Model Pengkajian Komunitas Dengan Pendekatan Betty Neuman

20
MODEL PENGKAJIAN KOMUNITAS DENGAN PENDEKATAN BETTY NEUMAN Model system Neuman (1970) awalnya dikembangkan di University of California, Los Angeles, oleh Betty Neuman, Ph.D ., RN. Tujuan dari model ini adalah untuk memberikan gambaran baru tentang cara pandang terhadap manusia sebagai mahluk Wholistik (memandang manusia secara keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan adanya respon-respon system terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun eksternal. Setelah dua tahun evaluasi model, diterbitkan dalam keperawatan penelitian (Neuman & Young, 1972). Nemun telah menerbitkan tiga edisi dari Model Sistem Neuman. Kelompok Pengawasan Model Neuman didirikan pada tahun 1988. Kelompok ini didirikan untuk pelestarian, pemeliharaan, dan vperlindungan intergritas model dan setiap perubahan masa depan dala model harus memiliki persetujuan dari pengawas (George, 1996). Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap stress. Klien dipandang sebagai suatu system terbuka yang memiliki siklus input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan perspektif system ini, maka kliennya bisa meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau agregat lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan. Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas system secara optimal. Apabila stabilitas tercapai

description

Keperawatan

Transcript of Model Pengkajian Komunitas Dengan Pendekatan Betty Neuman

MODEL PENGKAJIAN KOMUNITAS DENGAN PENDEKATAN BETTY NEUMAN

Model system Neuman (1970) awalnya dikembangkan di University of California, Los Angeles, oleh Betty Neuman, Ph.D ., RN. Tujuan dari model ini adalah untuk memberikan gambaran baru tentang cara pandang terhadap manusia sebagai mahluk Wholistik (memandang manusia secara keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan adanya respon-respon system terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun eksternal.Setelah dua tahun evaluasi model, diterbitkan dalam keperawatan penelitian (Neuman & Young, 1972). Nemun telah menerbitkan tiga edisi dari Model Sistem Neuman. Kelompok Pengawasan Model Neuman didirikan pada tahun 1988. Kelompok ini didirikan untuk pelestarian, pemeliharaan, dan vperlindungan intergritas model dan setiap perubahan masa depan dala model harus memiliki persetujuan dari pengawas (George, 1996). Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap stress. Klien dipandang sebagai suatu system terbuka yang memiliki siklus input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan perspektif system ini, maka kliennya bisa meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau agregat lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan. Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas system secara optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai system terbuka maka klien selalu berupaya untuk memperoleh, meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara berbagai faktor, baik didalam maupun diluar system yang berupaya untuk mengusahakannya. Neuman (1970) menyebut gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui respon dan gejala yang dapat diidentifikasi.

Model Betty NeumanKonsep-konsep utama yang diidentifikasi dalam model Betty Neuman adalah sebagai berikut :1. Basic Struture dan Energy Resources Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar yang biasa terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik. Variabel-variabel tersebut yaitu variabel system, karakteristik masyarakat, dan kekuatan/kelemahan bagian-bagian sistem.Contohnya yaitu kemampuan dalam mempertahankan adanya stressor di masyarakat (misal: adanya penyakit menular), masyarakat berupaya agar penyakit tersebut tidak menular ke anggotanya secara luas. Disamping itu, ada juga karakteristik dasar yang berhubungan dengan variabel tersebut, yaitu : kekuatan, kemampuan kognitif dan system nilai yang ada di masyarakat. Perubahan pada satu arah akan menimbulkan gerakan kompensasi ke arah yang lain. Jika sistem terganggu dari keadaan normal atau stabil, maka timbul kebutuhan energi yang cepat untuk mengatasi disorganisasi akibat gangguan tersebut.2. Lines of Resistance Merupakan serangkaian lingkaran putus-putus yang mengelilingi struktur dasar. Artinya garis resisten ini melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi jika ada invasi dari stressor lingkungan melalui garis normal pertahanan (normal line of defense).Misalnya adalah mekanisme sistem nilai atau keyakinan masyarakat, mekanisme koping masyarakat.Jika lines of resistance efektif dalam merespon stressor tersebut, maka system depan berkonstitusi, jika tidak efektif maka energi berkurang dan bisa timbul kematian. 3. Normal Lines of Defense Merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil untuk masyarakat, system atau kondisi yang menyertai pengaturan karena adanya stressor yang disebut keadaan wellness normal dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness untuk system klien. Berbagai stressor dapat menginvasi normal line defense jika flexible lines of defense tidak dapat melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi maka sistem klien akan bereaksi yang akan tampak pada adanya gejala ketidakstabilan atau sakit dan akan mengurangi kemampuan system untuk mengatasi stressor tambahan. Normal lines of defense terbentuk dari beberapa variabel dan prilaku seperti pola koping masyarakat, gaya hidup dan tahap perkembangan. 4. Flexible Lines of Defense Digambarkan sebagai lingkaran putus-putus paling luar yang berperan memberikan respon awal atau perlindungan pada system dari stressor. Diibaratkan sebagai suatu accordion yang bisa menjauh atau mendekat pada normal line of defense. Bila jarak antara flexible lines of defense dan normal lines of defense meningkat maka tingkat proteksipun meningkat. Melindungi normal line of defense dan bertindak sebagai buffer untuk mempertahankan keadaan stabil dari system klien. Bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu yang relatif singkat. Hubungan dari berbagai variabel (fisiologi, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat penggunaan flexible lines of defense terhadap berbagai reaksi terhadap stressor.5. StressorAdalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan berpotensial untuk menyebabkan system tidak stabil. Neuman mengklasifikasi stressor sebagai berikut :a. Stressor Intrapersonal: terjadi dalam diri individu/keluarga/masyarakat dan berhubungan dengan lingkungan internal. Misalnya: kondisi geografisb. Stressor interpersonal: yang terjadi pada satu individu/keluarga/masrakat yang memiliki pengaruh pada sistem. Misalnya: ekspektasi peranc. Stressor ekstrapersonal: juga terjadi diluar lingkup sistem atau individu/keluarga/masyarakat tetapi lebih jauh jaraknya dari system daripada stressor interpersonal. Misalnya: sosial politikd. Stressor interpersonal dan extrapersonal berhubungan dengan lingkungan eksternal. Created environment mencakup ketiga jenis stressor ini.6. ReaksiMerupakan ketidakstabilan system yang diakibatkan adanya invasi stressor pada normal lines of defense. Reaksi dan hasilnya bisa positif atau negatif yang selanjutnya dapat bergerak ke arah negetropy atau entropy. 7. Pendekatan klien secara Wholistik Model system Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka dan dinamis terhadap klien yang dikembangkan untuk memberikan suatu kesatuan fokus definisi masalah keperawatan dan pemahaman terbaik dari interaksi klien dengan lingkungannya. Klien sebagai sistem bisa individu, keluarga, kelompok, komunitas atau issue.8. Konsep WholisticKlien dipandang sebagai keseluruhan yang bagian-bagiannya berada dalam suatu interaksi dinamis. Konsep ini melibatkan seluruh variabel yang mempengaruhi klien secara simultan, yang mencakup fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Perubahan istilah dari Holistik menjadi Wholistik untuk meningkatkan pemahaman terhadap orang secara keseluruhan.9. Sistem Terbuka Elemen-elemen yang ada dalam sistem mengalami pertukaran energi informasi dalam organisasi kompleksnya. Stress dan reaksi terhadap stres merupakan komponen dasar dari sistem terbuka.10. Proses atau Fungsi Pertukaran energi, substansi dan informasi dengan lingkungan dan interaksi dari elemen-elemen dalam sistem. Suatu sistem kehidupan cenderung untuk bergerak kearah keseluruhan, stabilitas, kesehatan dan negentrophy.11. Input dan OutputSubstansi, energi dan informasi yang masuk atau keluar dari system 12. Feed Back Proses dimana substansi, energi dan informasi yang merupakan output system diberikan umpan balik untuk perbaikan guna perubahan, peningkatan atau stabilitasasi system. 13. NegentrophySuatu proses penggunaan energi yang membantu sistem untuk maju ke arah stabilitas atau sehat. 14. EntropySuatu proses pengurangan energi yang menggerakkan sistem ke arah sakit atau kematian. 15. Stabilitassakit atau kematian.Klien atau system dapat menangani stressor dengan baik, sehingga tan atau stabilitasasi systedapat mempertahankan kesehatan secara adekuat. Keseimbangan fungsional atau harmonis menjaga keutuhan integritas system. 16. WellnessWellness terjadi jika bagian-bagian dari klien berinteraksi secara harmonis. Kebutuhan-kebutuhan sistem terpenuhi. 17. IllnessTerjadi ketidakharmonisan diantara bagian-bagian dari sistem karena adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi. 18. Prevention atau Pencegahan sebagai IntervensiMerupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh, meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tertier. Pencegahan primer : terjadi sebelum system bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olahraga dan perubahan gaya hidup. Pencegahan sekunder. Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan system secara optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung system dan intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian. Pencegahan Tersier Dilakukan setelah system ditangani dengan strategi-strategi pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas system klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energy. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada pencegahan primer. 19. RekonstitusiAdalah suatu adaptasi terhadap stressor dalam lingkungan internal dan eksternal. Rekonstitusi dapat dimulai menyertai tindakan terhadap invasi stressor.Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi yang terjadi berkaitan dengan tingkat reaksi terhadap stressor. Rekonstitusi bisa memperluas normal line defense ke tingkat sebelumnya, menstabilkan system pada tingkat yang lebih rendah, dan mengembalikannya pada tingkat semula sebelum sakit.Yang termasuk rekonstitusi adalah faktor-faktor interpersonal, intrapersonal, ekstrapersonal dan lingkungan yang berkaitan dengan variabel fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Dengan demikian pengkajian difokuskan pada semua faktor sistem yang membuat stresor di komunitas yang meliputi 9 komponen yang dipakai sebagai dasar untuk intervensi dengan 3 prevensi atau pencegahan.

MODEL HEALTH CARE SYSTEM BETTY NEUMAN

Asumsi yang dikemukakan Neuman tentang empat konsep utama dari paradigm keperawatan yang terkait keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:1. Manusia. Merupakan suatu sistem terbuka, yang selalu mencari keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variable-variabel: fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.2. Lingkungan 3. Sehat4. Keperawatan Sehat menurut model Neuman adalah suatu keseimbangan biopsiko sosio cultural dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten. Keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan berfokus pada empat intervensi yaitu: intervensi yang bersifat promosi dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan normal yang terganggu. Sedangkan intervensi yang bersifat kurasi atau rehabilitasi dilakukan apabila garis pertahanan resisten yang terganggu. Keperawatan sebagai ilmu dan kiat, mempelajari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar klien (individu, keluarga, kelompok, dan komunitas) yang berhubungan dengan ketidakseimbangan yang terjadi pada ketiga garis pertahanan yaitu fleksibel, normal dan resisten serta berupaya membantu mempertahankan keseimbangan untuk sehat. Intervensi yang dilakukan terhadap klien ditujukan pada garis pertahanan yang mengalami gangguan:1. Intervensi bersifat promosi untuk gangguan pada garis pertahanan fleksibel2. Intervensi bersifat prevensi untuk gangguan pada garis pertahanan normal 3. Intervensi bersifat kurasi dan rehabilitasi untuk gangguan pada garis pertahanan resisten

Aplikasi Model Neuman pada KomunitasSesuai dengan teori Neuman, kelompok atau komunitas dilihat sebagai klien dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan, yang terdiri dari 5 tahapan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITASPraktik keperawatan komunitas didasarkan atas sintesa dari praktik kesehatan komunitas dan praktik kesehatan komunitas, bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan pada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya-upaya pencegahan, peningkatan dan mempertahankan kesehatan. Dalam konteks ini, keperawatan komunitas merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan dimana sifat asuhan yang diberikan adalah umum dan menyeluruh, lebih banyak tidak langsung dan diberikan secara terus menerus melalui kerja sama.Pendekatan yang digunakan dalam asuhan keperawatan komunitas adalah pendekatan keluarga binaan dan kelompok kerja komunitas. Strategi yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui pendidikan kesehatan, teknologi tepat guna serta memanfaatkan kebijaksanaan pemerintah.

PROSES KEPERAWATAN KOMUNITASSetelah klien (individu, keluarga, masyarakat) kontak dengan pelayanan kesehatan (di rumah, di Puskesmas), perawat melakukan praktik keperawatan dengan cara menggunakan proses keperawatan komunitas. Sesuai dengan teori Neuman, kelompok atau komunitas dilihat sebagai klien dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan, yang terdiri dari lima tahapan: 1. PengkajianPada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang bertujuan mengidentifikasi data yang penting mengenai klien. Yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah: a. Core atau inti: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri: umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.b. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman): Perumahan: Rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi dan kepadatan. Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan. Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal: Apakah tidak menimbulkan stress. Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan. Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi. Sistem komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan nutrisi misalnya televisi, radio, Koran atau leaflet yang diberikan kepada komunitas. Ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional), dibawah UMR atau diatas UMR sehingga upaya pelayanan kesehatan yang diberikan dapat terjangkau, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut. Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi stress.c. Status kesehatan komunitasStatus kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic, antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan imunisasi.2. Diagnosa keperawatan komunitas atau kelompok dan analisa dataSetelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang dicari, maka kemudian dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul pada masyarakat tersebut. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disusun diagnose keperawatan komunitas dimana terdiri dari: Masalah kesehatan, Karakteristik populasi, karakteristik lingkungan. 3. Perencanaan (intervensi)Tahap kedua dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan sumber/potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:a) Tahap persiapanDengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat.b) Tahap pengorganisasianDengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat. Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong untuk menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan kemampuan masyarakat berperanserta dalam pembangunan kesehatan di wilayahnya.c) Tahap pendidikan dan latihan Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat Melakukan pengkajian Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose keperawatan Melatih kader Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakatd) Tahap formasi kepemimpinan e) Tahap koordinasi intersektoral f) Tahap akhir Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja kesehatan lebih lanjut.Untuk lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan sebagai berikut: Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui pemeriksaan fisik dan laboratorium Bekerjasama dengan aparat Pemda setempat untuk mengamankan lingkungan atau komunitas bila stressor dari lingkungan Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan4. Pelaksanaan (Implementasi)Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang sifatnya:a) Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi, mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan.b) Mendidik komunitasi tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi.c) Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas.Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat pencegahan, yaitu: Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga. Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk mnghambat proses penyakit, Contoh: Mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan seperti mata, gigi, telinga, dll. Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga, Contoh: Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.5. Evaluasi Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana berikutnya. Evaluasi proses dan evaluasi hasil. Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah:a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target pelaksanaan.b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan, peran staf atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.c. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan penggunaannya serta keuntungan program. d. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan. e. Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.

Dapus : Macftuchul huda,Arita Murwani dan Ade Susanty. 2011.Keperawatan Komunitas.Fitramaya,Jakarta

FlorenceNightingale(TeoriNightingale)Nightingalemembuatsebuahteoriyangdikenalsebagaiteorikeperawatanmodern(modernnursing).Titikberatteoriiniadalahpadaaspeklingkungan.Nightingalemeyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat penting untuk penanganan perawatanyang layak. Komponen lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan, antara lain:a.Udarasegarb.Airbersihc.Saluranpembuanganyangefesiend. Kebersihane. CahayaAspek lingkungan yang diutamakan Nightingale dalam merawat klien adalah ventilasiyang cukup bagi klien.Ia berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara terus-menerus merupakan prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu, setiap perawat harus. menjaga udara yang harus dihirup klien tetap bersih , sebersih udara luar tanpa harusmembuatnya kedinginan. Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatn klienadalah cahaya matahari. Nightingale yakin sinar matahari dapat member manfaat yangbesar bagi kesehatan klien. Karenanya, perawat juga perlu membawa klien berjalan-jalankeluaruntukmerasakansinarmatahariselamatidakterdapatkontraindikasi.focusperawatan klien menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia berpendapat, kondisikesehatankliensangatdipengaruhiolehtingkatkebersihan,baikkebersihanklien,perawat maupun lingkungan.4Selainkelimakomponenlingkungan diatas,seorangperawatjuga harusmemperhatikankehangatan, ketenangan, dan makanan klien.Asumsi Utama Teori NightingaleNightingalemendefenisikankesehatansebagaikondisisejahteradanmampumemanfaatkan setiap daya yang dimiliki hingga batas maksimal, sedangkan penyakitmerupakanprosesperbaikanyangdilakukantubuhuntukmembebaskandiridarigangguan yang dialami sehingga individu dapat kembali sehat. Prinsip perawatan adalahmenjaga agar proses reparative ini tidak terganggu dan tiak menyediakan kondisi yangoptimaluntukprosestersebut.Untukmencapaikondisikesehatan,perawatharusmenggunakan nalarnya, disertai ketekunan dan observasi.Dengan demikian, kesehatan dapat dipelihara melalui upaya pencegahan penyakit melaluifaktorkesehatanlingkungan.Iamenyebuthalinisebagaihealthnursingdanmembedakannya dengan proper nursing yang berarti merawat klien yang sakit hingga iadapat bertahan atau setidaknya menjadi lebih baik hingga saat kematiannya.Menurut Nightingale, lingkungan adalahtatananeksternal yangmemengaruhi sakitdansehatnya seseorang, termasuk disini makanan klien dan interaksi perawat dengan klien.Jika seseonrang ingin sehat, perawat, alam, dan orang yang bersangkutan harus bekerjasama agar proses reparative dapat berjalan.

Teori Nigtingale, keperawatan modern (modern nursing), merupakan langkah awal dalamformalisasi dan pengembangan ilmu keperawatan selanjutnya. Ia telah meletakkan suatupijakanbagipengembanganteorikeperawatnsesudahnya.Didasariatautidak,Nightingale telah member pedoman umum bagi perawat dalam merawat klien.Prinsip-prinsipdasarperbaikanlingkungandanpenangananpsikologisterhadapkliendapatditerapkandenganmodifikasidalambanyaktatananperawatankontemporer.Ide-ide

Dapus : Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep DasarKeperawatan. Jakarta:Salemba Medika