Meningitis TB

30
Tinjauan Pustaka Meningitis Tuberkulosa Bernadina N S Lewowerang 102011303 Kelompok : 13 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 email : [email protected] Pendahuluan Meningitis adalah radang umum pada arakhnoid dan piamater, disebabkan oleh bakteri, virus, Ricketsia atau protozoa, yang dapat terjadi secara akut dan kronis. Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis. Meningitis adalah suatu radang pada meningens (selaput yang melindungi otak dan batang otak), disebabkan oleh bakteri, dan virus yang dapat terjadi secara akut atau kronik. Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta. Pada meningitis serosa cairan otak berwarna jernih sampai xantokrom, sedangkan pada meningitis purulenta cairan otak berwarna opalesen sampai 1

description

makalah

Transcript of Meningitis TB

Page 1: Meningitis TB

Tinjauan Pustaka

Meningitis Tuberkulosa

Bernadina N S Lewowerang

102011303

Kelompok : 13

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

email : [email protected]

Pendahuluan

Meningitis adalah radang umum pada arakhnoid dan piamater, disebabkan oleh bakteri, virus,

Ricketsia atau protozoa, yang dapat terjadi secara akut dan kronis. Meningitis merupakan infeksi

akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok,

Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis. Meningitis

adalah suatu radang pada meningens (selaput yang melindungi otak dan batang otak), disebabkan

oleh bakteri, dan virus yang dapat terjadi secara akut atau kronik. Meningitis dibagi menjadi 2

golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu meningitis serosa dan

meningitis purulenta. Pada meningitis serosa cairan otak berwarna jernih sampai xantokrom,

sedangkan pada meningitis purulenta cairan otak berwarna opalesen sampai keruh. Meningitis

serosa dibagi menjadi 2 yaitu meningitis serosa viral yang disebabkan oleh infeksi virus dan

meningitis serosa tuberkulosis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Meningitis serosa tuberkulosis atau meningitis tuberkulosis merupakan satu dari sekian jenis

meningitis yang paling sering dan paling berbahaya karena berbeda dengan meningitis lainnya

dari perjalanan penyakitnya yang lambat dan progresif. Meningitis tuberkulosis terjadi sebagai

akibat komplikasi dari penyebaran tuberkulosis primer, biasanya dari paru.

1

Page 2: Meningitis TB

Tinjauan Pustaka

Pembahasan

Anatomi dan Fisiologi

Meningen

Merupakan selaput yang menyelubungi otak, yang berfungsi sebagai pelindung, pendukung

jaringan dibawahnya. Selaput otak ini terdiri dari piameter, arachnoid dan durameter yang

masing-masing meruapakan suatu lapisan yang terpisah dan kontinyu. Antara lapisan piameter

dan arachnoid ada hubungan yang disebut dengan nama “pakimening”. Piameter merupakan

lapisan vaskuler, dan pembuluh darah melalui piameter menuju struktur Interna Central Nervus

Sistem (CNS) untuk memberi nutrisi pada jaringan neural. Arachnoid meruapakan membaran

fibrosa yang tipis halus dan vaskuler. Arachnoid meliputi otak dan membran spinalis, tetapi tidak

mengikuti setiap bentuk luarnya seperti piameter. Daerah antara arachnoid dan paimeter

dinamakan ruang subarachnoid dan mengandung arteri, vena serebral dan tuberkulae. Arachnoid

dan cairan cerebrospinal yang membasahi CNS. Durameter merupakan suatu jaringan liat dan

tidak elastis seperti kulit. Terdiri dari dua lapisan, lapisan luarnya disebut endoteal dan bagian

dalam disebut durameningeal.1

Ventrikel dan Cairan Serebrospinal (CSF)

Ventrikel merupakan tempat rongga dalam otak yang salaing berhubungan satu dengan yang lain

dan dibatasi dengan epindima dan mengandung CSF. Pada setiap hemisper serebri terdapat satu

ventrikel lateral. Ventrikel ketiga terdapat diensefalon dan ventrikel keempat dalam pons,

medulla oblongata. Dalam setiap ventrikel terdapat struktur sekresi khusus yang disebut Fleksus

Koroideus. Fleksus ini terdiri dari jaringan pembuluh darah piameter yang mempunyai hubungan

langsung dengan epindima dan mengandung CSF. Pada setiap hemisper serebri terdapat satu

ventrikel lateral. Ventrikel ketiga terdapat di ensefalon dan ventrikel keempat dalam pons,

medulla oblongata. Dalam setiap ventrikel terdapat struktur sekresi khusus yang disebut Fleksus

koroideus. Fleksus ini terdiri dari jaringan pembuluh darah piameter yang mempunyai hubungan

langsung dengan epidemi. Fleksus Koroideus inilah yang mengsekresi CSF yang jernih dan tidak

berwarna, yang merupakan bantalan cairan yang pelindung disekitar CNS. Kebanyakan CSF

2

Page 3: Meningitis TB

Tinjauan Pustaka

direabsorbsi kedalam darah melalui struktur khusus yang disebut villi arachnoid yang menonjol

dari ruang subarachnoid menuju sinus sagitalis superior otak. Produksi dan reabsorbsi CSF

dalam CNS berlangsung konstan. Volume total CSF yang terdapat dalam rongga serebrospinal

sekitar 125 ml. Sedang kecepatan sekresi Fleksus Koroideus besarnya hanya sekitar 500 sampai

750 ml perhari. Tekanan CSF merupakan fungsi kecepatan pembentukan cairan dan resistensi

reabsorbsi oleh villi arachnoidalis. Tekanan CSF sering diukur waktu dilakukan lumbal fungsi

yaitu sekitar 13 mmHg.1

Anamnesis

Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara melakukan

serangkaian wawancara dengan pasien (autoanamnesis), keluarga pasien atau dalam keadaan

tertentu dengan penolong pasien (aloanamnesis). Berbeda dengan wawancara biasa, anamnesis

dilakukan dengan cara yang khas, yaitu berdasarkan pengetahuan tentang penyakit dan dasar-

dasar pengetahuan yang ada di balik terjadinya suatu penyakit serta bertolak dari masalah yang

dikeluhkan oleh pasien.Berdasarkan anamnesis yang baik dokter akan menentukan beberapa hal

mengenai hal-hal berikut.2

Penyakit atau kondisi yang paling mungkin mendasari keluhan pasien (kemungkinan

diagnosis)

Penyakit atau kondisi lain yang menjadi kemungkinan lain penyebab munculnya keluhan

pasien (diagnosis banding)

Faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit tersebut (faktor

predisposisi dan faktor risiko)

Kemungkinan penyebab penyakit (kausa/etiologi)

Faktor-faktor yang dapat memperbaiki dan yang memperburuk keluhan pasien (faktor

prognostik, termasuk upaya pengobatan)

Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medis yang diperlukan untuk menentukan

diagnosisnya

Selain pengetahuan kedokterannya, seorang dokter diharapkan juga mempunyai kemampuan

untuk menciptakan dan membina komunikasi dengan pasien dan keluarganya untuk

mendapatkan data yang lengkap dan akurat dalam anamnesis.Lengkap artinya mencakup semua

3

Page 4: Meningitis TB

Tinjauan Pustaka

data yang diperlukan untuk memperkuat ketelitian diagnosis, sedangkan akurat berhubungan

dengan ketepatan atau tingkat kebenaran informasi yang diperoleh. Dari keluhan-keluhan

tersebut dan dasar teori dari anamnesis, maka dapat diketahui data-data sebagai berikut:1

Keluhan utama

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat kesehatan lingkungan

Pemeriksaan fisik

Tujuan utama pemeriksaan fisik saraf adalah mengungkapkan dan menjelaskan defisit fungsi,

dan untuk menjelaskan kemungkinan lokasi anatomis dari lesi. Apakah masalah disebabkan oleh

lesi pada otak, sumsum tulang belakang, saraf perifer, atau otot. Berikut beberapa hal yang perlu

di periksa, yaitu:

1. Keadaan umum

Pemeriksaan keadaan umum meliputi:

a. Kesan umum dari inspeksi seluruh tubuh, misal menurunnya kesadaran, bentuk kepala

yang terlalu besar atau terlalu kecil, edema generalisata, nampak sakit dan gelisah, dan

sebagainya.

b. Pemeriksaan umum terutama pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, denyut nadi,

frekuensi pernapasan, suhu), sistem kardiopulmoner, sistem gastrointestinal, urogenital,

anggota gerak, leher, kepala, dan muka.

2. Tingkat kesadaran

Pemeriksaan tingkat kesadaran yang sekarang dipakai adalah skala dari Glasgow (Glasgow

coma scale) yang lebih praktis karena patokan/kriteria yang lebih jelas dan sistematik,

dibandingkan dengan cara lama seperti apatis, somnolen, stupor, sopor, dan koma.

Pada setiap pasien dengan gangguan kesadaran, maka ada 4 hal yang perlu diperiksa selain

tingkat kesadaran, yaitu:

a. Tingkat kesadaran

b. Mata, yang meliputi pupil (refleks cahaya, anisokoria), gerakan bola mata (gerakan

konjugasi bola mata), berguna untuk menentukan kelainan neurologis atau metabolik.

4

Page 5: Meningitis TB

Tinjauan Pustaka

c. Respirasi yang dikaitkan dengan lokalisasi lesi di otak dan berhubungan dengan beratnya

gangguan tingkat kesadaran.

d. Respons motorik terhadap ransangan nyeri. Adanya gerakan motorik terhadap ransangan

nyeri (menjauhi ransang tersebut) menunjukkan fungsi spino-thalamo-cortical (sensory

ascending pathway) dan tractus cortico-spinalis (tractus piramidalis) yang masih baik,

sedangkan tidak adanya gerakan motorik pada salah satu anggota gerak tetapi

menunjukkan “grimacing” (meringis) sewaktu diberikan rangsangan nyeri menunjukkan

adanya disfungsi tractus cortico-spinalis tanpa disfungsi daripada sensory ascending

pathway.

Cara pemeriksaan skala dari Glasgow (Glasgow coma scale, GCS), didasarkan pada respon

dari mata, pembicaraan, dan motorik. Dimana masing-masing mempunyai nilai/score tertentu,

mulai dari yang paling baik (normal) sampai dengan yang paling jelek. Jumlah/total scoring

paling buruk adalah 3, sedangkan yang paling baik (normal) adalah 15.

Tabel 1. Glasgow Coma Scale2

Score

1. Eye open

spontan membuka mata

terhadap suara membuka mata

terhadap nyeri membuka mata

menutup mata terhadap segala jenis rangsang

4

3

2

1

2. Verbal response

Berorientasi baik

Bingung (bisa membentuk kalimat tapi arti keseluruhan kacau)

Bisa membentuk kata tapi tidak mampu mengucapkan suatu

kalimat

Bisa mengeluarkan suara yang tidak punya arti (groaning)

Suara tidak ada

5

4

3

2

1

3. Motoric response

Menurut perintah 6

5

Page 6: Meningitis TB

Tinjauan Pustaka

Dapat melokalisir ransangan sensorik di kulit (raba)

Menolak ransangan nyeri pada anggota gerak (withdrawal)

Menjauhi ransangan nyeri (fleksi)

Ekstensi spontan

Tidak ada gerakan

5

4

3

2

1

3. Pemeriksaan tanda rangsangan meningeal

a. Kaku kuduk

Cara : Pasien tidur telentang tanpa bantal.

Tangan pemeriksa ditempatkan dibawah kepala pasien yang sedang berbaring, kemudian

kepala ditekukan (fleksi) dan diusahakan agar dagu mencapai dada. Selama penekukan

diperhatikan adanya tahanan. Bila terdapat kaku kuduk kita dapatkan tahanan dan dagu

tidak dapat mencapai dada. Kaku kuduk dapat bersifat ringan atau berat.

Hasil pemeriksaan:

Leher dapat bergerak dengan mudah, dagu dapat menyentuh sternum, atau fleksi leher

normal/kaku kuduk negatif.

Adanya rigiditas leher dan keterbatasan gerakan fleksi leher kaku kuduk positif.

b. Brudzinski

Cara : Pasien berbaring dalam sikap terlentang, dengan tangan yang ditempatkan dibawah

kepala pasien yang sedang berbaring, tangan pemeriksa yang satu lagi sebaiknya

ditempatkan didada pasien untuk mencegah diangkatnya badan kemudian kepala pasien

difleksikan sehingga dagu menyentuh dada.

Hasil Pemeriksaan :

Test ini adalah positif bila gerakan fleksi kepala disusul dengan gerakan fleksi di sendi

lutut dan panggul kedua tungkai secara reflektorik.

c. Kernig

Pada pemeriksaan ini , pasien yang sedang berbaring difleksikan pahanya pada persendian

panggul sampai membuat sudut 90 derajat. Setelah itu tungkai bawah diekstensikan pada

persendian lutut sampai membentuk sudut lebih dari 135 derajat terhadap paha. Bila

teradapat tahanan dan rasa nyeri sebelum atau kurang dari sudut 135 derajat, maka

dikatakan kernig sign positif

6

Page 7: Meningitis TB

Tinjauan Pustaka

d. Laseque

Cara : Pasien berbaring terlentang. Angkat satu tungkai pasien dengan fleksi di sendi

panggul sampai membentuk sudut 70 derajat, sedangkan tungkai lain dalam keadaan

lurus.

Hasil Pemeriksaan :

Bila teradapat tahanan dan rasa nyeri sebelum atau kurang dari sudut 70 derajat, maka

dikatakan laseque sign positif. .

4. Pemeriksaan refleks patologis

Refleks patologis merupakan respon yang tidak umum dijumpai pada individu normal.

Refleks patologis pada ekstemitas bawah lebih konstan, lebih mudah muncul, lebih reliabel

dan lebih mempunyai korelasi secara klinis dibandingkan pada ekstremitas atas.

a. Refleks Klonus kaki

Cara pemeriksaan: sanggah lutut pada posisi fleksi ringan. Lalu dengan tangan yang lain

lakukan dorsofleksi tiba-tiba dan pertahankan beberapa saat.

b. Babinsky sign

Pemeriksa menggores bagian lateral telapak kaki dengan ujung palu refleks.

Reaksi: Dorsofleksi ibu jari kaki disertai gerakan melebar jari-jari lainnya. Intepretasi:

normal (-)

Pada pemeriksaan didapatkan kaku kuduk, suhu badan naik turun, kadang-kadang suhu malah

merendah, nadi sangat labil, lebih sering dijumpai nadi yang lambat, hiperestesi umum, abdomen

tampak mencekung, afasia motorik atau sensoris, reflek pupil yang lambat dan reflek tendon

yang lemah.2

7

Page 8: Meningitis TB

Tinjauan Pustaka

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan CSF

M. Purulenta M. Serosa/TBC M. Viral

Tekanan

Warna

Tes none

Tes pandi

Jumlah sel

Protein

Glukosa

Bakteri

merah, kuning /

hijau

++ / +++

-- / +++

1000 – 10.000

100 – 500 mg %

dgn pewarnaan

Opalesen kuning

++ / +++

++ / +++

200 – 500

100 – 500 mg %

dgn pewarnaan

Normal

Jernih

- / +

- / +

50 – 100

50 – 100 mg %

normal

(-) dgn pewarnaan

Pemeriksaan cairan otak

Merupakan kunci diagnosis untuk meningitis tuberkulosis. Cairan serebrospinal pada

meningitis tuberkulosis jernih, tidak berwarna, dan bila didiamkan akan membentuk “cob

web” atau “pellicle” atau sarang laba-laba. Tekanan sedikit meninggi dan jumlah sel

kurang dari 500/ mm3 dengan dominan limfosit. Protein meninggi sampai 200mg% dan

kadar glukosa menurun sampai dibawah 40mg%.3

Pemeriksaan darah rutin

Darah perifer lengkap, gula darah dan elektrolit. Selain itu perlu diperiksa juga jumlah

dan hitung jenis leukosit serta peningkatan laju endap darah (LED).3

8

Page 9: Meningitis TB

Tinjauan Pustaka

Tes tuberkulin

Pemberian tuberkulin intradermal sebanyak 0,1 cc atau tes Mantoux berguna untuk

diagnosis, terutama pada anak.3

Tuberkel koroid

Tuberkel koroid menandakan suatu proses tuberkulosis lanjut. Nampak sebagai fokus

eksudat putih keabuan dibawah pembuluh darah retina.3

Pemeriksaan radiologik

- Foto Thorak

Hampir sebagian besar penderita meningitis tuberkulosis akan menunjukkan gambaran

radiologik sesuai untuk suatu tuberkulosis.3

- Foto tengkorak

Pada stadium akut meningitis tuberkulosis tidak akan menjumpai kelainan pada foto

tengkorak. Pelebaran sutura menandakan suatu peninggian tekanan intrakranial.3

- Pemeriksaan CT Scan

Dapat digunakan untuk diagnosis meningitis tuberkulosis, kelainan yang nampak adalah:3

Tuberkuloma, dapat mengalami perkapuran dan kadang terlihat suatu “mass effect”

Hidrosefalus, terlihat dari pelebaran ventrikel.

Gambaran penyerapan abnormal dari kontras pada sisterna basalis.

Infark

- Angiografi

Pada fase akut meningitis tuberkulosis dapat dijumpai kelainan pembuluh darah berupa

penyempitan segmental arteri pada daerah basis otak. Penyempitan ini terjadi akibat

arteritis atau kompresi mekanik oleh eksudat kental.3

- Elektroensefalografi

Dijumpai gambaran EEG abnormal berupa perlambatan difus, bentuk sinusoidal, teratur

dengan aktivitas gelombang delta voltase tinggi. Selain itu dapat memperlihatkan

terdapatnya lesi fokal sesuai dengan lesi infark atau fokus epileptik.3

9

Page 10: Meningitis TB

Tinjauan Pustaka

Diagnosis Pembanding

Beberapa penyakit yang memiliki kemiripan dengan meningitis TB antara lain: meningitis

bakterialis dan meningitis viral. Keadaan ini dapat didiagnosis dengan pewarnaan yang tepat,

kultur, dan pemeriksaan serologik serta sitologik.4

1. Meningitis Bakterialis

Meningitis bakterialis sering dihubungkan dengan sindrom sepsis (demam, takikardia, hipotensi,

atau syok), diperberat oleh koagulasi intravaskular diseminata, yang dinduksi oleh septikemia.

Meningitis biasanya terjadi karena bakterinemia yang disebabkan oleh Neisseria meningitidis,

walaupun Steptococcus pneumonia dapat muncul pada orang-orang dengan pneumonia

pneumokokus (lebih sering pada manula dan penyalahguna alcohol) atau kerusakan dura (fraktur

tengkorak, sepsis telinga, atau penyakit sinus). Bila dicurigai bakterialis, maka antibiotik

spektrum luas (misalnya sefotaksin dosis tinggi) harus segera diberikan. Diagnosis dipastikan

dengan mengidentifikasi organisme (kultur darah, pemeriksaan mikroskopik LCS, kultur, dan

polymerase chain reaction (PCR) atau serologi darah). Prognosis bervariasi. Pada meningitis

meningokokus, 5-10% meninggal, dan sebagian besar mempunyai gejala sisa permanen,

termasuk kehilangan jari (infark akibat hipotensi), tuli, buta, dan gangguan intelektual. Imunisasi

terhadap meningokokus serotype A dan C efektif (tetapi serotype B, dimana tidak ada vaksin

terhadapnya, mendasari ±50% kasus).5

2. Meningitis Viral

Sebagian besar kasus meningitis limfositik akut disebabkan oleh virus. Karena biakan rutin

negatif, meningitis virus juga disebut sebagai meningitis aseptik. Banyak jenis virus yang diduga

terlibat, di antaranya enterovirus (coxsackie A dan B, echovirus, poliovirus), herpesvirus (virus

herpes simpleks-1 (HSV-1), HSV-2, virus Epstein-Barr, virus varisela zoster), gondongan,

campak, dan adenovirus. LCS jernih dengan kandungan protein normal atau meningkat, dan

glukosa normal. Bisa ditemukan sel-sel mononuklear, namun tak ditemukan organisme. Gejala

nyeri kepala dan meningismus bisa sembuh sendiri. Apus tenggorok, spesimen LCS, dan feses

harus dikirim untuk kultur virus dan uji serologis. Tata laksana bersifat simtomatik dengan

rehidrasi dan analgesia karena sebagian besar pasien sembuh tanpa sisa defisit dalam beberapa

hari.5

10

Page 11: Meningitis TB

Tinjauan Pustaka

3. Meningitis aseptik

Merupakan sebuah penyakit yang ditandai oleh sakit kepala, demam dan inflamasi pada selaput

otak. Istilah meningitis aseptik mengacu pada kasus dimana pasien dengan gejala meningitis tapi

pertumbuhan bakteri pada kultur tidak ditemukan. Banyak faktor yang berbeda yang dapat

menyebabkan penyakit ini, seperti virus atau mikobakterium. Bervariasi, Mikroorganisme yang

bertanggung jawab adalah bakteri, protozoa, jamur, ritketsia atau yang paling sering

virus. Kelompok virus yang paling sering adalah enterovirus (echo, coxsackie, polio), diikuti

oleh parotitis, herpes II, koriomeningitis limfositik dan adeno virus. Yang termasuk arbovirus

adalah virus yang ditransmisikan oleh kutu, meningoensefalitis musim semi. 

Gejala dan tanda meningitis serosa : Nyeri kepala selalu ada, kadang-kadang sangat hebat dan

difus; Nyeri punggung seringkali ada; Temperatur biasanya tidak begitu meningkat seperti pada

meningitis purulenta; Sensitif terhadap cahaya ( fotopobia ); Malaise umum, gelisah, atau tidak

enak badan; Nausea dan vomitus; Mengantuk dan pusing; Kadang-kadang terdapat bangkitan

epileptic; Meningismus ( laseque dan kaku kuduk hampir selalu ada ); Organ-organ lain sering

kena mis: paru-paru pada meningitis tuberkulosa; Umumnya terdapat tanda-tanda gangguan saraf

kranial dan cabang-cabangnya.5

Diagnosis Kerja

Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medulla

spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur. Meningitis merupakan

infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme

pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis.

Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column

yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat . Berdasarkan beberapa pengertian di

atas maka dapat disimpulkan bahwa Meningitis Tuberkulosa adalah reaksi peradangan yang

mengenai salah satu atau semua selaput meningen disekeliling otak dan medulla spinalis yang

disebabkan oleh kuman tuberkulosa.3

Ditentukan atas dasar gambaran klinis serta yang terpenting ialah gambaran pemeriksaan cairan

otak. Diagnosis pasti hanya dapat dibuat bila ditemukan kuman tuberkulosis dalam cairan otak.

Uji tuberkulin yang positif, kelainan radiologis yang tampak pada foto thorak dan terdapatnya

sumber infeksi dalam keluarga hanya dapat menyokong diagnosis. Uji tuberkulin pada

11

Page 12: Meningitis TB

Tinjauan Pustaka

meningitis tuberkulosis sering negatif karena anergi, terutama dalam stadium terminalis. Dari

pemeriksaan dan kultur cairan otak didapatkan tekanan yang meningkat, warna dapat jernih atau

xantokrom, protein meningkat sampai 500 mg/ dl, kadar glukosa LCS menurun biasanya < 40

mg/ dl tapi dapat juga < 20 mg/ dl, kadar klorida menurun, leukosit yang meningkat sampai 500/

mm3 dengan dominasi sel mononuklear.3

Etiologi

Penyebab utama terjadinya meningitis TB adalah kuman Mikobakterium Tuberkulosa varian

homoris. Meningitis tuberkulosa ialah radang selaput otak akibat komplikasi tuberkulosa primer.

Meningitis tuberkulosa merupakan akibat komplikasi penyebaran tuberculosis primer, biasanya

dari paru. Terjadinya mengitis bukanlah karena terinfeksinya selaput otak langsung oleh

penyebaran hematogen, melainkan biasanya sekunder melalui pembentuklan tuberkel pada

permukaan otak, sum-sum tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah ke dalam

rongga arakhnoid. Pada pemeriksaan histologis, merupakan meningoensefalitis.Peradangan

ditemukan sebagian besar pada dasar otak, terutama pada batang otak tempat terdapat eksudat

dan tuberkel. Eksudat yang serofibrinosa dan gelatinosa dapat menimbulkan obstruksi pada

sisterna basalis dan mengakibatkan hidrosefalus serta kelainan pada syaraf otak.4

Meningitis tuberkulosis paling sering disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis varian

hominis. Selain itu dapat pula disebabkan oleh varian lain yaitu Mycobacterium tuberculosis

varian bovis, Mycobacterium tuberculosis varian atipik, dan Mycobacterium tuberculosis varian

flavesen. Mycobacterium tuberculosis termasuk dalam ordo Aktinomisetales, Famili

Mycobacteriacea dan Genus Mycobacterium. Mycobacterium tuberculosis mempunyai ukuran

panjang 2-4 mikron dan lebar 0,3-0,5 mikron. Sering ditemukan berkelompok, berbentuk filamen

tetapi mudah patah dan menghasilkan bentuk batang dan kokoid. Mycobacterium tuberculosis

atau basil tuberkel tidak bergerak, tidak membentuk spora dan kapsel atau konidia. Hidup

intraseluler dalam suasana aerob. Suhu terbaik untuk pertumbuhannya adalah 37° C dan mati

pada suhu kurang dari 30° C atau lebih dari 42° C.4

Epidemiologi

Meningitis Tb merupakan penyakit yang berbahaya, terutama pada bayi dan anak. Risiko

kematin pada penderita sangat tinggi, atau bila penderita mengalami kesembuhan biasanya

12

Page 13: Meningitis TB

Tinjauan Pustaka

mengalami gejala sisa yang akan mengganggu fisik dan mungkin mental penderita seumur

hidup. Karena risikonya yang fatal ini maka perlu vaksin yang dapat melindungi penderita dari

meningitis TB. Pemberian vaksin BCG pada bayi, diharapkan dapat memberikan daya lindung

terhadap penyakit TBC berat yang diantaranyya adalah penyakit meningitis tuberkulosis.

Penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan vaksin BCG mempunyai daya lindung sebesar

66,67 % pada anak, tetapi beberpa dokter anak melaporkan secara tidak resmi bahwa bayi/anak

yang telah mendapat BCG masih mengalami meningitis Tb berat, bahkan sampai meninggal.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah vaksin BCG masih mempunyai daya lindung terhadap

penyakit ini. Telah dilakukan penelitian mengenai daya lindung vaksin BCG terhadap meningitis

Tb anak di beberapa rumah sakit di Jakarta selama satu tahun. Studi ini dilakukan di RSCM

memakai desain kasus kontrol,penderita meningitis Tb diambil sebagai kasus sebanyak

28,17,18,24 dan terakhir 9 penderita, dan kontrol diambil pada penderita non meningitis Tb.

Hasil penelitian ini menunjukkan masih terdapat penurunan risiko terjadinya meningitis Tb pada

anak sebanyak 0,72 kali bila penderita diberi BCG dibanding dengan penderita yang tidak pernah

diberikan BCG. Meningitis tuberkulosis masih banyak ditemukan di Indonesia karena

morbiditasnya selain bergantung kepada tingkat kekebalan tubuh seseorang juga dipengaruhi

oleh faktor sosial ekonomi, tingkat kesadaran kesehatan masyarakat, status gizi dan faktor

genetik tertentu yang berhubungan dengan faktor imun.4

Patofisiologi

Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan septikemia, yang

menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas. Saluran vena yang melalui

nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran

vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.

Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan

di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral.

Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan

hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang

juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan

perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah

pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK.5

13

Page 14: Meningitis TB

Tinjauan Pustaka

Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi

terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan

meluasnya hemoragi (pada sindrom Waterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya

kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.

Meningitis Tuberkulosa timbul sebagai akibat invasi kuman ke jaringan sel otak (meningen).

Penyebaran kuman ke otak melalui penjalaran hematogen pada saat terjadinya Tuberkulosa

millier. Meningitis tuberkulosa merupakan akibat komplikasi penyebaran tuberculosis primer,

biasanya dari paru. Terjadinya mengitis bukanlah karena terinfeksinya selaput otak langsung

oleh penyebaran hematogen,melainkan biasanya sekunder melalui pembentuklan tuberkel pada

permukaan otak, sum-sum tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah ke dalam

rongga arakhnoid.5

Pada pemeriksaan histologis, merupakan meningoensefalitis.Peradangan ditemukan sebagian

besar pada dasar otak, terutama pada batang otak tempat terdapat eksudat dan tuberkel. Eksudat

yang serofibrinosa dan gelatinosa dapat menimbulkan obstruksi pada sisterna basalis dan

mengakibatkan hidrosefalus serta kelainan pada syaraf otak. Oleh karena itu seseorang yang

telah mendapat vaksinasi BCG sewaktu masih anak-anak, masih mungkin menderita Meningitis

Tuberkulosa apabila sebelum vaksinasi telah terkena infeksi oleh bakteri mycobakterium

tuberkulosa. Kuman yang tersangkut didaerah subarachnoid ini terus hidup dan berkembang

biak. Tetapi dengan adanya imunitas tubuh kuman terkurung didaerah tuberkel, apabila oelh

suatu sebab daya tahan tubuh menurun fokus ini melebar dan pecah ke dalam rongga

subarachnoid. Disamping fokus rich pecah dapat timbul pada saat tuberkulose paru sudah

menghilang atau memang lesinya sangat kecil, sehingga tidak tampak pada pemeriksaan

radiologik. Meningitis Tuberkulosa yang timbul akibat pecahnya fokus rick biasanya timbul

secara akut, bahkan kadang-kadang dengan cepat klien jatuh ke stadium terminal. Hal ini

disebabkan oleh karena dngan pecahnya fokus rich, sejumlah besar kuman dari tuberkel dalam

waktu yang singkat tertuang ke dalam rongga subarachnoid.5

Manifestasi Klinis

Gejala dan tanda penyakit Meningitis Tuberkulosa dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga

manifestasi klinik penyakit ini beraneka ragam. Diantara banyak faktor yang mempengaruhi

14

Page 15: Meningitis TB

Tinjauan Pustaka

manifestasi klinis ini yang terpenting adalah faktor umur dan status fisik klien. Pada seorang

anak sangat sensistif terhadap kuman TBC, masuknya kuman ke dalam cairan serebrospinal akan

diikuti oleh exudasi sel darah putih dan fibrin yang hebat, sehingga manifestasi klinis Meningitis

Tuberkulosa akan timbul lebih kuat dan hebat dibandingkan dengan orang dewasa. Meningitis

yang timbul akibat pecahnya fukos rich biasanya timbul secara akut dan bahkan kadang-kadang

telah menjadi komateus dan spastis dalam 1 – 2 hari.6

Secara klinis kadang-kadang belum terdapat gejala meningitis nyata walaupun selaput otak

sudah terkena. Hal demikian juga terdapat pada tiberkulosis milieris, sehingga pada penyebaran

milier sebaoiknya dilakukan punksi lumbal walaupun gejala meningitis belum tampak. Gejala

biasanya didahului stadium prodromal berupa iritasi selaput otak. Meningitis biasanya mulai

perlahan-lahan tanpa panas atau hanya terdapat kenaikan suhu yang ringan, jarang terjadi akut

dengan panas tinggi. Sering dijumpai anak mudah terangsang, menjadi apatis dan tidurnya sering

terganggu. Anak besar dapat mengeluh nyeri kepala,anoreklsia, mual dan muntah serta obstipasi.

Stadium ini kemudian disusul dengan stadium transisi dan kejang. Gejala diatas mulai berat

dengan rangsangan meningeal mulai nyata. Perjalanan penyakit Meningitis Tuberkulosa yang

klasik dapat dibagi dalam 3 stadium :6

1. Stadium prodormal

Pada stadium ini terjadi iritasi selaput otak. Meningitis biasanya mulai perlahan-lahan

tanpa panas atau terdapat kebaikan suhu yang ringan. Pada anak sering dijumpai mudah

terangsang, apatis dan tidur terganggu. Dan pada anak besar dapat mengeluh nyeri

kepala, anoreksia, obstipasi dan muntah.

2. Stadium transisi

Gejala pada stadium prodormal menjadi lebih berat dan gejala meningeal mulai nyata,

kaku kuduk, seluruh tubuh menjadi kaku dan timbul opistotonus. Refleks tendon

menjadi lebih tinggi, ubun-ubun menonjol dan umumnya terdapat kelumpuhan syaraf

mata hingga timbul gejala strabismus dan nistagmus. Kesadaran menurun hingga timbul

stupor.

3. Stadium terminal

15

Page 16: Meningitis TB

Tinjauan Pustaka

Terdapat gejala berupa kelumpuhan, koma, pupil melebar dan tidak bereaksi sama

sekali. Nadi dan perbafasan Cheyne Stokes, hyperpireksi.

Sedangkan menurut British Medical Research Council, meningitis tuberkulosis dapat

diklasifikasikan menjadi tiga stage, yaitu :

Stage I : pasien sadar penuh, rasional dan tidak memiliki defisit neurologis.

Stage II : pasien confused atau memiliki defisit neurologis seperti kelumpuhan saraf

kranialis atau hemiparesis.

Stage III : pasien coma atau stupor dengan defisit neurologis yang berat.

Dari uraian diatas didapatkan gambaran klasik perjalanan penyakit meningitis tuberkulosis yang

terdiri dari :

1. Stadium prodromal

2. Stadium perangsangan meningen

3. Stadium kerusakan otak setempat atau difus

Komplikasi

Komplikasi pada Meningitis Tuberkulosa dapat terjadi akibat pengobatan yang tidak sempurna

atau pengobatan yang terlambat berupa :3

Paresis, paralisis sampai deserebrasi

Dehidrasi asidosis

Hydrosefalus akibat sumbatan, reabsorbsi berkurang atau produksi berlebih dari likuor

serebrospinal

Dekubitus

Retradasi mental

Penatalaksanaan

Pengobatan sedini mungkin sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi. Sesuai

dengan rekomendasi American Academy of Pediatric 1994, diberikan pengobatan

16

Page 17: Meningitis TB

Tinjauan Pustaka

medikamentosa berupa kombinasi antara Obat Anti Tuberkulosis dengan kortikosteroid.

Diberikan 4 macam obat selama 2 bulan, diteruskan dengan pemberian INH dan Rifampicin

selama 10 bulan. Obat-obat yang diberikan diantaranya adalah :4

Isoniazid (INH) 5-15 mg/ kgBB/ hari, dosis maksimum 300 mg/ hari

Bila timbul ikterus dosis dikurangi, efek samping berupa kesemutan, gatal-gatal, nyeri

otot

Rifampisin (R) 10-15 mg/ kgBB/ hari, dosis maksimum 600 mg/ hari

Bila timbul ikterus dosis dikurangi, efek samping berupa mual, trombositopenia

Pirazinamid (Z) 25-35 mg/ kgBB/ hari, dosis maksimum 2 gram/ hari

Efek samping berupa hepatitis, nyeri sendi, reaksi hipersensitif

Streptomisin (S) 15-30 mg/ kgBB/ hari, dosis maksimum 750 mg/ hari (i.m). Efek

samping berupa kerusakan nervus VIII, dan bersifat nefrotoksik

Etambutol (E) 15-20 mg/ kgBB/ hari, dosis maksimum 2,5 gram / hari

Efek samping berupa gangguan penglihatan

Prednison 1-2 mg/ kgBB/ hari selama 2-3 minggu, dilanjutkan dengan tapering off

Steroid diberikan untuk mencegah arteritis/ infark otak, komplikasi infeksi, perlekatan dan

menghambat reaksi inflamasi. Jika didapatkan hidrosefalus non-komunikan, dapat dilakukan

pemasangan VP-Shunt. Jika terdapat hidrosefalus komunikan, pengobatan medis dengan

furosemide dan acetazolamid akan mengembalikan nilai normal tekanan intra kranial dalam satu

sampai dua minggu. Pasien yang tidak berhasil dengan cara ini maka akan direncanakan pula

pemasangan ventrikuloperitoneal shunt.

Prognosis

Prognosis meningitis tuberkulosis berhubungan dengan stadium klinis penyakit saat terapi

dimulai. Sebagian besar pasien pada stadium pertama memiliki prognosis baik, sedangkan

kebanyakan pasien pada stadium pertama memiliki prognosis baik, sedangkan kebanyakan

17

Page 18: Meningitis TB

Tinjauan Pustaka

pasien pada stadium ketiga yang bertahan hidup mengalami disabilitas permanen, antara lain

kebutaan, tuli, paraplegia, diabetes insipidus, atau retardasi mental.7

Pencegahan

Pencegahan Primer

Tujuan pencegahan primer adalah mencegah timbulnya faktor resiko meningitis bagi individu

yang belum mempunyai faktor resiko dengan melaksanakan pola hidup sehat. Pencegahan dapat

dilakukan dengan memberikan imunisasi meningitis pada bayi agar dapat membentuk kekebalan

tubuh.

Meningitis TBC dapat dicegah dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara

memenuhi kebutuhan gizi dan pemberian imunisasi BCG. Hunian sebaiknya memenuhi syarat

kesehatan, seperti tidak over crowded (luas lantai > 4,5 m2 /orang), ventilasi 10 – 20% dari luas

lantai dan pencahayaan yang cukup. Pencegahan juga dapat dilakukan dengan cara mengurangi

kontak langsung dengan penderita dan mengurangi tingkat kepadatan di lingkungan perumahan

dan di lingkungan seperti barak, sekolah, tenda dan kapal. Meningitis juga dapat dicegah dengan

cara meningkatkan personal hygiene seperti mencuci tangan yang bersih sebelum makan dan

setelah dari toilet.6

Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder bertujuan untuk menemukan penyakit sejak awal, saat masih tanpa gejala

(asimptomatik) dan saat pengobatan awal dapat menghentikan perjalanan penyakit. Pencegahan

sekunder dapat dilakukan dengan diagnosis dini dan pengobatan segera. Deteksi dini juga dapat

ditingkatan dengan mendidik petugas kesehatan serta keluarga untuk mengenali gejala awal

meningitis.6

Pencegahan Tertier

Pencegahan tertier merupakan aktifitas klinik yang mencegah kerusakan lanjut atau mengurangi

komplikasi setelah penyakit berhenti. Pada tingkat pencegahan ini bertujuan untuk menurunkan

kelemahan dan kecacatan akibat meningitis, dan membantu penderita untuk melakukan

penyesuaian terhadap kondisi yang tidak diobati lagi, dan mengurangi kemungkinan untuk

18

Page 19: Meningitis TB

Tinjauan Pustaka

mengalami dampak neurologis jangka panjang misalnya tuli atau ketidakmampuan untuk belajar.

Fisioterapi dan rehabilitasi juga diberikan untuk mencegah dan mengurangi cacat.6

Kesimpulan

Meningitis adalah suatu radang pada meningens (selaput yang melindungi otak dan batang otak)

Meningitis tuberkulosis adalah satu dari sekian jenis meningitis yang paling sering dan paling

berbahaya. Meningitis tuberkulosis biasanya disebabkan oleh bakteri penyebab tuberkulosis

yaitu Mycobacterium tuberculosis varian hominis. Meningitis tuberkulosis disebabkan oleh

penyebaran Mycobacterium tuberculosis dari bagian tubuh yang lain. Kuman mencapai susunan

saraf pusat melalui aliran darah dan membentuk tuberkel di selaput otak dan jaringan otak

dibawahnya. Manifestasi klinik terdiri dari 3 stadium yaitu stadium inisial ditandai dengan gejala

yang non spesifik berupa apatis dan iritabel, stadium transisi ditandai dengan terdapatnya kaku

kuduk dan kejang dan stadium terminal yang ditandai dengan koma, hemiplegi atau paraplegi.

Pemeriksaan penunjang terdiri dari pemeriksaan cairan otak, pemeriksaan darah rutin, tes

tuberkulin tuberkel koroid, pemeriksaan radiologik. Penatalaksanaannya berupa pemberian OAT

yang dikombinasikan dengan kortikosteroid. Diagnosis dan pengobatan dini dapat memberikan

angka kesembuhan yang tinggi dapat mencegah terjadinya komplikasi.

Daftar Pustaka

1. Gleadle J. At a glance anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007. h. 54.

2. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Penerbit Erlangga;

2007. h. 40.

3. Rubenstein D, et al. Kedokteran klinis. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007. h. 390-2.

4. Ginsberg L. Neurologi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2008. h. 127-8.

5. Ahmad H. Harrison prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2002. h. 101-5.

19

Page 20: Meningitis TB

Tinjauan Pustaka

6. Gleadle J. At a glance ilmu bedah. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007. h. 27.

7. Dewanto G, et al. Panduan praktis diagnosis dan tata laksana penyakit saraf. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC;2007. h. 46-7.

20