Mini Riset IKM Fix

59
LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DENGAN URGENSI POSYANDU LANSIA ADJI YUSWO DUSUN NGEBEL, TAMANTIRTO, KASIHAN, BANTUL Disusun oleh : Agus Susanto (20080310035) Galuh Retno Ajeng P (20080310086) Irwansyah (20080310109) Dini Lintangsari (20080310115) Indrawan Wicaksono (20080310196) Ragil Catur Nugroho (20080310213) BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT i

description

ikm

Transcript of Mini Riset IKM Fix

LAPORAN PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DENGAN URGENSI POSYANDU LANSIA ADJI YUSWO DUSUN NGEBEL, TAMANTIRTO, KASIHAN, BANTUL

Disusun oleh :Agus Susanto (20080310035)Galuh Retno Ajeng P (20080310086)Irwansyah (20080310109)Dini Lintangsari (20080310115)Indrawan Wicaksono (20080310196)Ragil Catur Nugroho (20080310213)

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATPUSKESMAS KASIHAN IFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA2014

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DENGAN URGENSI POSYANDU LANSIA ADJI YUSWO DUSUN NGEBEL, TAMANTIRTO, KASIHAN, BANTUL

Disusun Oleh:Agus Susanto (20080310035)Galuh Retno Ajeng P(20080310086)Irwansyah (20080310109)Dini Lintangsari(20080310115)Indrawan Wicaksono(20080310196)Ragil Catur Nugroho (20080310213)

Telah dipresentasikan pada tanggal 6 Maret 2014Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing FakultasDosen Pembimbing Klinik

dr. Kusbaryanto, M. Kes. dr. Siti Marlina

MengetahuiKepala Puskesmas Kasihan 1

dr. Bambang Sulistriyanto

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya serta atas kehendak dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan presentasi kasus ini.Penelitian ini berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Lansia dengan Urgensi Posyandu Lansia Adji Yuswo Dusun Ngebel, Tamantirto, Kasihan, Bantul. Penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian syarat mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Puskesmas Kasihan 1.Dengan penuh rasa hormat, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan selama ini dalam penulisan presentasi kasus ini, antara lain:1. dr. H. Ardi Pramono, M.Kes, Sp.An selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.2. dr. Bambang Sulistriyanto, selaku Kepala Puskesmas Kasihan I3. dr. Siti Marlina, selaku dokter pembimbing klinik di Puskesmas Kasihan I4. dr. Kusbaryanto, M.Kes, selaku dokter pembimbing profesi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta5. Seluruh dokter beserta staf dan karyawan di Puskesmas Kasihan I.Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penulisan penelitian ini dan dicatat sebagai amal sholeh.Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan. Namun dengan segala kemampuan yang ada, penulis berusaha menyusun penelitian ini dengan harapan semoga bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Amin.Yogyakarta, 5 Maret 2014 Peneliti

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DENGAN URGENSI POSYANDU LANSIA ADJI YUSWO DUSUN NGEBEL, TAMANTIRTO, KASIHAN, BANTUL

ABSTRAKTransisi demografi mengakibatkan struktur masyarakat Indonesia berubah dari populasi muda pada tahun 1971 menjadi populasi tua pada tahun 2020. Propinsi DIY termasuk salah satu propinsi yang secara demografis termasuk kategori penduduk berstruktur tua. Peningkatan usia harapan hidup (UHH) merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan. Pemerintah telah mengantisipasi adanya pertambahan jumlah kelompok lanjut usia dengan mengadakan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) lanjut usia. Penelitian ini termasuk penelitian kedokteran komunitas dengan menggunakan rancangan cross sectional dan jenis penelitian survey dengan populasi 121 lansia. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dengan cara wawancara yaitu kuesioner. Data diolah dengan langkah editing, skoring, coding, recode dan analisa data. Analisis secara univariat variable didistribusikan dengan masing-masing proporsi, sedangkan pada analisis secara bivariat dengan uji chi square.

Kata kunci : Keikutsertaan posyandu lansia, sikap lansia, pengetahuan lansia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiHALAMAN PENGESAHANiiKATA PENGANTARiiiABSTRAKivDAFTAR ISIvBAB I PENDAHULUAN1A.Latar Belakang Masalah1B.Daftar Masalah3C.Rumusan Masalah4D.Tujuan Penelitian4E.Manfaat Penelitian5BAB II TINJAUAN PUSTAKA6A.Posyandu Lansia61.Definisi62.Tujuan63.Sasaran64.Manfaat75.Upaya - Upaya76.Penyelenggaraan8B.Lanjut Usia (Lansia)91.Pengertian92.Perubahan dan Ciri-ciri9BAB III METODE PENELITIAN12A.Desain Penelitian12B.Tempat dan Waktu Penelitian12C.Subjek Penelitian121.Populasi Target122.Populasi Terjangkau123.Besar Sampel124.Teknik Sampling13D.Kriteria Inklusi dan Eksklusi131.Kriteria Inklusi132.Kriteria Eksklusi13E.Variabel Penelitian13F.Definisi Operasional141.Tingkat Pengetahuan Lansia142.Sikap Lansia143.Urgensi Posyandu Lansia14G.Jenis dan Cara Pengumpulan Data151.Jenis Data152.Cara Pengumpulan Data15H.Pengolahan Data151.Editing152.Skoring153.Coding164.Recode16I.Analisa Data17a.Analisa Univariat17b.Analisa Bivariat17BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN18A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian18B.Posyandu Lansia18C.Karakteristik Lansia18D.Keikutsertaan Lansia di Posyandu Lansia191.Tingkat Pengetahuan Lansia202.Sikap Lansia20E.Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Lansia dengan Keikutsertaan Posyandu Lansia21F.Hubungan Antara Sikap Lansia dengan Keikutsertaan Posyandu Lansia22BAB V KESIMPULAN DAN SARAN241.Kesimpulan242.Saran25DAFTAR PUSTAKA26Lampiran 128

31

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahPeningkatan usia harapan hidup (UHH) sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan, diiringi peningkatan populasi penduduk lanjut usia secara bermakna. Usia harapan hidup orang Indonesia tahun 2009 yaitu 68,3 tahun (laki-laki) dan 73,4 tahun (perempuan). Berdasar data USA Bureau of the Cencus, Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan jumlah lanjut usia terbesar di seluruh dunia antara tahun 1990-2025 yaitu sebesar 414%, proyeksi BPS peningkatan jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas tahun 1990-2025 sebesar 228%. Propinsi DIY termasuk salah satu propinsi yang secara demografis termasuk kategori penduduk berstruktur tua dan salah satu propinsi dengan UHH tertinggi yaitu 73 tahun (proyeksi 2000-2005), dan 75,8 tahun (proyeksi 2020-2025).Transisi demografi mengakibatkan struktur masyarakat Indonesia berubah dari populasi muda pada tahun 1971 menjadi populasi tua pada tahun 2020. Penyakit yang terutama pada usia lanjut adalah penyakit degeneratif, tetapi penyakit infeksi juga harus ditangani dengan hati-hati karena dapat mencetuskan penyakit lain/ komorbid. Pergeseran ini dalam strategi pelayanan kesehatan berarti bahwa penyakit pada usia dewasa dan lanjut usia harus lebih diperhatikan dan diprioritaskan. Pada umur yang semakin tua dan uzur, lansia akan semakin tergantung secara fisik, biologis, psikis, ekonomi dan sosial pada orang lain. Rasio ketergantungan dalam keluarga di negara sedang berkembang akan semakin besar akibat jumlah bayi dan anak-anak yang masih tinggi dan jumlah lansia yang semakin banyak.Pemerintah telah mengantisipasi adanya pertambahan jumlah kelompok lanjut usia dengan mengadakan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) lanjut usia yang dibina oleh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang tersebar diberbagai wilayah di Indonesia. Dalam konsep pelayanan geriatrik komprehensif, posyandu merupakan salah satu bagian dari layanan masyarakat, sehingga keberhasilan program ini akan mendukung keberhasilan pelayanan yang holistik dan berkesinambungan pada lansia. Penelitian tentang posyandu lansia sangat perlu dilakukan terutama di pedesaan karena persentase lansia yang tinggal di daerah pedesaan masih cukup tinggi. Pada tahun 2010, diperkirakan jumlah penduduk lansia yang tinggal di perkotaan sebesar 9,58% dan yang tinggal di pedesaan sebesar 9,97%. Tujuan dari posyandu lanjut usia tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar penduduk lanjut usia yang makin besar jumlahnya tidak hanya menjadi beban dalam keluarga, masyarakat atau negara, maka pelayanan untuk kelompok ini perlu semakin mendapat perhatian. Dengan demikian akan tercapai penduduk lanjut usia yang sehat, makin produktif serta tidak sakit-sakitan (Depkes RI, 1995). Menurut undang-undang no. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan usia lanjut menyebutkan bahwa perlu diberikan kemudahan dalam pelayanan kesehatan usia lanjut (Depkes RI, 2003).Posyandu adalah suatu wadah dari masyarakat dan untuk masyarakat yang didukung kerjasama lintas sektoral. Sasaran posyandu lansia meliputi beberapa kelompok di mana ada sasaran langsung dan tidak langsung. Sasaran langsung adalah usia virilitass/pra senilis 45 sampai dengan 59 tahun, lansia 60 sampai dengan 69 tahun, dan lanjut usia resiko yaitu usia lebih dari 70 tahun. Sedangkan sasaran yang tidak langsung adalah keluarga di mana lanjut usia berada, masyarakat di lingkungan lanjut usia, organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan kesehatan lanjut usia, petugas kesehatan yang melayani kesehatan lansia dan masyarakat luas (Departemen Kesehatan RI, 2006).Kegiatan posyandu yang dilakukan setiap satu bulan sekali yang meliputi penimbangan dan pengukuran tinggi badan, pemeriksaan tekanan darah dan pemberian makanan tambahan yang dikelola kader posyandu. Pemeriksaan kesehatan lansia, bukan sekedar memeriksa dan melakukan penimbangan terhadap berat badan dan pengukuran tekanan darah semata, lebih dari itu ini dilakukan untuk menggerakkan masyarakat, khususnya para lansia agar mau menjaga kesehatan fisik, psikis dan spiritual mereka.Perilaku seseorang ditentukan oleh tiga faktor, yaitu faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai, karakteristik individu, dan seterusnya), faktor pemungkin (ketersediaan sarana kesehatan, akses, hukum pemerintah, ketrampilan terkait kesehatan, dan seterusnya), dan faktor penguat (keluarga, teman sebaya, guru, tokoh masyarakat, dan seterusnya).Yogyakarta merupakan propinsi di Indonesia yang memiliki proporsi penduduk lansia tertinggi yaitu 14,02 % dari total penduduk lanjut usia di Indonesia ( BPS, 2011 ). Kabupaten Bantul adalah salah satu kabupaten di Yogyakarta yang memiliki penduduk lansia terbanyak yaitu 178.025 laki laki dan 188.749 wanita ( BPS Bantul , 2011 ). Jumlah penduduk lansia yang tinggi di kabupaten ini, menjadikan kabupaten ini dapat dijadikan sebagai tempat penelitian. Di Desa Tamantirto jumlah lansia cukup banyak yaitu 11,3% dari jumlah penduduk, tetapi cakupan kunjungan posyandu lansia yang di bawah 50% masih 66,7%. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah tingkat pengetahuan dan sikap lansia berhubungan dengan urgensi posyandu lansia.

B. Daftar MasalahSecara sederhana pemilihan prioritas masalah dengan teknik kriteria matriks. Prioritas masalah adalah yang jumlah nilainya paling besar, sesuai tabel berikut :Tabel 1.1 Teknik Kriteria matriks pemilihan prioritas masalahNoDaftar MasalahITRJUMI x T x R

PSRIDUSBPBPC

1.Masalah Kesehatan Lansia423445435390

2.Masalah Kesehatan Usia Produktif213252234204

3.Masalah Kesehatan Anak332354434288

Keterangan :P: Prevalence (Besarnya masalah)S: Severity (Akibat yang ditimbulkan oleh masalah)RI : Rate of increase (Kenaikan besarnya masalah)DU: Degree of unmeet need (Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhiSB: Social benefit (Keuntungan sosial karena selesainya masalahPB: Public concern (Rasa prihatin masyarakat terhadap masalahPC: Political climate (Suasana politik)T: Technical feasibility (Makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah, makin dipriotitaskan masalah tersebutR: Resources availability (Makin tersedia sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah, makin diprioritaskan masalah tersebut.

C. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah tersebut, dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap lansia dengan urgensi posyandu lansia?.

D. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumTujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap lansia dengan urgensi posyandu lansia.2. Tujuan KhususTujuan khusus penelitian ini adalah :a. Mendeskripsikan posyandu lansiab. Mendeskripsikan karateristik lansiac. Mendeskripsikan urgensi posyandu lansiad. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan lansiae. Mendeskripsikan sikap lansiaf. Menjelaskan hubungan antara tingkat pengetahuan lansia dengan urgensi posyandu lansiag. Menjelaskan hubungan antara sikap lansia dengan urgensi posyandu lansia

E. Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :1. PemerintahHasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau masukan untuk membuat kebijakan-kebijakan dalam rangka mensukseskan posyandu lansia dan meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan.2. Ilmu PengetahuanHasil penelitian ini dapat menambah khasanah dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat digunakan untuk penelitian berikutnya.3. PenelitiHasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan penelitian, khususnya tentang keikutsertaan lansia didalam posyandu lansia.4. Tenaga KesehatanHasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan petugas kesehatan terutama dokter dalam komunitas untuk memberikan informasi lebih banyak tentang posyandu.5. MasyarakatDapat memberikan informasi pada masyarakat terutama bagi lansia mengenai urgensi posyandu lansia serta sebagai pendukung keluarga yang mempunyai lansia dalam partisipasi posyandu lansia pada waktu sekarang dan yang akan datang.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Posyandu Lansia1. DefinisiPosyandu adalah suatu wadah dari masyarakat dan untuk masyarakat yang didukung kerjasama lintas sektoral. Kegiatan posyandu adalah perwujudan dari peran serta masyarakat dalam menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan mereka. Posyandu lansia adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia khususnya lanjut usia (Depkes, 2000).2. Tujuan Adapun tujuan dari dibentuknya posyandu lansia menurut Azrul (1998), yaitu : memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas fisik sesuai kemampuan dan aktifitas mental yang mendukung memelihara kemandirian secara maksimal melaksanakan diagnosa dini secara tepat dan memadai melaksanakan pengobatan secara tepat membina lansia dalam bidang kesehatan fisik spiritual sebagai sarana untuk menyalurkan minat lansia meningkatkan rasa kebersamaan diantara lansia meningkatkan kemampuan lansia untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan - kegiatan lain yang menunjang sesuai dengan kebutuhan3. SasaranSasaran penyelenggara posyandu lansia adalah seluruh penduduk yang berusia 60 tahun keatas (Depkes,2000)

4. ManfaatMenurut Depkes RI (2000), manfaat dari posyandu lansia adalah : Kesehatan fisik usia lanjut dapat dipertahankan tetap bugar Kesehatan rekreasi tetap terpelihara Dapat menyalurkan minat dan bakat untuk mengisi waktu luang5. Upaya - UpayaLima upaya yang dilakukan dalam posyandu lansia antara lain : Upaya meningkatkan / promosi kesehatanUpaya meningkatkan kesehatan promotif pada dasarnya merupakan upaya mencegah primer (primary prevention). Menurut Suyono (1997), ada beberapa tindakan yang disampaikan dalam bentuk pesan BAHAGIA yaitu : Berat badan berlebihan agar dihindari dan dikurangi Aturlah makanan hingga seimbang Hindari faktor resiko penyakit degenerative Agar terus berguna dengan mempunyai hobi yang bermanfaat Gerak badan teratur agar terus dilakukan Iman dan takwa ditingkatkan, hindari dan tangkal situasi yang menegangkan. Peningkatan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, meliputi kegiatan peningkatan keagamaan (kegiatan doa bersama). Peningkatan ketakwaan berupa pengajian rutin satu bulan sekali. Kegiatan ini memberikan kesempatan mewujudkan keinginan lanjut usia yang selalu berusaha terus memperkokoh iman dan takwa Awasi kesehatan dengan memeriksa badan secara periodikPeningkatan kesehatan dan kebugaran lanjut usia meliputi pemberian pelayanan kesehatan melalui klinik lanjut usia, penyuluhan gizi, danolahraga. Kegiatan pelayanan kesehatan dengan cara membentuk suatu pertemuan yang diadakan disuatu tempat tertentu atau cara tertentu misalnya pengajian rutin, arisan pertemuan rutin, mencoba memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat sederhana dan dini. Sederhana karena kita menciptakan sistem pelayanan yang diperkirakan bisa dilaksanakan diposyandu lansia dengan kader yang juga direkrut dari kelompok pra usia lanjut. Bersifat dini karena pelayanan kesehatan tersebut dilaksanakan rutin tiap bulan dan diperuntukkan bagi seluruh lanjut usia baik yang merasa sehat maupun yang merasa adanya gangguan kesehatan. Selain itu aspek preventif mendapatkan porsi penekanan dalam pelayanan kesehatan ini.Olah raga adalah suatu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik seseorang, apabila dilakukan secara baik dan benar. Manfaat latihan fisik bagi kesehatan adalah sebagai upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif. Ada berbagai jenis kegiatan yang dapat dilakukan, salah satunya adalah olah raga. Jenis olah raga yang bisa dilakukan dalam kegiatan posyandu lansia adalah pekerjaan rumah, berjalan-jalan, jogging atau berlari-lari, berenang, bersepeda atau senam lansia. Upaya pencegahan/preventionMasing-masing upaya pencegahan dapat ditunjukkan kepada : Upaya pencegahan primer (primary prevention) ditujukan kepada lanjut usia yang sehat, mempunyai resiko akan tetapi belum menderita penyakit. Upaya pencegahan sekunder (secondary prevention) ditujukan kepada penderita tanpa gejala, yang mengidap faktor resiko. Upaya ini dilakukan sejak awal penyakit hingga awal timbulnya gejala atau keluhan. Upaya pencegahan tertier (tertiery prevention) ditujukan kepada penderita penyakit dan penderita cacat yang telah memperlihatkan gejala penyakit.6. PenyelenggaraanPenyelenggaraan posyandu lansia dilaksanakan oleh kader kesehatan yang terlatih, tokoh dari PKK, tokoh masyarakat dibantu oleh tenaga kesehatan dari puskesmas setempat baik seorang dokter bidan atau perawat Menurut Budiono (1997), penyelengaraan posyandu lansia dilakukan dengan sistem 5 meja meliputi : Meja satu untuk pendaftaran Meja dua untuk penimbangan Meja tiga untuk pengisian kartu menuju sehat (KMS) lanjut usia Meja empat untuk penyuluhan, penyuluhan disini dapat dilaksanakan secara perorangan maupun secara kelompok Meja lima untuk pelayanan kesehatan yang meliputi pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan fisik.Berkunjung ke posyandu lansia merupakan cara untuk dapat memenuhi status kesehatan lansia. Upaya untuk berperilaku baik dengan menjaga kesehatannya sangat dipengaruhi oleh motivasi.

B. Lanjut Usia (Lansia)1. PengertianMenurut Undang-undang RI No.13 tahun 1988 tentang kesejahteraan lanjut usia pada BAB I pasal 1 ayat 2 yang berbunyi lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas. Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Menurut Undang-undang RI no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 19 ayat 1 bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan. karena itu kesehatan manusia lanjut usia perlu mendapatkan perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan.2. Perubahan dan Ciri-ciriMenurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lanjut usia meliputi :a. Usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45 sampai 59 tahunb. Usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahunc. Usia lanjut tua (old) antara 75-90 tahund. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahunPerubahan-perubahan yang terjadi pada lansiaMenurut Nugroho (2000), perubahan yang terjadi pada lansia adalah : Perubahan atau kemunduran biologisa. Kulit yaitu kulit menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastis lagi. Fungsi kulit sebagai penyekat suhu tubuh lingkungan dan perisai terhadap masuknya kuman terganggu.b. Rambut yaitu rontok berwarna putih kering dan tidak mengkilat. Hal ini berkaitan dengan perubahan degeneratif kulit.c. Gigi mulai habisd. Penglihatan dan pendengaran berkurange. Mudah lelah, gerakan menjadi gambaran lamban dan kurang lincahf. Kerampingan tubuh menghilang disana-sini terjadi timbunan lemak terutama dibagian perut dan panggulg. Otot yaitu jumlah sel otot berkurang mengalami atrofi sementara jumlah jaringan ikat bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun dan kekuatannya berkurangh. Jantung dan pembuluh darah yaitu berbagai pembuluh darah penting khusus yang di jantung dan otak mengalami kekakuan. Lapisan intim menjadi kasar akibat merokok, hipertensi, diabetes melitus, kadar kolestrol tinggi dan lain-lain yang memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan thrombosisi. Tulang pada proses menua kadar kapur (kalsium) menurun akibat tulang menjadi keropos dan mudah patahj. Seks yaitu produksi hormon testoteron pada pria dan hormon progesteron dan estrogen wanita menurun dengan bertambahnya umur Perubahan atau kemunduran kemampuan kognitifa. Ingatan kepada hal-hal dimasa muda lebih baik dari pada yang terjadi pada masa tuanya yang pertama dilupakan adalah nama-namab. Mudah lupa karena ingatan tidak berfungsi dengan baikc. Orientasi umum dan persepsi terhadap waktu dan ruang atau tempat juga mundur, erat hubungannya dengan daya ingat yang sudah mundur dan juga karena pandangan yang sudah menyempitd. Meskipun telah mempunyai banyak pengalaman skor yang dicapai dalam test-test intelegensi menjadi lebih rendah sehingga lansia tidak mudah untuk menerima hal-hal yang baru Perubahan-perubahan psikososiala. Pensiun, nilai seseorang sering diukur oleh produktifitasnya selain itu identitas pensiun dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaanb. Merasakan atau sadar akan kematianc. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempitd. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatane. Penyakit kronis dan ketidakmampuanf. Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan socialg. Gangguan saraf panca inderah. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatani. Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan familyj. Hilangnya kemampuan dan ketegapan fisik Perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri.Dari definisi lanjut usia dan karakteristik lanjut usia perlu pembinaan untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan lansia dengan pembentukan posyandu lansia.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Desain PenelitianJenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah berupa penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional, untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap lansia terhadap urgensi posyandu lansia di Posyandu Lansia Adji Yuswo Dusun Ngebel.

B. Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia Adji Yuswo Dusun Ngebel, Tamantirto, Kasihan, Bantul pada bulan Februari Maret 2014.

C. Subjek Penelitian1. Populasi TargetPopulasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang terdaftar sebagai anggota Posyandu Lansia Adji Yuswo Dusun Ngebel usia 60 tahun sampai bulan Januari 2014 yaitu sebanyak 121 orang.2. Populasi TerjangkauPopulasi yang memiliki kriteria : Lansia usia 60 tahun Compos Mentis Kooperatif3. Besar SampelBesar sampel yang digunakan sebaiknya representatif dan dapat menggambarkan populasi yang akan diteliti. Peneliti menggunakan rumus umum ukuran sampel minimal yang dibutuhkan untuk penelitian yang akan dianalisis secara statistik dengan analisis bivariat. Analisis bivariat adalah analisis yang melibatkan sebuah variabel dependent dan sebuah variabel independent. Menurut patokan umum rule of thumb setiap penelitian yang datanya akan dianalisis secara statistik dengan analisis bivariat membutuhkan sampel minimal 30 subjek penelitian (Murti, 2006).4. Teknik SamplingPenelitian ini menggunakan Stratified Sampling yaitu dilakukan pada suatu populasi yang terbagi atas beberapa strata atau subkelompok dan dari masing-masing subkelompok diambil sampel-sampel terpisah (Azwar, 2007). Stratified Sampling yang digunakan adalah Proporsional Random Sampling yaitu banyaknya subjek dalam setiap subkelompok atau strata harus diketahui perbandingannya lebih dahulu. Kemudian ditentukan persentase besarnya sampel dari keseluruhan populasi. Persentase atau proporsi ini lalu diterapkan dalam pengambilan sampel bagi setiap subkelompok atau stratanya (Azwar, 2007).

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi1. Kriteria InklusiKriteria inklusi pada sampel ini adalah: Lansia ( 60 tahun) Kesadaran diri, tempat, dan waktu masih utuh Lansia yang bersedia menjadi responden Lansia yang berada ditempat pada saat penelitian2. Kriteria EksklusiKriteria eksklusi pada sampel ini adalah : Lansia yang sedang sakit pada saat dilakukan penelitian Lansia yang tidak berada ditempat pada saat penelitian

E. Variabel Penelitian Variable independen: tingkat pengetahuan dan sikap Variabel dependen: urgensi posyandu lansia (keikutsertaan lansia)

F. Definisi Operasional1. Tingkat Pengetahuan LansiaTingkat pengetahuan lansia adalah pengetahuan lansia mengenai posyandu lansia yang dinyatakan dalam persen benar, yang kemudian dikategorikan : Pengetahuan baik, bila hasilnya > 80 % Pengetahuan cukup, bila hasilnya 60 % - 80 % Pengetahuan kurang, bila hasilnya < 60 % (Baliwati, 2004).Alat ukur : KuesionerSkala : Ordinal2. Sikap LansiaSikap lansia adalah respon lansia terhadap berbagai pernyataan sikap dalam posyandu lansia yang diukur melalui wawancara dengan kuesioner yang dinyatakan dalam skor yang kemudian dikategorikan : Sikap mendukung Sikap tidak mendukung (Azwar, 2005)Alat ukur : KuesionerSkala : Nominal3. Urgensi Posyandu LansiaUrgensi posyandu lansia adalah pentingnya posyandu lansia yang dilihat dari keikutsertaan lansia. Keikutsertaan adalah sebagai peran serta seseorang dalam suatu kegiatan kelompok masyarakat dan pemerintah dalam hal ini mengenai posyandu lansia. Cara ukur yaitu wawancara dengan sembilan item pertanyaan dalam kuesioner serta bukti tertulis melalui KMS lansia dan catatan kohort lansia yang kemudian dikategorikan : Aktif Tidak aktifAlat ukur : Kuesioner, KMSSkala : Ordinal

G. Jenis dan Cara Pengumpulan Data1. Jenis DataData yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer meliputi:a. Identitas lansiab. Pengetahuan lansiac. Sikap lansiad. Urgensi posyandu lansia2. Cara Pengumpulan Dataa. Pengetahuan lansia tentang posyandu lansiaPengetahuan lansia tentang posyandu lansia diperoleh melalui wawancara kepada lansia dengan 11 item pertanyaan tentang posyandu lansia yang dituangkan dalam kuesioner.b. Sikap lansia terhadap posyandu lansiaSikap lansia terhadap posyandu lansia dapat diukur melalui wawancara kepada lansia dengan 10 item penyataan tentang posyandu lansia yang dituangkan dalam kuesioner.c. Urgensi posyandu lansiaUrgensi posyandu lansia dapat diukur melalui wawancara kepada lansia dengan 9 item pertanyaan mengenai keikutsertaan dalam posyandu lansia dengan kuesioner bukti tertulis melalui KMS dan kohort lansia.

H. Pengolahan Data1. EditingPada tahap ini dilakukan pemeriksaan terhadap ketepatan pengisian, kelengkapan pengisian, konsistensi jawaban pada kuesioner yang telah terkumpul.2. Skoringa. PengetahuanSetiap item pertanyaan pengetahuan dijawab benar bernilai 1 dan dijawab salah bernilai 0, sehingga setiap responden memiliki total skor pengetahuan untuk kemudian dihitung persen benar (Baliwati, 2004).b. SikapSetiap item pertanyaan positif direspon setuju sekali bernilai 5, setuju bernilai 4, kurang setuju bernilai 3, tidak setuju bernilai 2, dan sangat tidak setuju bernilai 1. Sedangkan untuk item pertanyaan negative direspon sangat setuju bernilai 1, setuju bernilai 2, kurang setuju bernilai 3, tidak setuju bernilai 4, dan sangat tidak setuju bernilai 5. Setiap responden akan dihitung skor rata rata sikap (Alimul, 2007).3. CodingSetiap sebutan dari jawaban responden akan diberikan kode sesuai dengan variabel penelitian untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut.a. Jenis kelamin Laki laki, kode 1 Perempuan, kode 2b. Keikutsertaan posyandu lansia Keikutsertaan posyandu lansia yang baik, bila datang 6 kali dalam setahun, kode 2 Keikutsertaan posyandu lansia yang kurang, bila datang < 6 kali dalam setahun, kode 14. Recodea. PengetahuanMenurut Baliwati (2004), dari angka persen benar pengetahuan, kemudian dilakukan klasifikasi sebagai berikut : Pengetahuan baik, bila > 80 %, kode 3 Pengetahuan cukup, bila 60 % - 80 %, kode 2 Pengetahuan kurang, bila < 60 %, kode 1

b. SikapMenurut Azwar (2001), dari angka rata-rata sikap, kemudian dilakukan klasifikasi sikap sebagai berikut : Sikap mendukung, bila rata rata sikap 4, kode 2 Sikap tidak mendukung, bila rata rata sikap < 4, kode 1c. Keikutsertaan posyandu lansiaDari data kunjungan lansia pada posyandu lansia dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Keikutsertaan posyandu lansia yang aktif, bila datang 6 kali dalam setahun, kode 2 Keikutsertaan posyandu lansia yang tidak aktif, bila datang < 6 kali dalam setahun, kode 1

I. Analisa Dataa. Analisa UnivariatDari data skor pengetahuan, keikutsertaan dalam posyandu lansia akan didistribusikan besarnya mean dan standart deviasi, sedangkan kategori tingkat pengetahuan, kategori sikap lansia dan keikutsertaan dalam posyandu lansia akan didistribusikan besarnya proporsi masingmasing kategori variabel.b. Analisa BivariatUntuk menganalisis hubungan antara kategori pengetahuan dengan keikutsertaan posyandu lansia digunakan uji chi square bila sel yang mengandung expected value < 5 tidak lebih dari 20 %, bila sel yang mengandung expected value < 5 lebih dari 20 % digunakan fisher exact uji tersebut menggunakan = 0,05.Untuk menganalisis hubungan antara kategori sikap dengan keikutsertaan posyandu lansia digunakan uji chi square bila sel yang mengandung expected value < 5 tidak lebih dari 20 %, bila sel yang mengandung expected value < 5 lebih dari 20 % digunakan fisher exact uji tersebut menggunakan = 0,05.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di Posyandu Lansia Dusun Ngebel, Kelurahan Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang terdaftar sebagai anggota Posyandu Lansia Adji Yuswo Dusun Ngebel usia 60 tahun yaitu sebanyak 121 orang dan yang jadi sampel penelitian sebanyak 42 orang yang diambil secara proporsional random sampling.

B. Posyandu LansiaPosyandu Lansia adalah suatu wadah pelayanan kepada usia lanjut di masyarakat dimana proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan nonpemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan pada upaya promotif dan preventif. Posyandu lansia merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat (Depkes RI, 2003).

C. Karakteristik Lansia UmurBerdasarkan hasil penelitian, rata-rata umur responden penelitian yaitu 69,5 tahun. Dari 42 responden, umur yang termuda yaitu 60 tahun sedangkan yang tertua yaitu 82 tahun. PendidikanResponden yang tidak sekolah sebanyak 61,9%, berpendidikan SD sebanyak 33,3%, berpendidikan SMP sebanyak 2,4%, dan berpendidikan SMA sebanyak 2,4%.

Jenis KelaminDari hasil penelitian, didapatkan lansia yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 23,8% dan perempuan 76,2%. PekerjaanResponden yang tidak bekerja sebanyak 64,3%, bekerja sebagai buruh 21,4%, pensiunan sebanyak 2,4%, dan bekerja sebagai pedagang sebanyak 11,9%.

D. Keikutsertaan Lansia di Posyandu Lansia (Analisis Univariat)Keikutsertaan posyandu lansia dianggap aktif apabila datang 6 kali dalam setahun dan keikutsertaan posyandu lansia tidak aktif bila datang < 6 kali dalam setahun atau tidak pernah datang dalam posyandu lansia. Distribusi keikutsertaan posyandu lansia dapat dilihat pada tabel 4.1.Tabel 4.1Distrbusi Frekuensi Keikutsertaan Posyandu Lansia di Posyandu Lansia Dusun Ngebel, Kelurahan Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul Keikutsertaan Posyandu LansiaResponden

N%

AktifTidak Aktif38490,48 %9,52 %

Total42100 %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar lansia termasuk dalam keikutsertaan posyandu lansia yang aktif yaitu sebanyak 38 orang (90,48%) sedangkan yang termasuk dalam keikutsertaan posyandu lansia yang tidak aktif sebanyak 4 orang (9,52%). Menurut Notoatmodjo (2003), apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Keikutsertaan posyandu lansia yang didukung oleh pengetahuan mengenai posyandu lansia dapat bersifat langgeng.1. Tingkat Pengetahuan LansiaBerdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 42 responden, rata-rata skor pengetahuan lansia tentang keikutsertaan dalam posyandu lansia adalah 6,6%, dengan standar deviasi 1,8%. Bila skor pengetahuan dikategorikan seperti yang digunakan oleh Baliwati (2004) maka dikelompokkan menjadi 3 kategori. Distribusi frekuensi selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2.Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Lansia di Posyandu Lansia Dusun Ngebel, Kelurahan Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten BantulPengetahuan Lansia tentang Keikutsertaan Posyandu LansiaResponden

N%

Pengetahuan KurangPengetahuan CukupPengetahuan Baik1491933,3 %21,5 %45,2 %

Total42100 %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang berpengetahuan kurang sebagian besar belum mengetahui tentang urgensi posyandu lansia sebanyak 14 orang (33,3%). Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh oleh mata dan telinga. Jadi dapat disimpulkan apabila lansia mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai posyandu lansia maka keikutsertaan posyandu lansia tersebut akan bersifat langgeng.

2. Sikap LansiaBerdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 42 responden, rata-rata skor sikap lansia tentang keikutsertaan posyandu lansia adalah 4,09%, dengan standar deviasi 0,33%. Skor sikap dikelompokkan menjadi 2 kategori. Distribusi frekuensi selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4. 3Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Lansia di Posyandu Lansia Dusun Ngebel, Kelurahan Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul Sikap Lansia mengenai Keikutsertaan Posyandu LansiaResponden

N%

Tidak MendukungMendukung4389,52 %90,48 %

Total42100 %

Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden bersikap mendukung sebanyak 38 orang (90,48%). Sikap terhadap keikutsertaan posyandu lansia hanya merupakan kehendak lansia setelah mengetahui mengenai urgensi posyandu lansia. Hal ini sesuai dengan pernyatan Notoatmodjo (2003), sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang tentang stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut.

E. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Lansia dengan Keikutsertaan Posyandu Lansia (Analisis Bivariat)Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overbehavior). Seseorang (lansia) yang telah mengetahui tentang urgensi posyandu lansia, maka dia akan tertarik kemudian menimbang-nimbang baik buruknya bagi dirinya dan berperilaku sesuai dengan kesadaran, pengetahuan dan sikapnya mengenai keikutsertaan posyandu lansia tersebut. Demikian juga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin baik tingkatan pengetahuan lansia maka proporsi keikutsertaan posyandu lansia dengan kategori kurang semakin kecil seperti yang tertuang dalam tabel 4.4.

Tabel 4.4Distribusi Hubungan Pengetahuan Lansia dengan Keikutsertaan Posyandu Lansia di Posyandu Lansia Dusun Ngebel, Kelurahan Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul Pengetahuan LansiaKeikutsertaan Posyanda Lansia

Tidak AktifAktifTotal

N%N%

KurangCukupBaik40028,8 %0,00,01091971,2 %100 %100 %100 %100 %100 %

414,3 %3885,7 %100 %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang berpengetahuan kurang yang keikutsertaan posyandu lansia tidak aktif yaitu sebanyak 4 orang (28,8%) dan pada responden yang berpengetahuan cukup serta baik semuanya termasuk dalam keikutsertaan aktif. Perbedaan proporsi tersebut setelah dilakukan uji Fisher exact didapatkan hasil p value sebesar 0,001. Angka ini memberi arti bahwa hubungan antara tingkat pengetahun lansia dengan keikutsertaan posyandu lansia secara statistik bermakna, yaitu semakin kurang tingkat pengetahuan lansia terhadap urgensi lansia, akan semakin kurang tingkat keikutsertaan posyandu lansia. Hasil penelitian tersebut sesuai yang dikemukakan oleh Notoatmodjo yaitu seseorang yang tidak mau mengikuti posyandu lansia dapat disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui urgensi posyandu lansia. Didukung pula dengan teori Lawrence Green yang menyebutkan diantaranya adalah bahwa perilaku seseorang dalam kesehatan dapat dipengaruhi oleh 3 faktor, salah satu faktor diantaranya yaitu faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan.

F. Hubungan Antara Sikap Lansia dengan Keikutsertaan Posyandu LansiaMenurut Notoatmodjo (2003), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Demikian juga hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin mendukung sikap lansia maka semakin aktif proporsi keikutsertaan posyandu lansia yang tertuang dalam tabel 4.5.Tabel 4.5Distribusi Hubungan Antara Sikap Lansia dengan Keikutsertaan Posyandu Lansia di Posyandu Lansia Dusun Ngebel, Kelurahan Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul Sikap LansiaKeikutsertaan Posyanda Lansia

Tidak AktifAktifTotal

N%n%

Tidak MendukungMendukung40100 %0,0 %0380,0 %100 %100 %100 %

4100 %38100 %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang bersikap tidak mendukung yang keikutsertaan posyandu lansia tidak aktif yaitu sebanyak 4 orang (100 %) dan tidak ada responden yang bersikap mendukung dengan keikutsertaan posyandu lansia tidak aktif. Setelah dilakukan uji Fisher exact, didapatkan hasil p value sebesar 0,011. Angka ini memberi arti bahwa hubungan antara sikap lansia dengan keikutsertaan posyandu lansia secara statistik bermakna. Makna tersebut adalah apabila lansia mempunyai sikap mendukung maka akan semakin aktif keikutsertaan posyandu lansia dan sebaliknya apabila lansia mempunyai sikap tidak mendukung maka akan semakin kurang keikutsertaan posyandu lansia.Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar lansia dengan sikap mendukung mempunyai keikutsertaan posyandu lansia yang aktif. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo (2003) yaitu sikap akan membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Dalam hal ini sikap mendukung membuat lansia untuk ikut serta dalam posyandu lansia.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

1. KesimpulanDari hasil penelitian yang dilakukan di Posyandu Lansia Dusun Ngebel, Kelurahan Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul tentang Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Lansia dengan Urgensi Posyandu Lansia pada 42 responden didapatkan hasil :a. Karakteristik lansia dalam penelitian ini antara lain :Umur responden rata-rata 69,5 tahun, umur termuda 60 tahun, dan umur tertua 82 tahun, responden yang tidak sekolah 61,9%, berpendidikan SD 33,3%, SMP 2,4%, SMA 2,4%, responden yang tidak bekerja yaitu 64,3%, bekerja sebagai buruh 21,4%, pensiunan 2,4%, dan sebagai pedagang 11,9%.b. Lansia yang mempunyai keikutsertaan Posyandu Lansia tidak aktif sebanyak 9,52 %, dan keikutsertaan posyandu Lansia aktif 90,48%.c. Sebagian besar responden sebanyak 19 orang (45,2%) memiliki pengetahuan baik tentang Posyandu Lansia sedangkan responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 14 orang (33,3%) dan responden yang berpengetahuan cukup sebanyak 9 orang (21,4%).d. Sebagian besar Lansia sejumlah 38 orang (90,48%) bersikap mendukung terhadap Posyandu Lansia sedangkan yang bersikap tidak mendukung sebanyak 4 orang (9,52%).e. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan Lansia terhadap urgensi posyandu lansia dilihat dari keikutsertaan Posyandu Lansia.f. Ada hubungan antara sikap Lansia terhadap keikutsertaan Posyandu Lansia.

2. SaranDari simpulan diatas, maka penulis menyampaikan saran-saran pada pihak terkait tentang keikutsertaan Posyandu Lansia. Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :a. Bagi Dinas Kesehatan khususnya bagian Kesga untuk lebih meningkatkan jumlah Posyandu Lansia sehingga dapat mendekatkan pelayanan posyandu dengan lansia.b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar bagi penelitian berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, I. 2003. Penilaian Status Gizi Masyarakat. Jakarta.Aziz, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika: Jakarta.Azwar, S. 2005. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Baliwati, Y. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.Darmojo, B. 2000. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI.Depkes RI. 1990. Peran Serta Masyarakat. Jakarta.Depkes RI. 2003. Pedoman Pelatihan Kader Kelompok Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta.Depkes RI. 2003. Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut. Jakarta.Depkes RI. 2005. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta.Depkes RI. 2006. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakat di Puskesmas: Jakarta.Depkes dan Kesos RI, 2001.Pedoman Kemitraan Lintas Sektor dalam Pembinaan Lanjut Usia bagi Petugas Kecamatan : Jakarta.Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC :Jakarta.Http://www.litbang.depkes.go.id. Manajemen Pelayanan Kesehatan. 1 Maret 2014.Murti, B,. (2006). Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Nawawi, H. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta : Jakarta.Notoatmodjo, S. 2003. Sikap dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.Notoatmodjo, S. 2003. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.Nugraha, W. 1995. Perawatan Lanjut Usia. Jakarta: EGC.Pritasari, K. 1998. KMS Lansia yang disempurnakan dalam Warta Posyandu No 1, Jakarta: Binadinkes.Sastroasmoro, S. 2002. Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Setyo.Sugiyono, 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.Syahlan, 1999. Kebidanan Komunitas. Jakarta: Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.Wirakusumah, E.S. 2001. Menu Sehat Untuk Lanjut Usia. Jakarta: Puspa Swara.

Lampiran 1KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DENGAN URGENSI POSYANDU LANSIA ADJI YUSWO DUSUN NGEBEL, TAMANTIRTO, KASIHAN, BANTUL

No. Responden ( Lansia ):A. Identitas Umum1. Nama (Inisial): ..................................................................................2. Umur: ..................................................................................3. Jenis kelamin: ..................................................................................4. Pendidikan terakhir: ..................................................................................5. Pekerjaan saat ini: ..................................................................................6. Rumah yang lansia tempati sekarang adalaha. Rumah sendirib. Rumah anakc. Rumah cucud. Lain-lain, sebutkan .................................................................................7. Siapakah orang yang paling dekat dengan bapak / ibu?a. Suami / istrib. Anakc. Menantud. Cucue. Lain-lain, sebutkan .................................................................................

B. Jarak Ke Posyandu Lansia1. Jarak tempat tinggal ke posyandu lansia dekat.a. Yab. Tidak2. Waktu yang diperlukan dari tempat tinggal ke posyandu sebentar.a. Yab. Tidak3. Sarana transportasi mudah.a. Yab. Tidak4. Kondisi jalan baik.a. Yab. Tidak

5. Biaya transportasi murah.a. Yab. Tidak

C. Pengetahuan Lansia Tentang Posyandu Lansia1. Menurut Bapak/ Ibu, apa yang dimaksud dengan posyandu lansia ?a. Pembinaan kesehatan lansia dalam meningkatkan kesehatan, kemampuan untuk mandiri, produktif dan berperan aktif yang dilakukan setiap bulannya.b. Tempat pengobatan untuk lansia.c. Tempat berkumpulnya lansia.d. Tempat arisan.e. Tidak tahu.2. Menurut bapak/ Ibu, apakah manfaat dari posyandu lansia ?a. Untuk meningkatkan kesehatan, kemampuan untuk mandiri produktif dan berperan aktif.b. Untuk mendapatkan pengobatan secara gratis.c. Untuk mendapatkan pemeriksaan secara gratis.d. Untuk bertemu dengan teman-teman.e. Tidak tahu3. Menurut Bapak/ Ibu, apakah jenis kegiatan yang ada di posyandu lansia ?a. Pemeriksaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, pemberian makanan tambahan, olah raga.b. Pencatatan Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia.c. Pemeriksaan kesehatan dan arisan bersama.d. Pemeriksaan kesehatan saja.e. Tidak tahu.4. Menurut Bapak/ Ibu, untuk apa dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan pada saat Bapak/ Ibu di posyandu lansia ?a. Untuk pemeriksaan status gizi.b. Untuk pencatatan petugas puskesmas.c. Untuk mengukur kebutuhan makan dalam sehari.d. Untuk mendapatkan makanan tambahan.e. Tidak tahu.5. Menurut Bapak/ Ibu, untuk apa dilakukan pengukuran tekanan darah di posyadu lansia ?a. Untuk mengetahui status kesehatan lansia.b. Untuk data pelengkap bagi petugas kesehatan.c. Sebagai pengukuran rutin.d. Sebagai prosedur di posyandu lansia.e. Tidak tahu.6. Menurut Bapak/ Ibu, pemberian makanan tambahan yang bagaimana yang sesuai untuk dikonsumsi oleh lansia?a. Jenis makanan yang memperhatikan aspek kesehatan dan gizi untuk lansia.b. Jenis makanan yang enak dan murah.c. Jenis makanan yang menyebabkan kenyang.d. Jenis makanan yang mudah didapatkan.e. Tidak tahu.7. Menurut Bapak/Ibu, jenis makanan tambahan seperti apa yang sebaiknya diberikan di posyandu lansia ?a. Lunak.b. Padat/keras.c. Cair.d. Tidak perlu makanan tambahan.e. Tidak tahu.8. Menurut Bapak/ Ibu, apa manfaat dari jenis kegiatan dalam bentuk olah raga yang dilakukan di posyandu lansia ?a. Untuk meningkatkan kebugaran.b. Untuk kekompakkan antar lansia lainnya.c. Untuk mempererat tali silaturahmi antar lansia lainnya.d. Untuk mendapatkan hiburan.e. Tidak tahu.9. Menurut Bapak/ Ibu, untuk apa dilakukan penyuluhan kesehatan di posyandu lansia ?a. Untuk memberikan komunikasi, informasi, dan edukatif pada lansia.b. Untuk mendengarkan petugas kesehatan dalam menyampaikan program kerja puskesmas.c. Untuk mengikuti kegiatan rutin di posyandu lansia.d. Untuk mencari hiburan dan pengalaman.e. Tidak tahu.10. Menurut Bapak/ Ibu, untuk apa buku KMS lansia diisi setiap bulannya ?a. Untuk mengetahui perkembangan kesehatan pribadi lansia.b. Untuk data pelengkap bagi petugas kesehatan.c. Untuk data pelengkap di posyandu lansia.d. Untuk memenuhi kewajiban sebagai anggota posyandu lansia.e. Tidak tahu.

11. Menurut Bapak/ Ibu, untuk apa peran serta keluarga dalam pelaksanaan posyandu lansia ?a. Sebagai motivator untuk mengantar dan mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu lansia.b. Sebagai pedamping saja sewaktu berada di posyandu lansia.c. Sebagai pengantar ke posyandu lansia.d. Sebagai pemberi informasi jadwal posyandu.e. Tidak tahu.

D. Sikap Lansia Terhadap Posyandu LansiaNoPernyataanJawaban

Sangat SetujuSetujuKurang SetujuTidak SetujuSangat Tidak Setuju

1Bapak/ Ibu seharusnya bersedia untuk menghadiri posyandu lansia setiap bulannya.

2Kegiatan posyandu lansia bermanfaat dalam menjaga kesehatan Bapak/ Ibu

3Bapak/Ibu seharusnya mengikuti kegiatan yang dilakukan di posyandu lansia berupa penyuluhan kesehatan.

4Bapak/Ibu seharusnya mengikuti kegiatan yang dilakukan di posyandu lansia berupa penimbangan berat badan.

5Bapak/Ibu seharusnya mengikuti kegiatan yang dilakukan di posyandu lansia berupa pengukuran tinggi badan.

6Bapak/Ibu seharusnya mengikuti kegiatan yang dilakukan di posyandu lansia berupa pengukuran tekanan darah.

7Bapak/Ibu seharusnya mengikuti kegiatan yang dilakukan di posyandu lansia berupa olah raga ringan.

8Bapak/ Ibu seharusnya menerima makanan tambahan yang diberikan oleh tenaga kesehatan di posyadu lansia.

9Bapak/ Ibu seharusnya menerima buku KMS (Kartu Menuju Sehat) oleh petugas posyandu lansia.

10Seharusnya keluarga lansia ikutserta dalam setiap kegiatan posyandu lansia.

E. Urgensi Posyandu Lansia1. Apakah Bapak/ Ibu rutin mengunjungi posyandu lansia dalam 1 tahun terakhir ?a. 6 kalib. < 6 kali2. Apakah Bapak/ Ibu memiliki KMS lansia ?a. Yab. Tidak3. Apakah setiap bulannya Bapak/ Ibu menghadiri posyandu lansia ?a. Yab. Tidak4. Apakah Bapak/ Ibu pada saat menghadiri posyandu lansia, Bapak/ Ibu mengikuti kegiatan berupa penimbangan berat badan ?a. Yab. Tidak5. Apakah Bapak/ Ibu pada saat menghadiri posyandu lansia, Bapak/ Ibu mengikuti kegiatan berupa pengukuran tinggi badan ?a. Yab. Tidak6. Apakah Bapak/ Ibu pada saat menghadiri posyandu lansia, Bapak/ Ibu mengikuti kegiatan berupa pengukuran tekanan darah ?a. Yab. Tidak7. Apakah Bapak/ Ibu pada saat menghadiri posyandu lansia, Bapak/ Ibu mengikuti kegiatan berupa olah raga ringan ?a. Yab. Tidak8. Apakah Bapak/ Ibu pada saat menghadiri posyandu lansia, Bapak/ Ibu mengikuti kegiatan berupa penyuluhan kesehatan ?a. Yab. Tidak9. Pada saat menghadiri posyandu, apakah Bapak/ Ibu didampingi oleh keluarga ?a. Yab. Tidak