Makalah Technopreneur Fixed

14
MAKALAH Pengamatan Usaha Mikro Waralaba “Tela Tela” di Jl. Sulfat, Perum. Sulfat Kota Malang Oleh : Susilo Praptomo 2208 030 022 BIDANG STUDI KOMPUTER KONTROL PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Transcript of Makalah Technopreneur Fixed

Page 1: Makalah Technopreneur Fixed

MAKALAH

Pengamatan Usaha Mikro Waralaba “Tela Tela”

di Jl. Sulfat, Perum. Sulfat Kota Malang

Oleh :

Susilo Praptomo

2208 030 022

BIDANG STUDI KOMPUTER KONTROLPROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA

Page 2: Makalah Technopreneur Fixed

2011

Page 3: Makalah Technopreneur Fixed

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketimpangan dari jumlah lapangan kerja yang tak sebanding

dengan jumlah tenaga kerja menjadi latar belakang seseorang untuk

menciptakan lapangan kerja sendiri. Dengan berjalannya waktu, jumlah

job creator atau biasa disebut dengan pengusaha semakin meningkat

walaupun masih kurang untuk mengakomodir jumlah tenaga kerja.

Usaha yang digunakan untuk membuka lapangan pekerjaan

bermacam – macam. Ada yang membuka secara besar – besaran, ada

pula yang skala menengah dan juga skala kecil yang sering disebut usaha

mikro. Keberadaan dari usaha mikro menjadi tulang punggung

perekonomnian dari negara ini, karena banyak dijumpai dimana – mana.

Walau dijalankan dalam manajemen yang sederhana dan dilakukan

sendiri, usaha mikro dapat menjadi dasar dari usaha makro yang

menyerap banyak tenaga kerja.

Berbagai jenis usaha mikro berkembang di kalangan masyarakat,

termasuk juga usaha waralaba. Pada makalah ini akan mengambil contoh

usaha waralaba asal Jogjakarta yaitu Tela – Tela yang belokasi di Jl.

Sulfat, Perum Sulfat Kota Malang.

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa permasalahan yang akan dibahas yaitu:

1. Apa saja elemen dan komponen yang digunakan dalam usaha Tela – Tela?

2. Bagaimana proses dari kegiatan usaha ini berlangsung?

3. Bagaimana prospek kedepan usaha ini?

4. Bagaimana karyawan yang bekerja dalam usaha Tela – Tela?

5. Bagaimana pemasaran Tela – Tela dilakukan?

6. Bagaimana tempat atau lokasi yang digunakan untuk menjalankan usaha?

7. Bagaimana pesaing yang muncul?

8. Bagaimana situasi keuangan terjadi dalam usaha ini?

9. Kendala yang dialami oleh pelaku usaha

Page 4: Makalah Technopreneur Fixed

1.3 Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan pembahasan adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui elemen dan komponen yang dibutuhkan dalam usaha mikro

Tela – Tela.

2. Mengetahui proses yang terjadi dari usaha mikro Tela – Tela.

3. Mengetahui peluang yang dapat diambil dari hasil analisa keadaan.

Page 5: Makalah Technopreneur Fixed

BAB II

PEMBAHASAN

Tela Tela berawal dari sebuah gerobak kecil, di Tambakbayan, sebuah

desa kecil dipinggiran kota Yogyakarta, beroperasi pertama kali pada tanggal 24

September 2005 dengan menjual jajanan dengan berbahan dasar singkong mirip

dengan frenchfries, yang sering juga disebut jogjafries, respon yang sangat baik

akan hadirnya produk unik, enak dan terjangkau menjadikan Tela Tela menjadi

makanan favourit di Yogyakarta pada tahun 2006. Setelah mencermati prospek

bisnis sederhana namun sangat menguntungkan ini maka para pendiri mencoba

membuka dua outlet lagi di Jalan Wonocatur No 31, dan di RukoBabarsari Plaza.

Pertengahan tahun 2006 banyak sekali para peminat usaha ini untuk bergabung,

karena Yogyakarta adalah kota yang sangat plural, maka perkembangan Tela

Telapun merambah seluruh nusantara dan terus berkembang hingga sekarang

hingga menjadi sebuah waralaba yang sangat prospek untuk dikembangkan.

Kegiatan usahanya dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Waralaba Tela Tela

Beberapa hal yang berkaitan dengan berlangsungnya usaha ini adalah

faktor penyusun dan proses yang terjadi.

Page 6: Makalah Technopreneur Fixed

2.1 Elemen dan Komponen dalam Usaha

Banyak elemen serta komponen yang harus diperhatikan dan dibutuhkan

dalam menjalankan usaha Tela – Tela ini yaitu:

a. Modal

Modal awal untuk menjalankan usaha ini tidak membutuhkan

biaya yang terlalu besar, cukup dengan Rp. 5.000.000,- usaha ini dapat

berjalan. Biaya ini sekaligus mendapatkan fasilitas berikut

Satu set perlengkapan counter

Paket promosi usaha

Kaos seragam

Bahan baku pemakaian rutin

Sistem operasional

Training karyawan  

Modal awal untuk membuka sebuah outlet, seseorang dapat

membeli hak dagang yang sudah ada. Dengan membayar Rp. 1.000.000,-

kepada pemegang merek dan menyediakan peralatan usaha, maka usaha

waralaba ini dapat melangsungkan kegiatan usahanya. Modal awal juga

digunakan untuk sewa tempat di depan mini market Alfamart terletak di

JL. Sulfat, Perumahan Sulfat Kota Malang.

b. Tenaga Kerja

Tela – Tela tidak membutuhkan karyawan yang banyak

untuk menjalankan sebuah counter. Karena sifatnya yang berpindah –

pindah sehingga memudahkan untuk berpindah. Seorang karyawan yang

menjalankan sebuah counter Tela – Tela ini memiliki tugas yang

merangkap beberapa posisi, diantaranya sebagai koki, pelayan dan kasir.

Semua tugas memungkinkan untuk dilakukan seorang karyawan dan

tidak memberatkan.

Tenaga kerja yang dibutuhkan hanya satu orang. Karena sifatnya

kerja terbuka dan dapat berpindah – pindah. Seorang pekerja ini

merangkap tugas sebagai pelayan, koki, dan kasir. Dimana pekerjaan

Page 7: Makalah Technopreneur Fixed

tersebut memang memungkinkan untuk dilakukan untuk satu orang dan

tidak memberatkan.

c. Bahan baku

Bahan baku ketela dan bumbu didapat dari agen pemegang merek

Tela Tela. Setiap dua hari membeli 70 s/d 80 pack dan bumbu perasa dari

agen. Berat masing – masing pack adalah 100 gram. Tela Tela memiliki

beberapa bumbu perasa antara lain barbeque, balado, bawang, pedas, dan

jagung bakar.

d. Peralatan pendukung

Beberapa perangkat untuk berlangsungnya kegiatan usahan ini

diantaranya counter, kompor, tabung LPG, wajan, serok, peniris

gorengan, dan tupper ware. Perangkat tersebut selalu digunakan dalam

proses melakukan usaha.

2.2 Proses

Dalam melakukan kegiatan usaha waralaba ini, beberapa proses

dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pertama harus membeli

merek dagang dari Tela Tela. Selanjutnya pemilik merek dagang ini

dapat menjual produk yang disediakan oleh agen – agen. Pemilik merek

dagang harus membayar kepada agen 10% dari harga pokok tiap pack

yang dibeli untuk karena sistem yang diterapkan adalah sistem waralaba.

Dalam melakukan pemasaran atau penjualan produk, counter dapat

berpindah – pindah.

Page 8: Makalah Technopreneur Fixed

Gambar 2.2 Counter dan Penjual

2.3 Prospek Usaha

Usaha Tela – Tela ini memiliki prospek usaha ke depan yang baik.

Karena saat ini masyarakat Indonesia memang sangat konsumtif, terlebih

lagi dengan sebuah produk yang memiliki keunikan seperti Tela – Tela

ini.

2.5 Pemasaran

Tela – Tela adalah sebuah makanan ringan yang unik karena

berbahan baku dari ketela. Tela – Tela ini dikemas sebagai makanan

ringan yang dapat dibawa untuk jalan – jalan atau hanya sekedar

menikmatinya. Sehingga sasaran untuk produk ini adalah masyarakat

sekitar. Metode pemasarannya dilakukan dengan orang ke orang karena

menggunakan media counter untuk jualannya.

2.6 Lokasi

Pemilihan tempat berpengaruh pada penjualan. Lokasi yang dipilih

adalah di depan minimarket Alfamart karena lokasinya yang strategis

pada perumahan sulfat. Lokasi yang dipilih memiliki beberapa prioritas

diantaranya adalah banyak orang yang melintasi jalan didepan dan di

jalan sehingga mudah terlihat. Selain memiliki tempat tetap counter

Page 9: Makalah Technopreneur Fixed

tersebut dapat berpindah – pindah, misalnya saja memasuki kawasan

perum sulfat.

2.7 Pesaing

Para pesaing dalam bisnis waralaba sangat banyak, apalagi di kota

– kota besar mengingat daya konsumsi masyarakat juga besar. Namun

untuk produk Tela – Tela ini masih belum terlihat pesaingnya yang

menggeluti bahan yang sama yaitu ketela sedangkan pesaing untuk jenis

makanan ringan sangat banyak sekali.

2.8 Keuangan

Sistem keuangan dari sebuah counter diatur oleh karyawan tersebut dan

kemudian disetor kepada pemilik. Usaha ini adalah waralaba sehingga 10% dari

omset diserahkan kepada pemilik merk dagang Tela – Tela, selebihnya dapat

dikelola sendiri.

ANALISIS PERHITUNGAN  Jenis kebutuhan Pemasukkan Pengeluaran *Modal Awal*Pembelian Hak Dagang

Harga Pokok Penjualan*ketela*minyak*gas*dus*Lain-lain

Rp. 5.000.000Rp. 1.000.000 +Rp. 6.000.000

Rp. 600Rp. 300Rp. 75Rp. 200Rp. 50 +Rp. 1.625

q    HPP ( harga pokok penjualan ) :   ketela          = Rp 600                                                                             bumbu          = Rp 300minyak        = Rp 300gas                = Rp 75dus                = Rp 200lain-lain       = Rp 50------------------------------  +      HPP   = Rp 1,625

Page 10: Makalah Technopreneur Fixed

q    KEUNTUNGAN RATA-RATA PER PORSI   = HARGA JUAL – HPP                                                                     = Rp 2,700- Rp 1,625                                                                          = Rp 1,075                                                                          = ± 39,81 %

PERHITUNGAN R.O.I DENGAN PENJUALAN 40 PAKET PER-HARI

- 40 bungkus X Rp.2.700 X 30 hari X 39,81 %     = Rp. 1.289.844

- Gaji karyawan 1 orang                                              = Rp.    350,000- Sewa tempat rata-rata per bulan                              = Rp.    150,000- Royalty fee sebesar 5 % dari total penjualan       = Rp.    162.000                                                                                ------------------- -                                                                             =    Rp. 668.344

2.9 Kendala – Kendala

Kendala yang dihadapi pengusaha dalam melakukan proses penjualan

yang mempengaruhi angka pendapatan antara lain:

- Jika cuaca tidak mendukung penjualan menurun karena bersifat outdoor

dengan kata lain pedagang kaki lima.

- Pandangan atau stigma masyarakat yang menganggap ketela sebagai

makanan kuno.

- Variasi makanan yang kurang karena hanya stik ketela.

Page 11: Makalah Technopreneur Fixed

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal yang berkaitan

dengan usaha waralaba Tela Tela yaitu,

o Proses usaha mikro memiliki sistem yang sederhana, dan

memungkinkan untuk dilakukan oleh seorang pemula.

o Usaha mikro menjadi sarana pengembangan diri untuk mengarah

ke usaha yang lebih besar.

o Waralaba menjadi alternatif untuk memulai sebuah usaha baru.

3.2 Saran

Saran yang dapat dijadikan masukan pada makalah ini untuk

menjadi sarana usaha yang lebih baik yaitu,

o Usaha mikro harus didukung oleh pemerintah agar dapat

dikembangkan lebih baik lagi.

o Kreatifitas dalam membuat sebuah produk harus dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat yang bervariasi

Page 12: Makalah Technopreneur Fixed