Metodologi Penelitian - WordPress.com · JENIS WAWANCARA • 1. TERSTRUKTUR • Teknik pengumpul...
Transcript of Metodologi Penelitian - WordPress.com · JENIS WAWANCARA • 1. TERSTRUKTUR • Teknik pengumpul...
Metodologi Penelitian“SUMBER DATA & TEKNIK PENGUMPULAN DATA”
Hikmah Agustin, SP.,MM
Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
• Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apa bila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus di-
teliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang le-
bih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Sutrisno Hadi (2006) ada 3 anggapan dalam wawancara yang harus diperhatikan
peneliti :
1. Subyek : adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri
2. pernyataan yang dinyatakan subyek/responden adalah benar dan dapat diper
caya
3. Interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sama dg
apa yang diinginkan peneliti.
JENIS WAWANCARA
• 1. TERSTRUKTUR
• Teknik pengumpul data yang telah diketahui dengan pasti tentang informasi yang diperoleh.
• Peneliti telah menyiapkan pertanyaan sekaligus alternatif jawaban .
• Setiap responden diberikan pertanyaan yang sama.
Contoh
• misalnya tentag tanggapan masyarakat terhadap berbagai pelayanan pemerintah sebuah Kabupaten tertentu yang
diberikan kepada masyarakat. Pewawancara melingkari salah satu jawaban yang diberikan responden.
• Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu tentang pelayanan pendidikan di Kabupaten ini:
a. Sangat bagus c. Bagus
b. Tidak bagus d.Sangat tidak bagus
• Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan bidang kesehatan di Kabupaten ini?
a. Sangat bagus b.Bagus
c. Tidak bagus d.Sangat tidak bagus
Jenis Wawancara
2.TIDAK TERSTRUKTUR
Yaitu wawancara yang bebas dan tidak menggunakan pedoman wawanca
ra yang disusun secara sistematis dan lengkap dalam pengumpulan data
nya.
Contoh :
- Bagaimanakah pendapat bapak/ibu terhadap kebijakan pemerintah tentang
impor gula saat ini
- Bagaimanakah dampaknya terhadap petani tebu ?
• Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dg cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
• Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yg bias diharapkan dari responden.
• Cocok digunakan untuk jumlah responden yang cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.
2. Kuesioner
Macam Kuisioner
1. Kuesioner terbuka
Kuesioner jenis ini memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab sebebas
nya jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti tanpa ada paksaan dari pihak
manapun dan tanpa ada pilihan jawaban sama sekali.
2. Kuesioner tertutup
Kuesioner jenis ini responden diberikan beberapa pilihan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti, dan tidak diperkenankan untuk menjawab selain jawaban yang di
berikan dalam kuesioner tersebut.
3. Kuesioner semi terbuka/tertutup
jenis ini memberikan pilihan yang lebih fleksibel kepada responden, karena selain perta
nyaan tersebut diberikan pilihan jawaban untuk memilih, resonden diperkenankan pula
untuk memberikan jawaban selain yang ada dalam pilihan jawaban bila responden mera
sa pilihan jawaban yang diberikan tidak cocok terhadap dirinya, sehingga menambahka
n jawaban lain selain yang ada dalam pilihan jawaban kuesioner tersebut.
Prinsip dalam penulisan angket (kuesioner)
a. Isi dan tujuan pertanyaan
• Isi pertanyaan merupakan bentuk pengukuran petanyaan harus teliti,
• setiap pertanyaan harus skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk
mengukur variabel yang diteliti.
b. Bahasa yang digunakan
• digunakan dalam penulisan kuesioner harus disesuaikan dengan kemampuan ber-
bahasa responden.
c. Tipe dan bentuk pertanyaan
• Tipe pertanyaan dalam angket dapat bersifat terbuka atau tertutup, dan bentuknya
dapat menggunakan kalimat positif atau negatif.
d. Tidak menanyakan yang sudah lupa
• Setiap pertanyaan dalam instrument angket, sebaiknya juga tidak menanyak
an hal-hal yang sekiranya responden sudah lupa, atau pertanyaan yang me
merlukan jawaban dengan berfikir berat.
Contoh: Bagaimanakah kinerja para penguasa Indonesia 30 tahun yang lalu?
Prinsip Angket
e. Pertanyaan tidak menggiring
• Pertanyaan angket sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban yang baik saja atau ke ya
ng jelek saja. Contoh : bagaimanakah kalau bonus atas jasa pelayanan di tingkatkan?
f. Panjang pertanyaan
• Pertanyaan angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh respon
den dalam mengisi. Bila jumlah variabel banyak, sehingga memerlukan instrument yang
banyak, maka instrument tersebut dibua bervariasi dalam penampilan, model skala pengu
kuran yang digunakan, dan cara mengisinya.
g. Urutan pertanyaan
• Urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik.
Hal ini perlu dipertimbangkan karena secara psikologis akan mempengaruhi semangat res
ponden untuk menjawabnya.
h. Penampilan fisik angket
• Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon atau ke
seriusan responden dalam mengisi angket.
Observasi
• Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai cirri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lainnya.
• observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek
alam yang lain.
• Sutrisno Hadi (2006) mengemukakan bahwa, observasi merupakan su
atu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berba
gai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpentin
g adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Skala Likert
• Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan, persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
• Dengan skala likert, maka variabel yang akan diatur dijabarkan menjadi indicator
variabel.
• indicator variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Contoh:
• Sangat Setuju 5
• Setuju 4
• Ragu-ragu 3
• Tidak Setuju 2
• Sangat Tidak Setuju 1
Skoring Sederhana
Dengan menggunakan angket, dengan instrumen :
• Sangat Setuju skor : 5, Setuju skor : 4, Ragu-ragu skor:3,
• Tidak Setuju skor : 2, Sangat Tidak Setuju skor : 1
Diberikan kepada 100 responden /karyawan yang diambil secara random. Dari 100 org pega
wai diperoleh jawaban :
25 orang menjawab sangat setuju ------- skoringnya : 25x 5 =125
40 orang menjawab setuju-------------------skoringnya: 40x4=160
5 orang menjawab Ragu ---------------------skoringnya: 5x3= 15
20 orang menjawab Tidak Setuju ----------skoringnya: 20x2= 40
10 orang menjawab Sangat Tidak Setuju—skoringnya: 10x1= 10 +
jumlah = 350
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh Item : 5x100 = 500 (SS) ----skor tertinggi
Jumlah skor rendah 1x100 = 100 (STS)
Lanjut ....
• Jadi berdasarkan data itu dapat dihitung persentase
= (skor yang diperoleh : skor ideal) x 100%
= (350 : 500) x 100 % = 70%
Secara kontinum dapat digambarkan
• Jadi dapat dikatakan hasil penelitian responden menyatakan 70% setuju
karena terletak didaerah dengan presentase sedang.
Skala Guttman
• Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas,
yaitu “ya – tidak”; “benar – salah”; “pernah – tidak pernah”
• Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio. Jadi kalau pada
skala likert terdapat 3, 4, 5, 6, 7 interval dari “sangat setuju” sampai “sangat
tidak setuju”
• maka pada skala guttman ini hanya ada dua interval yaitu “setuju” atau “tidak
setuju”.
• Penelitian dengan skala Guttman ini digunakan bilaingin mendapatkan jawab
an yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.
Skala Semantic Diferensial
• Skala pengukuran yang berbentuk semantic diferensial dikembangkan oleh Osgood.
• Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklis,
tetapi tersusun dalam garis kontinum yang jawaban “sangat positifnya” terletak di bagian kanan garis,
dan jawaban yang “sangat negatifnya” terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya.
• Data yang diperoleh adalah data interval.
Rating Scale
• Dengan rating scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan ke dalam bentuk kualitatif.
Contoh:
Seberapa baik data ruang kerja yang ada di Perusahaan A?
Berilah jawaban dengan angka
• 4.bila tata ruang itu sangat baik
• 3.bila tata ruang itu cukup baik
• 2.bila tata ruang itu kurang baik
• 1.bila tata ruang itu sangat tidak baik
Rating Scale :
Tabulasi:
Jumlah skor kriterium = (skor tertinggi x jml butir soal x jumlah responden) = 4 x 3 x 30 = 1200
Semisal : hasil skor pengumpulan data total 818, dengan responden 30, maka :
= 818 : 1200 x 100%
= 68 %.
“Validitas & Reliabilitas”
Hikmah Agustin, SP.,MM
Validitas
• Validitas mengacu pada kemampuan instrument pengumpulan data untuk mengukurapa yang harus diukur, untuk mendapatkan data yang relevan dengan apa yang sedang diukur (Dempsey, 2002 : 79).
• Dengan kata lain sebuah instrumen dianggap memiliki validitas yang tinggi jika instrumen tersebut benar-benar dapat dijadikan alat untuk mengukur sesuatu secara tepat.
• Validitas merupakan ciri yang harus dimiliki oleh instrument pengukuran karena berhubungan langsung dengan dapat tidaknya data dipercaya kebenarannya.
Macam Validitas
1) Validitas subjektif
• Validitas subjektif merupakan jenis validitas yang kriterianya sepenuhnya ditentukan berdasarkan pertimbangan peneliti,
baik pertimbangan nalar maupun pengalaman keilmuannya (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 250).
2) Validitas isi
• Validitas isi menunjuk pada sejauh mana instrument tersebut mencerminkan isi yang dikehendaki (Donald, 2009).
• Vailiditas isi ialah derajat di mana sebuah instrument mengukur cakupan subsansi yanghendak diukur (Sukardi, 2004)
3) Validitas criteria
• Validitas criteria menunjuk pada hubungan antara skor yang diperoleh dengan memakai instrument tertentu dengan su
atu variable luar (sebagai kriteria) yang mandiri dan dipercaya dapat mengukur langsung fenomena yang diselidiki.
4) Validitas konstruk (construct validity)
• Contsruct validity atau validitas bangunan pengertian menunjuk kepada sejauh mana hasil pengukuran dapat ditafsir-
kan menurut bangunan pengertian tsb atau Validitas konstruk merupakan derajat yang menunjukkan bahwa suatu ins
trument dapat mengukur sebuah konstruk sementara atau hypothetical construct (Sukardi, 2004 : 2004).
• Construct validity dipilih bila fenomena tidak dapat diukur secara langsung sehingga pengukuran dilakukan terhadap i
ndikatorindikator atau unsur-unsur yang membentuk construct atau konsep tersebut.
Reliabilitas
• Reliabilitas instrumen adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai
oleh sebuah alat ukur, meskipun dipakai secara berulang-ulang pada
subjek yang sama atau berbeda. Dengan demikian suatu instrument
dikatakan reliabel bila mampu mengukur sesuatu dengan hasil yang
konsisten (ajeg).
Macam Pengujian Realiability
• Metoda belah dua
• Metoda belah dua dilakukan dengan jalan memilah satu instrument ke dalam dua bagian
yang sama banyak, bagian pertama memuat unsure yang bernomor ganjil dan bagian lain
untuk yang bernomor genap.
• Metoda tes ulang
• Anggapan dasar metoda ini adalah suatu instrument memiliki reliabilitas yang tinggi bila
dipergunakan pada subjek-subjek yang sama dengan waktu yang berbeda namun hasil
nya sama atau mendekati sama.
Lanjut>>
3. Metoda kesamaan rasional
Metode ini dikembangkan oleh Kuder dan Richarson dengan titik tekan kesamaan semua butirpertanyaan yang ada pada instrument tes, baik pada ranah maupun tingkat kesukarannya. Artinya metoda ini hanya dimaksudkan untuk mengukur reliabilitas yang mempunyai satu sifat .
4. Metoda paralel
Metoda paralel sering pula disebut reliabilitas bentuk setara (equivalent-form reliability), yangmempunyai dua bentuk instrument. Metoda parallel dilakukan dengan dua kemungkinan.
pertama, dua orang peneliti menggunakan instrument yang sama untuk mengukur variabel yang sama dengan menggunakan responden dan waktu yang sama.
Kedua, peneliti tunggal menggunakan instrumen yang berbeda untuk mengukur variabel yang sama dengan menggunakan responden dan waktu yang sama pula.
Terima Kasih