Tugas Terstruktur TA

28
BAB I PENDAHULUAN Teori akuntansi menurut Harry I Wolk, p. 6 : ” Accounting Theory is developed and refined by the process of accounting research” , Teori akuntansi merupakan hal yang dibangun dan dibakukan melalui proses riset akuntansi. Para Profesor akuntansilah yang utamanya melakukan penelitian namun banyak individu- individu dari pemegang kebijakan organisasi, perusahaan akuntan publik dan industri privat yang juga turut memainkan peran dan turut andil dalam suatu proses penelitan. Teori normatif yang didefinisikan sebagai teori yang mengharuskan dan menggunakan kebijakan nilai (value judgement) yang mengandung minimum sebuah premis (Wolk & Tearney, 1997). Teori Normatif mencoba menetapkan data apa yang harus dikomunikasikan dan bagaimana data itu harus disajikan. Teori ini menjelaskan apa yang seharusnya dan bukan apa yang sebenarnya disajikan.

Transcript of Tugas Terstruktur TA

Page 1: Tugas Terstruktur TA

BAB I

PENDAHULUAN

Teori akuntansi menurut Harry I Wolk, p. 6 : ” Accounting Theory is

developed and refined by the process of accounting research” , Teori akuntansi

merupakan hal yang dibangun dan dibakukan melalui proses riset akuntansi. Para

Profesor akuntansilah yang utamanya melakukan penelitian namun banyak

individu-individu dari pemegang kebijakan organisasi, perusahaan akuntan publik

dan industri privat yang juga turut memainkan peran dan turut andil dalam suatu

proses penelitan.

Teori normatif yang didefinisikan sebagai teori yang mengharuskan dan

menggunakan kebijakan nilai (value judgement) yang mengandung minimum

sebuah premis (Wolk & Tearney, 1997). Teori Normatif mencoba menetapkan

data apa yang harus dikomunikasikan dan bagaimana data itu harus disajikan.

Teori ini menjelaskan apa yang seharusnya dan bukan apa yang sebenarnya

disajikan. Proses ini atau teori ini biasa disebut dengan teori preskripstif.

Teori normatif berasal dari Pemikiran deduktif. Penalaran deduktif dalam

akuntansi dimulai dari proposisi akuntansi dasar sampai dengan dihasilkan prinsip

akuntansi yang rasional sebagai dasar untuk mengembangkan teknik-teknik

akuntansi (Anis dan Imam,2003). Sehingga penalaran deduktif dapat diartikan

sebagai penarikan dari tujuan (generalisasi) menjadi prinsip-prinsip yang spesifik

dan logis sebagai dasar penerapan yang konkrit/praktis. Dalam prinsip deduktif ,

perumusan tujuan merupakan langkah yang paling penting karena tujuan yang

Page 2: Tugas Terstruktur TA

berbeda mungkin memerlukan struktur yang berbeda dan akan menghasilkan

prinsip yang berbeda pula

Argumen – argumen yang mendukung teori normatif yaitu asumsi/ logika

yang digunakan peneliti adalah hal hal yang dipercaya di masyarakat sehingga

asumsi atau logika tersebut dapat diterima. Asumsi asumsi atau logika yang ada di

masyarakat, lalu dipilih hal hal yang berguna untuk akuntansi, pemilihan ini

didasarkan pada fungsinya sehingga yang dipreskriptifkan adalah hal hal yang

sangat berguna atau baik. Teori normatif juga tidak dapat dihilangkan karena teori

ini berfungsi sebagai pelengkap dari teori posisitif, dimana teori positif hanya

menjelaskan dan memprediksi sehingga teori normatif menjadi pelengkap untuk

mewajibkan hal hal yang memang dianggap baik.

Selain ada yang mendukung teori normatif namun tidak sedikit yang

menolak teori normatif. Beberapa yang menolak teori normatif menganggap

bahwa teori normatif memiliki beberapa kekurangan diantaranya teori normatif

dibangun berdasarkan atas pendapat pribadi tentang apa yang seharusnya terjadi.

Selain itu, Teori normatif juga dianggap sebagai teori yang tidak memiliki studi

empiris sehingga kebenarannya dapat dipertanyakan karena tidak ada pembuktian

ilmiahnya.

Perbedaan –perbedaan pendapat ini membuat pembahasan mengenai teori

normatif semakin meningkat. Setiap peneliti harus mendapatkan kelebihan dan

kekurangan dari teori normatif itu sendiri. Beberapa yang mendapatkan

kekurangan dari teori normatif, membuat metode metode akuntansi yang dapat

meminimalisasi dampak dari kekurangan tersebut terhadap validitas akuntansi

atau laporan keuangan

Page 3: Tugas Terstruktur TA

Pembahasan teori normatif memiliki beberapa contoh, namun penulis

membatasi ruang lingkup pembahasan menjadi lebih spesifik. Penulis mengacu

pembahasan berdasarkan referensi utama sehingga pembahasan dalam makalah

ini yaitu teori normatif-akuntansi perubahan harga dan teori normatif-kerangka

konseptual.

Page 4: Tugas Terstruktur TA

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Teori Normatif– Akuntansi Perubahan Harga

Biaya Historis adalah Suatu ukuran berharga yang digunakan akuntansi di

mana harga suatu asset pada atas sisanya didasarkan pada biaya yang asli atau

nominalnya ketika diperoleh oleh suatu perusahaan. Metoda Biaya historis

digunakan untuk asset dibawah prinsip akuntansi berlaku umum( GAAP).

Argumen argumen untuk mendukung konsep biaya historis terus

berkembang diantaranya yaitu biaya historis relevan dalam membuat keputusan

ekonomi, biaya historis berdasarkan pada transaksi yang sesungguhnya bukan

berdasarkan kemungkinan atau perkiraan, Selama sejarah dalam laporan keuangan

yang mmenggunakan biaya historis sangat berguna, Pengertian terbaik mengenai

konsep keuntungan adalah kelebihan dari harga jual dari biaya historis, akuntan

harus menjaga integritas datanya dari modifikasi internal, Seberapa bergunanya

laporan keuangan tergantung dari current cost atau exit price, Perubahan dalam

harga pasar dapat diungkapkan sebagai data tambahan dan terjadi ketidakcukupan

data dalam membenarkan penolakan akuntansi biaya historis

Kritik akuntansi biaya historis telah dikemukakan oleh beberapa ahli,

terutama dalam kaitannya dengan ketidakmampuan biaya historis untuk

memberikan informasi yang berguna ketika harga naik dan kondisi pasar yang

terus berubah. Misalnya, kritik dilontarkan oleh Sweeney, MacNeal, Canning and

Paton pada tahun 1920 dan 1930. Dari tahun 1950-an tingkat kritik terus

Page 5: Tugas Terstruktur TA

meningkat, kritik dikemukakan oleh akdemisi terkenal seperti Chambers, Sterling,

Edwards dan Bell.

Kritikan- kritikan juga terjadi terhadap akuntansi biaya historis. Akuntansi

biaya historis dianggap tidak memenuhi kebutuhan pengguna dan tidak

menjalankan peran dari akuntansi itu sendiri. Peran akuntansi adalah untuk

memenuhi kebutuhan pengguna. Kebutuhan pengguna menyerukan posisi saat ini

atau kedepan bukan bertahan pada masa yang lalu. Selain itu, biaya historis

menyajikan keuntungan lebih tinggi ketika harga naik dan yang sangat menjadi

kritikan bahwa akuntansi biaya historis tidak mempertimbangkan perubahan

tingkat harga spesifik, inflasi, dan fluktuasi nilai tukar valas sehingga nilai aktiva

yang dicatat dalam neraca akan mempunyai nilai yang lebih rendah jika di

bandingkan dengan perkembangan harga daya beli uang sekarang.

Banyak kritik yang timbul sehingga ada perbaikan atau metode metode

untuk mengurangi kekurangan yang ada dari akuntansi biaya historis. Beberapa

metode itu yaitu Current Purchasing Power Accounting (CPPA), Current cost

accounting (CCA), dan Continuously Contemporary Accounting (CoCoA).

Current Purchasing Power Accounting (CPPA)

CPPA Sering disebut juga daya beli akuntansi yang berlaku umum/

akuntansi tingkat harga umum/ akuntansi tingkat dolar konstan. Konsep ini

menilai uang menurut daya belinya pada barang dan jasa secara umum. Tujuan

konsep ini untuk mempertahankan nilai modal menurut harganya yang tetap,

dengan ukuran indeks harga. Nilai harta, hutang dan modal yang terpengaruh oleh

perubahan harga disesuaikan dengan faktor indeks harga, sehingga dapat

dinyatakan dengan nilai uang yang sama.

Page 6: Tugas Terstruktur TA

Konsep ini digunakan pada saat kenaikan harga, jika suatu entitas

mendistribusikan keuntungan yang disesuaikan berdasarkan harga perolehan

hasilnya bisa menjadi penurunan nilai riil dari suatu entitas. Dimana secara riil

entitas bisa mengambil risiko mendistribusikan sebagian dari modal. Saat

menerapkan konsep ini maka indeks harga dibutuhkan. Indeks harga adalah rata-

rata tertimbang dari harga saat barang dan jasa yang berhubungan dengan rata-rata

tertimbang harga dalam periode sebelumnya (periode dasar). Indeks harga yang

digunakan dalam konsep ini dapat indeks harga umum maupun indeks harga

khusus.

Penyeseuaian dalam CPPA dilakukan pada akhir periode akuntansi atau

yang biasanya dilakukan pada saat akhir tahun. Penyesuaian ini dapat dilakukan

ke semua akun akun biaya historis sebagai penyesuaian terhadap keadaan saat ini.

Akun kewajiban dianggap sebagai akun moneter, akun moneter yaitu akun yang

tidak berpengaruh nilainya terhadap kenaikan harga, sehingga tingkat

kepastiannya menjadi jelas.

Selain itu, pada saat inflasi, pemegang aktiva moneter akan

kehilangan secara riil pemegang keuntungan kewajiban moneter, mengingat

mereka harus mengalami penurunan daya beli pada akhir periode jika

dibandingkan dengan awal periode sedangkan pemegang aktiva non-moneter

tidak mengalami perubahan daya beli. Keuntungan atau kerugian daya beli yang

timbul dicatat dalam laba rugi periode berjalan.

Namun konsep Current Purchasing Power Accounting (CPPA) tidak

terlepas dari kekurangan. Beberapa kekurangan dari CCPA yaitu Perubahan

dalam harga barang dan jasa yang termasuk dalam indeks harga umum mungkin

Page 7: Tugas Terstruktur TA

tidak merefleksikan barang dan jasa di industri yang berbeda. Ini membuat tingkat

perbandingan antar industri menjadi berkurang dan prediksi atau penilaian yang

dilakukan menjadi tidak valid. Kekurangan berikutnya yaitu pengguna akan

mengira nilai yang disesuaikan adalah asset tertentu, padahal semua asset

menggunakan indeks yang sama sehingga hal ini akan membuat pengguna

menjadi bingung. Dengan semua kekurangan tersebut maka banyak yang

menganggap bahwa data yang disajikan CPPA tidak relevan terhadap

pengambilan keputusan.

Current cost accounting (CCA)

Konsep ini merupakan konsep yang didukung oleh Paton pada tahun 1922

dan Edwards & Bell pada tahun 1961. Konsep ini mengukur nilai barang dan jasa

dalam hal biaya saat ini. Konsep ini memiliki tujuan untuk menghitung

pendapatan yang telah disesuaikan dengan perubahan harga. Konsep ini juga

membedakan antara keuntungan dari perdagangan atau penjualan dan keuntungan

dari memegang suatu aset. Konsep ini berpendapat bahwa dalam memegang suatu

aset akan menimbulkan biaya yang harus dikeluarkan walaupun secara tidak

langsung sehingga perhitungan cost dari aset tersebut membutuhkan penyesuaian.

CCA membedakan antara laba dari gain atau loss akan membuat informasi

akuntansi tersebut menjadi lebih berguna. Hal ini membuat pengguna dapat

mengetahui laba yang sebenarnya dari operasional perusahaan sehingga dapat

menilai kinerja dari perusahaan itu sendiri. CCA juga dapat meminimalisasi

dampak dari perubahan harga pasar yang sewaktu waktu dapat berubah diluar

kendali manajemen.

Page 8: Tugas Terstruktur TA

Namun CCA tidak terlepas dari kekurangan. Konsep CCA dianggap

memiliki tingkat subjektifitas yang terlalu besar. Biaya penggantian asset

kemungkinan tidak sama untuk semua perusahaan sehingga kemungkinan biaya

penggantian aset tiap perusahaan berbeda dan ini akan mengurangi tingkat

komparabilitas dari laporan keuangan itu sendiri. Selain itu, Biaya penggantian

tidak merefleksikan nilai asset jika asset tersebut dijual sehingga terkadang

aktivitas yang dilakukan dalam menilai biaya pengganti aset menjadi aktivitas

yang tidak berguna atau sia sia.

Continuously Contemporary Accounting (CoCoA)

Teori ini diusulkan oleh peneliti yang berasal dari Australia yang bernama

Raymond Chambers, teori ini dikembangkan pada tahun 1955 dan 1965. Teori ini

menilai aset sesuai dengan harga penjualan bersih pada tanggal neraca. Teori ini

merupakan teori normatif akuntansi yang mengatur bahwa aset harus dinilai atas

dasar harga pelepasan dan bahwa laporan keuangan harus berfungsi untuk

menginformasikan tentang kemampuan organisasi untuk beradaptasi.

Continuously Contemporary Accounting (CoCoA) berasumsi bahwa

perusahaan ada untuk meningkatkan kekayaan pemiliknya. Teori ini sangat

mendukung dengan sistem perekonomian kapitalis dimana semua nya bertujuan

untuk meningkatkan kekayaan para investor atau pemilik perusahaan. Suatu

entitas dapat dikatakan sukses jika entitas tersebut dapat beradaptasi dengan

perubahan yang ada dan kemampuan untuk beradaptasi yang terbaik tercermin

dari nilai uang dari aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal neraca dimana

nilai moneter didasarkan pada harga jual sumber daya organisasi tersebut.

Page 9: Tugas Terstruktur TA

Metode ini membuat perhitungan depresiasi yang sewenang wenang atau

berdasarkan prediksi dapat dihilangkan sehingga nilai yang ada dalam laporan

keuangan dapat dikatakan valid atau terbebas dari bias. Namun terlepas dari

kelebihan nya, metode ini juga memiliki kekurangan. Relevansi penggunaan harga

jual yang digunakan ketika aset tidak ingin dijual menjadi hal yang patut

dipertanyakan. Selain itu, menggunakan perhitungan dengan harga jual juga

menjadi sangat bertolak belakang dengan prinsip keberlangsungan suatu usaha.

Dengan tidak adanya depresiasi, CoCoA dianggap sangat mengabaikan nilai

pakai, dimana suatu aset akan berkurang nilainya ketika telah digunakan.

Berdasarkan metode metode di atas yang dianggap cukup untuk mengurangi

kekurangan dari akuntansi biaya historis, namun metode metode tersebut telah

tidak digunakan saat ini. Metode tersebut telah tergantung dengan metode fair

value yang dianggap lebih menghasilkan nilai yang sebenarnya sehingga tingkat

validitas laporan keungan menjadi sangat baik.

II.2 Teori Normatif– Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu teori akuntansi yang terstruktur. Hal ini

disebabkan struktur kerangka konseptual sama dengan struktur teori akuntansi

yang didasarkan pada proses penalaran logis (logical normative). Oleh karena itu,

berdasarkan penalaran ini, teori merupakan buah dari proses pemikiran kerangka

konseptual tertentu untuk menjelaskan apa yang harus di lakukan apabila ada

fakta atau fenomena baru.

FASB (Financial Accounting Standard Board) mendefinisikan kerangka

konseptual sebagai suatu format yang saling berkait sebagai berikut :

Page 10: Tugas Terstruktur TA

“….suatu format yang koheren tentang tujuan (objectives) dan konsep dasar yang saling berkaitan, yang di harapkan dapat menghasilkan standar-standar yang konsisten dan memberi pedoman tentang jenis, fungsi, serta keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan”. (FASB, 1978)

Kerangka konseptual merupakan landasan dalam proses penentuan standar

akuntansi. Tujuannya adalah untuk memberi pedoman bagi badan yang

berwenang dalam memecahkan masalah yang muncul selama proses penentuan

standar. Hal ini dilakukan dengan cara mempersempit permasalahan sehingga

dapat di tentukan apakah standar tertentu sesuai dengan kerangka konseptual.

Kerangka konseptual merupakan suatu kesatuan konsep-konsep koheren

yang menetapkan sifat dan fungsi pelaporan keuangan. Kam (1990) menguraikan

manfaat-manfaat kerangka konseptual sebagai berikut:

1. Memberi pengarahan atau pedoman kepada badan yang bertanggungjawab

dalam penyusunan atau penetapan standar akuntansi.

2. Menjadi acuan dalam memecahkan masalah-maslah akuntansi yang

dijumpai dalam praktik yang perlakuannya belum diatur dalam standar

atau pedoman spesifik.

3. Menentukan batas-batas pertimbangan (bounds for judgment) dalam

penyusunan statemen keuangan.

4. Meningkatkan pemahaman pemakai statemen keuangan dan meningkatkan

keyakinan terhadap statemen keuangan.

5. Meningkatkan keterbandingan statemen keuangan antar perusahaan.

Perkembangan Pembukuan Pencatatan Secara Berpasangan

a) Pada awal sekitar abad ke – 16 terjadi beberapa perubahan didalam teknik-

teknik pembukuan. Perubahan yang patut dicatat adalah diperkenalkannya

Page 11: Tugas Terstruktur TA

jurnal-jurnal khusus untuk pencatatan berbagai jenis transaksi yang

berbeda.

b) Pada abad ke – 16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik laporan keuangan

periodic. Kemudian, di abad ke - 17 terjadi evolusi pada personifikasi dari

seluruh akun dan transaksi sebagai suatu usaha untuk merasionalisasikan

aturan debit dan kredit yang digunakan pada akun-akun yang tidak pasti

hubungannya

c) Abad ke -17 mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang

terpisah untuk jenis barang yang berbeda.

d) Dimulai dengan East India Company diabad ke-17 dan selanjutnya diikuti

dengan perkembangan dari perusaahan seiring dengan revolusi industry,

akuntansi mendapatkan status yang lebih baik,ditunjukkan dengan adanya

kebutuhan akan akuntansi biaya dan kepercayaan yang diberikan kepada

konsep-konsep mengenai kelangsungan,periodisitas dan accrual.

e) Pada abad ke-18 metode-metode untuk pencatatan aktiva tetap mengalami

evolusi.

f) Abad ke-19 depresiasi untuk aktiva tetap hanya diperhitungkan pada

barang dagangan yang tidak terjual. Pertengahan abad ke-19 di Saliero

tepatnya pada tahun 1915 telah menggunakan metode –metode depresiasi

berikut ini : Metode garis lurus, metode saldo menurun, metode dana

pelunasan dan anuitas, dan metode unit biaya. Setelah tahun 1930 beban

depresiasi menjadi lebih umum digunakan.

Page 12: Tugas Terstruktur TA

g) Akuntansi biaya muncul pada abad ke 19 sebagai sebuah hasil dari

revolusi industry. Akuntansi biaya diawali oleh pabrik-pabrik tekstil pada

abad ke 15.

h) Pada akhir abad ke 19 terjadi perkembangan pada teknik-tknik akuntansi

untuk pembayaran dibayar dimuka dan accrual, sebagai cara untuk

memungkinkan dilakukannya perhitungan dari laba periodic.

i) Akhir abad ke 19 dan ke 20 terjadi perkembangan pada laporan dana.

j) Diabad ke - 20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi

untuk isu-isu komplek, mulai dari hitungan laba persaham, akuntansi

untuk perhitungan bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa jangka panjang dan

sampai kepada masalah penting dari akuntansi sebagai produk baru dari

rekayasa keuangan.

Tujuan untuk Kerangka Kerja Konseptual

IASB dan FASB mempertimbangkan kerangka tujuan utama pelaporan

keuangan adalah untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada

pengguna. Informasi tersebut akan dipilih salah satu dasar kegunaannya dalam

proses pengambilan keputusan ekonomi.

Pada periode 1987 - 2000, FASB menerbitkan laporan konsep tujuh

mencakup topik-topik berikut:

1. Tujuan dari pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan

organisasi non-profit

2. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi akuntansi yang berguna

3. Unsur-unsur laporan keuangan

Page 13: Tugas Terstruktur TA

4. Kriteria untuk pengakuan dan pengukuran unsur-unsur

5. Penggunaan arus kas dan menyajikan informasi nilai dalam

pengukuran akuntansi.

IASB memiliki konsep laporan hanya satu yaitu kerangka atas penyusunan

dan penyajian laporan keuangan. Konsep laporan itu dikeluarkan oleh IASC,

organisasi pendahulu IASB pada tahun 1989 dan kemudian diadopsi oleh IASB

pada tahun 2001. Kerangka tersebut menggambarkan konsep-konsep dasar yang

berfungsi sebagai panduan dalam penyusunan laporan keuangan. IASB

menyatakan bahwa kerangka berfungsi dalam hal :

1. Menentukan tujuan laporan keuangan

2. Mengidentifikasi karakteristik kualitatif yang berguna dalam membuat

informasi dalam laporan keuangan

3. Mendefinisikan elemen dasar laporan keuangan dan konsep untuk

pengakuan serta pengukuran mereka dalam laporan keuangan.

Keuntungan dan Kerugian menggunakan Kerangka Konseptual

Keuntungan

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan kerangka

konseptual khususnya dalam hal keuntungan. Keuntungan dalam menggunakan

kerangka konseptual sendiri itu jelas akan berdampak pada pembuatan laporan

keuangan.

“…tujuan dibuatnya kerangka konseptual akan mempengaruhi pada kualitas informasi, pengukuran dan pengakuan aktiva” Deegan, C. & Unerman, J. (2006). Financial Accounting Theory.

Page 14: Tugas Terstruktur TA

Dalam hal tersebut sudah dapat dilihat bahwa dalam pembuatan kerangka

konseptual sendiri ada pula keuntungan, karena tujuan dalam pembuatan kerangka

konseptual agar pelaporan keuangan memiliki kualitas informasi yang baik, serta

ada standar yang dapat menilai baik dan kurangnya suatu laporan keuangan

tersebut. Kelebihannya sebagai berikut :

1. Adanya kerangka konseptual harus menghasilkan standar yang lebih

logis dan konsisten satu sama lain.

2. Menghindari adanya celah yang signifikan dan topik-topik tertentu

yang pernah ditangani. Misalnya, sebelum perkembangan IASB dan

kerangka konseptual FASB tidak ada definisi formal istilah-istilah

seperti 'aset', 'kewajiban' atau 'keadilan'.

3. Di mana ada konflik kepentingan antara kelompok pengguna yang

kebijakan untuk memilih, kebijakan yang berasal dari kerangka

konseptual akan kurang terbuka terhadap kritik bahwa standar-setter

mengaksesi tekanan eksternal.

4. Adanya kerangka prinsip berarti bahwa itu adalah jauh lebih sulit bagi

penyusun untuk menghindari sesuai dengan persyaratan pelaporan.

5. Standart Setter dapat menjadi lebih bertanggung jawab kepada

pengguna laporan keuangan, karena alasan di balik standar tertentu

harus jelas. Hal ini juga harus jelas bagi pengguna ketika pembuat

standar telah berangkat dari prinsip yang ditetapkan dalam kerangka.

6. Proses standar berkembang harus lebih mudah dan lebih murah karena

prinsip-prinsip dasar yang mendukung mereka telah diperdebatkan dan

ditetapkan.

Page 15: Tugas Terstruktur TA

7. Sebuah kerangka konseptual memberikan prinsip-prinsip yang dapat

diterapkan di mana tidak ada akuntansi standar atau panduan yang

relevan lainnya.

8. Adanya kerangka konseptual berkontribusi terhadap kredibilitas umum

pelaporan keuangan dan meningkatkan kepercayaan publik dalam

laporan keuangan.

Kekurangan

Kekurangan dalam kerangka konseptual ini dikemukakan oleh SATTA

(Statement on Accounting Theory and Theory Acceptance) “…melakukan review

terhadap teori akuntansi dan menemukan bahwa sejumlah teori menjelaskan

akuntansi dalam lingkup yang sempit” SATTA 1973,

SATTA mengungkapkan bahwa kerangka konseptual masih kurang dalam

penggunannya, kemudian kurangnya standar yang digunakan untuk mengawal

kerangka konseptual itu sendiri, mungkin itulah sedikit kekurangannya, dan

dijelaskan lebih pada :

1. Laporan keuangan dimaksudkan untuk berbagai pengguna dan tidak

yakin bahwa kerangka konseptual tunggal dapat dirancang akan sesuai

dengan semua pengguna.

2. Mengingat keragaman kebutuhan pengguna, mungkin ada kebutuhan

untuk berbagai standar akuntansi, masing-masing diproduksi untuk

tujuan yang berbeda (dan dengan konsep yang berbeda sebagai dasar).

Page 16: Tugas Terstruktur TA

3. Tidak jelas bahwa kerangka konseptual membuat tugas mempersiapkan

dan kemudian menerapkan standar lebih mudah daripada tanpa

kerangka.

4. Dalam prakteknya, kerangka kerja konseptual dapat menyebabkan

standar akuntansi yang sangat teoritis dan akademis. Mereka mungkin

meningkatkan kompleksitas informasi keuangan dan mengarah pada

solusi yang secara konseptual murni tetapi sulit untuk memahami dan

menerapkan bagi banyak penyusun dan pengguna.

5. kerangka kerja konseptual cenderung berfokus pada kegunaan

informasi keuangan dalam membuat 'menahan atau menjual' keputusan

tentang investasi. Namun, banyak pengguna laporan keuangan juga

tertarik pada informasi yang akan membantu mereka menilai

kepengurusan manajemen.

6. Selain itu, prinsip akuntansi yang fokus hanya pada fenomena ekonomi:

transaksi yang dapat dinyatakan dalam bentuk uang. Banyak yang

percaya bahwa aspek-aspek lain dari operasi entitas, seperti efeknya

pada lingkungan alam atau di masyarakat luas, harus setidaknya sama

pentingnya dalam menilai kinerja dan membuat keputusan investasi.

Kesimpulan

Kerangka konseptual kuntansi pada awalnya adalah suatu teori akuntansi

yang terstruktur. Hal ini disebabkan struktur kerangka konseptual sama dengan

struktur teori akuntansi yang didasarkan pada proses penalaran logis (logical

Page 17: Tugas Terstruktur TA

normative). Oleh karena itu, berdasarkan penalaran ini, teori merupakan buah

dari proses pemikiran kerangka konseptual tertentu untuk menjelaskan apa yang

harus di lakukan apabila ada fakta atau fenomena baru.

kemudian seiring berjalannya waktu dan semakin berkembangnya teknik

atau ilmu akuntansi kerangka konseptual yang seperti itu sudahlah tidak relevan

lagi sehingga kerangka konseptual kemudian bertransformasi atau memperbaharui

fungsinya menjadi lebih, kerangka konseptual akuntansipun bertransformasi

fungsinya yang awalnya hanyalah berdasarkan penalaran logis menjadi : (1) harus

dapat menentukan tujuan pelaporan keuangan, (2) Mengidentifikasi karakteristik

kualitatif yang berguna dalam membuat informasi dalam laporan keuangan, (3)

Mendefinisikan elemen dasar laporan keuangan dan konsep untuk pengakuan

serta pengukuran mereka dalam laporan keuangan.

Page 18: Tugas Terstruktur TA

Daftar Pustaka

Deegan, C. & Unerman, J. (2006). Financial Accounting Theory.-

European edition McGraw-Hill Education (UK) Limited

Harry I Wolk, p. 6 : ” Accounting Theory is developed and refined by the

process of accounting research”

PENDEKATAN DAN KRITIK TEORI AKUNTANSI POSITIF oleh

Indira Januarti

Seminar Akuntansi “Perkembangan Akuntansi” OLEH Bandi, Dr., M.Si.,

Ak

PERBANDINGAN BIAYA HISTORIS DAN NILAI WAJAR Yolinda

Yanti Sonbay, Program Studi Akuntansi Universitas Katholik Widya

Mandira

Studi Banding Penyusunan Laporan Keuangan dengan Metode

Historical Cost Accounting dan General Price Level Accounting pada

Masa Inflasi David Sukardi Kodrat Staf Pengajar Fakutas Ekonomi

Universitas Ciputra, Surabaya

AKUNTANSI INFLASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN

KEANDALAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Fatmasari

Sukesti Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

Yadiati,Winwin.2007.Teori Akuntansi Suatu Pengantar.Jakarta:Kencana

Riahi,Ahmed.2006.Accounting Theory.Jakarta:Salemba Empat

Niswonger,Warren,Dkk.1999.Prinsip-Prinsip Akuntansi.Jakarta:Erlangga