MANAJEMEN DAN ORGANISASI
-
Upload
novita-mariama-medea -
Category
Documents
-
view
17 -
download
0
description
Transcript of MANAJEMEN DAN ORGANISASI
manajemen dan organisasi
PENGERTIAN DAN PERANAN MANAJEMEN
1. Pengertian Organisasi
Apakah arti organisasi? organisasi dapat diartikan sebagai kumpulan beberapa
orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi dalam
bentuk apapun akan selalu ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Organisasi merupakan
unsur yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat dengan beberapa alasan, seperti
organisasi digunakan untuk mendapatkan sesuatu yang tidak mungkin dapat kita lakukan
sendirian, dengan bekerja sama individu-individu dapat menyelesaikan tugas-tugas yang
apabila dikerjkan seorang diri tidak akan tercapai, organisasi dapat menyediakan
pengetahuan yang berkesinambungan serta dapat menjadi sumber karier yang penting.
Selayaknya sebuah organisasi seharusnya menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
anggota organisasi maupun masyarakat sehingga organisasi mampu mempertahankan
kelangsungan hidup mereka. Secara umum organisasi dibedakan atas dua bentuk,
pertama organisasi dengan orientasi laba seperti perusahaan yang menyediakan produk
barang atau jasa (baik perusahaan besar maupun kecil) kemudian organisasi nirlaba atau
yang tidak berorientasi laba seperti yayasan, musium, rumah sakit milik pemerintah,
sekolah, perkumpulan sosial dan lain-lain.
Apapun bentuk organisasi itu diperlukan usaha-usaha untuk mengelola kegiatan dan
orang-orang maupun unsur lainnya yang ada didalam organisasi agar tercapai tujuan
dengan lebih baik.
2. Pengertian Manajemen
Semua bentuk organisasi dimana orang-orang bekerja bersama mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, membutuhkan manajemen. Manajemen diperlukan organisasi agar
usaha pencapaian tujuan menjadi lebih mudah.
Secara spesifik ada tiga alasan utama dibutuhkannya manajemen dalam
organisasi, yaitu:
1. Mencapai tujuan, manajemen mempermudah pencapaian tujuan organisasi
dan pribadi.
2. Menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan,
manajemen menyeimbangkan tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan yang saling
bertentangan di antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi
(stakeholders) seperti pemilik, karyawan, konsumen, pemasok dan lain-lain.
3. Mencapai efisiensi dan efektifitas, efisiensi dan efektifitas merupakan ukuran
prestasi organisasi.
Menurut Peter Drucker efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doing
thing right) dan efektifitas adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right thing).
Efisiensi merupakan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan benar, berkaitan
dengan biaya-biaya yang ditimbulkan dalam melakukan aktivitas. Mengukur biaya dari
sumber daya yang diperlukan dalam rangka mencapai suatu tujuan. Sedangkan efektivitas
merupakan kemampuan memilih alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, berkaitan dengan melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan dan
merupakan ukuran tentang pencapaian suatu tugas atau tujuan. Sejauh mana tugas atau
tujuan telah dicapai.
Yang dimaksud dengan Efisiensi adalah menyelesaikan pekerjaan dengan usaha,
biaya, atau pemborosan yang minimum. Jadi efisiensi adalah kemampuan untuk
melakukan pekerjaan dengan benar. Sedangkan Efektivitas adalah penyelesaian tugas-
tugas yang membantu pencapaian sasaran organisasi atau bisa juga dikatakan efektivitas
adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat/melakukan pekerjaan yang benar.
Sebagai ilustrasi kita ambil contoh misalnya belakangan ini banyak manajer gagal
memantau salah satu hasil usaha yang sangat penting, yaitu efisiensi. Sebagai contoh
Kantor Pos Pusat di Jakarta untuk mencari paket kiriman yang hilang dari Jakarta ke
Surabaya melakukan 5 panggilan telpon dari divisi yang terpisah ke kantor pos Surabaya.
Hal ini jelas kurang efisien. Jalan keluar yang terbaik adalah divisi pengiriman paket
menelpon langsung siapa kurir yang bertugas mengirimkan paket tersebut ke Surabaya.
Akan tetapi efisiensi saja tidaklah cukup untuk memastikan keberhasilan. Oleh karena itu,
selain peduli dengan efisiensi, para manajer juga harus berusaha untuk mencapai hasil
yang efektif. Selama bertahun-tahun perusahaan Chrysler Motor mengalami penurunan
penjualan, pangsa pasar dan keuntungannya, walaupun mobil-mobil yang dibuatnya sudah
sangat efisien. Kemudian perusahaan tersebut melakukan inovasi baru dengan
memproduksi mobil rancangan pemenang lomba yang telah dirancang ulang, sehingga
menarik minat pembeli. Setelah itu Chrysler Motor mulai memperoleh kembali pangsa
pasar dan keuntungannya. Ini menunjukkan bahwa Chrysler Motor berusaha untuk
efektivitas, yaitu menyelesaikan tugas-tugas yang dapat menolong pencapaian sasaran
organisasi.
Kerja merupakan kegiatan yang menghasilkan nilai bagi orang lain maupun diri sendiri.
Bekerja dengan baik sehingga mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dan
diri sendiri mengarahkan organisasi terhadap kebutuhan manajemen.
Apakah Manajemen itu ?
Begitu luasnya pengertian manajemen sehingga tidak ada definisi yang secara konsisten
digunakan oleh semua orang. Dalam hal ini dua definisi manajemen dikemukan sebagi
berikut :
1. Mary Parker Follet, manajemen merupakan seni (art) dalam meyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain.
2. James AF Stoner, manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha anggota organisasi
dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
3. Luther Gullick, manajemen suatu ilmu (science).
4. James H. Donnelly Jr.; James L. Gibson; dan Jhon M. Ivancevich,
manajemen adalah proses dari seseorang atau beberapa individu untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan dari orang lain untuk memperoleh hasil yang
tidak dapat dilakukan seorang individu saja.
5. Karthryn M. Bartol dan David C. Marten, manajemen adalah proses untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan-kegiatan dari
empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing),
memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling).
6. Chuck Williams (2001), manajemen adalah menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Jadi seorang manajer bukanlah mengerjakan semua pekerjaan sendiri.
Dia bekerja melalui orang-orang yang memiliki kemampuan-kemampuan teknis di
lapangan, tanpa mengerjakan teknisnya (walaupun bukan berarti seorang manajer
tidak memiliki kemampuan teknis).
7. Murti Sumarni-John Soeprihanto (1995), manajemen merupakan suatu
proses yang terdiri atas kegiatan-kegiatan mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain. Pemanfaatan
sumber daya-sumber daya lain dalam perusahaan meliputi sumber daya bahan
baku produksi, sumber keuangan, mesin-mesin, dan cara yang digunakan dalam
pemanfaatan yang efisien dan efektif.
Berdasarkan uraian tersebut manajemen dapat diartikan sebagai bekerja dengan
orang-orang dengan memanfaatkan sumber daya-sumber daya organisasi untuk
menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan melalui pelaksanaan atau
proses fungsi-fungsi POLC (Planning, OrganizingLeading, Controlling).
Apakah Manajer itu ?
Manajer adalah orang yang bertanggung jawab atas hasil kerja orang-orang yang ada di
dalam organisasi. Manajer sebagai perencana, pengorganisasi, pemimpin dan pengendali
pelaksanaan aktivitas sehari-hari organisasi.
Stoner menyatakan bahwa manajer adalah :
1. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain.
2. Manajer bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan.
3. Manajer menyelaraskan tujuan yang saling bertentangan dan menentukan
prioritas.
4. Manajer harus berpikir secara analitis dan konseptual.
5. Manajer adalah mediator.
6. Manajer adalah politikus.
7. Manajer adalah diplomat.
8. Manajer adalah symbol.
9. Manajer harus mampu mengambil keputusan yang sulit.
“Seorang manajer yang efektif adalah seorang manajer yang mampu membuat suatu
pekerjaan terselesaikan dan menjaga tingkat kepuasan yang tinggi di tempat kerja.”
Pengamatan menunjukkan bahwa manajer yang melaksanakan fungsi manajemen
dengan baik adalah seorang manajer yang lebih berhasil. Makin banyak waktu yang
digunakan oleh seorang manajer untuk merencana, semakin besar keuntungan yang
diperoleh perusahaan mereka, karena fungsi perencanaan memegang peranan penting
dalam keseluruhan fungsi manajemen.
Tingkatan dan Tipe-tipe Manajer
Jenis manajer dalam organisasi dapat diklasifikasikan berdasarkan dua bentuk,
yang pertama Manajer berdasarkan tingkatan manajemen dalam organisasi dan kedua
berdasarkan lingkup kegiatan organisasi yang berada di bawah tanggungjawabnya.
Berdasarkan tingkatan manajemen organisasi, manajer terdiri dari manajer puncak (top
manager), manajer menengah (middle manager), manajer bawah (lower manager atau
first-line manager), dan pemimpin kelompok (group leader).
Top manager efektif adalah seorang pemikir strategis yang berorientasi ke depan
yang membuat banyak keputusan dalam kondisi yang tidak pasti dan penuh persaingan.
Manajer puncak ( chief executive officer, chief operational officer, direktur utama, presiden
direktur, vice-president, president) terdiri dari kelompok yang relatif kecil ,
bertanggungjawab atas keseluruhan manajemen organisasi. Menetapkan kebijakan
operasional dan membimbing proses interaksi dengan lingkungan organisasi. Top
manager bertanggung jawab untuk menciptakan kondisi penting untuk perubahan,
membantu karyawan untuk bertanggung jawab kepada perusahaan, bertanggung jawab
untuk menciptakan budaya posistif organisasi melalui bahasa dan tindakan dan
bertanggung jawab mengamati lingkungan usahanya.
Middle manager efektif adalah seorang yang mampu mengembangkan dan
menerapkan rencana kerja yang sesuai dengan tujuan dari tingkatan yang lebih tinggi,
berorientasi pada kelompok dan bekerja sama serta mengkoordinasi kegiatan antar unit
dalam organisasi serta mampu menerapkan perubahan atau strategi yang diciptakan oleh
manajer puncak. Manajer menengah (kepala, manajer divisi, manajer cabang, manajer
pabrik, dekan).
First-Line Manager efektif adalah seseorang yang mampu mengelola kinerja satu
unit kerja yang dapat menyelesaikan tugas dan tanggungjawab jangka pendek yang
sesuai dengan rencana middle dan top manager. Manajer lini pertama (supervisor atau
pemimpin kelompok).
Pemimpin Kelompok adalah jenis pekerjaan manajemen yang relatif baru yang
dikembangkan semenjak perusahaan beralih kepada kelompok yang mandiri. Pemimpin
kelompok mengarahkan pekerjaan perorangan dan membantu aktivitas kelompok ke arah
pencapaian sasaran. Pemimpin kelompok juga membantu kinerja kelompok, mengelola
hubungan luar dan hubungan dalam kelompok.
Berdasarkan lingkup kegiatan organisasi yang berada di bawah tanggung jawabnya,
manajer terdiri dari manajer fungsional dan manajer umum.
Manajer fungsional yaitu manajer yang bertanggung jawab atas satu bidang kegiatan
tertentu seperti keuangan, pemasaran, produksi, personalia, akuntansi atau penjualan.
Manajer umum membawahi semua kegiatan suatu unit seperti sebuah cabang,
perusahaan terpisah atau bagian operasional terpisah yang memiliki bagian produksi,
pemasaran,dan keuangan sendiri.
Fungsi Manajemen
Empat fungsi manajemen sebagai tugas utama yang harus dilaksanakan seorang manajer
dalam mengelola organisasi untuk mencapai tujuan atau yang dikenal sebagai proses
manajemen adalah sebagai berikut :
Perencanaan (planning).
Proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta langkah-langkah yang harus
diambil untuk mencapainya, meliputi penetapan sasaran, merumuskan tujuan,
menetapkan strategi, membuat strategi, dan mengembang-kan subrencana untuk
mengkoordinasikan kegiatan.
Pengorganisasian (organizing).
Proses pemberian tugas, pengalokasian sumber daya serta pengaturan kegiatan secara
terkoordinir kepada setiap individu dan kelompok untuk menerapkan rencana yang telah
dibuat., meliputi penetapan dimana keputusan akan dibuat, siapa yang akan
melaksanakan tugas dan pekerjaan, serta siapa yang akan bekerja untuk siapa.
Memimpin (leading)
Proses menumbuhkan semangat pada karyawan agar bekerja dengan baik dan
membimbing mereka untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai rencana dalam rangka
mencapai tujuan, memberi inspirasi dan motivasi kepada karyawan untuk berusaha keras
mencapai sasaran organisasi.
Pengendalian (controlling).
Proses mengukur kinerja, membandingkan antara hasil sesungguhnya dengan rencana
yang telah dibuat serta mengambil tindakan koreksi yan diperlukan.
Belakangan ini para manajer mengubah cara mereka melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen. Perubahan ini diwujudkan dalam perbedaan antara manajemen “lama” dan
manajemen “baru”. Manajer gaya lama menganggap diri mereka sebagai boss, sedangkan
manajer gaya baru menganggap diri mereka sebagai sponsor, pemimpin kelompok atau
konsultan internal. Beberapa perbedaan lainnya adalah manajer gaya lama mengambil
keputusannya sendiri, dan manajer gaya baru mendengarkan masukan dari orang lain
dalam pengambilan keputusan. Akibatnya manajer gaya lama bekerja lebih lama
sedangkan manajer gaya baru bekerja lebih mengutamakan hasil.
Perubahan-perubahan dalam manajemen tersebut tidak membuat fungsi manajemen
klasik menjadi kuno, sehingga fungsi manajemen gabungan antara manajemen gaya baru
dan gaya lama adalah sebagai berikut:
Membuat sesuatu terjadi (making things happen)
Menghadapi persaingan (meeting the competition)
Mengorganisir orang, proyek, dan proses (organizing people, project, &
process)
Memimpin (leading)
Fungsi-fungsi tersebut tidak menggantikan fungsi yang lama, tetapi dibangun di
atasnya. Pertama, ‘membuat sesuatu terjadi’ merupakan gabungan dari fungsi
merencanakan (planning) dan mengendalikan (controlling). Untuk ‘membuat sesuatu
terjadi’, kita harus merencanakan bagaimana mencapai sasaran yang kita inginkan,
mengelola informasi, dan mengendalikan kinerja serta melakukan tindakan koreksi jika
terjadi penyimpangan. Kedua, ‘menghadapi persaingan’ mencerminkan pentingnya
adaptasi dan pembaharuan agar tetap bersaing di tengah pasar global yang terus
berkembang seperti saat ini. Ketiga, tanpa mempertimbangkan dalam ‘mengorganisir
orang, proyek, dan proses’ maka perubahan yang berskala besar tidak akan berhasil (tidak
dapat membuat sesuatu terjadi). Terakhir, ‘memimpin’ dengan memperhatikan
kesejahteraan karyawannya, merayakan keberhasilan sebuah kontrak baru bersama
karyawan, dan sangat memperhatikan keinginan dan aspirasi karyawan merupakan suatu
gaya memimpin yang menyenangkan hati karyawan. Pada akhirnya karyawan termotivasi
dan membuat suatu produktivitas yang tinggi sebagai bukti kesetiaan dan dukungannya.
Peranan Manajer Dalam Organisasi
Dalam melaksanakan tugas sehari-hari seorang manajer memegang beberapa
peranan untuk mencapai tujuan organisasi. Tiga peranan utama manajer menyangkut
sebagai berikut :
1). Peran interpersonal, yaitu peranan seorang manajer dalam berinteraksi dengan
berbagai pihak yang akan membantu berhasilnya pelaksanaan tugas, baik pihak
dalam perusahaan maupun pihak luar perusahaan.
a. Peranan figure bapak (Figurehead)
Simbol pemimpin perusahaan; diperlukan untuk menjalankan sejumlah kewajiban
rutin yang bersifat legal dan social, contoh : memberi ucapan selamat datang
kepada para pengunjung, penandatanganan surat resmi,dst.
b. Peranan Pimpinan (Leader)
Bertanggung jawab untuk memotivasi dan mengaktifkan bawahan; mengisi posisi
kosong (staffing), melatih, dan tugas-tugas terkait, contoh : melakukan hampir
seluruh kegiatan yang melibatkan bawahan.
c. Peranan Penghubung (Liaison)
Memelihara suatu jaringan kontak luar yang mendukung dan juga penghubung
pihak dalam, contoh : membalas surat-surat, melakukan kerja dewan urusan luar,
yang melibatkan puhak-pihak luar.
2) Peran informasional, yaitu peranan seorang manajer dalam pemberian,
penerimaan dan penganalisaan informasi, menyangkut pengawas, penyebar
informasi dan juru bicara.
a. Memantau (Monitor)
Manajer selalu aktif mencari informasi yang dapat bermanfaat untuk organisasi,
contoh membaca terbitan-terbitan periodik dan laporan-laporan, memelihara kontak
pribadi.
b. Penyebar (Disseminator)
Manajer mendistribusikan informasi yang diperolehnya kepada pihak lain, khususnya
kepada bawahannya agar bawahan mampu mengerjakan tugasnya dengan baik,
contoh : Mengadakan pertemuan-pertemuan untuk maksud informasi; menelpon
untuk meneruskan informasi.
c. Jurubicara (Spokesman)
Manajer sebagai wakil organisasi dalam menyampaikan informasi ke pihak luar,
contoh : menyelenggarakan rapat dewan, memberikan informasi ke media.
3). Peran pengambil keputusan, yaitu peranan seorang manajer dalam
memanfaatkan informasi untuk membuat keputusan dalam memecahkan masalah
atau melihat kesempatan yang ada.
a. Kewirausahaan (Entrepreunership)
Manajer mengambil keputusan-keputusan penting seperti peluncuran produk baru,
penggabungan usaha dll, contoh : rapat strategis dan tinjauan ulang yang
melibatkan prakarsa atau rancangan proyek perbaikan.
b. Pengendali gangguan (Disturbance Handler)
Manajer diharapkan bisa menyelesaikan gangguan-gangguan yang mungkin
muncul, contoh : mengorganisasikan strategi dan sesi kaji-ulang yang melibatkan
gangguan dan kritis.
c. Pengalokasi sumberdaya (Resource Allocator)
Manajer harus mengalokasikan sumberdaya yang terbatas agar tujuan organisasi
dapat dicapai dengan efisien, contoh : penjadwalan, permintaan otoritas,
menyelenggarakan kegiatan apapun yang melibatkan anggaran dan program kerja
bawahan.
d. Perunding (Negotiator)
Manajer melakukan negosiasi dengan pihak-pihak yang berkaitan, contoh :
berperan serta dalam perundingan kontrak serikat pekerja.
Keterampilan Manajerial
Keterampilan atau skill merupakan kemampuan untuk menterjemahkan
pengetahuan ke dalam praktek sehingga tercapai hasil kerja yang diinginkan. Berbagai
fungsi dan kegiatan manajerial yang diperlukan dalam mengelola organisasi membutuhkan
banyak keterampilan. Keterampilan yang paling penting adalah keterampilan yang
memungkinkan manajer bisa membantu orang lain menjadi lebih produktif di tempat kerja.
Robert L. Katz menggolongkan keterampilan manajer menjadi tiga kategori sebagai berikut
:
1). Keterampilan Kemanusiaan (Human Skill)
Keterampilan kemanusiaan atau yang lebih terkenal dengan keterampilan
berkomunikasi antar manusia (interpersonal skills) adalah keterampilan yang seringkali
diabaikan oleh para manajer, terutama bagi para manajer yang baru naik jenjangnya
dalam organisasi. Keterampilan kemanusiaan ini sangat diperlukan untuk menjaga
hubungan baik dengan atasan langsung maupun dengan bawahan. Dengan
komunikasi yang persuasive akan membuat bawahan merasa dihargai dan mereka
akan bekerja lebih baik dan bersikap lebih terbuka kepada atasannya. Keterampilan
berkomunikasi ini diperlukan baik pada tingkatan manajemen atas, menengah,
maupun bawah.
2). Keterampilan Teknis (Technical Skills)
Keterampilan ini merupakan bekal bagi para manajer pada tingkat yang lebih rendah.
Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan
tertentu misalnya memperbaiki mesin, membuat kursi, membuat jadwal kerja dan
keterampilan teknis lainnya.
3). Keterampilan Konseptual (Conceptual Skill)
Kemampuan untuk merinci permasalahan menjadi beberapa bagian yang lebih spesifik
sehingga dapat dilihat kaitan antara masing-masing bagian tersebut, serta mengetahui
dampak dari setiap permasalahan bagi orang lain.
Sebagai tambahan, keterampilan yang harus pula dimiliki oleh para manajer adalah
sebagai berikut :
4) Keterampilan Motivasi (Motivation Skill)
Kemampuan untuk memberikan dorongan kepada orang lain, agar mereka dapat
melakukan sesuatu sesuai dengan yang diperintahkan tanpa mereka rasakan secara
langsung, karena telah diberikan suatu motivasi atau dorongan berupa rangsangan-
rangsangan untuk menggairahkan dan menyemangati melakukan pekerjaan.
5. Keterampilan Teknologi Informasi
Keterampilan yang dalam hal ini penguasaan mengolah informasi melalui teknologi
seperti keterampilan mengoperasikan komputer.
Kecakapan manajerial adalah suatu keterampilan atau karakteristik personal yang
membantu tercapainya kinerja yang tinggi dalam tugas manajemen. Beberapa kompetensi
personal yang diperlukan bagi keberhasilan manajerial sebagai berikut :
1. Leadership, kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar melaksanakan
suatu tugas.
2. Self objectivity, kemampuan untuk menilai diri sendiri secara realistis.
3. Analiytic thinking, kemampuan untuk menginterpretasikan dan menyampaikan
segala macam bentuk informasi.
4. Behavioral flexibility, menyesuaikan perilaku dalam mencapai tujuan.
5. Oral Communication, kemampuan mengemukakan pendapat secara jelas
dalam berbicara.
6. Written Communication, kemampuan mengungkapkan pendapat dengan baik
secara tertulis.
7. Personal Impact, menumbuhkan kesan baik dan kepercayaan bagi orang.
8. Resistances to stress, kemampuan untuk dapat bekerja dalam keadaan
tertekan.
9. Tolerance for uncertainty, kemampuan untuk bekerja dalam situasi yang tidak
menentu.
Selayang PandangUntuk tetap bertahan menghadapi dinamika keadaan, sebuah organisasi harus dapat dengan tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan dapat dicapai dengan adanya perubahan. Namun yang perlu diingat adalah, perubahan itu tidak selalu baik, artinya perubahan juga bisa menghancurkan. Oleh karena itu, untuk menghindari perubahan yang bersifat menghancurkan dan mendapatkan sebuah perubahan yang menuju perbaikan, maka dibutuhkan sebuah metode analisa kondisi sebuah organisasi sehingga didapatkan data analisis valid yang dapat dimanfaatkan untuk merencanakan sebuah
pengembangan organisasi. Metode tersebut adalah metode analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat).
Perubahan yang baik adalah perubahan yang terjadi dengan teratur. Jika proses perubahan yang teratur dirangkum, maka akan muncul sebuah skema sebagai berikut:
Dari skema tersebut tampak bahwa analisa SWOT memang dibutuhkan dalam sebuah proses pengambilan keputusan dalam menangani berbagai permasalahan maupun dalam pengembangan organisasi. SWOT pertama kali dikenalkan oleh Albert Humphrey pada tahun 1960-1970an di Universitas Stanford yang kini metode ini menyebar luas dan digunakan dalam organisasi-organisasi diseluruh belahan dunia. Penggunaan SWOT tidak terbatas pada organisasi mahasiswa saja, namun juga mulai dari analisa diri sendiri, pengadaan sebuah kegiatan, bahkan sampai perusahaan yang berorientasi laba bisa menggunakan metode ini.
Dalam sebuah organisasi kemahasiswaan, SWOT bermanfaat mulai dari menganalisa struktur organisasi sampai menilai kelayakan sebuah program kerja. Misalnya, saat ketua organisasi ingin menentukan apakah diperlukan sebuah departemen atau divisi dalam organisasinya, dia bisa melakukan SWOT. Begitu juga dalam menetapkan program kerja, arah dan kebijakannya juga ditentukan oleh analisa SWOT sehingga dalam menentukan target kedepannya memiliki dasar yang kuat dan berbasis kebutuhan yang bermanfaat bagi banyak pihak.
All About SWOTAnalisis SWOT adalah sebuah metode prosedur analisis kondisi yang mengklarifikasi kondisi objek dalam empat kategori Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Faktor Pendukung) and Threat (Faktor Penghambat/Ancaman). Dalam pembagiannya SWOT dibagi 2 bidang, yaitu faktor internal atau eksternal.
1. Faktor Internal (Strength dan Weakness)Faktor internal terdiri dari strength dan weakness yaitu faktor yang BERASAL DARI DALAM OBJEK ITU SENDIRI. Jika objeknya adalah sebuah organisasi
katakan BEM, maka faktor internalnya meliputi bagaimana kualitas SDM didalam BEM, bagaimana dengan manajemen keuangan di dalam BEM dan lain-lain.Dari sini kita sepakati OBJEK yang kita bahas adalah Organisasi.
a. Strength (Kekuatan)Strenghth adalah sebuah faktor pendorong dan kekuatan yang berasal dari dalam organisasi, dimana kekuatan disini meliputi semua komponen-komponen organisasi baik sumber daya maupun kemampuan yang dapat dioptimalkan sehingga bermakna positif untuk pengembangan organisasi ataupun pelaksanaan sebuah program kerja (proker). Misalnya, kepemimpinan yang efektif, keadaan keuangan yang kuat, SDM yang berkualitas, proker unggulan dan lain-lain.
b. Weakness (Kelemahan)Weakness adalah suatu faktor kekuatan “yang seharusnya dimiliki oleh organisasi” namun tidak ada, yang akhirnya menjadi kelemahan dalam organisasi tersebut. Maka weakness berarti kekurangan-kekurangan yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri. Misalnya, kualitas SDM yang rendah, kuantitas SDM yang kurang, keterbatasan dana dan lain-lain.
2. Faktor Eksternal (Opportunity dan Threat)Faktor eksternal terdiri dari opportunity dan threat yaitu faktor yang BERASAL DARI LUAR OBJEK. Jika objeknya adalah sebuah organisasi katakan BEM, maka faktor eksternalnya meliputi bagaimana dengan dukungan dekanat dan mahasiswa dan lain-lain.Dari sini kita sepakati OBJEK yang kita bahas adalah Organisasi.
a. Opportunity (Faktor Pendukung)Opportunity merupakan faktor-faktor pendukung dalam pengembangan maupun stabilitas organisasi maupun pelaksanaan proker. Faktor pendukung ini merupakan faktor yang berasal dari luar organisasi, bukan dari dalam organisasi. Misalnya dukungan dari pemerintah, perkembangan teknologi dan lain-lain.
b. Threat (Faktor Penghambat/Ancaman)Threat merupakan faktor-faktor penghambat atau hal-hal yang dapat mengancam perkembangan maupun stabilitas organisasi atau pelaksanaan proker, atau bahkan dapat mengancam keberadaan organisasi atau proker. Faktor ini juga berasal dari luar organisasi, bukan dari dalam organisasi. Misalnya, kebijakan pemerintah yang merugikan, hilangnya sumber dana dan lain-lain.
3. Tahap-tahap analisis SWOTSetelah mengetahui apa itu SWOT, maka yang selanjutnya dilakukan adalah memahami bagaimana tahap-tahap melakukan analisis SWOT. Kita sepakati lagi, objek yang kita bahas adalah organisasi. Secara formal tahap-tahap yang dilakukan dalam analisis SWOT adalah:
1. Ketua organisasi melibatkan kepala divisi/departemen maupun seluruh staff organisasi untuk melakukan SWOT
2. Melakukan sharing pandangan umum masing-masingDisini dapat digali informasi sebanyak mungkin dari informan-informan yang ada dan juga bisa ditambah dengan poin-poin tambahan dari sudut pandang pribadi terhadap sebuah organisasi. Hasilnya akan terkumpul banyak pernyataan yang terdiri dari hal-hal positif maupun negatif.
3.Maka hal yang selanjutnya dilakukan adalah memisahkan informasi yang merupakan hal positif atau negatif
5. Analisa Kekuatan dalam Matriks SWOT
Setelah setiap faktor telah masuk dalam matriks SWOT, maka hal yang dilakukan selanjutnya adalah pembobotan / penilaian / penetapan skala untuk masing-masing kekuatan. Hal ini berguna dalam penetapan skala prioritas pemecahan masalah. Jangan lpa bahwa pembobotan dibuat setelah kita yakin bahwa setiap elemen organisasi telah kita masukkan ke dalam tabel identifikasi.
Pembobotan dapat dilakukan dengan pendekatan skala Likert. Skala ini digologkan menjadi 2 kelas utama, yaitu kelas Pendukung dan Penghambat, yang sebenarnya memiliki prinsip yang sama.
a. Skala Likert terhadap Faktor Pendukung:
· 5 : menyatakan dampak sangat kuat mendukung
· 4 : menyatakan dampak kuat mendukung
· 3 : menyatakan dampak cukup kuat mendukung
· 2 : menyatakan dampak kurang kuat mendukung
· 1 : menyatakan dampak sangat kurang kuat mendukung
b. Skala Likert terhadap Faktor Penghambat:
· 5 : menyatakan dampak sangat kuat menghambat
· 4 : menyatakan dampak kuat menghambat
· 3 : menyatakan dampak cukup kuat menghambat
· 2 : menyatakan dampak kurang kuat menghambat
· 1 : menyatakan dampak sangat kurang kuat menghambat
6. Penghitungan Akhir dan Penetapan Kondisi
a. Interpretasi Daya Dorong
· 100 % - 75% : Kondusif
· 74,9% - 50% : Subkondusif
· 49,9% - 25% : Sub Kritis
· 24,9% - 0% : Kritis
b. Interpretasi Daya Hambat
· 100 % - 75% : Kritis
· 74,9% - 50% : Sub kritis
· 49,9% - 25% : Sub kondusif
· 24,9% - 0% : Kondusif
7. Setelah mengetahui kondisi organisasi kita, maka diharapkan kita dapat lebih mudah membuat kebijakan untuk menangani permasalahan yang ada ataupun melakukan pengembangan organisasi kita. Karena akan muncul prioritas-prioritas mana yang perlu dirubah dan mana yang tidak, mana yang harus disegerakan dan mana yang bisa ditunda. Dan yang perlu diingat, analisis SWOT bukanlah pemecahan masalah, SWOT hanyalah suatu bentuk metode analisis teoritis sebagai rangkaian langkah pemecahan suatu masalah.