Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

41
BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 13 BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1 Letak Geografis Dan Administrasi Pemerintahan Kabupaten Kutai Kartanegara dengan luas wilayah 27.263,10 Kilometerpersegi, terletak di bagian tenggara Provinsi Kalimantan Timur, dengan posisi antara 01 o 28’21’’ Lintang Utara hingga 01 o 08’06’’ Lintang Selatan dan 115 o 26’28’’ hingga 117 o 36’43’’ Bujur Timur. Batas-batas administratif adalah sebagai berikut: (lihat Gambar 2.1) Sebelah Utara : Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Bulungan, dan Kota Bontang Sebelah Timur : Selat Makasar Sebelah Barat : Kabupaten Kutai Barat, dan Sebelah Selatan : Kabupaten Penajam Pasir Utara dan Kota Balikpapan. Wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari 18 Kecamatan dan 226 desa, dengan Ibukota Kabupaten terletak di Tenggarong. Ke-18 Kecamatan yang berada dalam cakupan wilayah administratif Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.1. Kecamatan Tabang yang terletak paling utara wilayah kabupaten merupakan kecamatan terluas dengan cakupan luas hampir mendekati 30 persen (atau 7.764,50 Kilometer persegi) dari keseluruhan luas wilayah, sedangkan Kecamatan Sanga-sanga merupakan kecamatan terkecil dengan cakupan luas hanya kurang dari satu persen luas wilayah kabupaten (atau 233,40 KM 2 ).

description

PJU Bab 2

Transcript of Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

Page 1: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 13

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 Letak Geografis Dan Administrasi Pemerintahan

Kabupaten Kutai Kartanegara dengan luas wilayah 27.263,10

Kilometerpersegi, terletak di bagian tenggara Provinsi Kalimantan Timur,

dengan posisi antara 01o28’21’’ Lintang Utara hingga 01o08’06’’ Lintang

Selatan dan 115o26’28’’ hingga 117o36’43’’ Bujur Timur. Batas-batas

administratif adalah sebagai berikut: (lihat Gambar 2.1)

Sebelah Utara : Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Bulungan, dan

Kota Bontang

Sebelah Timur : Selat Makasar

Sebelah Barat : Kabupaten Kutai Barat, dan

Sebelah Selatan : Kabupaten Penajam Pasir Utara dan Kota

Balikpapan.

Wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Kutai Kartanegara

terdiri dari 18 Kecamatan dan 226 desa, dengan Ibukota Kabupaten terletak

di Tenggarong. Ke-18 Kecamatan yang berada dalam cakupan wilayah

administratif Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan

Gambar 2.1. Kecamatan Tabang yang terletak paling utara wilayah

kabupaten merupakan kecamatan terluas dengan cakupan luas hampir

mendekati 30 persen (atau 7.764,50 Kilometer persegi) dari keseluruhan luas

wilayah, sedangkan Kecamatan Sanga-sanga merupakan kecamatan terkecil

dengan cakupan luas hanya kurang dari satu persen luas wilayah kabupaten

(atau 233,40 KM2).

Page 2: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 14

Tabel 2.1 Luas, Jumlah Desa dan Letak Wilayah

Kabupaten Kutai Kartanegara, Tahun 2007

Luas Wilayah Letak Wilayah No Kecamatan

Km2 Persen

Jumlah Desa Bujur Timur Lintang

1 Samboja 1045,9 3,84 21 116º 50' - 117º 14' 0º52' LS - 1º08'LS

2 Muara Jawa 754,5 2,77 7 116º 59' - 117º 24' 0º43' LS - 0º55'LS

3 Sanga-Sanga 233,4 0,86 5 117º 01' - 117º 17' 0º35' LS - 0º45'LS

4 Loa Janan 644,2 2,36 8 116º 49' - 117º 08' 0º34' LS - 0º45'LS

5 Loa Kulu 1405,7 5,16 12 116º 29' - 117º 03' 0º26'LS - 0º54'LS

6 Muara Muntai 928,6 3,41 13 116º 31' - 116º 35' 0º18'LS - 0º45'LS

7 Muara Wis 1108,2 4,06 7 115º 58' - 116º 31' 0º00' LU- 0º29'LS

8 Kota Bangun 1143,7 4,20 20 116º27' - 116º 46' 0º07' LS - 0º36'LS

9 Tenggarong 398,1 1,46 13 116º 47' - 117º 04' 0º21' LS - 0º34'LS

10 Sebulu 859,5 3,15 13 116º 41' - 117º 08' 0º02' LS - 0º34'LS

11 Tenggarong Seberang 437 1,60 18 116º 58' - 117º 08' 0º07' LS - 0º27'LS

12 Anggana 1798,8 6,60 8 117º 13' - 117º 36' 0º24' LS - 0º54'LS

13 Muara Badak 939,09 3,44 13 117º 07' - 117º 32' 0º11'LS - 0º31'LS

14 Marang Kayu 1165,7 4,28 11 117º 06' - 117º 30' 0º13'LS - 0º07'LS

15 Muara Kaman 3410,1 12,51 19 116º 28' - 117º 09' 0º39' LU- 0º18'LS

16 Kenohan 1302,2 4,78 8 115º57' - 116º 33' 0º11' LU- 0º12'LS

17 Kembang Janggut 1923,9 7,06 11 115º 46' - 116º 28' 0º27' LU-0º02'LU

18 Tabang 7764,5 28,48 19 115º 26' - 116º 18' 1º28' LU-0º18'LU

Kabupaten 27263 100,00 226 115º 26' - 117º 36' 1º28' LU-1º08'LU

SUMBER : BPS KAB.KUTAI KARTANEGARA, 2007

Page 3: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Kartanegara

Page 4: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 16

2.2. Gambaran Umum Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Kutai

Kartanegara

1. Kecamatan Samboja

Kecamatan Samboja terletak di bagian selatan wilayah Kabupaten

Kutai Kartanegara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Penajam

Pasir Utara. Luas wilayah kecamatan ini mencapai 1.045,90 Kilometer

persegi yang terbagi ke dalam 21 desa. Ibukota kecamatan ini adalah

Samboja (Desa Samboja Kuala). Jumlah penduduk pada tahun 2006

mencapai 44.170 jiwa dengan kepadatan rata-rata 42 jiwa per kilometer

persegi. Kecamatan ini mempunyai aksesibilitas yang sangat baik dan.

berjarak sekitar 97 Kilometer (melalui jalan darat) dari Kota Tenggarong ke

arah tenggara.

2. Kecamatan Muara Jawa

Berbatasan langsung dengan Kecamatan Samboja di sebelah utara

adalah Kecamatan Muara Jawa. Kecamatan ini memiliki luas wilayah yang

lebih kecil daripada Kecamatan Samboja, yaitu 754,50 Kilometer persegi dan

membawahi hanya 7 wilayah administratif desa. Ibukota kecamatan ini

adalah Muara Jawa. Jumlah penduduk pada tahun 2006 mencapai 24.519

jiwa, dengan kepadatan penduduk sekitar 32 jiwa per kilometer persegi.

Kecamatan ini juga memiliki aksesibilitas yang baik baik melalui jalan darat

maupun sungai. Jarak darat dari kota Tenggarong lewat Kota Samarinda

sekitar 100 kilometer yang dapat ditempuh lebih kurang 2,5 jam dalam

keadaan normal.

3. Kecamatan Sanga-sanga

Kecamatan Sanga-sanga terletak di sebelah utara Kecamatan Muara

Jawa dan berjarak sekitar 70 kilometer dari Tenggarong via Kota Samarinda.

Kecamatan ini adalah kecamatan terkecil dari keseluruhan kecamatan di

wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan luas wilayah hanya 233,40

Kilometer persegi. Jumlah penduduk pada tahun 2006 mencapai 14.446 jiwa

dan kepadatan penduduk sekitar 63 jiwa per kilometer persegi. Ibukota

kecamatan ini adalah Sanga-sanga.

Page 5: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 17

4. Kecamatan Loa Janan

Kecamatan Loa Janan terletak di sebelah barat Kecamatan Muara

Jawa dan Kecamatan Sanga-sanga dan berjarak sekitar 60 kilometer dari

Tenggarong. Desa-desa yang merupakan bagian dari bagian wilayah

administratif kecamatan ini berjumlah 8 buah dan beribukota di Loa Janan.

Luas wilayah Kecamatan ini 644,20 kilometer persegi, yang didominasi oleh

topografi yang kasar (sekitar 90 persen). Jumlah penduduk pada tahun 2006

mencapai 51.209 jiwa dengan kepadatan sekitar 79 jiwa per kilometer

persegi. Oleh karena kondisi topografi wilayah, secara umum sebagian

besar penduduk terkonsentrasi di sekitar ibukota kecamatan.

5. Kecamatan Loa Kulu

Kecamatan Loa Kulu terletak di sisi barat-laut Kecamatan Loa Janan.

Seperti halnya Kecamatan Loa Janan, Kecamatan Loa Kulu juga memiliki

karakter topografi yang kasar dan hanya sebagian kecil saja wilayah yang

bertopografi datar, yaitu bagian wilayah di sepanjang Sungai Mahakam. Luas

wilayah kecamatan ini lebih dari duakali lipat luas wilayah Kecamatan Loa

janan (sekitar 1.405,70 kilometer persegi), namun dengan jumlah penduduk

yang lebih sedikit, yaitu 38.745 jiwa pada tahun 2006. Rata-rata kepadatan

penduduk sekitar 28 jiwa per kilometer persegi. Namun demikian angka ini

sesungguhnya agak menyesatkan oleh karena wilayah yang ditinggali hanya

sebagian kecil saja dan terpusat pada ibukota kecamatan. Ibukota

kecamatan ini adalah Loa Kulu.

6. Kecamatan Muara Muntai

Kecamatan Muara Muntai merupakan kecamatan yang berada di sisi

barat wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, berbatasan langsung dengan

Kabupaten Kutai Barat. Luas wilayah kecamatan ini adalah 928,6 kilometer

persegi, yang terdiri dari 13 desa. Ibukota kecamatan adalah Muara Muntai.

Jumlah Penduduk pada tahun 2006 adalah 17.674 jiwa, dengan tingkat

kepadatan penduduk rata-rata yang cukup rendah yaitu 28 jiwa per kilometer

persegi. Seperti yang tersirat dalam nama kecamatan, lebih dari setengah

topografi wilayah kecamatan ini didominasi oleh dataran inundasi.

Page 6: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 18

7. Kecamatan Muara Wis

Kecamatan Muara Wis merupakan kecamatan di sisi barat wilayah

kabupaten Kutai Kartanegara yang melingkupi wilayah Kecamatan Muara

Muntai di sisi utara dan timur. Luas wilayah kecamatan ini adalah 1.108,20

kilometer persegi, yang terdiri dari 7 desa. Ibukota kecamatan berada di

Muara Wis. Jumlah penduduk pada tahun 2006 hanya 8.396 jiwa, oleh

karenanya kepadatan penduduk kecamatan ini sangat rendah yaitu 8 jiwa

per kilometer persegi.

8. Kecamatan Kota Bangun

Kecamatan Kota Bangun merupakan kecamatan yang berada di

tengah wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, yang beribukota di Kota

Bangun. Ibukota kecamatan ini dapat dicapai dengan jalur darat dari

Tenggarong ke arah barat. Jarak antara kedua kota tersebut adalah 72

kilometer. Dengan luas wilayah sekitar 1.143,70 kilometer persegi,

Kecamatan Kota Bangun terdiri dari 20 desa. Jumlah Penduduk pada tahun

2006 adalah 28.001 jiwa, sehingga kepadatan penduduk rata-rata

kecamatan ini sekitar 28 jiwa per kilometer persegi.

9. Kecamatan Tenggarong

Kecamatan Tenggarong adalah ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara

dan merupakan wilayah terpadat dengan jumlah penduduk pada tahun 2006

sekitar 71.270 jiwa dan kepadatan penduduk 179 jiwa per kilometer persegi.

Luas wilayah kecamatan ini 398,1 kilometer persegi, dengan ketinggian rata-

rata 10 meter dari permukaan laut. Topografi wilayah pada umumnya datar

dan bergelombang. Bagian wilayah yang datar terutama dijumpai di sekitar

Sungai Mahakam, sedangkan bagian wilayah yang bergelombang berada di

wilayah yang berbatasan dengan Kecamatan Kota Bangun.

10. Kecamatan Sebulu

Kecamatan Sebulu terletak di bagian tengah Kabupaten Kutai

Kartanegara bersama-sama dengan tiga kecamatan lainnya (Kecamatan

Kota Bagun, Tenggarong, dan Kecamatan Tenggarong Seberang). Ibukota

kecamatan ini adalah Sebulu. Luas wilayah kecamatan ini adalah 859,50

Page 7: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 19

kilometer yang terbagi ke dalam 13 desa. Lebih dari dua pertiga wilayah ini

bertopografi bergelombang dan berbukit. Jumlah penduduk pada tahun 2006

mencapai 33.797 jiwa, dengan kepadatan rata-rata sekitar 39 jiwa

perkilometer persegi.

11. Kecamatan Tenggarong Seberang

Kecamatan Tenggarong Seberang merupakan kecamatan kembar

dari Kecamatan Tenggarong yang berada di sisi timur Sungai Mahakam.

Ibukota kecamatan ini berada di Tenggarong Seberang. Luas wilayahnya

mencapai 437 kilometer persegi, yang terbagi ke dalam 18 desa. Topografi

wilayah kecamatan ini mirip dengan Kecamatan Tenggarong. Bagian wilayah

yang bergelombang dan berbukit terutama berada pada wilayah-wilayah

yang berbatasan dengan Kecamatan Sebulu.

12. Kecamatan Anggana

Kecamatan Anggana merupakan kecamatan yang terletak pada delta

Sungai Mahakam di sisi timur wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Ibukota

kecamatan ini adalah Anggana. Jarak Anggana dan Tenggarong berkisar 67

kilometer via Kota Samarinda. Luas wilayah kecamatan ini mencapai

1.789,80 kilometer persegi yang terdiri dari 8 desa. Jumlah penduduk pada

tahun 2006 mencapai 27.607 jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-rata

sekitar 15 jiwa per kilometer persegi.

13. Kecamatan Muara Badak

Tepat di sebelah utara Kecamatan Anggana adalah Kecamatan

Muara badak. Kecamatan ini memiliki luas wilayah 939,09 kilometer persegi

yang terbagi ke dalam 13 desa. Ibukota kecamatan adalah Muara badak,

yang juga merupakan tempat konsentrasi penduduk. Jumlah penduduk

Kecamatan Muara Badak pada tahun 2006 mencapai 36.190 jiwa dan

dengan kepadatan penduduk rata-rata sekitar 39 jiwa per kilometer persegi.

Jarak Muara Badak dan Tenggarong adalah 87 kilometer via jalan raya.

14. Kecamatan Marang Kayu

Kecamatan Marang Kayu merupakan bagian dari kecamatan-

kecamatan yang berada di sisi timur wilayah kabupaten Kutai Kartanegara

Page 8: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 20

yang berbatasan langsung dengan Selat Makasar. Ibukota kecamatan ini

adalah Marang Kayu yang berjarak sekitar 95 kilometer dari Tenggarong ke

arah timur laut menuju Kota Bontang. Luas wilayah Kecamatan Marang

Kayu adalah 1.165,70 kilometer persegi yang terbagi atas 11 wilayah desa.

Jumlah Penduduk tahun 2006 mencapai 22.117 jiwa dengan kepadatan

penduduk rata-rata sekitar 19 jiwa per kilometer persegi.

15. Kecamatan Muara Kaman

Di sebelah barat Kecamatan Marang Kayu adalah Kecamatan Muara

Kaman, yang beribukota di Muara Kaman. Di kecamatan ini pula merupakan

tempat diketemukannya situs sejarah kerajaan Kutai kuno. Jarak antara

Muara Kaman dengan Tenggarong adalah 89 kilometer via jalan raya.

Kecamatan Muara Kaman merupakan kecamatan terluas kedua setelah

Kecamatan Tabang, dengan luas wilayah 3.410,10 kilometer persegi yang

terbagi ke dalam 19 wilayah desa. Jumlah penduduk pada tahun 2006

mencapai 32.043 jiwa dan dengan kepadatan penduduk rata-rata sekitar 9

jiwa per kilometer persegi.

16. Kecamatan Kenohan

Kecamatan Kenohan merupakan kecamatan yang berada pada sisi

barat laut wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Ibukota kecamatan ini

adalah Kehala. Untuk mencapai ibukota kecamatan ini pada umumnya

digunakan ‘taksi air’ mulai dari Kota bangun, oleh karena jalan darat tidak

memungkinkan. Luas wilayah kecamatan ini sekitar 1.302 kilometer persegi

yang terbagi ke dalam 8 wilayah desa. Jumlah penduduk pada tahun 2006

mencapai 11.884 jiwa, dan pada umumnya terpusat di sekitar ibukota

kecamatan saja. Kepadatan penduduk rata-rata Kecamatan Kenohan sekitar

9 jiwa per kilometer persegi.

17. Kecamatan Kembang Janggut

Di sebelah utara Kecamatan Kenohan adalah Kecamatan Kembang

Janggut. Ibukota kecamatan ini adalah Kembang Janggut. Seperti halnya

Kehala, Kembang Janggut hanya dapat dijangkau ole ‘taksi air’ dari Kota

bangun. Lama tempuh antara Kembang janggut dengan Kota bangun adalah

5 (lima) jam pada kondisi normal. Luas wilayah kecamatan ini adalah

Page 9: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 21

1.923,90 kilometer persegi yang terbagi ke dalam 11 wilayah desa. Jumlah

Penduduk pada tahun 2006 mencapai 20.451 jiwa, dengan kepadatan

penduduk sekitar 11 jiwa per kilometer persegi.

18. Kecamatan Tabang

Kecamatan Tabang adalah kecamatan pada posisi paling utara dan

berbatasan langsung dengan kabupaten-kabupaten lain di sekitar Kabupaten

Kutai Kartanegara. Ibukota kecamatan ini adalah Tabang, yang berjarak 8

(delapan) jam perjalanan dari Kota bangun dengan menggunakan ‘taksi air’.

Kecamatan Tabang merupakan kecamatan terluas, dengan luas wilayah

mencapai 7.764,50 kilomater persegi. Jumlah desa di wilayah ini adalah 19

buah. Namun demikian, tampaknya konsentrasi penduduk terbesar hanya

dijumpai di ibukota kecamatan, Tabang. Jumlah penduduk tahun 2006

tercatat hanya 10.100 jiwa dan dengan kepadatan rata-rata 1 jiwa per

kilometer persegi.

2.3. Fisik Dasar Wilayah 2.3.1. Iklim

Iklim wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara sangat dipengaruhi oleh iklim

tropis basah yang bercirikan curah hujan cukup tinggi dengan penyebaran

merata sepanjang tahun, sehingga tidak terdapat pergantian musim yang

jelas. Iklim di Kabupaten Kutai Kartanegara dipengaruhi oleh letak

geografinya yakni iklim hutan tropika humida dengan suhu udara rata-rata

26°C, dimana perbedaan antara suhu terendah dengan suhu tertinggi

mencapai 5°-7°C. Jumlah curah hujan wilayah ini berkisar 2.000 – 4.000

mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 130 – 150 hari/ tahun. Curah

hujan di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dibagi ke dalam 6 (enam)

kalsifikasi curah hujan, dengan penyebarannya seperti disajikan pada Tabel

2.2.

Page 10: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 22

Tabel 2.2 Luas dan Penyebaran Daerah Curah Hujan

di Kabupaten Kutai Kartanegara

Luas Wilayah No. Klasifikasi

Curah Hujan Lokasi Penyebaran di

Kab. Kutai Kartanegara (KM2) (%) Sifat Fisik

1. 0- 2.000 mm/thn.

Bagian Timur (sepanjang pantai) dari utara ke selatan, wilayah : kec. Ma. Badak, Anggana, Loa Janan, Loa Kulu, Tenggarong, Sebulu, Ma. Kaman.

12.919,71 47,39

Mempunyai 2 bulan lembab, yaitu bulan Agustus dan bulan September.

2. 2.000-2.500 mm/thn. Kec. Kota Bangun. 6.241,95 22,90 Bulan lembab, bulan Juli & Agustus.

3. 2.500-3.000 mm/thn. Bagian tengah membujur dari utara ke selatan. 2.073,59 7,61 Bulan lembab :

Juli.

4. 3.000-3.500 mm/thn. Bagian barat, wilayah : Kec. Kembang Janggut ke utara.

1.403,35 5,15 Tidak terdapat bulan lembab & bulan kering.

5. 3.500-4.400 mm/thn. Sebagian wilayah Kec. Tabang (membujur dari selatan ke utara).

1.487,66 4,46 Tidak terdapat bulan lembab & bulan kering.

6. > 4.000 mm/thn. Pada ujung barat, wilayah Kecamatan Tabang.

3.136,84 11,51 Tidak terdapat bulan lembab & bulan kering.

Kabupaten Kutai Kartanegara 27.263,10 100,00 --

Sumber : Pengembangan Pusat Data Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan di Daerah

(PDP3D) Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2000.

2.3.2. Fisiografi

Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, dapat dikelompokkan ke

dalam 9 (sembilan) satuan fisiografi, yaitu : rawa pasang surut (Tidal

Swamp), dataran alluvial (Alluvial Plain), jalur kelokan sungai (Meander Belt),

rawa (Swamp), lembah alluvial (Alluvial Valley), teras (Terrain), dataran

(Plain), perbukitan (Hill), dan pegunungan (Mountain). Data selengkapnya

dapat dilihat dalam Tabel 2.3. Dari tabel tersebut tampak jelas bahwa

wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara didominasi oleh empat satuan

fisiografi, yaitu berturut-turut dataran, perbukitan, pegunungan, dan rawa

pasang surut. Ke-empat satuan fisiografi ini menguasai lebih dari dua pertiga

luas wilayah kabupaten. Bagian terluas adalah adalah dataran yang

mencakup sepertiga dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Kutai

Kartanegara. Bagian terluas kedua di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara

adalah adalah daerah perbukitan dan pegunungan. Perbukitan dan

pegunungan sebagian besar dapat dijumpai di wilayah Kecamatan Tabang

Page 11: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 23

dan Kecamatan Kembang Janggut, walaupun di beberapa kecamatan,

seperti Kecamatan Kenohan, Muara Wis, dan lain lain.

Tabel 2.3 Penyebaran dan Luas Satuan Fisiografi

Kabupaten Kutai Kartanegara

No. Satuan Fisiografi Luas (KM2)

Prosentase (%)

1. Rawa Pasang Surut (Tidal Swamp) 2.997,95 11,00

2. Dataran Alluvial (Alluvial Plain) 2.349,99 8,62

3. Jalur Kelokan Sungai (Meander Belt) 1.462,41 5,36

4. Rawa (Swamp) 2.691,71 9,87

5. Lembah Alluvial (Alluvial Valley) 88,76 0,33

6. Teras – Teras (Terraces) 918,84 3,37

7. Dataran (Plain) 8.959,82 32,86

8. Perbukitan (Hill) 4.304,61 15,79

9. Pegunungan (Mountain) 3.488,99 12,80

JUMLAH 27.263,10 100,00

Sumber : Pengembangan Pusat DataPerencanaan dan Pengendalian Pembangunan di Daerah

(PDP3D) Kabupaten KutaiTahun 2000.

Page 12: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

Gambar 2.2. Peta Fisiografi

Page 13: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 25

2.3.3. Topografi

Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara secara umum memiliki kondisi

topografi yang beragam. Relief yang berkembang adalah berbukit,

bergelombang dan landai/datar, dengan komposisi 30 persen merupakan

relief berbukit dan bergelombang, dan 70 persen relief landai/datar (lihat

Tabel 2.4). Sedangkan bila dilihat dari kemiringan lereng yang ada, maka

wilayah kabupaten ini didominasi oleh kemiringan lereng antara 0-2 persen

dan 15 – 25 persen. Topografi dapat dikatakan sebagai sifat dasar dari lahan

karena menentukan sistem alam yang lain: misalnya pola aliran air, yang

pada akhirnya juga berpengaruh terhadap erosi dan sedimentasi. Distribusi

kelas kemiringan lereng regional di wilayah Kabupaten Kutai Kertanegara

dapat dilihat dalam Gambar 2.3.

Page 14: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 26

Tabel 2.4 Kemiringan Lereng di Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara

Luas Kelas Lereng/Kemiringan (Dalam Ha)

No.

Kecamatan

Luas Wilayah

0 - 2 % 2 - 8 % 8 - 15 % 15 - 25 % 25 - 40 % 40 - 60 % > 60 %

1 Samboja 103.419 16.990 3.693 0 45.799 1.478 15.513 1.477

2 Muarajawa 72.301 35.440 0 0 15.121 4.725 6.144 0

3 Sanga-sanga 29.567 12.448 0 0 4.668 6.224 0 0

4 Loajanan 96.003 2.526 842 0 29.473 13.474 12.210 5.895

5 Loakulu 211.909 12.064 4.721 0 52.451 0 63.991 7.343

6 Muaramuntai 116.962 49.369 4.114 0 15.281 0 17.632 6.464

7 Muarawis 152.031 85.470 28.023 0 16.113 0 11.209 0

8 Kotabangun 106.116 29.403 6.818 0 26.421 0 21.733 0

9 Tenggarong 47.343 5.259 0 0 30.053 0 6.011 0

10 Sebulu 103.002 8.891 5.928 0 54.089 5.187 11.855 0

11 Tenggarong Seberang 64.622 6.461 2.660 0 10.642 11.782 10.642 0

12 Anggana 145.868 92.607 11.576 0 9.261 0 16.206 0

13 Muarabadak 100.448 40.938 7.642 0 16.921 4.913 12.554 0

14 Marangkayu 123.385 20.207 12.762 0 37.224 1.596 22.866 2.127

15 Muarakaman 341.025 199.551 64.743 0 76.716 0 0 0

16 Kenohan 130.236 47.297 34.398 0 48.525 0 0 0

17 Kembangjanggut 239.583 47.176 22.851 0 75.187 0 44.228 2.948

18 Tabang 1.316.162 28.924 74.705 26.338 106.789 96.254 330.425 113.015

Jumlah 3.499.811 741.021 285.476 26.338 670.734 145.633 603.219 139.269

Sumber : BPN 2003

Page 15: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

Gambar 2.3. Peta Kemiringan Lereng

Page 16: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 28

2.3.4. Hidrologi

Potensi air di Kabupaten Kutai Kartanegara berasal dari air hujan

(curah hujan), air permukaan dan air tanah. Curah hujan adalah air yang

jatuh di permukaan tanah selama periode hujan; air permukaan adalah air

berada di permukaan tanah baik itu yang mengalir (sungai) maupun yang

menggenang (danau); sedangkan air tanah adalah air yang berada di bawah

permukaan tanah. Air merupakan unsur penting bagi pemenuhan berbagai

kebutuhan hidup dan aktivitas manusia, seperti kebutuhan domestik

(khususnya air minum), kebutuhan untuk peternakan, irigasi, industri,

kebutuhan untuk tambak, dan sebagainya.

Ketiga sumber air tersebut di atas mempunyai arti yang sangat

penting bagi masyarakat di Kabupaten Kutai Kartanegara. Untuk kebutuhan

domestik pada umumnya digunakan air hujan dan air tanah, sedangkan

untuk menunjang kebutuhan perhubungan, aktivitas social-ekonomi

masyarakat dan perikanan peranan sungai dan danau sangat penting.

Menurut data yang dalam Kutai Kartanegara Dalam Angka (2007), terdapat

sekitar 26 buah danau besar dan kecil, serta 30 sungai besar dan kecil yang

mengalir di wilayah Kabupaten Kartanegara. Di antara ke-26 danau tersebut,

ada 4 (empat) danau yang memiliki luas lebih dari 500 hektar, yaitu Danau

Semayang (13.000 hektar), Danau Melintang (11.000 hektar), Danau Muara

Wis (1.000 hektar), dan Danau Ngayau (920 hektar). Sedangkan dari ke-30

sungai yang mengalir di wilayah kabupaten ini, ada sekitar 10 (sepuluh)

sungai yang merupakan sungai besar, yaitu Sungai Mahakam (920

kilometer), Sungai Emboyong (500 kilometer), Sungai Kedang Kepala (319

kilometer), Sungai Belayan (319 kilometer), Sungai Jembayan (180

kilometer), Sungai Keham (150 kilometer), Sungai Kedang Pahu (144

kilometer), Sungai Puan Cepak (140 kilometer), Sungai Kedang Rantau (132

kilometer), dan Sungai Loa Haur (120 kilometer).

Page 17: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 29

2.4. Kondisi Sosial dan Ekonomi Wilayah

2.4.1. Sosial Kependudukan

Tahun 2006 jumlah penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara

tercatat sebanyak 542.233 jiwa. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi

dibandingkan jumlah penduduk yang tercatat pada tahun 2003 yaitu

sebanyak 487.297 jiwa. Kondisi ini juga terjadi hampir di semua kecamatan

di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Hal ini berarti selama tiga tahun

telah terjadi penambahan penduduk lebih dari 54.000 jiwa atau rata-rata

lebih dari 18.000 jiwa per tahun.

Tabel 2.5. Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2006

Jumlah penduduk No Kecamatan Luas area

(km) 2003 Persen 2006 Persen Kepadatan (jiwa/km2)

1 Samboja 1045,9 37267 7,65 44170 8,15 42 2 Muara Jawa 754,5 22470 4,61 24519 4,52 32 3 Sanga-Sanga 233,4 12445 2,55 14667 2,70 63 4 Loa Janan 644,2 44703 9,17 51209 9,44 79 5 Loa Kulu 1405,7 32394 6,65 38745 7,15 28 6 Muara Muntai 928,6 15253 3,13 17674 3,26 19 7 Muara Wis 1108,2 7714 1,58 8396 1,55 8 8 Kota Bangun 1143,7 25898 5,31 28001 5,16 24 9 Tenggarong 398,1 67999 13,95 71270 13,14 179 10 Sebulu 859,5 31724 6,51 33797 6,23 39 11 Tenggarong Seberang 437 46491 9,54 49393 9,11 113 12 Anggana 1798,8 24845 5,10 27607 5,09 15 13 Muara Badak 939,09 30795 6,32 36190 6,67 39 14 Marang Kayu 1165,7 21974 4,51 22117 4,08 19 15 Muara Kaman 3410,1 28937 5,94 32043 5,91 9 16 Kenohan 1302,2 11145 2,29 11884 2,19 9 17 Kembang Janggut 1923,9 15833 3,25 20451 3,77 11 18 Tabang 7764,5 9410 1,93 10100 1,86 1

Jumlah 27263 487297 100,00 542233 100,00 20 Sumber : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara, 2007

Walaupun konsentrasi penduduk masih terdapat di Kecamatan

Tenggarong (menampung 71.270 jiwa penduduk pada tahun 2006 atau

13,14 persen dari keseluruhan jumlah penduduk), namun share terhadap

kecamatan-kecamatan lain mengalami penurunan selama periode 2003-

2006. Dari Tabel 2.5 tampak bahwa 11 kecamatan di wilayah Kabupaten

Page 18: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 30

Kutai Kartanegara yang mengalami penurunan share, sedangkan hanya 7

kecamatan yang mengalami peningkatan share. Ke-11 kecamatan yang

mengalami penurunan share tersebut adalah Kecamatan Muara Jawa (-0,09

persen), Muara Wis (-0,03 persen), Kota Bangun (-0,15 persen), Tenggarong

(-0,81 persen), Sebulu (-0,28 persen), Tenggarong Seberang (-0,43 persen),

Anggana (-0,01 persen), Marang Kayu (-0,43 persen), Muara Kaman (-0,03

persen), Kenohan (0,10 persen), dan Kecamatan Tabang (-0,13 persen). Ke-

7 kecamatan yang mengalami peningkatan Share adalah Kecamatan

Samboja (+0,50 persen), Sanga-sanga (+0,15 persen), Loa Janan (+0,27

persen), Loa Kulu (+0,50 persen), Muara Muntai (+0,13 persen), Muara

Badak (+0,35 persen), dan Kecamatan Kembang Janggut (+0,52 persen).

Perubahan share ini menunjukkan bahwa kecamatan-kecamatan dengan

share positif mengalami perkembangan penduduk yang lebih tinggi dari pada

kecamatan-kecamatan dengan share negatif. Dengan demikian, di wilayah

Kabupaten Kutai Kartanegara ada 3 wilayah kecamatan dengan trend

perkembangan penduduk yang tinggi selama periode 2003-2006, yaitu

Kecamatan Samboja, Kecamatan Loa kulu, dan Kecamatan Kembang

janggut.

Di samping perkembangan penduduk, informasi sosial kependudukan

yang cukup penting peranannya dalam penyusunan Master Plan PJU

Kabupaten Kutai Kartanegara adalah Kepadatan Penduduk. Semakin tinggi

kepadatan penduduk suatu wilayah, semakin tinggi pula peranan wilayah

tersebut sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Seperti yang

tampak dalam Tabel 2.5 di atas, hanya 4 (empat) kecamatan yang memiliki

kepadatan penduduk di atas 50 jiwa per kilometer persegi. Kecamatan-

kecamatan tersebut adalah Kecamatan Tenggarong (179 jiwa per kilometer

persegi), Kecamatan Tenggarong Seberang (113 jiwa per kilometer persegi),

Kecamatan Loa Janan (79 jiwa per kilometer persegi), dan Kecamatan

Sanga-sanga (63 jiwa perkilometer persegi). Di samping itu, di Kabupaten

Kutai Kartanegara juga terdapat 4 (empat) kecamatan yang memiliki

kepadatan penduduk di bawah 10 jiwa per kilometer persegi. Kecamatan-

kecamatan tersebut adalah Kecamatan Tabang (1 jiwa per kilometer

persegi), Kecamatan Muara Wis (8 jiwa per kilometer persegi), Kecamatan

Page 19: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 31

Muara Kaman dan Kecamatan Kenohan (masing-masing 9 jiwa per kilometer

persegi). Distribusi keruangan kepadatan penduduk di Kabupaten Kutai

Kartanegara per desa/kelurahan dapat dilihat dalam Gambar 2.4, sedangkan

informasi dasar dari gambar tersebut dapat dilihat dalam Lampiran.

2.4.2. Sosial Ekonomi

Hasil pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara khususnya di

bidang sosial dan ekonomi pasca keruntuhan Orde Baru secara umum

menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Di bidang sosial, seperti

yang tampak dalam Tabel 2.6, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terus

mengalami peningkatan yang cukup signifikan selama tiga tahun terakhir,

yaitu mulai dari 67,8 pada tahun 2002 hingga mencapai 71,3 pada tahun

2005. Peningkatan IPM ini ditunjang kenaikan yang cukup signifikan dari

ketiga unsur pembentuk IPM, yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf,

dan pengeluaran perkapita riil. Angka harapan hidup merupakan cerminan

dari kondisi kesehatan masyarakat dan sanitasi lingkungan. Semakin tinggi

angka harapan hidup yang dicapai suatu masyarakat, semakin tinggi pula

derajat kesehatan masyarakat tersebut dan semakin baik sanitasi lingkungan

dimana masyarakat tersebut tinggal dan beraktivitas. Angka harapan hidup

masyarakat di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara mengalami terus

mengalami peningkatan dari 66,2 tahun pada tahun 2002 menjadi 67,5 tahun

pada tahun 2006. Hasil yang cukup menggembirakan juga dicapai dalam

peningkatan pendidikan masyarakat seperti yang terlihat dalam semakin

tingginya angka melek huruf dan jenjang pendidikan yang dicapai. Jika pada

tahun 2002 angka melek huruf dan lamanya tahun pendidikan baru

mencapai 95,7 persen dan 7,7 tahun, maka pada tahun 2005 angka tersebut

berubah menjadi 96,4 persen dan 8,3 tahun. Di samping itu hasil yang sama

juga diperoleh pengeluaran perkapita riil, yang mana menggambarkan

tingkat kesejahteraan masyarakat, yaitu 592.500 rupiah pada tahun 2002,

menjadi 620.800 rupiah.

Page 20: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 32

Tabel 2.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Kutai Kartanegara

NO KOMPONEN 2002 2004 2005

1 Angka Harapan Hidup (Tahun) 66,2 66,7 67,5

2 Angka Melek Hidup (Persen) 95,7 95,8 96,4

3 Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 7,7 8,1 8,3

4 Pengeluaran Perkapita Riil yang Disesuaikan (Ribuan) 592,5 619,2 620,8

5 IPM 67,8 70,4 71,3

6 Peringkat IPM Dalam Provinsi Kalimantan Timur 9 8 9

7 Peringkat IPM Secara Nasional 114 131 128

8 Reduksi Shortfall 2004-2005 2,81

9 Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) 126,05

Sumber: Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka, 2006

Hasil yang menggembirakan juga dicapai oleh pembangunan di

bidang ekonomi. Seperti yang tampak dalam Tabel 2.7 dan Tabel 2.8,

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kutai Kartanegara

mengalami peningkatan yang cukup signifikan selama periode 2002-2006

baik dengan atau tanpa minyak dan gas bumi. Jika pada tahun 2002 PDRB

Kabupaten Kutai Kartanegara baru mencapai 23 triliun rupiah lebih (dengan

migas) atau hampir 5 triliun rupiah (tanpa migas), maka pada tahun 2005

telah mencapai lebih dari 66 triliun rupiah (dengan migas) atau 14,5 triliun

rupiah, suatu peningkatan yang sangat fantastis (tiga kali lipatnya PDRB

tahun 2002).

Page 21: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 33

Tabel 2.7 PDRB dengan Minyak dan Gas Bumi Atas Dasar Harga Berlaku

(Dalam Juta Rupiah)

NO SEKTOR EKONOMI 2000 2005 2006*)

1 Pertanian (Agriculture) 1.930.664 3.176.916 3.832.148

2 Pertambangan dan Penggalian (Mining and Quarrying) 19.450.109 51.320.762 57.630.325

3 Industri Pengolahan (Manufacturing Industry) 445.377 785.246 869.192

4 Listrik, Gas dan Air Minum (Electricity, Gas and Water Supply) 11.852 22.318 28.293

5 Bangunan dan Konstruksi (Construction) 512.650 1.714.210 1.729.167

6 Perdagangan, Restoran dan Hotel (Trade, Restaurant and Hotel) 568.313 1.234.049 1.477.653

7 Pengangkutan dan Komunikasi (Transportation and Communication) 116.979 233.265 276.400

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (Financial, Dwelling and Business Service) 159.111 252.424 262.903

9 Jasa-Jasa (Services) 209.454 442.579 472.865

PDRB (Gross Domestic Regional Product) 23.404.509 59.181.769 66.578.947

Sumber: Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka, 2006

Tabel 2.8 PDRB tanpa Minyak dan Gas Bumi Atas Dasar Harga Berlaku

(Dalam Juta Rupiah)

NO SEKTOR EKONOMI 2000 2005 2006*)

1 Pertanian (Agriculture) 1.930.664 3.176.916 3.832.148

2 Pertambangan dan Penggalian (Mining and Quarrying) 805.677 3.749.098 5.578.663

3 Industri Pengolahan (Manufacturing Industry) 445.377 785.246 869.192

4 Listrik, Gas dan Air Minum (Electricity, Gas and Water Supply) 11.852 22.318 28.293

5 Bangunan dan Konstruksi (Construction) 512.650 1.714.210 1.729.167

6 Perdagangan, Restoran dan Hotel (Trade, Restaurant and Hotel) 568.313 1.234.049 1.477.653

7 Pengangkutan dan Komunikasi (Transportation and Communication) 116.979 233.265 276.400

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (Financial, Dwelling and Business Service) 159.111 252.424 262.903

9 Jasa-Jasa (Services) 209.454 442.579 472.865

PDRB (Gross Domestic Regional Product) 4.760.077 11.610.105 14.527.285

Sumber: Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka, 2006

Page 22: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 34

Namun demikian, peningkatan yang fantastis ini hanya ditopang oleh

dua sektor ekonomi saja yang sangat mendominasi struktur PDRB

Kabupaten Kutai Kartanegara, yaitu sektor pertambangan dan Penggalian

dan sektor Industri Pengolahan. Seperti yang tampak dalam Gambar 2.4 dan

Gambar 2.5, kedua sector ini menguasai 88 persen (dengan migas) atau 45

persen (tanpa migas) keseluruhan struktur PDRB. Ketergantungan terhadap

kedua sektor ini, khususnya minyak dan gas bumi, tentunya tidak baik untuk

perkembangan ekonomi daerah dalam jangka panjang. Oleh karena itu,

usaha-usaha untuk mengembangkan sektor-sektor ekonomi potensial

lainnya, terutama pertanian dan perdagangan, perlu mendapatkan perhatian

yang lebih serius mulai dari sekarang.

Sumber: Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka, 2006

Gambar 2.4 Persentase PDRB dengan Migas Atas Dasar Harga Berlaku

Page 23: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 35

Sumber: Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka, 2006

Gambar 2.5 Persentase PDRB tanpa Migas Atas Dasar Harga Berlaku

2.5. Penggunaan Lahan dan Pemanfaatan Ruang

Penggunaan lahan di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat

dikelompokkan kedalam 3 kelompok besar, yaitu penggunaan lahan untuk

perhutanan, rawa, pertanian dan non pertanian. Dari empat kelompok

penggunaan lahan untuk perhutanan, khususya hutan rakyat, hutan lebat,

hutan sejenis, hutan rawa dan hutan belukar, komposisi hutan belukar

mendominasi bentang lahan wilayah perhutanan. Penggunaan lahan

selanjutnya yang juga mendominasi adalah hutan lebat 1.024.535 hektar,

sedangkan penggunan lahan untuk hutan sejenis luasnya hanya 62.339

hektar. Dominasi penggunaan lahan hutan tersebut menunjukkan adanya

sistem penghijauan yang relatif baik.

Pola penggunaan lahan pertanian di wilayah Kabupaten Kutai

Kartanegara distribusinya relatif menyebar dan merata di semua kecamatan.

Penggunaan lahan pertanian ini terdiri dari sawah, pertanian lahan kering,

perkebunan dan kebun campuran. Penggunaan lahan pertanian jenis

pertanian lahan kering, sesuai dengan ketersediaan data menunjukkan

adanya dominasi yaitu seluas 104.007 hektar. Pada sisi lain lahan-lahan

pertanian produktif di wilayah Kutai Kartanegara relatif masih luas. Hal ini

Page 24: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 36

dapat dilihat dari keberadaan lahan sawah yang luasnya mencapai 53.987

hektar.

Pemanfaatan lahan untuk kegiatan non industri melliputi bangunan

permukiman, serta perkantoran, industri dan jasa. Dari data yang ada ketahui

bahwa penggunaan lahan untuk permukiman relatif terbatas. Dari total luas

lahan di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, penggunaan lahan untuk

perkantoran hanya seluas 15.669 hektar. Selanjutnya distribusi luasan

penggunaan lahan pada masing-masing kecamatan di daerah kajian dapat

dilihat pada Tabel 2.9 dan sebaran keruangannya dapat dilihat dalam

Gambar 2.6 di bawah ini.

Page 25: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

Tabel 2.9 Luas Penggunaan Lahan di Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara

No Kecamatan

Perkan- toran/ Perusa- haan

Sawah Permu-kiman

Perke-bunan

Pertanian Lahan Kering

Kebun Cam-puran

Hutan Lebat

Hutan Sejenis

Hutan Rawa

Hutan Belukar Semak Alang-

alang

Kolam/ Tambak/ Rawa

Lain-lain

Luas Wilayah

1 Samboja 25 5.684 694 137 1.110 2.399 10.999 0 0 17.020 30.634 15.848 400 84.256

2 Muarajawa 20 1.384 753 1.516 864 1.560 0 21.620 0 19.769 8.360 4.776 808 0 60.677

3 Sanga-sanga 15 718 266 9 1.137 1.369 0 0 0 8.158 5.651 6.017 0 0 23.074

4 Loajanan 23 1.717 880 1.253 5.147 3.483 48 0 0 21.054 29.575 1.240 0 0 63.540

5 Loakulu 75 4.432 1.436 8.905 6.094 3.560 48.094 0 0 31.472 31.728 3.094 0 1.680 139.134

6 Muaramuntai 3 140 688 72 1.296 520 48.940 0 0 33.525 2.516 1.664 0 3.496 92.172

7 Muarawis 3 150 250 512 456 1.323 21.815 0 23.200 41.009 21.797 13.800 0 16.500 140.565

8 Kotabangun 9 4.672 1.348 970 3.541 3.315 14.324 0 18.715 20.387 6.835 9.763 0 496 83.027

9 Tenggarong 40 2.322 2.270 1.316 1.392 3.622 0 0 0 14.587 11.788 3.516 0 470 39.053

10 Sebulu 56 13.571 1.221 316 10.871 2.536 5.432 0 0 32.370 16.950 1.973 0 654 84.729

11 Tenggarong Seberang 7 5.700 974 1.292 1.214 2.573 6.151 0 1.028 9.684 11.775 1.139 0 650 41.213

12 Anggana 25 6.055 1.012 865 37.365 3.260 0 22.503 0 14.903 8.175 1.400 4.087 30.000 128.638

13 Muarabadak 70 1.476 986 815 2.634 3.655 5.948 1.816 0 18.764 41.250 3.399 539 1.616 81.982

14 Marangkayu 25 2.766 561 796 2.670 5.368 597 0 0 57.849 22.521 3.167 0 462 96.221

15 Muarakaman 6 2.410 860 244 13.324 2.728 71.676 16.400 21.628 175.981 11.740 17.128 6.248 637 340.150

16 Kenohan 5 603 673 814 1.592 3.560 48.296 0 0 38.691 31.728 3.094 0 1.164 129.547

17 Kembangjanggut 12 116 415 16.400 2.500 443 95.682 0 0 40.103 36.400 0 0 319 191.975

18 Tabang 5 71 382 0 10.800 215 646.533 0 0 102.547 15.600 0 0 297 776.068

Jumlah 424 53.987 15.669 36.232 104.007 45.489 1.024.535 62.339 64.571 697.873 345.023 91.018 11.682 58.441 2.596.021

Page 26: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

Gambar 2.6 Peta Penggunaan Lahan di Kabupaten Kutai Kartanegara

Page 27: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 39

Di samping informasi bentuk, distribusi, dan luasan penggunaan

lahan, informasi lain yang cukup penting peranannya dalam penyusunan

Master Plan PJU adalah informasi mengenai bentuk, distribusi dan luasan,

serta perkembangan lahan terbangun di wilayah Kabupaten Kutai

Kartanegara. Berdasarkan data penggunaan lahan seperti dapat dilihat pada

Tabel 2.10, lahan terbangun di Wilayah Kutai Kartanegara mencapai

2.726.310 hektar yang meliputi permukiman (15.669 hektar), perkantoran,

perusahaan dan industri (424 hektar) serta lain-lain seluas 58.441 hektar

(termasuk jaringan jalan dan jalur hijau). Diantara jenis-jenis kawasan

terbangun tersebut, 0,6 persennya merupakan kawasan perumahan.

Trend perkembangan luasan kawasan terbangun terus meningkat dan

secara spasial mengikuti jalur jalan-jalan dan sungai, khususnya untuk

kawasan permukiman atau perumahan. Secara spasial, sebaran kawasan

terbangun di daerah kajian antara lain :

a) Kawasan Perkantoran, Perusahaan dan Industri

Kawasan perkantoran, perusahan dan industri di Kabupaten

Kutai Kartanegara dalam realitanya memiliki porsi relatif kecil

dibandingkan kawasan terbangun lainnya termasuk kawasan

permukiman. Dari total lahan terbangun di daerah penelitian, hanya

0,02 persen yang dimanfaatkan untuk bangunan perkantoran,

perusahaan dan industri. Apabila dibandingkan komposisi lahan untuk

bangunan perkantoran, perusahaan dan industri terlihat bahwa

Kecamatan Loa Kulu menempati posisi pertama dengan luas

pemanfaatan 75 hektar, dan terendah di Kecamatan Muara Muntai

dan Muara Wis yaitu sekitar 0,71 persen. Untuk kawasan perkantoran

umumnya didominasi oleh kompleks perkantoran pemerintah daerah.

Begitu juga dengan kawasan industri dan jasa umumnya didominasi

oleh kompleks industri dan perusahaan-perusahaan swasta.

b) Kawasan Permukiman

Kawasan permukiman tersebar di beberapa kecamatan dengan

luasan yang beragam. Luas penggunaan lahan permukiman atau

perumahan terluas adalah di Kecamatan Tenggarong 2.270 hektar,

Page 28: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 40

kemudian Kecamatan Loa Kulu 1.436 hektar dan terendah di

Kecamatan Muara Wis yang mencapai 250 hektar. Pada Tabel 2.10

terlihat komposisi lahan permukiman atau perumahan terhadap

kawasan terbangun pada masing-masing kecamatan tergolong tinggi.

Di Kecamatan Tenggarong misalnya, 5,5 persen merupakan lahan

yang dimanfaatkan untuk bangunan permukiman atau perumahan.

Begitu juga dengan di Kecamatan Muara Jawa, Sanga-sanga, Loa

Janan, Loa Kulu, Kota Bangun, Sebulu dan Muara Badak rata-rata

penggunaan lahan permukiman tidak lebih dari 2 persen.

c) Kawasan lain-lain (infrastuktur jalan dan jalur hijau)

Apabila dibandingkan dengan luas penggunaan lahan untuk

permukiman dan perumahan, penggunaan lahan terbangun (jenis lain-

lain) tergolong rendah. Di Kecamatan Loa Kulu, perbandingan lahan

terbangun antara perumahan/permukiman, perkantoran/industri dan

lain-lain adalah 45: 2,35: 25,62. Dominasi lahan terbangun dalam hal

ini perumahan/permukiman terhadap lahan terbangun lain-lain

(infrastruktur jalan dan jalur hijau) tidak hanya terjadi di Kecamatan

Loa Kulu saja tetapi juga dihampir semua kecamatan di wilayah

tengah Kabupaten Kutai Kartanegara yang diteliti. Di Kecamatan

Tenggarong lahan terbangun lain-lain jauh lebih sempit dibandingkan

lahan permukiman/perumahan (81 persen : 16,91 persen). Sedangkan

perbandingan yang tidak terlalu menonjol dapat dijumpai di

Kecamatan Tenggarong Seberang dan Muara Kaman, dimana rata-

rata lahan terbangun untuk permukiman dengan lahan terbangun

lainnya relatif seimbang. Dengan mengetahui posisi (luas dan

komposisi ) perumahan dan permukiman terhadap lahan terbangun

seperti telah diuraikan di atas, dimana terlihat adanya dominasi lahan

permukiman dan perumahan dibandingkan lahan terbangun lainnya.

Page 29: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

Tabel 2.10 Lahan Terbangun

Permukiman Perkantoran, perusahaan, industri Lain-lain

No Kecamatan Luas

penggunaan lahan

terbangun

Komposisi terhadap kawasan

terbangun

Komposisi terhadap

luas wilayah

Luas penggunaa

n lahan terbangun

Komposisi terhadap kawasan

terbangun

Komposisi terhadap

luas wilayah

Luas penggunaa

n lahan terbangun

Komposisi terhadap kawasan

terbangun

Komposisi terhadap

luas wilayah

1 Samboja 694 4,43 0,7 25 5,90 0,02 0 0,00 0,00 2 Muarajawa 753 4,81 1,0 20 4,72 0,03 0 0,00 0,00 3 Sanga-sanga 266 1,70 1,1 15 3,54 0,06 0 0,00 0,00 4 Loajanan 880 5,62 1,4 23 5,42 0,04 0 0,00 0,00 5 Loakulu 1.436 9,16 1,0 75 17,69 0,05 1.680 2,87 1,20 6 Muaramuntai 688 4,39 0,7 3 0,71 0,00 3.496 5,98 3,76 7 Muarawis 250 1,60 0,2 3 0,71 0,00 16.500 28,23 11,72 8 Kotabangun 1.348 8,60 1,2 9 2,12 0,01 496 0,85 0,43 9 Tenggarong 2.270 14,49 5,5 40 9,43 0,10 470 0,80 1,14

10 Sebulu 1.221 7,79 1,4 56 13,21 0,07 654 1,12 0,76 11 Tenggarong Seberang 974 6,22 2,2 7 1,65 0,02 650 1,11 1,49 12 Anggana 1.012 6,46 0,6 25 5,90 0,01 30.000 51,33 16,68 13 Muarabadak 986 6,29 1,0 70 16,51 0,07 1.616 2,77 1,72 14 Marangkayu 561 3,58 0,5 25 5,90 0,02 462 0,79 0,40 15 Muarakaman 860 5,49 0,3 6 1,42 0,00 637 1,09 0,19 16 Kenohan 673 4,30 0,5 5 1,18 0,00 1.164 1,99 0,89 17 Kembangjanggut 415 2,65 0,2 12 2,83 0,01 319 0,55 0,17 18 Tabang 382 2,44 0,0 5 1,18 0,00 297 0,51 0,04

Jumlah 15.669 100,00 0,6 424 100,00 0,02 58.441 100,00 2,14

Page 30: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

Gambar 2.7 Peta Persentase (%) Lahan Terbangun Kabupaten Kutai Kartanegara

Page 31: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 43

Berdasarkan Kepmenkimpraswil Nomor : 327/KPTS/M/2002 tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten,

pengertian dari rencana pola pemanfaatan ruang adalah rencana yang

menggambarkan letak, ukuran dan fungsi dari kegiatan-kegiatan lindung dan

budidaya. Substansi dari rencana pola pemanfaatan ruang meliputi batas-batas

kegiatan sosial, ekonomi, budaya dan kawasan-kawasan lainnya (kawasan

lindung dan kawasan budidaya). Tujuan pengembangan rencana pola

pemanfaatan ruang adalah :

1. Pemanfaatan ruang harus memperhatikan daya dukung lingkungan.

2. Tersedianya lahan yang dapat menampung perkembangan penduduk dan

tenaga kerja.

3. Terciptanya sinkronisasi antara rencana pola pemanfaatan ruang dan

rencana struktur tata ruang yang dikembangkan.

4. Memperhatikan kesesuaian lahan dan kondisi eksisting.

5. Mewujudkan aspirasi masyarakat.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka rencana pola pemanfaatan

ruang Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2017 dikembangkan dengan

proporsi untuk kawasan lindung sebesar 855.226,60 Ha (28,67%) dan kawasan

budidaya sebesar 2.128.261,18 Ha (71,33%). Dengan proporsi kawasan lindung

yang kurang dari 30 persen, sudah selayaknya rencana pola pemanfaatan

ruang Kabupaten Kutai Kartanegara ini ditinjau kembali. Hal ini sangat penting

untuk diperhatikan, oleh karena undang-undang penataan ruang yang baru,

yaitu Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

mensyaratkan bahwa proporsi kawasan lindung sekurang-kurangnya 30 persen

dari luas wilayah kabupaten atau propinsi. Secara lebih lengkap, rencana pola

pemanfaatan ruang Kabupaten Kutai Kartanegara pada Tahun 2017 dapat

dilihat dalam Tabel 2.11.

Page 32: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 44

Tabel 2.11 Pola Pemanfaatan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara

No Pemanfaatan Ruang Total (%)

A. Kawasan Lindung 0.00 0 1 Hutan Lindung 305902.96 10.25 2 Cagar Alam 16908.91 0.57 3 Taman Nasional Kutai 37303.56 1.25 4 Taman Hutan Raya 56729.77 1.90 5 Hutan Wisata Suaka Alam 0.00 0.00 6 Hutan Pendidikan 25139.45 0.84 7 Kawasan Perlindungan Setempat 0.00 0.00 � Sempadan Sungai 335123.72 11.23 � Sempadan Danau 18130.83 0.61 � Sempadan Pantai 55807.08 1.87 8 Kawasan Pantai Berhutan Bakau 4180.32 0.14 Total Kawasan Lindung 855226.60 28.67

B. Kawasan Budidaya 1 Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) � Hutan Produksi Tetap 157209.28 5.27 � Hutan Produksi Terbatas 832882.82 27.92 � Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi 179643.86 6.02 Total Kawasan Budidaya Kehutanan 1169736 39.21 2 Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK) � Pertanian 5397.45 0.18 � Perkebunan 899335.17 30.14 � Pertambangan 0 0.00 � Permukiman 11655.02 0.39 � Perikanan 42137.58 1.41 Total Kawasan Budidaya Non Kehutanan 958525.22 32.13 Total Kawasan Budidaya 1169735.96 39.21

Total Pemanfaatan Ruang 2983487.78 100.00 Sumber : RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara

Page 33: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 45

2.6. Fasilitas Pelayanan Umum Wilayah

2.6.1. Fasilitas Pendidikan Salah satu sarana prasana sosial yang perlu diperhatikan dalam rencana

pembangunan adalah fasilitas pendidikan. Di daerah kajian telah tersedia

fasilitas pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga menengah atas secara

cukup. Saat ini jumlah fasilitas pendidikan dasar yang ada tercatat sebanyak

446 unit, SLTP sebanyak 75 unit dan SMU sebanyak 47 unit (lihat Tabel 2.12).

Analisa terhadap ketersediaan fasilitas pendidikan tingkat dasar

menempatkan Kecamatan Tenggarong sebagai wilayah yang memiliki

ketersediaan cukup tinggi, yaitu terdapat 42 unit. Padahal idealnya hanya

dibutuhkan sekitar 11 unit. Begitu juga dengan fasilitas pendidikan di tingkat

dasar dan menengah, jumlah ketersediaannya mengungguli daerah-daerah

lainnya, yakni masing-masing 75 dan 47 unit. Hal ini dapat dimaklumi karena

Tenggarong selain berfungsi sebagai ibukota kabupaten juga mempunyai

populasi penduduk paling besar dibandingkan kecamatan lainnya.

Data yang tersaji pada tabel 2.12 juga memperlihatkan terdapat

beberapa wilayah yang memiliki satu unit fasilitas pendidikan di tingkat

menengah. Wilayah tersebut adalah Kecamatan Sanga-Sanga, Loa Kulu, Muara

Muntai, Muara Wis, Anggana, dan Kenohan. Rendahnya ketersediaan fasilitas

pendidikan di wilayah tersebut disebabkan karena jumlah populasi penduduk

tergolong sedikit dan dinggap belum memenuhi standart minimum untuk

didirikannya fasilitas pendidikan (population treshold).

Page 34: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

Tabel 2.12 Jumlah Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara

SD (1/6400) SLTP (1/12000) SMU (1/28000) No

Kecamatan

Jumlah Penduduk

Jml

Fasilitas Jml Ideal Keterangan Jml

Fasilitas Jml Ideal Keterangan Jml

Fasilitas Jml Ideal Keterangan

1 Samboja 44170 41 7 Cukup 5 4 Cukup 5 2 Cukup 2 Muara Jawa 24519 21 4 Cukup 3 2 Cukup 2 1 Cukup 3 Sanga-Sanga 14667 16 2 Cukup 2 1 Cukup 1 1 Cukup 4 Loa Janan 51209 29 8 Cukup 5 4 Cukup 2 2 Cukup 5 Loa Kulu 38745 29 6 Cukup 7 3 Cukup 1 1 Cukup 6 Muara Muntai 17674 17 3 Cukup 4 1 Cukup 1 1 Cukup 7 Muara Wis 8396 11 1 Cukup 1 1 Cukup 1 0 Cukup 8 Kota Bangun 28001 36 4 Cukup 6 2 Cukup 2 1 Cukup 9 Tenggarong 71270 42 11 Cukup 9 6 Cukup 7 3 Cukup 10 Sebulu 33797 26 5 Cukup 4 3 Cukup 6 1 Cukup 11 Tenggarong Seberang 49393 30 8 Cukup 9 4 Cukup 3 2 Cukup 12 Anggana 27607 22 4 Cukup 1 2 Kurang 1 1 Cukup 13 Muara Badak 36190 23 6 Cukup 7 3 Cukup 3 1 Cukup 14 Marang Kayu 22117 24 3 Cukup 2 2 Cukup 4 1 Cukup 15 Muara Kaman 32043 32 5 Cukup 4 3 Cukup 3 1 Cukup 16 Kenohan 11884 14 2 Cukup 1 1 Cukup 1 0 Cukup 17 Kembang Janggut 20451 19 3 Cukup 3 2 Cukup 2 1 Cukup 18 Tabang 10100 14 2 Cukup 2 1 Cukup 2 0 Cukup

542233 446 85 Cukup 75 45 Cukup 47 19 Cukup

Page 35: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 47

2.6.2. Fasilitas Kesehatan

Kondisi kesehatan di wilayah kajian dapat dilihat dari ketersediaan sarana

prasarana yang ada. Sejauh ini sarana kesehatan di wilayah Kutai Kartanegara sudah

merata, dimana dalam pelayanan kesehatan dasar telah tersedia 2 unit rumah sakit, 27

unit puskesmas induk dan 127 PUSTU (puskesmas pembantu) (lihat Tabel 2.13) .

Layanan kesehatan berupa rumah sakit sejauh ini hanya terdapat di Kecamatan

Samboja dan Tenggarong, masing-masing satu unit. Meskipun sarana kesehatan

rumah sakit tidak dapat dijumpai di seluruh wilayah kecamatan namun masyarakat

tetap dapat mengakses layanan kesehatan dengan baik, karena umumnya masing-

masing kecamatan dilengkapi dengan fasilitas kesehatan dasar berupa puskesmas dan

pustu. Di beberapa kecamatan bahkan tersedia puskesmas lebih dari satu, yaitu

seperti di Samboja, Loa Janan, Kota Bangun, Tenggarong, Sebulu, Tenggarong

Seberang dan Kecamatan Tabang. Secara rinci jumlah ketersediaan fasilitas kesehatan

pada masing-masing kecamatan di Kutai Kartanegara disajikan pada Tabel 2.13.

2.6.3. Fasilitas Peribadatan

Dalam rencana pengembangan pembangunan perumahan dan permukiman,

sarana lingkungan yang penting selain fasilitas pendidikan dan kesehatan adalah

fasilitas peribadatan. Fasilitas peribadatan yang terdapat di Kabupaten Kutai

Kartanegara terdiri dari masjid, gereja katolik, gereja protestan, dan pure. Secara umum

ketersediaan fasilitas peribadatan di Kabupaten Kutai Kartanegara sudah cukup

merata, dimana dalam pelayanan kegiatan peribadatan telah tersedia 445 unit masjid,

27 unit geraja katolik, 86 unit gereja protestan dan 4 unit pure, sehingga secara

keseluruhan telah tersedia 563 unit sarana peribadatan (lihat tabel 2.14). Dengan

melihat tingginya jumlah ketersediaan fasilitas ibadah berupa masjid, dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan pemeluk

agama islam. Sedangkan pemeluk agama lainnya seperti kristen, hindu atau budha

hanya sebagian kecil saja.

Page 36: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 48

Tabel 2.13 Jumlah Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara

No Kecamatan RS PUSKESMAS PUSTU

1 Samboja 1 2 15

2 Muara Jawa - 1 7 3 Sanga-Sanga - 1 5 4 Loa Janan - 3 4 5 Loa Kulu - 1 8 6 Muara Muntai - 1 7 7 Muara Wis - 1 3 8 Kota Bangun - 2 7 9 Tenggarong 1 3 9 10 Sebulu - 2 9 11 Tenggarong Seberang - 2 12 12 Anggana - 1 7 13 Muara Badak - 1 4 14 Marang Kayu - 1 7 15 Muara Kaman - 1 9 16 Kenohan - 1 6 17 Kembang Janggut - 1 6 18 Tabang - 2 2

2 27 127 Sumber: BPS Kabupaten Kutai Kartanegara, 2007

2.6.4. Jaringan Jalan

A. Panjang Jalan menurut Jenis Permukaannya

Kabupaten Kutai Kartanegara yang memiliki kondisi geografis dengan ketinggian

rata-rata 5 hingga 100 meter sedikit banyak mempengaruhi dalam perencanaan jalan.

Kondisi geometrik Jaringan Jalan Kabupaten Kutai Kartanegara banyak dijumpai

tikungan/belokan. Demikian juga dengan kelandaiannya, akan banyak dijumpai

tanjakan maupun penurunan. Pada tingkat jalan di bawahnya seperti Jalan Kecamatan,

Jalan Desa dan Jalan di suatu Kawasan Permukiman/Perumahan hal yang sama juga

akan dijumpai. Disamping masalah geometrik, hal lain yang perlu mendapat perhatian

adalah perkerasannya. Sampai saat ini upaya pemerintah untuk menormalisasi jalan

yang berkaitan dengan perbaikan geometrik dan perkerasannya, baru sebatas pada

sebagian ruas Jalan Propinsi dan Kabupaten. Walaupun kondisi geometrik suatu jalan

Page 37: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 49

merupakan salah satu parameter ketertarikan untuk menghuni suatu kawasan, namun

hal tersebut bisa diminimalisasi dengan cara meningkatkan sarana dan prasarana serta

fasilitas yang lain.

Tabel 2.14 Jumlah Ketersediaan Fasilitas Ibadah Kabupaten Kutai Kartanegara

No Kecamatan Mesjid Gereja

Katolik Gereja

Protestan Pure Wihara Jumlah

1 Samboja 56 3 12 - - 71

2 Muara Jawa 21 - 2 - - 23

3 Sanga-Sanga 8 1 1 - - 10

4 Loa Janan 34 2 4 - - 40

5 Loa Kulu 38 - 5 - - 43

6 Muara Muntai 13 2 2 - - 17

7 Muara Wis 8 - - - - 8

8 Kota Bangun 30 2 2 - - 34

9 Tenggarong 30 2 9 1 - 42

10 Sebulu 25 1 1 - - 27

11 Tenggarong Seberang 35 3 8 3 - 49

12 Anggana 24 1 2 - - 27

13 Muara Badak 35 1 7 - - 43

14 Marang Kayu 34 1 6 - - 41

15 Muara Kaman 32 1 1 - - 34

16 Kenohan 7 - 3 - - 10

17 Kembang Janggut 12 - 6 - - 18

18 Tabang 4 7 15 - - 26

Total 445 27 86 4 - 563

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara, 2003

Dalam Perencanaan Pengembangan suatu wilayah, kondisi jalan yang banyak

tikungan dan tanjakan, bukanlah suatu permasalahan yang mengakibatkan terhentinya

proses pengembangan tersebut, sebab hal mendasar yang harus diperhatikan terletak

pada ada tidaknya suatu ruas jalan yang bisa menjangkau suatu wilayah permukiman.

Sehingga, sebelum dibangun suatu wilayah permukiman terlebih dahulu harus

disediakan prasarana jalan. Kondisi jaringan jalan di wilayah Kabupaten Kutai

Kartanegara berdasarkan jenis permukaan jalan dibedakan menjadi jalan aspal, kerikil,

tanah dan jenis lainnya. Jalan aspal panjangnya 370,76 km, jalan kerikil dan tanah

Page 38: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 50

panjangnya masing-masing 403,42 dan 440,52 km, sedangkan jenis jalan lainnya

panjangnya 99,61 km. Dengan melihat kondisi jalan tersebut dapat diketahui bahwa

kualitas jalan di sebagian besar wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara perlu

ditingkatkan, terutama dalam kaitannya dengan penyusunan rencana pengembangan

pembangunan perumahan dan permukiman. Namun demikian, kondisi tersebut dapat

dimaklumi karena transportasi utama di wilayah kajian sebagian besar didominasi oleh

transportasi air. Selanjutnya untuk dapat mengetahui panjang jalan pada masing-

masing kecamatan berdasarkan jenis permukaan jalannya dapat dilihat pada tabel 2.15.

B. Panjang Jalan menurut Kondisi Jalan

Jalan merupakan faktor kunci yang menstimulasi akses ke berbagai pusat

kegiatan. Oleh karena itu eksistensi jalan di Kutai Kartanegara sangat penting dalam

rencana pembangunan penerangan jalan umum. Panjang jaringan jalan yang terdapat

di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah ± 1.499,47 Km. 279,92 km diantaranya

tergolong baik kondisinya, sedangkan yang berada dalam kondisi rusak panjangnya

mencapai 614,3 km dan 115,24 km rusak berat (Tabel 2..16). Dalam kaitannya dengan

penyusunan rencana pembangunan PJU daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, perlu

diperhatikan aksesibilitas di wilayah Kecamatan Tenggarong, Tenggarong Seberang,

Muara Kaman, dan Kecamatan Sebulu mengingat kondisi jalan yang terkategori rusak

dan sangat rusak relatif panjang. Pada sisi lain, upaya pengembangan dan peremajaan

kondisi jalan di Kecamatan marang kayu, Loa Kulu, Sanga-Sanga, Kenohan, Anggana,

dan Kecamatan Muara Badak harus terus dilakukan karena sebagian besar kondisi

jalan di daerah tersebut tergolong cukup baik.

Tabel 2.15

Panjang Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan Jalan dan Kecamatan (Km)

No Kecamatan Aspal Kerikil Tanah Lainnya Jumlah

1 Samboja 30,51 26,41 14,6 6,35 77,87

2 Muara Jawa 4,79 4,83 0 2,11 11,73

3 Sanga-Sanga 22,17 4,95 3,04 5,16 35,32

4 Loa Janan 12,83 5,57 2,02 0,17 20,59

5 Loa Kulu 55,38 35,86 4,6 8,33 104,17

6 Muara Muntai - 20,39 16,9 11,48 48,77

Page 39: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 51

No Kecamatan Aspal Kerikil Tanah Lainnya Jumlah

7 Muara Wis - 7,11 39,35 - 46,46

8 Kota Bangun 16,26 26,46 2,04 41,84 86,6

9 Tenggarong 94,9 12,84 57,03 16,01 180,78

10 Sebulu 20,91 66,75 58,04 2,24 147,94

11 Tenggarong Seberang 48,24 15,94 14,1 43,54 121,82

12 Anggana 6,53 7,64 25,43 5,07 44,67

13 Muara Badak 13,63 16,93 2,32 47,47 80,35

14 Marang Kayu 27,34 34,3 49,62 19,16 130,42

15 Muara Kaman 17,27 36,02 64,28 10,34 127,91

16 Kenohan 40,16 26,45 29,94 96,55

17 Kembang Janggut 41,26 39,5 30,59 111,35

18 Tabang 21,2 78,8 100

Jumlah 370,76 403,42 440,52 358,6 1573,3

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara, 2003

Tabel 2.16 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Kondisi Jalan dan Kecamatan (Km)

No Kecamatan Baik Sedang Rusak Rusak Berat Jumlah

1 Samboja 22,14 24,64 21,28 9,81 77,87

2 Muara Jawa 6,9 4,83 - - 11,73

3 Sanga- Sanga 3,27 16,06 15,99 - 35,32

4 Loa Janan 2,02 18,57 - - 20,59

5 Loa Kulu 11,66 46,21 42,55 3,75 104,17

6 Muara Muntai - 7,5 41,27 - 48,77

7 Muara Wis - 18,85 19,45 8,16 46,46

8 Kota Bangun - 20,49 50,69 2,88 74,06

9 Tenggarong 40,61 46,23 65,05 28,89 180,78

10 Sebulu 1,24 46,88 80,12 19,7 147,94

11 Tenggarong Seberang 20,38 33,16 58,96 9,32 121,82

12 Anggana 6,01 11,55 25,67 1,44 44,67

13 Muara Badak 29,63 42,01 8,71 0 80,35

14 Marang Kayu 15,48 46,5 68,44 0 130,42

15 Muara Kaman 10,34 43,55 62,16 11,86 127,91

16 Kenohan 37,55 9,1 7,02 19,43 73,1

17 Kembang Janggut 12,78 33,5 44,66 - 90,94

18 Tabang 59,91 20,38 2,28 - 82,57

Jumlah 279,92 490,01 614,3 115,24 1499,47

Sumber : Dinas Bina Mirga Kabupaten Kutai Kartanegara, Tahun 2001.

Page 40: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 52

2.6.5. Fasilitas Penerangan (Listrik) Pelayanan kebutuhan listrik penduduk di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara

dilayani oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang didistribusi ke 18 (Delapan Belas)

Wilayah Kecamatan. Pada umumnya pemakaian listrik di daerah ini adalah untuk

keperluan rumah tangga, usaha, industri serta umum. Dari proporsinya yang dominan

untuk rumah tangga sebesar 25.626.691 Watt dari jumlah tenaga listrik sebesar

40.680.594 Watt (Lihat Tabel 2.17). Tabel 2.17

Banyaknya Satuan Sambungan Menurut Jenis Pelanggang dan Ranting

Banyaknya Satuan Sambungan Listrik (SS) No.

Ranting Rumah

Tangga Usaha Industri Umum Jumlah

1 ULD Dondang - - - - -

2 ULD Handil BCD - - - - -

3 ULD Sanga-Sanga - - - - -

4 ULD Muara Badak - - - - -

5 ULD Muara Pantuan - - - - -

6 Ranting Tenggarong 14.604 888 10 276 15.778

7 ULD Senoni 818 5 - 1 824

8 ULD Muara Kaman 1.275 6 1 17 1.299

9 ULD Sebulu 3.829 44 1 21 3.895

10 Sub Ranting Sebuntal 1.261 25 - 7 1.293

11 ULD Peranghat 426 28 - 2 456

12 Ranting Kota Bangun 2.917 190 1 32 3.14

13 Sub Ranting Genting Tanah 590 2 - 5 597

14 Sub Ranting Ritan Baru 216 1 - 3 220

15 Sub Ranting Muara Muntai 987 51 1 14 1.058

16 ULD Muara Siran 147 1 - 2 150

17 ULD Semayan 143 21 - 2 172

18 ULD Kahalan 238 7 - 4 249

19 ULD Tabang 306 1 - 8 317

20 ULD Jantur 539 8 - 3 550

21 ULD Muara Aloh 123 13 - 6 136

Jumlah 28.421 1.297 14 397 30.129

Sumber : RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara, 2001

Page 41: Masterplan PJU Bab 2 Gambaran Umum Wilayah

BAB II Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kabupaten Kutai Kartanegara 2008 53

2.6.6. Fasilitas Telekomunikasi Sejalan dengan perkembangan wilayah Kutai Kartanegara yang terus meningkat,

manfaat pelayanan jasa telepon semakin besar dirasakan oleh masyarakat, baik untuk keperluan usaha ataupun keperluan rumah tangga. Pelayanan prasarana telekomunikasi di Kabupaten Kutai Kartanegara ditangani oleh Kantor Cabang Telekomunikasi (Kancatel) Samarinda. Pelayanan jasa Telekomunikasi ini belum merata ke setiap wilayah kecamatan, mengingat masih terbatasnya jaringan telekomunikasi yang ada. Pelayanan jaringan telekomunikasi hingga saat ini baru meliputi beberapa wilayah kecamatan saja. Manifestasi dari semakin dibutuhkannya pelayanan jenis prasarana ini, dapat diperlihatkan kondisi sarana telekomunikasi yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara seperti diperlihatkan dalam tabel 2.18. Untuk sarana telekomunikasi berupa wartel (warung telepon) telah tersedia sebanyak 73 unit yang tersebar di Kecamatan Tenggarong 65, Tenggarong Seberang dan Kota Bangun masing-masing satu unit. Sementara jenis telepon umum koin dan calling card di daerah peneltian belum tersedia secara memadai.

Tabel 2.18 Jumlah dan Pelanggan Telepon di Kabupaten Kutai Kartanegara

No Kecamatan Wartel Telepon Umum Koin Calling Card

1 Samboja - - -

2 Muara Jawa - - -

3 Sanga-Sanga - - -

4 Loa Janan - - -

5 Loa Kulu 1 - -

6 Muara Muntai 1 - -

7 Muara Wis - - -

8 Kota Bangun 2 - -

9 Tenggarong 65 - -

10 Sebulu 1 - -

11 Tenggarong Seberang 2 - -

12 Anggana - - -

13 Muara Badak - - -

14 Marang Kayu - - -

15 Muara Kaman - - -

16 Kenohan - - -

17 Kembang Janggut - - -

18 Tabang 1 - -

Jumlah 73 0 0 Sumber : BPS, 2007