MIRINGITIS BULOSA

18
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SEMARANG LAPORAN KASUS MIRINGITIS BULOSA Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Rumah Sakit Umum Daerah dr. Adhyatma, MPH Diajukan Kepada : dr. Dina Permata Sari., Sp.THT-KL Disusun Oleh : Alaa ‘Ulil Haqiyah H2A009001 Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher

description

wrd

Transcript of MIRINGITIS BULOSA

Page 1: MIRINGITIS BULOSA

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SEMARANG

LAPORAN KASUS MIRINGITIS BULOSA

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu

Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Adhyatma, MPH

Diajukan Kepada :

dr. Dina Permata Sari., Sp.THT-KL

Disusun Oleh :

Alaa ‘Ulil Haqiyah H2A009001

Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Kepala

dan Leher

FAKULTAS KEDOKTERAN – Muhamadiyah Semarang

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Adhyatma, MPH

PERIODE 14 januari – 8 Februari 2014

Page 2: MIRINGITIS BULOSA

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. P

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 26 tahun

Alamat : Tugurejo

Agama : Islam

B. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan pada tanggal 21 Januari 2014, jam 11.00 WIB secara

autoanamnesis di Poli THT RSUD Tugurejo Semarang.

1. Keluhan utama

Telinga sebelah kanan terasa nyeri dan kurang pendengaran

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poli THT dengan keluhan telinga sebelah kanan terasa nyeri dan

kurang pendengaran. Keluhan dirasakan pasien sejak kurang lebih 10 hari yang lalu.

Keluhan nyeri dan kurang pendengaran dirasakan terus menerus sepanjang hari,

tidak reda dengan istirahat. Pasien juga mengeluh terkadang telinga berbunyi

“nging”. Tidak terdapat keluhan keluar cairan dari telinga, dan keluhan tidak

dirasakan pada telinga kiri. Sebelum timbul keluhan nyeri telinga pasien mengaku

terdapat keluhan pilek, batuk dan juga demam. Pasien juga mengaku sering

mengorek-ngorek telinga setiap hari dengan cotton bud. Pasien membeli obat sendiri

yaitu otolit dan dipakai selama 1 hari karena tidak terdapat perbaikan maka pasien

datang ke RSUD Tugurejo tanggal 16 Januari 2014. Pada tanggal 21 Januari 2013

ini pasien datang untuk kontrol dengan keluhan nyeri telinga dan penurunan

pendengaran masih ada, tetapi keluhan pilek, batuk dan demam sudah tidak

dirasakan pasien.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat sakit serupa : diakui 8 tahun yang lalu

Riwayat alergi obat/makanan : disangkal

Riwayat asma/sesak : disangkal

Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal

Riwayat DM : disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Page 3: MIRINGITIS BULOSA

Anggota keluarga tidak ada yang sakit seperti ini

Alergi obat : (-)

5. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, Pengobatan menggunakan biaya sendiri.

Kesan ekonomi : Cukup

C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Status Generalisata

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Aktivitas : Aktif

Kooperativitas : Kooperatif

Vital Sign

o TD : tidak dilakukan

o Nadi : 84 x/menit

o RR : 18 x/menit

o Suhu : tidak dilakukan

Kepala dan Leher

o Kepala : Mesosefal

o Wajah : Simetris, deformitas (-)

o Leher : Pembesaran Kelenjar limfe coli (-)

Mata

o Conjungtiva Anemis (-/-)

o Sclera Ikterik (-/-)

o Secret (-/-)

Pemeriksaan Jantung, Paru & Ekstremitas tidak dilakukan.

2. Status Lokalisata

A. Telinga

Telinga Luar

Telinga AD ASPreaurikula Fistel (-) Fistel (-)

Retroaurikula Dbn dbn

Page 4: MIRINGITIS BULOSA

Aurikula Nyeri Tarik (-),Kelainan Kongenital

(-)

Nyeri Tarik (-),Kelainan Kongenital

(-)Tragus pain Nyeri Tekan (-) Nyeri Tekan (-)

Mastoid Nyeri ketok (-) Nyeri ketok (-)

Canalis Akustikus Eksternus

Canalis Acustikus Eksternus

AD AS

Mukosa Dbn dbnDischarge (-) (-) Serumen (-) (-)Granulasi (-) (-)Furunkel (-) (-)

Jamur (-) (-)Lesi (+), D± ½ cm, posisi

di 1/3 luar CAE arah jam 2

(-)

Corpus alienum (-) (-)

Membran Timpani

Membran Timpani AD ASWarna Hiperemis (+) Hiperemis (-)

Reflek cahaya (+) (+)Perforasi (-) (-)Bulging (-) (-)Retraksi (-) (-)

Bula (+), soliter, D± ½ cm (-)

Page 5: MIRINGITIS BULOSA

HASIL ENDOSKOPI

B. Hidung dan Sinus Paranasal

Hidung Luar

Bentuk DbnMassa (-)

Deformitas (-)Radang (-)

Kelainan kongenital (-)Nyeri tekan (-)

Sinus Paranasal

Sinus Etmoid Sinus Frontal Sinus MaxillaNyeri Tekan (-) (-) (-)Nyeri Ketok (-) (-) (-)

Transluminasi Tidak dilakukan

Rinoskopi Anterior

Cavum Nasi Dextra SinistraKonka nasi inferior Hipertrofi (-)

Oedem (-)Mukosa hiperemis

(-)

Hipertrofi (-)Oedem (-)

Mukosa hiperemis (-)

Septum Nasi Deviasi (-) Deviasi (-)Secret (-) (-)

Discharge (-) (-)

Page 6: MIRINGITIS BULOSA

Massa (-) (-)

C. Tenggorok

Nasofaring : Pemeriksaan Rinoskopi Posterior tidak dilakukan

Orofaring

Mukosa Bukal : Hiperemis (-)

Lidah : dbn

Uvula : di tengah, dalam batas normal

Palatum : Hiperemis (-)

Arcus faring : Hiperemis (-), granulasi (-), membran (-), permukaan

licin.

Tonsil

Tonsil Dextra SinistraUkuran T1 T1Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)Kripte Melebar (-) Melebar (-)

Permukaan Rata Rata Detritus (-) (-)

D. RINGKASAN

Pasien waita usia 26 tahun datang dengan keluhan telinga kanan nyeri dan kurang

pendengaran sudah dirasakan sejak ± 10 hari yang lalu. Terkadang Tinitus, otorea (-).

Sebelum timbul keluhan nyeri telinga terdapat keluhan pilek, batuk dan juga

demam. Pasien juga mengaku sering mengorek-ngorek telinga setiap hari dengan

cotton bud. Pasien membeli obat sendiri yaitu otolit dan dipakai selama 1 hari karena

tidak terdapat perbaikan maka pasien datang ke RSUD Tugurejo tanggal 16 Januari

2014. Pada tanggal 21 Januari 2013 ini pasien datang untuk kontrol dengan keluhan

nyeri telinga dan penurunan pendengaran masih ada, tetapi keluhan pilek, batuk

dan demam sudah tidak dirasakan pasien.

Pemeriksaan fisik pada pada telinga ditemukan lesi pada CAE dextra (+), D± ½ cm,

posisi di 1/3 luar CAE arah jam 2, bula (+) pada membran timpani dextra, bula

berjumlah 1 dengan diameter D± ½ cm, pada hidung dan tenggorok tidak ditemukan

kelainan.

E. DIAGNOSIS BANDING

Page 7: MIRINGITIS BULOSA

1. Miringitis Bulosa Dextra

2. Otitis Media Akut Stadium Presupurasi Dextra

3. Otitis Eksterna akut Dextra

4. Herpez Zoster Otikus (Sindroma Ramsay-Hunt) Dextra

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Kultur atau uji sensitifitas eksudat (bila perlu)

G. DIAGNOSIS

Miringitis Bulosa Dextra

INITIAL PLAN

Terapi :

- Pecahkan Bula

- Otopain ear drops 3x3 AD

- Metil prednisolon 4 mg 2x1

- Na diclofenac 2x1

- Imune booster 2x1

- Rujuk dokter spesialis THT-KL untuk penatalaksanaan lebih lanjut

Edukasi :

- Edukasi berkaitan dengan penyakit dan perujukan ke SpTHT-KL untuk

penatalaksanaan lebih lanjut

- Menganjurkan pasien untuk tetap menjaga kebersihan dan kekeringan telinga dan

tidak mengorek-ngorek liang telinga

- Minum obat secara teratur

H. PROGNOSIS

Quo ad Vitam : dubia ad bonam

Quo ad Sanam : dubia ad bonam

Quo ad Fungsionam : dubia ad bonam

Page 8: MIRINGITIS BULOSA

Miringitis Bullosa

1. Definisi

Miringitis akut adalah suatu inflamasi membrane timpani yang terjadi sendiri atau

dihubungkan dengan otitis eksterna maupun otitis media. Miringitis Bulosa (BM) merupakan

suatu keadaan nyeri akut pada telinga yang disebabkan oleh pembentukan bula pada

membrane timpani. Miringitis bulosa sebelumnya telah dijelaskan merupakan suatu keadaan

yang dihubungkan dengan otitis media akut (OMA). Refrensi lain menyatakan bahwa

miringitis bulosa adalah bentuk peradangan virus yang jarang pada telinga yang menyertai

selesma dan influenza.2

2. Insiden

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kejadian miringitis bulosa adalah kurang

dari 10% dari kasus otitis media akut. Di Amerika Serikat, sekitar 8% terjadi pada anak

berusia 6 bulan sampai 12 tahun dengan otitis media telah mengalami miringitis bulosa akut.

Angka kejadian untuk laki-laki dan perempuan adalah sama.1

3. Etiologi

Sebelumnya, miringitis bulosa dianggap suatu infeksi gendang telinga yang

disebabkan oleh Mycoplasma pneumonia, dan diperkirakan berhubungan dengan “influenza”.

Beberapa literature menyatakan bahwa miringitis bulosa sering menyertai kasus influenza,

sehingga miringitis bulosa ini sering juga disebut sebagai “influenza otitis’. Namun pada

beberapa penelitian terbaru, hasil kultur dari kasus miringtis bulosa telah terbukti

mengidentifikasi beberapa agen infeksi yang juga dapat menyebabkan miringitis bulosa,

beberapa agen infeksi tersebut adalah mycoplasma, virus, dan bakteri. Beberapa bakteri

seperti streptococcus pneumonia, haemophillus influenza yang merupakan agen penyebab

otitis media juga dilaporkan dapat menyebabkan miringitis bulosa.1

4. Patogenesis

Page 9: MIRINGITIS BULOSA

Suatu inflamasi pada membrane timpani, yang disebut “miringitis” biasanya

disebabkan atau dihubungkan dengan otitis eksterna atau otitis media. Pada otitis media,

umumnya infeksi disebabkan oleh infeksi yang asending melalui tuba eustahcius menuju ke

telinga tengah. Otitis media umumnya mengenai bayi dan anak akan tetapi dapat terjadi pada

semua usia. Lebih dari 50% bayi pernah mengalami episode otitis media selama tahun

pertama kehidupan. Hal ini disebabkan oleh bentuk dan posisi anatomi pada bayi berbeda

dengan anatomi dewasa. Pada anak dan bayi, tuba eustchius bentuknya lebih lebar dan

pendek serta posisinya lebih horizontal, keadaan anatomi ini memungkinkan penyebaran

agen infeksi dari daerah nasofaring menuju telinga tengah lebih mudah.4,5,6

Pada proses inflamasinya, terbentuk suatu bula diantara lapisan luar epitel (cutaneus)

dan lapisan fibrosa di bagian tengah membrane timpani. Diperkirakan kemampuan membrane

timpani untuk membentuk bula ini adalah dari hasil reaksi non-spesifik dari agen infeksius

penyebab miringitis. Miringitis bullosa sering disebut sebagai suatu “otitis media akut dengan

bula” yang terbentuk pada gendang telinga. Middle ear fluid (MEF) sering ditemukan pada

miringitis bulosa dan mungkin timbul sebagai akibat dari pecahnya bula ke telinga tengah

atau bula mungkin telah muncul secara sekunder setelah radang telinga tengah.1,3

5. Manifestasi Klinis

Miringtis bulosa dianggap sebagai penyakit self limiting disease, kadang-kadang

sering dikacaukan oleh infeksi sekunder yang purulen. Gambaran klinis dari miringitis bulosa

antara lain adalah nyeri telinga yang cukup berat (otalgia), biasanya bersifat berdenyut. Nyeri

disebabkan karena bula terbentuk pada daerah yang memiliki banyak persarafan yaitu pada

epitel terluar membrane timpani Nyeri biasanya terletak di dalam telinga namun dapat

menyebar ke ujung mastoid. Pada kebanyakan pasien nyeri mereda dalam satu atau dua hari,

namun beberapa keluhan biasanya dirasakan selama tiga atau empat hari. Rasa sakit tidak

sepenuhnya hilang setelah miringotomi atau bula pecah spontan. Membran timpani kembali

ke keadaan normalnya dalam dua atau tiga minggu. Myringitis bulosa sering terdeteksi hanya

unilateral sedangkan di beberapa penelitian proporsi infeksi bilateral tersebut telah 11-33%.

Peningkatan suhu tubuh biasanya terlihat dalam perjalanan awal myringitis tersebut1,2

6. Diagnosis

Penegakan diagnosis pada miringitis bulosa didasarkan pada anamnesis dan

pemeriksaan fisik : 1,2

Page 10: MIRINGITIS BULOSA

1) Anamnesis

Secara umum, keluhan utama pasien yang mengalami miringitis adalah

nyeri pada daerah telinga yang onsetnya 2-3 hari. Nyeri disebabkan karena bula

terbentuk pada daerah yang memiliki banyak persarafan yaitu pada epitel terluar

membrane timpani. Gangguan pendengaran berupa tuli konduksi atau tuli

sensorineural dapat dikeluhkan pada beberapa pasien. Dari anamnesis juga sering

didapatkan adanya riwayat trauma pada telinga akibat membersihkan telinga

ataupun riwayat penetrasi benda asing ke dalam telinga. Adanya riwayat penyakit

saluran pernafasan dan gangguan telinga sebelumnya juga perlu ditanyakan.

2) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan yang penting untuk mendiagnosa miringitis bulosa adalah

otoskopi. Otoskopi menunjukkan suatu membrane timpani meradang dengan satu

atau lebih bula. Bula ini penuh dengan cairan bening agak kekuningan atau

perdarahan. Bula ini dapat pecah dan menimbulkan pedarahan pada membran

timpani. Selain itu didapatkan reflex cahaya yang memendek atau hilang sama

sekali. Pada beberapa kasus, dapat didapatkan nyeri ketika pinna di tarik.

pada pemeriksaan kelenjar, dapat ditemukan limfadenopati servikal

posterior. Pada pemeriksaan pendengaran dapat ditemukan adanya penurunan

pendengaran. Tympanometri dapat dilakukan untuk menemukan bukti adanya

cairan di belakang membran timpani, sehingga kita dapat mengetahui adanya

otitis media yang menyertai miringitis bulosa. Tympanoparasintesis :

pemeriksaaan ini dilakukan untuk kultur dan identifikasi agen penyebab miringitis

bulosa.

7. Diagnosis Banding :

Otitis eksterna

Otitis media presupurasi

Herpes zoster otikus (Sindroma Ramsay-Hunt)

Sindrom Ramsay-Hunt ini harus dibedakan dengan miringitis akut. Pada Sindrom

Ramsay-Hunt, ada paralisis saraf perifer pada wajah, yang disertai dengan ruam

vesikuler erimatosa di telinga (oticus zoster) atau di dalam mulut, dan lepuh terlihat

dalam banyak kasus di daerah antiheliks, fosa antiheliks dan atau lobules.Dalam

Page 11: MIRINGITIS BULOSA

beberapa kasus lepuhan juga terlihat pada liang telinga. Penyebab dari sindrom ini

adalah virus varisela zoster.1

8. Penatalaksanaan

- Pembersihan kanalis auditorius eksterna

- Irigasi liang telinga untuk membuang debris (kontraindikasi bila status

membrane timpani tidak diketahui)

- Timpanosintesis, yaitu pungsi kecil yang dibuat di membrane timpani dengan

sebuah jarum untuk jalan masuk ke telinga tengah. Prosedur ini memungkinkan

untuk dilakukan kultur dan identifikasi penyebab inflamasi.

- Miringotomi atau insisi bula, dimana pada otitis media akut miringotomi dan

pembuangan cairan mencegah terjadinya pecahnya membrane timpani setelah

fase “bulging”. Tindakan ini menyembuhkan gejala lebih cepat, dan insisi

sembuh lebih cepat. 1,3

Namun beberapa mengatakan bahwa miringotomi dapat meningkatka risiko

infeksi sekunder pada telinga tengah.

9. Terapi medikamentosa

Prinsip pengobatan adalah meredakan nyeri dan mencegah terjadinya infeksi

sekunder. Terapi konservatif dapat diberikan analgetik untuk mengurangi nyeri,

memelihara kebersihan dan kekeringan telinga, dapat diberikan antibiotic untuk

pencegahan infeksi sekunder, dan obat anti inflamasi. Dalam hal komplikasi supuratif,

membrane timpani perforasi, atau adanya kecurigaan terhadap mastoiditis, dianjurkan

konsultasi pada dokter ahli.1,2

10. Komplikasi

Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh miringitis bulosa antara lain : 1

1) Adanya penurunan pendengaran (Bisa tuli konduksi atau tuli sensorineural)

2) Perforasi membrane timpani

3) Paralisis fasialis

4) Vertigo

Page 12: MIRINGITIS BULOSA

5) Proses supuratif yang berkelanjutan pada struktur disekitarnya yang dapat

mengakibatkan coalescent mastoiditis, meningitis, abses, sigmoid sinus

thrombosis.

11. Prognosis

Dalam kebanyakan kasus, pasien dengan miringitis memiliki prognosis yang baik

apabila bulla di drainase segera oleh ahli THT.1

Page 13: MIRINGITIS BULOSA

DAFTAR PUSTAKA

1. Schweinfurth J. 2009. Middle ear. Tympanic membrane, infection [online]. Available

from : http://emedicine.medscape.com/article/858558- (accesed : Jan 22th 2014)

2. Jung et al.. Diseases of external ear. In: Ballengers Otorhinolaryngology Head and Neck

Surgery 9th ed. Northwestern university. Chicago. 2003.p.230-247

3. Djaafar, Zainul A., dkk.. Kelainan Telinga Tengah. Dalam : Buku Ajar Ilmu Kesehatan

Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher edisi keenam. Balai Penerbit FK UI.

Jakarta. 2007.hal.64-77

4. Soetirto, Indro, dkk.. Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga.Dalam : Buku Ajar

Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher edisi keenam. Balai

Penerbit FK UI. Jakarta. 2007.hal.10-22