Masterplan PJU Bab 1 Pendahuluan

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya untuk mendorong perkembangan suatu wilayah dan untuk menjalankan kegiatan pembangunan perlu didukung oleh adanya infrastruktur perkotaan. Peningkatan infrastruktur perkotaan ditunjukkan oleh ragam jenis, cakupan area layanan dan kapasitas layanan. Infrastruktur yang diperlukan dalam pengembangan wilayah perkotaan diantaranya meliputi sarana prasarana transportasi, listrik, telepon, air bersih, limbah dan drainase, serta persampahan. Dalam pengembangan infrastuktur diperlukan pola perencanaan yang sesuai dengan fungsi kota dan wilayah sekitarnya. Pengembangan infrastruktur tersebut dapat berupa perluasan pelayanan dengan pembangunan baru atau intensifikasi melalui pemeliharaan dan perbaikan dari infrastruktur yang sudah ada. Selain itu perencanaan pengembangan infrastruktur perkotaan kota perlu disesuaikan dengan karakteristik wilayahnya. Kabupaten Kutai sebelum pemekaran wilayah mempunyai luas 95.046,00 kilometer persegi, terdiri dari 38 Kecamatan dan 482 Desa/Kelurahan. Setelah mengalami pemekaran wilayah, maka luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi 27.263,10 kilimeter persegi dengan wilayah administratif meliputi sebagian Wilayah Kabupaten Kutai sebelumnya yang terdiri dari 18 Kecamatan dengan 226 Desa/Kelurahan, direncanakan akan dimekarkan lagi menjadi 19 Kecamatan. Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2006 memiliki jumlah penduduk 542.223 jiwa. Penyebaran penduduk terbanyak berada di Kecamatan Tenggarong sejumlah 71.720 jiwa (13,14 persen) dan yang terkecil di Kecamatan Muara 1 BAB I Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

description

Masterplan PJU Bab 1 Pendahuluan Penerangan Jalan Umum

Transcript of Masterplan PJU Bab 1 Pendahuluan

Page 1: Masterplan PJU Bab 1 Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam upaya untuk mendorong perkembangan suatu wilayah dan

untuk menjalankan kegiatan pembangunan perlu didukung oleh adanya

infrastruktur perkotaan. Peningkatan infrastruktur perkotaan ditunjukkan oleh

ragam jenis, cakupan area layanan dan kapasitas layanan. Infrastruktur yang

diperlukan dalam pengembangan wilayah perkotaan diantaranya meliputi

sarana prasarana transportasi, listrik, telepon, air bersih, limbah dan

drainase, serta persampahan. Dalam pengembangan infrastuktur diperlukan

pola perencanaan yang sesuai dengan fungsi kota dan wilayah sekitarnya.

Pengembangan infrastruktur tersebut dapat berupa perluasan pelayanan

dengan pembangunan baru atau intensifikasi melalui pemeliharaan dan

perbaikan dari infrastruktur yang sudah ada. Selain itu perencanaan

pengembangan infrastruktur perkotaan kota perlu disesuaikan dengan

karakteristik wilayahnya.

Kabupaten Kutai sebelum pemekaran wilayah mempunyai luas

95.046,00 kilometer persegi, terdiri dari 38 Kecamatan dan 482

Desa/Kelurahan. Setelah mengalami pemekaran wilayah, maka luas wilayah

Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi 27.263,10 kilimeter persegi dengan

wilayah administratif meliputi sebagian Wilayah Kabupaten Kutai sebelumnya

yang terdiri dari 18 Kecamatan dengan 226 Desa/Kelurahan, direncanakan

akan dimekarkan lagi menjadi 19 Kecamatan. Wilayah Kabupaten Kutai

Kartanegara pada tahun 2006 memiliki jumlah penduduk 542.223 jiwa.

Penyebaran penduduk terbanyak berada di Kecamatan Tenggarong

sejumlah 71.720 jiwa (13,14 persen) dan yang terkecil di Kecamatan Muara

1BAB I Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

Page 2: Masterplan PJU Bab 1 Pendahuluan

Wis sejumlah 8.396 jiwa (atau 1,55 persen dari keseluruhan jumlah

penduduk Kutai Kartanegara). Kepadatan penduduk Kabupaten Kutai

Kartanegara pada tahun 2006 rata-rata mencapai 20 Jiwa per kilometer

persegi. Dengan adanya pemekaran ini maka pembangunan di Kabupaten

Kutai Kartanegara harus segera dilaksanakan termasuk didalamnya adalah

pengembangan infrastruktur perkotaan. Daerah perkotaan dipandang

sebagai sentra kegiatan pelayanan sehingga arus pergerakan dari dan ke

pusat kota juga tinggi demikian juga di sepanjang ruas-ruas jalan utama dan

jalur pendukung lainnya. Terkait dengan hal ini keberadaan infrastruktur

perkotaan khususnya penyediaan jaringan listrik menjadi kebutuhan pokok

dalam mendukung kegiatan di perkotaan. Diantaranya adalah penyediaan

penerangan jalan umum.

Penyediaan penerangan jalan umum pada dasarnya mempunyai

tiga fungsi yaitu fungsi keamanan, fungsi ekonomi dan fungsi keindahan.

Fungsi keamanan berkaitan dengan fungsinya untuk melancarkan

transportasi jalan umum terutama di waktu malam dimana pengguna jalan

membutuhkan penerangan dengan kekuatan tertentu untuk menghindarkan

dari terjadinya kecelakaan di jalan. Kebutuhan daya (KW) penerangan pada

suatu ruas jalan sangat bervariasi tergantung pada geometri permukaan

jalan, lampu yang digunakan dan faktor refleksi permukaan jalan (Muhaimin,

2001). Penempatan penerangan jalan harus memandang pada aspek kelas

jalan, status jalan dan jarak antar penerangan jalan, dan kecepatan

kendaraan. Fungsi ekonomi jalan berkaitan dengan keberadaan penerangan

listrik di jalan umum yang akan membantu pada kelancaran distribusi barang

pada malam hari. Fungsi keindahan dipengaruhi oleh pengaturan letak dan

desain alat penerangan. Sebaiknya dalam pengaturan letak dan desain tidak

mengesampingkan unsur efisiensi dari tenaga listrik yang dipancarkan.

Berdasarkan ketiga fungsi di atas untuk pengembangan penerangan jaringan

listrik perlu dilakukan perhitungan-perhitungan yang matang terkait dengan

penentuan lokasi, jenis dan kapasitas penerangan dan desain alat

penerangan.

Sebagai langkah awal pengembangan dapat difokuskan pada

daerah perkotaan ibukota kabupaten kemudian pada tahap berikutnya

adalah daerah perkotaan untuk masing-masing ibukota kecamatan. Untuk

2BAB I Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

Page 3: Masterplan PJU Bab 1 Pendahuluan

itulah penyusunan Master Plan Penerangan Jalan Umum ini perlu dilakukan

dalam rangka untuk menyiapkan grand desain dari penyediaan penerangan

jalan umum yang didukung dengan pentahapan pembangunannya. Namun

demikian dalam penyusunan master plan penerangan jalan umum ini tetap

harus mengacu pada rencana umum tata ruang wilayah kabupaten yang

telah disusun sebelumnya, dimana didalamnya telah termuat rencana

pengembangan infrastruktur wilayah khususnya terkait dengan listrik

(penerangan) beserta dengan informasi terkait dengan rencana

pengembangan jaringan jalan dan rencana alokasi pemanfaatan ruang.

1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran

Maksud pokok dari kegiatan Penyusunan Master Plan Penerangan

Jalan Umum Kabupaten Kutai Kartanegara ini adalah menyusun grand

design pengembangan penerangan jalan umum yang dilengkapi dengan

detail pengembangannya yang meliputi lokasi pengembangan dan jenis dan

tipe penerangan jalan umum beserta dengan tahapan pelaksanannya.

Sesuai dengan maksud pokok tersebut di atas, maka tujuan yang

dicapai dari penyusunan master plan penerangan jalan umum (PJU) ini

adalah:

1. Mengidentifikasi kriteria lokasi strategis titik-titik PJU;

2. Menyusun peta titik-titik eksisting PJU;

3. Menyusun peta titik-titik strategis PJU pada tiap ibukota kecamatan di

Kabupaten Kutai Kartanegara;

4. Menyusun kriteria jenis dan tipe lampu PJU berdasarkan lokasi titik-

titik PJU pada tiap ibukota kecamatan;

5. Menyusun peta prioritas pemasangan PJU kabupaten kutai

kartanegara pada tiap ibukota kecamatan;

6. Memberikan masukan kepada pemerintah kabupaten kutai

kartanegara dalam hal pembangunan;

Sasaran dari kegiatan penyusunan Master Plan Penerangan Jalan

Umum di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah :

3

1. Tersusunnya rencana grand design pengembangan infrastruktur

dasar penerangan jalan umum di Kabupaten Kutai Kartanegara; BAB I

Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

Page 4: Masterplan PJU Bab 1 Pendahuluan

2. Teridentifikasinya lokasi pengembangan dan titik-titik strategis

pengembangan penerangan jalan umum sebagai pengembangan titik-

titik penerangan jalan umum yang sudah ada;

3. Tersusunnya kriteria dan kebutuhan jenis dan tipe lampu pada titik-titik

pengembangan beserta tahapan pemasangannya; dan

4. Tersusunnya masukan-masukan untuk pembangunan wilayah

Kabupaten Kutai Kartanegara.

1.3. Metode Untuk dapat menyusun Master Plan Penerangan Jalan Umum

Kabupaten Kutai Kartanegara dilakukan serangkaian langkah kerja. Langkah

kerja yang dilakukan diawali dengan analisis terhadap kebijakan daerah/kota

serta mengidentifikasi potensi dan permasalahan yang berkaitan dengan

pembangunan wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Dari tujuan yang telah

dirumuskan selanjutnya perlu dikembangkan pendekatan konsepsional

pengembangan penerangan jalan umum (JPU) yang dipakai sebagai dasar

menentukan strategi pengembangan PJU. Pada tahapan akhir, disusun

rencana Master Plan Penerangan Jalan Umum yang didukung oleh

kebijakan pembangunan wilayah lainnya.

1.3.1. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan penyusunan Master Plan Penerangan Jalan

Umum (PJU) meliputi 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu pengumpulan data dan

survai lapangan, analisis, dan penyusunan rencana. Dalam tahap terakhir ini

diperlukan komunikasi yang intensif antara pihak penyusun rencana dengan

pihak pengguna rencana (dalam hal ini adalah pemerintah daerah dan

masyarakat setempat) guna menghasilkan produk rencana yang efektif dan

efisien.

A. Pengumpulan Data dan Survei

Pada tahap awal penyusunan master plan PJU ini, dilakukan studi

pustaka dan kajian teknis. Studi pustaka dilakukan berkaitan dengan

pengumpulan informasi tentang hal-hal mengenai Rencana Tata Ruang

Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten/Kota; pengembangan

4BAB I Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

Page 5: Masterplan PJU Bab 1 Pendahuluan

daerah perkotaan (berikut rencana detail tata ruang kota), dan hal-hal-hal

yang berkaitan dengan penerangan jalan umum. Di samping itu, kajian teknis

juga dilakukan terutama berkaitan dengan lingkup pekerjaan yang harus

dilakukan sesuai Kerangka Acuan Kerja untuk menetapkan program kerja,

organisasi kerja dan prosedur pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan survai lapangan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu awal

(berkaitan dengan pengumpulan data awal baik sekunder maupun primer),

pertengahan (berkaitan dengan pengujian hasil analisis awal), dan akhir

(berkaitan dengan pengujian hasil produk rencana). sekunder yang

dikumpulkan pada tahap awal ini berupa laporan-laporan atau produk

rencana yang telah disusun sebelumnya dan data-data instansional

pendukung lainnya, sedangkan data primer dikumpulkan melalui observasi

dan wawancara mendalam (indepth interview) dengan masyarakat dan

terutama dengan key persons, seperti pejabat-pejabat daerah Kabupaten

Kutai Kartanegara yang terkait dengan proses pembangunan daerah. Data-

data yang dikumpulkan tersebut digunakan untuk menggambarkan kondisi

eksisting sumberdaya wilayah yang direncanakan, keberadaan sumberdaya

terkait dengan PJU, permasalahan terkait dengan pengembangan PJU dan

rencana pengembangan yang telah ada.

Tahap pertengahan ini berkaitan dengan pengujian hasil analisis

yang dilakukan, terutama berkaitan dengan pengujian lokasi pemetaan dari

masing-masing aspek dan satuan penelitian. Koreksi sangat diperlukan oleh

karena besarnya perbedaan informasi yang diberikan oleh instansi yang

berbeda untuk hal yang sama. Misalnya, data yang peroleh dari Podes dan

Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka, atau nama-nama desa yang

ada di peta rencana tata ruang dengan yang ada di peta rupa bumi. Kegiatan

sinkronisasi informasi merupakan kegiatan pokok dalam tahap pertengahan

ini. Pada tahap akhir, perhatian diarahkan pada sosialisasi hasil analisis dan

produk rencana pada para stakeholder untuk mencapai hasil yang optimal.

Untuk itu kegiatan pokok yang dilakukan adalah mengadakan pertemuan-

pertemuan dengan stakeholder untuk mengadakan koreksi-koreksi pada

produk rencana.

5

BAB I Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

Page 6: Masterplan PJU Bab 1 Pendahuluan

B. Analisis Data Setelah didapatkan kondisi dan potensi yang dimiliki saat ini dan yang

akan dikembangkan sesuai dengan konsep dasar pengembangan

infrastruktur dasar penerangan jalan umum, dilakukan analisis optimasi dan

kebutuhan pengembangan meliputi analisis lokasi dan titik-titik

pengembangan serta analisis jenis dan tipe penerangan jalan umum .

Seperti halnya pada tahap pengumpulan data dan survai, analisis juga dibagi

ke dalam tiga tahap, yaitu awal, pertengahan dan akhir. Pada tahap awal

tentunya berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis kondisi dan

potensi wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Tahap pertengahan berkaitan

dengan iventarisasi kondisi eksisting dan pemetaan wilayah perencanaan,

dan analisis tahap akhir adalah berkaitan dengan kegiatan finalisasi produk

rencana yang berupa album peta dan laporan akhir.

C. Menyusun Rencana

Rumusan rencana pengembangan disusun sebagai bagian akhir dari

produk masterplan yang berisikan rencana lokasi dan titik pengembangan

penerangan jalan umum, rencana jenis dan tipe penerangan jalan umum

termasuk didalamnya kapasitas lampu dan desain lampu. Sebagaimana

yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) produk rencana Master

Plan Penerangan Jalan Umum ini disusun untuk jangka waktu 5 (lima) tahun

ke depan. Di samping itu, penyusunan rencana juga menyangut beberapa

rekomendasi terkait dengan pembangunan Kabupaten Kutai Kartanegara

yang mengkaitkan pengembangan penerangan jalan umum dengan rencana

pengembangan lainnya.

1.3.2. Cakupan Wilayah Perencanaan Secara keseluruhan ruang lingkup wilayah perencanaan untuk Mater

Plan Penerangan Jalan Umum Kabupaten Kutai Kartanegara meliputi

ibukota kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Dengan demikian, ada 18 ibukota kecamatan yang menjadi target

penyusunan rencana. Ke-18 ibukota kecamatan tersebut adalah Samboja

(Kecamatan Samboja), Muara Jawa (Kecamatan Muara Jawa), Sanga-sanga

(Kecamatan Sanga-sanga), Loa Janan (Kecamatan Loa Janan), Loa Kulu

6BAB I Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

Page 7: Masterplan PJU Bab 1 Pendahuluan

(Kecamatan Loa Kulu), Muara Muntai (Kecamatan Muara Muntai), Muara

Wis (Kecamatan Muara Wis), Kota Bangun (Kecamatan Kota Bangun),

Tenggarong (Kecamata Tenggarong), Sebulu (Kecamatan Sebulu),

Tenggarong Seberang (Kecamatan Tenggarong Seberang), Anggana

(Kecamatan Anggana), Muara Badak (Kecamatan Muara Badak), Marang

Kayu (Kecamatan Marang Kayu), Muara Kaman (Kecamatan Muara Kaman),

Kehala (Kecamatan Kenohan), Kembang Janggut (Kecamatan Kembang

Janggut), dan Tabang (Kecamatan Tabang). Distribusi keruangan masing-

masing ibukota kecamatan tersebut dapat dilihat dalam Gambar 1.1 di

bawah ini.

7BAB I Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

Page 8: Masterplan PJU Bab 1 Pendahuluan

Gambar 1.1 Lokasi Ibukota-ibukota Kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara

Sumber: Kutai Kartanegara Dalam Angka 2007

8BAB I Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

Page 9: Masterplan PJU Bab 1 Pendahuluan

1.3.3. Lingkup Keluaran

Keluaran dari kegiatan penyusunan Master Plan Kabupaten Kutai

Kartanegara adalah : 1. Identifikasi kriteria lokasi strategis titik-titik PJU

2. Gambaran kondisi eksisting titik-titik PJU

3. Pemetaan titik-titik strategis PJU pada tiap ibukota kecamatan di

kabupaten Kutai Kartanegara

4. Identifikasi kriteria jenis dan tipe lampu PJU berdasarkan lokasi titik-

titik PJU pada tiap ibukota kecamatan

5. Pemetaan prioritas pemasangan PJU Kabupaten Kutai Kartanegara

pada tiap ibukota kecamatan

6. Rekomendasi pembangunan daerah Kabupaten Kutai Kartanegara

dalam bidang Penerangan Jalan Umum

Selain itu, Produk/keluaran dari Master Plan Kabupaten Kutai

Kartanegara yang diharapkan adalah album gambar yang berisi peta-peta

yang memuat rencana pengembangan penerangan jalan umum yang dapat

dilengkapi pula dengan gambar-gambar sketsa penunjang.

1.3.4. Bahan dan Alat Penelitian A. Bahan

1. Peta Administratif Kabupaten Kutai Kartanegara

2. Peta Jaringan Jalan Kabupaten Kutai Kartanegara

3. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Kutai Kartanegara

4. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara

5. Peta Jaringan Listrik Kabupaten Kutai Kartanegara

6. Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka 2005-2007

7. Data-data hasil survei lapangan

B. Alat 1. GPS

2. Kamera Digital

3. Tabel data lapangan

9

4. Meteran

BAB I

Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

Page 10: Masterplan PJU Bab 1 Pendahuluan

1.3.5. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan 1. Penyusunan Kriteria Lokasi Strategis Titik-titik Penerangan Jalan

Umum Pada tahap awal dilakukan iventarisasi titik-titik penerangan

jalan umum (PJU) yang ada (kondisi eksisting), yang kemudian

dilakukan pemetaan untuk melihat distribusi keruangannya untuk

masing-masing ibukota kecamatan di wilayah Kabupaten Kutai

Kartanegara. Setelah itu dilakukan kajian-kajian untuk menetapkan

kriteria-kritearia yang akan digunakan dalam penentuan lokasi

strategis penerangan jalan umum. Beberapa parameter yang

digunakan dalam penentuan titik-titik strategis tersebut adalah : Jalan

(Kelas, Status), Jenis Penggunaan Lahan, kepadatan penduduk per

desa/kelurahan, arahan perkembangan permukiman, dan Rencana

Tata Ruang Wilayah. Untuk memudahkan analisis, maka teknik

analisis yang akan digunakan adalah analisis kuantitatif dengan

metode skoring (pengharkatan) dengan pembobotan.

2. Pemetaan Titik-titik Strategis Penerangan Jalan Umum Pada tahap selanjutnya dilakukan pemetaan terhadap titik-titik

strategis penerangan jalan umum berdasarkan kriteris-kriteria yang

telah disusun sebelumnya untuk seluruh wilayah Kabupaten Kutai

Kartanegara. Peta-peta yang disusun tersebut diurutkan sesuai nomer

urut kecamatan yang ada dalam urutan yang dikeluarkan oleh Biro

Pusat Statistik. Peta ini berupa peta analog dan peta digital yang

dilengkapi dengan atribut-atribut data spasial sesuai dengan kriteria

yang digunakan.

3. Analisa Kesesuaian Antara Titik-titik Penerangan Jalan yang Sudah Ada dengan Titik-titik Strategis yang Telah Ditetapkan

Pada tahap ini dilakukan pemetaan terhadap titik-titik

penerangan jalan umum yang sudah ada atau sudah terpasang di

wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang selanjutnya akan

dioverlay dengan peta titik-titik strategis penerangan jalan umum yang

telah ditetapkan untuk melihat kesesuaiannya. Apabila telah sesuai

10BAB I Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

Page 11: Masterplan PJU Bab 1 Pendahuluan

maka titik tersebut tidak perlu diubah, namun apabila belum sesuai

akan dianalisis lebih lanjut, apakah perlu dilakukan perubahan atau

tidak.

4. Analisa Ketersediaan Jaringan dan Sumberdaya Energi (Listrik) pada Setiap Titik-titik Strategis Penerangan Jalan yang telah ditetapkan

Pada tahap ini dilakukan pemetaan terhadap ketersediaan

jaringan listrik yang akan digunakan untuk mensuplai energi pada titik-

titik penerangan jalan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dari

analisis ini akan dapat diketahui titik-titik strategis mana yang sudah

didukung oleh ketetsediaan jaringan listrik dan titik-titik strategis mana

yang belum tersedian jaringan listriknya.

5. Identifikasi kriteria jenis dan tipe lampu PJU berdasarkan lokasi titik-titik PJU pada tiap ibukota kecamatan

Pada tahap ini akan dilakukan kajian dan analisis untuk

menentukan kriteria jenis dan tipe lampu berdasarkan kriteria-kriteria

yang sudah disusun pada tahap awal dan juga disesuaikan dengan

ketersediaan jaringan listrik yang ada.

6. Penentuan Prioritas Pemasangan Penerangan Jalan Umum untuk

Jangka Pendek, Menengah dan Panjang Pada tahap ini akan dilakukan kajian dan analisis untuk

menentukan prioritas pemasangan penerangan jalan umum untuk

jangka pendek, menengah dan panjang, yang nantinya akan

digunakan sebagai acuan dalam perencanaan penerangan jalan

umum di Kabupaten Kutai Kartanegara.

11BAB I Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

Page 12: Masterplan PJU Bab 1 Pendahuluan

1.3.6. Sistematika Pelaporan

Produk/keluaran dibagi dalam tiga tahap pelaporan, sebagai berikut:

1. Laporan pendahuluan (inception report)

Laporan ini berisi tentang penjelasan rinci yang memuat latar belakang,

maksud, tujuan dan sasaran, metode yang meliputi lingkup kegiatan,

cakupan wilayah perencanaan, lingkup keluaran, sistematika pelaporan,

rencana kerja, rencana daftar isi.

2. Laporan antara (interim report)

Laporan antara berisi antara lain hasil survei dan pendataan berisi tentang

gambaran lokasi, kondisi wilayah dan kecenderungan perkembangannya,

kondisi eksisting infrastruktur dasar listrik khususnya penerangan jalan

umum dan kebutuhan pengembangannya.

3. Laporan Draft akhir (Draft final report)

Laporan berisi antara lain rencana pengembangan penerangan jalan umum

Kabupaten Kutai Kartanegara dalam bentuk draft untuk kemudian

didiskusikan dengan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara .

4. Gambar/peta rencana

Gambar/peta dibuat dalam bentuk album gambar/peta.

5. Laporan akhir (Final report)

Laporan ini berisi rencana pengembangan penerangan jalan umum

Kabupaten Kutai Kartanegara

6. Soft Copy

Diserahkan dalam bentuk CD (compact Disc) berisi rekaman seluruh

materi produk-produk hasil penyusunan pekerjaan dari awal hingga akhir

kegiatan, data dasar, laporan, gambar, foto dan peta.

12

BAB I

Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008