IMPLEMENTASI PROGRAM PEACE CORPSrepository.ub.ac.id/3879/1/Betty Dyah Anggun Purnama... · 2020. 5....
Transcript of IMPLEMENTASI PROGRAM PEACE CORPSrepository.ub.ac.id/3879/1/Betty Dyah Anggun Purnama... · 2020. 5....
-
IMPLEMENTASI PROGRAM PEACE CORPSDAN DAMPAKNYA PADA MUTU PENDIDIKAN
BAHASA INGGRIS(Studi pada MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar)
SKRIPSI
Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana
Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Betty Dyah Anggun Purnama Wulan
135030101111039
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
MALANG
2017
-
ii
MOTTO
“Ask not what your country can do for you,
Ask what you can do for your country”.
-John F. Kennedy 1961-
Jangan perhitungkan tentang apa
yang telah diberikan negaramu
untukmu
Tapi perhitungkan berapa banyak
kontribusi yang telah engkau
berikan bagi negaramu.
-Betty Dyah Anggun 2017-
-
iii
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
Judul : Implementasi Program Peace Corps dan Dampaknya pada
Mutu Pendidikan Bahasa Inggris (Studi pada MTs. Darussalam
Kademangan Kabupaten Blitar)
Disusun Oleh : Betty Dyah Anggun Purnama Wulan
NIM : 135030101111039
Fakultas : Ilmu Administrasi
Jurusan : Administrasi Publik
Konsentrasi : -
Malang, 19 Juni 2017
Komisi Pembimbing
Ketua
Dr. Fadillah Amin, M.AP, Ph.D
NIP. 196912052005011003
-
iv
-
v
TANDA PENGESAHAN
Telah dipertahankan di depan majelis penguji skripsi, Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya, pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 25 Juli 2017
Jam : 09.00 – 10.00 WIB
Skripsi atas nama : Betty Dyah Anggun Purnama Wulan
Judul : Implementasi Program Peace Corps dan Dampaknya pada
Mutu Pendidikan Bahasa Inggris (Studi pada MTs.
Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar)
Dan dinyatakan LULUS
MAJELIS PENGUJI
Ketua
Dr. Fadillah Amin, M.AP, Ph.D
NIP. 196912052005011003
Penguji I
Drs. Moh. Shobaruddin, MA
NIP. 195902191986011001
Penguji II
Nurjati Widodo, SAP, M.AP
NIP. 2012018301291001
-
vi
PERSEMBAHAN
Terimakasih dan Alhamdulillah atas segala Rahmad dan Ridho
ALLAH SWT yang telah diberikan kepada saya hingga saya dapat
menyelesaikan karya tulis saya ini tepat pada waktunya. Dengan
banyak cobaan yang telah engkau berikan, engkau telah
memberikan makna berjuang dalam setiap cobaan yang kulalui
yang telah menjadikan diri ini menjadi pribadi yang lebih dewasa
lagi. Memberikan kesehatan serta kesabaran hingga saya dapat
melewati setiap cobaan demi cobaan dalam menyelesaikan karya
tulis ini. Izinkan saya untuk terus menggapai kesuksesan saya
agar dapat membanggakan kedua orang tua serta orang-orang
disekitar saya yang selalu mendampingi, mendoakan serta
memberikan dukungan dan semangatnya.
Karya ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku Bapak
Sugondo dan Ibu Yuli yang telah bersusah payah memberikan
pengorbanannya untuk membesarkanku dari kecil, membimbing
dan menasehati setiap langkah dan aktivitasku, merawatku dikala
sedang sakit, selalu memberi motivasi dan semangat ketika saya
berada pada titik jenuh mengerjakan semua tugas dan amanat
yang harus saya pikul, membangkitkan semangatku dan
membantuku untuk bangkit saat aku benar-benar dalam keadaan
terjatuh, mendampingiku disaat suka dan duka, selalu
mendoakanku untuk meraih sukses, dan masih banyak lagi jasa-
jasa yang telah mereka berikan kepada saya hingga mungkin
semua kebaikan tersebut tidak akan pernah sanggup untuk saya
-
vii
tebus seumur hidup saya. Maafkanlah jika anakmu ini terlalu
sering untuk melupakan semua kebaikan dari Bapak dan Ibu.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan tersebut dan senantiasa
memberikan nikmatnya agar kedua orang tuaku selalu diberikan
kesehatan, kelancaran rezeki dan semoga Tuhan senantiasa
mengizinkan kedua orang tuaku untuk melihat kesuksesan dari
Putri satu-satunya ini. Karena bagi saya, kesuksesan saya hari ini
sejatinya adalah milik kedua orang tua saya. Sementara
kesuksesan saya yang hakiki adalah ketika dapat melihat anak-
anakku kelak telah meraih kesuksesannya masing-masing.
Untuk yang selalu ku sayangi, Adik Laki-lakiku satu-satunya
Dimas Bagus Prabu Anggoro Putro.. Jadilah anak yang berbakti
kepada orang tua dan jagalah selalu hati mereka…
dan
Untuk Sahabat dan Teman-teman ku…
Terimakasih banyak atas setiap do’a dan dukunganya..
Terimakasih telah memberikan sepenggal cerita, kenangan dalam
ingatan yang telah mewarnai hari-hariku menjadi lebih
bermakna..
Terimakasih telah memberikan tempat serta atmosfer yang
nyaman dalam persahabatan kita ..
Terimakasih pula telah memberikan pengaruh yang positif selama
ini..
Berkat kalian saya dapat meraih satu pijakan menuju masa
depan.
Serta
Untuk almamater tercinta Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya.
-
viii
RINGKASAN
Betty Dyah Anggun Purnama Wulan. 2017. Implementasi Program Peace
Corps dan Dampaknya pada Mutu Pendidikan Bahasa Inggris (Studi pada
MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar). Skripsi. Jurusan
Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya. Dosen
Pembimbing : Dr. Fadillah Amin, M.AP, Ph.D. 170 halaman + xviii
Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi
dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui
oleh masyarakat”. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju maka
muncullah berbagai macam permasalahan yang menghampiri bangsa. Salah
satunya yakni permasalahan pendidikan. Bahasa Inggris adalah salah satu Mata
Pelajaran penting untuk siswa, oleh karena itu Pemerintah Indonesia dan
Pemerintah Amerika Serikat membentuk Program pengabdian masyarakat untuk
mengajarkan Bahasa Inggris untuk generasi muda Indonesia, khususnya siswa.
Program tersebut adalah Program Peace Corps.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif yang berlokasi di Kabupaten Blitar, sedangkan situsnya berada di MTs.
Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar. Sumber datanya primer diperoleh dari
beberapa wawancara dari informan yang berkaitan, sedangkan data sekundernya
diperoleh dari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan tema tersebut.
Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Sedangkan instrumen penelitiannya adalah peneliti sendiri, dan beberapa alat
penunjang seperti pedoman wawancara, dan alat bantu lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Peace Corps di MTs.
Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar memberikan manfaat untuk para siswa
dan guru yang ada di MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar. Siswa
MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar mempunyai motivasi untuk
belajar Bahasa Inggris. Selain itu beberapa siswa juga sudah mengikuti
perlombaan dalam bidang Bahasa Inggris dan menjuari beberapa perlombaan
tersebut. Para guru dan Kepala Sekolah MTs. Darussalam Kademangan
Kabupaten Blitar juga mempunyai motivasi untuk belajar Bahasa Inggris dan
memperbaiki model pembelajaran Bahasa Inggris. Hambatan dalam implementasi
Program Peace Corps adalah isi program, informasi, dukungan, dan pembagian
potensi.
Kata Kunci : Program, Peace Corps, Bahasa Inggris, Mutu Pendidikan
-
ix
SUMMARY
Betty Dyah Anggun Purnama Wulan. 2017. Implementation of Peace Corps
Program and Its Impact on English Educational Quality (Study on MTs.
Darussalam Kademangan, Blitar Regency). Undergraduate Thesis. Science
Department of Public Administration, Faculty of Administration Science,
Brawijaya University. Advisor Lecturer Dr. Fadillah Amin, M.AP, Ph.D. 170
pages + xviii
Education is an effort for human beings to develop their potency through
learning process and or other ways that are known and recognized by society".
Along with the development of an advanced era then emerged various kinds of
problems that approached the nation. One of them is education problems. English
is one of the important subjects for students, therefore the Government of
Indonesia and the Government of the United States set up a community service
program to teach English to young Indonesians, especially students. The program
is Peace Corps Program.
This research uses descriptive research type with qualitative approach which
located in Blitar Regency, while its site is in MTs. Darussalam Kademangan
Kabupaten Blitar. The primary data source was obtained from several interviews
from the relevant informants, while the secondary data were obtained from
documents related to the theme. The collecting data techniques are through
interviews, observation, and documentation. While the research instrument is the
researcher himself, and some supporting tools such as interview guides, and other
aids.
The research results show that the Peace Corps Program in MTs. Darussalam
Kademangan Kabupaten Blitar provides benefits for students and teachers in MTs.
Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar. Students of MTs. Darussalam
Kademangan Blitar Regency have the motivation to learn English. In addition
some students was joined in English competition and became the champion of
several competition. Teachers and Principals of MTs. Darussalam Kademangan
Kabupaten Blitar also have the motivation to learn English and improve the
English learning model. Barriers to the implementation of the Peace Corps
Program are program content, information, support, and potential sharing.
Keywords : Program, Peace Corps, English, Educational Quality
-
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT tempat meminta dan
memohon pertolongan. Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, suri
tauladan bagi umat manusia. Syukur Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Implementasi Program Peace Corps dan Dampaknya
pada Mutu Pendidikan Bahasa Inggris (Studi pada MTs. Darussalam
Kademangan Kabupaten Blitar). Skripsi ini merupakan tugas akhir yang
diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
Kemampuan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak akan pernah
terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya Malang
2. Bapak Dr. Choirul Saleh, M.S selaku Ketua Jurusan Administrasi Publik
3. Bapak Minto Hadi, M.S selaku Sekretaris Jurusan Administrasi Publik
4. Ibu Dr. Lely Indah Mindarti, M.Si selaku Ketua Prodi Administrasi Publik
5. Bapak Rendra Eko Wismanu, S.AP., M.AP selaku Sekretaris Prodi
Administrasi Publik
6. Bapak Dr. Fadillah Amin, M.AP, Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang
telah membimbing penulis selama penyusunan skripsi
-
xi
7. Seluruh Dosen dan Pengajar di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya yang telah memberikan banyak ilmu dan wawasan selama
menjalani studi.
8. Bapak Barijan BA selaku Kepala Sekolah MTs. Darussalam Kademangan
Kabupaten Blitar yang telah mengizinkan penelitian
9. Bapak Muhamad Rifai,S.Pd selaku guru mitra di MTs. Darussalam
Kademangan Kabupaten Blitar yang memberikan informasi tentang
implementasi program Peace Corps di MTs. Darussalam Kademangan
Kabupaten Blitar
10. Ibu Ayu Kautsar,S.Pd selaku guru pengajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris
di MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar yang memberikan
informasi tentang implementasi program Peace Corps di MTs.
Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar dan seluruh siswa-siswi di
MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar yang turut serta
membantu proses pengumpulan data dan informasi tentang implemetasi
program Peace Corps di MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar.
11. Nicholas Waughfish (Nicky) selaku relawan Peace Corps yang
ditempatkan di MTs. Darussalam Kabupaten Blitar yang membantu proses
pengumpulan data dan informasi tentang implemetasi program Peace
Corps di MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar.
12. Bapak Sugiyanto selaku Partner Relations Manager Peace Corps
Indonesia yang bertempat di Jalan WR. Supratman Nomor 9 Surabaya
yang memberikan informasi tentang program Peace Corps secara umum.
-
xii
13. Kedua orang tua, Bapak Sugondo dan Ibu Yuli, dan adik yang selalu
memberikan dukungan baik secara moril dan material serta do’a restu
selama ini.
14. Sahabat, teman-teman tercinta, seluruh keluarga besar Sanggar Seni
Mahasiswa (SSM) dan seluruh keluarga besar Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) FIA periode 2015 dan 2016 khususnya untuk kementrian keuangan
senang dapat menjadi bagian dari organisasi ini dan terimakasih banyak
telah memberikan lingkungan yang nyaman bagi saya . Harapan saya kita
akan selalu memberikan dedikasi kepada bangsa dengan karya dan
inspirasi terbaik kita. Untuk semua mahasiswa jururan Administrasi Publik
khususnya angkatan 2013 yang tidak bisa disebutkan secara individu
semoga kita dapat menjadi generasi terbaik di FIA UB dan semoga selalu
diberi kemudahan untuk mencapai target masing-masing.
Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, terutama
yang membutuhkan informasi mengenai implementasi program Peace Corps.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak seperti penulisan skripsi ini pasti juga
terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat dibutuhkan. Terimakasih.
Malang, 19 Juni 2017
Penulis
-
xiii
DAFTAR ISI
MOTTO ........................................................................................................ ii
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................ iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................................... iv
TANDA PENGESAHAN .............................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
RINGKASAN ................................................................................................ viii
SUMMARY ................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi
DAFTAR ISTILAH ...................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 13 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 13 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 13 1.5 Sistematika Penulisan ................................................................................ 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 16
2.1 Administrasi Publik dan Kebijakan Publik ................................................ 16
2.1.1 Administrasi Publik ........................................................................... 16
2.1.2 Kebijakan Publik ............................................................................... 17
2.1.3 Tahapan-Tahapan Kebijakan Publik................................................... 18
2.1.4 Faktor Pendukung dan Penghambat Kebijakan Publik ....................... 22
2.1.5 Kebijakan Pendidikan ........................................................................ 24
2.2 Implementasi Program .............................................................................. 25
2.2.1 Konsep Implementasi Program .......................................................... 25
2.2.2 Tujuan Penilaian Program .................................................................. 26
2.2.3 Unsur-Unsur Implementasi Program .................................................. 27
2.2.4 Model Implementasi Program ............................................................ 29
2.2.5 Hambatan dalam Implementasi Program ............................................ 33
2.3 Hubungan Internasional dan Kerjasama Internasional ............................... 36
2.3.1 Hubungan Internasional ..................................................................... 36
2.3.2 Kerjasama Internasional..................................................................... 37
2.3.3 Kerjasama Bilateral ........................................................................... 39
2.4 Kerjasama Bilateral AS-Indonesia dalam Bidang Pendidikan .................... 42
2.5 Program Peace Corps................................................................................ 46
2.6 Pekerja Sosial Internasional....................................................................... 49
2.7 Mutu Pendidikan ....................................................................................... 51
2.7.1 Pengertian Pendidikan ....................................................................... 51
2.7.2 Mutu Pendidikan ............................................................................... 52
-
xiv
2.7.3 Pelayanan Publik Bidang Pendidikan ................................................. 55
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 58
3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................... 58
3.2 Fokus Penelitian ........................................................................................ 59
3.3 Lokasi dan Situs Penelitian ....................................................................... 60
3.4 Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 62
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 67
3.6 Instrumen Penelitian.................................................................................. 72
3.7 Analisis Data ............................................................................................. 73
3.8 Keabsahan Data ........................................................................................ 76
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 79
4.1 Gambaran Umum Lokasi dan Situs Penelitian ........................................... 79
4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Blitar ................................................. 79
4.1.2 Gambaran Umum MTs. Darussalam Kademangan Blitar ................. 84
4.1.2.1 Visi dan Misi MTs. Darussalam........................................... 86
4.1.2.2 Struktur Organisasi MTs. Darussalam ................................. 87
4.1.2.3 Gambaran Umum Pendidikan di MTs. Darussalam .............. 87
4.2 Penyajian Data .......................................................................................... 99
4.2.1 Implementasi Program Peace Corps dan Dampaknya pada Mutu
Pendidikan Bahasa Inggris di MTs. Darussalam Kademangan
Kabupaten Blitar ............................................................................ 99
4.2.1.1 Kesesuaian antara Program dengan Pemanfaat .................... 111
4.2.1.2 Kesesuaian antara Program dengan Organisasi Pelaksana .... 119
4.2.1.3 Kesesuaian Kelompok Pemanfaat & Organisasi Pelaksana .. 122
4.2.2 Hambatan dalam Implementasi Program Peace Corps dan Dampaknya
pada Mutu Pendidikan Bahasa Inggris di MTs. Darussalam
Kademangan Kabupaten Blitar ........................................................ 132
4.3 Analisis Data ............................................................................................. 138
4.3.1 Implementasi Program Peace Corps dan Dampaknya pada Mutu
Pendidikan Bahasa Inggris di MTs. Darussalam Kademangan
Kabupaten Blitar ............................................................................. 138
4.3.1.1 Kesesuaian antara Program dengan Pemanfaat .................... 141
4.3.1.2 Kesesuaian antara Program dengan Organisasi Pelaksana .... 145
4.3.1.3 Kesesuaian Kelompok Pemanfaat & Organisasi Pelaksana .. 149
4.3.2 Hambatan dalam Implementasi Program Peace Corps dan Dampaknya
pada Mutu Pendidikan Bahasa Inggris di MTs. Darussalam
Kademangan Kabupaten Blitar ........................................................ 155
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 161
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 161 5.2 Saran ........................................................................................................ 164
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 166
LAMPIRAN .................................................................................................. 170
-
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Frekuensi Pengumpulan Data Wawancara ......................................... 69
Tabel 2. Jumlah Penduduk di Kabupaten Blitar ............................................... 81
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin ......................................... 83
Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ......................... 84
Tabel 5. Akreditasi Madrasah Terakhir ........................................................... 87
Tabel 6. Data Rombongan Belajar pada Semester Ganjil ................................. 88
Tabel 7. Daftar Kolektif Ujian Nasional .......................................................... 89
Tabel 8. Jumlah dan Kondisi Bangunan .......................................................... 90
Tabel 9. Kondisi Sarana dan Prasarana Pembelajaran ...................................... 92
Tabel 10. Daftar Tenaga Pengajar ................................................................... 93
Tabel 11. Jumlah Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan ........................ 95
Tabel 12. Kondisi Partisipasi Siswa dan Rombel Akhir ................................... 96
Tabel 13. Prosentase Kelulusan MTs. Darussalam .......................................... 97
Tabel 14. Nilai UASBN MTs. Darussalam ...................................................... 98
Tabel 15. Perkembangan Jumlah Peserta Didik MTs. Darussalam ................... 114
Tabel 16. Rincian Jumlah Pendaftar dan Jumlah Siswa Baru ........................... 115
Tabel 17. Ringkasan Data Penerimaan Peserta Didik Baru .............................. 115
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tahapan dalam Proses Pembuatan Kebijakan Publik ...................... 19
Gambar 2. Model Kesesuaian Korten .............................................................. 30
Gambar 3. Alur Koordinasi Antar Kelembagaan Peace Corps ........................ 48
Gambar 4. Komponen Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan ........................... 54
Gambar 5. Analisis Model Interaktif ............................................................... 74
Gambar 6. Peta Kabupaten Blitar .................................................................... 79
Gambar 7. MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar .......................... 84
Gambar 8. Struktur Organisasi MTs. Darussalam Kademangan ...................... 87
Gambar 9. Aktor-aktor Program Peace Corps ................................................. 100
Gambar 10. Alur Koordinasi Antar Kelembagaan Peace Corps ...................... 101
Gambar 11. Kegiatan Belajar Mengajar Relawan Bersama Guru ..................... 106
Gambar 12. Kegiatan Belajar Mengajar Relawan Bersama Guru ..................... 106
Gambar 13. Kegiatan Belajar Mengajar Relawan Bersama Guru ..................... 107
Gambar 14. Kegiatan English Club Relawan Bersama Siswa .......................... 107
Gambar 15. Kegiatan English Camp ............................................................... 109
Gambar 16. Kegiatan English Camp ............................................................... 109
Gambar 17. Study Tour MOP MTs. Darussalam.............................................. 110
Gambar 18. Prestasi yang diperoleh MTs. Darussalam .................................... 117
Gambar 19. Arak-arak Keliling Kampung Memperingati Hari Kartini ............ 130
Gambar 20. Acara Motivasi MTs. Darussalam ................................................ 130
Gambar 21. Reuni Rutinan Keluarga Besar MTs. Darussalam ......................... 131
-
xvii
DAFTAR ISTILAH
AMINEF : American Indonesia Exchange Foundation
BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Comprehensive Partnership: Perjanjian Kemitraan Komprehensif
Host Family : Keluarga asuh di tempat tinggal para relawan
IA : Implementing Arrangement
ISO : International Standart Operational
GEF : Global Education Framework
G-to-C : (Government to Citizen) Pemerintah kepada
masyarakat.
G-to-G : (Government to Government) Pemerintah kepada
pemerintah.
MoU : (Memorandum of Understanding) Memorandum
saling pengertian.
PORSIKAMA : Pekan Olahraga, Seni dan Pramuka Madrasah
Peace Corps : Sebuah lembaga independen Amerika Serikat yang
mengirimkan relawan untuk membantu negara-
negara berkembang di mana bantuan dibutuhkan.
Secondary Project : Pekerjaan kedua atau pekerjaan sampingan
Smart Power : Strategi yang dijalankan Amerika untuk mengatur
kekuatan politik luar negerinya melalui diplomasi
menggunakan strategi baru dalam hal menjalin
hubungan dengan negara-negara lainnya
USAID : Badan independen dari pemerintahan Amerika
Serikat yang bertanggung jawab atas bantuan untuk
bidang ekonomi, pembangunan, dan kemanusiaan
untuk negara-negara lain didunia dalam mendukung
tujuan-tujuan kebijakan luar negeri Amerika Serikat
yang merupakan lembaga donor terbesar Amerika
Serikat.
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemerintahan_Amerika_Serikat&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemerintahan_Amerika_Serikat&action=edit&redlink=1
-
xviii
USINDO : United States – Indonesia Society adalah satu-
satunya organisasi non-pemerintahan yang secara
eksklusif didedikasikan untuk meningkatkan
pemahaman Amerika Serikat tentang Indonesia
begitu juga sebaliknya untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat Indonesia tentang Amerika
Serikat dan memperkuat hubungan di antara kedua
negara dan penduduknya
-
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : Betty Dyah Anggun Purnama Wulan
NIM : 135030101111039
Tempat, tanggal lahir : Blitar, 02 July 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat Asal : Jl. Kalasan No. 121 Kelurahan Bendogerit Kecamatan
Sananwetan Kota Blitar. Kode pos : 66133
Alamat di Malang : Jl. Saxofon Perumahan Permata Brantas Indah Blok II
Kav 111E Kelurahan Jatimulyo Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang. Kode Pos: 65141
Jurusan : Ilmu Administrasi Publik
Prodi : Ilmu Administrasi Publik
Universitas : Universitas Brawijaya
No Hp : 082244463715
E-mail : [email protected]
mailto:[email protected]
-
DATA PENDIDIKAN
No Pendidikan Formal Tahun
1 R.A. Perwanida Kota Blitar 1999 – 2001
2 SDN Gaprang II 2001 – 2007
3 SMPN 1 Kota Blitar 2007 – 2010
4 SMAN 1 Kota Blitar 2010 – 2013
5 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya
2013 – 2017
PENGALAMAN AKADEMIK
1. Program Magang Internship selama 2 minggu (8-20 Mei 2016) di
University Utara Malaysia.
2. Karya Ilmiah berjudul Implementasi Program Peace Corps dan
Dampaknya pada Mutu Pendidikan Bahasa Inggris (Studi pada MTs.
Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar
PENGALAMAN ORGANISASI
No Jabatan Organisasi Tahun
1 Staff Muda Master Fight
Organization of Sport
(MAFIOSO)
2013
2 Sekertaris Umum I Sanggar Seni Mahasiswa 2015
3 Staff Kementrian
Keuangan
Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) FIA
UB
2015
4 Mentri Keuangan Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) FIA
UB
2016
-
PENGALAMAN KEPANITIAAN
No Jabatan Acara Tahun
1 Devisi Konsumsi PEMILWA FIA 2013
2 Devisi Konsumsi Diskusi PANEL
HUMANISTIK FIA UB
2013
3 Devisi Acara PKK MABA
PANGLIMA
2014
4 Bendahara Pelaksana “Ceremony” Dies Natalis
HUMANISTIK on
Decade
2014
5 Bendahara Pelaksana “Temu Alumni”
HUMANISTIK on
Decade
2014
6 Bendahara Pelaksana “Night Concert” Dies
Natalis HUMANISTIK
on Decade
2014
7 Pengisi Acara SIMFONI SENJA I 2014
8 Ketua Pelaksana Try Out SBMPTN 2015 2015
9 Koordinator Kostum “Dolanan Seni” SSM FIA
UB
2015
10 Devisi Acara Fia Night Run 2015
11 Koordinator
KESTARI
SIMFONI SENJA II 2015
12 Koordinator Acara “GALAXI” Diklat
Anggota SSM FIA UB
2015
13 Bendahara Pelaksana SEMNAS UMKM 2015
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang antara lain menyatakan bahwa “Manusia
membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha
agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat”.
Dengan demikian, sebagai institusi, pendidikan pada prinsipnya memikul
amanah “etika masa depan”.
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju maka
muncullah berbagai macam permasalahan yang menghampiri bangsa. Salah
satunya yakni permasalahan pendidikan. Permasalahan pendidikan sendiri
dibagi menjadi permasalahan internal dan permasalahan eksternal.
Permasalahan internal pendidikan di Indonesia masa kini sangat kompleks.
Joesoef (2001:210-225) menyebutkan contoh, dan mencatat permasalahan
internal pendidikan meliputi permasalahan-permasalahan yang berhubungan
dengan strategi pembelajaran, peran guru, kurikulum, sistem kelembagaan,
sarana dan prasarana, manajemen, anggaran operasional, dan peserta didik.
Dari berbagai permasalahan internal pendidikan dimaksud, tiga permasalahan
-
2
internal yang dipandang cukup menonjol, yaitu permasalahan sistem
kelembagaan, profesionalisme guru, dan strategi pembelajaran.
Seperti halnya permasalahan internal, permasalahan eksternal pendidikan
di Indonesia sesungguhnya sangat komplek. Dari berbagai permasalahan pada
dimensi eksternal pendidikan di Indonesia, terdapat dua permasalahan yang
utama, yaitu permasalahan perubahan sosial dan permasalahan globalisasi.
Pertama adalah permasalahan perubahan sosial. Ada sebuah adegium yang
menyatakan bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi, semuanya berubah;
satu-satunya yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Itu artinya, perubahan
sosial merupakan peristiwa yang tidak bisa dielakkan, meskipun ada
perubahan sosial yang berjalan lambat dan ada pula yang berjalan cepat.
Salah satu fungsi pendidikan, sebagaimana dikemukakan di atas, adalah
melakukan inovasi-inovasi sosial, yang maksudnya tidak lain adalah
mendorong perubahan sosial. Fungsi pendidikan sebagai agen perubahan
sosial (agent of changes) tersebut, dewasa ini ternyata justru melahirkan
paradoks. Dengan kata lain, ketidakmampuan mengelola dan mengikuti
dinamika perubahan sosial sama artinya dengan menyiapkan
keterbelakangan. Permasalahan perubahan sosial, dengan demikian harus
menjadi agenda penting dalam pemikiran dan praksis pendidikan nasional.
Permasalahan yang kedua yakni globalisasi, globalisasi mengandung arti
terintegrasinya kehidupan nasional kedalam kehidupan global. Bila dikaitkan
dalam bidang pendidikan, globalisasi pendidikan berarti terintegrasinya
pendidikan nasional kedalam pendidikan dunia. Sebegitu jauhnya, globalisasi
-
3
memang belum merupakan kecenderungan umum dalam bidang pendidikan.
Namun gejala kearah itu sudah mulai nampak. Oleh karena itu, globalisasi
sudah mulai menjadi permasalahan aktual pendidikan. Seperti diketahui, diera
globalisasi telah terjadi pergeseran paradigma tentang keunggulan suatu
Negara, dari keunggulan komparatif (Comperative adventage) kepada
keunggulan kompetitif (competitive advantage). Keunggulam komparatif
bertumpu pada kekayaan Sumber Daya Alam (SDA), sementara keunggulan
kompetitif bertumpu pada pemilikan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas (Kuntowijoyo, 2001:122).
Konteks pergeseran paradigma keunggulan menyebutkan bahwa
pendidikan nasional akan menghadapi situasi kompetitif yang sangat tinggi,
karena harus berhadapan dengan kekuatan pendidikan global. Untuk
menghadapi tantangan global Indonesia perlu menyiapkan Sumber Daya
Manusia (SDM) dengan pendidikan yang berkualitas. Hal ini berkaitan erat
dengan kenyataan bahwa globalisasi justru melahirkan semangat
cosmopolitantisme dimana anak-anak bangsa boleh jadi akan memilih
sekolah-sekolah di luar negeri sebagai tempat pendidikan atau tempat untuk
sekolah, terutama jika kondisi sekolah-sekolah di dalam negeri secara
kompetitif under-quality (berkualitas rendah). Kecenderungan ini sudah
mulai terlihat pada tingkat perguruan tinggi dan bukan mustahil akan
merambah pada tingkat sekolah menengah.
Globalisasi mendorong negara-negara baik negara maju dan berkembang
untuk melakukan kerjasama dan koordinasi internasional demi tercapainya
-
4
tujuan dan penyelesaian masalah global, dimana sebuah negara tidak dapat
menyelesaikannya sendiri karena masalah ini terjadi diluar batas kemampuan
negara untuk menyelesaikannya sendiri. Dari latar belakang tersebut diatas
maka lahirlah suatu kerjasama global antara Pemerintah Indonesia dengan
Pemerintah Amerika Serikat dalam bidang pendidikan sebagai langkah
strategis dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan
mempererat hubungan kemitraan antar kedua negara tersebut. Kerjasama
Indonesia dengan Amerika dalam bidang pendidikan terbentuk melalui
penandatanganan kesepakatan MoU (Memorandum of Understanding)
USINDO (United States – Indonesia Society) pada 15 Mei 2006 lalu
(www.usindo.org/, 15 April 2017). USINDO (United States – Indonesia
Society) merupakan satu-satunya organisasi non-pemerintahan yang secara
eksklusif didedikasikan untuk meningkatkan pemahaman Amerika Serikat
kepada negara Indonesia begitu juga sebaliknya untuk meningkatkan
pemahaman Indonesia kepada Amerika Serikat dan memperkuat hubungan di
antara kedua negara beserta dengan penduduknya (www.usindo.org/, 15 April
2017).
Sejalan dengan MoU (Memorandum of Understanding) USINDO
(United States – Indonesia Society) tersebut, pada tanggal 16 Oktober 2006,
Pemerintah Amerika Serikat, melalui Duta Besar Amerika Serikat di Jakarta,
mengadakan pertemuan dengan BAPPENNAS yang intinya menyampaikan
kembali tawaran suatu program yang bernama Peace Corps di Indonesia
(www.usindo.org/, 15 April 2017). Melalui surat Bapak Menteri Negara
http://www.usindo.org/http://www.usindo.org/http://www.usindo.org/
-
5
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor
6461/M.PPN/10/2006 kepada Duta Besar Amerika Serikat di Jakarta dan
Surat Nomor 6463/M.PPN/10/2006 tanggal 31 Oktober 2006, Pemerintah
Indonesia telah menyampaikan penghargaan dan membuka diri terhadap
kerjasama internasional sekaligus mengundang Peace Corps untuk
membangun kembali programnya di Indonesia.
Nama Peace Corps yang digunakan sebagai nama program diadopsi dari
nama lembaga penyelenggaranya yaitu lembaga Peace Corps sendiri. Peace
Corps merupakan suatu organisasi atau badan bantuan Independen
pemerintah Amerika Serikat yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman
bersama antara masyarakat Amerika dan masyarakat di dunia. Didirikan pada
tahun 1961 hingga saat ini Peace Corps telah melakukan kegiatan pengabdian
pada lebih dari dari 139 negara di seluruh dunia dengan jumlah relawan
Peace Corps mencapai lebih dari 220.000 yang telah tersebar di 140 negara
mitra dengan mengemban misi perdamaian, memperbaiki kondisi kesehatan,
memajukan pendidikan, mengembangkan teknologi informasi, serta menjaga
kelangsungan lingkungan sekitar (www.peacecorps.gov, 7 Maret 2017).
Sebelumnya, program Peace Corps sudah pernah dilaksanakan di
Indonesia pada masa Orde Lama melalui MoU (Memorandum of
Understanding) yang disepakati pada tanggal 8 Maret 1963 dan mulai
dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 1963. Program ini kemudian resmi
diberhentikan oleh Pemerintah Amerika Serikat pada tahun 1965 dikarenakan
beberapa insiden terburuk pada era saat itu yang muncul dihampir semua
http://www.peacecorps.gov/
-
6
wilayah dan menjadi tantangan utama bagi keberlangsungan program Peace
Corps di Indonesia. Para relawan Peace Corps mendapat aksi kekerasan oleh
sekelompok pemuda komunis Indonesia dan dituduh sebagai mata-mata
Amerika Serikat.
Pertemuan antara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat dengan Menteri
Luar Negeri Republik Indonesia pada tanggal 18-19 Februari 2009, telah
dilakukan untuk membahas Comprehensive Partnership serta kesiapan
Amerika Serikat untuk mengirimkan kembali Relawan Peace Corps ke
Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Luar Negeri
menanggapi hal ini secara positif. Melalui serangkaian pembahasan antara
Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat, MoU (Memorandum of
Understanding) Peace Corps akhirnya ditandatangani pada tanggal 11
Desember 2009. Melalui kesepakatan tersebut program Peace Corps yang
merupakan kerjasama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat
dalam kerangka Comprehensive Pertnership antara Republik Indonesia dan
Amerika Serikat yang diluncurkan pada tahun 2010 oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan Presiden Barrack Obama telah kembali dijalankan
di Indonesia setalah mengalami pasang surut sejak pertama kali hadir di
Indonesia pada masa Orde Lama. Melalui program Peace Corps, pemerintah
Amerika Serikat lewat Peace Corps mengirimkan relawan-relawannya
(tenaga pengajar sukarela) ke daerah-daerah kecil di Indonesia (awalnya Jawa
Timur pada tahun 2010 kemudian merambah ke Jawa Barat tahun 2012 dan
ke Nusa Tenggara Timur tahun 2016) untuk mengajarkan dan melakukan
-
7
pelatihan pengajaran bahasa Inggris bagi siswa dan guru-guru mata pelajaran
tersebut sebagai upaya untuk mempererat hubungan antara masyarakat
Amerika Serikat dan masyarakat Indonesia melalui pengajaran bahasa Inggris
di sekolah/madrasah (people to people contact).
Untuk menindaklanjuti MoU (Memorandum of Understanding) Peace
Corps, telah dibentuk Steering Committee Peace Corps dengan melibatkan
Bappenas, Kemenko Kesra, Kementrian Luar Negeri, Sekertariat Negara,
Biro Administrasi Kerjasama Sekertaris Daerah Provinsi, Kementrian
Pendidikan Nasional, Kementrian Agama, dan Ditjen Imigrasi. Selain itu,
juga telah dibentuk Working Group Peace Corps dibawah koordinasi
Bappenas dan Kemenko Kesra. Keberadaan Steering Committee dan Working
Group tersebut adalah untuk memudahkan koordinasi dalam pelaksanaan
program Peace Corps di Indonesia termasuk memberikan fasilitas bagi
koordinasi antara Pemerintah Indonesia dengan USAID (United States
Agency for International Development) selaku representasi Peace Corps
sebelum Peace Corps masuk dalam daftar kerjasama teknik. USAID (United
States Agency for International Development) adalah badan independen dari
pemerintahan Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas bantuan untuk
bidang ekonomi, pembangunan, dan kemanusiaan untuk negara-negara lain
didunia dalam mendukung tujuan-tujuan kebijakan luar negeri Amerika
Serikat terkait dengan peranannya sebagai lembaga donor terbesar Amerika
Serikat (www.usaid.gov, 15 April 2017) . Hal ini untuk memudahkan proses
administrasi bagi Peace Corps dalam menjalankan tugasnya di Indonesia,
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemerintahan_Amerika_Serikat&action=edit&redlink=1http://www.usaid.gov/
-
8
maka untuk sementara waktu USAID (United States Agency for International
Development) menjadi representasi Peace Corps agar Peace Corps dapat
memperoleh fasilitas kerja sama teknis. Sementara pada saat yang bersamaan,
Peace Corps dalam melakukan kerjasama teknis sesuai peraturan dan
prosedur yang berlaku. Kesepakatan ini dicapai dari hasil pertemuan antara
Pemerintah Indonesia, Peace Corps, dan USAID (United States Agency for
International Development) (Surat USAID nomor 183 tanggal 9 Maret 2010
dalam Laporan Akhir Fasilitasi Pelaksanaan Peace Corps di Indonesia, 2014:
6).
Pelaksanaan program Peace Corps di Indonesia diawali dengan proses
survey/site Identification yang bertujuan untuk meninjau secara langsung
calon sekolah yang akan dipilih untuk melaksanakan program Peace Corps.
Terseleseikannya proses survey/site Identification periode kedua oleh team
Peace Corps Indonesia (November 2014-Februari 2015) di Provinsi Jawa
Barat dan Provinsi Jawa Timur untuk penempatan 65 relawan Batch 6 periode
2015-2017 mendapatkan 65 sekolah dan madrasah dari 33 kabupaten di
Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Timur yang telah lolos proses seleksi
akhir untuk penempatan relawan tahun 2015-2017. Diantara 36 sekolah di
Provinsi Jawa Timur yang telah lolos seleksi salah satunya adalah MTs.
Darussalam Kabupaten Blitar yang menjadi satu-satunya sekolah swasta yang
menjalankan program Peace Corps di daerah Blitar (Surat Nomor PCID-
SBY/2015/03/0339 perihal Daftar Akhir Sekolah Calon Penerima Relawan
Peace Corps Indonesia).
-
9
Kerjasama yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan
Lembaga Internasional dalam program Peace Corps dalam bidang pendidikan
di MTs. Darussalam Kabupaten Blitar adalah melalui pengajaran bahasa
Inggris yang diberikan oleh relawan Amerika Serikat kepada pelajar dan
masyarakat sekitar. Dengan adanya program tersebut diharapkan para pelajar
dan masyarakat terutama MTs. Darussalam Kabupaten Blitar dapat bersaing
dan menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Selain itu, program
ini merupakan upaya untuk menangani permasalahan sistem kelembagaan,
profesionalisme guru, dan strategi pembelajaran dan dengan harapan mampu
meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar siswa khususnya dalam
mata pelajaran bahasa Inggris di MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten
Blitar. Dampak dari implementasi program Peace Corps pada mutu
pendidikan bahasa Inggris di MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten
Blitar dianalisis dengan menggunakan konsep hubungan internasional.
Sedangkan hambatan implementasi program Peace Corps dianalisis
menggunakan Sunggono (1994:23) yang menjelaskan tentang hambatan-
hambatan dalam implementasi program. Seperti yang telah dijelaskan di awal
bahwa permasalahan pendidikan di Indonesia yang kompleks telah
memunculkan beberapa dampak yang signifikan terhadap menurunnya mutu
pendidikan dan prestasi belajar siswa di Indonesia khususnya di daerah kecil
dalam mata pelajaran bahasa Inggris. Seperti yang terjadi di Kabupaten Blitar
Provinsi Jawa Timur. Antusias siswa terhadap mata pelajaran bahasa Inggris
-
10
masih sangat minim. Menurut penuturan Bu Ayu seorang guru pengajar mata
pelajaran bahasa Inggris di MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar:
“Dulu awalnya murid-murid kurang begitu tertarik dengan mata pelajaran bahasa Inggris karena dirasa sangat sulit dan ketika murid sudah tidak
begitu tertarik dengan mata pelajaran tersebut maka suasana belajar
mengajar di kelas menjadi susah untuk dikondisikan banyak siswa yang
ramai, berbicara sendiri dengan teman dan akhirnya nilainya pas-pasan.” (Hasil wawancara pada tanggal 26 Januari 2017).
Menurut penuturan Wakil Kepala Madrasah Urusan Kesiswaan yang
sekaligus menjadi guru mitra Bapak Muhammad Rifa’I, S.Pd, keberadaan
program Peace Corps di MTs. Darussalam Kabupaten Blitar saat ini
membuat guru-guru pengajar bahasa Inggris di MTs. Darussalam menjadi
lebih kreatif dalam memberikan metode pengajaran yang bervariasi dan lebih
menyenangkan kepada siswa, siswa juga dilatih untuk disiplin terutama untuk
menghilangkan budaya mencontek saat ujian. Ada beberapa kejuaraan lomba
bahasa Inggris ditingkat kabupaten yang sempat diraih oleh MTs.
Darussalam. Bahkan saat ini MTs. Darussalam menjadi salah satu madrasah
terfavorit di Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar sehingga pada tahun
2016 kemarin terdapat peningkatan jumlah pendaftar peserta didik di MTs.
Darussalam. Beliau memaparkan sebagai berikut :
“Transfer of Knowledge (pertukaran metode pengajaran) antara Relawan program Peace Corps dengan guru-guru pengajar membuat guru-guru
pengajar bahasa Inggris menjadi lebih kreatif dalam memberikan metode
pengajaran yang bervariasi dan lebih menyenangkan kepada siswa, siswa
juga dilatih untuk disiplin terutama untuk menghilangkan budaya
mencontek saat ujian. Dampaknya, madrasah kami sekarang menjadi
madrasah favorit. Tahun 2016 jumlah total siswa kami secara keseluruhan
mencapai 430 siswa. Pada lomba English Speech PORSIKAMA di tingkat
-
11
kabupaten, kami juga berhasil meraih juara”. (Hasil wawancara pada tanggal 26 Januari 2017).
Namun dari semua kelebihan tersebut, dampak dari program Peace
Corps ini kurang berpengaruh pada nilai formatif (Nilai UNAS) yang
diperoleh siswa dikarenakan relawan Peace Corps tidak diizinkan untuk
mengajar siswa kelas IX dan dikhususkan untuk mengajar siswa kelas VII
dan VIII disamping itu pengajaran bahasa Inggris yang diberikan oleh
relawan Peace Corps lebih kepada pengajaran teknis bahasa Inggris yang
digunakan dalam percakapan sehari-hari bukan pada pengajaran teori atau
pendalaman soal-soal bahasa Inggris untuk Ujian Nasional. Selain hal
tersebut masih terdapat kekurangan lain sehingga hasil yang diperoleh dinilai
masih belum maksimal. Kekurangan tersebut diprediksi bersumber dari
beberapa kendala yang dihadapi di lapangan saat program Peace Corps ini
diimplementasikan. Beberapa kendalanya yakni terkait pendanaan dan
Sumber Daya Manusia (SDM).
Penelitian mengenai program Peace Corps ini bukanlah yang pertama
kali dilaksanakan, sudah pernah ada peneliti terdahulu yang telah membahas
mengenai program Peace Corps sebelumnya namun berbicara dari sudut
pandang, ruang lingkup dan era yang berbeda dan tidak spesifik. Salah
satunya adalah penelitian Skripsi milik Muhammad Inu Kertapati yang
berjudul Peace Corps : Misi Perdamaian Amerika Serikat di Indonesia 1963-
1965. Dalam karya miliknya Muhammad Inu mencoba menjelaskan kegiatan
-
12
Peace Corps di Indonesia pada tahun 1963-1965 dan pengaruhnya bagi kedua
belah negara secara kronologis dan dalam sudut pandang ilmu sejarah.
Sedangkan penelitian lain yang berkaitan dengan tema Peace Corps
adalah Tesis karya Umi Prahastuti yang berjudul “Peace Corps” Salah Satu
Strategi Kebijaksanaan Luar Negeri Pada Masa J.F. Kennedy Dalam Politik
Pembendungan 1960-1963. Dalam Tesis ini penekanan masalah lebih kepada
program Peace Corps ditinjau dari sisi strategi kebijaksanaan luar negeri
Amerika Serikat pada era J.F. Kennedy. Sedangkan yang menjadi perbedaan
antara kedua penelitian tersebut dengan tema skripsi yang penulis pilih adalah
dalam karya tulis ini penulis mencoba memfokuskan penelitian kepada tahap
Implementasi program Peace Corps pada masa kini dan dampaknya pada
mutu pendidikan bahasa Inggris serta masalah yang menjadi penghambat
dalam proses implementasinya dengan ruang lingkup yang lebih sempit.
Berdasarkan uraian permasalahan di ataslah yang melatar belakangi
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tersebut karena penting untuk
dilakukan mengingat urgensi dari kerjasama internasional dalam aspek
pendidikan diera globalisasi saat ini, untuk mengetahui bagaimana proses
implementasi program Peace Corps serta hambatan apa saja yang terjadi
dalam proses implementasi program Peace Corps di Indonesia saat ini dan
dampaknya pada mutu pendidikan bahasa Inggris khususnya di MTs.
Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar dengan judul “Implementasi
Program Peace Corps dan Dampaknya pada Mutu Pendidikan Bahasa
Inggris di MTs. Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar”.
-
13
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah implementasi program Peace Corps dan dampaknya pada
mutu pendidikan bahasa Inggris di MTs. Darussalam Kabupaten Blitar?
2 Apa sajakah problema (masalah) yang menjadi penghambat pada
penerapan program Peace Corps di MTs. Darussalam Kabupaten Blitar?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari diadakannya penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui, menjelaskan dan menganalisis tentang implementasi program
Peace Corps dan dampaknya pada mutu pendidikan bahasa Inggris di
MTs. Darussalam Kabupaten Blitar.
2. Mengetahui, menjelaskan dan menganalisis tentang hambatan yang
dihadapi dalam proses implementasi program Peace Corps di MTs.
Darussalam Kabupaten Blitar.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademik
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan referensi bagi
pembaca pada umumnya yang ingin melakukan kajian lebih lanjut
mengenai program Peace Corps dalam pengembangan Ilmu Administrasi
dalam aspek implementasi program.
-
14
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang proses
implementasi dari program Peace Corps dan kendala yang terdapat dalam
proses pengimplementasianya serta memberikan sumbangan pemikiran
melalui rekomendasi yang diajukan peneliti yang bersumber dari hasil
penelitian.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini, terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu
diawali dengan :
1. BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan terdiri atas penjelasan latar belakang mengenai pokok-pokok
permasalahan yang menjabarkan sejumlah kondisi atau situasi saat ini
yang ditemui di lapangan, yang nantinya akan diteliti untuk mengantarkan
kepada rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kontribusi
penelitian serta sistematika penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan literatur yang terdiri dari teori-teori atau temuan-temuan ilmiah
dari buku ilmiah, jurnal yang berkaitan dengan permasalahan atau
pertanyaan penelitian sebagai acuan untuk menganalisis data tentang
pengimplementasian program Peace Corps, seperti : Program Peace Corps
jika ditinjau dari administrasi publik, dari segi tahapan
pengimplementasian program, dan dari segi kerjasama internasional
-
15
khususnya kerjasama bilateral menggunakan model kesesuaian
implementasi program milik Korten serta dampaknya pada mutu
pendidikan dengan menggunakan konsep hubungan internasional.
Sedangkan hambatan program dianalisis menggunakan teori Bambang
Sunggono.
3. BAB III METODE PENELITIAN
Menjelaskan tentang bagaimana penelitian untuk proses skripsi dilakukan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yang terdiri
dari jenis penelitian, fokus penelitian, lokasi dan situs penelitian, sumber
data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data dan
yang terakhir uji keabsahan data.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini secara garis besar mencakup deskripsi atau gambaran umum
mengenai obyek penelitian, analisis dan interpretasi data yang diawali
dengan penyajian dan selanjutnya akan diuraikan dan dibahas analisis
masalah.
5. BAB V PENUTUP
Bab ini menyajikan kesimpulan dan saran-saran yang ditemukan
berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian. Kesimpulan berisi tentang
temuan pokok yang menjawab tujuan penelitian. Saran merupakan
rekomendasi yang dibuat berdasarkan hasil penelitian.
-
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Administrasi Publik dan Kebijakan Publik
2.1.1 Administrasi Publik
Pengertian Administrasi Publik menurut Wodrow Wilson ilmu tentang
administrasi publik dan kaitanya dengan studi analisis kebijakan dapat
ditelusuri sejak era 1930-an dimana doktrin klasiknya berawal dari
dikotomi administrasi dengan politik. Gagasan tersebut bersumber dari
essai milik Woodrow Wilson yang berjudul “Introduction To Study
Administration” (1887). Essai tersebut berisi mengenai keinginginan
Woodrow Wilson dalam memfokuskan kajian ilmu politik daripada
memaksimalkan keyakinan politis yang berkembang pada kala itu.
Fokusnya tidak hanya pada masalah personal akan tetapi juga tentang
masalah organisasional dan manajemen secara umum. Sesuai dengan
argumen Wilson yang berbunyi “It’s getting harder to run a constitution
than to frameone”. (Henry, Nicholas (2004). Public Administration and
Public Affairs. 9th
Ed. Upper Sadle River. New Jersey: Pearson Prentice-
Hall.)
-
17
Chandler dan Plano dalam Pasolong (2011:7) mendefinisikan
administrasi publik sebagai berikut :
Administrasi publik adalah proses dimana sumber daya dan personel
publik diorganisir dan dikoordinasikan untuk memformulasikan,
mengimplementasikan, dan mengelola keputusan-keputusan dalam
kebijakan publik. Kedua pengarang ini sudah menjelaskan bahwa
administrasi publik merupakan seni dan ilmu (art and science) yang
ditunjukan untuk mengatur “public affairs” dan melaksanakan berbagai tugas yang ditentukan. Administrasi publik sebagai disiplin
ilmu yang bertujuan untuk memecahkan masalah publik melalui
perbaikan-perbaikan terutama dibidang organisasi, Sumber Daya
Manusia (SDM) dan keuangan.
Dapat disimpulkan bahwa administrasi publik merupakan proses
kegiatan kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam upaya
mewujudkan tujuan-tujuan pemerintah secara efektif dan efisien.
2.1.2 Kebijakan Publik
Dye dalam Syaf’ie (2006:105) mengemukakan bahwa kebijakan
publik merupakan suatu apapun yang telah dipilih oleh pemerintah, baik
perintah untuk mengerjakan sesuatu ataupun perintah untuk tidak
mengerjakan sesuatu. Sedangkan Fredrich dalam Wahab (2008:3)
menjelaskan kebijakan sebagai salah satu tindakan yang lebih diarahkan
kepada tujuan yang merupakan ide dari seseorang, kelompok atau
pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu berkaitan dengan beberapa
masalah atau hambatan teretentu guna mencari peluang-peluang agar
tujuanya dapat tercapai secara maksimal. Menurut Laswell dan Caplan
-
18
dalam Islamy (2009:15-17) kebijakan adalah a project program of a good,
values and practices (suatu program pencapaian tujuan, nilai dan praktek
yang terarah).
Beberapa uraian yang disebutkan diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa munculnya suatu kebijakan yang telah disepakati berasal dari
adanya serangkaian tuntutan dalam bentuk aspirasi ataupun kondisi objektif
masyarakat, yang mungkin memenuhi kepentingan publik, atau merupakan
hasil dari sebuah usaha yang dilakukan oleh pemerintah.
2.1.3 Tahapan-Tahapan Kebijakan Publik
Berbeda dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan sebelumnya
yang lebih menitikberatkan arti kebijakan kepada suatu tindakan apa yang
dilakukan atau yang tidak dilakukan oleh pemerintah maka Kent (1987:56)
memandang kebijakan publik sebagai suatu proses politik yang terangkai
dari beberapa tahap. Tahapan tersebut sebagai berikut :
1. Pemunculan dan pembentukan masalah kebijakan
2. Perumusan Kebijakan
3. Penerimaan dan Pengadopsian kebijakan
4. Pelaksana Kebijakan
5. Penilaian dan Evaluasi Kebijakan.
-
19
Tahapan-tahapan dalam kebijakan tersebut digambarkan seperti
gambar dibawah ini :
Gambar 1. Tahapan Dalam Proses Pembuatan Kebijakan Publik
Sumber : Kent E. Portney (1987:5)
Sebelum sampai pada tahapan mengevaluasi implementasi kebijakan,
maka terlebih dahulu seorang analis kebijakan publik harus mengetahui
proses kebijakan publik atau yang juga sering disebut siklus kebijakan
publik. Menurut Dunn (2003:24) proses kebijakan publik meliputi hal-hal
sebagai berikut :
1. Penyusunan agenda kebijakan (agenda setting)
Agenda setting adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis
dalam realitas kebijakan publik. Dalam proses inilah memiliki ruang
untuk memaknai apa yang disebut sebagai masalah publik dan prioritas
dalam agenda publik dipertarungkan. Jika sebuah isu berhasil
mendapatkan status sebagai masalah publik, dan mendapatkan prioritas
dalam agenda publik, maka isu tersebut berhak mendapatkan alokasi
sumber daya publik yang lebih dari pada isu lain.
-
20
2. Formulasi kebijakan
Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian dibahas
oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk
kemudian dicari pemecahan masalah yang terbaik. Pemecahan masalah
tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan yang ada.
Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk dalam
agenda kebijakan, dalam tahap perumusan kebijakan masing-masing
alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil
untuk memecahkan masalah.
3. Adopsi kebijakan
Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada proses dasar
pemerintahan. Jika tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur
oleh kedaulatan rakyat, warga negara akan mengikuti arahan
pemerintah. Namun warga negara harus percaya bahwa tindakan
pemerintah yang sah mendukung. Dukungan untuk rezim cenderung
berdifusi-cadangan dari sikap baik dan niat baik terhadap tindakan
pemerintah yang membantu anggota mentolerir pemerintahan disonansi.
Legitimasi dapat dikelola melalui proses ini orang belajar untuk
mendukung pemerintah.
-
21
4. Implementasi kebijakan
Tindakan individu publik yang kemudian diarahkan kepada tujuan serta
ditetapkan dalam keputusan dan memastikan terlaksananya dan
tercapainya suatu kebijakan serta memberikan hasil yang bersifat praktis
terhadap sesama. Sehingga dapat mencapai suatu kebijakan yang
memberikan hasil terhadap tindakan-tindakan individu baik publik
maupun swasta.
5. Evaluasi kebijakan
Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang
menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup
substansi, implementasi dan dampak. Dalam hal ini, evaluasi dipandang
sebagai kegiatan fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak hanya
dilakukan pada tahap akhir saja, melainkan dilakukan dalam seluruh
proses kebijakan. Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi
tahap perumusan masalah-masalah kebijakan, program-program yang
diusulkan untuk menyeleseikan masalah kebijakan, implementasi,
maupun tahap dampak kebijakan (Dunn, William. 2003. Analisa
Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press).
-
22
2.1.4 Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kebijakan Publik
George C. Edward III dalam Agustino (2014:15) menyatakan
implementasi dari sebuah kebijakan adalah suatu rangkaian dari kegiatan
yang kompleks. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan dari suatu implementasi kebijakan tersebut yakni struktur
birokrasi, sumber daya, disposisi dan komunikasi.
1. Struktur birokrasi adalah institusi yang berperan penting dalam suatu
pelaksanaan kegiatan. Keberadaannya berada dalam organisasi publik
maupun swasta, institusi pendidikan dan kebudayaan dan lain-lain.
Bahkan dalam keadaan-keadaan tertentu birokrasi diciptakan dengan
tujuan untuk menjalankan suatu kebijakan (Ripley & Franklin dalam
Winarno (2012:149).
2. Sumber daya dijabarkan sebagai input dalam suatu organisasi berperan
sebagai suatu sistem yang memiliki dampak yang bersifat ekonomis
dan teknologis yang dikategorikan dari otoritas, pegawai, informasi,
fasilitas, pembangunan, perlengkapan dan ketersediaan tenaga (Edward
III dalam Winarno, 2012:1).
3. Disposisi adalah suatu kecenderungan yang menjadi faktor yang
memiliki konsekuensi penting bagi implementasi kebijakan yang
efektif (Edward III dalam Winarno, 2012:143).
4. Komunikasi adalah bagian dari variabel yang dapat mempengaruhi
implementasi kebijakan publik, karena komunikasi begitu sangat
-
23
menentukan keberhasilan suatu pencapaian target tujuan dari suatu
implementasi kebijakan publik (Agustino, 2014:157).
Sugiono (1994:149) menjabarkan implementasi kebijakan memiliki
beberapa faktor pengahambat antara lain :
1. Isi dari kebijakan yang masih samar dan tidak terperinci juga
kurangnya ketetapan intern dan ekstern dari kebijakan yang telah
diimplementasikan.
2. Informasi memiliki peran yang penting dari implementasi kebijakan,
karena publik selalu mengasumsikan informasi memainkan peran yang
penting dan spesifik.
3. Dukungan dalam suatu pelaksanaan suatu kebijakan yang kurang dapat
mempersulit para pelaksana kebijakan tersebut.
Pembagian Potensi para pelaku yang yang terlibat dalam sebuah
implementasi adalah sebab dimana kegagalan implementasi ditentukan.
(Sugiono, 1994:149-153). Mengimplementasikan kebijakan pasti terdapat
faktor penghambat dan faktor pendukung dari implementasi kebijakan,
untuk itu perlu adanya usaha meminimalisir resiko dengan memenuhi
syarat-syarat implementasian kebijakan.
-
24
2.1.5 Kebijakan Pendidikan
Kebijakan pendidikan merupakan keputusan berupa pedoman
bertindak baik yang bersifat sederhana maupun kompleks, baik umum
maupun khusus, baik terperinci maupun longgar yang dirumuskan melalui
proses politik untuk suatu arah tindakan, program, serta rencana-rencana
tertentu dalam menyelenggarakan pendidikan. Kebijakan pendidikan
diambil dan dirumuskan disebabkan karena adanya masalah dalam dunia
pendidikan. Pada umumnya lima masalah yang dihadapi dunia pendidikan
adalah: (1) pemerataan; (2) daya tampung; (3) relevansi; (4) kualitas; dan
(5) efisiensi dan efektivitas pendidikan (Arif Rohman, 2009:129).
Nugroho (2012: 141-155) menyatakan ada beberapa aspek yang
tercakup dalam kebijakan pendidikan, yaitu :
1. Kebijakan pendidikan bagian dari kebijakan publik yang merupakan
penjabaran dari visi dan misi dalam masyarakat.
2. Kebijakan pendidikan meliputi proses analisis dan perumusan
kebijakan, pelaksanaan serta evaluasi.
3. Kebijakan pendidikan haruslah mempunyai validitas dalam
perkembangan pribadi serta masyarakat yang memiliki pendidikan.
4. Kebijakan pendidikan perlu keterbukaan sehingga memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya untuk masyarakat.
5. Kebijakan pendidikan didukung oleh riset dan pengembangan.
6. Kebijakan pendidikan ditunjukan kepada kebutuhan peserta didik.
7. Kebijakan pendidikan diarahkan pada terbentuknya masyarakat
demokratis.
8. Kebijakan pendidikan berkaitan dengan penjabaran misi pendidikan
dalam mencapai tujuan tertentu.
9. Kebijakan pendidikan harus berdasarkan efisiensi dan bukan
berdasarkan pada kekuasaan, institusi ataupun kepuasan birokrat.
10. Kejelasan tujuan akan melahirkan kebijakan pendidikan yang tepat.
-
25
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pandangan para ahli di atas yaitu
kebijakan pendidikan adalah berbagai keputusan yang dibuat sebagai
pedoman dalam mengelola dan mengatur segala proses penyelenggaraan di
bidang pendidikan baik sektor makro maupun mikro (sekolah) dengan
dasar peraturan perudang-undangan sehingga dapat memperbaiki kualitas
pendidikan secara menyeluruh.
2.2 Implementasi Program
2.2.1 Konsep Implementasi Program
Program dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) didefinisikan
sebagai rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha yang akan
dijalankan. Proses implementasi berangkat dari adanya suatu program atau
suatu kebijakan, yang pada dasarnya suatu program atau kebijakan dibuat
dengan misi untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran tertentu. Meskipun
dianggap sebagai sebuah konsep, implementasi sering digunakan untuk
menggambarkan bagaimana suatu upaya dilakukan oleh para
implementator dalam mencapai suatu tujuan kebijakan mengingat suatu
kebijakan tidak akan tercapai dengan sendirinya tanpa adanya
pengimplementasian dari kebijakan itu sendiri.
-
26
Program menurut Jones dalam Arif Rohman (2009:101) merupakan
salah satu komponen dalam suatu kebijakan dan program adalah cara yang
disahkan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Arikunto (2013:1)
mengatakan bahwa program adalah sederetan kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu. Program merupakan serangkaian kegiatan
yang direncanakan dan memiliki tujuan tertentu sehingga keberhasilan
tersebut kemudian dapat diukur. Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa program adalah suatu kumpulan dari kegiatan yang
telah direncanakan sebelumnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu dan
dapat dinilai tingkat keberhasilan pencapaian kegiatan yang berbentuk
suatu program tersebut. Berdasarkan konsep implementasi dan program
yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, maka implementasi program
merupakan suatu proses atau kegiatan yang dilaksanakan oleh para aktor
dengan mewujudkan tujuan kebijakan yang telah ditentukan kemudian
diterapkan menjadi sebuah kenyataan dan diwujudkan dengan berbagai
bentuk program dan kegiatannya.
2.2.2 Tujuan Penilaian Program
Tujuan dari penilaian program yakni mengukur keberhasilan program.
Penilaian program berfungsi sebagai pembantu, pengontrol pelaksana
program agar dapat diketahui tindak lanjut dari pelaksana tersebut
(Arikunto 2013:10). Dari pernyataan yang telah disebutkan di atas maka
-
27
dapat disimpulkan bahwa penilaian program dilakukan dengan tujuan
untuk menilai suatu keberhasilan program dalam upaya mencapai
tujuannya dan menghasilkan pengambilan keputusan. Arikunto (2013:7)
menjelaskan bahwa dari pengambilan keputusan tersebut akan muncul 4
(empat) kemungkinan, antara lain :
1. Dilanjutkan dan disebarluaskan, karena program tersebut berdampak
positif bagi program yang bersangkutan dan diperkirakan akan
berdampak sama apabila diterapkan pada program lain.
2. Dilanjutkan tetapi hanya pada program tersebut, ada persyaratan khusus
apabila ingin dilanjutkan kepada program lain.
3. Dilanjutkan hanya pada program yang bersangkutan dan memerlukan
perubahan, penambahan atau penyempurnaan.
4. Dihentikan karena hasil dari penilaian program tersebut berdampak
negatif atau tidak memiliki dampak yang signifikan bagi program
tersebut maupun program lainnya.
2.2.3 Unsur-Unsur Implementasi Program
Program merupakan tindak lanjut dari kebijakan yang dilakukan oleh
subjek tertentu dalam jangka waktu yang telah ditentukan untuk mencapai
tujuan dan sasaran. Program juga merupakan serangkaian kegiatan-
kegiatan yang memiliki acuan yang sama. Subjek pelaksana program
dilakukan oleh instansi pemerintah, lembaga, atau masyarakat. Tujuan dan
sasaran ditentukan sehingga terlaksananya program lebih terfokus.
Penjelasan Tachjan (2008:26) mengenai unsur-unsur dari implementasi
kebijakan atau program yang mutlak harus ada, yakni :
-
28
1. Program yang Dilaksanakan
Suatu kebijakan publik dapat didefinisikan sebagai rencana
komprehensif yang nyata yang dilakukan dengan program, kegiatan,
atau proyek. Tachjan (2008:31) menyebutkan bahwa program
merupakan:
“Suatu program dapat didefinisikan sebagai rencana komprehensif yang mencakup penggunaan masa depan sumber daya yang berbeda
dalam pola terintegrasi dan membentuk urutan tindakan yang
diperlukan dan jadwal waktu untuk setiap kegiatan dalam rangka
mencapai tujuan yang dinyatakan”.
2. Unsur Pelaksana
Menurut Tachjan (2008:28) unsur pelaksanan adalah implementator.
Penjelasanya sebagai berikut :
“Pelaksana kebijakan merupakan pihak yang menjalankan kebijakan yang terdiri dari penentuan tujuan dan sasaran organisasional, analisis,
serta perumusan kebijakan dan strategi organisasi, pengambilan
keputusan perencanaan, penyusunan program, pengorganisasian,
penggerakan manusia, pelaksana operasional, pengawasan serta
penilaian”.
3. Kelompok Sasaran
Kelompok sasaran adalah target utama yang akan dituju dalam
mengimplementasikan suatu kebijakan atau program. Tachjan,
(2008:36) menyebutkan bahwa :
“Kelompok sasaran yaitu sekelompok orang atau organisasi dalam masyarakat yang akan menerima barang atau jaasa yang akan
dipengaruhi perilakunya oleh kebijakan”.
-
29
Program merupakan unsur pertama yang harus ada demi
tercapainya kegiatan implementasi. Unsur kedua yang harus dipenuhi
dalam proses implementasi program yaitu dengan adanya kelompok
masyarakat yang menjadi sasaran program, sehingga masyarakat
dilibatkan dan membawa hasil dari program yang dijalankan dan adanya
perubahan dan peningkatan dalam kehidupannya. Tanpa memberikan
manfaat kepada masyarakat maka dikatakan program tersebut telah
gagal dilaksanakan. Berhasil atau tidaknya suatu program
diimplementasikan tergantung dari unsur pelaksanaannya (eksekutif).
Unsur pelaksanaan ini merupakan unsur ketiga. Pelaksanaan penting
artinya karena pelaksanaan baik itu organisasi maupun perorangan
bertanggung jawab dalam pengelolaan maupun pengawasan dalam
proses implementasi.
2.2.4 Model Implementasi Program
Mengkaji suatu implementasi program dengan baik perlu mengetahui
variabel atau faktor-faktor penentunya. Untuk menggambarkan secara jelas
variabel yang berpengaruh penting terhadap implementasi program serta
guna penyederhanaan pemahaman, maka digunakan model-model
implementasi program. Mengingat implementasi program merupakan
kegiatan yang sangat kompleks dengan begitu banyak faktor pendukung
-
30
maupun penghambat yang mempengaruhi keberhasilan suatu implementasi
program.
Salah satu model implementasi program yakni model yang
diungkapkan oleh David C. Korten dalam Andersen (1997:12). Model ini
memakai pendekatan proses pembelajaran dan lebih dikenal dengan model
kesesuaian implementasi program. Model ini berintikan kesesuaian antara
tiga elemen yang ada dalam pelaksanaan program, yaitu program itu
sendiri, pelaksanaan program dan kelompok sasaran program. Model
kesesuaian Korten dalam Andersen (1997:12) digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2. Model Kesesuaian Korten
Sumber: Korten (dalam Andersen, 1997:12)
-
31
Korten dalam Andersen (1997:12) menggambarkan model ini
berintikan tiga elemen yang ada dalam pelaksanaan program yaitu program
itu sendiri, pelaksanaan program dan kelompok sasaran program. Korten
menyatakan bahwa suatu program akan berhasil dilaksanakan jika terdapat
kesesuaian dari tiga unsur implementasi program. Pertama, kesesuaian
antara program dengan pemanfaat, yaitu kesesuaian antara apa yang
ditawarkan oleh program dengan apa yang dibutuhkan oleh kelompok
sasaran (pemanfaat). Kedua, kesesuaian antara program dengan organisasi
pelaksana, yaitu kesesuaian antara tugas yang disyaratkan oleh program
dengan kemampuan organisasi pelaksana. Ketiga, kesesuaian antara
kelompok pemanfaat dengan organisasi pelaksana, yaitu kesesuaian antara
syarat yang diputuskan organisasi untuk dapat memperoleh output program
dengan apa yang dapat dilakukan oleh kelompok sasaran program.
Berdasarkan pola yang dikembangkan Korten dalam Andersen (1997:12),
dapat dipahami bahwa kinerja program tidak akan berhasil sesuai dengan
apa yang diharapkan kalau tidak terdapat kesesuaian antara tiga unsur
implementasi kebijakan. Hal ini disebabkan apabila output program tidak
sesuai dengan kebutuhan kelompok sasaran, jelas output tidak dapat
dimanfaatkan. Jika organisasi pelaksana program tidak memiliki
kemampuan melaksanakan tugas yang disyaratkan, maka organisasinya
tidak dapat menyampaikan output program dengan tepat. Atau, jika syarat
-
32
yang ditetapkan organisasi pelaksana program tidak dapat dipenuhi oleh
kelompok sasaran, maka kelompok sasaran tidak mendapatkan output
program. Oleh karena itu, kesesuaian antara tiga unsur implementasi
kebijakan mutlak diperlukan agar program berjalan sesuai dengan rencana
yang telah dibuat.
Terkait dengan landasan dan mutu implementasi, menurut Islamy
(2009:43), untuk dapat melihat apakah proses implementasi telah berjalan
dengan baik ada kriteria yang perlu diperhatikan, beberapa diantaranya
yaitu :
1. Apakah unit pelaksana teknis sudah disiapkan?
2. Apakah pelaksana kebijakan telah mengerti akan rencana, tujuan, dan
sasaran kebijakan?
3. Apakah aktor-aktor utama telah ditetapkan dan siap menerima tanggung
jawab pelaksanaan kebijakan tersebut?
4. Apakah koordinasi pelaksanaan telah dilakukan dengan baik?
5. Apakah hak dan kewajiban, kekuasaan dan tanggungjawab telah
diberikan dan dipahami serta dilaksanakan dengan baik oleh pelaksana
kebijakan?
6. Apakah kriteria penilaian keberhasilan pelaksanaan kebijakan telah ada,
jelas dan diterapkan dengan baik?
-
33
Berbagai pertanyaan yang telah diuraikan di atas dapat menjadi
bahan dan pedoman dalam proses pencarian data di sekolah dalam upaya
untuk mendeskripsikan implementasi program Peace Corps di MTs.
Darussalam Kademangan Kabupaten Blitar. Kesimpulanya adalah program
merupakan interpretasi dari sebuah kebijakan pemerintah yang berisi
kumpulan instruksi, yang dibuat untuk memperbaiki permasalahan yang
sedang berkembang. Program harus ada dalam mengimplementasikan suatu
kebijakan. Program yang menjadi fokus kajian penelitian ini yakni program
Peace Corps yang merupakan hasil dari kebijakan luar negeri Amerika
Serikat yang diimplementasikan di negara berkembang, salah satunya
yakni Indonesia.
2.2.5. Hambatan dalam Implementasi Program
Menurut Sunggono (1994:149), implementasi program memiliki faktor
penghambat yaitu :
1. Isi program
Pertama, implementasi program gagal karena masih samarnya isi
kebijakan, maksudnya apa yang menjadi tujuan tidak cukup terperinci,
sarana-sarana dan penerapan prioritas, atau program-program terlalu
umum atau sama sekali tidak ada. Kedua, karena kurangnya ketetapan
intern maupun ekstern dari kebijakan yang akan dilaksanakan. Ketiga,
program yang akan diimplementasiakan dapat juga menunjukkan
-
34
adanya kekurangan-kekurangan yang sangat berarti. Keempat,
penyebab lain dari timbulnya kegagalan implementasi suatu kebijakan
publik dapat terjadi karena kekurangan-kekurangan yang menyangkut
sumber daya-sumber daya pembantu, misalnya yang menyangkut
waktu, biaya/dana dan tenaga manusia.
2. Informasi
Implementasi program mengasumsikan bahwa para pemegang
peran yang terlibat langsung mempunyai informasi yang perlu atau
sangat berkaitan untuk dapat memainkan perannya dengan baik.
Informasi ini justru tidak ada, misalnya akibat adanya gangguan
komunikasi.
3. Dukungan
Pelaksanaan suatu kebijakan publik akan sangat sulit apabila pada
pengimlementasiannya tidak cukup dukungan untuk pelaksanaan
kebijakan tersebut.
4. Pembagian Potensi
Sebab musabab yang berkaitan dengan gagalnya implementasi
suatu kebijakan publik juga ditentukan aspek pembagian potensi
diantara para pelaku yang terlibat dalam implementasi. Dalam hal ini
berkaitan dengan diferensiasi tugas dan wewenang organisasi
pelaksana. Struktur organisasi pelaksanaan dapat menimbulkan
masalah-masalah apabila pembagian wewenang dan tanggung jawab
-
35
kurang disesuaikan dengan pembagian tugas atau ditandai oleh adanya
pembatasan-pembatasan yang kurang jelas (Sunggono,1994 : 149-
153).
Adanya penyesuaian waktu khususnya bagi kebijakan-kebijakan
yang kontroversial yang lebih banyak mendapat penolakan warga
masyarakat dalam implementasinya. Menurut James Anderson yang
dikutip oleh Sunggono (1994:150), faktor-faktor yang menyebabkan
anggota masyarakat tidak mematuhi dan melaksanakan suatu
kebijakan publik, yaitu :
1. Adanya konsep ketidakpatuhan selektif terhadap hukum, dimana
terdapat beberapa peraturan perundang-undangan atau kebijakan
publik yang bersifat kurang mengikat individu-individu;
2. Karena anggota masyarakat dalam suatu kelompok atau
perkumpulan dimana masyarakat mempunyai gagasan atau
pemikiran yang tidak sesuai atau bertentangan dengaan peraturan
hukum dan keinginan pemerintah;
3. Adanya keinginan untuk mencari keuntungan dengan cepat
diantara anggota masyarakat yang mencenderungkan orang
bertindak dengan menipu atau dengan jalan melawan hukum;
4. Adanya ketidakpastian hukum atau ketidakjelasan “ukuran”
kebijakan yang mungkin saling bertentangan satu sama lain, yang
-
36
dapat menjadi sumber ketidakpatuhan orang pada hukum atau
kebijakan publik;
5. Apabila suatu kebijakan ditentang secara tajam (bertentangan)
dengan sistem nilai yang dianut masyarakat secara luas atau
kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat (Sunggono,
1994:144-145).
Suatu kebijakan publik akan menjadi efektif apabila dilaksanakan
dan mempunyai manfaat positif bagi anggota-anggota masyarakat.
Dengan kata lain, tindakan atau perbuatan manusia sebagai anggota
masyarakat harus sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pemerintah
atau negara. Sehingga apabila perilaku atau perbuatan tersebut tidak
sesuai dengan keinginan pemerintah atau negara, maka suatu kebijakan
publik tidaklah efektif.
2.3 Hubungan Internasional dan Kerjasama Internasional
2.3.1 Hubungan Internasional
McClelland (1990:27) mendefinisikan Hubungan Internasional
sebagai berikut :
“Hubungan Internasional merupakan studi tentang interaksi antar jenis kesatuan-kesatuan sosial tertentu, termasuk keadaan relevan yang
mengelilingi interaksi” (McClelland, 1990:27).
-
37
Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan :
1. Setiap perilaku dipengaruhi oleh interaksi yang dialaminya dimasa lalu
dan bahwa interaksi adalah sumber daya perilaku.
2. Pengalaman interaksi di masa lalu, sehingga pelaku dapat memperkirakan
apa yang akan terjadi dan masing-masing dapat bertindak dengan
perkirakan apa yang akan terjadi dan masing-masing dapat bertindak
dengan perkiraan tersebut (McClelland, 1990:30).
Menurut Chan (1984:15) dalam bukunya Ineternational Relations in
Perspective : “Hubungan Internasional adalah interaksi aktor-aktor yang
tindakan dan kondisinya memiliki konsekuensi penting terhadap aktor lain di
luar jurisdiksi efektif unit politiknya”. Dari definisi tersebut, terkaji bahwa
Negara/bangsa dapat dipandang sebagai pelaku utama dari Hubungan
Internasional, hal itu karena yang melakukan tindakan dan dampak dari
tindakan itu adalah unit politik walaupun tidak tertutup kemungkinan yang
melakukan tindakan itu adalah aktor-aktor non-negara.
2.3.2 Kerjasama Internasional
Kerjasama Internasional adalah sisi lain dari konflik internasional
yang juga merupakan salah satu aspek dalam hubungan internasional. Isu
utama dari kerjasama internasional yaitu berdasarkan pada sejauh mana
keuntungan bersama yang diperoleh melalui kerjasama dapat mendukung
-
38
konsepsi dari kepentingan tindakan yang unilateral dan kompetitif.
Kerjasama internasional dapat terbentuk karena kehidupan internasional
yang meliputi berbagai bidang seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial,
lingkungan hidup, kebudayaan, pertahanan dan keamanan. Sehingga
memunculkan kepentingan yang beraneka ragam yang mengakibatkan
berbagai masalah sosial. Untuk mencari solusi atas berbagai masalah yang
diakibatkan tersebut maka beberapa negara membentuk suatu kerjasama
untuk mencari solusinya.
Menurut ilmu hubungan internasional berdasarkan McCleland
(1990:34) dalam bukunya mengatakan bahwa kerjasama internasional
merupakan alat internasional yang berfungsi untuk memberikan fasilitas-
fasilitas untuk melayani kegiatan-kegiatan yang hampir tidak ada batasanya
yakni terdapat dalam suatu kerjasama internasional, misalnya dalam
kerjasama internasional tentang ilmu pengetahuan, kekuasaan perusahaan
internasional. Kerjasama dalam pengumpulan dan penyebaran berita dunia,
dalam komunikasi internasional antar profesi maupun serikat-serikat kerja
dan badan-badan pemerintahan dalam mengejar lain-lain kegiatan yang
terorganisir.
Apabila suatu negara memutuskan untuk melakukan kerjasama dengan
negara lain disebabkan oleh adanya motivasi-motivasi tertentu, menurut
Peter Toma dan Robert Gorman dalam Wahab (2008:385-386),
diantaranya :
-
39
1. Motivasi untuk memperkuat kepentingan nasional, dimana kerjasama
dipandang oleh suatu negara merupakan suatu alat untuk memperkuat
kepentingan nasionalnya.
2. Motivasi untuk memelihara perdamaian, suatu kerjasama diharapkan
dapat memberikan jalan untuk menghindari konflik dan menghalangi
terjadinya perang diantara negara-negara yang bertikai.
3. Motivasi untuk mendorong kemakmuran ekonomi, dimana sebuah
kerjasama diharapkan mampu mendorong tingkat kemakmuran ekonomi
yang menjadi keinginan setiap negara.
4. Motivasi untuk menangani eksternalitas, kerjasama yang diharapkan
mampu menghilangkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktivitas
manusia, seperti menipisnya sumber daya alam serta terorisme.
2.3.3 Kerjasama Bilateral
Hubungan Internasional menjelaskan hubungan kerjasama antar
negara yang merupakan pertemuan beragam kepentingan internasional dari
beberapa negara yang sifatnya tidak dapat dipenuhi oleh bangsanya sendiri.
Menurut Rudy (2005:5) setelah kerjasama yang terbentuk dari berbagai
komitmen individu untuk mendapatkan kesejahteraan secara kolektif yang
merupakan hasil dari adanya persamaan kepentingan (Rudy, 2005:5).
Hakekat dari pelaksanaan kerjasama yang dilaksanakan oleh setiap negara
memiliki sifat universal guna membentuk suatu keadaan yang mampu
-
40
menghindari berbagai permasalahan dan konflik yang bersifat
internasio