Minggu 1 Gastritis Akut Belum

56
BAB I STATUS PENDERITA A. PENDAHULUAN Akut abdomen merupakan sebuah terminologi yang menunjukkan adanya keadaan darurat dalam abdomen yang dapat berakhir dengan kematian bila tidak ditanggulangi dengan pembedahan. Keadaan darurat dalam abdomen dapat disebabkan karena perdarahan, peradangan, perforasi atau obstruksi pada alat pencemaan. Peradangan bisa primer karena peradangan alat pencernaan ataupun perforasi akibat trauma. Manajemen pasien dengan akut abdomen memerlukan keputusan yang tepat dalam rentang waktu yang singkat, untuk melakukan operasi pembedahan. Keputusan ini membutuhkan evaluasi dari riwayat pasien dan pemeriksaan fisik, data laboratorium, dan tes pencitraan. Sindrom acute abdominal pain menyebabkan sejumlah besar kunjungan ke rumah sakit dan dapat terjadi pada mereka yang sangat muda, sangat tua, laki- laki maupun perempuan, dan semua tingkatan sosioekonomi (Brewer,1999). Lebih dari tujuh juta pasien datang dengan akut abdomen ke Instalasi Gawat Darurat setiap tahunnya diseluruh dunia. Dimana, 25-41% merupakan kasus akut abdomen dengan penyebab yang tidak spesifik. Sebagian besar merupakan kasus ringan dengan prognosis yang baik 1

Transcript of Minggu 1 Gastritis Akut Belum

Page 1: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

BAB I

STATUS PENDERITA

A. PENDAHULUAN

Akut abdomen merupakan sebuah terminologi yang menunjukkan adanya

keadaan darurat dalam abdomen yang dapat berakhir dengan kematian bila tidak

ditanggulangi dengan pembedahan. Keadaan darurat dalam abdomen dapat

disebabkan karena perdarahan, peradangan, perforasi atau obstruksi pada alat

pencemaan. Peradangan bisa primer karena peradangan alat pencernaan ataupun

perforasi akibat trauma.

Manajemen pasien dengan akut abdomen memerlukan keputusan yang

tepat dalam rentang waktu yang singkat, untuk melakukan operasi pembedahan.

Keputusan ini membutuhkan evaluasi dari riwayat pasien dan pemeriksaan fisik,

data laboratorium, dan tes pencitraan. Sindrom acute abdominal pain

menyebabkan sejumlah besar kunjungan ke rumah sakit dan dapat terjadi pada

mereka yang sangat muda, sangat tua, laki-laki maupun perempuan, dan semua

tingkatan sosioekonomi (Brewer,1999).

Lebih dari tujuh juta pasien datang dengan akut abdomen ke Instalasi

Gawat Darurat setiap tahunnya diseluruh dunia. Dimana, 25-41% merupakan

kasus akut abdomen dengan penyebab yang tidak spesifik. Sebagian besar

merupakan kasus ringan dengan prognosis yang baik namun demikian, beberapa

kasus mengancam jiwa dapt berujung kepada kematian akibat misdiagnosis,

termasuk diantaranya ruptur aorta, aneurisma, appendicitis, kehamilan ektopik,

dan infark miokard (Medina, 2011).

Semua pasien dengan nyeri abdomen harus menjalani evaluasi untuk

menegakkan diagnosis sehingga pengobatan tepat waktu dan dapat mengurangi

morbiditas dan mortalitas. Kasus abdominal pain tercatat 5% sampai 10% dari

semua kunjungan gawat darurat atau 5 sampai 10 juta pasien di Amerika Serikat

(Graff, 2001).

Studi lain menunjukkan bahwa 25% dari pasien yang datang ke gawat

darurat mengeluh nyeri perut. Diagnosis bervariasi sesuai untuk kelompok usia,

yaitu anak dan geriatri. Sebagai contoh nyeri perut pada anak-anak lebih sering

1

Page 2: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

disebabkan oleh apendisitis , sedangkan penyakit empedu, usus diverticulitis, dan

infark usus lebih umum terjadi pada bayi (Cordell, 2002).

IDENTITAS

B. IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. E

Tempat Tanggal Lahir : Kalteng, 7 Mei 1992

Usia : 20 tahun

Alamat : jln Tlogo mas No. 99, Malang

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Pelajar

Pendidikan : Mahasiswi UMM (Fak. B.Inggris)

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Tanggal Periksa : 19 Novmber 2012

C. ANAMNESA

1. Keluhan Utama

Nyeri perut sejak satu minggu terakhir

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Nyeri perut mendadak terjadi setelah pasien makan sambal. Nyeri perut

terutama timbul ketika malam hari terutama ketika pasien hendak istirahat atau

tidur. Nyeri terutama dirasakan pasien dibagian ulu hati sehingga pasien merasa

sulit tidur. Selain itu juga hal itu mengganggu aktifitas pasien sebagai mahasiswi

karena nyeri tersebut.

Pasien juga mengeluh mual dan kembung. Mual dirasakan pasien

terutama dipagi hari setelah bangun tidur tetapi tidak sampai muntah. Selain itu

juga pasien merasa lemas dalam beraktifitas sehari-hari. Hal ini juga dirasakan

sejak seminggu yang lalu dan itu juga mengganggu aktifitas pasien sehari-hari.

3. Riwayat Penyakit Dahulu :

2

Page 3: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

Riwayat Sakit Serupa : Pasien pernah mengalami Diare.

Riwayat Mondok : Disangkal

Riwayat Sakit Gula : Disangkal

Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal

Riwayat Hipertensi : Disangkal

Riwayat Sakit Kejang : Disangkal

Riwayat Alergi Obat : Disangkal

Riwayat Alergi Makanan : Disangkal

4. Riwayat Pengobatan

Sebelumnya pasien pernah berobat sejak mengalami nyeri perut tersebut,

dan didiagnosa dengan gastritis akut, tetapi tidak ada perubahan sampai obatnya

habis. Pasien juga lupa nama obat yang dibeli.

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit serupa : Disangkal

Riwayat Hipertensi : Disangkal

Riwayat Sakit Gula : Ayah pasien

Riwayat Jantung : Ayah pasien

Riwayat Asma : Disangkal

Riwayat Asam urat : Ayah pasien

6. Riwayat Kebiasaan

Riwayat Merokok : Disangkal

Riwayat Minum Alkohol : Disangkal

Riwayat Olahraga : Jarang Olahraga

Riwayat Pengisisan Waktu Luang : Berkumpul dengan teman

7. Riwayat Sosial Ekonomi:

Pasien seorang mahasiswi UMM Fakultas B. Inggris semester lima.

Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ayah pasien meninggal sejak

setengah bulan yang lalu. Ibu pasien adalah Pegawai Negeri (Guru SMA).

Penghasilan orangtua pasien digunakan untuk membiayai kuliah pasien dan adik

3

Page 4: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

dari pasien. Pasien memilki adik yang masih kelas 3 SMP dan tinggal bersama

orangtuanya di Kalimantan.

Hubungan pasien dengan ibunya dan adiknya cukup baik terbukti dengan

ibu pasien yang jauh dikalimantan masih dikabari tentang keadaan pasien disini.

Pasien tinggal dikos bersama teman-temannya. Hubungan pasien dengan teman-

temannya cukup baik terbukti dengan banyaknya teman pasien yang datang

menjenguk pasien, pasien sering mengikuti kegiatan di kampus.

8. Riwayat gizi:

Pasiena makan sehari-hari biasanya 3 kali sehari dengan nasi yang cukup

dengan sayur dan lauk pauk berupa tahu, tempe dan kadang-kadang dengan telur,

ayam atau daging. Pasien suka makan makanan yang pedas.

D. ANAMNESA SISTEM

Kulit : Gatal (-), kering (-)

Kepala : Sakit kepala (-), pusing (-), rambut tidak rontok,

luka kepala (-), benjolan (-).

Mata : Pandangan mata berkunang-kunang (-),

penglihatan kabur (-), ketajaman penglihatan

normal.

Hidung : Tersumbat (-) , Mimisan(-)

Telinga : Pendengaran berkurang (-), berdengung (-), keluar

cairan (-)

Mulut : Sariawan(-), Mulut Kering (-)

Tenggorokan : Sakit menelan (-), Suara serak (-)

Pernafasan : Sesak nafas (-), batuk (-)

Kardiovaskuler : Berdebar-debar (-), Nyeri dada (-)

Gastrointestinal : Mual (+), Kembung, Diare (-), nafsu makan

meningkat (-), nyeri perut di ulu hati (+), BAB

normal.

Genitourinaria : BAK normal, frekuensi meningkat (-)

4

Page 5: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

Neurologik : Kejang (-), Lumpuh (-), Kesemutan pada kaki (-)

Psikiatri : Emosi stabil

Muskuloskeletal : Kaku sendi (-), nyeri tangan dan kaki (-), nyeri otot

(-)

Ekstremitas :

- Atas kanan : Bengkak (-), Sakit (-), Luka (-)

- Atas Kiri : Bengkak (-), Sakit (-), Luka (-)

- Bawah kanan : Bengkak (-), Sakit( -), Luka bisul (-)

- Bawah Kiri : Bengkak (-), Sakit (-), Luka (-)

E. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum

Tampak lemah, Composmentis , GCS 456

2. Vital Sign :

- BB : 45 Kg

- TB : 154 cm

- BMI : BB / TB2 = 18,97 (normoweight)

- TD : 120/80 mmHg

- Nadi : 88 x/ menit

- RR : 20 x/ menit

- Suhu : 36,9 0C

3. Pemeriksaan:

- Kulit : Kulit sawo matang, pucat (-), mengelupas

(-) ,petechie(-).

- Kepala : Simetris, normocephal, rambut tidak rontok, Luka

pada kepala (-), benjolan/borok (-).

- Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),

radang/konjungtivitis/uveitis (-/-), reflek cahaya

(+/+), katarak (-/-)

5

Page 6: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

- Hidung : Nafas cuping hidung (-), simetris, saddle nose (-),

sekret (-), perforasi (-), epistaksis (-), deformitas

hidung (-)

- Telinga : Daun telinga simetris, membran tympani (intak),

nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran

berkurang (-), cuping telinga dalam batas normal.

- Mulut : Simetris, mulut kering (-), sianosis (-), bibir pucat

(-), bibir kering (-), lidah kotor (+), papil lidah

atrofi (-), tepi lidah hiperemis (-), tremor (-), gusi

berdarah (-).

- Tenggorokan : Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-).

- Leher : JVP tidak meningkat, trakea di tengah,

pembesaran, kelenjar tiroid (-), pembesaran

kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-).

- Thorax : Simetris, bentuk normochest, retraksi interkostal

(-), retraksi subkostal (-), spider nevi (-), venectasi

(-), pembesaran kelenjar limfe (-)

o Cor :

I : ictus cordis tak tampak

P : ictus cordis kuat angkat

P : batas kiri atas : SIC II 1 cm lateral

LPSS

batas kanan atas : SIC II LPSD

batas kiri bawah : SIC V 1 cm lateral

LMCS

batas kanan bawah : SIC IV LPSD

batas jantung kesan tidak melebar

A : BJ I–II intensitas normal, regular, bising (-)

6

Page 7: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

o Pulmo : I : pengembangan dada kanan sama dengan kiri

P : fremitus raba kanan sama dengan kiri

P : sonor/sonor

A : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan

ronchi (-/-)

- Abdomen

I : dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-)

A : Peristaltik (+) normal

P : timpani seluruh lapang perut

P : supel, nyeri tekan (+),

- Sistem Collumna Vertebralis

I : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)

P : nyeri tekan (-)

P : NKCV (-)

- Ektremitas: palmar eritema (-/-)

akral dingin oedem

- - - -

- - - -

- Sistem genetalia: dalam batas normal

- Pemeriksaan Neurologik

Kesadaran : GCS 456

Fungsi Luhur : dalam batas normal

Fungsi Vegetatif : dalam batas normal

Fungsi Sensorik : dalam batas normal

7

N NN NN

Page 8: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

Fungsi motorik :

Kekuatan Tonus

RF RP

- Pemeriksaan Psikiatrik

Penampilan : sesuai umur, perawatan diri terkesan baik

Kesadaran : kualitatif tidak berubah ; kuantitatif compos mentis

Afek : appropriate

Psikomotor : normoaktif

Proses pikir : Bentuk : realistik

Isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)

Arus : koheren

Insight : baik

4. Status lokalis

Abdomen :

Inspeksi : datar

Auskultasi : Bising usus 6x/menit,

Palpasi : dinding abdomen distensi, nyeri tekan pada epigastric,

hipocondriac sinistra dan dextra, Hepar Lien tidak teraba,

Rovsing sign (-), Psoas sign (-), Obturator sign (-)

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah lengkap

No JenisHasil

PemeriksaanNilai Normal

1 Hemoglobim 14,2 g/dl (12-16)2 Leukosit 5.200 /mm3 (4-10 ribu)

8

5 55 5N

N NN NN

N NN NN

- -- -N

Page 9: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

3 LED - mm/jam (2-20)4 Trombosit 192.000 /mm3 (150-400 ribu)5 PVC/Hematokrit 45,1 % (37-48)6 Eritrosit 5,01 /mm3 94,0-5,5 juta)7 Hitung Jenis :

EOS BAS ST SEG LYM MO

43-

443514

1-30-12-6

50-7020-402-8

8 SGOT SGPT

1311

< 40< 41

G. RESUME

Pasien Nn. E 20 tahun, mengalami Nyeri perut mendadak terjadi setelah

pasien makan sambal. Nyeri perut terutama timbul ketika malam hari terutama

ketika pasien hendak istirahat atau tidur. Nyeri terutama dirasakan pasien dibagian

ulu hati sehingga pasien merasa sulit tidur. Penderita juga mengeluh mual. Mual

dirasakan dipagi hari, Riwayat penyakit dahulu pernah Diare. Dari pemeriksaan

fisik pasien didapatkan keadaan umum tampak lemah, compos mentis, status gizi

kesan cukup. Tanda vital T: 120/80 mmHg, N: 88 x/ menit, S: 36,9 0C, RR : 20 x/

menit. Status lokalis abdomen nyeri tekan pada epigastric, hipocondriac sinistra

dan dextra. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan peningkatan Monosit.

H. DIAGNOSE KERJA

Observasi akut abdomen supect. Gastritis akut

I. DIFERENSIAL DIAGNOSA

Gastritis akut

pankreatitis

J. PENATALAKSANAAN

1. Medikamentosa

a. IFVD: RA 1 30 tetes/menit

b. Injeksi: R/ Inj OMZ 3x1 gr/IV

c. Oral

Primadex F 2x1

9

Page 10: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

Fudan 2x1

Narfoz 3x1

2. Non Medikamentosa

a. Edukasi

Edukasi terhadap pasien dan keluarga mengenai

Penyakit Observasi akut abdomen

Factor-faktor penyebab Observasi akut abdomen

Intervensi farmakologik dan non farmakologik

b. KIE untuk banyak istirahat dan tidur

c. Makan-makan yang bergizi dan tidak pedas

d. Mengurangi stress

K. PLANNING DIAGNOSA

Endoskopi

USG abdomen

L. FOLLOW UP

Tanggal 19 November 2012

S : Nyeri perut

O : KU tampak lemas, composmentis

Tanda Vital: TD : 120/70 mmHg RR : 22x/menit

N : 80 x/menit t : 36,7 0C

BB : 45 kg

Status Generalis : lidah kotor

Status lokalis : dalam batas normal

Status Neurologis : dalam batas normal

Status Mentalis : dalam batas normal

Hasil Lab : monosit terdapat peningkatan

Rontgen : tidak dievaluasi

A : Observasi akut abdomen supect. Gastritis akut

P : - RA 1 30 tetes/menit

- Injeksi OMZ 1x/hari

10

Page 11: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

- Primadex F 2x1

- Fudan 2x1

- Narfoz 3x1

M. FOLLOW SHEET

No. Tanggal Vital Sign Status

Lokalis

Keluhan Rencana

1. 19-11-2012 T : 120/70

S : 36oC

N : 80x/m

Abd : nyeri

tekan (+),

Nyeri

perut

Terapi

medikamentosa

dilanjutkan

13. Diagnostik Holistik :

Nn. E. dengan usia 20 tahun adalah penderita Observasi akut abdomen

supect. Gastritis akut yang tinggal dalam nuclear family. Hubungan Nn.E dengan

keluarganya harmonis , Tn. S adalah mahasiswi UMM jurusan B. Inggris.

1. Diagnostik segi biologis : Observasi akut abdomen supect. Gastritis akut.

2. Diagnostik segi psikologis : Hubungan Nn. E dengan keluarga baik.

Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pasien tinggal

dikos di kota malang bersama teman-temannya. Sedangkan keluar-

ganya tinggal di Kalimantan.

3. Diagnosis dari segi sosial : Keluarga pasien tidak mempunyai ke-

dudukan social tertentu dalam masyarakat, hanya sebagai anggota

masyarakat biasa. Pasien merupakan mahasiswi UMM jurusan B. Ing-

gris. Hubungan pasien dengan teman-teman sangat baik.

1. Aspek Personal

Keluhan utama : nyeri perut.

Harapan : ingin cepat sembuh

11

Page 12: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

Kekhawatiran : penyakitnya bertambah parah, dan tidak sembuh-

sembuh

2. Aspek Klinis

Observasi akut abdomen supect. Gastritis akut

3. Aspek Resiko Internal

Perempuan, jarang olahraga,suka makanan yang pedes.

4. Aspek Resiko Ekternal

Hubungan dengan masyarakat baik. Aktif dalam berbagai kegiatan.

Hubungan keluarga di antara dalam satu rumah terjalin dengan baik.

5. Aspek Fungsional

Derajat fungsionalnya dengan score 5 karena pasien tidak mampu

melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit.

BAB II

IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

A. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama Kepala Keluarga : Nn. E

12

Page 13: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

Alamat Lengkap : Kalimantan tengah

Bentuk Keluarga : Nuclear Family

Daftar Anggota Keluarga

No. Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien

Klinik

Ket.

1. Nn. E Anak P 20 thn SMA Pelajar Ya Observasi akut ab-

domen supect.

Gastritis akut

2. Ny. Y Ibu P 47 thn SMK - Tidak sehat

4. An.A Anak P 14 thn SMP - tidak sehat

B. FUNGSI HOLISTIK

• Fungsi Biologis

Keluarga terdiri atas pasien anak pertama (Nn. E 20 tahun), Ibu

pasien (Ny. Y 47 tahun), anak kedua (An. A 14 tahun). Pasien

adalah penderita akut abdomen suspect. Gastritis akut.

• Fungsi Psikologis

Ayah pasien setengah bulan lalu meninggal dunia sehingga pasien

agak stress tetapi hubungan keluarga di antara mereka terjalin

cukup baik, terbukti dengan adanya komunikasi antar anggota

keluarga, meskipun ibu pasien jauh tetapi pasien masih

menyempatkan diri untuk mengabari tentang kondisi pasien kepada

ibu.

• Fungsi Sosial

Hubungan dengan teman cukup baik, kadang-kadang pasien

menyempatkan berkumpul dengan teman-temannya. Hal itu

13

Page 14: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

dibuktikan saat pasien di RSI, teman-temannya silih berganti

menunggu dan menemani pasien.

C. FUNGSI FISIOLOGIS

Untuk menilai fungsi fisiologis digunakan APGAR score. APGAR score

adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari sudut

pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya dengan anggota keluarga

yang lain. APGAR score meliputi:

1. Adaptasi

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota

keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari

anggota keluarga yang lain.

2. Partnership

Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi

antara anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh

keluarga tersebut.

3. Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang

dilakukan anggota keluarga tersebut.

4. Affection

Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar

anggota keluarga.

5. Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan

dan waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.

APGAR Terhadap Keluarga Nn. E

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya 1

14

Page 15: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

menghadapi masalah

P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi

masalah dengan saya

2

G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan

mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru

atau arah hidup yang baru

2

A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih

sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan,

perhatian dll

2

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu

bersama-sama

1

Skor 8

APGAR skor = Fungsi fisiologis keluarga baik

Keterangan :

Skoring :

Hampir selalu : 2 poin

Kadang – kadang : 1 poin

Hampir tak pernah : 0 poin

Total APGAR score keluarga Nn. E adalah = (8)

Kesimpulan: Fungsi fisiologis keluarga Nn. E baik.

D. FUNGSI PATOLOGIS

15

Page 16: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

Fungsi patologis dari keluarga Nn. E dinilai dengan menggunakan alat

S.C.R.E.E.M sebagai berikut :

SUMBER PATOLOGIS KET

SocialNn. E sering ikut berpartisipasi dalam kegiatan

dilingkungannya-

CulturDalam kesehariannya Nn. E menggunakan bahasa

Indonesia, sedangkan bahasa jawa masih dipelajari-

ReligiousNn. E dan keluarga rajin beribadah sholat 5 waktu serta

mengikuti kegiatan ibadah di lingkungannya-

Economic Menengah kebawah +

Educational

Tingkat pengetahuan pasien cukup baik, Nn. E

adalah mahasiswi dan tingkat pemahaman tentang

kesehatannya baik

-

Medical Jika sakit Nn. E pergi berobat ke dokter terdekat -

Kesimpulan : fungsi patologis pada keluarga ini terletak pada fungsi

Ekonomi

D. GENOGRAM :

Bentuk Keluarga : Nuclear Family

keterangan

: Pasien : Laki-laki yang sudah meninggal

: laki-laki : Perempuan

E. INFORMASI POLA INTERAKSI KELUARGA

16

Page 17: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

Pola interaksi keluarga Nn. E

Keterangan:

: Hubungan Baik

: Hubungan tidak baik

BAB III

17

Nn. E

An.A

Ny. Y

Page 18: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

A. IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

KELUARGA

1. Faktor Perilaku Keluarga

a. Pengetahuan

Keluarga kurang memahami kesehatan penderita.

b. Sikap

Keluarga ini peduli terhadap kesehatan penderita

c. Tindakan

keluarga tidak membawa Nn. E ke pelayanan kesehatan terdekat

2. Faktor Non Perilaku

a. Lingkungan

Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan. Kebersihan lingkungan terjaga dengan baik dengan

pencahayaan ruangan dan ventilasi rumah yang cukup memadai.

Untuk kebutuhan air sehari-hari diperoleh dari PDAM

b. Keturunan

tidak ada faktor keturunan.

c. Pelayanan Kesehatan

Keluarga Nn. E biasanya pergi kerumah sakit sebagai sarana untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan.

18

Keluarga Ny. T

Faktor Perilaku

Keluarga Nn. E Sikap: Pasien kurang

dapat menjaga kesehatannya dengan

baik

Pelayanan Kesehatan : Jika sakit Nn. E ke dokter praktek

Tindakan: Pasien segera memeriksakan dirinya

jika pasien sakit

Faktor Non Perilaku

Pemahaman: Keluarga cukup paham tentang

penyakit

Keturunan : Tidak ada penyakit sserupa dgn yg

diderita pasien

Lingkungan : tempat tinggal kurang memenuhi syarat

kesehatann

Page 19: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

B. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH

Lingkungan Luar Rumah

Tinggal di perkampungan. Kosan pasien memiliki halaman yang sempit

dan banyak tanaman. Saluran pembuangan limbah sudah tersalur ke got.

Pembuangan sampah dirumah diangkut oleh petugas kebersihan.

Lingkungan Dalam Rumah

Ukuran kamar dikos pasien 3x4 m. Kamar tidur dikeramik. Satu kamar

dihuni oleh 1 orang. Kamar mandi pasien diluar kamar jadi satu dengan teman kos

lainnya. Sedangkan pencahayaan cukup serta ventilasi kurang.

Denah Tempat tinggal :

Keterangan :

19

1

2 2 2

2 2 2

3

4

56

Page 20: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

- 1 halaman kos

- 2 kamar kos

- 3 kamar mandi

- 4 jemuran

- 5 ruang tengah

- 6 tempat parker motor

BAB IV

20

Page 21: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

DAFTAR MASALAH

A. MASALAH MEDIS

Observasi akut abdomen supect. Gastritis akut

B. MASALAH NON MEDIS

Pasien kurang dapat menjaga kesehatannya dengan baik

Ekonomi pasien yang kurang dan keluarganya yang jauh

Pasien merasa kurang nyaman dalam beraktifitas karena penyakit

yang diderita.

Lingkungan tempat tinggal pasien yang kurang memenuhi syarat

kesehatan

C. DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN

BAB V

21

Nn. E Akut abdomen suspect.

Gastritis akut

Ekonomi pasien yang kurang dan

Rumah sakit pasien dirawat yang

tidak terkaver oleh Askes

Lingkungan tempat tinggal

pasien yang kurang

memenuhi syarat kesehatan

Pasien kurang dapat

menjaga kesehatannya

dengan baik

Pasien merasa kurang nyaman

dalam beraktifitas karena

penyakit yang diderita.

Page 22: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

TINJAUAN PUSTAKA

AKUT ABDOMEN

A. DEFINISI AKUT ABDOMEN

Akut abdomen adalah suatu kondisi abdomen yang terjadi secara

mendadak pada umumnya diikuti nyeri perut akibat dari radang, luka,

penyumbatan (obstruksi), kerusakan organ (ruptur), sehingga memerlukan

tindakan bedah darurat (Cakmoki, 2007). Siegenthaller (2007) mendefinisikan

bahwa akut abdomen adalah suatu keadaan nyeri perut hebat yang terjadi dalam

hitungan jam dan tidak diketahui diketahui penyebabnya, dimana dianggap

sebagai keadaan darurat bedah karena tanda dan gejala klinisnya

B. ETIOLOGI AKUT ABDOMEN

Banyak kondisi yang dapat menimbulkan akut abdomen, apapun

penyebabnya gejala utama yang menonjol adalah nyeri akut pada daerah

abdomen. Secara garis besar, akut abdomen dapat disebabkan oleh infeksi atau

inflamasi, oklusi obstruksi, dan perdarahan. Keadaan infeksi atau peradangaan

misalnya pada kasus apendisitis, kolesistitis, atau penyakit Crohn. Keadaan oklusi

obstruksi misalnya pada kasus hernia inkaserata atau volvulus. Sedangkan

keadaan perdarahan misalnya pada kasus trauma organ abdominal, kehamilan

ektopik terganggu, atau rupture tumor (Sinha, 2010).

Menurut survei World Gastroenterology Organization, diagnosis akhir

pasien dengan nyeri akut abdomen adalah apendisitis (28%), kolesistitis (10%),

obstruksi usus halus (4%), keadaan akut ginekologi (4%), pancreatitis akut (3%),

colic renal (3%), perforasi ulkus peptic (2,5%) atau diverticulitis akut (1,5%)

(Scaglione, 2012).

C. ANATOMI ABDOMEN

Bagian abdomen sering dibagi menjadi 9 regio maupun 4 kuadran.

22

Page 23: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

Pembagian berdasarkan 9 regio:

a) Regio hipokondriak kanan

b) Regio epigastrika

c) Regio hipokondriak kiri

d) Regio lumbal kanan

e) Regio umbilicus

f) Regio lumbal kiri

g) Regio iliaka kanan

h) Regio hipogastrika

i) Regio iliaka kiri

Pembagian berdasarkan 4 kuadran:

a) Kuadran kanan atas

b) Kuadran kiri atas

c) Kuadran kanan bawah

d) Kuadran kiri bawah

D. PATOFISIOLOGI

1. Nyeri viseral

Nyeri viseral terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur

dalam rongga perut, misalnya cedera atau radang. Peritoneum viserale yang

menyelimuti organ perut dipersarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak peka

terhadap perabaan, atau pemotongan. Dengan demikian sayatan atau penjahitan

pada usus dapat dilakukan tanpa rasa nyeri pada pasien. Akan tetapi bila

23

Page 24: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

dilakukan penarikan atau peregangan organ atau terjadi kontraksi yang berlebihan

pada otot sehingga menimbulkan iskemik, misalnya pada kolik atau radang pada

appendisitis maka akan timbul nyeri. Pasien yang mengalami nyeri viseral

biasanya tidak dapat menunjukkan secara tepat letak nyeri sehingga biasanya ia

menggunakan seluruh telapak tangannya untuk menunjuk daerah yang nyeri.

Nyeri viseral kadang disebut juga nyeri sentral (Sjamsuhidajat et all,2004).

Penderita memperlihatkan pola yang khas sesuai dengan persarafan

embrional organ yang terlibat. Saluran cerna berasal dari foregut yaitu lambung,

duodenum, sistem hepatobilier dan pankreas yang menyebabkan nyeri di ulu hati

atau epigastrium. Bagian saluran cerna yang berasal dari midgut yaitu usus halus

usus besar sampai pertengahan kolon transversum yang menyebabkan nyeri di

sekitar umbilikus. Bagian saluran cerna yang lainnya adalah hindgut yaitu

pertengahan kolon transversum sampai dengan kolon sigmoid yang menimbulkan

nyeri pada bagian perut bawah. Jika tidak disertai dengan rangsangan peritoneum

nyeri tidak dipengaruhi oleh gerakan sehingga penderita biasanya dapat aktif

bergerak(Sjamsuhidajat , dkk., 2004).

2. Nyeri somatik

Nyeri somatik terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi

saraf tepi, misalnya regangan pada peritoneum parietalis, dan luka pada dinding

perut. Nyeri dirasakan seperti disayat atau ditusuk, dan pasien dapat menunjuk

dengan tepat dengan jari lokasi nyeri. Rangsang yang menimbulkan nyeri dapat

berupa tekanan, rangsang kimiawi atau proses radang (Sjamsuhidajat dkk., 2004).

Gesekan antara visera yang meradang akan menimbulkan rangsang

peritoneum dan dapat menimbulkan nyeri. Perdangannya sendiri maupun gesekan

antara kedua peritoneum dapat menyebabkan perubahan intensitas nyeri. Gesekan

inilah yang menjelaskan nyeri kontralateral pada appendisitis akut. Setiap gerakan

penderita, baik gerakan tubuh maupun gerakan nafas yang dalam atau batuk, juga

akan menambah intensitas nyeri sehingga penderita pada akut abdomen berusaha

untuk tidak bergerak, bernafas dangkal dan menahan batuk (Sjamsuhidajat, dkk.,

2004).

3. Nyeri alih

24

Page 25: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

Nyeri alih terjadi jika suatu segmen persarafan melayani lebih dari satu

daerah. Misalnya diafragma yang berasal dari regio leher C3-C5 pindah ke bawah

pada masa embrional sehingga rangsangan pada diafragma oleh perdarahan atau

peradangan akan dirasakan di bahu. Demikian juga pada kolestitis akut, nyeri

dirasakan pada daerah ujung belikat. Abses dibawah diafragma atau rangsangan

karena radang atau trauma pada permukaan limpa atau hati juga dapat

menyebabkan nyeri di bahu. Kolik ureter atau kolik pielum ginjal, biasanya

dirasakan sampai ke alat kelamin luar seperti labia mayora pada wanita atau testis

pada pria (Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

4. Nyeri proyeksi

Nyeri proyeksi adalah nyeri yang disebabkan oleh rangsangan saraf

sensoris akibat cedera atau peradangan saraf. Contoh yang terkenal adalah nyeri

phantom setelah amputasi, atau nyeri perifer setempat akibat herpes zooster.

Radang saraf pada herpes zooster dapat menyebabkan nyeri yang hebat di dinding

perut sebelum gejala tau tanda herpes menjadi jelas (Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

5. Hiperestesia

Hiperestesia atau hiperalgesia sering ditemukan di kulit jika ada

peradangan pada rongga di bawahnya. Pada akut abdomen, tanda ini sering

ditemukan pada peritonitis setempat maupun peritonitis umum. Nyeri peritoneum

parietalis dirasakan tepat pada tempat terangsangnya peritoneum sehingga

penderita dapat menunjuk dengan tepat lokasi nyerinya, dan pada tempat itu

terdapat nyeri tekan, nyeri gerak, nyeri batuk serta tanpa rangsangan peritoneum

lain dan defans muskuler yang sering disertai hipersetesi kulit setempat. Nyeri

yang timbul pada pasien akut abdomen dapat berupa nyeri kontinyu atau nyeri

kolik (Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

6. Nyeri kontinyu

Nyeri akibat rangsangan pada peritoneum parietal akan dirasakan terus

menerus karena berlangsung terus menerus, misalnya pada reaksi radang. Pada

saat pemeriksaan penderita peritonitis, ditemukan nyeri tekan setempat. Otot

dinding perut menunjukkan defans muskuler secara refleks untuk melindungi

bagian yang meraadang dan menghindari gerakan atau tekanan setempat

(Sjamsuhidaja, dkk., 2004).

25

Page 26: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

7. Nyeri kolik

Kolik merupakan nyeri viseral akibat spasme otot polos organ berongga

dan biasanya diakibatkan oleh hambatan pasase dalam organ tersebut (obstruksi

usus, batu ureter, batu empedu, peningkatan tekanan intraluminer). Nyeri ini

timbul karena hipoksia yang dialami oleh jaringan dinding saluran. Karena

kontraksi berbeda maka kolik dirasakan hilang timbul (Sjamsuhidajat, dkk.,

2004).

Kolik biasanya disertai dengan gejala mual sampai muntah. Dalam

serangan, penderita sangat gelisah. Yang khas ialah trias kolik yang terdiri dari

serangan nyeri perut yang hilang timbul mual atau muntah dan gerak paksa.

8. Nyeri iskemik

Nyeri perut juga dapat berupa nyeri iskemik yang sangat hebat, menetap,

dan tidak mereda. Nyeri merupakan tanda adanya jaringan yang terancam

nekrosis. Lebih lanjut akan tampak tanda intoksikasi umum seperti takikardia,

keadaan umum yang jelek dan syok karena resorbsi toksin dari jaringan nekrosis.

E. PENEGAKAN DIAGOSIS AKUT ABDOMEN

1. Anamnesis

Dalam anamnesis penderita akut abdomen, perlu ditanyakan dahulu

permulaan nyerinya, letaknya, keparahannya dan, perubahannya, lamanya dan

faktor yang mempengaruhinya. Adakah riwayat keluhan serupa.

Muntah sering didapatkan pada pasien akut abdomen. Pada obstruksi usus

tinggi, muntah tidak akan berhenti dan bertambah berat. Konstipasi didapatkan

pada obstruksi usus besar dan pada peritonitis umum. Nyeri tekan didapatkan

pada iritasi peritoneum. Jika ada radang peritoneum setempat ditemukan tanda

rangsang peritoneum yang sering disertai defans muskuler. Pertanyaan mengenai

defekasi, miksi daur haid, dan gejala lain seperti keadaan sebelum serangan akut

abdomen harus dimasukkan dalam anamnesis (Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

Letak nyeri perut

Nyeri viseral dari suatu organ biasanya sesuai letaknya sama dengan asal

organ tersebut pada masa embrional, sedangkan letak nyeri somatic biasanya

dekat dengan organ sumber nyeri sehingga relatif mudah menentukan

penyebabnya. Nyeri pada anak presekolah sulit ditentukan letaknya karena

26

Page 27: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

mereka selalu menunjuk daerah sekitar pusat bila ditanya tentang nyerinya. Anak

yang lebih besar baru dapat menentukan letak nyeri (Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

Sifat nyeri

Berdasarkan letak atau penyebarannya nyeri dapat bersifat nyeri alih, dan

nyeri yang diproyeksikan. Untuk penyakit tertentu, meluasnya rasa nyeri dapat

membantu menegakkan diagnosis. Nyeri bilier khas menjalar ke pinggang dan ke

arah belikat, nyeri pankreatitis dirasakan menembus ke bagian pinggang. Nyeri

pada bahu kemungkinan terdapat rangsangan pada diafragma (Sjamsuhidajat,

dkk., 2004).

Permulaan nyeri dan intensitas nyeri

Bagaimana bermulanya nyeri pada akut abdomen dapat menggambarkan

sumber nyeri. Nyeri dapat tiba-tiba hebat atau secara cepat berubah menjadi hebat,

tetapi dapat pula bertahap menjadi semakin nyeri. Misalnya pada perforasi organ

berongga, rangsangan peritoneum akibat zat kimia akan dirasakan lebih cepat

dibandingkan proses inflamasi. Demikian juga intensitas nyerinya. Sesorang yang

sehat dapat pula tiba-tiba langsung merasakan nyeri perut hebat yang disebabkan

oleh adanya sumbatan, perforasi atau pluntiran. Nyeri yang bertahap biasanya

disebabkan oleh proses radang, misalnya pada kolesistitis atau pankreatitis.

Posisi pasien

Posisi pasien dalam mengurangi nyeri dapat menjadi petunjuk. Pada

pankreatitis akut pasien akan berbaring ke sebelah kiri dengan fleksi pada tulang

belakang, panggul dan lutut. Kadang penderita akan duduk bungkuk dengan fleksi

sendi panggul dan lutut. Pasien dengan abses hati biasanya berjalan sedikit

membungkuk dengan menekan daerah perut bagian atas seakan-akan

menggendong absesnya. Appendisitis akut yang letaknya retrosaekum mendorong

penderitanya untuk berbaring dengan fleksi pada sendi panggul sehingga

melemaskan otot psoas yang teriritasi. Akut abdomen yang menyebabkan

diafragma teritasi akan menyebabkan pasien lebih nyaman pada posisi setengah

duduk yang memudahkan bernafas. Penderita pada peritonitis lokal maupun

umum tidak dapat bergerak karena nyeri, sedangkan pasien dengan kolik terpaksa

bergerak karena nyerinya (Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

2. Pemeriksaan fisik

27

Page 28: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

Pada pemeriksaan fisik perlu diperhatikan keadaan umum, wajah, denyut

nadi, pernafasan, suhu badan dan sikap berbaring. Gejala dan tanda dehidrasi,

perdarahan, syok dan infeksi atau sepsis juga perlu diperhatikan.

Inspeksi

Pada ileus obstruksi terlihat distensi abdomen bila obstruksinya letak

rendah, dan bila orangnya kurus kadang-kadang terlihat peristalik usus (Darm-

steifung). Tanda-tanda khusus pada trauma daerah abdomen. Keadaan nutrisi

penderita. Cullen’s sign (daerah kebiruan pada periumbilical) dan grey turner’s

sign (daerah kebiruan pada bagian flank) merupakan tanda pancreatitis.

28

Page 29: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

Bekas-bekas trauma pada dinding abdomen, memar, luka, prolaps

omentum atau usus. Kadang-kadang pada trauma tumpul abdomen sukar

ditemukan tanda-tanda khusus, maka harus dilakukan pemeriksaan berulang oleh

dokter yang sama untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya perubahan pada

pemeriksaan fisik. Pada ileus obstruksi terlihat distensi abdomen bila obstruksinya

letak rendah, dan bila orangnya kurus kadang-kadang terlihat peristalsis usus

(Darm-steifung).

Palpasi

Palpasi akan menunjukkan 2 gejala yaitu nyeri dan muscular rigidity/

defense musculaire. Nyeri yang memang sudah dan akan bertambah saat palpasi

sehingga dikenal gejala nyeri tekan dan nyeri lepas. Pada peritonitis lokal akan

timbul rasa nyeri di daerah peradangan dan daerah penekanan dinding abdomen.

defense musculaire/ muscular rigidity ditimbulkan karena rasa nyeri peritonitis

diffusa dan rangsangan palpasi bertambah sehingga terjadi defense musculaire.

Kebanyakan kasus nyeri epigastrik atau nyeri perut atas akan didapatkan

nyeri tekan. Ada beberapa teknik palpasi khusus murphy sign (palpasi dalam di

perut bagian kanan atas menyebabkan nyeri hebat dan berhentinya nafas sesaat)

untuk cholecystitis, rovsing sign (nyeri di perut kanan bawah saat palpasi di

daerah kiri bawah/samping kiri) pada appendicitis. Nyeri lepas di perut kanan

bawah pada appendicitis dan nyeri lepas di hamper seluruh bagian perut pada

29

Page 30: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

kasus peritonitis. Palpasi pada kasus akut abdomen memberikan rangsangan

peritoneum melalui peradangan atau iritasi peritoneum secara lokal atau umum

tergantung dari luasnya daerah yang terkena iritasi.

Hepatomegali menandakan hepatitis dan abses hepar jika hebar teraba

lunak, atau ca liver jika teraba keras dan berbenjol-benjol. Benjolan di daerah

epigastrik dapat berupa kanker lambung atau pancreas.

Perkusi

Perkusi pada akut abdomen dapat menunjukkan 2 hal yaitu perasaan nyeri

oleh ketokan jari yang disebut sebagai nyeri ketok dan bunyi timpani karena

meteorismus disebabkan distensi usus yang berisikan gas karena ileus obstruksi

letak rendah. Pekak hati yang menghilang merupakan tanda khas terjadinya

perforasi (tanda pneumoperitoneum, udara menutupi pekak hati).

Auskultasi

Auskultasi dapat memberikan informasi yang berguna tentang saluran

pencernaan dan sistem vaskular. Suara usus biasanya dievaluasi kuantitas dan

kualitasnya.

Data ini kemudian dapat dibandingkan dengan temuan selama palpasi dan

dievaluasi untuk konsistensi. Meskipun beberapa pasien sengaja mencoba untuk

menipu dokter mereka, beberapa mungkin melebih-lebihkan keluhan rasa sakit

mereka sehingga tidak dapat diabaikan atau dianggap enteng.

Cruveilhier-Baumgarten sign, adanya murmur pada auskultasi caput

medusa pasien dengan hipertensi portal, akibat rekanalisasi dari vena umbilical

dengan aliran balik dari vena porta.

Rectal Toucher

Pemeriksaan rectal toucher atau perabaan rektum dengan jari telunjuk juga

merupakan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi adanya trauma rektum atau

keadaan ampulla recti apakah berisi faeces atau teraba tumor.

Colok dubur dapat membedakan antara obstruksi usus dengan paralisis

usus karena pada paralisis dijumpai ampula rekti yang melebar, sedangkan pada

obstruksi usus ampulanya kolaps. Pemeriksaan vagina menambah informasi

kemungkinan kelainan di organ ginekologis (Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

3. Pemeriksaan Penunjang

30

Page 31: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

1. Pemeriksaan laboratorium

1) Pemeriksaan darah rutin

Pemeriksaan Hb diperlukan untuk memantau kemungkinan terjadinya

perdarahan terus menerus. Demikian pula dengan pemeriksaan hematokrit.

Pemeriksaan leukosit yang melebihi 20.000/mm tanpa terdapatnya infeksi

menunjukkan adanya perdarahan cukup banyak terutama pada kemungkinan

rupture lienalis.

Serum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanya trauma

pankreas atau perforasi usus halus. Kenaikan transaminase menunjukkan

kemungkinan trauma pada hepar.

2) Pemeriksaan urine rutin

Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai hematuri.

Urine yang jernih belum dapat menyingkirkan adanya trauma pada saluran

urogenital.

2. Pemeriksaan radiologi

1) Foto thoraks

Selalu harus diusahakan pembuatan foto thoraks dalam posisi tegak untuk

menyingkirkan adanya kelainan pada thoraks atau trauma pada thoraks.

Harus juga diperhatikan adanya udara bebas di bawah diafragma atau

adanya gambaran usus dalam rongga thoraks pada hernia diafragmatika.

2) Plain abdomen foto tegak

Akan memperlihatkan udara bebas dalam rongga peritoneum, udara bebas

retroperitoneal dekat duodenum, corpus alienum, perubahan gambaran usus.

3) IVP (Intravenous Pyelogram)

Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada persangkaan

trauma pada ginjal.

4) Pemeriksaan Ultrasonografi dan CT-scan

Berguna sebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang belum

dioperasi dan disangsikan adanya trauma pada hepar dan retroperitoneum.

31

Page 32: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

Pencitraan yang di rekomendasi menurut lokasi nyeri akut abdomen (Cartwright,

2008).

3. Pemeriksaan khusus

1) Abdominal paracentesis

Merupakan pemeriksaan tambahan yang sangat berguna untuk

menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritoneum. Lebih dari 100.000

eritrosit/mm dalam larutan NaCl yang keluar dari rongga peritoneum setelah

dimasukkan 100--200 ml larutan NaCl 0.9% selama 5 menit, merupakan indikasi

untuk laparotomi.

2) Pemeriksaan laparoskopi

Dilaksanakan bila ada akut abdomen untuk mengetahui langsung sumber

penyebabnya.

3) Rektosigmoidoskopi

Bila dijumpai perdarahan dan anus perlu dilakukan rektosigmoidoskopi.

4) NGT

Pemasangan nasogastric tube (NGT) untuk memeriksa cairan yang keluar

dari lambung pada trauma abdomen.

Dari data yang diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan tambahan dan pemeriksaan khusus dapat diadakan analisis data

untuk memperoleh diagnosis kerja dan masalahmasalah sampingan yang perlu

diperhatikan. Dengan demikian dapat ditentukan tujuan pengobatan bagi penderita

dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan pengobatan.

4. Diagnosis Banding

Kadang sukar membedakan kelainan akut di perut yang disertai nyeri perut

dengan kelainan akut di toraks yang menyebabkan nyeri perut. Umumnya pada

32

Page 33: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

anamnesis nyata bahwa penyakit organ toraks tidak didahului atau disertai dengan

mual atau muntah. Kelainan perut umumnya tidak mulai dengan panas tinggi atau

menggigil (kecuali pada apendisitis dan tifus abdominalis), sedangkan panas

tinggi yang disertai menggigil lazim ditemukan sebagai tanda awal kelainan akut

toraks seperti pleuritis. Pada pemeriksaan perut pun tidak ditemukan tanda

rangsangan peritoneum.

Nyeri perut juga dapat disebabkan oleh kelainan organ kelamin dan

saluran kemih. Radang akut (pielitis) atau pionefros serta kolik ureter (batu atau

gumpalan darah) mungkin menyebabkan tanda yang mirip akut abdomen.

Perkiraan penyebab berdasarkan fakta bahwa patologi struktur yang

mendasari di setiap regio cenderung memberikan nyeri perut maksimal di regio

tersebut.

GASRITIS

A. DEFINISI GASRITIS

33

Page 34: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh diet

yang tidak benar, atau makanan yang berbumbu atau mengandung

mikroorganisme penyebab penyakit. (Brunner and Suddarth, 2001). Sedangkan

menurut Mansjoer tahun 2001, gastritis akut adalah lesi mukosa akut berupa erosi

atau perdarahan akibat faktorfaktor agresif atau akibat gangguan sirkulasi akut

mukosa lambung.

Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung, secara

histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah

tersebut. (Suyono Slamet, 2001). Gastritis adalah episode berulang nyeri

epigastrium, gejala sementara atau cepat hilang, dapat berhubungan dengan diet,

memiliki respon yang baik dengan antasid atau supresi asam. (Grace, Pierce

A,dkk, 2006).

B. Klasifikasi Gasritis

Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Gastritis

akut adalah kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala

yang khas, biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil. Sedangkan

gastritis kronik merupakan suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung

yang menahun, yang disebabkan oleh ulkus dan berhubungan dengan

Helicobacter pylori. (Mansjoer, 2001)

C. Etiologi Gasritis

Menurut Mansjoer, 2001 penyebab gastritis adalah :

1. Gastritis Akut

a. Penggunaan obat-obatan seperti aspirin dan obat anti inflamasi

nonsteroid dalam dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa

lambug.

b. Alkohol

Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung

dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung

walaupun pada kondisi normal.

c. Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung : trauma, luka bakar

d. Stress

34

Page 35: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi

berat dapat menyebabkan gastritis dan perdarahan pada lambung.

2. Gastritis Kronik

Pada gastritis kronik penyebab tidak jelas, tetapi berhubungan dengan

Helicobacter pylori, apalagi ditemukan ulkus pada pemeriksaan penunjang.

D. Patogenesis Gasritis

Menurut Priyanto, 2008 proses terjadinya gastritis yaitu awalanya karena

obatobatan, alkohol, empedu atau enzim-enzim pankreas dapat merusak mukosa

lambung (gastritis erosif), mengganggu pertahanan mukosa lambung dan

memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung, hal

ini menimbulkan peradangan. Respon mukosa lambung terhadap kebanyakan

penyebab iritasi tersebut adalah dengan regenerasi mukosa, karena itu gangguan-

gangguan tersebut seringkali menghilang dengan sendirinya.

Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi meradang dan dapat

terjadi perdarahan. Masuknya zat-zat seperti asam dan basa kuat yang bersifat

korosif dapat mengakibatkan peradangan dan nekrosis pada dinding lambung

(gastritis korosif). Nekrosis dapat mengakibatkan perforasi dinding lambung

dengan akibat berikutnya perdarahan dan peritonitis.

E. Manifestasi Klinis Gasritis

Menurut Mansjoer, 2001 tanda dan gejala pada gastritis adalah :

a. Gastritis akut

1) Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada

mukosa lambung.

2) Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yang sering

muncul. Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung sehinggs

terjadi peningkatan asam lambung yang mengakibatkan mual hingga

muntah.

3) Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan

melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.

b. Gastritis kronis

35

Page 36: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

Pada pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai keluhan. Hanya

sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan pada pemeriksaan

fisik tidak ditemukan kelainan.

F. Penatalaksanaan Gasritis

1. Gastritis Akut

Menurut Brunner dan Suddarth, 2001 penatalaksanaan medis pada pasien

gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alcohol

dan makanan samapi gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut,

diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan

secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa

dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila

gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam, pengobatan

terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Untuk menetralisir

asam digunakan antacid umum. Dan bila korosi luas atau berat dihindari karena

bahaya perforasi.

Sedangkan menurut Sjamsuhidajat, 2004 penatalaksanaannya jika terjadi

perdarahan, tindakan pertama adalah tindakan konservatif berupa pembilasan air

es disertai pemberian antacid dan antagonis reseptor H2. Pemberian obat yang

berlanjut memerlukan tindakan bedah.

2. Gastritis Kronik

Menurut Brunner dan Suddarth, 2001 penatalaksanaan medis pada pasien

gastritis kronik diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat,

mengurangi stress dan memuli farmakoterapi. Helicobacter pylori dapat diatasi

dengan antibiotic dan bismuth.

Sedangkan menurut Mansjoer, 2001 penatalaksanaan yang dilakukan

pertama kali adalah jika tidak dapat dilakukan endoskopi caranya yaitu dengan

mengatasi dan menghindari penyebab pada gastritis akut, kemudian diberikan

pengobatan empiris berupa antacid. Tetapi jika endoskopi dapat dilakukan berikan

terapi eradikasi.

G. Komplikasi Gasritis

36

Page 37: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

Menurut Mansjoer, 2001 komplikasi yang terjadi dari gastritis adalah :

a. Gastritis Akut

1) Perdarahan saluran cerna bagian atas yang berupa hematemesis dan

melena. Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga dapat

menyebabkan syok hemoragik yang bisa mengakibatkan kematian.

2) Terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat. Ulkus ini diperlihatkan hamper

sama dengan perdarahan saluran cerna bagian atas. Namun pada tukak

peptic penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter pylori, sebesar

100% pada tukak duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Hal ini

dapat ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi.

b. Gastritis Kronis

1) Atrofi lambung dapat menyebabkan gangguan penyerapan terhadap

vitamin.

2) Anemia Pernisiosa yang mempunyai antibody terhadap faktor intrinsic

dalam serum atau cairan gasternya akibat gangguan penyerapan terhadap

vitamin B12.

3) Gangguan penyerapan zat besi.

BAB VI

37

Page 38: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

PENUTUP

A. KESIMPULAN HOLISTIK

Diagnosis Holistik:

Nn. E 20 tahun datang dengan mengeluh nyeri perut terutama dibagian ulu hati.

Nn. E tinggal dalam bentuk keluarga nuclear family. Hubungan Nn. E dengan

keluarganya harmonis. Nn. E adalah anggota masyarakat biasa dalam kehidupan

kemasyarakatan.

1. Diagnosis dari segi biologis:

Observasi akut abdomen supect. Gastritis akut

2. Diagnosis dari segi psikologis:

Hubungan Nn. E dengan keluarganya harmonis.

3. Diagnosis dari segi social:

Hubungan Nn. E dengan anggota masyarakat yang lain (teman-teman)

baik. Aktif dalam mengikuti kegiatan dikampusnya.

DAFTAR PUSTAKA

38

Page 39: Minggu 1 Gastritis Akut Belum

Hirlan, 2006, Gastritis, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Suyono, S. (ed),

Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Lindes, G., 2006. Gangguan Lambung dan Duodenum, dalam Patofisiologi.

Jakarta: EGC

McGuigan, J., 2000. Ulkus Peptikum dan Gastritis, dalam Prinsip-Prinsip Ilmu

Penyakit Dalam. Jakata: EGC

Tierney, L., dkk.2002. Diagnosis dan Terapi Kedokteran Ilmu Penyakit Dalam.

Jakarta: Salemba Medika

39