MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN

25
TEORI PERKEMBANGAN A. Ilmu Perkembangan Manusia Saat Ini: Sebuah Pengantar Perkembangan berarti tahap-tahap pertumbuhan, adaptasi, perubahan polahidup, proses pertumbuhan, beradaptasi, dan perubahan perkembangan fisik, perkembangan kepribadian, perkembangan emosi sosial, perkembangan pemikiran (kognitif), dan perkembangan bahasa. Ketika bidang perkembangan manusia menjadi sebuah disiplin ilmiah maka tujuanya pun berkembang mencakup deskripsi, penjelasan, prediksi, dan modifikasi perilaku. Keempat tujuan ini bekerja beriringan sebagaimana yang dapat kita lihat pada perkembangan bahasa. Misalnya untuk mendeskripsikan kapan anak normal mengucapkan kata umum tertentu, para pakar perkembangan manusia mengobservasi sejumlah kelompok anak- anak dan menetapkan norma, atau standar perilaku mereka untuk berbagai umur. Kemudian, mereka mencoba menjelaskan apa yang menyebabkan atau mempengaruhi perilaku yang diobservasi tersebut. Misalnya, bagaimana anak-anak menerima dan belajar menggunakan bahasa, dan mengapa anak- anak yang kehilangan kesempatan untuk mengenal bahasa di awal kehidupannya tidak bisa belajar untuk berbicara. Pengetahuan akan hal tersebut membuat mereka dapat memprediksi perilaku di masa mendatang dari kemampuan berbahasa di umur tertentu. Contohnya, anak-anak dengan keterlambatan perkembangan bahasa akan merasa sulit untuk berbicara. Akhirnya, pemahaman tentang bagaimana bahasa 1

description

Makalah teori perkembangan

Transcript of MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN

Page 1: MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN

TEORI PERKEMBANGAN

A. Ilmu Perkembangan Manusia Saat Ini: Sebuah Pengantar

Perkembangan berarti tahap-tahap pertumbuhan, adaptasi, perubahan polahidup,

proses pertumbuhan, beradaptasi, dan perubahan perkembangan fisik, perkembangan

kepribadian, perkembangan emosi sosial, perkembangan pemikiran (kognitif), dan

perkembangan bahasa. Ketika bidang perkembangan manusia menjadi sebuah disiplin

ilmiah maka tujuanya pun berkembang mencakup deskripsi, penjelasan, prediksi, dan

modifikasi perilaku. Keempat tujuan ini bekerja beriringan sebagaimana yang dapat kita

lihat pada perkembangan bahasa. Misalnya untuk mendeskripsikan kapan anak normal

mengucapkan kata umum tertentu, para pakar perkembangan manusia mengobservasi

sejumlah kelompok anak-anak dan menetapkan norma, atau standar perilaku mereka

untuk berbagai umur. Kemudian, mereka mencoba menjelaskan apa yang menyebabkan

atau mempengaruhi perilaku yang diobservasi tersebut. Misalnya, bagaimana anak-anak

menerima dan belajar menggunakan bahasa, dan mengapa anak-anak yang kehilangan

kesempatan untuk mengenal bahasa di awal kehidupannya tidak bisa belajar untuk

berbicara. Pengetahuan akan hal tersebut membuat mereka dapat memprediksi perilaku

di masa mendatang dari kemampuan berbahasa di umur tertentu. Contohnya, anak-anak

dengan keterlambatan perkembangan bahasa akan merasa sulit untuk berbicara.

Akhirnya, pemahaman tentang bagaimana bahasa berkembang mungkin dapat digunakan

untuk memodifikasi perilaku, sebagaimana yang dilakukan.

Studi ilmiah perkembangan manusia merupakan usaha yang terus berkembang.

Pertanyaan yang dicari jawabannya oleh para pakar perkembangan manusia, metode

yang digunakan, dan penjelasan yang mereka sampaikan berbeda dengan pertanyaan,

metode, dan penjelasan yang ada dua puluh lima tahun yang lalu. Perubahan-perubahan

ini mencerminkan kemajuan dalam pemahaman, seiring dengan munculnya penelitian

demi penelitian yang didasarkan atau memberikan tantangan terhadap penelitian

sebelumnya. Perubahan tersebut juga merefleksikan kemajuan teknologi dan perubahan

dalam sikap cultural.

Instrument sensitif yang mengukur gerakan mata, tekanan darah, detakan jantung,

tegangan otot dan yang semisal mengungkapkan hubungan yang menarik antara fungsi

1

Page 2: MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN

biologis, perhatian visual bayi, dan kecerdasan anak-anak. Kamera, video-cassete

recorder, dan computer memungkinkan para peneliti untuk memindai (to scan) ekspresi

wajah bayo untuk mendapatkan tanda awal dari emosi dan untuk menganalisi bagaiman

ibu dan anak berkomunikasi. Kemajuan dalam neuroscience dan brain imaging

(pemindahan otak) pada saat ini memungkinkan kita memecahkan misteri temperamen,

manandai sumber pemikiran logis, dan membandingkan otak yang menua secara normal

dan otak orang yang terkena demensia.

Makin banyak temuan riset yang memiliki aplikasi langsung kepada pengasuhan

anak, pendidikan, kesehatan, dan kebijakan social. Contohnya, mempelajari memori di

masa anak-anak membantu menentukan bobot yang dapat diberikam pada kesaksian

anak-anak di pengadilan. Pengidentifikasian faktor yang meningkatkan risiko perilaku

antisocial memberikan anak cara untuk mencegah hal tersebut terjadi. Pemahaman

bagaimana anak-anak berpikir tentang kematian memungkinkan para professional

membantu anak-anak untuk menghadapi kesedihan. Pemahaman terhadap perkembangan

usia dewasa juga memiliki implikasi praktis, pemahaman tersebut dapat membantu orang

menghadapi transisi kehidupan, misalnya seorang wanita kembali bekerja setelah

perkawinannya bubar, seseorang yang membuat perubahan karier atau akan

mengundurkan diri dari pekerjaannya, janda atau duda yang menghadapi kehilangan,

atau seseorang yang berhadapan dengan penyakit kronis.

B. Proses Perkembangan: Perubahan dan Kestabilan

Para pakar perkembangan tertarik pada dua jenis perubahan perkembangan:

kuantitatif dan kualitatif. Perubahan kuantitatif adalah perubahan dalam angka atau

jumlah, seperti tinggi, berat, kosakata, perilaku agresif, atau frekuensi komunikasi.

Perubahan kualitatif adalah perubahan dalam jenis, struktur, atau organisasi.

Perubahan tersebut ditandai oleh kemunculan fenomena baru yang tidak mudah

diantisipasi dari keadaan fungsional yang ada lebih dahulu, seperti perubahan dari

embrio ke bayi, atau dari anak-anak yang tidak dapat berbicara kepada sosok yang

mengerti kata-kata dan dapat berkomunikasi secara verbal.

Para pakar perkembangan juga menaruh perhatian pada stabilitas yang menjadi

gejala dasar, atau dalam hal ini, keajekan kepribadian dan perilaku. Walaupun berbagai

2

Page 3: MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN

pengaruh dapat memodifikasi sifat ini, akan tetapi kedua sifat tersebut memiliki

kecenderungan, sampai batas tertentu, untuk menetap terutama dalam diri anak yang

sangat pemalu atau sangat pemberani.

Terkait dengan perkembangan kognitif, beberapa pertanyaan yang pokok dalam

teori perkembangan yang kognitif adalah: dengan alat-alat apa orang memperoleh

pengetahuan. Bagaimana orang memperoleh pengetahuan, menyimpannya dan

mengatakannya? Dalam prinsipnya hal ini berhubungan dengan alat-alat pengenalan

dan bentuk-bentuk pengenalan. Kognisi adalah pengertian yang luas mengenai berpikir

dan mengamati, jadi tingkah laku-tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh

pengetahuan atau yang mebutuhkan untuk menggunakan pengetahuan.

Psikologis Swis yang sering disebut Piaget telah banyak mempengaruhi psikologi

perkembangan dalam hal perkembangan kognisi. Dia telah memberkan banyak

pendapat-pendapat serta dorongan-dorongan dalam hal ini jika dibandingkan dengan

Ginsburg (1969)

Pengertian kognisi sendiri meliputi aspek-aspek struktur intelek yang dipergunakan

untuk mengetahui sesuatu. Perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan

organisme, bukan pula pengaruh lingkungan saja, melainkan interaksi antara keduanya.

Dalam pandangan ini organisme aktif mengadakan hubungan dengan lingkungan.

Perbuatan atau lebih jelas lagi penyesuaian terhadap obyek-obyek yang ada di

lingkungannya, yang merupakan proses interaksi yang dinamis inilah yang disebut

kognisi. Sebagai fungsi mental yang berhubungan dengan proses mengetahui. Proses

kognitif meliputi aspek-aspek persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran dan

pemecahan masalah. Dalam psikologi kognitif bahasa menjadi salah satu obyek

materialnya, karena bahasa merupakan perwujudan fungsi-fungsi kognitif.

C. Perkembangan bersifat kontinu dan diskontinu

Perkembangan bersifat kontinu adalah perkembangan langsung terus sejak masa

konsepsi sampai si anak mencapai kematangan. Perkembangan fisik dan mental

berlangsung terus perlahan-lahan sampai sifat-sifat tersebut mencapai pertumbuhan

yang maksimal pada masa adolesen yaitu masa pubertas antara usia sebelas sampai tiga

belas tahun. Oleh karena perkembangan berlangsung terus menerus, maka apa yang

terjadi pada suatu tahap akan mempengaruhi tahap-tahap berikutnya. Dapat

3

Page 4: MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN

diumpamakan kekurangan gizi pada masa anak-anak akan menyiksa perkembangan

jasmaniah maupun rohaniah. Ketegangan emosional yang disebabkan oleh keadaan

layaknya rumah tangga yang kurang sehat akan membekas dalam perkembangan

pribadi anak. Keyakinan untuk bergerak maju mulai masa anak-anak dan berpikir

berulang-ulang untuk memutuskan sesuatu seperti orang dewasa itu mereka anggap

tidak memiliki pengalaman dan pendidikan akan hal tersebut. Sebagian para ahli yang

menekankan segi kesinambungan mempunyai arti bahwa perkembangan itu merupakan

perubahan komulatif yang berlangsung secara bertahap dari masa konsepsi hingga

meninggal dunia. Dimisalkan disini adalah seorang anak yang mulanya hanya bisa

mengucapkan satu kata, dua kata dan seterusnya hingga ia bisa berbicara dengan baik

dan pelafalan yang benar. Contohnya: pada waktu anak kelas X SMP pelajaran yang ia

dapatkan juga akan mempengaruhi pelajaran dikelas XI SMA juga, pelajaran yang

didapat dikelas XI SMA pun juga akan mempengaruhi pelajaran di kelas XII SMA,

begitu seterusnya sampai akhir si anak tersebut memperoleh pendidikan. Contoh lain

yaitu dalam hal perkembangan bahasa. Ketika masih bayi, seseorang hanya bisa

mengucapkan beberapa suku kata saja, namun semakin bertambahnya usia

perkembangan bahasa yang ia miliki akan bertambah dan terus bertambah sampai

beribu - ribu kata. Perkembangan bahasa ini merupakan hasil dari pengalaman-

pengalaman sebelumnya, sehingga menghasilkan kemampuan dan perilaku yang lebih

kompleks dan lebih sempurna.

Perkembangan bersifat diskontinu berarti menganggap bahwa proses

perkembangan individu melibatkan tahapan-tahapan yang berbeda. Misalkan disini

adalah deskripsi tahap berpikir anak dari piaget - sensori motor, praoperasional, konkrit

operasional, dan formal operasional. Contoh tersebut menggambarkan bagaimana

perbedaan kualitatif (diskontinuitas) itu terjadi dalam proses perkembangan berpikir

anak. Perkembangan diskontinuitas ini merupakan proses perkembangan yang

melibatkan proses - proses berbeda secara kualitatif. Perubahan - perubahan seseorang

terjadi secara tiba - tiba dari suatu tahap ke tahap berikutnya. Jadi, memang sangat

berbeda dengan perkembangan kontinuitas tadi yang tahapannya saling mempengaruhi.

Sebagai contoh perkembangan yang bersifat diskontinu yaitu tahap - tahap

perkembangan cara berpikir anak. Perkembangan ini tidak menggambarkan adanya

perbedaan pada tahap sebelumnya secara kuantitatif, melainkan secara kualitatif tetapi

bukan sekedar dari pengalaman - pengalaman sebelumnya. Antara keduanya tidak ada

4

Page 5: MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN

yang menang dan tidak ada yang kalah. Karena keduanya sama - sama menunjukkan

perannya dalam perkembangan.

Perkembangan mempunyai arti suatu proses perubahan individu yang

pelaksanaannya teratur berawal dari masa konsepsi dan berlangsung sampai akhir

hayat. Sedangkan pertumbuhan merupakan proses perubahan individu secara fisik.

Perkembangan dan pertumbuhan pada diri individu dapat diamati gejala-gejalanya.

Dalam perkembangan peserta didik banyak berbagai proses yang saling terkait yaitu

proses biologis, kognitif, psikososial. Ketiga proses ini tidak dapat terpisahkan satu

sama lain. Pendapat-pendapat para ahli yang berbeda dalam hal pengertian istilah-

istilah dalam perkembangan dan penjelasan materi menjadikan pembahasan tentang

Hakikat Perkembangan Peserta Didik lebih luas materi dan penjelasannya.

D. Bagaimana Pandangan Piaget Tentang Perkembangan Kognitif?

Jean Piaget dilahirkan pada tanggal 9 Agustus 1896 di Neuchatel, kota Universitas

di Swiss dan meninggal pada tanggal 16 September 1980 di Jenewa, Swiss. Ayahnya

seorang ahli Sejarah di Universitas Neuchatel, dan digambarkan sebagai seorang yang

rasional dan sistematik dalam cara berpikir. Piaget banyak meniru ayahnya. Sebaliknya

ibunya adalah seorang yang dinamik, cerdas, religius dan sedikit neurotik dan

menimbulkan banyak ketegangan dirumah.

Saat berumur 11 tahun, ia sudah mulai mengeluarkan tulisan pengetahuan alamnya

yang pertama, tentang burung pipit albino dalam majalah ilmu pengetahuan alam.

Pendidikan formalnya adalah Biologi dan ini mempengaruhi cara pendekatan

dalammenguraikan teori-teorinya. Oleh Samuel Cornut, yang dianggap sebagai “tokoh-

bapak”, ia diperkenalkan dengan filsafat. Perkenalannya dengan filsafat menimbulkan

ketegangan intelektual padanya, karena ia ingin menggabungkan Filsafat dan Ilmu. Ia

ingin mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan asal

usul pengetahuan. Dari sini Piaget mulai mengalihkan perhatian ke psikologi, secara

khusus psikologi anak. Ia ingin mempelajari asal usul kejiwaan seseorang. Piaget

mula-mula pergi ke Zurich, berkenalan serta mempelajari psikoanalisa dari tokoh

seperti Sigmund Freud, Cari Gustav Jung, dan lain-lain. Pada tahun 1919 Piaget

meninggalkan Zurich ke Paris. Selama dua tahun di Universitas Sorbone Piaget

5

Page 6: MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN

mempelajari psikologi klinis dan filsafat bersama-sama. Kemudian dia bekerja di

Laboratorium Binet, dibawah asuhan Theophile Simon. Pada mulanya Piaget merasa

bosan dengan tes-tes yang dilakukan terhadap anak-anak yakni tes-intelligensi. Tetapi

lama-lama Piaget tertarik pada jawaban-jawaban yang diberikan oleh anak-anak yang

lebih muda. Bukan jawaban yang benar yang menarik perhatian Piaget, melainkan

sebaliknya, yakni jawaban yang salah. Piaget menyadari adanya jawaban yang selalu

menetap dan khusus diperlihatkan berdasarkan hasil cara berpikir anak-anak yang

khusu pula dan yang berbeda dengan orang dewasa. Dengan demikian anak ternyata

bukan merupakan “miniatur replica” orang dewasa dan cara berpikir anak-anak tidak

sam dengan cara berpikir orang dewasa. Ini merupakan lapangan baru denga Piaget

sebagai tokoh terkemuka yang memperkenalkan teorinya mengenai perkembangan

kognitif.

Beberapa pertanyaan yang pokok dalam teori perkembangan kognitif adalah:

dengan alat-alat apa orang memperoleh pengetahuan, dimana orang memperoleh

pengetahuan, menyimpannya dan menggunaknnya?. Dalam prinsipnya hal ini

berhubungan dengan alat-alat pengenalan dan bentuk-bentuk pengenalan. Kognisi

adalah pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati. Jadi tingkah laku-

tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang

membutuhkan untuk menggunakan pengetahuan.

Jean Piaget memandang banyak persoalan perkembangan kognitif termasuk cara

anak-anak memahami hubungan antara simbol dan objek, bagaimana anak-anak

berusaha untuk memecahkan masalah, pengetahuan anak-anak tentang sebab akibat,

dan kemampuan mereka untuk mengelompokkan objek dan mengikutsertakan

pemikiran yang pasti. Selain itu Piaget melihat perkembangan intellectual atau

kognitif, kemampuan untuk maju anak-anak melalui langkah yang nyata. Setiap

langkah adalah karakteristik oleh munculnya kemampuan baru, dimana dibolehkan

untuk reorganisasi pada pikiran anak-anak. Untuk Piaget, perkembangan bergantung

pada besarnya peranan manipulasi anak-anak dan interaksi aktif dengan lingkungan.

Dalam pandangan Piaget, pengetahuan datang dari tindakan (action).

Perkembangan kognitif berpusat pada perkembangan cara penerimaan dan mental

anak. Menurut Piaget, anak-anak mencoba berusaha memahami hal-hal baru untuk

6

Page 7: MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN

mengembangkan pola pikir anak dan jika pemahaman anak tidak tercapai, maka anak

akan berusaha untuk menyesuaikannya dengan cara membatasinya.

E. Skema

Pembagian teori Piaget adalah idenya tentang pengorganisasian pemikiran anak-

anak dan remaja dan kebiasaan dan bagaimana mereka mengubah pemikirannya seperti

halnya pertumbuhannya. Pola kebiasaan atau pemikiran anak-anak dan orang dewasa

yang digunakan ketika berhadapan dengan objek di dunia itu disebut dengan skema.

Selain itu skema juga dapat diartikan sebagai suatu struktur mental seseorang dimana ia

secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Skema itu akan

beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang. Skema bukanlah

benda yang nyata yang dapat dilihat, melainkan suatu rangkaian proses dalam sistem

kesadaran orang. Oleh karena itu skema tidak mempunyai bentuk fisis dan tidak dapat

dilihat. Skema juga dapat dipikirkan sebagai suatu konsep atau kategori dalam pikiran

seseorang. Skema seseorang itu terus-menerus berkembang. Skema seorang anak

berkembang menjadi skema orang dewasa. Gambaran dalam pikiran anak menjadi

semakin berkembang dan lengkap. Misalnya, gambaran anak tentang ayam. Pada

awalnya, gambaran anak itu sangat sederhana karena didasarkan pada cerita orang

tuanya atau pada pengalaman pertama kali melihat ayam. Semakin mempunyai banyak

pengalaman dengan bermacam-macam ayam, gambaran atau skemanya tentang ayam

semakin berkembang dan lengkap. Orang dewasa mempunyai skema yang banyak

karena pengalaman hidupnya. Seorang anak biasanya hanya mempunyai skema yang

terbatas. Namun, dengan semakin banyak berpengalaman dalam hidup dan berkontak

dengan lingkungannya, skema seorang anak akan bertambah banyak. Jelas bahwa

pengalaman seseorang berhadapan dengan situasi lingkungan menjadi unsur yang

penting dalam memperluas dan memperbanyak skemanya.

Secara sederhana skema itu ketika seorang bayi menggenggam sebuah objek

dalam jangkauannya, atau secara kompleksnya ketika murid sekolah menengah atas

belajar bagaimana untuk memecahkan masalah matematika. Skema juga dapat

diklasifikasi seperti kebiasaan (menyerap, mengendarai mobil) atau kognitif

(menyelesaikan masalah, mengkategori konsep). Sebuah skema juga diibaratkan sebuah

program komputer yang dikonstruksi orang untuk berhadapan dengan dunia. Seperti

7

Page 8: MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN

program komputer, setiap skema membicaran tentang semua objek dan kejadian-

kejadian di tempat yang sama, untuk contohnya, bayi yang paling muda tidak akan

menutupi sesuatu yang bisa kamu lakukan dengan objek yang dipukulkan. Ketika

mereka melakukan itu, objeknya membuat suara dan mereka melihat objek yang

dipukulkan ke permukaan. Ini menceritakan mereka sesuatu tentang objek. Bayi juga

belajar tentang objek dengan menggigitnya, menghisapnya, dan melemparnya. Setiap

kebiasaan itu adalah skema. Ketika bayi menemukan objek baru, bagaimana mereka

mengetahui tentang semua objek itu. Berdasarkan Piaget, mereka akan menggunakan

skema mereka yang telah dikembangkan dan akan mengetahui jika objek membuat

suara yang keras atau lembut ketika dipukulkan, apa itu dirasakan seperti halnya susu

dan mungkin itu sebuah gulungan atau hanya bergedebuk ketika dijatukan (lihat

gambar dibawah ini)

Memukulkan adalah skema favorit yang digunakan bayi

untuk menjelajah dunianya

Contoh lainnya adalah seorang anak akan mengepal tapak tangannya bilamana

pada tapak tangannya diletakkan sebuah benda. Pada saat itu dengan matanya si anak

melihat benda yang ada di tapak tangannya. Di sinia ada 2 skema, yankni skema untuk

mengepal tapak tangan dan skema untuk melihat. Kalau kedua skema ini belum

terpadu, maka kedua perbuatan akan dilakukan secara terspisah. Artinya, gerakan

mengepal tangan karena ada benda dan gerakan melihat benda tersebut terjadi secara

terpisah. Tetapi bilamna kedua skema sudah terpadu, tergabung, teratur melalui

kematangan dan pengalaman, maka anak akan melihat benda yang ada di tapak

tangannya dan kemudian mengambil (mengepal tapak tangan) benda yang dilihatnya

itu.

8

Page 9: MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN

F. Sistem mengatur yang dikemukakan oleh Piaget, mempunyai 2 faktor :

1. Skema

2. Adaptasi, yaitu adaptasi yag dapat dilukiskan sebagai kecenderungan setiap

organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Kecenderungan adaptasi ini mempunyai dua komponen atau dua proses yang

komplementer :

a. Asimilasi

Asimilasi adalah kecenderungan organisme untuk mengubah lingkungannya

guna menyesuaikannya dengan dirinya sendiri. Suatu contoh dalam lapangan

biologi adalah makan, dalam proses ini makanan dari luar masuk ke sel-sel tubuh

setelah diubah dan disesuaikan dengan keadaan sel yang ada, untuk kemudian

berubah menjadai tenaga dan air.

Piaget (1970) mengemukakan : “Dari sudut biologi, asimilasi adalah integrasi

antara elemen-elemen dari luar terhadap struktur yang sudah lengkap pada

organisme”. Dalam lapang psikologi asimilasi (kognitif) juga memegang peranan

besar. Misalnya ketika sebuah boneka diletakkan di depan seorang bayi. Bayi

tersebut telah memperolah suatu kebiasaan pola tingkah laku terhadap

lingkungannya sehingga bayi akan mencoba mengartikan boneka tersebut dengan

skema-skema yang sudah dimiliki yakni meraih boneka, memegangnya,

melihatnya dan mungkin menggoyang-goyangnya. Bayi mengasimilasikan

boneka tersebut. Peristiwa ini terjadi melalui aksi-aksi yang dilakukan oleh bayi.

Bagi Piaget, aksi-aksi ini menjadi landasan dari kemampuan mengasimilasikan

atau mengatahui bernda-benda di luar dirinya. Dunia bagi anak merupakan

“dunia raih”. Nilai fungsional objek-dari sudut pandang orang dewasa-diturunkan

menjadi ‘kemungkinan dapat diraih”.

Dalam situasi pelajaran maka prinsip asimilasi merupakan hal yang sangat

penting. Menurut Piaget maka setiap anak selalu dalam salah satu stadium

perkembangan. Stadium ini sebagian besar untuk menentukan cara anak

mengenterpreneur suatu tugas verbal misalnya : Anak umur 4 tahun dan umur 10

tahun dapat diberikan suatu tugas verbal yang identik, tetapi harus disadari bahwa

anak hanya akan mengerti tugas tadi sepanjang struktur kognitif, yaitu stadium

perkembangan kognitifnya memungkikan untuk hal itu, anak mengasimilasi tugas

9

Page 10: MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN

tadi dengan struktur kognitifnya: ia mengerti tugasnya sepanjang ia mampu untuk

mengertinya.

Lerner (1976) memberikan contoh asimilasi kognitif sebagai berikut : Kepada

seorang anak diperlihatkan segitiga sama sisi. Setelah itu kepada anak tersebut

diperlihatkan segitiga lain, yakni segitiga siku-siku. Asimilasi kognisi terjadi

kalau si anak menjawab bahwa segitiga siku-siku yang diperlihatkan adalah

segitiga sama sisi, karena objek di luar dirinya, ketika masuk ke dalam si anak

diubah dan disesuaikan dengan struktur dalam yang sudah ada pada anak.

(gambar 1 dan 2 ).

Contoh lain bisa dilihat pada bayi yang menyusu ibunya. Bayi seakan-akan

tahu melalui aksi-aksi yang diperlihatkan ketika mengadakan hubungan dengan

objek diluar dirinnya, dalam hal ini dengan puting susu ibunya. Bayi telah

mengembangkan struktur kognitif ini dengan dasar aksi-aksi yang diperlihatkan.

Bila mana pada suatu saat bayi tersebut memasukkan ibu jarinya untuk diisap,

maka terjad peristiwa asimilasi. Gerakan mengisap yang dilakukan terhadap ibu

jarinya, sama dengan gerakan mengisap ketika ia menyusu ibunya. Bayi

mengintegrasikan ibu jari terhadap struktur kognitif yang sudah ada yaitu punting

susu ibunya.

10

Page 11: MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN

(gambar 1 & 2)

b. Akomodasi

Akomodasi adalah kecenderungan organisme untuk merubah dirinya sendiri

guna menyesuaikan diri dengan kelilingnya. Kalau pada asimilasi terjadi

perubahan pada objeknya, maka pada akomodasi terjadi perubahan pada

subjeknya agar ia bisa menyesuaikan terhadap objek yang ada di luar dirinya.

Struktur kognitif yang sudah ada dalam diri seseorang mengalami perubahan

supaya sesuai dengan rangsang-rangsang dari objeknya.

Contohnya dalam lapangan biologi dapat dikemukakan lagi mengenal

makanan. Bila orgnisme terpaksa untuk makan makanan yang asing, maka sistem

fisiologinya sering kali harus menyesuaikan diri dengan faktor lingkungan yang

berubah itu.

Dalam lapangan psikologi dapat diambil contoh yaitu bila anak bayi hendak

meraih sesuatu, bayi tadi harus menyesuaikan pengamatannya dengan objek

tersebut untuk dapat melihatnya dengan baik. Dia harus menyesuaikan pola

gerakannya sedekimian rupa hingga ia dapat mencapai objek tadi dengann

tangannya. Dan akhirnya, ia harus menyesuaikan raihannya pada misalnya bentuk

dan berat objeknya.

Dalam situasi pelajaran atau di sekolah, akomodasi memegang peranan

penting, dimana anak harus bersedia untuk selalu memperoleh pengetahuan baru

guna dapat mengatasi masalah-masalah yang baru.

Sedangkan pada contoh segitiga di atas, ketika anak diperlihatkan segitiga

siku-siku, ia mengubah struktur kognitif yang sudah ada padanya, sehingga ia

melihat segitiga itu sebagai segitiga siku-siku, sesuai dengan keadaan sebenarnya,

karena ia mengetahui kedua bentuk segitiga tersebut.

Contoh lain diberikan oleh Lerner dalam menerangkan akomodasi ini sebagai

berikut : Pada suatu sofa yang tidak terlalu besar, duduk dua orang dengan

santainya. Tiba-tiba datang orang ketiga yang duduk di tengah kedua orang itu.

Kedua orang menggeserkan tubuh, memberi tempat dan orang ketiga kemudian

duduk. Yang terjadi disini bawah orang yang sudah duduk dengan santai yang

kemudian harus menggeser tubuhnyaagar orang ketiga yang baru datang itu dapat

duduk di sofa. Kedua orang tersebut harus mengkomodasikan diri terhadap objek

dari luar.

11

Page 12: MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN

Hubungan asimilasi dan akomodasi adalah komplementer dimana terjadi

secara bersamaan dan saling mengisi padas setiap tingkah laku organisme yang

menyesuaikan diri dengan lingkungan. Mana yang lebih berfungsi apakah faktor

asimilasi lebih dari akomodasi bergantung pada keadaan. Pada suatu saat keadaan

asimilasi lebih dari akomodasi, pada keadaan lain terjadi sebaliknya. Kegiatan

mengasimilasikan dan mengakomodasikan juga berbeda-beda pada tingkatan-

tingkatan perkembangan. Semakin berkembang kea rah kematangan, semakin

lebih bnayak akomodasi terjadi.

Piaget mengemukakan pula bahwa setiap organisme yang mau mengadakan

penyesuaian (adaptasi) dengan lingkungannya harus mencapai keseimbangan

(ekulibrium) yaitu antara aktivitas organism terhadap lingkungan dan antara

lingkungan terhadap organism. Agar terjadi ekuilibrasi antara dirinya dan

lingkungan, maka peristiwa-peristiwa asimilasi dan akomodasi harus terjadi

secara terpadu, bersama-sama dan komplementer.

Kecenderungan organisasi dimana dapat dilukiskan sebagai kecenderungan

bawaan setiap organisme untuk menghintegrasi proses-proses sendiri menjadi

sistem-sistem yang koheren. Kecenderungan ini dapat ditemukan dalam bidang

biologis dan psikologis. Contoh dala bidang biologis adalah berungsinya sistem

fisiologis sendiri sebagai satuan yang terintegrasi.Jika ada gangguan dalam

integrasinya, maka itu merupakan “penyakit”. Sedangkan dalam bidang

psikologis dapat dilihat bahwa bayi pada mulanya mempunyai dua struktur

tingkah laku yang terpisah : ia dapat meraih dan dapat mengamati sesuatu.

Semula anak tidak bisa mengintegrasi dua struktur tingkah laku ini. Kemudian

dua struktur ini dikoordinasi menjadi satu struktur dalam tingkatan yang lebih

tinggi, yaitu dalam apa yang disebut koordinasi mata dan tangan atau koordinasi

visio-motorik. Hubungan antara adaptasi dan organisasi bersifat komplementer

juga. Bila suatu organisme mengadakan organisasi atau aktivitas-aktivitasnya,

maka ia mengasimilasi kejadian-kejadian barupada struktur-struktur ang ada dan

mengakomodasi struktur-sruktur yang sduah ada pada situasi-situasi baru. Piaget

menamakan kedua proses tadi sebagai faktor-faktor biologis. Alasannya yaitu

bahwa dalal kecenderungan tadi selalu ada pada semua organisme hidup.

Kecenderungan-kecenderungan ini meruakan sifat-sifat keturunan. Dan proses

bekerjanya dua proses ini dalam diri suatu organisme tertentu tergantung pada

keliling serta pengalaman belajar organisme tesebut.

12

Page 13: MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN

G. Proses Penyeimbangan

Pengertian “ekuilibrium” atau “keseimbangan” juga menduduki tempat yang

paling penting dalam teori Piaget. Proses-proses asimilasi dan akomodasi yang

komplementer menyebabkan seseorang selalu berusaha mencapai keadaan yang

seimbang lagi. Disini ada hubungan yang langsung dengan pendapat seorang teoretikus

besar yang lain dalam psikologi perkembangan, yaitu Werner (1959). Werner bertolak

dari prinsip ortogenik. Dia ingin menunjukkan bahwa perkembangan, genesa suatu

individu, berlangsung melalui proses yang teratur. Perkembangan akhirnya mencapai

suatu diferensiasi yang semakin tinggi. (motorik yang semula kasar menjadi semkin

halus; hal ini juga berlaku bagi bahasa). Di samping itu perkembangan juga akhirnya

mencapai suatu aturan yang hierargis (fungsi-fungsi yang berbeda-beda makin sesuai

satu sama lain dan makin baik integrasinya). Baik Werner maupun Piaget

berpandangan bahwa perkembangan itu berlangsung melalui rencana yang sudah ada

sejak lahir dan akhirnya mencapai suatu bentuk akhir baik. Prinsip ini pada Werner dan

Piaget merupakan suatu fakta fundamental dalam perkembangan yang merupakan ciri

pokok dalam kehidupan manusia.

Proses adaptasi tidak lepas dari proses organisasi. Juga disini terdapat proses

interaksi yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan. Pengertian keseimbangan

menunjuk pada relasi antara individu dan sekelilingnya terutama pada relasi antara

struktur kognitif individu dan struktur kelilingnya. Disini ada keadaan seimbang bila

individu tidak lagi perlu mengubah hal-hal dalam kelilingnya untuk mengadakan

asimilasi dan juga tidak lagi harus mengubah dirinya sendiri untuk mengadakan

akomodasi dengan hal-hal baru.Tentunya keadaan ini adalah suatu keadaan ideal.

Piaget memang hanya ingin menunjukkan bahwa menurut pendapatnya dalam

perkembagan berfikir manusia ada suatu arah menuju ke harmoni dan keteraturan.

Piaget juga mengemukakan bahwa stiap organisme yang mau mengadakan

penyesuaian (adaptasi) dengan llingkungannya, harus mencapai keseimbangan

(ekuilibrium) yaitu antara aktivitas organisme terhadap lingkungan dan antara

lingkungan terhadap organisme. Agar terjadi keseimbangan antara dirinya dengan

lingkungan, maka peristiwa-peristiwa asimilasi dan akomodasi harus terjadi secara

terpadu, bersama-sama dan komplementer.

13

Page 14: MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN

Ekuilibrasi terjadi dalam perkembangan dan mempunyai dasar biologis untuk

penyesuaian diri, serta menjadi dasar bagi perkembangan kognitif. Dalam keadaan

sebenarnya ekuilibrasi ini juga praktis tidak pernah tercapai dan perkembangan kognitif

juga tidak akan berhenti. Pada anak terjadi peristiwa-peristiwa mengasimilasikan,

mengakomodasikan, mencapai keseimbangan untuk sementara waktu, karena terjadi

asimilasi yang fungsional. Demikian perkembangan kognitif berlangsung terus untuk

mencapai tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi

Pada gambar diatas, seorang anak memperlakukan sama telur yang diberikan

padanya (dia menganggap semua benda yang ia pegang akan berdampak sama saat ia

pukulkan). Namun benda yang ia pukulkan pada saat itu (telur) itu pecah, kemudian

wajahnya menjadi terkejut dengan perbedaan yang terjadi. Bayi itu terkejut dengan

masalah atau situasi yang sebelumnya telah ia hadapi, namun pada situasi ini dia tidak

bisa menangani masalahnya dengan pola yang sama yaitu memukulkan benda yang

diberikan padanya. Disinilah teori Piaget, keadaan yang tidak seimbang diantara apa

yang ia mengerti selama ini dengan apa yang ia temui pada saat itu. Orang-orang

umumnya mencoba untuk mengurangi ketidakseimbangan semacam itu dengan fokus

pada rangsangan yang menyebabkan ketidakseimbangan dan mengembangkan pola

baru atau menyesuaikan pola lamanya sampai kesimbangan pulih. Proses ini akan ia

perbaiki hingga tercapai keseimbangan lagi. Inilah yang disebut “equilibration” atau

“proses penyeimbangan”. Menurut Piaget mengajar juga bisa bergantung dengan

proses ini. Ketika keseimbangan ini terganggu, para siswa akan mempunyai

kesempatan untuk menumbuh dan kembangkan kemampuannya.

Guru dapat mengambil keuntungan dari pola keseimbangan ini dengan membuat

situasi yang menyebabkan ketidakseimbangan yang kemudian akan memunculkan rasa

ingin tahu para siswa(Moshman, 1990). Para pengajar ilmu alam dapat melakukannya

saat memperkenalkan konsep baru yang mengusik keseimbangan yang selama ini

tertanam pada para siswa saat akan melakukan sebuah percobaan. Pengajar ilmu sosial

14

Gambar 2.1 i loooooooo

Page 15: MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN

dapat menggunakan teknik ini dengan memberikan penyataan yang provocatip.

Contohnya, seorang guru yang bertanya pada siswanya yang berkebangsaan Amerika

untuk mempertahankan posisi pendukung pemerintah pada revolusi Amerika, dengan

mengajukan sebuah keadaan ketidakseimbangan dipikiran para siswa. Untuk

menyelesaikan ketidakseimbngan ini para siswa harus menampung sebuah pandangan

baru dan kemudian tumbuhlah sebuah pemahaman. Akan tetapi tidak semua murid

dapat mendeteksi ketidaksesuaian ini pada sebuah kata baru, gambaran atau ide yang

memungkinkan terbentuknya ketidakseimbangan.

Kemampuan ini dikembangkan oleh seseorang yang kemampuann kognitifnya

berkembang. Piaget menjelaskannya melalui sebuah contoh. Seorang anak yang berusia

lima tahun yang bersikukuh pada kepercayaannya bahwa benda yang ukurannya kecil

akan terapung, sedangkan benda yang ukurannya besar akan tenggelam. Ketika anak ini

ditunjukkan pada potongan besar kayu yang terapung, anak ini pun mendorong dengan

semua tenaganya agar kayu itu tenggelam bahkan sambil berkata “kamu itu seharusnya

tenggelam, bodoh!!”. Anak ini menentang pengalaman atau masalah yang tidak

seimbang dengan menyangkal itu, karena dia tidak siap untuk membentuk sesuatu yang

lebih abstrak. Disinilah tugas guru atau orang yanglebih tahu untuk menjelaskan pada

anak ini mengapa kayu besar itu mengapung.

15

Page 16: MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN

Daftar Pustaka

Suparno, P. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius

Nijmegen. Psikologi Perkembangan.Yogyakarta, Maret 2008. Gajahmada University Press

http://winanti5599.blog.esaunggul.ac.id/2012/03/29/perkembangan-kognitif-menurut-jean-

piaget/

16