MEMBANGUN MASY ARAKA T ADIL DAN SEJAHTERA

13
MEMBANGUN ADIL DAN MASY ARAKA T SEJAHTERA Soeprapto*) Perkenankan kami pada kesempatan ini mengutip penda- pat Fritz Adler, yang disampaikan oleh Bung Kamo dalam kursus Pancasila pada bulan Juli 1958, sekitar lima puluh tahun yang lalu, yang maknanya bahwa yang utama dibu- tuhkan rakyat pada umumnya, adalah tercukupinya makan, sandang dan papan untuk menunjang hidup mereka. Ma- salah peraturan perundang-undangan adalah nomor dua. Tepat sekali ungkapan para founding fathers yang tertera dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, sebagai berikut: Yang sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hidupnya negara ialah semangat, semangat para penye- lenggara negara, semangat para pemimpin pemerintahan. Meskipun dibikin Undang-Undang Dasar yang menurut kata-katanya bersifat kekeluargaan, apabila semangat para penyelenggara negara, para pemimpin pemerintahan itu bersifat perseorangan, Undang-Undang Dasar tadi tentu tidak ada artinya dalam praktek. Sebaliknya, meskipun Undang-Undang Dasar itu tidak sempurna, akan tetapi jikalau semangat para penyelenggara itu baik, Undang-Undang Dasar itu tentu tidak merintallgi jalan- Ilya negara. Jatii yang paling penting adalah semangat. Maka semangat itu hidup, atau dengan lain perkataan dinamis. Penjelasan UUD tersebut me- nekankan bahwa yang lebih penting adalah akhlak dan sikap serta perilaku para penyelengga- ra negara dan pemerintahan dalam melaksanakan tugasnya. Berebut merumuskan penyu- sunan peraturan perundang-un- dangan saja, tidak bermakna bila tidak dilandasi oleh niat para OJKellla LPPKB penyelenggara negara dan pe- merintahan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Diperlukan etos hidup menegara bagi para penyelenggara negara. Bila para penyelenggara negara yang di- pikirkan adalah perutnya sendi- ri, peraturan yang sebaik apapun tidak ada maknanya dan tidak 19

Transcript of MEMBANGUN MASY ARAKA T ADIL DAN SEJAHTERA

MEMBANGUNADIL DAN

MASY ARAKA TSEJAHTERA

Soeprapto*)

Perkenankan kami pada kesempatan ini mengutip penda-pat Fritz Adler, yang disampaikan oleh Bung Kamo dalamkursus Pancasila pada bulan Juli 1958, sekitar lima puluhtahun yang lalu, yang maknanya bahwa yang utama dibu-tuhkan rakyat pada umumnya, adalah tercukupinya makan,sandang dan papan untuk menunjang hidup mereka. Ma-salah peraturan perundang-undangan adalah nomor dua.Tepat sekali ungkapan para founding fathers yang terteradalam Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, sebagaiberikut:

Yang sangat penting dalam pemerintahan dan dalamhidupnya negara ialah semangat, semangat para penye-lenggara negara, semangat para pemimpin pemerintahan.Meskipun dibikin Undang-Undang Dasar yang menurutkata-katanya bersifat kekeluargaan, apabila semangatpara penyelenggara negara, para pemimpin pemerintahanitu bersifat perseorangan, Undang-Undang Dasar taditentu tidak ada artinya dalam praktek. Sebaliknya,meskipun Undang-Undang Dasar itu tidak sempurna,akan tetapi jikalau semangat para penyelenggara itu baik,Undang-Undang Dasar itu tentu tidak merintallgi jalan-Ilya negara. Jatii yang paling penting adalah semangat.Maka semangat itu hidup, atau dengan lain perkataandinamis.

Penjelasan UUD tersebut me-nekankan bahwa yang lebihpenting adalah akhlak dan sikapserta perilaku para penyelengga-ra negara dan pemerintahandalam melaksanakan tugasnya.Berebut merumuskan penyu-sunan peraturan perundang-un-dangan saja, tidak bermakna bilatidak dilandasi oleh niat para

OJKellla LPPKB

penyelenggara negara dan pe-merintahan untuk mewujudkankeadilan sosial bagi seluruhrakyat Indonesia. Diperlukanetos hidup menegara bagi parapenyelenggara negara. Bila parapenyelenggara negara yang di-pikirkan adalah perutnya sendi-ri, peraturan yang sebaik apapuntidak ada maknanya dan tidak

19

20

akan memberikan kesejahteraandan keadilan bagi rakyat.

Tujuan berdirinya suatu Ne-gara

Untuk dapat memberikan pe-nilaian terhadap sepak terjangpara penyelenggara negara danpemerintahan serta para elit poli-tik ada baiknya kalau kita tengoksejenak apa tujuan sebenamyasuatu negara didirikan. Dengansengaja kami utarakan sebagaibahan banding suatu negara adi-daya yakni Amerika Serikat, se-bagai negara yang dew as a iniselalu dipergunakan sebagaiacuan oleh beberapa negarayang sedang berkembang.

Bagi rakyat Amerika, cita-citayang diharapkan dengan berdi-rinya Negara Amerika Serikattertera dalam konstitusinya yangberbunyi sebagai berikut

We the Peopleof the United Sta-tes, in Order tofonn a more per-fect Union, establish Justice,insure domestic Tranquility,provide for the common de-fence, promote the generalWelfare, and secure tlte Bless-ing of Liberty to ourselt'es andour Posterity, do ordain and es-tablish this Constitution for theUnited States of America. (ce-tak bold oleh penulis).Bila diterjemahkan secara be-

bas kira-kira sebagai berikut:"Kami rakyat Amerika Serikat,

Jurnal KetahananNasional, Xl (3), Desember2006

dalam rangka menciptakan ke-satuan yang lebih sempurna,menegakkan keadilan, menjaminkesenangan keluarga, penyedia-an pertahanan umum, mening-katkan kesejahteraan umum danmenjamin berkah kemerdekaanbagi kita sendiri maupun bagiketurunan kita, mentasbihkan

dan menyusun Konstitusi inibagi Negara Amerika Serikat."Tujuan ini merupakan penjabar-an dari Deklarasi Kemerdekaan-

nya, yang diantaranya: "peng-akuan terhadap kesetaraanmanusia, dan manusia dikaru-

niai hak asasi berupa life, liberty,and the pursuit of happines.

Nampak sekali bahwa yangdiinginkan oleh rakyat AmerikaSerikat adalah untuk mewujud-kan kesejateraan umum yangberkeadilan, serta terjaminnyakeamanan dan kesenangan da-lam kehidupan. Dengan send i-rinya konsep keadilan, kesejah-teraan sesuai dengan pandanganrakyat Amerika yang menganutfaham individualisme yang libe-ralistis. Untuk mencapai cita-citanya berbagai usaha dilaku-kan, dan dikembangkan berbagaipendekatan dan metoda untukmencapainya.

Marilah kita bandingkan de-ngan tujuan didirikannya Nega-ra Republik Indonesia sepertiyang tertera dalam PembukaanUndang-Undang Dasar 1945.

.f]

Soeprapto, Membangun Masyarakat Adil dan Sejahtera

Kemudian daripada itu untukmembentuk suatu Pemerintah

Negara Indonesia yang melin-dungi segenap bangsa Indo-nesia dan seluruh tumpahdarah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraanumum, mencerdaskan kehi-

dupan bangs a, dan ikut me-laksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerde-kaan, perdamaian abadi dankeadilan sosial, maka disusun-

lah Kemerdekaan Kebang-saan Indonesia itu dalam

suatu Undang-Undang DasarNegara Indonesia, yang ber-bentuk dalam suatu susunan

Negara Republik Indonesiayang berkedaulatan rakyatdengan berdasar kepadaKetuhanan Yang Maha Esa,Kemanusiaan yang adil danberadab, Persatuan Indonesia

dan Kerakyatan yang dipim-pin oleh hikmat kebijaksanaandalam Permusyawaratan/PerwakiIan, serta denganmewujudkan suatu Keadilansosial bagi seluruh rakyat In-donesia.Kalau kita cermati maka tu-

juan yang hendak diwujudkanoleh rakyat Indonesia denganberdirinya negara hampir samadengan apa yang tertera dalamkonstitusi Amerika Serikat, na-

mun dasar atau konsep dasaryang melandasinya berbeda.Kalau Amerika Serikat melan-

21

daskan diri pada konsep indivi-dualisme liberalistik yang seku-ler, Indonesia mendasarkan diri

pada Pancasila yang bersifat re-ligius sosialistik, sehingga pende-katan dan metoda dalam mewu-

judkan kesejahteraan yang ber-keadilan mungkin sangat berbe-da dengan pola yang diterapkandi Amerika.

Bila kita cermati lebih lanjutternyata hampir semua negaraselalu memiliki tujuan yang ber-kaitan dengan upaya mewujud-kan suatu negara yang dapatmemberikan kesejahteraan dankehidupan yang adil padamasyarakat atau rakyatnya. KitakenaI welfare state yang ingin di-wujudkan oleh Swedia dan nega-ra-negara Eropa Utara, welfarestate yang ingin diwujudkan olehInggris dan Amerika, serta nega-ra yang ingin mewujudkan ke-makmuran ala komunis sepertiyang diusahakan oleh Uni Sovy-et dan RRC.

Terdapat beberapa perkarayang menjadi perhatian manu-sia dalam menciptakan kese-jahteraan rakyat, sehingga akantercukupi segala kebutuhan hi-dupnya secara berkeadilan.Perkara-perkara yang menjadiperhatian manusia tersebut diataranya: (a) Bagaimana nega-ra dapat menciptakan lapangankerja sehingga dijadikan arenabagi warganegara untuk menda-patkan penghasilan yang layak

22

untuk menunjang hidupnya de-ngan sejahtera dan dalam ber-keadilan. Makin sedikitwargane-gara suatu negara yang tidakmemperoleh pekerjaan makinmenunjukkan kesejahteraannegara tersebut Yang ingin didp-takan adalah masyarakat yangkecukupan dan berlimpahnyakebutuhan penunjang hidupmanusia, yang olehJohn KennethGalbraith disebut sebagai affluentsociety. Dengan demikian ke-miskinan akan tereliminasi; (b)Bagaimana negara dapat meng-atur kelebihan hasil usaha, ataunilai tambah yang dihasilkanoleh proses produksi dan jasasecara adil kepada seluruh rak-yat. Bagaimana transferpaymentdapat diatur dengan berkeadil-an; (c) Bagaimananegarameng-atur pelayanan publik seperti ter-selenggaranya pendidikan de-ngan memuaskan, pelayanankesehatan pada rakyat, jaminanhari tua dan bagi rakyat yanglemah, serta tersedianya prasa-rana dan sarana yang akan mem-berikan kemudahan bagi ke-hidupan; (d) Bagaimana nega-ra mengatur kebebasan dankesetaraan berekspresi wargane-garanya, sehingga terjamin rasaaman dan tenteram dalam me-

laksanakan tugas hid up war-ganegara; (e)Bagaimana mewu-judkan rasa adil, hukum ditegak-kan, kesamaan kedudukan didepan hukum, konstitusionalis-

Jurnal Ketahanan Nasional, Xl (3), Desember 2006

me ditegakkan, keamanan terpe-lihara.

Demikian hal-hal yang selalumenjadi perhatian para pemikir-pemikir dunia, para penyeleng-gara negara dan pemerintahan,dalam rangka mewujudkan ke-sejahteraan rakyat secara berke-adilan. Marilah kita mencoba

untuk menelusuri perjalananummat manusia dalam mewu-

judkan kesejahteran rakyat se-suai dengan pola fikir masing-masing.

Pola-pola Upaya Mewujud-kan Kesejahteraan

Faham Kapitalis-liberalis

Dengan bertitik tolak padaasumsi bahwa kesejahteraanmerupakan tanggung jawab se-tiap individu untuk merealisasi-kannya, dan dengan mengacupada hukum alam bahwa Tuhantelah memberikan bekal padamanusia untuk mempertahan-kan eksistensi diri, maka ber-

kembanglah konsep kesejahte-raan yang bersifat individualis-tik dan liberalistik. Konsep inidikembangkan di antaranya olehAdam Smi th, seorang pakarekonomi dan filsafat bangsaSkotlandia yang hid up di abadke 18 (1723 - 1790). Sebagai se-orang filsuf, dan sebagai gurubesar dalam bidang moral pltilo-SOpJlY di Glasgow, pad a tahun1759menulis buku yang terkenal

Soeprapto, Membangun Masyarakat Adil dan Sejahtera

dengan judul Theory ofMoral Sen-timent, menekankan pada sim-pati kepentingan pribadi yangmerupakan kekuatan asasi darisifat manusia. Baru sekitar 20

tahun kemudian, pada tahun1776, ia menulis buku yang sa-ngat terkenal, An InquinJ into theNature and tIreCausesof theWealthofNation,yang biasa disebut-se-but sebagai sumber ekonomiklasik. Sangat mungkin pemikir-an A. Smith dipengaruhi olehgagasan-gagasan John Locke,Montesquieu dan David Hume.Prinsip-prinsip yang dikembang-kan oleh Smith di antaranya: (a)Dalam rangka mewujudkankesejahteraan masyarakat, se-rahkan pada hukum pasar, sup-ply anddemand.Pasar akan meng-atur dengan sendirinya prosespermintaan dan penyediaan,yang akan membawa ke arahkeseimbangan dalam pemenuh-an kebutuhan hidup manusia.Gagasan ini yang melahirkansemboyan yang sangat terkenal:"Laissezfaire, laissezpasser,et IeMondevadelui meme."(b) Nega-ra tidak perlu intervensi dalamproses produksi, distribusi dankonsumsi terhadap barang danjasa yang diperlukan oleh masya-rakat. Biarkan pasar mengaturdengan sendirinya; (c) Dengansistem ini, pasar bebas, kepen-tingan pribadi dijamin, lapangankerja tersedia, akumulasi modaltercipta, sehingga proses prod uk-

23

si akan terselenggara secara ala-mi; (d) Gagasan ini melahirkanpersaingan bebas sesuai denganprinsip survival of thefittest.

Pandangan Adam Smith inimasih berpengaruh sampai de-wasa ini meskipun telah terda-pat beberapa pandangan lainyang berusaha untuk menganti-sipasi atau menyempurnakan-nya. Diakui gagasan AdamSmith, terdapat kelemahandalam implementasinya.

Salah satu kelemahan teoriA.Smith adalah tidak meratan-

ya atau katakanlah kurang adil-nya pendistribusian nilai tambahatau added value sebagai hasilproses produksi dan jasa. Hal inidisebabkan karena potensi yangdimi1iki oleh setiap manusia tidaksarna, terdapat perbedaan indi-vidual yang mengakibatkan ke-mampuan untuk berproduksidan berprestasi berbeda-beda.Untuk dapat lebih memeratakanhasil us aha, added value, maka

pemerintah perlu mengadakanintervensi terhadap kehidupanekonomi. Berkembanglah ber-bagai upaya untuk memper-baikinya.

Faham Sosialisme

Konsep yang dikembangkanoleh Adam Smith dengan pasarbebas tersebut, yang biasa dise-but sebagai ekonomi klasik mela-hirkan sekelompok keci1,pemilik

24

modal, yang dapat menikmatihasil produksi dengan melimpahruah, dan sebagian besarmasyarakat yang hidup pas-pasan saja dalam taraf basic sub-sistence, yakni terpenuhi kebu-tuhan dasar, sekedar untuk

menunjang hid up sehinggamampu berproduksi. Bahkanyang lebih besar lagi darimasyarakat hid up dalam ke-miskinan. Masyarakat terpola-risasi yang oleh Karl Marx dise-but sebagai kaum borjuis, yaknikaum pemilik modal, dan kaumproletar, yakni kaum buruh yangtidak memiliki apa-apa. Situasisemacam ini merisaukan masya-rakat, sehingga lahirlah pemikir-pemikir untuk menemukansistem baru untuk meniadakan

dampak negatif dari sistem pasarbebas tersebut. Di antara pemi-kiran tersebut adalah faham so-sialisme.

Faham sosialisme yang kela-hirannya hampir bersamaandengan faham kapitalis liberal is-tik, berangkat dari suatu asumsibahwa manusia tidak mungkinhidup sendiri. Manusia adalahmakhluk sosial, zoon politicon,seperti yang dikatakan olehAristoteles sekitar 300 tahun se-belum Masehi. Manusia selalu

hidup dalam berkawan, sehing-ga manusia dalam mengejarkesejahteraan bagi dirinya harusselalu memperhatikan juga kese-jahteraan bagi ternan-ternan

Jurnal KetahananNasional, XI (3), Desember2006

hidupnya.Dalam garis besarnya faham

sosialisme terbagi dalam dua alir-an, yakni aliran yang moderat,yang didukung oleh kaum sosia-lis demokrat, bertujuan untukmewujudkan kesejahteraan rak-yat untuk semua pihak, denganbersemboyan "goodlife,"denganmemperjuangkannya lewat par-lemen, tanpa harus mengadakanpertumpahan darah. Sedangaliran kedua dipelopori oleh KarlMarx dan Friedrich Engels, dandiimplementasikan di Rusia olehLenin (1870 - 1924), yang wak-tu mudanya bernama VladimirIlich Ulyanov, dengan faham ko-munisme. Faham kapitalis yangliberalistik menciptakan ketidakadilan masyarakat dalam menik-mati hasil usaha di bidang eko-nomi, oleh karena itu perludirombak secara total denganmengadakan revolusi. Negaradidudukkan sebagai penyeleng-gara perekonomian, negarapengatur segala hal ihwal yangberkaitan dengan usaha mense-jahterakan rakyat. Dikembang-kan semboyan "sama rasa sarnarata". Setiap individu bekerja se-suai dengan peran, fungsi dankedudukannya, sedang negarayang mengatur pembagian nilaitambah yang dihasilkan dariproses produksi. Temyata sisteminipun hanya menghasilkansistem totaliter, sehingga hanyamemberikan kesejahteraan lebih

Soeprapto, Membangun Masyarakat Adil dan Sejahtera

kepada para penguasa, sebagaiakibat pada akhir abad ke XXmengalami kehancuran.

Faham Neo-liberalismefNeo-klasik

Dengan munculnya fahamsosialisme, kaum liberalis, untuk

tetap menjaga eksistensinya,berusaha memperbaiki keku-rangan sistem liberalisme denganmemikirkan bagaimana memba-gi niIai tambah yang dihasiIkanoleh proses produksi. Dieari polayang mampu mengakomodasipemikiran kapitalis liberal danfaham sosialis. TerjadiIah polabaru yakni konsep negara kese-jahteraan yang oleh GunnarMyrdal disebut sebagai "libera-lized socialism," atau "socialistical-

ly inclined liberalism." Berkem-banglah konsep "transfer pay-ment," yakni upaya untuk me-motong perolehan mereka yangdidapatkan dari nilai tambahdalam proses produksi yang ber-lebihan untuk membagikan ke-pada mereka yang kurang ataubelum mendapatkan bagian darihasiIniIaitambah tersebul Kon-

sep ini tumbuh berdasar suatupemikiran bahwa para pemodaldapat menikmati hasHproduksidengan memanfaatkan sumberdayaalamyang dimiliki bersamaatau dimiliki negara, sehinggasemua warganegara pantas un-tuk ikut menikmatinya. Carauntuk merealisasikan transfer

25

payment tersebut, di antaranyadengan membentuk negara kese-jahteraan atau welfare state de-ngan pola-pola sebagai berikut

a. Sistem Negara Eropa Utara

Pola negara kesejahteraan iniditerapkan di Swedia dan nega-ra Eropa Utara lainnya, denganmemberi nama the sosial welfarestate. Prinsip-prinsip yang dite-rapkan dalam social welfare stateadalah: (1) menciptakan persa-maan, kerjasama atau koperasi,solidaritas dan persaudaraandalam proses produksi; (2) la-pangan kerja diciptakan bersa-ma antara pemerintah dan parapekerja sendiri; (3) masyarakatdengan sendirinya akan meng-alami transformasi terus menerus

menuju kondisi yang lebih baik;(4) perencanaan pembangunandikerjakan dengan bersendi pa-da wawasan lingkungan dankelestarian lingkungan; (5)diusa-hakan perbedaan pendapatandari yang atas dan bawah diper-sempit. Bentuk us aha yang pa-ling tepat adalah koperasi.

b. Sistem InggrisDalam mewujudkan negara

kesejahteraan, negara Inggrismenerapkan the social securitystate, dengan menerapkan prin-sip-prinsip sebagai berikut: (1)Negara menjaga pertumbuhanekonomi secara makro sepertiyang terjadi pada negara penga-

26

nut faham sosialis; (2) Negaramenyelenggarakan Badan Usa-ha Mi1ik Negara untuk mengusa-hakan eabang-eabang produksiyang penting bagi negara danyang menguasai hajat hid uporang banyak; (3) Negara secarakomprehensif menyelenggara-kan asuransi sosial bagi war-ganegaranya; (4) Negara berusa-ha untuk meningkatkan derajathid up warganegara denganmenghapus basic subsistence,hidup pas-pas an; (5) Semboyanyang dikemukakan:" the poor willalways be witlt us."

c. Sistem AmerikaAmerika Serikat memberikan

nama pola negara kesejahteraanyang dikembangkan di negara-nya tirepositivewelfarestate,yangdimulai sejak pemerintahanPresiden Roosevelt Adapun eiritirepositivewelfarestateadalah (1)Sektor swasta yang semula ber-peran begitu penting dalam per-ekonomian, mulai dibatasi olehperan negara dalam mengaturusaha; (2) Sektor swasta tetapmengendalikan pasar, penyedia-an lapangan kerja dengan ber-kolaborasi dengan pemerintah;(3) Transferpayment diselengga-rakan dengan pengaturan pajakprogresif; (4)Penganggur, anakeaeat dan para lanjut usia men-jadi urusan negara.

Oemikianlah gambaran sis-tern ekonomi kapitalis yang telah

Jurnal Ketahanan Nasional, XI (3), Desember 2006

mengalami perubahan yang sa-ngat berarti, tidak seperti yangdigambarkan oleh Karl Marxpada awal abad ke XX. Namundemikian bagi bangsa Indonesiamasih perlu mempertanyakan,apakah sistem ekonomi pasar li-beral ini eoeok bagi pengaturanperekonomian di Indonesia,yang memberikan jaminan ter-wujudnya kesejahteraan rakyat.Perlu kita eermati bahwa sampaidewasa ini dirasakan bahwa

pendekatan neo-klasik kurangdapat menjamin tereapainyakesejahteraan berdasarkan nilaikeadilan yang akan mewujudkandisparitas terendah. Marilah kitamenelusuri usaha anak bangsadalam mewujudkan kesejahte-raan bagi rakyatnya.

Masa Pemerintahan PresidenSoekamo

Masa pemerintahan presidenSoekarno dapat dibagi dalamtiga periode yakni periode 1945- 1950, peri ode 1950 - 1959, danperiode 1959 - 1967. Seearasingkat kami uraikan apa yangtelah diperbuatoleh pemerintah-an presiden Soekarno pada ku-run waktu tersebut.

Pada periode pertama, pe-merintahan presiden Soekarnobelum dapat berbuat banyak ber-kaitan dengan mensejahterakanrakyat, karena sebagian besartenaga masih dipusatkan untuk

Soeprapto, Membangun Masyarakat Adil dan Sejahtera

tetap menjaga eksistensi negara.Eforia kemerdekaan menumbuh-

kansemangatpadarakyatunbikberjuang mempertahankan ke-merdekaan, sehingga tidak ri-sau terhadap masalah kese-jahteraan. Dengan berbekal"Jerbasukimawabeya," dan "Sepi ingpamrih rame ing gawe," rakyatberjuang tanpa mengharapkanimbalan. Rakyat dengan relamenyumbangkan apa yang da-pat disumbangkan bagi kepen-tingan perjuangan dan tidakmenuntut terwujudnya kese-jahteraan baginya.

Memasuki periode kedua, pe-merintah mulai memikirkan

bagaimana kesejahteraan rakyatdapat diusahakan. Namun polapemerintahan parlementer ber-akibat terjadinya perebutan ke-kuasaan antar partai politik tidakhenti-hentinya sehingga kese-jahteraan rakyat belum menjadiprioritas perjuangan. Yang dike-jar adalah untuk mendapatkekuasaan, dan untuk dapatmenikma tinya. Pemerin tahanyang selalu berganti perdanamenteri tidak sempat berbuatuntuk menciptakan kesejahte-raan rakyat.

Baru setelah kembali ke Un-

dang-Undang Dasar 1945, pe-merintahan presiden Soekamomulai menyusun rencana pem-bangunannya, yang disebutnyaManifesto Politik, yang isinya diantaranya adalah untuk mem-

27

buat kesejahteraan rakyat de-ngan pola sosialisme Indonesia.Namun karena adagium yangberkembang pada waktu itu "po-litik adalah panglima," makausaha kesejahteraan rakyat ter-sebut terlalu bemuansa politis,kurang bermuatan ekonomis.Akibatnya terjadilah keterpu-rukan ekonomi yang sangat akut,yang berakibat rakyat sangatmenderita.

Prof Dr. EmilSalimmemberi-

kan ilustrasi mengenai merosot-nya perekonomian,dengan mem-bandingkan kondisi tahun 1960dan tahun 1966 adalah sebagaiberikut (a) biaya hidup naik438kali, (b) harga beras naik 824 kali,(c) harga tekstil717kali, (d) har-ga tukar dollar daTi Rp.160,-menjadi Rp.120.000,-.Inflasipada tahun 1966 tercatat sekitar650 %. Dapat kita bayangkanbetapa beratnya penderitaanrakyat pada waktu itu.

Masa Pemerintahan PresidenSoeharto

Dengan mendapatkan wa-risan daTi pemerintahan sebe-lumnya, berupa kondisi pereko-nomian negara yang sangatmemprihatinkan, Presiden Soe-harto tidak mencari kambing hi-tam. Setelah keamanan dapatditegakkan sebagai akibat dari G-30-5, Presiden Soeharto mulai

mengadakan konsolidasi, dan

28

mulai merancang mengadakanpembangunan untuk dapatmenyejahterakan rakyat Konseppembangunan dirancang de-ngan kebijakan yang disebuttrilogi pembangunan, stabilitaskeamanan, pertumbuhan eko-nomi dan pemerataan penda-patan. Konsep ini sangat men-dasar, tidak mungkin pemba-ngunan perekonomian diseleng-garakan dalam situasi keaman-an yang kacau dan tidak stabil,sehingga masalah keamananmenjadi landasan utama ber-langsungnya pembangunan.Keadaan ini yang oleh berbagaipihak disebut sebagai pendeka-tan keamanan, atau security ap-proac1l,yang menuduh pemerin-tahan presiden Soeharto bersifattotaliter. Di samping itu peme-rataan kesejahteraan tidak mung-kin tanpa adanya yang dirasa-kan, oleh karena itu pertumbuh-an ekonomi merupakan syaratmutlak agar dapat diselengga-rakan pemerataan pendapatanyang mensejahterakan rakyat.

Implementasi trilogi pemba-ngunan disesuaikan dengan kon-disi dan situasi yang terjadi padasaat pembangunan diselengga-rakan. Pada awal diselenggara-kan pembangunan dirasa stabi-litas keamanan kurang kondusifbagi terlaksananya pemba-ngunan, sehingga pada tahappertama penekanan pemba-ngunan diletakkan pad a stabili-

Jurnal KetohtmanNasional,XI (3),Desember2006

tas. Namun setelah kondisi

keamanan dinilai cukup stabilmaka titik berat pembangunandiletakkan pada pertumbuhanekonomi. Investasi digalakkan,perindustrian, pertanian, per-tambangan dikembangkan se-cara optimal dengan memba-ngun sarana dan prasarana yangdibutuhkan. Baru setelah per-tumbuhan ekonomi menunjuk-kan kecenderungan yang me-yakinkan maka program peme-rataan menjadi titik berat dalampembangunan. Dikembangkanprogram delapan jalur pemer-ataan, yaitu: (1) Pemerataan pe-menuhan kebutuhan pokokrakyat seperti pangan, sandangdan perumahan; (2) Pemerataankesempatan memperoleh pen-didikan dan pelayanan kesehat-an; (3) Pemerataan pembagianpendapatan; (4) Pemerataankesempatan kerja; (5) Pemera-taan kesempatan berusaha; (6)Pemerataan berpartisipasi dalampembangunan, khususnya gene-rasi mud a dan kaum wanita; (7)Pemerataan penyebaran pem-bangunan di seluruh wilayahtanah air; (8) Pemerataan kesem-patan memperoleh keadilan.

Sebagai ilustrasi dapatdigam-barkan sebagai berikut. Denganterwujudnya stabilitas keaman-an, maka menjadi day a tarikpara investor untuk menanam-kan modal di Indonesia, sehing-ga berkembanglah industrialisa-

Soeprapto, Membangun Masyarakat Adil dan Sejahtera

si di berbagai daerah. Sebagaiakibat terjadi lapangan kerjabaru; sampai tahun 1990-an te-lah tercipta sekitar 44 juta la-pangan kerja baru yang akanmemberikan penghidupan padarakyat. Dengan dibangunnyaindustri yang dapat menikmatikesejahteraan bukan hanya paraburuh yang ditampung menjadipekerja di pabrik, tetapi rnern-berikan kehidupan pada sekitarpabrik, seperti turnbuhnya wa-rung nasi yang menyediakanmakan bagi para pekerja, ber-bagai usaha jasa seperti transpor-tasi, perbengkelan dan sebagai-nya. Suatu contoh dengan ber-kembangnya pabrik GudangGaram di Kediri, dari pihak pa-brik tidak menyediakan jernput-an tetapi memberikan biayatransportasi, untuk dapat rnern-pergunakan becak. Sebagai aki-bat tumbuhlah puluhan ribu tu-kang becak yang rnendapatkanpenghidupan dari kebijakan ini.Program ini yang disebut sebagaipendekatan /I trickle down effect./IMeskipun terdapat pihak-pihakyang menyangsikan keberhasi-Ian pendekatan ini, namun da-lam batas-batas tertentu sudah

dapat kita lihatjuga darnpaknyapada masyarakat.

Setelah perekonomian rnulainampak stabH, dan perturnbuh-annya meyakinkan, bangsa In-donesia mulai mendapat keper-cayaan dari para donor pin-

29

jaman dari luar negeri. Pinjamantersebut diutamakan untuk

rnengernbangkan sarana danprasarana pertumbuhan eko-nomi. Jalan-jalan diperbaiki dandikernbangkan, bendungandibangun dengan pembangkitlis-trik dan saluran irigasinya, pa-brik pupuk didirikan, sehinggahasil pertanian rneningkat, distri-busi produksi berjalan lancar,yang kesernuanya itu memberi-kan kesejahteraan pad a rakyat.

Jalan-jalan sampai ke pelosoktelah diaspal, jembatan dibangunsehingga rnemungkinkan ken-daraan bermotor rnenjangkausarnpai ke pelosok. Dengan telahbagusnya jalan terse but terjadianekdot di Jawa Tengah bagianselatan. Sernula transportasi didaerah pedalarnan rnernper-gunakan dokar atau sado, tetapidengan baiknya jalan bergantirnenjadi kendaraan bermotor,maka pada waktu gubernur ber-kunjung ke daerah terbut, parakusir dokar rnenuntut kepadagubernurnya, karena kalah ber-saing dengan supir angkutanurn urn, dan rninta agar ken-daraan bermotor tidak masuk

wilayahnya.Dengan program listrik rna-

suk desa televisi tidak hanyadinikmati oleh orang kota, teta-pi di puncak gunungpun rakyatdapat mengikuti acara-acarayang diselenggarakan oleh stasi-un televisi. Dalam rangka men-

30

cerdaskan kehidupan bangs a,dirancang program pendidikanyang spektakuler, meskipun pe-laksanaanya kadang-kadang be-lum seperti yang diharapkan.Suatu contoh pada tahun 1970anak usia sekolah yang dapat ter-tampung di sekolah dasar barusekitar 65%, ditambah drop outsbegitu tinggi sekitar 65% juga, se-hingga yang dapat menyelesai-kan pendidikan dasar enam ta-hun di bawah 30%. Melihat kon-

disi yang semacam ini maka per-lu diadakan crash program pen-didikan dasar yang disebut men-dirikan SeIsolah Dasar Inpres.Dengan t<emampuan yang adapada waktu itu, pad a tahun1973 - 1974 dibangun 15.000sekolah dasar suatu programyang fantastik. Suatu programyang memerlukan pembiayaanyang tidak sedikit untuk mem-bangun ged ung sekolah, saranadan prasarana, buku, penyedi-aan guru dan sebagainya.

Kesejahteraan rakyat tergan-tung juga pada pertumbuhanpenduduk. Bila pertambahanpenduduk tidak terkendali, per-tumbuhan ekonomi tidak akan

mungkin memberikan kese-jahteraan rakyat yang tumbuhdengan cepat. Untuk menekanpertumbuhan penduduk yangtidak terkendali diselenggarakanprogram keluarga berencana.Hasilnya sangat mengesankan,dari pertumbuhan penduduk di

Jurnal Ketahanan Nasional, Xl (3), Desember 2006

atas 2,5% dapat ditekan menja-di sekitar 1,5% saja, bahkan diberbagai daerah telah terjadi per-tumbuhan penduduk yang sta-bi!.

Suatu realitas yang dapat kitaamati bahwa sejak bangsa Indo-nesia menyatakan kemerdekaanhingga mas a awal pemba-ngunan, pertumbuhan pen-dud uk mengikuti pola duniayang bersifat eksponensial atauberpangkat. Pertumbuhan eks-ponensial adalah pola pertum-buhan penduduk yang akanmenyerap habis hasil pertum-buhan ekonomi atau pemba-ngunan. Keberhasilan pemerin-tahan presiden Soeharto dalammengendalikan laju pertumbuh-an penduduk, merupakan wu-jud dan hasil pelaksanaan pem-bangunan yang konsisten dan re-alistis akan hubungan an taraupaya pembangunan dan kese-jahteraan nyata bagi setiap pen-duduk sebagai warga masya-rakat.

Begitu banyak hal yang telahdiusahakan oleh pemerintahanpresiden Soeharta dalam mense-jahterakan rakyat, yang tidakdapat diungkap di sini. Untukmemberikan bukti secara nyata,beberapa angka dan indikatorperlu dikemukakan untuk mem-berikan gambaran dimaksud.Namun tidak dapat diingkaribahwa masih banyak pula hal-hal yang belum dapat diselesa-

Soeprapto, Membangun Masyarakat Adil dan Sejahtera

iakan oleh pemerintahan pre-siden Soeharto. Ditambah lagibahwa setiap pembangunan pas-ti memiliki efek samping, terja-dinya penyimpangan dan pe-nyalahgunaan wewenang yangbermuara pada terjadinya korup-si, kolusi dan nepotisme.

Masa Pemerintahan Reformasi

Selama masa reformasi, sejak1998 sampai 2006, telah terjadipergantian presiden empat kali,sehingga masa bhakti masing-masing presiden sangatlah pen-dek, sehingga belum nampakhasil usahanya dalam menye-jahterakan rakyat Sementara itudengan perubahan UUD 1945,MPR tidak lagi bertugas untukmenyusun Garis-garis BesarHaluan Negara, sehingga tidaknampak dengan jelas apa yanghendak dicapai oleh negara padalima tahun mendatang, apalagiuntuk jangka panjang. Dengantanpa adanya blue print pem-bangunan agak sukar untuk me-nilai keberhasi1an pembangunan.

Meskipun demikian telah ter-dapat beberapa pakar dan lem-baga swasta yang berusaha un-tuk mencari solusi dengan me-ngembangkan sistem ekonomiyang sesuai dengan dasar nega-ranya dan diharapkan dapatmengantisipasi merebaknya glo-balisasi. Dapat dikemukakan diantaranya Prof. Dr. Mubyartodari Universitas Gajah Mada

31

mengemukakan sistem "eko-nomi kerakyatan," dr. Sulasto-mo dkk. mengusulkan sistem"ekonomi pasar sosial terbuka,"sedang LPPKB mengusulkan"social justice welfare state."Gagasan-gagasan tersebut perludikembangkan terus, sehinggadapat menjadi pola solusi krisisekonomi yang melanda negara-bangsa.

Mudah-mudahan dengandipilihnya presiden Susilo Bam-bang Yudhoyono secara lang-sung dari rakyat, mampu mem-berikan gambaran yang jelasdan terukur mengenai hal-halyang berkaitan dengan mense-jahterakan rakyat. Untuk iturakyat wajib mendukungnya.

Rujukan

1. Encyclopedia International2. Ensiklopedi Poli tik Pemba-

ngunan Indonesia3. Majalah Tokoh Indonesia, Vo-

lume 24

4. Soekarno, Ir., Tjamkan PantjaSila,Panitia Nasional Per-ingatan Lahirnya Pan-casila, Edi tor H. AminArjoso, SH.

5. Soeprapto, et at, MewujudkanKesejaltteraan Ralajat dalamNegara Kesatuan RepublikIndonesia, LPPKB, 2006.

6. Syafaat Habib, MemperkuatSistem Politik Ekollomi Na-sional Menglzadapi Feno-mena Akibat Globalisasi,LPPKB, 2006.