KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

87
KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASYARAKAT DALAM MENANGGULANGI KEJAHATAN GENG MOTOR DI KELURAHAN SUNGGUMINASA KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA ARIDWAN Nomor Stambuk: 10561 04496 12 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2018

Transcript of KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

Page 1: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASYARAKAT DALAM

MENANGGULANGI KEJAHATAN GENG MOTOR DI

KELURAHAN SUNGGUMINASA KECAMATAN SOMBA OPU

KABUPATEN GOWA

ARIDWAN

Nomor Stambuk: 10561 04496 12

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2018

Page 2: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

ii

KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASYARAKAT DALAM

MENANGGULANGI KEJAHATAN GENG MOTOR DI

KELURAHAN SUNGGUMINASA KECAMATAN SOMBA OPU

KABUPATEN GOWA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Administrasi Negara

Disusun dan Diajukan Oleh

ARIDWAN

Nomor Stambuk : 10561 04496 12

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2018

Page 3: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...
Page 4: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...
Page 5: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Aridwan

Nomor Stambuk : 10561 104496 12

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa

bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan

plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian

hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, 10 Januari 2018

Yang Menyatakan,

Aridwan

Page 6: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

vi

ABSTRAK

ARIDWAN, 2018. Koordinasi Kepolisian dengan Masyarakat dalam

Menanggulangi Kejahatan Geng Motor di Kelurahan Sungguminasa

Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa (dibimbing oleh Andi Nuraeni Aksa

dan Samsir Rahim).

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana

koordinasi kepolisian dengan masyarakat dalam menanggulangi kejahatan geng

motor di Kelurahan Somba Opu Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui koordinasi kepolisian

dan faktor penyebab terjadinya kejahatan geng motor di Kelurahan Somba Opu

Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

Metode yang digunakan dalam penelitiian ini adalah pendekatan studi

kasus. Informan dalam penelitian ini sebanyak 8 orang. Teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi yang di

lakukan secara langsung oleh peneliti.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektifitas koordinasi pihak

kepolisisan Somba Opu dengan masyarakat dalam penanggulangan tindak

kejahatan geng motor sudah maksimal sebagaimana yang diharapkan. Hal ini

dapat dilihat pada indikator: (1) Koordinasi vertikal dalam penanggulangan tindak

kejahatan geng motor di Kelurahan Sungguminasa Kecamatan Somba Opu,

dimana Polsek Somba Opu melakukan koordinasi dengan menempatkan

Bhabinkamtibmas di setiap Kelurahan selaku pengontrol dan pembina keamanan

dan ketertiban masyarakat melalui sosialisasi dengan melibatkan pemerintah yaitu

Lurah dan RT/RW serta masyarakat setempat. (2) Koordinasi horisontal dalam

penanggulangan tindak kejahatan geng motor di Kelurahan Sungguminasa

Kecamatan Somba Opu, dimana Polsek Somba melakukan koordinasi dengan

kesatuan Polsek Somba Opu secara menyeluruh dengan menempatkan anggota-

anggotanya di berbagai tempat yang sering digunakan geng motor melakukan

aksinya, Polsek Somba Opu juga bekerjasama dengan Polres Gowa dalam

melakukan sosialisasi, patroli atau berbagai tindakan-tindakan pihak kepolisian

ketika terjadi atau ditemukan aksi kejahatan geng motor. (3) Faktor yang

menyebabkan terjadinya kejahatan yang dilakukan oleh geng motor di Kelurahan

Sungguminasa Kecamatan Somba Opu yaitu faktor penggunaan obat-obatan

terlarang seperti dan minum minuman keras, ekonomi, lingkungan pergaulan,

kurangnya pengawasan orang tua dan faktor usia muda (masih labil).

Keyword :Koordinasi , Kejahatan, Geng Motor

Page 7: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

vii

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang terindah dan teragung selain mengucapkan puji syukur kehadirat

Allah SWT, karena atas petunjuk dan bimbingan-Nya, sehingga skripsi ini yang

berjudul “Koordinasi kepolisian dengan masyarakat dalam menanggulangi kejahatan

geng motor di Kelurahan Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”

dapat di selesaikan oleh penulis walaupaun jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,

penulis sangat mengharapkan kepada pembaca yang budiman, agar dapat memberikan

masukan dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan

penulisan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Hj.

Andi Nuraeni Aksa, SH, MH sebagai pembimbing I dan Bapak Samsir Rahim, S.Sos,

M.Si sebagai pembimbing II, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis sejak

pengusulan judul sampai kepada penyelesaian Skripsi ini. Tak lupa pula penulis

mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Dr. H. Abdul Rahman Rahim,

SE, MM.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Makassar Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos M.Si

3. Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Dr. Burhanuddin, S. Sos, M. Si yang

telah membina Jurusan Ilmu Administrasi Negara.

Page 8: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

viii

4. Dosen Fisipol, Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah banyak membantu penulis

selama menempuh pendidikan di kampus ini.

5. Polsek Somba Opu, pemerintah setempat dan masyarakat di Kelurahan

Sungguminasa Kecamatan Somba Opu yang telah membantu dalam proses

penelitian hingga selesai penelitian ini.

6. Terkhusus kepada kedua orang tua tercinta yang terhebat, Bapak Agus

Mutalib dan Ibu Hamsiah yang selalu mendo’akan dan memberi dukungan

moral maupun material.

7. Sahabat penulis Asruna Rasyid, Andi Pandi Pradana, Nurhikmah Lukman dan

Etik Andriyanti yang selalu setia melewati suka duka selama perkuliahan.

8. Teman-teman kelas C angkatan 2012 Ilmu Administrasi Negara yang telah

banyak memberi saran, dukungan, dan motivasi kepada penulis.

Semoga bantuan semua pihak senantiasa mendapatkan pahala yang

berlipat ganda di sisi Allah SWT, Amin.

Makassar, 10 Januari 2018

Aridwan

Page 9: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

ix

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ............................................................................................... i

Halaman Judul ................................................................................................... ii

Halaman Persetujuan ....................................................................................... iii

Halaman Penerimaan TIM ............................................................................. iv

Halaman Pernyataan ......................................................................................... v

Abstrak .............................................................................................................. vi

Kata Pengantar ................................................................................................ vii

Daftar Isi ........................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Koordinasi .................................................................................. 7

B. Konsep Kriminalitas (Kejahatan) ........................................................... 12

C. Konsep Geng Motor ............................................................................... 20

D. Konsep Kepolisian dan Masyarakat ....................................................... 25

E. Kerangka Pikir ....................................................................................... 26

F. Fokus Penelitian ..................................................................................... 28

G. Deskripsi Fokus Penelitian ..................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................. 30

B. Tipe dan Jenis Penelitian ........................................................................ 30

C. Informan Penelitian ................................................................................. 31

D. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 32

E. Teknik Pemgumpulan Data .................................................................... 32

F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 33

G. Pengabsahan Data .................................................................................. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian .................................................................... 36

1. Kondisi Geografis ............................................................................ 36

2. Kondisi Demografis ......................................................................... 36

3. Kondisi Sarana dan Prasarana .......................................................... 38

Page 10: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

x

4. Tugas dan Wewenang Pemerintahan ............................................... 42

5. Peta Wilayah Kecamatan Somba Opu ............................................. 45

B. Koordinasi Kepolisian dengan Masyarakat dalam Penanggulangan

Kejahatan Geng Motor ........................................................................... 45

1. Koordinasi Vertikal .......................................................................... 46

2. Koordinasi Horizontal ...................................................................... 50

C. Faktor Penyebab Terjadinya Kejahatan Geng Motor ............................. 53

1. Faktor Obat-Obat Teralarang dan Minuman Keras ......................... 53

2. Faktor Ekonomi ................................................................................ 55

3. Faktor Lingkungan Pergaulan .......................................................... 56

4. Faktor Kurangnya Perhatian Orang Tua .......................................... 59

5. Faktor Usia Muda ............................................................................. 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 64

B. Saran ........................................................................................................ 66

DAFTAR PUSATAKA ..................................................................................... 68

LAMPIRAN ...................................................................................................... 70

Page 11: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan yang tertib dan aman merupakan harapan bagi setiap orang

dalam melaksanakan aktifitas hidupnya berjalan dengan lancar tanpa adanya

gangguan dari pihak manapun. Negara Republik Indonesia yang berlandaskan

Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 (selanjutnya disebut UUD NKRI

Tahun 1945) mengatur setiap tingkah laku warga negaranya agar tidak

terlepas dari segala peraturan-peraturan yang bersumber dari hukum. Negara

hukum menghendaki agar hukum senantiasa harus ditegakkan, dihormati dan

ditaati oleh siapapun juga tanpa ada pengecualian.

Negara mempunyai dua institusi penting dalam usaha menjaga

keamanan dan ketertiban Negara, pertama institusi tersebut yaitu Tentara

Nasional Indonesia (TNI) dan kedua institusi Kepolisian Republik Indonesia.

Tentara bertugas menjaga kedaulatan negara dari gangguan yang berasal dari

luar maupun dari dalam. Sedangkan polisi bertugas menjaga keamanan dan

ketertiban internal negara. Peran kedua lembaga ini diamanatkan dalam

Undang Dasar 1945 Negara Republik Indonesia pasal 30 ayat (2) tentang Hak

dan Kewajiban Warga Negara yang berbunyi: “usaha pertahanan dan

keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan

rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisisan Negara

Page 12: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

2

Republik Indonesia sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan

pendukung”.

Kepolisian Republik Indonesia dan struktur dibawahnya sebagai

institusi yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban internal Negara

dalam menjalankan tugas dan fungsinya nampaknya belum maksimal. Hal ini

terlihat dengan keadaan internal negara yang masih belum aman secara

menyeluruh. Indonesia Police Watch melansir bahwa ditengah-tengah

masyarakat saat ini muncul fenomena geng motor dengan aksi anarkis yang

meresahkan masyarakat.

Fenomena Kejahatan geng motor ini telah menjadi trending topic dan

biasanya banyak dilakukan oleh kaum remaja. Semua kejahatan yang

dilakukan oleh geng motor sangat meresahkan masyarakat indonesia saat ini

tak terkecuali masyarakat di Kabupaten Gowa. Tidak hanya pelanggaran

ringan seperti pelanggaran lalu lintas, tetapi kejahatan seperti pengrusakan

fasilitas umum, bentrok antar sesama geng motor, penganiayaan yang sampai

merenggut nyawa orang lain, pemalakan, perampokan dan masih banyak

kejahatan-kejahatan lain yang dilakukan oleh kelompok geng motor ini.

Geng motor merupakan fenomena kenakalan remaja yang dewasa ini

sangat populer di kalangan remaja. Bagaimana tidak, jumlah remaja yang

sudah terjerumus dalam aktifitas negatif ini bisa dibilang tidak sedikit,

khususnya remaja pria. Data Polsek Somba Opu tahun 2014 menunjukkan

bahwa paling banyak melakukan kejahatan yang dilakukan oleh geng motor

yang terjadi di Kecamatan Panakkukang selama tahun 2014 yakni pelaku yang

Page 13: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

3

berumur antara kisaran 14-18 tahun. Jumlah pelaku yang berumur pada

kisaran 14 sampai 18 tahun berjumlah 78 orang dan berusia kisaran 19 sampai

20 tahun tercatat sebanyak 36 orang. Kemudian untuk kisaran usia 21-22

tahun tercatat 22 orang. Aktifitasnya senantiasa merugikan orang lain, seperti

menganiaya orang yang bahkan tidak tahu apa-apa yang mereka temui di

jalan, melakukan perampokan, pemerkosaan, tawuran, balapan liar dan

berbagai tindakan negatif lainnya hingga menghilangkan nyawa.

Kita mengenal banyak kenakalan remaja yang telah banyak terjadi di

sekolah-sekolah. Kenakalan memang sudah menjadi wajar melekat pada sosok

remaja sebagai aktualisasi diri mereka juga eksistensi mereka. Setidaknya

itulah yang ada pada pandangan masyarakat dewasa ini. Namun apa jadinya

jika kenakalan yang remaja ini sudah tidak wajar dan lebih mengarah pada

tindakan kriminal. Ini tentunya yang menjadi perhatian kita semua, khususnya

mereka yang akan berkecimpung dalam dunia pendidikan yang hendak atau

sedang melaksanakan tugas mempersiapkan generasi cemerlang penerus

bangsa.

Terkhusus di Kelurahan Sungguminasa Kecamatan Somba Opu

Kabupaten Gowa, gaya hidup remaja yang semakin beragam akibat pengaruh

globalisasi juga turut mempengaruhi semakin banyaknya geng motor yang

ada di wilayah tersebut. Hal ini tentunya harus segera mendapat perhatian

serius, karena jika kita melihat yang terjadi dari waktu ke waktu semakin

banyak tindak kejahatan yang dilakukan oleh geng motor yang pada akhirnya

semakin meresahkan masyarakat, sehingga sampai saat ini masih banyak hal

Page 14: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

4

yang menjadi pertanyaan apakah yang menjadi faktor penyebab semakin

maraknya kejahatan yang dilakukan oleh geng motor. Maka sebelum hal-hal

tersebut semakin tidak terbendung dalam lingkungan masyarakat, harus segera

ditemukan solusi efektif guna pemberantasannya atau paling tidak

meminimalisir tindakan-tindakan negatif yang dilakukan oleh geng motor di

Kelurahan Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa guna

terwujudnya stabilitas dalam setiap hubungan di tengah-tengah masyarakat.

Untuk itulah kemudian perlu dilakukan koordinasi yang baik oleh pihak

kepolisian baik terhadap instansi yang terkait, pemerintah setempat dan

masyarakat dalam menanggulangi tindak kejahatan oleh geng motor, agar

kemudian dapat ditemukan solusi efektif untuk penanggulangannya.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merasa

tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang “Koordinasi Kepolisian Dengan

Masyarakat Dalam Menanggulangi Kejahatan Geng Motor Di Kelurahan

Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka secara lebih rinci penelitian

hendak menjawab pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana koordinasi kepolisian dengan masyarakat dalam

menanggulangi kejahatan geng motor di Kelurahan Sungguminasa

Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa?

2. Apakah faktor penyebab terjadinya kejahatan geng motor di Kelurahan

Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa?

Page 15: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapaun tujuan penelitian ini,

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui koordinasi kepolisian dengan masyarakat dalam

menanggulangi kejahatan geng motor di Kelurahan Sungguminasa

Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

2. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya kejahatan geng motor di

Kelurahan Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

bahan acuan untuk digunakan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara akademis diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna

sebagai suatu karya ilmiah yang dapat menunjang perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya Ilmu Administrasi Negara dan sebagai bahan

masukan yang dapat mendukung bagi peneliti maupun pihak lain yang

tertarik dalam bidang penelitian yang sama.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat

manfaat bagi berbagai pihak, sebagai berikut:

a. Bagi Polsek Somba Opu, diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat

memberi masukan dalam penanggulangan tindak kejahatan geng motor

di Kelurahan Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

Page 16: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

6

b. Bagi masyarakat, diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat memberi

jawaban atas kekeliruan atau ketidaktahuan yang terjadi terhadap image

kepolisian yang kinerjanya semakin tidak dipercaya oleh sebagian

masyarakat dalam hal memberantas kejahatan geng motor di Kelurahan

Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

Page 17: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Koordinasi

Malayu Hasibuan (2014: 85), koordinasi adalah kegiatan

mengarahkan, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan unsur-unsur

manajemen (6M) dan pekerjaan-pekerjaan bawahan dalam mencapai tujuan

organisasi sedangkan Handoko (2003: 195) mendefinisikan koordinasi

(coordination) sebagai proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-

kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang

fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.

Menurut E. F. L. Brech (dalam Handayaningrat, 2002: 54) koordinasi

adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi

kegiatan pekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan menjaga agar

kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para

anggota itu sendiri. Sedangkan menurut G. R. Terry (dalam Handayaningrat,

2002: 55) koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron atau teratur untuk

menyediakan jumlah dan waktu yang tepat dan mengarahkan pelaksanaan

untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran

yang telah ditentukan.

Awaluddin Djamin (dalam Malayu Hasibuan, 2014: 89)

mengemukakan bahwa koordinasi adalah suatu usaha kerja sama antara badan,

Page 18: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

8

instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-tugas sedemikian rupa, sehingga

terdapat saling mengisi, saling membantu, dan saling melengkapi.

Manajer yang sukses adalah manajer yang dapat melakukan

koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi (KIS) dengan baik. Integrasi adalah

suatu usaha untuk menyatukan tindakan-tindakan berbagai badan, instansi,

unit, sehingga merupakan suatu kebulatan pemikiran dan kesatuan tindakan

yang terarah pada suatu sasaran yang telah ditentukan dan disepakati bersama.

Sinkronisasi adalah suatu usaha untuk menyesuaikan, menyelaraskan

kegiatan-kegiatan, tindakan-tindakan, unit-unit, sehingga diperoleh keserasian

dalam pelaksanaan tugas atau kerja.

Koordinasi itu penting dalam suatu organisasi (Hasibuan Malayu,

2014: 86), adalah:

1. Untuk mencegah terjadinya kekacauan, percekcokan, dan kekembaran dan

kekosongan pekerjaan.

2. Agar orang-orang dalam pekerjaannya diselaraskan serta diarahkan untuk

mencapai tujuan perusahaan.

3. Agar sarana dan prasarana dimanfaatkan untuk mencapai tujuan.

4. Supaya semua unsur manajemen (6M) dan pekerjaan masing-masing

individu karyawan harus membantu tercapainya tujuan organisasi.

5. Supaya semua tugas, kegiatan, dan pekerjaan terintegrasi kepada sasaran

yang diinginkan.

Beberapa ahli berpendapat bahwa koordinasi itu merupakan fungsi

dasar manajemen G.R. Terry (dalam Malayu Hasibuan, 2014: 86) berpendapat

Page 19: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

9

bahwa masalah koordinasi merupakan hal yang akan tercapai dengan

sendirinya, jika Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling (POAC)

diterapkan dengan baik. Para ahli sependapat bahwa kordinasi itu penting

supaya semua tindakan ditujukan serta memberikan sumbangannya kepada

tujuan umum (laba) perusahaan.

Menurut Hasibuan Malayu (2014: 86), tipe-tipe koordinasi yaitu:

1. Koordinasi Vertikal (vertical coordination)

Koodinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarajan

yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unt-unit, kesatuan-kesatuan

kerja yang ada di bawah wewenang dan tanggung jawabnya. Tegasnya,

atasan mengkoordinasi semua aparat yang ada di bawah tanggung

jawabnya secara langsung. Koordinasi vertikal ini secara relatif mudah

dilakukan, karena atasan dapat memberikan sanksi kepada aparat yang

sulit diatur.

2. Koordinasi Horizontal (horizontal coordination)

Koordinasi horisontal adalah mengkoordinasikan tindakan-tindakan

atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap

kegiatan-kegiatan penyatuan dalam tingkat organisasi (aparat) yang

setingkat. Koordinasi horizontal ini relatif sulit dilakukan, karena

koordinator tidak dapat memberikan sanksi kepada pejabat yang sulit.

Koordinasi horizontal ini dibagi atas interdisciplinary dan interrelated.

Interdisciplinary adalah suatu koordinasi dalam rangka

mengarahkan, menyatukan tindakan-tindakan, mewujudkan, dan

Page 20: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

10

menciptakan disiplin antara unit yang satu dengan unit yang lain secara

intern maupun secara ekstern pada unit-unit yang sama tugasnya.

Interrelated adalah koordinasi antara badan (instansi); unit-unit yang

fungsinya berbeda, tetapi instansi yang satu dengan yang lain saling

bergantungan atau mempunyai kaitan baik, cara intern maupun ekstern

yang levelnya setaraf. diatur sebab kedudukannya setingkat.

Menurut Hasibuan Malayu (2014: 87), sifat-sifat koordinasi yaitu:

1. Koordinasi adalah dinamis.

2. Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang koordinator

(manajer) dalam rangka mencapai tujuan.

3. Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan.

Asas koordinasi adalah asas skala (scalar principle = hierarki) artinya

koordinasi ini dilakukan menurut jenjang-jenjang kekuasaan dan tanggung

jawab yang disesuaikan dengan jenjang-jenjang yang berbeda-beda satu

dengan yang lain. Tegasnya, asas hierarki ini bahwa setiap atasan

(koordinator) harus mengkoordinasikan bawahan langsungnya. Misalnya,

manajer puncak mengkoordinasi manajer madya, manajer madya

mengkoordinasi manajer lini, dan seterusnya. Coordinating authority adalah

kekuasaan mengkoordinasi yang harus bekerja melalui suatu proses formal,

yang dinamakan scalar prnciple.

Menurut Hasibuan Malayu (2014: 87), tujuan koordinasi yaitu:

1. Untuk mengarahkan dan menyatukan semua tindakan serta pemikiran ke

arah tercapainya sasaran perusahaan.

Page 21: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

11

2. Untuk menjuruskan keterampilan spesialis ke arah sasaran perusahaan.

3. Untuk menghindari kekosongan dan tumpang-tindih pekerjaan.

4. Untuk menghindari kekacauan dan penyimpangan tugas dari sasaran.

5. Untuk mengintegrasikan tindakan dan pemanfaatan 6M ke arah sasaran

organisasi atau perusahaan.

6. Untuk menghindari tindakan overlapping dari sasaran perusahaan.

Menurut Hasibuan Malayu (2014: 88), syarat-syarat koordinasi yaitu:

1. Sense of cooperation (perasaan untuk bekerja sama), ini harus dilihat dari

sudut bagian per bagian bidang pekerjaan, bukan orang per orang.

2. Rivalry, dalam perusahaan-perusahaan besar sering diadakan persaingan

antara bagian-bagian, agar bagian-bagian ini berlomba-lomba untuk

mancapai kemajuan.

3. Team spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian harus saling

menghargai.

4. Esprit de corps, artinya bagian-bagian yang diikutsertakan atau dhargai,

umumnya akan menambah kegiatan yang bersemangat.

Menurut Hasibuan Malayu (2014: 88), cara mengadakan koordinasi

yaitu:

1. Memberikan keterangan langsung dan secara bersahabat. Keterangan

mengenai pekerjaan saja tidak cukup, karena tindakan-tindakan yang tepat

harus diambil untuk menciptakan dan menghasilkan koordinasi yang baik.

Page 22: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

12

2. Mengusahakan agar pengetahuan dan penerima tujuan yang akan dicapai

oleh anggota, tidak menurut masing-masing individu anggota dengan

tujuannya sendiri-sendiri. Tujuan itu adalah tujuan bersama.

3. Mendorong para anggota untuk bertukar pikiran, mengemukakan ide,

saran-saran, dan lain sebagainya.

4. Mendorong para anggota untuk berpartisipasi dalam tingkat perumusan

dan penciptaan sasaran.

5. Membina human relations yang baik antara sesama karyawan.

6. Manajer sering melakukan komunikasi informal dengan para bawahan.

Ringkasnya, suatu koordinasi akan lebh baik, jika memperoleh

dukungan partisipasi dari bawahan, dan pihak-pihak yang terkait yang akan

melakukan pekerjaan diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan;

supaya mereka antusias dalam melaksanakannya.

B. Konsep Kriminalitas (Kejahatan)

Kriminalitas merupakan segala macam bentuk tindakan dan perbuatan

yang merugikan secara ekonomis dan psikologis yang melanggar hukum yang

berlaku dalam Negara Indonesia serta norma-norma sosial dan agama. Secara

kriminologi yang berbasis sosiologis, tindak kriminalitas merupakan suatu

pola tingkah laku yang merugikan masyarakat dan suatu pola tingkah laku

yang mendapatkan reaksi sosial dari masyarakat.

Menurut Kartini Kartono (2003: 121), istilah kriminalitas berasal dari

bahasa Inggris “crime” yakni kejahatan. Kejahatan secara formal dapat

diartikan sebagai suatu tingkah laku yang melanggar norma-norma sosial dan

Page 23: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

13

undang-undang pidana, bertentangan dengan moral kemanusiaan, bersifat

merugikan, sehingga ditentang oleh masyarakat sedangkan Topo Santoso

(2010: 9), mengatakan bahwa Kriminologi merupakan ilmu pengetahuan yang

mempelajari tentang kejahatan. Kriminoligi mempelajari kejahatan sebagai

fenomenasosial sehingga sebagai pelaku kejahatan tidak terlepas dari interaksi

sosial, artinya kejahatan menarik perhatian karena pengaruh perbuatan

tersebut yang dirasakan dalam hubungan antar manusia.

Kriminologi merupakan kumpulan ilmu pengetahuan dan pengertian

gejala kejahatan dengan jalan mempelajari dan menganalisa secara ilmiah

keterangan-keterangan, keseragaman-keseragaman, pola-pola dan faktor-

faktor kausal yang berhubungan dengan kejahatan, pelaku kejahatan serta

reaksi masyarakat terhadap keduanya. Kejahatan merupakan suatu fenomena

yang sangat kompleks yang dapat dipahami dari berbagai sisi yang berbeda.

Didalam keseharian, terdengar berbagai komentar suatu peristiwa kejahatan

yang berbeda dengan yang lainnya. Berbicara masalah kriminologi tentu tidak

terlepas dari bahasa tentang ruang lingkup kejahatan.

Dari kedua paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa kejahatan

merupakan segala bentuk kegiatan yang sifatnya merugikan, baik berupa

ucapan maupun perbuatan, baik itu tercantum dalam undang-undang pidana

maupun yang sifatnya kondisional menurut pandangan masyarakat tertentu.

Kejahatan adalah suatu nama atau cap yang diberikan orang untuk menilai

perbuatan-perbuatan tertentu, sebagai perbuatan jahat. Pengertian tersebut

bersumber dari alam nilai, maka ia memiliki pengertian yang sangat relatif,

Page 24: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

14

yaitu tergantung pada manusia yang memberikan penilaian itu. Jadi apa yang

disebut kejahatan oleh seseorang belum tentu diakui oleh pihak lain sebagai

suatu kejahatan pula. Kalaupun misalnya semua golongan dapat menerima

sesuatu itu merupakan kejahatan tapi berat ringannya perbuatan itu masih

menimbulkan perbedaan pendapat.

Pada umumnya faktor penyebab kejahatan terdapat tiga kelompok

pendapat (Gosita, 2004: 143) yaitu:

1. Pendapat bahwa kriminalitas itu disebabkan karena pengaruh yang terdapat

di luar diri pelaku.

2. Pendapat bahwa kriminalitas merupakan akibat dari bakat jahat yang

terdapat di dalam diri pelaku sendiri.

3. Pendapat yang menggabungkan, bahwa kriminalitas itu disebabkan baik

karena pengaruh di luar pelaku maupun karena sifat atau bakat si pelaku.

Sebagai kenyataannya bahwa manusia dalam pergaulan hidupnya

sering terdapat penyimpangan terhadap norma-norma, terutama norma hukum.

Di dalam pergaulan manusia bersama, penyimpangan hukum ini disebut

sebagai kejahatan atau kriminalitas. Dan kriminalitas itu sendiri merupakan

masalah sosial yang berada di tengah-tengah masyarakat, dimana tindak

kriminalitas tersebut mempunyai faktor-faktor penyebab yang mempegaruhi

terjadinya kriminalitas tersebut. Faktor penyebab kriminalitas dikelompokan

menjadi faktor dari dalam diri pelaku dan faktor dari luar diri perilaku.

1. Kriminalitas terjadi karena faktor dari dalam diri pelaku sendiri.

maksudnya bahwa yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan sebuah

Page 25: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

15

kejahatan itu timbul dari dalam diri si pelaku itu sendiri yang didasari oleh

faktor keturunan dan kejiwaan (penyakit jiwa). Faktor-faktor dari dalam

tersebut antara lain:

a. Faktor Biologik secara Genothype dan Phenotype

Perbedaan antara kedua tipe tersebut bahwa genotype ialah

warisan sesungguhnya sedangkan phenotype ialah pembawaan yang

berkembang. Sekalipun satu gen tunggal diwariskan dengan cara

demikian hingga nampak keluar, namun masih mungkin adanya gen

tersebut tidak dirasakan. Perkembangan suatu gen tunggal adakalanya

tergantung dari lain-lain gen, teristimewanya bagi sifat-sifat mental. Di

samping itu, nampaknya keluar sesuatu gen, tergantung pula dari

pengaruh-pengaruh luar terhadap organism yang telah atau belum lahir.

Apa yang diteruskan seseorang sebagai pewarisan kepada generasi yang

berikutnya semata-mata tergantung dari genotype. Apa yang tampaknya

keluar olehnya, adalah phenotype yaitu hasil dari pembawaan yang

diwaris dari orang tuanya dengan pengaruh-pengaruh dari luar.

b. Faktor Pembawaan Kriminal

Setiap orang yang melakukan kejahatan mempunyai sifat jahat

pembawaan, karena selalu ada interaksi antara pembawaan dan

lingkungan. Akan tetapi hendaknya jangan memberi cap sifat jahat

pembawaan itu, kecuali bila tampak sebagai kemampuan untuk

melakukan susuatu kejahatan tanpa adanya kondisi-kondisi luar yang

Page 26: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

16

istimewa dan luar biasa. Dengan kata lain, harus ada keseimbangan

antara pembawaan dan kejahatan.

c. Umur

Kecenderungan untuk berbuat antisocial bertambah selama

masih sekolah dan memuncak antara umur 20 dan 25, menurun

perlahan-lahan sampai umur 40, lalu meluncur dengan cepat untuk

berhenti sama sekali pada hari tua. Kurve/garisnya tidak berbeda pada

garis aktivitas lain yang tergantung dari irama kehidupan manusia.

2. Pendapat bahwa kriminalitas itu disebabkan karena pengaruh yang terdapat

di luar diri pelaku. Maksudnya adalah bahwa yang mempengaruhi

seseorang untuk melakukan sebuah kejahatan itu timbul dari luar diri si

pelaku itu sendiri. Faktor-faktor dari luar tersebut antara lain:

a. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang potensial yaitu mengandung

suatu kemungkinan untuk memberi pengaruh dan terwujudnya

kemungkinan tindak kriminal tergantung dari susunan (kombinasi)

pembawaan dan lingkungan baik lingkungan stationnair (tetap) maupun

lingkungan temporair (sementara). Dalam batas-batas tertentu

kebalikannya juga benar, yaitu lingkungan yang telah mengelilingi

seseorang untuk sesuatu waktu tertentu mengandung pengaruh

pribadinya. Faktor-faktor dinamik yang bekerja dan saling

mempengaruhi adalah baik faktor pembawaan maupun lingkungan.

Page 27: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

17

b. Kemiskinan

Kemiskinan menjadi salah satu faktor penyebab dari tindak

kriminalitas karena pasalnya dengan hidup dalam keterbatasaan

maupun kekurangan akan mempersulit seseorang memenuhi kebutuhan

hidupnya baik dari segi kebutuhan sandang (pakaian), pangan

(makanan), papan (tempat tinggal) sehingga untuk memenuhi segala

kebutuhan tersebut seseorang melakukan berbagai cara guna memenuhi

kebutuhan hidupnya termasuk dengan cara yang tidak sesuai dengan

ketentuan hukum.

c. Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu modal sosial seseorang dalam

pencapaian kesejahteraan. Dimana dengan pendidikan, syarat pekerjaan

dapat terpenuhi. Dengan demikian seseorang yang mempunyai

penghasilan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari segi ekonomis.

Sehingga apabila seseorang memiliki pendidikan yang rendah hal

tersebut dapat mendorong seseorang untuk melakukan tindakan

kriminal.

d. Bacaan, Harian-harian, Film

Bacaan jelek merupakan faktor krimogenik yang kuat, mulai

dengan roman-roman dengan cerita-cerita dan gambar-gambar erotis

dan pornografik, buku-buku picisan lain dan akhirnya cerita-cerita

detektif dengan penjahat sebagai pahlawannya, penuh dengan kejadian

berdarah. Pengaruh crimogenis yang lebih langsung dari bacaan

Page 28: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

18

demikian ialah gambaran sesuatu kejahatan tertentu dapat berpengaruh

langsung dan suatu cara teknis tertentu kemudian dapat dipraktekkan

oleh si pembaca. Harian-harian yang mengenai bacaan dan kejahatan

pada umumnya juga dapat dikatakan tentang koran-koran. Di samping

bacaan-bacaan tersebut di atas, film (termasuk TV) dianggap

menyebabkan pertumbuhan kriminalitas. Tentu saja ada keuntungan

dan kerugian yang dapat dilihat disamping kegunaan pokok bacaan,

harian, dan film tersebut.

Menurut Barda Nawawi Arief (2001: 77), bahwa upaya atau kebijakan

untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan kejahatan termasuk bidang

kebijakan kriminal. Kebijakan kriminal ini pun tidak terlepas dari kebijakan

yang lebih luas, yaitu kebijakan sosial yang terdiri dari kebijakan / upaya-

upaya untuk kesejahteraan sosial dan kebijakan / upaya-upaya untuk

perlindungan masyarakat. Lain halnya menurut Baharuddin Lopa (2001: 16)

bahwa upaya dalam menanggulangi kejahatan dapat diambil beberapa langkah

meliputi langkah penindakan (represif) disamping langkah pencegahan

(preventif). Langkah-langkah preventif menurut Baharuddin Lopa (2001: 17-

18) meliputi:

1. Peningkatan kesejahteraan rakyat untuk mengurangi pengangguran, yang

dengan sendirinya akan mengurangi kejahatan.

2. Memperbaiki sistem administrasi dan pengawasan untuk mencegah

terjadinya penyimpangan-penyimpangan.

Page 29: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

19

3. Peningkatan penyuluhan hukum untuk memeratakan kesadaran hukum

rakyat.

4. Menambah personil kepolisian dan personil penegak hukum lainnya untuk

lebih meningkatkan tindakan represif maupun preventif.

5. Meningkatkan ketangguhan moral serta profesionalisme bagi para

pelaksana penegak hukum.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa upaya penanggulangan

kejahatan mencakup preventif dan sekaligus berupaya untuk memperbaiki

perilaku seseorang yang telah dinyatakan bersalah di lembaga pemasyarakatan.

Dengan kata lain upaya penanggulangan kejahatan dapat dilakukan secara

preventif dan represif.

1. Upaya preventif

Penanggulangan kejahatan secara preventif dilakukan untuk

mencegah terjadinya atau timbulnya kejahatan yang pertama kali.

Mencegah kejahatan lebih baik daripada mencoba untuk mendidik penjahat

menjadi lebih baik kembali, sebagaimana semboyan dalam kriminologi

yaitu usaha-usaha memperbaiki penjahat perlu diperhatikan dan diarahkan

agar tidak terjadi kejahatan ulang. Sangat beralasan bila upaya preventif

diutamakan karena upaya preventif dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa

suatu keahlian khusus dan ekonomis.

2. Upaya Represif

Upaya represif adalah suatu upaya penanggulangan kejahatan

secara konsepsional yang ditempuh setelah terjadinya kejahatan.

Page 30: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

20

Penanggulangan dengan upaya represif dimaksudkan untuk menindak para

pelaku kejahatan sesuai dengan perbuatannya serta memperbaikinya

kembali agar sadar bahwa perbuatan yang dilakukannya merupakan

perbuatan yang melanggar hukum dan merugikan masyarakat, sehingga

tidak akan mengulanginya dan orang lain juga tidak akan melakukannya

mengingat sanksi yang akan ditanggungnya sangat berat.

C. Konsep Geng Motor

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), geng berarti sebuah

kelompok atau gerombolan remaja yang dilatar belakangi oleh persamaan latar

sosial, sekolah, daerah dan sebagainya sedangkan motor dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai kata benda yang menjadi tenaga

penggerak. Pelakunya dikenal dengan sebutan Gengster. Gengster atau bandit

berarti suatu anggota dalam sebuah kelompok kriminal (gerombolan) yang

terorganisir dan memiliki kebiasaan urakan dan anti aturan. Geng motor

sendiri dilandasi oleh aktivitas kesenangan di atas motor. Umumnya

keberadaan mereka berada di kota besar dan perilakunya telah menjadi

penyakit sosial yang akut.

Geng motor merupakan kelompok sosial yang memiliki dasar tujuan

yang sama atau asosiasi yang dapat disebut suatu paguyuban tetapi

hubungannya negatif dengan tidak teratur dan cenderung melakukan tindakan

anarkis. Menurut Abdoel Djamali (2005) bahawa salah satu kontributor dari

munculnya tindakan anarkis adalah adanya keyakinan atau anggapan /

perasaan bersama (collective belief). Para pelaku geng motor memang sudah

Page 31: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

21

terbiasa untuk melanggar hukum. Setiap geng memang tidak membenarkan

tindakan itu, tapi ada tradisi yang tidak tertulis dan dipahami secara kolektif

bahwa tindakan itu adalah bagian dari kehidupan jalanan. Apalagi jika yang

melakukannya anggota baru yang masih berusia belasan tahun. Mereka

mewajarkannya sebagai salah satu upaya mencari jati diri dengan melanggar

kaidah hukum. Kondisi seperti ini sangat memprihatinkan dan perlu

penyikapan yang bijaksana.

Pengertian dan perbedaan antara geng motor dan kelompok pengguna

motor (club motor) yang harus dipahami oleh masyarakat luas. Perbedaannya

adalah club motor merupakan kelompok yang mengusung atau spesifikasi

tertentu dengan perangkat organisasi formal untuk menjadi anggotanya dan

kegiatan club motor jauh dari hal-hal negative. Hal ini bertolak belakang

dengan berbagai jenis kegiatan geng motor yang cenderung negative seperti

mencuri, tawuran, melakukan penganiayaan bahkan membunuh. Hal-hal yang

membedakan geng motor, club motor, dan motor community yaitu :

1. Sekarang geng motor sudah berada dalam taraf berbahaya, tak segan

mereka tawuran dan tak merasa berdosa para geng tersebut melakukan

tindakan kekerasan.

2. Club motor biasanya beranggotakan oleh orang-orang yang mempunyai

hobi motor. Biasanya berada dibawah bendera pabrikan motor dan

mempunyai nama dengan embel-embel pabrikan. Kegiatan club motor

lebih mendasar ke arah kampanye safety riding dan kegiatan sosial.

Page 32: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

22

3. Komunitas motor memang tidak jauh beda dengan club motor, sama-sama

tidak melakukan kegiatan yang berbauh rusuh dan tawuran. Namun dari

segi peraturan dan safety riding, komunitas motor berbeda jelas dan hanya

lebih mengandalkan kegiatan touring tanpa embel-ember dari pabrikan

motor.

Tindakan kriminal umumnya dilihat bertentangan dengan norma

hukum, norma sosial dan norma agama yang berlaku di masyarakat. Bentuk-

bentuk tindak kriminal seperti:

1. Pencurian

Pencuri berasal dari kata dasar curi yang berarti sembunyi-

sembunyi atau diam-diam dan pencuri adalah orang yang melakukan

kejahatan pencurian. Dengan demikian pengertian pencurian adalah orang

yang mengambil milik orang lain secara sembunyi-sembunyi atau diam-

diam dengan jalan yang tidak sah.

2. Tindak asusila

Asusila adalah perbuatan atau tingkah laku yang menyimpang dari

norma-norma atau kaidah kesopanan yang saat ini banyak mengintai kaum

wanita.

3. Pencopetan

Pencopetan memiliki pengertian yaitu kegiatan negatif mencuri

barang berupa uang dalam saku, dompet, tas, handpone dan lainnya milik

orang lain atau bukan haknya dengan cepat, tangkas dan tidak diketahui

oleh korban maupun orang di sekitarnya.

Page 33: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

23

4. Penjambretan

Penjambretan merupakan perbuatan atau tindakan negatif dengan

merampas harta berharga milik orang lain secara paksa sehingga

menimbulkan kerugian materi bagi korban.

5. Penodongan dengan senjata tajam/api

Bentuk kriminal merupakan perampasan harta benda milik korban

dilakukan dengan mengancam dengan melakukan penodongan senjata api

sehingga korban yang mengalami ketakutan menyerahkan harta benda

miliknya.

6. Penganiayaaan

Penganiayaan ialah dengan sengaja menyebabkan sakit atau luka

pada orang lain. Akan tetepi suatu perbuatan yang menyebabkan sakit atau

luka pada orang lain, tidak dapat dianggap sebagai penganiayaan kalau

perbuatan itu dilakukan untuk menambah keselamatan badan.

7. Pembunuhan

Pembunuhan adalah perbuatan yang menghilangkan atau mencabut

nyawa seseorang. Pengertian pembunuhan seperti ini dimaknai bahwa

perbuatan pidana pembunuhan tidak diklasifikasi apakah dilakukan dengan

sengaja, atau tidak sengaja dan atau semi sengaja.

Yamil Anwar Adang (2010: 391) mengemukakan bahwa geng

delinquen banyak tumbuh dan berkembang di kota-kota besar, dan bertanggung

Page 34: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

24

jawab atas banyaknya kejahatan dalam bentuk pencurian, perusakan milik

orang lain, dengan sengaja melanggar dan menentang otoritas orang dewasa

serta moralitas yang konvensional, melakukan tindakan kekerasan meneror

lingkungan, dan lain-lain. Pada umumnya anak-anak remaja ini sangat agresif

sifatnya, suka berbaku hantam dengan siapa pun tanpa suatu sebab yang jelas,

dengan tujuan sekedar untuk mengukur kekuatan kelompok sendiri, serta

membuat onar di tengah lingkungan.

Berdasarkan uraian di atas, ciri-ciri karakteristik geng diantaranya yaitu

jumlah anggotanya sekitar antara 3-40 anak remaja, jarang beranggotakan lebih

dari 50 orang anak remaja; anggota geng lebih banyak terdiri dari anak-anak

laki-laki ketimbang anak perempuan, walaupun ada juga anak perempuan yang

ada di dalamnya. Keberadaan gerombolan atau geng motor akhir-akhir ini

semakin meresahkan masyarakat. Aksi kekerasan dan kriminal yang diduga

dilakukan parah anggota geng motor semakin sering terjadi di berbagai wilayah

Kota. Diperlukan ketegasan aparat keamanan untuk menghentikan aksi geng

motor tersebut.

Kriminalitas yang kian marak membuat resah masyarakat, untuk itu

agar tidak menambah banyak korban kasus kriminal haruslah tercipta upaya-

upaya penanggulangan maupun pencegahan agar tidak banyak lagi yang

mengalami kerugian materil maupun moril. Upaya penanggulangan kejahatan

telah dilakukan oleh semua pihak, baik pemerintah, lembaga sosial masyarakat,

maupun masyarakat pada umumnya. Berbagai program serta kegiatan yang

Page 35: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

25

telah dilakukan sambil terus mencari cara yang paling tepat dan efektif dalam

mengatasi permasalahan tertentu.

D. Konsep Kepolisian dan Masyarakat

Arti Kepolisian di tekankan pada tugas-tugas yang harus dijalankan

sebagai bagian dari Pemerintahan, yakni memelihara keamanan, ketertiban,

ketentraman masyarakat, mencegah dan menindak pelaku kejahatan.

Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan bahwa polisi

diartikan sebagai berikut :

1. Badan pemerintah yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban

umum.

2. Anggota dari badan pemerintah tersebut (pegawai Negara yang bertugas

menjaga keamanan dan sebagainya).

Berdasarkan dari pernyataan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

dikatakan bahwa Kepolisian sebagai badan pemerintah yang diberi tugas

memelihara keamanan dan ketertiban umum serta sebagai lembaga atau badan

yang harus menjalankan fungsi pemerintahan. Sedangkan Masyarakat

merupakan wadah untuk membentuk kepribadian diri warga atau suku yang

berbeda antara satu dengan yang lainnya dan mengembangkan serta

melestarikan kebudayaan-kebudayaan yang berada pada lapisan masyarakat

tertentu yang pasti memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Masyarakat bukan

hanya sekedar memiliki hubungan fungsional saja tetapi masyarakat memiliki

ide-ide serta gagasan yang dimiliki oleh masing-masing individu, dapat

Page 36: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

26

merubah sebuah nasib mererka untuk mendapatkan kebebasan berpikir,

budaya, pendidikan, agama, sosial dan lainnya.

Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai salah satu lembaga

tugas dan fungsi pemerintah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya juga

harus berdasarkan hukum yang berlaku. Dimana fungsi utama dari polisi

adalah menegakkan hukum dan melayani kepentingan masyarakat umum.

Sehingga dapat dikatakan bahwa tugas polisi adalah melakukan pencegahan

terhadap kejahatan dan memberikan perlindungan kepada masyarakat,

sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002, Tugas pokok

kepolisian Negara RI adalah :

1. Memelihara ketertiban masyarakat

2. Menegakkan hukum dan

3. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan pada masyarakat.

Keamanan dan ketertiban masyarakat merupakan kondisi yang dinamis

dimana masyarakat merupakan salah satu persyaratan terselenggaranya proses

pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang

ditandainya dengan terjaminnya keamanan, ketertiban dan tegaknya hukum,

serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta

mengembangkan dan meningkatkan potensi masyarakat.

E. Kerangka Pikir

Fenomena Kejahatan geng motor telah menjadi trending topic dan

biasanya banyak dilakukan oleh kaum remaja. Semua kejahatan yang

dilakukan oleh geng motor sangat meresahkan masyarakat indonesia saat ini

Page 37: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

27

tak terkecuali masyarakat di Kabupaten Gowa. Semakin pesat dan

berkembangnya zaman sehingga masyarakat di Kabupaten Gowa juga

semakin mengikuti zaman terkhusus bagi para remaja-remajanya. Ulah geng

motor bukan saja hanya ugal-ugalan dijalan raya yang meresahkan pengguna

jalan, akan tetapi ulah geng motor pun sampai dengan melakukan

penjambretan, pencurian bahkan membunuh. Seperti kejadian yang terjadi di

Kelurahan Sungguminasa yaitu penjambretan yang dilakukan oleh geng motor

sehingga menyebab korbannya meninggal dunia dan masih banyak lagi

kejahatan-kejahatan yang telah dilakukan oleh geng motor, maka sebelum

hal-hal tersebut terjadi di wilayah Kabupaten Gowa harus segera ditemukan

solusi efektif guna pemberantasannya.

Berdasarkan berbagai permasalahan yang terjadi, koordinasi pihak

kepolisian tentunya sangat besar dalam melakukan pemberantasan kejahatan

geng motor tersebut, baik pengarahan terhadap masyarakat maupun institusi

kepolisian itu sendiri dalam menanggulangi kejahatan geng motor di

Kelurahan Sungguminasa Kabupaten Gowa. Untuk melihat tingkat koordinasi

dan berbagai upaya pengarahan yang dilakukan kepolisian dalam

menanggulangi masalah kejahatan geng motor, maka digunakan pendekatan

teori koordinasi Hasibuan dengan melihat bagaimana kegiatan-kegiatan

penyatuan, pengajaran yang dilakukan Polsek Somba Opu terhadap

pemerintah setempat beserta masyarakat di Kelurahan Sungguminasa

Kabupaten Gowa serta bagaimana mengkoordinasikan tindakan-tindakan atau

kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh Polsek Somba

Page 38: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

28

Opu terhadap anggota kepolisian yang lain sebagai kesatuan kerja dalam

menaggulangi kejahatan geng motor di Kelurahan Sungguminasa Kabupaten

Gowa. Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan di bawah ini:

Bagan Kerangka Pikir

F. Fokus Penelitian

Fokus penelitian digunakan sebagai dasar dalam pengumpulan data

untuk menyamakan pemahaman dan cara pandang terhadap karya ilmiah ini,

Koordinasi Kepolisian dengan Masyarakat

dalam Menanggulangi Kejahatan Geng Motor

di Kelurahan Sungguminasa Kecamatan

Somba Opu Kabupaten Gowa

Faktor Penyebab Terjadinya

Kejahatan Geng Motor:

1. Pengaruh Dari Dalam Diri

Pelaku Kejahatan

2. Pengaruh Dari Luar Diri Pelaku

Kejahatan

Terciptanya Keamanan

Lingkungan

Jenis Koordinasi:

1. Koordinasi Vertikal

a. Memberikan keterangan langsung dan

secara bersahabat

b. Tujuan adalah tujuan bersama

c. Mendorong masyarakat bertukar pikiran

d. Mendorong masyarakat berpartisipasi

e. Membina human relations yang baik

f. Melakukan komunikasi informal

2. Koordinasi Horizontal

a. Memberikan keterangan langsung dan

secara bersahabat

b. Tujuan adalah tujuan bersama

c. Mendorong anggota bertukar pikiran

d. Mendorong anggota berpartisipasi

e. Membina human relations yang baik

f. Melakukan komunikasi informal

Page 39: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

29

maka penulis akan memberikan penjelasan mengenai fokus penelitian

terhadap penulisan karya ilmiah ini. Adapun fokus penelitian ini adalah untuk

mengetahui bagaimana koordinasi kepolisian dengan masyarakat dalam

menanggulangi kejahatan geng motor.

G. Deskripsi Fokus Penelitian

Deskripsi Fokus digunakan sebagai dasar dalam pengumpulan data

untuk menyamakan pemahaman dan cara pandang terhadap penulisan

proposal ini. Maka penulis akan memberikan penjelasan mengenai maksud

dan fokus penelitian terhadap penulisan proposal ini yaitu sebagai berikut:

1. Koodinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengajaran yang

dilakukan Kepolisian Kabupaten Gowa yaitu Polsek Somba Opu terhadap

pemerintah setempat atau Lurah beserta masyarakat dalam menanggulangi

kejahatan geng motor di Kelurahan Somba Opu Kabupaten Gowa.

2. Koordinasi horizontal adalah mengkoordinasikan tindakan-tindakan atau

kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh Kapolsek

Somba Opu terhadap anggota kepolisian lainnya sebagai kesatuan kerja

dalam menanggulangi kejahatan geng motor di Kelurahan Somba Opu

Kabupaten Gowa .

3. Masyarakat adalah Seluruh anggota masyarakat yang ada di Kelurahan

Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

4. Pemerintah setempat yaitu Kepala Desa atau Lurah Somba Opu Kabupaten

Gowa serta kepolisian yang merupakan lembaga atau badan yang harus

Page 40: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

30

menjalankan fungsi pemerintahan dalam memelihara keamanan dan

ketertiban masyarakat.

5. Faktor penyebab terjadinya kejahatan geng motor yaitu disebabkan karena

pengaruh dari dalam diri pelaku kejahatan dan pengaruh dari luar diri

pelaku kejahatan.

Page 41: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah dua bulan setelah

seminar proposal, mulai tanggal 01 Agustus 2016 sampai tanggal 01 Oktober

2016. Adapun lokasinya yaitu di Kantor Kelurahan Sungguminasa Kabupaten

Gowa dan Kantor Polisi Kabupaten Gowa. Dengan alasan dan pertimbangan

bahwa Koordinasi Kepolisian dengan Masyarakat dalam menanggulangi

Kejahatan Geng Motor perlu mendapatkan perhatian dari semua kalangan

yang terkait.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini pendekatan

kualitatif, yaitu mengkaji obyek dan mengungkapkan fenomena-

fenomena yang ada secara konstektual melalui pengumpulan data yang

diperoleh. Dengan melihat unsur-unsur sebagai satuan objek kajian yang

saling terkait selanjutnya mendeskripsikannya. Alasan menggunakan

metode kualitatif karena permasalahan masih sangat beragam sehingga

untuk mengidentifikasi masalah koordinasi kepolisian dengan masyarakat

dalam menanggulangi kejahatan geng motor di Kelurahan Sungguminasa

Kabupaten Gowa diperlukan pendalaman lebih lanjut.

Page 42: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

32

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah tipe studi kasus dimana di dalamnya

peneliti menyelidiki secara cermat suatu peristiwa, aktivitas, proses, atau

sekelompok individu tentang kejahatan geng motor di Kelurahan

Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Peneliti

mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan prosedur

pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

C. Sumber Data

1. Data primer

Data primer yakni data hasil penelitian yang diperoleh melalui hasil

wawancara mendalam dan pengamatan langsung terhadap koordinasi

kepolisian dengan masyarakat dalam menanggulangi kejahatan geng

motor di Kelurahan Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten

Gowa.

2. Data sekunder

Data sekunder yakni data yang diperoleh peneliti yang berkaitan

dengan koordinasi kepolisian dengan masyarakat dalam menanggulangi

kejahatan geng motor melalui dokumen-dokumen serta beberapa bahan

bacaan tertulis seperti tingkat kejahatan geng motor yang terjadi setiap

tahunnya di Kelurahan Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten

Gowa.

Page 43: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

33

D. Informan Penelitian

Informan merupakan orang yang diwawancarai oleh peneliti

(pewawancara) yang dimintai keterangan atau informasi yang valid dan

akurat sesuai dengan permasalahan yang akan diketahui atau di inginkan

oleh peneliti. Adapun informan yang diwawancarai sebanyak 8 orang

sebagai berikut:

No Nama Inisial Jabatan Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

Prabowo

Syahrir

Taroreh

Rahmawati R

Juanda

Abd. Rasyid

Ical

Erwin

PB

SR

TR

RR

JD

AR

IC

EW

Kapolsek Somba Opu

Anggota Polsek

Bhabinkamtibnas

Lurah Sungguminasa

Tokoh Masyarakat

Tokoh Masyarakat

Anggota Geng Motor

Anggota Geng Motor

1 Orang

1 Orang

1 Orang

1 Orang

1 Orang

1 Orang

1 Orang

1 Orang

Jumlah 8 Orang

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan sesuatu yang sangat penting

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi ini dimaksudkan untuk mengamati koordinasi

kepolisian dengan masyarakat dalam menggulangi kejahatan geng

motor di Kelurahan Somba Opu Kabupaten Gowa, tentunya hasil

observasi tersebut dapat dijadikan bahan acuan dalam mengelolah data.

Page 44: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

34

2. Wawancara

Wawancara dimaksudkan untuk mengadakan wawancara

secara langsung terhadap informan yang dianggap dapat memberikan

keterangan-keterangan yang lebih lengkap, serta mampu membahas

dengan tuntas tentang koordinasi kepolisian dengan masyarakat dalam

menanggulangi kejahatan geng motor di Kelurahan Somba Opu

Kabupaten Gowa.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian. Dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data

dari hasil observasi dan wawancara. Dokumentasi merupakan sumber

data yang stabil dimana menunjukkan suatu fakta yang telah

berlangsung. Agar lebih memperjelas dari mana informasi itu

didapatkan, peneliti mengabadikan dalam bentuk foto-foto dan data

yang relefan dengan penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Kegiatan analisis data penelitian kualitatif ini dilakukan secara

interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas melalui beberapa

langkah kegiatan secara sistematis, yakni:

1. Koleksi/Catatan data, merupakan aktivitas mengoleksi data yang

diperoleh dari lapangan berupa hasil wawancara, observasi dan hasil

pencatatan dokumentasi.

Page 45: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

35

2. Reduksi data, melakukan penyederhanaan, pengabstraksian dan

pentransformasian terhadap data yang diperoleh dari lapangan secara

terus menerus selama penelitian berlangsung.

3. Penyajian data dilakukan dalam bentuk narasi, bertujuan untuk lebih

memudahkan dalam membuat kesimpulan.

4. Verifikasi dan penarikan kesimpulan, yaitu melakukan pemeriksaan

terhadap data dan mencari makna serta mencatat keteraturan pola

hubungan sebab akibat antar kategori inti, guna menemukan kategori

inti yang akan dijadikan referensi sebagai suatu kesimpulan.

G. Pengabsahan Data

Kredibilitas data sangat mendukung hasil penelitian, oleh karena

itu diperlukan teknik untuk memeriksa keabsahan data. Keabsahan data

yang dipakai dalam penulisan proposal ini adalah triangulasi, triangulasi

dalam pengujian kredibilitas adalah pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Ada tiga macam triangulasi,

yaitu:

1. Triangulasi sumber yaitu untuk menguji kreadibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan dan

pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil, pengamatan,

wawancara dan dokumen-dokumen yang ada. Kemudian peneliti

membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, dan

membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

Page 46: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

36

2. Triangulasi teknik yaitu untuk menguji kreadibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda.

3. Triangulasi waktu yaitu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat

dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara,

observasi atau teknik lain dalam waktu dan situasi berbeda. Bila hasil

uji menghasilkan data yang berbeda, dilakukan secara berulang-ulang

sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.

Page 47: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Kondisi Geografis

Kecamata Somba Opu merupakan bagian dari Kabupaten Gowa.

Kecamatan Somba Opu sendiri memiliki luas keseluruhan wilayah 28.09

km2 atau 2.809 Ha (1,49 % dari luas wilayah kabupaten Gowa) dengan

ketinggian daerah/altitude berada 25 meter di atas permukaan

laut. Sebagian besar wilayah terletak pada dataran rendah dengan

koordinat geografis berada pada 5 derajat 12’5″ LS dan 119 derajat 27’15”

BT. Kecamatan Somba Opu sebagian besar merupakan daratan sedangkan

batas-batas wilayah di Kecamatan Somba Opu adalah :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Makassar.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bontomarannu.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pallangga dan

Kabupaten Takalar.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pallangga dan Kota

Makassar.

2. Kondisi Demografis

Jumlah penduduk sangatlah berpengaruh dalam pembangunan

wilayah, apabila ditunjang dengan tingkat partisipasi masyarakat dan

kualitas penduduk. Penyebaran penduduk Kabupaten Gowa masih

Page 48: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

38

bertumpu di Kecamatan Somba Opu yakni sebesar 19,95 persen dari total

jumlah penduduk kabupaten Gowa sebesar 652.329 orang.

Kecamatan Somba Opu juga merupakan kecamatan yang paling

banyak penduduknya untuk wilayah perkotaan, yakni sebanyak 130.126

orang dimana jumlah penduduk laki-laki sebesar 64.442 orang dan

perempuan sebesar 65.684. Kecamatan Somba Opu tercatat sebagai

kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya yakni

sebanyak 4.632 orang/km2.

Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Somba Opu adalah yang

tertinggi dibandingkan Kecamatan lain di Kabupaten Gowa yakni sebesar

4,07 persen. Kecamatan Somba Opu memiliki rata-rata anggota rumah

tangga terbesar sebanyak 4,65 orang dari total jumlah rumah tangga yakni

28.002 KK. Seperti kecamatan lain di kabupaten Gowa, Somba Opu

terbentuk berdasarkan PERDA Nomor 7 Tahun 2005 tentang

Pembentukan Kecamatan di Kabupaten Gowa.

Sungguminasa merupakan ibukota kecamatan sekaligus menjadi

ibukota kabupaten Gowa. Kecamatan Somba Opu secara administratif

terbagi kedalam 14 kelurahan, 28 lingkungan, 102 RK/RW, dan 327 RT.

Kelurahan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kelurahan Sungguminasa

b. Kelurahan Bontobontoa

c. Kelurahan Batangkaluku

d. Kelurahan Tompobalang

Page 49: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

39

e. Kelurahan Katangka

f. Kelurahan Pandang-pandang

g. Kelurahan Tombolo

h. Kelurahan Kalegowa

i. Kelurahan Samata

j. Kelurahan Romangpolong

k. Kelurahan Paccinongang

l. Kelurahan Tamarunang

m. Kelurahan Bontoramba

n. Kelurahan Mawang

Tingkat perkembangan kelurahan di kecamatan Somba Opu

meliputi 3 kelurahan swakarya (self work) dan 11 kelurahan swasembada

(self supporting). Tingkat perkembangan LKMD dari 14 kelurahan ada 1

LKMD Tingkat II, dan 13 LKMD Tingkat III. Jumlah personel pertahanan

sipil (Hansip) dengan kualifikasi Linmas sebanyak 306 orang.

Sungguminasa adalah kelurahan di kecamatan Somba Opu,

Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia. Daerah yang terletak

sekitar 10 km dari Kota Makassar ini merupakan ibukota kabupaten. Di

Sungguminasa terdapat Istana Balla' Lompoa, peninggalan Kesultanan

Gowa. Di kota ini pula terletak makam sultan Gowa seperti Sultan

Hasanuddin dan leluhur serta penerus-penerusnya. Selain itu terdapat pula

makam Syekh Yusuf yang terkenal hingga Madagaskar, India, dan Afrika

Selatan, juga makam Arung Palakka dari Kesultanan Bone. Masjid

Page 50: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

40

pertama di Sulawesi Selatan yang dibangun pada sekitar tahun 1600

Masehi juga terdapat di kota ini, tidak jauh dari makam Syekh Yusuf dan

makam keluarga raja-raja Gowa dan Arung Palakka. Di tengah kota ini,

mengalir Sungai Jeneberang yang hulunya mulai dari Gunung

Lompobattang di kota wisata Malino dan bermuara ke Selatan Makassar

melalui Kota Makassar di bagian selatan di sisi bekas Benteng Somba Opu

yang dahulu merupakan benteng pertahanan raja-raja Gowa.

3. Kondisi Sarana dan Prasarana

Pembangunan dalam penyediaan sarana dan prasarana dalam

memberikan pelayanan sosial dapat dilihat dari tersedianya sarana dan

prasarana dalam menyediakan segala kebutuhan masyarakat dalam

lingkungan. Seperti sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, dan

sarana keagamaan.

a. Sarana keagamaan

Penduduk Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa rata-rata

menganut agama islam. Sarana keagamaan di Kecamatan Somba Opu

berdasarkan jenisnya seperti tabel 2, sebagai berikut :

No Sarana Keagamaan Jumlah

1 Mesjid 107 Unit

2 Musholla 16 Unit

3 Langgar 16 Unit

4 Gereja 7 Unit

Sumber: Kantor Kecamatan Somba Opu 2016

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa Kecamatan

Somba Opu memiliki jumlah sarana pendidikan seperti yang

ditunjukkan dari tabel diatas yang terdiri dari 23 gedung yaitu mesjid

Page 51: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

41

sebanyak 107 unit, musholla sebanyak 16 unit, langgar sebanyak 16

unit dan gereja sebayank 7 unit. Sedangkan jumlah Rohaniawan Islam

seperti tabel 3, sebagai berikut :

No Sarana Keagamaan Jumlah

1 Ulama 6 Orang

2 Khatib 168 Orang

3 Mubaliq 93 Orang

4 Penyuluh Agama Muda 13 Orang

5 Penyuluh Agama Madya 7 Orang

Sumber: Kantor Kecamatan Somba Opu 2016

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa Kecamatan

Somba Opu memiliki jumlah sarana pendidikan seperti yang

ditunjukkan dari tabel diatas yang terdiri dari 23 gedung yaitu ulama

sebanyak 6 orang, khatib sebanyak 168 orang, mubaliq sebanyak 93

orang, penuluh agama muda sebanyak 13 orang dan penyuluh agama

madya sebanyak 7 orang.

b. Sarana kesehatan

Terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam hal kebutuhan akan

kesehatan dapat dilihat dari tersedianya sarana dan prasarana kesehatan

yang ada di dalam lingkungan masyarakat. Seperti di Kecamatan

Somba Opu terdapat 2 macam sarana kesehatan yaitu Puskesmas dan

Posyandu.

c. Sarana pendidikan

Pendidikan merupakan suatu hal yang memiliki peranan penting

dalam kehidupan. Pendidikan sangat berperan dalam pembentukan

pola pikir dalam pengembangan kualitas hidup masyarakat, dan

Page 52: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

42

ketersediaan sarana mauipun prasarana. Pendidikan merupakan suatu

kebutuhan masyarakat yang sangat mendukung dalam pengembangan

masyarakat. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut :

No Sarana/Prasarana Pendidikan Jumlah

1 Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK)

a. Guru TK (Perempuan)

b. Murid (Laki-Laki)

c. Murid (Perempuan)

65 Unit

174 Orang

1.240 Orang

1.300 Orang

2 Sekolah Dasar (SD)

a. Guru SD (Laki-Laki)

b. Guru SD (Perempuan)

c. Murid (Laki-Laki)

d. Murid (Perempuan)

45 Unit

278 Orang

345 Orang

7.020 Orang

8.035 Orang

3 Sekolah Luar Biasa (SLB)

a. Guru (Laki-Laki)

b. Guru (Perempuan)

c. Murid (Laki-Laki)

d. Murid (Perempuan)

1 Unit

10 Orang

14 Orang

55 Orang

59 Orang

4 Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI)

a. Guru (Laki-Laki)

b. Guru (Perempuan)

c. Murid (Laki-Laki)

d. Murid (Perempuan)

2 Unit

10 Orang

5 Orang

100 Orang

91 Orang

3 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

a. Guru (Laki-Laki)

b. Guru (Perempuan)

c. Murid (Laki-Laki)

d. Murid (Perempuan)

17 Unit

150 Orang

243 Orang

2.508 Orang

2.760 Orang

4 Sekolah Madrasaha Tsanawiyah (MTs)

a. Guru (Laki-Laki)

b. Guru (Perempuan)

c. Murid (Laki-Laki)

d. Murid (Perempuan)

5 Unit

45 Orang

70 Orang

500 Orang

484 Orang

5 Sekolah Menengah Umum (SMU)

a. Guru (Laki-Laki)

b. Guru (Perempuan)

c. Murid (Laki-Laki)

d. Murid (Perempuan)

10 Unit

130 Orang

160 Orang

1.302 Orang

1.674 Orang

6 Sekolah Madrasah Aliyah (MA)

a. Guru (Laki-Laki)

b. Guru (Perempuan)

c. Murid (Laki-Laki)

d. Murid (Perempuan)

5 Unit

50 Orang

60 Orang

295 Orang

312 Orang

Page 53: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

43

7 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

a. Guru (Laki-Laki)

b. Guru (Perempuan)

c. Murdi (Laki-Laki)

d. Murid (Perempuan)

8 Unit

135 Orang

165 Orang

928 Orang

1.088 Orang

Sumber: Kantor Kecamatan Somba Opu 2016

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa Kecamatan

Somba Opu memiliki jumlah sarana pendidikan seperti yang

ditunjukkan dari tabel diatas yang terdiri dari 23 gedung yaitu Sekolah

Taman Kanak-Kanak (TK) sebanyak 65 unit, Sekolah Dasar (SD)

sebanyak 45 unit, Sekolah Luar Biasa (SLB) sebanyak 1 unit, Sekolah

Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebanyak 2 unit, Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama (SLTP) sebanyak 17 unit, Sekolah Madrasah Tsanawiyah

(MTs) sebanyak 5 unit, Sekolah Menengah Umum (SMU) sebanyak 10

unit, Sekolah Madrasah Aliyah (MA) sebanyak 5 unit dan Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 8 unit.

4. Tugas dan Wewenang Pemerintahan

Struktur pemerintahan di Kecamatan Somba Opu, memiliki

tingkatan jabatan, wewenang dan tugas masing-masing, sebagai berikut:

a. Camat

Kecamatan dipimpin oleh seorang Camat mempunyai tugas

pokok membantu Bupati melaksanakan tugas menyelenggarakan

pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan serta

tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah dalam wilayah

Kecamatan yang bersangkutan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok,

Camat mempunyai fungsi :

Page 54: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

44

1) Pelaksanaan koordinasi terhadap segala kegiatan yang dilakukan

dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan

pembinaan kemasyarakatan di wilayah kerjanya.

2) Penyiapan pelaksanaan kegiatan pemerintahan, ketentraman dan

ketertiban, pemberdayaan masyarakat desa, kesejahtaraan sosial

dan pelayanan umum.

3) Pelaksanaan hubungan kemasyarakatan dan hubungan antar

lembaga.

4) Pelaksanaan administrasi dan ketatausahaan.

5) Pelaksanaan tugas pembantuan dari pemerintah yang menjadi

tanggung jawabnya.

6) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan untuk

mendukung kelancaran tugas.

b. Sekretaris Kecamatan

Sekretariat Kecamatan dipimpin oleh seorang Sekretaris

mempunyai tugas pokok di bidang ketatausahaan memberikan

pelayanan teknis dan administrasi semua satuan organisasi penyusunan

perencanaan program Kepegawaian, Keuangan, Umum.

c. Seksi Pemerintahan

Seksi Pemerintahan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

mempunyai tugas pokok di bidang pemerintahan menyelenggarakan

urusan Pemerintahan Umum meliputi Pemerintahan Kelurahan,

pembinaan administrasi kependudukan dan capil, pembinaan kesatuan

Page 55: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

45

bangsa, perlindungan masyarakat dan pembinaan organisasi serta tugas

lain yang diberikan oleh Camat.

d. Seksi Ketentraman dan Ketertiban

Seksi Ketentraman dan Ketertiban dipimpin oleh seorang

Kepala Seksi mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan penyusunan

pedoman dan petunjuk teknis, pembinaan penyelenggaraan

ketentraman dan ketertiban serta pengembangan satuan Polisi Pamong

Praja.

e. Seksi Pembangunan

Seksi Pembangunan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan pembangunan

sarana dan prasarana pelayanan umum, perekonomian, produksi dan

distribusi serta pembinaan.

f. Seksi Kesejahteraan Sosial

Seksi Kesejahteraan Sosial dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan

petunjuk teknis pembinaan penyelenggaraan koordinasi, penyusunan

program pembinaan kesejahteraan sosial.

g. Seksi Perekonomian

Seksi Perekonomian dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pelayanan umum yang

meliputi inventarisasi kekayaan Kecamatan dan Kelurahan, kebersihan

perizinan, sarana dan prasarana umum serta ketatausahaan.

Page 56: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

46

5. Peta Wilayah Kecamatan Somba Opu

B. Koordinasi Kepolisian dengan Masyarakat dalam Penanggulangan

Kejahatan Geng Motor

Koordinasi pihak kepolisian tentunya sangat besar dalam melakukan

pemberantasan kejahatan geng motor tersebut, baik pengarahan terhadap

masyarakat maupun institusi kepolisian itu sendiri dalam menanggulangi

kejahatan geng motor di Kelurahan Sungguminasa Kabupaten Gowa. Tidak

hanya pelanggaran ringan seperti pelanggaran lalu lintas, tetapi kejahatan

seperti pengrusakan fasilitas umum, bentrok antar sesama geng motor,

penganiayaan yang sampai merenggut nyawa orang lain, pemalakan,

perampokan dan masih banyak kejahatan-kejahatan lain yang dilakukan oleh

kelompok geng motor. Sehingga, diperlukan adanya kerjasama semua pihak

Page 57: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

47

dalam penanggulangannya baik pihak kepolisian, pemerintah setempat,

maupun masyarakat.

1. Koordinasi Vertikal

Koodinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarajan

yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unt-unit, kesatuan-kesatuan

kerja yang ada di bawah wewenang dan tanggung jawabnya. Tegasnya,

atasan mengkoordinasi semua aparat yang ada di bawah tanggung

jawabnya secara langsung. Koordinasi vertikal ini secara relatif mudah

dilakukan, karena atasan dapat memberikan sanksi kepada aparat yang

sulit diatur.

Koodinasi vertikal merupakan kegiatan-kegiatan penyatuan,

pengajaran yang dilakukan Kepolisian Kabupaten Gowa yaitu Polsek

Somba Opu terhadap pemerintah setempat atau Lurah beserta masyarakat

dalam menanggulangi kejahatan geng motor di Kelurahan Somba Opu

Kabupaten Gowa.

a. Memberikan keterangan langsung dan secara bersahabat

Wawancara yang dilakukan kepada Bapak Bhabinkamtibmas

Kelurahan Sungguminasa, sebagai berikut:

“Kalau koordinasinya itu biasa kita kerjasama dek dengan yang

namanya FKPM itu (Forum Kemitraan Polisi Masyarakat),

masyarakat itu bisa membantu memberi informasi dimana

ngumpul-ngumpulnya geng motor, istilahnya yang dapat

meresahkan masyarakat. Jadi mungkin dengan adanya laporan

masyarakat kita akan koordinasi dengan masyarakat untuk

melaksanakan kegiatan penggrebekan atau rasia, peran serta

masyarakat itu sangat penting dalam mengantisipasi geng

motor, dalam hal ini kami melibatkan masyarakat dengan

meminta bantuan apabila mendapatkan informasi mengenai

Page 58: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

48

hal-hal yang diindikasikan sebagai geng motor untuk segera

menghubungi kami, ya artinya apabila ada kelompok-kelompok

pemuda yang nongkrong-nomgkrong mungkin di suatu tempat

yang bisa dicurigai sebagai geng motor, itu masyarakat

menghubungi kami secepatnya, sehingga kami bergerak ke

KTP untuk memeriksa tempat tersebut yang dimaksud”

(Wawancara TR, tanggal 18 September 2016).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis menyimpulkan

bahwa dalam menanggulangi kejahatan geng motor di Kelurahan

Sunggu minasa Kecamatan Somba Opu, Polsek Somba Opu

melakukan koordinasi dengan melakukan kerjasama dengan FKPM

yaitu Forum Kemitraan Polisi Masyarakat, dimana dalam kerjasama

tersebut peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk memberikan

informasi tentang titik-titik yang menjadi tempat geng motor

berkumpul yang dicurigai dan meresahkan masyarakat, sehingga

dengan adanya informasi terserbut pihak kepolisian dapat secepatnya

bergerak ke tempat yang dimaksud untuk melakukan razia atau

penggrebekan.

b. Tujuan adalah tujuan bersama

Wawancara yang dilakukan kepada Ibu Lurah Sungguminasa,

sebagai berikut:

“Jadi hal yang ingin kita capai dari koordinasi itu dek dari

kepolisian, Bhabinkamtibmas, pemerintah, bagaimana

menciptakan rasa aman bagi seluruh masyarakat tentunya,

khususnya dengan seringnya terjadi kejahatan geng motor yang

sangat meresahkan, jadi kerja sama ini agar supaya tindakan-

tindakan ini tidak terulang dan terulang lagi” (Wawancara RR,

tanggal 21 September 2016).

Page 59: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

49

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis menyimpulkan

bahwa koordinasi yang dilakukan dalam penanganan tindak kejahatan

geng motor yang sering terjadi di Kelurahan Sungguminasa Kecamatan

Somba Opu dengan tujuan bahwa langkah-langkah yang dilakukan

oleh pihak Polsek Somba Opu bekerja sama dengan pemerintah

setempat dapat menciptakan rasa aman bagi seluruh masyarakat dari

kejahatan geng motor yang sangat meresahkan, agar tindakan-tindakan

kejahatan tersebut tidak terulang lagi.

c. Mendorong masyarakat untuk bertukar pikiran

Wawancara yang dilakukan kepada Bapak Kapolsek Somba

Opu, sebagai berikut:

“Kalau Babinkamtibmas dia ada tersendiri, termasuk dalam hal

ini ada inovasinya dari Kapolda Sulawesi Selatan yang

sekarang itu masalah hari jum’at ibadah itu, di setiap mesjid-

mesjid itu Babimkamtibmas menyampaikan pesan-pesan

kamtibmasnya, salah satunya itu penanganan geng motor,

termasuk juga di sekolah-sekolah yang ada di wilayah tersebut,

karena pelaku kejahatan geng motor itu banyak dari anak-anak

sekolah juga” (Wawancara PB, tanggal 09 September 2016).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis menyimpulkan

bahwa dengan adanya Bhabinkamtibmas di setiap Kelurahan di

Kecamatan Somba Opu, maka berdasarkan tuntutan Bapak Kapolda

Sulawesi Selatan dalam hal ini Bhabinkamtibmas pada setiap hari

jum’at setelah menunaikan ibadah shalat jum’at akan memberikan

penyampaian atau himbauan melalui pesan kamtibnasnya termasuk

dalam hal memberikan pemahaman dan meminta kerjasama

masyarakat setempat dalam menanggulangi tindak kejahatan geng

Page 60: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

50

motor. Penyuluhan juga dilakukan ke sekolah-sekolah pada saat

upacara bendera di hari Senin, karena kejahatan geng motor yang

marak terjadi di Kecamatan Somba Opu sebagian besar pelakunya atau

geng motor tersebut adalah remaja- remaja yang masih dalam tahap

pendidikan atau remaja yang menganggur.

d. Mendorong masyarakat untuk berpartisipasi

Wawancara yang dilakukan kepada tokoh masyarakat, sebagai

berikut:

“Koordinasinya kan paling sosialisasi di Kelurahan oleh

kepolisian sama pak lurah juga, pak Bhabinkamtibmas, RT/RW

sama masyarakat, kemudian disampaikan kalau ada biasa

kegiatan-kegiatan atau di mesjid-mesjid kalau habis shalat

jum’at tapi jarang ji juga saya liat. Masalahnya tergantung juga

dari kesadaran, ini anak geng motor ini kan sampai bisa begitu

kan pengaruh lingkungan sebenarnya, minum minuma keras,

obat-obatan, dikarenakan orang tua juga sebenarnya kurang

mengawasi sikap anak-anaknya, jadi anak-anak ini tidak bisa

mengontrol dirinya untuk semau-maunya saja melakukan apa-

apa, kan rata-rata anak geng motor itu anak sekolah, masih

labil” (Wawancara JD, tanggal 24 September 2016).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis menyimpulkan

bahwa koordinasi penaggulangan kejahatan geng motor dilakukan

melalui sosialisasi dengan melibatkan pihak kepolisian, pemerintah

setempat, RT/RW dan masyarakat yang di lakukan di Kelurahan

Sungguminasa, begitu pun dalam berbagai kegiatan sosial tetapi belum

maksimal. Kemudian masalah geng motor yang masih saja sering

terjadi di Kelurahan Sungguminasa, dikarenakan kurangnya perhatian

orang tua dalam mengawasi anak-anaknya, padahal anak-anak yang

terlibat dalam kejahatan geng motor rata-rata anak sekolah yang masih

Page 61: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

51

labil sehingga anak-anak mudah terpengaruh oleh lingkungan

pergaulan, mabuk-mabukan dan menggunakan obat-obat terlarang.

e. Membina human relations yang baik

Wawancara yang dilakukan oleh Ibu Lurah Sungguminasa,

sebagai berikut:

“Iya dek...Kalau koordinasi itu pasti, kita di Kelurahan

Sungguminasa kan ada Bhabinkamtibmasnya, itu di setiap

Kelurahan ada, jadi ada yang mengontrol tindakan-tindakan di

setiap wilayah, kemudian dari pemerintah setempat

bekerjasama dengan aparat kepolisian juga melakukan

sosialisasi, pak RT dan RW kita undang termasuk masyarakat

untuk menyampaikan dan meminta informasi-informasi dan

masukan dari masyarakat di sini” (Wawancara RR, tanggal 21

September 2016).

Berdasarkan wawancara di atas, penulis menyimpulkan bahwa

Polsek Somba Opu melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat

baik Lurah, RT/RW maupun masyarakat dalam menanggulangi tindak

kejahatan geng motor di Kelurahan Sungguminasa Kecamatan Somba

Opu dengan melakukan sosialisasi untuk menyampaikan dan

mengumpulkan informasi-informasi tentang keberadaan kelompok-

kelompok geng motor dan beberap tempat yang sering terjadi aksi

kejahatan geng motor.

f. Melakukan komunikasi informal

Wawancara yang dilakukan kepada Bapak Kapolsek Somba

Opu, sebagai berikut:

“Jadi koordinasi dari polsek Somba Opu terhadap pemerintah

setempat itu yang selama ini sudah dilakukan, diwakilkan oleh

Bhabinkamtibmas di setiap kelurahan masing-masing dan

setiap kelurahan ditempatkan satu Bhabinkamtibmas, itu

Page 62: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

52

koordinasi dengan pemerintah setempat apakah itu pak lurah

kepala kelurahan, kepala lingkungan, dan RT/RW. Jadi apabila

telah dikoordinasikan kemudian dari Bhabinkamtibmas dan

Lurah menyiapkan satu forum untuk dihadiri oleh Kapolsek

atau Wakapolsek yang dalam hal ini pimpinan kami di Polsek

Somba Opu, maka pimpinan kami mendatangi kelurahan

tersebut untuk kemudian dikumpulkan masyarakat kemudian

diberikan sosialisasi tentang geng motor” (Wawancara PB,

tanggal 09 September 2016).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis menyimpulkan

bahwa dalam menanggulangi kejahatan geng motor di Kelurahan

Sunggu minasa Kecamatan Somba Opu, Polsek Somba Opu melakukan

koordinasi dengan pemerintah setempat dengan menempatkan

Bhabinkamtibmas (Bintara pembina keamanan dan ketertiban) di setiap

Kelurahan untuk melakukan pembinaan keamanan dan ketertiban

dengan perangkat desa/kelurahan termasuk Kelurahan Sungguminasa

seperti Kepala Kelurahan, Kepala Lingkungan, maupun RT/RW atau

tokoh-tokoh masyarakat yang dianggap sebagai petua di wilayah

Kelurahan Sungguminasa. Bentuk koordinasi yang dilakukan dalam

penanganan tindak kejahatan geng motor, dimana Bhabinkamtibmas

dan Lurah menyiapkan satu forum untuk melakukan sosialisai yang

dihadiri oleh Bapak Kapolsek dan Wakapolsek dan masyarakat di

Kelurahan Sunnguminasa Kecamatan Somba Opu.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai koordinasi vertikal dalam

penanggulangan kejahatan geng motor di Kelurahan Sungguminasa

Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, penulis dapat menyimpulkan

bahwa bentuk koordinasi antara Polsek Somba Opu dengan pemerintah

Page 63: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

53

dan masyarakat dalam penanggulangan tindak kejahatan geng motor di

Kelurahan Sungguminasa Kecamatan Somba Opu, dimana Polsek Somba

Opu melakukan koordinasi dengan menempatkan Bhabinkamtibmas di

setiap Kelurahan selaku pengontrol dan pembina keamanan dan ketertiban

masyarakat melalui sosialisasi dengan melibatkan pemerintah yaitu Lurah

dan RT/RW serta masyarakat setempat. Sebagaimana yang dikemukakan

oleh Hasibuan Malayu (2014: 86) bahwa koodinasi vertikal adalah

kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarajan yang dilakukan oleh atasan

terhadap kegiatan unt-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada di bawah

wewenang dan tanggung jawabnya.

2. Koordinasi Horizontal

Koordinasi horisontal adalah mengkoordinasikan tindakan-

tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan

terhadap kegiatan-kegiatan penyatuan dalam tingkat organisasi (aparat)

yang setingkat. Koordinasi horizontal ini relatif sulit dilakukan, karena

koordinator tidak dapat memberikan sanksi kepada pejabat yang sulit.

Koordinasi horizontal merupakan koordinasi tindakan-tindakan atau

kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh Kapolsek

Somba Opu terhadap anggota kepolisian lainnya sebagai kesatuan kerja

dalam menanggulangi kejahatan geng motor di Kelurahan Somba Opu

Kabupaten Gowa.

Page 64: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

54

a. Memberikan keterangan langsung dan secara bersahabat

Wawancara yang dilakukan kepada anggota Polsek Somba

Opu, sebagai berikut:

“Untuk tindakan dilapangan sendiri Polsek Somba Opu

mengarahkan anggotanya baik yang berpakaian dinas maupun

berpakaian preman ditempatkan di daerah-daerah rawan, jam-

jam rawan kejadian geng motor, sehingga dengan langkah-

langkah itu kita dari anggota kesatuan di Polsek Somba Opu

dapat mencegah tindak-tindak kejahatan yang dilakukan geng

motor ini” (Wawancara SR, tanggal 13 September 2016).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa dalam menanggulangi tindak kejahatan geng motor di

Kecamatan Somba Opu, Polsek Somba Opu mengarahkan anggotanya

baik yang berpakaian dinas maupun berpakaian preman ditempatkan di

daerah-daerah rawan, jam-jam rawan kejadian geng motor untuk

melakukan tindakan dilapangan, sehingga dengan langkah-langkah

tersebut Polsek Somba Opu dapat mencegah tindak-tindak kejahatan

yang dilakukan geng motor.

b. Tujuan adalah tujuan bersama

Wawancara yang dilakukan kepada Bapak Kapolsek Somba

Opu, sebagai berikut:

“Target yang ingin kami capai dalam koordinasi ini adalah

untuk menyatukan tugas dan tanggung jawab anggota kesatuan

kepolisian di Polsek Somba ini dalam menjalankan setiap tugas

yang menjadi bagiannya masing-masing, sehingga dengan

kesatuan ini menjadi lebih terstrukur apa-apa yang seharusnya

dilakukan untuk langkah-langkah penanganan tersebut”

(Wawancara PB, tanggal 09 September 2016).

Page 65: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

55

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis menyimpulkan

bahwa koordinasi yang dilakukan dalam penanganan tindak kejahatan

geng motor yang sering terjadi di Kelurahan Sungguminasa Kecamatan

Somba Opu bahwa target yang ingin kami capai dalam koordinasi yang

dilakukan adalah untuk menyatukan tugas dan tanggung jawab anggota

kesatuan kepolisian di Polsek Somba ini dalam menjalankan setiap

tugas yang menjadi kewenangannya, sehingga dengan penyatuan

tersebut langkah-langkah penanganan tindak kejahatan geng motor

menjadi lebih terstruktur.

c. Mendorong para anggota untuk bertukar pikiran

Wawancara yang dilakukan kepada Bapak Kapolsek Somba

Opu, sebagai berikut:

“Dalam hal ini, kita di Polsek Somba Opu tentunya ada

komunikasi antara kesatuan dari hasil pemantauan di lapangan

oleh anggota-anggota, laporan dari masyarakat kemudian isu-

isu ini atau informasi ini menjadi bahan masukan juga untuk

dijadikan modal dalam melakukan tindakan. Jadi kalau

misalnya ada isu-isu atau gerakan-gerakan yang dapat dicurigai

kemudian kita melakukan koordinasi kepada anggota termasuk

Bhabinkamtibmasnya untuk melakukan langkah-langkah

penindakan” (Wawancara PB, tanggal 09 September 2016).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis menyimpulkan

bahwa koordinasi penanggulangan kejahatan geng motor dilakukan

melalui komunikasi antara kesatuan dari hasil pemantauan di lapangan

oleh anggota-anggota, laporan dari masyarakat yang kemudian

informasi tersebut menjadi bahan masukan bagi Polsek Somba Opu

untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan tindakan.

Page 66: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

56

Ketika misalnya ada isu-isu atau gerakan-gerakan yang dapat dicurigai,

maka kepolisian Polsek Somba Opu kemudian akan melakukan

koordinasi kepada anggota termasuk Bhabinkamtibmasnya untuk

melakukan langkah-langkah penindakan.

d. Mendorong para anggota untuk berpartisipasi

Wawancara yang dilakukan kepada Bapak Bhabinkamtibmas

Kelurahan Sungguminasa, sebagai berikut:

“Kalau masalah keterlibatan anggota atau partisipasinya, jadi

kalau misalnya ada dalam suatu wilayah yang ada anggota

polisinya, maka saya selaku Bhabinkamtibmas menyampaikan

atau bersosialisasi meminta kerja samanya untuk memantau

wilayah tersebut, meskipun bukan anggota kepolisian dari

Polsek Somba Opu. Jadi kita bekerja sama secara menyeluruh

baik dari Polres, Polsek begitupun dengan pemerintah dan

masyarakat” (Wawancara TR, tanggal 18 September 2016).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis menyimpulkan

bahwa koordinasi penanggulangan kejahatan geng motor dilakukan

dengan melibatkan setiap anggota kepolisian meskipun bukan anggota

kepolisian dari Polsek Somba Opu. Ketika ada dalam suatu wilayah

yang ada anggota polisinya, maka Bhabinkamtibmas akan

menyampaikan atau melakukan sosialisasi meminta kerja sama untuk

memantau keamanan wilayah tersebut.

e. Membina human relations yang baik

Wawancara yang dilakukan kepada Bapak Kapolsek Somba

Opu, sebagai berikut:

“Jadi kami tetap melakukan koordinasi, artinya koordinasi itu

diminta ataupun tidak tetap kami dibackup oleh anggota Polres

Gowa, karena kami levelnya Kecamatan masih di bawah

Page 67: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

57

naungan Polres Gowa, jadi kami bekerja sama dengan Polres

Gowa baik melaksanakan sosialisasi, patroli atau pun tindakan-

tindakan kepolisian apabila ditemukan adanya anggota geng

motor yang melakukan aksinya di Kecamatan Somba Opu”

(Wawancara PB, tanggal 09 September 2016).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa dalam menanggulangi tindak kejahatan geng motor di

Kecamatan Somba Opu, Polsek Somba Opu melakukan koordinasi

secara menyeluruh dalam kesatuan kepolisian Polsek Somba Opu dan

bekerjasama dengan Polres Gowa baik dalam melakukan sosialisasi,

patroli atau berbagai tindakan-tindakan pihak kepolisian ketika terjadi

atau ditemukan aksi kejahatan geng motor.

f. Melakukan komunikasi informal

Wawancara yang dilakukan kepada Bapak Kapolsek Somba

Opu, sebagai berikut:

“Ya seperti yang saya katakana tadi bahwa ada komunikasi

antara kesatuan ya baik di lapangan maupun dalam ruang

lingkup Polsek Somba Opu. Kalau di lapangan melalui

pemantauan Bhabinkamtibmas bersama juga anggota-anggota

lainnya misalnya intel kepolisian kemudian melakukan

koordinasi ke Polsek, jadi semua ada bagian-bagiannya untuk

penanganannya dalam kesatuan” (Wawancara PB, tanggal 09

September 2016).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis menyimpulkan

bahwa koordinasi penanggulangan kejahatan geng motor dilakukan

melalui komunikasi antara antara kesatuan kepolisian baik di lapangan

maupun dalam ruang lingkup Polsek Somba Opu. Komunikasi yang

dilakukan di lapangan melalui pemantauan Bhabinkamtibmas bersama

anggota kepolisian lainnya seperti intel kepolisian kemudian

Page 68: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

58

melakukan koordinasi ke Polsek dalam menangani tindak kejahatan

geng motor di Kelurahan Sungguminasa Kecamatan Somba Opu.

Selanjutnya wawancara yang dilakukan kepada Bapak

Kapolsek Somba Opu, sebagai berikut:

“Untuk sementara perbandingan tahun 2015 kemarin dengan

tahun 2016 ini sampai bulan september, persentasenya

menurun, artinya lebih tinggi persentase kriminalitas pada

tahun 2015 dibandingkan tahun 2016 untuk sementara, karena

ini kan masih bulan september, untuk tahun ini yang

dikategorikan rawan geng motor di wilayah Somba Opu itu,

ada beberapa titik yang pertama Jl. Tun Abdul Razak itu

meliputi 4 Kelurahan yaitu Kelurahan Tombolo,

Pacci’nongang, Romangpolang dan Samata, terus Jl.

Tamanurung di Kelurahan Pandang-Pandang, Jl. Sultan

Hasanuddin di Kelurahan Pandang-Pandang, terus di Jl. Malino

mulai dari lampu merah perempatan Malino sampai dengan

batas Kecamatan Bonto Marannu wilayah Polsek Bonto

Marannu itu Kelurahan Mawang” (Wawancara PB, tanggal 09

September 2016).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis menyimpulkan

bahwa langkah penjegahan tindak kejahatan geng motor yang dilakukan

oleh Polsek Somba Opu dengan mengarahkan anggotanya baik yang

berpakaian dinas maupun yang berpakaian preman kemudian

ditempatkan di daerah-daerah rawan terjadi tindak kejahatan geng

motor dan beroperasi pada waktu yang sering digunakan kelompok

geng motor untuk melakukan aksinya. Sehingga dengan memperketat

pengoperasian yang dilakukan Polsek Somba Opu dapat mencegah

tindak-tindak kejahatan yang dilakukan geng motor. Hal ini dengan

melihat persentase tingkat kejahatan tahun 2015 kemarin dengan tahun

Page 69: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

59

2016 persentasenya menurun dalam artian bahwa lebih tinggi

persentase kriminalitas pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2016.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai koordinasi horizontal

dalam penanggulangan kejahatan geng motor di Kelurahan Sungguminasa

Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, penulis dapat menyimpulkan

bahwa bentuk koordinasi antara Polsek Somba Opu dengan Polsek Somba

melakukan koordinasi dengan kesatuan Polsek Somba Opu secara

menyeluruh dengan menempatkan anggota-anggotanya di berbagai tempat

yang sering digunakan geng motor melakukan aksinya. Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Hasibuan Malayu (2014: 86) bahwa koordinasi

horisontal adalah mengkoordinasikan tindakan-tindakan atau kegiatan-

kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-

kegiatan penyatuan dalam tingkat organisasi (aparat) yang setingkat.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai koordinasi kepolisian

dengan masyarakat dalam menanggulangi tindak kejahatan geng motor di

Kelurahan Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, penulis

dapat menyimpulkan bahwa dalam menanggulangi tindak kejahatan geng

motor, Polsek Somba Opu melakukan koordinasi dengan menempatkan

Bhabinkamtibmas di setiap Kelurahan selaku pengontrol dan pembina

keamanan dan ketertiban masyarakat melalui sosialisasi dengan melibatkan

pemerintah yaitu Lurah dan RT/RW serta masyarakat setempat. Selanjutnya

Polsek Somba melakukan koordinasi dengan kesatuan Polsek Somba Opu

secara menyeluruh dengan menempatkan anggota-anggotanya di berbagai

Page 70: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

60

tempat yang sering digunakan geng motor melakukan aksinya, Polsek Somba

Opu juga bekerjasama dengan Polres Gowa dalam melakukan melakukan

sosialisasi, patroli atau berbagai tindakan-tindakan pihak kepolisian ketika

terjadi atau ditemukan aksi kejahatan geng motor.

C. Faktor Penyebab Terjadinya Kejahatan Geng Motor

1. Pengaruh dari Luar Diri Pelaku Kejahatan

a. Lingkungan Pergaulan

Mencuatnya perilaku negatif anak remaja yang masuk dalam

kelompok geng motor dipicu oleh faktor lingkungan pergaulan,

misalnya anak bergaul dengan anak lainnya yang memiliki bawaan

perilaku tidak terpuji. Pada dasarnya perilaku menyimpang harus

dilihat sebagai hasil interaksi dari transaksi yang tidak benar antara

seseorang dengan lingkungan sosialnya. problem kesalahan anak

remaja dalam berinteraksi dengan sesamanya ketika anak tersebut tidak

mampu melihat mana lingkungan yang mampu mengeksplor

kemampuan jati dirinya kearah positif dan mana lingkungan yang

kearah negatif. Dengan demikian, perilaku menyimpang seorang

remaja harus dirunut dari bagaimana orang tua mempersiapkan

memberi bekal dari usia dini agar seorang anak siap bersosialisasi

dengan lingkungan yang lebih baik.

Wawancara yang dilakukan kepada Bapak Bhabinkamtibmas

Kelurahan Sungguminasa, sebagai berikut:

“Masalahnya tergantung juga dari kesadaran, ini anak geng

motor ini kan sampai bisa begitu kan pengaruh lingkungan

Page 71: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

61

sebenarnya, minum minuman keras, obat-obatan, dikarenakan

orang tua juga sebenarnya kurang mengawasi sikap anak-

anaknya, jadi anak-anak ini tidak bisa mengontrol dirinya untuk

semau-maunya saja melakukan apa-apa, kan rata-rata anak

geng motor itu anak sekolah, masih labil” (Wawancara TR,

tanggal 18 September 2016).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis menyimpulkan

bahwa faktor penyebab terjadinya tindak kejahatan geng motor

disebabkan besarnya pengaruh lingkungan pergaulan saat ini

khususnya di Kelurahan Sungguminas Kecamatan Somba Opu,

termasuk minum minuman keras, menggunakan obat terlarang, dan

kurangnya perhatian orang tua.

Pada masa remaja seorang anak telah tumbuh dan berkembang

dalam pergaulan dimana remaja tinggal dan juga diikuti dengan

tumbuhnya rasa kesetiakawanan antar remaja di kelompoknya. Dalam

hal ini perilaku remaja dalam tahapan perluasan pergaulan sosial ini

mencari jati dirinya dengan masuk anggota geng motor. Rasa

kesetiakawanan yang ada diantara remaja tumbuh menjadi sangat kuat,

hal ini ditunjukan dengan tindakan-tindakan kebersamaan termasuk

dalam hal-hal yang negatif . Rasa kesetiakawanan yang tinggi menjadi

alasan utama kenapa para remaja ini masuk dalam komunitas geng

motor. Rasa kesetiakawanan yang dimaksud adalah teman yang bisa

mengerti mereka baik susah maupun senang.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, peneliti menemukan

hal yang sama bahwa besarnya pengaruh lingkungan pergaulan di

Kelurahan Sungguminasa Kecamatan Somba Opu menjadi faktor

Page 72: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

62

penyebab terjadinya tindak kejahatan geng motor, sehingga anak-anak

yang menjadi berani untuk mencoba hal-hal yang negatif karena

pengaruh teman-temannya, seperti menggunakan obat terlarang,

minum minuman keras sampai pada terjadinya perkelahian bahkan

pembunuhan. Hal ini menjadi kewajiban bagi setiap orang tua untuk

terus mengawasi dan memberikan perhatian kepada anak-anaknya

agak tidak terjerumus ke dalam pengaruh lingkungan pergaulan saat

ini. Sebagaimana penyataan anggota geng motor, sebagai berikut:

“Awal bergabung itu diajak sama teman, jadi setiap malam

nongkrong-nongkrong, terus biasanya acara minum-minum,

balapan liar, terus kenal-kenal juga sama teman-teman yang

lain, begitu awalnya. Lama kelamaan diajak bergabung jadi

geng motor, seru juga kalau kumpul sama teman semua”

(Wawancara IC, tanggal 30 September 2016).

Selanjutnya wawancara yang di lakukan kepada anggota geng

motor, sebagai berikut:

“Ya ikut-ikut sama teman, dipanggil juga, tidak ada juga

kerjaan jadi daripada bosan, pergi saja kumpul sama teman-

teman, bikin apa begitu, ada kebersamaan pokoknya susah

senang bersama” (Wawancara EW, tanggal 02 Oktober 2016).

Persahabatan di antara para remaja didasarkan pada

kesetiakawanan yang tinggi, maka persahabatan diantaranya terjadi

tanpa memandang siapa sebenarnya teman-teman tersebut, apakah

temannya seorang penjahat, seorang baik-baik, hal ini tidak

dipermasalahkan. Persahabatan yang ada di antara remaja adalah

karena kesetiakawan yang sudah terbentuk. Dalam kasus minuman

keras, narkoba, apabila teman-temannya melakukan hal tersebut, maka

Page 73: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

63

yang lainnya akan melakukan hal yang sama tanpa ada pertimbangan

dan pemikiran tertentu. Fakta inilah yang menjadikan lingkungan

pergaulan kemudian rasa kesetiakawanan yang erat, menjadi salah satu

faktor penyebab kenakalan-kenakalan yang terjadi terjadi dalam

komunitas geng motor.

b. Ekonomi

Wawancara yang dilakukan kepada Bapak Kapolsek Somba

Opu, sebagai berikut:

“Yang telah kami tangani, ada beberapa kasus yang kami

tangani, berdasarkan pengalaman yang kami tangani, rata-rata

itu penyebabnya karena untuk gaya-gayaan sesama

perkelompok-kelompok, artinya kelompok-kelompok pemuda

itu kan ada beberapa, biasanya mereka kalau orang Makassar

tale’talekang, mau menunjukkan bahwa mereka lebih jago dari

pada kelompok yang lain itu yang pertama, yang kedua ada

juga faktor ekonomi yang lain karena adanya kesempatan”

(Wawancara PB, tanggal 09 September 2016).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis menyimpulkan

bahwa faktor yang menjadi penyebab geng motor di Kelurahan

Sungguminasa Kecamatan Somba Opu sebagaimana yang ditangani

dari beberapa kasus kejahatan geng motor oleh Polsek Somba Opu,

peyebabnya selain dari faktor ekonomi dan karena adanya kesempatan

untuk melakukan kejahatan juga karena alasan untuk bergaya-gayaan.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, penulis menemukan

hal yang sama bahwa penyebab terjadinya kejahatan geng motor

karena tingkat pendapatan yang rata-rata pelaku kejahatan geng motor

berada pada tingkat ekonomi yang rendah dan hanya untuk

menunjukkan bahwa kehebatan kelompok geng motor yang satu lebih

Page 74: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

64

hebat dibanding kelompok geng motor yang lain, sehingga bisa

ditakuti diantara kelompok geng motor di Kecamatan Somba Opu.

Sebagaimana pernyataan anggota geng motor di Kelurahan

Sungguminasi, sebagai berikut:

“Ya saya mengikuti kelompok ini dalam kondisi ya faktor

ekonomi, jadi lokasi saya melakukan aksi geng motor itu

sekitaran Samata, di Antang, terus di pasar Sungguminasa, tapi

paling sering itu di pasar Sungguminasa karena tempatnya

ramai di sana, istilahnya lebih muda kita dapat” (Wawancara

IC, tanggal 30 September 2016).

Selanjutnya wawancara yang dilakukan kepada anggota geng

motor di Kelurahan Sungguminasa, sebagai berikut:

“Ya begini, kita itu anak geng motor kan banyak kelompok,

banyak geng-geng, jadi kalau mau ditakuti oleh geng yang lain

harus brutal, supaya geng lain takut sama kita dan pasti lebih

dikenal begitu” (Wawancara EW, tanggal 02 Oktober 2016).

c. Obat-obat Terlarang dan Minuman Keras

Kenyataannya menunjukan bahwa orang yang sering minum-

minuman keras secara berlebihan akan dapat mempengaruhi syaraf

berfikir atau melahirkan suatu kepribadian yang menyimpang

(abnormal), sehingga perasaan yang berlebih-lebihan terhadap

kemampuan diri sendiri atau merasa dirinya jagoan. Pengaruh

minuman keras dapat melakukan suatu kejahatan tanpa disadari apakah

tindakan tersebut benar atau salah. Yang terjadi adalah pelaku

kejahatan tersebut bertindak diluar pemikiran yang normal atau dalam

pengaruh minuman keras. Orang tersebut menjadi mudah tersinggung

dan perhatian terhadap lingkungan juga terganggu, menekan pusat

Page 75: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

65

pengendalian diri sehingga yang bersangkutan menjadi berani dan

agresif seperti perilaku anak geng motor dalam melakukan aksinya.

Wawancara yang dilakukan kepada Bapak Kapolsek Somba

Opu, sebagai berikut:

“Rata-rata pelaku geng motor itu sebelum melakukan aksinya

mereka menggunakan sejenis obat yang namanya paramadol,

THD dan sejenisnya. Utamanya geng motor itukan

pengaruhnya obat-obatan, minuman keras sampai dia bisa

melakukan kejahatan begitu” (Wawancara PB, tanggal 09

September 2016).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis menyimpulkan

bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya tindak kejahatan geng

motor di Kelurahan Somba Opu Kecamatan Gowa disebabkan

penggunaan obat-obat terlarang seperti paramadol, THD dan

sejenisnya serta minum minuman keras. Sehingga pengaruhnya obat-

obatan dan minuman keras membuat kelompok anak geng motor

melakukan tindak kejahatan.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, peneliti menemukan

hal yang sama bahwa anggota geng motor menggunakan obat-obat

terlarang seperti paramadol, THD dan minum minuman keras, agar

mereka cepat merasakan mabuk yang mendalam sehingga percaya diri

dan berani melakukan aksi kejahatannya serta. Sebagaimana

dinyatakan oleh anggota geng motor, sebagai berikut:

“Biasanya saya dan teman-teman anak geng motor pasti

menggunakan obat seperti sabu-sabu dan minum juga kalau

mau beraksi di jalanan, supaya beraniki hilang rasa takut”

(Wawancara IC, tanggal 30 September 2016).

Page 76: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

66

Selanjutnya wawancara yang dilakukan kepada anggota geng

motor, sebagai berikut:

“Nassami iya, kan cariki begitu kan untuk poya-poya ji juga

sama anak-anak, pergi minum atau makai, supaya lebih percaya

diri tidak ada yang dipikir” (Wawancara EW, tanggal 02

Oktober 2016).

d. Kurangnya Pengawasan dari Orang tua

Pada dasarnya setiap orang menginginkan pengakuan,

perhatian, pujian, dan kasih sayang di lingkungannya. Khususnya dari

orang tua atau keluarganya, karena secara alamiah orang tua atau

keluarga memiliki ikatan emosi yang sangat kuat. Pada saat

pengakuan, perhatian, dan kasih sayang orang tua tidak mereka

(remaja) dapatkan di rumah, maka mereka akan mencarinya di tempat

lain. Salah satu tempat yang paling mudah mereka temukan untuk

mendapatkan pengakuan itu adalah di lingkungan teman sebayanya.

Ironinya, kegiatan-kegiatan negative kerap menjadi pilihan anak-anak

remaja tersebut sebagai cara untuk mendapatkan pengakuan.

Wawancara yang dilakukan kepada tokoh masyarakat, sebagai

berikut:

“Penyebabnya itu dek sampai anak-anak ini memilih menjadi

geng motor, karena kurang perhatian orang tua, seharusnya

orang tua lebih mengawasi ini anak-anak, jangan diberikan

kebebasan bergaul di luar, karena pengaruh berbuat hal-hal

yang negatif itu sangat besar di lingkungan, sehingga dengan

begaulnya ini anak-anak mereka ini selalu ingin mencoba

sesuatu karena terpengaruh dari temannya, pergi mabuk-

mabukan, balapan liar, berkelahi sampai menggunakan narkoba

dengan kebiasannya ini sehingga mereka kecanduan, jadi kalau

sudah tidak punya uang jalan satu-satunya ya itu menjambret

Page 77: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

67

(begal) karena pikirannya itu sudah rusak” (Wawancara AR,

tanggal 27 September 2016).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis menyimpulkan

bahwa penyebab terjadinya tindak kejahatan geng motor di Kelurahan

Sungguminasa Kecamatan Somba Opu karena kurangnya perhatian

orang tua, sehingga anak-anak yang memilih menjadi anggota geng

motor bebas bergaul dan berbuat hal-hal yang negatif.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan peneliti menemukan

hal yang sama bahwa salah satu penyebab utama mengapa remaja

memilih bergabung dengan geng motor adalah kurangnya perhatian

dan kasih sayang orang tua. Hal ini bisa jadi disebabkan karena terlalu

sibuknya kedua orang tua mereka dengan pekerjaan, sehingga

perhatian dan kasih sayang kepada anaknya hanya diekspresikan dalam

bentuk materi saja. Padahal materi tidak dapat mengganti dahaga

mereka akan kasih sayang dan perhatian orang tua. Sebagaimana

pernyataan anggota geng motor di Kelurahan Somba Opu, sebagai

berikut:

“Kalau saya bosan juga di rumah, ada juga teman-teman

anggota geng motor yang orang tuanya tau kalau dia geng

motor, ada juga tidak, bahkan ada juga yang kaya sebenarnya

tapi nakal memang anaknya diseganni juga sama teman-teman

geng motor” (Wawancara IC, tanggal 30 September 2016).

Selanjutnya wawancara yang dilakukan kepada anggota geng

motor di Kelurahan Somba Opu, sebagai berikut:

“Tidak juga, kan orang tua ku tidak tau, bapak tidak ada di sini

ke Sengkang kerja di sana, kalau mama ada ji tapi kerja juga”

(Wawancara EW, tanggal 02 Oktober 2016).

Page 78: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

68

Masalah internal yang dihadapi para remaja ini adalah

kurangnya perhatian, pengawasan dan kasih sayang yang diberikan

oleh orang tua kepada anak-anaknya. Anak menganggap orang tua

terlalu sibuk dengan urusan masing-masing, sehingga mereka

mengabaikan segala perilaku yang dilakukan oleh anak mereka.

Harapan anak untuk mendapatkan kebahagiaan dari dalam lingkungan

keluarga tidak berhasil mereka dapatkan. Akhirnya mencari

kebahagiaan di komunitas geng motor. Kebahagiaan yang dimaksud

adalah kebahagiaan yang didapatkan ketika mereka melakukan

kegiatan yang bisa disebut sebagai kenakalan.

2. Faktor dari Dalam Diri Pelaku Kejahatan

Faktor usia muda merupakan faktor dari dalam diri pelaku

kejahatan karena yang disebabkan masih labilnya dalam membedakan baik

benarnya atau salah tidaknya suatu tindakan, fenomena munculnya geng

motor memang tidak bisa dilepaskan dari dinamika sosial di masyarakat

yang senantiasa berubah dan berkembang. Seperti misalnya saat ini, bahwa

pelaku aksi geng motor adalah rata-rata mereka yang berusia dibawah 17

tahun. Anak geng motor tersebut memiliki kepribadian mengontrol diri

yang lemah. Sehingga mereka tidak bisa mengendalikan dan mengerem

perilaku yang dianggap tidak baik dan merugikan masyarakat. kedua, anak

yang bersangkutan gagal untuk mengaktualisasikan dirinya. Mereka tidak

mampu menunjukkan eksistensi yang positif, yang muncul justru ulah

Page 79: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

69

negatif. Kegagalan ini menunjukkan kelemahannya dalam menentukan

mana prilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk.

Wawancara yang dilakukan kepada Bapak Kapolsek Somba Opu,

sebagai berikut:

“Rata-rata anak geng motor ini kan anak-anak sekolah, mereka

sebenarnnya masih labil, butuh pengawasan yang ketat dari orang

tua, meskipun kepolisan terus melakukan langkah pencegahan

melalui sosialisasi dan sebagainya, kalau peran orang tua tidak ada

kan sama saja bohong, anak-anak ini harus diperhatikan harus

dikontrol, kasihan juga sebenarnya” (Wawancara PB, tanggal 09

September 2016).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis menyimpulkan bahwa

faktor penyebab terjadi kejahatan geng motor di Kelurahan Somba Opu di

sebabkan faktor usia muda, karena pelaku geng motor yang masih labil dan

butuh pengawasan yang ketat dari orang tua. Usia remaja, tentu menjadi

ajang bagi anak remaja untuk mengaktualisasikan dirinya, ingin

mengetahui sesuatu yang telah terjadi di sekitarnya. Oleh karena itu, masih

labilnya anak geng motor dalam mengaktualisasikan potensinya sehingga

mereka menganggap bahwa dengan bergabung dalam geng motor maka

power mereka menjadi lebih kuat dan mereka akan ditakuti oleh teman-

teman sekolahnya maupun teman bergaulnya.

Berdasarkan observasi di lapangan peneliti menemukan hal sama

bahwa dari 200 orang anggota geng motor di Kecamatan Somba Opu,

anggotanya yang usia pelakunya tergolong masih muda, yaitu 12-17 tahun

berada pada masa transisi remaja yang kebanyakan masih mengalami

kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sehingga kepribadian mereka

Page 80: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

70

mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif. Sifat yang masih tergolong

labil, emosional dan gampang terprovokasi membuat tindakan kejahatan

anggota geng motor tersebut sangat sulit untuk diantisipasi, walaupun tak

dapat dipungkiri bahwa banyak juga orang dewasa yang terlibat di

dalamnya yang biasa berumur 18-28 tahun. Data yang didapatkan oleh

penulis dari Polsek Somba Opu terdapat beberapa kasus seperti pencurian

dengan ancaman, kekerasan dan penganiayaan.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai koordinasi kepolisian

dengan masyarakat dalam penanggulangan kejahatan geng motor di

Kelurahan Sungguminasa Kecamatan Somba opu, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa ada 2 faktor yang menjadi penyebab terjadinya

tindak kejahatan geng motor di Kelurahan Sungguminasa Kecamatan

Somba Opu Kabupaten gowa yaitu faktor dari dalam diri pelaku kejahatan

seperti faktor usia muda (masih labil) serta faktor dari luar diri pelaku

kejahatan seperti lingkungan pergaulan, ekonomi, kurangnya pengawasan

orang tua dan penggunaan obat-obatan terlarang dan minum minuman

keras.

Page 81: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan terhadap hasil penelitian, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Koordinasi Kepolisian Somba Opu dengan masyarakat dalam

penanggulangan tindak kejahatan geng motor di Kelurahan Sungguminasa

Kecamatan Somba Opu, bahwa:

a. Koordinasi vertikal dalam penanggulangan tindak kejahatan geng motor

di Kelurahan Sungguminasa Kecamatan Somba Opu, dimana Polsek

Somba Opu melakukan koordinasi dengan menempatkan

Bhabinkamtibmas di setiap Kelurahan selaku pengontrol dan pembina

keamanan dan ketertiban masyarakat melalui sosialisasi dengan

melibatkan pemerintah yaitu Lurah dan RT/RW serta masyarakat

setempat.

b. Koordinasi horisontal dalam penanggulangan tindak kejahatan geng

motor di Kelurahan Sungguminasa Kecamatan Somba Opu, dimana

Polsek Somba melakukan koordinasi dengan kesatuan Polsek Somba

Opu secara menyeluruh dengan menempatkan anggota-anggotanya di

berbagai tempat yang sering digunakan geng motor melakukan aksinya,

Polsek Somba Opu juga bekerjasama dengan Polres Gowa dalam

Page 82: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

72

melakukan sosialisasi, patroli atau berbagai tindakan-tindakan pihak

kepolisian ketika terjadi atau ditemukan aksi kejahatan geng motor.

2. Faktor yang menyebabkan terjadinya kejahatan yang dilakukan oleh geng

motor di Kelurahan Sungguminasa Kecamatan Somba Opu yaitu faktor

dari dalam diri pelaku kejahatan seperti faktor usia muda (masih labil)

serta faktor dari luar diri pelaku kejahatan seperti lingkungan pergaulan,

ekonomi, kurangnya pengawasan orang tua dan penggunaan obat-obatan

terlarang dan minum minuman keras.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat penulis

sampaikan sebagai berikut :

1. Bagi Polsek Somba Opu agar memperbaiki sistem pengawasan untuk

mencegah terjadinya tindakan-tindakan kejahatan dan menambah personil

kepolisian dan personil penegak hukum lainnya untuk lebih meningkatkan

tindakan penjegahan aksi kejahatan geng motor.

2. Bagi pemerintah memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang lebih

relevan dengan pengembangan bakat dan potensi anak remaja dan

memberikan kesempatan kepada anak muda untuk beremansipasi dengan

membuka ruang publik seluas-luasnya bagi remaja untuk berkarya dan

berkreasi serta peningkatan kesejahteraan rakyat untuk mengurangi

pengangguran, yang dengan sendirinya akan mengurangi kejahatan.

3. Bagi orang tua agar memberikan bekal yang cukup dan menjadi pelindung

dan teman yang bisa mengerti kesulitan anak anak-anaknya untuk

Page 83: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

73

menyongsong tahap berikutnya sebagai manusia dewasa seutuhnya yang

berbaur dengan kehidupan bermasyaraka. Agar anak tidak merasa

diabaikan, maka diperlukan komunikasi yang intensif sehingga anak-anak

remaja tidak menjadikan kehidupan geng sebagai pilihan.

4. Bagi remaja atau geng motor sendiri diperlukan mawas diri dalam melihat

kelemahan dan kekurangan diri sendiri dan melakukan introspeksi dan

koreksi terhadap kekeliruan yang telah dilakukan. Sebaliknya orang tua

dan para pembina remaja harus memperbanyak kearifan, kebaikan, dan

keadilan, agar orang dewasa dapat dijadikan panutan bagi anak-anak muda

demi perkembangan dan proses jangka panjang bagi generasi muda

penerus bangsa.

Page 84: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

74

DAFTAR PUSTAKA

Annisa. 2016. Peran Kepolisian dalam penanggulangan tindak kejahatan.

http://repository.unhas.ac.id. Diakses Tanggal 20 Maret 2016.

Adang , Yasmin Anwar. 2010. Kriminologi. Jakarta: Refika Aditama.

Ashari, Agung. 2014. Peran kepolisian dalam menanggulangi tindakpidana

pencurian dengan kekerasan.http://repository.unhas.ac.id. Diakses

Tanggal 20 Maret 2016

.

Barda Nawawi, Arif. 2001. Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum

Pidana Dalam Penanggulangan Kejahatan. Jakarta: Kencana.

Dewi. 2015. Pengertian kejahatan.http://www.pps.unud.ac.id. Diakses Tanggal 20

Maret 2016.

Djamali , R. Abdoel. 2005. Pengantar Hukum Indonesia. Jakart: Raja Grapindo

Persada.

Gosita, Arif. 2004. Masalah Korban Kejahatan. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

Handayaningrat, Soewarno. 2002. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan

Manajemen. Jakarta: Haji Masagung.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE.

Hasibuan, Malayu. 2014. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah.

Jakarta: Bumi Aksara.

Junaidi. 2015. Pengertian kerjasama dan bentuk beserta contoh-contohnya.

http://www.berpendidikan.com. Diakses Tanggal 22 Maret 2016.

Kartono, Kartini. 2003. Patologi Sosial Kenakalan Anak. Jakarta: Rajawali Pers.

Lopa, Baharuddin. 2001. Undang-Undang Pemberantasan Tipikor. Bandung.

Sacipto, Raharjo. 2000. Ilmu Hukum. Jakarta: Citra Adhitya Bhakti.

Santoso, Topo. 2010. Kriminologi. Jakarta: Aksara Baru.

Perundan-undangan :

Undang Dasar Negara Republik Indonesia pasal 30 ayat (2) tentang hak dan

Page 85: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

75

kewajiban warga Negara

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP ) tentang perbuatan asusila dengan

ancaman hukuman 9 tahun penjara.

Page 86: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

76

LAMPIRAN

1. Wawancara Kepada Bapak Kapolsek Somba Opu

2. Wawancara Kepada Anggota Geng Motor

3. Dokumentasi Anak Geng Motor di Kelurahan Sungguminasa

Page 87: KOORDINASI KEPOLISIAN DENGAN MASY A RAKAT DALAM ...

RIWAYAT HIDUP

ARIDWAN. Lahir di Ambon pada tanggal 14 Oktober 1991. Merupakan anak

ke dua dari enam bersaidara buah hati dari pasangan Agus Mutalib dan Hamsia

Hafid. Menempuh pendidikan di SD Inpres Batang Kaluku 1998-2004.

Kemudian pada tahun yang sama 2004 melanjutkan sekolah di SMPN I

Sungguminasa dan selesai pada tahun 2007. Dan pada tahun 2005 penulis melanjutkan sekolah

SMA PGRI Sungguminasa dan selesai pada tahun 2010. Pada tahun 2012 penulis terdaftar

sebagai mahasiswa Universitas Muhammadiah Makassar jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.