[Modul 6_Senin 1_10111072].pdf
Transcript of [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf
-
8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf
1/18
LAPORAN PRAKTIKUM FLUIDA RESERVOIR TM-2108
PERCOBAAN MODUL VI
ANALISA KUANTITATIF AIR
Nama : Rina Yuliana
NIM : 10111072
Shift : Senin 1
Tanggal Praktikum : 28 Oktober 2013
Tanggal Laporan : 4 November 2013
Dosen : Dr. Ir. Taufan Marhaendrajana
Asisten : Theoza Nopranda 12210064
Bangkit Dewantara Ridwan 12210047
LABORATORIUM PETROFISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013
-
8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf
2/18
ANALISA KUANTITATIF AIR
I. Tujuan
1. Menentukan specific gravity dari air formasi.
2.
Menentukan jumlah kandungan ion-ion dalam air formasi.
3. Dapat memperkirakan terbentuknya scale oleh air formasi.
II. Teori Dasar
Air formasi merupakan air yang berada bersama-sama dalam deposit petroleum sehingga air
formasi ini akan ikut terbawa saat suatu deposit petroleum diproduksi. Ar formasi (brine) ini
mengandung padatan terlarut, terutama NaCl. Kandungan padatan terlarutnya sangat bervariasi,
dari yang sangat rendah 200 ppm hingga sangat tinggi 300.000 ppm. Pada umumnya kandungan
padatan terlarut pada air formasi jauh lebih tinggi dibandingkan kandungan padatan terlarut pada
air laut. Jenis kation yang umum dijumpai dalam air formasi diantaranya adalah Na2+, Ca2+, Mg2+.
Dan anion yang umum dijumpai adalah Cl , sulfat (SO42-) dan bikarbonat (HCO3
-). Karena
padatan terlarutnya tinggi, maka air formasi ini memiliki specific gravity yang lebih besar
daripada specific gravity air biasa.
Scale merupakan endapan mineral yang terproduksi bersama air formai karena reaksi kimia
dan kondisi lingkungan yang mendukung. Kondisi yang mendukung terjadinya scale adalah
perubahan tekanan dan temperature, larutan lewat jenuh (supersaturated solution), terjadinya
perubahan derajat keasaman (pH), serta bercampurnya air formasi dari lapisan yang berbeda.
Scale ini biasanya terbentuk di formasi produktif, zona perforasi, peralatan produksi bawah
permukaan seperti gravel pack, screen liner, working barrel dan tubing produksi, pipa alir
permukaan dan peralatan produksi lainnya.
Adanya scale dapat mengakibatkan kerusakan formasi batuan di sekitar lubang bor
(kehilangan tekanan/potensi formasi), penurunan produksi, kerusakan alat-alat produksi serta
meningkatnya biaya produksi. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui beberapa sifat air formasiseperti ion-ion penyusun dan sifat-sifatnya, keterangan tentang ion-ion penyusun tersebut serta
metode analisis yang digunakan.
Misalnya scale jenis kalsium karbonat yang pembentukannya meningkat pada temperature
air yang tinggi. Kelarutan CaCO3berbeda dari kebanyakan zat-zat lain, dimana kelarutannya akan
menurun seiring dengan naiknya temperatur. Banyaknya CO2yang terlarut dalam air tergantung
-
8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf
3/18
pada tekanan parsialnya, yaitu apabila tekanan partial tinggi gas CO2 yang terlarut juga
meningkat. Dengan demikian apabila jumlah CO2 meningkat (tekanannya meningkat), maka
kelarutan CaCO3 akan meningkat, dengan perkataan lain jumlan scale CaCO3 berkurang.
Sebaliknya apabila terjadi penurunan tekanan, seperti yang terjadi pada aliran fluida dalam
tubing, CO2akan keluar dari cairan/air formasi, dan mengakibatkan terbentuknya scale CaCO3.Bila CO2 terlepas dari larutan maka pH akan naik, dan kelarutan karbonat menurun, sehingga
bicarbonarte akan diubah ke calsium carbonate yang kurang terlarut, yaitu CaCO3.
Pengendapan scale juga tergantung dari adanya ion calcium yang biasanya dari CaCl2, selain
alkalinity airnya (konsentrasi HCO3), temperatur, total konsentrasi garam, waktu kontak dan
tingkat agitasi. Dan semakin bertambahnya kadar garam di dalam air (sampai dengan 20%), maka
akan menyebabkan kelarutan CaCO3 akan bertambah. Dengan demikian kemungkinan
pembentukan scale CaCO3akan berkurang dengan penambahan garam terlarut.
Sedangkan untuk jenis scale CaSO4, kelarutannya akan meningkat seiring dengan
meningkatnya temperature hingga mencapai 100o F, namun setelah melewati suhu tersebut
kelarutannya akan menurun. Dan untuk tekanan sama dengan CaCO3, adanya penurunan tekanan
seperti yang terjadi di sumur produksi, merupakan penyebab utama terbentuknya scale ini.
Oleh karena itu, masalah scale ini harus dicegah. Cara pencegahannya ada 3 macam, yaitu
mekanik (pigging dan milling), kimia, dan termal. Pingging adalah aktivitas di dalam perpipaan
pada dunia industri, migas, dan petrokimia. Salah satu kegiatan pigging adalah teknik
membersihkan bagian dalam pipa dari soft scale atau deposit yang menempel pada dinding pipabagian dalam pig bergerak mengikuti aliran di dalam pipa dari ujung ke ujung (dari pig launcher
sampai ke pig receiver). Membersihkan internal pipa menggunakan Pig adalah sebagai langkah
pencegahan korosi yang timbul di dalam pipa, cairan yang terdapat di dalam aliran gas akan
mengendap dan membentuk padatan yang menempel dalam pipa. Hal ini dikarenakan oleh
lemahnya laju aliran serta perubahan yang berkaitan dengan tekanan dan suhu dari aliran gas.
Sedangkan milling merupakan metode yang digunakan untuk menghilangkan scale jika
dengan menggunakan asam tidak dapat lagi dilakukan. Tenaga untuk pemotongan berasal dari
energy listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutmya gerakan
utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada
spindel mesin milling. Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang
bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan
pemotongan.
-
8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf
4/18
Untuk metode kimia, digunakan inhibitor, yaitu dengan cara menginjeksikan bahan kimia
ke dalam sumur untuk mencegah terjadinya reaksi kimia antara ion dan kation yang bisa
mengendap. Jenis scale inhibitor yang memiliki kemampuan untuk mencegah terjadinya scale
adalah phosphate ester, polymers (polyacramides), dan phosphonates.
Dan untuk mencegah secara termal dapat dilakukan dengan menjaga suhu di formasi(melelehkan scale).
III. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan adalah sebagai berikut:
1. Buret standart 9. Cawan
2. Gelas ukur 10. Tabung kimia besar
3. Gelas kimia 11. Tisu
4.
Pipet 12. Kertas saring bebas abu
5. Timbangan 13. Hidrometer dan picnometer
6. Pengaduk 14. Pemanas (heater)
7. Tabung Erlenmeyer 15. Oven
8. Penjepit 16. Corong
Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah sebagai berikut:
1.
Air formasi 9. Methyl Orange 0.1%2. Larutan complexon III 0.02 N 10. Pottasium Chromate 5%
3. NaOH 1 M 11. AgNO30.1%
4. Murexid 8% 12. BaCl25%
5. Eriochrome Black T 0.1% 13. Air suling
6. Larutan buffer pH 7 14. HCl pekat
7. Phenolpthalein 0.5% 15. BaSO45%
8. HCl 0.1%
IV. Tabulasi Data
Berikut data hasil percobaan penentuan SG dengan menggunakan hydrometer
sampleAPI Rata API
ke-1 ke-2 ke-3
air formasi 7.8 7.8 7.8 7.8
-
8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf
5/18
Berikut data hasil percobaan penentuan SG dengan menggunakan picnometer
Yang diukur
Massa
pengukuran
I (gr)
Massa
pengukuran
II (gr)
Massa
pengukuran
III (gr)
Rata
pengukuran
massa (gr)
Volume
picnometer
(ml)
Picnometer kosong 11.89 11.89 11.89 11.89 5
Picnometer + air formasi 17.88 17.88 17.88 17.88 5
Berikut data hasil percobaan penentuan Ion Sulfat (Galvanimetric method)
Yang diukurMassa
pengukuran I (gr)
Massa pengukuran
II (gr)
Massa pengukuran
III (gr)
Rata massa
pengukuran (gr)
cawan kosong 27.54 27.55 27.55 27.546
cawan + abu 27.57 27.57 27.57 27.57
Berikut data hasil percobaan penentuan total dissolved solid
Yang diukurMassa
pengukuran I (gr)
Massa pengukuran
II (gr)
Massa pengukuran
III (gr)
Rata massa
pengukuran (gr)
cawan kosong 18.44 18.44 18.44 18.44
cawan + TDS 18.71 18.71 18.71 18.71
Berikut data hasil percobaan analisa ion (diberi oleh asisten)
Nama IonJenis
IonPenitrasi
Warna Volume
titrasi (ml)Sample + indikator akhir titrasi
CO32- anion HCl Merah muda tidak berwarna 0.4
HCO3- anion HCl kuning jingga 0.05
Cl- anion AgNO3 kuning jingga 7.05
Total hardness kation Complexon 0.02 N ungu biru 0.8
Ca2+ kation Complexon 0.02 N merah jambu ungu 0.5
Mg2+ kation Complexon 0.02 N - - 0.3
Mg2+ = volume titrasi total hardness volume titrasi Ca2+
= 0.8 ml 0.5 ml = 0.3 ml
V. Pengolahan Data
Penentuan SG sample air formasi dengan menggunakan hidrometeroAPI =
.
- 131.5 sehingga=
.
.
=.
..= 1.01579
Penentuan SG sample air formasi dengan menggunakan picnometer
massa sample = mpicnometer + sample mpicnometer kosong
-
8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf
6/18
= 17.88 gr 11.89 gr = 5.99 gr
Massa jenis sample dapat ditentukan sebagai berikut:
sample=
=.
= 1.198 gr/ml
Dengan demikian, SG sample air formasi dari hasil percobaan dengan menggunakan
picnometer adalah:
=
=
./
/= 1.198
Jika massa jenis air diasumsikan 1 gr/ml.
Penentuan konsentrasi ion sulfat (Galvanimetric method)
massa endapan BaSO4= massa abu
massa abu = mcawan + abu mcawan kosong
= 27.57 gr 27. 546 gr = 0.024 grmassa endapan BaSO4= 0.024 gr
total volume sample = 100 ml air formasi + 10 ml HCl yang telah diencerkan = 110 ml
mol SO42- = mol BaSO4 =
=
.
= 0.000103 mol
[SO42-] =
Jika digunakan SG yang diperoleh dengan menggunakan hydrometer:
[SO42-] =.
.. = 176.9871 mg/L
Jika digunakan SG yang diperoleh dengan menggunakan picnometer:
[SO42-] =
.
.. = 150.06829 mg/L
Penentuan total dissolved solid
massa sample = mcawan + TDS mcawan kosong
= 18.71 gr 18.44 gr = 0.27 gr
TDS =
() TDS jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan hydrometer:
V sample = 10 ml
TDS =.
..= 26580.29711 mg/L
TDS jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan picnometer:
-
8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf
7/18
TDS =.
..= 22537.5626 mg/L
Analisa Ion
a. Analisa CO32-
[CO32-] =
Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan hydrometer:
[CO32-] =
..
. = 118.13465 mg/L
Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan picnometer:
[CO32-] =
..
. = 100.16694 mg/L
b. Analisa HCO3-
[HCO3-] =
Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan hydrometer:
[HCO3-] =
..
. = 30.02589 mg/L
Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan picnometer:
[HCO3-] =
..
. = 25.45909 mg/L
c. Analisa Cl-
[Cl-] =
Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan hydrometer:
[Cl-] =...
. = 2449.965052 mg/L
Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan picnometer:
[Cl-] =...
. = 2077.337229 mg/L
d.
Analisa total hardness
[Ca2++ Mg2+] =
Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan hydrometer:
[Ca2++ Mg2+] =..
. = 1.575128 mg/L
Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan picnometer:
-
8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf
8/18
[Ca2++ Mg2+] =..
. = 1.335559 mg/L
e. Analisa Ca2+
[Ca2+] =
Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan hydrometer:
[Ca2+] =..
. = 19. 6891 mg/L
Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan picnometer:
[Ca2+] =..
. = 16. 69449 mg/L
f. Analisa Mg2+
[Mg2+] =
Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan hydrometer:
[Mg2+] =..
. = 7.088 mg/L
Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan picnometer:
[Mg2+] =..
. = 6.01001 mg/L
g. Analisa Na+
Berikut adalah rumus untuk menentukan Normalitas: N =[]
Dibawah ini merupakan data perhitungan normalitas untuk masing-masing ion:
Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan hydrometer:
IonMr
(g/gmol)
Konsentrasi
ion (mg/L)
Normalitas
anion (N)Ion
Mr
(g/gmol)
Konsentrasi
ion (mg/L)
Normalitas
kation (N)
SO42-
96 176.9871 0.003687231 Ca2+
40 19.6891 0.000984455
CO32-
60 118.13465 0.003937822 Mg2+
24 7.088 0.000590667
HCO3- 61 30.12589 0.000493867
Cl- 35.5 2449.96505 0.069013100
Jumlah 0.077132020 Jumlah 0.001575122
N[Na+] = Jumlah N anion jumlah N kation
= 0.077132020 0.001575122
= 0.075556898 N
[Na+] =[]
-
8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf
9/18
=.
= 1737.808654 mg / L
Jika digunakan SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan picnometer:
Ion Mr(g/gmol) [ion] (mg/L) Normalitasanion (N) Ion Mr(g/gmol) [ion] (mg/L) Normalitaskation (N)
SO42- 96 150.06829 0.003126423 Ca2+ 40 16.69449 0.000834725
CO32-
60 100.16694 0.003338898 Mg2+
24 6.01001 0.000500834
HCO3- 61 25.45909 0.000417362
Cl- 35.5 2077.337229 0.058516542
Jumlah 0.065399225 Jumlah 0.001335559
N[Na+] = Jumlah N anion jumlah N kation
= 0.065399225 0.001335559= 0.064063666 N
[Na+] =[]
=.
= 1473.464318 mg/L
Penentuan Scale Index
Berikut adalah data konsentrasi ion yang digunakan dalam percobaan kali ini. Diperoleh dua
data, yaitu menggunakan SG yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan
hydrometer dan picnometer.
Ion [ion] (mg/L) dengan SG hidrometer [ion] (mg/L) dengan SG picnometer
Na+ 1737.808654 1473.464318
Ca2+
19.68910000 16.69449000
Mg2+ 7.088000000 6.01001000
Cl
-
2449.965052 2077.337229CO3
2- 118.1346500 100.1669400
HCO3- 30.02589000 25.45909000
SO42- 176.9871000 150.0682900
Jumlah 4539.698446 3849.200367
Nilai scaling index dapat diperoleh dengan menggunakan diagram stiff.
Pengkonversian konsentrasi ion dari mg/L ke meq/L:
-
8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf
10/18
Cmeq/L =/
=
/
[Na+] =.
= 75.5568 meq/L (dengan SG hydrometer)
[Na+] =.
= 64.0636 meq/L (dengan SG picnometer)
[Ca2+] =.
= 0.9844 meq/L (dengan SG hydrometer)
[Ca2+] =.
= 0.8347 meq/L (dengan SG picnometer)
[Mg2+] =.
= 0.5966 meq/L (dengan SG hydrometer)
[Mg2+] =.
= 0.5008 meq/L (dengan SG picnometer)
[Cl- ] =.
.
= 69.0131 meq/L (dengan SG hydrometer)
[Cl- ] =.
. = 58.5165 meq/L (dengan SG picnometer)
[CO32- ] =
.
= 3.9378 meq/L (dengan SG hidrometer)
[CO32- ] =
.
= 3.3388 meq/L (dengan SG picnometer)
[HCO3-] =
.
= 0.4922 meq/L (dengan SG hidrometer)
[HCO3-
] =
.
= 0.4173 meq/L (dengan SG picnometer)
[SO42-] =
.
= 3.6872 meq/L (dengan SG hidrometer)
[SO42-] =
.
= 3.1264 meq/L (dengan SG picnometer)
Jadi, konsentrasi padatan terlarut dari sample air formasi adalah sebagai berikut:
SG dari hasil pengukuran dengan hydrometer:
Kation [ion] (meq/L) Anion [ion] (meq/L)
Na+ 75.5568 Cl- 69.0131
Ca2+ 0.9844 HCO3- 0.4922
Mg2+ 0.5966 SO42- 3.6872
Fe2+ - CO32- 3.9378
-
8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf
11/18
Berikut adalah diagram Stiff air formasi dengan konsentrasi padatan terlarut pada tabel di atas:
NaCl
100 50 0 50 100
Ca HCO3-
10 5 0 5 10
Mg SO42-
10 5 0 5 10
Fe CO32-
10 5 0 5 10
SG dari hasil pengukuran dengan menggunakan picnometer
Kation [ion] (meq/L) Anion [ion] (meq/L)
Na+ 64.0636 Cl- 58.5165
Ca2+
0.83470 HCO3-
0.41730Mg2+ 0.50080 SO4
2- 3.12640
Fe2+ - CO32- 3.3388
Berikut adalah diagram Stiff air formasi dengan konsentrasi padatan terlarut pada tabel diatas:
Palkali = 4,8139 0,4327 ln |[CO32-]+[HCO3
-]|
= 4,8139 0,4327 ln|118.13465 + 30.02589| = 2.65511 (untuk SG dari hydrometer)
= 4,8139 0,4327 ln|100.16694 + 25.45909| = 2.7225 (untuk SG dari picnometer)
PCa2+ = 4,5997 0,4327 ln |[Ca2+]|
= 4,5997 0,4327 ln|19.6891| = 3.3102 (untuk SG dari hydrometer)
= 4,5997 0,4327 ln|16.69449| = 3.3816 (untuk SG dari picnometer)
K = 2,22
SI (Scaling Index) = pH (Palkali+ PCa2++ K)
NaCl
100 50 0 50 100
Ca HCO3-
10 5 0 5 10
Mg SO42-
10 5 0 5 10
Fe CO32-
10 5 0 5 10
-
8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf
12/18
= 7 (2.65511 + 3.3102 + 2.22) = -1.18531 (untuk SG dari hydrometer)
= 7 (2.7225 + 3.3816 + 2.22) = -1.3241 (untuk SG dari picnometer)
VI. Analisis dan Pembahasan
Dalam percobaan kali ini akan ditentukan specific gravity dari sample air formasi serta
jumlah kandungan ion-ion dalam sample air formasi sehingga dapat diperkirakan terbentuknya
scale oleh air formasi. Dalam percobaan penentuan specific gravity sample digunakan dua cara,
yaitu dengan menggunakan hydrometer dan picnometer. Prinsip percobaan penentuan SG air
formasi dengan hydrometer yaitu berdasarkan hukum Archimedes dimana benda akan mendapat
gaya ke atas yang sebanding dengan jumlah zat cair yang dipindahkan. Langkah awal yang harus
dilakukan adalah memasukkan sample air formasi ke dalam gelas ukur. Hidrometer dibenamkan
ke dalam sample dan usahakan agar seluruh badan dari hidrommeter terbenam di sample. Lalu
biarkan hydrometer mengapung di dalam sample sampai hydrometer benar-benar stabil danvertical (badan hydrometer tidak lagi menyentuh dinding gelas ukur). Selanjutnya, baca skala
derajat API dan temperature pada hydrometer. Pembacaan skala diulangi hingga tiga kali dalam
jeda beberapa menit. Penentuan specific gravity sample air formasi ini tidak memerlukan
pengoreksian terhadap temperature, sehingga penentuan specific gravitynya menjadi lebih mudah.
Penentuan specific gravity dengan hydrometer ini memberikan hasil sebesar 1.01579. Hal ini
mengindikasikan bahwa densitas air formasi lebih besar daripada densitas air murni. Hal ini
disebabkan karena air formasi memilik kandungan ion-ion terlarut yang lebih banyak
dibandingkan air murni. Semakin banyak kandungan ion terlarut dalam suatu sample, maka
densitasnya akan semakin meningkat dan specific gravitynya juga akan meningkat.
Sedangkan penentuan specific gravity sample air formasi dengan menggunakan picnometer,
prinsipnya adalah menentukan densitas sample air formasi dengan menghitung selisih berat
picnometer plus air formasi dengan picnometer kosong kemudian dibagi dengan volume
picnometer tersebut. Dengan demikian kita dapat menentukan specific gravity sample dengan
membagi densitas sample dengan densitas air. Langkah awal yang dilakukan adalah menimbang
picnometer kosong (pastikan bahwa picnometer dalam keadaan bersih), dilanjutkan dengan
memasukkan sample ke dalam picnometer dan menimbangnya kembali. Dengan demikian, berat
densitas dari sample dapat ditentukan. Ulangi langkah tersebut hingga 3 kali dengan sample yang
sama. Penentuan SG sample dengan picnometer ini perlu dikoreksi terhadap temperature. Jadi,
pengukuran menggunakan picnometer membutuhkan keadaan suhu yang sama untuk
membandingkan densitas sample air formasi dengan air biasa. Percobaan memberikan hasil
-
8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf
13/18
penentuan SG sample air formasi sebesar 1.198. Jika diperhatikan, hasil ini cukup jauh berbeda
dengan hasil SG sample yang diukur dengan hydrometer. Hal ini disebabkan oleh kondisi
picnometer yang masih panas karena baru dikeluarkan dari oven yang langsung digunakan untuk
menentukan densitas dari sample. Temperatur dari sample ini juga ikut mempengaruhi penentuan
specific gravity. Air biasa yang memilki densitas 1 gr/ml belum tentu memiliki temperature yangsama dengan sample air formasi yang memiliki densitas 1.98 gr/ml.
Penentuan ion sulfat dapat dilakukan dengan menggunakan metode galvanimetric.
Prinsipnya adalah dengan menentukan jumlah endapan BasO4, dengan demikian kita dapat
menentukan konsentrasi ion sulfat dalam sample air formasi tersebut. Langkah awal yang
dilakukan adalah memijarkan cawan dengan menggunakan heater. Prinsip dari heater ini adalah
memanaskan benda dengan cara mengatur kecepatan pemindahan kalornya. Semakin besar
kecepatan kalornya, maka benda tersebut akan semakin cepat panas. Lalu cawan tersebut
ditimbang, catat massa cawan kosong. Dan ulangi langkah tersebut sampai diperoleh harga yang
konstan untuk massa cawan kosong. Sementara itu, sample air formasi disaring dengan
menggunakan tissue dan dimasukkan ke dalam gelas kimia sebanyak 100 ml. Penyaringan ini
bertujuan supaya sample air formasi bersih dari padatan tidak terlarut dan tidak mengganggu
dalam proses penentuan endapan BaSO4. Encerkan HCl pekat dengan perbandingan 1:1 hingga
volumenya 10 ml. Dan tambahkan HCl tersebut ke dalam sample yang telah disaring. Panaskan
sampai hampir mendidih, lalu angkat dan tambahkan BaCl2 5% (tetes demi tetes) sambil dikocok
sampai BaSO4mengendap sempurna. Perhatikan bahwa dalam percobaan ini ditambahkan HClpekat yang diencerkan dan BaCl2 .Hal ini bertujuan agar terjadi pertukaran ion dalam larutan
sehingga nantinya terbentuk endapan ion sulfat dalam bentuk endapan BaSO 4. Lalu sample
tersebut disaring dengan kertas saring bebas abu (No.42). Hati-hati dalam menyaring sehingga
endapannya tidak lolos dari saringan. Kertas saringan tersebut dilipat dan dimasukkan ke dalam
cawan yang telah dipijarkan kemudian dikeringkan di dalam oven. Lalu pijarkan kertas saring
dalam cawan tersebut sampai jadi abu. Abu ini murni endapan BaSO4, karena kertas saring yang
digunakan adalah kertas saring bebas abu dimana kertas saring ini akan menghilang jika
dipanaskan dalam suhu tinggi tanpa menyisakan abu. Lalu abu yang ada di dalam cawan
ditimbang dan catat massa cawan plus abu. Selanjutnya cawan dipijarkan kembali dan kemudian
ditimbang lagi. Proses ini diulang terus hingga dalam penimbangannya menunjukkan massa yang
konstan. Pada percobaan ini diperoleh endapan BaSO4 sebesar 0.024 gram. Dengan demikian
konsentrasi ion sulfatnya dapat ditentukan. Konsentrasi ion sulfat yang diperoleh adalah 176.9871
mg/L(dengan SG dari hydrometer) dan 150.06829 mg/L (dengan SG dari picnometer).
-
8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf
14/18
Penentuan jumlah padat yang terlarut dalam sample air formasi dapat digunakan metode
pemanasan. Metode pemanasan ini menggunakan prinsip berdasarkan perbedaan titik didih. Zat
cair dalam sample air formasi memiliki titik didih lebih rendah daripada titik didih padatan
terlarut yang bercampur di dalamya, sehingga pada saat dipanaskan zat cair akan lebih dulu
menguap, akibatnya yang tersisa hanyalah padatan terlarut. Langkah awal yang dilakukan adalahmemanaskan cawan dengan heater kemudian menimbangnya (diulangi sampai diperoleh massa
cwan yang konstan). Kemudian sample dimasukkan ke dalam cawan dan panaskan sampai airnya
habis. Jadi yang tersisa hanyalah padatan yang terlarut dalam sample tersebut. Selanjutnya cawan
tersebut ditimbang beberapa kali hingga massanya konstan. Dalam percobaan ini diperoleh massa
padatan yang tersisa dalam cawan sebesar 0.27 gram serta diperoleh TDS sebesar 26580.29711
mg/L (SG dari hydrometer) dan 22537.5626 mg/L (SG dari picnometer).
Dalam analisa ion, akan ditentukan konsentrasi ion-ion yang terkandung dalam sample
dengan cara titrasi. Prinsipnya adalah hukum kesetimbangan mol (mol ekivalensi) dimana jumlah
mol zat yang dititrasi sama dengan jumlah mol zat penitrasi. Jika diperhatikan, jumlah anion lebih
banyak dari pada kation sehingga kemungkinan untuk terbentuknya scale sangat kecil. Berbeda
halnya jika ada sumber lain dari luar sistem yang dapat menyebabkan bereaksinya ion-ion
tersebut membentuk scale. Konsentrasi Cl-dalam sample air formasi di percobaan kali ini adalah
2449.965052 mg/L (jika SG yang digunakan berasal dari pengukuran dengan hydrometer) dan
2077.337229 mg/L (jika SG yang digunakan berasal dari pengukuran dengan picnometer). Nilai
ini dapat dikatakan cukup tinggi, sehingga kemungkinan pembentukan asam cukup tinggi. Jikaasam tersebut terbentuk, maka air formasi ini akan lebih bersifat korosif sehingga dapat merusak
pipa alir. Jika ion Ca2+ bereaksi dengan ion CO32- pada tekanan rendah, maka scale kalsium
carbonate dapat terbentuk. Senyawa ini mempunyai kelarutan yang rendah di dalam air. Tentu
saja hal ini sangat tidak diinginkan. Namun demikian, di dalam percobaan ini kemungkinan
terbentuknya scale CaCO3 sangatlah kecil. Hal ini disebabkan oleh konsentrasi CaCO3 yang
terlalu kecil.
Nilai SI (Scale Index) yang diperoleh pada percobaan dengan ample air formasi ini adalah
-1.18531 (SG dari hydrometer) dan -1.3241 (SG dari picnometer). Nilai SI ini kurang dari nol,
dimana pada kondisi tersebut scale tidak terbentuk meskipun terdapat sejumlah zat terlarut pada
sample air formsi tersebut.
Adapun asumsi-asumsi yang digunakan pada percobaan ini. Yang pertama, dalam
penentuan SG dengan menggunakan picnometer, picnometer diasumsikan bersih dari fluida
apapun sebelum diisi dengan sample sehingga jika dilakukan pengukuran terhadap massa jenis
-
8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf
15/18
sample, hasil yang didapatkan benar-benar akurat. Kedua, pada saat pembacaan skala derajat API
pada hydrometer, hydrometer diasumsikan benar-benar sudah stabil dan vertical. Yang ketiga, air
formasi diasumsikan bebas dari pengotor seperti pasir (endapan tidak terlarut) dalam penentuan
SG, konsentrasi ion sulfat, TDS serta analisa ion. Dengan kata lain, proses penyaringan air
formsai di awal percobaan diaumsikan benar hingga semua pengotor tersaring dengan sempurna.Cawan juga diasumsikan bersih saat digunakan untuk menentukan endapan BaSO4 dan total
dissolved solid sehingga massa sample yang terukur akurat.
Dengan menganalisa air secara kuantitatif, maka dapat ditentukan kandungan ion dari air
formasi sehingga dapat memperkirakan terbentuknya scale oleh air formasi.
VII. Kesimpulan
1. Specific gravity sample air formasi yang diperoleh dari hasil percobaan adalah sebagai
berikut:
dengan menggunakan hydrometer = 1.01579
dengan menggunakan picnometer = 1.198
2. Total dissolved solid yang diperoleh dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
dengan menggunakan hydrometer = 26580.29711 mg/L
dengan menggunakan picnometer = 22537.5626 mg/L
3. Kandungan ion yang terdapat dalam sample air formasi adalah sebagai berikut:
Ion [ion] (mg/L) dengan SG hidrometer [ion] (mg/L) dengan SG picnometerNa+ 1737.808654 1473.464318
Ca2+
19.68910000 16.69449000
Mg2+
7.088000000 6.01001000
Cl- 2449.965052 2077.337229
CO32-
118.1346500 100.1669400
HCO3- 30.02589000 25.45909000
SO42- 176.9871000 150.0682900
Jumlah 4539.698446 3849.200367
4. Pada percobaan kali ini, scale tidak terbentuk karena nilai SI dari sample air formasinya
kurang dari nol, yaitu :
dengan menggunakan hydrometer = -1.18531
dengan menggunakan picnometer = -1.3241
VIII.Daftar Pustaka
McCain, William D.. 1990. Petroleum Fluids. Oklahoma : PennWell Books
-
8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf
16/18
Siagian, Ucok. 2002. Diktat Kuliah Fluida Reservoir. Bandung : TM ITB
IX. Pesan dan Kesan
Pertanyaan tes alatnya dalem sekali kak dan cukup tegang serta lumayan lama, tapi dengan
begitu kita menjadi lebih paham tentang air formasi dan sifat-sifatnya. Banyak sekali pengetahuanbaru yang didapatkan pada saat tes alat. Dan praktikum berjalan dengan cukup singkat karena
bagian analisa ion data percobaannya diberikan langsung oleh asisten.
Pesannya tetaplah kompak dan jangan pernah lelah untuk tetap berbagi ilmu pengetahuan
yang dimiliki.
X. Jawaban Pertanyaan
1. Tulis semua rumus kimia yang ada di praktikum ini!
-
HCl - Cl-
- NaOH - Ca2+
- AgNO3 - Mg2+
- BaCl2 - Na+
- BaSO4 - Complexon III = C1OH16N208
- Potassium chromate = Kcr - Murexid = NH4C8H4N5O6
- CO32- atau C8H5N5O6. NH3
-
HCO3-
- EBT = C20H12N3O7SNa- Phenolphtalein = C20H14O4 - Methyl orange = C14H14N3NaO3S
2. Buat artikel tentang teknik perminyakan!
Teknik perminyakan merupakan bidang ilmu teknik yang mempelajari bagaimana
terbentuknya minyak dan gas bumi di dalam perut bumi, dan mencari tahu berapa banyak
jumlah cadangan yang ada untuk selanjutnya dapat diambil dan diproduksi dalam bentuk
crude oil ataupun gas alam. Seorang sarjana teknik perminyakan haruslah bisa melakukan
eksplorasi dan eksploitasi yang meliputi mencari dan menentukan lapangan minyak,
penentuan cadangan, penentuan titik bor, aktivitas pemboran, produksi dst. Pada proses
produksi yang dipelajari adalah bagaimana cara memproduksi fluida agar dapat sampai ke
permuakaan dan memperkirakan teknologi-teknologi apa saja yang akan diterapkan ketika
sudah berhasil membangun sebuah sumur. Sedangkan teknik pemboran digunakan untuk
mendesain dan mengebor lubang sumur setelah mengetahui titik lokasi yang akan dibor.
-
8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf
17/18
Teknik perminyakan ini mempelajari tentang reservoir, penilaian formasi, pemboran,
produksi dan pengolahan sampai masalah ekonomi perminyakan. Selain itu juga mempelajari
tentang aplikasi prinsip-prinsip ilmu teknik, manajemen, ekonomi dalam perencanaan,
produksi, dan transportasi sumber daya alam. Teknik perminyakan merupakan aplikasi
lapangan dari fisika, matematika, geologi, kimia, dan berbagai ilmu lainnya untukmenemukan, mengembangkan, memproduksi, hingga mendistribusikan minyak dan gas yang
ada di dalam bumi.
Reservoir Engineering adalah salah satu ilmu teknik perminyakan yang bertugas untuk
memprediksi dan menghitung jumlah reserve (cadangan minyak yang bisa diambil) dengan
menggunakan pendekatan matematis yang rumit. Jadi dari data seismic yang ada, reservoir
engineer akan menghitung berapa besar minyak yang bisa diambil. Selain itu reservoir
engineer juga mendesain hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan jumlah
minyak yang bisa diambil.
Driiling engineering juga merupakan ilmu teknik perminyakan yang berperan dalam
mendesain cara pengeboran, diameter lubang, mata bor yang akan dipakai, dan semua alat
yang akan digunakan sehingga pengeboran berlangsung dengan efektif, efisien, dan aman.
Teknik pengeboran ini mempelajari teknologi operasi, optimasi, perencanaan, serta
kesselamatan dalam pengeboran minyak, gas, dan panas bumi.
Selain itu masih ada teknik produksi yang mempelajari bagaimana menjaga kualitas produksi,
juga bertanggung jawab untuk mempertahankan produksi sumur serta sistem pipa. Ketikaproduksi turun, seorang teknik produksi harus bisa membuat strategi untuk meningkatkan
produksi minyak, misalnya dengan menambah sumur, membuat lubang perforasi baru, dll.
Prospek Lulusan Teknik Perminyakan:
1. Bidang perminyakan (Pertamina, Conoco Phillips, VICO Indonesia, Exxon Mobiil,
Chevron, Pasific Indonesia, Total Indonesia, Schlumberger, Medco Energy, dll).
2. Bidang pemerintahan dan lembaga penelitian (Departemen Pertambangan dan Energi,
Ditjen. Minyak dan Gas Bumi, Ditjen. Geologi dan Sumber Daya Mineral, BP Migas, dll).
Pada lembaga penelitian, lulusan teknik perminyakan dapat bekerja di LIPI, Lemigas,
BPPT, dll.
3. Perusahaan pengadaan barang penunjang industry perminyakan dan pertambangan.
4. Akademisi (dosen atau peneliti di perguruan tinggi negeri maupun swasta).
5. Lain-lain (bank, perusahaan asuransi (pemerintah/swasta), dan wiraswasta).
3. Caritahu harga minyak dunia (minimal 3 jenis)!
-
8/11/2019 [Modul 6_Senin 1_10111072].pdf
18/18
Harga minyak mentah jenis Brent (ICE) = US$ 107,43 per barel (mengalami peningkatan
US$ 4.09 per barel dari US$ 103.34 per barel).
Harga minyak jenis WTI (Nymex) = US$ 106.24 per barel (mengalami penurunan sebesar
US$ 0.3 per barel dari US$ 106.54 per barel).
Harga minyak jenis Tapis (Platts) = US$ 117.97 per barel mengalami peningkatan sebesarUS$ 0.39 per barel dari US$ 117.58 per barel).
Harga minyak jenis Basket OPEC = US$ 108.89 per barel (mengalami peningkatan sebesar
US$ 1.37 per barel dari US$ 107.52 per barel).
Harga rata-rata minyak mentah Indonesia mencapai US$ 109.69 per barel (mengalami
peningkatan sebesar US$ 3.13 per barel dari US$ 106.56 per barel). Sementara itu, harga
minas/SLC mencapai US$ 113.93 per barel (mengalami peningkatan sebesar US$ 6.63 per
barel dari US$ 107.30 per barel).