Lampiran 1:Struktur Organisasi Sekolah STRUKTUR ORGANISASI ...
ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)
-
Upload
smanda-karanganyar -
Category
Documents
-
view
266 -
download
3
description
Transcript of ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)
ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)
Asih Andriyati M, Rustomo Widodo Muktiono, Khotim Nurma Indah
Program Studi Teknologi Pendidikan PPs UNS
asihanakrembang @yahoo.com
I. Pendahuluan
Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan
potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas-tugas
kehidupan sebagai manuasia, baik secara individual maupun sebagai anggota
masyarakat. Kegiatan untuk mengembangkan potensi itu harus dilakukan secara
berencana, terarah dan sistematik guna mencapai tujuan tertentu.
Pengorganisasian suatu sekolah tergantung pada beberapa aspek antara lain: jenis,
tingkat dan sifat sekolah yang bersangkutan. Dalam struktur organisasi terlihat
hubungan dan mekanisme kerja antara kepala sekolah, guru, murid dan pegawai
tata usaha sekolah serta pihak lain di luar sekolah.
Peranan utama kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi
(organizational leader) adalah mengerahkan seluruh staf sekolah untuk bekerja
sama sebagai sebuah tim dalam rangka melaksanakan program pertumbuhan dan
peningkatan bagi seluruh siswa agar secara akademik berhasil. Sehubungan
dengan itu, tantangan utama kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi adalah
bagaimana dia dapat memadukan antara kepentingan organisasi sekolah dan
berbagai potensi, minat dan bakat para anggotanya sebagai asset demi kemajuan
sekolah. Oleh sebab itu, maka dibutuhkanlah suatu manajemen untuk
mendayagunakan semua sumberdaya guna mencapai tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien.
II. Organisasi
Chesther Barnard (dalam Luthans 2006:109), mendefinisikan organisasi
sebagai sistem dari dua manusia atau lebih yang terkoordinasi secara sadar. Dari
definisi tersebut, jelas bahwa sistem dan manusia mendapat tekanan utama.
1
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana
orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang,
material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
(id.wikipedia.org.).
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek
seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan
eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang
dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh
masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan
sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya. Orang-
orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus
menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup, akan
tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam
keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang
dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.
A. Partisipasi dalam Organisasi
Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua
struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung
kepada organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinteraksi secara efektif
setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan.
Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti
keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan
mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok
yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam
usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang
bersangkutan.
2
B. Unsur-unsur Partisipasi
Menurut Keith Davis dalam id.wikipedia.org. ada tiga unsur penting dalam
partisipasi, yaitu:
1. Partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan
mental dan perasaan lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan
secara jasmaniah.
2. Kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan
kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang kesukarelaan untuk
membantu kelompok.
3. Tanggung jawab yang merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi
anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of
belongingness”.
C. Komitmen Organisasi
Definisi dari komitmen organisasi adalah:
1. Keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu.
2. Keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi.
3. Keyakinan tertentu dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi (Luthans,
2006:249).
Cut Zurnali (2010) dalam id.wikipedia.org. mendefinisikan masing-masing
dimensi komitmen organisasional tersebut sebagai berikut:
1. Komitmen afektif (affective commitment) adalah perasaaan cinta pada
organisasi yang memunculkan kemauan untuk tetap tinggal dan membina
hubungan sosial serta menghargai nilai hubungan dengan organisasi
dikarenakan telah menjadi anggota organisasi.
2. Komitmen kontinyu (continuance commitment) adalah perasaan berat
untuk meninggalkan organisasi dikarenakan kebutuhan untuk bertahan
dengan pertimbangan biaya apabila meninggalkan organisasi dan
penghargaan yang berkenaan dengan partisipasi di dalam organisasi.
3. Komitmen normatif (normative commitment) adalah perasaan yang
mengharuskan untuk bertahan dalam organisasi dikarenakan kewajiban
3
dan tanggung jawab terhadap organisasi yang didasari atas pertimbangan
norma, nilai dan keyakinan karyawan.
D. Bentuk-bentuk organisasi
1. Organisasi Politik
2. Organisasi Sosial
3. Organisasi Mahasiswa
4. Organisasi Olahraga
5. Organisasi Sekolah
6. Organisasi Negara
7. Organisasi Pemuda
Organisasi Sekolah
Organisasi sekolah adalah sistem yang bergerak dan berperan dalam
merumuskan tujuan pendewasaan manusia sebagai mahluk sosial agar mampu
berinteraksi dengan lingkungan. Dengan begitu disana kita bisa belajar
bagaimana cara menyikapi diri kita ketika berhadapan dengan suatu masalah
sehingga kita bisa menyelesaikannya. Dengan pendewasaan maka kita dapat
menyikapi masalah kita dengan baik dan kita juga mampu berinteraksi sebagai
mana peran kita didalam suatu lingkungan.
1. Struktur Organisasi Sekolah
Struktur organisasi sekolah adalah struktur yang mendasari keputusan para
Pembina atau Pendiri sekolah untuk mengawali suatu proses perencanaan
sekolah yang strategis. Berikut bagan struktur organisasi sekolah.
4
Gambar 1. Struktur Organisasi Sekolah
2. Wewenang dan Tanggung Jawab Organisasi Sekolah
Wewenang ( Authority ) merupakan syaraf yang berfungsi sebagai
penggerak dari pada kegiatan-kegiatan. Disamping itu wewenang juga
tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan
kepemimpinan. Wewenang dapat diartikan sebagai hak untuk memerintah
orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat
tercapai.
Tanggung jawab dan akuntabilitas tanggung jawab (responsibility)
yaitu kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan
5
Kepala Sekolah Komite SekolahKomite Sekolah
Koordinator TU
WakasekSarana/Prasarana
WakasekKesiswaan
WakasekKurikulum
WakasekHumas
Wali KelasGuru Mapel
Koordinator BK
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
menerima wewenang dari atasannya. Akuntability yaitu permintaan
pertanggung jawaban atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan
kepadanya. Yang penting untuk diperhatikan bahwa wewenang yang
diberikan harus sama dengan besarnya tanggung jawab yang akan diberikan
dan diberikan kebebasan dalam menentukan keputusan-keputusan yang akan
diambil.
Berikut ini adalah pembagian wewenang dan tanggung jawab dalam
organisasi sekolah:
1. Kepala sekolah
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain :
a. Menjaga terlaksananya dan ketercapaian program kerja sekolah.
b. Menjabarkan, melaksanakan dan mengembangkan Pembelajaran
Kurikulum/Program.
c. Mengembangkan SDM.
d. Melakukan pengawasan dan supervisi tenaga pendidik dan
kependidikan.
e. Melakukan hubungan kerjasama dengan pihak luar.
f. Merencanakan, mengelola dan mempertanggung jawabkan keuangan.
g. Mengangkat dan menetapkan personal struktur organisasi.
h. Menetapkan Program Kerja Sekolah.
i. Mengesahkan perubahan kebijakan mutu organisasi.
j. Melegalisasi dokumen organisasi.
k. Memutuskan mutasi siswa.
l. Mengusulkan promosi dan mutasi pendidik dan tenaga kependidikan.
m. Menerbitkan dokumen yang dikeluarkan sekolah.
n. Memberi pembinaan warga sekolah.
o. Memberi penghargaan dan sanksi.
p. Memberi penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan.
2. Komite sekolah
Wewenang dan tangung jawab, antara lain:
a. Memberikan masukan terhadap kebijakan mutu pendidikan.
6
b. Mengawasi kebijakan sekolah.
3. Kepala Tata usaha
Wewenang dan tanggung jawab tata usaha, antara lain :
a. Menyusun dan melaksanakan program tata usaha sekolah.
b. Menyusun dan melaksanakan kegiatan keuangan sekolah.
c. Mengurus administrasi kepegawaian.
d. Mengurus administrasi kesiswaan.
e. Menyusun administrasi perlengkapan sekolah.
f. Menyusun dan menyajikan data statistik sekolah.
g. Menyusun administrasi lainnya.
h. Melaporkan semua tugas dan tanggung jawabnya kepada kepala
sekolah secara berkala.
4. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:
a. Menyusun program kerja bidang Kurikulum/Program.
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengembangan
Kurikulum/Program.
c. Memantau pelaksanaan Pembelajaran.
d. Menyelenggarakan rapat koordinasi Kurikulum.
e. Mengkoordinasikan pengelolaan perpustakaan.
f. Mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
g. Menyusun kalender pendidikan dan jadwal pembelajaran.
h. Melaporkan hasil pelaksanaan Pembelajaran.
i. Mengusulkan tugas mengajar pada masing-masing guru.
j. Menghitung dan melaporkan jam mengajar guru.
k. Merencanakan kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan.
l. Memeriksa, menyetujui rencana pembelajaran tiap program
Pembelajaran.
m. Memverifikasi Kurikulum.
n. Merencanakan dan melaksanakan bimbingan belajar dan try out kelas 3.
5. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
7
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:
a. Mengkoordinasikan PSB ( Penerimaan Siswa Baru ).
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan Masa Orientasi peserta didik (MOS).
c. Mengkoordinasikan pemilihan kepengurusan dan diklat OSIS.
d. Mengkoordinasikan penjaringan dan pendistribusian semua bentuk
beasiswa.
e. Mengkoordinasikan pelaksanaan 4 K (ketertiban, kedisiplinan,
keamanan, dan kekeluargaan).
f. Membina program kegiatan OSIS.
g. Memeriksa dan menyetujui rencana kerja pengurus OSIS.
h. Melakukan tindakan terhadap siswa terkait pelanggaran tata tertib
siswa.
i. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan lomba.
j. Mengkoordinasikan ekstrakurikuler.
k. Mengkoordinasikan peringatan hari-hari besar.
6. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:
a. Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana.
b. Mengkoordinasikan pendayagunaan sarana dan prasrana.
c. Menyusun laporan pelaksanaan bidang sarana dan prasarana secara
berkala.
d. Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana.
e. Mengkoordinasikan pendayagunaan sarana dan prasrana.
f. Menyusun laporan pelaksanaan bidang sarana dan prasarana secara
berkala.
7. Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas
a. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua /
wali siswa.
b. Membina hubungan sekolah dengan Komite Sekolah.
8
c. Membina pengembangan hubungan antar sekolah dengan lembaga-
lembaga pemerintah, dunia usaha - dunia industri, dan lembaga sosial
lainnya.
d. Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala.
e. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua /
wali siswa.
f. Membina hubungan sekolah dengan Komite Sekolah.
g. Membina pengembangan hubungan antar sekolah dengan lembaga
pemerintah dan lembaga sosial lainnya serta dunia usaha - dunia
industry.
h. Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala
8. Koordinator BK
Peran Guru Pembimbing menurut PP No. 74 Tahun 2008 Guru bimbingan
dan konseling/konselor memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dalam
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik.
Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor terkait dengan
pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah.
Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor yaitu membantu peserta
didik dalam:
a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami, menilai bakat dan minat.
b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang
harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.
c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk
mengikuti pendidikan sekolah/madrasah secara mandiri.
9
d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan
mengambil keputusan karir.
9. Guru
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:
a. Mengetahui tugas pokoknya sendiri yaitu memberikan pelajaran sesuai
dengan bidang studi
b. Mengevaluasi hasil pekerjaannya.
c. Mewakili kepala sekolah dan orang tua siswa di kelas.
d. Mengetahui tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dan memeriksa
hasil tugas itu untuk dinilai.
e. Memperhatikan kelakuan dan kerajinan siswa sebagai bahan laporan
kepada kepala sekolah, wali kelas, dan guru BP.
f. Memecahkan masalah-masalah pelajaran yang dihadapi siswa untuk
memberikan bimbingan pelajaran kepada siswa yang cerdas, siswa yang
kurang cerdas, dan siswa yang membandel.
g. Memperhatikan hasil ulangan UAN, dan mengisi daftar nilai siswa.
h. Melaporkan kepada kepala sekolah tentang hasil kerjanya.
10. Siswa
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:
a. Menuntut ilmu sebaik-baiknya
b. Mempertanggung jawabkan hasil pembelajarannya
c. Mematuhi peraturan yang sudah di tetapkan oleh pihak sekolah
3. Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Menyusun Organisasi
Sekolah
a. Tingkat Sekolah
Berdasarkan tingkatnya sekolah yang ada di Indonesia dapat
dibedakan atas Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), Perguruan Tinggi.
10
Keadaan fisik dan perkembangan jiwa anak jelas berbeda antara
anak tingkat yang satu dengan tingka berikutnya. Contohnya : di sekolah
dasar biasanya tidak ada seksi bimbingan penyuluhan (Guidance and
Conseling) sebab masalah ini merupakan tugas rangkapan dari kepala
sekolah, dan hingga saat ini yang memegang adalah pemerintah dan
Depdikbud tidak atau belum mengangkat seorang pembimbing khusus
bagi sekolah dasar.
Lain halnya dengan sekolah lanjutan, biasanya tersedia satu orang
tenaga konselor atau pembimbing dengan tugas pokoknya sebagai
pembimbing. Karena itu biasanya di sekolah lanjutan dalan struktur
organisasinya kita dapati seksi GC (Guidance and Conseling/ seksi
bimbingan penyuluhan). Masih banyak bidang-bidang lain yang ditangani
secara khusus pada sekolah lanjutan tetapi tidak demikian pada sekolah
dasar, misalnya masalah Organisasi Intara Sekolah (OSIS), penggarapan
majalah dinding, dan pengelolaan perpustakaan sekolah.
b. Jenis Sekolah
Berdasarkan jenis sekolah, kita membedakan ada sekolah umum
dan sekolah kejuruan. Sekolah umum adalah sekolah-sekolah yang
program pendidikannya bersifat umum dan bertujuan untuk melajutkan
studi ketingkat yang lebih tinggi lagi. Sedangkan yang dimaksud sekolah
kejuruan adalah sekolah-sekolah yang pendidikannya mengarah kepada
pemberian bekal kecakapan atau keterampilan khusus setelah selesai
studinya, anak didik dapat langsung memasuki dunia kerja dalam
masyrakat.
Perbedaan struktur organisasi ini mungkin dapat digambarkan
antara lain sebagai berikut :
Pada sekolah kejuruan terdapat petugas (koordinator) praktikum,
sedangkan pada sekolah umum tidak.
Pada sekolah kejuruan terdapat petugas bagian ketenaga kerjaan
penempatan alumni, sedangkan pada sekolah umum tidak.
11
c. Besar Kecilnya Sekolah
Sekolah yang besar tentulah memiliki jumlah murid, jumlah kelas,
jumlah tenaga guru, dan karyawan serta fasilitas yang memadai. Sekolah
yang kecil adalah sekolah yang cukup memenuhi syarat minimal dari
ketentuan yang berlaku.
Tipe sekolah secara implisit menunjukkan besar kecilnya sekolah
yang bersangkutan. Dengan begitu akan mempengaruhi penyusunan
struktur organisasi sekolah karena makin besar jumlah murid tentu saja
semakin beraneka ragam kegiatan yang dapat dilakukan baik yang bersifat
kurikuler maupun kegiatan-kegiatan penunjang pendidikan.
d. Letak dan Lingkungan Sekolah
Letak sebuah sekolah dasar yang ada di daerah pedesaan akan
mempengaruhi kegiatan sekolah tersebut, berbeda dengan sekolah dasar
yang ada di kota, demikian pula sekolah lanjutan pertama yang kini mulai
didirikan hampir di setiap daerah kecamatan, kegiatan dan programnya
tentulah berbeda dengan sekolah-sekolah lanjutan di kota apalagi di kota
besar. Ada kecenderungan yang nyata, bahwa sekolah-sekolah di pedesaan
lebih berintegrasi dengan masyarakat sekitarnya. Hal ini berakibat pula
ada hubungan yang lebih akrab diantara orang tua murid dengan sekolah.
Dari segi keadaan lingkungan atau masyarakat sekitar sekolah
mungkin ada dalam lingkungan masyarakat petani, masyrakat nelayan,
masyarakat buruh, masyarakat pegawai negeri, dan lain-lain. Perhatikan
kelompok masyarakat yang berbeda ini terhadap dunia pendidikan bagi
anak-anak mereka di sekolah pasti menunjukkan berbagai variasi
perbedaan. Oleh karenanya dalam penyusunan struktur organisasi sekolah,
hal-hal tersebut perlu diperhatikan.
12
III. Manajemen
Manajemen berasal dari kata to mange yang berarti mengelola.
Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-
fungsi manajemen itu sendiri. Rohiat (2010: 14) mengatakan bahwa manajemen
adalah melakukan pengelolaan sumberdaya yang dimiliki oleh organisasi (dalam
hal ini sekolah). Sumberdaya tersebut dapat berupa, manusia, uang, metode,
material, mesin, dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu
proses.
Berbeda dengan Rohiat, G.R Terry dalam Yana Wardhana (2007: 7)
menyebutkan bahwa manajemen merupakan sebuah proses yang khas yang terjadi
dari tindakan-tindakan perencanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran dari yang telah ditentukan melalui
sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah
suatu proses merencanakan, mengelola (pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian), mengawasi dan mengevaluasi sumberdaya-sumberdaya organisasi
untuk menentukan dan mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
Manajemen pendidikan diwujudkan dengan menuangkan visi dan misi
dalam program-progam, aktivitas-aktivitas, dan mewujudkan langkah berikutnya
dengan menyusun progam pelaksanaan dan rencana yang matang.
H.A.R Tilaar dalam Yana Wardhana (2007: 9) menyatakan bahwa ada
empat bidang prioritas dalam manajemen pendidikan. Empat bidang tersebut
antara lain sebagai berikut.
1. Peningkatan kualitas ; dengan mempersiapkan tenaga-tenaga yang
berkualitas dan penyediaan fasilitas-fasilitas pendidikan.
2. Pengembangan inovasi dan kreatifitas ; adanya kerja sama yang kuat
antara lembaga pendidikan dan masyarakat.
3. Membangun jaringan ; melalui networking dapat dibangun educational
management information system, sehingga sumber-sumber belajar dapat
dimanfaatkan secara optimal.
13
4. Pelaksanaan otonomi daerah ; melalui UU No.2 tahun 1998, kepengurusan
pendidikan dan kebudayaan diserahkan kepada daerah bahkan kabupaten.
Hal ini mempunyai implikasi yang sangat jauh di dalam pengelolaan
pendidikan yang lebih dekat kepada kebutuhan masyarakat dan daerah.
A. Fungsi Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan menjadi sesuatu yang sangat penting sebagai
salah satu strategi menanggulangi berbagai persoalan pendidikan dewasa ini.
Field dalam Suryadi (2009: 43) menyebutkan bahwa ada tujuh fungsi
manajemen di dunia pendidikan/ sekolah. Tujuh fungsi tersebut anatara lain
sebagai berikut.
1. Memperkuat organisasi sekolah dan memberikan peta jalan atau arah
pendahuluan;
2. Menolong kita untuk dapat bekerja sama sebagai kelompok dan bukan
musuh, dengan mengupayakan suatu progam yang akan mengusahakan
bukan hanya satu aspek saja dari pendidikan, melainkan menyeluruh;
3. Meningkatkan partisipasi setiap orang untuk terlibat dalam
penyelenggaraan sekolah;
4. Mengarahkan para orang tua dan peserta didik untuk membuat saran-saran
kepada sekolah;
5. Mengarahkan adanya orang tua angkat dan organisasi pelajar dalam
membuat standard mutu pendidikan bagi sekolah;
6. Menciptakan sikap proaktif terhadap peraturan yang ditetapkan sekolah;
7. Mengarahkan dan mengendalikan dampak dari yang kita lakukan terhadap
sekolah.
Berbeda dengan Field, Ikrimah Maifandi (dalam
http://ikrimahmaifandi.wordpress.com) mengungkapkan bahwa terdapat
empat fungsi pokok manajemen pendidikan, yakni (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) Pengawasan, (4) pembinaan.
1. Perencanaan
Perencanaan program pendidikan memiliki dua fungsi utama, yaitu (1)
14
perencanaan merupakan upaya sistematis yang menggambarkan
penyusunan rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan organisasi atau lembaga dengan mempertimbangkan sumber-
sumber yang tersedia atau sumber-sumber yang dapat disediakan, dan (2)
perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau menggunakan
sumber-sumber yang terbatas secara efisien, dan efektif untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pelaksanaan
Pelaksana merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi
tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien,
dan akan memiliki nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
3. Pengawasan
Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara
sistematis dan berkesinambungan; merekam; memberi penjelasan,
petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat; serta
memperbaiki kesalahan, dan merupakan kunci keberhasilan dalam
keseluruhan proses manajemen.
4. Pembinaan
Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional
semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga
rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
B. Pendekatan-pendekatan dalam Manajemen Pendidikan
Rohiat (2010: 17) menyebutkan bahwa delapan pendekatan dalam
manajemen pendidikan. Pendekatan tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Manajemen adalah kerjasama orang-orang.
Secara internal sekolah membutuhkan orang-orang yang memiliki
keahlian seperti kepala sekolah sebagai manajer sekolah dengan
keahliannya sebagai manajer dan pemimpin, para guru, tenaga bimbingan
dan konseling, ketatausahaan, dll. Dalam lingkup eksternal sekolah
15
membutuhkan orang tua/wali murid sebagai stack holder utama yang
memercayakan anaknya kepada sekolah.
2. Manajemen adalah suatu proses.
Pendekatan ini menekankan perilaku administrative, yaitu kegiatan
administrasi. Terdapat lima fungsi administrasi umum, yaitu planning,
organizing, staffing, directing, coordinating, dan budgeting.
Planning atau perencanaan meliputi kegiatan penetapan apa yang ingin
dicapai, bagaimana mencapainya, berapa lama mencapainya, berapa orang
dan biaya yang dibutuhkan. Organizing atau pengorganisasian diartikan
sebagai kegiatan membagi tugas kepada orang-orang yang terlibat dalam
kerjasama pendidikan dengan membuat struktur organisasi. Staffing
diartikan sebagai menempatkan orang-orang dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan keahliannya. Directing atau pengarahan kegiatan yang
dilakukan banyak orang dalam waktu yang samasehingga dapat berjalan
sesuai dengan apa yang direncanakan. Coordinating atau koordinasi
adalah kerjasama dalam melaksanakan tugas-tugas yang berbeda sehingga
tidak terjadi tugas yang sama. Budgeting adalah pendanaan yang
dibutuhkan untuk setiap kegiatan.
3. Manajemen sebagai suatu sistem.
Manajemen sebagai suatu sistem mengatur sebuah input, process, output,
dan out come. Input atau masukan dalam manajemen pendidikan adalah
siswa. Input merupaka sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya
proses pembelajaran. Process manajemen pendidikan meliputi
pelaksanaan pembelajaran yang didalamnya terdapat guru, kurikulum,
lingkungan, peserta didik, sarana dan prasarana, serta organisasi sekolah.
Selain itu proses yang dimaksud dalam pembahasan ini meliputi juga
proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses
pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan
evaluasi, dengan catatan bahwa proses belajar mengajar memiliki tingkat
kepentingan tinggi dibandingkan dengan proses-proses yang lain.
16
Output atau keluaran lulusan adalah sesuatu dari hasil proses. Output
sekolah dikatakan berkualitas/bermutu tinggi jika prestasi sekolah,
khusunya prestasi belajar siswa, menunjukkan pencapaian yang tinggi
dalam: (1) prestasi akademik, berupa nilai Ujian Semester, Ujian Nasional,
karya ilmiah, lomba akademik, dan (2) prestasi non-akademik, seperti
misalnya IMTAQ, kejujuran, kesopanan, olah raga, kesnian, keterampilan,
dan kegiatan ektsrakurikuler lainnya.
Outcome merupakan hasil jangka panjang, dampak jangka panjang
terhadap individu, sosial, sikap, kinerja, semangat, sistem, penghasilan,
pengembangan karir, kesempatan pendidikan, kerja, pengembangan dari
lulusan untuk berkembang, dan mutu pada umumnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan bagan sebagai berikut.
………………
………………………………………….
Gambar 2. Manajemen pendidikan sebagai suatu sistem
4. Manajemen sebagai pengelolaan.
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa manajemen sendiri memiki arti
pengelolaan. Selain pengelolaan sumberdaya yang dimiliki suatu sekolah,
manajemen waktu juga perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
5. Kepemimpinan dalam manajemen.
Memimpin dapat didefinisikan sebagai kegiatan memengaruhi orang-
orang untuk mencapai suatu tujuan. Kepemimpinan meliputi perilaku
17
Input (Peserta Didik)
Proses Belajar: Guru, Kurikulum, Lingkungan, Peserta didik, Sarana dan prasarana, serta Organisasi sekolah
Output (Keluaran Lulusan)
Outcome
verbal dan non verbal yang menjadi unsure komunikasi dalam proses
pembuatan keputusan-keputusan.
6. Pengambilan keputusan dalam manajemen.
Pengambilan keputusan merupakan inti dari kegiatan manajemen. Rohiyat
(2010: 20) mengugkapkan bahwa terdapat langkah-langkah dalam
pengambilan keputusan, diantaranya: (1) analisis adanya suatu masalah,
(2) memikirkan alternative pemecahan masalah, (3) memilih alternative
atau menganalisis alternative keputusan yang menguntungkan dengan
resiko paling minimal, (4) menentukan alternative yang terbaik, dan (5)
menetapkan keputusan.
7. Komunikasi dalam manajemen.
Komunikasi merupakan suatu syaraf sebuah organisasi pendidikan/
sekolah. Komunikasi merupakan suatu upaya yang membuat orang-orang
terlibat di dalamnya mengerti dan memahami fungsi dan tugasnya masing-
masing. Penyampai pesan, penerima, dan media yang digunakan dalam
komunikasi harus ada keserasian sehingga terhindar dari kesalahpahaman.
8. Ketatausahaan dalam manajemen.
Ketatausahaan dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu
kegiatan yang berhubungan dengan informasi yang dilakukan. Kegiatan
menangani informasi meliputi: (1)penanganan surat, (2) penyimpanan
arsip, (3) pelayanan informasi, dan (4)surat menyurat.
C. Garapan Manajemen Sekolah
Dalam melaksanakan kegiatannya, sekolah memiliki berbagai garapan.
Oleh karena itu, diperlukan keteraturan dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan tersebut. Hal tersebut tentu tidak lepas dari peran manajemen.
Manajemen sekolah memiliki garapan sebagai berikut.
1. Manajemen kurikulum
Kegiatan dalam Manajemen pengajaran/kurikulum diantaranya meliputi :
a. Pengadaan buku kurikulum termasuk pedoman-pedomannya.
18
b. Penjabaran tujuan-tujuan pendidikan, tujuan umum, tujuan
instruksional, tujuan kurikuler dan tujuan-tujuan khusus.
c. Penyusunan program-program kurikuler dan kegiatan-kegiatan
tambahannya, termasuk dalam hal ini program tahunan.
d. Pengembangan alat-alat pelajaran.
e. Penyusunan jadwal dan pembagian tugas mengajar.
f. Pengembangan sistem evaluasi belajar.
g. Pengawasan terhadap proses belajar mengajar.
h. Penyusunan norma kenaikan kelas.
Masalah-masalah yang cukup sukar yang dihadapi Pimpinan
sekolah dalam bidang kurikuler ini antara lain : pembagian tugas yang
sesuai dengan kemampuan dan minat, pengembangan/pembinaan
kemampuan guru dalam mengajar serta meningkatkan mutu pengajaran.
Manajemen yang berhubungan dengan pengajaran/pembinaan kurikulum
antara lain:
a. Buku pedoman kerja tahunan.
b. Statistik kemajuan belajar.
c. Jadwal tahunan/kalender pendidikan.
d. Jadwal pelajaran.
e. Daftar buku siswa.
f. Daftar buku pegangan guru.
g. Buku observasi kelas, dsb.
2. Manajemen kesiswaan
Manajemen yang berhubungan dengan kesiswaan antara lain :
a. Statistik presensi siswa
b. Buku laporan keadaan siswa
c. Buku induk
d. Klapper
e. Buku daftar kelas
f. Buku laporan pendidikan (raport) catatan pribadi
g. Daftar presensi, dsb.
19
3. Manajemen personil/ anggota
Manajemen Sumberdaya Manusia Pendidikan mencoba untuk
memelajari bagaimana peran bagian kepegawaian atau departemen
personalia dalam pengelolaan sumberdaya manusia sehubungan dengan
telah berkembangnya profesi kependidikan yang didukung oleh UU Guru
dan Dosen Nomor 14 tahun 2005.
Manajemen personil/anggota disekolah yang menjadi tanggung
jawab kepala sekolah menuntut kemampuan dalam manajemen personil/
anggota. Bidang garapan manajemen personil, antara lain sebagai berikut.
a. Memeroleh dan memilih anggota yang cakap.
b. Membantu anggota menyesuaikan diri pada tugas barunya.
c. Menggunakan anggota dengan lebih efektif.
d. Menciptakan kesempatan untuk perkembangan anggota secara
berkisenambungan.
4. Manajemen sarana dan prasarana.
Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur
untuk mempersiapkan segala peralatan/ material bagi terselenggaranya
proses pendidikan di sekolah. Sarana dan prasarana pendidikan adalah
semua benda bergerak dan tidak bergerak yang dibutuhkan untuk
menunjang penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar, baik secara
langsung mmaupun tidak langsung.
Kegiatan manajemen sarana dan prasarana meliputi; (1)
perencanaan kebutuhan, (2) pengadaan, (3) penyimpanan, (4)
pengiventarisan, (5) pemeliharaan, dan (6) penghapusan sarana dan
prasarana pendidikan.
5. Manajemen keuangan
Manajemen keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan,
pencatatan data, pelaporan, dan pertanggungjawaban penggunaan dana
sesuai dengan yang direncanakan. Tujuan manajemen keuangan adalah
untuk mewujudkan tertibnya administrasi keuangan sehingga penggunaan
20
keuangan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
6. Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat
Program sekolah hanya dapat berjalan lancar apabila mendapat
dukungan masyarakat. Oleh karena itu Pimpinan sekolah perlu terus
menerus membina hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat.
Untuk membina komunikasi sekolah dan masyarakat pimpinan
sekolah dapat menggunakan media rapat-rapat, surat, buletin, radio dsb.
Ada beberapa hal yang dapat merusak hubungan sekolah dan masyarakat
itu antara lain sikap guru maupun pimpinan sekolah yang kurang baik di
dalam masyarakat serta mutu sekolah yang rendah. Manajemen yang
berhubungan dengan humas antara lain seperti, buku catatan kunjungan
orang tua siswa/buku tamu, buku agenda, daftar orang tua siswa
7. Manajemen layanan khusus
Manajemen layanan khusus dilakukan untuk mendukung
keberhasilan proses belajar mengajar. Keberhasilan belajar tersebut
diantaranya harus ditunjang dengan pusat sumber belajar, pusat kesehatan
sekolah, bimbingan konseling, dan kantin sekolah.
IV. Kesimpulan
Organisasi sekolah adalah sistem yang bergerak dan berperan dalam
merumuskan tujuan pendewasaan manusia sebagai mahluk sosial agar mampu
berinteraksi dengan lingkungan. Struktur organisasi sekolah adalah struktur
yang mendasari keputusan para Pembina atau Pendiri sekolah untuk
mengawali suatu proses perencanaan sekolah yang strategis. Struktur
oganisasi juga tidak lepas dengan wewenang dan tanggung jawab.
Wewenang yaitu hak untuk memerintah orang lain untuk melalukan atau tidak
melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai. Dalam organisasi sekolah
terdapat struktur organisasi sekolah. Struktur organisasi sekolah adalah
struktur yang mendasari keputusan para Pembina atau Pendiri sekolah untuk
mengawali suatu proses perencanaan sekolah yang strategis. Struktur
21
oganisasi juga tidak lepas dengan wewenang dan tanggung jawab.
Wewenang yaitu hak untuk memerintah orang lain untuk melalukan atau tidak
melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai.
Terdapat beberapa factor yang perlu dipertimbangkan dalam
menyusun organisasi sekolah. Factor-faktor tersebut antara lain, (1) tingkat
sekolah, (2) jenis sekolah, (3) besar kecilnya sekolah, dan (4) letak dan
lingkungan sekolah.
Manajemen pendidikan diwujudkan dengan menuangkan visi dan misi
dalam program-progam, aktivitas-aktivitas, dan mewujudkan langkah
berikutnya dengan menyusun progam pelaksanaan dan rencana yang matang.
Terdapat empat fungsi pokok manajemen pendidikan, yakni (1) perencanaan,
(2) pelaksanaan, (3) Pengawasan, (4) pembinaan.
Terdapat delapan pendekatan dalam manajemen pendidikan, yakni (1)
manajemen adalah kerjasama orang-orang, (2) manajemen adalah suatu
proses, (3) manajemen sebagai suatu system, (4) manajemen sebagai
pengelolaan, (5) kepemimpinan dalam manajemen, (6) pengambilan
keputusan dalam manajemen, (7) komunikasi dalam manajemen, dan (8)
ketatausahaan dalam manajemen.
Manajemen sekolah memiliki garapan yakni antara lain, (1)
manajemen kurikulum, (2) manajemen kesiswaan, (3) manajemen personil/
anggota, (4) manajemen sarana dan prasarana, (5) manajemen keuangan, (6)
manajemen hubungan sekolah dan masyarakat, dan (7) manajemen layanan
khusus.
22
DAFTAR PUSTAKA
Fred, Luthans. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Ikrimah, Maifandi. 2012. “Fungsi-Fungsi Pokok Manajemen”. dalam http://ikrimahmaifandi.wordpress.com. Diunduh 24 Mei 2013.
Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah. Bandung: PT Refika Aditama.
Suryadi. 2009. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah. Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa.
Yana, Wardana. 2007. Manajemen Pendidikan untuk Daya Saing Bangsa. Bandung: PT Pribumi Mekar.
------------------. 2013. “Teori Organisasi”. dalam id.wikipedia.org. Diunduh 24 Mei 2013.
23