Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

49
MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA hidup adalah perjuangan PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MODAL KERJA Terdapat dua konsep tentang modal kerja yang sering dipergunakan, yaitu : 1. Modal kerja kotor atau Gross working capital. Modal kerja kotor adalah keseluruhan dari aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian seluruh komponen aktiva lancar seperti kas, piutang dan persediaan merupakan modal kerja perusahaan. 2. Modal kerja bersih atau Net working capital. Modal kerja bersih adalah selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Dengan demikian bagian aktiva lancar yang diperuntukkan membayar utang tidak termasuk modal kerja bersih perusahaan. Dengan kata lain modal kerja bersih merupakan modal kerja yang benar-benar dipergunakan untuk operasional perusahaan bukan untuk membayar utang. Modal kerja sangat penting bagi suatu perusahaan, hal ini karena modal kerja secara langsung berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan perusahaan sehari-hari. Ada beberapa alasan yang dikemukakan, mengapa manajemen modal kerja dianggap penting, diantaranya adalah :

Transcript of Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

Page 1: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

hidup adalah perjuangan

PENGERTIAN DAN

PENTINGNYA MODAL KERJA

Terdapat dua konsep tentang modal kerja yang sering dipergunakan, yaitu :

1.    Modal kerja kotor atau Gross working capital.Modal kerja kotor adalah keseluruhan dari aktiva lancar  yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian seluruh komponen aktiva lancar seperti kas, piutang dan persediaan merupakan modal kerja perusahaan.

2.    Modal kerja bersih atau Net working capital.Modal kerja bersih adalah selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Dengan demikian bagian aktiva lancar yang diperuntukkan membayar utang tidak termasuk modal kerja bersih perusahaan. Dengan kata lain modal kerja bersih merupakan modal kerja yang benar-benar dipergunakan untuk operasional perusahaan bukan untuk membayar utang.

Modal kerja sangat penting bagi suatu perusahaan, hal ini karena modal kerja secara langsung berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan perusahaan sehari-hari. Ada beberapa alasan yang dikemukakan, mengapa manajemen modal kerja dianggap penting, diantaranya adalah :

1.    Dalam perusahaan manufaktur, sebagian besar aktivanya merupakan aktiva lancar. Dengan demikian mengingat jumlah investasi dalam modal kerja cukup besar, maka perlu dikelola dengan baik.

2.    Ditinjau dari kegiatan manajer keuangan suatu perusahaan, lebih dari separuh waktunya tiap hari dialokasikan untuk mengelola aktiva lancar. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 2: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

manajemen modal kerja penting untuk menjaga kelancaran kegiatan perusahaan sehari-hari.

3.    Bagi perusahaan kecil, barangkali keputusan yang berkaitan dengan modal kerja lebih penting dibandingkan dengan keputusan investasi jangka panjang, karena vasilitas usaha yang berkaitan dengan investasi jangka panjang sering diperoleh perusahaan dengan cara menyewa.   

PERPUTARAN MODAL KERJA DAN WAKTU

TERIKATNYA MODAL KERJA

Modal kerja selalu dalam keadaan berputar selama perusahaan

beroperasi. Periode perputaran modal kerja dimulai dari saat uang kas

diinvestasikan dalam unsur-unsur modal kerja sampai pada saat dana

tersebut kembali lagi menjadi kas. Semakin pendek periode terikatnya

uang kas pada masing-masing komponen modal kerja, berarti semakin

cepat perputaran modal kerja tersebut. Perputaran modal kerja suatu

perusahaan tergantung pada jenis perusahaan, kebijaksanaan

pembelian dan kebijaksanaan penjualan dari perusahaan tersebut.

a.    Perusahaan Dagang

-      Penjualan secara kredit:

KAS 1                  

BARANG                   PIUTANG                      KAS 2

Page 3: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

                                 Pembelian                  Penjualan 

Penerimaan

-      Penjualan secara tunai:

KAS 1                 BARANG

KAS 2

                           Pembelian         Penjualan dan Penerimaan

b.    Perusahaan Pabrikan

 

KAS 1     

BARANG JADI           PIUTANG           KAS2

                                                      KAS 2                  

Penjualan Penerimaan

 

UPAH TK  BAHAN BAKU 

Page 4: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

Penjualan Tunai              Penjualan Kredit

Perputaran modal kerja secara kasar dapat dtentukan dengan cara

sebagai berikut:

Penjualan Bersih

- Perputaran Modal Kerja =  -------------------------------- = …… kali

    Modal Kerja Rata-Rata

                                           Modal Kerja Awal + Modal Kerja Akhir

Modal Kerja Rata-Rata = ------------------------------------------------------

      2

360 hari

Periode Terikat Modal Kerja = -----------------------------------  x 1 hari

Perputaran Modal Kerja

Secara mendetil perputaran modal kerja dapat dihitung dari perputaran

masing-masing komponen modal kerja, sebagai berikut:

1.  Untuk Perusahaan Dagang

a.  Modal kerja terikat pada barang dagangan

         Harga Pokok Penjualan Barang Dagangan

        Perputaran Barang Dagangan =

---------------------------------------------------------- = …. kali

          Persediaan Rata-Rata Barang Dagangan

       

        Periode Terikat Modal Kerja                              360 hari

        Pada Barang Dagangan            = ---------------------------------------------

x 1 hari

                                                            Perputaran Barang Dagangan

b.  Modal kerja terikat pada piutang

Page 5: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

  Penjualan Kredit

           Perputaran Piutang                = ----------------------------- = ..… kali

                                              Piutang Rata-Rata 

Periode Terikat Modal Kerja                         360 hari

Pada Piutang                        = ------------------------------ x 1 hari

  Perputaran Piutang

2.    Untuk Perusahaan Pabrikan

a.  Modal kerja terikat pada bahan baku:

                                                                       Biaya Penggunaan Bahan

                   Perputaran Bahan Baku     =

--------------------------------------------------- = …… kali

                                                  Rata-Rata Persediaan Bahan Baku

Periode Terikat Modal Kerja                     360 hari

Pada Bahan Baku               = ------------------------------------- x 1 hari

                                                                  Perputaran Bahan Baku

 b. Modal Kerja terikat pada proses produksi:

Perputaran Barang                                    Biaya Produksi

Dalam Proses                     = ---------------------------------------------------------

= …… kali

    Rata-Rata Persediaan Barang Dalam Proses

Periode Terikat Modal                                       360 hari

Kerja Pada Barang              = -------------------------------------------------------- 

x 1 hari

Dalam Proses                              Perputaran Barang Dalam Proses

 c. Modal kerja terikat pada barang jadi:

               Harga Pokok Penjualan

Page 6: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

Perputaran Barang Jadi      = ---------------------------------------------------- x 1

hari

     Rata-Rata Persediaan Barang Jadi

Periode Terikat Modal                            360 hari

Kerja Pada Barang Jadi       = ------------------------------------- x 1 hari

       Perputaran Barang jadi

d. Modal  kerja terikat pada piutang:

       Penjualan Kredit

Perputaran Piutang            = -----------------------------  = ….. kali

     Piutang Rata-Rata

       Periode Terikat Modal                     360 hari

       Kerja Pada Piutang           = ------------------------------- x 1 hari

      Perputaran Piutang

Jadi periode terikat modal kerja secara keseluruhan adalah:

- Terikat pada bahan baku                  = a hari

- Terikat pada barang dalam proses    = b hari

- Terikat pada barang jadi                             = c hari

- Terikat pada piutang                         = d hari

_______

Total hari terikatnya modal kerja         =  a + b + c + d hari

KEBUTUHAN MODAL KERJA

Besar kecilnya kebutuhan modal kerja dipengaruhi oleh dua faktor,

yaitu:

a.    Periode terikatnya modal kerja

b.    Besarnya pengeluaran kas rata-rata

Page 7: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

Kebutuhan modal kerja = Periode terikatnya modal kerja x Pengeluaran kas rata-rata

PERUSAHAAN “A”Neraca Per 31 Desember 199x

(dalam ribuan rupiah)

______________________________________________________________

AKTIVA                                                PASSIVAAKTIVA LANCAR                                 HUTANG LANCAR

-      Kas                                Rp.  35,00  - Hutang Dagang                    Rp. 300,00

-      Piutang                          Rp 325,00  - Hutang Bank               Rp. 400,00-      Pers. Barang Dagangan Rp. 650,00  - Hutang Lain-Lain        Rp. 150,00

__________                                       __________Rp. 1.010,00                                       Rp. 850,00

AKTIVA TETAP                                    HUTANG JANGKA PANJANG- Gedung dan Inventaris  Rp 2.000,00    - Hutang Bank               Rp. 400,00  Ak. Penyusutan            (Rp    600,00)                                         ___________                                      Rp. 1.400,00   MODAL

Page 8: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

                                      ___________   - Modal sendiri             Rp. 700,00                                                             - Laba ditahan              Rp. 460,00

                                      ___________                                        __________   Total Aktiva                   Rp. 2.410,00    Total Passiva            Rp 2.410,00                                      ___________                                              __________

PERUSAHAAN “A”LAPORAN RUGI/LABA TAHUN 199x

(dalam ribuan rupiah)                                                                                                Penjualan                                                                                 Rp. 3.500,00Harga Pokok Penjualan:

-      Persediaan Awal Barang Dagangan         Rp.    250,00-      Pembelian Barang Dagangan                   Rp. 2.550,00

__________-      Barang Dagangan yang Tersedia                      Rp. 2.800,00-      Persediaan Akhir Barang Dagangan        (Rp.    650,00)-      Harga Pokok Penjualan                                                        Rp. 2.150,00

__________Laba Kotor                                                                                         Rp. 1.350,00

-      Biaya Administrasi dan Penjualan                                         (Rp.   630,00)

Page 9: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

__________Laba Sebelum Bunga dan Pajak                                                Rp.   720,00

-      Bunga                                                                                 (Rp.   160,00)__________Laba Sebelum Pajak                                                                 Rp.   560,00- Pajak                                                                                     (Rp.   224,00)                                                                                                __________Laba Setelah Pajak                                                                   Rp.   336,00         

          Berdasarkan data laporan keuangan tersebut, maka perputaran

modal kerja untuk Perusahaan “A” dapat  dihitung mempergunakan

rumus yang telah disajikan di muka yaitu sebagai berikut:

PERPUTARAN DAN PERIODE TERIKATNYA MODAL KERJAPADA MASING-MASING KOMPONEN MODAL KERJA

PERUSAHAAN “A” PADA TAHUN 199XNo. KOMPONEN MODAL

KERJAPERPUTARAN

MODAL KERJA (Rp. 000,00)

PERIODE TERIKATNYA

MODAL KERJA1.

2.

Barang Dagangan

Piutang

. Piutang awal tahun

  Rp 25.000,00

Rp. 2.150,00----------------- = 4,8 kali(250+650) :2

Rp. 3.500,00----------------- = 20 kali(25+325) : 2

360----- x 1 hari = 75 hari4,8

360----- x 1 hari = 18 hari20

Periode terikatnya modal kerja adalah selama 93 hari atau dalam satu

tahun, yaitu:

-      Barang Dagangan           = 75 hari

-      Piutang                           = 18 hari           -----------                                                   93 hari

Dengan kata lain, dalam satu tahun modal kerja Perusahaan “A”

berputar sebanyak:

Page 10: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

                   360                   ------  = 4 kali                    93

Bila Perusahaan “A” dalam operasinya mengeluarkan kas rata-rata tiap

harinya adalah:

-    Pembelian barang dagangan                                                Rp.

7.100,00

-      Biaya adminsitarsi dan penjualan                                          Rp.

1.750,00

-      Biaya Lain-Lain                                                                    Rp. 1.000,00

__________

Jumlah pengeluaran kas rata-rata per hari                                 Rp.

9.850,00

Kebutuhan modal kerja Perusahaan “A” dalam satu tahun 19XX adalah

sebesar: 83 X Rp. 9.850,00 = Rp. 916.050,00

Contoh 2 : Perusahaan Pabrikan

Perusahaan “B”Neraca Per 31 Desember 199x

(dalam ribuan rupiah)

Page 11: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

AKTIVA                                                PASSIVAAKTIVA LANCAR                                 HUTANG LANCAR- Kas                              Rp.   30,00    - Hutang Dagang           Rp.  190,00

-      Surat Berharga           Rp.   70,00     - Hutang Bank               Rp.  425,00-      Piutang                                Rp. 200,00     - Hutang Upah               Rp.   

25,00-      Persediaan:                                     - Hutang Pajak              Rp.  120,00

- Barang Jadi              Rp. 100,00                                         ----------------

- Barang Dlm Proses            Rp. 100,00             Rp.  760,00

- Bahan Baku             Rp  200,00                                         ----------------

---------------Rp. 700,00               HUTANG JANGKA PANJANG

---------------    - Hutang Bank              Rp. 540,00---------------

AKTIVA TETAP                               MODAL   - Pabrik dan

Perlengkapan            Rp.2.300,00    - Modal Sendiri                      Rp. 700,00

Page 12: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

Ak. Penyusutan          Rp   500,00     - Laba Ditahan              Rp. 500,00 ---------------                                                   --------------

Aktiva Tetap (Netto)        Rp1.800,00                                                  Rp1.200,00                                     

---------------                                       ----------------TOTAL AKTIVA              Rp.2.500,00    TOTAL PASSIVA         Rp.2.500,00

----------------                                                ----------------

PERUSAHAAN “B”LAPORAN RUGI/LABA TAHUN 19xx

(dalam ribuan rupiah)Penjualan                                                                                 Rp. 3.600,00Harga Pokok Penjualan:

-      Persediaan Awal Barang Jadi          Rp.    200,00-      Harga Pokok produksi                    Rp. 2.600,00

__________-      Harga Pokok Barang yang tersedia  Rp. 2.800,00-      Persediaan Akhir Barang Jadi         (Rp.    100,00)-      Harga Pokok Penjualan                                                        Rp. 2.700,00

__________Laba Kotor                                                                                         Rp.    900,00

-      Biaya Administrasi dan Penjualan                                         (Rp.   200,00)

__________Laba Sebelum Bunga dan Pajak                                                Rp.   700,00

-      Bunga                                                                                 (Rp.   150,00)

Page 13: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

__________Laba Sebelum Pajak                                                                 Rp.   550,00- Pajak                                                                                     (Rp.   220,00)                                                                                                __________Laba Setelah Pajak                                                                   Rp.   330,00         

PERUSAHAAN “B”RINCIAN HARGA POKOK PRODUKSI

(dalam ribuan rupiah)BAHAN BAKU

-      Persediaan awal bahan baku                    Rp.    300,00-      Persediaan bahan baku tahun 199x          Rp. 1.500,00

-----------------Bahan Baku yang Tersedia                      Rp. 1.800,00

-      Persediaan akhir bahan baku                  (Rp.    200,00)Bahan baku yang digunakan                                                 Rp.

1.600,00-      Biaya tenaga kerja langsung                                                Rp.    450,00-      Biaya pabrik lainnya                                                             Rp.    500,00

-----------------     Biaya Produksi Tahun 199x                                                  Rp. 2.550,00-    Barang dalam proses awal                                                             Rp.    150,00

-----------------     Biaya produksi yang diperhitungkan                                     Rp. 2.700,00-    Barang Dalam proses Akhir                                                           (Rp. 100,00)

-----------------Harga Pokok produksi                                                               Rp. 2.600,00No. KOMPONEN MODAL

KERJA

PERPUTARAN

MODAL KERJA

(Rp. 000,00)

PERIODE

TERIKATNYA

MODAL KERJA

1. Bahan Baku   Rp 1.600----------------- = 6,4 kali(300+200) :2

360----- x 1 hari = 56 hari6,4

Page 14: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

2.

3.

4.

Barang Dalam Proses

Barang Jadi

Piutang

Rp 2.600,00---------------- = 20,8kali(150+100) : 2Rp 2.700----------------- = 18 kali(200+100) :2

Rp 3.600,00---------------- =  16 kali(250+200) : 2

360----- x 1 hari = 17 hari20,8360----- x 1 hari = 20 hari18

360----- x 1 hari = 23 hari16

Jadi periode terikatnya modal kerja adalah selama 116 hari dalam satu

tahun, yaitu:

- Bahan Baku                   56  hari

- Barang Dalam Proses   17   hari

- Barang Jadi                  20   hari

- Piutang                        23   hari

                                               ------------

116    hari

Dengan kata lain, dalam satu tahun modal kerja berputar sebanyak:

360---- = 3  kali116

Apabila Perusahaan “B” dalam operasinya mengeluarkan kas rata-rata

tiap hari adalah:

- Pembelian Bahan                                       Rp. 4.000,00

- Tenaga Kerja                                             Rp. 1.250,00

- Biaya Administrasi dan Penjualan               Rp.    550,00

- Biaya Lain-lain                                           Rp. 1.400,00

___________

Jumlah pengeluaran kas rata-rata per hari         Rp. 7.200,00

Page 15: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

------------------

Kebutuhan modal kerja Perusahaan “B” tahun 199x adalah sebesar:

116 x Rp 7.200,00 = Rp. 835.200,00

 

KEBIJAKAN MODAL KERJA

Kebijakan modal kerja menyangkut dua pertanyaan yang pokok, yaitu: berapa jumlah modal kerja  atau aktiva lancar yang tepat bagi suatu perusahaan dan bagaimana membelanjai modal kerja  atau aktiva lancar tersebut.

Kebijakan Investasi Modal Kerja

Kebijakan yang berkaitan dengan besar kecilnya jumlah investasi dalam  modal kerja dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1.    Kebijakan KonservatifPerusahaan yang menerapkan kebijakan investasi modal kerja konservatif akan mempertahankan jumlah aktiva lancar yang relatif besar untuk tingkat penjualan tertentu.

2.    Kebijakan AgresifPerusahaan yang menerapkan kebijakan investasi modal kerja agresif cenderung untuk mempertahankan jumlah modal kerja yang relatif kecil untuk tingkat penjualan tertentu.

3.    Kebijakan ModeratPerusahaan yang menerapkan kebijakan investasi modal kerja moderat akan mempertahankan jumlah modal kerja yang lebih kecil dari kebijakan konservatif tetapi lebih besar dari kebijakan modal kerja agresif untuk tingkat penjualan tertentu.

Secara grafik ketiga kebijakan modal kerja tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Grafik 1Alternatif Kebijakan Investasi Modal Kerja                                                                                             

Page 16: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

Aktiva

lancar                                   Konservatif  (risiko rendah & hasil rendah)

  

                                                          Moderat  (risiko cukup & hasil

cukup)

                                                          Agresif  (risiko tinggi & hasil tinggi)

                                                                  

Page 17: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

Penjualan

  

Masing-masing kebijakan investasi modal kerja tersebut mempunyai kelemahan dan kebaikan.  Kebijakan mana yang sebaiknya dipilih oleh suatu perusahaan, tergantung pada karakteristik manajer dan karakteristik perusahaan masing-masing.

Bagi manajer yang kurang berani mengambil risiko akan cenderung untuk memilih kebijakan yang konservatif dan sebaliknya bagi manajer yang berani mengambil risiko akan cenderung memilih kebijakan yang agresif.

Demikian juga ditinjau dari karakteristik perusahaan. Bagi perusahaan yang arus kasnya kurang stabil cenderung menerapkan kebijakan investasi modal kerja yang konservatif dan sebaliknya bagi perusahaan yang arus kasnya stabil cenderung menerapkan kebijakan modal kerja yang agresif. Disamping itu pemilihan kebijakan modal kerja, juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi dan persaingan.

Kebijakan Pembelanjaan Modal Kerja

Kebijakan pembelanjaan modal kerja berkaitan dengan penentuan jenis sumber dana yang akan dipakai untuk membelanjai investasi dalam modal kerja. Seperti halnya kebijakan investasi modal kerja, kebijakan pembelanjaan modal kerja juga dibedakan menjadi kebijakan pembelanjaan modal kerja konservatif, moderat dan agresif.

1.    Kebijakan pembelanjaan modal kerja konservatif.Dalam kebijakan pembelanjaan modal kerja konservatif seluruh aktiva lancar yang bersifat permanen dan sebagian aktiva lancar variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, hanya sebagian kecil aktiva lancar variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan konservatif mempunyai risiko yang rendah, karena jangka waktu sumber dana lebih panjang dari kebutuhan, dan profitabilitas  rendah karena biaya modal sumber dana jangka panjang umumnya lebih mahal dari dana jangka pendek. Di samping itu kebijakan ini juga menimbulkan adanya dana yang menganggur pada waktu tertentu, sehingga menekan profitabilitas perusahaan.Jika digambarkan dalam bentuk grafik, tampak sebagai berikut :

Grafik 2Kebujakan Pembelanjaan Modal Kerja Konservatif   

Page 18: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

Aktiva

          Aktiva lancar variabel                   Sumber dana jangka

pendek    

 

Page 19: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

                                                         

                  

          Aktiva lancar permanen

                  

                Aktiva tetap                        Sumber dana jangka

panjang

                                                             Periode waktu

                                      2.    Kebijakan pembelanjaan modal kerja moderat.

Dalam kebijakan pembelanjaan modal kerja moderat, seluruh aktiva lancar variabel  dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek, sedangkan  aktiva lancar permanen seluruhnya dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang. Kebijakan ini mempunyai risiko dan profitabilitas yang cukup.

Grafik 3

Kebijakan Pembelanjaan Modal Kerja Moderat

Aktiva

          Aktiva lancar variabel                   Sumber dana jangka

pendek

                  

Page 20: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

           Aktiva lancar

permanen

                                                          Sumber dana jangka

panjang

 Aktiva tetap

                                                           

                                                           Periode waktu

3.    Kebijakan pembelanjaan modal kerja agresif Dalam kebijakan pembelanjaan modal kerja agresif seluruh aktiva lancar variabel dan sebagian aktiva lancar permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek, sedangkan sebagian lagi aktiva lancar permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang. Kebijakan ini mempunyai risiko yang tinggi karena jangka waktu sumber dana lebih pendek dari jangka waktu kebutuhan dana, dan prifitabilitas juga tinggi karena suku biaya modal sumber dana jangka pendek lebih kecil dibandingkan dengan sumber dana jangka panjang.

Grafik 4

Kebijakan Pembelanjaan Modal Kerja Agresif

    Aktiva                         Aktiva lancar variabel

Page 21: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

 

Page 22: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

                                                                        Sumber dana jangka

pendek

                                      Aktiva lancar permanen

                                                                       Sumber dana jangka

panjang

                                      Aktiva tetap

                                                                                                                                                                                                                  Periode waktu

Keuntungan dan Kerugian Pembelanjaan Jangka Pendek

Ketiga kebijakan pembelanjaan yang telah dijelaskan, dibedakan oleh jumlah relatif  sumber dana jangka pendek ( utang jangka pendek ) yang dipergunakan pada masing-masing kebijakan tersebut. Walaupun utang jangka pendek pada umumnya memiliki risiko yang lebih tinggi daripada utang jangka panjang, akan tetapi penggunaan utang jangka pendek juga mempunyai sejumlah keuntungan, di antaranya :

1.    Kecepatan.Utang jangka pendek pada umumnya dapat diperoleh dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan utang jangka panjang. Untuk utang jangka panjang kreditur biasanya perlu melakukan penilaian yang lebih mendalam terhadap calon debiturnya dan perjanjian kreditnya perlu dinyatakan secara terinci, karena banyak hal yang bisa terjadi dalam periode waktu yang panjang.

2.    Fleksibilitas.Jika perusahaan membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat musiman, perusahaan barangkali tidak ingin terikat dengan utang jangka panjang karena :

a.      Biaya untuk memperoleh pinjaman jangka panjang lebih mahal daripada pinjaman  jangka pendek

b.      Sekalipun pinjaman jangka panjang dapat dilunasi sebelum jatuh tempo namun sering harus mebayar pinalti yang kadang-kadang lebih mahal

Page 23: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

c.       Pinjaman jangka panjang biasanya disertai dengan persyaratan yang dapat membatasi aktivitas perusahaan di masa yang akan datang

d.      Biaya utang jangka pendek dibandingkan dengan utang jangka panjang. Suku bunga utang jangka pendek pada umumnya lebih rendah daripada suku bunga untang jangka panjang. Dengan demikian dalam kondisi yang normal biaya bunga pada saat dana diperoleh akan lebih rendah jika menggunakan utang jangka pendek dibandingkan dengan utang jangka panjang.

e.      Risiko utang jangka panjang dibandingkan dengan utang jangka pendek. Sekalipun utang jangka pendek biayanya lebih murah daripada utang jangka panjang, tetapi risikonya lebih besar dibandingkan dengan utang jangka panjang. Hal ini terjadi karena:

-  Jika perusahaan menggunakan utang jangka panjang, maka biaya bunganya akan relatif stabil untuk jangka waktu yang relatif panjang, sedangkan bila perusahaan menggunakan utang jangka pendek biaya bunganya akan sangat berfluktuasi.

-    Jika perusahaan terlalu banyak mempergunakan utang jangka pendek,  dapat terjadi perusahaan mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya sehingga pihak kreditur tidak bersedia untuk memperpanjang pinjaman.

 

MANAJEMEN KOMPONEN

MODAL KERJA

Berdasarkan konsep modal kerja kotor, modal kerja adalah total aktiva lancar, yang pada umumnya terdiri dari kas dan surat berharga, piutang serta persediaan. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat bagaimana pengelolaan masing-masing komponen modal kerja tersebut.

Manajemen Kas dan Surat Berharga

Kas sering disebut sebagai aktiva yang tidak menghasilkan (nonearning asset). Kas diperlukan untuk membayar tenaga kerja, membeli bahan baku, membeli aktiva tetap, membayar utang dan bunga dan lain sebagainya. Akan tetapi kas sendiri tidak menghasilkan bunga.

Dengan demikian tujuan manajemen kas adalah untuk menjaga saldo kas perusahaan yang cukup untuk menjalankan aktivitas usaha yang

Page 24: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

normal. Besar kecilnya saldo kas yang dianggap cukup oleh suatu perusahaan tergantung pada karakteristik perusahaan dan manajemen. Namun demikian secara umum ada beberapa alasan atau motivasi perusahaan untuk mengadakan sejumlah kas, yaitu :

a). Transaksib). Berjaga-jagac). Spekulasid). Saldo kompensasi.

Surat berharga (commercial paper) adalah surat yang dapat dijual dengan cepat tanpa mengalami suatu kerugian. Ada dua alasan perusahaan untuk melakukan investasi dalam surat berharga:

1.    Sebagai pengganti kas, dalam hal ini perusahaan mempertahankan suatu portfolio surat berharga untuk mengurangi saldo kas yang terlalu besar untuk sementara dan akan menjualnya kembali jika arus kas keluar melebihi arus kas masuk.

2.    Sebagai investasi sementara,  biasanya dilakukan untuk membelanjai kegiatan perusahaan yang bersifat musiman atau untuk membelanjai kebutuhan yang telah direncanakan pada waktu yang akan datang.

Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih suatu surat berharga sebagai alternatif untuk menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara, yaitu :

1.    Default risk , yaitu risiko kegagalan  perusahaan yang menerbitkan surat berharga      untuk  melunasi bunga dan pokok  pinjaman.

2.    Event risk, yaitu risiko suatu kejadian yang tiba-tiba dapat segera mengakibatkan perusahaan yang menerbitkan surat berharga dalam kondisi yang sulit.

3.    Interest rate price risk, yaitu risiko turunnya harga pasar suatu surat berharga karena terjadinya kenaikan suku bunga di pasar.

4.    Inflation risk, yaitu risiko inflasi yang akan menurunkan daya beli dari sejumlah uang.

5.    Marketability risk, yaitu risiko kesulitan untuk menjual surat berharga pada tingkat harga yang berlaku di pasar.

6.    Return on securities, yaitu tingkat pendapatan dari surat berharga, hal ini biasanya berkaitan dengan tingkat risiko dari surat berharga tersebut. Semakin besar risiko semakin tinggi tingkat pendapatan yang disyaratkan.

Model Baumol Untuk Manajemen Kas dan Surat Berharga

Page 25: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

William Baumol, telah mengembangkan suatu model yang dapat dipakai untuk menentukan  saldo kas yang ditargetkan. Model ini hanya cocok untuk diterapkan dalam kondisi yang bersifat pasti. Model ini mirip dengan model manajemen persediaan yang dikenal dengan nama Economic Ordering Quantity (EOQ). Model Baumol dalam menentukan saldo kas optimal  berorientasi pada biaya, yaitu jumlah biaya penyimpanan kas dan biaya transaksi  yang minimal.

Secara matematik besarnya saldo kas optimal dapat dihitung dengan rumus :

 

                   2 x T x FC* =        ---------------------                                                        (4)                       k

Keterangan :C* = Saldo kas optimal yang diperoleh dengan menjual surat berhargaF   = Biaya transaksi yang jumlahnya tetap setiap kali transaksi dilakukan

T   = Jumlah kas yang diperlukan selama satu periode tertentu ( biasanya satu tahun )k   = Biaya opportunity yang timbul karena menyimpan kas.  

Manajemen Piutang

Piutang yang dimaksud dalam hal ini adalah piutang dagang yang timbul karena perusahaan menjual produknya secara kredit. Penjualan secara kredit menimbulkan biaya dan manfaat bagi perusahaan. Biaya yang timbul akibat dari penjualan kredit ada yang bersifat langsung seperti biaya penagihan piutang dan biaya tidak langsung berupa opportunity cost dari dana yang terikat dalam piutang. Sementara itu manfaat yang diperoleh perusahaan dari penjualan secara kredit adalah berupa peningkatan volume penjualan yang selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya peningkatan laba.

Besarnya jumlah piutang pada suatu saat tertentu ditentukan oleh dua faktor yaitu  volume penjualan secara kredit dan rata-rata waktu antara

Page 26: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

penjualan dengan pengumpulan piutang. Perubahan salah satu atau keduanya akan mengakibatkan terjadinya perubahan saldo piutang.

Kebijakan Kredit

Kebijakan kredit merupakan serangkaian keputusan yang meliputi jangka waktu kredit, standar kredit, kebijakan  pengumpulan piutang dan potongan tunai.

-      Jangka waktu kredit, merupakan periode waktu antara saat transaksi penjualan kredit dengan saat pembeli melunasi pembeliannya.

-      Standar kredit, merupakan persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh pelanggan yang dinyatakan layak untuk menerima kredit. Biasanya didasarkan pada five Cs of credit, yaitu character, capacity, capital, collateral, dan condition.

-      Kebijakan pengumpulan piutang, berkaitan dengan upaya-upaya yang dilakukan perusahaan dalam proses penagihan piutang yang telah jatuh tempo.

-      Potongan tunai, merupakan potongan yang diberikan kepada pelanggan yang membayar dalam waktu lebih cepat dari jangka waktu kredit.

Manajemen Persediaan  Persediaan penting untuk mendukung kelancaran produksi dan penjualan. Pengawasan atas persediaan pada umumnya tidak secara langsung berada dibawah manajer keuangan tetapi berada dibawah pengawasan manajer produksi. Namun demikian manajer keuangan masih mempunyai kepentingan terhadap besar kecilnya tingkat persediaan karena manajer keuangan mempunyai tanggung jawab untuk mengendalikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proftabilitas perusahaan secara keseluruhan. Di samping itu manajemen persediaan juga mempunyai pengaruh terhadap siklus perputaran kas.

Manajemen persediaan memfokuskan pada empat pertanyaan yang pokok yaitu :

a.    Berapa unit yang  harus dipesan atau diproduksi pada suatu waktu tertentu ?

b.    Pada jumlah berapa persediaan sudah harus dipesan atau diproduksi ?c.    Jenis persediaan yang mana memerlukan perhatian khusus ?d.    Dapatkah perubahan biaya persediaan dihedging ?

Biaya Persediaan

Page 27: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

Tujuan manajemen persediaan adalah untuk menyediakan persediaan yang diperlukan guna menjamin kelangsungan operasi perusahaan pada tingkat biaya yang minimal. Untuk itu langkah pertama yang perlu dilakukan oleh manajemen adalah mengidentifikasi semua biaya yang berkaitan dengan pembelian dan penyimpanan persediaan. Biaya yang berkaitan dengan persediaan dikelompokkan menjadi :

a.    Biaya penyimpanan (carrying costs) yang terdiri dari: biaya modal atas dana yang terikat pada persediaan, biaya penyimpanan dan penanganan persediaan, biaya asuransi, pajak atas persediaan, penyusutan atau keausan. Pada umumnya biaya ini berubah sejalan dengan perubahan jumlah persediaan rata-rata yang disimpan. Biaya penyimpanan biasanya dinyatakan dalam prosentase tertentu dari nilai persediaan.

b.    Biaya pemesanan (ordering costs), yang terdiri dari : biaya pengiriman order, biaya pengiriman barang dan penanganannya. Biaya pemesanan jumlahnya tetap pada setiap kali pemesanan dilakukan.

c.    Biaya kehabisan persediaan (cost of running short), yang terdiri dari : kerugian penjualan, kehilangan goodwill pelanggan, biaya akibat kemacetan jadwal produksi.

Model Economic Ordering Quantity ( EOQ )

Persediaan penting bagi perusahaan, tetapi disadari bahwa profitabilitas perusahaan dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah persediaan yang dimiliki perusahaan. Masalahnya adalah bagaimana menentukan jumlah persediaan yang optimal. Salah satu pendekatan yang biasanya dipergunakan adalah model EOQ. 

EOQ adalah jumlah persediaan yang harus dipesan dengan biaya yang minimal. Secara matematik besar kecilnya EOQ dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

 

                             2 x F x S          EOQ =         ---------------  (5)                             C x P

Page 28: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

Keterangan :EOQ = Jumlah pesanan yang ekonomisF       = Biaya pemesananS       = Jumlah penjualan dalam unit tiap tahunC       = Biaya penyimpanan per tahun yang dinyatakan dalam             prosentase dari nilai persediaan

     P       = Harga beli per unit persediaan 

Secara grafik model EOQ dapat digambarkan sebagai berikut :

Grafik 5

Model EOQ

Biaya penyimpanan dan Pemesanan

  

                                                Total biaya persediaan

                                                          Total biaya penyimpanan

                                                         

Page 29: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

                                                          Total biaya pemesanan

  0                     EOQ                                             Jumlah pesanan (unit)

          Reorder Point ( Titik Pemesanan Kembali )

Pada tingkat persediaan berapa pemesanan harus dilakukan agar barang datang tepat pada waktunya disebut dengan reorder point (ROP). Reorder point dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :

ROP = Lt  x Q   …………………………………………………  6)

Keterangan :ROP       = Reorder pointLt            = Lead time (hari, minggu atau bulan)Q            = Pemakaian rata-rata (per hari , per minggu atau per

bulan)

Model EOQ dapat dioperasionalkan dengan asumsi sebagai berikut :

a.    Jumlah penjualan atau kebutuhan persediaan dalam satu periode dapat diketahui dengan pasti.

b.    Biaya penyimpanan per unit per periode tetapc.    Biaya pemesanan untuk setiap kali pesan tetapd.    Harga per satuan barang tetap berapapun jumlah yang dipesane.    Barang yang dipesan datang pada saat yang sama sekaligusf.     Barang yang dibutuhkan harus selalu tersedia di pasar

Kebijakan Modal Kerja Written by narasumber#    Tuesday, 28 June 2011 11:17

 

Kebijakan modal kerja dihubungkan dengan jangka waktu pinjaman dan tingkat bunga, makin panjang umur pinjaman makin tinggi tingkat bunganya. Pinjaman jangka panjang untuk modal kerja, pihak yang meminjam harus membayar bunga yang lebih besar daripada pinjaman jangka pendek. Karena masa mendatang adalah penuh ketidakpastian sehingga pihak yang memberi pinjaman memperhitungkan risiko ketidakpastian tersebut. Modal kerja yang dipenuhi dengan pinjaman jangka panjang memiliki tingkat likuiditas tinggi, risiko kegagalan memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo kecil. Pada

Page 30: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

umumnya perusahaan menggunakan pinjaman jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan modal kerjanya, dan perusahaan yang demikian disebut menganut kebijakan modal kerja yang konservatif.

Kebijakan modal kerja yang lainnya adalah bahwa modal kerja harus dihubungkan dengan harta. Harta lancar sebaiknya dibiayai dengan utang lancar, harta tetap sebauiknya dibiayai dengan utang jangka panjang dan modal sendiri. Perusahaan yang mampu melaksanakan kegiatan bisnis dengan kebijakan modal kerja yang demikian melakukan kebijakan modal kerja yang agresif; risikonya besar karena semua kewajiban yang jatuh tempo harus dapat dipenuhi oleh tersedianya harta lancar. Perusahaan yang melakukan kebijakan model ini lebih banyak gagalnya, karena struktur harta lancar itu ada yang sulit dicairkan menjdai uang tunai yaitu persediaan, khususnya persediaan barang setengah jadi atau persediaan barang dalam proses. Perusahaan pada umumnya memiliki tiga jenis kebijakan modal kerja, yaitu :

 

1)       Kebijakan yang agresif, yaitu modal kerja dipenuhi dengan seluruhnya dengan utang jangka pendek

2)       Kebijakan yang moderat, yaitu modal kerja dipenuhi 50% dengan utang jangka pendek dan 50% dipenuhi dengan utang jangka panjang

3)       Kebijakan yang konservatif, yaitu seluruh modal kerja dipenuhi dengan utang jangka panjang

 

 

Berikut ini disajikan dalam tabel contoh ketiga kebijakan modal kerja dan dampaknya terhadap tigkat pengembalian modal sendiri ( Retun on Equity atau ROE).

 

 

Tabel Kebijakan Modal Kerja

Items                                                                        Agresif               Moderat           Konservatif Harta lancar                                             150                        200                     

Page 31: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

300

Harta tetap                                               200                        200                      200

Total harta                                               350                        400        500

 

Hutang jangka pendek, 12%                   200                        100                        50

Hutang jangka panjang, 10%                     0                         100                      200

Total utang                                              200                        200                      250

Modal sendiri                                          150                        200                      250

Total utang dan Modal                            350                        400                      500

 

Rasio lancar                                         0,75:1                        2:1                       6:1

Bunga                                                        24                         22                        26

12% x 200       (12% x 100) +       (12% x 50) +

(10% x 100)         (10% x 200)

Biaya tetap                                               200                       270                      385

Biaya variabel                                  0,7 sales              0,65 sales             0,60 sales

 

Penjualan:

Ekonomi kuat                                       1.200                     1.200                 

Page 32: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

1.200

Ekonomi normal                                     900                      1.000                  1.150

Ekonomi kritis                                        700                         900                  1.050

 

Keterangan: Pajak perseroan 40%

 

 

Tabel Kebijakan Modal Kerja: Kondisi Ekonomi Kuat

Keterangan                                                      Agresif            Moderat         Konservatif Penjualan                                        1.200                 1.200                     1.200

Biaya variabel (0,7;0,65;0,6)             840                   780                        720

Marjin kontribusi                               360                   420                        480

Biaya tetap                                         200                   270                        385

Laba operasi (Earning

Before Interest, Tax, EBIT)                 160                   150                        95

Bunga                                                   24                     22                         26

Laba sebelum pajak                            136                   128                         69

Pajak perseroan 40%                            54                     51                         28

Laba bersih (Earning After

Tax, EAT)                                            82                     77                          41

Page 33: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

ROI = EBIT / Total Assets                46%                  38%                      19%

ROE = EAT / Equity                         54%                  38%                      17% 

Tabel  Kebijakan Modal Kerja: Kondisi Ekonomi Normal

Keterangan                                                           Agresif       Moderat         Konservatif Penjualan                                           900                 1.000                     1.150

Biaya variabel (0,7;0,65;0,6)             630                   650                        690

Marjin kontribusi                               270                   350                        460

Biaya tetap                                         200                   270                        385

Laba operasi (Earning

Before Interest, Tax, EBIT)                 70                     80                          75

Bunga                                                   24                     22                          26

Laba sebelum pajak                              46                     58                         49

Pajak perseroan 40%                            18                     23                         20

Laba bersih (Earning After

Tax, EAT)                                            28                      35                          29

ROI = EBIT / Total Assets                20%                  20%                      15%

ROE = EAT / Equity                         18%                  17%                      12% 

Page 34: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

Tabel Kebijakan Modal Kerja: Kondisi Ekonomi Kritis

Keterangan                                 Agresif            Moderat         Konservatif Penjualan                                           700                   800                     1.050

Biaya variabel (0,7;0,65;0,6)             490                   520                        630

Marjin kontribusi                               210                   280                        420

Biaya tetap                                         200                   270                        385

Laba operasi (Earning

Before Interest, Tax, EBIT)                 10                     10                          35

Bunga                                                   24                     22                          26

Laba sebelum pajak                            (14)                  (12)                           9

Pajak perseroan 40%                             6                       5                             4

Laba bersih (Earning After

Tax, EAT)                                            (8)                    (7)                            5

ROI = EBIT / Total Assets                  3%                    3%                         7%

ROE = EAT / Equity                         (6%)                  (4%)                        2%

 

Keterangan:

1)       Dalam kondisi ekonomi kritis, modal kerja harus dipenuhi dengan utang jangka panjang agar kegiatan bisnis lancar. Jika kebutuhan modal kerja dipenuhi dengan utang jangka pendek baik model agresif maupun model moderat, perusahaan akan kesulitan menjalankan kegiatan bisnisnya, sehingaa volume penjualan menurun.

2)       Akibatnya, perusahaan menderita kerugian. Modal kerja mempunyai

Page 35: Manajemen Dan Kebijakan Modal Kerja

dampak langsung terhadap volume kegiatan bisnis atau volume produksi dan penjualan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja permanen, sulit untuk menjalankan bisnisnya dalam kondisi krisis ekonomi.