Makalah Tauhid Kelompok v Farmasi A

download Makalah Tauhid Kelompok v Farmasi A

of 18

Transcript of Makalah Tauhid Kelompok v Farmasi A

MAKALAH AQIDAH AKHLAK

TAUHID DAN MACAM-MACAMNYA(TAUHID RUBUBIYAH, MULKIYAH, ULUHIYAH, DAN TAUHID RAHMANIYAH)

OLEH:KELOMPOK VI1. AYU TRY SARTIKA2. AZWAR NASHIR AS.3. BESSE SURWANTI4. DESI PANCA PUTRI SAMSYUL

JURUSAN FARMASIFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

SAMATA - GOWA2012KATA PENGANTAR

Puji syukur tim penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA sehingga makalah yang berjudul Tauhid dan Macam-macamnya dapat diselesaikan yang Alhamdulillah tepat waktu. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang tim penulis hadapi. Namun tim penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dosen dan kerabat, sehingga kendala-kendala yang tim penulis hadapi teratasi. Tim Penulis sadar, penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penyusunan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini dapat memberi sumbangan pemikiran tersendiri bagi masyarakat khususnya bagi para mahasiswa sebagai tambahan ilmu dan informasi terutama dalam penguatan ddan pembentukan aqidah ke-tauhid-an terhadap Allah SWT.

Samata, Oktober 2012

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangB. Rumusan MasalahC. TujuanBAB II ISIA. Makna TauhidB. Keistimewaan TauhidC. Macam-macam TauhidD. Makna dan Keutamaan Kalimat TauhidBAB III PENUTUPA. KesimpulanB. SaranDAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangTauhid adalah keyakinan tentang adanya Allah Yang Maha Esa, yang tidak ada satu pun yang menyamai-Nya dalam Zat, Sifat atau perbuatan-perbuatan-Nya (Prof. Dr. M. Yusuf Musa, 1961, hal. 45). Tauhid adalah mengesakan Allah SWT dari semua makhluk-Nya dengan penuh penghayatan, dan keikhlasan beribadah kepada-Nya, meninggalkan peribadatan selain kepada-Nya, serta membenarkan nama-nama-Nya yang Mulia (asmaul husna), dan sifat-sifat-Nya yang Maha Sempurna, dan menafikan sifat kurang dan cela dari-Nya (Shalih Fauzan bin Abdullah al Fauzan, hal. 15). Demikianlah pengertian tauhid menurut para ulama ternama, yang intinya adalah keyakinan akan Esa-nya ketuhanan Allah SWT, dan ikhlasnya peribadatan hanya kepada-Nya, dan keyakinan atas nama-nama serta sifat-sifat-Nya. Pembahasan mengenai tauhid merupakan hal yang paling urgen dalam Agama Islam, di mana tauhid mengambil peranan penting dalam membentuk pribadi-pribadi yang tangguh, selain juga sebagai inti atau akar daripada Aqidah Islamiyah. Kalimat tauhid atau lebih dikanal dengan kalimat syahadat atau juga disebut Kalimah Thayyibah (Laailaahaillallah) begitu masyhur di kalangan umat Islam. Dalam kesehariannya, seorang muslim melafalkan kalimat tersebut dalam setiap shalat wajibnya yang lima waktu. Namun rupanya saat ini pembahasan masalah aqidah menjadi sesuatu yang terkesampingkan dalam kehidupan, kencenderungan masyarakat yang hedonis dengan persaingan hidup yang begitu ketat, sehingga urusan-urusan dunia menjadi suatu hal yang menyita perhatian manusia daripada hal-hal lainnya, termasuk masalah keberagamaan, sehingga kita dapatkan banyak sekali penyimpangan demi penyimpangan yang terjadi di tengah-tengah umat Islam, dengan keadaan yang semakin hari semakin buruk ini rupanya lambat laun akan menyadarkan kita semua akan pentingnya peran agama Islam sebagai agama paripurna yang tidak mengatur urusan ukhrawi saja, namun juga dalam mengatur urusan-urusan duniawi, yang menjadikan aqidah sebagai landasan berfikirnya.Diharapkan dari penulisan makalah ini, selain pengetahuan yang lebih luas tentang Tauhid sebagai intisari peradaban yang telah mengantarkan umat Islam menuju kejayaan demi kejayaan yang tidak pernah tertandingi.

B. Rumusan MasalahDalam makalah ini rumusan makalah yang dapat kami paparkan adalah sebagai berikut:1. Apa pengertian tauhid?2. Apa keistimewaan tauhid?3. Apa saja macam-macam tauhid?4. Apa makna kalimat tauhid dan keutamaanya?

C. TujuanBerdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:1. Memahami dan mempelajari pengertian.2. Memahami keistimewaan tauhid.3. Memahami dan mempelajari macam-macam tauhid.4. Memahami makna dan keutamaan kalimat tauhid.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian TauhidTauhid adalah mengesakan Allah semata dalam beribadah dan tidak menyekutukan-Nya. Dan hal ini merupakan ajaran semua Rasul alaihimusshalatuwassalam. Bahkan tauhid merupakan pokok yang dibangun di atasnya semua ajaran, maka jika pokok ini tidak ada, amal perbuatan menjadi tidak bermanfaat dan gugur karena tidak sah sebuah ibadah tanpa tauhid.[footnoteRef:1] [1: Muh. Muinudinillah Basri dan Erwandi Tarmizi. 2010. Tauhid dan Makna Syahadatan. Hal: 4]

Firman-firman Allah SWT yang menyeru umat manusia untuk tidak menyekutukan-Nya.Surah Adz-Dzariyat: 56Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanya untuk beribadah kepadaku.Surah An-Nahl: 36Dan sesungguhnya Kami telah mengutus seorang Rasul pada tiap umat untuk menyerukan: Beribadahlah kepada Allah saja dan jauhilah thaghut.Surah Al-Isra: 23-24Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah kecuali hanya kepada-Nya, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali kamu jangan mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya bagaimana mereka telah mendidik aku waktu kecil.Surah Al-Isra: 39Dan janganlah kamu menjadikan bersama Allah sesembahan yang lain, sehingga kamu (nantinya) dicampakkan dalam neraka jahannam dalam keadaan tercela, dijauhkan (dari rahmat Allah).Surah An-Nisa: 36Beribadahlah kamu sekalian kepada Allah (saja) dan jangan kamu mempersekutukannya dengan sesuatupun.Tauhid sebagai suatu pengetahuan kesaksian, keimanan, dan keyakinan terhadap keesaan Allah dengan segala kesempurnaan-Nya. Berdasar ayat-ayat Al-Quran tersebut di atas, keesaan Allah itu meliputi tiga hal, yaitu esa zat-Nya, tidak ada Tuhan lebih dari satu dan tidak ada sekutu bagi Allah; esa afal-Nya, tidak ada seorang pun yang dapat melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh Allah. Menurut Osman Raliby, kemahaesaan Allah adalah: Allah Maha Esa dalam zat-Nya. Kemahaesaan Allah dalam zat-Nya dapat dirumuskan dengan kata-kata bahwa zat Allah tidak sama dan tidak dapat disamakan dengan apapun juga. Zat Allah tidak akan mati, tetapi akan kekal dan abadi. Allah juga bersifatwajibul wujud, artinya hanya Allah yang abadi dan kekal wujud-Nya. Selain Allah, semuanya bersifatmumkinul wujud, artinya boleh ada dan boleh tidak ada.[footnoteRef:2] [2: http://alkisahikmah.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html]

B. Keistimewaan TauhidTauhid memiliki banyak keistimewaan. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam Al-Quran dan sabda Rasulullah SAW yang menjelaskan mengenai besarnya makna tauhid bagi orang-orang yang menanamkan ketauhidan dalam dirinya.Surah Al-Anam: 82Orang-orang yang beriman dan tidak menodai keimanan mereka dengan kedzaliman (kemusyrikan) mereka itulah orang-orang yang mendapat ketentraman dan mereka itulah orang-orang yang mendapat jalan hidayah.Ubadah bin Shamit menuturkan, Rasulullah SAW bersabda:Barangsiapa yang bersyahadat bahwa tidak ada sesembahan yang hak (benar) selain Allah saja, tiada sekutu baginya, dan Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, bahwa Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, dan kalimatnya yang disampaikan kepada Maryam, serta Ruh dari pada-Nya, dan surga itu benar adanya, dan neraka juga benar adanya maka Allah pasti memasukkannya ke dalam surga, betapapun amal yang telah diperbuatnya.Imam Buhari dan Muslim meriwayatkan pula hadits dari Itban bahwa Rasulullah SAW bersabda:Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang-orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan ikhlas dan hanya mengharapkan (pahala melihat) wajah Allah.Tirmidzi meriwayatkan hadits (yang menurut penilaiannya hadits itu hasan) dari Anas bin Malik ia berkata:Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Allah berfirman: Hai anak Adam, jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa sejagat raya, dan engkau mati dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatupun, pasti Aku akan datang kepadamu dengan membawa ampunan sejagat raya pula.Diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda:Musa berkata: Ya Rabb, ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk mengingat-Mu dan berdoa kepada-Mu, Allah berfirman: Ucapkan hai Musa Laa Ilaaha Illallah. Musa berkata: Ya Rabb, semua hamba-Mu mengucapkan itu, Allah menjawab: Hai Musa, seandainya ketujuh langit serta seluruh penghuninya selain Aku dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu sisi timbangan dan kalimat Laa Ilaaha Illallah diletakkan pada sisi lain timbangan, niscaya kalimat Laa Ilaaha Illallah lebih berat timbangannya. (H.R Ibnu Hibban dan Hakim sekaligus men-shahih-kannya).

C. Macam-macam TauhidTauhid terbagi menjadi 4, yaitu tauhid rububiyah, tauhid mulkiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid rahmaniyah.1. Tauhid RububiyahSecara estimologis katarabbsebenarnya memiliki banyak arti, antara lain menumbuhkan, mengembangkan, mendidik, memelihara, menanggung, memperbaiki, mengumpulkan, mempersiapkan, memimpin, mengepalai, dan menyelesaikan. Dalam kaitannya dengan pembahasan tauhid rububiyah dapat dijelaskan bahwa kata rububiyah berasal dari akar katarabb, yaitu zat yang menghidupkan dan mematikan. Tauhid rububiyah sebagai bentuk keyakinan manusia bahwa Allah itu esa dalam penciptaan, pemberian rezeki dan penguasaan atas makhluk-makhluk-Nya. Kenyataan alam secara keseluruhan menjelaskan tentang hakikat tauhid rububiyah.[footnoteRef:3] [3: http://alkisahikmah.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html]

Tauhid rububiyah yaitu menyatakan bahwa tidak ada tuhan penguasa seluruh alam kecuali Allah yang menciptakan dan memberi mereka rizki. Tauhid ini juga telah diikrarkan oleh orang-orang musyrik pada masa dahulu. Mereka menyatakan bahwa Allah semata yang Maha Pencipta, Penguasa, Pengatur, Yang Menghidupkan, Yang Mematikan, tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah taala berfirman dalam surah Al-Ankabut: 61, yang artinya:Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan? Tentu mereka akan menjawab, Allah maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar)Akan tetapi pernyataan dan persaksian mereka tidak membuat mereka masuk Islam dan tidak membebaskan mereka dari api neraka serta tidak melindungi harta dan darah mereka dari misi jihad Islam, karena mereka tidak mewujudkan tauhid Uluhiyah, bahkan sebaliknya mereka berbuat syirik kepada Allah dalam bneribadah kepada-Nya dengan memalingkan ibadah mereka kepada selain Allah.[footnoteRef:4] [4: Muh. Muinudinillah Basri dan Erwandi Tarmizi. 2010. Tauhid dan Makna Syahadatan. Hal: 4-5]

2. Tauhid MulkiyahSecara bahasa kata mulkiyah berasal dari katamulkyang terbentuk pula katamalik. Tauhid mulkiyah berarti sebuah pandangan yang meyakini bahwa Allah sebagai satu-satunya zat yang mengusai alam semesta ini. Melalui sifat mulkiyah-Nya, Allah berhak menentukan apa saja untuk makhluk-Nya. Sebagai pemilik segala yang ada, Allah adalah raja atau penguasa. Raja berfungsi menjadi penguasa manakala ia adalah pemimpin yang dipatuhi. Keberadaan keyakinan mulkiyah ini membedakan antara pribadi muslim dan bukan muslim. Dengan demikian, tauhid mulkiyah menegaskan bahwa loyalitas, afiliasi, kerelaan, pembelaan, dukungan dan pengorbanan tidak boleh diberikan kecuali pemimpin atau undang-undang yang bersumberkan syariat Allah. Karena dengan penegakan syariat Allah di muka bumi akan menjamin kemashlahatan dan kemakmuran kehidupan di bumi.[footnoteRef:5] [5: http://alkisahikmah.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html]

3. Tauhid UluhiyahUluhiyah atau ilahiyah berasal dari katailah. Dalam bahasa Arab katailahmemiliki akar kataa-la-hayang memiliki arti tentram, tenang, lindungan, cinta dan sembah. Semua makna ini sesuai dengan sifat-sifat dan kekhususan zat Allah.Tauhid uluhiyah merupakan pengejawantahan dari sikap kepasrahan dan penghambaan yang utuh kepada Allah. Seorang yang berorientasi pada tauhid uluhiyah akan mengabdikan segenap kehidupannya kepada Allah semata.Makna tauhid uluhiyah adalah sebuah keyakinan bahwa selain Allah adalah satu-satunya zat yang memiliki dan menguasai langit, bumi, dan seisinya, satu-satunya yang wajib ditaati dan yang menentukan segala aturan serta yang melindungi. Ibnu Rajab berkata, Ilahadalah yang wajib ditaati dan tidak didurhakai, merasa takut karena mengagungkan. Cinta takut dan penuh pengharapan, berserah diri, memohon hanya kepada-Nya. Siapa yang menyekutukan-Nya dengan suatu makhluk dalam perkara ini akan merusak keikhlasan seseorang dalam berikrarlaa ilaaha ilallah.Ilahbagi manusia bisa bermacam-macam bentuknya. Oleh karena itu konsekuensi pernyataanlaa ilaaha ilallahsangat berat karena harus meninggalkan seluruhilahselain kepada Allah.Tauhid uluhiyah mengandung konsekuensi tertentu bagi orang beriman. Keyakinan ini menuntut totalitas dalam mengabdi kepada Allah dalam segenap aktivitas kita.[footnoteRef:6] [6: http://alkisahikmah.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html]

Tauhid uluhiyah adalah tauhid ibadah, yaitu mengesakan Allah dalam seluruh amalan ibadah yang Allah perintahkan, seperti berdoa, khouf (takut), raja (harap), tawakkal, raghbah (berkeinginan), khusyu, khasyah (takut disertai pengagungan), taubat, minta pertolongan, menyembelih, nazar, dan ibadah yang lainnya yang diperintahkan-Nya. Dalilnya firman Allah taala: (Q.S Al-Jin: 18)Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang di dalamnya di samping (meyembah) Allah.Manusia tidak boleh memalingkan sedikitpun ibadahnya kepada selain Allah taala, tidak kepada malaikat kepada para Nabi dan tidak juga kepada para wali yang shaleh dan tidak kepada siapapun makhluk yang ada. Karena ibadah tidak sah kecuali dilakukan dengan ikhlas untuk Allah, maka siapa yang memalingkannya kepada selain Allah dia telah berbuat syirik yang besar dan semua amalnya gugur.Kesimpulannya adalah seseorang harus berlepas diri dari penghambaan (ibadah) kepada selain Allah, menghadapkan hati sepenuhnya hanya untuk beribadah kepada Allah. Tidak cukup dalam tauhid sekedar pengakuan dan ucapan syahadat saja jika tidak menghindar dari ajaran orang-orang musyrik serta apa yang mereka lakukan seperti berdoa kepada selain Allah misalnya kepada orang yang telah mati dan semacamnya, atau minta syafaat kepada mereka (orang-orang mati) agar Allah menghilangkan kesusahannya dan menyingkirkannya dan meminta pertolongan kepada mereka atau yang lainnya yang merupakan perbuatan syirik.Wujud nyata tauhid adalah memahaminya dan berusaha untuk mengetahui hakikatnya serta melaksanakan kewajibannya, baik dari sisi ilmu maupun amalan, hakikatnya adalah mengarahkan ruhani dan hati kepada Allah baik dalam hal mencintai, takut (khauf), taubat, tawakkal, berdoa, ikhlas, mengagungkan-Nya, membesarkan-Nya dan beribadah kepada-Nya. Kesimpulannya tidak ada dalam hati seorang hamba sesuatupun selain Allah, dan tidak ada keinginan terhadap apa yang Allah tidak inginkan dari perbuatan syirik, bidah, maksiat yang besar maupun kecil dan tidak ada kebencian terhadap apa yang Allah perintahkan. Itulah hakikat tauhid dan hakikat Laa Ilaaha Illallah.[footnoteRef:7] [7: Muh. Muinudinillah Basri dan Erwandi Tarmizi. 2010. Tauhid dan Makna Syahadatan. Hal: 6-7]

4. Tauhid RahmaniyahSecara bahasa rahmaniyah berasal dari katarahmanyang memiliki arti kasih sayang, yaitu suatu nilai yang paling mendasar sekaligus merupakan kebutuhan paling asasi bagi kehidupan manusia. Rahman dalam perwujudannya yang lebih suci dan lebih tinggi adalah suatu sifat yang ditonjolkan Allah dalam memperkenalkan diri-Nya sebagaimana kita menemukannya pada awal tiap surah yang kita baca dalam Al-Quran, yang intinya bahwa kasih sayang (rahman) Allah sangat luas dan meliputi alam semesta.Pada prinsipnya tauhid rahmaniyah merupakan perwujudan dari setiap sikap muslim yang memiliki tuntutan untuk memberikan dan menebarkan kasih sayang pada seluruh alam semesta. Sikap ini selaras dengan misirahmatan lil alaminyang diemban Rasulullah saw untuk memberikan kasih sayang pada seluruh makhluk alam semesta.Tauhid rahmaniyah menghendaki nilai dasar kasih sayang dikembangkan dalam hubungan dan pergaulan kehidupan kita. Dalam rangka pembinaan dan pengembangan nilai kasih sayang yang sangat dibutuhkan dalam menopang kehidupan. Pengembangan hubungan baik yang dilandasi kasih sayang dalam lingkungan keluarga dikenal dalam ajaran islam dengan silaturahmi.[footnoteRef:8] [8: http://alkisahikmah.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html]

D. Makna Kalimat Tauhid dan KeutamaannyaKalimat Laa Ilaha Illallah adalah kalimat tauhid yang menyatakan keesaan Allah dan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang patut disembah.1. Makna Laa Ilaha IlallahMaknanya adalah tidak ada yang disembah di langit dan di bumi dengan haq kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Sesuatu yang disembah dengan bathil banyak jumlahnya, tapi yang disembah dengan haq hanya Allah saja. Allah taala berfirman dalam surah Al-Hajj: 62, yang artinya:(Kuasa Allah) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, inilah yang bathil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.Banyak sekali hadits yang menerangkan bahwa makna Laa Ilaaha Illallah adalah terlepas diri dari semua ibadah terhadap selain Allah baik dengan meminta syafaat ataupun pertolongan, serta mengesakan Allah dalam beribadah, itulah petunjuk dan agama yang haq yang karenanya Allah mengutus para Rasul dan menurunkan kitab-kitab-Nya. Adapun orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah tanpa memahami maknanya dan mengamalkan kandungannya, atau pengakuan seseorang bahwa dia termasuk orang bertauhid sedangkan dia tidak mengetahui tauhid itu sendiri bahkan justru beribadah dengan ikhlas kepada selain Allah dalam bentuk doa, takut, menyembelih, nazar, minta pertolongan, tawakkal serta yang lainnya dari berbagai bentuk ibadah maka semua itu adalah hal yang bertentangan dengan tauhid bahkan selama seseorang melakukan yang seperti itu dia berada dalam kadaan musyrik.[footnoteRef:9] [9: Muh. Muinudinillah Basri dan Erwandi Tarmizi. 2010. Tauhid dan Makna Syahadatan. Hal: 8-9]

Ibnu Rajab berkata: Sesungguhnya hati yang memahami Laa Ilaaha Illallah dan membenarkannya serta ikhlas akan tertanam kuat sikap penghambaan kepada Allah semata dengan penuh penghormatan, rasa takut, cinta, pengharapan, pengagungan, dan tawakkal yang semua itu memenuhi ruang hatinya dan disingkirkannya penghambaan terhadap selain-Nya dari para makhluk. Jika semua itu terwujud maka tidak aka nada lagi rasa cinta, keinginan, dan permintaan selain apa yang dihendaki Allah serta apa yang dicintainya dan dituntut-Nya. Demikian juga akan tersingkir dari hati semua keinginan nafsu syahwat dan bisikan-bisikan syaitan, maka siapa yang mencintai sesuatu atau menaatinya atau mencintai dan membenci karenanya maka dia itu adalah tuhannya, dan siapa yang mencintai dan membenci semata-mata karena Allah, taat dan memusuhi karena Allah, maka Allah adalah tuhannya yang hakiki. Siapa yang mencintai karena hawa nafsunya dan membenci juga karenanya, atau taat dan memusuhi karena hawa nafsunya, maka hawa nafsu baginya adalah tuhannya, sebagaimana firman Allah taala dalam surah Al-Furqan: 43, yang artinya:Tidaklah engkau melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan?

2. Keutamaan Laa Ilaaha IllallahDalam kalimat Laa Ilaaha Illallah terhimpun banyak keutamaan dan faedah yang bermacam-macam. Akan tetapi keutamaan tersebut tidak akan bermanfaat bagi yang mengucapkannya jika sekedar diucapkan saja. Dia baru memberikan manfaat bagi orang yang mengucapkannya dengan keimanan dan melakukan kandungan-kandungannya. Di antara keutamaan yang paling utama adalah bahwa orang yang mengucapkannya dengan ikhlas semata-mata karena mencari ridho-Nya maka Allah taala haramkan baginya api neraka. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, beliau bersabda:sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi siapa yang mengatakan: Laa Ilaaha Illallah semata-mata karena mencari ridho-Nya. (Muttafaq Alaih)Banyak orang yang mengucapkannya, namun di saat kematian dia dikhawatirkan terkena fitnah sehingga dia terhalang dari kalimat tersebut karena dosa-dosa yang selama ini selalu dilakukannya dan dianggapnya remeh. Banyak juga orang yang mengucapkannya dengan dasar ikut-ikutan atau rutinitas semata, sementara keimanan tidak meresap ke dalam hatinya. Orang-orang yang disebutkan di atas yang sering mendapatkan fitnah saat kematiannya dan saat di kubur sebagaimana terdapat dalam sebuah hadits, Saya mendengarkan manusia mengatakannya, maka saya mengatakannya. (H.R. Ahmad dan Abu Daud)Dengan demikian maka tidak ada kontradiksi antara hadits-hadits yang menjelaskan tentang keutamaan ucapan Laa Ilaaha Illallah, karena jika seseorang mengucapkannyadengan ikhlas dan penuh keyakinan maka dia tidak mungkin berbuat dosa terus menerus, lantaran kesempurnaan keikhlasan dan keyakinan menuntutnya untuk menjadikan Allah sebagai sesuatu yang lebih dicintainya dari segala sesuatu. Maka tidak ada lagi dalam hatinya keinginan terhadap apa yang diharamkan Allah taala dan membenci apa yang Allah perintahkan. Hal seperti itu yang membuatnya diharamkan dari api neraka meskipun dia melakukan dosa sebelumnya, karena keimanan, taubat keikhlasan, kecintaan, dan keyakinannya membuat dosa yang ada padanya terhapus bagaikan malam yang menghapus siang.[footnoteRef:10] [10: Muh. Muinudinillah Basri dan Erwandi Tarmizi. 2010. Tauhid dan Makna Syahadatan. Hal: 13]

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanTauhid adalah mengesakan Allah semata dalam beribadah dan tidak menyekutukan-Nya. Dan hal ini merupakan ajaran semua Rasul alaihimusshalatuwassalam. Bahkan tauhid merupakan pokok yang dibangun di atasnya semua ajaran, maka jika pokok ini tidak ada, amal perbuatan menjadi tidak bermanfaat dan gugur karena tidak sah sebuah ibadah tanpa tauhid. Berdasarkan Al-Quran dan Hadits, Tauhid ini memiliki keistimewaan bagi manusia yang menanamkan dalam dirinya, yaitu ketenangan jiwa, pertolongan dunia, dan pertolongan akhirat.Kalimat tauhid adalah Laa Ilaaha Illallah, yang memiliki makna bahwa tidak ada tuhan yang patut disembah kecuali Allah sebagai tuhan yang haq dan hakiki.Ada empat macam tauhid, yaitu tauhid rububiyah, tauhid mulkiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid rahmaniyah. Tauhid rububiyah sebagai bentuk keyakinan manusia bahwa Allah itu esa dalam penciptaan, pemberian rezeki dan penguasaan atas makhluk-makhluk-Nya. Tauhid mulkiyah menegaskan bahwa loyalitas, afiliasi, kerelaan, pembelaan, dukungan dan pengorbanan tidak boleh diberikan kecuali pemimpin atau undang-undang yang bersumberkan syariat Allah. Sedangkan tauhid uluhiyah adalah tauhid ibadah, yaitu mengesakan Allah dalam seluruh amalan ibadah yang Allah perintahkan. Dan tauhid rahmaniyah menghendaki nilai dasar kasih sayang dikembangkan dalam hubungan dan pergaulan kehidupan kita. Dalam rangka pembinaan dan pengembangan nilai kasih sayang yang sangat dibutuhkan dalam menopang kehidupan.

B. SaranPenulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, saran serta kritikan yang membangun sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bakrun SyafiI, Muh. Muinudinillah Basri , dan Erwandi Tarmizi. 2007.Kitab Tauhid. Maktab Dakwah dan Bimbingan Jaliyat Rabwah: Indonesia.http://alkisahikmah.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-xnone.htmlMuh. Muinudinillah Basri dan Erwandi Tarmizi. 2010. Tauhid dan MaknaSyahadatan. Maktab Dakwah dan Bimbingan Jaliyat Rabwah: Indonesia.