makalah sosper1

40
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya, Makalah ini berjudul “Potensi , Keadaan Lingkungan serta Kehidupan Masyarakat di Daerah Sungai Musi, Sumatra Selatan ” Makalah ini berisikan informasi mengenai segala potensi yang dimiliki Sungai Musi baik dalam bidang perikanan yang bisa di manfaatkan oleh masyarakat sekitar, keadaan lingkungan dalam segi ekologi, ekonomi, sosial, budaya dan hasil penangkapannya. Makalah ini disusun berdasarkan metode analisis dari berbagai sumber artikel di internet dan hasil penilitian yang dilakukan oleh salah satu sumber. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan dalam makalah ini.

description

asdadas

Transcript of makalah sosper1

Page 1: makalah sosper1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan

Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya, Makalah ini berjudul “Potensi ,

Keadaan Lingkungan serta Kehidupan Masyarakat di Daerah Sungai Musi,

Sumatra Selatan ”

Makalah ini berisikan informasi mengenai segala potensi yang dimiliki Sungai

Musi baik dalam bidang perikanan yang bisa di manfaatkan oleh masyarakat sekitar,

keadaan lingkungan dalam segi ekologi, ekonomi, sosial, budaya dan hasil

penangkapannya.

Makalah ini disusun berdasarkan metode analisis dari berbagai sumber artikel

di internet dan hasil penilitian yang dilakukan oleh salah satu sumber.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami

harapkan demi kesempurnaan dalam makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah

SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Jatinangor, 2 Maret 2013

Tim Penyusun

Page 2: makalah sosper1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang 3

Identifikasi Masalah 4

Rumusan Masalah 4

Maksud dan Tujuan 5

BAB II PEMMBAHASAN MATERI

Penngertia tentang udang 6

White Syndom Virus 6

Penularan White Syndom Virus 7

Tanda-tanda hewan yang terjangkit White Syndom Virus 7

Virus Lymphocytis 7

Pencegahan agar tidak terjangkit Virus Lymphocytis 8

Pengobatan apabila telah terjangkit Virus Lymphocytis 8

BAB III PENUTUP

Kesimpulan 11

Saran 11

REFERENSI 12

Page 3: makalah sosper1

BAB I

PENDAHULUAN

Ratusan Ikan Sungai Musi Mengapung

buanasumsel | Sep 07, 2011

PALEMBANG, Buanasumsel.com- Warga kelurahan 35 Ilir Kecamatan Ilir Barat

(IB) II dan sekitarnya selasa (06/09/11)sekitar pukul 19.00 mendadak heboh, pasalnya

warga mendapati ratusan udang dan berbagai jenis ikan sungai tawar tiba-tiba

mengapung di aliran sungai musi.Spekuliasipun bermunculan dari warga. Warga

menduga sungai yang membelah hilir dan Hulu Kota Palembang ini terkena racun.

Setelah warga mengetahui berbagai jenis ikan dan udang mengapung di permukaan

air sungai, tak khayal warga berbondong-bondong ke sungai itu dengan peralatan

untuk menangkap ikan seadanya berebut ikan yang mengapung tersebut.

“Hampir dua malam ini, warga berbondong-bondong turun kesungai untuk

menamgkap ikan mabuk,”jelas ketua RT25 Kelurahan 35 Ilir, LUkman Hakim saat

dibincangi di seputaran sungai musi.jenis ikan sendiri, kata Lukman beragam, mulai

dari jenis ikan patin,ikan Juaro,ikan Pare serta udang bermunculan sendiri di

permukaan air yang mengikuti arus sungai surut.“Mulai dari ikan berukuran besar

hingga ikan kecil bermunculan di atas air, bahkan ada yang sudah ditemukan

membusuk,”ungkapnya.peristiwa ini, sambung Lukman yang juga berprofesi sebagai

nelayan ini, juga pernah terjadi beberapa tahun silam.

“Peristiwa ini juga pernah terjadi beberapa tahun silam, namun kita orang awan tidak

tahu persis apa penyebab ikan di sungai ini mengapung,”jelasnya.

Page 4: makalah sosper1

Dia berharap langkah tegas pemerintah dan Dinas terkait untuk cepat tangap untuk

mengatasi banyaknya ikan asli sungai tawar tersebut mengapung.“Kita mintakan

supaya pemerintah dapat mengcek langsung, ditakutkan kalau dibiaarkan akan lebih

banyak lagi bibit ikan yang akan mati,’pintanya.sementara itu Kepala Dinas Pertanian,

Perikanan, kehutanan (DP2K) Kota Palembang Sudirman Tegoeh mengatakan belum

mengetahui peristiwa banyaknya ditemukan banyak ikan air sungai tawar di perairan

sungai musi yang mengapung tersebut.

“Nanti akan kita cek langsung ke lapangan,”katanya.

Banyaknya ikan mengapung ini, menurut Sudirman ada dua kemugkinan,yakni

disebakan dengan unsur kesengajaan oleh orang yang tidak bertanggung jawab

dengan sengaja mengunakan alat setrum listrik untuk menangkap ikan atau air sungai

musi telah terkontaminasi dengan limbah.“Kalau mengunakan setrum sudah pasti itu

kriminal, tapi kalau ikannya mengapung hampir disepanjang sungai musi besar

kemungkinan air sudah terkontaminas dengan limbah berbahaya,”jelasnya.

Untuk itu, kata Sudirman akan secaptnya  mencari sumber penyebab ikan tersebut

mengapung bahkan mati membusuk.” kita cari tahu sumber penyebabnya dahulu baru

bisa kita simpulkan,”jelasnya.Ditambahkan Sudirman peristiwa banyaknya ikan yang

mabuk atau mengapung ini juga pernah terjadi beberapa tahun lalu, namun skalanya

masihkecil.

“ beberapa tahun lalu juga ada tapi skala kecil, dan namun beberapa tahun ini sudah

tidak lagi ditemukan hal serupa, malah kebanyakan marak penyetrum an dan

pengawasan sudah kita tingkatkan,”tukasnya.(Mel)

Page 5: makalah sosper1

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Tingkat pencemaran Sungai Musi berdasarkan

penelitian tahun 2011 berada pada kategori sedang mengarah berat dengan storet

antara -11 sampai - 30 hingga -30 sampai -50.

Tingkat pencemaran ini bisa naik dan bisa turun tergantung dengan kesadaran

masyarakat dan pemerintahnya untuk menyelamatkan sumber kehidupan masyarakat

Sumsel tersebut.Berdasarkan data pengujian sampel air oleh BLH dari tahun 2010

sampai 2011, di 72 titik lokasi pengambilan sampel dari hulu ke hilir diketahui posisi

pencemaran air Sungai Musi para kategori sedang dengan sistem nilai Storet antara -

11 (minus 11) sampai -30 (minus 30) dan rata-rata hasil pengujian berada pada nilai

storet -24. Namun, pada tahun 2011 terjadi peningkatan dimana nilai storet yang

diperoleh melampaui dari-30 hingga di titik tertentu ada yang sampai -50 mengarah

kepada pencemaran berat.

Pencemaran berat itu didominasi oleh mikrobiologi seperti Coliform Tinja."Untuk

hasil pengujian 2012 ini pencemaran Sungai Musi berada di kategori ringan sedang,"

ujar Bakhnir Rasyid, Kepala BLH Sumsel didampingi Kabid Penanggulangan,

Pencmaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, Hadenli kepada wartawan, Rabu

(12/12/12)

Pencemaran berat itu oleh limbah domestik, yang masih bisa dan mampu diatasi.

"Artinya air Sungai Musi masih sangat layak untuk dijadikan bahan baku, ingat ya

bahan baku air minum," terangnya seraya menambahkan kelas air Sungai Musi saat

ini berada di kelas dua yang tercemar ringan tetapi sangat layak jadi bahan baku air

minum.

Page 6: makalah sosper1

Jumlah Ikan Tawar di Sungai Musi Menyusut

Seorang nelayan menjala ikan di Sungai Musi saat kabut asap menyelimuti Kota

Palembang, Selasa (6/9).

REPUBLIKA.CO.ID,  BANYUASIN  -- Jumlah ikan air tawar di Sungai Musi yang

melintasi Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan (Sumsel) berkurang. Hal tersebut

terjadi karena penangkapan ikan secara ilegal menggunakan bom dan setrum listrik.

Menurut warga Dusun Empat, Kecamatan Rantau Bayur, Sohardi Al Husni pada

tahun 80-an jumlah ikan yang bisa ditangkap mencapai puluhan ribu ton. Namun, saat

ini sangat jarang ikan yang bisa ditangkap. "Banyak ikan yang mati karena bom atau

disetrum listrik oleh orang yang melanggar hukum," kata Sohardi yang ditemui di sela

acara Musi Triboatton, Banyuasin, Jumat (30/11).

Bupati Banyuasin, Amiruddin Inoed, mengakui jumlah ikan air tawar yang terus

menyusut. Menurutnya, pada beberapa dekade lalu jumlah penduduk masih sedikit

sehingga tak ada yang menangkap ikan secara besar-besaran menggunakan cara

ilegal. "Namun saat ini seiring banyaknya jumlah penduduk ada yang menangkap ikan

dengan cara ilegal seperti bom ikan, racun dan setrum listrik," kata Amiruddin.  

Page 7: makalah sosper1

Karena itu, Amir mengatakan pihaknya akan mempolisikan jika ada warga yang

menggunakan cara-cara ilegal itu. Sudah ada Peraturan Daerah yang mengatur hukum

pidana bagi warga yang melanggar hukum untuk menangkap ikan. Namun demikian,

Amiruddin mengatakan bahwa Kabupaten Banyuasin merupakan penyumbang

terbesar ikan di Sumsel.

Sebanyak 60 persen ikan air tawar di Sumsel berasal dari kabupaten ini. Pihaknya

mendayagunakan penangkapan ikan dengan cara keramba apung, tambak, dan

budidaya ikan terpadu.

Untuk diketahui 80 persen wilayah Banyuasin terdiri dari perairan sungai. Ada

sembilan ruas aliran sungai di antaranya Musi dan Pematang. Adapun ikan-ikan yang

dihasilkan adalah gabus, toman, patin, dan lele.

Untuk meningkatkan fungsi dan kelestarian Sungai Musi itu, pemerintah mengadakan

acara Musi Triboatton. Sebanyak 10 tim dari dalam dan luar negeri ambil bagian

dalam acara  yang dihelat mulai 26 November hingga 1 Desember 2012. Mereka akan

menyusuri Sungai Musi mulai dari Hulu di Kabupaten Ampat Lawang hingga ke hilir

di Kota Palembang dengan jarak 500 kilometer.

Tim peserta berisi rata-rata tujuh hingga 10 orang anggota. Dari dalam negeri, tim-tim yang

ikut serta berasal dari Jawa Barat, Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Sumatra Selatan (dua tim).

Sedangkan tim yang berasal dari luar negeri yaitu Thailand, Kamboja, Singapura, Australia,

dan siswa asing (Amerika Serikat dan Polandia).

Kegiatan yang dilombakan, yaitu rafting, perahu kano, dan perahu tradisional. Dengan

perahu tradisional ini, para peserta akan menyusuri Sungai Musi dari hulu di Kabupaten

Ampat Lawang ke hilir di Kota Palembang sejuah 500 kilometer.

Penyusuran sungai akan dibagi dalam enam etape yang melintasi lima kabupaten/kota, yaitu

Empat Lawang, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, dan Palembang. Di setiap etape,

Page 8: makalah sosper1

para peserta akan menginap di kota/kabupaten yang disinggahi. Di tempat singgah itu,

berbagai kesenian dan kuliner tradisional dipamerkan kepada para peserta dan pengunjung.

Reporter : Muhammad Hafil

Redaktur : Dewi Mardian

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Page 9: makalah sosper1

A. Tokoh – Tokoh Sosiologi

Auguste Comte : Sosiologi Positivis

Prancis (1798-1857)

 Auguste Comte (1798-1857) sangat prihatin terhadap anarkisme yang merasuki

masyarakat saat berlangsungnya Revolusi Perancis. Oleh karena itu Comte kemudian

mengembangkan pandangan ilmiahnya yakni positivisme atau filsafat sosial untuk

menandingi pemikiran yang dianggap filsafat negatif dan destruktif. Positivisme

mengklaim telah membangun teori-teori ilmiah tentang masyarakat melalui

pengamatan dan percobaan untuk kemudian mendemonstrasikan hukum-hukum

perkembangan sosial. Aliran positivis percaya akan kesatuan metode ilmiah akan

mampu mengukur secara objektif mengenai struktur sosial. Sebagai usahanya, Comte

mengembangkan fisika sosial atau juga disebutnya sebagai sosiologi. Comte berupaya

agar sosiologi meniru model ilmu alam agar motivasi manusia benar-benar dapat

dipelajari sebagaimana layaknya fisika atau kimia. Ilmu baru ini akhirnya menjadi

ilmu dominan yang mempelajari statika sosial (struktur sosial) dan dinamika sosial

(perubahan sosial).

Comte percaya bahwa pendekatan ilmiah untuk memahami masyarakat akan

membawa pada kemajuan kehidupan sosial yang lebih baik. Ini didasari pada

gagasannya tentang Teori Tiga Tahap Perkembangan Masyarakat, yaitu bahwa

masyarakat berkembang secara evolusioner dari tahap teologis (percaya terhadap

kekuatan dewa), melalui tahap metafisik (percaya pada kekuatan abstrak), hingga

tahap positivistik (percaya terhadap ilmu sains). Pandangan evolusioner ini

mengasumsikan bahwa masyarakat, seperti halnya organisme, berkembang dari

sederhana menjadi rumit. Dengan demikian, melalui sosiologi diharapkan mampu

mempercepat positivisme yang membawa ketertiban pada kehidupan sosial.

Karl Marx: Sosiologi Marxis

Jerman (1818-1883)

Page 10: makalah sosper1

Karl Marx (1818-1883) melalui pendekatan materialisme historis percaya bahwa

penggerak sejarah manusia adalah konflik kelas. Marx memandang bahwa kekayaan

dan kekuasaan itu tidak terdistribusi secara merata dalam masyarakat. Oleh karena itu

kaum penguasa yang memiliki alat produksi (kaum borjuis/kapitalis) senantiasa

terlibat konflik dengan kaum buruh yang dieksploitasi (kaum proletar).

Sosiologi Marxis tentang kapitalisme menyatakan bahwa produksi komoditas mau

tak mau membawa sistem sosial yang secara keseluruhan merefleksikan pengejaran

keuntungan ini. Nilai-nilai produksi merasuk ke semua bidang kehidupan. Segala

sesuatunya, penginapan, penyedia informasi, rumah sakit, bahkan sekolah kini

menjadi bisnis yang menguntungkan. Tingkat keuntungannya menentukan berapa

banyak staf dan tingkat layanan yang diberikan. Inilah yang dimaksud Marx bahwa

infrastruktur ekonomi menentukan suprastruktur (kebudayaan, politik, hukum, dan

ideologi).

Pendekatan Sosiologi Marxis menyimpulkan mengenai ide pembaruan sosial yang

telah terbukti sebagai ide yang hebat pada abad XX, sebagai berikut (Osborne, 1996:

50): semua masyarakat dibangun atas dasar konflik, penggerak dasar semua

perubahan sosial adalah ekonomi, masyarakat harus dilihat sebagai totalitas yang di

dalamnya ekonomi adalah faktor dominan, perubahan dan perkembangan sejarah

tidaklah acak, tetapi dapat dilihat dari hubungan manusia dengan organisasi ekonomi,

individu dibentuk oleh masyarakat, tetapi dapat mengubah masyarakat melalui

tindakan rasional yang didasarkan atas premis-premis ilmiah (materialisme historis),

bekerja dalam masyarakat kapitalis mengakibatkan keterasingan (alienasi), dan

dengan berdiri di luar masyarakat, melalui kritik, manusia dapat memahami dan

mengubah posisi sejarah mereka.

Max Weber : Sosiologi Weber

Jerman (1864-1920)

Page 11: makalah sosper1

Max Weber (1864-1920) tidak sependapat dengan Marx yang menyatakan bahwa

ekonomi merupakan kekuatan pokok perubahan sosial. Melalui karyanya, Etika

Protestan dan Semangat Kapitalisme, Weber menyatakan bahwa kebangkitan

pandangan religius tertentu– dalam hal ini Protestanisme– yang membawa masyarakat

pada perkembangan kapitalisme. Kaum Protestan dengan tradisi Kalvinis

menyimpulkan bahwa kesuksesan finansial merupakan tanda utama bahwa Tuhan

berada di pihak mereka. Untuk mendapatkan tanda ini, mereka menjalani kehidupan

yang hemat, menabung, dan menginvestasikan surplusnya agar mendapat modal lebih

banyak lagi.

Pandangan lain yang disampaikan Weber adalah tentang bagaimana perilaku individu

dapat mempengaruhi masyarakat secara luas. Inilah yang disebut sebagai memahami

Tindakan Sosial. Menurut Weber, tindakan sosial dapat dipahami dengan memahami

niat, ide, nilai, dan kepercayaan sebagai motivasi sosial. Pendekatan ini disebut

verstehen (pemahaman).

Weber juga mengkaji tentang rasionalisasi. Menurut Weber, peradaban Barat adalah

semangat Barat yang rasional dalam sikap hidup. Rasional menjelma menjadi

operasional (berpikir sistemik langkah demi langkah). Rasionalisasi adalah proses

yang menjadikan setiap bagian kecil masyarakat terorganisir, profesional, dan

birokratif. Meski akhirnya Weber prihatin betapa intervensi negara terhadap

kehidupan warga kian hari kian besar.

Dalam karyanya yang terkenal lainnya, Politik sebagai Panggilan, Weber

mendefinisikan negara sebagai sebuah lembaga yang memiliki monopoli dalam

penggunaan kekuatan fisik secara sah, sebuah definisi yang menjadi penting dalam

studi tentang ilmu politik.

BAB III

Page 12: makalah sosper1

ANALISIS

A. Sungai Musi

Sungai Musi adalah sebuah sungai yang terletak di provinsi Sumatera Selatan,

Indonesia. Dengan panjang 750 km, sungai ini merupakan yang terpanjang di pulau

Sumatera dan membelah Kota Palembang menjadi dua bagian.

Selain memiliki nilai sejarah, sungai ini memegang peranan yang sangat vital bagi

perekonomian masyarakat Sumatera Selatan. Dimana tempat bermuaranya 9 sungai

besar yang ada di daerah-daerah provinsi Sumatera Selatan seperti sungai Lematang,

sungai ogan, sungai batang hari leko dan sungai-sungai lainnya.

B. Karakteristik Sungai Musi

Karakteristik sungai besar di Indonesia berkaitan erat dengan kondisi

geomorfologi daerah tangkapan air dan lokasi di mana air sungai bermuara. Sungai-

sungai yang terletak di pantai timur Sumatera dan Kalimantan memiliki karakteritik

geomorfologi yang hampir sama dan berbeda dengan beberapa sungai di beberapa

pulau lain di Indonesia. Sungai besar yang terletak di pantai timur Sumatera adalah

Musi, Batanghari, Kampar, Indragiri, dan Siak. Sumberdaya perikanan perairan

umum, selain dipengaruhi oleh intensitas penangkapan juga dipengaruhi oleh jumlah,

komposisi dan proses kimia, fisik dan biologi di dalam perairan. Penurunan kuantitas

dan kualitas hasil tangkapan ikan lebih banyak dipengaruhi tingkat degradasi

lingkungan dibandingkan dengan kegiatan penangkapan ikan itu sendiri. Oleh karena

itu, suatu kajian akan dilakukan selama 2 tahun dengan tujuan untuk mengkaji tingkat

degradasi lingkungan perairan sungai Musi sebagai bahan rumusan pengelolaan

perikanan di perairan sungai Musi dan merancang model penentuan tingkat degradasi

lingkungan perairan Sungai Musi. Tujuan yang dicapai tahun 2006 adalah :

Page 13: makalah sosper1

Mendeskripsi dan memverifikasi tata guna lahan dan parameter kunci kualitas

air dan sedimen di perairan sungai Musi.

Mendeskripsi dan verifikasi jenis dan sumber bahan polutan perairan sungai

Musi.

Mendeskripsi jenis dan lokasi modifikasi lingkungan perairan sungai Musi.

Mendeskripsi dan memverifikasi kelompok ikan sebagai parameter biologi

dalam Metode Penentuan Tingkat Degradasi Lingkungan di Sungai Musi

Tujuan yang dicapai tahun 2007 adalah

Melanjutkan monitoring parameter kualitas air dan sedimen serta parameter

biologi di perairan Sungai Musi

Merumuskan jenis parameter/komponen biologi yang digunakan dalam

metoda penentuan tingkat degradasi lingkungan di perairan sungai Musi

Memverifikasi metode yang sesuai untuk penentuan tingkat degradasi

lingkungan perairan sungai Musi

Membuat metode/model penentuan tingkat degradasi lingkungan perairan

sungai Musi

B. Potensi Sungai Musi

Sungai Musi mempunyai 9 (sembilan) anak sungai dan menghasilkan pendapatan

daerah, khususnya Kabupaten Ogan Komering Ilir melalui lelang perairan. Riset

mengenai sungai Musi telah banyak dilakukan dengan pendekatan bioekologi dan

kegiatan perikanannya. Namun, potensi dan model pengelolaan perairan Musi belum

Page 14: makalah sosper1

terdata dengan baik. Untuk itu, riset mengenai potensi dan model pengelolaan

perikanan tangkap dilakukan hanya satu tahun. Hasilnya adalah sebagai berikut:

Potensi perikanan tangkap di perairan Sungai Musi, ada kecenderungan di

perairan bagian tengah lebih tinggi (dengan berbagai alat tangkap dan hasil

tangkapan yang ada) dibandingkan dengan di perairan bagian hilir (dengan

berbagai alat dan hasil tangkapan) dan paling rendah di perairan bagian hulu

Komposisi hasil tangkapan di perairan bagian tengah denderung lebih banyak

daripada perairan bagian hilir, dan yang terendah di bagian hulu

Keragaman alat tangkap di perairan Sungai Musi bagian tengah cenderung

lebih tinggi dari perairan bagian hilir maupun hulu

Model pengelolaan perikanan tangkap di perairan Sungai Musi bagian tengah

dan hilir hampir semuanya dilelang (dikelola oleh pemerintah, sedang di

perairan bagian hulu dikelola secara bebas oleh masyarakat)

Tinggi permukaan air, baik di perairan Sungai Musi bagian hulu, tengah dan

hilir adalah rendah

C. Pemanfaatan Sungai Musi

I. Pemanfaatan Sungai Musi Untuk Non Perikanan

Pemanfaatan air Sungai Musi dan anak sungainya selain sebagai tempat usaha

perikanan yaitu untuk sarana transportasi kendaraan air, sumber air untuk

keperluan dan kehidupan manusia, sumber air untuk irigasi pertanian dan untuk

pembangkit tenaga listrik. 

II. Pemanfaatan Sungai Musi Untuk Perikanan Tangkap 

Penangkapan ikan di Sungai Musi menggunakan bermacam jenis alat tangkap yang

tergolong selektif dan tidak selektif (jala, rawai, pancing, jaring ingsang, pengilar

kawat, pengilar rotan, bubu udang) dan masih ditemukan penangkapan dengan alat

terlarang seperti menggunakan racun dan setrum.

Page 15: makalah sosper1

III. Pemanfaatan Sungai Musi Untuk Budidaya Perikanan

Untuk mendapatkan hasil budidaya yang optimal perlu mendapat perhatian

persiapan wadah budidaya (kolam, keramba, hampang), strategi penebaran meliputi

: jenis, ukuran ikan tebar dan ukuran ikan panen, manajeman budidaya meliputi :

pengelolaan air, pemberian pakan, dan pengawasan hama dan penyakit serta panen

(Puslitbang Perikanan, 1988). Pada dasarnya budidaya ikan dapat dilakukan dengan

berbagai sistem budidaya sesuai dengan kondisi sumberdaya alam yang ada pada

suatu daerah. Daerah pengunungan, dataran tinggi dan irigasi, cocok untuk usaha

budidaya ikan sistem kolam air deras atau kolam air mengalir. Untuk dataran

rendah dan pasang surut cocok untuk budidaya ikan sistem klam tadah hujan dan

kolam pasang surut. Untuk daerah sungai cocok untuk budidaya ikan sistem

keramba apung dan sistem hampang (pen culture). 

Sungai Musi daerah sekitar jembatan Musi II Palembang secara fisik terutama

fluktuasi tinggi dan arus air masih dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Sesuai

dengan kondisi alam tersebut usaha budidaya yang sesuai adalah sistem keramba

apung dan kolam pasang-surut. Hasil observasi lapangan dan wawancara pada

masing-masing pembudidaya ikan sistem keramba apung, hampang dan kolam

pasang surut adalah sebagai berikut: 

1. Keramba apung 

Bentuk keramba empat persegi panjang dengan kisaran ukuran 4,0 – 12 meter

persegi, pelampung batangan bambu, kedalaman air dalam sangkar 1,0- 1,5 meter.

Jarak bilah dinding sangkar ± 2,5 cm, bagian dalam sangkar dilapisi dengan net

jaring. 

Jenis ikan patin siam ukuran individu 2,0 – 3,0 inchi, dengan padat tebar 150- 250

ekor/meter kubik air, diberi pakan tambahan yang diramu dan dimasak sendiri.

Pakan tambahan terdiri dari campuran; limbah pemutih beras (oles), limbah pasar

ikan. Bahan dimasak setiap hari dan langsung diberikan pada ikan.

Panen dilakukan setelah masa pemeligharaan 6-8 bulan, ikan mencapai ukuran 0,5

Page 16: makalah sosper1

– 0,75 kg/ ekor. Satu periode usaha untuk ukuran keramba 4 meter persegi

mendapat keuntungan bersih antara Rp3.000.000 – Rp5.000.000,- 

2. Hampang 

Hampang dibuat dari bakan kayu gelam, ditancap berbaris membentuk pagar dengan

luas antara 100- 150 meter persegi, bagian dalam dilapisi hampang bambu atau net

waring. Hampang dibangun dipantai yang landai dipilih lokasi yang menjamin pada

saat air surut terendah air dalam hampang tidak kering dan saat pasang tertinggi

dinding hampang tidak tenggelam. 

Jenis ikan ikan yang dipelihara patin siam ukuran indvidu 2,0 – 3,0 inchi dengan padat

tebar 150 – 250 ekor/meter persegi hampang, diberi pakan tambahan yang diramu dan

dimasak sendiri. Pakan tambahan terdiri dari campuran; limbah pemutih beras (oles)

dan limbah pasar ikan, bahan dimasak setiap hari dan langsung diberikan pada ikan.

Hasil wawancara analisa usaha budidaya ikan sistem hampang (pen culture) dengan

Bapak Ishak, Sungai Musi lokasi bawah jembatan Musi II.

Pengeluaran biaya operasional :

- Bibit ikan patin 20.000 ekor x Rp. 350.000 Rp. 7.000.000

- Pakan Pelet 5 sak @ Rp.120.000 Rp. 600.000

- Bahan pakan buatan perhari :

Poles 100 kg x Rp. 1.200 = Rp. 120.000

Ampas tahu 50 kg x Rp.300 = Rp. 15.000

Limbah ikan 50 kg x Rp.500 = Rp. 25.000 

Jumlah = Rp. 160.000/ hari = Rp. 38.400.000/ 8 bulan 

Jumlah pengeluaran bibit dan pakan = Rp. 46.000.000

Pendapatan 20.000 ekor x 0,6 kg x Rp.6.000 = Rp. 72.000.000

Keuntungan = Rp. 26.000.000/ 8 bulan 

(Diluar biaya penyusutan hampang, tenaga dan bunga modal)

Page 17: makalah sosper1

3. Kolam pasang surut 

Kolam berbentuk empat persegi panjang ukuran antara 50 – 100 meter persegi,

dibangun di dataran yang di pengaruhi air pasang. Jenis ikan yang dipelihara ikan

patin siam dan ikan lele dumbo. Ukuran individu ikan patin 2,0 – 3,0 inci padat tebar

50 ekor/meter persegi, ikan lele padat tebar 150 ekor/ meter persegi. Diberi pakan

tambahan yang diramu dan dimasak sendiri. Pakan tambahan ikan patin terdiri dari

campuran dedak halus dan limbah pasar ikan. Bahan dimasak setiap hari dan langsung

diberikan pada ikan. Pakan tambahan ikan lele dari limbah pasar ikan dan langsung

diberikan.

Hasil wawancara analisa usaha ikan lele :( Saudara Rosik di Jln. By Pass Jembatan

Musi II Palembang)

Tebar lele ukuran 2,5’’ 10.000. ekor x 300 = Rp. 3.000.000;

Pakan pelet 1 sak = Rp. 100.000;

Pakan sisa ikan dari pasar @ Rp.150.000/bln x3 bln = Rp. 450.000;

Jumlah pengeluaran = Rp. 3.550.000;

Pendapatan: 3 bulan panen ukuran 5 ekor/ kg ± 2 ton x Rp.7.000; = Rp.14.000.000;

Keuntungan, upah Dan lain-lain dalam 3 bulan = Rp.10.000.000;

Hasil wawancara analisa usaha ikan patin dalam kolam pasang surut :

( Saudara Rosik di Jln. By Pass Jembatan Musi II Palembang)

Tebar ikan paptin ukuran 2,5’’ 7000 ekor x 350 = Rp. 2.100.000;

Pakan pellet 4 karung x 125.000 = Rp. 500.000;

Pakan rebus dedek 50 kg x Rp. 400; x 180 hari = Rp. 3.600.000;

Page 18: makalah sosper1

Pakan sisa ikan @ Rp. 150.000/bln x6 bln = Rp. 900.000;

Kayu api 20 m2 x 25.000; = Rp. 500.000;

Jumlah pengeluaran = Rp. 7.600.000;Pendapatan :

3 bln panen ukuran 2 ekor/ kg ± 3,500 kg x Rp.6.000;= Rp.14.000.000;

Keuntungan , upah dan lain-lain dalam 6 bulan = Rp.13.400.000;

(diluar penyusutan kolam, tenaga dan bunga modal)

Perkembangan usaha budidaya perlu didukung teknologi budidaya yang kuat

karena dengan teknologi tersebut peluang bisnis perikanan dapat dikembangkan

berbagai macam bentuknya. Pendayagunaan dan pengelolaan sumber daya alam

diting¬katkan untuk mendukung kegiatan pembangunan dan dilaksanakan dengan

memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup untuk pembangunan yang

berkelanjutan. Dalam rangka itu, ditingkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat

dalam pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam yang berkelanjutan dan

pelestarian fungsi

lingkungan hidup dan melakukan pengendalian pencemaran dan kerusakan fungsi

lingkungan hidup (Wiranto, 1995).

D. Penyelidikan Potensi Transportasi Sungai Musi Pada Ruas Jembatan

Sungai Musi mempunyai panjang ± 750 km merupakan sungai utama di Provinsi

Sumatera Selatan yang sejak Kerajaan Sriwijaya dulu dimanfaatkan sebagai prasarana

transportasi hasil bumi, transportasi penduduk antar pemukiman, dan perikanan

sungai. Hingga saat ini, pemanfaatan sungai sebagai transportasi batubara telah

berjalan baik, yakni dari stockpile batubara di Stasiun Kereta Api Kertapati melewati

Jembatan Ampera Palembang hingga Tanjung Buyut dan Ambang Luar muara sungai

Musi, dengan jarak ± 92 km. Pengangkutan batubara ini menggunakan tongkang

Page 19: makalah sosper1

(ponton) dengan draft kapal mencapai 5 meter, berkapasitas angkut 5.000-8.000 ton

dan memanfaatkan karakteristik estuari sungai Musi khususnya perbedaan pasang

surut antara Palembang dan Ambang Luar. Perbedaan kedua tempat ini sekitar 5-6

jam, yakni kapal ponton melewati Jembatan Ampera disaat surut, menunggu di

Pelabuhan Boom Baru dan berangkat lagi sekitar 5-6 jam sebelum pasang sehingga

saat melewati daerah dangkal di Muara Sungai Musi dalam kondisi pasang.

Dalam tatanan tektonik Sumatera, Sungai Musi berada di Cekungan Tersier Sumatera

Selatan (South Sumatera Basin) yang potensi mengandung migas dan mineral. Potensi

batubara yang siap untuk dieksploitasi berada di daerah hulu sungai Musi, tepatnya di

Desa Pelita sekitar Muara Lakitan. Untuk meningkatkan PAD Pemda setempat,

potensi batubara tersebut menjadi prioritas untuk segara digali dan dipasarkan.

Masalah utama yang dihadapi adalah transportasi batubara tersebut. Banyak usulan

mengenai transportasi batubara ini, seperti membuat jalur kereta api dan jalan khusus

batubara. Namun transportasi batubara melalui sungai Musi tetap dinilai yang paling

ekonomis.

Ruas Jembatan Ampera - Muara Lakitan mempunyai panjang sekitar 296 km. Jarak

relatif panjang yang setara dengan 3 kali lipat ruas Palembang – Ambang Luar sudah

merupakan kendala tersendiri. Personil kapal, bahan bakar dan waktu perjalanan akan

bertambah, biaya transportasipun akan meningkat dan pada akhirnya akan menaikan

harga jual batubara. Hasil uji kalori batubara yang tersingkap di pinggiran sungai

Musi ruas Palembang – Muara Lakitan menunjukan kadar kalori 5000 kal/gram. Jenis

batubara yang diuji tersebut diperkirakan sama dengan jenis batubara yang terdapat di

Desa Pelita, berada di satuan batuan yang sama yakni Formasi Muara Enim. Kadar

batubara yang relatif rendah dengan harga jual yang tinggi semakin sulit dalam

pemasarannya.

Kendala lain yang dihadapi pada ruas Palembang – Muara Lakitan adalah alur sungai

yang makin menyempit dan dangkal ke arah hulu, berkelok-kelok, tonjolan batuan

yang melintang sungai, jembatan, perlintasan pipa migas - kabel listrik, dan kondisi

Page 20: makalah sosper1

air sungai pada musim kemarau – penghujan. Hal-hal tersebut di atas merupakan

kendala teknis transportasi sungai yang perlu dicari solusinya sebelum membahas

aspek lingkungan, yakni penduduk pinggir sungai yang juga memanfaatkan sungai

Musi untuk beraktivitas.

Kendala teknis utama adalah kondisi batimetri sungai Musi dan jembatan pada

musim kemarau dan penghujan. Penyelidikan yang dilakukan mewakili kondisi

kemarau. Hasil pengukuran batimetri menjumpai beberapa lokasi sungai Musi yang

dangkal dengan kedalaman alur sungai kurang dari 1,5 meter. Tinggi jembatan

Sekayu pada level batimetri tersebut hanya 11,7 meter. Pada musim penghujan

ketinggian air sungai Musi naik hingga 4.5 meter dari kondisi kemarau. Sehingga

kedalaman alur sungai tersebut di atas menjadi 6,0 meter dan ketinggian jembatan

Sekayu menjadi 7,2 meter. Jika perencanaan transportasi batubara menggunakan

kapal ponton dan tugboat seperti yang digunakan pada ruas Palembang – Ambang

Luar, maka perencanaan tersebut tidak mungkin dilaksanakan. Pada musim kemarau

kapal ponton akan kandas dan pada musim penghujan anjungan kapal tugboat akan

terbentur jembatan Sekayu.

Untuk mengatasi kendala-kendala teknis perlu perancangan manajemen

transportasi yang sesuai. Manajemen transportasi yang sesuai diartikan dapat

mengatasi kendala-kendala teknis dan bernilai ekonomis. Batasan ekonomis menurut

ahli pemasaran batubara adalah transportasi dapat dilakukan 12 bulan dalam setahun

yang berarti terus menerus tanpa hambatan. Sedangkan musim kemarau terjadi pada

bulan Juli - Agustus dan musim penghujan Desember – Januari. Pada selang waktu 4

bulan tersebut sungai Musi dalam kondisi ekstrim yang sulit untuk dilayari. Kendala-

kendala ini menyebabkan transportasi batubara tidak dapat dilakukan sekali jalan

menggunakan kapal pengangkut yang berukuran besar.

Penyelidikan transportasi sungai Musi ini bersifat menyediakan data dasar

baik peta batimetri, alur sungai dan karakteristik sungai Musi lainnya. Selain itu

membuat model kapal ponton berbagai ukuran yang disesuaikan dengan karakteristik

Page 21: makalah sosper1

sungai Musi dan menentukan 3 lokasi terbaik untuk stockpile batubara. Keseluruhan

data dan informasi tersebut merupakan bahan pertimbangan dalam perencanaan

transportasi sungai sistem transit, tidak sistem sekali jalan seperti halnya pada ruas

Jembatan Ampera – Ambang Luar. Model ukuran kapal ponton dan lokasi stockpile

batubara dapat dipilih dan dikombinasi oleh pengguna, tentunya disesuaikan dengan

nilai keekonomisan.

Peta alur sungai Musi dalam format file img juga merupakan hasil dalam penyelidikan

ini. Extension file img adalah format yang dapat dibaca oleh alat GPS (Global

Positioning System) tipe Garmin. Peta alur sungai sungai Musi ruas Palembang –

Muara Lakitan yang di upload ke alat GPS akan mempermudah dalam bernavigasi

pada ruas sungai Musi ini.

E. Hasil Penelitian Pemkot Palembang

Pemkot Palembang melalui Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

(DP2K) berjanji akan memberikan sanksi tegas bagi siapa saja yang kedapatan

menangkap ikan secara ilegal, baik menggunakan strum, tuba, dan sejenisya.

Tak tanggung-tanggung, sanksi dimaksud berupa denda Rp 1 miliar atau

penjara enam tahun sesuai aturan yang teruang dalam UU No 31/2004 tentang

Perikanan.

Kepala Dinas DP2K Kota Palembang, Sudirman Tegoeh mengatakan, saat ini

pihaknya tengah menggalakkan restoking atau penyebaran bibit ikan di Sungai Musi

agar ikan di sana tidak punah dan terus berkembang.

Pihaknya mengaku jengah dengan ulah masyarakat dan sejumlah oknum yang

sering melakukan penangkapan ikan seenaknya saja tanpa memikirkan dampak

kepunahannya. Menurutnya, tidak jarang ditemui orang yang menangkap ikan

menggunakan alat strum dan tuba.Padahal sudah jelas, cara itu bukan hanya

Page 22: makalah sosper1

mengganggu habitat ikan, melainkan juga merusak habitat lain yang ada di sungai

tersebut.

“Bayangkan saat menangkap ikan menggunakan strum atau tuba. Yang mati

bukan cuma ikan besar, tapi juga ikan-ikan kecil,” kata Sudirman kepada

Sripoku.com, Selasa (4/9/2012) Agar perilaku ini tidak terjadi terus menerus, dalam

waktu dekat pihaknya beserta intansi terkait akan segera membentuk tim yang

bertugas untuk memantau sekaligus mengamankan Sungai Musi dari penangkapan

ikan secara ilegal. Selain membentuk tim pengamanan, pihaknya juga akan

memeperbanyak Jaring Apung (JA) yang dimiliki warga di daerah masing-masing.

Dengan begitu diharapkan para penangkap ikan ilegal ini tidak terlalu berani beraksi.

“Ini juga perlu agar ada toleransi di antara masyarakat saat menangkap ikan di

sungai,” tandasnya.

Penangkapan oleh nelayan menggunakan alat tangkap jaring insang (gilnet)

dengan ukuran mata jaring (mesh size) 2-3 inci dan panjang tali ris 65 m. Penelitian

ini bertujuan untuk mendapatkan jenis, komposisi dan produksi hasil tangkapan dan

tingkat pendapatan nelayan. Penelitian dilakukan di sungai utama DAS Musi bagian

hilir dengan metode survey dan wawancara langsung dengan nelayan sebanyak 15

nelayan selama 4 bulan, bulan Oktober, November, Desember 2006 dan Januari 2007.

Aktifitas penangkapan nelayan setiap hari dilakukan pada saat air mulai naik (mulai

pasang), air pasang dan air mulai turun (surut), dalam satu hari aktifitas penangkapan

lebih kurang 5-6 jam dengan waktu berbeda sesuai dengan jam (waktu) pasang surut.

Tangkapan Oktober dan Nopember 2006 serta Januari 2007 hampir sama yaitu

berkisar 319.5 ? 441 kg. Hasil tangkapan tertinggi terdapat pada Desember 2006 yaitu

1171, 7 kg atau 78.2 kg/nelayan. Hasil tangkapan didominasi oleh jenis ikan

ekonomis penting yaitu Patin (17%), Bulu Ayam, Juaro, Kepala Batu dan Coli

Masing-masing sebesar 13% dengan pendapatan rata-rata nelayan sebesar Rp.

109.900,-/hari/nelayan.

Page 23: makalah sosper1

F. Kehidupan Masyarakat di Pesisir Sungai Musi

Gambar 1. Kehidupan di pesisir sungai Musi, Kebersamaan Di Pinggir Sungai Musi

Sungai musi adalah jatung hati kota Palembang. Sungai musi dan masyarakat Palembang adalah dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Hubungan rakyat Palembang dan Sungai Musi sudah terjalin sangat lama bahkan sebelum datangnya koloni Belanda. Di sungai inilah dahulu kala armada-armada kerajaan Sriwijaya berjaya. Hingga kini Sungai Musi masih menjadi tokoh sentral dalam denyut nadi kehidupan warga Palembang khususnya.

Hampir segala aktivitas kehidupan dilakukan orang Palembang di Sungai Musi. Apabila kita menyelusuri pesisir sungai dapat kita temui berbagai macam aktivitas yang dilakukan masyarakat sekitar sungai seperti yang terlihat dari foto, mulai dari mandi, para ibu mencuci pakaian, anak-anak bermain riang berenang ke sana dan ke mari, sedangkan bapak-bapak sibuk melaut dengan paruhnya (mencari ikan di sungai musi) untuk nafkah bagi keluarganya, ataupun sekedar memancing mencari ikan untuk lauk makan di rumah bersama keluarga tercinta.

Dari sana dari foto ini dapat kita lihat dan kita bayangkan campura aduk aktivitas yang dilakukan orang-orang di Sungai Musi. Di Sungai Musi semua ada, orang mencari keceriaan, menemukan kebersamaan, memeras keringat mencari nafkah

Page 24: makalah sosper1

untuk keluarga, suka dan duka semuanya hadir di sungai tercinta ini, bahkan cinta pun dapat terjalin di sungai ini.

Tak bisa dibayangkan bila air sungai ini tercemar semua aktivitas yang biasa dilakukan oleh rakyat sekitar akan mati dan kehidupan sekitar pesisir Sungai Musi pun akan punah. Gejala pencemaran air sungai ini pun sekarang mulai terlihat, banyak air anak-anak sungai dari sungai musi yang mengering, mendangkal dan tercemar limbah terutama limbah keluarga dan bila ini terus dibiarkan dari hari ke hari akan berdampak buruk bagi Sungai Musi itu sendiri.

Lihatlah di foto ini, dapat kita lihat banyak sampah berserakan di pinggiran Sungai Musi, rakyat sekitar banyak yang tidak peduli dengan kebersihan air Sungai Musi padahal dari sungai inilah mereka hidup, dari air sungai ini pula mereka minum. Apakah mereka tidak pernah berpikir bagaimana bila air Sungai Musi tercemar limbah, rusak dan akhirnya kering, yang rugi adalah mereka sendiri.

Sekarang dibanyak tempat di Sungai Musi sudah banyak dipasang papan peringgatan untuk selalu menjaga kelestarian sungai dan kebersihan airnya. Semoga rakyat sekitar Sungai Musi semakin sadar untuk menjaga sungai mereka agar air sungai musi dapat terus dimanfaatkan. Dan untuk kita semua mulai sekarang harus ditanamkan rasa peduli menjaga sungai di sekitar kita karena dari sungailah sumber kehidupan berasal dan dari sungai pula sumber peradapan dimulai.

Page 25: makalah sosper1

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Sungai Musi sudah tercemar ditunjukan oleh hasil penilitan BLH dari

tahun 2010 sampai 2011

Penangkapan liar sering terjadi di Sungai Musi (over fishing)

Pesisir di Sungai Musi sudah tercemar oleh limbah lingkungan misalnya

buang sampah sembarangan dan limbah perairan misalnya limbah busa

sabun.

Di perairan sungai musi bisa dilakukan budidaya ikan dengan

menggunakan karamba jarring apung,kolam pasang surut ,dan hampang.

B. SARAN

Kendala Transportasi dari hasil penelitian pemprov Palembang seharusnya

lebih ditingkatkan dan diperbaiki supaya mempermudah masyarakat

bertransportasi di sungai musi.

Harus memperbaiki dan menjaaga keadaan pesisir di sungai musi agar

tidak tercemar oleh limbah lingkungan dan limbah perairan misalnya oleh

Sampah dan limbah sabun, agar pesisir sungai kembali baik seperti semula.

Lebih dijaga dan di awasi sekitar sungai musi agar tidak terjadi

penangkapan secara illegal (over fishing).

Mengembangkan Potensi dan Sumberdaya yang ada di sungai Musi.

Page 26: makalah sosper1

DAFTAR PUSTAKA

http://dewantie.blogspot.com/2010/02/pemanfaatan-sumberdaya-alam-sungai-

musi.html

http://palembang.tribunnews.com/2012/09/04/awas-tangkap-ikan-di-sungai-musi-

didenda-rp-1-miliar

http://buanasumsel.com/ratusan-ikan-sungai-musi-mengapung/

http://eunchasiluets.wordpress.com/2012/05/08/45/

http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/12/11/30/mea9tv-waahjumlah-ikan-

tawar-di-sungai-musi-menyusut

http://palembang.tribunnews.com/2012/12/12/air-sungai-musi-tercemar

http://www.pu.go.id/satminkal/dit_sda/profil%20balai/BWS/Profile%20BWS

%20Sumatera%20VIII.pdf