Middlle Range Teori

30
Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis dapat didefinisikan sebagai kondisi sakit yang menimbulkan berkurang atau hilangnya fungsi sehari-hari lebih dari 3 bulan dalam 1 tahun atau mengalami hospitalisasi lebih dari 1 bulan dalam 1 tahun. (Hockenberry, 2007). Hal ini menjadikan individu/ anak dengan penyakit kronik mengalami berbagai masalah keterbatasan sehingga individu/ anak tersebut mempunyai kebutuhan akan perawatan khusus, komprehensif dan berkelanjutan. Thalasemia merupakan salah satu kondisi kronik karena adanya ketergantungan akan pengobatan yang intermiten dan sepanjang kehidupannya kecuali jika anak dilakukan transplantasi sumsum tulang. Kondisi kronis ini akan menimbulkan dampak fisiologis dan psikologis yang sama dengan kondisi kronik lain. Penyakit kronik memberikan efek yang penting bagi berjalannya fungsi keluarga. Salah satunya adalah efek yang substansial pada fungsi keluarga dimana keluarga akan mendapatkan tugas keluarga yang lebih kompleks, tanggung jawab yang lebih besar, perhatian yang lebih besar, tugas identifikasi kebutuhan anak seperti 1

Transcript of Middlle Range Teori

Page 1: Middlle Range Teori

Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit kronis dapat didefinisikan sebagai kondisi sakit yang

menimbulkan berkurang atau hilangnya fungsi sehari-hari lebih dari 3 bulan

dalam 1 tahun atau mengalami hospitalisasi lebih dari 1 bulan dalam 1 tahun.

(Hockenberry, 2007). Hal ini menjadikan individu/ anak dengan penyakit kronik

mengalami berbagai masalah keterbatasan sehingga individu/ anak tersebut

mempunyai kebutuhan akan perawatan khusus, komprehensif dan berkelanjutan.

Thalasemia merupakan salah satu kondisi kronik karena adanya ketergantungan

akan pengobatan yang intermiten dan sepanjang kehidupannya kecuali jika anak

dilakukan transplantasi sumsum tulang. Kondisi kronis ini akan menimbulkan

dampak fisiologis dan psikologis yang sama dengan kondisi kronik lain.

Penyakit kronik memberikan efek yang penting bagi berjalannya fungsi keluarga.

Salah satunya adalah efek yang substansial pada fungsi keluarga dimana keluarga

akan mendapatkan tugas keluarga yang lebih kompleks, tanggung jawab yang

lebih besar, perhatian yang lebih besar, tugas identifikasi kebutuhan anak seperti

kebutuhan akan alat bantu, akses pendidikan yang sesuai, pembiayaan,

ketidakpastian masa depan, kehilangan secara emosional, reaksi terhadap stigma

dalam masyarakat, isolasi sosial, dan kehilangan kesempatan dalam

bermasyarakat secara normal. Berdasarkan hal ini orang tua menjadi orang yang

sangat terpengaruh dengan kondisi yang terjadi pada anak

Salah satu pengaruh yang besar pada orang tua adalah perasaan berduka atau

kehilangan disebabkan karena orang tua mempersepsikan adanya perbedaan

anaknya dengan anak normal lain. Perasaan berduka atau kehilangan ini akan

muncul dalam respon emosional seperti putus asa, menyesal, tidak percaya,

menyalahkan diri sendiri, permusuhan, cemas, ragu-ragu, disorientasi dan

perasaan terisolasi. Keadaan ini berlangsung lama disebabkan respon emosional

itu akan selalu muncul pada saat-saat dimana terjadi kejadian-kejadian yang

1

Page 2: Middlle Range Teori

Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan

memicu keadaan yang mengkhawatirkan dan managemen emosional yang tidak

efektif

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum :

Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan

gambaran konsep dasar teori keperawatan chronic sorrow dan

penerapannya pada asuhan keperawatan di tatanan pelayanan kesehatan

2. Tujuan Khusus :

Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah :

1. Agar perawat yang bekerja di rumah sakit dapat menerapkan teori

chronic sorrow pada klien

2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat tentang konsep

teori chronic sorrow

3. Mampu menerapkan teori chronic sorrow pada asuhan keperawatan

dengan pendekatan proses keperawatan

2

Page 3: Middlle Range Teori

Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Middle Range, merupakan level kedua dari teori keperawatan,

abstraknya pada level pertengahan, inklusif, diorganisasi dalam lingkup terbatas,

memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-

Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik.

Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan

bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik, selain itu Walker

and Avant (1995) mempertahankan bahwa mid-range theories menyeimbangkan

kespesifikannya dengan konsep ekonomi secara normal yang nampak dalam grand

teori. Akibatnya mid-range teori memberikan manfaat bagi perawat, mudah

diaplikasikan dalam praktik dan cukup abstrak secara ilmiah. Chinn dan

Kramer (1995, p 216) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan

lingkup fenomena yang relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena

yang ada dan merupakan masalah pada disiplin ilmu.Contoh yang mewakili mid-

range teori adalah teori meredakan nyeri dalam keperawatan. Teori ini lebih luas

dari theori neural conduction terhadap rangsangan nyeri tetapi lebih sempit dari

tujuan mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Jadi fenomena nyeri

terkait pada konsep mid-range pada keperawatan, karena nyeri adalah salah satu

dari fenomena yg terdiri dari konsep global suatu disiplin.

Mid-range theories berfokus pada konsep peminatan perawat dan

mencakup nyeri, empati, berduka, konsep diri, harapan, kenyamanan, martabat

dan kualitas hidup. Contoh dalam keperawatan middle range theories adalah :

Rogers’ Theory dari akselerasi perubahan, Roy’s Theory dari teori

adaptasi,King’s Theory dari pencapaian tujuan.

Teori chronic sorrow merupakan teori mid-range karena dalam teori ini

membahas tentang fenomena yang spesifik yaitu tentang masalah- masalah yang

timbul dari penyakit kronis mencakup proses berduka, kehilangan, faktor pencetus

dan metoda manajemennya. Karena kespesifikan teori tersebut, maka teori ini

mudah diaplikasikan dalam praktik keperawatan.

3

Page 4: Middlle Range Teori

Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan

Banyak penelitian yang telah dilakukan sebagai aplikasi teori ini terkait

dengan penyakit kronik seperti pada pasien multiple sklerosi, diabetes mellitus

pada anak, anemia sickle cell pada anak, epilepsy, sindrom down, spina bifida,

dan lain-lain.

A. Konsep Utama dan Definisi Teori

1. Penderitaan/ duka cita kronis

Penderitaan/ duka cita kronis adalah suatu perbedaan yang

berkelanjutan sebagai hasil dari suatu kehilangan, dengan karakteristik dapat

menyebar dan bisa juga menetap. Gejala berduka berulang pada waktu

tertentu dan gejala ini berpotensi progresif.

Studi NCRCS (The Nursing Consortium for Research on Chronic

Sorrow) ini meliputi :

a. Individu dengan kanker (Eakes, 1993), infertility (Eakes et al., 1998),

Multiple Sclerosis (Hainsworth, Burke, Lindgren, & Eakes, 1993 ;

Hainsworth, 1994), dan Penyakit Parkinson (Lindgren, 1996)

b. Spouse caregivers/ individu yang memiliki pasangan hidup dengan

penyakit mental kronik (Hainsworth, Busch, Eakes, & Burke, 1995),

Multiple Sclerosis (Hainsworth, 1995), dan Penyakit Parkinson (Lindgren,

1996)

c. Parent caregivers/ orang tua yangmemiliki anak dewasa dengan

penyakit mental kronik (Eakes, 1995)

2. Kehilangan

Kehilangan terjadi akibat dari perbedaan antara suatu “ideal” atau

harapan dan situasi nyata atau pengalaman.

Kehilangan (Loss) adalah situasi aktual atau potensial dimana seseorang

atau objek yang dihargai tidak dapat dicapai atau diganti sehingga di

rasakan tidak berharga seperti semula

4

Page 5: Middlle Range Teori

Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan

3. Peristiwa Pencetus

Peristiwa pencetus adalah situasi, keadaan dan kondisi-kondisi

berbeda atau perasaan kehilangan yang berulang (kambuh)atau baru mulai

yang memperburuk perasaan berduka.

NCRCS membandingkan dan membedakan pencetus pada individu

dengan kondisi kronik, family caregivers, pada orang yang kehilangan

(Burke, Eakes, & Hainsworh, 1999).

4. Metode Manajemen

Metode manajemen adalah suatu cara bagaimana individu

menerima penderitaan kronis. Bisa secara internal (strategi koping

individu) atau eksternal (bantuan tenaga kesehatan atau intervensi orang

lain).

Penderitaan kronis tidak akan membuat individu melemah bila

efektif dalam mengatur perasaan bisa secara internal maupun ekternal.

Strategi manajemen perawatan diri diatur melalui strategi koping internal.

NCRCS ditunjuk lebih lanjut untuk mengatur strategi koping internal

seperti tindakan, kognitif, interpersonal dan emosional

Mekanisme tindakan koping digunakan untuk semua subjek

individu dengan kondisi kronis dan pemberi perawatannya. (Eakes , 1993,

1995, Eakes at al., 1993, 1999; Hainsworth et al., 1995; Lindgren, 1996),

Kognitif koping contohnya berpikir positif, membuat sesuatu

dengan sebaik-baiknya, tidak memaksakan diri bila tidak mampu (Eakes,

1995; Hainsworth, 1994, 1995)

Contoh koping interpersonal adalah pergi memeriksakan diri ke

psikiater, masuk dalam suatu kelompok atau group dan bicara atau

berkomunikasi dengan orang lain (Eakes, 1993; Hainsworth, 1994, 1995)

Strategi emosional contohnya menangis atau ekspresi emosi

lainnya (Eakes, et al., 1998; Hainsworth, 1995)

5

Page 6: Middlle Range Teori

Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan

Manajemen eksternal adalah intervensi yang diberikan oleh tenaga

kesehatan (Eakes et al., 1998). Pelayanan kesehatan yang diberikan secara

profesional dapat membantu memberikan rasa nyaman bagi mereka,

caring dan tenaga profesional yang kompeten lainnya.

B. Asumsi Utama

1. Keperawatan

Diagnosis penderitaan kronik dan memberikan intervensi sesuai dengan

lingkup praktik keperawatan, perawat dapat memberikan antisipasi

berduka pada individu yang beresiko. Peran utama perawat meliputi

menunjukan rasa empati, ahli / profesional, caring dan pemberi asuhan

keperawatan yang kompeten

2. Manusia

Manusia mempunyai persepsi yang idealis pada proses kehidupan dan

kesehatan. Orang membandingkan pengalamanya dengan kedua kenyataan

tadi sepanjang kehidupannya. Walaupun setiap orang pengalaman dengan

kehilangan adalah unik dan umumnya kehilangan dapat diramalkan atau

diketahui sehingga dapat diantisipasi reaksi dari kehilangan tersebut.

3. Kesehatan

Kesehatan adalah bila seseorang berfungsi normal, kesehatan seseorang

tergantung atas bagaimana seseorang beradaptasi terhadap kehilangan.

Koping yang efektif akan menghasilkan respon yang normal akibat dari

kehilangan.

4. Lingkungan

Interaksi yang terjadi di dalam suatu masyarakat, yang mana meliputi

lingkungan keluarga, sosial, lingkungan kerja dan lingkungan perawatan

kesehatan. Respon individu di kaji berdasarkan hasil interaksi individu

terhadap norma-norma sosial. (Eakes, Burke, & Hainsworth, 1998)

C. Dampak Kehilangan

1. Masa kanak-kanak

a. Mengancam kemampuan anak untuk berkembang

6

Page 7: Middlle Range Teori

Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan

b. Kadang – kadang regresi

c. Merasa takut ditinggalkan dibiarkan kesepian

2. Remaja dan dewasa muda

a. Disintegrasi dalam keluarga

b. Kematian pada orang tua “wajar“

3. Dewasa tua

a. Kematian pasangan

b. Masalah kesehatan meningkat

D. Berduka (Grieving)

Berduka adalah reaksi emosi terhadap kehilangan, biasanya akibat

perpisahan dimanifestasikan dalam perilaku, perasaan dan pemikiran.

E. Reaksi kehilangan & berduka

1. KUBLER – ROSS’ MODEL

Kubler Ross (1969) mengemukakan 5 tahapan pada berduka :

a. Menolak (denial)

b. Marah (anger)

c. Tawar menawar (bargaining)

d. Depresi (depression)

e. Menerima (acceptance)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehilangan dan berduka

a. Sumber Personal dan stressor

Setiap orang melalui situasi kehilangan dengan kombinasi khusus pada

sumber personal dan stressor seperti :

1. Keterampilan koping

2. Pengalaman sebelumnya dengan kehilangan

3. Kestabilan emosi

4. Agama

5. Family developmental stage

6. Status sosial ekonomi

b. Sumber Sosial Kultural dan Stressor

7

Page 8: Middlle Range Teori

Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan

Sumber sosial kultural meliputi dukungan sosial yang didapatkan dari

keluarga, teman, teman sekerja dan lembaga formal

8

Page 9: Middlle Range Teori

Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan

BAB III

TINJAUAN KASUS PEMBAHASAN

A. Kasus

An.S seorang wanita umur 9 tahun sejak kecil mengalami Retardasi mental

sekarang dia sekolah di SLB kelas III, kemajuan yang didapat belum

menunjukkanhal- hal lebih baik, masih harus dibantu oleh keluarga terutama

ibunya dalam hal berpakaian, makan, toilet, mandi belum bisa mandiri masih

harus dibantu. Ibunya kadang dengan senang hati membantu anaknya, namun

kadang merasa jenuh, marah-marah, kadang menyesal mempunyai anak

seperti bila An.S susah untuk diatur, apalagi sekarang An.S telah mengalami

menarche tentu saja perawatan ketika haid harus diberikan tetapi namanya

An.S emang susah untuk diatur ibunya semakin khawatir dengan keadaan

tersebut takut terjadi apa-apa, khawatir dengan pergaulannya, kebersihannya

apalagi sekarang ibunya sering mengalami migrain, kadang tekanan darah

naik.

B. Analisis Teori Chronic Sorrow

Teori ini menghubungkan konsep dasar chronic sorrow yang murni dari

Olshansky dengan dengan model stress adaptasi dari Lazarus dan Folkman

1. Tingkat Kejelasan (Clarity)

Teori ini secara jelas menggambarkan fenomena yang terjadi pada area klinik

ketika terjadi kehilangan. Diagnosa keperawatan Chronic sorrow juga terdapat

pada nursing textbook yang diartikan sebagai sesuatu yang berkelanjutan,

berulang (kambuh) dan potensial menjadi progresif. Kondisi yang muncul

pada teori ini konsisten dengan apa yang ada pada teori. Konsep kunci dan

hubungan antar konsep juga diartikan secara jelas.Hubungan antar konsep

juga berdasarkan intuisi. Sebagai contoh, jelas bahwa manajemen yang efektif

baik internal maupun eksternal, akan menghasilkan kenyamanan dan

sebaliknya manajemen yang tidak efektif akan meningkatkan

9

Page 10: Middlle Range Teori

Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan

ketidaknyamanan dan intensitas dari duka cita yang kronis. Sebagai kelompok

middle range, wilayah teori dibatasi pada penjelasan satu fenomena, respon

kehilangan dan hal ini sesuai dengan pengalaman praktik klinik. Seperti yang

dinyatakan oleh Eakes, keunggulan dari middle range teori ini memberi

penjelasan secara benar bagi praktisi perawat, pelajar/ mahasiswa perawat dan

pendidik sebagai bukti komunikasi yang berkelanjutan secara nasional dan

internasional

Satu aspek yang belum jelas dari teori ini adalah penjelasan tentang mengapa

tidak semua individu dengan ketidakmampuan mengatasi kehilangan

mengalami chronic sorrow. Beberapa, sekalipun pandangan, wawancara

NCRCS tidak berpengalaman dalam menjelaskan gejala chronic sorrow.

Tidak ada data lebih jauh yang bisa membuktikan tentang individu yang tidak

mengalami kronik sorrow ini, apakah mereka memiliki karakteristik

kepribadian yang berbeda, misalnya memiliki ketabahan, atau mereka

menerima intervensi yang berbeda saat mengalami kehilangan? Apa data yang

diinginkan dari individu terkait koping dengan kehilangan yang terus menerus.

Konsep lain yang perlu dilakukan klarifikasi adalah perkembangan (progress)

dari chronic sorrow. Meskipun digambarkan bahwa chronic sorrow potensial

berkembang, apa perkembangannya dan apakah perkembangannya secara

alami menjadi patologis?

Perlu klarifikasi strategi manajemen internal. Dalam hal ini belum jelas

perbedaan problem oriented dengan cognitive strategies. Demikian juga

emotive-cognitive, emotional dan strategi interpersonal belum digambarkan

secara jelas. Beberapa overlap yang nyata antara manajemen internal dan

eksternal terjadi ketika kata “interpersonal” digunakan untuk menggambarkan

bantuan professional

Teori ini memiliki kesamaan dengan teori lainnya, yakni memandang bahwa

fokus dari perawatan adalah individu, keluarga (caregiver), kelompok (peer

group), hanya kurang memandang masyarakat yang dalam kondisi chonic

sorrow ini bisa dijadikan sebagai support system (manajemen eksternal), teori

ini hanya memandang profesi kesehatan sebagai sumber manajemen eksternal

10

Page 11: Middlle Range Teori

Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan

untuk meningkatkan kenyamanan melalui peran empatik, pengajaran, caring

dan memberikan asuhan yang profesional.

2. Tingkat Kesederhanaan (SIMPLICITY)

Model teori Chronic Sorrow memperjelas pemahaman hubungan antara

variabel. Melalui model ini, jelas bahwa chronic sorrow terjadi terus menerus

secara alami, menyebar dan potensial berkembang. Lebih jauh dengan

subkonsep internal versus manajemen eksternal dan manajemen inefektif

versus manajemen efektif, ini jelas apa tipe pengkajian dan intervensi yang

tepat oleh perawat dan pemberi pelayanan kesehatan lainnya, apa yang terbaik

untuk mencegah chronic sorrow menjadi progressif. Dengan jumlah variabel

yang terbatas, teori ini lebih mudah dimengerti. Sebagai kelompok middle

range, teori ini berguna untuk panduan praktik dan desain penelitian

selanjutnya

3. Tingkat Generalitas

Konsep chronic sorrow dimulai dengan studi pada orang tua dengan anak

yang mengalami gangguan fisik atau kognitif. Melalui pembuktian secara

empiris, teori diperluas untuk memasukkan berbagai pengalaman dari

kehilangan. Teori ini menerapkan secara jelas bagaimana rentang kehilangan

dan dapat diaplikasikan untuk mempengaruhi individu seperti halnya pemberi

perawatan. Sebagai tambahan, teori ini berguna untuk berbagai praktisi

pelayanan kesehatan. Dengan konsep ini keunikan yang alami dari

pengalaman digambarkan kurang luas seperti halnya pemicu. Pemicu dan

strategi manajemen unik pada setiap situasi individu dan bisa diaplikasikan

pada situasi yang lebih beragam

4. Ringkasan Empiris

Karakteristik dari middle range teori, wilayahnya yang terbatas akan lebih

mudah bagi peneliti untuk mempelajari fenomena. Dengan jumlah variabel

yang terbatas, peneliti dapat melakukan generalisasi hipotesa berhubungan

dengan studi pada intervensi keperawatan yang meningkatkan efektivitas

11

Page 12: Middlle Range Teori

Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan

strategi manajemen pada chronic sorrow. Hasil dari studi ini dapat menambah

kekuatan dasar pada praktik berdasarkan hasil pembuktian (evidence based

practice)

Karena teori ini berasal dari pembuktian secara empiris, maka kegunaannya

jelas untuk penelitian lebih lanjut. Definisi yang jelas dari chronic sorrow

membuat hal ini dapat dipelajari pada individu dengan kehilangan yang

beragam dan situasi yang umumnya menghasilkan chronic sorrow. Melalui

penelitian yang lebih lanjut, peneliti dapat memikirkan alat pengkajian untuk

perawat klinik

5. Konsekuensi Yang Diperoleh

Sebagai konsekuensi dari penelitian, penomena dari chronic sorrow dapat

diterima lebih luas dapat dibuktikan pada diagnosa NANDA. Perawat dan

pemberi pelayanan kesehatan profesional lain menemukan validitas pada

pengalaman kehilangan pada area klinik.Eakes menyatakan “chronic sorrow

sama halnya dengan pengalaman hamil ini merupakan proses normal dimana

klien mendapatkan keuntungan bantuan dan support dari tenaga kesehatan

profesional (G.Eakes, personal communication, December 2004).Secara lebih

jauh Eakes bahwa pengalaman ini unik pada masing- masing individu dan

pada masing- masing situasi.

C. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Tahap perkembangan ;

- An.S berada pada umur 9 tahun mengalami penurunan pada

perkembangan mental

- An.S sudah memgalami Menarche

- Ibunya berada dalam chronic sorrow selama 9 tahun

b. Kebudayaan/ kebiasaan-kebiasaan ; Kebutuhan sehari- hari dibantu

oleh ibunya

c. Kepercayaan/ spiritual; Ibunya memang sudah pasrah kepada Tuhan

12

Page 13: Middlle Range Teori

Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan

yang Maha esa, namun kadang merasa putus asa dan menyesal

mempunyai anak seperti itu

d. Kondisi sosial ekonomi sebagai support sistem ; Keluarga An.S orang

yang cukup berada terbukti An.S disekolahkan di SLB

e. Kondisi psikologis :

Ibu mengalami chronic sorrow, merasa jenuh, kadang

menyesal

dengan keadaan anaknya

Ibunya ketakutan terhadap An.S karena sudah mengalami

menarche, takut dan khawatir terhadap kebersihan ketika datang

bulan dan pergaulannya

2. Diagnosa Keperawatan

a. Tidak efektif koping keluarga

b. Kurang pengetahuan keluarga tentang tumbuh kembang anak berhubungan

dengan kurangnya informasi

3. Rencana Tindakan

a. Tidak efektif koping keluarga

1) Bantu keluarga mengenal masalah yang terjadi dalam keluarga

2) Bantu keluarga mengidentifikasi cara menelesaikan masalah yang

sudah dilakukan

3) Bantu keluarga memilih alternatif pemecahan masalah secara sehat

4) Latih keterampilan keluarga dalam manajemen konflik

5) Komunikasi terbuka dan memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang

bermasalah

b. Kurang Pengetahuan keluarga tentang tumbuh kembang anak

berhubungan dengan kurangnya informasi

1) Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang tumbuh kembang anak

2) Berikan pendidikan kesehatan tentang tumbuh kembang anak

3) Libatkan orang tua dalam meningkatkan kesehatan anak

4) Bantu klien dalam memperoleh pengetahuan

13

Page 14: Middlle Range Teori

Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penyakit kronis dapat didefinisikan sebagai kondisi sakit yang menimbulkan

berkurang atau hilangnya fungsi sehari-hari lebih dari 3 bulan dalam 1 tahun

atau mengalami hospitalisasi lebih dari 1 bulan dalam 1 tahun. (Hockenberry,

2007). Hal ini menjadikan individu/ anak dengan penyakit kronik mengalami

berbagai masalah keterbatasan sehingga individu/ anak tersebut mempunyai

kebutuhan akan perawatan khusus, komprehensif dan berkelanjutan.

Penderitaan kronis tidak akan membuat individu melemah bila efektif dalam

mengatur perasaan bisa secara internal maupun ekternal. Strategi manajemen

perawatan diri diatur melalui strategi koping internal. NCRCS ditunjuk lebih

lanjut untuk mengatur strategi koping internal seperti tindakan, kognitif,

interpersonal dan emosional

Mekanisme tindakan koping digunakan untuk semua subjek individu dengan

kondisi kronis dan pemberi perawatannya. (Eakes , 1993, 1995, Eakes at al.,

1993, 1999; Hainsworth et al., 1995; Lindgren, 1996),

Strategi emosional contohnya menangis atau ekspresi emosi lainnya (Eakes, et

al., 1998; Hainsworth, 1995). Manajemen eksternal adalah intervensi yang

diberikan oleh tenaga kesehatan (Eakes et al., 1998). Pelayanan kesehatan

yang diberikan secara profesional dapat membantu memberikan rasa nyaman

bagi mereka, caring dan tenaga profesional yang kompeten lainnya.

B. SARAN

1. Orang tua harus memahami kondisi anak yang mengalami suat penyakit

kroniis salah satunya adalah meningkatkan fungsi keluarga dimana

keluarga akan mendapatkan tugas keluarga yang lebih kompleks, tanggung

jawab yang lebih besar, perhatian yang lebih besar, tugas identifikasi

14

Page 15: Middlle Range Teori

Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan

kebutuhan anak seperti kebutuhan akan alat bantu, akses pendidikan yang

sesuai, pembiayaan, ketidakpastian masa depan, kehilangan secara

emosional, reaksi terhadap stigma dalam masyarakat, isolasi sosial, dan

kehilangan kesempatan dalam bermasyarakat secara normal.

2. Salah satu pengaruh yang besar pada orang tua adalah perasaan berduka

atau kehilangan disebabkan karena orang tua mempersepsikan adanya

perbedaan anaknya dengan anak normal lain. Untuk itu koping yang

efektif keluarga sangat di perlukan dalam menerima kondisi anak

3. Perasaan berduka atau kehilangan ini akan muncul dalam respon

emosional seperti putus asa, menyesal, tidak percaya, menyalahkan diri

sendiri, permusuhan, cemas, ragu-ragu, disorientasi dan perasaan

terisolasi, sehingga diperlukan managemen emosional yang efektif dari

keluarga atau orang tua.

15

Page 16: Middlle Range Teori

Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan

D AFTAR PUSTAKA

Alligood-Tomey, A. (2006). Nursing theorists and their work. Sixth edition. Toronto: Mosby

Kozier, B & Erb. (2000). Fundamental of Nursing. St Louis Toronto : Mosby

Company.

Patricia, AP & Anne, GP.(1996). Fundamental of Nursing. St. Louis Toronto :

Mosby Company

Perry & Potter, (2005). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik,

Edisi 4 Volume 1, EGC : Jakarta

Perry & Potter, (2006). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik,

Volume 2, Edisi 4, EGC : Jakarta

16

Page 17: Middlle Range Teori

Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan

RENCANA MUTU PEMBELAJARAN

Nama Dosen : Rika DamayantiProgram Studi : S2 KeperawatanKode Mata Kuliah : Kep. 70633Nama Mata Kuliah : Sains KeperawatanJumlah SKS : 4 (3; teori, 1 : Praktek lab)Kelas/Semester : 408/1Pertemuan : IIAlokasi Waktu : 100 menit

I. Standar KompetensiMahasiswa dapat mengetahui, memahami, dan menguasai konsep dasar, filosofi, dan tujuan middle range theory.

II. Kompetensi DasarMemahami kerangka konsep, filosofi, dan tujuan chronic sorrow theory dalam keperawatan

III. IndikatorSetelah mengikuti perkuliahan diharapkan, mahasiswa dapat:1. menjelaskan pengertian cronic sorrow theori

2. menjelaskan konsep umum chronic sorrow theory

3. menjelaskan metode manajemen chronic sorrow theory

4. menjelaskan asumsi utama chronic sorrow theory

5. menjelaskan proses kehilangan

6. menjelaskan dampak dan reaksi kehilangan

7. menjelaskan faktor-fakor yang mempengaruhi kehilangan

8. menerapkan chronic sorrow theory pada tatanan pelayanan kesehatan

9. menerapkan askep klien dengan penyakit chronic sorrow theory

IV. Materi Ajar1. Pengertian chronic sorrow theory

2. Konsep umum chronic sorrow theory

3. Metode manajemen chronic sorrow theory

17

Page 18: Middlle Range Teori

Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan

4. Asumsi utama chronic sorrow theory

5. Proses kehilangan

6. Dampak dan reaksi kehilangan

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehilangan8. Askep chronic sorrow theory

V. Metode/Strategi PembelajaranCeramah, Tanya jawab, diskusi

VI. Tahap PembelajaranA. Kegiatan Awal

a.Dosen memberi salam dan membuka pelajaran dengan ucapan Bismillahirrahmanirrahim secara bersamaan

b. Dosen melakukan review singkat tentang materi sebelumnya

B. Kegiatan Intia. Dosen menerangkan tentang materi ajarb. Memberi ruang bertanya

C. Kegiatan Akhira.Mereview pemahaman mahasiswa dengan mengajukan beberapa

pertanyaanb. Membuat Kesimpulan.

VII. Alat/Bahan/Sumber BelajarA. Alat/Media

LCD, Laptop, White board

B. Bahan/Sumber BelajarAlligood-Tomey, A. (2006). Nursing theorists and their work. Sixth

edition.

Toronto: Mosby

Kozier, B & Erb. (2000). Fundamental of Nursing. St Louis Toronto : Mosby Company.Patricia, AP & Anne, GP.(1996). Fundamental of Nursing. St. Louis

Toronto :

Mosby Company

Perry & Potter, (2005). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan

18

Page 19: Middlle Range Teori

Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan

Praktik,

Edisi 4 Volume 1, EGC : Jakarta

Perry & Potter, (2006). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan

Praktik,

Volume 2, Edisi 4, EGC : Jakarta

VIII. PenilaianA. Teknik dan Instrumen

1. Absensi kehadiran2. Keaktifan3. Tugas kelompok4. Ujian

B. Kriteria Penilaian

Keterangan:A = AbsensiTK = Tugas KelompokP = Ujian Praktek LabUTS = Ujian Tengah SemesterUAS = Ujian Akhir SemesterNA = Nilai Akhir

19

Page 20: Middlle Range Teori

Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan

KONSEP MIDDLE RANGE THEORYCHRONIC SORROW THEORY

Disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Sains Dalam Keperawatan

Oleh Kelompok V :

Cau Kim JiuLaeli MahmudahMuhammad AliNeni Nuraeni

Rika DamayantiYanti Puspita Sari

PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

20

Page 21: Middlle Range Teori

Middle Range Theory Mata Kuliah : Sains Keperawatan

UNIVERSITAS INDONESIA2008

21