IMPLEMENTASI PROGRAM PEACE CORPSrepository.ub.ac.id/3879/1/Betty Dyah Anggun Purnama... · 2020. 5....

190
IMPLEMENTASI PROGRAM PEACE CORPS DAN DAMPAKNYA PADA MUTU PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS (Studi pada MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar) SKRIPSI Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Betty Dyah Anggun Purnama Wulan 135030101111039 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK MALANG 2017

Transcript of IMPLEMENTASI PROGRAM PEACE CORPSrepository.ub.ac.id/3879/1/Betty Dyah Anggun Purnama... · 2020. 5....

  • IMPLEMENTASI PROGRAM PEACE CORPSDAN DAMPAKNYA PADA MUTU PENDIDIKAN

    BAHASA INGGRIS(Studi pada MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana

    Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

    Betty Dyah Anggun Purnama Wulan

    135030101111039

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

    JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

    PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

    MALANG

    2017

  • ii

    MOTTO

    “Ask not what your country can do for you,

    Ask what you can do for your country”.

    -John F. Kennedy 1961-

    Jangan perhitungkan tentang apa

    yang telah diberikan negaramu

    untukmu

    Tapi perhitungkan berapa banyak

    kontribusi yang telah engkau

    berikan bagi negaramu.

    -Betty Dyah Anggun 2017-

  • iii

    TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

    Judul : Implementasi Program Peace Corps dan Dampaknya pada

    Mutu Pendidikan Bahasa Inggris (Studi pada MTs. Darussalam

    Kademangan Kabupaten Blitar)

    Disusun Oleh : Betty Dyah Anggun Purnama Wulan

    NIM : 135030101111039

    Fakultas : Ilmu Administrasi

    Jurusan : Administrasi Publik

    Konsentrasi : -

    Malang, 19 Juni 2017

    Komisi Pembimbing

    Ketua

    Dr. Fadillah Amin, M.AP, Ph.D

    NIP. 196912052005011003

  • iv

  • v

    TANDA PENGESAHAN

    Telah dipertahankan di depan majelis penguji skripsi, Fakultas Ilmu

    Administrasi Universitas Brawijaya, pada :

    Hari : Selasa

    Tanggal : 25 Juli 2017

    Jam : 09.00 – 10.00 WIB

    Skripsi atas nama : Betty Dyah Anggun Purnama Wulan

    Judul : Implementasi Program Peace Corps dan Dampaknya pada

    Mutu Pendidikan Bahasa Inggris (Studi pada MTs.

    Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar)

    Dan dinyatakan LULUS

    MAJELIS PENGUJI

    Ketua

    Dr. Fadillah Amin, M.AP, Ph.D

    NIP. 196912052005011003

    Penguji I

    Drs. Moh. Shobaruddin, MA

    NIP. 195902191986011001

    Penguji II

    Nurjati Widodo, SAP, M.AP

    NIP. 2012018301291001

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Terimakasih dan Alhamdulillah atas segala Rahmad dan Ridho

    ALLAH SWT yang telah diberikan kepada saya hingga saya dapat

    menyelesaikan karya tulis saya ini tepat pada waktunya. Dengan

    banyak cobaan yang telah engkau berikan, engkau telah

    memberikan makna berjuang dalam setiap cobaan yang kulalui

    yang telah menjadikan diri ini menjadi pribadi yang lebih dewasa

    lagi. Memberikan kesehatan serta kesabaran hingga saya dapat

    melewati setiap cobaan demi cobaan dalam menyelesaikan karya

    tulis ini. Izinkan saya untuk terus menggapai kesuksesan saya

    agar dapat membanggakan kedua orang tua serta orang-orang

    disekitar saya yang selalu mendampingi, mendoakan serta

    memberikan dukungan dan semangatnya.

    Karya ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku Bapak

    Sugondo dan Ibu Yuli yang telah bersusah payah memberikan

    pengorbanannya untuk membesarkanku dari kecil, membimbing

    dan menasehati setiap langkah dan aktivitasku, merawatku dikala

    sedang sakit, selalu memberi motivasi dan semangat ketika saya

    berada pada titik jenuh mengerjakan semua tugas dan amanat

    yang harus saya pikul, membangkitkan semangatku dan

    membantuku untuk bangkit saat aku benar-benar dalam keadaan

    terjatuh, mendampingiku disaat suka dan duka, selalu

    mendoakanku untuk meraih sukses, dan masih banyak lagi jasa-

    jasa yang telah mereka berikan kepada saya hingga mungkin

    semua kebaikan tersebut tidak akan pernah sanggup untuk saya

  • vii

    tebus seumur hidup saya. Maafkanlah jika anakmu ini terlalu

    sering untuk melupakan semua kebaikan dari Bapak dan Ibu.

    Semoga Allah SWT membalas kebaikan tersebut dan senantiasa

    memberikan nikmatnya agar kedua orang tuaku selalu diberikan

    kesehatan, kelancaran rezeki dan semoga Tuhan senantiasa

    mengizinkan kedua orang tuaku untuk melihat kesuksesan dari

    Putri satu-satunya ini. Karena bagi saya, kesuksesan saya hari ini

    sejatinya adalah milik kedua orang tua saya. Sementara

    kesuksesan saya yang hakiki adalah ketika dapat melihat anak-

    anakku kelak telah meraih kesuksesannya masing-masing.

    Untuk yang selalu ku sayangi, Adik Laki-lakiku satu-satunya

    Dimas Bagus Prabu Anggoro Putro.. Jadilah anak yang berbakti

    kepada orang tua dan jagalah selalu hati mereka…

    dan

    Untuk Sahabat dan Teman-teman ku…

    Terimakasih banyak atas setiap do’a dan dukunganya..

    Terimakasih telah memberikan sepenggal cerita, kenangan dalam

    ingatan yang telah mewarnai hari-hariku menjadi lebih

    bermakna..

    Terimakasih telah memberikan tempat serta atmosfer yang

    nyaman dalam persahabatan kita ..

    Terimakasih pula telah memberikan pengaruh yang positif selama

    ini..

    Berkat kalian saya dapat meraih satu pijakan menuju masa

    depan.

    Serta

    Untuk almamater tercinta Fakultas Ilmu Administrasi

    Universitas Brawijaya.

  • viii

    RINGKASAN

    Betty Dyah Anggun Purnama Wulan. 2017. Implementasi Program Peace

    Corps dan Dampaknya pada Mutu Pendidikan Bahasa Inggris (Studi pada

    MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar). Skripsi. Jurusan

    Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya. Dosen

    Pembimbing : Dr. Fadillah Amin, M.AP, Ph.D. 170 halaman + xviii

    Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi

    dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

    oleh masyarakat”. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju maka

    muncullah berbagai macam permasalahan yang menghampiri bangsa. Salah

    satunya yakni permasalahan pendidikan. Bahasa Inggris adalah salah satu Mata

    Pelajaran penting untuk siswa, oleh karena itu Pemerintah Indonesia dan

    Pemerintah Amerika Serikat membentuk Program pengabdian masyarakat untuk

    mengajarkan Bahasa Inggris untuk generasi muda Indonesia, khususnya siswa.

    Program tersebut adalah Program Peace Corps.

    Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan

    kualitatif yang berlokasi di Kabupaten Blitar, sedangkan situsnya berada di MTs.

    Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar. Sumber datanya primer diperoleh dari

    beberapa wawancara dari informan yang berkaitan, sedangkan data sekundernya

    diperoleh dari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan tema tersebut.

    Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.

    Sedangkan instrumen penelitiannya adalah peneliti sendiri, dan beberapa alat

    penunjang seperti pedoman wawancara, dan alat bantu lainnya.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Peace Corps di MTs.

    Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar memberikan manfaat untuk para siswa

    dan guru yang ada di MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar. Siswa

    MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar mempunyai motivasi untuk

    belajar Bahasa Inggris. Selain itu beberapa siswa juga sudah mengikuti

    perlombaan dalam bidang Bahasa Inggris dan menjuari beberapa perlombaan

    tersebut. Para guru dan Kepala Sekolah MTs. Darussalam Kademangan

    Kabupaten Blitar juga mempunyai motivasi untuk belajar Bahasa Inggris dan

    memperbaiki model pembelajaran Bahasa Inggris. Hambatan dalam implementasi

    Program Peace Corps adalah isi program, informasi, dukungan, dan pembagian

    potensi.

    Kata Kunci : Program, Peace Corps, Bahasa Inggris, Mutu Pendidikan

  • ix

    SUMMARY

    Betty Dyah Anggun Purnama Wulan. 2017. Implementation of Peace Corps

    Program and Its Impact on English Educational Quality (Study on MTs.

    Darussalam Kademangan, Blitar Regency). Undergraduate Thesis. Science

    Department of Public Administration, Faculty of Administration Science,

    Brawijaya University. Advisor Lecturer Dr. Fadillah Amin, M.AP, Ph.D. 170

    pages + xviii

    Education is an effort for human beings to develop their potency through

    learning process and or other ways that are known and recognized by society".

    Along with the development of an advanced era then emerged various kinds of

    problems that approached the nation. One of them is education problems. English

    is one of the important subjects for students, therefore the Government of

    Indonesia and the Government of the United States set up a community service

    program to teach English to young Indonesians, especially students. The program

    is Peace Corps Program.

    This research uses descriptive research type with qualitative approach which

    located in Blitar Regency, while its site is in MTs. Darussalam Kademangan

    Kabupaten Blitar. The primary data source was obtained from several interviews

    from the relevant informants, while the secondary data were obtained from

    documents related to the theme. The collecting data techniques are through

    interviews, observation, and documentation. While the research instrument is the

    researcher himself, and some supporting tools such as interview guides, and other

    aids.

    The research results show that the Peace Corps Program in MTs. Darussalam

    Kademangan Kabupaten Blitar provides benefits for students and teachers in MTs.

    Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar. Students of MTs. Darussalam

    Kademangan Blitar Regency have the motivation to learn English. In addition

    some students was joined in English competition and became the champion of

    several competition. Teachers and Principals of MTs. Darussalam Kademangan

    Kabupaten Blitar also have the motivation to learn English and improve the

    English learning model. Barriers to the implementation of the Peace Corps

    Program are program content, information, support, and potential sharing.

    Keywords : Program, Peace Corps, English, Educational Quality

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT tempat meminta dan

    memohon pertolongan. Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, suri

    tauladan bagi umat manusia. Syukur Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan

    skripsi yang berjudul Implementasi Program Peace Corps dan Dampaknya

    pada Mutu Pendidikan Bahasa Inggris (Studi pada MTs. Darussalam

    Kademangan Kabupaten Blitar). Skripsi ini merupakan tugas akhir yang

    diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu

    Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

    Kemampuan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak akan pernah

    terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

    kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu

    Administrasi Universitas Brawijaya Malang

    2. Bapak Dr. Choirul Saleh, M.S selaku Ketua Jurusan Administrasi Publik

    3. Bapak Minto Hadi, M.S selaku Sekretaris Jurusan Administrasi Publik

    4. Ibu Dr. Lely Indah Mindarti, M.Si selaku Ketua Prodi Administrasi Publik

    5. Bapak Rendra Eko Wismanu, S.AP., M.AP selaku Sekretaris Prodi

    Administrasi Publik

    6. Bapak Dr. Fadillah Amin, M.AP, Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang

    telah membimbing penulis selama penyusunan skripsi

  • xi

    7. Seluruh Dosen dan Pengajar di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

    Brawijaya yang telah memberikan banyak ilmu dan wawasan selama

    menjalani studi.

    8. Bapak Barijan BA selaku Kepala Sekolah MTs. Darussalam Kademangan

    Kabupaten Blitar yang telah mengizinkan penelitian

    9. Bapak Muhamad Rifai,S.Pd selaku guru mitra di MTs. Darussalam

    Kademangan Kabupaten Blitar yang memberikan informasi tentang

    implementasi program Peace Corps di MTs. Darussalam Kademangan

    Kabupaten Blitar

    10. Ibu Ayu Kautsar,S.Pd selaku guru pengajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris

    di MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar yang memberikan

    informasi tentang implementasi program Peace Corps di MTs.

    Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar dan seluruh siswa-siswi di

    MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar yang turut serta

    membantu proses pengumpulan data dan informasi tentang implemetasi

    program Peace Corps di MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar.

    11. Nicholas Waughfish (Nicky) selaku relawan Peace Corps yang

    ditempatkan di MTs. Darussalam Kabupaten Blitar yang membantu proses

    pengumpulan data dan informasi tentang implemetasi program Peace

    Corps di MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar.

    12. Bapak Sugiyanto selaku Partner Relations Manager Peace Corps

    Indonesia yang bertempat di Jalan WR. Supratman Nomor 9 Surabaya

    yang memberikan informasi tentang program Peace Corps secara umum.

  • xii

    13. Kedua orang tua, Bapak Sugondo dan Ibu Yuli, dan adik yang selalu

    memberikan dukungan baik secara moril dan material serta do’a restu

    selama ini.

    14. Sahabat, teman-teman tercinta, seluruh keluarga besar Sanggar Seni

    Mahasiswa (SSM) dan seluruh keluarga besar Badan Eksekutif Mahasiswa

    (BEM) FIA periode 2015 dan 2016 khususnya untuk kementrian keuangan

    senang dapat menjadi bagian dari organisasi ini dan terimakasih banyak

    telah memberikan lingkungan yang nyaman bagi saya . Harapan saya kita

    akan selalu memberikan dedikasi kepada bangsa dengan karya dan

    inspirasi terbaik kita. Untuk semua mahasiswa jururan Administrasi Publik

    khususnya angkatan 2013 yang tidak bisa disebutkan secara individu

    semoga kita dapat menjadi generasi terbaik di FIA UB dan semoga selalu

    diberi kemudahan untuk mencapai target masing-masing.

    Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, terutama

    yang membutuhkan informasi mengenai implementasi program Peace Corps.

    Akhir kata, tiada gading yang tak retak seperti penulisan skripsi ini pasti juga

    terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

    bersifat membangun sangat dibutuhkan. Terimakasih.

    Malang, 19 Juni 2017

    Penulis

  • xiii

    DAFTAR ISI

    MOTTO ........................................................................................................ ii

    TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................ iii

    PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................................... iv

    TANDA PENGESAHAN .............................................................................. v

    HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi

    RINGKASAN ................................................................................................ viii

    SUMMARY ................................................................................................... ix

    KATA PENGANTAR ................................................................................... x

    DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

    DAFTAR ISTILAH ...................................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 13 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 13 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 13 1.5 Sistematika Penulisan ................................................................................ 14

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 16

    2.1 Administrasi Publik dan Kebijakan Publik ................................................ 16

    2.1.1 Administrasi Publik ........................................................................... 16

    2.1.2 Kebijakan Publik ............................................................................... 17

    2.1.3 Tahapan-Tahapan Kebijakan Publik................................................... 18

    2.1.4 Faktor Pendukung dan Penghambat Kebijakan Publik ....................... 22

    2.1.5 Kebijakan Pendidikan ........................................................................ 24

    2.2 Implementasi Program .............................................................................. 25

    2.2.1 Konsep Implementasi Program .......................................................... 25

    2.2.2 Tujuan Penilaian Program .................................................................. 26

    2.2.3 Unsur-Unsur Implementasi Program .................................................. 27

    2.2.4 Model Implementasi Program ............................................................ 29

    2.2.5 Hambatan dalam Implementasi Program ............................................ 33

    2.3 Hubungan Internasional dan Kerjasama Internasional ............................... 36

    2.3.1 Hubungan Internasional ..................................................................... 36

    2.3.2 Kerjasama Internasional..................................................................... 37

    2.3.3 Kerjasama Bilateral ........................................................................... 39

    2.4 Kerjasama Bilateral AS-Indonesia dalam Bidang Pendidikan .................... 42

    2.5 Program Peace Corps................................................................................ 46

    2.6 Pekerja Sosial Internasional....................................................................... 49

    2.7 Mutu Pendidikan ....................................................................................... 51

    2.7.1 Pengertian Pendidikan ....................................................................... 51

    2.7.2 Mutu Pendidikan ............................................................................... 52

  • xiv

    2.7.3 Pelayanan Publik Bidang Pendidikan ................................................. 55

    BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 58

    3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................... 58

    3.2 Fokus Penelitian ........................................................................................ 59

    3.3 Lokasi dan Situs Penelitian ....................................................................... 60

    3.4 Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 62

    3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 67

    3.6 Instrumen Penelitian.................................................................................. 72

    3.7 Analisis Data ............................................................................................. 73

    3.8 Keabsahan Data ........................................................................................ 76

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 79

    4.1 Gambaran Umum Lokasi dan Situs Penelitian ........................................... 79

    4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Blitar ................................................. 79

    4.1.2 Gambaran Umum MTs. Darussalam Kademangan Blitar ................. 84

    4.1.2.1 Visi dan Misi MTs. Darussalam........................................... 86

    4.1.2.2 Struktur Organisasi MTs. Darussalam ................................. 87

    4.1.2.3 Gambaran Umum Pendidikan di MTs. Darussalam .............. 87

    4.2 Penyajian Data .......................................................................................... 99

    4.2.1 Implementasi Program Peace Corps dan Dampaknya pada Mutu

    Pendidikan Bahasa Inggris di MTs. Darussalam Kademangan

    Kabupaten Blitar ............................................................................ 99

    4.2.1.1 Kesesuaian antara Program dengan Pemanfaat .................... 111

    4.2.1.2 Kesesuaian antara Program dengan Organisasi Pelaksana .... 119

    4.2.1.3 Kesesuaian Kelompok Pemanfaat & Organisasi Pelaksana .. 122

    4.2.2 Hambatan dalam Implementasi Program Peace Corps dan Dampaknya

    pada Mutu Pendidikan Bahasa Inggris di MTs. Darussalam

    Kademangan Kabupaten Blitar ........................................................ 132

    4.3 Analisis Data ............................................................................................. 138

    4.3.1 Implementasi Program Peace Corps dan Dampaknya pada Mutu

    Pendidikan Bahasa Inggris di MTs. Darussalam Kademangan

    Kabupaten Blitar ............................................................................. 138

    4.3.1.1 Kesesuaian antara Program dengan Pemanfaat .................... 141

    4.3.1.2 Kesesuaian antara Program dengan Organisasi Pelaksana .... 145

    4.3.1.3 Kesesuaian Kelompok Pemanfaat & Organisasi Pelaksana .. 149

    4.3.2 Hambatan dalam Implementasi Program Peace Corps dan Dampaknya

    pada Mutu Pendidikan Bahasa Inggris di MTs. Darussalam

    Kademangan Kabupaten Blitar ........................................................ 155

    BAB V PENUTUP ........................................................................................ 161

    5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 161 5.2 Saran ........................................................................................................ 164

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 166

    LAMPIRAN .................................................................................................. 170

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Frekuensi Pengumpulan Data Wawancara ......................................... 69

    Tabel 2. Jumlah Penduduk di Kabupaten Blitar ............................................... 81

    Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin ......................................... 83

    Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ......................... 84

    Tabel 5. Akreditasi Madrasah Terakhir ........................................................... 87

    Tabel 6. Data Rombongan Belajar pada Semester Ganjil ................................. 88

    Tabel 7. Daftar Kolektif Ujian Nasional .......................................................... 89

    Tabel 8. Jumlah dan Kondisi Bangunan .......................................................... 90

    Tabel 9. Kondisi Sarana dan Prasarana Pembelajaran ...................................... 92

    Tabel 10. Daftar Tenaga Pengajar ................................................................... 93

    Tabel 11. Jumlah Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan ........................ 95

    Tabel 12. Kondisi Partisipasi Siswa dan Rombel Akhir ................................... 96

    Tabel 13. Prosentase Kelulusan MTs. Darussalam .......................................... 97

    Tabel 14. Nilai UASBN MTs. Darussalam ...................................................... 98

    Tabel 15. Perkembangan Jumlah Peserta Didik MTs. Darussalam ................... 114

    Tabel 16. Rincian Jumlah Pendaftar dan Jumlah Siswa Baru ........................... 115

    Tabel 17. Ringkasan Data Penerimaan Peserta Didik Baru .............................. 115

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Tahapan dalam Proses Pembuatan Kebijakan Publik ...................... 19

    Gambar 2. Model Kesesuaian Korten .............................................................. 30

    Gambar 3. Alur Koordinasi Antar Kelembagaan Peace Corps ........................ 48

    Gambar 4. Komponen Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan ........................... 54

    Gambar 5. Analisis Model Interaktif ............................................................... 74

    Gambar 6. Peta Kabupaten Blitar .................................................................... 79

    Gambar 7. MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar .......................... 84

    Gambar 8. Struktur Organisasi MTs. Darussalam Kademangan ...................... 87

    Gambar 9. Aktor-aktor Program Peace Corps ................................................. 100

    Gambar 10. Alur Koordinasi Antar Kelembagaan Peace Corps ...................... 101

    Gambar 11. Kegiatan Belajar Mengajar Relawan Bersama Guru ..................... 106

    Gambar 12. Kegiatan Belajar Mengajar Relawan Bersama Guru ..................... 106

    Gambar 13. Kegiatan Belajar Mengajar Relawan Bersama Guru ..................... 107

    Gambar 14. Kegiatan English Club Relawan Bersama Siswa .......................... 107

    Gambar 15. Kegiatan English Camp ............................................................... 109

    Gambar 16. Kegiatan English Camp ............................................................... 109

    Gambar 17. Study Tour MOP MTs. Darussalam.............................................. 110

    Gambar 18. Prestasi yang diperoleh MTs. Darussalam .................................... 117

    Gambar 19. Arak-arak Keliling Kampung Memperingati Hari Kartini ............ 130

    Gambar 20. Acara Motivasi MTs. Darussalam ................................................ 130

    Gambar 21. Reuni Rutinan Keluarga Besar MTs. Darussalam ......................... 131

  • xvii

    DAFTAR ISTILAH

    AMINEF : American Indonesia Exchange Foundation

    BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

    Comprehensive Partnership: Perjanjian Kemitraan Komprehensif

    Host Family : Keluarga asuh di tempat tinggal para relawan

    IA : Implementing Arrangement

    ISO : International Standart Operational

    GEF : Global Education Framework

    G-to-C : (Government to Citizen) Pemerintah kepada

    masyarakat.

    G-to-G : (Government to Government) Pemerintah kepada

    pemerintah.

    MoU : (Memorandum of Understanding) Memorandum

    saling pengertian.

    PORSIKAMA : Pekan Olahraga, Seni dan Pramuka Madrasah

    Peace Corps : Sebuah lembaga independen Amerika Serikat yang

    mengirimkan relawan untuk membantu negara-

    negara berkembang di mana bantuan dibutuhkan.

    Secondary Project : Pekerjaan kedua atau pekerjaan sampingan

    Smart Power : Strategi yang dijalankan Amerika untuk mengatur

    kekuatan politik luar negerinya melalui diplomasi

    menggunakan strategi baru dalam hal menjalin

    hubungan dengan negara-negara lainnya

    USAID : Badan independen dari pemerintahan Amerika

    Serikat yang bertanggung jawab atas bantuan untuk

    bidang ekonomi, pembangunan, dan kemanusiaan

    untuk negara-negara lain didunia dalam mendukung

    tujuan-tujuan kebijakan luar negeri Amerika Serikat

    yang merupakan lembaga donor terbesar Amerika

    Serikat.

    https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemerintahan_Amerika_Serikat&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemerintahan_Amerika_Serikat&action=edit&redlink=1

  • xviii

    USINDO : United States – Indonesia Society adalah satu-

    satunya organisasi non-pemerintahan yang secara

    eksklusif didedikasikan untuk meningkatkan

    pemahaman Amerika Serikat tentang Indonesia

    begitu juga sebaliknya untuk meningkatkan

    pemahaman masyarakat Indonesia tentang Amerika

    Serikat dan memperkuat hubungan di antara kedua

    negara dan penduduknya

  • CURRICULUM VITAE

    DATA PRIBADI

    Nama : Betty Dyah Anggun Purnama Wulan

    NIM : 135030101111039

    Tempat, tanggal lahir : Blitar, 02 July 1995

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    Kewarganegaraan : Indonesia

    Alamat Asal : Jl. Kalasan No. 121 Kelurahan Bendogerit Kecamatan

    Sananwetan Kota Blitar. Kode pos : 66133

    Alamat di Malang : Jl. Saxofon Perumahan Permata Brantas Indah Blok II

    Kav 111E Kelurahan Jatimulyo Kecamatan

    Lowokwaru Kota Malang. Kode Pos: 65141

    Jurusan : Ilmu Administrasi Publik

    Prodi : Ilmu Administrasi Publik

    Universitas : Universitas Brawijaya

    No Hp : 082244463715

    E-mail : [email protected]

    mailto:[email protected]

  • DATA PENDIDIKAN

    No Pendidikan Formal Tahun

    1 R.A. Perwanida Kota Blitar 1999 – 2001

    2 SDN Gaprang II 2001 – 2007

    3 SMPN 1 Kota Blitar 2007 – 2010

    4 SMAN 1 Kota Blitar 2010 – 2013

    5 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

    Brawijaya

    2013 – 2017

    PENGALAMAN AKADEMIK

    1. Program Magang Internship selama 2 minggu (8-20 Mei 2016) di

    University Utara Malaysia.

    2. Karya Ilmiah berjudul Implementasi Program Peace Corps dan

    Dampaknya pada Mutu Pendidikan Bahasa Inggris (Studi pada MTs.

    Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar

    PENGALAMAN ORGANISASI

    No Jabatan Organisasi Tahun

    1 Staff Muda Master Fight

    Organization of Sport

    (MAFIOSO)

    2013

    2 Sekertaris Umum I Sanggar Seni Mahasiswa 2015

    3 Staff Kementrian

    Keuangan

    Badan Eksekutif

    Mahasiswa (BEM) FIA

    UB

    2015

    4 Mentri Keuangan Badan Eksekutif

    Mahasiswa (BEM) FIA

    UB

    2016

  • PENGALAMAN KEPANITIAAN

    No Jabatan Acara Tahun

    1 Devisi Konsumsi PEMILWA FIA 2013

    2 Devisi Konsumsi Diskusi PANEL

    HUMANISTIK FIA UB

    2013

    3 Devisi Acara PKK MABA

    PANGLIMA

    2014

    4 Bendahara Pelaksana “Ceremony” Dies Natalis

    HUMANISTIK on

    Decade

    2014

    5 Bendahara Pelaksana “Temu Alumni”

    HUMANISTIK on

    Decade

    2014

    6 Bendahara Pelaksana “Night Concert” Dies

    Natalis HUMANISTIK

    on Decade

    2014

    7 Pengisi Acara SIMFONI SENJA I 2014

    8 Ketua Pelaksana Try Out SBMPTN 2015 2015

    9 Koordinator Kostum “Dolanan Seni” SSM FIA

    UB

    2015

    10 Devisi Acara Fia Night Run 2015

    11 Koordinator

    KESTARI

    SIMFONI SENJA II 2015

    12 Koordinator Acara “GALAXI” Diklat

    Anggota SSM FIA UB

    2015

    13 Bendahara Pelaksana SEMNAS UMKM 2015

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

    Sistem Pendidikan Nasional yang antara lain menyatakan bahwa “Manusia

    membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha

    agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses

    pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat”.

    Dengan demikian, sebagai institusi, pendidikan pada prinsipnya memikul

    amanah “etika masa depan”.

    Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju maka

    muncullah berbagai macam permasalahan yang menghampiri bangsa. Salah

    satunya yakni permasalahan pendidikan. Permasalahan pendidikan sendiri

    dibagi menjadi permasalahan internal dan permasalahan eksternal.

    Permasalahan internal pendidikan di Indonesia masa kini sangat kompleks.

    Joesoef (2001:210-225) menyebutkan contoh, dan mencatat permasalahan

    internal pendidikan meliputi permasalahan-permasalahan yang berhubungan

    dengan strategi pembelajaran, peran guru, kurikulum, sistem kelembagaan,

    sarana dan prasarana, manajemen, anggaran operasional, dan peserta didik.

    Dari berbagai permasalahan internal pendidikan dimaksud, tiga permasalahan

  • 2

    internal yang dipandang cukup menonjol, yaitu permasalahan sistem

    kelembagaan, profesionalisme guru, dan strategi pembelajaran.

    Seperti halnya permasalahan internal, permasalahan eksternal pendidikan

    di Indonesia sesungguhnya sangat komplek. Dari berbagai permasalahan pada

    dimensi eksternal pendidikan di Indonesia, terdapat dua permasalahan yang

    utama, yaitu permasalahan perubahan sosial dan permasalahan globalisasi.

    Pertama adalah permasalahan perubahan sosial. Ada sebuah adegium yang

    menyatakan bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi, semuanya berubah;

    satu-satunya yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Itu artinya, perubahan

    sosial merupakan peristiwa yang tidak bisa dielakkan, meskipun ada

    perubahan sosial yang berjalan lambat dan ada pula yang berjalan cepat.

    Salah satu fungsi pendidikan, sebagaimana dikemukakan di atas, adalah

    melakukan inovasi-inovasi sosial, yang maksudnya tidak lain adalah

    mendorong perubahan sosial. Fungsi pendidikan sebagai agen perubahan

    sosial (agent of changes) tersebut, dewasa ini ternyata justru melahirkan

    paradoks. Dengan kata lain, ketidakmampuan mengelola dan mengikuti

    dinamika perubahan sosial sama artinya dengan menyiapkan

    keterbelakangan. Permasalahan perubahan sosial, dengan demikian harus

    menjadi agenda penting dalam pemikiran dan praksis pendidikan nasional.

    Permasalahan yang kedua yakni globalisasi, globalisasi mengandung arti

    terintegrasinya kehidupan nasional kedalam kehidupan global. Bila dikaitkan

    dalam bidang pendidikan, globalisasi pendidikan berarti terintegrasinya

    pendidikan nasional kedalam pendidikan dunia. Sebegitu jauhnya, globalisasi

  • 3

    memang belum merupakan kecenderungan umum dalam bidang pendidikan.

    Namun gejala kearah itu sudah mulai nampak. Oleh karena itu, globalisasi

    sudah mulai menjadi permasalahan aktual pendidikan. Seperti diketahui, diera

    globalisasi telah terjadi pergeseran paradigma tentang keunggulan suatu

    Negara, dari keunggulan komparatif (Comperative adventage) kepada

    keunggulan kompetitif (competitive advantage). Keunggulam komparatif

    bertumpu pada kekayaan Sumber Daya Alam (SDA), sementara keunggulan

    kompetitif bertumpu pada pemilikan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

    berkualitas (Kuntowijoyo, 2001:122).

    Konteks pergeseran paradigma keunggulan menyebutkan bahwa

    pendidikan nasional akan menghadapi situasi kompetitif yang sangat tinggi,

    karena harus berhadapan dengan kekuatan pendidikan global. Untuk

    menghadapi tantangan global Indonesia perlu menyiapkan Sumber Daya

    Manusia (SDM) dengan pendidikan yang berkualitas. Hal ini berkaitan erat

    dengan kenyataan bahwa globalisasi justru melahirkan semangat

    cosmopolitantisme dimana anak-anak bangsa boleh jadi akan memilih

    sekolah-sekolah di luar negeri sebagai tempat pendidikan atau tempat untuk

    sekolah, terutama jika kondisi sekolah-sekolah di dalam negeri secara

    kompetitif under-quality (berkualitas rendah). Kecenderungan ini sudah

    mulai terlihat pada tingkat perguruan tinggi dan bukan mustahil akan

    merambah pada tingkat sekolah menengah.

    Globalisasi mendorong negara-negara baik negara maju dan berkembang

    untuk melakukan kerjasama dan koordinasi internasional demi tercapainya

  • 4

    tujuan dan penyelesaian masalah global, dimana sebuah negara tidak dapat

    menyelesaikannya sendiri karena masalah ini terjadi diluar batas kemampuan

    negara untuk menyelesaikannya sendiri. Dari latar belakang tersebut diatas

    maka lahirlah suatu kerjasama global antara Pemerintah Indonesia dengan

    Pemerintah Amerika Serikat dalam bidang pendidikan sebagai langkah

    strategis dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan

    mempererat hubungan kemitraan antar kedua negara tersebut. Kerjasama

    Indonesia dengan Amerika dalam bidang pendidikan terbentuk melalui

    penandatanganan kesepakatan MoU (Memorandum of Understanding)

    USINDO (United States – Indonesia Society) pada 15 Mei 2006 lalu

    (www.usindo.org/, 15 April 2017). USINDO (United States – Indonesia

    Society) merupakan satu-satunya organisasi non-pemerintahan yang secara

    eksklusif didedikasikan untuk meningkatkan pemahaman Amerika Serikat

    kepada negara Indonesia begitu juga sebaliknya untuk meningkatkan

    pemahaman Indonesia kepada Amerika Serikat dan memperkuat hubungan di

    antara kedua negara beserta dengan penduduknya (www.usindo.org/, 15 April

    2017).

    Sejalan dengan MoU (Memorandum of Understanding) USINDO

    (United States – Indonesia Society) tersebut, pada tanggal 16 Oktober 2006,

    Pemerintah Amerika Serikat, melalui Duta Besar Amerika Serikat di Jakarta,

    mengadakan pertemuan dengan BAPPENNAS yang intinya menyampaikan

    kembali tawaran suatu program yang bernama Peace Corps di Indonesia

    (www.usindo.org/, 15 April 2017). Melalui surat Bapak Menteri Negara

    http://www.usindo.org/http://www.usindo.org/http://www.usindo.org/

  • 5

    Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor

    6461/M.PPN/10/2006 kepada Duta Besar Amerika Serikat di Jakarta dan

    Surat Nomor 6463/M.PPN/10/2006 tanggal 31 Oktober 2006, Pemerintah

    Indonesia telah menyampaikan penghargaan dan membuka diri terhadap

    kerjasama internasional sekaligus mengundang Peace Corps untuk

    membangun kembali programnya di Indonesia.

    Nama Peace Corps yang digunakan sebagai nama program diadopsi dari

    nama lembaga penyelenggaranya yaitu lembaga Peace Corps sendiri. Peace

    Corps merupakan suatu organisasi atau badan bantuan Independen

    pemerintah Amerika Serikat yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman

    bersama antara masyarakat Amerika dan masyarakat di dunia. Didirikan pada

    tahun 1961 hingga saat ini Peace Corps telah melakukan kegiatan pengabdian

    pada lebih dari dari 139 negara di seluruh dunia dengan jumlah relawan

    Peace Corps mencapai lebih dari 220.000 yang telah tersebar di 140 negara

    mitra dengan mengemban misi perdamaian, memperbaiki kondisi kesehatan,

    memajukan pendidikan, mengembangkan teknologi informasi, serta menjaga

    kelangsungan lingkungan sekitar (www.peacecorps.gov, 7 Maret 2017).

    Sebelumnya, program Peace Corps sudah pernah dilaksanakan di

    Indonesia pada masa Orde Lama melalui MoU (Memorandum of

    Understanding) yang disepakati pada tanggal 8 Maret 1963 dan mulai

    dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 1963. Program ini kemudian resmi

    diberhentikan oleh Pemerintah Amerika Serikat pada tahun 1965 dikarenakan

    beberapa insiden terburuk pada era saat itu yang muncul dihampir semua

    http://www.peacecorps.gov/

  • 6

    wilayah dan menjadi tantangan utama bagi keberlangsungan program Peace

    Corps di Indonesia. Para relawan Peace Corps mendapat aksi kekerasan oleh

    sekelompok pemuda komunis Indonesia dan dituduh sebagai mata-mata

    Amerika Serikat.

    Pertemuan antara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat dengan Menteri

    Luar Negeri Republik Indonesia pada tanggal 18-19 Februari 2009, telah

    dilakukan untuk membahas Comprehensive Partnership serta kesiapan

    Amerika Serikat untuk mengirimkan kembali Relawan Peace Corps ke

    Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Luar Negeri

    menanggapi hal ini secara positif. Melalui serangkaian pembahasan antara

    Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat, MoU (Memorandum of

    Understanding) Peace Corps akhirnya ditandatangani pada tanggal 11

    Desember 2009. Melalui kesepakatan tersebut program Peace Corps yang

    merupakan kerjasama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat

    dalam kerangka Comprehensive Pertnership antara Republik Indonesia dan

    Amerika Serikat yang diluncurkan pada tahun 2010 oleh Presiden Susilo

    Bambang Yudhoyono dan Presiden Barrack Obama telah kembali dijalankan

    di Indonesia setalah mengalami pasang surut sejak pertama kali hadir di

    Indonesia pada masa Orde Lama. Melalui program Peace Corps, pemerintah

    Amerika Serikat lewat Peace Corps mengirimkan relawan-relawannya

    (tenaga pengajar sukarela) ke daerah-daerah kecil di Indonesia (awalnya Jawa

    Timur pada tahun 2010 kemudian merambah ke Jawa Barat tahun 2012 dan

    ke Nusa Tenggara Timur tahun 2016) untuk mengajarkan dan melakukan

  • 7

    pelatihan pengajaran bahasa Inggris bagi siswa dan guru-guru mata pelajaran

    tersebut sebagai upaya untuk mempererat hubungan antara masyarakat

    Amerika Serikat dan masyarakat Indonesia melalui pengajaran bahasa Inggris

    di sekolah/madrasah (people to people contact).

    Untuk menindaklanjuti MoU (Memorandum of Understanding) Peace

    Corps, telah dibentuk Steering Committee Peace Corps dengan melibatkan

    Bappenas, Kemenko Kesra, Kementrian Luar Negeri, Sekertariat Negara,

    Biro Administrasi Kerjasama Sekertaris Daerah Provinsi, Kementrian

    Pendidikan Nasional, Kementrian Agama, dan Ditjen Imigrasi. Selain itu,

    juga telah dibentuk Working Group Peace Corps dibawah koordinasi

    Bappenas dan Kemenko Kesra. Keberadaan Steering Committee dan Working

    Group tersebut adalah untuk memudahkan koordinasi dalam pelaksanaan

    program Peace Corps di Indonesia termasuk memberikan fasilitas bagi

    koordinasi antara Pemerintah Indonesia dengan USAID (United States

    Agency for International Development) selaku representasi Peace Corps

    sebelum Peace Corps masuk dalam daftar kerjasama teknik. USAID (United

    States Agency for International Development) adalah badan independen dari

    pemerintahan Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas bantuan untuk

    bidang ekonomi, pembangunan, dan kemanusiaan untuk negara-negara lain

    didunia dalam mendukung tujuan-tujuan kebijakan luar negeri Amerika

    Serikat terkait dengan peranannya sebagai lembaga donor terbesar Amerika

    Serikat (www.usaid.gov, 15 April 2017) . Hal ini untuk memudahkan proses

    administrasi bagi Peace Corps dalam menjalankan tugasnya di Indonesia,

    https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemerintahan_Amerika_Serikat&action=edit&redlink=1http://www.usaid.gov/

  • 8

    maka untuk sementara waktu USAID (United States Agency for International

    Development) menjadi representasi Peace Corps agar Peace Corps dapat

    memperoleh fasilitas kerja sama teknis. Sementara pada saat yang bersamaan,

    Peace Corps dalam melakukan kerjasama teknis sesuai peraturan dan

    prosedur yang berlaku. Kesepakatan ini dicapai dari hasil pertemuan antara

    Pemerintah Indonesia, Peace Corps, dan USAID (United States Agency for

    International Development) (Surat USAID nomor 183 tanggal 9 Maret 2010

    dalam Laporan Akhir Fasilitasi Pelaksanaan Peace Corps di Indonesia, 2014:

    6).

    Pelaksanaan program Peace Corps di Indonesia diawali dengan proses

    survey/site Identification yang bertujuan untuk meninjau secara langsung

    calon sekolah yang akan dipilih untuk melaksanakan program Peace Corps.

    Terseleseikannya proses survey/site Identification periode kedua oleh team

    Peace Corps Indonesia (November 2014-Februari 2015) di Provinsi Jawa

    Barat dan Provinsi Jawa Timur untuk penempatan 65 relawan Batch 6 periode

    2015-2017 mendapatkan 65 sekolah dan madrasah dari 33 kabupaten di

    Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Timur yang telah lolos proses seleksi

    akhir untuk penempatan relawan tahun 2015-2017. Diantara 36 sekolah di

    Provinsi Jawa Timur yang telah lolos seleksi salah satunya adalah MTs.

    Darussalam Kabupaten Blitar yang menjadi satu-satunya sekolah swasta yang

    menjalankan program Peace Corps di daerah Blitar (Surat Nomor PCID-

    SBY/2015/03/0339 perihal Daftar Akhir Sekolah Calon Penerima Relawan

    Peace Corps Indonesia).

  • 9

    Kerjasama yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan

    Lembaga Internasional dalam program Peace Corps dalam bidang pendidikan

    di MTs. Darussalam Kabupaten Blitar adalah melalui pengajaran bahasa

    Inggris yang diberikan oleh relawan Amerika Serikat kepada pelajar dan

    masyarakat sekitar. Dengan adanya program tersebut diharapkan para pelajar

    dan masyarakat terutama MTs. Darussalam Kabupaten Blitar dapat bersaing

    dan menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Selain itu, program

    ini merupakan upaya untuk menangani permasalahan sistem kelembagaan,

    profesionalisme guru, dan strategi pembelajaran dan dengan harapan mampu

    meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar siswa khususnya dalam

    mata pelajaran bahasa Inggris di MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten

    Blitar. Dampak dari implementasi program Peace Corps pada mutu

    pendidikan bahasa Inggris di MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten

    Blitar dianalisis dengan menggunakan konsep hubungan internasional.

    Sedangkan hambatan implementasi program Peace Corps dianalisis

    menggunakan Sunggono (1994:23) yang menjelaskan tentang hambatan-

    hambatan dalam implementasi program. Seperti yang telah dijelaskan di awal

    bahwa permasalahan pendidikan di Indonesia yang kompleks telah

    memunculkan beberapa dampak yang signifikan terhadap menurunnya mutu

    pendidikan dan prestasi belajar siswa di Indonesia khususnya di daerah kecil

    dalam mata pelajaran bahasa Inggris. Seperti yang terjadi di Kabupaten Blitar

    Provinsi Jawa Timur. Antusias siswa terhadap mata pelajaran bahasa Inggris

  • 10

    masih sangat minim. Menurut penuturan Bu Ayu seorang guru pengajar mata

    pelajaran bahasa Inggris di MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar:

    “Dulu awalnya murid-murid kurang begitu tertarik dengan mata pelajaran bahasa Inggris karena dirasa sangat sulit dan ketika murid sudah tidak

    begitu tertarik dengan mata pelajaran tersebut maka suasana belajar

    mengajar di kelas menjadi susah untuk dikondisikan banyak siswa yang

    ramai, berbicara sendiri dengan teman dan akhirnya nilainya pas-pasan.” (Hasil wawancara pada tanggal 26 Januari 2017).

    Menurut penuturan Wakil Kepala Madrasah Urusan Kesiswaan yang

    sekaligus menjadi guru mitra Bapak Muhammad Rifa’I, S.Pd, keberadaan

    program Peace Corps di MTs. Darussalam Kabupaten Blitar saat ini

    membuat guru-guru pengajar bahasa Inggris di MTs. Darussalam menjadi

    lebih kreatif dalam memberikan metode pengajaran yang bervariasi dan lebih

    menyenangkan kepada siswa, siswa juga dilatih untuk disiplin terutama untuk

    menghilangkan budaya mencontek saat ujian. Ada beberapa kejuaraan lomba

    bahasa Inggris ditingkat kabupaten yang sempat diraih oleh MTs.

    Darussalam. Bahkan saat ini MTs. Darussalam menjadi salah satu madrasah

    terfavorit di Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar sehingga pada tahun

    2016 kemarin terdapat peningkatan jumlah pendaftar peserta didik di MTs.

    Darussalam. Beliau memaparkan sebagai berikut :

    “Transfer of Knowledge (pertukaran metode pengajaran) antara Relawan program Peace Corps dengan guru-guru pengajar membuat guru-guru

    pengajar bahasa Inggris menjadi lebih kreatif dalam memberikan metode

    pengajaran yang bervariasi dan lebih menyenangkan kepada siswa, siswa

    juga dilatih untuk disiplin terutama untuk menghilangkan budaya

    mencontek saat ujian. Dampaknya, madrasah kami sekarang menjadi

    madrasah favorit. Tahun 2016 jumlah total siswa kami secara keseluruhan

    mencapai 430 siswa. Pada lomba English Speech PORSIKAMA di tingkat

  • 11

    kabupaten, kami juga berhasil meraih juara”. (Hasil wawancara pada tanggal 26 Januari 2017).

    Namun dari semua kelebihan tersebut, dampak dari program Peace

    Corps ini kurang berpengaruh pada nilai formatif (Nilai UNAS) yang

    diperoleh siswa dikarenakan relawan Peace Corps tidak diizinkan untuk

    mengajar siswa kelas IX dan dikhususkan untuk mengajar siswa kelas VII

    dan VIII disamping itu pengajaran bahasa Inggris yang diberikan oleh

    relawan Peace Corps lebih kepada pengajaran teknis bahasa Inggris yang

    digunakan dalam percakapan sehari-hari bukan pada pengajaran teori atau

    pendalaman soal-soal bahasa Inggris untuk Ujian Nasional. Selain hal

    tersebut masih terdapat kekurangan lain sehingga hasil yang diperoleh dinilai

    masih belum maksimal. Kekurangan tersebut diprediksi bersumber dari

    beberapa kendala yang dihadapi di lapangan saat program Peace Corps ini

    diimplementasikan. Beberapa kendalanya yakni terkait pendanaan dan

    Sumber Daya Manusia (SDM).

    Penelitian mengenai program Peace Corps ini bukanlah yang pertama

    kali dilaksanakan, sudah pernah ada peneliti terdahulu yang telah membahas

    mengenai program Peace Corps sebelumnya namun berbicara dari sudut

    pandang, ruang lingkup dan era yang berbeda dan tidak spesifik. Salah

    satunya adalah penelitian Skripsi milik Muhammad Inu Kertapati yang

    berjudul Peace Corps : Misi Perdamaian Amerika Serikat di Indonesia 1963-

    1965. Dalam karya miliknya Muhammad Inu mencoba menjelaskan kegiatan

  • 12

    Peace Corps di Indonesia pada tahun 1963-1965 dan pengaruhnya bagi kedua

    belah negara secara kronologis dan dalam sudut pandang ilmu sejarah.

    Sedangkan penelitian lain yang berkaitan dengan tema Peace Corps

    adalah Tesis karya Umi Prahastuti yang berjudul “Peace Corps” Salah Satu

    Strategi Kebijaksanaan Luar Negeri Pada Masa J.F. Kennedy Dalam Politik

    Pembendungan 1960-1963. Dalam Tesis ini penekanan masalah lebih kepada

    program Peace Corps ditinjau dari sisi strategi kebijaksanaan luar negeri

    Amerika Serikat pada era J.F. Kennedy. Sedangkan yang menjadi perbedaan

    antara kedua penelitian tersebut dengan tema skripsi yang penulis pilih adalah

    dalam karya tulis ini penulis mencoba memfokuskan penelitian kepada tahap

    Implementasi program Peace Corps pada masa kini dan dampaknya pada

    mutu pendidikan bahasa Inggris serta masalah yang menjadi penghambat

    dalam proses implementasinya dengan ruang lingkup yang lebih sempit.

    Berdasarkan uraian permasalahan di ataslah yang melatar belakangi

    peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tersebut karena penting untuk

    dilakukan mengingat urgensi dari kerjasama internasional dalam aspek

    pendidikan diera globalisasi saat ini, untuk mengetahui bagaimana proses

    implementasi program Peace Corps serta hambatan apa saja yang terjadi

    dalam proses implementasi program Peace Corps di Indonesia saat ini dan

    dampaknya pada mutu pendidikan bahasa Inggris khususnya di MTs.

    Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar dengan judul “Implementasi

    Program Peace Corps dan Dampaknya pada Mutu Pendidikan Bahasa

    Inggris di MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar”.

  • 13

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Bagaimanakah implementasi program Peace Corps dan dampaknya pada

    mutu pendidikan bahasa Inggris di MTs. Darussalam Kabupaten Blitar?

    2 Apa sajakah problema (masalah) yang menjadi penghambat pada

    penerapan program Peace Corps di MTs. Darussalam Kabupaten Blitar?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan dari diadakannya penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai

    berikut :

    1. Mengetahui, menjelaskan dan menganalisis tentang implementasi program

    Peace Corps dan dampaknya pada mutu pendidikan bahasa Inggris di

    MTs. Darussalam Kabupaten Blitar.

    2. Mengetahui, menjelaskan dan menganalisis tentang hambatan yang

    dihadapi dalam proses implementasi program Peace Corps di MTs.

    Darussalam Kabupaten Blitar.

    1.4 Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Akademik

    Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan referensi bagi

    pembaca pada umumnya yang ingin melakukan kajian lebih lanjut

    mengenai program Peace Corps dalam pengembangan Ilmu Administrasi

    dalam aspek implementasi program.

  • 14

    2. Manfaat Praktis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang proses

    implementasi dari program Peace Corps dan kendala yang terdapat dalam

    proses pengimplementasianya serta memberikan sumbangan pemikiran

    melalui rekomendasi yang diajukan peneliti yang bersumber dari hasil

    penelitian.

    1.5 Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan dalam penelitian ini, terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu

    diawali dengan :

    1. BAB I PENDAHULUAN

    Pendahuluan terdiri atas penjelasan latar belakang mengenai pokok-pokok

    permasalahan yang menjabarkan sejumlah kondisi atau situasi saat ini

    yang ditemui di lapangan, yang nantinya akan diteliti untuk mengantarkan

    kepada rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kontribusi

    penelitian serta sistematika penulisan.

    2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Tinjauan literatur yang terdiri dari teori-teori atau temuan-temuan ilmiah

    dari buku ilmiah, jurnal yang berkaitan dengan permasalahan atau

    pertanyaan penelitian sebagai acuan untuk menganalisis data tentang

    pengimplementasian program Peace Corps, seperti : Program Peace Corps

    jika ditinjau dari administrasi publik, dari segi tahapan

    pengimplementasian program, dan dari segi kerjasama internasional

  • 15

    khususnya kerjasama bilateral menggunakan model kesesuaian

    implementasi program milik Korten serta dampaknya pada mutu

    pendidikan dengan menggunakan konsep hubungan internasional.

    Sedangkan hambatan program dianalisis menggunakan teori Bambang

    Sunggono.

    3. BAB III METODE PENELITIAN

    Menjelaskan tentang bagaimana penelitian untuk proses skripsi dilakukan.

    Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yang terdiri

    dari jenis penelitian, fokus penelitian, lokasi dan situs penelitian, sumber

    data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data dan

    yang terakhir uji keabsahan data.

    4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    Bab ini secara garis besar mencakup deskripsi atau gambaran umum

    mengenai obyek penelitian, analisis dan interpretasi data yang diawali

    dengan penyajian dan selanjutnya akan diuraikan dan dibahas analisis

    masalah.

    5. BAB V PENUTUP

    Bab ini menyajikan kesimpulan dan saran-saran yang ditemukan

    berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian. Kesimpulan berisi tentang

    temuan pokok yang menjawab tujuan penelitian. Saran merupakan

    rekomendasi yang dibuat berdasarkan hasil penelitian.

  • 16

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Administrasi Publik dan Kebijakan Publik

    2.1.1 Administrasi Publik

    Pengertian Administrasi Publik menurut Wodrow Wilson ilmu tentang

    administrasi publik dan kaitanya dengan studi analisis kebijakan dapat

    ditelusuri sejak era 1930-an dimana doktrin klasiknya berawal dari

    dikotomi administrasi dengan politik. Gagasan tersebut bersumber dari

    essai milik Woodrow Wilson yang berjudul “Introduction To Study

    Administration” (1887). Essai tersebut berisi mengenai keinginginan

    Woodrow Wilson dalam memfokuskan kajian ilmu politik daripada

    memaksimalkan keyakinan politis yang berkembang pada kala itu.

    Fokusnya tidak hanya pada masalah personal akan tetapi juga tentang

    masalah organisasional dan manajemen secara umum. Sesuai dengan

    argumen Wilson yang berbunyi “It’s getting harder to run a constitution

    than to frameone”. (Henry, Nicholas (2004). Public Administration and

    Public Affairs. 9th

    Ed. Upper Sadle River. New Jersey: Pearson Prentice-

    Hall.)

  • 17

    Chandler dan Plano dalam Pasolong (2011:7) mendefinisikan

    administrasi publik sebagai berikut :

    Administrasi publik adalah proses dimana sumber daya dan personel

    publik diorganisir dan dikoordinasikan untuk memformulasikan,

    mengimplementasikan, dan mengelola keputusan-keputusan dalam

    kebijakan publik. Kedua pengarang ini sudah menjelaskan bahwa

    administrasi publik merupakan seni dan ilmu (art and science) yang

    ditunjukan untuk mengatur “public affairs” dan melaksanakan berbagai tugas yang ditentukan. Administrasi publik sebagai disiplin

    ilmu yang bertujuan untuk memecahkan masalah publik melalui

    perbaikan-perbaikan terutama dibidang organisasi, Sumber Daya

    Manusia (SDM) dan keuangan.

    Dapat disimpulkan bahwa administrasi publik merupakan proses

    kegiatan kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam upaya

    mewujudkan tujuan-tujuan pemerintah secara efektif dan efisien.

    2.1.2 Kebijakan Publik

    Dye dalam Syaf’ie (2006:105) mengemukakan bahwa kebijakan

    publik merupakan suatu apapun yang telah dipilih oleh pemerintah, baik

    perintah untuk mengerjakan sesuatu ataupun perintah untuk tidak

    mengerjakan sesuatu. Sedangkan Fredrich dalam Wahab (2008:3)

    menjelaskan kebijakan sebagai salah satu tindakan yang lebih diarahkan

    kepada tujuan yang merupakan ide dari seseorang, kelompok atau

    pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu berkaitan dengan beberapa

    masalah atau hambatan teretentu guna mencari peluang-peluang agar

    tujuanya dapat tercapai secara maksimal. Menurut Laswell dan Caplan

  • 18

    dalam Islamy (2009:15-17) kebijakan adalah a project program of a good,

    values and practices (suatu program pencapaian tujuan, nilai dan praktek

    yang terarah).

    Beberapa uraian yang disebutkan diatas maka dapat ditarik kesimpulan

    bahwa munculnya suatu kebijakan yang telah disepakati berasal dari

    adanya serangkaian tuntutan dalam bentuk aspirasi ataupun kondisi objektif

    masyarakat, yang mungkin memenuhi kepentingan publik, atau merupakan

    hasil dari sebuah usaha yang dilakukan oleh pemerintah.

    2.1.3 Tahapan-Tahapan Kebijakan Publik

    Berbeda dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan sebelumnya

    yang lebih menitikberatkan arti kebijakan kepada suatu tindakan apa yang

    dilakukan atau yang tidak dilakukan oleh pemerintah maka Kent (1987:56)

    memandang kebijakan publik sebagai suatu proses politik yang terangkai

    dari beberapa tahap. Tahapan tersebut sebagai berikut :

    1. Pemunculan dan pembentukan masalah kebijakan

    2. Perumusan Kebijakan

    3. Penerimaan dan Pengadopsian kebijakan

    4. Pelaksana Kebijakan

    5. Penilaian dan Evaluasi Kebijakan.

  • 19

    Tahapan-tahapan dalam kebijakan tersebut digambarkan seperti

    gambar dibawah ini :

    Gambar 1. Tahapan Dalam Proses Pembuatan Kebijakan Publik

    Sumber : Kent E. Portney (1987:5)

    Sebelum sampai pada tahapan mengevaluasi implementasi kebijakan,

    maka terlebih dahulu seorang analis kebijakan publik harus mengetahui

    proses kebijakan publik atau yang juga sering disebut siklus kebijakan

    publik. Menurut Dunn (2003:24) proses kebijakan publik meliputi hal-hal

    sebagai berikut :

    1. Penyusunan agenda kebijakan (agenda setting)

    Agenda setting adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis

    dalam realitas kebijakan publik. Dalam proses inilah memiliki ruang

    untuk memaknai apa yang disebut sebagai masalah publik dan prioritas

    dalam agenda publik dipertarungkan. Jika sebuah isu berhasil

    mendapatkan status sebagai masalah publik, dan mendapatkan prioritas

    dalam agenda publik, maka isu tersebut berhak mendapatkan alokasi

    sumber daya publik yang lebih dari pada isu lain.

  • 20

    2. Formulasi kebijakan

    Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian dibahas

    oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk

    kemudian dicari pemecahan masalah yang terbaik. Pemecahan masalah

    tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan yang ada.

    Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk dalam

    agenda kebijakan, dalam tahap perumusan kebijakan masing-masing

    alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil

    untuk memecahkan masalah.

    3. Adopsi kebijakan

    Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada proses dasar

    pemerintahan. Jika tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur

    oleh kedaulatan rakyat, warga negara akan mengikuti arahan

    pemerintah. Namun warga negara harus percaya bahwa tindakan

    pemerintah yang sah mendukung. Dukungan untuk rezim cenderung

    berdifusi-cadangan dari sikap baik dan niat baik terhadap tindakan

    pemerintah yang membantu anggota mentolerir pemerintahan disonansi.

    Legitimasi dapat dikelola melalui proses ini orang belajar untuk

    mendukung pemerintah.

  • 21

    4. Implementasi kebijakan

    Tindakan individu publik yang kemudian diarahkan kepada tujuan serta

    ditetapkan dalam keputusan dan memastikan terlaksananya dan

    tercapainya suatu kebijakan serta memberikan hasil yang bersifat praktis

    terhadap sesama. Sehingga dapat mencapai suatu kebijakan yang

    memberikan hasil terhadap tindakan-tindakan individu baik publik

    maupun swasta.

    5. Evaluasi kebijakan

    Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang

    menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup

    substansi, implementasi dan dampak. Dalam hal ini, evaluasi dipandang

    sebagai kegiatan fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak hanya

    dilakukan pada tahap akhir saja, melainkan dilakukan dalam seluruh

    proses kebijakan. Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi

    tahap perumusan masalah-masalah kebijakan, program-program yang

    diusulkan untuk menyeleseikan masalah kebijakan, implementasi,

    maupun tahap dampak kebijakan (Dunn, William. 2003. Analisa

    Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press).

  • 22

    2.1.4 Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kebijakan Publik

    George C. Edward III dalam Agustino (2014:15) menyatakan

    implementasi dari sebuah kebijakan adalah suatu rangkaian dari kegiatan

    yang kompleks. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

    keberhasilan dari suatu implementasi kebijakan tersebut yakni struktur

    birokrasi, sumber daya, disposisi dan komunikasi.

    1. Struktur birokrasi adalah institusi yang berperan penting dalam suatu

    pelaksanaan kegiatan. Keberadaannya berada dalam organisasi publik

    maupun swasta, institusi pendidikan dan kebudayaan dan lain-lain.

    Bahkan dalam keadaan-keadaan tertentu birokrasi diciptakan dengan

    tujuan untuk menjalankan suatu kebijakan (Ripley & Franklin dalam

    Winarno (2012:149).

    2. Sumber daya dijabarkan sebagai input dalam suatu organisasi berperan

    sebagai suatu sistem yang memiliki dampak yang bersifat ekonomis

    dan teknologis yang dikategorikan dari otoritas, pegawai, informasi,

    fasilitas, pembangunan, perlengkapan dan ketersediaan tenaga (Edward

    III dalam Winarno, 2012:1).

    3. Disposisi adalah suatu kecenderungan yang menjadi faktor yang

    memiliki konsekuensi penting bagi implementasi kebijakan yang

    efektif (Edward III dalam Winarno, 2012:143).

    4. Komunikasi adalah bagian dari variabel yang dapat mempengaruhi

    implementasi kebijakan publik, karena komunikasi begitu sangat

  • 23

    menentukan keberhasilan suatu pencapaian target tujuan dari suatu

    implementasi kebijakan publik (Agustino, 2014:157).

    Sugiono (1994:149) menjabarkan implementasi kebijakan memiliki

    beberapa faktor pengahambat antara lain :

    1. Isi dari kebijakan yang masih samar dan tidak terperinci juga

    kurangnya ketetapan intern dan ekstern dari kebijakan yang telah

    diimplementasikan.

    2. Informasi memiliki peran yang penting dari implementasi kebijakan,

    karena publik selalu mengasumsikan informasi memainkan peran yang

    penting dan spesifik.

    3. Dukungan dalam suatu pelaksanaan suatu kebijakan yang kurang dapat

    mempersulit para pelaksana kebijakan tersebut.

    Pembagian Potensi para pelaku yang yang terlibat dalam sebuah

    implementasi adalah sebab dimana kegagalan implementasi ditentukan.

    (Sugiono, 1994:149-153). Mengimplementasikan kebijakan pasti terdapat

    faktor penghambat dan faktor pendukung dari implementasi kebijakan,

    untuk itu perlu adanya usaha meminimalisir resiko dengan memenuhi

    syarat-syarat implementasian kebijakan.

  • 24

    2.1.5 Kebijakan Pendidikan

    Kebijakan pendidikan merupakan keputusan berupa pedoman

    bertindak baik yang bersifat sederhana maupun kompleks, baik umum

    maupun khusus, baik terperinci maupun longgar yang dirumuskan melalui

    proses politik untuk suatu arah tindakan, program, serta rencana-rencana

    tertentu dalam menyelenggarakan pendidikan. Kebijakan pendidikan

    diambil dan dirumuskan disebabkan karena adanya masalah dalam dunia

    pendidikan. Pada umumnya lima masalah yang dihadapi dunia pendidikan

    adalah: (1) pemerataan; (2) daya tampung; (3) relevansi; (4) kualitas; dan

    (5) efisiensi dan efektivitas pendidikan (Arif Rohman, 2009:129).

    Nugroho (2012: 141-155) menyatakan ada beberapa aspek yang

    tercakup dalam kebijakan pendidikan, yaitu :

    1. Kebijakan pendidikan bagian dari kebijakan publik yang merupakan

    penjabaran dari visi dan misi dalam masyarakat.

    2. Kebijakan pendidikan meliputi proses analisis dan perumusan

    kebijakan, pelaksanaan serta evaluasi.

    3. Kebijakan pendidikan haruslah mempunyai validitas dalam

    perkembangan pribadi serta masyarakat yang memiliki pendidikan.

    4. Kebijakan pendidikan perlu keterbukaan sehingga memberikan manfaat

    yang sebesar-besarnya untuk masyarakat.

    5. Kebijakan pendidikan didukung oleh riset dan pengembangan.

    6. Kebijakan pendidikan ditunjukan kepada kebutuhan peserta didik.

    7. Kebijakan pendidikan diarahkan pada terbentuknya masyarakat

    demokratis.

    8. Kebijakan pendidikan berkaitan dengan penjabaran misi pendidikan

    dalam mencapai tujuan tertentu.

    9. Kebijakan pendidikan harus berdasarkan efisiensi dan bukan

    berdasarkan pada kekuasaan, institusi ataupun kepuasan birokrat.

    10. Kejelasan tujuan akan melahirkan kebijakan pendidikan yang tepat.

  • 25

    Kesimpulan yang dapat ditarik dari pandangan para ahli di atas yaitu

    kebijakan pendidikan adalah berbagai keputusan yang dibuat sebagai

    pedoman dalam mengelola dan mengatur segala proses penyelenggaraan di

    bidang pendidikan baik sektor makro maupun mikro (sekolah) dengan

    dasar peraturan perudang-undangan sehingga dapat memperbaiki kualitas

    pendidikan secara menyeluruh.

    2.2 Implementasi Program

    2.2.1 Konsep Implementasi Program

    Program dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) didefinisikan

    sebagai rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha yang akan

    dijalankan. Proses implementasi berangkat dari adanya suatu program atau

    suatu kebijakan, yang pada dasarnya suatu program atau kebijakan dibuat

    dengan misi untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran tertentu. Meskipun

    dianggap sebagai sebuah konsep, implementasi sering digunakan untuk

    menggambarkan bagaimana suatu upaya dilakukan oleh para

    implementator dalam mencapai suatu tujuan kebijakan mengingat suatu

    kebijakan tidak akan tercapai dengan sendirinya tanpa adanya

    pengimplementasian dari kebijakan itu sendiri.

  • 26

    Program menurut Jones dalam Arif Rohman (2009:101) merupakan

    salah satu komponen dalam suatu kebijakan dan program adalah cara yang

    disahkan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Arikunto (2013:1)

    mengatakan bahwa program adalah sederetan kegiatan yang dilakukan

    untuk mencapai tujuan tertentu. Program merupakan serangkaian kegiatan

    yang direncanakan dan memiliki tujuan tertentu sehingga keberhasilan

    tersebut kemudian dapat diukur. Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat

    disimpulkan bahwa program adalah suatu kumpulan dari kegiatan yang

    telah direncanakan sebelumnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu dan

    dapat dinilai tingkat keberhasilan pencapaian kegiatan yang berbentuk

    suatu program tersebut. Berdasarkan konsep implementasi dan program

    yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, maka implementasi program

    merupakan suatu proses atau kegiatan yang dilaksanakan oleh para aktor

    dengan mewujudkan tujuan kebijakan yang telah ditentukan kemudian

    diterapkan menjadi sebuah kenyataan dan diwujudkan dengan berbagai

    bentuk program dan kegiatannya.

    2.2.2 Tujuan Penilaian Program

    Tujuan dari penilaian program yakni mengukur keberhasilan program.

    Penilaian program berfungsi sebagai pembantu, pengontrol pelaksana

    program agar dapat diketahui tindak lanjut dari pelaksana tersebut

    (Arikunto 2013:10). Dari pernyataan yang telah disebutkan di atas maka

  • 27

    dapat disimpulkan bahwa penilaian program dilakukan dengan tujuan

    untuk menilai suatu keberhasilan program dalam upaya mencapai

    tujuannya dan menghasilkan pengambilan keputusan. Arikunto (2013:7)

    menjelaskan bahwa dari pengambilan keputusan tersebut akan muncul 4

    (empat) kemungkinan, antara lain :

    1. Dilanjutkan dan disebarluaskan, karena program tersebut berdampak

    positif bagi program yang bersangkutan dan diperkirakan akan

    berdampak sama apabila diterapkan pada program lain.

    2. Dilanjutkan tetapi hanya pada program tersebut, ada persyaratan khusus

    apabila ingin dilanjutkan kepada program lain.

    3. Dilanjutkan hanya pada program yang bersangkutan dan memerlukan

    perubahan, penambahan atau penyempurnaan.

    4. Dihentikan karena hasil dari penilaian program tersebut berdampak

    negatif atau tidak memiliki dampak yang signifikan bagi program

    tersebut maupun program lainnya.

    2.2.3 Unsur-Unsur Implementasi Program

    Program merupakan tindak lanjut dari kebijakan yang dilakukan oleh

    subjek tertentu dalam jangka waktu yang telah ditentukan untuk mencapai

    tujuan dan sasaran. Program juga merupakan serangkaian kegiatan-

    kegiatan yang memiliki acuan yang sama. Subjek pelaksana program

    dilakukan oleh instansi pemerintah, lembaga, atau masyarakat. Tujuan dan

    sasaran ditentukan sehingga terlaksananya program lebih terfokus.

    Penjelasan Tachjan (2008:26) mengenai unsur-unsur dari implementasi

    kebijakan atau program yang mutlak harus ada, yakni :

  • 28

    1. Program yang Dilaksanakan

    Suatu kebijakan publik dapat didefinisikan sebagai rencana

    komprehensif yang nyata yang dilakukan dengan program, kegiatan,

    atau proyek. Tachjan (2008:31) menyebutkan bahwa program

    merupakan:

    “Suatu program dapat didefinisikan sebagai rencana komprehensif yang mencakup penggunaan masa depan sumber daya yang berbeda

    dalam pola terintegrasi dan membentuk urutan tindakan yang

    diperlukan dan jadwal waktu untuk setiap kegiatan dalam rangka

    mencapai tujuan yang dinyatakan”.

    2. Unsur Pelaksana

    Menurut Tachjan (2008:28) unsur pelaksanan adalah implementator.

    Penjelasanya sebagai berikut :

    “Pelaksana kebijakan merupakan pihak yang menjalankan kebijakan yang terdiri dari penentuan tujuan dan sasaran organisasional, analisis,

    serta perumusan kebijakan dan strategi organisasi, pengambilan

    keputusan perencanaan, penyusunan program, pengorganisasian,

    penggerakan manusia, pelaksana operasional, pengawasan serta

    penilaian”.

    3. Kelompok Sasaran

    Kelompok sasaran adalah target utama yang akan dituju dalam

    mengimplementasikan suatu kebijakan atau program. Tachjan,

    (2008:36) menyebutkan bahwa :

    “Kelompok sasaran yaitu sekelompok orang atau organisasi dalam masyarakat yang akan menerima barang atau jaasa yang akan

    dipengaruhi perilakunya oleh kebijakan”.

  • 29

    Program merupakan unsur pertama yang harus ada demi

    tercapainya kegiatan implementasi. Unsur kedua yang harus dipenuhi

    dalam proses implementasi program yaitu dengan adanya kelompok

    masyarakat yang menjadi sasaran program, sehingga masyarakat

    dilibatkan dan membawa hasil dari program yang dijalankan dan adanya

    perubahan dan peningkatan dalam kehidupannya. Tanpa memberikan

    manfaat kepada masyarakat maka dikatakan program tersebut telah

    gagal dilaksanakan. Berhasil atau tidaknya suatu program

    diimplementasikan tergantung dari unsur pelaksanaannya (eksekutif).

    Unsur pelaksanaan ini merupakan unsur ketiga. Pelaksanaan penting

    artinya karena pelaksanaan baik itu organisasi maupun perorangan

    bertanggung jawab dalam pengelolaan maupun pengawasan dalam

    proses implementasi.

    2.2.4 Model Implementasi Program

    Mengkaji suatu implementasi program dengan baik perlu mengetahui

    variabel atau faktor-faktor penentunya. Untuk menggambarkan secara jelas

    variabel yang berpengaruh penting terhadap implementasi program serta

    guna penyederhanaan pemahaman, maka digunakan model-model

    implementasi program. Mengingat implementasi program merupakan

    kegiatan yang sangat kompleks dengan begitu banyak faktor pendukung

  • 30

    maupun penghambat yang mempengaruhi keberhasilan suatu implementasi

    program.

    Salah satu model implementasi program yakni model yang

    diungkapkan oleh David C. Korten dalam Andersen (1997:12). Model ini

    memakai pendekatan proses pembelajaran dan lebih dikenal dengan model

    kesesuaian implementasi program. Model ini berintikan kesesuaian antara

    tiga elemen yang ada dalam pelaksanaan program, yaitu program itu

    sendiri, pelaksanaan program dan kelompok sasaran program. Model

    kesesuaian Korten dalam Andersen (1997:12) digambarkan sebagai

    berikut:

    Gambar 2. Model Kesesuaian Korten

    Sumber: Korten (dalam Andersen, 1997:12)

  • 31

    Korten dalam Andersen (1997:12) menggambarkan model ini

    berintikan tiga elemen yang ada dalam pelaksanaan program yaitu program

    itu sendiri, pelaksanaan program dan kelompok sasaran program. Korten

    menyatakan bahwa suatu program akan berhasil dilaksanakan jika terdapat

    kesesuaian dari tiga unsur implementasi program. Pertama, kesesuaian

    antara program dengan pemanfaat, yaitu kesesuaian antara apa yang

    ditawarkan oleh program dengan apa yang dibutuhkan oleh kelompok

    sasaran (pemanfaat). Kedua, kesesuaian antara program dengan organisasi

    pelaksana, yaitu kesesuaian antara tugas yang disyaratkan oleh program

    dengan kemampuan organisasi pelaksana. Ketiga, kesesuaian antara

    kelompok pemanfaat dengan organisasi pelaksana, yaitu kesesuaian antara

    syarat yang diputuskan organisasi untuk dapat memperoleh output program

    dengan apa yang dapat dilakukan oleh kelompok sasaran program.

    Berdasarkan pola yang dikembangkan Korten dalam Andersen (1997:12),

    dapat dipahami bahwa kinerja program tidak akan berhasil sesuai dengan

    apa yang diharapkan kalau tidak terdapat kesesuaian antara tiga unsur

    implementasi kebijakan. Hal ini disebabkan apabila output program tidak

    sesuai dengan kebutuhan kelompok sasaran, jelas output tidak dapat

    dimanfaatkan. Jika organisasi pelaksana program tidak memiliki

    kemampuan melaksanakan tugas yang disyaratkan, maka organisasinya

    tidak dapat menyampaikan output program dengan tepat. Atau, jika syarat

  • 32

    yang ditetapkan organisasi pelaksana program tidak dapat dipenuhi oleh

    kelompok sasaran, maka kelompok sasaran tidak mendapatkan output

    program. Oleh karena itu, kesesuaian antara tiga unsur implementasi

    kebijakan mutlak diperlukan agar program berjalan sesuai dengan rencana

    yang telah dibuat.

    Terkait dengan landasan dan mutu implementasi, menurut Islamy

    (2009:43), untuk dapat melihat apakah proses implementasi telah berjalan

    dengan baik ada kriteria yang perlu diperhatikan, beberapa diantaranya

    yaitu :

    1. Apakah unit pelaksana teknis sudah disiapkan?

    2. Apakah pelaksana kebijakan telah mengerti akan rencana, tujuan, dan

    sasaran kebijakan?

    3. Apakah aktor-aktor utama telah ditetapkan dan siap menerima tanggung

    jawab pelaksanaan kebijakan tersebut?

    4. Apakah koordinasi pelaksanaan telah dilakukan dengan baik?

    5. Apakah hak dan kewajiban, kekuasaan dan tanggungjawab telah

    diberikan dan dipahami serta dilaksanakan dengan baik oleh pelaksana

    kebijakan?

    6. Apakah kriteria penilaian keberhasilan pelaksanaan kebijakan telah ada,

    jelas dan diterapkan dengan baik?

  • 33

    Berbagai pertanyaan yang telah diuraikan di atas dapat menjadi

    bahan dan pedoman dalam proses pencarian data di sekolah dalam upaya

    untuk mendeskripsikan implementasi program Peace Corps di MTs.

    Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar. Kesimpulanya adalah program

    merupakan interpretasi dari sebuah kebijakan pemerintah yang berisi

    kumpulan instruksi, yang dibuat untuk memperbaiki permasalahan yang

    sedang berkembang. Program harus ada dalam mengimplementasikan suatu

    kebijakan. Program yang menjadi fokus kajian penelitian ini yakni program

    Peace Corps yang merupakan hasil dari kebijakan luar negeri Amerika

    Serikat yang diimplementasikan di negara berkembang, salah satunya

    yakni Indonesia.

    2.2.5. Hambatan dalam Implementasi Program

    Menurut Sunggono (1994:149), implementasi program memiliki faktor

    penghambat yaitu :

    1. Isi program

    Pertama, implementasi program gagal karena masih samarnya isi

    kebijakan, maksudnya apa yang menjadi tujuan tidak cukup terperinci,

    sarana-sarana dan penerapan prioritas, atau program-program terlalu

    umum atau sama sekali tidak ada. Kedua, karena kurangnya ketetapan

    intern maupun ekstern dari kebijakan yang akan dilaksanakan. Ketiga,

    program yang akan diimplementasiakan dapat juga menunjukkan

  • 34

    adanya kekurangan-kekurangan yang sangat berarti. Keempat,

    penyebab lain dari timbulnya kegagalan implementasi suatu kebijakan

    publik dapat terjadi karena kekurangan-kekurangan yang menyangkut

    sumber daya-sumber daya pembantu, misalnya yang menyangkut

    waktu, biaya/dana dan tenaga manusia.

    2. Informasi

    Implementasi program mengasumsikan bahwa para pemegang

    peran yang terlibat langsung mempunyai informasi yang perlu atau

    sangat berkaitan untuk dapat memainkan perannya dengan baik.

    Informasi ini justru tidak ada, misalnya akibat adanya gangguan

    komunikasi.

    3. Dukungan

    Pelaksanaan suatu kebijakan publik akan sangat sulit apabila pada

    pengimlementasiannya tidak cukup dukungan untuk pelaksanaan

    kebijakan tersebut.

    4. Pembagian Potensi

    Sebab musabab yang berkaitan dengan gagalnya implementasi

    suatu kebijakan publik juga ditentukan aspek pembagian potensi

    diantara para pelaku yang terlibat dalam implementasi. Dalam hal ini

    berkaitan dengan diferensiasi tugas dan wewenang organisasi

    pelaksana. Struktur organisasi pelaksanaan dapat menimbulkan

    masalah-masalah apabila pembagian wewenang dan tanggung jawab

  • 35

    kurang disesuaikan dengan pembagian tugas atau ditandai oleh adanya

    pembatasan-pembatasan yang kurang jelas (Sunggono,1994 : 149-

    153).

    Adanya penyesuaian waktu khususnya bagi kebijakan-kebijakan

    yang kontroversial yang lebih banyak mendapat penolakan warga

    masyarakat dalam implementasinya. Menurut James Anderson yang

    dikutip oleh Sunggono (1994:150), faktor-faktor yang menyebabkan

    anggota masyarakat tidak mematuhi dan melaksanakan suatu

    kebijakan publik, yaitu :

    1. Adanya konsep ketidakpatuhan selektif terhadap hukum, dimana

    terdapat beberapa peraturan perundang-undangan atau kebijakan

    publik yang bersifat kurang mengikat individu-individu;

    2. Karena anggota masyarakat dalam suatu kelompok atau

    perkumpulan dimana masyarakat mempunyai gagasan atau

    pemikiran yang tidak sesuai atau bertentangan dengaan peraturan

    hukum dan keinginan pemerintah;

    3. Adanya keinginan untuk mencari keuntungan dengan cepat

    diantara anggota masyarakat yang mencenderungkan orang

    bertindak dengan menipu atau dengan jalan melawan hukum;

    4. Adanya ketidakpastian hukum atau ketidakjelasan “ukuran”

    kebijakan yang mungkin saling bertentangan satu sama lain, yang

  • 36

    dapat menjadi sumber ketidakpatuhan orang pada hukum atau

    kebijakan publik;

    5. Apabila suatu kebijakan ditentang secara tajam (bertentangan)

    dengan sistem nilai yang dianut masyarakat secara luas atau

    kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat (Sunggono,

    1994:144-145).

    Suatu kebijakan publik akan menjadi efektif apabila dilaksanakan

    dan mempunyai manfaat positif bagi anggota-anggota masyarakat.

    Dengan kata lain, tindakan atau perbuatan manusia sebagai anggota

    masyarakat harus sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pemerintah

    atau negara. Sehingga apabila perilaku atau perbuatan tersebut tidak

    sesuai dengan keinginan pemerintah atau negara, maka suatu kebijakan

    publik tidaklah efektif.

    2.3 Hubungan Internasional dan Kerjasama Internasional

    2.3.1 Hubungan Internasional

    McClelland (1990:27) mendefinisikan Hubungan Internasional

    sebagai berikut :

    “Hubungan Internasional merupakan studi tentang interaksi antar jenis kesatuan-kesatuan sosial tertentu, termasuk keadaan relevan yang

    mengelilingi interaksi” (McClelland, 1990:27).

  • 37

    Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan :

    1. Setiap perilaku dipengaruhi oleh interaksi yang dialaminya dimasa lalu

    dan bahwa interaksi adalah sumber daya perilaku.

    2. Pengalaman interaksi di masa lalu, sehingga pelaku dapat memperkirakan

    apa yang akan terjadi dan masing-masing dapat bertindak dengan

    perkirakan apa yang akan terjadi dan masing-masing dapat bertindak

    dengan perkiraan tersebut (McClelland, 1990:30).

    Menurut Chan (1984:15) dalam bukunya Ineternational Relations in

    Perspective : “Hubungan Internasional adalah interaksi aktor-aktor yang

    tindakan dan kondisinya memiliki konsekuensi penting terhadap aktor lain di

    luar jurisdiksi efektif unit politiknya”. Dari definisi tersebut, terkaji bahwa

    Negara/bangsa dapat dipandang sebagai pelaku utama dari Hubungan

    Internasional, hal itu karena yang melakukan tindakan dan dampak dari

    tindakan itu adalah unit politik walaupun tidak tertutup kemungkinan yang

    melakukan tindakan itu adalah aktor-aktor non-negara.

    2.3.2 Kerjasama Internasional

    Kerjasama Internasional adalah sisi lain dari konflik internasional

    yang juga merupakan salah satu aspek dalam hubungan internasional. Isu

    utama dari kerjasama internasional yaitu berdasarkan pada sejauh mana

    keuntungan bersama yang diperoleh melalui kerjasama dapat mendukung

  • 38

    konsepsi dari kepentingan tindakan yang unilateral dan kompetitif.

    Kerjasama internasional dapat terbentuk karena kehidupan internasional

    yang meliputi berbagai bidang seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial,

    lingkungan hidup, kebudayaan, pertahanan dan keamanan. Sehingga

    memunculkan kepentingan yang beraneka ragam yang mengakibatkan

    berbagai masalah sosial. Untuk mencari solusi atas berbagai masalah yang

    diakibatkan tersebut maka beberapa negara membentuk suatu kerjasama

    untuk mencari solusinya.

    Menurut ilmu hubungan internasional berdasarkan McCleland

    (1990:34) dalam bukunya mengatakan bahwa kerjasama internasional

    merupakan alat internasional yang berfungsi untuk memberikan fasilitas-

    fasilitas untuk melayani kegiatan-kegiatan yang hampir tidak ada batasanya

    yakni terdapat dalam suatu kerjasama internasional, misalnya dalam

    kerjasama internasional tentang ilmu pengetahuan, kekuasaan perusahaan

    internasional. Kerjasama dalam pengumpulan dan penyebaran berita dunia,

    dalam komunikasi internasional antar profesi maupun serikat-serikat kerja

    dan badan-badan pemerintahan dalam mengejar lain-lain kegiatan yang

    terorganisir.

    Apabila suatu negara memutuskan untuk melakukan kerjasama dengan

    negara lain disebabkan oleh adanya motivasi-motivasi tertentu, menurut

    Peter Toma dan Robert Gorman dalam Wahab (2008:385-386),

    diantaranya :

  • 39

    1. Motivasi untuk memperkuat kepentingan nasional, dimana kerjasama

    dipandang oleh suatu negara merupakan suatu alat untuk memperkuat

    kepentingan nasionalnya.

    2. Motivasi untuk memelihara perdamaian, suatu kerjasama diharapkan

    dapat memberikan jalan untuk menghindari konflik dan menghalangi

    terjadinya perang diantara negara-negara yang bertikai.

    3. Motivasi untuk mendorong kemakmuran ekonomi, dimana sebuah

    kerjasama diharapkan mampu mendorong tingkat kemakmuran ekonomi

    yang menjadi keinginan setiap negara.

    4. Motivasi untuk menangani eksternalitas, kerjasama yang diharapkan

    mampu menghilangkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktivitas

    manusia, seperti menipisnya sumber daya alam serta terorisme.

    2.3.3 Kerjasama Bilateral

    Hubungan Internasional menjelaskan hubungan kerjasama antar

    negara yang merupakan pertemuan beragam kepentingan internasional dari

    beberapa negara yang sifatnya tidak dapat dipenuhi oleh bangsanya sendiri.

    Menurut Rudy (2005:5) setelah kerjasama yang terbentuk dari berbagai

    komitmen individu untuk mendapatkan kesejahteraan secara kolektif yang

    merupakan hasil dari adanya persamaan kepentingan (Rudy, 2005:5).

    Hakekat dari pelaksanaan kerjasama yang dilaksanakan oleh setiap negara

    memiliki sifat universal guna membentuk suatu keadaan yang mampu

  • 40

    menghindari berbagai permasalahan dan konflik yang bersifat

    internasio