Meningitis Pedi

9
PENDAHULUAN Infeksi pada susunan saraf pusat (SSP) dapat terjadi di beberapa tempat. Bagian SSP yang sering terinfeksi adalah otak (enchepalitis), membran yang membungkus otak (meningitis), medulla spinalis (myelitis), rongga-rongga di otak (ventrikulitis) serta peradangan kombinasi pada medulla spinalis dan otak (myeloencephalitis). Kerusakan sistem saraf pusat sebenarnya tidak hanya karena adanya mikroorganisme, tetapi lebih diakibatkan oleh proses inflamasi sebagai respon adanya mikroorganisme tersebut. Penyakit meningitis dapat terjadi pada semua tingkat, usia, namun kalangan usia muda lebih rentan terserang penyakit ini. Meningitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, mycobacterium dan protozoa. Infeksi bakteri Neisseria meningitidis lebih banyak dijumpai pada penderita meningitis dewasa. lanjut usia merupakan kelompok usia yang rentan terhadap infeksi Pneumonia dan biasanya disertai infeksi Streptococcus. Sedangkan Haemophilus influenza adalah penyebab utama meningitis pada anak-anak usia 3 bulan hingga 4 tahun.

description

pediatri

Transcript of Meningitis Pedi

Page 1: Meningitis Pedi

PENDAHULUAN

Infeksi pada susunan saraf pusat (SSP) dapat terjadi di beberapa tempat. Bagian SSP

yang sering terinfeksi adalah otak (enchepalitis), membran yang membungkus otak

(meningitis), medulla spinalis (myelitis), rongga-rongga di otak (ventrikulitis) serta

peradangan kombinasi pada medulla spinalis dan otak (myeloencephalitis).

Kerusakan sistem saraf pusat sebenarnya tidak hanya karena adanya mikroorganisme,

tetapi lebih diakibatkan oleh proses inflamasi sebagai respon adanya mikroorganisme

tersebut. Penyakit meningitis dapat terjadi pada semua tingkat, usia, namun kalangan usia

muda lebih rentan terserang penyakit ini.

Meningitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, mycobacterium dan protozoa.

Infeksi bakteri Neisseria meningitidis lebih banyak dijumpai pada penderita meningitis

dewasa. lanjut usia merupakan kelompok usia yang rentan terhadap infeksi Pneumonia dan

biasanya disertai infeksi Streptococcus. Sedangkan Haemophilus influenza adalah penyebab

utama meningitis pada anak-anak usia 3 bulan hingga 4 tahun.

Page 2: Meningitis Pedi

PEMBAHASAN

Meningitis adalah inflamasi pada membran yang menutupi sistem saraf pusat, yang

biasanya dikenal dengan meninges (radang pada arachnoid dan piamater). Meningitis dapat

berkembang sebagai respon dari berbagai kasus, seperti agen infeksi, trauma, kanker, atau

penyalahgunaan obat. Agen infeksi dapat berupa bakteri, virus, ricketsia,protozoa, dan jamur.

Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang,

sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran bahkan kematian. Perjalanan

penyakit meningitis dapat terjadi secara akut dan kronis.

ANATOMI DAN FISIOLOGI

Otak dan sumsum tulang belakang diselimuti meningea yang melindungi struktur

saraf yang halus, membawa pembuluh darah dan dengan sekresi sejenis cairan yaitu cairan

serebrospinal.

Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu :

a. Piamater

Yang menyelipkan dirinya ke dalam celah pada otak dan sumsum tulang belakang dan

sebagai akibat dari kontak yang sangat erat akan menyediakan darah untuk struktur-

struktur ini.

b. Arachnoid

Merupakan selaput halus yang memisahkan piamater dan duramater.

c. Duramater

Merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras berasal dari jaringan ikat tebal dan

kuat.

Page 3: Meningitis Pedi

ETIOLOGI

Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri,

jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak. Penyebab infeksi ini dapat

diklasifikasikan atas :

1. Bakteri

Pneumococcus

Meningococcus

Haemophilus influenza

Staphylococcus

Eschericia coli

Salmonella

Mycobacterium tuberculosis

2. Virus

Enterovirus

3. Jamur

Cryptococcus neoformans

Coccidioides immitris

Page 4: Meningitis Pedi

PATOFISIOLOGI

Agen penyebab

Invasi ke susunan saraf pusat melalui aliran darah

Bermigrasi ke lapisan subarachnoid

Respon inflamasi di piamater, arachnoid, cairan serebrospinal, dan ventrikuler

Eksudat menyebar di seluruh saraf cranial dan saraf spinal

Kerusakan neurologist

Selain dari adanya infeksi bakteri, virus, jamur, maupun protozoa, point of entry masuknya

kuman juga bisa melalui trauma tajam, prosedur operasi, dan abses otak yang pecah,

penyebab lainnya adalah adanya rhinorhea, otorhea pada fraktur basis cranii yang

memungkinkan kontaknya cairan serebrospinal dengan lingkungan luar.

MANIFESTASI KLINIK

Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan

punggung. Temgkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot

ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap

tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun, tanda Kernig’s

dan Brudzinsky positif.

Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta virus apa

yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang tinggi, sakit kepala,

pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya si penderita merasa sangat lelah, leher

terasa pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas.

Page 5: Meningitis Pedi

Gejala pada bayi yang terkena meningitis, biasanya menjadi sangat rewel, muncul

bercak pada kulit, tangisan lebih keras dan nadanya tinggi, demam ringan, badan terasa kaku,

dan terjadi gangguan kesadaran seperti tangannya membuat gerakan tidak beraturan.

Gejala meningitis meliputi :

Gejala infeksi akut

Panas

Nafsu makan tidak ada

Anak lesu

Gejala kenaikan tekanan intrakranial

Kesadaran menurun

Kejang-kejang

Ubun-ubun besar menonjol

Gejala rangsangan meningeal

Kaku kuduk

Kernig

Brudzinsky I dan II positif

DIAGNOSIS

Diagnosis kerja ke arah meningitis dapat dipikirkan apabila menemukan gejala dan

tanda dari infeksi akut, peningkatan tekanan intrakranial dan rangsang meningeal perlu

diperhatikan. Untuk mengonfirmasi diagnosis meningitis dilakukan tes laboratorium berupa

tes darah dan cairan sumsum tulang belakang.

Cairan sumsum tulang belakang diambil dengan proses yang disebut pungsi lumbal

(lumbal puncture atau spinal tap). Sebuah jarum ditusukkan pada pertengahan tulang

belakang, pas di atas pinggul. Jarum menyerap contoh cairan sumsum tulang belakang.

Tekanan cairan sumsum tulang belakang juga dapat diukur. Bila tekanan terlalu tinggi,

sebagiam cairan tersebut dapat disedot. Tes ini aman dan biasanya tidak terlalu menyakitkan.

Namun setelah pungsi lumbal beberapa orang mengalami sakit kepala yang dapat

berlangsung beberapa hari.

Page 6: Meningitis Pedi

KLASIFIKASI

MENINGITIS BAKTERI atau PURULENTA

Meningitis bakteri atau purulenta adalah radang selaput otak yang menimbulkan

proses eksudasi berupa pus yang disebabkan oleh kuman non spesifik dan non virus.

Meningitis bakteri merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyerang susunan

saraf pusat, mempunyai risiko tinggi dalam menimbulkan kematian dan kecacatan. Diagnosis

yang cepat dan tepat merupakan tujuan dari penanganan meningitis bakteri. Penyebab

meningitis purulenta yang tersering adalah Haemophilus influenza, Diplococcus pneumonia,

Neisseria meningitides, Streptococcus B haemolitikus, Staphylococcus aureus, Escherichia

coli, dan Salmonella sp.

ETIOLOGI

1. Neonatus : Escherichia coli, Streptokokus, Listeria

2. Anak : Haemophilus influenza, Neisseria meningitides (meningokokus), Pneumokokus

3. Dewasa : Neisseria meningitides, Pneumokokus, Streptococcus, Staphylococcus

PATOGENESIS

Bakteri mencapai selaput otak dan ruang subarachnoid melalui :

Trauma terbuka kepala

Operasi

Fraktur basis kranium

Langsung dari infeksi telinga, sinus paranasalis, tulang

Hematogen : sepsis, radang paru, infeksi jantung, infeksi kulit, infeksi gigi dan mulut

Patogenesis dari meningitis dapat terjadi melalui beberapa fase :

1. Penyebaran kuman ke tuan rumah

2. Pembentukan kolonisasi pada nasofaring

3. Invasi ke dalam traktus respiratorius

4. Penyebaran hematogen

5. Invasi ke susunan saraf pusat

Page 7: Meningitis Pedi

Bila bakteri mencapai ruang subarachnoid akan terjadi proses inflamasi. Neutrofil

masuk ke dalam ruang subarachnoid menghasilkan eksudat yang purulen. Dalam penilaian

secara dasar tampak eksudat berwarna kuning keabu-abuan atau kuning kehijauan. Eksudat

paling banyak terdapat dalam sistema pada daerah basal otak dan seluruh permukaan dari

hemisfer dalam sulkus Sylvii dan Rolandi.

Eksudat purulen terkumpul dalam sistema ini dan meluas ke dalam sistema basal dan

di atas permukaan posterior dari medulla spinalis. Eksudat juga dapat meluas ke dalam

selubung arachnoid dari saraf cranial dan ruang perivaskuler dari korteks.