malnutrisi

14
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Malnutrisi Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup, malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan di antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesehatan. Ini bisa terjadi karena asupan makan terlalu sedikit ataupun pengambilan makanan yang tidak seimbang. Selain itu, kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat terjadinya malabsorpsi makanan atau kegagalan metabolik (Oxford medical dictionary, 2007). Sumber gizi dapat dibagi kepada dua jenis, yaitu makronutrien dan mikronutrien. Makronurien adalah zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang besar untuk memberikan tenaga secara langsung yaitu protein sejumlah 4 kkal, karbohidrat sejumlah 4 kkal dan lemak sejumlah 9 kkal. Mikronutrien adalah zat yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh tetapi hanya diperlukan dalam jumlah yang sedikit dalam tubuh yaitu vitamin yang terbagi atas vitamin larut lemak , vitamin tidak larut lemak dan mineral ( Wardlaw et al, 2004). 2.2 Kurang Energi Protein (KEP) Penyebab KEP dapat dibagi kepada dua penyebab yaitu malnutrisi primer dan malnutrisi sekunder. Malnutrisi primer adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh asupan protein maupun energi yang tidak adekuat. Malnutrisi sekunder adalah malnutrisi yang terjadi karena kebutuhan yang meningkat, menurunnya absorpsi dan/atau peningkatan kehilangan protein maupun energi dari tubuh (Kleigmen et al, 2007). Kurang energi protein bisa terjadi karena adanya beberapa faktor yang secara bersamaan menyebabkan penyakit ini, antara lain ialah faktor sosial dan ekonomi contohnya masalah kemiskinan dan faktor lingkungan yaitu tempat tinggal yang padat dan tidak bersih. Selain itu, pemberiaan Air Susu Ibu (ASI) Universitas Sumatera Utara

Transcript of malnutrisi

Page 1: malnutrisi

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Malnutrisi

Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang

cukup, malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh

ketidakseimbangan di antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk

mempertahankan kesehatan. Ini bisa terjadi karena asupan makan terlalu sedikit

ataupun pengambilan makanan yang tidak seimbang. Selain itu, kekurangan gizi

dalam tubuh juga berakibat terjadinya malabsorpsi makanan atau kegagalan

metabolik (Oxford medical dictionary, 2007).

Sumber gizi dapat dibagi kepada dua jenis, yaitu makronutrien dan

mikronutrien. Makronurien adalah zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah

yang besar untuk memberikan tenaga secara langsung yaitu protein sejumlah 4

kkal, karbohidrat sejumlah 4 kkal dan lemak sejumlah 9 kkal. Mikronutrien

adalah zat yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh tetapi hanya diperlukan

dalam jumlah yang sedikit dalam tubuh yaitu vitamin yang terbagi atas vitamin

larut lemak , vitamin tidak larut lemak dan mineral ( Wardlaw et al, 2004).

2.2 Kurang Energi Protein (KEP)

Penyebab KEP dapat dibagi kepada dua penyebab yaitu malnutrisi primer

dan malnutrisi sekunder. Malnutrisi primer adalah keadaan kurang gizi yang

disebabkan oleh asupan protein maupun energi yang tidak adekuat. Malnutrisi

sekunder adalah malnutrisi yang terjadi karena kebutuhan yang meningkat,

menurunnya absorpsi dan/atau peningkatan kehilangan protein maupun energi

dari tubuh (Kleigmen et al, 2007).

Kurang energi protein bisa terjadi karena adanya beberapa faktor yang

secara bersamaan menyebabkan penyakit ini, antara lain ialah faktor sosial dan

ekonomi contohnya masalah kemiskinan dan faktor lingkungan yaitu tempat

tinggal yang padat dan tidak bersih. Selain itu, pemberiaan Air Susu Ibu (ASI)

Universitas Sumatera Utara

Page 2: malnutrisi

dan makanan tambahan yang tidak adekuat juga menjadi penyebabkan terjadinya

masalah KEP (Kleigmen et al, 2007).

Parameter keparahan dan klasifikasi KEP dapat diukur dengan

menggunakan indikator antropometri. Indikator berat badan terhadap tinggi badan

(BB/TB) dapat digunakan sebagai petunjuk dalam penentuan status gizi sekarang

dan tinggi badan terhadap usia (TB/U) digunakan sebagai petunjuk tentang

keadaan gizi masa lampau. Departemen Kesehatan RI (2000) merekomendasikan

baku WHO-NCHS untuk digunakan sebagai baku antropometri di Indonesia.

Anak dikatakan menderita KEP apabila berada di bawah -2 Z-score dari setiap

indikator (Arisman, 2010).

Secara klinis, KEP dapat dibagikan kepada tiga tipe yaitu, kwashiorkor,

marasmus, dan marasmik-kwashiorkor. Marasmus terjadi karena pengambilan

energi yang tidak cukup sementara kwashiorkor terjadi terutamanya karena

pengambilan protein yang tidak cukup. Sementara tipe marasmik kwashiorkor

yaitu gabungan diantara gejala marasmus dan kwashiorkor (Kleigmen et al,

2007).

Tabel 2.1 Kebutuhan energi harian

Umur Energi (Kkal)

0-6 bulan 550

7-12 bulan 650

1-3 tahun 1000

4-6 tahun 1550

7-9 tahun 1800

(Sumber: http://www.gizi.net)

2.2.1 Marasmus

Marasmus terjadi karena pengambilan energi yang tidak cukup. Pada

penderita yang menderita marasmus, pertumbuhannya akan berkurang atau

terhenti, sering berjaga pada waktu malam, mengalami konstipasi atau diare.

Diare pada penderita marasmus akan terlihat berupa bercak hijau tua yang terdiri

dari sedikit lendir dan sedikit tinja.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: malnutrisi

Gangguan pada kulit adalah tugor kulit akan menghilang dan penderita

terlihat keriput. Apabila gejala bertambah berat lemak pada bagian pipi akan

menghilang dan penderita terlihat seperti wajah seorang tua. Vena superfisialis

akan terlihat jelas, ubun-ubun besar cekung, tulang pipi dan dagu menonjol dan

mata tampak besar dan dalam. Perut tampak membuncit atau cekung dengan

gambaran usus yang jelas dan tampak atropi (Hassan et al, 2005).

Gambar 2.1 Marasmus

(Dikutip dari: http://www.childclinic.net)

2.2.2 Kwashiorkor

Kwashiorkor terjadi terutamanya karena pengambilan protein yang tidak

cukup. Pada penderita yang menderita kwashiorkor, anak akan mengalami

gangguan pertumbuhan, perubahan mental yaitu pada biasanya penderita cengeng

dan pada stadium lanjut menjadi apatis dan sebagian besar penderita ditemukan

edema. Selain itu, pederita akan mengalami gejala gastrointestinal yaitu anoreksia

dan diare. Hal ini mungkin karena gangguan fungsi hati, pankreas dan usus.

Rambut kepala penderita kwashiorkor senang dicabut tanpa rasa sakit (Hassan et

al, 2005).

Pada penderita stadium lanjut, rambut akan terlihat kusam, kering, halus,

jarang dan berwarna putih. Kulit menjadi kering dengan menunjukkan garis-garis

yang lebih mendalam dan lebar. terjadi perubahan kulit yang khas yaitu crazy

Universitas Sumatera Utara

Page 4: malnutrisi

pavement dermatosis yang merupakan bercak-bercak putih atau merah muda

dengan tepi hitam dan ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat

tekanan dan disertai kelembapan. Pada perabaan hati ditemukan hati membesar,

kenyal, permukaan licin, dan pinggiran tajam. Anemia ringan juga ditemukan dan

terjadinya kelainan kimia yaitu kadar albumin serum yang rendah dan kadar

globulin yang normal atau sedikit meninggi (Hassan et al, 2005).

Gambar 2.2 Kwashiorkor

(Dikutip dari: http://adam.about.com)

2.3 Makronutrien

2.3.1 Protein

Protein adalah molekul makro yang terdiri dari rantai-rantai panjang asam

amino yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen;

beberapa asam amino mengadung unsur-unsur tambahan seperti fosfor dan besi

yang terikat satu sama lain dengan ikatan peptide (Tortora G.J. and Derrickson B.,

2006).

Terdapat enam jenis protein di dalam tubuh manusia yang dibagi

berdasarkan fungsinya yaitu, protein struktural, protein regulatori, protein

Universitas Sumatera Utara

Page 5: malnutrisi

kontraksi, protein imun, protein transport, dan protein katalitik (Tortora G.J. and

Derrickson B., 2006). Pada tabel 2.2 adalah nilai kebutuhan protein harian.

Tabel 2.2 Kebutuhan protein harian

Umur Protein (g)

0-6 bulan 10

7-12 bulan 16

1-3 tahun 25

4-6 tahun 39

7-9 tahun 45

(Sumber: http://www.gizi.net)

Sumber protein hewani adalah telur, susu, daging, unggas,dan sumber

protein nabati adalah kacang-kacangan. Bahan makanan hewani kaya dengan

protein bermutu tinggi. Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang

mempunyai mutu atau nilai biologi tertinggi (Arisman, 2006). Kandungan protein

dalam beberapa bahan makanan pada dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3 Nilai protein dalam berbagai bahan makanan

(gram/100 gram)

Bahan makanan (100 g) Nilai protein (g) Bahan makanan (100g) Nilai protein (g)

Kacang kedelai 34,9 Tepung susu 24,6

Kacang tanah

terkelupas

25,3 Kentang 2

Kacang hijau 22,2 Roti putih 8

Tahu 7,8 Mie kering 7,9

Daging sapi 18,8 Jagung kuning, pipil 9,2

(Sumber: Almatsier S., 2006)

2.3.2 Karbohidrat

Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi manusia. Satu gram

karbohidrat menghasilkan 4 Kkal. Sebagian karbohidrat berada di dalam sirkulasi

darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera dan sebagian lagi disimpan

sebagai glikogen di dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi

lemak (Almatsier, 2006).

Universitas Sumatera Utara

Page 6: malnutrisi

Sumber karbohidrat adalah padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacang

kering, dan gula. Sebagian besar sayur dan buha tidak banyak mengandung

karbohidrat. Bahan makanna hewani seperti daging, ayam dan telur sedikit

mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang banyak digunakan sebagai

makanan pokok di Indonesia adalah beras, ubi, singkong, jagung, sagu, dan talas

(Arisman, 2006). Kandungan karbohidrat dalam beberapa bahan makanan dapat

dilihat pada tabel 2.4.

Tabel 2.4 Nilai karbohidrat dalam berbagai bahan makanan

(gram/100 gram)

Bahan makanan(100

g)

Nilai karbohidrat

(g)

Bahan makanan(100

g)

Nilai karbohidrat

(g)

Gula pasir 94 Tahu 1,6

Jelli/jem 64,5 Apel 14,9

Bihun 82 Wortel 9,3

Kacang tanah 23,6 Telur ayam 0,7

Tempe 12,7 Susu sapi 43

(Sumber: Almatsier S., 2006)

2.3.3 Lemak

Lemak adalah senyawa-senyawa heterogen yang bersifat tidak larut dalam

air (hidrofobik). Lemak juga termasuk dalam sumber energi manusia selain

bertindak sebagai koenzim bagi vitamin larut lemak (Champ and Harvey, 2005).

Lemak juga berfungsi sebagai sumber energi yang menghasilkan 9 Kkal untuk

setiap gram yaitu kira-kira tiga kali besar energi yang dihasilkan oleh karbohidrat

dan protein dalam jumlah yang sama. Lemak merupakan cadangan energi tubuh

paling besar. Lemak disimpan sebanyak 50% di subkutan, 45% di sekeliling organ

dalam rongga perut dan 5% di jaringan intramuskuler (Almatsier S., 2006).

Universitas Sumatera Utara

Page 7: malnutrisi

Tabel 2.5 Nilai lemak dalam berbagai bahan makanan

(gram/100 gram)

Bahan makanan (100

g)

Nilai lemak (g) Bahan makanan (100 g) Nilai lemak (g)

Minyak kelapa sawit 100 Kacang tanah

terkepulas

42,8

Ayam 25 Tepung susu 30

Daging sapi 14 Susu sapi segar 3,5

Telur bebek 14,3 biskut 14,4

Telur ayam 11,5 Mie kering 11,8

(Sumber: Almatsier S., 2006)

2.4 Mikronutrien

2.4.1 Vitamin

Vitamin adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang

kecil dan kebanyakkannya tidak dibentuk oleh tubuh. Vitamin terbagi kepada dua

jenis yaitu vitamin larut lemak ( vitamin A, D, E, K) dan vitamin larut air (vitamin

B1, B2, niasin, B6, B12, , asam pantotenat, asam folat, biotin, vit.C). Vitamin

berperan dalam reaksi metabolisme energi dan pertumbuhan (Tortora G.J. and

Derrickson B., 2005).

2.4.1.1 Vitamin larut lemak

Vitamin A diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh, berfungsi dalam

penglihatan normal pada cahaya terang dan dalam pertumbuhan tulang dan gigi .

β-karotin di dalam vitamin A bertindak sebagai antioksidan terhadap radikal bebas

(Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin A dinyatakan

pada tabel 2.6.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: malnutrisi

Tabel 2.6 Angka kecukupan vitamin A

Golongan umur Vitamin A (RE)

0 - 6 bulan 357

7 – 12 bulan 400

1 – 3 tahun 400

4 – 6 tahun 450

7 – 9 tahun 500

(Sumber: http://www.gizi.net)

Vitamin D diperlukan untuk absorpsi kalsium dan fosfor dari saluran

cerna. Vitamin D bekerja bersamaan dengan hormon paratiroid dalam

mengekalkan keseimbangan ion kalsium (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005).

Angka kecukupan vitamin D dinyatakan dalam tabel 2.7.

Tabel 2.7 Angka kecukupan vitamin D

Golongan umur Vitamin D (μg)

0 - 6 bulan 5

7 – 12 bulan 5

1 – 3 tahun 5

4 – 6 tahun 5

7 – 9 tahun 5

(Sumber: http://www.gizi.net)

Vitamin E atau tokoferol terlibat di dalam pembentukan sel darah merah,

penyembuhan luka dan bertindak sebagai antioksidan terhadap radikal bebas

(Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin E dinyatakan

dalam tabel 2.8.

Tabel 2.8 Angka kecukupan vitamin E

Golongan umur Vitamin E (mg)

0 - 6 bulan 4

7 – 12 bulan 5

1 – 3 tahun 6

4 – 6 tahun 7

7 – 9 tahun 7

(Sumber: http://www.gizi.net)

Universitas Sumatera Utara

Page 9: malnutrisi

Vitamin K berfungsi sebagai koenzim untuk faktor-faktor pembekuan

(Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin K dinyatakan

dalam tabel 2.9.

Tabel 2.9 Angka kecukupan vitamin K

Golongan umur Vitamin K (μg)

0 - 6 bulan 5

7 – 12 bulan 10

1 – 3 tahun 15

4 – 6 tahun 20

7 – 9 tahun 25

(Sumber: http://www.gizi.net)

2.4.1.2 Vitamin larut air

Vitamin B1 atau tiamin berperan dalam metabolism karbohidrat dan

sintesa neurotransmitter acetylcholine (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005).

Angka kecukupan vitamin B1 dinyatakan dalam tabel 2.10.

Tabel 2.10 Angka kecukupan vitamin B1

Golongan umur Vitamin B1 (mg)

0 - 6 bulan 0,3

7 – 12 bulan 0,4

1 – 3 tahun 0,5

4 – 6 tahun 0,6

7 – 9 tahun 0,9

(Sumber: http://www.gizi.net )

Vitamin B2 atau riboflavin berfungsi sebagai komponen koenzim

contohnya Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) dan Flavin Adenin Mononukleotida

(FMN) dalam metabolism karbohidrat dna protein terutama di dalam sel mata,

mukosa usus dan darah (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan

vitamin B2 dinyatakan dalam tabel 2.11.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: malnutrisi

Tabel 2.11 Angka kecukupan vitamin B2

Golongan umur Vitamin B2 (mg)

0 - 6 bulan 0,3

7 – 12 bulan 0,4

1 – 3 tahun 0,5

4 – 6 tahun 0,6

7 – 9 tahun 0,9

(Sumber: http://www.gizi.net)

Niasin adalah komponen essensial Nikotinamida Adenin Dinukleotida

Fosfat (NADP) dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD) yaitu koenzim

bagi reaksi oksidasi-reduksi. Di dalam metabolism lemak, niasin berfungsi

membantu pemecahan triglaserida dan menginhibisi penghasilan kolesterol

(Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan niasin dinyatakan

dalam tabel 2.12.

Tabel 2.12 Angka kecukupan niasin

Golongan umur Niasin (mg)

0 - 6 bulan 2

7 – 12 bulan 4

1 – 3 tahun 5

4 – 6 tahun 8

7 – 9 tahun 10

(Sumber: http://www.gizi.net)

B6 atau piridoksin adalah koenzim metabolisme asam amino dan

triglyceride dan membantu dalam pembentukan antibodi (Tortora G.J. and

Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin B6 dinyatakan dalam tabel 2.13.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: malnutrisi

Tabel 2.13 Angka kecukupan vitamin B6

Golongan umur Vitamin B6 (mg)

0 - 6 bulan 0,1

7 – 12 bulan 0,3

1 – 3 tahun 0,5

4 – 6 tahun 0,6

7 – 9 tahun 1

(Sumber: http://www.gizi.net)

B12 atau kobalamin adalah koenzim yang diperlukan dalam pembentukan

sel darah merah dan asam amino methionine (Tortora G.J. and Derrickson B.,

2005). Angka kecukupan vitamin B12 dinyatakan dalam tabel 2.14.

Tabel 2.14 Angka kecukupan vitamin B12

Golongan umur Vitamin B12 (mg)

0 - 6 bulan 0,4

7 – 12 bulan 0,1

1 – 3 tahun 0,5

4 – 6 tahun 0,7

7 – 9 tahun 0,9

(Sumber: Almatsier S., 2006)

Asam folat berperan sebagai koenzim dalam sistem sintesa enzim basa

nitrogen untuk DNA dan RNA. Asam folat juga diperlukan untuk produksi

normal sel darah merah dan sel darah putih (Tortora G.J. and Derrickson B.,

2005). Angka kecukupan asam folat dinyatakan dalam tabel 2.15.

Tabel 2.15 Angka kecukupan asam folat

Golongan umur Asam folat (μg)

0 - 6 bulan 65

7 – 12 bulan 80

1 – 3 tahun 150

4 – 9 tahun 200

(Sumber: http://www.gizi.net)

Universitas Sumatera Utara

Page 12: malnutrisi

Vitamin C merangsang sintesa protein, penyembuhan luka dan bertindak

sebagai antioksidan (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan

vitamin B6 dinyatakan dalam tabel 2.16.

Tabel 2.16 Angka kecukupan vitamin C

Golongan umur Vitamin C (mg)

0 - 6 bulan 40

7 – 12 bulan 40

1 – 3 tahun 40

4 – 6 tahun 45

7 – 9 tahun 45

(Sumber: http://www.gizi.net)

2.4.2 Mineral

Mineral meliput i kira-kira 4% daripada berat badan manusia. Mineral

memegang pelbagai peran di dalam tubuh yaitu merupakan sebagian dari matrik

tulang, meregulasi reaksi enzimatik, mengawal pH dan cairan tubuh dan terlibat di

dalam proses osmosis air dan pelbagai ion. Mineral digolongkan di dalam mineral

makro dan mineral mikro. Mineral Makro dibutuhkan lebih dari 100 mg sehari.

Antara contoh-contoh mineral ialah kalsium (Ca), fosfor (P), natrium (Na), dan

kalium (K).Mineral mikro ialah mineral yang dibutuhkan kurang dari 15 mg

sehari. Antara contoh- contoh mineral mikro ialah besi (Fe), seng (Zn), iodium (I),

dan selenium (Se) (Sumber: Almatsier S., 2006).

Besi (Fe) paling banyak ditemukan di dalam sel darah merah yaitu kira-

kira 66%. Besi adalah komponen dari hemoglobin yang mengikat oksigen dari

paru-paru ke seluruh tubuh (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka

kecukupan rata-rata sehari untuk besi dapat dilihat pada tabel 2.17.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: malnutrisi

Tabel 2.17 Angka kecukupan besi

Golongan umur Besi (mg)

0 - 6 bulan 0,5

7 – 12 bulan 7

1 – 3 tahun 8

4 – 6 tahun 9

7 – 9 tahun 10

(Sumber: http://www.gizi.net)

2.5 Penilaian Status Gizi

2.5.1 Antropometri

Pengukuran antropometri paling sering digunakan untuk mengukur

gangguan tumbuh kembang. Antropometri digunakan secara meluas karena cukup

praktis dengan pendekatan non- invasif dalam mengukur status nutrisi individu

atau masyarakat. Ukuran antropometri adalah berupa penimbangan berat badan

(BB), tinggi badan (TB), lingkar lengan atas (LILA), lingkaran kepala dan lapisan

lemak bawah kulit yang menggunakan ukuran dan standar tertentu. Indeks

antropometri yang paling sering digunakan ialah BB/U, TB/U dan BB/TB (Cogill

B., 2003).

Indeks BB/U dapat digunakan untuk mengenal pasti masalah berat badan

rendah menurut umur yang spesifik. Kelebihan BB/U adalah dapat mengenal pasti

masalah malnutrisi baik akut dan/atau kronik, walaupun indeks BB/U tidak dapat

membedakan samada penderita menderita malnutrisi akut atau kronik. Indeks

TB/U dapat digunakan untuk mengenal pasti masalah malnutrisi yang kronik.

Untuk anak bawah dua tahun, istilah panjang badan-umur digunakan sementara

istilah TB/U digunakan untuk anak dua tahun dan ke atas. TB/U yang rendah

menandakan tumbuh kembang yang terbantut. Indeks BB/TB digunakan untuk

mengenal pasti samada malnutrisi yang dialami adalah akut ataupun baru saat ini.

BB/TB berguna untuk mengukur efek malnutrisi jangka pendek samada karena

penyakit ataupun perubahan pola makan (Cogill B., 2003).

Universitas Sumatera Utara

Page 14: malnutrisi

Parameter keparahan dan klasifikasi KEP dapat diukur dengan

menggunakan indikator antropometri. Indikator berat badan terhadap tinggi badan

(BB/TB) dapat digunakan sebagai petunjuk dalam penentuan status gizi sekarang

dan tinggi badan terhadap usia (TB/U) digunakan sebagai petunjuk tentang

keadaan gizi masa lampau. Departemen Kesehatan RI (2000), berdasarkan Temu

Pakar Gizi di Bogor tanggal 19-20 Januari dan di Semarang tanggal 24-26 Mei

tahun 2000, merekomendasikan baku WHO-NCHS untuk digunakan sebagai baku

antropometis di Indonesia. (Arisman, 2010). Keparahan KEP dapat dilihat pada

tabel 2.31 dari setiap indiator yaitu BB/U, TB/U dan BB/TB (Arisman, 2010).

Tabel 2.31 Klasifikasi KEP

Indeks Simpangan Baku Status gizi

BB/U ≥ 2 SD

-2 sampai +2 SD

< -2 sampai -3 SD

< -3 SD

Gizi lebih

Gizi baik

Gizi kurang

Gizi buruk

TB/U Normal

Pendek

-2 sampai +2 SD

< -2

BB/TB ≥ 2 SD

-2 sampai +2 SD

< -2 sampai -3 SD

< -3 SD

Gemuk

Normal

Kurus

Sangat Kurus

(Sumber: Arisman, 2010)

Universitas Sumatera Utara