Tauhid maknanya

19
TAUHID Mengesakan Allah semata dalam beribadah dan tidak menyekutukan-Nya. Dan hal ini merupakan ajaran semua Rasul alaihimusshalatuwassalam Disarikan dari Tauhid (Abduloh Haidir )

Transcript of Tauhid maknanya

TAUHID

Mengesakan Allah semata dalam beribadah dan tidakmenyekutukan-Nya. Dan hal ini merupakan ajaran semua

Rasul alaihimusshalatuwassalam

Disarikan dari Tauhid (Abduloh Haidir )

Tauhid adalah

• Mengesakan Allah semata dalam beribadah dantidak menyekutukan-Nya. Dan hal ini merupakanajaran semua Rasul alaihimusshalatuwassalam.

• Bahkan tauhid merupakan pokok yang dibangundiatasnya semua ajaran, maka jika pokok ini tidakada, amal perbuatan menjadi tidak bermanfaatdan gugur, karena tidak sah sebuah ibadah tanpatauhid.

Tauhid terbagi tiga

1. Tauhid Rububiyah, 2. Tauhid Asma’ dan Sifat

3. Tauhid Uluhiyah.

1. Tauhid Rububiyah

• Tidak ada Tuhan Penguasa seluruh alam kecuali Allah yang menciptakan merekadan memberinya rizki.

• Tauhid macam ini juga telah dinyatakan oleh orang2 musyrik pada masa2 pertamadahulu. Mereka menyatakan bahwa Allah semata yang Maha Pencipta, Penguasa, Pengatur, Yang Menghidupkan,Yang Mematikan, tidak ada sekutu bagi-Nya.

• “Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentumereka akan menjawab: “Allah” maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (darijalan yang benar)” (Al Ankabut 61)

• Akan tetapi pernyataan dan persaksian mereka tidak membuat mereka masukIslam dan tidak membebaskan mereka dari api neraka serta tidak melindungi hartadan darah mereka, karena mereka tidak mewujudkan tauhid Uluhiyah, bahkanmereka berbuat syirik kepada Allah dalam beribadah kepada-Nya denganmemalingkannya kepada selain mereka

2. Tauhid Asma’ dan Sifat

• Beriman bahwa Allah ta’ala memiliki zat yg tidakserupa dg berbagai zat yg ada, serta memiliki sifat ygtidak serupa dg berbagai sifat yg ada. Dan bahwanama2-Nya merupakan petunjuk yg jelas akan sifat-Nyayg sempurna secara mutlak.

• “Tidak ada yang meyerupainya sesuatupun, dan DiaMaha Mendengar lagi Maha Melihat” (As Syuro 110)

Keterangan

• Begitu juga halnya (beriman kepada Asma’ dan Sifat Allah) berartimenetapkan apa yg Allah tetapkan untuk diri-Nya dlm Kitab-Nya atau apayg telah ditetapkan oleh Rasul-Nya saw dg penetapan yg layak sesuaikebesaran-Nya tanpa ada penyerupaan dg sesuatupun, tidak jugamemisalkannya dan meniadakannya, tidak merubahnya, tidakmenafsirkannya dg penafsiran yg lain dan tidak menanyakan bagaimanahal-Nya. Kita tidak boleh berusaha baik dg hati kita, perkiraan kita, lisankita untuk ber-tanya2 tentang bagaimana sifat2-Nya dan juga tidak bolehmenyamakan-Nya dg sifat2 makhluk .

3. Tauhid Uluhiyah

• Tauhid Uluhiyah adalah tauhid ibadah, yaitu mengesakan Allah dalam seluruhamalan ibadah yang Allah perintahkan seperti berdoa, khouf (takut), raja’ (harap), tawakkal, raghbah (berkeinginan), rahbah (takut), Khusyu’, Khasyah (takut disertaipengagungan), taubat, minta pertolongan, menyembelih, nazar dan ibadah yang lainnya yang diperintahkan-Nya.

• “Dan sesungguhnya mesjid2 itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamumenyembah seseorangpun didalamnya di samping (menyembah) Allah” (Al Jin 18)

• Manusia tidak boleh memalingkan sedikitpun ibadahnya kepada selain Allah ta’ala, tidak kepada malaikat, kepada para Nabi dan tidak juga kepada para wali yang sholeh dan tidak kepada siapapun makhluk yang ada.

• Karena ibadah tidak sah kecuali jika untuk Allah, maka siapa yang memalingkannyakepada selain Allah dia telah berbuat syirik yang besar dan semua amalnya gugur.

Keterangan

• Kesimpulannya adalah seseorang harus berlepas diri dari penghambaan(ibadah) kepada selain Allah, menghadapkan hati sepenuhnya hanyauntuk beribadah kepada Allah.

• Tidak cukup dalam tauhid sekedar pengakuan dan ucapan syahadat sajajika tidak menghindar dari ajaran orang-orang musyrik serta apa yang mereka lakukan seperti berdoa kepada selain Allah misalnya kepada orang yang telah mati dan semacamnya, atau minta syafaat kepada mereka(orang-orang mati) agar Allah menghilangkan kesusahannya danmenyingkirkannya, dan minta pertolongan kepada mereka atau yang lainnya yang merupakan perbuatan syirik.

• hakikatnya adalah mengarahkan ruhani dan hati kepada Allah baik dalamhal mencintai, takut (khouf), taubat, tawakkal, berdoa, ikhlas, mengagunggkan-Nya, membesarkan-Nya dan beribadah kepada-Nya

Dasar-dasar Memahami Tauhid

Ketahuilah, bahwa sesunguhnya kelurusan ajaran Nabi Ibrahim 'alaihis salam adalahberibadah kepada Allah

secara ikhlas dalam melaksanakan ibadah kepada-Nya. Allahberfirman [artinya]: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supayamereka beribadah

kepada-Ku. (Adz-Dzariyaat1:56)

disebut ibadah kecuali bila disertai dg tauhid

• Sebagaimana shalat, tidaklah disebut shalat bila tidak disertai dengan bersuci.

• Bila ibadah dicampuri syirik, maka rusaklah ibadah itu, sebagaimana rusaknya shalat biladisertai adanya hadatz (tidak suci). Allah berfirman :" Tidaklah pantas orang2 musyrik itu memakmurkan mesjid2 Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang2 yg sia2 pekerjaannya, dan mereka itu kekal di dlm neraka" (At-Taubah: 17)

• Oleh karena itu, perlu dipahami bahwa ibadah yang bercampur dengan kesyirikan akan merusak ibadah itu sendiri. Dan ibadah yang bercampur dengan syirik itu akanmenggugurkan amal sehingga pelakunya menjadi penghuni neraka, Allah berfirman

• "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampunisegala dosa yg selain dari (syirik) itu, bagi siapa yg dikehendaki-Nya. Barangsiapa yg mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yg besar." (An-Nisaa': 48)

Kemurnian ibadah memahami 4 kaidah

• Kaidah Pertama• Engkau harus mengetahui bahwa orang2 kafir yg diperangi

oleh Rasulullah SAW mereka meyakini bahwa Allah sebagai Pencipta, Pemberi rizki, Yang menghidupkan, Yang mematikan, Yang memberi manfa'at, Yang memberi madzarat, Yang mengatur segala urusan (tauhid rububiyah). Tetapi semuanya itu tidakmenyebabkan mereka sebagai muslim, Allah berfirman:

• "Katakanlah: 'Siapa yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapa yang kuasa[menciptakan] pendengaran dan penglihatan, dan siapa yg mengeluarkan yang mati dari yg hidup, dan siapa yang mengatur segala urusan?' Maka mereka akan menjawab:'Allah'. Makakatakanlah:'Mengapa kamu tidak bertakwa [kepada-Nya]." (Yunus:31)

Kemurnian ibadah memahami kaidah Kedua

• Mereka (musyrikin) berkata :"Kami tidak berdo'a kepada mereka (Nabi, orang-2 shalih dll) kecuali agar bisa mendekatkan kpd Allah dan mereka nantinya akan memberi syafa'at. Maksud kami kepada Allah, bukan kepada mereka.

• Namun hal tersebut dilakukan dg cara melalui syafaat dan mendekatkan diri kepada mereka".Dalil tentang mendekatkan diri yaitu firman Allah [artinya]:"Dan orang2 ygmengambil pelindung selain Allah (berkata):"Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dg sedekat2 nya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. SesungguhnyaAllah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar" ( Az-Zumar: 3)

• Adapun dalil tentang syafa'at yaitu firman Allah [artinya]:"Dan mereka menyembah selainAllah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfa'atan, dan mereka berkata:"Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah". Katakanlah:"Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya dilangit dan tidak [pula] di bumi" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang merekamempersekutukan [itu]." (Yuunus: 18)

Kemurnian ibadah memahami kaidah Kedua

Kemurnian ibadah

• Syafa'at itu ada 2 macam:• • Syafa'at munfiyah (yang ditolak)• • Syafa'at mutsbitah (yang diterima)• Syafa'at munfiyah adalah syafa'at yang dicari dari selain Allah. Sebab

tidak seorangpunyang berkuasa dan berhak untuk memberikannya kecuali Allah, Allah berfirman]:"Hai orang2 yg beriman, belanjakanlah [di jalan Allah] sebagian dari rezki yg telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yg pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yg akrab dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang2 kafir itulah orang2 yg zalim. (Al-Baqarah: 254)

• Adapun syafa'at mutsbitah adalah syafa'at yg dicari dari Allah. Pemberi syafa'at itu dimuliakan dg syafa'at, sedangkan yg diberi hak untuk memberikan syafa'at adalah orang yg diridhai Allah, baik ucapan maupun perbuatannya setelah memperoleh izinNya

Kemurnian ibadah kaidah Ketiga

• Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menerangkan kapada manusia tentang macam2 sistem peribadatan yg dilakukan oleh manusia. Diantara mereka adayang menyembah matahari dan bulan, diantara mereka ada pula yg menyembah orang2 shaleh, para malaikat, para wali, pepohonan, dan bebatuan.Mereka semua diperangi oleh Rasulullah saw dalilnya adalah firmanAllah [artinya]:"Dan perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah, dan dien ini menjadi milik Allah semuanya."(Al-Baqarah:193)

• Sedangkan dalil larangan beribadah kepada matahari dan bulan adalah firman Allah "Dan sebagian dari tanda2 kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan.Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah [pula] kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yg menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah."(Fushilat:37)

• Dan dalil larangan beribadah kepada orang2 shaleh adalah: "Katakanlah:'Panggillah mereka yg kamu anggap selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan tidak pula memindahkannya'.

• Orang2 yg mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kpd Rabb mereka siapa di antara mereka yg lebih dekat [kepada Allah] dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Rabbmu adalah sesuatu yang [harus] ditakuti. (Al-Ishra:56-57) Adapun dalil tentang larangan beribadah kpd para malaikat adalah: "Dan [ingatlah] hari [yang di waktu itu] Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat:"Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?" Malaikat2 itu menjawab:"Maha Suci Engkau.Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu".Maka pada hari ini sebahagian kamu tidak berkuasa[untuk memberikan] kemanfaatan dan tidak pula kemudharatan kpd sebahagian yg lain.Dan Kami katakan kepada orang2 yg zalim:"Rasakanlah olehmu azab neraka yg dahulunya kamu dustakan itu". (Sabaa': 40-42)

Kemurnian ibadah kaidah Ketiga

• Larangan beribadah kpd para Nabi :"Dan [ingatlah] ketika Allah berfirman"Hai 'Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kpd manusia:"Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Ilah selain Allah".

• 'Isa menjawab:"Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apayg bukan hakku [mengatakannya]. Jika aku pernah mengatakan nya maka tentulah Engkau telah mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yg ada pada diri-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yg ghaib2"Aku tidak pernah mengatakan kpd mereka kecuali apa yg Engkau perintahkan kepadaku [mengatakannya yaitu:"Sembahlah Allah, Rabbku dan Rabbmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Meyaksikanatas segala sesuatu. Jika engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya adalah hamba2 Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Al-Maidah:116-118)

Kemurnian ibadah kaidah Ketiga

Kemurnian ibadah kaidah keempat

• Orang2 musyrik pada masa kita justru lebih parah kesyirikannya daripada orang2 musyrik zaman dahulu. Sebab orang2terdahulu hanya berbuat syirik di kala lapang dan beribadah (berdoa) dg ikhlas di kala sempit. Adapun orang2 musyrik di masa kita melakukan syirik secara terus menerus, baik ketika lapang ataupun ketika terjepit.

• Dalil yang menunjukkan hal ini adalah firman Allah ta’ala (yang artinya), “Apabila mereka sudah naik di atas kapal (dan diterpa ombak yang hebat, pen) maka mereka pun menyeru (berdoa) kepada Allah dengan penuh ikhlas mempersembahkan amalnya. Namun setelah Allah selamatkan mereka ke daratan, tiba-tiba mereka kembali berbuat kesyirikan.” (QS. Al ‘Ankabuut [29]: 65)

Kesimpulannya tidak ada dalam hati seorang hamba sesuatupunselain Allah, dan tidak ada keinginan terhadap apa yang Allah

tidak inginkan dari perbuatan-perbuatan syirik, bid’ah, maksiatyang besar maupun kecil, dan tidak ada kebencian terhadap apa

yang Allah perintahkan. Itulah hakikat tauhid dan hakikat Laa Ilaaha Illallah.