lainnya.

    Adanya scale dapat mengakibatkan kerusakan formasi batuan di sekitar lubang bor

    (kehilangan tekanan/potensi formasi), penurunan produksi, kerusakan alat-alat produksi serta

    meningkatnya biaya produksi. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui beberapa sifat air formasiseperti ion-ion penyusun dan sifat-sifatnya, keterangan tentang ion-ion penyusun tersebut serta

    metode analisis yang digunakan.

    Misalnya scale jenis kalsium karbonat yang pembentukannya meningkat pada temperature

    air yang tinggi. Kelarutan CaCO3berbeda dari kebanyakan zat-zat lain, dimana kelarutannya akan

    menurun seiring dengan naiknya temperatur. Banyaknya CO2yang terlarut dalam air tergantung

  • 8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf

    3/18

    pada tekanan parsialnya, yaitu apabila tekanan partial tinggi gas CO2 yang terlarut juga

    meningkat. Dengan demikian apabila jumlah CO2 meningkat (tekanannya meningkat), maka

    kelarutan CaCO3 akan meningkat, dengan perkataan lain jumlan scale CaCO3 berkurang.

    Sebaliknya apabila terjadi penurunan tekanan, seperti yang terjadi pada aliran fluida dalam

    tubing, CO2akan keluar dari cairan/air formasi, dan mengakibatkan terbentuknya scale CaCO3.Bila CO2 terlepas dari larutan maka pH akan naik, dan kelarutan karbonat menurun, sehingga

    bicarbonarte akan diubah ke calsium carbonate yang kurang terlarut, yaitu CaCO3.

    Pengendapan scale juga tergantung dari adanya ion calcium yang biasanya dari CaCl2, selain

    alkalinity airnya (konsentrasi HCO3), temperatur, total konsentrasi garam, waktu kontak dan

    tingkat agitasi. Dan semakin bertambahnya kadar garam di dalam air (sampai dengan 20%), maka

    akan menyebabkan kelarutan CaCO3 akan bertambah. Dengan demikian kemungkinan

    pembentukan scale CaCO3akan berkurang dengan penambahan garam terlarut.

    Sedangkan untuk jenis scale CaSO4, kelarutannya akan meningkat seiring dengan

    meningkatnya temperature hingga mencapai 100o F, namun setelah melewati suhu tersebut

    kelarutannya akan menurun. Dan untuk tekanan sama dengan CaCO3, adanya penurunan tekanan

    seperti yang terjadi di sumur produksi, merupakan penyebab utama terbentuknya scale ini.

    Oleh karena itu, masalah scale ini harus dicegah. Cara pencegahannya ada 3 macam, yaitu

    mekanik (pigging dan milling), kimia, dan termal. Pingging adalah aktivitas di dalam perpipaan

    pada dunia industri, migas, dan petrokimia. Salah satu kegiatan pigging adalah teknik

    membersihkan bagian dalam pipa dari soft scale atau deposit yang menempel pada dinding pipabagian dalam pig bergerak mengikuti aliran di dalam pipa dari ujung ke ujung (dari pig launcher

    sampai ke pig receiver). Membersihkan internal pipa menggunakan Pig adalah sebagai langkah

    pencegahan korosi yang timbul di dalam pipa, cairan yang terdapat di dalam aliran gas akan

    mengendap dan membentuk padatan yang menempel dalam pipa. Hal ini dikarenakan oleh

    lemahnya laju aliran serta perubahan yang berkaitan dengan tekanan dan suhu dari aliran gas.

    Sedangkan milling merupakan metode yang digunakan untuk menghilangkan scale jika

    dengan menggunakan asam tidak dapat lagi dilakukan. Tenaga untuk pemotongan berasal dari

    energy listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutmya gerakan

    utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada

    spindel mesin milling. Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang

    bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan

    pemotongan.

  • 8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf

    4/18

    Untuk metode kimia, digunakan inhibitor, yaitu dengan cara menginjeksikan bahan kimia

    ke dalam sumur untuk mencegah terjadinya reaksi kimia antara ion dan kation yang bisa

    mengendap. Jenis scale inhibitor yang memiliki kemampuan untuk mencegah terjadinya scale

    adalah phosphate ester, polymers (polyacramides), dan phosphonates.

    Dan untuk mencegah secara termal dapat dilakukan dengan menjaga suhu di formasi(melelehkan scale).

    III. Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan dalam percobaan adalah sebagai berikut:

    1. Buret standart 9. Cawan

    2. Gelas ukur 10. Tabung kimia besar

    3. Gelas kimia 11. Tisu

    4.

    Pipet 12. Kertas saring bebas abu

    5. Timbangan 13. Hidrometer dan picnometer

    6. Pengaduk 14. Pemanas (heater)

    7. Tabung Erlenmeyer 15. Oven

    8. Penjepit 16. Corong

    Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah sebagai berikut:

    1.

    Air formasi 9. Methyl Orange 0.1%2. Larutan complexon III 0.02 N 10. Pottasium Chromate 5%

    3. NaOH 1 M 11. AgNO30.1%

    4. Murexid 8% 12. BaCl25%

    5. Eriochrome Black T 0.1% 13. Air suling

    6. Larutan buffer pH 7 14. HCl pekat

    7. Phenolpthalein 0.5% 15. BaSO45%

    8. HCl 0.1%

    IV. Tabulasi Data

    Berikut data hasil percobaan penentuan SG dengan menggunakan hydrometer

    sampleAPI Rata API

    ke-1 ke-2 ke-3

    air formasi 7.8 7.8 7.8 7.8

  • 8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf

    5/18

    Berikut data hasil percobaan penentuan SG dengan menggunakan picnometer

    Yang diukur

    Massa

    pengukuran

    I (gr)

    Massa

    pengukuran

    II (gr)

    Massa

    pengukuran

    III (gr)

    Rata

    pengukuran

    massa (gr)

    Volume

    picnometer

    (ml)

    Picnometer kosong 11.89 11.89 11.89 11.89 5

    Picnometer + air formasi 17.88 17.88 17.88 17.88 5

    Berikut data hasil percobaan penentuan Ion Sulfat (Galvanimetric method)

    Yang diukurMassa

    pengukuran I (gr)

    Massa pengukuran

    II (gr)

    Massa pengukuran

    III (gr)

    Rata massa

    pengukuran (gr)

    cawan kosong 27.54 27.55 27.55 27.546

    cawan + abu 27.57 27.57 27.57 27.57

    Berikut data hasil percobaan penentuan total dissolved solid

    Yang diukurMassa

    pengukuran I (gr)

    Massa pengukuran

    II (gr)

    Massa pengukuran

    III (gr)

    Rata massa

    pengukuran (gr)

    cawan kosong 18.44 18.44 18.44 18.44

    cawan + TDS 18.71 18.71 18.71 18.71

    Berikut data hasil percobaan analisa ion (diberi oleh asisten)

    Nama IonJenis

    IonPenitrasi

    Warna Volume

    titrasi (ml)Sample + indikator akhir titrasi

    CO32- anion HCl Merah muda tidak berwarna 0.4

    HCO3- anion HCl kuning jingga 0.05

    Cl- anion AgNO3 kuning jingga 7.05

    Total hardness kation Complexon 0.02 N ungu biru 0.8

    Ca2+ kation Complexon 0.02 N merah jambu ungu 0.5

    Mg2+ kation Complexon 0.02 N - - 0.3

    Mg2+ = volume titrasi total hardness volume titrasi Ca2+

    = 0.8 ml 0.5 ml = 0.3 ml

    V. Pengolahan Data

    Penentuan SG sample air formasi dengan menggunakan hidrometeroAPI =

    .

    - 131.5 sehingga=

    .

    .

    =.

    ..= 1.01579

    Penentuan SG sample air formasi dengan menggunakan picnometer

    massa sample = mpicnometer + sample mpicnometer kosong

  • 8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf

    6/18

    = 17.88 gr 11.89 gr = 5.99 gr

    Massa jenis sample dapat ditentukan sebagai berikut:

    sample=

    =.

    = 1.198 gr/ml

    Dengan demikian, SG sample air formasi dari hasil percobaan dengan menggunakan

    picnometer adalah:

    =

    =

    ./

    /= 1.198

    Jika massa jenis air diasumsikan 1 gr/ml.

    Penentuan konsentrasi ion sulfat (Galvanimetric method)

    massa endapan BaSO4= massa abu

    massa abu = mcawan + abu mcawan kosong

    = 27.57 gr 27. 546 gr = 0.024 grmassa endapan BaSO4= 0.024 gr

    total volume sample = 100 ml air formasi + 10 ml HCl yang telah diencerkan = 110 ml

    mol SO42- = mol BaSO4 =

    =

    .

    = 0.000103 mol

    [SO42-] =

    Jika digunakan SG yang diperoleh dengan menggunakan hydrometer:

    [SO42-] =.

    .. = 176.9871 mg/L

    Jika digunakan SG yang diperoleh dengan menggunakan picnometer:

    [SO42-] =

    .

    .. = 150.06829 mg/L

    Penentuan total dissolved solid

    massa sample = mcawan + TDS mcawan kosong

    = 18.71 gr 18.44 gr = 0.27 gr

    TDS =

    () TDS jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan hydrometer:

    V sample = 10 ml

    TDS =.

    ..= 26580.29711 mg/L

    TDS jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan picnometer:

  • 8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf

    7/18

    TDS =.

    ..= 22537.5626 mg/L

    Analisa Ion

    a. Analisa CO32-

    [CO32-] =

    Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan hydrometer:

    [CO32-] =

    ..

    . = 118.13465 mg/L

    Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan picnometer:

    [CO32-] =

    ..

    . = 100.16694 mg/L

    b. Analisa HCO3-

    [HCO3-] =

    Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan hydrometer:

    [HCO3-] =

    ..

    . = 30.02589 mg/L

    Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan picnometer:

    [HCO3-] =

    ..

    . = 25.45909 mg/L

    c. Analisa Cl-

    [Cl-] =

    Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan hydrometer:

    [Cl-] =...

    . = 2449.965052 mg/L

    Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan picnometer:

    [Cl-] =...

    . = 2077.337229 mg/L

    d.

    Analisa total hardness

    [Ca2++ Mg2+] =

    Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan hydrometer:

    [Ca2++ Mg2+] =..

    . = 1.575128 mg/L

    Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan picnometer:

  • 8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf

    8/18

    [Ca2++ Mg2+] =..

    . = 1.335559 mg/L

    e. Analisa Ca2+

    [Ca2+] =

    Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan hydrometer:

    [Ca2+] =..

    . = 19. 6891 mg/L

    Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan picnometer:

    [Ca2+] =..

    . = 16. 69449 mg/L

    f. Analisa Mg2+

    [Mg2+] =

    Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan hydrometer:

    [Mg2+] =..

    . = 7.088 mg/L

    Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan picnometer:

    [Mg2+] =..

    . = 6.01001 mg/L

    g. Analisa Na+

    Berikut adalah rumus untuk menentukan Normalitas: N =[]

    Dibawah ini merupakan data perhitungan normalitas untuk masing-masing ion:

    Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan hydrometer:

    IonMr

    (g/gmol)

    Konsentrasi

    ion (mg/L)

    Normalitas

    anion (N)Ion

    Mr

    (g/gmol)

    Konsentrasi

    ion (mg/L)

    Normalitas

    kation (N)

    SO42-

    96 176.9871 0.003687231 Ca2+

    40 19.6891 0.000984455

    CO32-

    60 118.13465 0.003937822 Mg2+

    24 7.088 0.000590667

    HCO3- 61 30.12589 0.000493867

    Cl- 35.5 2449.96505 0.069013100

    Jumlah 0.077132020 Jumlah 0.001575122

    N[Na+] = Jumlah N anion jumlah N kation

    = 0.077132020 0.001575122

    = 0.075556898 N

    [Na+] =[]

  • 8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf

    9/18

    =.

    = 1737.808654 mg / L

    Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan picnometer:

    Ion Mr(g/gmol) [ion] (mg/L) Normalitasanion (N) Ion Mr(g/gmol) [ion] (mg/L) Normalitaskation (N)

    SO42- 96 150.06829 0.003126423 Ca2+ 40 16.69449 0.000834725

    CO32-

    60 100.16694 0.003338898 Mg2+

    24 6.01001 0.000500834

    HCO3- 61 25.45909 0.000417362

    Cl- 35.5 2077.337229 0.058516542

    Jumlah 0.065399225 Jumlah 0.001335559

    N[Na+] = Jumlah N anion jumlah N kation

    = 0.065399225 0.001335559= 0.064063666 N

    [Na+] =[]

    =.

    = 1473.464318 mg/L

    Penentuan Scale Index

    Berikut adalah data konsentrasi ion yang digunakan dalam percobaan kali ini. Diperoleh dua

    data, yaitu menggunakan SG yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan

    hydrometer dan picnometer.

    Ion [ion] (mg/L) dengan SG hidrometer [ion] (mg/L) dengan SG picnometer

    Na+ 1737.808654 1473.464318

    Ca2+

    19.68910000 16.69449000

    Mg2+ 7.088000000 6.01001000

    Cl

    -

    2449.965052 2077.337229CO3

    2- 118.1346500 100.1669400

    HCO3- 30.02589000 25.45909000

    SO42- 176.9871000 150.0682900

    Jumlah 4539.698446 3849.200367

    Nilai scaling index dapat diperoleh dengan menggunakan diagram stiff.

    Pengkonversian konsentrasi ion dari mg/L ke meq/L:

  • 8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf

    10/18

    Cmeq/L =/

    =

    /

    [Na+] =.

    = 75.5568 meq/L (dengan SG hydrometer)

    [Na+] =.

    = 64.0636 meq/L (dengan SG picnometer)

    [Ca2+] =.

    = 0.9844 meq/L (dengan SG hydrometer)

    [Ca2+] =.

    = 0.8347 meq/L (dengan SG picnometer)

    [Mg2+] =.

    = 0.5966 meq/L (dengan SG hydrometer)

    [Mg2+] =.

    = 0.5008 meq/L (dengan SG picnometer)

    [Cl- ] =.

    .

    = 69.0131 meq/L (dengan SG hydrometer)

    [Cl- ] =.

    . = 58.5165 meq/L (dengan SG picnometer)

    [CO32- ] =

    .

    = 3.9378 meq/L (dengan SG hidrometer)

    [CO32- ] =

    .

    = 3.3388 meq/L (dengan SG picnometer)

    [HCO3-] =

    .

    = 0.4922 meq/L (dengan SG hidrometer)

    [HCO3-

    ] =

    .

    = 0.4173 meq/L (dengan SG picnometer)

    [SO42-] =

    .

    = 3.6872 meq/L (dengan SG hidrometer)

    [SO42-] =

    .

    = 3.1264 meq/L (dengan SG picnometer)

    Jadi, konsentrasi padatan terlarut dari sample air formasi adalah sebagai berikut:

    SG dari hasil pengukuran dengan hydrometer:

    Kation [ion] (meq/L) Anion [ion] (meq/L)

    Na+ 75.5568 Cl- 69.0131

    Ca2+ 0.9844 HCO3- 0.4922

    Mg2+ 0.5966 SO42- 3.6872

    Fe2+ - CO32- 3.9378

  • 8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf

    11/18

    Berikut adalah diagram Stiff air formasi dengan konsentrasi padatan terlarut pada tabel di atas:

    NaCl

    100 50 0 50 100

    Ca HCO3-

    10 5 0 5 10

    Mg SO42-

    10 5 0 5 10

    Fe CO32-

    10 5 0 5 10

    SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan picnometer

    Kation [ion] (meq/L) Anion [ion] (meq/L)

    Na+ 64.0636 Cl- 58.5165

    Ca2+

    0.83470 HCO3-

    0.41730Mg2+ 0.50080 SO4

    2- 3.12640

    Fe2+ - CO32- 3.3388

    Berikut adalah diagram Stiff air formasi dengan konsentrasi padatan terlarut pada tabel diatas:

    Palkali = 4,8139 0,4327 ln |[CO32-]+[HCO3

    -]|

    = 4,8139 0,4327 ln|118.13465 + 30.02589| = 2.65511 (untuk SG dari hydrometer)

    = 4,8139 0,4327 ln|100.16694 + 25.45909| = 2.7225 (untuk SG dari picnometer)

    PCa2+ = 4,5997 0,4327 ln |[Ca2+]|

    = 4,5997 0,4327 ln|19.6891| = 3.3102 (untuk SG dari hydrometer)

    = 4,5997 0,4327 ln|16.69449| = 3.3816 (untuk SG dari picnometer)

    K = 2,22

    SI (Scaling Index) = pH (Palkali+ PCa2++ K)

    NaCl

    100 50 0 50 100

    Ca HCO3-

    10 5 0 5 10

    Mg SO42-

    10 5 0 5 10

    Fe CO32-

    10 5 0 5 10

  • 8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf

    12/18

    = 7 (2.65511 + 3.3102 + 2.22) = -1.18531 (untuk SG dari hydrometer)

    = 7 (2.7225 + 3.3816 + 2.22) = -1.3241 (untuk SG dari picnometer)

    VI. Analisis dan Pembahasan

    Dalam percobaan kali ini akan ditentukan specific gravity dari sample air formasi serta

    jumlah kandungan ion-ion dalam sample air formasi sehingga dapat diperkirakan terbentuknya

    scale oleh air formasi. Dalam percobaan penentuan specific gravity sample digunakan dua cara,

    yaitu dengan menggunakan hydrometer dan picnometer. Prinsip percobaan penentuan SG air

    formasi dengan hydrometer yaitu berdasarkan hukum Archimedes dimana benda akan mendapat

    gaya ke atas yang sebanding dengan jumlah zat cair yang dipindahkan. Langkah awal yang harus

    dilakukan adalah memasukkan sample air formasi ke dalam gelas ukur. Hidrometer dibenamkan

    ke dalam sample dan usahakan agar seluruh badan dari hidrommeter terbenam di sample. Lalu

    biarkan hydrometer mengapung di dalam sample sampai hydrometer benar-benar stabil danvertical (badan hydrometer tidak lagi menyentuh dinding gelas ukur). Selanjutnya, baca skala

    derajat API dan temperature pada hydrometer. Pembacaan skala diulangi hingga tiga kali dalam

    jeda beberapa menit. Penentuan specific gravity sample air formasi ini tidak memerlukan

    pengoreksian terhadap temperature, sehingga penentuan specific gravitynya menjadi lebih mudah.

    Penentuan specific gravity dengan hydrometer ini memberikan hasil sebesar 1.01579. Hal ini

    mengindikasikan bahwa densitas air formasi lebih besar daripada densitas air murni. Hal ini

    disebabkan karena air formasi memilik kandungan ion-ion terlarut yang lebih banyak

    dibandingkan air murni. Semakin banyak kandungan ion terlarut dalam suatu sample, maka

    densitasnya akan semakin meningkat dan specific gravitynya juga akan meningkat.

    Sedangkan penentuan specific gravity sample air formasi dengan menggunakan picnometer,

    prinsipnya adalah menentukan densitas sample air formasi dengan menghitung selisih berat

    picnometer plus air formasi dengan picnometer kosong kemudian dibagi dengan volume

    picnometer tersebut. Dengan demikian kita dapat menentukan specific gravity sample dengan

    membagi densitas sample dengan densitas air. Langkah awal yang dilakukan adalah menimbang

    picnometer kosong (pastikan bahwa picnometer dalam keadaan bersih), dilanjutkan dengan

    memasukkan sample ke dalam picnometer dan menimbangnya kembali. Dengan demikian, berat

    densitas dari sample dapat ditentukan. Ulangi langkah tersebut hingga 3 kali dengan sample yang

    sama. Penentuan SG sample dengan picnometer ini perlu dikoreksi terhadap temperature. Jadi,

    pengukuran menggunakan picnometer membutuhkan keadaan suhu yang sama untuk

    membandingkan densitas sample air formasi dengan air biasa. Percobaan memberikan hasil

  • 8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf

    13/18

    penentuan SG sample air formasi sebesar 1.198. Jika diperhatikan, hasil ini cukup jauh berbeda

    dengan hasil SG sample yang diukur dengan hydrometer. Hal ini disebabkan oleh kondisi

    picnometer yang masih panas karena baru dikeluarkan dari oven yang langsung digunakan untuk

    menentukan densitas dari sample. Temperatur dari sample ini juga ikut mempengaruhi penentuan

    specific gravity. Air biasa yang memilki densitas 1 gr/ml belum tentu memiliki temperature yangsama dengan sample air formasi yang memiliki densitas 1.98 gr/ml.

    Penentuan ion sulfat dapat dilakukan dengan menggunakan metode galvanimetric.

    Prinsipnya adalah dengan menentukan jumlah endapan BasO4, dengan demikian kita dapat

    menentukan konsentrasi ion sulfat dalam sample air formasi tersebut. Langkah awal yang

    dilakukan adalah memijarkan cawan dengan menggunakan heater. Prinsip dari heater ini adalah

    memanaskan benda dengan cara mengatur kecepatan pemindahan kalornya. Semakin besar

    kecepatan kalornya, maka benda tersebut akan semakin cepat panas. Lalu cawan tersebut

    ditimbang, catat massa cawan kosong. Dan ulangi langkah tersebut sampai diperoleh harga yang

    konstan untuk massa cawan kosong. Sementara itu, sample air formasi disaring dengan

    menggunakan tissue dan dimasukkan ke dalam gelas kimia sebanyak 100 ml. Penyaringan ini

    bertujuan supaya sample air formasi bersih dari padatan tidak terlarut dan tidak mengganggu

    dalam proses penentuan endapan BaSO4. Encerkan HCl pekat dengan perbandingan 1:1 hingga

    volumenya 10 ml. Dan tambahkan HCl tersebut ke dalam sample yang telah disaring. Panaskan

    sampai hampir mendidih, lalu angkat dan tambahkan BaCl2 5% (tetes demi tetes) sambil dikocok

    sampai BaSO4mengendap sempurna. Perhatikan bahwa dalam percobaan ini ditambahkan HClpekat yang diencerkan dan BaCl2 .Hal ini bertujuan agar terjadi pertukaran ion dalam larutan

    sehingga nantinya terbentuk endapan ion sulfat dalam bentuk endapan BaSO 4. Lalu sample

    tersebut disaring dengan kertas saring bebas abu (No.42). Hati-hati dalam menyaring sehingga

    endapannya tidak lolos dari saringan. Kertas saringan tersebut dilipat dan dimasukkan ke dalam

    cawan yang telah dipijarkan kemudian dikeringkan di dalam oven. Lalu pijarkan kertas saring

    dalam cawan tersebut sampai jadi abu. Abu ini murni endapan BaSO4, karena kertas saring yang

    digunakan adalah kertas saring bebas abu dimana kertas saring ini akan menghilang jika

    dipanaskan dalam suhu tinggi tanpa menyisakan abu. Lalu abu yang ada di dalam cawan

    ditimbang dan catat massa cawan plus abu. Selanjutnya cawan dipijarkan kembali dan kemudian

    ditimbang lagi. Proses ini diulang terus hingga dalam penimbangannya menunjukkan massa yang

    konstan. Pada percobaan ini diperoleh endapan BaSO4 sebesar 0.024 gram. Dengan demikian

    konsentrasi ion sulfatnya dapat ditentukan. Konsentrasi ion sulfat yang diperoleh adalah 176.9871

    mg/L(dengan SG dari hydrometer) dan 150.06829 mg/L (dengan SG dari picnometer).

  • 8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf

    14/18

    Penentuan jumlah padat yang terlarut dalam sample air formasi dapat digunakan metode

    pemanasan. Metode pemanasan ini menggunakan prinsip berdasarkan perbedaan titik didih. Zat

    cair dalam sample air formasi memiliki titik didih lebih rendah daripada titik didih padatan

    terlarut yang bercampur di dalamya, sehingga pada saat dipanaskan zat cair akan lebih dulu

    menguap, akibatnya yang tersisa hanyalah padatan terlarut. Langkah awal yang dilakukan adalahmemanaskan cawan dengan heater kemudian menimbangnya (diulangi sampai diperoleh massa

    cwan yang konstan). Kemudian sample dimasukkan ke dalam cawan dan panaskan sampai airnya

    habis. Jadi yang tersisa hanyalah padatan yang terlarut dalam sample tersebut. Selanjutnya cawan

    tersebut ditimbang beberapa kali hingga massanya konstan. Dalam percobaan ini diperoleh massa

    padatan yang tersisa dalam cawan sebesar 0.27 gram serta diperoleh TDS sebesar 26580.29711

    mg/L (SG dari hydrometer) dan 22537.5626 mg/L (SG dari picnometer).

    Dalam analisa ion, akan ditentukan konsentrasi ion-ion yang terkandung dalam sample

    dengan cara titrasi. Prinsipnya adalah hukum kesetimbangan mol (mol ekivalensi) dimana jumlah

    mol zat yang dititrasi sama dengan jumlah mol zat penitrasi. Jika diperhatikan, jumlah anion lebih

    banyak dari pada kation sehingga kemungkinan untuk terbentuknya scale sangat kecil. Berbeda

    halnya jika ada sumber lain dari luar sistem yang dapat menyebabkan bereaksinya ion-ion

    tersebut membentuk scale. Konsentrasi Cl-dalam sample air formasi di percobaan kali ini adalah

    2449.965052 mg/L (jika SG yang digunakan berasal dari pengukuran dengan hydrometer) dan

    2077.337229 mg/L (jika SG yang digunakan berasal dari pengukuran dengan picnometer). Nilai

    ini dapat dikatakan cukup tinggi, sehingga kemungkinan pembentukan asam cukup tinggi. Jikaasam tersebut terbentuk, maka air formasi ini akan lebih bersifat korosif sehingga dapat merusak

    pipa alir. Jika ion Ca2+ bereaksi dengan ion CO32- pada tekanan rendah, maka scale kalsium

    carbonate dapat terbentuk. Senyawa ini mempunyai kelarutan yang rendah di dalam air. Tentu

    saja hal ini sangat tidak diinginkan. Namun demikian, di dalam percobaan ini kemungkinan

    terbentuknya scale CaCO3 sangatlah kecil. Hal ini disebabkan oleh konsentrasi CaCO3 yang

    terlalu kecil.

    Nilai SI (Scale Index) yang diperoleh pada percobaan dengan ample air formasi ini adalah

    -1.18531 (SG dari hydrometer) dan -1.3241 (SG dari picnometer). Nilai SI ini kurang dari nol,

    dimana pada kondisi tersebut scale tidak terbentuk meskipun terdapat sejumlah zat terlarut pada

    sample air formsi tersebut.

    Adapun asumsi-asumsi yang digunakan pada percobaan ini. Yang pertama, dalam

    penentuan SG dengan menggunakan picnometer, picnometer diasumsikan bersih dari fluida

    apapun sebelum diisi dengan sample sehingga jika dilakukan pengukuran terhadap massa jenis

  • 8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf

    15/18

    sample, hasil yang didapatkan benar-benar akurat. Kedua, pada saat pembacaan skala derajat API

    pada hydrometer, hydrometer diasumsikan benar-benar sudah stabil dan vertical. Yang ketiga, air

    formasi diasumsikan bebas dari pengotor seperti pasir (endapan tidak terlarut) dalam penentuan

    SG, konsentrasi ion sulfat, TDS serta analisa ion. Dengan kata lain, proses penyaringan air

    formsai di awal percobaan diaumsikan benar hingga semua pengotor tersaring dengan sempurna.Cawan juga diasumsikan bersih saat digunakan untuk menentukan endapan BaSO4 dan total

    dissolved solid sehingga massa sample yang terukur akurat.

    Dengan menganalisa air secara kuantitatif, maka dapat ditentukan kandungan ion dari air

    formasi sehingga dapat memperkirakan terbentuknya scale oleh air formasi.

    VII. Kesimpulan

    1. Specific gravity sample air formasi yang diperoleh dari hasil percobaan adalah sebagai

    berikut:

    dengan menggunakan hydrometer = 1.01579

    dengan menggunakan picnometer = 1.198

    2. Total dissolved solid yang diperoleh dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:

    dengan menggunakan hydrometer = 26580.29711 mg/L

    dengan menggunakan picnometer = 22537.5626 mg/L

    3. Kandungan ion yang terdapat dalam sample air formasi adalah sebagai berikut:

    Ion [ion] (mg/L) dengan SG hidrometer [ion] (mg/L) dengan SG picnometerNa+ 1737.808654 1473.464318

    Ca2+

    19.68910000 16.69449000

    Mg2+

    7.088000000 6.01001000

    Cl- 2449.965052 2077.337229

    CO32-

    118.1346500 100.1669400

    HCO3- 30.02589000 25.45909000

    SO42- 176.9871000 150.0682900

    Jumlah 4539.698446 3849.200367

    4. Pada percobaan kali ini, scale tidak terbentuk karena nilai SI dari sample air formasinya

    kurang dari nol, yaitu :

    dengan menggunakan hydrometer = -1.18531

    dengan menggunakan picnometer = -1.3241

    VIII.Daftar Pustaka

    McCain, William D.. 1990. Petroleum Fluids. Oklahoma : PennWell Books

  • 8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf

    16/18

    Siagian, Ucok. 2002. Diktat Kuliah Fluida Reservoir. Bandung : TM ITB

    IX. Pesan dan Kesan

    Pertanyaan tes alatnya dalem sekali kak dan cukup tegang serta lumayan lama, tapi dengan

    begitu kita menjadi lebih paham tentang air formasi dan sifat-sifatnya. Banyak sekali pengetahuanbaru yang didapatkan pada saat tes alat. Dan praktikum berjalan dengan cukup singkat karena

    bagian analisa ion data percobaannya diberikan langsung oleh asisten.

    Pesannya tetaplah kompak dan jangan pernah lelah untuk tetap berbagi ilmu pengetahuan

    yang dimiliki.

    X. Jawaban Pertanyaan

    1. Tulis semua rumus kimia yang ada di praktikum ini!

    -

    HCl - Cl-

    - NaOH - Ca2+

    - AgNO3 - Mg2+

    - BaCl2 - Na+

    - BaSO4 - Complexon III = C1OH16N208

    - Potassium chromate = Kcr - Murexid = NH4C8H4N5O6

    - CO32- atau C8H5N5O6. NH3

    -

    HCO3-

    - EBT = C20H12N3O7SNa- Phenolphtalein = C20H14O4 - Methyl orange = C14H14N3NaO3S

    2. Buat artikel tentang teknik perminyakan!

    Teknik perminyakan merupakan bidang ilmu teknik yang mempelajari bagaimana

    terbentuknya minyak dan gas bumi di dalam perut bumi, dan mencari tahu berapa banyak

    jumlah cadangan yang ada untuk selanjutnya dapat diambil dan diproduksi dalam bentuk

    crude oil ataupun gas alam. Seorang sarjana teknik perminyakan haruslah bisa melakukan

    eksplorasi dan eksploitasi yang meliputi mencari dan menentukan lapangan minyak,

    penentuan cadangan, penentuan titik bor, aktivitas pemboran, produksi dst. Pada proses

    produksi yang dipelajari adalah bagaimana cara memproduksi fluida agar dapat sampai ke

    permuakaan dan memperkirakan teknologi-teknologi apa saja yang akan diterapkan ketika

    sudah berhasil membangun sebuah sumur. Sedangkan teknik pemboran digunakan untuk

    mendesain dan mengebor lubang sumur setelah mengetahui titik lokasi yang akan dibor.

  • 8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf

    17/18

    Teknik perminyakan ini mempelajari tentang reservoir, penilaian formasi, pemboran,

    produksi dan pengolahan sampai masalah ekonomi perminyakan. Selain itu juga mempelajari

    tentang aplikasi prinsip-prinsip ilmu teknik, manajemen, ekonomi dalam perencanaan,

    produksi, dan transportasi sumber daya alam. Teknik perminyakan merupakan aplikasi

    lapangan dari fisika, matematika, geologi, kimia, dan berbagai ilmu lainnya untukmenemukan, mengembangkan, memproduksi, hingga mendistribusikan minyak dan gas yang

    ada di dalam bumi.

    Reservoir Engineering adalah salah satu ilmu teknik perminyakan yang bertugas untuk

    memprediksi dan menghitung jumlah reserve (cadangan minyak yang bisa diambil) dengan

    menggunakan pendekatan matematis yang rumit. Jadi dari data seismic yang ada, reservoir

    engineer akan menghitung berapa besar minyak yang bisa diambil. Selain itu reservoir

    engineer juga mendesain hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan jumlah

    minyak yang bisa diambil.

    Driiling engineering juga merupakan ilmu teknik perminyakan yang berperan dalam

    mendesain cara pengeboran, diameter lubang, mata bor yang akan dipakai, dan semua alat

    yang akan digunakan sehingga pengeboran berlangsung dengan efektif, efisien, dan aman.

    Teknik pengeboran ini mempelajari teknologi operasi, optimasi, perencanaan, serta

    kesselamatan dalam pengeboran minyak, gas, dan panas bumi.

    Selain itu masih ada teknik produksi yang mempelajari bagaimana menjaga kualitas produksi,

    juga bertanggung jawab untuk mempertahankan produksi sumur serta sistem pipa. Ketikaproduksi turun, seorang teknik produksi harus bisa membuat strategi untuk meningkatkan

    produksi minyak, misalnya dengan menambah sumur, membuat lubang perforasi baru, dll.

    Prospek Lulusan Teknik Perminyakan:

    1. Bidang perminyakan (Pertamina, Conoco Phillips, VICO Indonesia, Exxon Mobiil,

    Chevron, Pasific Indonesia, Total Indonesia, Schlumberger, Medco Energy, dll).

    2. Bidang pemerintahan dan lembaga penelitian (Departemen Pertambangan dan Energi,

    Ditjen. Minyak dan Gas Bumi, Ditjen. Geologi dan Sumber Daya Mineral, BP Migas, dll).

    Pada lembaga penelitian, lulusan teknik perminyakan dapat bekerja di LIPI, Lemigas,

    BPPT, dll.

    3. Perusahaan pengadaan barang penunjang industry perminyakan dan pertambangan.

    4. Akademisi (dosen atau peneliti di perguruan tinggi negeri maupun swasta).

    5. Lain-lain (bank, perusahaan asuransi (pemerintah/swasta), dan wiraswasta).

    3. Caritahu harga minyak dunia (minimal 3 jenis)!

  • 8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf

    18/18

    Harga minyak mentah jenis Brent (ICE) = US$ 107,43 per barel (mengalami peningkatan

    US$ 4.09 per barel dari US$ 103.34 per barel).

    Harga minyak jenis WTI (Nymex) = US$ 106.24 per barel (mengalami penurunan sebesar

    US$ 0.3 per barel dari US$ 106.54 per barel).

    Harga minyak jenis Tapis (Platts) = US$ 117.97 per barel mengalami peningkatan sebesarUS$ 0.39 per barel dari US$ 117.58 per barel).

    Harga minyak jenis Basket OPEC = US$ 108.89 per barel (mengalami peningkatan sebesar

    US$ 1.37 per barel dari US$ 107.52 per barel).

    Harga rata-rata minyak mentah Indonesia mencapai US$ 109.69 per barel (mengalami

    peningkatan sebesar US$ 3.13 per barel dari US$ 106.56 per barel). Sementara itu, harga

    minas/SLC mencapai US$ 113.93 per barel (mengalami peningkatan sebesar US$ 6.63 per

    barel dari US$ 107.30 per barel).