PENGKAJIAN INTEGUMEN

18
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang diangkat adalah : 1. Bagaimanakah Konsep Pemeriksaan Fisik Integumen ? 2. Apa sajakah Persiapan Pemeriksaan Fisik Sistem Integumen ? 3. Bagaimanakah Teknik Pemeriksaan Fisik pada Kulit ?

description

integumen

Transcript of PENGKAJIAN INTEGUMEN

5

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diangkat adalah :

1. Bagaimanakah Konsep Pemeriksaan Fisik Integumen ?2. Apa sajakah Persiapan Pemeriksaan Fisik Sistem Integumen ?3. Bagaimanakah Teknik Pemeriksaan Fisik pada Kulit ?BAB II

PEMBAHASANA. Konsep Pemeriksaan Fisik Integumen

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai ada atau tidaknya kemerahan pada kulit atau pembengkakan, postula (kulit melepuh), luka atau trauma, bercak atau tanda abnormal pada kulit, elastisitas kulit, serta ruam popok (bercak merah terang di kulit di daerah popok pada bokong). Pemeriksaan ini normal apabila tanda, seperti eritems toksikum (titik merah dan pusat putih kecil pada muka, tubuh, dan punggung) pada hari kedua atau selanjutnya, kulit tubuh yang terkelupas pada hari pertama.B. Persiapan Pemeriksaan Fisik Sistem Integumena.Alat Khusus

1) Pencahayaan yang cukup

2) Sarung tangan sekali pakai

b.Persiapan Klien

1)Untuk pengkajian total seluruh permukaan kulit klien harus melakukan beberapa posisi.

2)Area yang diperiksa sebaiknya terbuka penuh.

3)Bila area yang hendak diperiksa tidak bersih atau tertutup kosmetik, mungkin kulit perlu dibersihkan untuk memungkinkan inspeksi yang adekuat.C. Teknik Pemeriksaan Fisik pada KulitTeknik pengkajian penting untuk mengevaluasi integumen yang mencakup teknik inspeksi dan palpasi.

a. Inspeksi

1) Warna / adanya perubahan pigmentasi

Warna kulit di setiap bagian seharusnya sama, kecuali jika ada peningkatan vaskularisasi. Warna kulit yang abnormal yaitu kekuningan atau jaudis. Hal ini dapat mengindikasikan terjadinya kelainan fungsi hati atau hemolisis sel darah merah. Pada orang berkulit gelap, jaundis terlihat sebagai warna kuning-hijau pada sklera, telapak tangan, dna kaki. Pada orang berkulit cerah, jaundis terlihat berwarna kuning pada kulit, sklera, bibir, palatum, dan dibawah lidah. Warna kulit abnormal lainnya yaitu eritema. Eritema dimanifestasikan sebagai kemerahan pada orang berkulit cerah dan coklat atau ungu pada orang berkulit gelap. Hal ini mengindikasikan peningkatan temperatur kulit karena inflamasi (proses vaskularisasi jaringan).Lakukan inspeksi pada warna bayi. Pemeriksaan ini berfungsi untuk mengetahui apakah ada warna pucat, ikterus, sianosis sentral, atau tanda lainnya. Bayi dalam keadaan aterm umumnya lebih pucat dibandingkan bayi dalam keadaan preterm, mengingat kondisi kulitnya lebih tebal.Warna KulitDeskripsi

CoklatMenunjukkan adanya penyakit Addison atau beberapa tumor hipofisis

Biru KemerahanMenunjukkan Polisitemia

MerahAlergi dingin, hipertemia, psikologis, alkohol atau inflamasi local

Biru (sianosis) pada kukuSianosis perifer oleh karena kecemasan atau kedinginan atau sentral karena penurunan kapasitas darah dalam membawa oksigen yang meliputi bibir, mulut dan badan

KuningIkterus yang menyertai penyakit hati, hemolisis sel darah merah, obstruksi saluran empedu atau infeksi berat yang dapat dilihat pada sklera, membran mukosa, dan abdomen. Bila terdapat pada telapak tangan dan kaki dan muka bukan sklera menunjukkan adanya akibat memakan wortel, kentang. Bila pada area kulit terbuka tidak pada sklera dan membran mukosa menunjukkan adanya penyakit ginjal kronik.

Pucat (kurang merah muda pada orang kulit putih) atau warna abu-abu pada kulit hitamMenunjukkan adanya sinkop, demam, syok, anemia

Kekurangan warna secara umumAlbinisme

Inspeksi juga adanya tanda lahir. Tanda lahir seringkali mencemaskan orang tua. Biasanya ditemui di punggung bagian bawah hingga bokong, meskipun dapat juga dijumpai di bagian lain. 2) Adanya lesi

Lesi pada kulit dideskripsikan dengan warnanya, bentuk, ukuran, dan penampilan umum. Selain itu batas luka apakah luka datar, menonjol juga harus dicatat. CaraPatologis

Lakukan inspeksi dan palpasi pada daerah kulit dengan memerhatikan distribusi, bentuk, warna, ukuran dan konsistensi seperti:Hampir semua lesi menunjukkan adanya urtikaria, ekzema, dermatitis kontal atau alergi

Makula:

Massa rata ukuran kecil kurang dari 1 cm berbeda dari kulit sekitarBentol yang kecil atau besar yang berkelompok dapat menunjukkan adanya uritkaria.

Papula:

Massa padat menonjol ukuran kecil kurang dari 1 cmAdanya eritema, vesikel, krusta, ruam yang gatal pada pipi dan kulit kepala menunjukkan adanya dermatitis atopik (ekzema)

Nodul:

Massa padat dan menonjol sedikit lebih besar (1-2 cm) dan lebih dalam dari papulaAdanya pembengkakkan merah dan gatal menunjukkan adanya dermatitis kontak.

Tumor:

Massa padat dan menonjol lebih besar dari nodul padat keras atau lunakPembengkakan pada kelenjar parotis yang sangat nyeri dapat menunjukkan gondong.

Bentol:

Area edema kulit sementara dan berbentuk tidak teratur

Vesikel:

Massa berisi cairan, kurang dari 1 cm, menonjol

Bula:

Massa yang berisi cairan, menonjol, lebih besar dari vesikel

Pustula:

Vesikel berisi eksudat purulens

Sisik:

Serpih tipis epidermis yang mengelupas

Krusta:

Eksudat parulens yang mengering

Erosi:

Lesi basa akibat epidermis superfisial yang menghilang

Ulkus:

Kehilangan permukaan kulit yang dalam dapat meluas sampai ke dermis dan jaringan subkutan

Fisura:

Retak lurus dan dalam pada kulit

Striae:

Garis-garis tipis ungu atau putih pada abdomen

Petekia:

Massa rata, bulat, merah tua atau keunguan kurang dari 3 mm

Ekimosis:

Massa dengan ukuran dan bentuk bervariasi, mula-mula ungu, memudar menjadi hijau kuning, kemudian coklat

3) Adanya ruamMunculnya ruam kulit mengindikasikan adanya infeksi atau reaksi obat. Beberapa jenis ruam dapat dilihat pada tabel diatas. Keberadaan ruam berhubungan dengan perubahan farmako terapi yang penting untuk membantu identifikasi adanya reaksi hipersensitivitas alergi. Perkembangan urtikaria terjadi karena adanya reaksi obat atau makanan. Infeksi kulit dapat disebabkan oleh jamur atau ragi. Misalnya infeksi oleh Candida Albicans yang meninvasi jaringan yang lebih dalam.Kondisi rambutKuantitas, kualitas, distribusi rambut perlu di catat. Kulit kepala seharusnya elastis dan terdistribusi rambut merata. Alopesia berhubungan dengan adanya kehilangan rambut dan menyebar, merata, dan lengkap, biasanya dikarenakan terapi obat seperti kemoterapi. Hirsutism atau meningkatnya pertumbuhan rambut pada wajah, tubuh, atau pubis merupakan salah satu penemuan abnormal. Hal ini dapat ditemukan pada wanita menopause, gangguan endokrin, dan terapi obat tertentu (kortikosteroid, androgenik).

4) Kondisi kukuKuku seharusnya berwarna pink dengan vaskularisasi yang baik dan dapat dilakukan tes capillary refill time. Kuku yang membiru dan keunguan dapat mengindikasikan terjadinya sianosis. Jika warnanya pucat, bisa saja terjadi penurunan aliran darah ke perifer. Ketika ditemukan adanya clubbing, sudut kuku 180, mengindikasikan adanya hipoksia kronik.

1) Catat bau badan dan adanya bau pada pernapasan, berhubungan erat dengan kualitas perawatan diri klien.(Bau

b. Palpasi

1) Palpasi kelembutan permukaan kulit. Kulit kasar terjadi pada pasien hipitiroidisme.Cara dan Keadaan Patologis Tekstur KulitCaraPatologis

Lakukan inspeksi dan palpasi terhadap tekstur kulitKulit kasar dan kering menunjukkan terlalu sering mandi, kurang gizi, terpapar cuaca, gangguan endokrin.

Normalnya kulit bayi dan anak adalah lembutKulit mengelupas atau bersisik pada jari-jari tangan atau kaki menunjukkan adanya ekzema, dermatitis atau infeksi jamur.

Sisik berminyak pada kulit kepala menunjukkan adanya dermatitis seborrhoik.

Bercak-bercak hipopigmentasi dan bersisik pada muka dan tubuh bagian atas menunjukkan ekzema.

2) KelembabanDideskripsikan dengan kering, berminyak, berkeringat, atau lembab. Kulit berminyak dengan jerawat dan dengan peningkatan aktivitas kelenjar minyak dna pada penyakit parkinson. Diaforesis sebagai respon meningkatnya suhu atau melabolisme tubuh. Hiperhidrosis istilah terhadap perspirasi berlebihan.

CaraPatologis

Amati kelembapan daerah kulit

Normal: agak keringKulit kering pada daerah bibir, tangan atau genital menunjukkan adanya dermititis kontak

Normal: Membran Mukosa lembabKekeringan yang menyeluruh disertai dengan lipatan dan membran mukosa yang lembab menunjukkan terlalu sering terpapar sinar matahari, sering mandi, atau kurang gizi, sedangkan kering pada membran mukosa menunjukkan adanya dehidrasi atau kedinginan.

3) Temperatur

CaraPatologis

Lakukan palpasi pada daerah kulit dengan punggung tangan pada ekstremitas dan bagia tubuh lainAdanya hipertermia menunjukkan adanya demam, terbakar sinar matahari, gangguan otak.

Hipertermia lokal menunjukkan adanya luka bakar atau infeksi.

Hipotermia menunjukkan adanya syok.

Hipotermia lokal menunjukkan adanya terpapar dingin.

4)Mobilitas dan turgor

Ketika mengkaji secara terpusat, diatas klavikula, kulit seharusnya mudah untuk dicubit, dan cepat kembali ke posisi awal. Mobilitas kulit menurun pada scleroderma atau pada pasien dengan peningkatan edema. Turgor kulit menurun pada pasien dehidrasi. Cara dan Keadaan Patologis Pemeriksaan Turgor KulitCaraPatologis

Normal: kulit kembali seperti semula dengan cepat tanpa meninggalkan tandaLakukan palpasi pada daerah kulit dengan mencubit lengan atas atau abdomen dan melepaskannya secara sepat.

Lipatan kulit kembalinya lambat dan adanya tanda menunjukkan adanya dehidrasi atau malnutrisi, penyakit kronik atau gangguan otot.

5) Nonpitting atau pitting edema

Nonpitting edema, tidak terdepresi dengan palpasi, terlihat pada pasien dengan respon inflamasi lokal dan disebabkan oleh kerusakan endotel kapiler. Kulit terlihat merah, keras, dan hangat.

Pitting edema biasanya pada kulit ekstremitas dan dapat menimbulakan depresi ketika dilakukan palpasi.

Skala (1+ To 4+) Pengukuran Deskripsi Waktu Kembalia) /4(1 2 mm Nyaris dapat terdeteksi Segera

b) /4(2 4 mm Pitting Lebih dalam Beberapa detik

c) /4(3 6 mm Pitting dalam 10-20 detik

d) 4+/4 10 mm Sangat dalam >20 detikBAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai ada atau tidaknya kemerahan pada kulit atau pembengkakan, postula (kulit melepuh), luka atau trauma, bercak atau tanda abnormal pada kulit, elastisitas kulit, serta ruam popok (bercak merah terang di kulit di daerah popok pada bokong).Teknik pemeriksaan fisik pada sistem integumen meliputi : inspeksi dan palpasi

B. Saran

Adapun saran adalah mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

_________. (2010). Pemeriksaan Fisik Sistem Integumen. http://smartanddelicious.blogspot.com/2010/11/pemeriksaan-fisik-sistem-integumen.html. Diakses pada hari Minggu, 18 November 2012, pukul 8.19 WIB

_________. (2011). Pengkajian Fisik pada Bayi Baru Lahir. http://faraaraa.blogspot.com/2011/10/pengkajian-fisik-pada-bayi-baru-lahir.html. Diakses pada hari Minggu, tanggal 18 November 2012, pukul 8.21 WIB

Bickley, Lynn S. (2008). Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates. Jakarta: EGC

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika

Muttaqin, Arif. (2010). Pengkajian Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinik. Jakarta: Salemba Medika

________. (2012). Pemeriksan Fisik Ekstremitas, Kulit dan Genitalia pada Bayi dan Balita. http://princeskalem.blogspot.com/2012/01/pemeriksaan-fisik-ekstremitas-kulit-dan.html. Diakses pada hari Minggu, tanggal 18 November 2012, pukul 10.32 WIB