ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

35
ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH) Asih Andriyati M, Rustomo Widodo Muktiono, Khotim Nurma Indah Program Studi Teknologi Pendidikan PPs UNS asihanakrembang @yahoo.com I. Pendahuluan Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manuasia, baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat. Kegiatan untuk mengembangkan potensi itu harus dilakukan secara berencana, terarah dan sistematik guna mencapai tujuan tertentu. Pengorganisasian suatu sekolah tergantung pada beberapa aspek antara lain: jenis, tingkat dan sifat sekolah yang bersangkutan. Dalam struktur organisasi terlihat hubungan dan mekanisme kerja antara kepala sekolah, guru, murid dan pegawai tata usaha sekolah serta pihak lain di luar sekolah. Peranan utama kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi (organizational leader) adalah mengerahkan seluruh staf sekolah untuk bekerja sama sebagai sebuah tim dalam rangka melaksanakan program pertumbuhan dan peningkatan bagi seluruh siswa agar secara akademik berhasil. Sehubungan dengan itu, tantangan utama kepala 1

description

Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manuasia, baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat. Kegiatan untuk mengembangkan potensi itu harus dilakukan secara berencana, terarah dan sistematik guna mencapai tujuan tertentu. Pengorganisasian suatu sekolah tergantung pada beberapa aspek antara lain: jenis, tingkat dan sifat sekolah yang bersangkutan. Dalam struktur organisasi terlihat hubungan dan mekanisme kerja antara kepala sekolah, guru, murid dan pegawai tata usaha sekolah serta pihak lain di luar sekolah.

Transcript of ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

Page 1: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

Asih Andriyati M, Rustomo Widodo Muktiono, Khotim Nurma Indah

Program Studi Teknologi Pendidikan PPs UNS

asihanakrembang @yahoo.com

I. Pendahuluan

Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan

potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas-tugas

kehidupan sebagai manuasia, baik secara individual maupun sebagai anggota

masyarakat. Kegiatan untuk mengembangkan potensi itu harus dilakukan secara

berencana, terarah dan sistematik guna mencapai tujuan tertentu.

Pengorganisasian suatu sekolah tergantung pada beberapa aspek antara lain: jenis,

tingkat dan sifat sekolah yang bersangkutan. Dalam struktur organisasi terlihat

hubungan dan mekanisme kerja antara kepala sekolah, guru, murid dan pegawai

tata usaha sekolah serta pihak lain di luar sekolah.

Peranan utama kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi

(organizational leader)  adalah mengerahkan seluruh staf sekolah untuk bekerja

sama sebagai sebuah tim dalam rangka melaksanakan program pertumbuhan dan

peningkatan bagi seluruh siswa agar secara akademik berhasil. Sehubungan

dengan itu, tantangan utama kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi adalah

bagaimana dia dapat memadukan antara kepentingan organisasi sekolah dan

berbagai potensi, minat dan bakat para anggotanya sebagai asset demi kemajuan

sekolah. Oleh sebab itu, maka dibutuhkanlah suatu manajemen untuk

mendayagunakan semua sumberdaya guna mencapai tujuan pendidikan secara

efektif dan efisien.

II. Organisasi

Chesther Barnard (dalam Luthans 2006:109), mendefinisikan organisasi

sebagai sistem dari dua manusia atau lebih yang terkoordinasi secara sadar. Dari

definisi tersebut, jelas bahwa sistem dan manusia mendapat tekanan utama.

1

Page 2: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana

orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,

terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang,

material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain

sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan

(id.wikipedia.org.).

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek

seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan

eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang

dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh

masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan

sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya. Orang-

orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus

menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup, akan

tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam

keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang

dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

A. Partisipasi dalam Organisasi

Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua

struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung

kepada organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinteraksi secara efektif

setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan.

Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti

keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan

mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok

yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam

usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang

bersangkutan.

2

Page 3: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

B. Unsur-unsur Partisipasi

Menurut Keith Davis dalam id.wikipedia.org. ada tiga unsur penting dalam

partisipasi, yaitu:

1. Partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan

mental dan perasaan lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan

secara jasmaniah.

2. Kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan

kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang kesukarelaan untuk

membantu kelompok.

3. Tanggung jawab yang merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi

anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of

belongingness”.

C. Komitmen Organisasi

Definisi dari komitmen organisasi adalah:

1. Keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu.

2. Keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi.

3. Keyakinan tertentu dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi (Luthans,

2006:249).

Cut Zurnali (2010) dalam id.wikipedia.org. mendefinisikan masing-masing

dimensi komitmen organisasional tersebut sebagai berikut:

1. Komitmen afektif (affective commitment) adalah perasaaan cinta pada

organisasi yang memunculkan kemauan untuk tetap tinggal dan membina

hubungan sosial serta menghargai nilai hubungan dengan organisasi

dikarenakan telah menjadi anggota organisasi.

2. Komitmen kontinyu (continuance commitment) adalah perasaan berat

untuk meninggalkan organisasi dikarenakan kebutuhan untuk bertahan

dengan pertimbangan biaya apabila meninggalkan organisasi dan

penghargaan yang berkenaan dengan partisipasi di dalam organisasi.

3. Komitmen normatif (normative commitment) adalah perasaan yang

mengharuskan untuk bertahan dalam organisasi dikarenakan kewajiban

3

Page 4: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

dan tanggung jawab terhadap organisasi yang didasari atas pertimbangan

norma, nilai dan keyakinan karyawan.

D. Bentuk-bentuk organisasi

1. Organisasi Politik

2. Organisasi Sosial

3. Organisasi Mahasiswa

4. Organisasi Olahraga

5. Organisasi Sekolah

6. Organisasi Negara

7. Organisasi Pemuda

Organisasi Sekolah

Organisasi sekolah adalah sistem yang bergerak dan berperan dalam

merumuskan tujuan pendewasaan manusia sebagai mahluk sosial agar mampu

berinteraksi dengan lingkungan. Dengan begitu  disana kita bisa belajar

bagaimana cara menyikapi diri kita ketika berhadapan dengan suatu masalah

sehingga kita bisa menyelesaikannya. Dengan pendewasaan maka kita dapat

menyikapi masalah kita dengan baik dan kita juga mampu berinteraksi sebagai

mana peran kita didalam suatu lingkungan.

1. Struktur Organisasi Sekolah

Struktur organisasi sekolah adalah struktur yang mendasari keputusan para

Pembina atau Pendiri sekolah untuk mengawali suatu proses perencanaan

sekolah yang strategis. Berikut bagan struktur organisasi sekolah.

4

Page 5: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

Gambar 1. Struktur Organisasi Sekolah

2. Wewenang dan Tanggung Jawab Organisasi Sekolah

Wewenang ( Authority ) merupakan syaraf yang berfungsi sebagai

penggerak dari pada kegiatan-kegiatan. Disamping itu wewenang juga

tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan

kepemimpinan. Wewenang dapat diartikan sebagai hak untuk memerintah

orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat

tercapai.

Tanggung jawab dan akuntabilitas tanggung jawab (responsibility)

yaitu kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan

5

Kepala Sekolah Komite SekolahKomite Sekolah

Koordinator TU

WakasekSarana/Prasarana

WakasekKesiswaan

WakasekKurikulum

WakasekHumas

Wali KelasGuru Mapel

Koordinator BK

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

Page 6: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

menerima wewenang dari atasannya. Akuntability yaitu permintaan

pertanggung jawaban atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan

kepadanya. Yang penting untuk diperhatikan bahwa wewenang yang

diberikan harus sama dengan besarnya tanggung jawab yang akan diberikan

dan diberikan kebebasan dalam menentukan keputusan-keputusan yang akan

diambil.

Berikut ini adalah pembagian wewenang dan tanggung jawab dalam

organisasi sekolah:

1. Kepala sekolah

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain :

a. Menjaga terlaksananya dan ketercapaian program kerja sekolah.

b. Menjabarkan, melaksanakan dan mengembangkan Pembelajaran

Kurikulum/Program.

c. Mengembangkan SDM.

d. Melakukan pengawasan dan supervisi tenaga pendidik dan

kependidikan.

e. Melakukan hubungan kerjasama dengan pihak luar.

f. Merencanakan, mengelola dan mempertanggung jawabkan keuangan.

g. Mengangkat dan menetapkan personal struktur organisasi.

h. Menetapkan Program Kerja Sekolah.

i. Mengesahkan perubahan kebijakan mutu organisasi.

j. Melegalisasi dokumen organisasi.

k. Memutuskan mutasi siswa.

l. Mengusulkan promosi dan mutasi pendidik dan tenaga kependidikan.

m. Menerbitkan dokumen yang dikeluarkan sekolah.

n. Memberi pembinaan warga sekolah.

o. Memberi penghargaan dan sanksi.

p. Memberi penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan.

2. Komite sekolah

Wewenang dan tangung jawab, antara lain:

a. Memberikan masukan terhadap kebijakan mutu pendidikan.

6

Page 7: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

b. Mengawasi kebijakan sekolah.

3. Kepala Tata usaha

Wewenang dan tanggung jawab tata usaha, antara lain :

a. Menyusun dan melaksanakan program tata usaha sekolah.

b. Menyusun dan melaksanakan kegiatan keuangan sekolah.

c. Mengurus administrasi kepegawaian.

d. Mengurus administrasi kesiswaan.

e. Menyusun administrasi perlengkapan sekolah.

f. Menyusun dan menyajikan data statistik sekolah.

g. Menyusun administrasi lainnya.

h. Melaporkan semua tugas dan tanggung jawabnya kepada kepala

sekolah secara berkala.

4. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

a. Menyusun program kerja bidang Kurikulum/Program.

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengembangan

Kurikulum/Program.

c. Memantau pelaksanaan Pembelajaran.

d. Menyelenggarakan rapat koordinasi Kurikulum.

e. Mengkoordinasikan pengelolaan perpustakaan.

f. Mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

g. Menyusun kalender pendidikan dan jadwal pembelajaran.

h. Melaporkan hasil pelaksanaan Pembelajaran.

i. Mengusulkan tugas mengajar pada masing-masing guru.

j. Menghitung dan melaporkan jam mengajar guru.

k. Merencanakan kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan.

l. Memeriksa, menyetujui rencana pembelajaran tiap program

Pembelajaran.

m. Memverifikasi Kurikulum.

n. Merencanakan dan melaksanakan bimbingan belajar dan try out kelas 3.

5. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

7

Page 8: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

a. Mengkoordinasikan PSB ( Penerimaan Siswa Baru ).

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan Masa Orientasi peserta didik (MOS).

c. Mengkoordinasikan pemilihan kepengurusan dan diklat OSIS.

d. Mengkoordinasikan penjaringan dan pendistribusian semua bentuk

beasiswa.

e. Mengkoordinasikan pelaksanaan 4 K (ketertiban, kedisiplinan,

keamanan,  dan kekeluargaan).

f. Membina program kegiatan OSIS.

g. Memeriksa dan menyetujui rencana kerja pengurus OSIS.

h. Melakukan tindakan terhadap siswa terkait pelanggaran tata tertib

siswa.

i. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan lomba.

j. Mengkoordinasikan ekstrakurikuler.

k. Mengkoordinasikan peringatan hari-hari besar.

6. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

a. Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana.

b. Mengkoordinasikan pendayagunaan sarana dan prasrana.

c. Menyusun laporan pelaksanaan bidang sarana dan prasarana secara

berkala.

d. Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana.

e. Mengkoordinasikan pendayagunaan sarana dan prasrana.

f. Menyusun laporan pelaksanaan bidang sarana dan prasarana secara

berkala.

7. Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas

a. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua /

wali siswa.

b. Membina hubungan sekolah dengan Komite Sekolah.

8

Page 9: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

c. Membina pengembangan hubungan antar sekolah dengan lembaga-

lembaga pemerintah, dunia usaha - dunia industri, dan lembaga sosial

lainnya.

d. Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala.

e. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua /

wali siswa.

f. Membina hubungan sekolah dengan Komite Sekolah.

g. Membina pengembangan hubungan antar sekolah dengan lembaga

pemerintah dan lembaga sosial lainnya serta dunia usaha - dunia

industry.

h. Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala

8. Koordinator BK

Peran Guru Pembimbing menurut PP No. 74 Tahun 2008 Guru bimbingan

dan konseling/konselor memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dalam

pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik.

Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor terkait dengan

pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi,

bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah.

Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor yaitu membantu peserta

didik dalam:

a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang

membantu peserta didik dalam memahami, menilai bakat dan minat.

b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang

membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta

mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang

harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.

c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang

membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk

mengikuti pendidikan sekolah/madrasah secara mandiri.

9

Page 10: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta

didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan

mengambil keputusan karir.

9. Guru

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

a. Mengetahui tugas pokoknya sendiri yaitu memberikan pelajaran sesuai

dengan bidang studi

b. Mengevaluasi hasil pekerjaannya.

c. Mewakili kepala sekolah dan orang tua siswa di kelas.

d. Mengetahui tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dan memeriksa

hasil tugas itu untuk dinilai.

e. Memperhatikan kelakuan dan kerajinan siswa sebagai bahan laporan

kepada kepala sekolah, wali kelas, dan guru BP.

f. Memecahkan masalah-masalah pelajaran yang dihadapi siswa untuk

memberikan bimbingan pelajaran kepada siswa yang cerdas, siswa yang

kurang cerdas, dan siswa yang membandel.

g. Memperhatikan hasil ulangan UAN, dan mengisi daftar nilai siswa.

h. Melaporkan kepada kepala sekolah tentang hasil kerjanya.

10. Siswa

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

a. Menuntut ilmu sebaik-baiknya

b. Mempertanggung jawabkan hasil pembelajarannya

c. Mematuhi peraturan yang sudah di tetapkan oleh pihak sekolah

3. Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Menyusun Organisasi

Sekolah

a. Tingkat Sekolah

Berdasarkan tingkatnya sekolah yang ada di Indonesia dapat

dibedakan atas Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

(SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), Perguruan Tinggi.

10

Page 11: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

Keadaan fisik dan perkembangan jiwa anak jelas berbeda antara

anak tingkat yang satu dengan tingka berikutnya. Contohnya : di sekolah

dasar biasanya tidak ada seksi bimbingan penyuluhan (Guidance and

Conseling) sebab masalah ini merupakan tugas rangkapan dari kepala

sekolah, dan hingga saat ini yang memegang adalah pemerintah dan

Depdikbud tidak atau belum mengangkat seorang pembimbing khusus

bagi sekolah dasar.

Lain halnya dengan sekolah lanjutan, biasanya tersedia satu orang

tenaga konselor atau pembimbing dengan tugas pokoknya sebagai

pembimbing. Karena itu biasanya di sekolah lanjutan dalan struktur

organisasinya kita dapati seksi GC (Guidance and Conseling/ seksi

bimbingan penyuluhan). Masih banyak bidang-bidang lain yang ditangani

secara khusus pada sekolah lanjutan tetapi tidak demikian pada sekolah

dasar, misalnya masalah Organisasi Intara Sekolah (OSIS), penggarapan

majalah dinding, dan pengelolaan perpustakaan sekolah.

b. Jenis Sekolah

Berdasarkan jenis sekolah, kita membedakan ada sekolah umum

dan sekolah kejuruan. Sekolah umum adalah sekolah-sekolah yang

program pendidikannya bersifat umum dan bertujuan untuk melajutkan

studi ketingkat yang lebih tinggi lagi. Sedangkan yang dimaksud sekolah

kejuruan adalah sekolah-sekolah yang pendidikannya mengarah kepada

pemberian bekal kecakapan atau keterampilan khusus setelah selesai

studinya, anak didik dapat langsung memasuki dunia kerja dalam

masyrakat.

Perbedaan struktur organisasi ini mungkin dapat digambarkan

antara lain sebagai berikut :

Pada sekolah kejuruan terdapat petugas (koordinator) praktikum,

sedangkan pada sekolah umum tidak.

Pada sekolah kejuruan terdapat petugas bagian ketenaga kerjaan

penempatan alumni, sedangkan pada sekolah umum tidak.

11

Page 12: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

c. Besar Kecilnya Sekolah

Sekolah yang besar tentulah memiliki jumlah murid, jumlah kelas,

jumlah tenaga guru, dan karyawan serta fasilitas yang memadai. Sekolah

yang kecil adalah sekolah yang cukup memenuhi syarat minimal dari

ketentuan yang berlaku.

Tipe sekolah secara implisit menunjukkan besar kecilnya sekolah

yang bersangkutan. Dengan begitu akan mempengaruhi penyusunan

struktur organisasi sekolah karena makin besar jumlah murid tentu saja

semakin beraneka ragam kegiatan yang dapat dilakukan baik yang bersifat

kurikuler maupun kegiatan-kegiatan penunjang pendidikan.

d. Letak dan Lingkungan Sekolah

Letak sebuah sekolah dasar yang ada di daerah pedesaan akan

mempengaruhi kegiatan sekolah tersebut, berbeda dengan sekolah dasar

yang ada di kota, demikian pula sekolah lanjutan pertama yang kini mulai

didirikan hampir di setiap daerah kecamatan, kegiatan dan programnya

tentulah berbeda dengan sekolah-sekolah lanjutan di kota apalagi di kota

besar. Ada kecenderungan yang nyata, bahwa sekolah-sekolah di pedesaan

lebih berintegrasi dengan masyarakat sekitarnya. Hal ini berakibat pula

ada hubungan yang lebih akrab diantara orang tua murid dengan sekolah.

Dari segi keadaan lingkungan atau masyarakat sekitar sekolah

mungkin ada dalam lingkungan masyarakat petani, masyrakat nelayan,

masyarakat buruh, masyarakat pegawai negeri, dan lain-lain. Perhatikan

kelompok masyarakat yang berbeda ini terhadap dunia pendidikan bagi

anak-anak mereka di sekolah pasti menunjukkan berbagai variasi

perbedaan. Oleh karenanya dalam penyusunan struktur organisasi sekolah,

hal-hal tersebut perlu diperhatikan.

12

Page 13: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

III. Manajemen

Manajemen berasal dari kata to mange yang berarti mengelola.

Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-

fungsi manajemen itu sendiri. Rohiat (2010: 14) mengatakan bahwa manajemen

adalah melakukan pengelolaan sumberdaya yang dimiliki oleh organisasi (dalam

hal ini sekolah). Sumberdaya tersebut dapat berupa, manusia, uang, metode,

material, mesin, dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu

proses.

Berbeda dengan Rohiat, G.R Terry dalam Yana Wardhana (2007: 7)

menyebutkan bahwa manajemen merupakan sebuah proses yang khas yang terjadi

dari tindakan-tindakan perencanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran dari yang telah ditentukan melalui

sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah

suatu proses merencanakan, mengelola (pengorganisasian, pengarahan, dan

pengendalian), mengawasi dan mengevaluasi sumberdaya-sumberdaya organisasi

untuk menentukan dan mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.

Manajemen pendidikan diwujudkan dengan menuangkan visi dan misi

dalam program-progam, aktivitas-aktivitas, dan mewujudkan langkah berikutnya

dengan menyusun progam pelaksanaan dan rencana yang matang.

H.A.R Tilaar dalam Yana Wardhana (2007: 9) menyatakan bahwa ada

empat bidang prioritas dalam manajemen pendidikan. Empat bidang tersebut

antara lain sebagai berikut.

1. Peningkatan kualitas ; dengan mempersiapkan tenaga-tenaga yang

berkualitas dan penyediaan fasilitas-fasilitas pendidikan.

2. Pengembangan inovasi dan kreatifitas ; adanya kerja sama yang kuat

antara lembaga pendidikan dan masyarakat.

3. Membangun jaringan ; melalui networking dapat dibangun educational

management information system, sehingga sumber-sumber belajar dapat

dimanfaatkan secara optimal.

13

Page 14: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

4. Pelaksanaan otonomi daerah ; melalui UU No.2 tahun 1998, kepengurusan

pendidikan dan kebudayaan diserahkan kepada daerah bahkan kabupaten.

Hal ini mempunyai implikasi yang sangat jauh di dalam pengelolaan

pendidikan yang lebih dekat kepada kebutuhan masyarakat dan daerah.

A. Fungsi Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan menjadi sesuatu yang sangat penting sebagai

salah satu strategi menanggulangi berbagai persoalan pendidikan dewasa ini.

Field dalam Suryadi (2009: 43) menyebutkan bahwa ada tujuh fungsi

manajemen di dunia pendidikan/ sekolah. Tujuh fungsi tersebut anatara lain

sebagai berikut.

1. Memperkuat organisasi sekolah dan memberikan peta jalan atau arah

pendahuluan;

2. Menolong kita untuk dapat bekerja sama sebagai kelompok dan bukan

musuh, dengan mengupayakan suatu progam yang akan mengusahakan

bukan hanya satu aspek saja dari pendidikan, melainkan menyeluruh;

3. Meningkatkan partisipasi setiap orang untuk terlibat dalam

penyelenggaraan sekolah;

4. Mengarahkan para orang tua dan peserta didik untuk membuat saran-saran

kepada sekolah;

5. Mengarahkan adanya orang tua angkat dan organisasi pelajar dalam

membuat standard mutu pendidikan bagi sekolah;

6. Menciptakan sikap proaktif terhadap peraturan yang ditetapkan sekolah;

7. Mengarahkan dan mengendalikan dampak dari yang kita lakukan terhadap

sekolah.

Berbeda dengan Field, Ikrimah Maifandi (dalam

http://ikrimahmaifandi.wordpress.com) mengungkapkan bahwa terdapat

empat fungsi pokok manajemen pendidikan, yakni (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) Pengawasan, (4) pembinaan.

1. Perencanaan

Perencanaan program pendidikan memiliki dua fungsi utama, yaitu (1)

14

Page 15: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

perencanaan merupakan upaya sistematis yang menggambarkan

penyusunan rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai

tujuan organisasi atau lembaga dengan mempertimbangkan sumber-

sumber yang tersedia atau sumber-sumber yang dapat disediakan, dan (2)

perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau menggunakan

sumber-sumber yang terbatas secara efisien, dan efektif untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

2. Pelaksanaan

Pelaksana merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi

tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien,

dan akan memiliki nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan efisien.

3. Pengawasan

Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara

sistematis dan berkesinambungan; merekam; memberi penjelasan,

petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat; serta

memperbaiki kesalahan, dan merupakan kunci keberhasilan dalam

keseluruhan proses manajemen.

4. Pembinaan

Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional

semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga

rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

B. Pendekatan-pendekatan dalam Manajemen Pendidikan

Rohiat (2010: 17) menyebutkan bahwa delapan pendekatan dalam

manajemen pendidikan. Pendekatan tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Manajemen adalah kerjasama orang-orang.

Secara internal sekolah membutuhkan orang-orang yang memiliki

keahlian seperti kepala sekolah sebagai manajer sekolah dengan

keahliannya sebagai manajer dan pemimpin, para guru, tenaga bimbingan

dan konseling, ketatausahaan, dll. Dalam lingkup eksternal sekolah

15

Page 16: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

membutuhkan orang tua/wali murid sebagai stack holder utama yang

memercayakan anaknya kepada sekolah.

2. Manajemen adalah suatu proses.

Pendekatan ini menekankan perilaku administrative, yaitu kegiatan

administrasi. Terdapat lima fungsi administrasi umum, yaitu planning,

organizing, staffing, directing, coordinating, dan budgeting.

Planning atau perencanaan meliputi kegiatan penetapan apa yang ingin

dicapai, bagaimana mencapainya, berapa lama mencapainya, berapa orang

dan biaya yang dibutuhkan. Organizing atau pengorganisasian diartikan

sebagai kegiatan membagi tugas kepada orang-orang yang terlibat dalam

kerjasama pendidikan dengan membuat struktur organisasi. Staffing

diartikan sebagai menempatkan orang-orang dalam melaksanakan tugas

sesuai dengan keahliannya. Directing atau pengarahan kegiatan yang

dilakukan banyak orang dalam waktu yang samasehingga dapat berjalan

sesuai dengan apa yang direncanakan. Coordinating atau koordinasi

adalah kerjasama dalam melaksanakan tugas-tugas yang berbeda sehingga

tidak terjadi tugas yang sama. Budgeting adalah pendanaan yang

dibutuhkan untuk setiap kegiatan.

3. Manajemen sebagai suatu sistem.

Manajemen sebagai suatu sistem mengatur sebuah input, process, output,

dan out come. Input atau masukan dalam manajemen pendidikan adalah

siswa. Input merupaka sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya

proses pembelajaran. Process manajemen pendidikan meliputi

pelaksanaan pembelajaran yang didalamnya terdapat guru, kurikulum,

lingkungan, peserta didik, sarana dan prasarana, serta organisasi sekolah.

Selain itu proses yang dimaksud dalam pembahasan ini meliputi juga

proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses

pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan

evaluasi, dengan catatan bahwa proses belajar mengajar memiliki tingkat

kepentingan tinggi dibandingkan dengan proses-proses yang lain.

16

Page 17: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

Output atau keluaran lulusan adalah sesuatu dari hasil proses. Output

sekolah dikatakan berkualitas/bermutu tinggi jika prestasi sekolah,

khusunya prestasi belajar siswa, menunjukkan pencapaian yang tinggi

dalam: (1) prestasi akademik, berupa nilai Ujian Semester, Ujian Nasional,

karya ilmiah, lomba akademik, dan (2) prestasi non-akademik, seperti

misalnya IMTAQ, kejujuran, kesopanan, olah raga, kesnian, keterampilan,

dan kegiatan ektsrakurikuler lainnya.

Outcome merupakan hasil jangka panjang, dampak jangka panjang

terhadap individu, sosial, sikap, kinerja, semangat, sistem, penghasilan,

pengembangan karir, kesempatan pendidikan, kerja, pengembangan dari

lulusan untuk berkembang, dan mutu pada umumnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan bagan sebagai berikut.

………………

………………………………………….

Gambar 2. Manajemen pendidikan sebagai suatu sistem

4. Manajemen sebagai pengelolaan.

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa manajemen sendiri memiki arti

pengelolaan. Selain pengelolaan sumberdaya yang dimiliki suatu sekolah,

manajemen waktu juga perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

5. Kepemimpinan dalam manajemen.

Memimpin dapat didefinisikan sebagai kegiatan memengaruhi orang-

orang untuk mencapai suatu tujuan. Kepemimpinan meliputi perilaku

17

Input (Peserta Didik)

Proses Belajar: Guru, Kurikulum, Lingkungan, Peserta didik, Sarana dan prasarana, serta Organisasi sekolah

Output (Keluaran Lulusan)

Outcome

Page 18: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

verbal dan non verbal yang menjadi unsure komunikasi dalam proses

pembuatan keputusan-keputusan.

6. Pengambilan keputusan dalam manajemen.

Pengambilan keputusan merupakan inti dari kegiatan manajemen. Rohiyat

(2010: 20) mengugkapkan bahwa terdapat langkah-langkah dalam

pengambilan keputusan, diantaranya: (1) analisis adanya suatu masalah,

(2) memikirkan alternative pemecahan masalah, (3) memilih alternative

atau menganalisis alternative keputusan yang menguntungkan dengan

resiko paling minimal, (4) menentukan alternative yang terbaik, dan (5)

menetapkan keputusan.

7. Komunikasi dalam manajemen.

Komunikasi merupakan suatu syaraf sebuah organisasi pendidikan/

sekolah. Komunikasi merupakan suatu upaya yang membuat orang-orang

terlibat di dalamnya mengerti dan memahami fungsi dan tugasnya masing-

masing. Penyampai pesan, penerima, dan media yang digunakan dalam

komunikasi harus ada keserasian sehingga terhindar dari kesalahpahaman.

8. Ketatausahaan dalam manajemen.

Ketatausahaan dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu

kegiatan yang berhubungan dengan informasi yang dilakukan. Kegiatan

menangani informasi meliputi: (1)penanganan surat, (2) penyimpanan

arsip, (3) pelayanan informasi, dan (4)surat menyurat.

C. Garapan Manajemen Sekolah

Dalam melaksanakan kegiatannya, sekolah memiliki berbagai garapan.

Oleh karena itu, diperlukan keteraturan dalam melaksanakan kegiatan-

kegiatan tersebut. Hal tersebut tentu tidak lepas dari peran manajemen.

Manajemen sekolah memiliki garapan sebagai berikut.

1. Manajemen kurikulum

Kegiatan dalam Manajemen pengajaran/kurikulum diantaranya meliputi :

a. Pengadaan buku kurikulum termasuk pedoman-pedomannya.

18

Page 19: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

b. Penjabaran tujuan-tujuan pendidikan, tujuan umum, tujuan

instruksional, tujuan kurikuler dan tujuan-tujuan khusus.

c. Penyusunan program-program kurikuler dan kegiatan-kegiatan

tambahannya, termasuk dalam hal ini program tahunan.

d. Pengembangan alat-alat pelajaran.

e. Penyusunan jadwal dan pembagian tugas mengajar.

f. Pengembangan sistem evaluasi belajar.

g. Pengawasan terhadap proses belajar mengajar.

h. Penyusunan norma kenaikan kelas.

Masalah-masalah yang cukup sukar yang dihadapi Pimpinan

sekolah dalam bidang kurikuler ini antara lain : pembagian tugas yang

sesuai dengan kemampuan dan minat, pengembangan/pembinaan

kemampuan guru dalam mengajar serta meningkatkan mutu pengajaran.

Manajemen yang berhubungan dengan pengajaran/pembinaan kurikulum

antara lain:

a. Buku pedoman kerja tahunan.

b. Statistik kemajuan belajar.

c. Jadwal tahunan/kalender pendidikan.

d. Jadwal pelajaran.

e. Daftar buku siswa.

f. Daftar buku pegangan guru.

g. Buku observasi kelas, dsb.

2. Manajemen kesiswaan

Manajemen yang berhubungan dengan kesiswaan antara lain :

a. Statistik presensi siswa

b. Buku laporan keadaan siswa

c. Buku induk

d. Klapper

e. Buku daftar kelas

f. Buku laporan pendidikan (raport) catatan pribadi

g. Daftar presensi, dsb.

19

Page 20: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

3. Manajemen personil/ anggota

Manajemen Sumberdaya Manusia Pendidikan mencoba untuk

memelajari bagaimana peran bagian kepegawaian atau departemen

personalia dalam pengelolaan sumberdaya manusia sehubungan dengan

telah berkembangnya profesi kependidikan yang didukung oleh UU Guru

dan Dosen Nomor 14 tahun 2005.

Manajemen personil/anggota disekolah yang menjadi tanggung

jawab kepala sekolah menuntut kemampuan dalam manajemen personil/

anggota. Bidang garapan manajemen personil, antara lain sebagai berikut.

a. Memeroleh dan memilih anggota yang cakap.

b. Membantu anggota menyesuaikan diri pada tugas barunya.

c. Menggunakan anggota dengan lebih efektif.

d. Menciptakan kesempatan untuk perkembangan anggota secara

berkisenambungan.

4. Manajemen sarana dan prasarana.

Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur

untuk mempersiapkan segala peralatan/ material bagi terselenggaranya

proses pendidikan di sekolah. Sarana dan prasarana pendidikan adalah

semua benda bergerak dan tidak bergerak yang dibutuhkan untuk

menunjang penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar, baik secara

langsung mmaupun tidak langsung.

Kegiatan manajemen sarana dan prasarana meliputi; (1)

perencanaan kebutuhan, (2) pengadaan, (3) penyimpanan, (4)

pengiventarisan, (5) pemeliharaan, dan (6) penghapusan sarana dan

prasarana pendidikan.

5. Manajemen keuangan

Manajemen keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan,

pencatatan data, pelaporan, dan pertanggungjawaban penggunaan dana

sesuai dengan yang direncanakan. Tujuan manajemen keuangan adalah

untuk mewujudkan tertibnya administrasi keuangan sehingga penggunaan

20

Page 21: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

keuangan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

6. Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat

Program sekolah hanya dapat berjalan lancar apabila mendapat

dukungan masyarakat. Oleh karena itu Pimpinan sekolah perlu terus

menerus membina hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat.

Untuk membina komunikasi sekolah dan masyarakat pimpinan

sekolah dapat menggunakan media rapat-rapat, surat, buletin, radio dsb.

Ada beberapa hal yang dapat merusak hubungan sekolah dan masyarakat

itu antara lain sikap guru maupun  pimpinan sekolah yang kurang baik di

dalam masyarakat serta mutu sekolah yang rendah. Manajemen yang

berhubungan dengan humas antara lain seperti, buku catatan kunjungan

orang tua siswa/buku tamu, buku agenda, daftar orang tua siswa

7. Manajemen layanan khusus

Manajemen layanan khusus dilakukan untuk mendukung

keberhasilan proses belajar mengajar. Keberhasilan belajar tersebut

diantaranya harus ditunjang dengan pusat sumber belajar, pusat kesehatan

sekolah, bimbingan konseling, dan kantin sekolah.

IV. Kesimpulan

Organisasi sekolah adalah sistem yang bergerak dan berperan dalam

merumuskan tujuan pendewasaan manusia sebagai mahluk sosial agar mampu

berinteraksi dengan lingkungan. Struktur organisasi sekolah adalah struktur

yang mendasari keputusan para Pembina atau Pendiri sekolah untuk

mengawali suatu proses perencanaan sekolah yang strategis. Struktur

oganisasi juga tidak lepas dengan wewenang dan tanggung jawab.

Wewenang yaitu hak untuk memerintah orang lain untuk melalukan atau tidak

melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai. Dalam organisasi sekolah

terdapat struktur organisasi sekolah. Struktur organisasi sekolah adalah

struktur yang mendasari keputusan para Pembina atau Pendiri sekolah untuk

mengawali suatu proses perencanaan sekolah yang strategis. Struktur

21

Page 22: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

oganisasi juga tidak lepas dengan wewenang dan tanggung jawab.

Wewenang yaitu hak untuk memerintah orang lain untuk melalukan atau tidak

melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai.

Terdapat beberapa factor yang perlu dipertimbangkan dalam

menyusun organisasi sekolah. Factor-faktor tersebut antara lain, (1) tingkat

sekolah, (2) jenis sekolah, (3) besar kecilnya sekolah, dan (4) letak dan

lingkungan sekolah.

Manajemen pendidikan diwujudkan dengan menuangkan visi dan misi

dalam program-progam, aktivitas-aktivitas, dan mewujudkan langkah

berikutnya dengan menyusun progam pelaksanaan dan rencana yang matang.

Terdapat empat fungsi pokok manajemen pendidikan, yakni (1) perencanaan,

(2) pelaksanaan, (3) Pengawasan, (4) pembinaan.

Terdapat delapan pendekatan dalam manajemen pendidikan, yakni (1)

manajemen adalah kerjasama orang-orang, (2) manajemen adalah suatu

proses, (3) manajemen sebagai suatu system, (4) manajemen sebagai

pengelolaan, (5) kepemimpinan dalam manajemen, (6) pengambilan

keputusan dalam manajemen, (7) komunikasi dalam manajemen, dan (8)

ketatausahaan dalam manajemen.

Manajemen sekolah memiliki garapan yakni antara lain, (1)

manajemen kurikulum, (2) manajemen kesiswaan, (3) manajemen personil/

anggota, (4) manajemen sarana dan prasarana, (5) manajemen keuangan, (6)

manajemen hubungan sekolah dan masyarakat, dan (7) manajemen layanan

khusus.

22

Page 23: ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

DAFTAR PUSTAKA

Fred, Luthans. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Ikrimah, Maifandi. 2012. “Fungsi-Fungsi Pokok Manajemen”. dalam http://ikrimahmaifandi.wordpress.com. Diunduh 24 Mei 2013.

Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah. Bandung: PT Refika Aditama.

Suryadi. 2009. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah. Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa.

Yana, Wardana. 2007. Manajemen Pendidikan untuk Daya Saing Bangsa. Bandung: PT Pribumi Mekar.

------------------. 2013. “Teori Organisasi”. dalam id.wikipedia.org. Diunduh 24 Mei 2013.

23