Mikrobiologi
-
Upload
octi-guchiani -
Category
Documents
-
view
431 -
download
0
Transcript of Mikrobiologi
BAB I
PENDAHULUAN
Dasar teori
Mikosis Superfisialis Non-Dermatofita
Jamur merupakan mikroorganisme yang termasuk golongan eukariotik.
Jamur berbentuk sel atau benang bercabang dan mempunyai dinding sel yang
sebagian besar terdiri atas kitin dan glukan, dan sebagian kecil dari selulosa atau
kitosan.
Jamur bersifat heterotropik, yaitu organisme yang tidak mempunyai
klorofil sehingga tidak dapat membuat makanan sendiri melalui proses
fotosintesis seperti tanaman. Untuk hidupnya, jamur membutuhkan zat organik
dari makhluk lainnya. Pada umumnya jamur tumbuh di tempat yang lembab dan
dapat beradaptasi sehingga jamur bisa ditemukan disemua tempat di dunia.
Mikosis superfisialis merupakan penyakit yang disebabkan jamur. Lapisan
yang diserang adalah stratum korneum, rambut dan kuku. Salah satu jamurnya
adalah Malassezia furfur. Jamur ini menyebabkan penyakit mikosis non-
dermatofita superfisialis. Nama penyakitnya adalah Pitiriasis Versikolor (Panu).
Pada kulit penderita Malassezia furfur tampak sebagai kelompok kecil, sel
ragi bentuk lonjong uniseluler atau bentuk bulat bertunas (4-8 um) dan hifa
pendek, berseptum yang kadang bercabang (diameter 2,5-4 um dan panjangnya
bervariasi). Bentuk ini dikenal dengan spaghetti dan meat ball. Pada biakan,
Malassezia sp. berbentuk koloni khamir, kering dan berwarna putih.
Jamur Malassezia sp. bersifat lipofilik dimorfik yang membutuhkan lipid
untuk pertumbuhannya. Manusia mendapatkan infeksi bila sel jamur melekat pada
kulit. Awal infeksi jamur nampak seperti sel ragi (saprofit) dan berubah menjadi
patogen setelah sel ragi menjadi hifa sehingga menimbulkan lesi di kulit akibat
pertumbuhan jamur meningkat. Lesi dimulai dengan bercak kecil tipis yang
kemudian menjadi banyak dan menyebar disertai sisik. Kelainan yang
ditimbulkan pada kulit adalah adanya hipopigmentasi (kulit hitam) dan
hiperpigmentasi (kulit putih).
Stafilokokus aureus
Stafilokokus aureus merupakan golongan sel sferis gram positif yang
biasanya tersusun dalam kelompok seperti anggur yang tidak teratur. Bakteri ini
tumbuh dengan mudah di berbagai medium dan aktif secara metabolik, melakukan
fermentasi karbohidrat dan menghasilkan pigmen yang bervariasi dari putih
hingga kuning tua.
Bakteri ini merupakan patogen utama pada manusia, karena hampir semua
orang pernah mengalami infeksinya dengan derajat keparahan yang beragam, dari
keracunan makanan atau infeksi kulit ringan hingga infeksi berat yang
mengancam jiwa.
Stafilokokus aureus memproduksi katalase yang membedakannya dengan
Streptokukos. Stafilokokus aureus memfermentasikan banyak karbohidrat secara
lambat, menghasilkan asam laktat tetapi tidak menghasilkan gas.
Streptokokus sp.
Streptokokus adalah bakteri sferis gram positif yang khasnya berpasangan
atau membentuk rantai selama pertumbuhannya. Bakteri ini memperoleh energi
dari penggunaan gula. Pertumbuhan Streptokokus cenderung kurang subur pada
medium padat atau kaldu kecuali diperkaya dengan darah atau cairan jaringan.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
Alat :
Bahan :
Cara kerja
1. Pewarnaan Gram
1. Sediakan kaca benda yang bersih, lalu lewatkan diatas nyala api
bunsen
2. Teteskan setetes aquades steril diatas kaca benda tersebut
3. Secara aseptik ambilah inokulum bakteri yang akan diperksa, lalu
letakkan diatas tetesan aquades itu, kemudian ratakan perlahan-lahan
4. Ambil kaca benda yang tegak sehingga apusan menjadi tipis dan
merata. Biarkan sampai kering
5. Fiksasi dengan cara melewatkan apusan tersebut diatas nyala api
dengan cepat
6. Letakkan apusan diatas kawat penyangga yang berada diatas
mangkuk pewarna. Lalu teteskan larutan kristal violet pada apusan dan
biarkan selama 30-60 detik
7. Cuci warna dasar dengan air mengalir, keringkan
8. Teteskan larutan iodin pada apusan, biarkan selama 30-60 detik
9. Cuci larutan iodin dengan air mengalir, keringkan
10. Basuh dengan alkohol 70 %, keringkan
11. Teteskan larutan safranin, biarkan selama 30-60 detik
12. Cuci dengan air mengalir, lalu keringkan
13. Amati dengan mikroskop
2. KOH
3. Uji Katalase
a. Ambil bakteri stapilococcus aureus agak tebal dengan jarum ose
b. Buat apusan di objek glass
c. Genangi dengan H2O2
d. Lalu amati
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pewarnaan Gram
1. Hasil praktikum
a. Warna : ungu
b. Bentuk : coccus (bulat)
c. Koloni : berbentuk seperti anggur
2. Pembahasan
Pewarnaan Gram merupakan suatu metode atau teknik pewarnaan
diferensial yang penting untuk membedakan atau mencirikan bakteri. Dalam
proses ini olesan bakteri yang terfiksasi diberi larutan tertentu yaitu kristal
ungu, kristal iodida, alkohol aseton dan safranin. Bakteri yang sudah diberi
warna dengan menggunakan metode pewarnaan ini dapat dibedakan menjadi
dua kelompok yaitu gram positif dan gram negatif.
Bakteri terklasifikasi berdasarkan perbedaan struktur dinding selnya.
Struktur dinding sel pada bakteri gram positif banyak mengandung
peptidoglikan sedangkan pada bakteri gram negatif banyak mengandung
lipopolisakarida (endotoksin) yang berkaitan dengan sifat patogen bakteri
gram negatif yang berbahaya bagi organisme inang.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diketahui bahwa koloni
yang diamati merupakan gram positif. Ini didasarkan pada hasil akhir
pewarnaan yang menghasilkan warna ungu. Hal tersebut dikarenakan zat
kristal ungu (pewarna primer) dan kristal iodida (zat morgan yang
memperkuat pewarnaan) membentuk senyawa kompleks. Pada beberapa jenis
bakteri, zat pewarna dapat dengan mudah luntur apabila dicuci menggunakan
alkohol dan zat pewarna akan tetap bertahan pada bakteri yang lain. Ini
dimungkinkan karena antara gram positif dan gram negatif memiliki
perbedaan yang mendasar dalam hal ketebalan dinding selnya. Pada bakteri
gram positif dinding selnya memiliki struktur yang lebih tebal dan
mengandung peptidoglikan sehingga tetap berwarna ungu, sedangkan pada
gram negatif memiliki struktur dinding sel yang lebih tipis dan mengandung
lipopolisakarida sehingga warnanya akan pudar ketika dicuci dengan alkohol.
Selanjutnya, penambahan safranin berguna sebagai pewarna penutup.
Hal ini terkait dengan hubungan antara bakteri dan zat pewarna basa yang
menonjol yang disebabkan asam nukleat dalam jumlah besar dalam
protoplasma sel bakteri. Jadi, jika bakteri diberi warna, muatan negatif dalam
asam nukleat bakteri akan bereaksi dengan ion positif dalam zat pewarna
basa. Sebaliknya, zat pewarna asam akan ditolak oleh muatan negatif bakteri
secara menyeluruh. Jadi, ketika bakteri diolesi dengan zat pewarna asam akan
menghasilkan pewarnaan pada daerah latar belakang saja.
B. KOH
1. Hasil Praktikum: Intrepretasi hasil : dilihat dari mikroskop preparat KOH
yang diambil dari kerokan kulit panu tampak seperti kelompok-kelompok
hifa yang bentuknya bulat, dengan kata lain hifa tersebut termasuk ke
dalam golongan fase sel atau yeast pada golongan penyakit jamur.
2. Pembahasan
Pada percobaan mikrobiologi kami mengambil sampel dari golongan
penyakit jamur yaitu panu (tinea versikolor atau pitiriasis versikolor ). Tinea
vesikolor adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur dalam genus
Malassezia dan sebagai spesies tunggal atau yeast disebut sebagai Malassezia
furfur/pityrosporum orbiculare. Bentuknya oval-bulat/seperti botol, berukuran 38
µ. Yeast ini mampu membentuk hifa (fase hifa) dan bersifat invasif serta patogen.
Pada fase hifa terbentuk hifa bersepta yang mudah putus, sehingga nampak hifa-
hifa pendek, berujung bulat atau tumpul. Fase hifa ditemukan pada lesi kulit,
terutama lesi yang aktif, di samping bentuk yeast. Fase yeast terdapat sebagai
flora normal kulit, dan juga pada biakan di media Sabouraud dekstrosa agar yang
mengandung minyak zaitun.
Dalam diagnosis pitiriasis versikolor, kultur jarang dikerjakan, umumnya
cukup berdasar sediaan mikroskopis dari kerokan kulit lesi. M. furfur bersifat
lipofilik, tumbuh baik pada media Sabouraud yang ditambahi minyak zaitun'atau
minyak kelapa. Pertumbuhan M. furfur (P. orbiculare) pada media lebih baik pada
suhu 37°C, dan koloni berbentuk yeast. Bersama ini dilaporkan hasil biakan M.
furfur (P. orbiculare) pada media Sabouraud dekstrosa agar yang ditambahi
minyakkelapa,padapengeraman suhu kamardan suhu inkubator 37oC. Jamur ini
dapat terjadi di mana saja di permukaan kulit, lipat paha, ketiak, leher, punggung,
dada, lengan, wajah, dan tempat-tempat tak tertutup pakaian.
C. Uji katalase
1. hasil percobaan uji katalase: positif karena terdapat gelembung udara <
60 detik.
2. Pembahasan : Staphylococcus bersifat anaerobik fakultatif yang dapat tumbuh
secara aerobik maupun fermentasi yang menghasilkan asam laktat.
Staphylococcus aureus membentuk koloni berwarna kuning yang agak besar pada
media yang diperkaya dan bersifat hemolitik pada agar darah. S. aureus dapat
tumbuh pada temperatur antara 150 – 450C dan pada NaCl 15%, mampu
memfermentasi mannitol, serta mampu memfermentasi glukosa menghasilkan
asam laktat (Todar, 2005). Staphylococcus merupakan bakteri non motil, tidak
membentuk spora, serta menunjukkan hasil positif pada uji katalase dan oksidase
negatif (Quinn dkk, 2002; Todar, 2005).
Uji katalase penting untuk membedakan Streptococcus (katalase negatif) dengan
Staphylococcus yang menghasilkan enzim katalase (katalase positif) (Foster,
2004; Todar, 2005). Uji katalase dilakukan dengan menambahkan H2O2 3% ke
dalam koloni pada plat agar atau agar miring. Pada kultur yang menunjukkan
katalase positif akan terbentuk O2 dan gelembung udara (Todar, 2005).
S. aureus juga menghasilkan katalase, yaitu enzim yang mengkonversi
H2O2 menjadi H2O dan O2
BAB IV
APLIKASI KLINIS
Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru ketika pulmonary
alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab untuk
menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan. terjadi di
seluruh kelompok umur, dan merupakan penyebab kematian peringkat atas
di antara orang tua dan orang yang sakit menahun. Dapat disebabkan oleh
beberapa penyebab, seperti infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau parasit
khususnya staphilocccus aureus. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh
kepedihan zat-zat kimia atau cedera jasmani pada paru-paru atau sebagai
akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paruparu atau berlebihan
minum alkohol. Gejala yang berhubungan dengan radang paru-paru
termasuk batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernapas.
Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit ini
dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan
tertentu. Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang
belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan
kematian. Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme,
seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit, khususnya staphilocccus aureus yang
menyebar dalam darah ke cairan otak.
(heri urung ngirim)
BAB V
KESIMPULAN
(anggen rung ngirim)
REFERENSI
Muljati, Ridhawati, Susilo J., Sulaeman JR. et al. Parasitologi Kedokteran Edisi
Keempat. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2008; 307-311.
Brooks GF., Butel JS., Morse SA. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC, 2008; 225-229, 233-248.
1. Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. Patofisiologi : Konsep Klinik
Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC. 2006.
2. Volk,A.Wesley; Adisoemarto, S(editor). 1984. Mikrobiologi Dasar.
Jakarta : Gelora Aksara Pratama Erlangga.
3. Pelczar, Michael; Siri Ratna,dkk (penerjemah). 1986. Dasar-dasar
Mikrobiologi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
4. Reneke ES, Rogers AL. 1980. Clinical Mycology Manual. Minneapolis:
Burgess Publ Co
5. Siregar, R.S. 2004. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2. Jakarta
: EGC