Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

30
Laporan Simulasi Kasus GASTRITIS AKUT ec H. Phylorii Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Farmasi Kedokteran Oleh : ACHMAD ZAKI (I1A000072) Pembimbing JOHARMAN, S.Si, Apt

description

ko

Transcript of Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

Page 1: Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

Laporan Simulasi Kasus

GASTRITIS AKUT ec H. Phylorii

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Farmasi Kedokteran

Oleh :

ACHMAD ZAKI (I1A000072)

Pembimbing

JOHARMAN, S.Si, Apt

Laboratorium FarmasiFakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Banjarbaru

Agustus, 2006

Page 2: Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menjelang millenium baru telah terjadi perubahan radikal konsep penyakit

tukak peptik serta pengelolaannya baik di bidang medik maupun bedah. Tidak

dapat disangka bahwa penemuan kuman Helicobacter phylorii sekitar tahun 1983

oleh Warren dan Marshall di Australia merupakan awal dari serentetan penelitian

yang menghasilkan kesimpulan kuman H. phylorii berperan besar dalam

patogenesa terjadinya penyakit tukak peptik. Diperkirakan lebih dari separoh

penduduk dunia terinfeksi kuman H. phylorii, suatu jenis bakteri yang lamban

menyebabkan gastritis kronik aktif.(1)

Infeksi kuman H. phylorii merupakan infeksi yang serius, kronis, menular

dengan periode asimptomatik yang lama. Lebih dari 70% pasien memiliki gejala

yang minimal. Infeksi terutama ditandai dengan kerusakan yang progresif pada

struktur dan fungsi lambung. Pasien yang terinfeksi berisiko lebih tinggi

menderita kanker lambung (Adenokarsinoma).(2)

Definisi

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gastritis terbagi dua

yaitu: (3)

Gastritis akut : merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya

dengan tanda dan gejala yang khas. Biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan

1

Page 3: Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

neutrofil. Penyebab gastritis akut antara lain obat-obatan terutama golongan

NSAID, alkohol, gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung (akibat trauma,

luka bakar, sepsis).

Gastritis kronis: merupakan gastritis dengan penyebab yang tidak jelas.

Bersifat multifaktor dengan perjalanan klinis yang bervariasi. Kelainan ini

berkaitan erat dengan H. phylorii.

Etiologi

Etiologinya adalah kuman H. phylorii merupakan kuman gram negatif

berbentuk spiral yang bergerak aktif karena memiliki flagelle unipolar. Bersifat

mikroaerofilik dan menghasilkan enzim urease yang menghalangi melekatnya

mukus pada mukosa lambung. Namun yang utama adalah kemampuan kuman ini

hidup di lingkungan yang asam berkat bentuk dan pergerakannya sehingga

melekat pada sel-sel utama di lambung. Serta enzim urease yang dihasilkannya

dapat menetralisir asam yaitu dengan mengubah urea menjadi ammonium dan

bikarbonat.(4)

Patogenesis

H. phylorii ditemukan berkoloni melekat erat pada mukosa atau epitel

gaster. Kemampuan bertahan kuman ini dengan menetralisir asam lambung

mengakibatkan tubuh memproduksai asam lambung lebih banyak lagi untuk

melindungi sehingga keasaman lambung meningkat.(4)

H. phylorii menghasilkan faktor-faktor perusak seperti urease, vakuola

sitotoksin, katalase, lipopolisakarida (LPS). Urease merupakan antigen poten yang

2

Page 4: Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

menyebabkan meningkatnya produksi IgG dan IgA. Vakuola sitotoksin yang

menimbulkan sitokin inflamasi yang berhubungan dengan peradangan. Katalase

yang membantu bakteri bertahan dari host. LPS pada membran H. phylorii

melindungi bakteri sehingga mampu berkoloni di epitel lambung.(4)

Adapun sebab dihubungkannya infeksi H. phylorii dan ulkus peptik yaitu

karena akibat peningkatan sekresi asam lambung dan dinding gaster yang sensitif

akibat infeksi merupakan patogenesis ulkus pada infeksi H. phylorii.(4)

Infeksi H. phylorii juga berhubungan dengan anemia defisiensi besi ini

diduga akibat gangguan absorpsi besi. Infeksi ini juga dapat mengakibatkan

keganasan lambung. Perubahan dari peradangan menjadi keganasan masih belum

jelas. Digambarkan perubahan diawali dengan gastritis kronis, gastritis atropi,

metaplasia intestinal dan akhirnya kanker gaster.(4)

Gejala Klinis

Gejala yang ditimbulkannya biasanya berupa gastritis atau ulkus

peptikum berupa rasa tidak nyaman di abdomen, mual mungkin sampai muntah,

penurunan nafsu makan. Pada ulkus dapat dirasakan seperti terbakar pada

abdomen atas yang berlangsung satu jam sdetelah makan atau bahkan sepanjang

malam. Nyeri memburuk bila lambung dalam keadaan kosongdan berkurang bila

penderita sudah makan, minum susu atau minum antasida. Infeksi akut biasanya

bersifat asimptomatis tapi kadang ditandai juga dengan rasa terbakar di

epigastrium, bersendawa, mual dan sering flatus.(1,5)

3

Page 5: Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan dengan menemukan kuman H. phylorii. Identifikasi

histologis dari organisme merupakan gold standar diagnosis. Perlu dilakukan

endoskopi dari bagian atas sering disebut dengan esofagogastroduodenoskopi

(EGD) merupakan acuan diagnosis. Selama endoskopi selain mukosa saluran

cerna juga dilakukan biopsi spesimen dari lambung dan duodenum.(4,5)

Banyak cara lain yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis yaitu

dengan tes serologi yang bisa mengukur kadar antibodi IgG spesifik H. phylorii.

Sensitifitas dan spesifisitas dari pemeriksaan ini berkisar 80-95%. Tes lain yaitu

dengan tes pernafasan. Pada tes ini pasien diberikan urea berlabel 13C dan 14C

untuk diminum. H. phylorii dapat memetabolisme ureadengan cepat dan carbon

yang diberi label akan diabsorbsi. Carbon berlabel akan diukur sebagai CO2

dalam sisa pernafasan pasien untuk mendeteksi bila ada H. phylorii. Sensitifitas

dan spesifisitas berkisar antara 94-98%. Tes antigen H. phylorii pada tinja yaitu

dengan pemeriksaan imunokromatografi antibodi monoklonal, sensitivitas tinggi

94% dan spesifisitas 98%.(4,5)

Penatalaksanaan

Golongan obat yang digunakan pada terapi H. phylorii (2,5)

Golongan Obat Jenis ObatAntibiotika Amoksisilin, Klaritromisin, Metronidazole, TetrasiklinH2-Bloker Simetidin, Ranitidin, Famotidin, NizatidinProton Pump Inhibitor (PPI) Omeprazol LanzoprazolAgent Sitoprotektif Bismuth subsalisilat, SukralfatProduk Kombinasi Helidac, Prevpac

4

Page 6: Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

Pengobatan kuman H. phylorii pada lambung memang sulit oleh karena

kuman berada dibawah lapisan mukus melekat pada sel epitel lambung. Tempat

ini sukar dijangkau antimikroba baik secara oral maupun parenteral. Karena itu

cara pengobatan yang dianjurkan adalah kombinasi berbagai macam obat dikenal

sebagai terapi dual, triple atau quadrupule.(1,2,4,5)

Saat ini terapi yang paling efektif digunakan adalah dengan regimen

kombinasi tiga obat. Regimen dua obat cenderung rendah tingkat

penyembuhannya sedang regimen empat obat walaupun sangat efektif tapi

memiliki efek samping yang lebih besar. Umumnya terapi yang diinginkan

memiliki tingkat kesembuhan setidaknya 80%. Berdasarkan konsensus tahun

1997 tentang pengobatan infeksi H. phylorii tidak lebih dari 7 hari.(1,2,4,5)

Terapi paling efektif merupakan kombinasi meliputi proton pump inhibitor

(PPI) ditambah dua jenis antibiotika. Pemberian PPI karena secara invitro

memiliki Minimal Inhibitor Concentration (MIC) antimikroba terbukti lebih

rendah pada pH yang tinggi. Sehingga apabila pH intragastrik dinaikkan dengan

obat PPI maka dosis antimikroba dapat dikurangi. Obat golongan PPI juga

memiliki efek langsung dengan menghambat ATP-ase dan produksi urease oleh

kuman H. phylorii. Obat ini juga menurunkan volume intragstrik. Pemberian

tambahan dua jenis antibiotika selain meningkatkan efektivitas juga mengurangi

resiko terjadinya resistensi. Terapi kombinasi dengan 4 macam obat baru

dipertimbangkan bila pengobatan ini gagal.(1,2,4,5)

5

Page 7: Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

Regimen terapi infeksi H. phylorii(2,5)

Regimen Efek Samping Tgkt PenyembuhanRegimen dua-obatAmoksisilin + PPI Rendah-sedang Kurang dari 70-80%Klaritromisin + PPI Rendah-sedang Lebih dari 70-90%Regimen tiga-obatKlaritromisin + Metronidazole + PPI Sedang Lebih dari 80-90%Amoksisilin + Klaritromisin + PPI Rendah-sedang Lebih dari 80-90%Amoksisilin + Metronidazole + PPI Sedang Lebih dari 80-90%Tetrasiklin + Metronidazole + Sukralfat Sedang Lebih dari 80-90%Regimen empat-obatBismut+Metronidazole+Tetrasiklin+H2 Bloker Sedang-tinggi Lebih dari 80-90%Bismut+Metronidazole+Amoksisilin+H2 Bloker Sedang-tinggi Lebih dari 70-90%Bismut+Metronidazole+Tetrasiklin+PPI Sedang-tinggi Lebih dari 80-90%Bismut+Metronidazole+Klaritromisin+PPI Sedang-tinggi Lebih dari 80-90%Produk KombinasiHelidac + H2 Bloker Sedang-tinggi Lebih dari 82%Prevpak Rendah-sedang 81-92%

Dosis yang dianjurkan dalam kategori : (1)

1. Bismuth + triple : Koloid Bismut subsitrat 120 mg qid + Tetrasiklin 500 mg

qid + Metronidazole 250-500 mg qid

2. PPI + triple :

- PPI bid + Klaritromisin 250 mg bid + Metronidazole 400/500 g bid

- PPI bid + Klaritromisin 500 mg bid + Amoksisilin 1000 mg bid

- PPI bid + Amoksisilin 1000 mg bid + Metronidazole 400/500 mg bid

- Sebagai PPI dapat dsigunakan omeprazole 20 mg, Lanzoprazole 30 mg

atau pantoprazole 40 mg

- Bila alergi terhadap Klaritromisin dapat diberikan PPI + Metronidazole

500 mg tid + Tetrasiklin 250 mg qid

3. Quadrupule : PPI bid + Koloidal Bismut subsitrat 120 mg qid + Tetrasiklin

500 mg bid + Metronidazole 400/500 mg tid

6

Page 8: Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

Amoksisilin adalah derivat hidroksi dengan aktivitas yang sama dengan

ampisilin tetapi resobsinya lebih lengkap dan pesat dengan kadar dalam darah dua

kali lipat. Difusi ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik dan penyerapannya tidak

terhambat makanan. Amoksisilin tunggal invitro aktif terhadap bakteri aerob dan

anaerob gram positif dan gram negatif yang bukan penghasil beta-laktam.

Frekuensi bakteri H. phylorii yang resisten terhadap amoksisilin masih rendah. (6,7)

Klaritromisin sama efektivitasnya dengan eritromisin yaitu bakteriostatis

terhadap bakteri gram positif dan beberapa gram negatif. Mekanisme kerja

melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman sehingga sintesis proteinnya

dihalangi. Bila digunakan terlalu lama dapat terjadi resistensi. Obat ini cukup

efektif untuk H. phylorii meskipun lebih banyak muncul bakteri yang resisten

terhadapnya. Penggunaan bersama PPI dapat meningkatkan Klaritromisin di

mukosa antral dan lapisan mukus.(6,7)

Metronidazole, senyawa nitro-imidazol berbentuk kristal kuning muda

yang sedikit larut dalam air atau alkohol, memiliki spektrum anti-protozoa dan

anti-bakterial yang lebar. Obat ini aktif terhadap semua bentuk cocci dan basil

anaerob gram positif-negatif, tetapi tidak aktif terhadap kuman aerob.

Metronidazole berifat amebecid jaringan kuat dan amebecid kontak lemah. Pada

infeksi H. phylorii digunakan bersamaan dalam regimen tiga obat dengan dua atau

tiga obat lain.(7)

Omeprazole merupakan senyawa benzimidazole yang merupakan

penghambat pompa proton pertama yang digunakan dalam terapi untuk

menurunkan dengan sangat kuat produksi asam lambung. Bekerja dengan cara

7

Page 9: Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

menghambat enzim H/K-ATP-ase pada saluran sekretorik pada sel parietal. Enzim

ini dikenal juga sebagai pompa proton yang merupakan katalisator tahap akhir

dari proses pembentukan asam oleh sel parietal. Biasanya digunakan bersama

dengan H2-Bloker pada gastritis, ulkus ventrikuli dan ulkus duodeni. Sebaiknya

diberikan sebagai salut enterik. Resorpsinya lengkap, plasma t1/2 hanya kira-kira

1 jam tetapi lama kerjanya bertahan 24 jam. (6)

8

Page 10: Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

BAB II

SIMULASI KASUS

2.1. Kasus

Anamnesa

Seorang pria Tn. Dani (40 tahun) bekerja sebagai manajer dari

perusahaan percetakan mengeluh nyeri pada daerah ulu hati, mual dan kadang-

kadang muntah meskipun jarang. Keluhan ini dirasakan selama 3 hari. Meskipun

keluhan ini telah ada sejak berumur 21 tahun.

Pemeriksaan

Keadaan umum : Tampak kesakitan

Tanda Vital: Tekanan darah : 110/80 mmHg

Nadi : 80 kali/menit

Nafas : 20 kali/menit

Suhu tubuh : 37oC

Abdomen : Nyeri tekan epigastrium

Kultur Bakteri cairan Lambung : Ditemukan Helicobacter phylorii

Diagnosis : Gastritis akut ec H. phylorii

2.2. Tujuan Pengobatan

Pengobatan kausatif, dengan pemberian antibiotika yang efektif untuk H.

phylorii

Pengobatan simptomatik, dengan pemberian PPI untuk mengurangi sekresi

asam lambung

9

Page 11: Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

2.3. Daftar Kelompok Obat beserta Jenisnya

Kelompok Obat

Jenis Obat Contoh

Terapi Kausatif

Antibiotika Klaritromisin Amoksisilin Metronidazole Tetrasiklin

Terapi Simptomatik

Golongan Proton Pump Inhibitor(PPI)

Golongan H2-Bloker

Omeprazol Lanzoprazol

Simetidin Ranitidin

2.4. Perbandingan Kelompok Obat beserta Jenisnya

a. Terapi Kausatif(6,7)

Kelompok/Jenis Obat

Khasiat/EfekEfek Samping

ObatKontraindikasi

Klaritromisin Bakteriostatis terhadap bakteri gram positif dan beberapa gram negatif

Iritasi saluran cerna dan peningkatan enzim hati

Hipersensitifitas terhadap klaritromisin, eritromisin atau antibiotika golongan makrolida lainnya

Amoksisilin Bakterisid broadspektrum tetapi lebih efektif terhadap bakteri gram negatif

Gangguan lambung, usus dan rash (jarang).

Hipersensitifitas dan riwayat alergi penisillin

Metronidazole Efektif terhadap semua cocci dan basil anaerob, gram positif dan negatif, tetapi tidak efektif untuk kuman aerob, juga bersifat amebecid

Mual, sakit kepala, mulut kering dan rasa kecap logam, kencing kemerahan, lekopeni

Kjehamilan trimester I dan menyusui, hipersensitifitas terhadap metronidazole

Tetrasiklin Bersifat bakteriostatik dan bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein

Reaksi alergi, iritasi lambung, leukositosis, caries pada gigi, trombositopenia

Kehamilan diatas 4 bulan, dan anak sampai usia 8 tahun karena mengakibatkan

10

Page 12: Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

kuman tulang rapuh dan kalsifikasi gigi

b. Terapi Simptomatik(6,7)

Kelompok/Jenis Obat

Khasiat/Efek Efek Samping Kontraindikasi

Golongan PPI Omeprazol

Lanzoprazol

Menurunkan dengan sangat kuat asam lambung

Menurunkan dengan sangat kuat asam lambung

Gangguan lambung, usus, nyeri kepala, nyeri otot, dan sendi, gatal-gatal, rasa kantuk atau sukar tidur (jarang)

Gangguan lambung, usus, nyeri kepala, nyeri otot, dan sendi, gatal-gatal, rasa kantuk atau sukar tidur (jarang)

Kemungkinan keganasan lambung sebaiknya disingkirkan pada penggunaan obat ini, hipersensitifitas

Kemungkinan keganasan lambung sebaiknya disingkirkan pada penggunaan obat ini, hipersensitifitas

Golongan H2- Bloker

Simetidin

Ranitidin

Menduduki reseptor H2 di mukosa lambung yang memicu produksi asam klorida, sehingga menghambat produksi asam baik alami maupun yang dirangsang makanan

Daya hambat sekresi asam lambung lebih kuat daripada simetidin

Diare, nyeri otot, pusing, reaksi kulit, ginekomastia, memperlambat perombakan obat lain di hati karena menghambat enzim oksidatif di hati

Tidak menghambat enzim oksidatif di hati, efek samping lain mirip simetidin kecuali

Kehamilan dan laktasi karena dapat melintasi barier plasenta dan mencapai air susu

Kehamilan dan laktasi karena dapat melintasi barier plasenta dan mencapai air

11

Page 13: Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

ginekomastia susu

2.5. Pilihan Dan Alternatif Obat Yang Digunakan

Pengobatan Kausatif(6,7)

Uraian Obat Pilihan Obat AlternatifNama Obat Amoksisilin Metronidazole

BSO (Generik, Paten, Kekuatan)

Generik : AmoksisilinBSO : tablet 250 mg, 500 mg; kapsul 125 mg; sirup 125 mg/ 5 ml

Paten : AmoxillinBSO : tablet 125 mg; kapsul 250 mg; kaplet 500 mg; sirup 125 mg/5 ml

Generik : MetronidazoleBSO : tablet 250 mg, 500 mg; suspensi 125 mg/5 ml; tablet vagina 500 mg

Paten : FlagylBSO : tablet 250 mg; tablet forte 500 mg, 1000 mg; suspensi 125 mg/5 ml; infus 500 mg/100 ml

BSO yang diberikan dan alasan

Dalam bentuk tablet karena pasien dewasa dan tidak ada gangguan menelan

Dalam bentuk tablet karena pasien dewasa dan tidak ada gangguan menelan

Dosis Referensi 2 x 1000 mg(1) 3 x 500 mg(1)

Dosis dalam kasus2 x 1000 mg sesuai dengan referensi(1)

3 x 500 mg sesuai dengan referensi(1)

Frekuensi Pemberian dan alasan

2 x sehari sesuai dengan dosis anjuran referensi(1)

3 x sehari sesuai dengan dosis anjuran referensi(1)

Cara Pemberian dan alasan

Peroral Pasien dewasa dan tidak ada gangguan menelan

Peroral Pasien dewasa dan tidak ada gangguan menelan

Saat Pemberian dan alasannya

Setiap 12 jam menjaga kadar tetap stabil

Setelah makan karena dapat menyebabkan mual

Lama Pemberian7 hari sesuai dengan(1) referensi untuk kasus ini

7 hari sesuai dengan(1) referensi untuk kasus ini

Uraian Obat Pilihan Obat AlternatifNama Obat Klaritromisin Tetrasiklin

BSO (Generik, Paten, Kekuatan)

Generik : KlaritromisinBSO : tablet 250 mg

Paten : Claros

Generik : TetrasiklinBSO : kapsul atau tablet 250 dan 500 mg

Paten : Tetradex

12

Page 14: Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

BSO : tablet 125 mg; kapsul 250 mg; kaplet 500 mg; sirup 125 mg/5 ml

BSO : kapsul 250 mg; kapsul forte 500 mg

BSO yang diberikan dan alasan

Dalam bentuk tablet karena pasien dewasa dan tidak ada gangguan menelan

Dalam bentuk tablet karena pasien dewasa dan tidak ada gangguan menelan

Dosis Referensi 2 x 500 mg(1) 4 x 250 mg(1)

Dosis dalam kasus2 x 500 mg sesuai dengan referensi(1)

4 x 250 mg sesuai dengan referensi(1)

Frekuensi Pemberian dan alasan

2 x sehari sesuai dengan dosis anjuran referensi(1)

4 x sehari sesuai dengan dosis anjuran referensi(1)

Cara Pemberian dan alasan

Peroral Pasien dewasa dan tidak ada gangguan menelan

Peroral Pasien dewasa dan tidak ada gangguan menelan

Saat Pemberian dan alasannya

Setiap 12 jam menjaga kadar tetap stabil

Setiap 6 jam menjaga kadar tetap stabil

Lama Pemberian7 hari sesuai dengan referensi untuk kasus ini(1)

7 hari sesuai dengan referensi untuk kasus ini(1)

Pengobatan Simptomatik(6,7)

Uraian Obat Pilihan Obat AlternatifNama Obat Omeprazol Lanzoprazol

BSO

Generik : OmeprazolBSO : kapsul 20 mg

Paten : PumpitorBSO : kapsul 20 mg

Generik : LanzoprazolBSO : kapsul 30 mg

Paten : ProlanzBSO : kapsul 30 mg

Dosis referensi 2 x 20 mg(1) 2 x 30 mg(1)

Dosis dalam kasus2 x 20 mg sesuai dengan dosis referensi(1)

2 x 30 mg sesuai dengan dosis referensi(1)

BSO yang diberikan dan alasan

Kapsul pasien dewasa tidak ada gangguan menelan

Kapsul pasien dewasa tidak ada gangguan menelan

Frekuensi pemberian dan alasan

2 kali sehari sesuai dengan dosis terapi yang dianjurkan(1)

2 kali sehari sesuai dengan dosis terapi yang dianjurkan(1)

Cara Pemberian dan alasan

Per OralPasien dewasa dan tidak ada gangguan menelan

Per OralPasien dewasa dan tidak ada gangguan menelan

Saat Pemberian dan alasan

Sebelum makan menurunkan sekresi asam

Sebelum makan menurunkan sekresi asam

13

Page 15: Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

lambung, mengurangi mual

lambung, mengurangi mual

Lama pengobatan

14 hari sesuai dengan lamanya rentang waktu pemberian PPI pada terapi eradikasi(1)

14 hari sesuai dengan lamanya rentang waktu pemberian PPI pada terapi eradikasi(1)

14

Page 16: Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

Resep Pilihan

15

dr. Achmad ZakiSIP 072/08/2006

Praktek Umum

Alamat Praktek Alamat RumahJl. A. Yani Km 4,5 Jl. Gatot Subroto No. 45 Banjarmasin Banjarmasin

Banjarmasin, 08 Agustus 2006

R/ Amoksisilin tab mg 500 No XXVIII

S 2.d.d tab II pc (o.12.h)

R/ Klaritromisin tab mg 250 No XXVIII

S 2.d.d tab II pc (o.12.h)

R/ Omeprazol cap mg 20 No XXVIII

S 2.d.d cap I ac m et v

Pro : Tn. DaniUmur : 40 tahun (BB 60 kg)Alamat: Jl. A. Yani km. 6 Banjarmasin

Page 17: Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

Resep Alternatif

Pembahasan

16

dr. Achmad ZakiSIP 072/08/2006

Praktek Umum

Alamat Praktek Alamat RumahJl. A. Yani Km 4,5 Jl. Gatot Subroto No. 45 Banjarmasin Banjarmasin

Banjarmasin, 08 Agustus 2006

R/ Metronidazole tab mg 500 No XXI

S 3.d.d tab I pc (o.8.h)

R/ Tetrasiklin cap mg 250 No XXVIII

S 4.d.d cap I pc (o.6.h)

R/ Lanzoprazol cap mg 30 No XXVIII

S 2.d.d cap I ac m et v

Pro : Tn. DaniUmur : 40 tahun (BB 60 kg)Alamat: Jl. A. Yani km. 6 Banjarmasin

Page 18: Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

Diagnosis pada kasus ini adalah gastritis akut ec H. phylorii yaitu

peradangan pada mukosa gaster yang disebabkan kuman H. phylorii. Pada

anamnesa didapatkan keluhan nyeri di daerah ulu hati, mual, kadang muntah

meskipun jarang. Keluhan ini dirasakan sekitar tiga hari meskipun keluhan ini ada

sejak berumur 21 tahun. Pengobatan dilakukan dengan menggunakan obat yang

sesuai dengan dosis, cara pemberian dan lama pemberian akan sangat mendukung

dalam kesembuhan kasus ini.

Pengobatan pada gastritis ec H. phylorii umumnya adalah pengobatan

yang memiliki banyak terapi pilihan. Pengobatan kombinasi terutama dengan

regimen tiga-obat merupakan pilihan yang terbaik saat ini. Pada kasus ini

diberikan kombinasi antibiotika golongan amoksisilin dan klaritromisin ditambah

dengan obat golongan PPI yaitu omeprazol. Pemberian kombinasi obat ini

berdasarkan literatur dengan dosis dan lama pengobatan tertentu yang telah diteliti

efektif untuk eradikasi kuman H. phylorii. Sedangkan untuk terapi alternatif dapat

digunakan kombinasi antibiotika golongan metronidazole dan tetrasiklin ditambah

dengan obat golongan PPI yaitu lanzoprazol.

Pilihan bentuk sediaan berdasarkan usia penderita yang dianggap bisa

mengkonsumsi bentuk padat, selain harga lebih murah dan penyimpanan mudah.

Lama pengobatan untuk infeksi H. phylorii adalah 7-14 hari. Menurut konsensus

sebaiknya pemberian antibiotika untuk 7 hari sesuai dengan waktu pemakaian

antibiotika umumnya dan berdasarkan pengalaman sudah efektif. Sedangkan PPI

digunakan selama 14 hari untuk melindungi mukosa lambung yang masih dalam

proses penyembuhan dari peradangan.

17

Page 19: Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

Pemberian antibiotika untuk amoksisilin dengan dosis sesuai literatur 2 x

1000 mg setiap 12 jam bertujuan mempertahankan kadarnya tetap tinggi dalam

plasma. Amoksisilin dapat diberikan sebelum dan sesudah makan. Pemberian

klaritromisin 2 x 500 mg setiap 12 jam setelah makan. Pemberian Metronidazole

3 x 500 mg setiap 8 jam setelah makan. Pemberian tetrasiklin 4 x 250 mg setiap 6

jam setelah makan. Pemberian obat-obatan ini rata-rata setelah makan yaitu ½-1

jam setelah makan karena diketahui efek samping penggunaannya pada saluran

cerna. Penggunaan obat golongan PPI omeprazol 2 x 20 mg dan lanzoprazol 2 x

30 mg sebelum makan untuk menurunkan asam lambung dan mengurangi mual.

DAFTAR PUSTAKA

18

Page 20: Simulasi Zaki [Gastritis Akut]

1. Djajapranata, I. Pandangan Baru Pengelolaan Penyakit Tukak Peptik. Dalam Simposium Nasional Gastrohepatologi 21 Mei 2000. Banjarmasin, 2000: 1-12

2. Nuovo, J. Current Status of Treatment for H. phylorii. In: American Family Physician. Available at http://www.aafp org diakses 28 Nopember 2005.

3. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga Jilid I Media Aesculapius FKUI, Jakarta, 2001: 492-94

4. Triantafyllopulou, M. Helicobacter phylorii Infection. Available at http://www.emedicine.com diakses 09 Agustus 2006

5. Peura, D.A. Helicobacter phylorii Infection and Treatment. Available at http://www.patients.update.com diakses 28 Nopember 2005

6. Tjay, T.H. dan Rahardja, K. Obat-Obat Lambung Dalam: Obat-Obat Penting. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo, 2002: 247-61

7. Sulistia Ganiswarna. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Bagian Farmakologi FKUI. Jakarta, 1995

19